SPO Edukasi Obat Pasien Pulang Di Depo Farmasi Rawat Inap RSPON Prof. DR. dr. Mahar Mardjono Jakarta

Page 1

LAPORAN SEMINAR RANCANGAN AKTUALISASI

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN 3

HALAMAN JUDUL

OPTIMALISASI SPO EDUKASI OBAT PASIEN PULANG DI DEPO FARMASI

RAWAT INAP RSPON PROF. DR. DR. MAHAR MARDJONO JAKARTA

DISUSUN OLEH: apt. Putri Syahida Agustina, S.Farm NIP. 199105072022032002

BAPELKES CIKARANG

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

2022

i

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI

OPTIMALISASI SPO EDUKASI OBAT PASIEN PULANG DI DEPO FARMASI RAWAT

INAP RSPON PROF. DR. DR. MAHAR MARDJONO JAKARTA

Telah diseminarkan

Tanggal 29 Juni 2022, di Bapelkes Cikarang

Coach Mentor

dr. Titiek Resmisari, MARS

NIP. 198104282008012022

Dra. Hadijah Tahir, Apt. Sp. FRS

NIP. 196702011993022002

Penguji

Ahmad Wajedi, Sp.Pd., M.Kes

NIP. 196911121989031002

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan rancangan aktualisasi ini. Sebagai peserta Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil, penulis mengajukan judul “Optimalisasi SPO Edukasi Obat Pasien Pulang Di Depo

Farmasi Rawat Inap RSPON Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta” sebagai rancangan aktualisasi.

Penulis mendapatkan banyak dari dukungan pihak-pihak selama penyusunan dan penulisan rancangan aktualisasi ini. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih dan kepada:

1. Direktur Utama RS Pusat Otak Nasional (RSPON) Prof. Dr. dr Mahar Mardjono

Jakarta, dr. Mursyid Bustami, Sp.S(K),KIC,MARS, yang telah memberikan dukungan

kepada penulis sehingga dapat mengikuti kegiatan pelatihan dasar CPNS Golongan III ini dengan baik.

2. Kepala Instalasi Farmasi RSPON Prof. Dr. dr Mahar Mardjono Jakarta sekaligus Mentor, Dra. Hadijah Tahir, Apt. Sp. FRS, yang telah memberikan dukungan dan arahan serta bimbingan kepada penulis dalam Menyusun rancangan kegiatan aktualisasi ini.

3. Kepala Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang, Drs Suherman, M.Kes.

4. Ketua Pelaksana Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang, Ibu Verawaty Lenny, S.KM., M.KM.

5. dr. Titiek Resmisari, MARS selaku Coach yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyusun rancangan kegiatan aktualisasi ini.

6. Bapak/Ibu Widyaiswara serta seluruh pania yang tidak dapat penulid sebutkan satu persatu, terima kasih atas kebaikan Bapak/Ibu semua.

7. Seluruh teman-teman pelatihan dasar CPNS Golongan III Angkatan 3 Bapelkes Cikarang yang saya banggakan.

8. Bagian Diklat RSPON Prof. Dr. dr Mahar Mardjono Jakarta yang telah memfasilitasi kegiatan pelatihan dasar CPNS RSPON Prof. Dr. dr Mahar Mardjono Jakarta.

iii

9. Seluruh Pegawai RSPON Prof. Dr. dr Mahar Mardjono Jakarta atas segala bantuan

dan sumbangsihnya selama pelaksanaan pelatihan dasar CPNS RSPON Prof. Dr. dr Mahar Mardjono Jakarta.

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan aktualisasi ini jauh dari kata sempurna. Saran dan kritik sangat penulis harapkan guna perbaikan di masa mendatang.

Jakarta, 29 Juni 2022

Penulis

apt. Putri Syahida Agustina, S.Farm. NIP. 199105072022032002

iv
v DAFTAR ISI Table of Contents HALAMAN JUDUL 1 LEMBAR PENGESAHAN ..............................................................................................................2 KATA PENGANTAR.......................................................................................................................3 DAFTAR ISI 5 DAFTAR TABEL 7 DAFTAR GAMBAR.........................................................................................................................8 DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................................................9 BAB 1 PENDAHULUAN 10 A. Latar Belakang Aktualisasi............................................................................................10 B. Tujuan ..................................................................................................................................11 C. Manfaat Aktualisasi 11 D. Ruang Lingkup Aktualisasi............................................................................................12 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................................13 A. Profil RSPON Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta 13 B. Profil Instalasi Farmasi RSPON Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta 15 C. Profil Peserta......................................................................................................................18 D. Nilai-Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara ....................................................................18 E. Kedudukan dan Peran PNS untuk mendukung terwujudnya Smart Governance sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan 29 BAB 3 RANCANGAN AKTUALISASI ......................................................................................33 A. Kegiatan Tugas Pokok Jabatan....................................................................................33 B. Identifikasi Isu 35 C. Penetapan CoreIssue 36 D. Deskripsi CoreIssue.......................................................................................................38 E. Analisis Penyebab Terjadinya Isu 39 F. Analisis Dampak 39 G. Gagasan Pemecahan Isu ...............................................................................................40 H. Matriks Rancangan Aktualisasi ...................................................................................42 I. Jadwal Rencana Kegiatan 53 DAFTAR PUSTAKA 54
vi LAMPIRAN....................................................................................................................................56

DAFTAR TABEL

vii
Tabel 1. Penjelasan Butir SKP ....................................................................................................33 Tabel 2. Penapisan Isu dengan Menggunakan Metode APKL 37 Tabel 3. Gagasan Penyelesaian Isu 40 Tabel 4. Matriks Rancangan Aktualisasi 42 Tabel 5. Jadwal Rencana Kegiatan Aktualisasi 54
viii
Gambar 1. Lokasi RSPON Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta ..........................................13 Gambar 2. Struktur Organisasi RSPON Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta 15 Gambar 3. Struktur Organisasi Instalasi Farmasi RSPON Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta 16 Gambar 4. Profil Peserta 18 Gambar 5. Fishbone Analysis Penyebab Isu 39
DAFTAR GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Form Rekonsiliasi III yang saat ini digunakan.........................................56

Lampiran 2. Usulan Revisi Form Rekonsiliasi III........................................................57

Lampiran 3. Kuesioneir Kebutuhan Informasi Obat....................................................58

ix

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Aktualisasi

Aparatur Sipil Negaran terdiri atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai

Pemerintah Perjanjian Kerja (PPPK) yang bekerja di instansi pemerintah berdasarkan

Undang-Undang No. 5 Tahun 2014. Dalam rangka mencapai tujuan nasional sebagaimana tercantum di alinea ke-4 Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945 (UUD 1945), diperlukan ASN yang berrorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif serta mampu menjalankan peran sebagai perekat dan pemersatu bangsa.

Sosok PNS perlu dibentuk dan dibina melalui pelatihan dasar terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. PNS juga memerlukan motivasi dan dukungan untuk mendorong terciptanya gagasan pembaruan yang dapat diimplementasikan dalam pekerjaan dan pelayanan untuk masyarakat dalam kehidupan sehari-hari demi terwujudnya Indonesia yang berdaulat, adil, dan makmur.

Dalam upaya mewujudkan hal tersebut, Lembaga Administrasi Negara (LAN) sebagai pusat pengembangan inovasi pemerintahan, mengeluarkan kebijakan yaitu Peraturan LAN

Republik Indonesia No. 1 Tahun 2021 Tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil, dengan mengedepankan tujuh Nilai-Nilai Dasar PNS yakni, berorientasi pelayanan, akuntabel, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif, serta kedudukan dan peran PNS dalam

Negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Habituasi sebagai komponen pencapaian tujuan dan diaktualisasikan dalam pekerjaan sehari-hari di unit kerjanya masing-masing.

Pada kesempatan ini penulis berupaya mengatasi isu yang terjadi di lingkungan kerja

penulis, RSPON Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta, dengan mengaktualisasikan Nilai-Nilai

Dasar PNS

RSPON Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta sebagai rumah sakit rujukan nasional untuk penyakit otak dan persarafan kemudian Instalasi Farmasi RSPON Prof. Dr. dr. Mahar

Mardjono Jakarta sebagai pelayanan kefarmasian dituntut untuk memenuhi visi RSPON Prof.

Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta yaitu “Terwujudnya masyarakat Sehat, Produktif, Mandiri, Yang Berkeadilan Untuk Menuju Indonesia Maju yang Berdaulat, mandiri dan Berkepribadian

10

Berlandaskan Gotong Royong” . Upaya instalasi farmasi sebagai unit pelaksana pelayanan

kefarmasian dituangkan dalam tugas dan fungsi Instalasi farmasi. Apoteker pelaksana harian memiliki tusi salah satunya konseling obat.

Berdasarkan hasil observasi pada periode Maret – Juni 2022 selama melaksanakan tusi dan wawancara dengan rekan sejawat, diketahui bahwa dalam proses edukasi atau konseling obat pasien pulang rawat inap terdapat pasien/keluarganya yang menanyakan

kembali informasi terkait waktu pemberian obat di rumah karena kurang memahami isi edukasi ataupun media pendukungnya. Berdasarkan wawancara dengan rekan sejawat diketahui juga bahwa informasi yang diberikan kepada pasien belum seragam. Oleh karena itu, penulis mengangkat isu “Belum optimalnya pelaksanaan edukasi obat kepada pasien pulang di Depo Farmasi Rawat Inap RSPON Prof. Dr. dr Mahar Mardjono pada Tahun 2022” agar isu dapat diatasidan pemahaman pasien/keluarganya terkait obat yang dikonsumsi di rumah meningkat serta bagi CPNS dapat mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN dan menjadikannya sebuah habituasi.

B. Tujuan

1. Tujuan

Menyusun rancangan aktualisasi atas dasar pemahaman mata pelatihan manajemen

ASN dan Smart ASN yang dilandasi dengan nilai-nilai dasar BerAkhlak.

2. Tujuan khusus

a. mengidentifikasi isu yang terjadi di unit kerja

b. menentukan isu utama

c. menganalisis penyebab-penyebabisu

d. menentukan gagasan kreatif penyelesaian isu

e. melandasi setiap tahapan kegiatan dengannilai-nilai dasar PNS

f. menetapkan kontribusi output kegiatan terhadap pencapaian visi dan misi organisasi

g. menetapkan kontribusi kegiatan terhadap penguatan nilai-nilai organisasi

h. menganalisis dampak jika nilai-nilai dasar PNS tidak diterapkan dalam tugas dan jabatan

C.

Manfaat Aktualisasi

1. Bagi Peserta

11

Mengaktualisasi nilai-nilai dasar PNS akan menciptakan PNS yang berorientasi

pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif. Seluruh karakter PNS tersebut juga didukung oleh jiwa nasionalisme yang tinggi sehingga akan berdampak baik pada etika publik dan mutu pelayanan unit terkait.

2. Bagi Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang

Membantu kegiatanpembelajaran kepada Calon Pegawai Negeri Sipil guna meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta dapat menambah bahan kepustakaan Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang untuk meningkatkan mutu program pendidikan Calon Pegawai Negeri Sipil Angkatan selanjutnya

3. Bagi Instansi Kerja

Membentuk lingkungan kerja yang kondusif untuk melayani publik, serta meningkatkan akuntabilitas unit kerja. Kinerja indvidu yang meningkat memungkinkan unit kerja untuk lebih cepat dalam mencapai visi dan mewujudkan citra lembaga yang lebih baik.

