Edukasi Keluarga & Pasien TentangTatalaksana Peningkatan Tekanan Intrakranial (TIK)

Page 1

LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI PELATIHAN DASAR CPNS

GOLONGAN III ANGKATAN 6

OPTIMALISASI EDUKASI KELUARGA DAN PASIEN TENTANG TATALAKSANA

PENINGKATAN TEKANAN INTRAKRANIAL (TIK) MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET

DAN VIDEO DI RUANG 7A RS PUSAT OTAK PROF. Dr. dr. MAHAR MARDJONO

JAKARTA

DISUSUN OLEH:

AULIA ELMA NAFIA ISTIZHADA, S.KEP., NERS NIP. 199607172022032005

BAPELKES CIKARANG

KEMENTERIAN KESEHATAN RI 2022

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI

OPTIMALISASI EDUKASI KELUARGA DAN PASIEN TENTANG TATALAKSANA

PENINGKATAN TEKANAN INTRAKRANIAL (TIK) MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET

DAN VIDEO DI RUANG 7A RS PUSAT OTAK PROF. Dr. dr. MAHAR MARDJONO

JAKARTA

Telah di seminarkan

Tanggal 14 Juli 2022 di Bapelkes Cikarang

Coach Mentor

dr. Titiek Resmisari, MARS Ns. Elis Nurhayati Agustina, M.Kep., Sp.KMB

NIP. 198104282008012022

NIP. 197608302010122001

Penguji

Ahmad Wajedi, S.Pd, M.Kes

NIP. 196911121989031002

ii

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

karunia kekuatan-Nya penulis diberikan kelancaran dan kemudahan sehingga mampu

menyelesaikan rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN yang berjudul “Optimalisasi Edukasi

Keluarga Dan Pasien Tentang Tatalaksana Peningkatan Tekanan Intrakranial (TIK)

Menggunakan Media Leaflet dan Video Di Ruang 7A RS. Pusat Otak Prof. Dr. dr. Mahar

Mardjono Jakarta” untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Latihan Dasar

CPNS Golongan III Angkatan 6 Bapelkes Cikarang Tahun 2022.

Penulis rancangan aktualisasi ini tidak terlepas dari bimbingan, dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, enulis mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang turut serta membantu penyusunan rancangan ini kepada:

1. Kepala Bapelkes Cikarang selaku penyelenggara Latihan Dasar CPNS

2. Dr. Mursyid Bustami, Sp.S (K), KIC, MARS selaku direktur RS Pusat Otak Nasional

3. Ns. Elis Nurhayati Agustina, M.Kep., Sp.KMB selaku mentor yang telah memberikan masukan dan arahan sehingga rancangan aktualisasi ini dapat selesai dengan baik

4. Dr. Titiek Resmisari selaku coach yang senantiasa selalu memberikan ilmu, arahan, masukan, dan bimbingan selama proses penyusunan rancangan aktualisasi ini

5. Seluruh panitia penyelenggara Pelatihan Dasar CPNS Golongan III khususnya Angkatan 6 atas inspirasi, kekompakan, bantuan, dan dukungannya.

6. Kedua orang tua dan suami yang telah memberikan semangat serta doa yang tidak pernah putus

7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan rancangan aktualisasi. Penulis menyadari dalam rancangan aktuaisasi ini masih banyak kekurangan, untuk itu penulis berharap kepada semua pihak agar memberikan saran dan juga kritik yang membangun untuk penyempurnaan aktualisasi ini. Semoga aktualisasi ini dapat memberikan manfaat dan juga dapat diterapkan di lingkungan kerja dengan sebaik-baiknya, serta dapat dikembangkan lebih lanjut.

Penulis

iii KATA PENGANTAR
Aulia Elma Nafia Istizhada, S.Kep., Ners
iv DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii KATA PENGANTAR .................................................................................... iii DAFTAR ISI .............................................................................................. iv DAFTAR TABEL ......................................................................................... v DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vi BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1 1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1 1.2 Tujuan ..................................................................................................... 3 1.3 Manfaat ................................................................................................... 3 1.4 Ruang Lingkup ......................................................................................... 4 BAB II. PROFIL INSTANSI DAN PESERTA ................................................ 5 2.1 Profil Instansi ............................................................................................ 5 A. Deskripsi Instansi ........................................................................................ 5 B. Struktur Organisasi ..................................................................................... 5 C. Visi Dan Misi ............................................................................................... 6 D. Tujuan Rumah Sakit .................................................................................... 6 E. Nilai-Nilai Organisasi .................................................................................... 6 2.2 Profil Peserta ............................................................................................ 6 BAB III. RANCANGAN AKTUALISASI ........................................................ 9 3.1 Identifikasi Isu .......................................................................................... 9 3.2 Penetapan Core Isu ................................................................................... 10 3.3 Deskripsi Core Isu ..................................................................................... 13 3.4 Analisis Penyebab ...................................................................................... 14 3.5 Gagasan Kreatif......................................................................................... 15 3.6 Matriks Rancangan Aaktualisasi .................................................................. 18 3.7 Rencana Jadwal Kegiatan ........................................................................... 31 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 32
v DAFTAR TABEL 3.1 Tehnik Scoring Metode APKL ...................................................................... 11 3.2 Penapisan Isu Menggunakan Metode APKL .................................................. 12 3.3 Rancangan Aktualisasi ............................................................................... 18 3.4 Rencana Jadwal Kegiatan ........................................................................... 31
vi DAFTAR GAMBAR 2.1 Struktur Organisasi RS Pusat Otak Nasional ................................................. 5 3.1 Analisa dengan Tehnik Fishbone Diagram .................................................... 14

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Pegawai ASN melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, memberikan pelayanan publik yang professional, berkualitas dan mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan

Republik Indonesia (NKRI). Undang-Undang No 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara mengamanatkan Instansi Pemerintah untuk wajib memberikan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) terintegrasi bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) selama 1 (satu) tahun masa percobaan.

Tujuan dari Diklat terintegrasi ini adalah untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggungjawab dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Selain

itu dalam Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil (PNS), ditetapkan bahwa salah satu jenis diklat yang strategis untuk mewujudkan PNS sebagai bagian dari ASN yang profesional seperti tersebut di atas adalah Diklat Prajabatan. Diklat ini mengedepankan penguatan nilai-nilai dasar profesi PNS dan pembangunan karakter dalam mencetak PNS. Kompetensi inilah yang kemudian berperan dalam membentuk karakter PNS yang kuat, yaitu PNS yang mampu bersikap dan bertindak profesional dalam melayani masyarakat serta berdaya saing.

Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 menjelaskan bahwa Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

Rumah Sakit diselenggarakan berasaskan Pancasila dan didasarkan kepada nilai kemanusiaan, etika dan profesionalitas, manfaat, keadilan, persamaan hak dan anti diskriminasi, pemerataan, perlindungan dan keselamatan pasien, serta mempunyai fungsi sosial.

Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Prof Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta merupakan salah satu rumah sakit vertikal milik Kementerian Kesehatan, terletak di Jalan MT Haryono

Jakarta yang diharapkan dapat menjadi tempat pelayanan kesehatan otak dan saraf yang komprehensif, sehingga bisa menjadi model/percontohan dalam penanganan kasus-kasus

1

neurologi di Indonesia. Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan masyarakat, maka

Rumah Sakit Pusat Otak Nasional mempunyai komitmen mengutamakan keselamatan pasien, kemudahan akses, dan kepuasan pelanggan, serta senantiasa terus melakukan perbaikan sesuai perkembangan teknologi dan kebutuhan pelanggan. Berbicara tentang

pelayanan kesehatan otak dan syaraf, Rumah Sakit Otak tentunya menangani kasus-kasus yang berhubungan dengan otak dan syaraf, dimana pasien-pasien yang datang ke Rumah

Sakit Otak Nasional kebanyakan mengalami penyakit otak dan syaraf salah satunya yaitu peningkatan tekanan intracranial (TIK).

