Penyusunan SPO PelayananPerawatanLuka DlmMeningkatkan KualitasLayananKesehatan DiRSPI SuliantiSaroso

Page 1

LAPORAN SEMINAR RANCANAGAN AKTUALISASI

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN 4

Penyusunan SPO pelayanan perawatan luka dalam

meningkatkan kualitas layanan kesehatan di RSPI

Sulianto Saroso

DISUSUN OLEH : Heru Sutanto Koerniawan

NIP. 198107312022031001

BAPELKES CIKARANG

KEMENTERIAN KESEHATAN RI 2022

1

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI

Penyusunan SPO pelayanan perawatan luka dalam meningkatkan

kualitas layanan kesehatan di RSPI Sulianto Saroso

Telah di seminarkan

Tanggal 30 Juni 2022, di Bapelkes Cikarang

Coach Dr. drg. Siti Nur Anisah, MPH

NIP: 196509141992032004

Mentor

Dr. Afrimal Syafarudin, Sp.B, Subsp. Onk (K) 196410091997021001

Penguji

Drs. Suherman, M.Kes

NIP: 196508121986031004

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan rancangan aktualisasi ini. Rancangan aktualisasi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam program Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (Latsar CPNS) tahun 2022.

Saya menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih sebesar-besarnya

kepada:

1. Drs Suherman, M.Kes. selaku Kepala Balai Besar Pelatihan Kesehatan Cikarang yang telah menfasilitasi penyelenggaraan Diklat Prajabatan Golongan III tahun 2022.

2. dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH, selaku direktur utama RSPI Prof.Dr.Sulianti

Saroso, yang telah memfasilitasi kegiatan Latsar CPNS saya sehingga saya dapat mengikuti dan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan selama Latsar CPNS tahun 2022 ini.

3. dr. Afrimal Syfarudin, Sp.B(K)Onk. selaku mentor selama Latsar CPNS yang saya jalani ini. Terima kasih atas kesabaran dan kebaikan hati dalam memberikan bimbingan dan pencerahan kepada saya dalam menjalankan Latsar CPNS ini.

4. Dr. drg. Siti Nur Anisah, MPH. selaku coach atas kesabaran, pengarahan,kebaikan hati, selama memberikan bimbingan dan pengarahan kepada saya selama acara Latsar CPNS ini

5. Koordinator SDM,Pendidikan, dan Penelitian Sulianti Saroso, yang telah membantu memfasilitasi agar terselenggaranya kegiatan ini.

6. Semua teman-teman dokter jaga yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu

namanya, terima kasih atas kerjasamanya agar terselenggaranya

Jakarta, 28 Juni 2022

Heru Sutanto Koerniawan

ii
iii DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN i KATA PENGANTAR… ..................................................................................................... ii DAFTAR ISI… ............................................................................................................. iii DAFTAR TABEL ........................................................................................................... iv DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... v BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 1.1. Latar Belakang....................................................................................................... 1 BAB 2 PROFIL INSTANSI TEMPAT AKTUALISASI .............................................................5 2.1. Gambaran organisasi ............................................................................................. 5 2.2. Visi dan Misi RSPI Sulianto Saroso........................................................................... 6 2.3. Moto dan Tata Nilai................................................................................................ 6 2.4. Profil pesertaPeserta .................................................................................... 9 2.5. Tugas Pokok Peserta…………………… ......................................................................................... 9 BAB 3 ANALISIS ISU DALAM PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI .................................... 7 3.1 Identifikasi Isu 10 3.2 Teknik menetapkan core isu ............................................................................. 12 3.2 Alternatif Pemecahan Masalah sebagai Gagasan Kreatif........................................... 12 3.3 Analisa Isu ........................................................................................................... 15 3.4. Analisa Penyebab Isu 16 3.5. Gagasan Pemecahan Isu….. ................................................................................. 17 3.6. Kegiatan ............................................................................................................. 18 3.7. Matriks Rancangan Aktualisasi.............................................................................. 19 3.8. Jadwal Rencana Pelaksanaan Aktualisasi ............................................................... 28 BAB 4 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 29
iv
Tabel 1. Sasaran Kinerja Pegawai .................................................................................. 9 Tabel 2. Teknik Penapisan Isu dengan metode APKL 13 Tabel 3. Teknik Penapisan Isu dengan metode USG ........................................................ 14 Tabel 5. Kegiatan ....................................................................................................... 18 Tabel 6. Matriks Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar PNS ......................................... 19 Tabel 7. Jadwal Rencana Pelaksanaan ......................................................................... 28
DAFTAR TABEL
v
Gambar 1. Bagan Organisasi RSPI Sulianti Saroso Tahun 2021......................................... 7 Gambar 2. Diagram Fishbone 16
DAFTAR GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan bagian dari Aparatur Sipil Negera (ASN) yang memiliki peranan penting untuk pembangunan nasional dan berperan vital terhadap pemerintahan. Menurut Undang-Undang Aparatur Sipil Negara No. 5 Tahun 2014, ASN berfungsi sebagai Pelaksana Kebijakan Publik, ASN sebagai Pelayan Publik, dan ASN sebagai Perekat dan Pemersatu Bangsa. Untuk mewujudkan ketiga fungsi ASN tersebut maka sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) wajib mengikuti Diklat Prajabatan pola baru (dimasa pandemi dengan protokol covid-19) yang diharapkan dapat memahami dan menerapkan ketiga fungsi tersebut baik di lingkungan kerja maupun di lingkungan sosial kemasyarakatan.

