DAFTAR TABEL
Tabel 1. Identifikasi Masalah dari SKP...............................................................12
Tabel 2. Identifikasi Isu, Dampak, dan Keterkaitan Peran ASN
Tabel 3. Analisis USG.......................................................................................17
Tabel 4. Matriks Rancangan Aktualisasi.............................................................19
Tabel 5. Rencana Jadwal Kegiatan....................................................................27
vii
............................13
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara, Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Tiga tugas utama seorang ASN yaitu melaksanakan kebijakan public yang dibuat oleh pejabat pembinaan kepegawaian sesuai dengan peraturan perundang-undangan, memberikan pelayanan public yang professional dan berkualitas, serta mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Dengan terbitnya Undang-Undang tersebut, secara signifikan telah mendorong kesadaran PNS untuk menjalankan profesinya sebagai ASN dengan berlandaskan pada nilai dasar; kode etik dan kode perilaku; komitmen, integritas moral, dan tanggung jawab pada pelayanan public; kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas; dan profesionalitas jabatan.
Berdasarkan Undang-Undang No 11 Tahun 2017, mengamanatkan Instansi
Pemerintah untuk wajib memberikan Pendidikan dan Pelatihan terintegrasi bagi
Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) selama satu tahun masa percobaan. Tujuan dari
pelatihan terintegrasi ini adalah membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.
Dengan demikian UU ASN mengedepankan penguatan nilai-nilai dan pembangunan karakter dalam mencetak PNS.
Berdasarkan Peraturan Lembaga Administrasi Negara (Perlan) Nomor 12 Tahun
2018 tentang Pelatihan Dasar CPNS menjelaskan bahwa lembaga pemerintah non kementerian yang diberi kewenangan untuk melakukan pengkajian pendidikan dan pelatihan ASN adalah LAN (Lembaga Administrasi Negara). Dalam Perlan telah dijelaskan materi apasa saja yang wajib diikuti oleh CPNS. Terdapat empat agenda kegiatan yang diberikan, yaitu agenda pertama adalah tentang Sikap Perilaku Bela Negara yang mencakup Wawasan Kebangsaan, Analisis Isu Kontemporer, dan Kesiapan Bela Negara. Kemudian, agenda dua adalah pembelajaran terkait nilai-nilai dasar PNS yang mencakup Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif (BerAKHLAK). Selanjutnya agenda tiga membahas
1
tentang kedudukan dan peran PNS dalam NKRI yakni manajemen ASN dan SMART
ASN. Pada agenda empat dengan system pembelajaran baru pada Pelatihan Dasar
Calon PNS pada kurikulum yang menekankan pada pembentukan karakter PNS, setiap peserta pelatihan dituntut untuk mampu mengaktualisasikan substansi materi
pembelajaran yang telah dipelajari melalui proses pembiasaan diri yang difasilitasi dalam pembelajaran agenda Aktualisasi. Dimana pada agenda ini peserta diminta untuk menyusun rancangan aktualisasi, melakukan aktualisasi yang sudah dirancang di instansi masing-masing sampai akhirnya melakukan evaluasi hasil aktualisasi.
Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS) merupakan salah satu pelayanan yang ada di rumah sakit yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat baik
rawat inap maupun rawat jalan, dengan memperhatikan keperluan metabolisme tubuh, peningkatan kesehatan dan mengoreksi kelainan metabolisme sehingga kegiatan pelayanan gizi dapat bersifat preventif, kuratif, relatif, dan promotif.
Pelayanan gizi di rumah sakit merupakan bagian dari sistem kesehatan rumah sakit yang prima dan mandiri serta berorientasi kepada kepuasan pelanggan, melalui penyediaan makanan serta asuhan gizi klinik yang terjangkau oleh semua lapisan masyarakat. Kegiatan pelayanan gizi rumah sakit meliputi asuhan gizi rawat jalan, asuhan gizi rawat inap, penyelenggaraan makanan, serta penelitian dan pengembangan. Pelayanan gizi rawat inap merupakan pelayanan gizi yang dimulai dari proses pengkajian gizi, diagnosis gizi, intervensi gizi meliputi perencanaan, penyediaan makanan, penyuluhan/edukasi, dan konseling gizi, serta monitoring dan evaluasi gizi (Kemenkes RI, 2013).
Berdasarkan penjelasan di atas, maka isu-isu menarik yang ada di instansi diangkat untuk melakukan implementasi nilai-nilai dasar ASN dan peran ASN yang
telah dipelajari selama Pelatihan Dasar CPNS dan diwujudkan dalam sebuah rancangan aktualisasi. Sebagai ASN yang bertugas sebagai Nutrisionis di Rumah
Sakit Umum Pusat, tentunya selain harus menaati peraturan sebagai ASN, juga memiliki unsur tugas pokok, yaitu pendidikan, pelayanan gizi, pengembangan profesi, dan penunjang kegiatan pelayanan gizi yang tertuang dalam Peraturan
Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 23 Tahun
2001. Oleh karena itu, pada kesempatan ini akan dilakukan analisis isu-isu yang
diangkat terkait tugas dan fungsi Nutrisionis di unit kerja. Salah satu isu yang
diangkat untuk kegiatan rancangan aktualisasi adalah belum optimalnya media
2
konseling gizi mengenai diet makanan cair pada pasien rawat inap RSUP Dr. Hasan Sadikin.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari kegiatan aktualisasi adalah sebagai berikut:
1. Peserta mampu menerapkan nilai-nilai dasar profesi ASN dalam melaksanakan tugas yang dilakukan untuk berkontribusi dalam memperkuat visi dan misi organisasi
2. Peserta mampu menerapkan peran dan kedudukan ASN dalam NKRI dalam melaksanakan tugas yang dilakukan untuk berkontribusi dalam memperkuat visi dan misi organisasi
3. Peserta mampu melaksanakan tugas sesuai dengan fungsinya sebagai pelaksana kebijakan public, pelayan public, serta perekat dan pemersatu bangsa
C. Manfaat
1. Manfaat Bagi ASN
Sebagai sarana implementasi nilai-nilai dasar ASN, yaitu BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif) untuk menciptakan ASN yang mampu berperan dalam pembangunan manajemen atau tata kelola ASN yang baik dan smart ASN yang professional dan berkualitas.
2. Manfaat Bagi Instansi Sebagai sarana pemecahan masalah dengan penerapan nilai-nilai ASN, manajemen ASN, dan smart ASN di unit kerja dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan kepada pasien.