Otak merupakan jaringan tubuh yang mempunyai tingkat metabolisme tinggi, hanya dengan berat kurang dari 2% dari berat badan, namun memerlukan 15% kardiak output dan menyita 20% oksigen yang beredar di tubuh, serta membutuhkan 25% dari seluruh glukosa dalam tubuh (Amri, 2017). Pada kondisi emergensi dan kritis akan terjadi peningkatan kebutuhan bahan metabolisme tersebut, dengan demikian apabila suplai bahan-bahan metabolisme tersebut terganggu maka akan menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan otak yang dapat berakibat kematian dan kerusakan permanen pada otak (Torbey et al, 2009). Ruang didalam kepala dibatasi oleh struktur yan kaku, semua kompartemen intracranial tidak dapat di desak atau di mampatkan, hal ini dikarenakan volume intracranial yang konstan (Hukum Monro-Kellie). Oleh karena itu apabila ditemukan kelainan pada salah satu isi yang mempengaruhi peningkatan volume didalamnya maka akan terjadi peningkatan intracranial setelah batas kompensasi terlewati (Chong et al, 2002).

Tekanan intracranial normal yaitu berkisar pada 8-10 mmHg untuk bayi, kurang dari 15 mmHg untuk anakdan dewasa, sedangkan bila lebih dari 20 mmHg dan sudah menetap dalam waktu lebih dari 20 menit dikatakan sebagai hipertensi intracranial. Efek dari peningkatan tekanan intracranial sangat kompleks, oleh karena itu perlu penanganan segera agar penderita tidak jatuh dalam keadaan yang lebih buruk. Prinsip TIK di uraikan pertama kali oleh Profesor Monroe dan Kelllie pada tahun 1820. Orang dewasa normal menghasilkan sekitar 500 mL cairan serebrospinal (CSF) dalam waktu 24 jam. Setiap saat, ada kira-kira 150 mL di ruangn intracranial. Ruang intradural terdiri dari ruang intraspinal ditambah ruang intracranial. Total volume ruang ini pada orang dewasa sekitar 1700 mL, dimana sekitar 8% adalah cairan serebrospinal, 12% volume darah dan 80% adalah jaringan otak dan medulla spinalis. Karena kantung dura tulang belakang tidak selalu penuh tegang, maka beberapa peningkatan volume ruang intradural dapat dicapai dengan kompresi terhadap pembuluh darah epidural tulang belakang. Setelah kantung dural sepenuhnya tegang, apapun penambahan volume selanjutnya akan meningkatkan salah

2

satu komponen ruang intracranial yang harus di imbangi dengan penurunan volume salah satu komponen yang lain (Timoveef, 2008).

Peningkatan tekanan intracranial (TIK) yang tidak tertangani dengan baik bisa menyebabkan herniasi dan bisa menyebabkan kematian pada pasien, agar hal tersebut tidak terjadi, maka diperlukannya adanya tindakan pencegahan salah satunya yaitu edukasi kepada pasien, keluarga dan tenaga kesehatan yang menangani kasus pasien dengan peningkatan tekanan intracranial (TIK). Hal ini dilakukan guna mengedepankan keselamatan dan kesembuhan pasien. Untuk itu penulis membuat rancangan aktualisasi ini untuk mengoptimalkan pengetahuan kepada pasien dan keluarga tentang tindakantindakan yang diperlukan dan dilakukan kepada pasien dengan peningkatan tekanan intracranial (TIK).

Tujuan umum dari aktualisasi ini yaitu untuk mengaktualisasikan sikap bela negara, nilai-nilai dasar ASN (PNS) yang meliputi Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif dalam pemecahan isu yang ada di instasi dengan upaya mewujudkan Smart governance menggunakan perspektif Manajemen ASN dan Smart ASN.

2. Tujuan Khusus

Tujuan dari rancangan aktualisasi ini yaitu untuk memberikan pengetahuan kepada pasien dan keluarga terkait bagaimana tatalaksana peningkatakan tekanan intracranial (TIK)

1. Bagi penulis

Penerapan aktualisasi ini dapat menjadi pengalaman belajar untuk mengemban tanggung jawab penuh sebagai abdi negara pada khususnya dan pelayan masyarakat pada umumnya (yang dibuktikan dengan selesainya laporan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN). Penerapan aktualisasi nilai-nilai dasar di tempat kerja dapat merubah mindset didalam diri untuk menjadi lebih profesional, berkomitmen, beretika, dan berintegritas tinggi.

3
1.2 Tujuan 1. Tujuan Umum 1.3 Manfaat

2 Bagi unit kerja

Mengoptimalkan tugas dan fungsi organisasi dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien

3 Bagi pasien dan keluarga

Bagi pasien dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan tentang tatalaksana peningkatan tekanan intracranial (TIK)

Aktualisasi ini akan dilakukan selama masa habituasi yang dilakukan di instansi kerja penulis yaitu di Instalasi Rawat Inap 7A Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Prof Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta dengan pasien yang terdiagnosa peningkatan tekanan intracranial (TIK).

4
1.4 Ruang Lingkup

BAB II

PROFIL INSTANSI DAN PESERTA

2.1 Profil Instansi

A. Deskripsi Instansi

Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta merupakan salah satu rumah sakit vertikal milik Kementerian Kesehatan, terletak di Jalan MT Haryono Jakarta. Rumah Sakit ini memiliki luas 11.000 meter persegi dengan bangunan 11 tingkat, dan mulai beroperasi tanggal 1 Juli 2013. Permasalahan di bidang kesehatan otak dan saraf (neurologi) di Indonesia semakin kompleks dengan jumlah kasus yang semakin meningkat pula. Angka kejadian stroke meningkat dari tahun ke tahun, bahkan pada riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2007 yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan RI, stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan utama di hampir seluruh rumah sakit di Indonesia. Oleh karena itu Pemerintah mendirikan Rumah Sakit Pusat Otak Nasional yang diharapkan dapat menjadi tempat pelayanan kesehatan otak dan saraf yang komprehensif, sehingga bisa menjadi model/percontohan dalam penanganan kasus-kasus neurologi di Indonesia. Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan masyarakat, maka Rumah Sakit Pusat Otak Nasional mempunyai komitmen mengutamakan keselamatan pasien, kemudahan akses, dan kepuasan pelanggan, serta senantiasa terus melakukan perbaikan sesuai perkembangan teknologi dan kebutuhan pelanggan

B. Struktur Organisasi

Gambar 2.1 Struktur Organisasi RS. Pusat Otak Nasional

5

C. Visi dan Misi Rumah Sakit

1. Visi

“Terwujudnya Masyarakat Sehat, Produktif, Mandiri, Yang Berkeadilan”

2. Misi

a. Memperkuat upaya kesehatan yang bermutu dan menjangkau seluruh penduduk Indonesia.

b. Memberdayakan masyarakat dan mengarusutamakan pembangunan kesehatan.

c. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan dan mutu sumber daya kesehatan.

d. Memantapkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan inovatif.

D. Tujuan

“Memberikan pelayanan kesehatan otak dan sistem persarafan unggul untuk semua lapisan masyarakat dengan berbagai tingkat kesulitan, baik bagi pasien dari dalam maupun luar negeri”

E. Nilai-Nilai Organisasi

B : Benevolent : Senantiasa Melayani Pasien Dengan Tulus

R : Responsive : Selalu Siap Tanggap

A : Attentive : Memberi Perhatian Penuh Terhadap Pasien

I : Innovative : Mengikuti Perkembangan Ilmu

N : Noble : Sesuai Dengan Motto RS Yaitu "Melayani Dengan Mulia"

Nama : Aulia Elma Nafia Istizhada, S.Kep., Ners

Tempat, Tanggal Lahir : Bojonegoro, 17 Juli 1996

NIP : 199607172022032005

6
2.2 Profil Peserta

Pangkat / Golongan : Penata Muda/IIIb

Jabatan : Perawat Ahli Pertama

Unit Kerja : Instalasi Rawat Inap 7A RS Pusat Otak Nasional Prof.

Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta

Instansi : Kementerian Kesehatan

Berdasarkan pelaksanaan aktualisasi ini mengacu pada Sasaran Kerja Pegawai

( SKP ) meliputi:

1. Mengikuti seminar/ lokakarya internasional / nasional sebagai peserta

2. Melakukan intervensi keperawatan (acute dan chronic care) dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar manusia pemenuhan kebutuhan eliminasi manajemen inkontinen urine

3. Melakukan intervensi keperawatan (acute dan chronic care) dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar manusia pemenuhan kebutuhan eliminasi manajemen inkontinen feecal

4. Melakukan intervensi keperawatan (acute dan chronic care) dalam rangka pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur , melakukan upaya membuat pasien tidur

5. Melakukan intervensi keperawatan (acute dan chronic care) dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar manusia tindakan keperawatn yang berkaitan dengan komunikasi melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan.

6. Melakukan intervensi keperawatan (acute dan chronic care) dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar manusia tindakan keperawatan yang berkaitan dengan ibadah, memfasilitasi pasien dalam pemenuhan kebutuhan spiritual

7. Melakukan perawatan paliatif memberikan perawatan pada pasien menjelan ajal sampai meninggal.

8. Melakukan perawatan paliatif memberikan dukungan dalam proses kehilangan berduka dan kematian.

9. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu

10. Merumuskan diagnosa keperawatan individu

11. Membuat prioritas diagnosa keperawatan

12. Menyusun rencana tindakan keperawatan. Merumuskan tujuan keperawatan pada individu.

13. Menyusun rencana tindakan keperawatan. Merumuskan tindakan keperawatan pada individu

7

14. Melakukan evaluasi keperawatan, melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu.

15. Melakukan upaya preventif pada individu, melakukan pendidikan kesehatan pada individu pasien.

16. Melakukan dokumentasi proses keperawatan pada tahap perencanaan keperawatan.

17. Melakukan dokumentasi proses keperawatan pada tahap pelaksanaan tidakan keperawatan.

18. Melakukan dokumentasi proses keperawatan pada tahap evaluasi keperawatan.

19. Melakukan intervensi keperawatan (acute dan chronic care) dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar manusia pemenuhan kebutuhan pengaturan suhu tubuh melakukan tata kelola keperawatan perlindungan terhadap pasien dengan resikotrauma/injury.

20. Melakukan intervensi keperawatan (acute dan chronic care) dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar manusia tindakan keperawatan yang berkaitan dengan rekreasi memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman.

Rancangan aktualisasi saya ini berkaitan dengan tugas pokok no 15 yaitu melakukan upaya preventif pada individu dengan melakukan pendidikan kesehatan individu pasien.

8

BAB III RANCANGAN AKTUALISASI

3.1 Identifikasi Isu

Sebelum penetapan judul rancangan aktualisasi terlebih dahulu dilakukan identifikasi dan penetapan isu berdasarkan observasi penulis. Setelah menemukan isu-isu, tahap selanjutnya adalah mengidentifikasi isu tersebut terkait kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan penulis. Dari hasil identifikasi isu tersebut akan menghasilkan isu yang layak dan dijadikan rancangan aktualisasi. Beberapa isu yang penulis temukan di lingkungan kerja yaitu:

1. Belum Optimalnya Edukasi Keluarga Dan Pasien Tentang Tatalaksana Peningkatan Tekanan Intrakranial (TIK) Di Ruang 7A RS Pusat Otak Prof. Dr. Dr. Mahar Mardjono Jakarta

Penatalaksanaan pasien dengan TIK di Rumah Sakit sudah sangat sesuai, namun kurangnya edukasi terhadap keluarga dan pasien saat fase akut pasien mengakibatkan penanganan pasien dengan TIK menjadi tidak optimal. Berdasarkan fakta sesuai observasi yang dilakukan oleh penulis, keluarga dan pasien belum mengetahui tentang apa saja tindakan yang dilakukan guna menurunkan TIK pada fase akut pasien. Untuk itu diperlukannya adanya sinergi dan kerjasama antara pasien, keluarga dan tenaga kesehatan yang mengangani pasien, semua harus tahu tentang tindakan-tindakan apa saja yang dilakukan kepada pasien dan dampak jika tindakan itu tidak dilakukan secara optimal. Hal ini dilakukan guna mengedepankan keselamatan dan kesembuhan pasien. Untuk itu penulis membuat rancangan aktualisasi ini untuk mengoptimalkan pengetahuan kepada pasien dan keluarga tentang tindakan-tindakan yang diperlukan dan dilakukan kepada pasien dengan TIK.

2. Belum Optimalnya Perawatan Pasien Dengan Gangguan Tidur Menggunakan Metode Slow Stroke Back Massage (SSBM)

Stroke merupakan penyakit serebrovaskuler yang pada umumnya

menyebabkan penurunan atau gangguan status neurologis seseorang yang bervariasi derajat dan tipenya, serta mengalami deficit fungsional. Tidur dan istirahat merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi. Secara psikologis pasien yang mengalami stroke juga akan mengalami kecemasan dan rasa ketidaknyamanan selama masa hospitalisasi, hal ini berakibat pada terganggunya proses istirahat pasien yang sebelumnya normal menjadi tidak beraturan. Tidak jarang pasien mengalami gangguan tidur pada saat masa hospitalisasi. Untuk itu diperlukannya sebuah terapi yang

9

membuat pasien nyaman dan dapat mengatasi maslaah gangguan tidurnya. Selain itu, di RS juga belum pernah ada SPO tentang terapi Slow Stroke Back Massage (SSBM). Hal ini yang melatarbelakangi penulis untuk mengangkat masalah ini menjadi isu yang perlu dilakukan penyelesaian.

3. Belum Optimalnya Perawatan Pasien Stroke Dengan Hipertensi Menggunakan Terapi Guided Imagery Hipertensi merupakan salah satu factor pencetus terjadinya stroke, baik stroke hemoragik ataupun iskemik. Hipertensi juga menyebabkan peningkatan tekanan darah perifer sehingga menyebabkan sistem hemodinamik yang buruk. Berdasarkan observasi penulis di lapangan, tidak jarang pasien stroke dengan hipertensi yang mengalami nyeri khususnya di bagian kepala. Untuk itu diperlukan adanya terapi relaksasi untuk meredakan nyeri kepala pada pasien stroke dengan hipertensi. Hal ini yang melatarbelakangi penulis untuk menganagkat isu ini untuk dilakukan penyelesaian masalah.

3.2 Penetapan Core Isu

Berdasarkan identifikasi isu maka dilakukan analisis untuk menentukan isu yang diselesaikan dalam rancangan aktualisasi ini. Analisis yang dilakukan dalam penetapan isu ini menggunakan metode APKL. Metode APKL merupakan metode yang digunakan untuk menguji kelayakan suatu isu untuk dicarikan solusi dalam kegiatan aktualisasi. Berikut kriteria metode APKL:

1. Aktual (A)

Isu benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat

2. Problematic (P)

Isu yang memiliki dimensi sangat kompleks, sehingga perlu dicarikan segera solusinya

3. Kekhalayakan (K)

Isu menyangkut hajat orang banyak

4. Kelayakan (L)

Isu masuk akal dan realistis serta relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.

