LAPORAN SEMINAR RANCANGAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN 4
OPTIMALISASI PENGHITUNGAN KESEIMBANGAN CAIRAN PADA BAYI SAKIT
DENGAN REVISI SPO MENGHITUNG KESEIMBANGAN CAIRAN DAN SPO
MENGHITUNG INSENSIBLEWATERLOSS (IWL)
DI RUANG ANTURIUM
RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG TAHUN 2022
DISUSUN OLEH: CUT MEY RIBKA SIRAIT, S. Kep., Ners NIP 198805262022032001
BAPELKES CIKARANG
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2022
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI
OPTIMALISASI PENGHITUNGAN KESEIMBANGAN CAIRAN PADA BAYI SAKIT DENGAN
REVISI SPO MENGHITUNG KESEIMBANGAN CAIRAN DAN SPO MENGHITUNG
INSENSIBLEWATERLOSS(IWL)
DI RUANG ANTURIUM
RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG TAHUN 2022
Telah di seminarkan
Tanggal 30 Juni 2022, di Bapelkes Cikarang
COACH MENTOR
Penguji
Verawati Lenny, SKM, MKM NIP. 197706112005012001
dr. Atiq Amanah Retna Palupi, MKKK Hafsa, Skp., M.Kep NIP. 197803272009122002 NIP. 197711092003122001
Puji serta syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan aktualisasi ini dengan tepat waktu. Berkat kasih karunia-Nya penulis dapat menjalani Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Kementerian Kesehatan RI di Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang hingga penyusunan laporan rancangan aktualisasi. Penulis berterima kasih yang sedalam-dalamnya untuk setiap pribadi yang telah mendukung dan memberi bantuan sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan.
1. Plt. Direktur Utama RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Bapak dr. Azhar Jaya, SKM, MARS beserta jajaran dan staff keluarga besar RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, terimakasih atas dukungannya.
2. Ibu Hafsa, Skp., M.Kep selaku mentor yang telah memberikan bimbingan serta semangat kepada penulis.
3. Ibu dr. Atiq Amanah Retna Palupi, MKKK selaku coach yang telah sabar memberikan arahan dan masukan serta semangat kepada penulis.
4. Ibu Enung Rina Susanti, S.Kp selaku Kepala Ruangan Anturium yang banyak memberikan bantuan, arahan dan saran kepada penulis.
5. Rekan-rekan sejawat di Ruangan Anturium yang turut berpartisipasi dalam rancangan aktualisasi.
6. Teman-teman peserta pelatihan golongan 3 angkatan 4 khususnya grup D yang saling memberikan semangat satu sama lain
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini belum sempurna. Penulis mengucapkan mohon maaf atas kesalahan dalam penyusunan Laporan Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar PNS ini. Semoga karya tulis ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi pembaca dan bagi institusi yang ditinjau, terima kasih.
Bandung, Juni 2022
Cut Mey Ribka Sirait, S. Kep., Ners NIP. 198805262022032001
i
KATA PENGANTAR
ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .............................................................................. i DAFTAR ISI.......................................................................................... ii DAFTAR GAMBAR................................................................................. iii DAFTAR TABEL..................................................................................... iv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang................................................................................... 1 1.2 Tujuan.............................................................................................. 2 1.2.1 Tujuan Umum 3 1.2.2 Tujuan Khusus....................................................................... 3 1.3 Manfaat............................................................................................ 3 1.3.1 Bagi Penulis 3 1.3.2 Bagi Unit Kerja....................................................................... 3 BAB II PROFIL INSTANSI 2.1 Visi dan Misi 5 2.2 Nilai-Nilai Organisasi. ......................................................................... 5 2.3 Tugas dan Fungsi Organisasi .............................................................. 8 2.4 Uraian/Rincian Tugas Jabatan Peserta 8 2.4.1 Profil Ruangan Anturium......................................................... 8 2.4.2 Rincian Tugas Jabatan............................................................ 10 2.4.3 Nilai-Nilai Dasar ASN 11 BAB III ANALISIS ISU DALAM PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi dan Analisis Isu Aktual....................................................... 16 3.2 Keterkaitan Penyebab Isu dengan Kedudukan dan Peran PNS Untuk Mendukung Terwujudnya SmartGovernance 22 3.3 Alternatif Pemecahan Masalah Sebagai Gagasan Kreatif........................ 22 BAB IV RANCANGAN AKTUALISASI 4.1 Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar ASN 23 4.2 Penjadwalan ..................................................................................... 30 4.3 Para Pihak Yang Terlibat dan Perannya Dalam AKtualisasi..................... 30 DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Ruangan Anthurium
Gambar 3.1 Analisis Penyebab Isu Dengan Menggunakan Fishbone
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Metode APKL
Tabel 4.1 Rancangan Kegiatan Aktualisasi
Tabel 4.2 Penjadwalan Rencana Kegiatan
Tabel 4.3. Para Pihak dan Perannya dalam Aktualisasi
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah Profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah, diangkat oleh pejabat Pembina Kepegawaian, diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan serta digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan (UU No 5 tahun 2014 tentang ASN). Dalam undang-undang tersebut mengamanatkan Instansi Pemerintah untuk wajib memberikan Pendidikan dan Pelatihan Dasar Terintegrasi bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) selama satu tahun masa percobaan.
Tujuan dari Pendidikan dan Pelatihan Dasar terintegrasi ini adalah untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Dengan demikian, Undang-Undang ASN mengedepankan penguatan nilainilai dan pembangunan karakter dalam mencetak PNS.
Dalam Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor: 13/K.1/Pdp.07/2022
Tentang Kurikulum Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil dikatakan bahwa seorang CPNS wajib menjalani masa Prajabatan yaitu masa percobaan selama 1 (satu) tahun yang wajib dijalani oleh CPNS melalui proses pendidikan dan pelatihan. Pelatihan Dasar CPNS adalah pendidikan dan pelatihan dalam Masa Prajabatan yang dilakukan secara terintegrasi yang terdiri dari pelatihan klasikal,blendedlearning,distancelearningdan pelatihan secara mandiri. Pelatihan ini memungkinkan peserta mampu untuk menginternalisasi, menerapkan, dan mengaktualisasikan, serta membuatnya menjadi kebiasaan (habituasi), dan merasakan manfaatnya, sehingga terpatri dalam dirinya sebagai karakter PNS yang profesional dalam melayani masyarakat serta berdaya saing.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2020 tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen PNS pada pasal 34A
dikatakan bahwa dalam hal pelaksanaan pelatihan prajabatan (Pendidikan dan pelatihan terintegrasi) bagi Calon PNS tidak dapat dilaksanakan dalam masa percobaan karena kondisi tertentu, pengangkatan Calon PNS menjadi PNS dapat dilakukan setelah Calon PNS mengikuti dan lulus pelatihan prajabatan.
Pendidikan dan pelatihan dasar CPNS diberikan pada kegiatan pelatihan dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil (latsar CPNS) terintegrasi melipui nilai-nilai dasar PNS yaitu Berorientasi
1
Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif atau disingkat
BerAKHLAK. Setiap peserta pelatihan juga dituntut untuk mampu mengaktualisasikan substansi materi pembelajaran yang telah dipelajari melalui proses pembiasaan diri dalam pembelajaran agenda habituasi yang termasuk di dalamnya kegiatan aktualisasi.
Salah satu misi dari RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung adalah peningkatan kualitas manusia Indonesia. Misi tersebut menjadi acuan bagi profesi perawat yang mana terkandung tugas seorang perawat melakukan asuhan keperawatan pada dewasa, anak maupun neonatus.
Neonatus merupakan suatu periode berkenaan dengan 4 minggu pertama kelahiran yang sangat rawan bagi bayi dikarenakan terjadi perubahan kondisi fisiologis tubuh dan berperan penting untuk bertahan hidup serta tumbuh kembang dikemudian hari. Perubahan yang terjadi salah satunya adalah penurunan berat badan sekitar 5% bahkan lebih (Ronco dalam Sanudji 2001).
