Pembuatan Video Sebagai Media Konseling Gizi Mengenai Diet Makanan Cair Pada Pasien Rawat Inap

Page 1

LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN 2

PEMBUATAN VIDEO SEBAGAI MEDIA KONSELING GIZI

MENGENAI DIET MAKANAN CAIR PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG

DISUSUN OLEH:

DIAN RISKA KURNIAMAWATI

199010142022032002

BAPELKES CIKARANG

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

2022

i

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI

PEMBUATAN VIDEO SEBAGAI MEDIA KONSELING GIZI

MENGENAI DIET MAKANAN CAIR PADA PASIEN RAWAT INAP DI

RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG

Telah diseminarkan

Tanggal 22 Juni 2022, di Bapelkes Cikarang

Coach

Erlinawati Pane, SKM, MKM NIP.197202201994022001

Mentor

Dyah Widyastuti, SKM, MKM, RD NIP.196707191990032003

Penguji

dr. Dina Indriyanti, MKM NIP.197203162002122003

ii

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan “Laporan

Rancangan Aktualisasi Pembuatan Video Sebagai Media Konseling Gizi Mengenai diet Makanan Cair Pada Pasien Rawat Inap di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung” dengan sebaik-baiknya dan laporan dapat selesai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Dalam penyusunan laporan ini, tidak lepas dari bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak. Untuk itu, penyusun mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Azhar Jaya, SKM, MARS selaku Plt. Direktur Utama RSUP Dr. Hasan Sadikin

Bandung

2. Drg. Muhammad Kamaruzzaman, M.Sc selaku Direktur Perencanaan, Organisasi, dan Umum RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

3. Drs. Suherman, M.Kes selaku Kepala Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang

4. Ibu Verawati Lenny, SKM, MKM selaku Ketua Penyelenggara Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Kementerian Kesehatan RI atas perhatian dan dukungannya selama pelatihan ini berlangsung

5. dr. Dina Indriyanti, MKM selaku penguji rancangan dan pelaksanaan aktualisasi yang telah memberikan saran yang membangun bagi perbaikan kualitas laporan rancangan aktualisasi ini

6. Ibu Dyah Widyastuti, SKM, MKM, RD selaku Kepala Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung sekaligus mentor yang telah memberikan bimbingan, arahan, dukungan moril, serta waktunya

7. Ibu Erlinawati Pane, SKM, MKM selaku coachyang telah memberikan dukungan, bimbingan, dan saran yang membangun bagi perbaikan kualitas rancangan aktualisasi ini

8. Bapak/Ibu widyaiswara Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang yang telah membagi ilmunya kepada penulis dan seluruh peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III

9. Bapak/Ibu panitia Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Balai Pelatihan Kesehatan

Cikarang yang telah memberikan arahan koordinasi untuk kelancaran pelatihan

10. Seluruh peserta, teman-teman Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Kementerian

Kesehatan RI

11. Serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini

iii KATA PENGANTAR

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan demi kesempurnaan laporan ini.

Bandung, 21 Juni 2022

Penulis

iv
v DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ............................................................................................i LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................ii KATA PENGANTAR ..........................................................................................iii DAFTAR ISI....................................................................................................v DAFTAR GAMBAR............................................................................................vi DAFTAR TABEL...............................................................................................vii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang.....................................................................................1 B. Tujuan ................................................................................................3 C. Manfaat...............................................................................................3 BAB II GAMBARAN ORGANISASI DAN PROFIL PESERTA A. Gambaran Organisasi............................................................................4 B. Tugas dan Fungsi Organisasi 6 C. Profil Peserta .......................................................................................10 BAB III RANCANGAN AKTUALISASI A. Identifikasi Isu 12 B. Penetapan CoreIssue...........................................................................16 C. Penyebab Isu.......................................................................................17 D. Gagasan Pemecahan Isu 18 E. Matriks Rancangan Aktualisasi...............................................................19 F. Jadwal Kegiatan Aktualisasi...................................................................27 DAFTAR PUSTAKA 28

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung........................7

Gambar 2. Struktur Organisasi Instalasi Gizi......................................................8

Gambar 3. Analisis Menggunakan Diagram Fishbone..........................................18

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Identifikasi Masalah dari SKP...............................................................12

Tabel 2. Identifikasi Isu, Dampak, dan Keterkaitan Peran ASN

Tabel 3. Analisis USG.......................................................................................17

Tabel 4. Matriks Rancangan Aktualisasi.............................................................19

Tabel 5. Rencana Jadwal Kegiatan....................................................................27

vii
............................13

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 5 Tahun 2014 tentang Aparatur

Sipil Negara, Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Tiga tugas utama seorang ASN yaitu melaksanakan kebijakan public yang dibuat oleh pejabat pembinaan kepegawaian sesuai dengan peraturan perundang-undangan, memberikan pelayanan public yang professional dan berkualitas, serta mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik

Indonesia. Dengan terbitnya Undang-Undang tersebut, secara signifikan telah mendorong kesadaran PNS untuk menjalankan profesinya sebagai ASN dengan berlandaskan pada nilai dasar; kode etik dan kode perilaku; komitmen, integritas moral, dan tanggung jawab pada pelayanan public; kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas; dan profesionalitas jabatan.

Berdasarkan Undang-Undang No 11 Tahun 2017, mengamanatkan Instansi

Pemerintah untuk wajib memberikan Pendidikan dan Pelatihan terintegrasi bagi

Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) selama satu tahun masa percobaan. Tujuan dari

pelatihan terintegrasi ini adalah membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.

Dengan demikian UU ASN mengedepankan penguatan nilai-nilai dan pembangunan karakter dalam mencetak PNS.

Berdasarkan Peraturan Lembaga Administrasi Negara (Perlan) Nomor 12 Tahun

2018 tentang Pelatihan Dasar CPNS menjelaskan bahwa lembaga pemerintah non kementerian yang diberi kewenangan untuk melakukan pengkajian pendidikan dan pelatihan ASN adalah LAN (Lembaga Administrasi Negara). Dalam Perlan telah dijelaskan materi apasa saja yang wajib diikuti oleh CPNS. Terdapat empat agenda kegiatan yang diberikan, yaitu agenda pertama adalah tentang Sikap Perilaku Bela Negara yang mencakup Wawasan Kebangsaan, Analisis Isu Kontemporer, dan Kesiapan Bela Negara. Kemudian, agenda dua adalah pembelajaran terkait nilai-nilai dasar PNS yang mencakup Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif (BerAKHLAK). Selanjutnya agenda tiga membahas

1

tentang kedudukan dan peran PNS dalam NKRI yakni manajemen ASN dan SMART

ASN. Pada agenda empat dengan system pembelajaran baru pada Pelatihan Dasar

Calon PNS pada kurikulum yang menekankan pada pembentukan karakter PNS, setiap peserta pelatihan dituntut untuk mampu mengaktualisasikan substansi materi

pembelajaran yang telah dipelajari melalui proses pembiasaan diri yang difasilitasi dalam pembelajaran agenda Aktualisasi. Dimana pada agenda ini peserta diminta untuk menyusun rancangan aktualisasi, melakukan aktualisasi yang sudah dirancang di instansi masing-masing sampai akhirnya melakukan evaluasi hasil aktualisasi.

Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS) merupakan salah satu pelayanan yang ada di rumah sakit yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat baik

rawat inap maupun rawat jalan, dengan memperhatikan keperluan metabolisme tubuh, peningkatan kesehatan dan mengoreksi kelainan metabolisme sehingga kegiatan pelayanan gizi dapat bersifat preventif, kuratif, relatif, dan promotif.