Metode APKL menggunakan teknik scoring dengan cara memberikan nilai dalam bentuk angka dengan bobot nilai 1-5, metode ini membantu dalam pengambilan keputusan dan penetapan prioritas isu. Bobot nilai APKL dijelaskan dalam tabel berikut:

10

Tabel 3.1 Teknik Scoring Metode APKL

No Kriteria APKL Skor Penilaian

1. Aktual 5 Apabila isu benar terjadi dan sedang dibicarakan oleh Sebagian besar pegawai di unit kerja

4 Apabila isu benar terjadi tapi sedang dibicarakan oleh beberapa pegawai di unit

3 Apabila isu benar terjadi tapi tidak sedang dibicaraakan di unit kerja

2 Apabila isu benar terjadi di unit kerja

1 Apabila isu tidak terjadi di unit kerja

2 Problematika 5 Apabila isu tersebut memiliki dimensi masalah yang kompleks dan perlu segera dicarikan solusinya secara komprehensif

4 Apabila isu tersebut memiliki dimensi maslah yang kompleks dan perlu dicarikn solusinya secara komprehensif

3 Apabila isu tersebut memiliki dimensi masalah dan perlu dicarikan solusinya secara komprehensif

2 Apabila isu tersebut memiliki dimensi masalah dan perlu dicarikan solusinya

1 Apabila isu tersebut memiliki dimensi masalah dan kurang perlu dicarikan solusinya

3 Kekhalayakan 5 Isu tersebut menyangkut hajat hidup orang

banyak

4 Isu tersebut menyangkut hajat hidup sebagian orang

3 Isu tersebut menyangkut hajat hidup sedikit orang

2 Isu tersebut menyangkut hajat hidup perorangan

1 Isu tersebut tidak menyangkut hajat hidup orang

banyak

4 Kelayakan 5 Isu tersebut masuk akal, realistis, relevan dan dapat dimunculkan inisiatif pemecahan

masalahnya

11

4 Isu tersebut masuk akal, realistis, kurang relevan dan dapat dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya

3 Isu tersebut masuk akal, realistis, kurang relevan dan kurang dapat dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya

2 Isu tersebut masuk akal, realistis, kurang relevan dan tidak dapat dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya

1 Isu tersebut tidak masuk akal, tidak realistis, tidak relevan dan tidak dapat dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya

Berikut penapisan isu yang terjadi di Ruang Rawat Inap 7A RS. Pusat Otak Nasional

Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta menggunakan metode APKL.

Tabel 3.2 Penapisan Isu Menggunakan Metode APKL

Belum Optimalnya

Edukasi Keluarga Dan

Pasien Tentang

Tatalaksana

Peningkatan Tekanan

Intrakranial (TIK) Di

Ruang 7A RS Pusat Otak

Prof. Dr. dr. Mahar

Mardjono Jakarta

Belum Optimalnya

Perawatan Pasien

Dengan Gangguan

Tidur Menggunakan

Metode Slow Stroke

BackMassage (SSBM)

Manajemen ASN 5 4 3 4 16 II

12
ISU KETERKAITAN ISU KRITERIA JUMLAH PRIORITAS A P K L
- SMART ASN - Manajemen ASN 5 5 5 4 19 I

Belum Optimalnya

Perawatan Pasien

Stroke Dengan

Hipertensi

Menggunakan Terapi

GuidedImagery

Dari hasil penapisan isu diatas maka isu yang menjadi prioritas utama adalah Belum Optimalnya Edukasi Keluarga Dan Pasien Tentang Tatalaksana Peningkatan

Tekanan Intrakranial (TIK) Di Ruang 7A RS Pusat Otak Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono

Jakarta

3.3 Deskripsi Core Isu

Berdasarkan prioritas isu yang ada, maka isu yang akan diangkat oleh penulis adalah “Belum Optimalnya Edukasi Keluarga Dan Pasien Tentang Tatalaksana

Peningkatan Tekanan Intrakranial (TIK) Di Ruang 7A RS Pusat Otak Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta”. Isu tersebut sesuai dengan ruang lingkup tugas pokok dan fungsi penulis sebagai perawat. Perawatan dan penanganan pada pasien merupakan tanggung jawab dari seorang dokter, namun perawat memiliki tugas untuk mendelegasikan dan memberikan edukasi secara optimal dalam perawatan pasien sehingga pasien dan keluarga menjadi paham. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang penatalaksanaan peningkatan tekanan intracranial (TIK), faktor penyebab, dan cara penanganan yang tepat saat pasien berada dalam masa akut menjadi salah satu penyebab sering terjadinya kesalahan dalam penanganan peningkatan tekanan intracranial (TIK).

Berdasarkan data yang diperoleh, angka kematian akibat peningkatan tekanan intracranial dengan nilai >40 mmHg mencapai 55,6%. Di Indonesia, cedera intracranial merupakan nomor lima kejadian umum dari kematian di rumah sakit dengan total angka 3.021 kematian (3,13%). Ketika memberikan edukasi memerlukan persiapan dan juga perlu kompetensi karena melibatkan transmisi informasi untuk meningkatkan pemahaman seseorang (Hockenberry & Wilson, 2013). Perawat merupakan tenaga kerja terbesar di rumah sakit yang memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien selama 24 jam melalui kolaborasi dengan berbagai pihak. Hal ini membuat perawat

13
Manajemen ASN 5 4 3 3 15 III

berada pada posisi yang ideal untuk memantau respon pasien terhadap pengobatan yang diberikan.

3.4 Analisis Penyebab

Fishbone Diagram seringkali disebut dengan Cause and Effect Diagram. Fishbone Diagram digunakan ketika peneliti ingin mengidentifikasi kemungkinan penyebab masalah. Fishbone Diagram akan mengidentifikasi berbagai sebab potensial dari suatu efek atau masalah dan menganalisis masalah tersebut melalui sesi brainstorming. Berikut adalah hasil analisis isu dengan menggunakan metode fishbone diiagram.

Gambar 3.1 Analisa Dengan Tehnik Fishbone Diagram

Methode

Man

Belum optimalnya edukasi dari perawat karena keterbatasan waktu

Informasi hanya disampaikan lewat lisan

Belum Optimalnya Edukasi

Keluarga Dan Pasien Tentang Tatalaksana Peningkatan

Tekanan Intrakranial (TIK) Di Ruang 7A RS Pusat Otak Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta

Kurangnya pengetahuan pasien dan keluarga tentang tatalaksana penanganan

Mother Nature

Belum adanya media edukasi yang interaktif

Material

Setelah menganalisa penyebab isu dengan bagan fishbone, dapat disimpulkan bahwa masalah belum optimalnya pemahaman pasien dan keluarga tentang

tatalaksana peningkatan tekanan intracranial (TIK) memiliki akan mengakibatkan dampak sebagai berikut:

a. Faktor Man

Belum optimalnya edukasi yang disampaikan oleh perawat kepada pasien dan keluarga dapat mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang terutama memotivasi sikap.

14

b. Methode atau metode

Informasi yang tidak tersampaikan dengan baik ke pasien dan keluarga juga menjadi penyebab kurang pahamnya pasien dan keluarga tentang tatalaksana peningkatan tekanan intracranial (TIK), hal ini dikarenakan informasi yang diberikan merupakan pengetahuan bagi pasien sendiri hal ini diharapakan dari yang tidak tahu menjadi tahu dan dari yang tidak mampu menjadi mampu dalam mengatasi kesehatannya

c. Mother nature atau lingkungan

Dimana kurangnya pengetahuan keluarga dan pasien tentang penyakit yang diderita pasien membuat keluarga tidak paham apa yang harus diperbuat.

d. Material

Media Edukasi yang belum pernah ada juga berpengaruh besar terhadap kurangnya pemahaman pasien dan keluarga, media edukasi berperan sebagai penyalur informasi yang penting yang bisa digunakan oleh pasien dan keluarga untuk berusaha memahami materi yang disampaikan.

3.5 Gagasan Kreatif

Dalam menerapkan Manajemen ASN saat bekerja seorang CPNS bekerja harus melakukan perencanaan yang matang sebelum melaksanakan kegiatan. Dengan menindaklanjuti isu yang telah dipaparkan sebelumnya, sebagai upaya dalam peningkatan pemahaman pasien dan keluarga tentang tatalaksana peningkatan tekanan intracranial (TIK), maka penulis menemukan gagasan kreatif penyelesaian isu yaitu: pembuatan media edukasi berupa leaflet dan video tentang tatalaksana peningkatan tekanan intracranial (TIK) Di Ruang 7A RS Pusat Otak Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta. Pemilihan gagasan kreatif penggunaan leaflet dan video sebagai media edukasi dianggap memiliki kelebihan yaitu menarik untuk dilihat, mudah untuk dimengerti, merangsang imajinasi dalam pemahaman isi video serta leaflet lebih ringkas dalam penyampaian isi informasinya. Penulis akan merancang beberapa kegiatan yang akan penulis laksanakan selama masa aktualisasi di lingkungan kerja penulis, yaitu :