Berdasarkan Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945 dan UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatus Sipil Negara (ASN) memutuskan peraturan pemerintahan tentang manajemen pegawai negeri sipil.

Berdasarkan Peraturan Kepala LAN-RI Nomor 38 Tahun 2014 serta Peraturan Pemerintah

(PP) No. 11 Tahun 2017 tentang Manajemen PNS mengamanatkan CPNS diwajibkan

melaksanakan Diklat Prajabatan pola baru (Latsar), peserta latsar diharapkan mampu menginternalisasikan nilai-nilai dasar profesi PNS dengan cara melaksanakan kegiatan penerapan dan aktualisasi pada tempat tugas serta dapat merasakan manfaatnya secara langsung. Nilai-nilai dasar tersebut diantaranya adalah Berorientasi pelayanan, Adaptif,

Kompeten, Harmonis, Akuntabel, Loyal, Adaptif, Kolaboratif. Setiap ASN yang mengikuti

Diklat Prajabatan pola baru (Latsar) diwajibkan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN

sebagai tolak ukur peserta untuk diangkat menjadi PNS. Oleh karena itu, peserta diklat

prajabatan menyusun rancangan aktualisasi yang berisi nilai-nilai dasar ASN yang

selanjutnya akan diaktualisasikan pada tempat kerja masing-masing.

1

Berdasarkan Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor 12

Tahun 2018 Tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Dengan Rahmat Tuhan

Yang Maha Esa Kepala Lembaga Administrasi Negara, Menimbang: Bahwa Untuk

Melaksanakan Ketentuan Pasal 34 ayat (7) Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017

tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil, perlu menetapkan Peraturan Lembaga

Administrasi Negara tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Mengingat : 1).

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5494); 2). Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang

Manajemen Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017

Nomor 63, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6037); 3). Peraturan

Presiden Nomor 79 Tahun 2018 tentang Lembaga Administrasi Negara (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 162); Berdasarkan tersebut maka Memutuskan dan Menetapkan peraturan lembaga administrasi negara tentang pelatihan dasar calon

pegawai negeri sipil. Ketentuan umum Pasal 1 Dalam Peraturan Lembaga ini yang

dimaksud dengan: Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi

bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Pegawai ASN adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundangundangan. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan.

Calon Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat CPNS adalah warga negara Indonesia yang lolos seleksi pengadaan PNS, diangkat dan ditetapkan oleh PPK, serta telah mendapatkan persetujuan teknis dan penetapan nomor induk pegawai. Masa

Prajabatan adalah masa percobaan selama 1 (satu) tahun yang wajib dijalani oleh CPNS melalui proses pendidikan dan pelatihan. Pelatihan Dasar CPNS adalah pendidikan dan pelatihan dalam Masa Prajabatan yang dilakukan secara terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan,

2

karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.

Di setiap agenda sikap dan perilaku bela negara materi yang diberikan kepada peserta latsar antara lain mata pelatihan wawasan kebangsaan dan nilai-nilai bela negara, analisis isu kontemporer, serta kesiapsiagaan bela negara. Mata pelatihan tersebut diberikan agar peserta latsar memiliki pengetahuan mengenai wawasan kebangsaan terhadap nilai-nilai bela negara, isu-isu kontemporer yang dihadapi oleh bangsa Indonesia, serta kesiapan dini untuk bela negara yang ditunjukkan oleh kesehatan jasmani dan rohani untuk menghadapi isu-isu kontemporer tersebut.

Kemudian setiap agenda nilai-nilai dasar, peserta latsar diberikan materi-materi mengenai Berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, kolaboratif yang disingkat menjadi BerAKHLAK. Rancangan aktualisasi Nilai Dasar BerAKHLAK terdiri atas Kegiatan, Tahapan Kegiatan, Output/Hasil Kegiatan, Nilai-Nilai Dasar yang berkaitan dengan kegiatan, Kontribusi terhadap Visi dan Misi Organisasi, serta Penguatan NilaiNilai

Organisasi. Peserta latsar dibekali dengan agenda kedudukan dan peran ASN dalam NKRI yang dituangkan pada materi manajemen ASN dan fungsinya sebagai kebijakan publik pelayan publik, dan perekat pemersatu bangsa yaitu bangsa Indonesia. Serta menjalankannya dengan melakukan pendekatan Whole of Government (WOG).

Rancangan ini diharapkan dapat menjadi acuan dan target kerja yang jelas baik pada masa aktualisasi maupun untuk seterusnya dengan pengembangan rancangan yang relevan dengan kondisi di lapangan.