Berat badan pada neonatus dipengaruhi oleh komposisi air yang ada didalam tubuh. Komposisi air pada neonatus lebih tinggi sekitar 90% dari berat badan. Komposisi air yang berlebih akan berangsur-angsur kurang dalam minggu pertama kelahiran, hal ini dapat dilihat melalui penurunan berat badan sekitar 5% bahkan lebih. Timbunan cairan pada ekstraseluler akan memicu proses diuresis pada 48 sampai 72 jam setelah kelahiran. Cairan merupakan komponen yang penting karena status hidrasi yang cukup bermanfaat untuk pertumbuhan dan perkembangan pada neonatus. Keseimbangan cairan pada bayi dapat diketahui dengan mengamati perubahan berat badan pada bayi. Kecukupan jumlah cairan dengan berbagai macam cara pemberian dan jumlah yang dikeluarkan bayi melalui urin, feses, dan penguapan melalui paru dan kulit yang sering disebut dengan IWL (InsesibleWaterLoss)merupakan indikator penilaian (Rahma dalam Adhitya, 2020).
Berdasarkan hasil observasi dan pengamatan awal diruang neonatologi anturium, pada bulan Maret-Mei 2022 telah dilakukan penghitungan keseimbangan cairan tubuh bayi namun belum optimal disebabkan oleh tidak dihitungnya nilai IWL kedalam output cairan pasien
sehingga bisa menyebabkan ketidakseimbangan cairan pada bayi. Maka dari itu peserta menentukan isu tersebut untuk membuat laporan aktualisasi tentang “Optimalisasi
Penghitungan Keseimbangan Cairan pada bayi sakit dengan revisi SPO menghitung
keseimbangan cairan dan SPO menghitung InsesibleWaterLoss(IWL) di Ruang Anturium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022”.
2
1.2. Tujuan
1.2.1
Tujuan Umum
Melakukan aktualisasi sebagai wujud pencapaian dengan memanfaatkan seluruh kemampuan dan sumber daya yang ada melaluigagasan pemecahan isu dengan menerapkan nilai-nilai ASN (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif) di Ruang Anturium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
1.2.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penyusunan laporan aktualisasi ini adalah:
a. Penulis mampu mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi ASN dalam melaksanakan setiap kegiatan yang dilakukan, berkontribusi dalam memperkuat visi dan misi organisasi serta menjadi habituasi dalam kehidupansehari-hari.
b. Penulis mampu melaksanakan tugas dan perannya secara professional sesuai dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
c. Penulis mampu membawa dampak positif di lingkungan kerja sesuai dengan nilainilai ASN (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif)
d. Penulis mampu menciptakan inovasi dalam mewujudkan visi danmendukung misi di unit kerja sesuai tugas pokok dan fungsi penulis sebagai perawat terampil.
1.3. Manfaat
1.3.1 Bagi Penulis
Penulis dapat mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN dan kedudukan serta peran ASN dalam NKRI yang akan menciptakan ASN yang profesional, akuntabel, memiliki etika, memiliki jiwa nasionalisme dalam melayani masyarakat sehingga terciptanya peningkatan mutu pelayanan dan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan publik.
1.3.2
Bagi Unit Kerja
Membentuk unit kerja yang kondusif dalam melayani masyarakat serta meningkatkan lingkungan kerja yang akuntabel yang memungkinkan satuan kerja dapat mencapai visi, meningkatkan mutu dan mewujudkan citra lembaga yang baik.
3
BAB II
PROFIL INSTANSI
Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung yang berlokasi di Jl. Pasteur No.38 Kota Bandung, Jawa Barat merupakan rumah sakit kelas A yang menjadi rujukan tertinggi di Provinsi Jawa Barat. Rumah Sakit dr. Hasan Sadikin Bandung juga merupakan rumah sakit rujukan nasional pendidikan. Dulu RSHS dibangun pada tahun 1920 dan diresmikan pada tanggal 15 Oktober 1923 dengan nama “HetAlgemeeneBandoengscheZiekenhuijs”. Pada tanggal 30 April 1927 namanya diubah menjadi “HetGemeenteZiekenhuijsJuliana” dengan kapasitas 300 tempat tidur. Selamapenjajahan Jepang, rumah sakit ini dijadikan rumah sakit militer. Setelah Indonesia merdeka, RS ini dikelola oleh pemerintah daerah yang dikenal oleh masyarakat Jawa Barat dengan nama Rumah Sakit Ranca Badak.Padatahun 1954 Rumah Sakit Ranca Badak ditetapkan menjadi rumah sakit provinsi dan berada di bawah pengawasan
Departemen Kesehatan. Selanjutnya pada tahun 1956 dijadikan rumah sakit umum dengan
kapasitas 600 tempat tidur, bersamaan dengan didirikannya Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung. Sejak itu pula Rumah Sakit Ranca Badak digunakan sebagai tempat
pendidikan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran dan merupakan awal kerjasama antaraRumah Sakit Ranca Badak dengan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran.
Pada tanggal 8 Oktober 1967 nama Rumah Sakit Ranca Badak diubah menjadi Rumah
Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin (RSHS) yang berfungsi sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Departemen Kesehatan Republik Indonesia dan bertanggungjawab langsung kepada Direktur Jenderal Pelayanan Medik. Pada tahun 1992-1997 RSHS ditetapkan menjadi unit swadana. Keluarnya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang PNBP yang ditindaklanjuti dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 124 tahun 1997 menyebabkan status RSHS berubah menjadi Rumah Sakit Pengguna Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang harus menyetorkan seluruh pendapatan ke kas negara.
Seiring berjalannya waktu status RSHS secara yuridis berubah menjadi perusahaan jawatan (Perjan) dengan keluarnya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 119 tanggal 12 Desember 2000. Kebijakan tersebut merupakan salah satu langkah strategis pemerintah dalam memberikan kewenangan otonomi yang lebih luas kepada unit-unit pelayanan tertentu untuk menyelenggarakan manajemennya secara mandiri, sehingga diharapkan mampu merespon kebutuhan masyarakat secara tepat, cepat dan fleksibel. Tahun 2002 yang merupakan awal efektif sebagai Perjan, RSHS telah mencapai kinerja yang baik dibandingkan dengan tahun 2001.
4
Ditengah-tengah perkembangannya RSHS ditetapkan sebagai Rumah Sakit Rujukan
Nasional berdasarkan Surat Keputusan Menteri No HK.02.02/MENKES/390/2014 tentang Pedoman Penetapan RS Rujukan Nasional, menampung tujuh RS Regional di Jawa barat dan beberapa RSdi luar provinsi Jawa Barat. Data terakhir menunjukkan, saat ini RSHS memiliki 969 tempat tidur, 3000 karyawan dengan 395 dokter spesialis dan subspesialis mempunyai layanan unggulan Kedokteran Nuklir dan Transplantasi Ginjal.
2.1.Visi
Visi:
dan Misi
“Terwujudnya Indonesia Maju Yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian, Berlandaskan Gotong Royong”
Misi:
“Memujudkan kualitas hidup manusia indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera”
2.2.Nilai-Nilai
Organisasi
Tatanilai-nilai filosofis RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yaitu: PAMINGPIN PITUIN
a. Kepemimpinan: Nilai yang menggambarkan kepeloporan dan menyiapkan talentatalenta terbaik dibidangnya.
b. Professional: Nilai yang berorientasi pada pencapaian kinerja melalui perjalanan kemitraan.
c. Inovatif: Nilai yang menggambarkan keinginan untuk menghasilkan suatu yang baru dan senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambungan.
d. Tulus: Keinginan untuk memberi tanpa pamrih, proaktif, dan responsive.
e. Unggul: Keinginan untuk menjadi yang terbaik dan menghasilkan kualitas prima.
f. Integritas: Nilai yang menggambarkan kejujuran, amanah, dan menjunjung etika yang tinggi dalam menjalankan tugas.