D. Ruang Lingkup Aktualisasi

Pendidikan dan pelatihan dasar golongan III Angkatan 3 diselenggarakan dari tanggal 25 April 2022 sampai dengan 19 Agustus 2022, terdiri dari beberapa bagian, yaitu MOOC, Distance Learning, Aktualisasi dan Klasikal. Kegiatatan Latsar dilakukan secara daring dan luring di Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Cikarang.

Kegiatan aktualisasi Latsar dilaksanakan sejak tanggal 30 Juni 2022 sampai dengan

5 Agustus 2022 di Instalasi Farmasi RSPON Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta. Peserta dituntut melaksanakan rangkaian kegiatan secara disiplin dan bertanggungjawab selama aktualisasi, sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan pada rancangan aktualisasi. Coach dan mentor bertugas mengarahkan dan mengawasi pelaksanaan kegiatan, kesesuaian aktualisasi dengan substansi materi pokok mata pelatihan, kualitas capaian hasil kegiatan, kontribusi hasil kegiatan terhadap visi, misi dan tujuan organisasi, serta kontribusi hasil kegiatan terhadap penguatan nilai organisasi.

12

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

A. Profil RSPON Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta

Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RSPON) Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono adalah

rumah sakit yang terletak di Jl. M.T Haryono Kav. 11 Cawang, Jakarta Timur, 13630. RSPON Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono merupakan Rumah Sakit Kelas A yang pembinaan dan pengawasannya dilaksanakan secara berjenjang dan periodik oleh Kementrian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, dan Suku Dinas Kesehatan Kota Jakarta Timur; terakreditasi Paripurna oleh Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS); telah memenuhi

standar sebagai Rumah Sakit Pendidikan dan berafiliasi dengan Rumah Sakit Umum Daerah

Dr. Soetomo dan Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya; dan menjadi rujukan nasional dalam bidang otak dan sistem persarafan. Rumah sakit ini dikelola dengan Pola Pengelolaan

Keuangan Badan Layanan Umum (PPK-BLU). Lokasi RSPON Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono

Jakarta dapat dilihat pada Gambar 1 dan struktur organisasi RSPON Prof. Dr. dr. Mahar

Mardjono Jakarta dapat dilihat pada Gambar 2.

13
Gambar 1. Lokasi RSPON Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta

2.1.1 Visi, Misi dan Tujuan RSPON Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta

Visi :

Terwujudnya masyarakat Sehat, Produktif, Mandiri, Yang Berkeadilan Untuk Menuju

Indonesia Maju yang Berdaulat, mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong.

Misi :

i. Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritime dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.

ii. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis berlandaskan negara hukum.

iii. Mewujudkan politik bebas dan aktif serta memperkuat jati diri sebagai negara maritime.

iv. Mewujudkan kualitas hidup manusia yang tinggi, maju dan sejahtera.

v. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.

vi. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritime yang mandiri, maju dan kuat dan berbasiskan kepentingan nasional, serta

vii. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

Tujuan:

Mewujudkan pusat layanan, pendidikan dan penelitian di bidang otak dan persyarafan yang terjangkau dan berstandar internasional.

2.1.2 Nilai-Nilai dan Motto RSPON Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta

Nilai-Nilai :

(B)enevolent : senantiasa melayani pasien dengan tulus

(R)esponsive : selalu siap tanggap

(A)ttentive : memberi perhatian penuh terhadap pasien

(I)nnovative : mengikuti perkembangan ilmu

(N)oble : sesuai dengan motto Rumah Sakit yaitu “Melayani dengan mulia”

Moto : Sigap, Tepat, Cepat, Ramah, dan Efisien serta berkomitmen untuk selalu fokus dan peduli pada kesehatan dan keselamatan pasien. “Melayani Dengan Mulia”

14

Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Utama RSPON Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono

Jakarta tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Unit Non Struktural RSPON Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta, Instalasi Farmasi (IF) RSPON bertugas membantu Direktur

Pelayanan Medik, Keperawatan dan Penunjang. Instalasi Farmasi RSPON dipimpin oleh

seorang Kepala Instalasi Farmasi dibantu oleh lima penanggungjawab, yaitu

Penanggungjawab Pengelolaan Logistik dan Produksi, Penanggungjawab Depo Farmasi

Rawat Inap, Penanggungjawab Pelayanan Farmasi, Penanggungjawab Depo Farmasi Rawat

Jalan dan Penanggungjawab MONEV dan Mutu Farmasi. Struktur organisasi Instalasi

Farmasi RSPON Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta dapat dilihat pada Gambar 3.

15
Gambar 2. Struktur Organisasi RSPON Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta B. Profil Instalasi Farmasi RSPON Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta

Gambar 3. Struktur Organisasi Instalasi Farmasi RSPON Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta

2.2.1 Tugas Instalasi Farmasi RSPON Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta

Berdasarkan Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi di lingkungan RSPON, Instalasi Farmasi memiliki tugas antara lain:

a. Melangsungkan pelayanan farmasi yang optimal baik dalam keadaan biasa maupun dalam keadaan gawat darurat, sesuai dengan keadaan pasien maupun fasilitas yang tersedia.

b. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan profesional berdasarkan prosedur kefarmasian dan etik profesi.

c. Melaksanakan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) mengenai obat.

d. Menjalankan pengawasan obat berdasarkan aturan-aturan yang berlaku.

e. Melakukan dan memberi pelayanan bermutu melalui analisa, telaah dan evaluasi pelayanan kefarmasian.

f. Mengadakan penelitian di bidang farmasi.

2.2.2 Fungsi Instalasi Farmasi RSPON Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta

Instalasi Farmasi RSPON Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta menyelenggarakan

fungsi sebagai berikut:

a. Pengelolaan Perbekalan Farmasi

16

i. Memilih perbekalan farmasi sesuai kebutuhan pelayanan rumah sakit.

ii. Merencanakan kebutuhan perbekalan farmasi secara optimal.

iii. Mengadakan perbekalan farmasi berpedoman pada perencanaan yang telah dibuat sesuai ketentuan yang berlaku.

iv. Memproduksi perbekalan farmasi untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan di rumah sakit.

v. Menerima perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan ketentuan yang berlaku.

vi. Menyimpan perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan kefarmasian.

vii. Mendistribusikan perbekalan farmasi ke unit-unit pelayanan di rumah sakit.

b. Pelayanan Kefarmasian dalam Penggunaan Obat dan Alat Kesehatan

i. Mengkaji instruksi pengobatan/resep pasien.

ii. Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan penggunaan obat dan alat kesehatan.

iii. Mencegah dan mengatasi masalah yang berkaitan dengan obat dan alat kesehatan.

iv. Memantau efektivitas dan keamanan penggunaan obat dan alat kesehatan.

v. Memberikan informasi kepada petugas kesehatan, pasien/keluarga.

vi. Memberi konseling kepada pasien/keluarga.

vii. Melakukan pencatatan dari setiap kegiatan.

viii. Melakukan pelaporan dari setiap kegiatan.

17

C. Profil Peserta

Nama : apt. Putri Syahida Agustina, S.Farm.

NIP : 199105072022032002

Jabatan/Golongan : Apoteker Ahli Pertama/ III-B

Unit Kerja : Instalasi Farmasi RSPON Prof. Dr. dr.

Mahar Mardjono Jakarta

Instansi : Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia

Dalam pelaksanaan aktualisasi, peserta diklat mengacu pada kegiatan dalam

Sasaran Kinerja Pegawai (SKP), yaitu:

a. Penyimpanan dalam menyusun perbekalan farmasi

b. Penyimpanan mengelompokkan perbekalan farmasi

c. Perencanaan mengolah data

d. Perencanaan dalam menyusun rencana kebutuhan

e. Meracik obat untuk melakukan dispensing resep individual

f. Visite ke ruang rawat

g. Pelayanan Informasi Obat

h. Konseling obat

i. Konsultasi dengan dokter, perawat dan tenaga kesehatan lainnya

j. Mendokumentasikan pemantauan penggunaan obat

k. Dispensing memeriksa dosis unit obat

l. Dispensing dalam mengkaji resep individual

D. Nilai-Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara

Demi mewujudkan fungsi ASN sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik

serta perekat dan pemersatu bangsa, diperlukan ASN dengan nilai-nilai dasar BerAKHLAK.

Penjelasan terkait nilai-nilai BerAKHLAK antara lain:

18
Gambar 1. Profil Peserta Gambar 4. Profil Peserta

a. Berorientasi Pelayanan

i. Pelayanan Publik

Negara berkewajiban memenuhi kebutuhan setiap warga negara melalui suatu sistem pemerintahan yang mendukung terciptanya penyelenggaraan pelayanan publik yang prima dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar dan hak sipil setiap warga negara atas barang publik, jasa publik, dan pelayanan administratif, sebagaimana tercantum dalam Penjelasan atas Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (UU Pelayanan Publik).

Asas penyelenggaraan pelayanan publik seperti yang tercantum dalam Pasal 4 UU Pelayanan Publik, yaitu kepentingan umum, kepastian hukum, kesamaan hak, keseimbangan hak dan kewajiban, keprofesionalan, partisipatif, persamaan perlakuan/tidak diskriminatif, keterbukaan, akuntabilitas, fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan, ketepatan waktu, serta kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan.

Pelayanan publik yang baik memiliki prinsip yaitu partisipatif, transparan, responsif, tidak diskrminatif, mudah dan murah, efektif dan efisien, aksesibel, akuntabel, berkeadilan. Oleh karena itu, pelayanan publik khususnya dalam konteks ASN memiliki tiga unsur penting, yaitu ASN/Birokrasi, Penerima Layanan dan Kepuasan dari layanan yang diterima.

ii. Nilai Berorientasi Pelayanan dalam CoreValuesASN

Berdasarkan Surat Edaran (SE) Menteri PANRB Nomor 20 Tahun 2021 tanggal 26

Agustus 2021 tentang Implementasi CoreValuesdan EmployerBrandingAparatur Sipil

Negara, disebutkan bahwa dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai salah satu

strategi transformasi pengelolaan ASN menuju pemerintahan berkelas dunia (World ClassGovernment), pemerintah telah meluncurkan CoreValues(Nilai-Nilai Dasar) ASN

BerAKHLAK dan EmployerBranding(Bangga Melayani Bangsa).

Secara operasional, Berorientasi Pelayanan dapat dijabarkan dengan beberapa kriteria, yakni:

- ASN harus memiliki kode etik (code of ethics) untuk menjabarkan pedoman

perilaku sesuai dengan tujuan yang terkandung dari masing-masing nilai

19

- Untuk mendetailkan kode etik tersebut, dapat dibentuk sebuah kode perilaku (code of conducts) yang berisi contoh perilaku spesifik yang wajib dan tidak boleh dilakukan oleh pegawai ASN sebagai interpretasi dari kode etik tersebut.

- Pegawai ASN harus menerapkan budaya pelayanan, dan menjadikan prinsip melayani sebagai suatu kebanggaan

ASN sebagai suatu profesi berlandaskan pada Perilaku Berorientasi Pelayanan yang

dapat diaktualisasikan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, yaitu:

- Memahami dan Memenuhi Kebutuhan Masyarakat

- Ramah, Cekatan, Solutif, dan Dapat Diandalkan

- Melakukan Perbaikan Tiada Henti

b. Akuntabel

Dalam konteks ASN, akuntabilitas adalah kewajiban untuk mempertanggungjawabkan segala tindak dan tanduknya sebagai pelayan publik kepada atasan, lembaga pembina, dan lebih luasnya kepada publik (Matlisiza & Zonke, 2017).