Penulis merupakan calon dokter bedah di RS Pusat Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso. Salah satu tugas Profesi dokter bedah adalah melayani publik, di mana publik tersebut

merupakan pasien. Penulis memiliki tugas pokok salah satunya sebagai dokter yang melakukan tugas pokok dalam pelayanan Kesehatan bedah di RSPI Sulianti Saroso. Tugas pokok tersebut berkaitan dengan kegiatan aktualisasi yang penulis laksanakan berdasarkan isu-isu kontemporer yang terdapat di lingkungan kerja. Sebagai obyek

rancangan aktualisasi adalah salah pelayanan Kesehatan di bidang bedah yaitu perawatan luka yang dirasa masih belum optimal sehingga penulis harus berdiskusi dengan atasan sehingga dapat dibawa ke forum diskusi antar departemen untuk dapat memberikan pelayanan rawat jalan bedah yang prima kepada pasien pengguna jasa pelayanan.

3

Adapun tujuan dari kegiatan aktualisasi yang akan penulis laksanakan adalah sebagai

berikut: 1) untuk meningkatkan kualitas pelayanan perawatan luka di lingkungan RSPI Sulianti Saroso 2) untuk meningkatkan kualitas pelayanan di RSPI Suianti Saroso

khususnya di bidang bedah. Sebagai peserta latsar, penulis bertanggungjawab dalam menerapkan dan memberi gambaran penerapan nilai-nilai BerAKHLAK yang telah diinternalisasi.

4

Bab II

GAMBARAN ORGANISASI DAN PROFIL PESERTA

2.1 Gambaran Organisasi

Rumah sakit Sulianti Saroso terletak di daerah Sunter, Jakarta Utara. Nama RSPI

Sulianti Saroso berasal dari nama seorang dokter Indonesia Julie Sulianti Saroso. RSPI

Sulianti Saroso berawal dengan didirikannya stasiun karantina di daerah pelabuhan

Tanjung Priok pada tahun 1985, yang fungsi utamanya adalah menampung penderita penyakit cacar dari Jakarta dan sekitarnya, dimana di antara tahun 1964 sampai tahun

1970 merawat penderita cacar sekitar 2.358 orang. RS Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso diresmikan pada tanggal 21 April 1995 dan berfungsi memberikan pelayanan medis, penunjang medis kepada seluruh lapisan masyarakat yang membutuhkan.

Kegiatan pelayanan RSPI-SS berupa pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat inap, pelayanan rawat darurat, pelayanan operasi dan pelayanan ICU serta dapat dimanfaatkan untuk penelitian dan pendidikan tenaga kesehatan.

RSPI Sulianti Saroso adalah pusat infeksi nasonal dengan profil rumah sakit khusus kelas A, terakreditasi KARS Paripurna, rumah sakit Badan Layanan Umum, rumah sakit rujukan penanggulangan penyakit infeksi emerging tertentu. Beberapa peran RSPI Sulianti Saroso dalam penanggulangan penyakit infeksi antara lain : tahun 2003 ditunjuk sebagai salah satu rumah sakit rujukan SARS, tahun 2006 menjadi rumah sakit rujukan dalam menangani KLB flu burung (H5N1), tahun 2021 berperan aktif dalam penanganan dan pencegahan penyakit Mers-CoV (MCoV) atau MERS-COV, tahun 2020 sebagai rumah sakit yang menangani pasien covid-19 pertama.

Beranjak dari kedudukan dan tugas khusus tersebut, maka sepatutnya RSPI Sulianti Saroso lebih berorientasi kepada keunggulan komparatif daripada keunggulan kompetitif.

Penguatan RSPI Sulianti Saroso harus dilakukan melalui rencana strategis bisnis (RSB) yang spesifik pada periode tahun 2020 – 2024. Dalam menyusun RSB ini, kebijakan RSPI

Sulianti Saroso sejalan dengan arah kebijakan pebangunan kesehatan bangsa Indonesia yang dijabarkan oleh Kementerian Kesehatan RI dan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan yang tertuang dalam dokumen Rencana Strategis Bisnis (RSB) tahun 2020 –2024.

5

2.2. VISI DAN MISI RSPI SULIANTI SAROSO

Visi : menjadi rumah sakit unggulan penyakit infeksi yang terdepan setingkat Asia Pasifik.

Misi :

• Mengelola penyakit infeksi secara professional dan paripurna

• Terselenggaranya pengkajian dan penelitian dalam bidang penyakit infeksi emerging, reemerging dan tropical medicine

• Terselenggaranya pendidikan dan pelatihan penyakit infeksi emerging, reemerging, dan tropical medicine

• Memperluas jejaring pelayanan pendidikan dan penelitian dibidang penyakit infeksi melalui publikasi secara nasional dan internasional

• Membangun budaya corporate untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan

2.3. MOTTO DAN TATA NILAI : mengabdi untuk negeri

Tata Nilai RSPI:

Responsif : sigap memberikan bantuan kepada yang membutuhkan pelayanan

Sinergi : memberikan pelayanan lebih dari yang diharapkan

Profesional : memberikan pelayanan yang ramah dan bermutu sesuai dengan standar profesi

Integritas : menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab, dapat dipercaya, disiplin, konsisten serta berkualitas

