LAPORAN SEMINAR RANCANGAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN 2
OPTIMALISASI EDUKASI TENTANG PENCEGAHAN RISIKO JATUH PADA
KELUARGA PASIEN MELALUI MEDIA LEAFLETDAN VIDEO DI RUANG
PERAWATAN ANAK KENANGA LANTAI 1
RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG
DISUSUN OLEH : DESI ADHIYATI, S.KEP.,NERS
NIP. 199312172022032002
BAPELKES CIKARANG
KEMENTERIAN KESEHATAN RI 2022
LEMBAR PENGESAHAN
OPTIMALISASI EDUKASI TENTANG PENCEGAHAN RISIKO JATUH PADA KELUARGA
PASIEN MELALUI MEDIA LEAFLET DAN VIDEO DI RUANG PERAWATAN ANAK
KENANGA LANTAI 1 RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG
Telah di seminarkan
Tanggal 22 Juni, di Bapelkes Cikarang
COACH
Ahmad Wajedi, SPd.,M.Kes NIP. 196911121989031002
MENTOR
Arip Hidayat, S.Kep.,Ners NIP. 198012182003121002
PENGUJI
Khaerudin, S.Kep.,Ners.,MKM NIP. 197011011995011002
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT, karena atas izin dan ridhoNya “Optimalisasi Edukasi Tentang Pencegahan Risiko Jatuh Pada Keluarga Melalui Media Leafletdan Video Diruang Perawatan Anak Kenanga Lantai 1” dapat diselesaikan tepat pada waktunya sebagai salah satu syarat kelulusan dalam Pendidikan dan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Tahun 2022 di Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang. Penyusun menyadari bahwa tanpa bantuan dari pihak lain maka penyusun tidak akan dapat menyelesaikan aktualisasi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penyusun menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan rencana aktualisasi ini :
1. Ibu Fatrisia Madina, S.Kp., MM selaku Kepala Bidang Perawatan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
2. Ibu Triliana Purwadesi Y S.Kp. selaku Kepala Ruangan Kenanga Lantai 1 RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung.
3. Bapak Arip Hidayat, S.Kep, Ners., M.Kep selaku mentor yang senantiasa memberikan ilmu, arahan, masukan, dan bimbingannya selama proses kegiatan aktualisasi ini.
4. Bapak Ahmad Wajedi, SPd.M.Kes selaku Coach yang senantiasa memberikan ilmu, arahan, masukan, dan bimbingannya selama proses kegiatan aktualisasi ini.
5. Bapak Khaerudin, S.Kep., Ners.,MKM selaku Penguji yang senantiasa memberikan kritik dan masukan yang membangun.
6. Kedua Orang Tua dan keluarga yang sesantiasa selalu mendoakan.
7. Rekan-rekan yang telah memberikan semangat dan dukungannya kepada penulis.
8. Seluruh pihak yang tak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan rencana aktualisasi. Penulis menyadari bahwa susunan rencana aktualisasi ini masih mengandung celah kekurangan dan kesalahan, untuk itu penyusun menerima koreksi dan saran untuk dikaji dalam penyempurnaan rencana kegiatan aktualisasi ini. Terima kasih.
Bandung, 22 Juni 2022
Penulis,
Desi Adhiyati, S.Kep., Ners NIP. 199312172022032002
ii
iii DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................... i KATA PENGANTAR .................................................................................................ii DAFTAR ISI..........................................................................................................iii DAFTAR GAMBAR v DAFTAR TABEL.....................................................................................................vi BAB I PENDAHULUAN............................................................................................ 1 1.1 Latar Belakang......................................................................................... 1 1.2 Tujuan Laporan Aktualisasi....................................................................... 3 1.2.1 Tujuan Umum........................................................................................... 3 1.2.2 Tujuan Khusus .................................................................................... 4 1.3 Ruang Lingkup......................................................................................... 4 1.4 Manfaat 4 BAB II GAMBARAN ORGANISASI DAN PROFIL PESERTA........................................... 6 2.1 Profil Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin.................................. 6 2.2 Visi dan Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin...................................................... 7 2.2.1 VISI ................................................................................................. 7 2.2.2 MISI 7 2.3 Janji Pelayanan RSUP Dr. Hasan Sadikin................................................. 7 2.4 Struktur RSUP Dr. Hasan Sadikin 9 2.5 Profil Ruang Perawatan Anak Kenanga Lantai 1.....................................10 2.6 Struktur Organisasi Ruang Perawatan Anak Kenanga Lantai 1 .................11 2.7 Profil Peserta......................................................................................12 2.8 Nilai-Nilai Dasar ASN (BerAKHLAK)........................................................13 2.9 Peran dan Kedudukan ASN dalam NKRI (Manajemen dan SMARTASN) ..........................................................................................................15
iv a. SMART ASN 15 b. Manajemen ASN .....................................................................................15 BAB III ANALISA ISU DALAM PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI ...........................16 3.1 Identifikasi Isu.................................................................................16 3.2 Penapisan CoreIsu...........................................................................23 3.3 Analisa Isu yang terpilih 26 3.3.1 Dampak Isu.......................................................................................26 3.3.2 Analisis Penyebab Isu.........................................................................26 3.4 Gagasan Pemecahan Isu...................................................................28 BAB IV RANCANGAN AKTUALISASI........................................................................31 DAFTAR PUSTAKA 47 LAMPIRAN...........................................................................................................50
DAFTAR GAMBAR
v
Gambar 2. 1 Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin......................................... 9 Gambar 2. 2 Struktur Organisasi Ruang Perawatan Anak Kenanga Lantai 1 11 Gambar 3.3. 1 Diagram Fishbone ..........................................................................27
DAFTAR TABEL
vi
Tabel 3.1. 1 Penjelasan butir SKP..........................................................................16 Tabel 3.2. 1 Teknik Tapisan Isu APKL ....................................................................24 Tabel 3.3. 1 Dampak Isu Sesuai SKP......................................................................26 Tabel 3.4. 1 Keterkaitan dengan substansi Agenda 3...............................................29 Tabel 3.4. 2 Gagasan Pemecahan Isu ....................................................................29 Tabel 4.1. 1 Matriks Rancangan Aktualisasi 35 Tabel 4.2. 1 Jadwal kegiatan.................................................................................45 Tabel 4.3. 1 Pihak yang terlibat dan perannya dalam aktualisasi...............................46
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) dijelaskan dalam Undang-Undang Republik
Indonesia No. 5 tahun 2014 merupakan profesi bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintahan. ASN adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diberi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang – undangan. Sedangkan PNS adalah warga negara yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan.
Peran ASN dalam bidang kesehatan yaitu memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas pada fasilitas kesehatan termasuk didalam ruang lingkup rumah sakit yang dikelola oleh pemerintah, dalam hal ini Rumah sakit merupakan bagian penting dari sistem kesehatan dalam pelayanan publik. Dalam pasal 29 huruf b Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 dijelaskan bahwa rumah sakit wajib memberikan pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, anti diskriminasi dan efektif dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (Latsar CPNS) dalam
Peraturan LAN No. 1 Tahun 2021 dijelaskan bahwa pendidikan dan pelatihan dalam Masa Prajabatan yang dilakukan secara integrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat, motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, serta dapat memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Pelatihan Dasar CPNS
bertujuan untuk mengembangkan kompetensi CPNS yang dilakukan secara terintegrasi yang berarti penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS memadukan antara pelatihan klasikal dengan nonklasikal dan Kompetensi Sosial Kultural dengan Kompetensi Bidang. Kompetensi yang diukur dari seorang CPNS dalam
kegiatan Latsar ini berdasarkan kemampuan menunjukkan sikap perilaku bela negara dan dapat mengaktualisasikan peran dan nilai-nilai dasar ASN yang
BERAHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabilitas, Harmonis, Loyal, Adaptif dan
1
Kolaboratif) dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Setiap peserta pelatihan juga dituntut untuk mampu mengaktualisasikan substansi materi pembelajaran yang telah dipelajari tersebut melalui proses pembiasaan diri dalam pembelajaran agenda habituasi, yang termasuk di dalamnya kegiatan aktualisasi. Melalui kegiatan aktualisasi ini diharapkan dapat membentuk kemampuan peserta pelatihan dasar dalam menerjemahkan teori ke dalam praktik, mengubah konsep menjadi konstruk, dan mengaplikasikan gagasan menjadi sebuah kegiatan yang dapat diterapkan dalam pelaksanaan aktualisasi setiap peserta pelatihan dasar di satuan kerja masing-masing.
Laporan kegiatan aktualisasi ini bersumber dari sasaran kerja pegawai (SKP), penugasan khusus dari atasan, atau kegiatan lain yang mendapat persetujuan dari atasan langsung, dan atau kombinasi diantara ketiganya. Kegiatan yang akan dilakukan, bersumber dari teridentifikasinya suatu kondisi yang terjadi di lingkungan kerja sebagai isu yang harus dipecahkan. Perawat merupakan salah satu profesi yang ada dalam formasi jabatan pegawai negeri sipil. Perawat bertugas melakukan Asuhan Keperawatan yang komprehensif secara bio, psiko, sosio, dan spiritual.
Rumah sakit merupakan salah satu institusi pelayanan kesehatan yang memiliki berbagai macam bentuk layanan yang ditawarkan, beberapa diantaranya yaitu rawat inap, rawat jalan, dan unit gawat darurat. Rumah sakit bertugas untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Sebagai fasilitas kesehatan tingkat lanjut menjadikan rumah sakit sebagai tempat yang lebih kompleks dibandingkan dengan institusi pelayanan kesehatan lainnya.
Rumah sakit merupakan tempat yang padat karya, padat pakar, padat modal, padat teknologi, dan tempat yang memiliki risiko tinggi.
Sebagai institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan secara paripurna, rumah sakit tentu harus memperhatikan aspek keselamatan pasien pada setiap pelayanan yang diberikan. Keselamatan pasien merupakan salah satu aspek penting yang harus diterapkan oleh suatu institusi pelayanan kesehatan termasuk
rumah sakit. Pelaksanaan keselamatan pasien harus menjadi prioritas utama dalam setiap pelayanan yang diberikan kepada pasien demi menjaga citra dan mutu rumah sakit (Juniarti and Mudayana, 2018). Dengan menerapkan sistem
2
keselamatan pasien yang baik maka suatu rumah sakit dapat menyelenggarakan pelayanan yang lebih aman kepada pasien.
Salah satu kebutuhan pasien dalam menjalani rawat inap adalah kebutuhan keselamatan. Sutanto & Fitriana (2017) menyatakan bahwa kebutuhan akan keselamatan adalah kebutuhan untuk melindungi diri dari berbagai bahaya yang mengancam, baik terhadap fisik dan psikosial. Keselamatan pasien (patientsafety) adalah salah satu indikator mutu
pelayanan di Rumah Sakit, peningkatan mutu dan keselamatan pasien saling berhubungan, semakin tinggi keselamatan pasien maka semakin baik mutu suatu rumah sakit(Sumarni, 2017). Terdapat enam sasaran keselamatan pasien (SKP) yang menjadi panduan untuk meningkatkan keselamatan pasien di rumah sakit.