3
BAB II
GAMBARAN ORGANISASI DAN PROFIL PESERTA
A. Gambaran Organisasi
1. Profil RSUP Dr. Hasan Sadikin
Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin merupakan rumah sakit rujukan puncak (TopReferralHospital) di Provinsi Jawa Barat sejak tahun
1978 dan ditetapkan sebagai Rumah Sakit kelas A oleh Menteri Kesehatan RI
sejak tahun 2004. RSUP Dr. Hasan Sadikin adalah rumah sakit vertical Kemenkes, Kelas A, RS Tersier, RS pendidikan utama untuk Fakultas
Kedokteran Universitas Padjajaran, RS umum pusat nasional, RS rujukan nasional, Badan Layanan Umum (BLU), RS rujukan bencana nuklir nasional, dan RSUP yang mengampu 7 RS regional Jawa Barat. RSUP Dr. Hasan Sadikin berlokasi di Kota Bandung, Jawa Barat.
Pada tahun 1917, rumah sakit ini dibangun dengan kapasitas 300 tempat tidur oleh pemerintah Belanda dan selesai tahun 1923. Pada tahun 1923 diresmikan dan diberi nama MetAlgemeeneBandoengscheZiekenhui. Lima tahun kemudian, tepatnya tahun 1927, namanya berubah menjadi Gemeente ZiekenhuisJuliana. Tahun 1942 bala tentara Jepang menduduki Pulau Jawa, fasilitas rumah sakit dijadikan rumah sakit militer Jepang dan diberi nama menjadi Rigukun byoin sampai tahun 1945. Setelah Indonesia merdeka, dikelola oleh pemerintah daerah yang dikenal oleh masyarakat Jawa Barat
dengan nama “Rumah Sakit Ranca Badak” (RSRB). Pada tahun 1954 RSRB
ditetapkan menjadi rumah sakit provinsi dan berada di bawah pengawasan
Departemen Kesehatan. Selanjutnya pada tahun 1957, digunakan sebagai RS
pendidikan oleh FK Universitas Padjajaran Bandung. Pada tahun 1967, RSRB
berganti nama menjadi Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin sebagai
penghormatan terhadap almarhum Direktur Rumah Sakit dan Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Padjadjaran (UNPAD). Pada tahun 2014, ditetapkan
oleh Kementrian Kesehatan sebagai salah satu RS Rujukan Nasional
berdasarkan Surat Keputusan Menteri No HK.02.02/MENKES/390/2014
tentang Pedoman Penetapan RS Rujukan Nasional.
4
RSUP Dr. Hasan Sadikin mempunyai 6 layanan unggulan terdiri dari
Pelayanan Jantung Terpadu, Pelayanan Onkologi, Pelayanan Infeksi, Bedah Minimal Invasif, Kedokteran Nuklir, dan Transplantasi Ginjal.
2. Visi RSUP Dr. Hasan Sadikin
Rumusan visi RSUP Dr. Hasan Sadikin ini mengacu pada Visi Pemerintah
Kabinet Indonesia Maju 2020-2024, yaitu terwujudnya Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong.
3. Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin
Rumusan misi RSUP Dr. Hasan Sadikin ini mengacu pada Misi Pemerintah
Kabinet Indonesia Maju 2020-2024, yaitu peningkatan kualitas manusia Indonesia. Berdasarkan Misi Pemerintah Kabinet Maju 2020-2024 tersebut, maka misi dari RSUP Dr. Hasan Sadikin adalah mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera
4. Motto RSUP Dr. Hasan Sadikin
Motto dari RSUP Dr. Hasan Sadikin adalah “KesehatanAndaMenjadiPrioritas Kami”. Motto inovasi pelayanan publiknya adalah “SomeahHadeKaSemah” .
Dalam bahasa Indonesia berarti ramah kepada pelanggan.
5. Tata Nilai RSUP Dr. Hasan Sadikin
Tata nilai dari RSUP Dr. Hasan Sadikin adalah “PAMINGPINPITUIN” dengan arti sebagai berikut:
Kepemimpinan adalah nilai yang menggambarkan kepeloporan dan menyiapkan talenta terbaik di bidangnya
Profesional adalah nilai yang berorientasi pada pencapaian kinerja perjalan kemitraan
Inovatif adalah nilai yang menggambarkan keinginan untuk menghasilkan suatu yang baru dan senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambungan
Tulus adalah keinginan untuk memberi pelayanan tanpa pamrih, proaktif, dan responsive
5
Unggul adalah keinginan untuk menjadi yang terbaik dan menghasilkan
kualitas prima
Integritas adalah nilai yang menggambarkan kejujuran, amanah, dan menjunjung etika yang tinggi dalam menjalankan tugas
B. Tugas dan Fungsi Organisasi
1. Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi RSUP Dr. Hasan Sadikin, Direktur Utama dibantu oleh 4 orang Direktur. Saat ini dr. Azhar Jaya, SKM, MARS menjabat sebagai Plt. Direktur Utama RSUP Dr. Hasan Sadikin. RSUP Dr. Hasan Sadikin memiliki 8 komite, 19 kelompok staf medic (KSM), dan 23 instalasi. Instalasi Gizi adalah unit non struktural dalam Direktorat Perencanaan Organisasi dan Umum. Struktur organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin terlihat pada Gambar 1.
2. Tugas dan Fungsi RSUP Dr. Hasan Sadikin RSUP Dr. Hasan Sadikin mempunyai tugas pokok, yaitu menyelenggarakan pelayanan kesehatan perseorangan secara paripurna.
Fungsi dari RSUP Dr. Hasan Sadikin antara lain:
a. Penyusunan rencana, program, dan anggaran
b. Pengelolaan pelayanan medis dan penunjang medis
c. Pengelolaan pelayanan keperawatan
d. Pengelolaan pelayanan non medis
e. Pengelolaan pendidikan dan pelatihan di bidang pelayanan kesehatan
f. Pengelolaan penelitian, pengembangan, dan penapisan teknologi di bidang pelayanan kesehatan
g. Pengelolaan keuangan dan barang milik Negara
h. Pengelolaan layanan pengadaan barang/jasa
i. Pengelolaan sumber daya manusia
j. Pelaksanaan urusan hukum, organisasi, dan hubungan masyarakat
k. Pelaksanaan kerja sama
l. Pengelolaan system informasi
m. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan
n. Pelaksanaan urusan administrasi rumah sakit
6
7
Gambar 1. Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
3. Struktur Organisasi Instalasi Gizi
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi Instalasi Gizi, Kepala Instalasi Gizi dibantu oleh 5 orang Kepala Sub Instalasi, 8 orang Kepala Unit, penanggung jawab, tenaga administrasi umum, tenaga pranata jamuan, dan tenaga fungsional gizi. Instalasi Gizi adalah unit non struktural dalam Direktorat Perencanaan Organisasi dan Umum yang menyediakan fasilitas dan menyelenggrakan kegiatan pelayanan gizi yang meliputi penyediaan makanan, terapi gizi, dan konseling gizi.