1. Koordinasi penyampaian gagasan konsep kegiatan pembuatan leaflet dan video:

a. Membuat janji kepada mentor dan kepala ruang

b. Menjelaskan konsep dan gagasan leaflet dan video

c. Mendengarkan pendapat mentor dan kepala ruang

d. Mencatat pendapat mentor dan kepala ruang

15

2. Pembuatan leaflet:

a. Mencari literartur tentang tatalaksana peningkatan intracranial (TIK)

b. Mendesain leaflet

c. Melaporkan desain leaflet ke bidang keperawatan untuk pencetakan leaflet

3. Pembuatan video:

a. Mencari literatur tentang tatalaksana peningkatan intracranial (TIK)

b. Mendesain video edukasi

c. Melakukan pengambilan video

4. Sosialisasi leaflet dan video edukasi:

a. Menyiapkan jadwal untuk sosialisasi leaflet dan video edukasi

b. Menyiapkan leaflet dan video edukasi

c. Melakukan sosialisasi leaflet dan video video edukasi kepada rekan kerja di Ruang 7A RS Pusat Otak Nasional

d. Melakukan sosialisasi leaflet dan video edukasi kepada pasien dan keluarga pasien di Ruang 7A RS Pusat Otak Nasional tentang tatalaksana peningkatan tekanan intracranial (TIK)

5. Mengevaluasi pemahaman kepada pasien dan keluarga tentang edukasi yang diberikan:

a. Meminta tanggapan dari keluarga maupun pasien tentang edukasi melalui leaflet dan video yang telah di sampaikan

b. Meminta tanda tangan pasien dan keluarga mengenai edukasi yang disampaikan.

Kegiatan-kegiatan tersebut dipilih dengan beberapa pertimbangan, diantaranya penulis ingin menyesuaikan kegiatan yang akan dilaksanakan dengan tugas pokok jabatan dan instansi, sehingga terdapat kegiatan yang berkesinambungan satu sama lain. Kegunaan dari kegiatan ini untuk optimalisasi pemahaman pasien dan keluarga tentang tatalaksana peningkatan tekanan inrakranial dengan edukasi menggunakan media leaflet dan video. Pelaksanaan kegiatan ini sangat penting karena Berdasarkan

UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN, Fungsi ASN sebagai pelayan publik terakomodir dengan adanya pembuatan media edukasi video dengan harapan pasien dan keluarga lebih memahami tentang tatalaksana peningkatakan tekanan intracranial (TIK) dan memberikan kepuasan dalam menerima informasi sehingga informasi yang didapat dapat dengan mudah dipahami. Serta fungsi ASN sebagai pemersatu bangsa akan terakomodir dengan kegiatan sosialisasi edukasi leaflet dan video, dari kegiatan ini

16

akan membuat perawat- perawat bersatu dalam memberikan pelayanan kesehatan khususnya dalam pendidikan kesehatan bagi pasien dan keluarga tanpa memandang asal suku, agama dan kelompok.

17

3.6 Matriks Rancangan Aktualisasi

Unit kerja : Instalasi Rawat Inap 7A Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta

Identifikasi Isu : 1. Belum Optimalnya Edukasi Keluarga Dan Pasien Tentang Tatalaksana Peningkatan Tekanan

Intrakranial (TIK) Di Ruang 7A RS Pusat Otak Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta

2. Belum Optimalnya Perawatan Pasien Dengan Gangguan Tidur Menggunakan Metode Slow Stroke Back Massage (SSBM)

3. Belum Optimalnya Perawatan Pasien Stroke Dengan Hipertensi Menggunakan Terapi GuidedImagery

Isu yang diangkat : Belum Optimalnya Edukasi Keluarga Dan Pasien Tentang Tatalaksana Peningkatan Tekanan Intrakranial

(TIK) Di Ruang 7A RS Pusat Otak Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta

Gagasan pemecahan Isu : Optimalisasi Edukasi Keluarga Dan Pasien Tentang Tatalaksana Peningkatan Tekanan Intrakranial (TIK)

Menggunakan Media Leaflet dan Video Di Ruang 7A Rs Pusat Otak Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta

Tabel 3.3 Rancangan Aktualisasi

No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan

Substansi Mata

Pelatihan

Kontribusi

Terhadap Visi Misi

Organisasi

Penguatan Nilai Organisasi

1. Koordinasi

penyampaian

gagasan konsep

kegiatan pembuatan

leaflet dan video

a. Membuat janji

kepada mentor dan kepala ruang

Kesepakatan tanggal

pertemuan dengan

mentor dan kepala

ruang

Dalam melakukan

komunikasi saya

bersikap ramah, sopan dan santun

menunjukkan

berorientasi

Penyampaian

gagasan dan konsep

kegiatan

mendukung misi

Memantapkan tata

kelola pemerintahan

Kegiatan ini dapat

memperkuat nilai

organisasi:

Responsive: Selalu

Siap Tanggap

18

b. Menjelaskan konsep

dan gagasan leaflet

dan video

Foto kegiatan

koordinasi

penjelasan konsep

dan gagasan

pelayanan dan

berupaya untuk

bersikap terbuka

untuk bekerjasama

dengan pihak yang

terkait sebagai

perwujudan

kolaboratif

Pertindak aktif dan

berinisiatif dalam

menjelaskan konsep

gagasan sebagai

perwujudan adaptif

serta menjelaskan

konsep dan

gagasan dengan

sebaik-baiknya

sebagai perwujudan

kompeten dan

menjelaskan konsep

dan gagasan

yang baik, bersih

dan inovatif Innovative: Mengikuti

Perkembangan Ilmu

19

c. Mendengarkan pendapat mentor dan kepala ruang

Tersedianya catatan

perbaikan

dengan cermat dan bertanggungjawab

sebagai perwujudan

akuntabel

Menghargai

pendapat mentor

dan kepala ruang

sebagai pewujudan

harmonis, memberikan kesempatan kepada

berbagai pihak yaitu

mentor untuk

berkontribusi dalam

kegiatan

pembuatan leaflet

dan video edukasi

sebagai perwujudan

kolaboratif

Tersedianya catatan perbaikan

Menjaga nama baik

mentor dan kepala

ruang serta tidak

20
d. Mencatat pendapat mentor dan kepala ruang

tentang tatalaksana

peningkatan intracranial (TIK)

Foto pencarian

literatur dan materi

edukasi

menjelek-jelekkan

pendapatnya

sebagai perwujudan

loyal

Berorientasi

Pelayanan:

mencari literatur

yang tepat hal ini

sebagai upaya

peningkatan

pemahaman dan

pengetahuan pasien

dan keluarga.

Mencari literatur

dengan cermat dan

bertanggungjawab

sebagai perwujudan

akuntabel

Dalam proses

pembuatan leaflet

mendukung visi:

Terwujudnya

Masyarakat Sehat,

Produktif, Mandiri,

Yang Berkeadilan

Serta misi:

Memberdayakan

masyarakat dan

mengarusutamakan

pembangunan

kesehatan.

Kegiatan ini dapat

memperkuat nilai

organisasi:

Innovative :

Mengikuti

Perkembangan Ilmu

Benevolent :

Senantiasa Melayani

Pasien Dengan Tulus

Attentive :

Memberi Perhatian

Penuh Terhadap

Pasien

harus tetap terus

berinovasi dan

21
2. Pembuatan Leaflet a. Mencari literartur b. Mendesain leaflet Desain leaflet sebagai perawat

c. Melaporkan desain leaflet ke bidang keperawatan untuk pencetakan leaflet

mengembangkan

kreatifitas dalam

memberikan asuhan

keperawatan

kepada pasien

sebagai perwujudan

adaptif

Leaflet tercetak Dalam membuat

leaflet dengan

kualitas terbaik

sebagai perwujudan

kompeten

serta tetap menjaga

nama baik instansi

sebagai perwujudan

loyal

meminta bantuan

pihak terkait untuk

mencetak leaflet

sebagai perwujudan

kolaboratif

22

tentang tatalaksana

peningkatan intracranial (TIK)

Foto pencarian

literatur dan materi

edukasi

dan membangun

lingkungan yang

kondusif sebagai

perwujudan

harmonis

Berorientasi

Pelayanan:

mencari literatur

yang tepat hal ini

sebagai upaya

peningkatan

pemahaman dan

pengetahuan pasien

dan keluarga.