SKP terdiri dari: 1) Ketepatan identifikasi pasien, 2) Peningkatan komunikasi yangefektif, 3) Peningkatan keamanan obat yangperlu diwaspadai, 4) Kepastian tepat lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi, 5) Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan, dan 6) Pengurangan risiko pasien jatuh. Keenam SKP tersebut merupakan indikator standar dasar yang utama dalam penilaian
Akreditasi Rumah Sakit (Setiyani, et al., 2016).
Penerapan sistem keselamatan pasien yang baik di rumah sakit bertujuan untuk meminimalisir terjadinya insiden keselamatan pasien. Sistem tersebut meliputi penilaian risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko pada pasien, pelaporan dan analisis insiden yang terjadi pada pasien, kemampuan belajar dari insiden yang terjadi dan tindak lanjutnya, serta implementasi solusi untuk meminimalkan insiden terulang kembali (Permenkes, 2017).
Dalam hal ini penulis akan menganalisis pada sasaran keselamatan pasien pada poin ke 6 yaitu terkait pengurangan risiko jatuh.
1.2 Tujuan Laporan Aktualisasi
1.2.1 Tujuan Umum
Mampu mengimplementasikan nilai-nilai dasar ASN yaitu BerAKHLAK (Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmoni, Loyal, Adaptif, Kolaboratif) dalam melaksanakan tugas di lingkungan kerja yaitu Ruang
Kenanga lantai 1 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
3
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mampu mengidentifikasi isu-isu yang ada di unit dan lingkungan kerja.
2. Mampu menganalisis pemecahan isu yang ada agar dapat diselesaikan.
3. Mampu merancang kegiatan dan alternatif untuk pemecahan isu yang diprioritaskan dengan mengimplementasikan nilai BerAKHLAK.
4. Menginternalisasi nilai-nilai dasar PNS (BerAKHLAK) dalam kegiatan-kegiatan Aktualisasi sehingga dapat menjadi kebiasaan sehari-hari
Ruang lingkup kegiatan aktualisasi ini meliputi kegiatan perawat ahli pertama di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung selaku Calon PNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan, dengan menerapkan nilai-nilai dasar PNS yaitu Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif (BerAKHLAK), Manajemen ASN, WholeofGovernmentdan Pelayanan Publik yang bersumber dari SKP, dan atau penugasan atasan dan program yang menjadi inovasi.
a. Bagi Penulis
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan khususnya mengenai nilainilai dasar yang harus dimiliki setiap Aparatur Sipil Negara yaitu
BerAKHLAK (Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif), serta dapat mengaktualisasikan nilai-nilai tersebut dalam pekerjaan sehari-hari di unit kerja.
b. Bagi Satuan Kerja
Membentuk unit kerja yang kondusif dalam melayani masyarakat serta meningkatkan lingkungan kerja yang akuntabel yang memungkinkan
4
1.3 Ruang Lingkup
1.4 Manfaat
satuan kerjadapat mencapai visi, misi, memberikan inovasi dan meningkatkan mutu pelayanan publik.
c. Bagi Instansi
Memberikan bahan masukan dan usulan untuk melakukan perbaikan ke arah yang lebih baik, khususnya tentang aktualisasi nilai-nilai BerAKHLAK (Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif)
5
BAB II
GAMBARAN ORGANISASI DAN PROFIL PESERTA
2.1 Profil Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung (RSHS) merupakan rumah sakit milik Kementerian Kesehatan. Sejak diresmikan pada tahun 1923, RSHS telah berkembang menjadi rumah sakit besar di Jawa Barat yang berfungsi sebagai
Rumah Sakit Rujukan Puncak untuk Provinsi Jawa Barat dan sebagai Rumah
Sakit Pendidikan bagi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran dan institusi pendidikan tenaga kesehatan lainnya.
Karena kemampuannya dalam memberikan pelayanan spesialistik dan subspesialistik luas, pada taggal 18 Oktober 2004 RSHS ditetapkan oleh
Departemen Kesehatan sebagai Rumah Sakit Kelas A. Sesuai dengan PP No. 23
Tahun 2003 dan berdasarkan SK Menkes RI No. 861/Menkes/VI/2005, RSHS telah berubah status dari Perusahaan Jawatan (Perjan) menjadi institusi yang menerapkan Pola Pengelolaan Badan Layanan Umum (PPK-BLU). RSHS berlokasi di Jl. Pasteur No. 38 Bandung dengan luas tanah 87.200 m2 yang mudah dijangkau dari berbagai arah. Sejalan dengan perkembangan IPTEKDOK dan tuntutan masyarakat yang semakin meningkat terhadap mutu pelayanan yang
lebih baik, RSHS telah memiliki Master Plan yang dibuat pada tahun 1995. Master Plan tersebut memperhitungkan kebutuhan pelayanan medis dan pendidikan untuk 25 tahun ke depan, yang memuat Integrated Physical Building and Management Concept untuk Model Rumah Sakit Pendidikan.
Saat ini, RSUP Dr. Hasan sadikin memiliki jenis pelayanan, meliputi: pertama pelayanan gawat darurat secara terus menerus selama 24 jam, 7 hari dalam seminggu dengan pelayanan gawat darurat level IV. Kedua pelayanan rawat jalan memilikiklinik 26 subspesialistik terdiridari: poliklinik Penyakit Dalam, bedah, kebidanan dn kandungan, anak, bedah saraf, orthopaedi, saraf, THT-KL, kulit dan kelamin, kedokteran jiwa, gigi dan mulut, bedah mulut, mata, anestesi, gizi, pegawai, MCU dan Tim Peeriksa Kesehatan Pegawai, teratai, kemoterapi rawat jalan, rehabilitasi medik, instalansi pelayanan jantung, hemodialisa, reproduksi berbantu, dan radioterapi.
6
Sarana pelayanan rawat inap (hospitalization) di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, dibedakan menjadi ruang rawat inap Kelas I, II, III, VIP, High Care, Intensif, Isolasi, dan rawat inap khusus atau non kelas.
2.2 Visi dan Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin
2.2.1 VISI
Terwujudnya Indonesia Maju Yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian, Berlandaskan Gotong Royong.
2.2.2 MISI
Mewujudkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia yang Tinggi, Maju, dan Sejahtera.
2.3 Janji Pelayanan RSUP Dr. Hasan Sadikin
Tata nilai-nilai filosofis RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yaitu “PAMINGPIN
PITUIN” dengan penjelasan sebagai berikut :
a. Kepemimpinan : Nilai yang menggambarkan kepeloporan dan menyiapkan talenta-talenta terbaik di bidangnya.
b. Profesional :Nilai yang berorientasi pada pencapaian kinerja melalui perjalanan kemitraan dan menguasai standar yang berlaku.
c. Inovatif :Nilai yang menggambarkan keinginan untuk menghasilkan suatu yang baru dan senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambungan.
d. Tulus : Keinginan untuk memberi tanpa pamrih, proaktif dan responsif.
e. Unggul : Keinginan untuk menjadi yang terbaik dan menghasilkan kualitas Prima.
f. Integritas : Nilai yang menggambarkan kejujuran, amanah, dan menjunjung etika yang tinggi dalam menjalankan tugas.
7
Selain tata nilai filosofis, RSHS memiliki janji pelayanan kesehatan yaitu
SIGAP:
a. Senyum-Sapa-Salam-Sopan-Santun (5S);
b. Inovatif dalam berkarya;
c. Gelorakan Semangat Pelayanan Prima;
d. Amanah Menjaga Keselamatan Pasien; dan
e. Peduli, Perhatian dan Perasaan.
Terdapat juga nilai – nilai yang dianut dalam pelayanan, yaitu PRIMA:
P : Profesional memiliki kemampuan untuk memberikan pelayanan dengan kualitas yang terbaik (prima) disertai kompetensi dalam disiplin ilmu yang mendasarinya.
R : Respek pelayanan yang prima akan dapat diberikan apabila dilandasi oleh rasa saling hormat menghormati diantara anggota tim pemberi pelayanan kesehatan. Pelayanan yang prima tidak hanya ditentukan oleh satu profesi, tetapi oleh semua profesi yang terlibat dalam tim pelayanan kesehatan.
I : Integrasi bertindak terintegrasi sesuai dengan nilai – nilai dan kebijakan organisasi serta kode etik farmasi.
M : Manusiawi menganggap setiap individu atau manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang mulia. Oleh karena itu harkat dan martabat mereka harusdijunjung tinggi.
A : Amanah melaksanakan dengan sungguh – sungguh segala hal yang dipercayakan oleh negara dan masyarakat, khususnya dalam memberikan pelayanan, pendidikan, dan penelitian kesehatan.
Adapun moto yang digunakan di RSHS yaitu ”Kesehatan Anda
Menjadi Prioritas Kami”.
8
2.4 Struktur RSUP
Dr.
Hasan Sadikin
Struktur organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin dapat dilihat pada gambar
Gambar2.1StrukturOrganisasiRSUPDr.HasanSadikin
9
2.5 Profil Ruang Perawatan Anak Kenanga Lantai 1
Ruang Perawatan Anak Kenanga 1 merupakan ruang perawatan anak yang khusus menangani pasien anak dari usia 1bulan sampai 18tahun dengan penyakit infeksius, respirologi, gastroenterologi, neuropediatrik dan isolasi. Ruang perawatan ini terdiri dari ruang pelayanan kelas I, II, dan III serta ruang isolasi. Ruang rawat inap Kenanga 1 merupakan ruang perawatan anak yang khusus menangani pasien-pasien anak dengan penyakit infeksius. yang terdiri dari 45 tempat tdur. Di tengah ruangan terdapat nursestation, dan toilet untuk staff. Di seberang kamar pasien terdapat ruang persiapan tindakan, ruang dispensing, dan ruang linen.
2.5.1 Visi dan Misi Ruang Perawatan Anak Kenanga Lantai 1
a. Visi
Mengikuti visi RSUP. Dr. Hasan Sadikin Bandung.
b. Misi
Memberikan asuhan pelayanan pasien anak dengan rentang usia
1bulan sampai 18tahun secara paripurna dan prima sesuai usia
tumbuh kembang yang berorientasi kepada filosofi keperawatan anak ; atraumaticcaredan familycentered.