Amanah seorang ASN menurut SE Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 adalah menjamin terwujudnya perilaku yang

sesuai dengan Core Values ASN BerAKHLAK. Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku

tersebut adalah:

- Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi

- Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien

- Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya dengan berintegritas tinggi

Beberapa Tingkatan Akuntabilitas, yaitu

i. Akuntabilitas Personal (PersonalAccountability)

Akuntabilitas personal mengacu pada nilai-nilai yang ada pada diri seseorang seperti kejujuran, integritas, moral dan etika

ii. Akuntabilitas Individu

Akuntabilitas individu mengacu pada hubungan antara individu dan lingkungan kerjanya, yaitu antara PNS dengan instansinya sebagai pemberi kewenangan.

iii. Akuntabilitas Kelompok

20

Dalam kaitannya dengan akuntabilitas kelompok, maka pembagian kewenangan dan semangat kerjasama yang tinggi antar berbagai kelompok yang ada dalam sebuah institusi memainkan peranan yang penting dalam tercapainya kinerja organisasi yang diharapkan.

iv. Akuntabilitas Organisasi

Akuntabilitas organisasi mengacu pada hasil pelaporan kinerja yang telah dicapai, baik pelaporan yang dilakukan oleh individu terhadap organisasi/institusi maupun kinerja organisasi kepada stakeholderslainnya.

v. Akuntabilitas Stakeholder

Akuntabilitas stakeholder adalah tanggungjawab organisasi pemerintah untuk mewujudkan pelayanan dan kinerja yang adil, responsif dan bermartabat.

Perilaku ASN yang diharapkan setelah memahami nilai dasar akuntabel, yaitu:

- ASN tidak akan mengungkapkan informasi resmi atau dokumen yang diperoleh selain seperti yang dipersyaratkan oleh hukum atau otorisas yang diberikan oleh institusi;

- ASN tidak akan menyalahgunakan informasi resmi untuk keuntungan pribadi atau komersial untuk diri mereka sendiri atau yang lain. Penyalahgunaan informasi resmi termasuk spekulasi saham berdasarkan informasi rahasia dan mengungkapkan isi dari surat-surat resmi untuk orang yang tidak berwenang;

- ASN akan mematuhi persyaratan legislatif, kebijakan setiap instansi dan semua arahan yang sah lainnya mengenai komunikasi dengan menteri, staf menteri, anggota media dan masyarakat pada umumnya.

c. Kompeten

Konsepsi kompetensi adalah meliputi tiga aspek penting berkaitan dengan perilaku

kompetensi meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan. Sesuai Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017

tentang Standar Kompetensi ASN, kompetensi meliputi: 1) Kompetensi Teknis adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur dan dikembangkan yang spesifik berkaitan dengan bidang teknis jabatan; 2) Kompetensi

Manajerial adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dikembangkan untuk memimpin dan/atau mengelola unit organisasi; dan 3)

Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang

21

dapat diamati, diukur, dan dikembangkan terkait dengan pengalaman berinteraksi

dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku dan budaya, perilaku, wawasan kebangsaan, etika, nilai-nilai, moral, emosi dan prinsip, yang harus dipenuhi oleh setiap pemegang Jabatan untuk memperoleh hasil kerja sesuai dengan peran, fungsi dan Jabatan.

Perwujudan kompetensi ASN dapat diperhatikan dalam Surat Edaran Menteri

PANRB Nomor 20 Tahun 2021 dalam poin 4 disebutkan bahwa panduan perilaku (kode etik) kompeten yaitu: a. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah; b. Membantu orang lain belajar; dan c.

Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik. Perilaku kompeten ini sebagaimana

dalam poin 5 Surat Edaran Menteri PANRB menjadi bagian dasar penguatan budaya

kerja di instansi pemerintah untuk mendukung pencapaian kinerja individu dan tujuan organisasi/instansi.

Pendekatan pengembangan dapat dilakukan dengan klasikal dan non-klasikal, baik untuk kompetensi teknis, manajerial, dan sosial kultural. Salah satu kebijakan penting dengan berlakunya Undang Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN adanya hak pengembangan pegawai, sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) Jam Pelajaran bagi PNS dan maksimal 24 (dua puluh empat) Jam Pelajaran bagi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah adalah keniscayaan. Pendekatan pengembangan mandiri ini disebut dengan Heutagogi atau disebut juga sebagai teori “net-centric”, merupakan pengembangan berbasis pada sumber pembelajaran utama dari Internet. Perilaku lain ASN pembelajar yaitu melakukan konektivitas dalam basis online network. Sumber pembelajaran lain bagi ASN dapat memanfaatkan sumber keahlian para pakar/konsultan, yang mungkin dimiliki unit kerja atau instansi tempat ASN bekerja atau tempat lain. Pengetahuan juga dihasilkan oleh jejaring informal (networks), yang mengatur diri sendiri dalam interaksi dengan pegawai dalam organisasi dan atau luar organisasi. Aktif untuk akses dan transfer Pengetahuan (Knowledge Access and Transfer), dalam bentuk pengembangan jejaring ahli (expert network), pendokumentasian pengalamannya/pengetahuannya, dan mencatat pengetahuan bersumber dari refleksi pengalaman (lessonslearned).

22

Perilaku kompeten diharapkan menjadi bagian ekosistem pembangunan budaya instansi pemerintah sebagai instansi pembelajar (organizationallearning). Pada akhirnya mewujudkan pemerintahan yang unggul dan kompetitif, yang diperlukan dalam era global yang dinamis dan kompetitif, sejalan perubahan lingkungan strategis dan teknologi yang berubah cepat.

d. Harmonis

Harmoni adalah kerja sama antara berbagai faktor dengan sedemikian rupa hingga faktor-faktor tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuan yang luhur. Suasana tempat kerja yang positif dan kondusif juga berdampak bagi berbagai bentuk organisasi. Ada tiga hal yang dapat menjadi acuan untuk membangun budaya tempat kerja nyaman dan berenergi positif. Ketiga hal tersebut adalah:

- Membuat tempat kerja yang berenergi

- Memberikan keleluasaan untuk belajar dan memberikan kontribusi

- Berbagi kebahagiaan bersama seluruh anggota organisasi

Kode Etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis. Adapun Kode Etik Profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuanketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok profesional tertentu.

Etika Publik merupakan refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik, yakni:

- Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan.

- Sisi dimensi reflektif, Etika Publik berfungsi sebagai bantuan dalam menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi.

- Modalitas Etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan faktual.

Tuntutan bahwa ASN harus berintegritas tinggi adalah bagian dari kode etik dan kode perilaku yang telah diatur di dalam UU ASN. Berdasarkan pasal 5 UU Nomor 5

Tahun 2014 tentang ASN ada dua belas kode etik dan kode perilaku ASN, yaitu:

- Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi;

23

- Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;

- Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;

- Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

- Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang Berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundangundangan dan etika pemerintahan;

- Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;

- Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien;

- Menjaga agar tidak terjadi disharmonis kepentingan dalam melaksanakan tugasnya;

- Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan.

Penerapan sikap perilaku yang menunjukkan ciri-ciri sikap harmonis tidak hanya berlaku untuk sesama ASN (lingkup kerja) tetapi juga berlaku bagi stakeholders eksternal. Sikap perilaku ini bisa ditunjukkan dengan:

- Toleransi

- Empati

- Keterbukaan terhadap perbedaan

Beberapa peran ASN dalam kehidupan berbangsa dan menciptakan budaya harmoni dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya adalah sebagai berikut:

- Posisi PNS sebagai aparatur Negara harus bersikap netral dan adil. Netral dalam artian tidak memihak kepada salah satu kelompok atau golongan yang ada.

- PNS juga harus bisa mengayomi kepentingan kelompok-kelompok minoritas, dengan tidak membuat kebijakan, peraturan yang mendiskriminasi keberadaan kelompok tersebut. Termasuk didalamnya ketika melakukan rekrutmen pegawai, penyusunan program tidak berdasarkan kepada kepentingan golongannya.

- PNS juga harus memiliki sikap toleran atas perbedaan untuk menunjang sikap netral dan adil karena tidak berpihak dalam memberikan layanan.

- Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban PNS juga harus memiliki suka menolong baik kepada pengguna layanan, juga membantu kolega PNS lainnya yang membutuhkan pertolongan.

24

- PNS menjadi figur dan teladan di lingkungan masyarakatnya. PNS juga harus

menjadi tokoh dan panutan masyarakat. Dia senantiasa menjadi bagian dari problem solver (pemberi solusi) bukan bagian dari sumber masalah(troublemaker).

e. Loyal

Loyal didefinisikan sebagai “giving or showing firm and constant support or allegiancetoapersonorinstitution(tindakan memberi atau menunjukkan dukungan dan kepatuhan yang teguh dan konstan kepada seseorang atau institusi)”. Loyal, merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam CoreValuesASN yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara, dengan panduan perilaku:

- Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan

yang sah;

- Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara; serta

- Menjaga rahasia jabatan dan negara.

Adapun kata-kata kunci yang dapat digunakan untuk mengaktualisasikan panduan perilaku loyal tersebut di atas diantaranya adalah sebagai berikut :

- Komitmen yang bermakna perjanjian (keterikatan) untuk melakukan sesuatu atau

hubungan keterikatan dan rasa tanggung jawab akan sesuatu.

- Dedikasi yang bermakna pengorbanan tenaga, pikiran, dan waktu demi keberhasilan suatu usaha yang mempunyai tujuan yang mulia, dedikasi ini bisa juga berarti pengabdian untuk melaksanakan cita-cita yang luhur dan diperlukan adanya sebuah keyakinan yang teguh.

- Kontribusi yang bermakna keterlibatan, keikutsertaan, sumbangsih yang diberikan dalam berbagai bentuk, baik berupa pemikiran, kepemimpinan, kinerja, profesionalisme, finansial atau, tenaga yang diberikan kepada pihak lain untuk mencapai sesuatu yang lebih baik dan efisien.

- Nasionalisme yang bermakna suatu keadaan atau pikiran yang mengembangkan keyakinan bahwa kesetiaan terbesar mesti diberikan untuk negara atau suatu sikap

cinta tanah air atau bangsa dan negara sebagai wujud dari cita-cita dan tujuan yang diikat sikap-sikap politik, ekonomi, sosial, dan budaya sebagai wujud persatuan atau

25

kemerdekaan nasional dengan prinsip kebebasan dan kesamarataan kehidupan

bermasyarakat dan bernegara.

- Pengabdian yang bermakna perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat, ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat, atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas.

f. Adaptif

Adaptif merupakan salah satu karakter penting yang dibutuhkan oleh individu maupun organisasi untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Nilai-nilai adaptif perlu diaktualisasikan dalam pelaksanaan tugas-tugas jabatan di sektor publik, seperti di antaranya perubahan lingkungan strategis, kompetisi yang terjadi antar instansi pemerintahan, perubahan iklim, perkembangan teknologi dan lain sebagainya. Persaingan antar negara dalam hal olahraga, teknologi, ekonomi, Pendidikan, pemberantasan korupsi dan inovasi juga memaksa pelaku usaha untuk menghasilkan kinerja dan produktivitas terbaik, agar mampu bertahan hidup dari konsekuensi perubahan zaman.