Mencari literatur

dengan cermat dan

bertanggungjawab

sebagai perwujudan

akuntabel

Dalam proses

pembuatan video

mendukung visi:

Terwujudnya

Masyarakat Sehat,

Produktif, Mandiri, Yang Berkeadilan

Serta misi:

Memberdayakan

masyarakat dan

mengarusutamakan

pembangunan

kesehatan.

Kegiatan ini dapat

memperkuat nilai

organisasi:

Innovative :

Mengikuti

Perkembangan Ilmu

Benevolent :

Senantiasa Melayani

Pasien Dengan Tulus

Attentive :

Memberi Perhatian

Penuh Terhadap

Pasien

harus

23
3. Pembuatan video a. Mencari literatur b. Mendesain video edukasi Desain awal video sebagai perawat tetap terus

c. Melakukan pengambilan video Foto saat proses pengambilan video

berinovasi dan mengembangkan

kreatifitas dalam

memberikan asuhan

keperawatan

kepada pasien

sebagai perwujudan

adaptif

Dalam melakukan

pengambilan video

dengan kualitas

terbaik sebagai

perwujudan

kompeten

serta tetap menjaga

nama baik instansi

sebagai perwujudan

loyal

memberikan

kesempatan

bekerjasama

kepada rekan kerja

24

4. Sosialisasi leaflet dan

video edukasi:

a. Menyiapkan jadwal untuk sosialisasi

leaflet dan video

edukasi

Tersedianya jadwal

sosialisasi

dalam pengambilan

video sebagai

perwujudan

kolaboratif

dan membangun

lingkungan yang

kondusif sebagai

perwujudan

harmonis

Bersikap cekatan

dalam menyiapkan

jadwal untuk

sosialisasi sebagai

perwujudan

berorientasi

pelayanan

Saat proses

sosialisasi leaflet dan

video mendukung

misi Memperkuat

upaya kesehatan

yang bermutu dan

menjangkau seluruh

Kegiatan ini dapat

memperkuat nilai

organisasi:

Innovative : Mengikuti

Perkembangan Ilmu

b. Menyiapkan leaflet dan video edukasi Foto persiapan edukasi

Menyiapkan leaflet

dan video edukasi

secara cermat dan

disiplin sebagai

perwujudan

akuntabel

penduduk

Indonesia.

Meningkatkan

ketersediaan, pemerataan dan

Noble : Sesuai Dengan Motto

RS Yaitu "Melayani

Dengan Mulia"

25

c. Melakukan

sosialisasi leaflet dan video edukasi

kepada rekan kerja

di Ruang 7A RS

Pusat Otak Nasional

Foto kegiatan

sosialisasi dan daftar

hadir peserta

sosialisasi

Mengikutsertakan

rekan kerja saat

penyampaian

sosialisasi leaflet

dan video sebagai

perwujudan

kolaboratif

saat melakukan

sosialisasi

menciptakan

lingkungan yang

kondusif, tidak

berisik dan tenang

sebagai perwujudan

harmonis, serta

memberikan

pengetahuan baru

kepada sesama

rekan kerja sebagai

perwujudan

kompeten

mutu sumber daya

kesehatan.

26

d. Melakukan

sosialisasi leaflet dan video edukasi

kepada pasien dan keluarga pasien di Ruang 7A RS Pusat

Otak Nasional

tentang tatalaksana

peningkatan

tekanan intracranial (TIK)

saat penyajian

leaflet dan video

tetap menjaga

nama baik instansi

dengan tidak

menjelek-jelekkan

nama instansi

dalam leaflet dan

video yang dibuat

sebagai perwujudan

loyal

Foto kegiatan

sosialisasi dan daftar

hadir peserta

sosialisasi

Bertindak aktif

dalam melakukan

sosialisasi leaflet

dan video edukasi

kepada pasien dan keluarga sebagai

perwujudan

adaptif

27

5. Mengevaluasi

pemahaman kepada

pasien dan keluarga

tentang edukasi yang

diberikan

a. Meminta tanggapan

dari keluarga

maupun pasien

tentang edukasi

terkait leaflet dan

video yang telah di

sampaikan

Foto kegiatan Bersikap ramah dan

sopan saat meminta

tanggapan terkait

leaflet dan video

edukasi sebagai

perwujudan

berorientasi

pelayanan.

Bertanggung jawab

dalam pemberian

informasi kepada

pasien dan keluarga

dengan memastikan

apakah pasien dan

keluarga mengerti

tentang edukasi

yang disampaikan

sebagai perwujudan

akuntabel

Melaksanakan

edukasi dan

evaluasi dengan

Mengevaluasi

pemahaman kepada

pasien dan keluarga

tentang edukasi

yang diberikan ini

mendukung misi

Memperkuat upaya

kesehatan yang

bermutu dan

menjangkau seluruh

penduduk Indonesia

Kegiatan ini dapat

memperkuat nilai

organisasi

Noble : Sesuai

Dengan Motto RS

Yaitu "Melayani

Dengan Mulia"

28

b. Meminta tanda

tangan pasien dan

keluarga mengenai

edukasi yang

disampaikan

Formulir Komunikasi

Informasi dan

Edukasi (KIE) yang

telah ditanda tangani

pasien maupun

keluarga

baik sebagai

perwujudan

kompeten

Serta menghargai

pendapat pasien

dan keluarga saat

dilakukan evaluasi

sebagai perwujudan

harmonis

Menjaga nama baik

sesame rekan kerja

dan peserta

sosialisasi sebagai

perwujudan loyal

Bertindak aktif saat

meminta pendapat

kepada pasien dan

keluarga sebagai

perwujudan

adaptif

29

dan bersikap

terbuka dalam

menerima evaluasi

dari keluarga dan

pasien sebagai

perwujudan

kolaboratif

30

Rencana pelaksanaan aktulaisasi latsar CPNS Golongan 3 Angkatan 6 akan dilaksanakan mulai tanggal 15 Juli – 20 Agustus 2022 dengan rencana kegiatan sebagai berikut:

Tabel 3.4 Rencana Jadwal Kegiatan

No. Kegiatan Juli Agustus

1 2 3 4 1 2 3 4

1. Koordinasi penyampaian gagasan konsep kegiatan pembuatan leaflet dan video

2. Pembuatan leaflet

3. Pembuatan video

4. Sosialisasi leaflet dan video edukasi

5. Mengevaluasi pemahaman kepada pasien dan keluarga tentang edukasi yang diberikan

31
3.7 Rencana Jadwal Kegiatan

DAFTAR PUSTAKA

Amri, Imtihan. 2017. Pengelolaan Peningkatan Tekanan Intrakranial. Jurnal Ilmiah

Kedokteran: Medika Tadulako. Vol.4 No.3

Wolfe TJ, Torbey MT. Management of intracranial pressure. Curr Neuro Neurosci Reports 2009;9:477-85.

Mayer SA, Chong JY. Critical care management of increased intracranial pressure. J Intensive Care Med 2002;17:55-67.

Timofeev I. The Intracranial Compartement and Intracranial Pressure in Essentials of Neuroanasthesia and Neurointensive Care. Saunders Elsevier. Philadelphia. 2008; 2630.

Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI. 2021. Modul SMART ASN.Jakarta: LAN.

Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI. 2021. Modul ManajemenASN.Jakarta: LAN.

32

LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI PELATIHAN DASAR CPNS

OPTIMALISASI EDUKASI KELUARGA DAN PASIEN TENTANG TATALAKSANA

PENINGKATAN TEKANAN INTRAKRANIAL (TIK) MENGGUNAKAN MEDIA

LEAFLET DAN VIDEO DI RUANG 7A RS PUSAT OTAK PROF. Dr. dr. MAHAR

MARDJONO JAKARTA

OLEH:

Aulia Elma Nafia Istizhada, S.Kep., Ners

NIP. 199607172022032005

Nama : Aulia Elma Nafia Istizhada, S.Kep., Ners

Tempat, Tanggal Lahir : Bojonegoro, 17 Juli 1996

NIP : 199607172022032005

Pangkat / Golongan : Penata Muda/IIIb

Jabatan : Perawat Ahli Pertama

Unit Kerja : Instalasi Rawat Inap 7A RS Pusat Otak

Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta

Instansi : Kementerian Kesehatan

VISI : Terwujudnya Masyarakat Sehat, Produktif, Mandiri, Yang Berkeadilan

MISI:

a. Memperkuat upaya kesehatan yang

bermutu dan menjangkau seluruh

penduduk Indonesia.

b. Memberdayakan masyarakat dan mengarusutamakan pembangunan kesehatan.