Pelayanan gizi di rumah sakit merupakan bagian dari sistem kesehatan rumah sakit yang prima dan mandiri serta berorientasi kepada kepuasan pelanggan, melalui penyediaan makanan serta asuhan gizi klinik yang terjangkau oleh semua lapisan masyarakat. Kegiatan pelayanan gizi rumah sakit meliputi asuhan gizi rawat jalan, asuhan gizi rawat inap, penyelenggaraan makanan, serta penelitian dan pengembangan. Pelayanan gizi rawat inap merupakan pelayanan gizi yang dimulai dari proses pengkajian gizi, diagnosis gizi, intervensi gizi meliputi perencanaan, penyediaan makanan, penyuluhan/edukasi, dan konseling gizi, serta monitoring dan evaluasi gizi (Kemenkes RI, 2013).

Berdasarkan penjelasan di atas, maka isu-isu menarik yang ada di instansi diangkat untuk melakukan implementasi nilai-nilai dasar ASN dan peran ASN yang

telah dipelajari selama Pelatihan Dasar CPNS dan diwujudkan dalam sebuah rancangan aktualisasi. Sebagai ASN yang bertugas sebagai Nutrisionis di Rumah

Sakit Umum Pusat, tentunya selain harus menaati peraturan sebagai ASN, juga memiliki unsur tugas pokok, yaitu pendidikan, pelayanan gizi, pengembangan profesi, dan penunjang kegiatan pelayanan gizi yang tertuang dalam Peraturan

Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 23 Tahun

2001. Oleh karena itu, pada kesempatan ini akan dilakukan analisis isu-isu yang

diangkat terkait tugas dan fungsi Nutrisionis di unit kerja. Salah satu isu yang

diangkat untuk kegiatan rancangan aktualisasi adalah belum optimalnya media

2

konseling gizi mengenai diet makanan cair pada pasien rawat inap RSUP Dr. Hasan Sadikin.

B. Tujuan

Adapun tujuan dari kegiatan aktualisasi adalah sebagai berikut:

1. Peserta mampu menerapkan nilai-nilai dasar profesi ASN dalam melaksanakan tugas yang dilakukan untuk berkontribusi dalam memperkuat visi dan misi organisasi

2. Peserta mampu menerapkan peran dan kedudukan ASN dalam NKRI dalam melaksanakan tugas yang dilakukan untuk berkontribusi dalam memperkuat visi dan misi organisasi

3. Peserta mampu melaksanakan tugas sesuai dengan fungsinya sebagai pelaksana kebijakan public, pelayan public, serta perekat dan pemersatu bangsa

C. Manfaat

1. Manfaat Bagi ASN

Sebagai sarana implementasi nilai-nilai dasar ASN, yaitu BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif) untuk menciptakan ASN yang mampu berperan dalam pembangunan manajemen atau tata kelola ASN yang baik dan smart ASN yang professional dan berkualitas.

2. Manfaat Bagi Instansi Sebagai sarana pemecahan masalah dengan penerapan nilai-nilai ASN, manajemen ASN, dan smart ASN di unit kerja dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan kepada pasien.

3

BAB II

GAMBARAN ORGANISASI DAN PROFIL PESERTA

A. Gambaran Organisasi

1. Profil RSUP Dr. Hasan Sadikin

Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin merupakan rumah sakit rujukan puncak (TopReferralHospital) di Provinsi Jawa Barat sejak tahun

1978 dan ditetapkan sebagai Rumah Sakit kelas A oleh Menteri Kesehatan RI

sejak tahun 2004. RSUP Dr. Hasan Sadikin adalah rumah sakit vertical Kemenkes, Kelas A, RS Tersier, RS pendidikan utama untuk Fakultas

Kedokteran Universitas Padjajaran, RS umum pusat nasional, RS rujukan nasional, Badan Layanan Umum (BLU), RS rujukan bencana nuklir nasional, dan RSUP yang mengampu 7 RS regional Jawa Barat. RSUP Dr. Hasan Sadikin berlokasi di Kota Bandung, Jawa Barat.

Pada tahun 1917, rumah sakit ini dibangun dengan kapasitas 300 tempat tidur oleh pemerintah Belanda dan selesai tahun 1923. Pada tahun 1923 diresmikan dan diberi nama MetAlgemeeneBandoengscheZiekenhui. Lima tahun kemudian, tepatnya tahun 1927, namanya berubah menjadi Gemeente ZiekenhuisJuliana. Tahun 1942 bala tentara Jepang menduduki Pulau Jawa, fasilitas rumah sakit dijadikan rumah sakit militer Jepang dan diberi nama menjadi Rigukun byoin sampai tahun 1945. Setelah Indonesia merdeka, dikelola oleh pemerintah daerah yang dikenal oleh masyarakat Jawa Barat

dengan nama “Rumah Sakit Ranca Badak” (RSRB). Pada tahun 1954 RSRB

ditetapkan menjadi rumah sakit provinsi dan berada di bawah pengawasan

Departemen Kesehatan. Selanjutnya pada tahun 1957, digunakan sebagai RS

pendidikan oleh FK Universitas Padjajaran Bandung. Pada tahun 1967, RSRB

berganti nama menjadi Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin sebagai

penghormatan terhadap almarhum Direktur Rumah Sakit dan Dekan Fakultas

Kedokteran Universitas Padjadjaran (UNPAD). Pada tahun 2014, ditetapkan

oleh Kementrian Kesehatan sebagai salah satu RS Rujukan Nasional

berdasarkan Surat Keputusan Menteri No HK.02.02/MENKES/390/2014

tentang Pedoman Penetapan RS Rujukan Nasional.

4

RSUP Dr. Hasan Sadikin mempunyai 6 layanan unggulan terdiri dari

Pelayanan Jantung Terpadu, Pelayanan Onkologi, Pelayanan Infeksi, Bedah Minimal Invasif, Kedokteran Nuklir, dan Transplantasi Ginjal.

2. Visi RSUP Dr. Hasan Sadikin

Rumusan visi RSUP Dr. Hasan Sadikin ini mengacu pada Visi Pemerintah

Kabinet Indonesia Maju 2020-2024, yaitu terwujudnya Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong.

3. Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin

Rumusan misi RSUP Dr. Hasan Sadikin ini mengacu pada Misi Pemerintah

Kabinet Indonesia Maju 2020-2024, yaitu peningkatan kualitas manusia Indonesia. Berdasarkan Misi Pemerintah Kabinet Maju 2020-2024 tersebut, maka misi dari RSUP Dr. Hasan Sadikin adalah mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera

4. Motto RSUP Dr. Hasan Sadikin

Motto dari RSUP Dr. Hasan Sadikin adalah “KesehatanAndaMenjadiPrioritas Kami”. Motto inovasi pelayanan publiknya adalah “SomeahHadeKaSemah” .

Dalam bahasa Indonesia berarti ramah kepada pelanggan.