Instalasi Gizi di RSUP Dr. Hasan Sadikin terbagi menjadi 5 Sub Instalasi diantaranya:
a. Sub Instalasi Administrasi Umum, Sumber Daya Manusia, Pendidikan dan Pelatihan, dan Perbekalan
b. Sub Instalasi Perencanaan, Evaluasi, dan Penelitian dan Pengembangan Gizi
c. Sub Instalasi Pengolahan dan Penyaluran Makanan
d. Sub Instalasi Mutu dan Pelayanan Makanan
e. Sub Instalasi Asuhan Gizi
Gambar 2. Struktur Organisasi Instalasi Gizi
8
4. Tugas dan Fungsi Instalasi Gizi
Berdasarkan Permenkes RI No. 1673/Menkes/PER/XII/2005 mengenai
Struktur Organisasi dan Tata Kerja SOTK RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Instalasi Gizi merupakan wadah yang mengelola pelayanan gizi secara efektif, efisien dan kualitas yang optimal meliputi kegiatan penyediaan, pengelolaan dan penyaluran makanan, terapi gizi dan konseling gizi, pendidikan dan latihan penggerakan dan pengendalian sarana dan tenaga dalam rangka peningkatan kualitas layanan.
Adapun fungsi dari Instalasi Gizi diantaranya adalah:
a. Menyelenggarakan pengadaan, pengolahan, dan penyaluran makanan
b. Melaksanakan pelayanan Asuhan Gizi pada pasien rawat inap dan rawat jalan
c. Menyelenggarakan pendidikan dan penyuluhan gizi
d. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan gizi terapan
e. Menyelenggarakan kegiatan administrasi pelayanan gizi
Adapun tugas dari Sub Instalasi Asuhan Gizi yaitu:
a. Merencanakan atau menghadiri pertemuan tim asuhan gizi (Nutrition supportteam) atau pertemuan lain yang terkait
b. Merencanakan kegiatan dan pengembangan pelayanan asuhan gizi rawat inap dan rawat jalan
c. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan pendidikan dan edukasi gizi bagi klien
d. Melaksanakan skrining gizi bagi pasien baru
e. Melaksanakan pelayanan asuhan gizi dengan metoda proses asuhan gizi terstandar meliputi pengkajian gizi, penetapan diagnosis gizi, perencanaan intervensi gizi dan melakukan monitoring dan evaluasi gizi .
f. Melakukan kunjungan (visite)bersama ke pasien
g. Merencanakan dan melaksanakan pertemuan ilmiah internal, instalasi gizi.
h. Melakukan pencatatan dan pelaporan kegiatan asuhan gizi
9
C. Profil Peserta
Nama : Dian Riska Kurniamawati, S.Gz, RD
NIP : 199010142022032002
Jabatan/Golongan : Nutrisionis Ahli Pertama / IIIa
Unit Kerja : Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin
Instansi : Kementerian Kesehatan RI
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
KP.01.02/1/2590/2022 tentang Pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil, penulis ditugaskan sebagai Nutrisionis Ahli Pertama Rumah Sakit Umum Pusat
Dr. Hasan Sadikin Bandung. Nutrisionis Ahli adalah Jabatan Fungsional Nutrisionis keahlian yang pelaksanaan tugasnya meliputi kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan pengetahuan, penerapan konsep, teori, ilmu, dan seni untuk mengelola kegiatan pelayanan gizi, makanan, dan dietetic serta pemberian pengajaran dengan cara sistematis dan tepat guna di bidang pelayanan gizi, makanan, dan dietetic.
Adapun tugas pokok sebagai seorang Nutrisionis mengacu pada Kepmenpan Nomor 23/KEP/M.PAN/4/2001 tentang Jabatan Fungsional Nutrisionis yaitu melaksanakan pelayanan di bidang gizi, makanan, dan dietetic yang meliputi pengamatan, penyusunan program, pelaksanaan, penilaian gizi bagi perorangan, kelompok di masyarakat dan di rumah sakit. Berikut adalah rincian tugas berdasarkan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP):
1. Melakukan verifikasi skrining gizi
2. Melakukan kegiatan asuhan gizi terstandar
3. Menganalisis data gizi, makanan, dan dietetic dan penunjangnya secara deskriptif
4. Menyusun rancangan standar gizi, makanan, dan dietetic
5. Menganalisis data dalam rangka menyusun kebutuhan gizi, makanan, dan dietetic individu
6. Memantau pelaksanaan pelayanan gizi, makanan, dan dietetic
7. Melakukan monitoring dan evaluasi di bidang pelayanan gizi, makanan, dan dietetic
8. Melakukan konseling gizi dan dietetic
10
9. Menyusun laporan pelaksanaan tugas sebagai pertanggungjawaban kepada pimpinan
10. Merencanakan atau menghadiri pertemuan tim asuhan gizi (Nutrition Support Team) atau pertemuan lain yang terkait
11
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI
A. Identifikasi Isu
Proses penggalian masalah dilakukan dengan metode environmentalscanning dimana masalah diidentifikasi melalui proses observasi serta analisa tugas dan fungsi pokok di unit kerja saat masa orientasi selama 1 bulan, yaitu pada bulan April bertugas sebagai Nutrisionis di Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin. Ada beberapa masalah yang ditemukan di Instalasi Gizi dengan berdasarkan pada SKP dijabarkan dalam table dibawah ini:
Tabel 1. Identifikasi Masalah dari SKP
No Kegiatan Tugas Pokok Jabatan Kondisi Saat Ini Kondisi yang Diharapkan
1 Melakukan verifikasi skrining gizi Sudah dilakukan sesuai SOP
2 Melakukan kegiatan asuhan gizi terstandar
3 Menganalisis data gizi, makanan, dan dietetic dan penunjangnya secara deskriptif
4 Menyusun rancangan standar gizi, makanan, dan dietetic
Sudah dilakukan sesuai SOP
Sudah dilakukan sesuai SOP
Belum adanya formulasi modifikasi snack padat energy dan protein bagi pasien yang memerlukan diet tinggi energy dan tinggi protein
Sudah dilakukan sesuai SOP
Sudah dilakukan sesuai SOP
Sudah dilakukan sesuai SOP
Adanya snack padat energy dan protein sehingga kebutuhan energy dan protein pasien dapat terpenuhi
5 Menganalisis data dalam rangka menyusun kebutuhan gizi, makanan, dan dietetic individu
6 Memantau pelaksanaan pelayanan gizi, makanan, dan dietetic
Sudah dilakukan sesuai SOP
Belum optimalnya pelaksanaan standardisasi
pemorsian makanan untuk pasien oleh petugas penyaji makanan di ruang rawat inap
Sudah dilakukan sesuai SOP
Pelaksanaan standardisasi pemorsian makanan lebih optimal agar ada kesesuaian dengan standar porsi makanan dan ketepatan diet pasien
7 Melakukan monitoring dan evaluasi di bidang pelayanan gizi, makanan, dan dietetic
Sudah dilakukan sesuai SOP
8 Melakukan konseling gizi dan dietetic Belum optimalnya media konseling gizi mengenai diet makanan cair pada pasien rawat inap
Sudah dilakukan sesuai SOP
Adanya media konseling gizi mengenai diet makanan cair pada pasien saat pulang
12
No Kegiatan Tugas Pokok Jabatan Kondisi Saat Ini Kondisi yang Diharapkan
saat pulang. Saat ini penjelasan konseling melalui leaflet sehingga pemahaman pasien dan keluarga kurang optimal
sehingga pemahaman pasien dan keluarga lebih optimal serta dapat mempraktikan ketika di rumah
9 Menyusun laporan pelaksanaan tugas sebagai pertanggungjawaban kepada pimpinan
10 Merencanakan atau menghadiri pertemuan tim asuhan gizi (Nutrition Support Team) atau pertemuan lain yang terkait
Sudah dilakukan sesuai SOP
Sudah dilakukan sesuai SOP
Sudah dilakukan sesuai SOP
Sudah dilakukan sesuai SOP
Berdasarkan penelusuran isu yang sesuai dengan tugas dan fungsi sebagai nutrisionis, didapatkan beberapa isu, diantaranya belum adanya formulasi modifikasi snack padat energy dan protein bagi pasien yang memerlukan diet tinggi energy dan tinggi protein, belum optimalnya pelaksanaan standardisasi pemorsian makanan untuk pasien oleh petugas penyaji makanan di ruang rawat inap, dan belum optimalnya media konseling gizi mengenai diet makanan cair pada pasien rawat inap
Berdasarkan isu yang ditemukan tersebut, dikaitkan dengan peran dan kedudukan PNS untuk mewujudkan SMART Governance yang dijabarkan pada table
2.