Standar mutu pelayanan, ASN yang responsif dan cerdas dalam menyelenggarakan pelayanan, serta literasi publik atas kualitas layanan yang terus meningkat menjadi faktor-faktor yang mendorong komitmen mutu yang lebih baik.

Penekanan pada mutu kerja juga secara makna juga tertuang dalam peran Pegawai ASN sebagaimana ditetapkan pada Pasal 12 UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN, yaitu “sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.”

Budaya adaptif dalam pemerintahan merupakan budaya organisasi di mana ASN memiliki kemampuan menerima perubahan, termasuk penyelarasan organisasi yang

berkelanjutan dengan lingkungannya, juga perbaikan proses internal yang berkesinambungan.

Adaptif sebagai nilai ASN:

- Pegawainya harus terus mengasah pengetahuannya hingga ke tingkat mahir (personalmastery);

26

- Pegawainya harus terus berkomunikasi hingga memiliki persepsi yang sama atau

gelombang yang sama terhadap suatu visi atau cita-cita yang akan dicapai bersama (sharedvision);

- Pegawainya memiliki mental model yang mencerminkan realitas yang organisasi ingin wujudkan (mentalmodel);

- Pegawainya perlu selalu sinergis dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan untuk mewujudkan visinya (teamlearning);

- Pegawainya harus selalu berpikir sistemik, tidak kaca mata kuda, atau bermental silo (systemsthinking).

Perilaku

Ciri-ciri penerapan budaya adaptif dalam lembaga pemerintahan antara lain dapat mengantisipasi dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan, mendorong

jiwa kewirausahaan, memanfaatkan peluang-peluang yang berubah-ubah, memperhatikan kepentingan-kepentingan yang diperlukan antara instansi mitra, masyarakat dan sebagainya. terkait dengan kinerja instansi.

Ciri-ciri orang yang memiliki kemampuan atau karakter adaptif, yaitu ekperimen orang yang beradaptasi, melihat peluang dimana prang lain melihat kegagalan, memiliki sumber daya,selalu berpikir ke depan,tidak mudah mengeluh, orang yang mudah beradaptasi tidak menyalahkan, tidak mencari popularitas, memiliki rasa ingin tahu, beradaptasi, memperhatikan sistem, membuka pikiran, dan memahami apa yang sedang diperjuangkan

Salah satu praktik perilaku adaptif adalah dalam hal menyikapi lingkungan yang bercirikan ancaman VUCA. Kerangka kerja yang dapat digunakan untuk menanggapi ancaman VUCA, yang disebut VUCA Prime, yaitu Vision,Understanding,Clarity,Agility.

Organisasi adaptif yaitu organisasi yang memiliki kemampuan untuk merespon perubahan lingkungan dan mengikuti harapan stakeholder dengan cepat dan fleksibel.

g. Kolaborasi

Definisi kolaborasi menurut Dyer and Singh adalah “valuegenerated from an alliancebetweentwoormorefirmsaimingtobecomemorecompetitivebydeveloping sharedroutines”. Kolaborasi pemerintah berarti proses yang melibatkan norma bersama dan interaksi saling menguntungkan antar aktor governance. Kolaborasi pemerintah

mencakup kemitraan institusi pemerintah untuk pelayanan publik yang digunakan

27

sebagai pendekatan pengambilan keputusan, tata kelola kolaboratif, serangkaian

aktivitas bersama dimana mitra saling menghasilkan tujuan dan strategi dan berbagi tanggung jawab dan sumber daya. Pada collaborative governance pemilihan kepemimpinan harus tepat yang mampu membantu mengarahkan kolaboratif dengan cara yang akan mempertahankan tata kelola stuktur horizontal sambil mendorong pembangunan hubungan dan pembentukan ide. Selain itu, Kolaboratif harus memberikan kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi, terbuka dalam bekerja sama dalam menghasilkan nilai tambah, serta menggerakan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama

Tata kelola kolaboratif ada di berbagai tingkat pemerintahan, pada seluruh sektor publik dan swasta dan dalam pelayanan berbagai kebijakan. Kondisi tersebut perlu didukung kepemimpinan yang kuat dengan bakat dan keterampilan yang lebih kompleks. Kepemimpinan fasilitatif mementingkan pembangunan dan pemeliharaan hubungan. Pemimpin dalam konteks kolaboratif fokus pada perekrutan perwakilan yang tepat, membantu memulihkan ketegangan yang mungkin ada di antara mitra, mempromosikan dialog yang efektif dan saling menghormati antara pemangku kepentingan dan menjaga reputasi kolaboratif di antara para peserta dan pendukungnya. Ini adalah tugas pemimpin fasilitatif, untuk menjaga legitimasi dan kredibilitas kolaboratif antara mitra.

Tahapan dalam melakukan assessment tata kelola kolaborasi:

1. mengidentifikasi permasalahan dan peluang

2. merencanakan aksi kolaborasi

3. mendiskusikan strategi untuk mempengaruhi

Proses dalam menjalin kolaborasi:

1. Trustbuilding: membangun kepercayaan dengan stakeholdermitra kolaborasi

2. FacetofaceDialogue: melakukan negosiasi dan baik dan bersungguh-sungguh;

3. Komitmen terhadap proses: pengakuan saling ketergantungan; sharing ownership dalam proses; serta keterbukaan terkait keuntungan bersama;

4. Pemahaman bersama: berkaitan dengan kejelasan misi, definisi bersama terkait permasalahan, serta mengidentifikasi nilai bersama;

5. Menetapkan outcomeantara

28

Aspek normatif kolaborasi pemerintahan diatur pada Pasal 34 ayat (4) UndangUndang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan diatur bahwa

“Penyelenggaraan pemerintahan yang melibatkan Kewenangan lintas Badan dan/atau

Pejabat Pemerintahan dilaksanakan melalui kerja sama antar Badan dan/atau Pejabat

Pemerintahan yang terlibat, kecuali ditentukan lain dalam ketentuan peraturan perundang-undangan”

Nilai-nilai yang dijabarkan di atas menjadi dasar karakter yang dimiliki oleh ASN yang profesional oleh karena itu perlu diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

E. Kedudukan dan Peran PNS untuk mendukung terwujudnya Smart

Governance sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

a. Manajemen ASN

Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang Profesional memiliki nilai dasar etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik kkn. Manajemen ASN menekankan kepada pengaturan profesi pegawai agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil negara yang unggul dan mampu mengimbangi perkembangan zaman. Fungsi dan Tugas ASN yaitu pelaksana

kebijakan publik, melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina

Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan; pelayanan publik, memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas; perekat dan pemersatu Bangsa, mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berdasarkan Pasal 21 UU No 5 Tahun 2014, hak PNS antara lain gaji, tunjangan, perlindungan, pengembanagn kompetensi, jaminan pensiun dan hari tua, dan cuti. Kewajiban antara lain setia dan taat pada Pancasila, UUD’45, NKRI; menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang; menaati ketentuan peraturan perundang-undangan; melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab; menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan; menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

29

undangan; dan bersedia ditempatkan di seluruh wilayah negara kesatuan republik

indonesia.

Kode Etik dan Kode Perilaku ASN,yaitu

- Melaksanakan tugasnya dengan jujur,bertanggungjawab, dan berintegritas tinggi

- Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin

- Melayani dengan sikap hormat, sopan,dan tanpa tekanan

- Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan

- Tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas, status, kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain

- Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan

- Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan

- Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya

- Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

- Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN

- Menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara bertanggungjawab, efektif, dan efisien

- Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya

Sistem merit adalah kebijakan dan manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi kecatatan. Manfaat sistem merit bagi organisasi antara lain mendukung keberadaan Penerapan Prinsip Akuntabilitas, dapat mengarahkan SDM untuk dapat mempertanggung jawabkan tugas dan fungsinya,instansi pemerintah mendapatkan pegawai yang tepat dan berintegritas untuk mencapai visi dan misinya. Manfaat sistem merit bagi pegawai yaitu menjamin keadilan dan ruang keterbukaan dalam perjalanan karir seorang pegawai; dan memiliki kesempatan yang sama untuk meningkatkan kualitas diri.

30

Manajemen PNS yang diterapkan antara lain penyusunan & penetapan kebutuhan; pengadaan, pangkat dan jabatan, pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensisun dan hari tua, perlindungan dan disiplin.

b. Smart ASN

Smart ASN berkaitan erat dengan literasi digital. Presiden Jokowi menekankan lima hal yang perlu menjadi perhatian dalam menangani transformasi digital pada masa pandemic COVID-19. Lima arahan presiden untuk percepatan transformasi digital antara lain perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital; persiapan roadmap transportasi digital di sektor-sektor strategis, baik di pemerintahan,layanan publik, bantuan sosial,sektor pendidikan, sektor kesehatan, perdagangan, sektor industri,sektor penyiaran; percepatan integrasi Pusat Data Nasional; persiapan kebutuhan SDM talenta digital; serta persiapan terkait dengan regulasi, skema-skema pendanaan dan pembiayaan transformasi digital dilakukan secepat-cepatnya (Oktari, 2020).

Seorang pengguna yang memiliki kecakapan literasi digital yang bagus tidak hanya mampu mengoperasikan alat,melainkan juga mampu bermedia digital dengan penuh tanggung jawab. Kompetensi literasi digital tidak hanya dilihat dari kecakapan menggunakan media digital (digitalskills) saja,namun juga budaya menggunakan digital (digital culture), etis menggunakan media digital (digital ethics), dan aman menggunakan media digital (digitalsafety). Oleh karena itu didapat kurikulum literasi digital, yaitu:

i. DigitalSkill, Kemampuan mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK serta sistem operasi digital dalam kehidupan seharihari

ii. DigitalCulture, Kemampuan membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam keseharian dan digitalisasi kebudayaan melalui pemanfaatan TIK.

iii. Digital Ethics, Kemampuan menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-hari

31

iv. Digital Safety, Kemampuan mengenali, mempolakan, menerapkan, menganalisis, menimbang dan meningkatkan kesadaran perlindungan data pribadi dan keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari.

Hak & Kewajiban dalam Dunia Digital (Council of Europe, n.d) antara lain akses dan tidak diskriminatif, kebebasan berekspresi dan mendapatkan informasi, kebebasan berkumpul, berkelompok, dan partisipasi,perlindungan privasi dan data, pendidikan dan literasi, perlindungan terhadap anak, dan hak mendapatkan pertolongan terhadap pelanggaran hak asasi.

32

BAB 3 RANCANGAN AKTUALISASI

A. Kegiatan Tugas Pokok Jabatan

Penulis sebagai peserta Latsar menjabat sebagai Apoteker Ahli Pertama. Tabel 1

menunjukkan keterkaitan butir SKP dengan isu yang ditemukan kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan pada instansi.