6
7
8

2.4. PROFIL PESERTA

Nama : Heru Sutanto Koerniawan

Pangkat/Golongan : Penata Muda Tk 1 / III/b

Jabatan : Ahli Pertama – Dokter

Instansi : RSPI Prof.Dr.Sulianti Saroso

Peserta merupakan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Kementrian Kesehatan yang bertugas di RS Penyakit Infeksi Prof. Dr. sulianti Saroso di KSM Anestesi dan Terapi

Intensif. Pedoman dalam bekerja peserta, berdasarkan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) yang telah disusun di RS Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso. SKP peserta diuliskan dalam bentuk tabel di bawah

2.5. TUGAS POKOK PESERTA

9
ini.
1 Melakukan Pelayanan Spesialistik Rawat Jalan Tingkat Pertama 2 Melakukan tindakan spesialistik Tingkat sedang 3 Melakukan kunjungan (visite) pada pasien rawat inap 4 Melakukan pemulihan fisik Kompleks Tingkat I 5 Membuat catatan medik pasien rawat inap 6 Membuat catatan medik pasien rawat jalan 7 Melakukan tugas jaga Panggilan / On Call 8 Mengikuti seminar / lokakarya di bidang kesehatan sebagai Peserta 9 Melayani atau menerima konsultasi dari luar atau keluar 10 Melayani atau menerima konsultasi dari dalam

3.1. IDENTIFIKASI ISU

3 Isu yang terkait dengan tugas sehari – hari yang berkaitan dengan agenda 3:

1. Kurang optimalnya pelayanan perawatan luka di RSPI Sulianto Saroso

2. Kurang optimalnya pelayanan bedah di Poli Rawat Jalan

3. Kurang optimalnya pelayanan radiologi rawat jalan dan darurat RSPI Sulianti Saroso

1. Kurang optimalnya pelayanan perawatan luka di RSPI Sulianti Saroso

Perawatan luka adalah salah satu bagian dari pelayanan bedah yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari pelayanan bedah itu sendiri. Perawatan luka yang optimal akan memberikan penyembuhan luka yang baik dan mengurangi angka

komplikasi. Selain itu perawatan luka yang disertai dengan dressing modern akan membantu meningkatkan kualitas dan mengurangi komplikasi dari luka yang

diakitkan penyembuhan yang terhambat dikarenakan tidak optimalnya perawatan luka. Tidak optimalnya perawatan luka ini dapat menyebabkan kegagalan penyembuhan luka yang sesuai dengan perjalanan penyembuhan luka primer

sehingga mengakibatkan komplikasi jaringan parut, bahkan infeksi hingga

kegagalan penyembuhan luka dan menyebabkan komplikasi tambahan.

Data dan Fakta

Penyembuhan luka dibagi menjadi tiga kategori yaitu terdiri dari:

1. Penyembuhan luka primer yang menghasilkan komestik dan waktu penyembuhan luka yang terbaik.

2. Penyembuhan luka sekundam menghasilkan komestik luka / parut yang buruk dan waktu penyembuhan yang lama. Penyembuhan luka per sekundam ini

hanya dilakukan bila keadaan luka sangat kotor dan terinfeksi.

3. Pernyembuhan luka primer yang ditunda (delayed primary closure) yaitu usaha penyembuhan dengan menunda penjahitan / penutupan luka untuk memberikan kesempatan pembersihan luka yang terkontaminasi sehingga

10
ISU DALAM PELAKSANAAN TUGAS DAN
BAB III ANALISA
FUNGSI

2.

diharapkan pada saat dilakukan penjahitan luka primer, tidak akan terjadi

kegagalan penutupan karena adanya infeksi.

Perawatan luka standard membutuhkan Kerjasama interdepartemen meliputi departemen bedah, ortopedi, keperawatan, dan farmasi / penunjang.

Dampak dan para pihak yang terdampak

• Bagi pasien: tidak optimalnya pelayanan perawatan luka menyebabkan

terjadinya infeksi pada luka, kegagalan penyebuhan luka sehingga

meningkatkan kejadian morbiditas seperti jaringan parut, kosmetik yang

buruk, hingga lambatnya penyembuhan luka

• Bagi unit kerja, dapat terjadi peningkatan angka komplikasi sehingga mempengaruhi nilai dan kualitas pelayanan pada unit kerja yang terkait/terdampak.

• Bagi tenaga Kesehatan, semakin lamanya perawatan, dan dibutuhkannya pelayanan rekonstruksi.

Kaitan dengan Manajemen ASN dan atau Smart ASN

Tata kelola pemerintahan yang smart bertujuan untuk meningkatan kinerja pelayanan publik, kinerja birokrasi, dan kinerja efisiensi kebijakan publik. Seorang ASN dituntut

untuk dapat melakukan peningkatan kinerrja birokrasi dengan cara melakukan

terobosan-terobosan baru dan dapat mengadopsi teknologi modern dengan terpadu

sehingga sasaran smartgovernance untuk mewujudkan tata kelola dan tata pemerintahan BerAkhlak. Dalam hal ini, seorang ASN perlu untuk membekali dirinya dengan pengetahuan dan keterampilan yang memadai sehingga dapat memberikan pelayanan, sesusai dengan yang dibutuhkan masyarakat. Terjadinya komplikasi diakibatkan pelayanan perawatan luka yang buruk ini menunjukkan kurang efektifnya dalam manajemen ASN dalam memberikan pelayanan public yang terbaik.