Selain itu, terdapat janji pelayanan kesehatan di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, yaitu: SIGAP
a. Senyum – Sapa – Salam – Sopan - Santun (5S)
b. Inovatif dalam berkarya
c. Gelorakan Semangat Pelayanan Prima
d. Amanah Menjaga Keselamatan Pasien
e. Peduli, Perhatian dan Perasaan
5
Terdapat juga nilai – nilai yang dianut dalam pelayanan, yaitu PRIMA
a. Profesional: memiliki kemampuan untuk memberikan pelayanandengan kualitas terbaik (prima) disertai kompetensi disiplin ilmuyang mendasarinya
b. Respek: pelayanan yang prima akan dapat diberikan apabila dilandasi olehrasa saling hormat menghormati diantara anggota tim pemberi pelayanan kesehatan. Pelayanan yang prima tidak hanya ditentukan oleh satu profesi, tetapi oleh semua profesi yang terlibat dalam tim pelayanan kesehatan.
c. Integrasi: bertindak terintegrasi sesuai dengan nilai – nilai dan kebijakan organisasi serta kode etik farmasi
d. Manusiawi: menganggap setiap individu atau manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang mulia. Oleh karena itu harkat dan martabat mereka harus dijunjung tinggi.
e. Amanah: Melaksanakan dengan sungguh – sungguh segala hal yang dipercayakan oleh negara dan masyarakat, khususnya dalam memberikan pelayanan, pendidikan, dan penelitian kesehatan.
Adapun Motto RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung adalah
“Kesehatan Anda Menjadi Prioritas Kami”
6
7
STRUKTUR ORGANISASI RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG
Gambar 2.1. Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
2.3. Tugas dan Fungsi Organisasi
Sesuai dengan PMK No. 62 Tahun 2020 tugas RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
adalah “Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Perseorangan secara Paripurna”.
Dalam melaksanakan tugas pokok diatas RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung juga
menjalankan fungsinya yaitu:
a. Penyusunan rencana, program dan anggaran
b. Pengelolaan pelayanan medis dan penunjang medis
c. Pengelolaan pelayanan keperawatan
d. Pengelolaan pelayanan non medis
e. Pengelolaan pendidikan dan pelatihan di bidang pelayanan kesehatan
f. Pengelolaan penelitian, pengembangan dan penapisan teknologi di bidang pelayanan kesehatan
g. Pengelolaan keuangan dan barang milik negara
h. Pengelolaan layanan pengadaan barang dan jasa
i. Pengelolaan sumber daya manusia
j. Pelaksanaan urusan hukum, organisasi dan hubungan masyarakat
k. Pelaksana kerja sama
l. Pengelolaan sistem informasi
m. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan
n. Pelaksanaan urusan administrasi rumah sakit
2.4.Uraian/Rincian Tugas Jabatan Peserta
2.4.1 Profil Ruang Anturium
Salah satu jenis pelayanan yang terdapat di RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung adalah pelayanan rawat inap. Sarana pelayanan rawat inap (hospitalization) di RSUP dr Hasan Sadikin Bandung, dibedakan menjadi ruang rawat inap Kelas I, II, III, VIP, High Care, Intensif, Isolasi, dan rawat inap khusus atau non kelas. Untuk pelayanan kelas I, II, dan III dilakukan di beberapa ruang perawatan baik perawatan medical, surgical, obstetric dan ginekologi, dan anak. Ruang Anturium merupakan ruang rawat inap bayi sakit dengan usia 0-28 hari dengan kapasitas 60 tempat tidur. Ruang Anturium terdiri dari 3 level perawatan yaitu Level I, Level II Non Infeksi dan Level II Infeksi. Level I merupakan unit perawatan bayi baru lahir tanpa kegawatan, sedangkan unit perawatan Level II merupakan unit perawatan bayi sakit yang memerlukan observasi dan pengawasan ketat berhubungan dengan gangguan kesehatan. Unit Level II terbagi dalam 2 ruangan yaitu Level II infeksi dan non infeksi.
8
STRUKTUR ORGANISASI RUANG ANTURIUM
Kepala Ruangan
Wakil Karu I
Katim Level I
Katim Level II Non Infeksi
Wakil Karu II
Katim Level II Infeksi
Perawat Perawat Perawat
Cut Mey Ribka Sirait
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Ruangan Anthurium
9
2.4.2 Rincian Tugas Jabatan Peserta
Nama : Cut Mey Ribka Sirait, S.Kep., Ners
NIP : 198805262022032001
Jabatan/Golongan : Perawat Ahli Pertama
Unit Kerja : Ruang Anturium
Instansi : RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Dalam pelaksanaan aktualisasi, peserta diklat mengacu kegiatan dalam Sasaran Kinerja Pegawai (SKP), yaitu:
1. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan pada tahap pre/intra/post operasi
2. Melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan
3. Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan keperawatan sebagai ketua tim/perawat
4. Melakukan pemberian penugasan perawat dalam rangka melakukan fungsi ketenagaan perawat
5. Melaksanakan case finding/deteksi dini/penemuan kasus baru pada individu
6. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu
7. Memberikan konsultasi dari pengkajian keperawatan dasar /lanjutan
8. Merumuskan diagnosis keperawatan pada individu
9. Membuat prioritas diagnosa keperawatan dan masalah keperawatan
10. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu (merumuskan, menetapkan) tindakan
11. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan
12. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks pada area medikal bedah
13. Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu
14. Melakukan tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat/bencana/kritikal
10
15. Memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan spiritual pada kondisi kehilangan, berduka atau menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan
16. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi
17. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan eliminasi
18. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan mobilisasi
19. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan istirahat tidur
20. Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri
21. Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan pengaturan suhu
22. Melakukan pemenuhan kebutuhan oksigenisasi kompleks
23. Melakukan komunikasi dengan klien dengan hambatan komunikasi
24. Melakukan pemantauan atau penilaian kondisi pasien selama dilakukan tindakan keperawatan spesifik sesuai kasus dan kondisi pasien
25. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu
26. Melakukan penatalaksanaan manajemen gejala
27. Melakukan perawatan luka
28. Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada individu
29. Melaksanakan manajemen surveilans Hais sebagai upaya pengawasan resiko infeksi dalam upaya preventif pada pelayanan keperawatan
30. Melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan antar shift/unit/fasilitas kesehatan
31. Melakukan konsultasi keperawatan dan kolaborasi dengan dokter
32. Melakukan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaaan standar pada pasien/petugas/pengunjung sebagi upaya pencegahan infeksi
33. Melakukan pendidikan kesehatan pada individu.
2.4.3 Nilai-Nilai Dasar ASN
Nilai-nilai dasar ASN terdiri dari 7 nilai, yaitu Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif atau yang disingkat dengan BerAKHLAK. Masing-masing nilai dasar memiliki indikator yang menggambarkan nilai tersebut.
a. Berorientasi Pelayanan
Definisi pelayanan publik sebaimana tercantum dalam UU Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan
11
penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
Terdapat tiga unsur penting dalam pelayanan publik khususnya konteks ASN, yaitu:
1. Penyelenggara pelayanan publik yaitu ASN/Birokrasi
2. Penerima layanan yaitu masyarakat, steakholder, atau sektor privat
3. Kepuasan yang diberikan dan/atau diterima oleh penerima layanan
Dalam Pasal 10 UU ASN, pegawai ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta sebagai perekat dan pemersatu bangsa. Untuk menjalankan fungsi tersebut ASN bertugas untuk :
1. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
2. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas;
3. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Panduan perilaku/kode etik yang mencerminkan nilai Berorientasi Pelayanan yaitu:
1. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat
2. Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan
3. Melakukan perbaikan tiada henti
b. Akuntabel
Akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggungjawab kepada seseorang/organisasi yang memberkan amanat. Dalam konteks ASN akuntabilitas adalah kewajiban untuk mempertanggungjawaban segala tindak dan tanduknya sebagai pelayan publik kepada atasan, Lembaga Pembina, dan lebih luasnya kepada public (Matsiliza dan Zonke, 2017).
Amanah seorang ASN menurut SE Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahn 2021 adalah menjamin terwujudnya perilaku yang sesuai dengan Core Values ASN BerAKHLAK. Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah :
1. Kemampuan melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggungjawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi
2. Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggungjawab, efektif dan efisien
3. Kemampuan menggunakan kewenangan jabatannya dengan berintegritas tinggi
12
c. Kompeten
Kompeten adalah deskripsi pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang diperlukan dalam melaksanakan tugas jabatan (Pasal 1 Permen PAN-RB Nomor 38 Tahun 2017), dan kompetensi menjadi faktor penting untuk mewujudkan pegawai profesional dan kompetitif. Dalam hal ini ASN memiliki kewajiban mengelola dan mengembangkan kompetensi dirinya, termasuk mewujudkan dalam kinerja.