5. Tata Nilai RSUP Dr. Hasan Sadikin

Tata nilai dari RSUP Dr. Hasan Sadikin adalah “PAMINGPINPITUIN” dengan arti sebagai berikut:

 Kepemimpinan adalah nilai yang menggambarkan kepeloporan dan menyiapkan talenta terbaik di bidangnya

 Profesional adalah nilai yang berorientasi pada pencapaian kinerja perjalan kemitraan

 Inovatif adalah nilai yang menggambarkan keinginan untuk menghasilkan suatu yang baru dan senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambungan

 Tulus adalah keinginan untuk memberi pelayanan tanpa pamrih, proaktif, dan responsive

5

 Unggul adalah keinginan untuk menjadi yang terbaik dan menghasilkan

kualitas prima

 Integritas adalah nilai yang menggambarkan kejujuran, amanah, dan menjunjung etika yang tinggi dalam menjalankan tugas

B. Tugas dan Fungsi Organisasi

1. Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi RSUP Dr. Hasan Sadikin, Direktur Utama dibantu oleh 4 orang Direktur. Saat ini dr. Azhar Jaya, SKM, MARS menjabat sebagai Plt. Direktur Utama RSUP Dr. Hasan Sadikin. RSUP Dr. Hasan Sadikin memiliki 8 komite, 19 kelompok staf medic (KSM), dan 23 instalasi. Instalasi Gizi adalah unit non struktural dalam Direktorat Perencanaan Organisasi dan Umum. Struktur organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin terlihat pada Gambar 1.

2. Tugas dan Fungsi RSUP Dr. Hasan Sadikin RSUP Dr. Hasan Sadikin mempunyai tugas pokok, yaitu menyelenggarakan pelayanan kesehatan perseorangan secara paripurna.

Fungsi dari RSUP Dr. Hasan Sadikin antara lain:

a. Penyusunan rencana, program, dan anggaran

b. Pengelolaan pelayanan medis dan penunjang medis

c. Pengelolaan pelayanan keperawatan

d. Pengelolaan pelayanan non medis

e. Pengelolaan pendidikan dan pelatihan di bidang pelayanan kesehatan

f. Pengelolaan penelitian, pengembangan, dan penapisan teknologi di bidang pelayanan kesehatan

g. Pengelolaan keuangan dan barang milik Negara

h. Pengelolaan layanan pengadaan barang/jasa

i. Pengelolaan sumber daya manusia

j. Pelaksanaan urusan hukum, organisasi, dan hubungan masyarakat

k. Pelaksanaan kerja sama

l. Pengelolaan system informasi

m. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan

n. Pelaksanaan urusan administrasi rumah sakit

6
7
Gambar 1. Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

3. Struktur Organisasi Instalasi Gizi

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi Instalasi Gizi, Kepala Instalasi Gizi dibantu oleh 5 orang Kepala Sub Instalasi, 8 orang Kepala Unit, penanggung jawab, tenaga administrasi umum, tenaga pranata jamuan, dan tenaga fungsional gizi. Instalasi Gizi adalah unit non struktural dalam Direktorat Perencanaan Organisasi dan Umum yang menyediakan fasilitas dan menyelenggrakan kegiatan pelayanan gizi yang meliputi penyediaan makanan, terapi gizi, dan konseling gizi.

Instalasi Gizi di RSUP Dr. Hasan Sadikin terbagi menjadi 5 Sub Instalasi diantaranya:

a. Sub Instalasi Administrasi Umum, Sumber Daya Manusia, Pendidikan dan Pelatihan, dan Perbekalan

b. Sub Instalasi Perencanaan, Evaluasi, dan Penelitian dan Pengembangan Gizi

c. Sub Instalasi Pengolahan dan Penyaluran Makanan

d. Sub Instalasi Mutu dan Pelayanan Makanan

e. Sub Instalasi Asuhan Gizi

Gambar 2. Struktur Organisasi Instalasi Gizi

8

4. Tugas dan Fungsi Instalasi Gizi

Berdasarkan Permenkes RI No. 1673/Menkes/PER/XII/2005 mengenai

Struktur Organisasi dan Tata Kerja SOTK RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Instalasi Gizi merupakan wadah yang mengelola pelayanan gizi secara efektif, efisien dan kualitas yang optimal meliputi kegiatan penyediaan, pengelolaan dan penyaluran makanan, terapi gizi dan konseling gizi, pendidikan dan latihan penggerakan dan pengendalian sarana dan tenaga dalam rangka peningkatan kualitas layanan.

Adapun fungsi dari Instalasi Gizi diantaranya adalah:

a. Menyelenggarakan pengadaan, pengolahan, dan penyaluran makanan

b. Melaksanakan pelayanan Asuhan Gizi pada pasien rawat inap dan rawat jalan

c. Menyelenggarakan pendidikan dan penyuluhan gizi

d. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan gizi terapan

e. Menyelenggarakan kegiatan administrasi pelayanan gizi

Adapun tugas dari Sub Instalasi Asuhan Gizi yaitu:

a. Merencanakan atau menghadiri pertemuan tim asuhan gizi (Nutrition supportteam) atau pertemuan lain yang terkait

b. Merencanakan kegiatan dan pengembangan pelayanan asuhan gizi rawat inap dan rawat jalan

c. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan pendidikan dan edukasi gizi bagi klien

d. Melaksanakan skrining gizi bagi pasien baru

e. Melaksanakan pelayanan asuhan gizi dengan metoda proses asuhan gizi terstandar meliputi pengkajian gizi, penetapan diagnosis gizi, perencanaan intervensi gizi dan melakukan monitoring dan evaluasi gizi .

f. Melakukan kunjungan (visite)bersama ke pasien

g. Merencanakan dan melaksanakan pertemuan ilmiah internal, instalasi gizi.

h. Melakukan pencatatan dan pelaporan kegiatan asuhan gizi

9

C. Profil Peserta

Nama : Dian Riska Kurniamawati, S.Gz, RD

NIP : 199010142022032002

Jabatan/Golongan : Nutrisionis Ahli Pertama / IIIa

Unit Kerja : Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin

Instansi : Kementerian Kesehatan RI

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

KP.01.02/1/2590/2022 tentang Pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil, penulis ditugaskan sebagai Nutrisionis Ahli Pertama Rumah Sakit Umum Pusat

Dr. Hasan Sadikin Bandung. Nutrisionis Ahli adalah Jabatan Fungsional Nutrisionis keahlian yang pelaksanaan tugasnya meliputi kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan pengetahuan, penerapan konsep, teori, ilmu, dan seni untuk mengelola kegiatan pelayanan gizi, makanan, dan dietetic serta pemberian pengajaran dengan cara sistematis dan tepat guna di bidang pelayanan gizi, makanan, dan dietetic.