NILAI:

B : Benevolent : Senantiasa Melayani

Pasien Dengan Tulus

R : Responsive : Selalu Siap Tanggap

A : Attentive : Memberi Perhatian Penuh

Terhadap Pasien

c. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan dan mutu sumber daya kesehatan.

d. Memantapkan tata kelola pemerintahan

yang baik, bersih dan inovatif.

I : Innovative : Mengikuti Perkembangan

Ilmu

N : Noble : Sesuai Dengan Motto RS

Yaitu "Melayani Dengan Mulia"

Tugas dan Fungsi Sesuai SKP

1. Mengikuti seminar/ lokakarya internasional / nasional sebagai peserta

8. Menyusun rencana tindakan keperawatan.

2. Melakukan intervensi keperawatan (acute dan chronic care) dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar manusia.

9. Melakukan evaluasi keperawatan.

3. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan.

10. Melakukan upaya preventif pada individu, melakukan pendidikan kesehatan pada

individu pasien.

4. Melakukan perawatan paliatif memberikan dukungan dalam proses kehilangan berduka dan kematian.

11. Melakukan dokumentasi proses keperawatan pada

tahap perencanaan keperawatan.

5. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu

12. Melakukan dokumentasi proses keperawatan pada

tahap pelaksanaan tidakan keperawatan.

6. Membuat prioritas diagnosa keperawatan

7. Menyusun rencana tindakan keperawatan

1. Belum Optimalnya Edukasi Keluarga Dan Pasien Tentang Tatalaksana Peningkatan Tekanan Intrakranial (TIK) Di Ruang 7A RS Pusat Otak Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta

2. Belum Optimalnya Perawatan Pasien Dengan Gangguan Tidur Menggunakan Metode Slow Stroke Back

Massage (SSBM)

3. Belum Optimalnya Perawatan Pasien Stroke Dengan Hipertensi Menggunakan Terapi GuidedImagery

Isu Teridentifikasi:

Belum Optimalnya Edukasi Keluarga Dan Pasien Tentang

Tatalaksana Peningkatan Tekanan Intrakranial (TIK) Di Ruang 7A

RS Pusat Otak Prof. Dr. Dr. Mahar Mardjono Jakarta

Belum Optimalnya Perawatan Pasien Dengan Gangguan Tidur

Menggunakan Metode Slow Stroke Back Massage (SSBM

Belum Optimalnya Perawatan Pasien Stroke Dengan Hipertensi Menggunakan Terapi Guided Imagery

Isu Terpilih

Belum Optimalnya Edukasi Keluarga Dan Pasien Tentang Tatalaksana Peningkatan Tekanan

Intrakranial (TIK) Di Ruang 7A RS Pusat Otak Prof. Dr. Dr. Mahar Mardjono Jakarta

Tabel APKL
ISU KETERKAITAN ISU KRITERIA JUMLAH PRIORITAS A P K L
- SMART ASN - Manajemen ASN 5 5 5 4 19 I
Manajemen ASN 5 4 3 4 16 II
Manajemen ASN 5 4 3 3 15 III

Deskripsi Isu Terpilih

DATA/FAKTA:

1. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang penatalaksanaan peningkatan tekanan intracranial (TIK), faktor penyebab, dan cara penanganan yang tepat saat pasien berada dalam masa akut menjadi salah satu penyebab sering terjadinya kesalahan dalam penanganan peningkatan tekanan intracranial (TIK).

2. Berdasarkan data yang diperoleh, angka kematian akibat peningkatan tekanan intracranial dengan nilai >40 mmHg mencapai 55,6%. Di Indonesia, cedera intracranial merupakan nomor lima kejadian umum dari kematian di rumah sakit dengan total angka 3.021 kematian (3,13%).

3. Perawat merupakan tenaga kerja terbesar di rumah sakit yang memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien selama 24 jam melalui kolaborasi dengan berbagai pihak. Hal ini membuat perawat berada pada posisi yang ideal untuk memantau respon pasien terhadap terapi yang diberikan.

Penyebab (tehnik analisis fishbone)

Dampak:

1. Belum optimalnya edukasi yang disampaikan oleh perawat kepada pasien dan keluarga dapat mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang terutama memotivasi sikap.

2. Informasi yang tidak tersampaikan dengan baik ke pasien dan keluarga juga menjadi penyebab kurang pahamnya pasien dan keluarga tentang tatalaksana peningkatan tekanan intracranial (TIK), hal ini dikarenakan informasi yang diberikan merupakan pengetahuan bagi pasien sendiri hal ini diharapakan dari yang tidak tahu menjadi tahu dan dari yang tidak mampu menjadi mampu dalam mengatasi kesehatannya

3. Kurangnya pengetahuan keluarga dan pasien tentang penyakit yang diderita pasien membuat keluarga tidak paham apa yang harus diperbuat.

4. Media Edukasi yang belum pernah ada juga berpengaruh besar terhadap kurangnya pemahaman pasien dan keluarga, media edukasi berperan sebagai penyalur informasi yang penting yang bisa digunakan oleh pasien dan keluarga untuk berusaha memahami materi yang disampaikan.

Gagasan Kreatif

Sesuai dengan SKP: Optimalisasi Edukasi Keluarga Dan Pasien Tentang Tatalaksana

Peningkatan Tekanan Intrakranial (TIK) Menggunakan Media Leaflet dan Video Di Ruang 7A

Rs Pusat Otak Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta

Alasan:

Pemilihan gagasan kreatif penggunaan leaflet dan video sebagai media edukasi dianggap

memiliki kelebihan yaitu menarik untuk dilihat, mudah untuk dimengerti, merangsang

imajinasi dalam pemahaman isi video serta leaflet lebih ringkas dalam penyampaian isi

informasinya

Tahap Rancangan Aktualisasi:

Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Kontribusi Terhadap

Visi Misi Organisasi

Penguatan Nilai

Organisasi

a. Membuat janji

kepada mentor dan kepala ruang

Kesepakatan tanggal

pertemuan dengan mentor dan kepala ruang

Dalam melakukan komunikasi saya bersikap ramah, sopan

dan santun menunjukkan berorientasi pelayanan dan berupaya untuk bersikap terbuka untuk bekerjasama

dengan pihak yang terkait sebagai perwujudan

kolaboratif

b. Menjelaskan

konsep dan gagasan

leaflet dan video

Foto kegiatan koordinasi

penjelasan konsep dan gagasan

Pertindak aktif dan berinisiatif dalam menjelaskan konsep

gagasan sebagai perwujudan adaptif

serta menjelaskan konsep dan gagasan dengan sebaik-

baiknya sebagai perwujudan kompeten dan menjelaskan

konsep dan gagasan dengan cermat dan bertanggungjawab sebagai perwujudan akuntabel

c. Mendengarkan

pendapat mentor dan kepala ruang

Tersedianya catatan perbaikan

Menghargai pendapat mentor dan kepala ruang sebagai

pewujudan harmonis, memberikan kesempatan kepada

berbagai pihak yaitu mentor untuk berkontribusi dalam

kegiatan pembuatan leaflet dan video edukasi sebagai

perwujudan kolaboratif

d. Mencatat pendapat mentor dan kepala ruang

Penyampaian

gagasan dan konsep

kegiatan mendukung

misi Memantapkan

tata kelola

pemerintahan yang

baik, bersih dan inovatif

Kegiatan ini dapat memperkuat nilai

organisasi:

Responsive: Selalu Siap

Tanggap

Innovative: Mengikuti

Perkembanga n Ilmu

Tersedianya catatan perbaikan

Menjaga nama baik mentor dan kepala ruang serta tidak

menjelek-jelekkan pendapatnya sebagai perwujudan loyal

1. Koordinasi penyampaian gagasan konsep kegiatan pembuatan leaflet dan video

Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Kontribusi Terhadap

Visi Misi Organisasi Penguatan Nilai Organisasi

literartur tentang

tatalaksana

peningkatan

intracranial (TIK)

Foto pencarian literatur dan materi edukasi

Berorientasi Pelayanan: mencari literatur yang tepat hal ini sebagai upaya peningkatan pemahaman dan pengetahuan pasien dan keluarga.