Sesuai Permen PAN-RB Nomor 38 Tahun 2017 tentang standar Kompetensi ASN, kompetensi meliputi : 1) Kompetensi teknis adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku yang dapat diamati, diukur dan dikembangkan yang spesifik berkaitan dengan bidang teknis jabatan. 2) Kompetensi manajerial adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dikembangkan untuk memimpin dan/atau mengelola unit organisasi; dan 3) Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dan dikembangkan terkait dengan pengalaman berinteraksi dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku dan budaya, perilaku, wawasan kebangsaan, etika, nilai-nilai moral, emosi, dan prinsip yang harus dipenuhi setiap pemegang jabatan untuk memperoleh hasil kerja sesuai dengan peran, fungsi, dan jabatan. Panduan perilaku/kode etik yang mencerminkan nilai kompeten yaitu:
1. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah
2. Membantu orang lain belajar
3. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik
d. Harmonis
Harmonis merupakan sikap saling peduli dan menghargai perbedaan. Penerapan sikap yang menunjukkan ciri-ciri sikap harmonis. Tidak hanya saja berlauk untuk sesama ASN (lingkungan kerja) namun juga berlaku bagi stakeholderseksternal. Sikap perilaku ini bisa ditunjukan dengan toleransi, empati, dan keterbukaan terhadap perbedaan.
Dalam mewujudkan suasana harmoni maka ASN harus memiliki pengetahuan tentang historisitas ke-Indonesia-an sejak awal Indonesia berdiri, sejarah proses perjuangan dalam mewujudkan persatuan bangsa termasuk pula berbagai macam gerakan-gerakan separatism dan berbagai potensi yang menimbulkan perpecahan dan menjadi ancaman bagi persatuan bangsa.
Panduan perilaku/kode etik yang mencerminkan nilai harmonis yaitu:
1. Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya
13
2. Suka menolong orang lain
3. Membangun lingkungan kerja yang kondusif
e. Loyal
Loyal merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam CoreValuesASN BerAKHLAK
yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara. Perilaku loyal yang yang semestinya dipahami dan diimplementasikan oleh setiap ASN terdiri dari :
1. Memegang teguh ideologi Pancasila UndangiUndang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah
2. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara
3. Menjaga rahasia jabatan dan negara
Adapun kata-kata kunci yang dapat digunakan untuk mengaktualisasikan panduan perilaku loyal tersebut disingkat dengan “KoDeKoNasAb” diantaranya adalah sebagai
berikut :
1. Komitmen yang bermakna perjanjian (keterkaitan) untuk melakukan sesuatu atau hubungan keterkaitan dan rasa tanggung jawab akan sesuatu
2. Dedikasi yang bermakna pengorbanan tenaga, pikiran, dan waktu demi keberhasilan suatu usaha yang mempunyai tujuan yang mulia, dedikasi ini bisa juga berarti pengabdian untuk melaksanakan cita-cita yang luhur dan diperlukan adanya sebuah keyakinan teguh.
3. Kontribusi yang bermakna keterlibatan, keikutsertaan, sumbangsih yang diberikan dalam berbagai bentuk, baik berupa pemikiran, kepemimpinan, kinerja, profesionalisme, finansial atau tenaga yang diberikan kepada pihak lain untuk mencapai sesuatu yang lebih baik dan efisien.
4. Nasionalisme yang bermakna suatu keadaan atau pikiran yang mengembangkan keyakinan bahwa kesetiaan terbesar mesti diberikan untuk negara atau suatu sikap cinta tanah air atau bangsa dan negara sebagai wujud dari cita-cita dan tujuan yang yang diikat sikap-sikap politik ekonomi, sosial, dan budaya sebagai wujud persatuan atau kemerdekaan nasional dengan prinsip kebebasan dan kesamarataan kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
5. Pengabdian yang bermakna perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat, ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat, atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas.
14
f. Adaptif
Adaptif merupakan salah satu karakter penting yang dibutuhkan oleh individu maupun organisasi untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Nilai adaptif perlu diaktualisasikan dalam pelaksanaan tugas-tugas jabatan di sektor publik, seperti diantaranya perubahan lingkungan strategis, kompetisi yang terjadi antar instansi pemerintahan, perubahan iklim, perkembangan teknologi dan sebagainya.
Perilaku Adaptif yang yang semestinya dipahami dan diimplementasikan oleh setiap
ASN terdiri dari :
1. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan
2. Terus berinovasi dan mengembangkan kreatifitas
3. Bertindak proaktif
g. Kolaboratif
Kolaboratif adalah serangkaian aktifitas bersama dimana mitra saling menghasilkan tujuan dan strategi dan berbagai tanggung jawab dan sumber daya (Davies Althea L Rehema M. White, 2012).
Perilaku Kolaboratif yang semestinya dipahami dan diimplementasikan oleh setiap
ASN terdiri dari :
1. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi
2. Terbuka dalam bekerjasama untuk menghasilkan nilai tambah
3. Menggerakan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama.
15
BAB III ANALISIS ISU DALAM PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1. Identifikasi dan Analisis Isu Aktual
Identifikasi isu dilakukan dengan metode EnviromentalScanning diunit kerja Ruang Anturium, dilakukan observasi mulai bulan Maret-Mei 2022, didapatkan isu-isu aktual sebagai berikut:
1. Tingginya resiko terjadinya ketidakseimbangan cairan pada bayi sakit diruangan Anturium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung pada tahun 2022.
Deskripsi Isu:
Pada saat lahir, 73% total dari berat badan neonatus adalah cairan. Neonatus memiliki komposisiair sekitar 75% yang akan berkurang dalam minggu pertama karena terjadi pergeseran cairan dari intraseluler ke ekstraseluler. Berat badan pada neonatus dipengaruhi oleh komposisi air yang ada didalam tubuh. Oleh karena komposisi cairan didalam tubuh neonatus lebih besar, maka penting kita menjaga keseimbangan cairan pada neonatus.
Keseimbangan air akan dicapai melalui perawatan pemeliharaan cairan berupa pertimbangan matabolisme oksidatif ditambah IWL (InsisibleWaterLoss)dan hilangnya air dalam proses miksi dan defekasi (Elsevier didalam Mauliza, 2021). Keseimbangan cairan pada bayi dapat diketahui dengan cara mengamati perubahan berat badan pada bayi. Sebagai indikator penilaian adalah kecukupan jumlah cairan dengan berbagai macam cara pemberian (ASI maupun terapi medis) dan jumlah cairan yang dikeluarkan bayi melalui urin, feses, kejadian muntah serta IWL (InsisibleWaterLoss) (Rahmah didalam Adhitya, 2020).
Hasil pengamatan dan observasi yang telah dilakukan di ruangan Anturium, penghitungan keseimbangan cairan telah dilakukan dengan cara menghitung total intake cairan dikurangi dengan total output cairan, namun tidak menambahkan pengeluaran cairan lewat penguapan melalui paru dan kulit yang sering disebut dengan IWL, sehingga
penghitungan keseimbangan cairan tidak optimal dilakukan.
2. Belum standarnya dokumentasi serah terima keperawatan di ruangan
Anturium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung pada tahun 2022.
Deskripsi Isu:
Pada ketentuan Standar Akreditasi Rumah Sakit oleh KARS didalam kelompok
Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) yang ke 2 yaitu meningkatkan komunikasi efektif
16
dikatakan bahwa “metode komunikasi saat serah terima distandardisasi pada jenis serah
terima yang sama misalnya serah terima antar ruangan di rawat inap, rumah sakit harus memastikan bahwa proses serah terima telah dilakukan, misalnya PPA mencatat serah terima telah dilakukan dan kepada siapa tanggung jawab pelayanan diserahterimakan, kemudian dapat dibubuhkan tanda tangan, tanggal dan waktu pencatatan”.