Tabel 2. Identifikasi Isu, Dampak, dan Keterkaitan Peran ASN No Isu Dampak Keterkaitan Peran ASN
1 Belum adanya formulasi modifikasi snack padat energy dan protein bagi pasien yang memerlukan diet tinggi energy dan tinggi protein di RSUP Dr. Hasan Sadikin
1. Daya terima pasien yang menurun menyebabkan kebutuhan gizi pasien tidak terpenuhi
Manajemen ASN: Profesional dalam memahami dan memenuhi kebutuhan pasien
SMART ASN: Perlunya inovasi agar kebutuhan pasien terpenuhi
2 Belum optimalnya pelaksanaan standardisasi pemorsian makanan untuk pasien oleh petugas penyaji makanan di ruang rawat inap RSUP Dr. Hasan Sadikin
1. Ketidaksesuaian standar porsi dan ketidaktepatan diet pasien sehingga menyebabkan kebutuhan gizi pasien tidak terpenuhi
Manajemen ASN: Profesional dalam melaksanakan tugas dengan bertanggung jawab dan cermat
SMART ASN:
13
3 Belum optimalnya media konseling gizi mengenai diet makanan cair pada pasien rawat inap di RSUP Dr. Hasan Sadikin
2. Menurunnya kualitas pelayanan yang diberikan oleh institusi
1. Pemahaman pasien terkait gizi makanan cair kurang sehingga pemenuhan kebutuhan gizi saat di rumah dikhawatirkan kurang terpenuhi
2. Kurangnya motivasi pasien dan keluarga dalam pembuatan makanan cair
3. Menurunnya kualitas pelayanan yang diberikan oleh institusi
4. Proses pemberian konseling oleh ahli gizi menjadi kurang optimal
Perlunya koordinasi dengan SI terkait agar dapat memberikan penyajian makanan yang tepat
Manajemen ASN: Profesional dalam memahami dan memenuhi kebutuhan pasien
SMART ASN: Perlunya penggunaan teknologi sebagai sarana penyampaian konseling dan perlunya pemberian pelayanan yang berkualitas
Berdasarkan isu yang ditemukan tersebut, dapat dideskripsikan melalui teknik issuescandengan dukungan data/fakta sebagai berikut:
1. Belum adanya formulasi modifikasi snack padat energy dan protein bagi pasien yang memerlukan diet tinggi energy dan tinggi protein di RSUP Dr. Hasan Sadikin (Manajemen ASN dan SMART ASN)
Selama observasi di Unit Luka Bakar, saat melakukan pengkajian gizi pasien dengan luka bakar mengalami asupan makan yang kurang dari kebutuhan, kadar albumin yang rendah, dan tidak nafsu makan. Saat ini pasien terlalu banyak mendapat ekstra tambahan makanan berupa tambahan lauk hewani, pudding putih telur, dan ekstra susu, namun kadang tidak dihabiskan. Selain itu, pasien luka bakar masa lengthofstay(LOS) yang panjang, pasien mengeluh bosan dengan ekstra tambahan tersebut menyebabkan asupan makan pasien secara oral belum memenuhi kebutuhan. Berdasarkan hasil observasi selama 1 bulan di Unit Luka Bakar, pasien yang dirawat selama 1 minggu rata-rata mengalami peningkatan asupan makan secara oral sekitar 60-70% dari kebutuhan energinya, namun asupan tersebut masih tidak adekuat. Padahal pasien luka
14
No Isu Dampak Keterkaitan Peran ASN
bakar membutuhkan tinggi energy dan tinggi protein untuk proses penyembuhan luka, peningkatan kadar albumin, serta mencegah malnutrisi.
2. Belum optimalnya pelaksanaan standardisasi pemorsian makanan untuk pasien oleh petugas penyaji makanan di ruang rawat inap RSUP Dr. Hasan Sadikin (Manajemen ASN dan SMART ASN)
Sistem penyaluran makanan yang paling banyak digunakan di Instalasi Gizi RSUP
Dr. Hasan Sadikin adalah sistem yang tidak dipusatkan (desentralisasi). Sistem
penyaluran desentralisasi adalah makanan dibawa dari tempat pengolahan (dapur utama) ke ruang perawatan dalam jumlah banyak atau besar untuk selanjutnya diporsi di dapur ruangan (pantry) dan disajikan dalam alat makan sesuai dengan permintaan makan. Sistem desentralisasi diperuntukkan makanan non diet (Instalasi Gizi RSHS, 2018). Kegiatan nutrisionis dalam proses distribusi ini adalah melihat kesesuaian jumlah yang diporsi dengan kekuatan pasien di tiap ruangan dan kesesuaian standard makanan atau ketepatan diet pasien.