10
2.6 Struktur Organisasi Ruang Perawatan Anak Kenanga Lantai 1
Pengawas Ruangan
Kepala Ruangan Wakil Kepala Ruangan
ADM Keuangan Kepala Tim Wing Timur 1-6
Perawat Pelaksana
Kepala Tim Wing Timur 4-6 Kepala Tim Wing Barat 8-6
Perawat Pelaksana Pekarya
Gambar2.2StrukturOrganisasiRuangPerawatanAnakKenangaLantai1
11
2.7 Profil Peserta
Nama : Desi Adhiyati, S.Kep.,Ners
NIP : 199312172022032002
Jabatan/golongan : Perawat Ahli Pertama/ IIIb
Unit Kerja : Ruang Kenanga Lantai 1
RSUP. Dr Hasan Sadikin Bandung
Instansi : Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia
Saat ini, peserta terdaftar sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di lingkungan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia di bawah Direktorat
Jenderal Pelayanan Kesehatan dengan instansi Rumah Sakit Umum Pusat Dr
Hasan Sadikin Kota Bandung terhitung mulai tanggal 1 Maret 2022 sebagai
Perawat Ahli Pertama dibawah Bidang Keperawatan dan sekarang bekerja di unit
kerja Ruang Rawat Inap Kenanga lantai 1. Dalam pelaksanaan aktualisasi, peserta mengacu kepada Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) meliputi:
1. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan pada tahap pre/intra/post operasi.
2. Melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan.
3. Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan keperawatan sebagai ketua tim/perawat.
4. Melaksanakan case finding/deteksi dini/penemuan kasus baru pada individu.
5. Melakukan pemberian penugasan perawat dalam rangka melakukan fungsi ketenagaan perawat.
6. Melakukan pengkajian lanjutan pada individu.
7. Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjutan.
8. Merumuskan diagnosa keperawatan pada individu.
9. Membuat prioritas diagnosa keperawatan dan masalah keperawatan.
10. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu (merumuskan, menetapkan) tindakan
11. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan.
12. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks pada area medikal bedah.
12
13. Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu.
14. Melakukan tidakan keperawatan pada kondisi gawat darurat/bencana/kritikal.
15. Memberikan dukungan/fasilitas kebutuhan spiritual pada kondisi kehilangan, berduka, atau menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan.
16. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi.
17. Melakukan tindakan keperawatan kebutuhan eliminasi.
18. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan mobilisasi.
19. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan istirahat dan tidur.
20. Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan kebersihan.
21. Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan pengaturan suhu
22. Melakukan pemenuhan kebutuhan oksigen kompleks
23. Melakukan komunikasi klien dengan hambatan komunikasi.
24. Melakukan pemantauan atau penilaian kondisi pasien selama dilakukan tindakan keperawatan spesifik sesuai kasus dan kondisi pasien.
25. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu.
26. Melakukan penatalaksanaan manajemen gejala.
27. Melakukan perawatan luka.
28. Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan individu.
29. Melaksanakan manajemen suveilans hais sebagai upaya pengawasan resiko infeksi dalam upaya preventif pada pelayanan keperawatan.
30. Melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan antar shift/unit/fasilitas kesehatan.
31. Melakukan konsultasi keperawatan dengan kolaborasi dengan dokter.
32. Melakukan tindakan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaan standar pada pasien/petugs/pengunjung sebagai upaya pencegahan infeksi.
33. Melakukan pendidikan kesehatan pada individu.
2.8 Nilai-Nilai Dasar ASN (BerAKHLAK)
Nilai-nilai dasar adalah nilai yang sangat dibutuhkan dalam menjalankan tugas jabatan profesi ASN (Aparatur Sipil Negara) secara profesional sebagai pelayan masyarakat. Nilai-nilai dasar profesi ASN yaitu Beorientasi Pelayanan,
13
Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif) jika diakronimkan menjadi BerAKHLAK (LAN, 2022).
1. Berorientasi Pelayanan
Melakukan asuhan keperawatan awal pada pasien di rawat inap merupakan bagian dari penyelenggaraan pelayanan publik yang harus mampu mewujudkan tujuan-tujuan yang hendak dicapainya dan dilakukan dengan prosedur yang sederhana, kebutuhan akan masalah pasien dapat terpenuhi.
2. Akuntabel
Dalam asuhan keperawatan setiap pertanyaan yang diberikan atau diajukan harus disampaikan dengan jelas dan berintegritas tinggi oleh petugas dan dijawab dengan jujur oleh pasien untuk menunjang penyelesaian masalah kesehatan.
3. Kompeten
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan, sebagai seorang perawat mampu serta kompeten menerapkan profesionalisme dalam pelayanan kepada pasien berdasarkan perencanaan yang rasional, holistik (terintegrasi), terarah, efektif dan efisien.
4. Harmonis
Pelaksanaan asuhan keperawatan kepada pasien secara adil, obyektif, jujur dan transparan dapat menunjukkan rasa toleransi, empati dan keterbukaan kepada pasien menunjukkan terwujudnya suasana harmonis
5. Loyal
Melakukan asuhan keperawatan merupakan salah satu kepentingan bangsa yaitu mendedikasikan dan mengutamakan keluhan pasien dan mendengarkan apa yang pasien rasakan, dan mengutamakan penyelesaian masalah prioritas yang pasien rasakan.
6. Adaptif Pengkajian keperawatan sangat mengantisipasi dan beradaptasi terhadap perubahan lingkungan dikarenakan akan mempengaruhi status kesehatan pasien serta selalu memperhatikan kepentingan-kepentingan yang diperlukan oleh pasien.
7. Kolaboratif
Pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien dilandasi peningkatan komunikasi yang baik dan kepercayaan satu sama lain yang efisien dan efektif.
14
2.9 Peran dan Kedudukan ASN dalam NKRI (Manajemen dan SMARTASN)
a. SMARTASN
Penerapan pengkajian keperawatan dalam kedudukan dan peran ASN tentunya merupakan bagian dari komunikasi dan analisis untuk mempertimbangkan risiko yang muncul dari masalah pasien sehingga mampu mengekplorasi dan mencari informasi, data dan konten sesuai dengan kebutuhan untuk pemecahan masalah
b. ManajemenASN
Dalam pengkajian keperawatan melaksanakan pengkajian dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi merupakan suatu tugas yang harus dilaksanakan dengan cermat dan disiplin, sehingga dari hasil pengkajian tersebut tidk terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya dalam melayani dan mengatasi masalah kesehatan pasien.
15
BAB III
ANALISA ISU DALAM PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1 Identifikasi Isu
Identifikasi isu dilakukan dengan melihat hal-hal yang tidak sesuai kondisi dalam Sasaran Kinerja Pegawai (SKP). Hal yang tidak sesuai dalam SKP dapat berpotensi menjadi suatu masalah. Berikut penjelasan setiap butir SKP.
Tabel3.1.1PenjelasanbutirSKP
No. Kegiatan tugas pokok jabatan Kondisi saat ini Kondisi yang diharapkan
1. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan pada tahap pre/intra/post operasi.
2. Melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan.
3. Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan keperawatan sebagai ketua tim/perawat.
4. Melakukan pemberian penugasan perawat dalam rangka melakukan fungsi ketenagaan perawat.
5. Melaksanakan case finding/deteksi dini/penemuan kasus baru pada individu.
6. Melakukan pengkajian lanjutan pada individu.
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO
Tidak ada data
Tidak ada data
Tidak ada data
Tidak ada data
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO
16
7. Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjutan.
8. Merumuskan diagnosa keperawatan pada individu.
9. Membuat prioritas diagnosa keperawatan dan masalah keperawatan.
10. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu (merumuskan, menetapkan) tindakan
11. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan.
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO
Belum optimalnya komunikasi terapeutik pada keluarga pasien.
Keluarga pasien dapat memahami terkait yang dijelaskan oleh perawat dengan menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami.
12. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks pada area medikal bedah.
13. Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu.
14. Melakukan tidakan keperawatan pada kondisi gawat darurat/bencana/kritikal.
15. Memberikan dukungan/fasilitas
kebutuhan spiritual pada kondisi kehilangan,
Tidak ada data
Tidak ada data
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO
Tidak ada data
Tidak ada data
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO
17
berduka, atau menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan.
16. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi.
17. Melakukan tindakan keperawatan kebutuhan eliminasi.
18. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan mobilisasi.
19. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan istirahat dan tidur.
20. Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri.
21. Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan pengaturan suhu
22. Melakukan pemenuhan kebutuhan oksigen kompleks
23. Melakukan komunikasi klien dengan hambatan komunikasi.
24. Melakukan pemantauan atau penilaian kondisi pasien selama dilakukan tindakan keperawatan
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO
18
spesifik sesuai kasus dan kondisi pasien.
25. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu.
26. Melakukan penatalaksanaan manajemen gejala.
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO
27. Melakukan perawatan luka. Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO
28. Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan individu.
29. Melaksanakan manajemen suveilans hais sebagai upaya pengawasan resiko infeksi dalam upaya preventif pada pelayanan keperawatan.
30. Melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan antar shift/unit/fasilitas kesehatan.
31. Melakukan konsultasi keperawatan dengan kolaborasi dengan dokter.
32. Melakukan tindakan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaan standar pada pasien/petugas/pengunjung sebagai upaya pencegahan infeksi.
Sudah dilaksanakan
Sudah dilaksanakan dilaksanakan sesuai SPO
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO
Belum optimalnya edukasi pemilahan
sampah infeksius
dan non infeksius di Ruang Perawatan
Anak Kenanga 1.
Dilaksanakan sesuai SPO
19
33. Melakukan pendidikan kesehatan pada individu.
Belum optimalnya
edukasi terkait
pencegahan risiko
jatuh pada keluarga
pasien di Ruang
Perawatan Anak
Kenanga Lantai 1.
Terdapat media edukasi yang menarik dan mudah dipahami yang
mudah diakses oleh
keluarga pasien kapan dan dimanapun.
Berdasarkan hasil darienvironmentalscanningsesuai dengan penjabaran butir SKP yang telah dilakukan di Ruang Kenanga lantai 1 terdapat beberapa isu yang muncul, yaitu:
1. Belum optimalnya edukasi tentang pencegahan resiko jatuh pada keluarga pasien di Ruang Perawatan Anak Kenanga 1.
Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (Kemenkes RI, 2011).
Kejadian pasien jatuh merupakan masalah serius di rumah sakit terutama pasien rawat inap karena kejadian pasien jatuh merupakan salah satu indikator keselamatan pasien khususnya anak dan indikator mutu rumah sakit. Hal ini karena pelaksanaan pencegahan jatuh belum sesuai standar prosedur operasional, perbandingan jumlah perawat dan pasien yang tidak seimbang sedangkan banyak tindakan yang tidak bisa dilakukan oleh 1 orang perawat, lantai licin, dan tidak terpasang bed side rel/bedplang.