Pelayanan rawat jalan (PRJ) menjadi salah satu pintu masuk perawatan pasien bedah di RSPI SS. PRJ menjadi salah satu titik penting sebagai wajah dari suatu RS.

11
Kurang optimalnya pelayanan bedah di Poli Rawat Jalan RSPI Sulianti Saroso

Data dan Fakta

Dengan tidak adanya fasilitas pelayanan bedah minor yang dapat dilakukan di PRJ menjadi salah satu masalah yang menyebabkannya kurang menariknya

pelayanan bedah di kalangan pasien. Pelayanan bedah minor akan memberikan pelayanan yang nyaman untuk pasien dapat menjalani perawatan pembedahan dan dapat pulang pada hari yang sama (onedaycare).

Selain itu di era pembedahan minimal invasive ini, RSPI SS masih belum memulai

pelayanan pembedahan minimal invasive menyebabkan kurangnya daya tarik para pasien untuk mau menggunakan PRJ Bedah RSPI Sulianti Saroso

Dampak dan para pihak yang terdampak

• Bagi Pasien: Tidak tersedianya fasilitas pelayanan bedah minor dan minimal invasive tersebut akan mengurangi minat dari masyarakat dalam menggunakan PRJ RSPI Sulianti Saroso.

• Bagi tenaga Kesehatan: Beban kerja perawat yang meningkat yang

membuat kualitas pelayanan keperawatan menjadi turun.

Kaitan dengan Manajemen ASN atau Smart ASN

Salah satu target dalam smartgovernance bagi ASN adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik. Indikator bahwa pelayanan publik yang diberikan sudah berkualitas, dengan tidak adanya keterlambatan (dalam hal ini) pemberian terapi kepada pasien. Dengan selalu tepat waktunya pemberian terapi, akan meningkatkan angka kesembuhan pasien, dimana pada akhirnya hal ini akan meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga terhadap pelayanan yang diberikan oleh pihak rumah sakit. Tidak

tersedianya tim pelayanan Perawat Bedah sehingga pelayanan perawatan ruka dilakukan pleh perawat onduty yang juga bertanggung jawab dengan pasien lainnya.

3.2. TEKNIK MENETAPKAN CORE ISU

Ada 3 teknik yang dapat digunakan pada Teknik menetapkan core isu, yaitu :

- Analisis hasil konsultasi dengan mentor

- Teknik tapisan isu-APKL

- Teknik tapisan isu USG

12

Berdasarkan isu aktual yang telah teridentifikasi, selanjutnya dilakukan proses pemilihan isu dengan analisis kriteria Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan Kelayakan (APKL). Teknik APKL yang dibuat adalah Teknik yang digunakan untuk menentukan kelayakan suatu masalah dengan memperhatikan empat faktor, yaitu :

a. Aktual (A), yaitu isu tersebut masih dibicarakan atau belum terselesaikan hingga masa sekarang;

b. Problematik (P), yaitu isu yang menyimpang dari harapan standar, ketentuan yang menimbulkan kegelisahan yang perlu segera dicari penyebab dan pemecahannya;

c. Kekhalayakan (K), yaitu isu yang diangkat secara langsung menyangkut hajat hidup orang banyak dan bukan hanya untuk kepentingan seseorang atau sekelompok kecil orang;

d. Layak (L), yaitu isu yang masuk akal (logis), pantas, realistis dan dapat dibahas sesuai dengan tugas, hak, wewenang dan tanggung jawab hingga akhirnya diangkat menjadi isu prioritas.

Isu-isu yang berhasil diidentifikasi kemudian akan divalidasi terlebih dahulu menggunakan perangkat APKL. Perangkat evaluasi APKL memvalidasi isu berdasarkan empat item, yaitu :

1. Aktual (A), artinya isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang hangat

2. Problematik (P), artinya memiliki dimensi masalah yang kompleks

3. Kekhalayakan (K), artinya menyangkut hajat hidup orang banyak

4. Layak (L), artinya masuk akal dan realistis, serta relevan untuk dicarikan solusinya

Kurang optimalnya pelayanan radiologi di RSPI SS

Kurang optimalnya pelayanan bedah di Poli Rawat jalan RSPI SS

Belum optimalnya fasilitas pelayanan perawatan luka di RSPI SS

13
No Isu A P K L Kriteria 1
V V V memenuhi 2
V
V V V memenuhi 3
V V V memenuhi
V
V

Sesuai hasil analisa APKL dengan metode APKL, ketiga isu tersebut memenuhi semua kriteria.

Kemudian saya menggunakan teknik tapisan isu dengan menggunakan metode

USG yang terdiri dari

Urgency : seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dengan waktu yang

tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk memecahkan

masalah yang menyebabkan isu tadi

Seriousness : seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan

akibat yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu tersebut atau akibat yang menimbulkan masalah-masalah lain apabila isu tersebut tidak dipecahkan.