Adapun tugas pokok sebagai seorang Nutrisionis mengacu pada Kepmenpan Nomor 23/KEP/M.PAN/4/2001 tentang Jabatan Fungsional Nutrisionis yaitu melaksanakan pelayanan di bidang gizi, makanan, dan dietetic yang meliputi pengamatan, penyusunan program, pelaksanaan, penilaian gizi bagi perorangan, kelompok di masyarakat dan di rumah sakit. Berikut adalah rincian tugas berdasarkan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP):

1. Melakukan verifikasi skrining gizi

2. Melakukan kegiatan asuhan gizi terstandar

3. Menganalisis data gizi, makanan, dan dietetic dan penunjangnya secara deskriptif

4. Menyusun rancangan standar gizi, makanan, dan dietetic

5. Menganalisis data dalam rangka menyusun kebutuhan gizi, makanan, dan dietetic individu

6. Memantau pelaksanaan pelayanan gizi, makanan, dan dietetic

7. Melakukan monitoring dan evaluasi di bidang pelayanan gizi, makanan, dan dietetic

8. Melakukan konseling gizi dan dietetic

10

9. Menyusun laporan pelaksanaan tugas sebagai pertanggungjawaban kepada pimpinan

10. Merencanakan atau menghadiri pertemuan tim asuhan gizi (Nutrition Support Team) atau pertemuan lain yang terkait

11

BAB III RANCANGAN AKTUALISASI

A. Identifikasi Isu

Proses penggalian masalah dilakukan dengan metode environmentalscanning dimana masalah diidentifikasi melalui proses observasi serta analisa tugas dan fungsi pokok di unit kerja saat masa orientasi selama 1 bulan, yaitu pada bulan April bertugas sebagai Nutrisionis di Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin. Ada beberapa masalah yang ditemukan di Instalasi Gizi dengan berdasarkan pada SKP dijabarkan dalam table dibawah ini:

Tabel 1. Identifikasi Masalah dari SKP

No Kegiatan Tugas Pokok Jabatan Kondisi Saat Ini Kondisi yang Diharapkan

1 Melakukan verifikasi skrining gizi Sudah dilakukan sesuai SOP

2 Melakukan kegiatan asuhan gizi terstandar

3 Menganalisis data gizi, makanan, dan dietetic dan penunjangnya secara deskriptif

4 Menyusun rancangan standar gizi, makanan, dan dietetic

Sudah dilakukan sesuai SOP

Sudah dilakukan sesuai SOP

Belum adanya formulasi modifikasi snack padat energy dan protein bagi pasien yang memerlukan diet tinggi energy dan tinggi protein

Sudah dilakukan sesuai SOP

Sudah dilakukan sesuai SOP

Sudah dilakukan sesuai SOP

Adanya snack padat energy dan protein sehingga kebutuhan energy dan protein pasien dapat terpenuhi

5 Menganalisis data dalam rangka menyusun kebutuhan gizi, makanan, dan dietetic individu

6 Memantau pelaksanaan pelayanan gizi, makanan, dan dietetic

Sudah dilakukan sesuai SOP

Belum optimalnya pelaksanaan standardisasi

pemorsian makanan untuk pasien oleh petugas penyaji makanan di ruang rawat inap

Sudah dilakukan sesuai SOP

Pelaksanaan standardisasi pemorsian makanan lebih optimal agar ada kesesuaian dengan standar porsi makanan dan ketepatan diet pasien

7 Melakukan monitoring dan evaluasi di bidang pelayanan gizi, makanan, dan dietetic

Sudah dilakukan sesuai SOP

8 Melakukan konseling gizi dan dietetic Belum optimalnya media konseling gizi mengenai diet makanan cair pada pasien rawat inap

Sudah dilakukan sesuai SOP

Adanya media konseling gizi mengenai diet makanan cair pada pasien saat pulang

12

No Kegiatan Tugas Pokok Jabatan Kondisi Saat Ini Kondisi yang Diharapkan

saat pulang. Saat ini penjelasan konseling melalui leaflet sehingga pemahaman pasien dan keluarga kurang optimal

sehingga pemahaman pasien dan keluarga lebih optimal serta dapat mempraktikan ketika di rumah

9 Menyusun laporan pelaksanaan tugas sebagai pertanggungjawaban kepada pimpinan

10 Merencanakan atau menghadiri pertemuan tim asuhan gizi (Nutrition Support Team) atau pertemuan lain yang terkait

Sudah dilakukan sesuai SOP

Sudah dilakukan sesuai SOP

Sudah dilakukan sesuai SOP

Sudah dilakukan sesuai SOP

Berdasarkan penelusuran isu yang sesuai dengan tugas dan fungsi sebagai nutrisionis, didapatkan beberapa isu, diantaranya belum adanya formulasi modifikasi snack padat energy dan protein bagi pasien yang memerlukan diet tinggi energy dan tinggi protein, belum optimalnya pelaksanaan standardisasi pemorsian makanan untuk pasien oleh petugas penyaji makanan di ruang rawat inap, dan belum optimalnya media konseling gizi mengenai diet makanan cair pada pasien rawat inap

Berdasarkan isu yang ditemukan tersebut, dikaitkan dengan peran dan kedudukan PNS untuk mewujudkan SMART Governance yang dijabarkan pada table

2.

Tabel 2. Identifikasi Isu, Dampak, dan Keterkaitan Peran ASN No Isu Dampak Keterkaitan Peran ASN

1 Belum adanya formulasi modifikasi snack padat energy dan protein bagi pasien yang memerlukan diet tinggi energy dan tinggi protein di RSUP Dr. Hasan Sadikin

1. Daya terima pasien yang menurun menyebabkan kebutuhan gizi pasien tidak terpenuhi

Manajemen ASN: Profesional dalam memahami dan memenuhi kebutuhan pasien

SMART ASN: Perlunya inovasi agar kebutuhan pasien terpenuhi

2 Belum optimalnya pelaksanaan standardisasi pemorsian makanan untuk pasien oleh petugas penyaji makanan di ruang rawat inap RSUP Dr. Hasan Sadikin

1. Ketidaksesuaian standar porsi dan ketidaktepatan diet pasien sehingga menyebabkan kebutuhan gizi pasien tidak terpenuhi

Manajemen ASN: Profesional dalam melaksanakan tugas dengan bertanggung jawab dan cermat

SMART ASN:

13

3 Belum optimalnya media konseling gizi mengenai diet makanan cair pada pasien rawat inap di RSUP Dr. Hasan Sadikin

2. Menurunnya kualitas pelayanan yang diberikan oleh institusi

1. Pemahaman pasien terkait gizi makanan cair kurang sehingga pemenuhan kebutuhan gizi saat di rumah dikhawatirkan kurang terpenuhi

2. Kurangnya motivasi pasien dan keluarga dalam pembuatan makanan cair

3. Menurunnya kualitas pelayanan yang diberikan oleh institusi

4. Proses pemberian konseling oleh ahli gizi menjadi kurang optimal

Perlunya koordinasi dengan SI terkait agar dapat memberikan penyajian makanan yang tepat

Manajemen ASN: Profesional dalam memahami dan memenuhi kebutuhan pasien

SMART ASN: Perlunya penggunaan teknologi sebagai sarana penyampaian konseling dan perlunya pemberian pelayanan yang berkualitas

Berdasarkan isu yang ditemukan tersebut, dapat dideskripsikan melalui teknik issuescandengan dukungan data/fakta sebagai berikut:

1. Belum adanya formulasi modifikasi snack padat energy dan protein bagi pasien yang memerlukan diet tinggi energy dan tinggi protein di RSUP Dr. Hasan Sadikin (Manajemen ASN dan SMART ASN)

Selama observasi di Unit Luka Bakar, saat melakukan pengkajian gizi pasien dengan luka bakar mengalami asupan makan yang kurang dari kebutuhan, kadar albumin yang rendah, dan tidak nafsu makan. Saat ini pasien terlalu banyak mendapat ekstra tambahan makanan berupa tambahan lauk hewani, pudding putih telur, dan ekstra susu, namun kadang tidak dihabiskan. Selain itu, pasien luka bakar masa lengthofstay(LOS) yang panjang, pasien mengeluh bosan dengan ekstra tambahan tersebut menyebabkan asupan makan pasien secara oral belum memenuhi kebutuhan. Berdasarkan hasil observasi selama 1 bulan di Unit Luka Bakar, pasien yang dirawat selama 1 minggu rata-rata mengalami peningkatan asupan makan secara oral sekitar 60-70% dari kebutuhan energinya, namun asupan tersebut masih tidak adekuat. Padahal pasien luka

14
No Isu Dampak Keterkaitan Peran ASN

bakar membutuhkan tinggi energy dan tinggi protein untuk proses penyembuhan luka, peningkatan kadar albumin, serta mencegah malnutrisi.