Mencari literatur dengan cermat dan bertanggungjawab

sebagai perwujudan akuntabel

Dalam proses

pembuatan leaflet

mendukung visi:

Terwujudnya

Kegiatan ini dapat memperkuat

nilai

organisasi:

b. Mendesain leaflet Desain leaflet sebagai perawat harus tetap terus berinovasi dan mengembangkan kreatifitas dalam memberikan asuhan

keperawatan kepada pasien sebagai perwujudan adaptif

Leaflet tercetak

Dalam membuat leaflet dengan kualitas terbaik sebagai

desain leaflet ke bidang

keperawatan

untuk pencetakan leaflet

perwujudan kompeten

serta tetap menjaga nama baik instansi sebagai

perwujudan loyal

meminta bantuan pihak terkait untuk mencetak leaflet

sebagai perwujudan kolaboratif

dan membangun lingkungan yang kondusif sebagai

perwujudan harmonis

Berkeadilan

Masyarakat Sehat, Produktif, Mandiri, Yang

Serta misi: Memberdayakan

masyarakat dan

mengarusutamakan

pembangunan

kesehatan.

Innovative : Mengikuti

Perkembangan

Ilmu

Benevolent : Senantiasa

Melayani Pasien

Dengan Tulus

Attentive : Memberi

Perhatian

Penuh Terhadap

Pasien

2. Pembuatan Leaflet a. Mencari c. Melaporkan

3. Pembuatan Video

Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Kontribusi Terhadap

Visi Misi Organisasi Penguatan Nilai Organisasi

a. Mencari

literartur tentang

tatalaksana

peningkatan

intracranial (TIK)

Foto pencarian literatur dan materi edukasi

Berorientasi Pelayanan: mencari literatur yang tepat hal ini sebagai upaya peningkatan pemahaman dan pengetahuan pasien dan keluarga.

Mencari literatur dengan cermat dan bertanggungjawab sebagai perwujudan akuntabel

b. Mendesain

video edukasi

Desain awal video sebagai perawat harus tetap terus berinovasi dan mengembangkan kreatifitas dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien sebagai perwujudan adaptif

c. Melakukan

pengambilan video

Foto saat proses pengambilan video

Dalam melakukan pengambilan video dengan kualitas terbaik sebagai perwujudan kompeten

serta tetap menjaga nama baik instansi sebagai

perwujudan loyal

memberikan kesempatan bekerjasama kepada rekan kerja

dalam pengambilan video sebagai perwujudan kolaboratif

dan membangun lingkungan yang kondusif sebagai

perwujudan harmonis

Dalam proses

pembuatan video

mendukung visi: Terwujudnya

Masyarakat Sehat, Produktif, Mandiri, Yang Berkeadilan Serta

misi: Memberdayakan

masyarakat dan mengarusutamakan

pembangunan kesehatan.

Kegiatan ini dapat memperkuat

nilai organisasi:

Innovative : Mengikuti

Perkembangan

Ilmu

Benevolent : Senantiasa

Melayani Pasien

Dengan Tulus

Attentive : Memberi

Perhatian

Penuh Terhadap

Pasien

4. Sosialisasi leaflet dan video edukasi

Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Kontribusi Terhadap

Visi Misi Organisasi

Penguatan Nilai Organisasi

a. Menyiapkan

jadwal untuk

sosialisasi leaflet dan video edukasi

Tersedianya jadwal

sosialisasi

Bersikap cekatan dalam menyiapkan jadwal untuk sosialisasi

sebagai perwujudan berorientasi pelayanan

Saat proses sosialisasi

leaflet dan video mendukung misi

Memperkuat upaya

Kegiatan ini dapat memperkuat nilai organisasi:

b. Menyiapkan

leaflet dan video edukasi

Foto persiapan edukasi Menyiapkan leaflet dan video edukasi secara cermat dan disiplin

sebagai perwujudan akuntabel

kesehatan yang bermutu dan menjangkau seluruh

penduduk Indonesia.

Innovative :

Mengikuti

Perkembangan

c. Melakukan

sosialisasi leaflet dan video edukasi kepada

rekan kerja di Ruang

7A RS Pusat Otak

Nasional

Foto kegiatan sosialisasi dan

daftar hadir peserta sosialisasi

Mengikutsertakan rekan kerja saat penyampaian sosialisasi

leaflet dan video sebagai perwujudan kolaboratif

saat melakukan sosialisasi menciptakan lingkungan yang

kondusif, tidak berisik dan tenang sebagai perwujudan

harmonis, serta memberikan pengetahuan baru kepada sesama

rekan kerja sebagai perwujudan kompeten

saat penyajian leaflet dan video tetap menjaga nama baik

instansi dengan tidak menjelek-jelekkan nama instansi dalam

leaflet dan video yang dibuat sebagai perwujudan loyal

d. Melakukan

sosialisasi leaflet dan video edukasi kepada

pasien dan keluarga

Foto kegiatan sosialisasi dan

daftar hadir peserta sosialisasi

Bertindak aktif dalam melakukan sosialisasi leaflet dan video

edukasi kepada pasien dan keluarga sebagai perwujudan

adaptif

Meningkatkan ketersediaan, pemerataan dan mutu

sumber daya kesehatan.

Ilmu Noble :

Sesuai Dengan

Motto RS Yaitu

"Melayani Dengan Mulia"

5. Mengevaluasi pemahaman kepada pasien dan keluarga tentang edukasi yang diberikan

Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Kontribusi Terhadap

Visi Misi Organisasi Penguatan Nilai Organisasi

a. Meminta tanggapan

dari keluarga maupun

pasien tentang

edukasi terkait leaflet

dan video yang telah

di sampaikan

Foto kegiatan Bersikap ramah dan sopan saat meminta tanggapan

terkait leaflet dan video edukasi sebagai perwujudan

berorientasi pelayanan. Bertanggung jawab dalam

pemberian informasi kepada pasien dan keluarga dengan

memastikan apakah pasien dan keluarga mengerti tentang

edukasi yang disampaikan sebagai perwujudan akuntabel

Melaksanakan edukasi dan evaluasi dengan baik sebagai

perwujudan kompeten

Serta menghargai pendapat pasien dan keluarga saat

dilakukan evaluasi sebagai perwujudan harmonis

b. Meminta tanda

tangan pasien dan

keluarga mengenai

edukasi yang

disampaikan

Formulir Komunikasi

Informasi dan Edukasi

(KIE) yang telah

ditanda tangani pasien

maupun keluarga

Menjaga nama baik sesame rekan kerja dan peserta

sosialisasi sebagai perwujudan loyal

Bertindak aktif saat meminta pendapat kepada pasien dan

keluarga sebagai perwujudan adaptif

dan bersikap terbuka dalam menerima evaluasi dari

keluarga dan pasien sebagai perwujudan kolaboratif

Mengevaluasi pemahaman

kepada pasien dan keluarga

tentang edukasi yang

diberikan ini mendukung

misi Memperkuat upaya

kesehatan yang bermutu

dan menjangkau seluruh

penduduk Indonesia

Kegiatan ini dapat

memperkuat nilai organisasi

Noble : Sesuai

Dengan Motto RS

Yaitu "Melayani Dengan Mulia"

Rencana Jadwal Kegiatan

1. Koordinasi penyampaian gagasan konsep

kegiatan pembuatan leaflet dan video

2 . Pembuatan leaflet

3. Pembuatan video

4. Sosialisasi leaflet dan video edukasi

5. Mengevaluasi pemahaman kepada pasien dan

keluarga tentang edukasi yang diberikan

No. Kegiatan Juli Agustus 1 2 3 4 1 2 3 4

Terima Kasih…

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.