Dari ketentuan diatas bahwa setiap serah terima yang dilakukan dilingkungan rumah sakit harus membubuhkan tanda tangan, tanggal dan waktu pencatatan. Pada observasi yang dilakukan diruangan Anturium, serah terima keperawatan baik antar shift maupun antar ruangan hanya terbukti lewat tanggal dan waktu saja tanpa adanya tanda tangan dari masing-masing orang yang melakukan serah terima. Hal ini terjadi karena dalam proses transisi dari rekam medis manual ke rekam medis elektronik.
3. Belum standarnya pendokumentasi tindakan resusitasi jantung paru diruangan Anturium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung pada tahun 2022.
Deskripsi Isu:
Didalam Buku Standar Akreditasi Rumah Sakit tahun 2022 dikatakan pelayanan resusitasi diartikan sebagai intervensi klinis pada pasien yang mengalami kejadian mengancam hidupnya seperti henti jantung atau paru. Pelayanan seperti ini harus tersedia untuk semua pasien selama 24 jam setiap hari. Bantuan hidup dasar harus dilakukan secepatnya saat diketahui ada tanda henti jantung-paru dan proses pemberian bantuan hidup lanjut kurang dari 5 (lima) menit.
Oleh karena pelayanan resusitasi harus dilakukan secepatnya, dan harus dilakukan dokumentasi dari setiap tindakan resusitasi yang dilakukan, maka dibutuhkan formulir elektronik untuk dokumentasi resusitasi yang diisi secara langsung pada saat berjalannya pertolongan resusitasi jantung paru. Formulir ini diperlukan agar pertolongan terdokumentasi dengan baik, sesuai waktu tindakan pertolongan dan menjadi panduan bagi perawat dan dokter pada saat melakukan pencatatan perkembangan kondisi pasien pada rekam medis elektronik.
Diruangan Anturium telah dilakukan pertolongan resusitasi jantung paru pada bayi-bayi yang mengalami henti nafas dan henti jantung. Semua proses didokumentasikan pada rekam medis elektronik, setelah selesainya dilakukan pertolongan resusitasi jantung paru. Namun, tidak melakukan pengisian formulir elektronik dokumentasi resusitasi secara langsung saat kejadian untuk mendokumentasi secara aktual saat pertolongan berlangsung, yang akan mengakibatkan ketidaklengkapan proses dokumentasi perkembangan pasien pada rekam medis elektronik karena hanya mengandalkan ingatan saja.
17
Dari ketiga isu tersebut, perlu dilakukan penapisan isu melalui analisa untuk mengetahui bagaimana memahami isu tersebut secara utuh. Maka diperlukan alat bantu penetapan kriteria isu dengan teknik menentukan apakah isu tersebut memenuhi kriteria AP-K-L (aktual, problematik, kekhalayakan, kelayakan) atau tidak.
Aktual artinya isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat. Problematik artinya isu tersebut memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu dicarikan segera solusinya secara komprehensif. Kekhalayakan artinya isu tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak. Kelayakan artinya isu tersebut masuk akal, realistis, relevan, dan dapat dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.
Tabel 3.1 Metode APKL
1. Tingginya resiko terjadinya ketidakseimbangan cairan pada bayi sakit diruangan Anturium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung pada tahun 2022.
2. Belum standarnya dokumentasi serah terima keperawatan di ruangan Anturium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung pada tahun 2022.
3. Belum standarnya pendokumentasi tindakan resusitasi jantung paru diruangan Anturium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung pada tahun 2022.
Keterangan Interval Penentuan Prioritas
2 2 5 2 11 III
a) Nilai 1 = Tidak terjadi namun tidak dibicarakan dalam masyarakat
b) Nilai 2 = Belum tentu terjadi namun tidak sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat
c) Nilai 3 = Belum tentu terjadi namun sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat
d) Nilai 4 = Benar-benar terjadi dengan fakta dan data yang kurang lengkap serta sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat
e) Nilai 5 = Benar-benar terjadi dengan fakta dan data yang lengkap serta sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat
18
No Isu A P K L Jumlah Prioritas
5 5 5 5 20 I
3
2
5 4 14 II
Dari hasil penapisan, didapatkan isu yang akan diangkat yaitu “Tingginya resiko
terjadinya ketidakseimbangan cairan pada bayi sakit diruangan Anturium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung pada tahun 2022.”
19
Analisis Isu
Setelah dilakukannya penapisan isu, maka tahap selanjutnya dilakukan analisis isu yang terpilih untuk menganalisa akar masalah isu
tersebut dengan menggunakan metode Fishbone.
Penyebab Dampak
Material Man
Perawat melakukan
penghitungan keseimbangan
cairan sesuai SPO yang ada
SPO IWL belum mencantumkan
rumus penghitungan IWL pada Neonatus
Tingkat pengetahuan perawat
tentang penghitungan IWL
Pada lembar observasi 24
jam tersedia tempat
penulisan IWL
Tingginya resiko
terjadinya
ketidakseimbangan
SPO IWL sudah ada namun
belum mencantumkan
rumus penghitungan IWL
pada Neonatus
Measurement
SPO IWL sudah ada
namun belum
mencantumkan
rumus penghitungan
IWL pada Neonatus
Method
Gambar 3.1 Analisis Penyebab Isu Dengan Menggunakan Fishbone
cairan pada bayi sakit di ruangan
Anturium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
20
Dari gambar Fishbone diatas, dapat kita lihat akar masalah yang menyebabkan
“Tingginya resiko ketidakseimbangan cairan pada bayi di ruangan Anturium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung” .
Jika dilihat dari segi manusia, permasalahan pertama yang muncul adalah tingkat pengetahuan perawat tentang penghitungan IWL. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan perawat terkait penghitungan IWL telah dilakukan survey pengetahuan dengan memberikan kuisioner kepada perawat diruangan Anturium. Survey pengetahuan tersebut diisi oleh 37 orang perawat dengan hasil 91,9% perawat (34 orang) yang mengetahui apa itu IWL dan ada 2 orang (8,1%) perawat yang tidak mengetahui IWL. Dari 37 orang perawat, ada 9 orang perawat (24,3%) yang tidak mengetahui cara menghitung IWL dan hanya 10 orang perawat (27%) yang bisa menyebutkan rumus penghitungan IWL pada neonatus dengan benar. Dari hasil kuisioner ini dapat kita lihat adanya perbedaan pengetahuan perawat tentang penghitungan keseimbangan cairan yang menyebabkan tingginya resiko ketidakseimbangan cairan pada bayi.
Permasalahan kedua dari segi manusia yaitu perawat sudah mengerjakan penghitungan keseimbangan cairan sesuai SPO, namun dari hasil penelusuran dan telaah SPO yang sudah ada, ditemukan bahwa tidak ada rumus penghitungan IWL untuk neonatus dan anak, sehingga menyebabkan perawat tidak melakukan penghitungan IWL dalam pengukuran keseimbangan cairan. Masalah yang sama juga timbul jika dilihat dari segi metode dan pengukuran bahwa SPO IWL tidak mencantumkan rumus untuk neonatus dan anak. Akibat dari hal tersebut perawat tidak melakukan penghitungan keseimbangan cairan dengan optimal, sehingga pada formulir observasi pasien tidak dituliskan berapa nilai IWL pada pasien.
Dalam gambar fishbonetersebut didapatkan 1 masalah yang muncul berkali-kali yaitu
”SPO IWL belum mencantumkan rumus penghitungan IWL pada Neonatus”, sehingga fokus dari masalah ini adalah perbaikan atau revisi SPO yang telah ada dan melakukan sosialisasi kembali kepada perawat agar tujuan tercapai.
Dari penjelasan diatas maka isu tersebut harus segera diselesaikan, dan apabila tidak segera diselesaikan maka akan menimbulkan beberapa dampak, yaitu:
1. Resiko terjadinya kekurangan dan atau kelebihan cairan pada bayi.
2. Resiko kesalahan pemberian therapi cairan oleh dokter, oleh karena kesalahan penghitungan kebutuhan cairan berdasarkan penghitungan keseimbangan cairan.