No

Kegiatan Tugas

Pokok Jabatan Kondisi Saat Ini

1 Dispensing dalam

mengkaji resep

individual

Belum optimalnya

penyiapan obat pulang

untuk pasien pulang

rawat inap di Depo

Farmasi Rawat Inap

karena belum

dilakukannya

pengkajian resep

sebelum penyiapan obat

2 Konseling obat Belum optimalnya

pelaksanaan edukasi

obat kepada pasien

pulang di Depo Farmasi

Rawat Inap berdasarkan

temuan bahwa

pasien/keluarganya

bertanya kembali dan

informasi yang diberikan

Apoteker belum

seragam

Kondisi Yang

Diharapkan

Mengkaji resep obat pulang

sebelum obat disiapkan

untuk mencegah duplikasi

penyiapan obat

Edukasi obat diberikan

kepada semua pasien

pulang sesuai pedoman

agar kebutuhan informasi

obat pasien/keluarganya

terpenuhi

33
Tabel 1. Penjelasan Butir SKP

No Kegiatan Tugas

Pokok Jabatan

3 Meracik obat untuk

melakukan dispensing resep individual

Kondisi Saat Ini Kondisi Yang

Diharapkan

Belum adanya SPO

penyiapan obat untuk

pemberian secara

Intraventrikular

sehingga ditemukan

petugas farmasi yang

mempertanyakan cara

meracik obat

intraventrikular karena

standar pelaksanaannya

belum ada dan

penyiapan jarang

dilakukan

Ada SPO untuk meracik

obat sediaan

intraventrikular

4 Penyimpanan dalam menyusun perbekalan farmasi

5 Penyimpanan mengelompokkan perbekalan farmasi

6 Perencanaan mengolah data Sudah

7 Perencanaan dalam menyusun rencana

8 Visite ke ruang rawat

9 Pelayanan Informasi Obat

10 Konsultasi dengan dokter, perawat dan

34
Sudah sesuai SPO Sudah sesuai
SPO
Sudah sesuai SPO Sudah sesuai
SPO
Sudah sesuai
sesuai SPO
SPO
kebutuhan Sudah sesuai SPO Sudah sesuai SPO
Sudah sesuai SPO Sudah sesuai SPO
Sudah sesuai SPO Sudah sesuai SPO
Sudah sesuai SPO Sudah sesuai SPO

No

Kegiatan Tugas

Pokok Jabatan

tenaga kesehatan

lainnya

11 Mendokumentasikan

pemantauan

penggunaan obat

Kondisi Saat Ini

Kondisi Yang

Diharapkan

Sudah sesuai SPO Sudah sesuai SPO

12 Dispensing memeriksa dosis unit obat Sudah sesuai SPO Sudah sesuai SPO

B. Identifikasi Isu

Rancangan aktualisasi diawali dengan mengidentifikasi isu di unit kerja, kemudian ditapis untuk menentukan isu utama yang akan diangkat dan kemudian dibuat gagasan

kegiatan pemecahan isunya. Permasalahan didapat dari berbagai sumber, antara lain hasil observasi dan pengalaman penulis pada Maret – Juni 2022; wawancara dengan rekan sejawat; tugas pokok dan fungsi penulis sebagai apoteker fungsional di unit kerja; dan SKP.

Hasil identifikasi isu kemudian dikonsultasikan kepada rekan sejawat, coach, dan mentor.

Beberapa isu yang menjadi permasalahan aktual di unit kerja Instalasi Farmasi RSPON Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono adalah sebagai berikut:

1. Belum optimalnya penyiapan obat pulang untuk pasien pulang rawat inap di Depo Farmasi Rawat Inap RS Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr Mahar Mardjono pada Tahun 2022.

Penyiapan obat pasien pulang merupakan salah satu dari rangkaian

kelengkapan pasien rencana pulang. Resep obat pulang diresepkan sehari sebelum kepulangan pasien, obat tambahan dapat diresepkan pada hari kepulangan pasien.

Sebagian pasien mengalami penundaan rencana pulang sehingga obat pulang yang sudah disiapkan sebelumnya batal diberikan kepada pasien atau keluarganya. Pasien yang dikonsultasikan ke beberapa dokter spesialis terkadang menerima obat yang

sama dengan atau tanpa rejimen dosis obat yang berbeda. Peresepan oleh dokter yang berbeda di waktu yang berbeda dapat menimbulkan duplikasi obat pulang yang disiapkan.

35

2. Belum optimalnya edukasi obat pasien pulang di Depo Farmasi Rawat

Inap RS Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr Mahar Mardjono pada Tahun 2022.

Pelayanan edukasi obat pasien pulang diberikan untuk meningkatkan pemahaman pasien dan/atau keluarganya mengenai cara penggunaan obat yang tepat, mengurangi medication error sekaligus meningkatkan kepatuhan pasien dalam mengonsumsi obat yang dibawa pulang. Formulir Rekonsiliasi III digunakan sebagai alat bantu dalam melakukan edukasi pasien tetapi masih ada pasien/keluarga pasien yang belum memahami waktu minum obat di rumah. Formulir Rekonsiliasi III yang mencantumkan waktu minum obat diharapkan dapat meningkatkan pemahaman pasien terkait waktu minum obat yang tepat agar efek terapi tercapai.

3. Belum adanya SPO penyiapan obat untuk pemberian secara

Intraventrikular di Depo Farmasi Rawat Inap RS Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr Mahar Mardjono pada Tahun 2022.

Peningkatan kasus infeksi pada otak menuntut alternatif metode pemberian obat untuk meningkatkan kadar obat dalam cairan serebrospinal. Metode pemberian obat secara intraventrikular merupakan metode yang diharapkan dapat meningkat

kadar obat dalam serebrospinal. Metode tersebut berisiko menimbulkan ventrikulitis

sehingga penyiapan sediaan obat dan cara pemberiannya memerlukan perhatian

khusus terutama pada pasien anak. Penyiapan sediaan obat yang memenuhi standar untuk diberikan secara intraventrikular diharapkan dapat meminimalisasi risiko kejadian ventrikulitis.

C. Penetapan CoreIssue

Penapisan isu dilakukan dengan metode APKL. Komponen aktual (A) digunakan

untuk menilai isu yang benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat. Komponen problematik digunakan untuk menilai kompleksitas dimensi masalah

sehingga perlu segera dicari solusinya secara komprehensif. Komponen kekhalayakan (K)

digunakan untuk menilai keterlibatan hajat hidup orang banyak. Komponen kelayakan (L)

digunakan untuk menilai masuk akal, realita, relevansi dan dapat dimunculkannya inisiatif pemecahan masalah.

36

Tabel 2. Penapisan Isu dengan Menggunakan Metode APKL

1

Belum optimalnya penyiapan obat pulang

untuk pasien pulang di Instalasi Farmasi

Rawat Inap RSPON Prof. Dr. dr Mahar

Mardjono pada Tahun 2022

Belum optimalnya edukasi obat pasien

pulang di Depo Farmasi Rawat Inap RS

5 3 4 5 17 2 Manajemen ASN

2

Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr Mahar

Mardjono pada Tahun 2022

Belum adanya protokol penyiapan obat

untuk pemberian secara Intraventrikular

5 4 5 5 19 1

Manajemen ASN

3

kepada pasien anak di Depo Farmasi Rawat

Inap RSPON Prof. Dr. dr Mahar Mardjono

pada Tahun 2022

5 4 2 5 16 3

Keterangan: skala 1 – 5 digunakan untuk menunjukkan relevansi isu dengan komponen penilaian. Angka 1 menunjukkan tidak relevan, sedangkan 5 menunjukkan sangat relevan. Kolom Jumlah menunjukkan total nilai menurut Metode APKL untuk kemudian ditentukan skala prioritasnya pada kolom Prioritas.

Semua isu mendapatkan nilai Aktual lima karena merupakan isu yang nyata terjadi di lapangan. Isu pertama mendapatkan nilai Problematik tiga karena isu tersebut tidak

mempengaruhi waktu tunggu pelayanan resep obat pulang. Kekhalayakan mendapatkan nilai empat karena tidak terlalu melibatkan hajat hidup orang banyak dan nilai Kelayakan lima karena dapat ditemukan pemecahan masalahnya. Isu kedua mendapatkan nilai

Problematik empat karena kesempatan pasien untuk mendapatkan edukasi terkait obat pulang terbatas. Nilai Kekhalayakan dan Kelayakan lima karena hajat hidup orang banyak dan dapat ditemukan pemecahan masalahnya. Isu ketiga mendapatkan nilai Kekhalayak

37
No Isu Kriteria JumlahPrioritas Keterkaitan dengan Agenda 3 A PK L
Manajemen ASN

dua karena populasi dalam isu ini sangat kecil. Nilai Problematik empat karena tidak terlalu kompleks dan Kelayakan 5 karena dapat ditemukan pemecahan masalahnya. Hasil penapisan isu dapat dilihat pada Tabel 2.

D. Deskripsi CoreIssue

Berdasarkan hasil Analisa APKL, isu yang dipilih sebagai isu utama untuk rancangan aktualisasi adalah “Belum optimalnya edukasi obat pasien pulang di Depo Farmasi

Rawat Inap RS Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr Mahar Mardjono pada Tahun

2022”.

Pemberian edukasi merupakan salah satu metode untuk meningkatkan kepatuhan minum obat pasien. Konseling obat merupakan salah satu metode edukasi pengobatan secara tatap muka. Dalam melaksanakan konseling dibutuhkan beberapa sarana untuk

menunjang kegiatan, antara lain ruang atau tempat konseling dan alat bantu konseling. Alat bantu yang digunakan terdiri dari perlengkapan yang diperlukan oleh apoteker sebagai konselor dalam melakukan konseling maupun alat bantu yang diberikan kepada pasien. Beberapa contoh alat bantu, antara lain alat peraga, dapat menggunakan audiovisual, gambar-gambar, poster, maupun sediaan yang berisi placebo dan medicationchart(bagan waktu minum obat). Medication chart biasanya dibuat untuk pasien dengan regimen pengobatan yang kompleks atau pasien yang sulit memahami regimen pengobatan (Direktorat Jendral Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2006). Ketidakpatuhan (noncompliance) dan ketidaksepahaman (non-concordance) pasien dalam menjalankan terapi merupakan salah satu penyebab kegagalan terapi (Direktorat Jendral Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2006) (National Institute for Health and Care Excellence, 2022).

Dalam upaya meningkatkan mutu dan keselamatan pasien, pelayanan edukasi obat

pasien pulang diberikan untuk meningkatkan pemahaman pasien dan/atau keluarganya

mengenai cara penggunaan obat yang tepat, mengurangi medication error sekaligus

meningkatkan kepatuhan pasien dalam mengonsumsi obat yang dibawa pulang. Formulir

Rekonsiliasi III digunakan sebagai alat bantu dalam melakukan edukasi pasien tetapi masih ada pasien/keluarga pasien yang belum memahami waktu minum obat di rumah. Formulir

Rekonsiliasi III yang mencantumkan waktu minum obat diharapkan dapat meningkatkan

pemahaman pasien terkait ketepatan waktu minum obat. Isu mengenai kebutuhan informasi

obat pasien pulang ditemukan oleh penulis melalui pertanyaan yang diberikan oleh keluarga

38

pasien, terutama, pertanyaan terkait waktu minum obat di rumah untuk obat-obatan dengan rejimen obat lebih dari satu kali sehari.

E. Analisis Penyebab Terjadinya Isu

Penulis mengidentifikasi kemungkinan penyebab masalah dengan menggunakan Teknik fishbonedengan Kategori Lima M (Machine,Method,Material,Man&Mindpower dan MotherNature). Kategori Measurementdan MotherofNaturetidak digunakan karena tidak relevan dengan isu yang dianalisa. Diagram fishbonepada Gambar 5 menganalisa masalah berdasarkan Methoddan Man.