Selama observasi di pantry ruang rawat inap Azalea dan Fresia, yang merupakan ruang rawat inap pasien neuro dan penyakit dalam, petugas penyaji tidak
menggunakan URT (ukuran rumah tangga) sebagai standardisasi dalam pemorsian makanan terutama dalam makanan non diet. Hal ini tidak sesuai dengan SPO Penyajian Makanan. Selain itu, baru-baru ini ada perubahan mengenai standar menu dan standar porsi sehingga diperlukan sosialisasi kembali kepada penyaji makanan agar tercapai kesesuaian standar porsi makanan dan ketepatan diet pasien
3. Belum optimalnya media konseling gizi mengenai diet makanan cair pada pasien rawat inap di RSUP Dr. Hasan Sadikin (Manajemen ASN dan SMART ASN)
Makanan cair adalah makanan berkonsistensi cair hingga kental yang diberikan kepada pasien yang mengalami gangguan mengunyah, menelan, dan mencerna makanan karena menurunnya kesadaran, suhu tinggi, rasa mual, muntah, pasca perdarahan saluran cerna, serta pra dan pasca bedah. Makanan ini dapat diberikan secara oral atau peroral (Syauqiyatullah A, dkk. 2020). Konseling gizi adalah serangkaian kegiatan sebagai proses komunikasi dua arah yang dilaksanakan oleh ahli gizi untuk menanamkan dan meningkatkan pengertian, sikap, dan perilaku pasien dalam mengenali dan mengatasi masalah gizi sehingga pasien dapat memutuskan apa yang akan dilakukannya (Kemenkes RI, 2013).
15
Berdasarkan hasil pengamatan selama 1 bulan di ruang rawat inap Azalea, yang merupakan ruang rawat inap pasien neuro, sekitar 10% pasien yang dirawat masih terpasang NasogastricTube (NGT) saat pulang sehingga memerlukan konsultasi gizi mengenai diet makanan cair. Pada pasien yang menggunakan nutrisi enteral diperlukan konseling gizi yang intensif dan suplemen nutrisi untuk meningkatkan asupan makanan dan mencegah penurunan berat badan (J Arends et al, 2006).
Pasien dan keluarga pasien kurang memahami penjelasan ahli gizi terutama cara pembuatan formula makanan cair. Saat ini penjelasan hanya melalui leaflet yang dapat dibawa pulang oleh pasien, belum tersedia media peraga atau media video untuk meningkatkan pemahaman pasien. Selain itu, ada beberapa pasien yang tidak ditunggu oleh keluarganya, sehingga saat menyampaikan materi konseling ke pasien saja, pemahaman pasien kurang optimal. Padahal peranan keluarga sangat penting untuk membantu dalam pembuatan makanan cair dan memberi motivasi kepada pasien agar kebutuhan gizi pasien saat di rumah dapat terpenuhi dan mencegah kondisi malnutrisi.
B. Penetapan CoreIssue
Dari beberapa isu yang telah teridentifikasi di Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan
Sadikin tersebut, selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode USG (Urgency, Seriousness,dan Growth). Metode ini digunakan untuk memilih sebuah isu prioritas yang sudah diidentifikasi dan akan dilakukan penyelesaian. Metode USG ini dengan memperhatikan tiga unsur yaitu:
1. Urgency: Seberapa mendesaknya masalah tersebut harus dibahas, dianalisis, dan ditindaklanjuti
2. Seriousness: Seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan
3. Growth: Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani sebagaimana mestinya
Analisis USG menggunakan rentang nilai berupa matriks skor yaitu 1-5, yang menandakan bahwa semakin tinggi skor berarti isu tersebut bersifat mendesak untuk segera dicari penyelesaiannya.
16
No Isu U S G Jumlah Prioritas
1 Belum adanya formulasi modifikasi snack padat energy dan protein bagi pasien yang memerlukan diet tinggi energy dan tinggi protein di RSUP Dr. Hasan Sadikin
2 Belum optimalnya pelaksanaan standardisasi pemorsian makanan untuk pasien oleh petugas penyaji makanan di ruang rawat inap RSUP Dr. Hasan Sadikin
3 Belum optimalnya media konseling gizi mengenai diet makanan cair pada pasien rawat inap di RSUP Dr. Hasan Sadikin
Keterangan:
U: Urgency; S: Seriousness; G: Growth
Interval skor:
Angka 1: sangat kecil Angka 4: besar
3 4 3 10 III
4 4 3 11 II
5 5 4 14 I
Angka 2: kecil Angka 5: sangat besar
Angka 3: sedang
Berdasarkan analisis USG yang telah dilaksanakan pada table di atas, terlihat
bahwa isu mengenai “Belum optimalnya media konseling gizi mengenai diet
makanan cair pada pasien rawat inap di RSUP Dr. Hasan Sadikin” memiliki peringkat tertinggi dengan skor USG sebesar 14 poin. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa isu atau masalah tersebut memiliki pengaruh paling signifikan serta mendesak untuk diselesaikan dan dicarikan solusinya.
C. Penyebab Isu
Untuk dapat mengetahui akar permasalahan dari isu tersebut, maka selanjutnya
dilakukan analisis dengan metode fishbone diagram. Fishbone diagram adalah
sebuah metode yang digunakan untuk membantu memecahkan masalah yang ada
dengan melakukan analisis sebab dan akibat dari suatu keadaan dalam sebuah diagram yang terlihat seperti tulang ikan (Alexandra J, 2019). Faktor-faktor yang
menjadi penyebab utama yang mempengaruhi kualitas pada fishbonediagramterdiri
dari 5M dan 1E, yaitu Machine (Mesin), Man (Manusia), Method (Metode), Material (bahan produksi), Measurement (pengukuran), dan Environment (Lingkungan).
Faktor tersebut dituliskan pada bagian tulang daripada diagram tulang ikan dan permasalahan yang ingin diketahui penyebabnya terletak pada bagian kepala ikan.
17
Tabel 3. Analisis USG
Manusia Metode
Kurangnya sumber daya yang kompeten untuk membuat media konseling gizi
Pelaksanaan konseling belum optimal
Tidak ada kontak langsung dengan keluarga pasien
Belum optimalnya media konseling gizi mengenai diet makanan
cair pada pasien
Belum adanya media video diet makanan cair
Pasien dan keluarga belum pernah mendapat informasi diet makanan cair
rawat inap di
RSUP Dr. Hasan
Sadikin
Material
Lingkungan
Gambar 3. Analisis Menggunakan Diagram Fishbone
D. Gagasan Pemecahan Isu
Berdasarkan hasil analisis menggunakan diagram fishbone, terdapat enam hal
yang menyebabkan belum optimalnya media konseling gizi mengenai diet makanan
cair pada pasien rawat inap di RSUP Dr. Hasan Sadikin Maka gagasan atas
pemecahan isu yang dapat dilaksanakan untuk mengatasi hal ini adalah
“Pembuatan video sebagai media konseling gizi mengenai diet makanan
cair pada pasien rawat inap di RSUP Dr. Hasan Sadikin”. Pembuatan video
sebagai media konseling mengenai diet makanan cair akan disusun secara ringkas, menarik, dan mudah dipahami dengan memuat pengertian makanan cair, indikasi
pemberian, bahan makanan yang dapat diberikan, cara pembuatan makanan cair.