Pasien jatuh di rumah sakit berdampak pada cedera pasien bahkan kematian dan menjadi kejadian kedua terbanyak dalam perawatan kesehatan setelah kesalahan pengobatan (JCI, 2015). Pasien jatuh di rumah sakit juga dapat berdampak pada lamanya hari perawatan pasien dan menambah biaya perawatan di rumah sakit (Nur dkk, 2016). Oleh karena itu rumah sakit wajib
20
menerapkan pogram pencegahan risiko jatuh bagi pasien yang bertujuan mengurangi risiko cedera pasien akibat jatuh.
Pada saat dilakukan wawancara dengan keluarga pasien didapatkan data bahwa edukasi dilakukan hanya 1 kali ketika pertama masuk keruangan dengan metode ceramah/verbal, leaflet yang diberikan kurang menarik dan sulit dimengerti, keluarga pasien menganggap jatuh merupakan hal yang wajar bila terjadi pada anak dan tidak diperlukan pencegahan khusus.
Kemudian saat dilakukan wawancara pada perawat mengatakan tidak pernah terjadi jatuh pada anak, edukasi selalu dilakukan pada setiap pasien baru adapun faktoryang menghambat yaitu pergantian penunggu pasien sehingga edukasi tidak tersampaikan. Saat dilakukan observasi perawat sudah memberikan edukasi pada keluarga telah tertulis pada lembar edukasi dan sudah di tanda tangan oleh keluarga. Didapatkan sebanyak 6 keluarga pasien hanya menaikkan salah satu pengaman tempat tidur saja karena dianggap anak ditunggu oleh kedua orang tua, namun demikian jika kondisi ini dibiarkan suatu saat akan menimbulkan risiko pasien jatuh atau dapat menimbukan dampak lainnya. Kemudian dari hasil kuesioner yang telah diberikan pada keluarga didapatkan dari 40 respondan yaitu keluarga pasien didapatkan hasil 29 (72,5%) orang dari 40 pasien tidak mengerti apa yang telah disampaikan perawat terkait pencegahan risiko jatuh.
Dari data tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa perawat telah melaksanakan edukasi terkait pencegahan risiko jatuh dengan baik tetapi pelaksanaan pencegahan jatuh oleh keluarga belum optimal dan berisiko terhadap kejadian pasien jatuh. Berdasarkan hasil Penelitian Saputro (2016), didapatkan beberapa hal yang mempengaruhi pencegahan risiko jatuh pada anak di rumah sakit, diantaranya persepsi perawat, sarana prasarana, keluarga/penunggu pasien, serta beban kerja perawat.
Edukasi kesehatan merupakan salah satu kegiatan atau usaha dalam menyampaikan pesan kesehatan kepada pasien dan keluarga dengan harapan dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup dan status kesehatan dapat terpantau dengan baik (Notoatmodjo, 2012). Metode penyampaian pesan dan informasi dalam edukasi harus memperhatikan keadaan seseorang.
Menurut Kholid (2014) mengatakan bahwa metode audio-visual merupakan
21
metode yang paling efektif dan berkontribusi besar terhadap perilaku pasien lansia dengan memberikan rangsangan pada pendengaran, penglihatan dan perubahan perilaku.
Berdasarkan hasil telusur pada unit promosi kesehatan mengatakan bahwa belum tersedianya media edukasi kesehatan yang berbentuk audiovisual (video) untuk mempermudah pasien dan keluarga dalam mengakses informasi kesehatan di RSUP Dr. Hasan Sadikin, khususnya edukasi kesehatan terkait pencegahan risiko jatuh anak. Berdasarkan teori Faye G.
Abdellah salah satu tipologi masalah keperawatan yatitu mempertahankan komunikasi verbal dan non verbal dengan upaya perawat dalam memberikan edukasi pencegahan jatuh dengan memperhatikan respon keluarga pasien, sehingga keluarga pasien memahami pentingnya pencegahan jatuh sehingga berperan dalam pencegahan jatuh.
Berdasarkan teori keperawatan Faye G. Abdellah, tipologi masalah keperawatan di antaranya mencegah terjadinya kecelakaan, cedera, atau trauma lain dan mencegah meluasnya infeksi. Pelayanan yang diberikan pada pasien harus komprehensif, diantaranya memberikan perawatan yang berlanjutan untuk menghilangkan nyeri dan ketidaknyamanan dan memberikan rasa keamanan kepada individu. Teori ini sejalan dengan patient safety, dimana perawat harus mampu memberikan asuhan aman bagi pasien.
Kejadian pasien jatuh dapat mengakibatkan cedera atau trauma untuk itu perawat harus mampu memberikan perawatan yang dapat mencegah
terjadinya jatuh sehingga menciptakan rasa aman bagi pasien.
Dari uraian di atas, perlu adanya inovasi untuk memudahkan kerja perawat dalam pemberian edukasi pencegahan risiko jatuh untuk mencegah
terjadinya Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) sebagai upaya peningkatan mutu keselamatan pasien.
Sebagai seorang perawat harus dapat bertindak proaktif terhadap kejadia-kejadian yang bisa saja sewaktu-waktu dapat terjadi
2. Belum optimalnya komunikasi terapeutik petugas kesehatan terhadap pasien dan keluarga dalam pelayanan di Ruang Perawatan Anak Kenanga 1.
Komunikasi efektif merupakan salah satu bagian dari IPSG atau
InternationalPatientSafetyGoalyaitu sebuah standar yang diterbitkan oleh
JointCommissionInternational(JCI)sebagai bagian dari standar kualitas dan
22
keselamatan pelayanan kesehatan yang berfokus pada pasien (Joint CommissionInternational, 2013).
Berdasarkan hasil wawancara dengan keluarga pasien diruangan Kenanga 1 RSUP. Dr. Hasan Sadikin Bandung mengatakan belum begitu paham terkait apa yang dijelaskan oleh perawat sehingga masih merasa khawatir akan hal-hal yang terjadi pada anaknya seperti terkait cairan infus atau oksigen yang habis serta penatalaksanaan tindakan keperawatan lainnya. Keluarga pasien masih menganggap petugas kesehatan menelantarkannya dan cenderung merasa tidak puas sehingga terjadi keluhan pelanggan. Kurang optimalnya komunikasi terapeutik petugas pada pasien dan keluarga dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan dalam komunikasi efektif, sikap petugas, pengalaman, lingkungan, dan masih kurangnya jumlah tenaga (Priyoto,2015).
3. Belum optimalnya kepatuhan keluarga pasien dalam pemilahan sampah infeksius dan non infeksius di Ruang Rawat Inap Kenanga 1. Berdasarkan hasil observasi selama 14 hari di ruang Kenanga RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung ditemukan masih ada keluarga pasien yang keliru membuang sampah makanan ke tempat sampah infeksius.
3.2 Penapisan CoreIsu
Penentuan core isu digunakan untuk menentukan prioritas isu yang akan diangkat dan salah satu teknik penapisan yang dapat digunakan adalah teknik metode AKPL (Aktual, Kekhalayakan, Problematika, Layak). Aktual artinya isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat. Kekhalayakan artinya isu tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak. Problematika artinya isu tersebut memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu dicarikan segera solusinya secara komprehensif. Kelayakan artinya isu tersebut masuk akal, realistis, relevan, dan dapat dimunculkan inisiatif pemecahan permasalahannya.
23
Belum optimalnya edukasi tentang
pencegahan risiko jatuh pada
keluarga di Ruang Perawatan Anak
Kenanga Lantai 1.
Belum optimalnya komunikasi
terapeutik petugas kesehatan
terhadap pasien dan keluarga
dibidang pelayanan di ruang
perawatan anak kenanga lantai 1.
Belum optimalnya kepatuhan
keluarga pasien dalam pemilahan
sampah infeksis dan non infeksius
diruang perawatan anak kenanga
lantai 1.
Keterangan :
5 4 4 5 18 I
3 4 4 4 15 II
3 3 3 3 12 III
Skala 1-5 (1= sangat tidak mendesak, 2 = tidak mendesak, 3 = cukup mendesak, 4= mendesak, 5 = sangat mendesak).
Definisi operasional tiap nilai sebagai berikut :
Nilai 1 : isu yang sangat tidak mendesak untuk diselesaikan, tidak akan menimbulka dampak yang besar dalam waktu yang dekat, dan tidak akan berkembang menjadi masalah yang lebih luas walaupun tidak segera diselesaikan.
Nilai 2 : isu tidak mendesak untuk diselesaikan, kemungkinan menimbulkan dampak tapi tidak waktu dekat, kemungkinan bisa berkembang menjadi masalah yang lebih luas jika tidak segera diselesaikan.
Nilai 3 : isu cukup mendesak untuk diselesaikan, cukup menimbulkan dampak dalam waktu dekat yang bisa berkembang menjadi masalah yang luas jika tidak ditangani.
24
Tabel3.2.1TeknikTapisanIsuAPKL IDENTIFIKASI ISU KRITERIA Jumlah Peringkat A P K L
Nilai 4 : isu mendesak untuk diselesaikan, sudah menimbulkan dampak walaupun belum kompleks dan dapat berkembang cepat menjadi luas jika tidak ditangani.
Nilai 5 : isu amat sangat mendesak untuk diselesaikan, sudah menimbulkan dampak yang cukup besar dan perkembangan masalah meluas sehingga butuh penanganan segera.
Dari hasil penapisan tersebut didapatkan isu prioritas yaitu “Belum optimalnya edukasi pencegahan risiko jatuh pada keluarga pasien di Ruang
Perawatan Anak Kenanga 1 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung” untuk dijadikan topik dalam laporan aktualisasi.
25
3.3 Analisa Isu yang terpilih
3.3.1 Dampak Isu
Dampak yang dapat ditimbulkan oleh core isu apabila tidak dilakukan perbaikan dan keterkaitan dengan nilai-nilai ASN adalah sebagai berikut.
Tabel3.3.1DampakIsuSesuaiSKP
No Isu Dampak isu apabila isu tidak di tangani
1. Belum optimalnya edukasi pencegahan risiko jatuh anak pada keluarga di Ruang Rawat Inap Kenanga 1.
1. Kemungkinan Terjadinya Insiden kejadian tidak diharapkan (KTD) pada pasien.
2. Meningkatnya angka kejadian jatuh anak diruang Kenanga Lantai 1.
3. Pasien jatuh di rumah sakit berdampak pada cedera pasien bahkan kematian.
4. Jatuh mengakibatkan keluhan tambahan yang berpotensi menambah hari rawat.
5. Hari rawat yang bertambah menyebabkan biaya semakin meningkat sehingga dapat merugikan pasien/rumah sakit.
6. Hari rawat yang memanjang juga berisiko kemungkinan menyebabkan terjadinya Infeksi HAIs (healthcare associated infections).
3.3.2 Analisis Penyebab Isu
Belum optimalnya edukasi terkait pencegahan resiko jatuh pada keluarga di Ruang Perawatan Anak Kenanga Lantai 1 dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang mempengaruhi isu ini muncul dapat dilakukan pengelompokan menggunakan fishbone.