Method

SPO Edukasi Obat belum memuat media alat bantu yang diserahkan kepada pasien pulang

Form Rekonsiliasi III belum memuat informasi obat yang dibutuhkan pasien pulang secara komprehensif

Keterbatasan waktu Apoteker dalam memberi edukasi karena jumlah Apoteker terbatas

Apoteker belum memberikan materi edukasi yang seragam Man

F. Analisis Dampak

Belum optimalnya edukasi obat pasien pulang di Depo Farmasi Rawat Inap RS Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr Mahar Mardjono pada Tahun 2022

Berdasarkan analisis penyebab di atas, terdapat dampak yang akan ditimbulkan jika masalah ini tidak dipecahkan. Belum optimalnya informasi obat yang disampaikan ke pasien pulang dapat menimbulkan dampak diantaranya:

39
Gambar 5. FishboneAnalysisPenyebab Isu

1) Pasien tidak memahami cara konsumsi obat saat di rumah

2) Pasien meminum obat berdasarkan presepsinya sendiri

3) Obat-obat yang waktu pemberian harus diberikan tepat waktu menjadi tertunda

4) Risiko penurunan efektivitas obat yang dikonsumsi

5) Tujuan edukasi obat oleh Apoteker belum tercapai

6) Peningkatan beban sosio-ekonomi jika keadaan pasien tidak membaik atau terjadi perburukan.

Pihak-pihak yang terdampak yaitu, pasien, Apoteker dan rumah sakit

G. Gagasan Pemecahan Isu

Beberapa penyebab telah diidentifikasi kemudian disusun rancangan kegiatan penyelesaian isu. Kegiatan penyelesaian isu disusun berdasarkan SKP dan inovasi. Rangkaian kegiatan penyelesaian isu dilakukan dengan mengimplementasikan nilai-nilai

dasar BerAKHLAK, menunjang visi dan misi organisasi, serta memperkuat nilai organisasi di unit kerja. yaitu “Optimalisasi SPO Edukasi Obat Pasien Pulang Di Depo Farmasi

Rawat Inap RSPON Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta”, outputdari gagasan ini adalah SPO Edukasi Obat, yang melampirkan alur dan Form Rekonsiliasi III, agar kegiatan edukasi tersistematis

Untuk mewujudkan gagasan di atas, dibutuhkan rangkaian kegiatan dalam melaksanakan aktualisasi nilai-nilai dasar di satuan kerja. Uraian rangkaian kegiatan dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Gagasan Penyelesaian Isu

No Rencana Kegiatan

Tugas

Jabatan

Apoteker Ahli

Pertama

1 Koordinasi rencana kegiatan

dengan Ka. Ins. Farmasi

2 Pembuatan draftSPO Edukasi

Obat

Konseling obat SKP Optimalisasi

SPO Formulir

Konseling obat Inovasi

Rekonsiliasi dan Alat

40
Sumber Capaian

No Rencana Kegiatan

Tugas

Jabatan

Apoteker Ahli

Pertama

Sumber Capaian

3 Pembahasan draft SPO

Edukasi Obat untuk disetujui

ujicoba kelayakan

4 Ujicoba draft SPO Edukasi

Konseling obat SKP Bantu Visual di Depo

Farmasi

Obat Konseling obat SKP

5 Pengajuan draftSPO Edukasi

Obat ke Direktur Utama

melalui Direktur Pelayanan

Medik, Keperawatan, dan

Penunjang

Konseling obat SKP

Rawat Inap

RSPON Prof.

Dr. dr. Mahar

Mardjono

Jakarta

41

H. Matriks Rancangan Aktualisasi

Unit Kerja : Instalasi Farmasi RSPON Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono

Isu yang diangkat : Belum optimalnya Form Rekonsiliasi Obat pasien pulang terkait waktu pemberian obat kepada pasien pulang di Depo Farmasi Rawat Inap RSPON Prof. Dr. dr Mahar Mardjono pada Tahun 2022

No. Kegiatan Tahapan Kegiatan

Keterkaitan

Kontribusi

1 Koordinasi rencana kegiatan

dengan Ka.

Ins. Farmasi

1.1. Menyiapkan

bahan diskusi rencana kegiatan

Output/Hasil

Kegiatan

Dokumen rancangan

Substansi Mata

Pelatihan

Menyiapkan daftar

diskusi dengan

cermat (Akuntabel) dan mempersiapkan

dengan usaha

terbaik (Kompeten)

terhadap VisiMisi Organisasi

Diangkatnya isu

ini sejalan

dengan visi

institusi dalam

mewujudkan

masyarakat

sehat,

produktif,

Penguatan Nilai Organisasi

Kegiatan ini

mendukung Nilai Organisasi, yaitu: Benevolent, Attentive, Responsive

dengan Ka. Ins. Farmasi

mengenai waktu dan tempat diskusi

Izin berdiskusi Menghargai perbedaan (Harmonis)

beradaptasi dengan

perubahan (Adaptif)

mandiri, yang

berkeadilan.

Serta misi

ketujuh, mewujudkan

masyarakat

42
Tabel 4. Matriks Rancangan Aktualisasi 1.2. Membuat janji

No. Kegiatan Tahapan Kegiatan

1.3. Koordinasi

rencana kegiatan

dengan Ka. Ins.

Farmasi

Output/Hasil

Kegiatan

Catatan dan

arahan dari Ka.

Ins. Farmasi

Keterkaitan

Substansi Mata

Pelatihan

Menyampaikan

rencana kegiatan

secara ramah dan

cekatan (Berorientasi

pelayanan) serta

terbuka menerima

masukan (Kolaboratif)

menjaga rahasia

instansi dan

jabatan (Loyal)

Kontribusi

terhadap VisiMisi Organisasi

yang

berkepribadian

dalam

kebudayaan

Penguatan

Nilai Organisasi

2.1.

draftSPO

Edukasi Obat

studi literatur baik

dari pedoman

atau jurnal

nasional, dan

Pustaka lainnya

terkait SPO

Edukasi Obat

DraftSPO

Edukasi Obat

dalam bentuk

softcopymaupun

hardcopy

Mencari data

secara proaktif

(Adaptif) dengan

cermat (Akuntabel) serta

usaha terbaik

dalam menyusun

Diangkatnya isu

ini sejalan

dengan visi

institusi dalam

mewujudkan

masyarakat

sehat, produktif,

Kegiatan ini mendukung Nilai

Organisasi, yaitu: Benevolent, Attentive, Innovative

43
2 Pembuatan Melakukan

No. Kegiatan Tahapan Kegiatan

Keterkaitan

Kontribusi

Penguatan

rancangan isi, alur

kegiatan dan

lampiran Form

Rekonsiliasi III

yang akan dimuat

dalam SPO

dengan Ka. Ins.

Farmasi

Output/Hasil

Kegiatan

DraftSPO

Edukasi Obat

softcopymaupun

hardcopy

Substansi Mata

Pelatihan

draftSPO (Kompeten)

Mencari data

secara proaktif dan

memperhatikan

kepentingan

masyarakat (Adaptif) dengan

cermat (Akuntabel)

memahami

kebutuhan

masyarakat (Berorientasi

pelayanan)

memegang teguh

ideologi pancasila (Loyal)

memberikan usaha

terbaik dalam

terhadap Visi-

Misi Organisasi

mandiri, yang

berkeadilan.

Serta misi

ketujuh, mewujudkan

masyarakat

yang

berkepribadian

dalam

kebudayaan

Nilai Organisasi

44
2.2. Mendiskusikan

No. Kegiatan Tahapan Kegiatan

Output/Hasil Kegiatan

Keterkaitan

Substansi Mata

Pelatihan

menyusun draft

video (Kompeten)

memberi

kesempatan untuk

rekan sejawat atau

mentor untuk

berkontribusi

(Harmonis) dan

menerima

kontribusi

(Kolaborasi)

Kontribusi

terhadap Visi-

Misi Organisasi

Penguatan

Nilai Organisasi

3 Pembahasan

draftSPO

Edukasi Obat

untuk disetujui ujicoba

kelayakan

3.1. Mengajukan

persetujuan draft

SPO Edukasi Obat

kepada Ka. Ins.

Farmasi

DraftSPO

Edukasi Obat di

review dan

menerima saran

perbaikan dari

Ka. Ins. Farmasi

Mengajukan

persetujuan draft

SPO dengan

bertanggungjawab

(Akuntabel)

melakukan

perbaikan tanpa

henti

(Berorientasi

Diangkatnya isu

ini sejalan

dengan visi

institusi dalam

mewujudkan

masyarakat

sehat, produktif, mandiri, yang

Kegiatan ini

mendukung Nilai

Organisasi, yaitu:

Benevolent, Responsive, Attentive, Innovative

45

No. Kegiatan Tahapan Kegiatan

Output/Hasil

Kegiatan

Keterkaitan

Substansi Mata

Pelatihan

pelayanan)

toleran akan

perbedaan (Harmonis)

terbuka menerima

saran

(Kolaboratif) dan

berkenan mengikuti

saran jika tidak

bertentangan

dengan peraturan

yang berlaku

(Loyal)

Kontribusi

terhadap VisiMisi Organisasi

berkeadilan.

Serta misi

ketujuh, mewujudkan

masyarakat

yang

berkepribadian

dalam

kebudayaan

Penguatan

Nilai Organisasi

3.2. Melakukan

perbaikan

berdasarkan hasil review dan saran

dari Ka. Ins.

Farmasi

DraftSPO, Form Rekonsiliasi III, softcopymaupun

hardcopydalam

bentuk revisi

akhir

Inovatif dalam

memperbaiki SOP, Form Rekonsiliasi

III dan Video

edukasi (Adaptif)

dilakukan dengan

integritas

46

No. Kegiatan Tahapan Kegiatan

Output/Hasil Kegiatan

Keterkaitan

Substansi Mata

Pelatihan

(Akuntabel) dan

usaha terbaik (Kompeten)

Kontribusi

terhadap Visi-

Misi Organisasi

Penguatan

Nilai Organisasi

4 Ujicoba draft

SPO Edukasi

Obat

3.3. Meminta persetujuan Ka.

Ins. Farmasi

untuk revisi akhir

SPO Edukasi Obat

yang akan

diujicoba

4.1. Menyusun Instrument ujicoba

Revisi akhir SPO

Edukasi Obat

untuk diujicoba

disetujui oleh Ka.

Ins. Farmasi

Meminta

persetujuan

dengan ramah

(Berorientasi

pelayanan)

berdedikasi dalam

finalisasi SPO

Edukasi Obat (Loyal)

Instrument

ujicoba berupa pertanyaan

dalam bentuk kuesioner yang

diberikan kepada responden

(pasien/keluarga

Menyusun

instrumenujicoba

dengan teliti

(Akuntabel) dan

usaha terbaik

(Kompeten)

Diangkatnya isu

ini sejalan

dengan visi

institusi dalam

mewujudkan

masyarakat

sehat, produktif,

Kegiatan ini mendukung Nilai

Organisasi, yaitu: Benevolent, Attentive, Responsive

47

No. Kegiatan Tahapan Kegiatan

Output/Hasil

Kegiatan

pasien) selama

masa ujicoba

4.2. Pelaksanaan ujicoba Kuesioner yang

telah diisi

responden, dokumentasi

kegiatan ujicoba

Keterkaitan

Substansi Mata

Pelatihan

Menjaga

kerahasiaan data

responden (Loyal)

meminta kepada

apoteker lain

secara ramah

(Berorientasi

pelayanan) untuk

menggunakan

Form Rekonsiliasi

III dan video

edukasi kemudian

menyebarkan

kuesioner kepada

responden

(Kolaboratif) dan

menyamakan

Kontribusi

terhadap VisiMisi Organisasi

mandiri, yang

berkeadilan.