Video konseling gizi mengenai diet makanan cair diharapkan dapat menjadi media
informasi untuk meningkatkan pemahaman pasien dan keluarga mengenai diet makanan cair.
18
E. Matriks Rancangan Aktualisasi
Unit Kerja : Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin
Identifikasi Isu :
1. Belum adanya formulasi modifikasi snack padat energy dan protein bagi pasien yang memerlukan diet tinggi energy dan tinggi protein di RSUP Dr. Hasan Sadikin
2. Belum optimalnya pelaksanaan standardisasi pemorsian makanan untuk pasien oleh petugas penyaji makanan di ruang rawat inap RSUP Dr. Hasan Sadikin
3. Belum optimalnya media konseling gizi mengenai diet makanan cair pada pasien rawat inap di RSUP Dr. Hasan Sadikin
Isu yang Diangkat : Belum optimalnya media konseling gizi mengenai diet makanan cair pada pasien rawat inap di RSUP
Dr. Hasan Sadikin
Gagasan Pemecahan Isu : Pembuatan video sebagai media konseling gizi mengenai diet makanan cair pada pasien rawat inap di RSUP Dr. Hasan Sadikin
Tabel 4. Matriks Rancangan Aktualisasi
No Kegiatan Tahapan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata
Pelatihan BerAKHLAK
1 Pengkajian kebutuhan bahan
materi konseling gizi mengenai diet makanan cair pada pasien
a.Membuat kuesioner untuk menganalisis informasi yang dibutuhkan oleh pasien
b.Mengkaji pengetahuan awal pasien
Lembar kuesioner selesai dibuat
Saya melibatkan pasien untuk mengetahui informasi yang
dibutuhkan oleh pasien
merupakan bentuk perilaku menggerakkan pemanfaatan
Terlibatnya pasien
dalam penyusunan
rancangan pelayanan
menunjukkan gotong
royong antar tenaga
Dengan mengumpulkan
opini pasien
Data awal pengetahuan pasien
berbagai sumber daya untuk tujuan bersama (Kolaboratif).
kesehatan dan pasien, merupakan
bentuk kontribusi
untuk terwujudnya
dalam pelayanan yang diberikan, menunjukkan petugas
kesehatan memahami dan
19
Kontribusi Terhadap Visi
Organisasi Penguatan Nilai Organisasi 1 2 3 4 5 6 7
Misi
No Kegiatan Tahapan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata
dengan menggunakan
kuesioner
c. Menganalisa dan menginterpretasi
hasil kajian
d.Menyusun draft
video konseling
gizi materi yang
akan disampaikan
dalam video
konseling gizi
mengenai diet
makanan cair
Hasil analisa dan interpretasi
kebutuhan
konseling pasien
Draft materi video
konseling gizi
mengenai diet
makanan cair
untuk pasien
Saya membagikan kuesioner
dengan bersikap ramah, sopan, santun, dan tanpa diskrimasi
pada pasien dan keluarga (Berorientasi pelayanan, Harmonis).
Selanjutnya, menganalisa
kuesioner dengan teliti dan detail
serta menyampaikan hasil analisa
data dalam bentuk diagram
sesuai data yang didapat apa
adanya tanpa adanya perubahan, merupakan bentuk perilaku
melaksanakan tugas dengan
jujur, bertanggung jawab, dan cermat (Akuntabel).
Saya menyusun draft materi dari
bahan literature yang terbaru
merupakan bentuk perilaku
melaksanakan tugas dengan
kualitas terbaik (Kompeten).
Kegiatan ini merupakan bentuk
inisiatif dari diri sendiri, merupakan bentuk perilaku
bertindak proaktif (Adaptif), serta merupakan bentuk
kontribusi untuk mewujudkan
visi dan misi instansi (Loyal)
Organisasi
Indonesia maju yang
berdaulat, mandiri, dan berkepribadian
berlandaskan gotong
royong (Visi RSHS)
Upaya memberikan
pelayanan yang
terbaik berdasarkan
pada fakta yang
ditemukan di lapangan, merupakan bentuk
kontribusi untuk
mewujudkan kualitas
hidup manusia
Indonesia yang
maju, tinggi, dan sejahtera. (Misi RSHS)
Penguatan Nilai Organisasi
memenuhi
kebutuhan
pasien, merupakan
bentuk perilaku
Tulus
Mengumpulkan, mengolah, dan
menganalisa
data, kemudian
menjadikan
landasan dalam
pembuatan
video. Hal ini
merupakan
bentuk perilaku
Integritas
2 Penyampaian hasil
telaah materi
kepada mentor
dan stakeholder
a.Membuat janji
pertemuan
dengan mentor
dan Kepala Sub
Jadwal dan ruangan untuk
bertemu dengan
mentor dan Kepala
Saya hadir sesuai dengan waktu
konsultasi yang ditentukan.
Datang tepat waktu
menunjukkan sikap disiplin
Berlandaskan gotong
royong antar tenaga
kesehatan untuk
meningkatkan
Melakukan
koordinasi
dengan tenaga
kesehatan lain,
20
Pelatihan BerAKHLAK Kontribusi Terhadap Visi Misi
No
Instalasi Asuhan
Gizi untuk
konsultasi draft
hasil telaah
materi konseling
b.Melakukan
konsultasi dengan
mentor dan
Kepala Sub
Instalasi Asuhan
Gizi mengenai
draft hasil telaah
materi konseling
c.Melakukan
koordinasi
dengan Kepala
Sub Instalasi
Pengolahan dan
Penyaluran
Makanan
Sub Instalasi
Asuhan Gizi
Bukti screenshoot
whatsapp
Memperoleh
masukan dan
arahan
Bukti foto
pertemuan dan
lembar konsultasi
(Akuntabel). Konsultasi dengan
mentor dan Kepala Sub Instalasi
Asuhan gizi mengenai draft hasil
telaah materi dan ide gagasan
merupakan bentuk perilaku
melaksanakan tugas dengan
kualitas terbaik (Kompeten).