2. Belum optimalnya pelaksanaan standardisasi pemorsian makanan untuk pasien oleh petugas penyaji makanan di ruang rawat inap RSUP Dr. Hasan Sadikin (Manajemen ASN dan SMART ASN)

Sistem penyaluran makanan yang paling banyak digunakan di Instalasi Gizi RSUP

Dr. Hasan Sadikin adalah sistem yang tidak dipusatkan (desentralisasi). Sistem

penyaluran desentralisasi adalah makanan dibawa dari tempat pengolahan (dapur utama) ke ruang perawatan dalam jumlah banyak atau besar untuk selanjutnya diporsi di dapur ruangan (pantry) dan disajikan dalam alat makan sesuai dengan permintaan makan. Sistem desentralisasi diperuntukkan makanan non diet (Instalasi Gizi RSHS, 2018). Kegiatan nutrisionis dalam proses distribusi ini adalah melihat kesesuaian jumlah yang diporsi dengan kekuatan pasien di tiap ruangan dan kesesuaian standard makanan atau ketepatan diet pasien.

Selama observasi di pantry ruang rawat inap Azalea dan Fresia, yang merupakan ruang rawat inap pasien neuro dan penyakit dalam, petugas penyaji tidak

menggunakan URT (ukuran rumah tangga) sebagai standardisasi dalam pemorsian makanan terutama dalam makanan non diet. Hal ini tidak sesuai dengan SPO Penyajian Makanan. Selain itu, baru-baru ini ada perubahan mengenai standar menu dan standar porsi sehingga diperlukan sosialisasi kembali kepada penyaji makanan agar tercapai kesesuaian standar porsi makanan dan ketepatan diet pasien

3. Belum optimalnya media konseling gizi mengenai diet makanan cair pada pasien rawat inap di RSUP Dr. Hasan Sadikin (Manajemen ASN dan SMART ASN)

Makanan cair adalah makanan berkonsistensi cair hingga kental yang diberikan kepada pasien yang mengalami gangguan mengunyah, menelan, dan mencerna makanan karena menurunnya kesadaran, suhu tinggi, rasa mual, muntah, pasca perdarahan saluran cerna, serta pra dan pasca bedah. Makanan ini dapat diberikan secara oral atau peroral (Syauqiyatullah A, dkk. 2020). Konseling gizi adalah serangkaian kegiatan sebagai proses komunikasi dua arah yang dilaksanakan oleh ahli gizi untuk menanamkan dan meningkatkan pengertian, sikap, dan perilaku pasien dalam mengenali dan mengatasi masalah gizi sehingga pasien dapat memutuskan apa yang akan dilakukannya (Kemenkes RI, 2013).

15

Berdasarkan hasil pengamatan selama 1 bulan di ruang rawat inap Azalea, yang merupakan ruang rawat inap pasien neuro, sekitar 10% pasien yang dirawat masih terpasang NasogastricTube (NGT) saat pulang sehingga memerlukan konsultasi gizi mengenai diet makanan cair. Pada pasien yang menggunakan nutrisi enteral diperlukan konseling gizi yang intensif dan suplemen nutrisi untuk meningkatkan asupan makanan dan mencegah penurunan berat badan (J Arends et al, 2006).

Pasien dan keluarga pasien kurang memahami penjelasan ahli gizi terutama cara pembuatan formula makanan cair. Saat ini penjelasan hanya melalui leaflet yang dapat dibawa pulang oleh pasien, belum tersedia media peraga atau media video untuk meningkatkan pemahaman pasien. Selain itu, ada beberapa pasien yang tidak ditunggu oleh keluarganya, sehingga saat menyampaikan materi konseling ke pasien saja, pemahaman pasien kurang optimal. Padahal peranan keluarga sangat penting untuk membantu dalam pembuatan makanan cair dan memberi motivasi kepada pasien agar kebutuhan gizi pasien saat di rumah dapat terpenuhi dan mencegah kondisi malnutrisi.

B. Penetapan CoreIssue

Dari beberapa isu yang telah teridentifikasi di Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan

Sadikin tersebut, selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode USG (Urgency, Seriousness,dan Growth). Metode ini digunakan untuk memilih sebuah isu prioritas yang sudah diidentifikasi dan akan dilakukan penyelesaian. Metode USG ini dengan memperhatikan tiga unsur yaitu:

1. Urgency: Seberapa mendesaknya masalah tersebut harus dibahas, dianalisis, dan ditindaklanjuti

2. Seriousness: Seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan

3. Growth: Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani sebagaimana mestinya

Analisis USG menggunakan rentang nilai berupa matriks skor yaitu 1-5, yang menandakan bahwa semakin tinggi skor berarti isu tersebut bersifat mendesak untuk segera dicari penyelesaiannya.

16

No Isu U S G Jumlah Prioritas

1 Belum adanya formulasi modifikasi snack padat energy dan protein bagi pasien yang memerlukan diet tinggi energy dan tinggi protein di RSUP Dr. Hasan Sadikin

2 Belum optimalnya pelaksanaan standardisasi pemorsian makanan untuk pasien oleh petugas penyaji makanan di ruang rawat inap RSUP Dr. Hasan Sadikin

3 Belum optimalnya media konseling gizi mengenai diet makanan cair pada pasien rawat inap di RSUP Dr. Hasan Sadikin

Keterangan:

U: Urgency; S: Seriousness; G: Growth

Interval skor:

Angka 1: sangat kecil Angka 4: besar

3 4 3 10 III

4 4 3 11 II

5 5 4 14 I

Angka 2: kecil Angka 5: sangat besar

Angka 3: sedang

Berdasarkan analisis USG yang telah dilaksanakan pada table di atas, terlihat

bahwa isu mengenai “Belum optimalnya media konseling gizi mengenai diet

makanan cair pada pasien rawat inap di RSUP Dr. Hasan Sadikin” memiliki peringkat tertinggi dengan skor USG sebesar 14 poin. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa isu atau masalah tersebut memiliki pengaruh paling signifikan serta mendesak untuk diselesaikan dan dicarikan solusinya.

C. Penyebab Isu

Untuk dapat mengetahui akar permasalahan dari isu tersebut, maka selanjutnya

dilakukan analisis dengan metode fishbone diagram. Fishbone diagram adalah

sebuah metode yang digunakan untuk membantu memecahkan masalah yang ada

dengan melakukan analisis sebab dan akibat dari suatu keadaan dalam sebuah diagram yang terlihat seperti tulang ikan (Alexandra J, 2019). Faktor-faktor yang

menjadi penyebab utama yang mempengaruhi kualitas pada fishbonediagramterdiri

dari 5M dan 1E, yaitu Machine (Mesin), Man (Manusia), Method (Metode), Material (bahan produksi), Measurement (pengukuran), dan Environment (Lingkungan).

Faktor tersebut dituliskan pada bagian tulang daripada diagram tulang ikan dan permasalahan yang ingin diketahui penyebabnya terletak pada bagian kepala ikan.

17
Tabel 3. Analisis USG

Manusia Metode

Kurangnya sumber daya yang kompeten untuk membuat media konseling gizi

Pelaksanaan konseling belum optimal

Tidak ada kontak langsung dengan keluarga pasien

Belum optimalnya media konseling gizi mengenai diet makanan

cair pada pasien

Belum adanya media video diet makanan cair

Pasien dan keluarga belum pernah mendapat informasi diet makanan cair

rawat inap di

RSUP Dr. Hasan

Sadikin

Material

Lingkungan

Gambar 3. Analisis Menggunakan Diagram Fishbone

D. Gagasan Pemecahan Isu

Berdasarkan hasil analisis menggunakan diagram fishbone, terdapat enam hal

yang menyebabkan belum optimalnya media konseling gizi mengenai diet makanan

cair pada pasien rawat inap di RSUP Dr. Hasan Sadikin Maka gagasan atas

pemecahan isu yang dapat dilaksanakan untuk mengatasi hal ini adalah

“Pembuatan video sebagai media konseling gizi mengenai diet makanan

cair pada pasien rawat inap di RSUP Dr. Hasan Sadikin”. Pembuatan video

sebagai media konseling mengenai diet makanan cair akan disusun secara ringkas, menarik, dan mudah dipahami dengan memuat pengertian makanan cair, indikasi

pemberian, bahan makanan yang dapat diberikan, cara pembuatan makanan cair.

Video konseling gizi mengenai diet makanan cair diharapkan dapat menjadi media

informasi untuk meningkatkan pemahaman pasien dan keluarga mengenai diet makanan cair.

18

E. Matriks Rancangan Aktualisasi

Unit Kerja : Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin

Identifikasi Isu :

1. Belum adanya formulasi modifikasi snack padat energy dan protein bagi pasien yang memerlukan diet tinggi energy dan tinggi protein di RSUP Dr. Hasan Sadikin

2. Belum optimalnya pelaksanaan standardisasi pemorsian makanan untuk pasien oleh petugas penyaji makanan di ruang rawat inap RSUP Dr. Hasan Sadikin

3. Belum optimalnya media konseling gizi mengenai diet makanan cair pada pasien rawat inap di RSUP Dr. Hasan Sadikin

Isu yang Diangkat : Belum optimalnya media konseling gizi mengenai diet makanan cair pada pasien rawat inap di RSUP

Dr. Hasan Sadikin

Gagasan Pemecahan Isu : Pembuatan video sebagai media konseling gizi mengenai diet makanan cair pada pasien rawat inap di RSUP Dr. Hasan Sadikin

Tabel 4. Matriks Rancangan Aktualisasi

No Kegiatan Tahapan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata

Pelatihan BerAKHLAK

1 Pengkajian kebutuhan bahan

materi konseling gizi mengenai diet makanan cair pada pasien

a.Membuat kuesioner untuk menganalisis informasi yang dibutuhkan oleh pasien

b.Mengkaji pengetahuan awal pasien

Lembar kuesioner selesai dibuat

Saya melibatkan pasien untuk mengetahui informasi yang

dibutuhkan oleh pasien

merupakan bentuk perilaku menggerakkan pemanfaatan

Terlibatnya pasien

dalam penyusunan

rancangan pelayanan

menunjukkan gotong

royong antar tenaga

Dengan mengumpulkan

opini pasien

Data awal pengetahuan pasien

berbagai sumber daya untuk tujuan bersama (Kolaboratif).

kesehatan dan pasien, merupakan

bentuk kontribusi

untuk terwujudnya

dalam pelayanan yang diberikan, menunjukkan petugas

kesehatan memahami dan

19
Kontribusi Terhadap Visi
Organisasi Penguatan Nilai Organisasi 1 2 3 4 5 6 7
Misi

No Kegiatan Tahapan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata

dengan menggunakan

kuesioner

c. Menganalisa dan menginterpretasi

hasil kajian

d.Menyusun draft

video konseling

gizi materi yang

akan disampaikan

dalam video

konseling gizi

mengenai diet

makanan cair

Hasil analisa dan interpretasi

kebutuhan

konseling pasien

Draft materi video

konseling gizi

mengenai diet

makanan cair

untuk pasien

Saya membagikan kuesioner

dengan bersikap ramah, sopan, santun, dan tanpa diskrimasi

pada pasien dan keluarga (Berorientasi pelayanan, Harmonis).

Selanjutnya, menganalisa

kuesioner dengan teliti dan detail

serta menyampaikan hasil analisa

data dalam bentuk diagram

sesuai data yang didapat apa

adanya tanpa adanya perubahan, merupakan bentuk perilaku

melaksanakan tugas dengan

jujur, bertanggung jawab, dan cermat (Akuntabel).

Saya menyusun draft materi dari

bahan literature yang terbaru

merupakan bentuk perilaku

melaksanakan tugas dengan

kualitas terbaik (Kompeten).

Kegiatan ini merupakan bentuk

inisiatif dari diri sendiri, merupakan bentuk perilaku

bertindak proaktif (Adaptif), serta merupakan bentuk

kontribusi untuk mewujudkan

visi dan misi instansi (Loyal)

Organisasi

Indonesia maju yang

berdaulat, mandiri, dan berkepribadian

berlandaskan gotong

royong (Visi RSHS)

Upaya memberikan

pelayanan yang

terbaik berdasarkan

pada fakta yang

ditemukan di lapangan, merupakan bentuk

kontribusi untuk

mewujudkan kualitas

hidup manusia

Indonesia yang

maju, tinggi, dan sejahtera. (Misi RSHS)

Penguatan Nilai Organisasi

memenuhi

kebutuhan

pasien, merupakan

bentuk perilaku

Tulus

Mengumpulkan, mengolah, dan

menganalisa

data, kemudian

menjadikan

landasan dalam

pembuatan

video. Hal ini

merupakan

bentuk perilaku

Integritas

2 Penyampaian hasil

telaah materi

kepada mentor

dan stakeholder

a.Membuat janji

pertemuan

dengan mentor

dan Kepala Sub

Jadwal dan ruangan untuk

bertemu dengan

mentor dan Kepala

Saya hadir sesuai dengan waktu

konsultasi yang ditentukan.

Datang tepat waktu

menunjukkan sikap disiplin

Berlandaskan gotong

royong antar tenaga

kesehatan untuk

meningkatkan

Melakukan

koordinasi

dengan tenaga

kesehatan lain,

20
Pelatihan BerAKHLAK Kontribusi Terhadap Visi Misi

No

Instalasi Asuhan

Gizi untuk

konsultasi draft

hasil telaah

materi konseling

b.Melakukan

konsultasi dengan

mentor dan

Kepala Sub

Instalasi Asuhan

Gizi mengenai

draft hasil telaah

materi konseling

c.Melakukan

koordinasi

dengan Kepala

Sub Instalasi

Pengolahan dan

Penyaluran

Makanan

Sub Instalasi

Asuhan Gizi

Bukti screenshoot

whatsapp

Memperoleh

masukan dan

arahan

Bukti foto

pertemuan dan

lembar konsultasi

(Akuntabel). Konsultasi dengan

mentor dan Kepala Sub Instalasi

Asuhan gizi mengenai draft hasil

telaah materi dan ide gagasan

merupakan bentuk perilaku

melaksanakan tugas dengan

kualitas terbaik (Kompeten).