3. Resiko penurunan berat badan pada bayi karena tubuh bayi terdiri dari 75% air.
21
4. Resiko terjadinya lamanya hari rawat bayi akibat dari ketidakseimbangan cairan.
3.2. Keterkaitan Penyebab Isu dengan Kedudukan dan Peran PNS Untuk
Mendukung Terwujudnya SmartGovernance
Smart Governance adalah sebuah tata kelola pemerintahan yang cerdas untuk mewujudkan tata kelola dan tata pemerintahan yang baik melalui inovasi teknologi. Untuk mencapai Smart Governance, ASN perlu memahami dan menerapkan Smart ASN dan Manajemen ASN. Perawat merupakan profesi yangmelaksanakan tugas dan fungsinya sebagai pelayan public yang harus profesional dan berintegritas tinggi sehingga perlu dioptimalisasikan agar bisa profesional dalam memberikan pelayanan kepada pasien (ManajemenASN). Untuk mengoptimalisasi fungsi pelayan publik khususnya pemberi asuhan keperawatan, sebagai seorang perawat semua tindakan harus berdasarkan standar baku agar terciptanya keharmonisan dan keseragaman tindakan keperawatan pada pasien, yang tujuannya untuk menciptakan kenyamanan dan patientsafety. Dengan melakukan telaah dan revisi standar baku berupa SPO serta melakukan sosialisasi kembali mengenai cara menghitung
keseimbangan cairan dengan benar (SmartASN) diharapkan dapat terciptanya peningkatan mutu pelayanan kesehatan.
3.3. Alternatif Pemecahan Masalah
sebagai Gagasan Kreatif
Gagasan pemecahan masalah yang dapat dilakukan adalah “Optimalisasi penghitungan keseimbangan cairan pada bayi sakit dengan revisi SPO menghitung keseimbangan cairan dan SPO menghitung InsesibleWater Loss (IWL) di Ruang Anturium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung tahun 2022” yaitu dengan rencana kegiatan sebagai berikut:
1. Persiapan revisi SPO menghitungan keseimbangan cairan dan menghitungan IWL
2. Revisi draft SPO menghitung keseimbangan cairan dan menghitung IWL
3. Sosialisasi SPO menghitungan keseimbangan cairan dan menghitung IWL
4. Evaluasi hasil kegiatan.
22
BAB IV
RANCANGAN AKTUALISASI
4.1. Rancangan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar PNS
Tabel 4.1 Rancangan Kegiatan Aktualisasi
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Outpu/Hasil
1. Melakukan telaah
Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
menghitungan
keseimbangan
cairan dan
menghitungan IWL
SPO dengan mentor
2. Mencari literatur
terkait SPO
3. Membuat draf
revisi SPO
1. Rencana revisi SPO
Membuat revisi SPO untuk
perubahan layanan yang
lebih baik lagi
2. Rancangan draf SPO
3. Draf revisi SPO
(Berorientasi
Pelayanan), berintegrasi
tinggi dalam revisi SPO
(Akuntabel), membuat
draf revisi SPO untuk
melaksanakan tugas
sebaiknya (Kompeten),
membuat draft SPO
bersama-sama dengan
atasan (Harmonis),
menghormati atasan
dengan melakukan telaah
SPO Bersama (Loyal) ,
Kontribusi Terhadap
Visi-Misi Organisasi Penguatan Nilai Organisasi
Bertujuan untuk
meningkatkan kualitas
pelayanan, sesuai
dengan
Visi RSHS:
Terwujudnya Indonesia
maju yang berdaulat,
mandiri, dan berkepribadian, berlandaskan gotong
royong dan Misi RSHS:
Memujudkan kualitas
hidup manusia
Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera.
Nilai filosofi RSHS:
Pamingpin Pituin
Professional: Nilai
yang berorientasi
pada pencapaian
kinerja melalui
perjalanan kemitraan.
Inovatif: Nilai yang
menggambarkan keinginan untuk
menghasilkan
suatu yang baru
dan senantiasa
melakukan
23
1. Persiapan revisi SPO
menghitung
keseimbangan
cairan dan
menghitung IWL
1. Membuat janji
pertemuan
dengan kepala
ruangan dan mentor
2. Mendiskusikan
draf SPO
1. Kesepakatan
waktu dan tempat
konsultasi
2. Draf SPO
sesuai hasil
diskusi
mengembangkan
kreativitas dengan
membuat revisi SPO
(Adaptif), melakukan
diskusi telaah SPO dengan
mentor (Kolaboratif)
perbaikan secara
berkesinambungan.
Tulus: Keinginan
untuk memberi
tanpa pamrih, proaktif, dan responsive.
Integritas: Nilai
yang
menggambarkan
kejujuran, amanah, dan menjunjung
etika yang tinggi
dalam menjalankan
tugas.
Mendiskusikan pembuatan
SPO untuk perubahan
pelayanan yang lebih baik
(Berorientasi
Pelayanan), melakukan
uji coba SPO dengan penuh
tanggungjawab
Bertujuan untuk
meningkatkan kualitas
pelayanan, sesuai
dengan Visi RSHS:
Terwujudnya Indonesia
maju yang berdaulat,
mandiri, dan
Nilai filosofi RSHS: Pamingpin Pituin
Kepemimpinan: Nilai yang
menggambarkan
kepeloporan dan
menyiapkan talenta
24
2. Revisi draft SPO
penghitungan
keseimbangan
cairan dan SPO
IWL kepada
kepala ruangan
dan mentor
(Akuntabel), melakukan
uji coba SPO untuk
meningkatkan pengetahuan (Kompeten), membuat
janji temu dengan atasan
dengan ramah dan sopan (Harmonis), menghargai
berkepribadian, berlandaskan gotong
royong dan Misi RSHS:
Memujudkan kualitas
hidup manusia
Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera.
- talenta terbaik
dibidangnya.
Professional: Nilai
yang berorientasi
pada pencapaian
kinerja melalui
coba SPO
penghitungan
keseimbangan
cairan dan SPO
IWL diruangan
Anturium
dapat
dilaksanakan
atasan dengan membuat
janji temu sesuai waktu
kosong atasan (Loyal)
proaktif melakukan uji coba
SPO (Adaptif),
mendiskusikan draf SPO
perjalanan kemitraan.
Inovatif: Nilai yang
menggambarkan
keinginan untuk
menghasilkan
persetujuan draf
SPO penghitungan
keseimbangan
cairan dan SPO
IWL kepada
Kepala Instalasi
Rwata Inap,
kelompok kerja
4. SPO
penghitungan
keseimbangan
cairan dan
SPO IWL yang
belum memiliki
nomor dan belum
ditandatangani
dengan atasan (Kolaboratif)
suatu yang baru
dan senantiasa
melakukan
perbaikan secara
berkesinambungan.
Integritas: Nilai yang
menggambarkan
kejujuran, amanah,
25
3. Melakukan uji
4. Meminta
3. Tahapan SPO
3. Sosialisasi SPO
menghitungan
keseimbangan
cairan dan
menghitung IWL
PAP, koordinator
pelayanan
keperawatan dan
komite
keperawatan
5. Meminta nomor
SPO dan tanda
tangan kepada
Direktur Utama
melalui bagian
umum
1. Membuat PPT untuk bahan sosialisasi SPO
penghitungan
keseimbangan
cairan dan SPO
IWL
2. Melakukan diskusi kepada mentor untuk materi yang
oleh Direktur
Utama
5. SPO
penghitungan keseimbangan
cairan dan SPO IWL yang sah.
1. PPT tersedia sebagai bahan diskusi sosialisasi
Membuat PPT sosialisasi
untuk meningkatkan
pelayanan (Berorientasi
Pelayanan),
melaksanakan sosialisasi
sebagai bentuk tanggung
jawab (Akuntabel),
Bertujuan untuk
meningkatkan kualitas
pelayanan, sesuai
dengan Visi RSHS: Terwujudnya Indonesia
maju yang berdaulat, mandiri, dan
dan menjunjung
etika yang tinggi
dalam menjalankan tugas.
2. PPT untuk sosialisasi selesai
melakukan sosialisasi untuk
meningkatkan kemampuan (Kompeten),
menghormati atasan
berkepribadian, berlandaskan gotong
royong dan Misi RSHS:
Nilai filosofi RSHS:
Pamingpin Pituin
Kepemimpinan: Nilai yang menggambarkan
kepeloporan dan menyiapkan talenta - talenta terbaik
dibidangnya.