Growth : seberapa kemungkinan-kemungkinannya isu tersebut menjadi berkembang dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan makin

memburuk kalau dibiarkan.

14
No Isu Urgency Seriousness Growth Total 1 Kurang optimalnya pelayanan radiologi di RSPI SS 5 5 4 14 2 Kurang optimalnya pelayanan bedah di Poli Rawat jalan RSPI SS 4 4 4 12 3 Belum optimalnya fasilitas pelayanan perawatan luka di RSPI SS 5 5 5 15 Keterangan: 5 Sangat mendesak / serius / berdampak 4 mendesak/serius/berdampak 3 Cukup mendesak / serius. / berdampak 2 kurang mendesak / serius / berdampak 1 Tidak mendesak / serius / berdampak

3.3. ANALISA ISU

a. Kondisi saat ini

Belum adanya tim pelayanan perawatan luka di instalasi rawat jalan dan instalasi rawat inap sehingga pelayanan luka dilakukan oleh perawat ruangan yang belum terlatih dalam perawatan luka (wound care).

b. Dampak jika masalah tidak diselesaikan

Potensi adanya kelebihan beban bagi tenaga Kesehatan untuk pasien yang harus diberikan pelayanan perawatan luka. Kualitas pelayanan perawatan luka akan terdampak yang menyebabkan kasus komplikasi kegagalan

penyembuhan luka yang meningkat karena tidak ada tenaga yang terlatih dalam pelayanan luka.

c. Kondisi yang diharapkan

Diharapkan, terbentuknya tim pelayanan rawat luka yang terlatih yang sehingga kualitas pelayanan rawat luka (wound care) baik. Angka komplikasi dan secondary Wound intention berkurang / rendah.

15

3.4. ANALISIS PENYEBAB ISU

Diagram Fish Bone

Angka kegagalan

Surroundings System

penyembuhan luka yang masih cukup tinggi

Pelayanan perawatan luka oleh perawat ruangan yang belum terlatih khusus

Bebean kerja tim perawat di ruangan dan rawat jalan yang berlebih

Tidak adanya SOP perawatan luka

tidak tersedianya perawat spesialis perawatan luka

(Wound care Specialist)

Tidak adanya ruangan dan fasilitas khusus untuk perawatan luka

Belum optimalnya fasilitas pelayanan perawatan luka di RSPI SS

Tidak adanya SOP perawatan luka

Kurangnya pelatihan perawatan luka

Tidak tersedianya dressing modern sebagai penunjang pelayanan

Skills

Suppliers

16

3.5. GAGASAN PEMECAHAN ISU

Rumusan Isu : Belum optimalnya fasilitas pelayanan perawatan luka di RSPI SS tahun

2021

Penyebab Isu: tidak adanya fasilitas pelayanan perawatan luka di RSPI SS

Alternatif Pemecahan Isu: Usulan pemecahan isu untuk mencegah adanya dampak yang tidak diharapkan adalah:

• Pelatihan wound care untuk perawat

• Pengadaan penunjang dressingmodern

• Penyediaan fasilitas tempat pelayanan perawatan luka ( lintas departemen).

Gagasan kreatif pemecahan isu

• Pembuatan SPO perawatan luka yang dilakukan lintas departemen (bedah, ortopedi, Penyakit Dalam, keperawatan ruang operasi, rawat inap dan rawat jalan)

• Pengiriman tim perawat untuk mengikuti pelatihan perawatan luka ATAU

Pelatihan internal perawat perawatan luka

• Pembentukan Tim Pelayanan Perawatan Luka oleh Perawat yang terlatih

(wound care specialist) diperlengkapi dengan menggunakan dressing modern untuk mempercepat kesebuhan dan mengurangi angka komplikasi dan infeksi luka paska operasi serta secondarywoundhealing.

17

3.6. KEGIATAN

1. Menyampaikan rancangan aktualisasi kepada atasan dan mentor

SUMBER (SKP, Penugasan Pimpinan, Inovasi)

Penugasan pimpinan

2. Melakukan koordinasi kegiatan lintas unit kerja terkait Initiatif dengan persetujuan mentor

3. Membuat rancangan SPO perawatan luka Inovasi

4. Melakukan sosialisasi dan pertemuan membahas tentang SPO perawatan luka Penugasan pimpinan

5. Melakukan finalisasi SPO perawatan luka Inovasi

6. Melakukan uji coba implementasi SPO perawatan luka Inovasi

7. Evaluasi dan Laporan kegiatan Initiatif dengan persetujuan mentor

18

3.7. MATRIKS RANCANGAN AKTUALISASI

No Kegiatan Tahapan Output/Hasil

1 Melakukan

koordinasi

kegiatan

lintas unit

kerja terkait

1.1. Konsultasi

dengan mentor

mengenai

persiapan dari

awal hingga akhir

Catatan hasil

konsultasi

bersama

dengan mentor

Keterkaitan Substansi

Mata Pelatihan

Dengan melakukan

konsultasi kepada

mentor, saya menerapkan

core value dari

Berorientasi Pelayanan, dimana saya berusaha

untuk melakukan

perbaikan. Selain itu nilai

Kolaboratif juga saya

terapkan disini, karena saya terbuka dalam

melakukan kerja sama

dengan orang lain. Core value Adaptif dan

Harmonis juga saya

terapkan disini, dimana saya bertindak proaktif dan juga

berusaha membangun lingkungan kerja.