Serta misi

keempat, mewujudkan

kualitas hidup

manusia yang

tinggi, maju

dan sejahtera

Penguatan

Nilai Organisasi

48

No. Kegiatan Tahapan Kegiatan

Output/Hasil Kegiatan

Keterkaitan

Substansi Mata

Pelatihan

presepsi

(Harmonis)

Kontribusi

terhadap VisiMisi Organisasi

Penguatan Nilai

Organisasi

4.3. Mendiskusikan hasil ujicoba dengan Ka. Ins. Farmasi.

Laporan ujicoba

dalam bentuk

softcopydan

hardcopy

Menjaga

kerahasiaan data

responden (Loyal)

membuat laporan

dengan cermat

(Akuntabel)

menerima masukan

(Kolaboratif)

dengan

menghargai

perbedaan (Harmonis) dan

memperhatikan

kepentingan

masyarakat (Adaptif)

49
5
5.1.
DraftSPO Edukasi
Mengajukan persetujuan draft Diangkatnya
ini sejalan Kegiatan ini mendukung Nilai
Pengajuan draftSPO
Mengajukan persetujuan draft
Obat
isu

No. Kegiatan Tahapan Kegiatan

Edukasi Obat

ke Direktur

Utama melalui

Direktur

Pelayanan Medik, Keperawatan, dan

Penunjang

SPO Edukasi Obat

dan laporan

ujicoba kepada

Ka. Ins. Farmasi

Output/Hasil Kegiatan

dan laporan

ujicoba yang

telah di review

dan menerima

saran perbaikan

dari Ka. Ins.

Farmasi

Keterkaitan

Substansi Mata

Pelatihan

SPO Edukasi Obat

dan laporan ujicoba

dengan

bertanggungjawab

(Akuntabel)

melakukan

perbaikan tanpa

henti

(Berorientasi

pelayanan)

toleran akan

perbedaan (Harmonis)

terbuka menerima

saran (Kolaboratif) dan

berkenan mengikuti

saran jika tidak

bertentangan

dengan peraturan

Kontribusi

terhadap Visi-

Misi Organisasi

dengan visi

institusi dalam

mewujudkan

masyarakat

sehat, produktif, mandiri, yang

berkeadilan.

Serta misi

keempat, mewujudkan

kualitas hidup

manusia yang

tinggi, maju

dan sejahtera

Penguatan

Nilai Organisasi

Organisasi, yaitu: Benevolent, Attentive, Responsive, Noble

50

No. Kegiatan Tahapan Kegiatan

Keterkaitan

Kontribusi

5.2. Melakukan perbaikan

berdasarkan hasil

review dan saran

dari Ka. Ins.

Farmasi

Output/Hasil Kegiatan

Substansi Mata

Pelatihan

yang berlaku

(Loyal)

DraftSPO

Edukasi Obat

dan softcopy

maupun

hardcopy

terhadap VisiMisi Organisasi

Penguatan Nilai Organisasi

5.3. Meminta

persetujuan Ka.

Ins. Farmasi

untuk revisi akhir

SPO Edukasi Obat

yang akan

diajukan ke

Revisi akhir SPO

SPO Edukasi

Obat dan laporan

ujicoba final

disetujui oleh Ka.

Ins. Farmasi

Inovatif dalam

memperbaiki SPO, Form Rekonsiliasi

III, video edukasi

dan laporan ujicoba

(Adaptif)

dilakukan dengan

integritas

(Akuntabel) dan usaha terbaik

(Kompeten)

Meminta

persetujuan dengan ramah

(Berorientasi

pelayanan)

berdedikasi dalam

finalisasi SPO, Form

51

No. Kegiatan Tahapan Kegiatan

Direktur Utama

melalui Direktur

Pelayanan Medik, Keperawatan, dan

Penunjang

5.4. Mengajukan

revisi akhir SPO

Edukasi Obat ke

Direktur Utama

melalui Direktur

Pelayanan Medik, Keperawatan, dan

Penunjang

Output/Hasil Kegiatan

Keterkaitan

Substansi Mata

Pelatihan

Rekonsiliasi III, video edukasi dan laporan ujicoba (Loyal)

Kontribusi

terhadap VisiMisi Organisasi

Penguatan Nilai Organisasi

Lembar verbal persetujuan dari

Direktur

Pelayanan Medik, Keperawatan, dan Penunjang

Meminta persetujuan dengan ramah (Berorientasi

pelayanan)

berdedikasi dalam

finalisasi SPO, Form

Rekonsiliasi III, video edukasi dan laporan ujicoba (Loyal)

52

I. Jadwal Rencana Kegiatan

Jadwal rencana kegiatan selama masa aktualisasi dapat dilihat pada Tabel 6.

1 Koordinasi rencana

kegiatan dengan Ka.

Ins. Farmasi

2 Pembuatan draftSPO

Edukasi Obat

3 Pembahasan draft

SPO Edukasi Obat

untuk disetujui

ujicoba kelayakan

4 Ujicoba draftSPO

Edukasi Obat

5 Pengajuan draftSPO

Edukasi Obat ke

Direktur Utama

melalui Direktur

Pelayanan Medik, Keperawatan, dan

Penunjang

53
No Kegiatan 30 Juni Juli 1-5 Agustus Minggu I Minggu II Minggu III Minggu IV
Tabel 5. Jadwal Rencana Kegiatan Aktualisasi

DAFTAR PUSTAKA

Bibliography

Direktorat Jendral Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. (2006). Pedoman Konseling

PelayananKefarmasianDiSaranaKesehatan.Jakarta.

Direktur Jenderal Peraturan Perundang-Undangan Kementerian Hukum Dan Hak Asasi

Manusia Republik Indonesia. (2021). Peraturan Lembaga Administrasi Negara

RepublikIndonesiaNomor1Tahun2021TentangPelatihanDasarCalonPegawai NegeriSipil.Jakarta.

Kementeri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. (2017). Peraturan

MenteriPendayagunaanAparaturNegaradanReformasiBirokrasiNomor38Tahun

2017 Tentang Standar Kompetensi Jabatan Aparatur Sipil Negara. Jakarta:

Kementeri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

Kementeri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. (2021). SuratEdaran

MenteriPendayagunaanAparaturNegaradanReformasiBirokrasiNomor20tahun

2021 Tentang Implementasi CoreValues dan Employer Branding Aparatur Sipil

Negara. Jakarta: Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2016). PeraturanMenteriKesehatanNomor

72 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Kementrian Kesehatan.

Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia. (2002). Undang-UndangDasarNegara RepublikTahun1945AmandemenKeempat.Jakarta.

Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia. (2009). Undang-UndangNomor25

Tahun2009TentangPelayananPublik.Jakarta.

Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia. (2014). Undang-UndangNomor30

Tahun2014TentangAdministrasiPemerintahan.Jakarta: Kementerian Sekretariat

Negara Republik Indonesia.

Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia. (2014). Undang-Undang Republik

IndonesiaNomor5Tahun2014TentangAparaturSipilNegara.Jakarta.

Matlisiza, N., & Zonke, N. (2017). Accountability and integrity as unique column of good governance. Public and Municipal Finance, 6(1), 75-82.

doi:10.21511/pmf.06(1).2017.08

54

Matsiliza, N. (2013). Creating a new ethical culture in the South African local government.

TheJournalofAfrican&AsianLocalGovernmentStudies, 1(2).

National Institute for Health and Care Excellence. (2022). Medicinesadherence:involving patientsindecisionsaboutprescribedmedicinesandsupportingadherence.London.

RS Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta. (2022, Juni 13). Retrieved from RSPON: http://rspon.co.id

55

LAMPIRAN

Lampiran 1. Form Rekonsiliasi III yang saat ini digunakan

56

Lampiran 2. Usulan Revisi Form Rekonsiliasi III

57
Keterangan : PG = Pagi; SI = Siang; SO = Sore; MLM = Malam
58
Lampiran 3. Kuesioner Kebutuhan Informasi Obat

(Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia, 2014)

(Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia, 2002)

(Direktur Jenderal Peraturan Perundang-Undangan Kementerian Hukum Dan Hak Asasi

Manusia Republik Indonesia, 2021)

(RS Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta, 2022)

(Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia, 2009)

(Kementeri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, 2021)

(Kementeri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, 2017)

(Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia, 2014)

(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2016)

59

IDENTITASDIRI

•Nama apt.PutriSyahidaAgustina,S.Farm.

•NIP

199105072022032002

•Jabatan/Golongan

ApotekerAhliPertama/III-B

•UnitKerja

InstalasiFarmasiRSPONProf.Dr.dr.Mahar

MardjonoJakarta

•Instansi

KementerianKesehatanRepublikIndonesia

RSPONPROFDRDRMAHARMARDJONO

VISIRSPON

TerwujudnyamasyarakatSehat, Produktif,Mandiri,Yang BerkeadilanUntukMenuju IndonesiaMajuyangBerdaulat, mandiridanBerkepribadian BerlandaskanGotongRoyong.

MISIRSPON

•Terwujudnyakeamanannasionalyangmampu menjagakedaulatanwilayah,menopang kemandirianekonomidenganmengamankansumber dayamaritimedanmencerminkankepribadian Indonesiasebagainegarakepulauan.

•Mewujudkanmasyarakatmaju,berkesinambungan dandemokratisberlandaskannegarahukum.

•Mewujudkanpolitikbebasdanaktifserta memperkuatjatidirisebagainegaramaritime.

•Mewujudkankualitashidupmanusiayangtinggi,majudan sejahtera.

•Mewujudkanbangsayangberdayasaing.

•MewujudkanIndonesiamenjadinegaramaritimeyang mandiri,majudankuatdanberbasiskankepentingan nasional,serta

•Mewujudkanmasyarakatyangberkepribadiandalam kebudayaan.

6/28/2022 1

INSTALASIFARMASI RSPONPROFDRDRMAHARMARDJONO

TUGAS

a.Melangsungkanpelayananfarmasiyangoptimal baikdalamkeadaanbiasamaupundalamkeadaan gawatdarurat,sesuaidengankeadaanpasien maupunfasilitasyangtersedia.

b.Menyelenggarakankegiatanpelayananprofesional berdasarkanprosedurkefarmasiandanetik profesi.

c.MelaksanakanKomunikasiInformasidanEdukasi (KIE)mengenaiobat.

d.Menjalankanpengawasanobatberdasarkan aturan-aturanyangberlaku.

e.Melakukandanmemberipelayananbermutu melaluianalisa,telaahdanevaluasipelayanan kefarmasian.

f.Mengadakanpenelitiandibidangfarmasi.

FUNGSI

PengelolaanPerbekalanFarmasi

i.Memilihperbekalanfarmasisesuaikebutuhan pelayananrumahsakit.

ii.Merencanakankebutuhanperbekalanfarmasi secaraoptimal.

iii.Mengadakanperbekalanfarmasiberpedoman padaperencanaanyangtelahdibuatsesuai ketentuanyangberlaku.

iv.Memproduksiperbekalanfarmasiuntuk memenuhikebutuhanpelayanankesehatandi rumahsakit.

v.Menerimaperbekalanfarmasisesuaidengan spesifikasidanketentuanyangberlaku.

vi.Menyimpanperbekalanfarmasisesuaidengan spesifikasidanpersyaratankefarmasian.

vii.Mendistribusikanperbekalanfarmasikeunit-unit pelayanandirumahsakit.