Professional: Nilai
yang berorientasi
26
telah dibuat pada
PPT
3. Membuat janji penjadwalan
kegiatan sosialisasi
dengan kepala
ruangan dan mentor
4. Melakukan sosialisasi tentang
penghitungan
keseimbangan
cairan melalui zoom meeting.
5. Melakukan dokumentasi
kegiatan sosialisasi
3. Jadwal sosialisasi disepakati
dengan membuat janji
temu (Harmonis), melakukan sosialisasi untuk
kemajuan pelayanan RS (Loyal), melakukan sosialisasi untuk mengikuti
perubahan keilmuan (Adaptif), melakukan
Memujudkan kualitas
hidup manusia
Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera.
pada pencapaian
kinerja melalui
perjalanan
kemitraan.
Inovatif: Nilai yang
menggambarkan
keinginan untuk
4. Sosialisasi terlaksana
diskusi bersama atasan (Kolaboratif).
menghasilkan
suatu yang baru
dan senantiasa
melakukan
perbaikan secara
berkesinambungan.
5. Bukti pelaksanaan sosialisasi
Unggul: Keinginan
untuk menjadi yang
terbaik dan
menghasilkan
kualitas prima.
Integritas: Nilai yang
menggambarkan
27
kegiatan
evaluasi perawat
melalui soal
penghitungan
keseimbangan
cairan dan
kuisioner dengan
google form
tentang
pengetahuan
penghitungan
keseimbangan
cairan.
mengerti dan dapat
melaksanakan
penghitungan
keseimbangan
cairan dengan
benar
Melakukan evaluasi
keberhasilan kegiatan
untuk pelayanan yang lebih
baik lagi (Berorientasi
Pelayanan), melakukan
rekapitulasi hasil evaluasi
secara jujur (Akuntabel),
melakukan evaluasi dengan
membuat soal perhitungan
akan mengasah
kemampuan perawat (Kompeten), membuat
hasil evaluasi dengan jujur
dan menghargai hasil kerja
Bertujuan untuk
meningkatkan kualitas
pelayanan, sesuai
dengan Visi RSHS:
Terwujudnya
Indonesia
maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian, berlandaskan gotong
royong dan Misi RSHS: Memujudkan kualitas
hidup manusia
Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera.
kejujuran, amanah, dan menjunjung
etika yang tinggi
dalam menjalankan
tugas.
Nilai filosofi RSHS:
Pamingpin Pituin
Professional: Nilai
yang berorientasi
pada pencapaian
kinerja melalui
perjalanan
kemitraan.
Inovatif: Nilai yang
menggambarkan
keinginan untuk
menghasilkan
suatu yang baru
evaluasi
dari soal yang
diberikan
orang lain (Harmonis),
melakukan evaluasi sebagai
bahan perbaikan RS
dan senantiasa
melakukan
28
4. Evaluasi hasil
1. Melakukan
2. Melakukan rekapitulasi hasil
1. Perawat
2. Hasil evaluasi
3. Membuat simpulan dari hasil evaluasi
3. Kesimpulan dari hasil evaluasi
kegiatan
(Loyal) bertindak proaktif
untuk membuat evaluasi
kegiatan agar dapat
dilakukan perbaikan pada
kekurangan yang ada
(Adaptif), memberikan
kesempatan kepada
perawat untuk mengetahui
kemampuannya dengan
melakukan evaluasi hasil
soal yang dikerjakan
(Kolaboratif)
perbaikan secara berkesinambungan.
Integritas: Nilai yang
menggambarkan kejujuran, amanah, dan menjunjung etika yang tinggi dalam menjalankan tugas.
29
4.2. Penjadwalan
Judul Aktualisasi : Optimalisasi Penghitungan Keseimbangan Cairan Pada Bayi
Dengan Revisi SPO Menghitung Keseimbangan Cairan Dan SPO Menghitung InsesibleWaterLoss(IWL) Di Ruang Anturium
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022
Waktu Pelaksanaan : 01 Juli 2022 s/d 06 Agustus 2022
Tempat Pelaksanaan : RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
No. Kegiatan Juli Agustus I II III IV I
1. Persiapan revisi SPO menghitungan keseimbangan cairan dan menghitungan
IWL
2. Revisi draft SPO menghitung keseimbangan cairan dan menghitung IWL
3. Sosialisasi SPO menghitungan keseimbangan cairan dan menghitung IWL
4. Evaluasi hasil kegiatan.
Agar terwujudnya pelaksanaan kegiatan aktualisasi diperlukan kerjasama dan dukungan dari beberapa pihak, diantaranya yaitu :
No Para Pihak
Peran dalam Aktualisasi
1. Mentor Sebagai pemberi arahan serta masukan mulai dari penyusunan rancangan aktualisasi, pelaksanaan aktualisasi, hingga evaluasi pelaksanaan aktualisasi
2. Coach Sebagai pemberi arahan serta masukan mulai dari penyusunan rancangan aktualisasi, pelaksanaan aktualisasi, hingga evaluasi pelaksanaan aktualisasi
30
Tabel 4.2 Penjadwalan Rencana Kegiatan
4.3. Para Pihak Yang Terlibat dan Perannya Dalam Aktualisasi
Tabel 4.3. Para Pihak dan Perannya dalam Aktualisasi
3. Koordinator Pelayanan Keperawatan
Sebagai pemberi arahan mengenai penyusunan Draf SPO hingga finalisasi Draf SPO.
4. Pengawas Ruangan Sebagai pemberi arahan, masukan serta pendamping saat dilaksanakannya aktualisasi di Ruang Anturium
5. Kepala Ruangan Sebagai pemberi arahan, masukan serta pendamping saat dilaksanakannya aktualisasi di Ruang Anturium
6. Seluruh Perawat di Ruangan Anturium Sebagai pelaksana kegiatan keperawatan sesuai SPO yang telah ditetapkan dan sebagai nara sumber evaluasi penggunaan SPO.
31
DAFTAR PUSTAKA
Gomella, Tricia Lacy, Fabien G. Eyal, Fayez Bany-Mohammed. (2020). Neonatology Management, Procedures, On Call Problems, Diseases, and Drugs. Eight Edition.
Gomella, Tricia Lacy, Fabien G. Eyal, Fayez Bany-Mohammed. (2004). Neonatology Management, Procedures, On Call Problems, Diseases, and Drugs. Fifth Edition.
Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 13/K.1/Pdp.07/2022 Tentang Kurikulum Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil.
Lembaga Administrasi Negara. (2019). Analisis Isu Kontemporer. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta; Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. (2019). Kesiapan Bela Negara. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta; Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. (2019). Berorientasi Pelayanan. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta; Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. (2019). Akuntabel. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta; Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. (2019). Kompeten. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta; Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. (2019). Harmonis.Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta; Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. (2019). Loyal. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta; Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. (2019). Adaptif. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta; Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. (2019). Kolaboratif. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta; Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. (2019). Manajemen Aparatur Sipil Negara. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta; Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. (2019). Smart Aparatur Sipil Negara. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta; Lembaga Administrasi Negara.
Mauliza, Noviana Zara, Narisha Amelia Putri. (2021). Perbedaan Frekuensi Miksi, Defekasi, dan Minum dengan Penurunan Berat Badan Neonatus di Wilayah Kerja Puskesmas Banda Sakit. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh Vol.7 No.1.
Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III.
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 35 Tahun
2019 Tentang Jabatan Fungsional Perawat dan Angka Kreditnya.
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 38 Tahun
2017 Tentang Standar Kompetensi ASN.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 62 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja RSUP
Dr. Hasan Sadikin Bandung.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 11 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil.
Putra, I Putu Pande Andi Mahendra. (2021). Karya Tulis Ilmiah. Gambaran Manajemen Cairan Pada Pasien Gagal Ginjal Kronis Yang Menjalani Hemodialisa di RSD Mangusada Badung
Tahun 2021.
Rachmadi, Dedi. (2011). Gangguan Ginjal Akut (GnGA)
Undang – Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara.
Undang - Undang Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan.
RANCANGAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN 4
OPTIMALISASI PENGHITUNGAN KESEIMBANGAN CAIRAN PADA BAYI
SAKIT DENGAN REVISI SPO MENGHITUNG KESEIMBANGAN CAIRAN DAN
SPO MENGHITUNG INSENSIBLE WATER LOSS (IWL)
DI RUANG ANTURIUM
SUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG TAHUN 2022
Disusun Oleh:
Cut Mey Ribka Sirait, S. Kep., Ners
Mentor : Hafsa, Skp., M.Kep
Coach : dr. Atiq Amanah Retna Palupi, MKKK
Penguji : Verawati Lenny, SKM, MKM
LATAR BELAKANG
Berdasarkan peraturan perundang-undangan No 5 tahun 2014 tentang ASN mengatakan bahwa :
Lembaga Administrasi Negara diberikan kewenangan melakukan pendidikan dan pelatihan kepada
ASN yang termasuk didalamnya adalah Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS).
Dalam Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor: 13/K.1/Pdp.07/2022 Tentang
Kurikulum Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil pendidikan dan pelatihan dalam Masa
Prajabatan yang dilakukan secara terintegrasi yang terdiri dari pelatihan klasikal, blended learning, distance learning dan pelatihan secara mandiri. Melipui nilai-nilai dasar PNS yaitu Berorientasi
Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif atau disingkat
BerAKHLAK
Salah satu misi dari RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
adalah peningkatan kualitas manusia
Indonesia. Misi tersebut menjadi acuan bagi profesi perawat yang mana terkandung tugas seorang
perawat melakukan asuhan keperawatan pada dewasa, anak maupun neonatus. . lanjutan...
LATAR BELAKANG
Berat badan pada neonatus dipengaruhi oleh komposisi air yang ada didalam tubuh. Komposisi air pada neonatus lebih tinggi sekitar 90% dari berat badan. Cairan merupakan komponen yang penting karena status hidrasi yang cukup bermanfaat untuk pertumbuhan dan perkembangan pada neonatus.
Berdasarkan hasil observasi dan pengamatan awal diruang neonatologi anturium, pada bulan
Maret-Mei 2022 telah dilakukan penghitungan keseimbangan cairan tubuh bayi namun belum optimal disebabkan oleh tidak dihitungnya nilai IWL kedalam output cairan pasien sehingga bisa menyebabkan ketidakseimbangan cairan pada bayi. Maka dari itu peserta menentukan isu tersebut untuk membuat laporan aktualisasi tentang “Optimalisasi Penghitungan
Keseimbangan Cairan pada bayi sakit dengan revisi SPO menghitung keseimbangan cairan dan SPO menghitung Insesible Water Loss (IWL) di Ruang Anturium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022”.
ANALISIS ISU DALAM
PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI
IDENTIFIKASI ISU
Identifikasi isu dilakukan dengan metode Enviromental Scanning diunit kerja Ruang Anturium, dilakukan observasi mulai bulan Maret-Mei 2022, didapatkan isu-isu aktual sebagai berikut:
Tingginya resiko terjadinya ketidakseimbangan cairan pada bayi sakit
diruangan Anturium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung pada tahun 2022.
Belum standarnya dokumentasi serah terima keperawatan di ruangan Anturium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung pada tahun 2022.
Belum standarnya pendokumentasi tindakan resusitasi jantung paru
diruangan Anturium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung pada tahun 2022
Tingginya resiko terjadinya ketidakseimbangan cairan pada bayi sakit diruangan Anturium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung pada tahun 2022
keseimbangan cairan telah dilakukan dengan cara menghitung total intake cairan dikurangi
dengan total output cairan, namun tidak menambahkan pengeluaran cairan lewat penguapan
melalui paru dan kulit yang sering disebut dengan IWL, sehingga penghitungan keseimbangan
cairan tidak optimal dilakukan.
Belum standarnya dokumentasi serah terima keperawatan di ruangan Anturium RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung pada tahun 2022
tanda tangan, tanggal dan waktu pencatatan”.
Pada observasi yang dilakukan diruangan Anturium, serah terima keperawatan baik antar
shift maupun antar ruangan hanya terbukti lewat tanggal dan waktu saja tanpa adanya tanda
tangan dari masing-masing orang yang melakukan serah terima. Hal ini terjadi karena dalam
transisi dari rekam medis manual ke rekam medis elektronik.
p p gg g j p y , p
proses
Belum standarnya pendokumentasi tindakan
resusitasi jantung paru diruangan Anturium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung pada tahun 2022
pertolongan resusitasi jantung paru.
Diruangan Anturium telah dilakukan pertolongan resusitasi jantung paru, Namun, tidak melakukan
pengisian formulir elektronik dokumentasi resusitasi secara langsung saat kejadian untuk
mendokumentasi secara aktual saat pertolongan berlangsung, yang akan mengakibatkan
ketidaklengkapan proses dokumentasi perkembangan pasien pada rekam medis elektronik karena
hanya mengandalkan ingatan saja.
PENAPISAN ISU
METODE APKL
K:Kekhalayakan
L:Kelayakan
A:Aktual P:Problematik
ANALISIS ISU
ANALISIS ISU
ANALISISISU
Tingkat pengetahuan perawat terkait penghitungan IWL telah dilakukan survey
pengetahuan dengan memberikan kuisioner kepada perawat diruangan Anturium. Survey
pengetahuan tersebut diisi oleh 37 orang perawat dengan hasil 91,9% perawat (34 orang) yang mengetahui apa itu IWL dan ada 2 orang (8,1%) perawat yang tidak mengetahui IWL.
Dari 37 orang perawat, ada 9 orang perawat (24,3%) yang tidak mengetahui cara menghitung IWL dan hanya 10 orang perawat (27%) yang bisa menyebutkan rumus
penghitungan IWL pada neonatus dengan benar. Dari hasil kuisioner ini dapat kita lihat
adanya perbedaan pengetahuan perawat tentang penghitungan keseimbangan cairan
yang menyebabkan tingginya resiko ketidakseimbangan cairan pada bayi.
Dalam gambar fishbone tersebut didapatkan 1 masalah yang muncul berkali-kali yaitu
”SPO IWL belum mencantumkan rumus penghitungan IWL pada Neonatus”, sehingga fokus
dari masalah ini adalah perbaikan atau revisi SPO yang telah ada
kembali kepada perawat agar tujuan tercapai.
DAMPAK ISU
Resiko kesalahan pemberian
therapi cairan oleh dokter, oleh
karena kesalahan penghitungan
kebutuhan cairan berdasarkan
penghitungan keseimbangan cairan
Resiko terjadinya
kekurangan dan
atau kelebihan
cairan pada bayi
Resiko penurunan berat
badan pada bayi karena
tubuh bayi terdiri dari
75% air
Resiko terjadi
lamanya hari rawat
bayi akibat dari
ketidakseimbangan
cairan
UNIT KERJA
GAGASAN PEMECAHAN ISU
Ruang Anturium RSUP
Dr. Hasan Sadikin
Bandung
ISU YANG DIANGKAT
GAGASAN
Belum Optimalnya Perawatan
Diaper Rash Pada Bayi di Ruang
Anturium RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung
Optimalisasi Perawatan Diaper Rash Pada Bayi Dengan
Pembuatan SPO dan Video
di Ruang Anturium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Langkah-langkahKegiatanGagasanPemecahanIsu
1.Persiapan revisi SPO menghitungan
keseimbangan cairan dan menghitungan IWL
4. Evaluasi hasil kegiatan
2. Revisi draft SPO menghitung keseimbangan cairan dan menghitung IWL
3. Sosialisasi SPO menghitungan
keseimbangan cairan dan mengh
RANCANGAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR
PNS
RENCANA KEGIATAN AKTUALISASI
RENCANA KEGIATAN AKTUALISASI
RENCANA KEGIATAN AKTUALISASI
RENCANA KEGIATAN AKTUALISASI
RENCANA KEGIATAN AKTUALISASI
RENCANA KEGIATAN AKTUALISASI
RENCANA KEGIATAN AKTUALISASI
Penjadwalan
Persiapan revisi spo
Minggu ke-1 Juli
Revisi draft SPO
Minggu ke-2&3 Juli
Sosialisasi SPO
Minggu ke-1&2 Juli
Evaluasi hasil kegiatan
minggu ke-4 Juli-Agust
Terima kasih!