Terakhir nilai core value

Akuntabel, saya juga

terapkan disini, dimaan saya berusaha untuk

melaksanakan tugas

dengan bertanggung

jawab

Kontribusi terhadap

VISI MISI Organisasi

Dengan melakukan

koordinasi rencana

pelayanan perawatan

luka diharapkan dapat

menambah kualitas

pelayanan dimana

hasil akhirnya untuk

menjadikan RS Sulianti

Saroso sebagai rumah

sakit unggulan dapat

terwujud.

Penguatan Nilai Organisasi

Dengan terlaksananya

kegiatan ini, penerapan

nilai-nilai RS Sulianti

Saroso sudah terwujud, yaitu nilai responsif. Nilai responsif tercermin dari semua pihak terkait yang

menguasai teknik

perawatan luka yang baik, yang artinya tenaga

kesehatan di Sulianti

Saroso sudah siap dalam memberikan pelayanan

kepada siapa saja yang

membutuhkan. dengan penuh tangung jawab, konsisten, serta berkualitas. Dengan menguasai teknik

perawatan luka dengan

baik dan benar, tenagatenaga kesehatan di

Sulianti Saroso telah

menjalankan tugas secara

19

1.2. Melakukan

koordinasi dengan

Kepala KSM

bedah dan unit

lain yang terkait

(Kepala

Keperawatan, KSM Ortopedi, dll)

mengenai rencana

pelayanan

perawatan luka

(Tim Perawatan luka)

Catatan hasil koordinasi

Selama melakukan

koordinasi saya telah

menerapakan core value : Kolaboratif ( terbuka dengan kerja sama, menggerakkan

pemanfaatan sumber daya untuk kepentingan bersama), Adaptif ( bertindak proaktif), Harmonis (menghargai setiap orang tanpa memandang latar belakangnya, membangun lingkungan kondusif), Terakhir nilai core value Akuntabel, saya juga terapkan disini, dimana saya berusaha untuk melaksanakan

tugas dengan

bertanggung jawab

20
Profesional sesuai standard profesi

No Kegiatan Tahapan Output/Hasil

2 Membuat rancangan SPO Perawatan luka

2.1. Konsultasi dengan mentor Catatan hasil konsultasi bersama dengan mentor

Keterkaitan Substansi

Mata Pelatihan Kontribusi terhadap

Dengan melakukan

konsultasi kepada mentor, saya menerapkan core value

dari Berorientasi Pelayanan, dimana saya berusaha

untuk melakukan perbaikan. Selain itu nilai Kolaboratif

juga saya terapkan disini, karena saya terbuka dalam

melakukan kerja sama

dengan orang lain. Core value Adaptif dan Harmonis

juga saya terapkan disini, dimana saya bertindak

proaktif dan juga

berusaha membangun

lingkungan kerja. Terakhir nilai core value Akuntabel, saya juga terapkan disini, dimaan saya berusaha

untuk melaksanakan tugas

dengan bertanggung jawab

VISI MISI Organisasi

Keberhasilan kegiatan

nomor 2 ini

mencerminkan visi dan

misi RSPI Sulianti

Saroso yaitu

membangun budaya

korporat untuk

meningkatkan

produktivitas dan

kesejahteraan .Hal

tersebut dapat menjadi

bekal dalam

mewujudkan Visi RSPI

Sulianti Saroso yaitu

menjadi rumah sakit

unggulan terdepan

Penguatan Nilai Organisasi

Nilai-nilai budaya RS

Sulianti Saroso yang

terkandung dalam kegiatan du aini adalah Profesional, memberikan pelayanan yang ramah dan bermutu sesuai dengan standar profesi.

21

2.2

Mengumpulkan

bahan bahan teori

yang akan

dijadikan dasar

pembuatan SPO

pelayanan

perawatan luka

Rancangan

tertulis SPO

Perawatan

luka

Menyusun materi / dasar

teori dari SPO termasuk

dalam nilai core value

Kompeten (mempersiapkan

rancangan SPO

berdasarkan ilmiah dan

bukti), Harmonis (menolong orang lain

untuk belajar), Adaptif (bertindak proaktif

mencari data data terkini)

22

No Kegiatan Tahapan Output/Hasil

3 Melakukan

sosialisasi dan pertemuan

membahas

tentang SPO

perawatan

luka

Berkonsultasi, sosialisasi dan

koordinasi

dengan kepala

KSM dan unit

kerja terkait

mengenai SPO

Pelayanan

perawatan luka

Dokumentasi

sosialisasi dan koordinasi

Keterkaitan Substansi

Mata Pelatihan Kontribusi terhadap

Selama melakukan

sosialisasi.dan koordinasi

dengan mentor, Kepala

KSM terkait saya telah

menerapkan core value:

kolaboratif (terbuka

dengan kerja sama, menggerakkan

pemanfaatan sumber daya untuk kepentingan

bersama), Harmonis (membangun lingkungan kerja yang kondusif), Berorientasi Pelayanan

(ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan),

Akuntabel (melaksanakan

tugas dengan disiplin dan bertanggung jawab), Kompeten (melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik).