26
Gambar3.3.1DiagramFishbone Man
Belum optimalnya edukasi yang dilakukan perawat.
- Kurangpengetahuankeluargadalampemasangan bedplang
- Adanyapresepsidarikeluargabahwajatuh adalah halyangbiasa
- Terjadinyapergantianpenunggupasiensehingga edukasitidaktersampaikan.
Methode
- Pelaksanaan edukasi kepada pasien dilakukan secara verbal tanpamenggunakanmedia.
- Edukasi hanya dilakukan sekali pada saat pasien datang keruanganpasien.
Belum optimalnya edukasi terkait pencegahan resiko jatuh pada keluarga di Ruang
Belum tersedianya media dan fasilitas pemberianedukasi berbasis digital yang mudah diakses kapan dan dimana saja oleh keluarga pasien.
- Masih terdapat bedplang yang tidakterpasang
- Masih terdapat roda bed yang belumterkunci.
Material
Belum optimalnya peran keluarga dalam pencegahan risiko jatuh anak
Milleu
Perawatan Anak Kenanga lantai 1
27
Berdasarkan diagram fishboneuntuk melakukan pemecahan masalah maka diperlukan gagasan pemecahan isu yang dibuat berdasarkan setiap kategori diantaranya adalah :
1. Man, pada kategori ini penyebab munculnya isu yaitu dikarenakan belum optimalnya edukasi yang dilakukan perawat. Maka gagasan yang dapat dibuat perlu adanya inovasi untuk memudahkan kerja perawat dalam pemberian edukasi
2. Method, pada kategori ini penyebab yang muncul yaitu Pelaksanaan edukasi kepada pasien dilakukan secara verbal tanpa menggunakan media serta edukasi dilakukan hanya sekali ketika pasien datang keruangan. Sehingga dibutuhkan solusi yaitu dibuatkan media edukasi berupa leafletdan video pencegahan risiko jatuh pada anak yang dapat diakses dengan mudah dan kapan saja oleh keluarga pasien.
3. Material , pada kategori ini penyebab munculnya isu yaitu Belum tersedianya media dan fasilitas pemberian edukasi berbasis digital yang mudah diakses kapan dan dimana saja oleh keluarga pasien. Masih terdapat bedplang yang belum terpasang serta terdapat roda bed yang belum terkunci dikarenakan kurangnya pemahaman keluarga.
4. Milleu, pada kategori ini penyebab munculnya isu yaitu belum optimalnya peran keluarga terkait pencegahan resiko jatuh anak sehingga perlu adanyasosialisasi padakeluarga agar dapat meningkatkan kesadaran dan pengetahuannya.
3.4Gagasan Pemecahan Isu
Gagasan pemecahan isu yang dilakukan bersumber dari Sasaran Kinerja
Pegawai dan inovasi dengan mengaplikasikan nilai-nilai dasar aparatur sipil negara BerAKHLAK (Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif), prinsip Manajemen ASN dan SMART
ASN serta diintegrasikan dengan nilai dan visi misi RSUP dr. Hasan Sadikin
Bandung. Keterkaitan dengan prinsip Manajemen ASN dan SMART ASN
antara lain:
28
Tabel3.4.1KeterkaitandengansubstansiAgenda3
Manajemen ASN 1) Melaksanakan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional.
2) Memberikan informasi secara benar dan tidak membuat kesalahpahaman kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan.
SmartASN 1) Melakukan pencarian informasi dan evidence based terbaru secara benar melalui pemanfaatan literasi digital.
2) Memberikan informasi dengan memanfaatkan media digital secara bijak untuk kepentingan pelayanan.
Unit Kerja : Instalasi Rawat Inap Kenanga Lantai 1 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Isu yang diangkat : Belum optimalnya edukasi pencegahan risiko jatuh pada keluarga di Ruang Perawatan Anak Kenanga lantai1.
Untuk mengatasi isu tersebut agar tidak menimbulkan dampak yang tidak diinginkan dikemudian hari maka penyusun mengajukan beberapa gagasan pemecahan isu berdasarkan akar masalahnya :
Tabel3.4.2GagasanPemecahanIsu
No Gagasan pemecahan isu
1. Penyampaian gagasan terkait rencana kegiatan optimalisasi edukasi pencegahan risiko jatuh pada keluarga melalui media leaflet dan Video di Ruang Perawatan Anak Kenanga Lantai 1 kepada mentor dan ruangan terkait.
2. Pembuatan leaflet dan video edukasi pencegahan risiko jatuh yang mudah diakses oleh keluarga pasien melalui kanal
29
Keterangan
SKP
INOVASI
youtube dengan scan QR barcode yang langsung terhubung pada kanal youtube.
3. Pelaksanaan Sosialisasi kepada perawat mengenai optimalisasi pemberian edukasi pencegahan resiko jatuh pada keluarga di Ruang Perawatan Anak Kenanga Lantai 1 melalui media leaflet dan Video menggunakan Zoominar.
4 Pelaksanaan Edukasi pencegahan risiko jatuh pada keluarga melalui leaflet dan video di Ruang Perawatan Anak Kenanga Lantai 1
5. Evaluasi pelaksanaan sosialisasi edukasi pencegahan resiko jatuh anak pada keluarga melalui leaflet dan video di Ruang Perawatan Anak Kenanga 1.
30
SKP
SKP
SKP
BAB IV RANCANGAN AKTUALISASI
4.1Rancangan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar PNS
Nilai-nilai dasar adalah nilai yang sangat dibutuhkan dalam menjalankan tugas jabatan profesi ASN (Aparatur Sipil Negara) secara profesional sebagai pelayan masyarakat. Nilai-nilai dasar profesi ASN yaitu Beorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif) jika diakronimkan menjadi BerAKHLAK (LAN, 2022).
a. Berorientasi Pelayanan
Seorang ASN dituntut untuk dapat memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Selalu bersikap ramah kepada siapa saja, terutama kepada masyarakat. Dapat diandalkan serta cekatan dan dapat memberikan solusi atas masalah-masalah yang ada di masyarakat. Dalam memberikan pelayanan publik, seorang aparatur sipil negara harus selalu melakukan perbaikan tiada henti, baik dari peningkatan kompetensi maupun cara pelayanan.
Kata kunci nilai berorientasi pelayanan adalah responsivitas, kualitas, dan kepuasan. Sedangkan panduan perilaku /kode etik nilai berorientasi pelayanan adalah sebagai berikut :
1 Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat;
2 Ramah, cekatan, solutif dan dapat diandalkan; dan
3 Melakukan perbaikan tiada henti
b. Akuntabel
Akuntabilitas merupakan pertanggungjawaban atau keadaan yang dapat dimintai pertanggungjawaban. Merujuk dari pengertian tersebut, akuntabel dapat dipahami sebagai sikap jujur dan bertanggungjawab, memiliki disiplin dan berintegritas yang tinggi dalam setiap pelaksanaan tugas.Dalam pelaksanaan tugas-tugas kedinasan, seorang ASN dituntut untuk menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggungjawab, efektif dan efisien.
Kata kunci nilai akuntabel adalah integritas, konsisten, dapat dipercaya, dan transparan. Sedangkan panduan perilaku / kode etik nilai akuntabel adalah sebagai berikut:
31
1 Melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi;
2 Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien; dan
3 Tidak menyalahkagunakan kewenangan jabatan.
c. Kompeten
Seiring perkembangan waktu, dalam melaksanakan pelayanan publik, setiap ASN harus selalu dapat meningkatkan potensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah.
Kata kunci nilai kompeten adalah kinerja terbaik, sukses, keberhasilan, learning agility, dan ahli dibidangnya.
1 Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah;
2 Membantu orang lain belajar; dan
3 Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
d. Harmonis
Berakar dari Semboyan Negara Indonesia yakni Bhinneka Tunggal Ika, yang berarti “Berbeda-beda Namun Tetap Satu Jua”, seorang pelayan publik harus dapat menghargai setiap orang apapun latar belakangnya.
Penting bagi setiap ASN untuk dapat menciptakan dan membangun lingkungan kerja yang kondusif. Karena dengan kenyamanan lingkungan kerja, ASN diyakini dapat lebih produktif.
Kata kunci nilai harmonis adalah peduli, perbedaan, dan selaras. Sedangkan panduan perilaku / kode etik nilai harmonis adalah sebagai berikut :
1 Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya;
2 Suka menolong orang lain; dan
3 Membangun lingkungan kerja yang kondusif.
e. Loyal
Loyalitas dan kesetiaan ASN terletak pada ideologi dan dasar negara Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, NKRI serta pemerintahan yang sah. Dan tidak pada satu sosok atau pihak tertentu. ASN harus dapat menjaga nama baik sesama ASN,
32
nama baik pimpinan, nama baik instansi dan tentu saja harus selalu dapat menjaga nama baik negara. Konsekuensi logis dari adanya loyalitas dan kesetiaan adalah setiap ASN harus selalu menjaga rahasia jabatan dan negara.
Kata kunci nilai loyal adalah komitmen, dedikasi, kontribusi, nasionalisme, dan pengabdian. Sedangkan panduan perilaku / kode etik nilai loyal adalah sebagai berikut :
1 Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah;
2 Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara; serta
3 Menjaga rahasia jabatan dan negara.
f. Adaptif
Situasi dan zaman yang senantiasa berkembang, membuat seorang aparatur harus dapat dengan cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan yang ada. Harus selalu diingat, istilah yang sering kita dengar yaitu “Yang Abadi adalah Perubahan itu sendiri”, membuat siapapun yang tidak dapat beradaptasi akan semakin tertinggal.
Kata kunci nilai adaptif adalah inovasi, antusias terhadap perubahan, dan proaktif. Sedangkan panduan perilaku / kode etik nilai adaptif adalah sebagai berikut :
1 Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan lingkungan;
2 Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas; dan
3 Bertindak proaktif.
g. Kolaboratif
Dalam pelaksanaan tugas, kolaborasi di antara setiap aparatur mutlak harus dilaksanakan. Bersinergi dan memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi dalam pembangunan, akan dapat mempercepat pencapaian suatu visi dan cita-cita.
Keterbukaan dalam bekerja sama, dan mencari solusi bersama akan dapat menghasilkan nilai tambah, dan mempercepat mencapai tujuan bersama.
33
Kata kunci nilai kolaboratif adalah kesediaan bekerja sama, dan sinergi untuk hasil yang lebih baik. Sedangkan panduan perilaku / kode etik nilai kolaboratif adalah sebagai berikut :
1 Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi,;
2 Terbuka dalam bekerja sama dalam menghasilkan nilai tambah; serta
3 Menggerakan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama.
34
4.1.1. RencanaKegiatandanTahapanKegiatanAktualisasi
Tabel4.1.1MatriksRancanganAktualisasi
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
1 Penyampaian
gagasan terkait
rencana
kegiatan
optimalisasi
pemberian
edukasi
pencegahan
resiko jatuh
pada keluarga
melalui media
leafletdan
Video di Ruang
1. Menentukan jadwal
pertemuan dengan
kepala ruangan
dan mentor.
2. Menyampaikan
rancangan kegiatan aktualisasi.
3. Meminta persetujuan,saran, dan masukan
untuk rancangan
1. Mendapatkan
janji untuk bertemu.
Penulis membuat janji
dengan kepala
ruangan, pengawas
ruangan dan mentor
Dengan
menyampaikan
inovasi berupa
Penyampaian
gagasan aktualisasi
dapat menguatkan
2. Rancangan
kegiatan aktualisasi
tersampaikan.
3. Rancangan aktualisasi disetujui yang
tertera dalam
lembar konsultasi
dengan penuh sopan
santun dan sikap
menghormati sesuai
dengan norma dan etika yang berlaku.
(Berorientasi
Pelayanan).
Kemudian Penulis
membuat rancangan
gagasan aktualisasi, akan
mendukung Visi
Rumah Sakit yaitu
mewujudkan
Indonesia yang
mandiri dan mendukung dalam
mewujudkan Misi
yaitu Meningkatkan
kualitas perawat
nilai-nilai organisasi
Rumah Sakit yaitu
profesional sesuai dengan tugas dan fungsi perawat.
Selain itu
menguatkan nilai
inovatif yaitu
menghasilkan
sesuatu yang baru.
35
Keterikatan Substansi Mata Pelatihan Konstribusi Terhadap Visi/Misi Organisasi Penguatan Nilai Organisasi 1 2 3 4 5 6 7
Perawatan Anak
Kenanga Lantai
1 kepada
mentor dan ruangan terkait.
kegiatan aktualisasi.
leaflet/poster
dan video
1.
1.
kegiatan aktualisasi
berupa gagasan media
edukasi secara inovatif
dalam rangka
meningkatkan mutu
pelayanan rumah sakit
dengan cara Adaptif.
Lalu didalam
menyampaikan
gagasan, saya
menerima saran dan
masukan dengan cara
bermusyawarah hingga
gagasan disepakati
oleh kepala ruangan, pengawas, dan
mentor. (Kolaboratif)
dalam melakukan
pelayanan kepada pasien.
literature.
Penulis mengumpulkan
dan mencari literatur
dengan mencantumkan
Sesuai dengan Visi
Rumah Sakit terwujudnya
Nilai RSHS yang
tercermin dalam
kegiatan ini adalah
36
2 Pembuatan
mencari studi literatur terbaru
tersedianya
Pencegahan
Risiko Jatuh
pada Anak di Ruang Kenanga
lantai 1 RSUP
Dr. Hasan Sadikin
Bandung.
untuk pembuatan
leafletdan Video.
2. menentukan konsep
leafletdan video.
3. mengkonsultasikan
konsep leafletdan video kepada kepala
ruangan dan mentor.
2. tersedianya
konsep leaflet dan video.
3. tersedianya
lembar konsultasi yang berisi saran
dan masukan.
sumber yang jelas
sehingga informasi
dapat dipertanggung
jawabkan.
(Akuntabel).
Kemudian menentukan
konsep media edukasi
dengan kalimat dan
gambar serta konten
video yang menarik
dan mudah dipahami.
(Kompeten).
Lalu penulis melakukan
Indonesia yang
maju, berdaulat, mandiri, berkepribadian, berlandaskan
gotong royong dan
Misi Rumah Sakit yaitu
meningkatkan
kualitas manusia
Indonesia.
inovatif karena
meningkatkan
kemampuan
kreatifitas dalam
pemecahan masalah yang ditemui di lingkungan kerja.
4. melakukan editing
leafletdan video
sesuai dengan saran
dan masukan.
5. mengajukan leaflet dan video
Pencegahan Risiko
Jatuh Anak ke
4. terbentuknya
leafletdan video.
5. mendapat izin
publikasi serta video diunggah
konsultasi dengan
kepala ruangan dan
mentor terkait
kesesuaian media
edukasi.
(Kolaboratif).
Hasil video yang
nonplagiarismadalah
37
bagian Promkes
(promosi kesehatan)
RSUP Dr Hasan
Sadikin Bandung.
dikanal Youtube
RSHS.
bentuk aktualisasi dari
(Akuntabel) serta
bertujuan untuk
meningkatkan
pelayanan yang
berkelanjutan guna
memenuhi kebutuhan
masyarakat sebagai
bentuk aktualisasi
(ber partisipasi
pelayanan).
Mengajukan media
edukasi dengan rasa
penuh tanggung jawab
(Akuntabel).
Selanjutnya video
edukasi tersedia
dikanal Youtube
sehingga memudahkan
keluarga dalam meng
aksesnya melalui scan
38
3 Sosialisasi
kepada perawat
mengenai
optimalisasi
edukasi
Pencegahan
Risiko Jatuh
Anak pada
Keluarga
melalui media
leafletdan
video di ruang
Kenanga lantai
1 menggunakan
media Zoom
Meeting
1. membuat jadwal
pertemuan
sosialisasi
2. membuat materi
sosialisasi
3. membuat link
undangan terkait
sosialisasi
4. melakukan sosialisasi kepada
perawat melalui
Zoominar
1. adanya jadwal
sosialisasi yang
sudah disepakati
2. tersedianya
materi sosialisasi
berbentuk Power
Point
3. tersedianya link
undangan Zoominar.
4. terlaksananya kegiatan
sosialisasi yang
diikuti oleh
perawat dengan.
QR Barcode yang
terhubung ke kanal
Youtube. (Adaptif).
Penulis berkoordinasi
dengan kepala
ruangan dan mentor
serta kesediaan rekan
perawat untuk
membuat kesepakatan
bersama dalam
menentukan jadwal
sosialisasi
(Kolaboratif).
Kemudian penulis
membuat materi
sosisalisasi
penyampaian yang
dikuatkan dengan
literatur terbaru yang
dapat dipercaya
Sesuai dengan Visi
Rumah Sakit
terwujudnya
Indonesia yang
maju, berdaulat, mandiri, berkepribadian, berlandaskan
gotong royong dan Misi Rumah Sakit
yaitu
meningkatkan
kualitas manusia
Indonesia.
Profesional : nilai yang berorientasi
pada pencapaian
kinerja melalui
kemitraan.
Inovatif : nilai
yang
menggambarkan
keinginan untuk menghasilkan sesuatu yang baru dan senantiasa
melakukan
perbaikan secara berkesinambungan
Integritas : nilai
yang
39
5. menuliskan dan mendokumentasikan
hasil sosialisasi
5. adanya
kesimpulan hasil
pembicaraan
yang telah ditulis
dengan rapih
dengan penuh
tanggung jawab, integritas dan profesional.
(Akuntabel, Adaptif).
Membuat poster
undangan sosialisasi
dengan menarik (Adaptif).
Kemudian menepati
janji sesuai dengan
jadwal untuk
melaksanakan
sosialisasi kepada
rekan perawat (Akuntabel).
Sosialisasi dilakukan
dengan tanggung
jawab dan dikemas
secara inovatif serta
menggambarkan
kejujuran, amanah, dan menjunjung
etika yang tinggi
dalam menjalankan tugas
40
4 Edukasi
pencegahan
Risiko Jatuh
anak pada
Keluarga
melalui media
Audio Visual di
Ruang Kenanga
lantai 1 RSUP
Dr Hasan
1. membuat kontrak
waktu dengan
keluarga pasien
2. Kaji tingkat
pengetahuan pasien
mengenai materi
yang akan diberikan
sebelum dilakukannya
edukasi dengan
memberikan
1. waktu edukasi disepakati.
membangun linkungan
yang kondusif (Harmonis).
Laporan kegiatan
sosialisasi disusun
dengan jujur dan
menggunakan bahasa
yang mudah
dimengerti
(Akuntabel).
Penulis memulai
kegiatan ini dengan
membuat kontrak
Sesuai dengan Visi
Rumah Sakit
terwujudnya
Nilai Pamingpin
2. tersedianya data
pre edukasi.
waktu secara sopan
santun dan sikap saling
menghormati serta
menghargai keputusan
keluarga pasien
(harmonis).
Menerapkan nilai
(loyal) dengan
Indonesia yang
maju, berdaulat, mandiri, berkepribadian, berlandaskan
gotong royong dan
Misi Rumah Sakit
yaitu
Pituin : Profesional : nilai yang berorientasi pada pencapaian kinerja melalui
perjalanan
kemitraan.
Inovatif : nilai
yang
menggambarkan
41
Sadikin
Bandung beberapa
pertanyaan pada
keluarga pasien.
3. melakukan edukasi
pada keluarga
pasien mengenai
hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam
Pencegahan Risiko
Jatuh pada Anak
dengan
menggunakan
leafletyang sudah
terdapat scanQR
Barcode.
4. Membuka sesi tanya
jawab di akhir
edukasi dengan
keluarga pasien.
3. edukasi mengenai
hal-hal yang perlu
diperhatikan
dalam
Pencegahan
Risiko Jatuh Anak
tersampaikan
pada keluarga
pasien.
4. Mengevaluasi
pengetahuan
keluarga pasien.
menjaga privacy
pasien dan keluarga
pada saat dilakukannya
edukasi.
Kegiatan edukasi pun
disampaikan dengan
cara yang menarik
serta media edukasi
yang inovatif sehingga
mudah dimengerti oleh
keluarga pasien
(Adaptif).
Memberikan
kesempatan kepada
keluarga pasien untuk
berdiskusi
(Kolaboratif).
Dokumentasi
pelaksanaan edukasi
dilakukan secara jelas
dan jujur sebagai bukti
meningkatkan
kualitas manusia
Indonesia.
keinginan untuk
menghasilkan
sesuatu yang baru
serta senantiasa
melakukan
perbaikan secara
berkesinambungan.
Integritas : nilai
yang
menggambarkan
kejujuran,amanah, dan menjunjung
etika yang tinggi
dalam menjalankan
tugas.
42
5. Evaluasi edukasi pencegahan
risiko jatuh anak pada keluarga.
5. melakukan dokumentasi pelaksanaan edukasi
dengan membuat laporan dan foto
5. edukasi pada keluarga pasien didokumentasikan di kamera handphone.
telah dilakukannya
edukasi pada keluarga (Akuntabel, Kolaboratif).
1. melakukan wawancara pre dan post sebagai testimoni dari pemberian edukasi.
1. terlaksananya
wawancara
kepada keluarga pasien
Saat melakukan
wawancara dengan
keluargai pasien
penulis menghargai
apapun latar
belakangnya sesuai
Sesuai dengan visi
misi RSUP. Dr.
Hasan Sadikin
Bandung yaitu ‘’peningkatan
kualitas manusia
Inovasi : Kegiatan ini berorientasi pada
2. mencatat dan mendokumentasikan hasil wawancara.
2. tersedianya hasil
wawancara
dengan nilai (harmonis).
Melampirkan data
dengan jujur, tidak
melakukan pemalsuan
Indonesia’’
kegiatan ini
mempunyai makna
untuk selalu
melakukan
wasawan yang terbuka dan gagasan untuk menghasilkan suatu
inovasi terbaru.
Profesional :
3. melakukan rekapitulasi hasil edukasi dan proses
3. tersedianya rekapitulasi hasil wawancara,
data
sesuai dengan
nilai serta menjaga dan
merahasiakan data
koordinasi dan
evaluasi terhadap
kegiatan atau
Kegiatan ini dilaksanakan dengan penuh
tanggung jawab
43
kegiatan yang telah
dilakukan pada
keluarga pasien.
absensi, pada
saat edukasi dan bukti dokumentasi.
keluarga pasien pada
saat melakukan
wawancara (loyal)
Membuat rekapitulasi
bukti edukasi, dokumentasi dengan
penuh tanggung jawab
sesuai dengan nilai
(akuntabel)
program yang
dilakukan guna
mewujudkan
tujuan organisasi.
dan secara kompeten.
44
4.2 Jadwal Kegiatan
Judul Aktualisasi : Optimaslisasi Edukasi Pencegahan Risiko
Jatuh Pada Keluarga Pasien Melalui Media leaflet
dan video di Ruang Perawatan Anak Kenanga
Lantai 1 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
Waktu Pelaksanaan : 23 Juni – 31 Juli
Tempat Pelaksanaan : Ruang Perawatan Kenanga Lantai 1 RSUP
Dr. Hasan Sadikin Bandung.
Tabel4.2.1Jadwalkegiatan
1. Penyampaian rancangan aktualisasi terkait media edukasi leaflet dan Video tentang pencegahan risiko jatuh anak.
2. Pembuatan video edukasi pencegahan risiko jatuh yang mudah diakses oleh keluarga pasien melalui kanal youtube dengan scan QR barcode yang langsung terhubung pada kanal youtube.
3. Pelaksanaan Sosialisasi kepada perawat mengenai optimalisasi pemberian edukasi pencegahan resiko jatuh pada keluarga di Ruang Rawat Inap Kenanga Lantai 1 melalui Zoominar.
4. Pelaksanaan Edukasi pencegahan risiko jatuh anak pada keluarga melalui leafletdan video di Ruang Perawatan Anak Kenanga Lantai 1
5. Evaluasi pelaksanaan sosialisasi edukasi pencegahan resiko jatuh pada keluarga melalui leafletdan Video di Ruang Perawatan Anak Kenanga Lantai 1.
45
No. Kegiatan Juni Juli 1 2 3 4 1 2 3 4
4.3 Pihak yang Terlibat dan Perannya dalam Aktualisasi
Tabel4.3.1Pihakyangterlibatdanperannyadalamaktualisasi
No. Nama Peran dalam Aktualisasi Keterangan
1. Arip Hidayat, S.Kep., Ners Sebagai Mentor
2. Ahmad Wajedi, S.Pd.,M.Kes Sebagai Coach
3. Triliana Purwadesi Y, S.Kp Sebagai kepala Ruangan
46
DAFTAR PUSTAKA
Lembaga Administrasi Negara. 2017. ModulPelatihanDasarCalonPegawaiNegeri SipilAktualisasiDanHabituasi.Jakarta: Lembaga AdministrasiNegara.
Lembaga Administrasi Negara. 2019. Analisis Isu Kontemporer Modul Pelatihan
DasarCalonPegawaiNegeriSipil.Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Manajemen Aparatur Sipil Negara Modul
PelatihanDasarCalonPegawaiNegeriSipil.Jakarta: LembagaAdministrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul SMART ASN Pelatihan Dasar Calon
PegawaiNegeriSipil.Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2021. ModulBerorientasiPelayananPelatihanDasar
CalonPegawaiNegeriSipil.Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
LembagaAdministrasiNegara.2021.ModulAkuntabelPelatihanDasarCalonPegawai
NegeriSipil Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
LembagaAdministrasiNegara.2021.ModulKompetenPelatihanDasarCalonPegawai NegeriSipil Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2021. ModulHarmonisPelatihanDasarCalonPegawai NegeriSipil Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2021. ModulLoyalPelatihanDasarCalonPegawai NegeriSipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2021. ModulAdaptifPelatihanDasarCalonPegawai
NegeriSipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
47
Lembaga Administrasi Negara. 2021. ModulKolaboratifPelatihanDasarCalon PegawaiNegeriSipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri. 2022. PedomanPenyusunanAktualisasi Habituasi Bagi Peserta Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Bandung. Pusat Pendidikan Administrasi Polri
Republik Indonesia. 2014. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara.
Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44Tahun
2009 Tentang Rumah Sakit
Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36Tahun
2009 Tentang Kesehatan.
Republik Indonesia. 2014. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38Tahun
2014 Tentang Keperawatan.
Menteri Pendayagunaan Apartur Negara. 2019. KeputuanMenteriPendayagunaan Aparatur Negara Nomor 35 Tentang Jabatan Fungsional Perawat dan AngkaKreditnya. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara.
Cahyono, 2010, Membangun Budaya Keselamatan Pasien, Penerbit Kanisius, Yogyakarta
Aprilia, S. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perawat Dalam Penerapan
IPSG (International Patient Safety Goal) Pada Akreditasi JCI (Joint Commission International) di Instalasi Rawat InapRS Swasta X tahun 2011.
Skripsi. Universitas Indonesia.
Hill-Rodriguez et al. 2009. The Humpty Dumpty Falls Scale: A Case ±Control Study. Journal for Specialists in Pediatric Nursing. 14(1). 23-32.
Asyhar, Rayanda. (2011). Kreatif Mengembangkan MediaPembelajaran. Jakarta: Gaung Persada(GP) Press
Arumaningrum, D. G. (2014). Tingkatpengetahuanperawattentangpatientsafetydi unit anak RS PKU Muhammadiyah Bantul, RS PKU Muhammadiyah
48
YogyakartaUnitIdanRSPKUMuhammadiyahYogyakartaUnitII.Dikutip darihttp:/Thesis.umy.ac.id/datapublik.pdf
Budiono,S.,Arief,A.,&Tri,W.(2014).Pelaksanaanprorammanajemenpasien dengan risiko jatuh di rumah sakit. Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 28(1).Diaksespadatanggal17juni2022,darihttp://jkb.ub.ac.id/index php/jkb/article/view.pdf
Ekayanti,L.P.K.(2015).“EfektivitasPenyuluhandenganAudioVisualTerhadap KeberhasilanToiletTrainingpadaAnakUmur2-3Tahun”.Denpasar:Ilmu Keperawatan,FakultasKedokteran, Universitas Udayana. Kumboyono.(2011).PerbedaanPenyuluhanKesehatanMenggunakanMediaCetak dengan Media Audio Visual terhadap Peningkatan Pengetahuan Pasien Tuberkulosis. Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadyah, Gombong.
49
LAMPIRAN
Konsultasi dengan Kepala Ruangan Kenanga Lantai 1 (3 juni 2022)
Meminta izin pada kepala ruangan kenanga lantai 1 untuk memberikan kuesioner pada keluarga pasien
50
51
Bimbingan bersama Bpk Arip Hidayat,S.Kep.,Ners selaku Mentor 10 juni 2022
Bimbingan bersama Bpk Arip Hidayat,S.Kep.,Ners selaku Mentor tanggal 19 juni 2022
Pelaksanaan Agenda Coaching
Coachingbersama Bpk. Ahmad Wajedi, S.PD.,M.Kes tanggal 14 juni 2022
Coachingbersama Bpk. Ahmad Wajedi, S.PD.,M.Kes tanggal 17 juni 2022
52
Coachingbersama Bpk. Ahmad Wajedi, S.PD.,M.Kes tanggal 19 juni 2022
Coachingbersama Bpk. Ahmad Wajedi, S.PD.,M.Kes tanggal 20 juni 2022
53
Lembar Konsultasi Rancangan Aktualisasi
NAMA : Desi Adhiyati S.Kep.,Ners
NIP : 199312172022032002
No. Hari/Tanggal Kegiatan Masukan/Saran Paraf
1. Jumat, 3 juni 2022 Menyampaikan terkait identifikasi isu diruangan
Silahkan saja perkuat datanya, kajian situasinya
2. Jumat, 10 juni 2022 Menyampaikan isu-isu yang terjadi diruangan. Perkuat datanya, koordinasi dengan Promkes (Promosi Kesehatan) rumah sakit terkait pembuatan video dan leaflet
3. Selasa, 14 juni 2022 Pelaksanaan coaching
4. Jumat, 17 juni 2022 Konsultasi terkait draft rancangan aktualisasi
1. perbaiki penggunaan bahasa serta penyusunan kalimat.
2. perbaiki rancangan terkait tahapan kegiatan yang akan dilakukan.
3. tidak diperkenankan mengulang kata dan kegiatan.
4. gunakan bahasa yang mudah dipahami
5. Rapihkan penulisan buat sebaik mungkin.
Bpk.Arip Hidayat
5. Minggu, 19 juni 2022 Konsultasi terkait draft rancangan aktualisasi
1. penulisan sudah baik
2. penggunaan bahasa sudah baik dan dapat dipahami
3. Konsisten dalam penggunaan kalimat.
Bpk.Ahmad Wajedo
Bpk.Ahmad Wajedi
54
Ibu Triliana P
6. Minggu, 19 Juni 2022 Bimbingan terkait draft rancangan aktualisasi
4. persiapkan power pont untuk pelaksanaan seminar aktualisasi.
Bpk.Ahmad Wajedi
7. Senin, 20 Juni 2022 Bimbingan terkait persiapan seminar rancangan aktualisasi
1. tambahkan dampak isu bila tidak diperbaiki
2. Penulisan sudah cukup baik
3. tahapan kegiatan sudah sesuai dengan nilai-nilai Berakhlak
Secara umum sudah lengkap Pahami/kuasai tentang Isu/analisis Isu dan Fishbone.
Bpk.Arip Hidayat
Bpk.Ahmad Wajedi
55
Here starts the lesson! OPTIMALISASI EDUKASI PENCEGAHAN RISIKO JATUH PADA KELUARGA PASIEN MELALUI MEDIA LEAFLETDAN VIDEO DI RUANG PERAWATAN ANAK KENANGA LANTAI 1 RSUP. DR HASAN SADIKIN BANDUNG Desi Adhiyati, S.Kep., Ners 199312172022032002
Introduction
Profil Peserta
Nama : Desi Adhiyati, S.Kep., Ners.
NIP : 199312172022032002
Tempat/tanggal lahir: Cilacap, 17 Desmber 1993
Pendidikan : Ners
Jabatan : Perawat-Ahli Pertama
Satuan Kerja : RSUP. Dr. Hasan Sadikin Bandung
Sebagai Peserta : golongan 3 angkatan 2
Mentor : Arip Hidayat, S.Kep., Ners
Coach : Ahmad Wajedi, SPd.M.Kes
Penguji : Khaerudin, S.Kep., Ners, MKM
Profil RSUP. Dr Hasan
Sadikin Bandung
VISI
Terwujudnya Indonesia Maju
yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan
Gotong Royong.
MISI
Mewujudkan Kualitas Hidup
Manusia Indonesia yang
Tinggi, Maju dan Sejahtera.
Motto
Kesehatan Anda adalaha
prioritas kami
Tugas Organisasi
Menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara
PARIPURNA
Tata Nilai RSUP dr.
Hasan Sadikin
● Kepemimpian
● Profesional
● Inovatif
● Tulus
● Unggul
● Integritas
RSUP. Dr Hasan Sadikin
Bandung
“PAMINGPIN PITUIN”
Ruang Perawatan Anak Kenanga lantai
1
Misi :
Memberikan asuhan pelayanan pasien anak dengan rentang usia
1bulan sampai 18 tahun secara paripurna dan prima sesuai usia tumbuh kembang yang berorientasi kepada filosofi keperawatan anak ; atraumatic care dan family centered.
Tugas dan Fungsi Jabatan
Melakukan komunikasi
terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan.
Melakukan tindakan upaya peningkatan kepatuhan
kewaspadaan standar pada
pasien/petugas/pengunjung
sebagai upaya pencegahan infeksi.
Melakukan pendidikan
kesehatan pada individu.
Identifikasi Isu
Belum optimalnya edukasi
pencegahan resiko jatuh pada
keluarga di Ruang Perawatan Anak
Kenanga Lantai 1
Belum optimalnya komunikasi
terapeutik petugas kesehatan
terhadap pasien dan keluarga
dibidang pelayanan di ruang
perawatan anak kenanga lantai 1.
Belum optimalnya kepatuhan
keluarga pasien dalam pemilahan
sampah infeksis dan non infeksius
diruang perawatan anak kenanga
lantai 1.
Analisa Penapisan Isu
IDENTIFIKASI ISU
KRITERIA Jumlah Peringkat A P K L
Belum optimalnya edukasi pencegahan
risiko jatuh pada keluarga pasien di
Ruang Perawatan Anak Kenanga Lantai
1.
Belum optimalnya komunikasi
terapeutik petugas kesehatan terhadap
pasien dan keluarga dibidang
pelayanan di ruang perawatan anak
kenanga lantai 1.
—
Someone Famous
Belum optimalnya kepatuhan keluarga
pasien dalam pemilahan sampah
infeksis dan non infeksius diruang
perawatan anak kenanga lantai 1.
5 4 4 5 18 I
3 4 4 4 15 II
3 3 3 3 12 III
Isu yang terpilih
Belakang Isu
Latar
Terpilih
Data dan fakta
Dari hasil wawancara pada
keluarga didapatkan hasil
edukasi risiko jatuh dilakukan
hanya 1 kali ketika datang ke
ruangan.
Hasil wawancara dengan
perawat edukasi selalu
dilakukan pada setiap pasien
baru adapun faktor yang
menghambat yaitu pergantian
penunggu pasien sehingga
edukasi tidak tersampaikan.
Observasi
Perawat sudah memberikan
edukasi pada keluarga telah
tertulis pada lembar edukasi
dan sudah di tanda tangan
oleh keluaga.
Terdapat bed pengaman yang
tidak terpasang.
Kuesioner
Dari hasil kuesioner yang
diberikan pada keluarga
didapatkan hasil : 29 (72,5%) orang dari 40 pasien
tidak mengerti apa yang telah
disampaikan perawat terkait
pencegahan risiko jatuh.
Penyebab Dampak
Kemungkinan Terjadinya Insiden
Belum optimalnya edukasi yang
dilakukan perawat.
Edukasi hanya dilakukan 1x ketika
pasien baru datang keruangan
Kurang pengetahuan keluarga dalam
pemasangan bedplang
Adanya presepsi dari keluarga bahwa
jatuh adalah hal yang biasa
Terjadinya pergantian penunggu
pasien sehingga edukasi tidak
tersampaikan.
Belum tersedianya media dan
fasilitas pemberian edukasi berbasis
digital yang mudah diakses kapan dan
dimana saja oleh keluarga pasien.
kejadian tidak diharapkan (KTD) pada
pasien.
Meningkatnya angka kejadian jatuh
anak diruang Kenanga Lantai 1.
Pasien jatuh di rumah sakit
berdampak pada cedera pasien bahkan
kematian.
Jatuh mengakibatkan keluhan tambahan
yang berpotensi menambah hari rawat.
Hari rawat yang bertambah
menyebabkan biaya semakin meningkat
sehingga dapat merugikan
pasien/rumah sakit.
Hari rawat yang memanjang juga
berisiko kemungkinan menyebabkan
terjadinya Infeksi HAIs (healthcare associated infections).
Gagasan Pemecahan Isu
OPTIMALISASI EDUKASI PENCEGAHAN RISIKO JATUH PADA
KELUARGA PASIEN MELALUI MEDIA LEAFLET DAN VIDEO DI RUANG
PERAWATAN ANAK KENANGA LANTAI 1
RSUP. DR HASAN SADIKIN BANDUNG
No Gagasan pemecahan isu Keterangan
1. Penyampaian gagasan terkait rencana kegiatan optimalisasi edukasi pencegahan risiko jatuh pada
keluarga melalui media leaflet dan Video di Ruang Perawatan Anak Kenanga Lantai 1 kepada mentor dan ruangan terkait.
2. Pembuatan leaflet dan video edukasi pencegahan risiko jatuh yang mudah diakses oleh keluarga
pasien melalui kanal youtube dengan scan QR barcode yang langsung terhubung pada kanal youtube.
3. Sosialisasi kepada perawat mengenai optimalisasi pemberian edukasi pencegahan resiko jatuh
pada keluarga di Ruang Perawatan Anak Kenanga Lantai 1 melalui media leaflet dan Video
menggunakan Zoominar. SKP
4. Edukasi pencegahan risiko jatuh pada keluarga melalui leaflet dan video di Ruang Perawatan Anak
Kenanga Lantai 1
5. Evaluasi pelaksanaan sosialisasi edukasi pencegahan resiko jatuh anak pada keluarga melalui
leaflet dan video di Ruang Perawatan Anak Kenanga 1.
SKP
INOVASI
SKP
SKP
Keterkaitan Keterkaitandengansubstansi Agenda3
Manajemen
1) Melaksanakan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional.
2) Memberikan informasi secara benar dan tidak membuat
kesalahpahaman kepada pihak lain yang memerlukan
informasi terkait kepentingan kedinasan.
Smart ASN
1) Melakukan pencarian informasi dan evidence based terbaru
secara benar melalui pemanfaatan literasi digital
2) Memberikan informasi dengan memanfaatkan
secara bijak untuk kepentingan pelayanan.
Penyampaian
Gagasan Terkait
Rencana Kegiatan
Tahapan Kegiatan
Output
Aktualisasi
Tersampaikan
Keterkaitan
Subtansi/Mata
Pelajaran
1. Menentukan Jadwal Pertemuan
2. Menyampaikan Rancangan Kegiatan
3. Meminta Persetujuan, Saran, Masukan
1. Mendapatkan Waktu untuk Bertemu
2. Rancangan Kegiatan
3. Rancangan Aktualisasi disetuji
1. Berorientasi Pelayanan
2. Adaptif
01
3. Kolaboratif
Output
Tahapan Kegiatan
Pembuatan media leaflet dan video
1. Mencari studi literatur
2. Menentukan Konsep
3. Melakukan Konsultasi
4. Melakukan Editing
02
5. Mengajukan Media ke Bagian Promkes
1. Tersedianya Literatur
2. Tersedianya Konsep Leaflet dan Video
3. Tersedianya Lembar Konsultasi yang Berisi Saran dan Masukan
4. Terbentuknya Leaflet dan Video
5. Mendapat Izin Publikasi dari Pihak Promkes
Keterkaitan Subtansi/Mata Pelajaran
1. Akuntabel
2. Kompeten
3. Kolaboratif
4. Akuntabel, Berorientasi Pelayanan 5. Adaptif
Sosialisasi pada Perawat Melalui Zoominar
Tahapan Kegiatan
Output
Keterkaitan
Subtansi/Mata
Pelajaran
Pertemuan
Sosialisasi
1. Membuat Jadwal
2. Membuat Materi Sosialisasi
3. Membuat Link Undangan
4. Melakukan Sosialisasi pada Perawat
03
5. Menuliskan dan Mendokumentasikan Hasil Sosialisasi
1. Adanya Jadwal
yang Sudah disepakati
2. Tersedianya Materi Sosialisasi
3. Tersedianya Link Undangan
4. Terlaksananya Kegiatan Sosialisasi
5. Adanya Kesimpulan Hasil Sosialisasi
1. Kolaboratif
2. Akuntabel, Adaptif
3. Adaptif 4. Harmonis 5. Akuntabel
Pelaksanaan
Tahapan Kegiatan
Output
Keterkaitan
Subtansi/Mata
Pelajaran
PreEdukasi
Pengetahuan Keluarga
Edukasi pada Keluarga Pasien
1. Membuat Kontrak Waktu dengan Keluarga Pasien
2. Kaji Tingkat Pengetahuan Keluarga Pasien Sebelum diberikan Edukasi
3. Melakukan Edukasi
4. Membuka Sesi Tanya Jawab
04
5. Melakukan Dokumentasi Pelaksanaan Edukasi
1. Waktu Edukasi disepakati
2. Tersedianya Data
3. Edukasi Tersampaikan pada Keluarga Pasien
4. Mengevaluasi
Pasien
5. Adanya Hasil Foto Pelaksanaan Edukasi
1. Harmonis
2. Loyal
3. Adaptif
4. Kolaboratf 5. Akuntabel
Evaluasi
Tahapan Kegiatan
Output
Keterkaitan
Subtansi/Mata
Pelajaran
1. Melakukan Wawancara Pre dan Post Edukasi
2. Mencatat dan Mendokumentasikan Hasil Wawancara
3. Melakukan Rekapitulasi Hasil
Edukasi dan Proses Kegiatan
1. Terlaksananya Wawancara Kepada Keluarga Pasien
2. Tersedianya Hasil Wawancara
3. Tersedianya
Rekapitulasi Hasil Wawancara, Absensi dan Bukti Dokumentasi
1. Harmonis
2. Loyal
05
3. Akuntabel
Jadwal Kegiatan
Thanks!