Konsultasi ini dilakukan dengan
menjunjung tinggi keramahan, sopan santun dan saling
menghormati merupakan bentuk
perilaku membangun
lingkungan kerja yang
pelayanan kesehatan
pasien, merupakan
bentuk kontribusi
untuk terwujudnya
Indonesia maju yang
berdaulat, mandiri, dan berkepribadian
berlandaskan gotong
royong (Visi RSHS)
merupakan
bentuk perilaku
Profesional
d.Melakukan
koordinasi
dengan Unit
Promkes RSHS
Mendapat
dukungan dari
Kepala Sub
Instalasi
Pengolahan dan
Penyaluran
Makanan
Bukti foto
pertemuan
Mendapat
dukungan dari Unit
Promkes
Bukti foto
pertemuan
kondusif (Berorientasi
Pelayanan, Harmonis). Pada
saat konsultasi meminta saran, persetujuan, dan melakukan apa
yang sudah disarankan dari
mentor dan Kepala Sub Instalasi
Asuhan Gizi merupakan bentuk
perilaku patuh kepada
pimpinan sepanjang tidak
bertentangan dengan hukum
dan etika (Loyal).
Saya melakukan koordinasi dan
meminta saran dengan Unit
Promkes dan Kepala Sub Instalasi
Pengolahan dan Penyaluran
Makanan untuk menghasilkan
media video yang lebih baik
merupakan bentuk perilaku
memberi kesempatan
21
Kegiatan Tahapan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan BerAKHLAK Kontribusi Terhadap Visi Misi
Organisasi Penguatan Nilai Organisasi
No
berbagai pihak untuk
berkontribusi (Kolaboratif).
Kegiatan ini merupakan bentuk
inisiatif dari diri sendiri, merupakan bentuk perilaku bertindak proaktif (Adaptif).
3 Pembuatan video
konseling gizi mengenai diet
makanan cair
a. Menyusun naskah video
konseling gizi mengenai diet
makanan cair
b. Melakukan pengambilan gambar dan video
c. Melakukan editing video dengan aplikasi
Draft naskah video Saya menyusun naskah video
dengan mengembangkan
kreativitas diri dan terus berinovasi (Adaptif).
Terlibat langsung
dalam proses
pembuatan video
menunjukkan
Menyusun naskah video
Hasil rekaman video
Saat melakukan pengambilan gambar dan video saya menggunakan tempat dan alat
ruang pengolahan Instalasi Gizi
kemandirian, merupakan bentuk
kontribusi untuk
terwujudnya
dengan cermat, teliti, dan berinovasi
mengembangkan kreatifitas untuk
menghasilkan
Video yang siap disosialisasikan ke nutrisionis
dengan bertanggung jawab, merupakan bentuk perilaku
menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara
bertanggungjawab, efektif, dan efisien (Akuntabel). Saya
juga meminta bantuan rekan
kerja untuk bekerja sama dalam
proses pengambilan gambar dan video, merupakan bentuk
perilaku terbuka dalam
bekerja sama untuk
menghasilkan nilai tambah (Kolaboratif), selain itu saya
juga bersikap ramah, saling menghormati, tidak diskriminatif terhadap rekan kerja tersebut (Harmonis).
Indonesia maju yang
berdaulat, mandiri, dan berkepribadian
berlandaskan gotong
royong (Visi RSHS)
Penggunaan
teknologi untuk
membantu proses
pelayanan, merupakan bentuk
kontribusi untuk
mewujudkan kualitas
hidup manusia
Indonesia yang
maju, tinggi, dan sejahtera (Misi RSHS)
hasil yang terbaik. Hal ini merupakan
bentuk perilaku Inovatif dan Unggul
22
Kegiatan Tahapan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan BerAKHLAK Kontribusi Terhadap Visi Misi Organisasi Penguatan Nilai Organisasi
No
Saya melakukan editing video
yang disusun secara ringkas dan menarik, merupakan bentuk
perilaku melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik (Kompeten). Sehingga
informasi dalam video ini mudah
dipahami dan sesuai kebutuhan
pasien, merupakan bentuk
perilaku memahami dan
memenuhi kebutuhan pasien (Berorientasi Pelayanan).
Kegiatan ini merupakan bentuk
kontribusi untuk mewujudkan
visi dan misi instansi (Loyal)
4 Pelaksanaan
sosialisasi video
konseling gizi
mengenai diet
makanan cair
a.Membuat ijin
dengan mentor
dan Kepala Sub Instalasi Asuhan
Gizi untuk
sosialisasi video
konseling
b.Membuat undangan sosialisasi
c.Melakukan sosialisasi terkait video konseling gizi makanan cair kepada nutrisionis
Mendapat ijin dan jadwal untuk
mengadakan
sosialisasi dari
mentor dan Kepala
Sub Instalasi
Asuhan Gizi
Terdapat peserta undangan yang bersedia mengikuti sosialisasi
Mendapat masukan dan
dukungan dari nutrisionis lainnya.
Saya membuat undangan
sosialisasi dengan cermat dan teliti, serta hadir sesuai dengan waktu sosialisasi yang ditentukan. Datang tepat waktu menunjukkan sikap disiplin (Akuntabel).
Saya meminjam sarana dan prasarana di Instalasi Gizi untuk keperluan kegiatan sosialisasi dengan bertanggung jawab, merupakan bentuk perilaku
menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien (Akuntabel).
Sosialisasi kepada
nutrisionis dalam
rangka peningkatan
pelayanan
merupakan bentuk
kontribusi untuk
terwujudnya
Indonesia maju yang
berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong
royong (Visi RSHS)
Melakukan koordinasi
dengan tenaga
kesehatan lain, merupakan
bentuk perilaku
Profesional
Dari hasil sosialisasi tersebut, melakukan perbaikan untuk menghasilkan video yang lebih baik. Hal ini
23
Kegiatan Tahapan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan BerAKHLAK Kontribusi Terhadap Visi Misi Organisasi Penguatan Nilai Organisasi
No Kegiatan Tahapan Output/Hasil
Substansi Mata
d.Melakukan
finalisasi video dari hasil
masukan saat
sosialisasi
Bukti notulensi dan daftar hadir
Video konseling
yang sudah
disetujui dan siap
untuk
disosialisasikan
pada pasien
Saya melakukan sosialisasi kepada nutrisionis dengan sopan, santun, saling menghormati dan tanpa diskrimasi, merupakan bentuk perilaku menghargai setiap orang apapun latar belakangnya dan membangun lingkungan kerja yang kondusif (Harmonis). Saat proses
sosialisasi terjadi diskusi dengan para undangan untuk dapat memberikan saran agar
menghasilkan video konseling yang lebih baik, merupakan bentuk perilaku memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi (Kolaboratif). Selain itu, saat proses diskusi merupakan pembelajaran bagi saya dan nutrisionis lainnya sehingga lebih memahami mengenai gizi mengenai diet makanan cair. Hal ini merupakan bentuk perilaku meningkatkan kompetensi diri (Kompeten).