PelayananKefarmasiandalamPenggunaan ObatdanAlatKesehatan

i.Mengkajiinstruksipengobatan/reseppasien.

ii.Mengidentifikasimasalahyangberkaitan denganpenggunaanobatdanalatkesehatan.

iii.Mencegahdanmengatasimasalahyang berkaitandenganobatdanalatkesehatan.

iv.Memantauefektivitasdankeamanan penggunaanobatdanalatkesehatan.

v.Memberikaninformasikepadapetugas kesehatan,pasien/keluarga.

vi.Memberikonselingkepadapasien/keluarga.

vii.Melakukanpencatatandarisetiapkegiatan.

viii.Melakukanpelaporandarisetiapkegiatan.

Penyimpanandalammenyusun perbekalanfarmasi

PenyimpananmengelompokkanperbekalanfarmasiPerencanaanmengolahdataPerencanaandalammenyusun rencanakebutuhan

Meracikobatuntukmelakukan dispensingresepindividualVisitekeruangrawatPelayananInformasiObat Konselingobat

Konsultasidengandokter, perawatdantenaga kesehatanlainnya

Mendokumentasikan pemantauanpenggunaanobat

TUSIJABATANPESERTA

Dispensingmemeriksadosis unitobat

Dispensingdalammengkaji resepindividual

6/28/2022 2

IDENTIFIKASIISU

Dispensingdalammengkaji resepindividual

Konselingobat

Dispensingdalammengkaji resepindividual

Belumoptimalnyapenyiapan obatpulanguntukpasien pulangrawatinapdiDepo FarmasiRawatInapkarena belumdilakukannya pengkajianresepsebelum penyiapanobat

Belumoptimalnyapelaksanaan edukasiobatkepadapasien pulangdiDepoFarmasiRawat Inapberdasarkantemuan bahwapasien/keluarganya bertanyakembalidaninformasi yangdiberikanApotekerbelum seragam

Belumoptimalnyapenyiapan obatpulanguntukpasien pulangrawatinapdiDepo FarmasiRawatInapkarena belumdilakukannya pengkajianresepsebelum penyiapanobat

Mengkajiresepobatpulang sebelumobatdisiapkanuntuk mencegahduplikasi penyiapanobat

Edukasiobatdiberikankepada semuapasienpulangsesuai pedomanagarkebutuhan informasiobat pasien/keluarganyaterpenuhi

Mengkajiresepobatpulang sebelumobatdisiapkanuntuk mencegahduplikasi penyiapanobat

6/28/2022 3
1 2 3
NoIsu Kriteria JumlahPrioritas Kedudukan& PeranASN APKL 1 Belumoptimalnyapenyiapanobatpulanguntukpasienpulangdi InstalasiFarmasiRawatInapRSPONProf.Dr.drMaharMardjono padaTahun2022 5345172ManajemenASN 2 BelumoptimalnyaFormRekonsiliasiObatpasienpulangterkait waktuminumobatsaatpasiendirumahdiDepoFarmasiRawat InapRSPusatOtakNasionalProf.Dr.drMaharMardjonopada Tahun2022 5455191ManajemenASN 3 Belumadanyaprotokolpenyiapanobatuntukpemberiansecara IntraventrikularkepadapasienanakdiDepoFarmasiRawatInap RSPONProf.Dr.drMaharMardjonopadaTahun2022 5425163ManajemenASN
TUSIApotekerKondisiSaatIniKondisidiharapkan
PENETAPANCOREISSUE

DESKRIPSICOREISSUE

Belummencantumkan mediaalatbantu edukasi

Alatbantuedukasi

Apoteker

ANALISISPENYEBAB

Method

FormRekonIIIbelum memuatwaktuminum obat

Jumlahterbatas sehinggawaktu memberikanedukasi terbatas

SPOEdukasiObatbelummemuat mediaalatbantuyangdiserahkan kepadapasienpulang

FormRekonsiliasiIIIbelummemuat informasiobatyangdibutuhkanpasien pulangsecarakomprehensif

KeterbatasanwaktuApotekerdalam memberiedukasikarenajumlah

Apotekerterbatas

Man

Apotekerbelummemberikan materiedukasiyangseragam

Belumoptimalnyaedukasi obatpasienpulangdi

DepoFarmasiRawatInap

RSPusatOtakNasional

Prof.Dr.drMahar

MardjonopadaTahun

2022

6/28/2022 4
Edukasi SPO

ANALISISDAMPAKJIKAISUTIDAK TERPECAHKAN

Pasientidakmemahamicarakonsumsiobatsaatdirumah

Pasienmeminumobatberdasarkanpresepsinyasendiri

Obat-obatyangwaktupemberianharusdiberikantepatwaktumenjadi tertunda

Risikopenurunanefektivitasobatyangdikonsumsi

TujuanedukasiobatolehApotekerbelumtercapai

Peningkatanbebansosio-ekonomijikakeadaanpasientidakmembaik atauterjadiperburukan.

KEGIATANPEMECAHANISU

1•KoordinasirencanakegiatandenganKa.Ins.Farmasi

2•PembuatandraftSPOEdukasiObat

3•PembahasandraftSPOEdukasiObatuntukdisetujuiujicobakelayakan

4•UjicobadraftSPOEdukasiObat

5

•PengajuandraftSPOEdukasiObatkeDirekturUtamamelaluiDirektur PelayananMedik,Keperawatan,danPenunjang

6/28/2022 5

URAIANPERKEGIATAN1/5

KOORDINASIRENCANAKEGIATANDENGANKA.INS.FARMASI

Tahapan kegiatan

Core ValueASN

Nilaiorganisasi

Benevolent,Attentive, Responsive

URAIANPERKEGIATAN2/5 PEMBUATANDRAFTSPOEDUKASIOBAT

Tahapan kegiatan

Core ValueASN

Nilaiorganisasi

Benevolent,Attentive, Innovative

6/28/2022 6
1.1Menyiapkanbahan diskusirencanakegiatan 1.2Membuatjanji denganKa.Ins.farmasi
Output Dokumenrancangan Izinberdiskusi Catatandanarahan dariKa.Ins.Farmasi
1.3Koordinasirencana kegiatandenganKa.Ins. Farmasi
-Akuntabel -Kompeten -Harmonis -Adaptif -Berorientasipelayanan -Kolaboratif -loyal ImplementasiMISI ke-7 mewujudkan masyarakatyang berkepribadian dalamkebudayaan
terkaitSPO EdukasiObat 2.2Mendiskusikan
dalamSPO denganKa.Ins. Farmasi Output DraftSPOEdukasi Obat DraftSPOEdukasi Obatyangsudag direview
2.1Melakukan studiliteratur
rancanganyang akandimuat
-Adaptif -Akuntabel -Kompeten -Adaptif -Akuntabel -Berorientasi pelayanan -Loyal ImplementasiMISI ke-7 mewujudkan masyarakatyang berkepribadian dalamkebudayaan

URAIANPERKEGIATAN3/5 PEMBAHASANDRAFTSPOEDUKASIOBATUNTUKDISETUJUIUJICOBAKELAYAKAN

Tahapan kegiatan

3.1Mengajukanpersetujuandraft SPOEdukasiObatkepadaKa. Ins.Farmasi

Output

DraftSPOEdukasiObatdireview danmenerimasaranperbaikan dariKa.Ins.Farmasi

ImplementasiMISI

mewujudkan

masyarakatyang

berkepribadian dalamkebudayaan

Nilaiorganisasi

Benevolent,Attentive, Responsive

3.2Melakukanperbaikan berdasarkanhasilreviewdan sarandariKa.Ins.Farmasi

DraftSPO,FormRekonsiliasiIII, softcopymaupunhardcopydalam bentukrevisiakhir

3.3MemintapersetujuanKa.Ins. FarmasiuntukrevisiakhirSPO EdukasiObatyangakandiujicoba

RevisiakhirSPOEdukasiObat untukdiujicobadisetujuiolehKa. Ins.Farmasi

Benevolent,Attentive, Responsive,Noble

6/28/2022 7
-Berorientasipelayanan -Harmonis -Kolaboratif -Loyal -Adaptif -Akuntabel -Kompeten -Berorientasipelayanan -loyal
Core ValueASN -Akuntabel
ke-7
URAIANPERKEGIATAN4/5 UJICOBADRAFTSPOEDUKASIOBAT
kegiatan 4.1MenyusunInstrumentujicoba 4.2Pelaksanaanujicoba 4.3Mendiskusikanhasilujicoba denganKa.Ins.Farmasi Output Instrumentujicobaberupa kuesioneryangdiberikankepada responden(pasien/keluarganya) Kuesioneryangtelahdiisi responden,dokumentasikegiatan ujicoba Laporanujicobadalambentuk softcopydanhardcopy
-Akuntabel -Kompeten -Loyal -Berorientasipelayanan Kolaboratif -Harmonis -Loyal -Akuntabel -Kolaboratif -Harmonis -Adaptif ImplementasiMISI ke-4 mewujudkankualitas hidupmanusiayang tinggi,majudan sejahtera
Tahapan
Core ValueASN
Nilaiorganisasi

URAIANPERKEGIATAN5/5

PENGAJUANDRAFTSPOEDUKASIOBATKEDIREKTURUTAMAMELALUIDIREKTUR PELAYANANMEDIK,KEPERAWATAN,DANPENUNJANG

6/28/2022 8
5.1MengajukanpersetujuandraftSPOEdukasiObat danlaporanujicobakepadaKa.Ins.Farmasi 5.2Melakukanperbaikanberdasarkanhasilreview dansarandariKa.Ins.Farmasi 5.3MemintapersetujuanKa.Ins.Farmasiuntukrevisi akhirSPOEdukasiObatyangakandiajukanke DirekturUtamamelaluiDirekturPelayananMedik, Keperawatan,danPenunjang 5.4MengajukanrevisiakhirSPOEdukasiObatke DirekturUtamamelaluiDirekturPelayananMedik, Keperawatan,danPenunjang
DraftSPOEdukasiObatdanlaporanujicobayang telahdireviewdanmenerimasaranperbaikandari Ka.Ins.Farmasi DraftSPOEdukasiObatdansoftcopymaupun hardcopy RevisiakhirSPOSPOEdukasiObatdanlaporan ujicobafinaldisetujuiolehKa.Ins.Farmasi LembarverbalpersetujuandariDirekturPelayanan Medik,Keperawatan,danPenunjang Core ValueASN -Akuntabel -Kompeten -BerorientasiPelayanan -Harmonis -Kolaboratif -Loyal -Adaptif -Akuntabel -Kompeten -Berorientasipelayanan -Loyal -Berorientasipelayanan -Loyal ImplementasiMISI ke-4 mewujudkankualitas hidupmanusiayang tinggi,majudan sejahtera Nilaiorganisasi Benevolent,Attentive,
JADWALRENCANA KEGIATAN AKTUALISASI NoKegiatan30Juni Juli 1-5 Agustus Minggu I Minggu II Minggu III Minggu IV 1 Koordinasirencanakegiatan denganKa.Ins.Farmasi 2 PembuatandraftSPO EdukasiObat 3 PembahasandraftSPO EdukasiObatuntuk disetujuiujicobakelayakan 4 UjicobadraftSPOEdukasi Obat 5 PengajuandraftSPO EdukasiObatkeDirektur UtamamelaluiDirektur PelayananMedik, Keperawatan,dan Penunjang
Tahapan kegiatan
Output
Responsive,Noble
6/28/2022 9

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.