3 minute read

3.1 Identifikasi Isu

BAB III RANCANGAN AKTUALISASI

3.1 Identifikasi Isu

Advertisement

Isu yang diidentifikasi berdasarkan hasil pengamatan/observasi dan wawancara dengan Kepala Instalasi, Kepala Ruangan, dan Pekerja Sosial di RS

Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta selama masa kerja mulai Januari 2021 hingga saat ini sebagai Pekerja Sosial Ahli Pertama di unit kerja Instalasi Rehabilitasi

Psikososial. Unit kerja Instalasi Rehabilitasi Psikososial merupakan salah satu unit unggulan yang memberikan pelayanan dalam secara optimal dan professional sesuai dengan misi dari Rumah Sakit yaitu:  Menyediakan kegiatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang professional dan bermutu berbasis layanan neuropsikiatri.  Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang kompeten dan professional  Meningkatkan sarana prasarana untuk mendukung terwujudnya layananlayanan unggulan dan pusat rujukan layanan neuropsikiatri. Program Rehabilitasi yang dimiliki oleh RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan merupakan program latihan kerja untuk pasien ODGJ. Pasien yang datang ke unit

Instalasi Rehabilitasi Psikososial ini merupakan pasien dari Rawat Jalan dan Rawat

Inap setelah mendapatkan perawatan di dalamnya. Pasien rawat jalan yang dimaksud yaitu pasien yang melakukan kontrol ke dokter psikiater setiap bulan mendapatkan rujukan dari dokter tersebut agar pasien dapat ikut rehabilitasi.

Sedangkan Pasien Rawat Inap yaitu pasien yang sudah mendapatkan pengobatan secara medis oleh dokter maupun perawat kemudian atas dasar rujukan dari dokter untuk selanjutnya agar pasien mengikuti kegiatan daycare. Pasien yang masuk ke unit kerja Instalasi Rehabilitasi Psikososial ini disebut sebagai Rehabilitan. Setiap para rehabilitan yang mengikuti program rehabilitasi akan mendapatkan pelayanan dari pekerja sosial yang disebut Home Visit. Menurut W.S Winkle 1995 pengertian

Home Visit merupakan salah satu teknik pengumpulan data dengan jalan mengunjungi rumah untuk membantu menyelesaikan masalah klien. Dalam melaksakan home visit tersebut diperlukan formulir khusus untuk pedoman pekerja sosial menggali berbagai bentuk permasalahan dan kebutuhan-kebutuhan dalam menyelesaikan permasalahannya. Selama ini berdasarkan pengamatan penulis dalam pelaksanaan home visit ini masih banyak mengalami kendala sehingga pelayanan belum sepenuhnya dilakukan secara optimal. Oleh karena itu penulis

mengangkat beberapa isu yang penulis temukan berdasarkan hasil observasi dan wawancara. Adapun identifikasi isu yang didapatkan yaitu: 1) Belum adanya lembar panduan pencatatan home visit bagi pekerja sosial di instalasi rehabilitasi rs jiwa dr soeharto heerdjan Salah satu tugas dan fungsi seorang pekerja sosial yaitu melakukan kunjungan rumah (home visit) ke rumah rehabilitan yang mengikuti program di instalasi rehabilitasi RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan. Home visit merupakan bagian dari pelayanan yang didapatkan oleh rehabilitan selama mengikuti program di instalasi rehabilitasi. Dalam melaksanakan tugasnya pekerja sosial wajib melaksanakan home visit ini untuk setiap rehabilitan yang mengikuti program. Tujuan dari home visit ini sangat berguna untuk pelayanan lanjutan yang diterima oleh para rehabilitan guna menggali informasi dari pihak keluarga terkait latar belakang penyakitnya serta menggali potensi yang ada dan melihat sistem sumber. Setelah pekerja sosial melakukan home visit nantinya akan menjadi pembahasan dalam manajemen kasus yang diikuti oleh 5 profesi lainnya seperti Psikiater, Psikolog, Perawat, OT dan Pekerja Sosial. Dari temuan yang diperoleh dari home visit ini nantinya akan diangkat kedalam pelayanan lanjutan program-program kegiatan apa saja yang dapat diberikan oleh petugas di instalasi rehabilitasi selama rehabilitan mengikuti program tersebut. 2) Kurangnya dukungan keluarga terhadap rehabilitan dalam pelayanan pekerja sosial saat home visit Pentingnya dukungan keluarga untuk membantu pekerja sosial dalam melaksanakan pelayanan sangat berpengaruh kepada keberhasilan program rehabilitan itu sendiri. Karena selama proses mengikuti program tersebut para rehabilitan akan di didik dan dilatih sesuai dengan bakat dan potensi yang ada, sehingga ketika para rehabilitan ini kembali ke masyarakat mereka sudah memeliki kemampuan atau skill dan bisa membantu keluarga baik itu secara ekonomi maupun sosial. Salah satu faktor yang menghambat pelayanan di

Instalasi Rehabilitasi selama ini yaitu kurangnya dukungan keluarga terhadap rehabilitan tersebut. Adanya stigma dari masyarakat juga terkadang membuat keluarga enggan untuk dikunjungi melalui home visit. Terkadang juga keluarga sengaja mengikutsertakan ke program rehabilitasi di RS Jiwa karena merasa malu dengan tetangga dan cenderung tidak mau merawat rehabilitan itu sendiri.

Namun ada juga keluarga mengikutsertakan rehabilitan ke program rehabilitasi dikarenakan keluarga menginginkan rehabilitan tersebut dapat mandiri dalam

This article is from: