
1 minute read
C. ANALISIS PENYEBAB
from Optimalisasi Pelayanan Gawat Darurat Dengan Pembuatan Draft Prosedur Dan Media KIE Di Instalasi Gawa
Sebagai kesimpulan dari hasil penapisan isu di atas maka isu yang terpilih “Belum optimalnya pelayanan pasien psikiatri NAPZA di IGD RS Ketergantungan Obat” sebagai isu prioritas yang akan di analisis.
C. Analisis Penyebab Isu Unit Gawat Darurat merupakan salah satu unit pelayanan di rumah sakit yang memberikan pertolongan pertama dan sebagai jalan pertama masuknya pasien dengan kondisi gawat darurat. Keadaan gawat darurat adalah suatu keadaan klinis dimana pasien membutuhkan pertolongan medis yang cepat untuk menyelamatkan nyawa dan kecacatan lebih lanjut. Ruang IGD RS Ketergantungan Obat terdiri dari ruang tunggu, ruang covid IGD, ruang triase, ruang resusitasi, ruang Tindakan (bedah, non bedah, psikiatri) dan ruang observasi. Tiap ruangan memiliki 1 bed pasien, namun ruang observasi dan triase psikiatri memiliki 2 bed. Pada setiap shift jaga personilnya terdiri dari 1 orang dokter jaga per shift, 3-4 orang perawat shift pagi, 2-3 orang perawat shift sore, dan 2 orang perawat shift malam. Dari hasil observasi di IGD RS Ketergantungan Obat sistem pelayanan pasien sudah berjalan, namun belum dilaksanakan secara maksimal. Belum maksimalnya perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan alur pelayanan di IGD rumah sakit berakibat belum optimalnya pelayanan yang disebabkan belum adanya SOP yang menetapkan alur pelayanan pasien di IGD.
Advertisement
Beberapa contoh kasus antara lain ketika pasien datang berobat, oleh petugas langsung dibawa masuk ke IGD tanpa skrining terlebih dahulu. Contoh pada kasus pasien NAPZA yang datang keadaan tenang namun karena dokter jaga masih melayani pasien lain sehingga membuat pasien NAPZA yang menunggu menjadi gelisah, dan ada kasus lain yaitu ketika pasien di transfer ke ruangan rawat inap tetapi status administrasi pasien masih belum dilengkapi. Pasien yang masuk ke IGD rumah sakit tentunya butuh pertolongan yang cepat dan tepat. Keberhasilan penanggulangan penderita gawat darurat antara lain ditentukan oleh tersedianya sumber daya yang sesuai dengan standar dan terlaksananya sistem penangulangan gawat darurat, karena keadaan tersebut memerlukan waktu tanggap (respon time) yang sangat terbatas. Untuk itu perlu adanya suatu alur pelayanan pasien yang terstandar sehingga dapat menjamin suatu penanganan gawat darurat dengan response time yang cepat, tepat dan sistematis.
20