Dari hasil sosialisasi tersebut, saya segera melakukan perbaikan tiada henti (Berorientasi Pelayanan)
serta terus berinovasi dan
merupakan
bentuk perilaku
Inovatif
24
Keterkaitan
Pelatihan BerAKHLAK Kontribusi Terhadap Visi Misi Organisasi Penguatan Nilai Organisasi
No
mengembangkan kreatifitas
untuk menghasilkan video yang
lebih baik (Adaptif).
Kegiatan ini merupakan bentuk
kontribusi untuk mewujudkan visi dan misi instansi (Loyal)
5 Pelaksanaan
evaluasi video
konseling gizi
mengenai diet
makanan cair
pada pasien
a. Menyusun daftar pertanyaan pre dan post test
b. Memberikan lembar pre test kepada pasien
c. Melakukan konseling gizi
mengenai diet
makanan cair
dengan media video kepada pasien
d. Memberikan lembar post test kepada pasien
e. Mengkaji, menganalisa dan menginterpretasi data hasil evaluasi tingkat pengetahuan pasien
Daftar pertanyaan pre test dan post test selesai dibuat
Data tingkat
pengetahuan sebelum konseling
Pasien dan keluarga mengerti dengan konseling yang diberikan
Saya membuat kuesioner dengan
ringkas dan mudah dipahami
merupakan bentuk perilaku
melaksanakan tugas dengan
kualitas terbaik (Kompeten).
Saya melibatkan pasien sebagai
bahan evaluasi merupakan
bentuk perilaku menggerakkan
pemanfaatan berbagai
sumber daya untuk tujuan
bersama (Kolaboratif).
Saya memberikan lembar pre test dan post test serta memberikan
Konseling gizi gizi
mengenai diet cair
dalam rangka
meningkatkan
pengetahuan pasien
agar kebutuhan gizi
pasien terpenuhi dan
mencegah kondisi
malnutrisi, merupakan bentuk
kontribusi untuk
mewujudkan kualitas
hidup manusia
Memberikan konseling kepada pasien tanpa pamrih
merupakan bentuk perilaku
Tulus
Data tingkat
pengetahuan pasien sesudah konseling
Hasil evaluasi tingkat
pengetahuan pasien
konseling dengan media video
dan membagikan kuesioner
dengan bersikap ramah, sopan, santun, dan tanpa diskrimasi
pada pasien dan keluarga
(Berorientasi pelayanan, Harmonis). Pelaksanaan
prosedur konseling gizi sudah
sesuai dengan SOP konseling gizi, merupakan bentuk perilaku
berdedikasi (Loyal)
Selanjutnya, saya menganalisa
kuesioner dengan teliti dan detail
Indonesia yang
maju, tinggi, dan sejahtera. (Misi
RSHS)
Melakukan evaluasi
hasil rancangan
aktualisasi secara
mandiri guna
meningkatkan
pelayanan public di
bidang kesehatan, merupakan
Mengumpulkan, mengolah, dan menganalisa data, kemudian dijadikan evaluasi. Hal ini merupakan bentuk perilaku Integritas
25
Kegiatan Tahapan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan BerAKHLAK Kontribusi Terhadap Visi Misi Organisasi Penguatan Nilai Organisasi
No Kegiatan Tahapan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata
Pelatihan BerAKHLAK Kontribusi Terhadap Visi Misi Organisasi
serta menyampaikan hasil analisa data dalam bentuk diagram sesuai data yang didapat apa
adanya tanpa adanya perubahan, merupakan bentuk perilaku melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, dan cermat (Akuntabel).
Kegiatan ini merupakan bentuk inisiatif dari diri sendiri, merupakan bentuk perilaku bertindak proaktif (Adaptif)
kontribusi terhadap
terwujudnya
Indonesia maju yang
berdaulat, mandiri, dan berkepribadian
berlandaskan gotong
royong (Visi RSHS)
Penguatan Nilai Organisasi
26
F. Rencana Jadwal Kegiatan
Judul Aktualisasi : Pembuatan Video Sebagai Media Konseling Gizi Mengenai Diet
Makanan Cair pada Pasien Rawat Inap di RSUP Dr. Hasan Sadikin
Waktu Pelaksanaan : 24 Juni – 30 Juli 2022
Tempat Pelaksanaan : Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin
1 Pengkajian kebutuhan bahan materi konseling gizi mengenai diet makanan cair pada pasien
2 Penyampaian hasil telaah materi kepada mentor dan stakeholder
3 Pembuatan video konseling gizi mengenai diet makanan cair
4 Pelaksanaan sosialisasi video konseling gizi mengenai diet makanan cair
5 Pelaksanaan evaluasi video konseling gizi mengenai diet makanan cair pada pasien
27
No Kegiatan Juni Juli IV
Tabel 5. Rencana Jadwal Kegiatan
I II III IV
DAFTAR PUSTAKA
Alexandra, Jennifer. 2019.FishboneAnalysis. https://sis.binus.ac.id/2019/07/19/fishboneanalysis/
Arends J, et al. 2006. ESPEN Guidelines on Enteral Nutrition: Non-surgicalOncology.
Clinical Nutrition (2006) 25: 245-259
Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin. 2018. PedomanPGRSInstalasiGiziRSUPDr.Hasan
Sadikin. Bandung
Kemenkes RI. 2013. PedomanPGRSPelayananGiziRumahSakit. Kementerian Kesehatan
RI: Jakarta
Lembaga Administrasi Negara. 2017. ManajemenASNModulPelatihanDasarCalonPNS.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Aktualisasi Modul Pelatihan Dasar Calon PNS.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia
Lembaga Administrasi Negara. 2019. AnalisisIsuKontemporerModulPelatihanDasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II dan Golongan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia
Lembaga Administrasi Negara. 2021. BerorientasiPelayananModulPelatihanDasarCalon PegawaiNegeriSipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Akuntabel Modul Pelatihan Dasar CalonPegawai
NegeriSipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia
Lembaga Administrasi Negara. 2021. KompetenModulPelatihanDasarCalonPegawai
NegeriSipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia
Lembaga Administrasi Negara. 2021. HarmonisModulPelatihanDasarCalonPegawai NegeriSipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia
Lembaga Administrasi Negara. 2021. LoyalModulPelatihanDasarCalonPegawaiNegeri
Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia
Lembaga Administrasi Negara. 2021. AdaptifModulPelatihanDasarCalonPegawaiNegeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia
Lembaga Administrasi Negara. 2021. KolaboratifModulPelatihanDasarCalonPegawai NegeriSipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia
Syauqiyatullah A, dkk. 2020. AnalisisFaktor-FaktorPenyebabSisaMakananCairPasien
Kelas2dan3diGedungARSUPNDr.CiptoMangunkusumoJakartaTahun2019.
Gizi Indonesia 2020, 43(2): 97-108
28