Konsultasi ini dilakukan dengan

menjunjung tinggi keramahan, sopan santun dan saling

menghormati merupakan bentuk

perilaku membangun

lingkungan kerja yang

pelayanan kesehatan

pasien, merupakan

bentuk kontribusi

untuk terwujudnya

Indonesia maju yang

berdaulat, mandiri, dan berkepribadian

berlandaskan gotong

royong (Visi RSHS)

merupakan

bentuk perilaku

Profesional

d.Melakukan

koordinasi

dengan Unit

Promkes RSHS

Mendapat

dukungan dari

Kepala Sub

Instalasi

Pengolahan dan

Penyaluran

Makanan

Bukti foto

pertemuan

Mendapat

dukungan dari Unit

Promkes

Bukti foto

pertemuan

kondusif (Berorientasi

Pelayanan, Harmonis). Pada

saat konsultasi meminta saran, persetujuan, dan melakukan apa

yang sudah disarankan dari

mentor dan Kepala Sub Instalasi

Asuhan Gizi merupakan bentuk

perilaku patuh kepada

pimpinan sepanjang tidak

bertentangan dengan hukum

dan etika (Loyal).

Saya melakukan koordinasi dan

meminta saran dengan Unit

Promkes dan Kepala Sub Instalasi

Pengolahan dan Penyaluran

Makanan untuk menghasilkan

media video yang lebih baik

merupakan bentuk perilaku

memberi kesempatan

21
Kegiatan Tahapan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan BerAKHLAK Kontribusi Terhadap Visi Misi
Organisasi Penguatan Nilai Organisasi

No

berbagai pihak untuk

berkontribusi (Kolaboratif).

Kegiatan ini merupakan bentuk

inisiatif dari diri sendiri, merupakan bentuk perilaku bertindak proaktif (Adaptif).

3 Pembuatan video

konseling gizi mengenai diet

makanan cair

a. Menyusun naskah video

konseling gizi mengenai diet

makanan cair

b. Melakukan pengambilan gambar dan video

c. Melakukan editing video dengan aplikasi

Draft naskah video Saya menyusun naskah video

dengan mengembangkan

kreativitas diri dan terus berinovasi (Adaptif).

Terlibat langsung

dalam proses

pembuatan video

menunjukkan

Menyusun naskah video

Hasil rekaman video

Saat melakukan pengambilan gambar dan video saya menggunakan tempat dan alat

ruang pengolahan Instalasi Gizi

kemandirian, merupakan bentuk

kontribusi untuk

terwujudnya

dengan cermat, teliti, dan berinovasi

mengembangkan kreatifitas untuk

menghasilkan

Video yang siap disosialisasikan ke nutrisionis

dengan bertanggung jawab, merupakan bentuk perilaku

menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara

bertanggungjawab, efektif, dan efisien (Akuntabel). Saya

juga meminta bantuan rekan

kerja untuk bekerja sama dalam

proses pengambilan gambar dan video, merupakan bentuk

perilaku terbuka dalam

bekerja sama untuk

menghasilkan nilai tambah (Kolaboratif), selain itu saya

juga bersikap ramah, saling menghormati, tidak diskriminatif terhadap rekan kerja tersebut (Harmonis).

Indonesia maju yang

berdaulat, mandiri, dan berkepribadian

berlandaskan gotong

royong (Visi RSHS)

Penggunaan

teknologi untuk

membantu proses

pelayanan, merupakan bentuk

kontribusi untuk

mewujudkan kualitas

hidup manusia

Indonesia yang

maju, tinggi, dan sejahtera (Misi RSHS)

hasil yang terbaik. Hal ini merupakan

bentuk perilaku Inovatif dan Unggul

22
Kegiatan Tahapan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan BerAKHLAK Kontribusi Terhadap Visi Misi Organisasi Penguatan Nilai Organisasi

No

Saya melakukan editing video

yang disusun secara ringkas dan menarik, merupakan bentuk

perilaku melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik (Kompeten). Sehingga

informasi dalam video ini mudah

dipahami dan sesuai kebutuhan

pasien, merupakan bentuk

perilaku memahami dan

memenuhi kebutuhan pasien (Berorientasi Pelayanan).

Kegiatan ini merupakan bentuk

kontribusi untuk mewujudkan

visi dan misi instansi (Loyal)

4 Pelaksanaan

sosialisasi video

konseling gizi

mengenai diet

makanan cair

a.Membuat ijin

dengan mentor

dan Kepala Sub Instalasi Asuhan

Gizi untuk

sosialisasi video

konseling

b.Membuat undangan sosialisasi

c.Melakukan sosialisasi terkait video konseling gizi makanan cair kepada nutrisionis

Mendapat ijin dan jadwal untuk

mengadakan

sosialisasi dari

mentor dan Kepala

Sub Instalasi

Asuhan Gizi

Terdapat peserta undangan yang bersedia mengikuti sosialisasi

Mendapat masukan dan

dukungan dari nutrisionis lainnya.

Saya membuat undangan

sosialisasi dengan cermat dan teliti, serta hadir sesuai dengan waktu sosialisasi yang ditentukan. Datang tepat waktu menunjukkan sikap disiplin (Akuntabel).

Saya meminjam sarana dan prasarana di Instalasi Gizi untuk keperluan kegiatan sosialisasi dengan bertanggung jawab, merupakan bentuk perilaku

menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien (Akuntabel).

Sosialisasi kepada

nutrisionis dalam

rangka peningkatan

pelayanan

merupakan bentuk

kontribusi untuk

terwujudnya

Indonesia maju yang

berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong

royong (Visi RSHS)

Melakukan koordinasi

dengan tenaga

kesehatan lain, merupakan

bentuk perilaku

Profesional

Dari hasil sosialisasi tersebut, melakukan perbaikan untuk menghasilkan video yang lebih baik. Hal ini

23
Kegiatan Tahapan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan BerAKHLAK Kontribusi Terhadap Visi Misi Organisasi Penguatan Nilai Organisasi

No Kegiatan Tahapan Output/Hasil

Substansi Mata

d.Melakukan

finalisasi video dari hasil

masukan saat

sosialisasi

Bukti notulensi dan daftar hadir

Video konseling

yang sudah

disetujui dan siap

untuk

disosialisasikan

pada pasien

Saya melakukan sosialisasi kepada nutrisionis dengan sopan, santun, saling menghormati dan tanpa diskrimasi, merupakan bentuk perilaku menghargai setiap orang apapun latar belakangnya dan membangun lingkungan kerja yang kondusif (Harmonis). Saat proses

sosialisasi terjadi diskusi dengan para undangan untuk dapat memberikan saran agar

menghasilkan video konseling yang lebih baik, merupakan bentuk perilaku memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi (Kolaboratif). Selain itu, saat proses diskusi merupakan pembelajaran bagi saya dan nutrisionis lainnya sehingga lebih memahami mengenai gizi mengenai diet makanan cair. Hal ini merupakan bentuk perilaku meningkatkan kompetensi diri (Kompeten).

Dari hasil sosialisasi tersebut, saya segera melakukan perbaikan tiada henti (Berorientasi Pelayanan)

serta terus berinovasi dan

merupakan

bentuk perilaku

Inovatif

24
Keterkaitan
Pelatihan BerAKHLAK Kontribusi Terhadap Visi Misi Organisasi Penguatan Nilai Organisasi

No

mengembangkan kreatifitas

untuk menghasilkan video yang

lebih baik (Adaptif).

Kegiatan ini merupakan bentuk

kontribusi untuk mewujudkan visi dan misi instansi (Loyal)

5 Pelaksanaan

evaluasi video

konseling gizi

mengenai diet

makanan cair

pada pasien

a. Menyusun daftar pertanyaan pre dan post test

b. Memberikan lembar pre test kepada pasien

c. Melakukan konseling gizi

mengenai diet

makanan cair

dengan media video kepada pasien

d. Memberikan lembar post test kepada pasien

e. Mengkaji, menganalisa dan menginterpretasi data hasil evaluasi tingkat pengetahuan pasien

Daftar pertanyaan pre test dan post test selesai dibuat

Data tingkat

pengetahuan sebelum konseling

Pasien dan keluarga mengerti dengan konseling yang diberikan

Saya membuat kuesioner dengan

ringkas dan mudah dipahami

merupakan bentuk perilaku

melaksanakan tugas dengan

kualitas terbaik (Kompeten).

Saya melibatkan pasien sebagai

bahan evaluasi merupakan

bentuk perilaku menggerakkan

pemanfaatan berbagai

sumber daya untuk tujuan

bersama (Kolaboratif).

Saya memberikan lembar pre test dan post test serta memberikan

Konseling gizi gizi

mengenai diet cair

dalam rangka

meningkatkan

pengetahuan pasien

agar kebutuhan gizi

pasien terpenuhi dan

mencegah kondisi

malnutrisi, merupakan bentuk

kontribusi untuk

mewujudkan kualitas

hidup manusia

Memberikan konseling kepada pasien tanpa pamrih

merupakan bentuk perilaku

Tulus

Data tingkat

pengetahuan pasien sesudah konseling

Hasil evaluasi tingkat

pengetahuan pasien

konseling dengan media video

dan membagikan kuesioner

dengan bersikap ramah, sopan, santun, dan tanpa diskrimasi

pada pasien dan keluarga

(Berorientasi pelayanan, Harmonis). Pelaksanaan

prosedur konseling gizi sudah

sesuai dengan SOP konseling gizi, merupakan bentuk perilaku

berdedikasi (Loyal)

Selanjutnya, saya menganalisa

kuesioner dengan teliti dan detail

Indonesia yang

maju, tinggi, dan sejahtera. (Misi

RSHS)

Melakukan evaluasi

hasil rancangan

aktualisasi secara

mandiri guna

meningkatkan

pelayanan public di

bidang kesehatan, merupakan

Mengumpulkan, mengolah, dan menganalisa data, kemudian dijadikan evaluasi. Hal ini merupakan bentuk perilaku Integritas

25
Kegiatan Tahapan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan BerAKHLAK Kontribusi Terhadap Visi Misi Organisasi Penguatan Nilai Organisasi

No Kegiatan Tahapan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata

Pelatihan BerAKHLAK Kontribusi Terhadap Visi Misi Organisasi

serta menyampaikan hasil analisa data dalam bentuk diagram sesuai data yang didapat apa

adanya tanpa adanya perubahan, merupakan bentuk perilaku melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, dan cermat (Akuntabel).

Kegiatan ini merupakan bentuk inisiatif dari diri sendiri, merupakan bentuk perilaku bertindak proaktif (Adaptif)

kontribusi terhadap

terwujudnya

Indonesia maju yang

berdaulat, mandiri, dan berkepribadian

berlandaskan gotong

royong (Visi RSHS)

Penguatan Nilai Organisasi

26

F. Rencana Jadwal Kegiatan

Judul Aktualisasi : Pembuatan Video Sebagai Media Konseling Gizi Mengenai Diet

Makanan Cair pada Pasien Rawat Inap di RSUP Dr. Hasan Sadikin

Waktu Pelaksanaan : 24 Juni – 30 Juli 2022

Tempat Pelaksanaan : Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin

1 Pengkajian kebutuhan bahan materi konseling gizi mengenai diet makanan cair pada pasien

2 Penyampaian hasil telaah materi kepada mentor dan stakeholder

3 Pembuatan video konseling gizi mengenai diet makanan cair

4 Pelaksanaan sosialisasi video konseling gizi mengenai diet makanan cair

5 Pelaksanaan evaluasi video konseling gizi mengenai diet makanan cair pada pasien

27
No Kegiatan Juni Juli IV
Tabel 5. Rencana Jadwal Kegiatan
I II III IV

DAFTAR PUSTAKA

Alexandra, Jennifer. 2019.FishboneAnalysis. https://sis.binus.ac.id/2019/07/19/fishboneanalysis/

Arends J, et al. 2006. ESPEN Guidelines on Enteral Nutrition: Non-surgicalOncology.

Clinical Nutrition (2006) 25: 245-259

Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin. 2018. PedomanPGRSInstalasiGiziRSUPDr.Hasan

Sadikin. Bandung

Kemenkes RI. 2013. PedomanPGRSPelayananGiziRumahSakit. Kementerian Kesehatan

RI: Jakarta

Lembaga Administrasi Negara. 2017. ManajemenASNModulPelatihanDasarCalonPNS.

Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Aktualisasi Modul Pelatihan Dasar Calon PNS.

Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia

Lembaga Administrasi Negara. 2019. AnalisisIsuKontemporerModulPelatihanDasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II dan Golongan III. Jakarta: Lembaga

Administrasi Negara Republik Indonesia

Lembaga Administrasi Negara. 2021. BerorientasiPelayananModulPelatihanDasarCalon PegawaiNegeriSipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia

Lembaga Administrasi Negara. 2021. Akuntabel Modul Pelatihan Dasar CalonPegawai

NegeriSipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia

Lembaga Administrasi Negara. 2021. KompetenModulPelatihanDasarCalonPegawai

NegeriSipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia

Lembaga Administrasi Negara. 2021. HarmonisModulPelatihanDasarCalonPegawai NegeriSipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia

Lembaga Administrasi Negara. 2021. LoyalModulPelatihanDasarCalonPegawaiNegeri

Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia

Lembaga Administrasi Negara. 2021. AdaptifModulPelatihanDasarCalonPegawaiNegeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia

Lembaga Administrasi Negara. 2021. KolaboratifModulPelatihanDasarCalonPegawai NegeriSipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia

Syauqiyatullah A, dkk. 2020. AnalisisFaktor-FaktorPenyebabSisaMakananCairPasien

Kelas2dan3diGedungARSUPNDr.CiptoMangunkusumoJakartaTahun2019.

Gizi Indonesia 2020, 43(2): 97-108

28

Pembuatan Video Sebagai Media

Konseling Gizi Mengenai Diet

Makanan Cair Pada Pasien Rawat

Inap di RSUP Dr. Hasan Sadikin

Visi dan Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin

Tata Nilai RSUP Dr. Hasan Sadikin

     

Tugas dan Fungsi RSUP Dr. Hasan Sadikin

             

Tugas dan Fungsi Jabatan

Nutrisionis Ahli Pertama

Identifikasi Isu 1 2 3

Analisis USG

Deskripsi Isu

        

Diagram Fishbone

Uraian Kegiatan

1. Pengkajian kebutuhan bahan materi konseling gizi

mengenai diet makanan cair pada pasien

2. Penyampaian hasil telaah materi kepada mentor dan stakeholder

3. Pembuatan video konseling gizi mengenai diet makanan cair

4.

Pelaksanaan sosialisasi video konseling gizi mengenai diet

makanan cair

5. Pelaksanaan evaluasi video konseling gizi mengenai diet

makanan cair pada pasien

Rencana Jadwal Aktualisasi

Terima Kasih

Mohon Masukan dari Penguji, Mentor & Coach

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.