VISI MISI Organisasi Penguatan Nilai Organisasi

Keberhasilan kegiatan

nomor 3 ini

mencerminkan visi dan misi RSPI Sulianti

Saroso yaitu

membangun budaya

korporat untuk

meningkatkan

produktivitas dan kesejahteraan .Hal

tersebut dapat menjadi

bekal dalam

mewujudkan Visi RSPI

Sulianti Saroso yaitu

menjadi rumah sakit ungulan

Nilai-nilai budaya RS

Sulianti Saroso yang

terkandung dalam

kegiatan tiga ini adalah

sinergi dan Profesional dalam memberikan

pelayanan yang ramah

dan bermutu sesuai

dengan standar profesi.

23

No Kegiatan Tahapan Output/Hasil

4 Melakukan finalisasi

SPO

perawatan luka

Bersama dengan

Kepala KSM dan

Ketua unit kerja

terkait berdiskusi

mengenai SPO

SPO yang

telah direvisi

Keterkaitan Substansi

Mata Pelatihan Kontribusi terhadap

Melalui kegiatan ini saya

menerapakan nilai core

value Kompeten. Adaptif (menyesuaikan diri dengan perubahan zaman), Kolaboratif (memberikan hak kepada pihak yang terlibat). Nilai

Akuntabilitas juga

tercakup

didalamnya dengan

adanya SPO ini maka

kegiatan pelayanan dapat diukur, Nilai

Akuntabilitas ini juga

tercermin ketika

melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab dan disiplin), Berorientasi pelayanan (melakukan perbaikan tiada henti), Adaptif (bertindak proaktif) dan Kolaboratif (dalam hal ini terbuka dalam bekerja sama untuk

menghasilkan nilai nilai

tambah) juga termasuk

disini

VISI MISI Organisasi

Keberhasilan kegiatan ini dapat ikut

mensukseskan misi RS

untuk mengelola

penyakit infeksi secara

profesional dan paripurna.

Penguatan Nilai Organisasi

Keberhasilan kegiatan ini maka tercermin pada nilai profesional, dan sinergi. Dengan adanya SPO ini dapat menjadi panduan tenaga kesehatan terkait untuk bekerja secara profesional

24

No Kegiatan Tahapan Output/Hasil

5 Melakukan

uji coba implementasi

SPO

perawatan luka

5.1. Bersama

mentor

mempersiapkan

peralatan dan

fasilitas

pendukung

pelayanan

perawatan luka

Dokumentasi

penunjang

perawatan luka

Keterkaitan

Nilai ASN Adaptif

tercermin disini, karena

terus berinovasi dan mengembangkan kreatifitas. Akuntabel (menggunakan fasilitas yang sudah disediakan di rumah sakit dengan baik). Dalam

mempersiapkan

peralatan pendukung

pelayanan perawatan

luka bekerja sama

dengan orang lain agar pekerjaan lebih cepat selesai (Kolaboratif)

Kegiatan ini

mendukung misi RSPI

SS yaitu

terselanggaranya

pendidikan dan

pelatihan

Berhasilnya pembelajaran

teknik perawatan luka ini dapat membuat tenaga kesehatan keperawatan di ruang ICU Sulianti Saroso

melaksanakan tugas

dengan penuh tanggung jawab, disiplin serta

berkualitas (Integritas), serta dapat memberikan pelayanan sesuai dengan standar profesi (Profesional), dan dapat memberikan pelayanan tersebut kepada yang

membutuhkan (Responsif)

25
Substansi
terhadap
MISI Organisasi
Nilai
Mata Pelatihan Kontribusi
VISI
Penguatan
Organisasi

5.2.

Nilai ASN Adaptif tercermin disini, karena terus berinovasi dan mengembangkan kreatifitas. Akuntabel (menggunakan fasilitas yang sudah disediakan di rumah sakit dengan baik). Dalam mempersiapkan peralatan pendukung pelayanan perawatan luka bekerja sama dengan orang lain agar pekerjaan lebih cepat selesai (Kolaboratif)

5.3. Applikasi SPO

Alat bantu SPO Nilai Akuntabel (Applikasi dengan akurat dan tepat) serta berorientasi pelayanan (memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat)

26
luka Dokumentasi pelatihan internal
Training internal perawatan

No Kegiatan Tahapan Output/Hasil

6 Evaluasi dan Laporan kegiatan

Membuat laporan akhir kegiatan

Keterkaitan Substansi

Mata Pelatihan Kontribusi terhadap

Nilai Akuntabel (melaksanakan tugas dengan integritas tinggi), Kompeten (membantu orang lain belajar), Berorinetasi Pelayanan (memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat)

VISI MISI Organisasi Penguatan Nilai Organisasi

Berhasilnya

pembelajaran yang

dilakukan berarti ikut

mensukseskan

terselenggaranya

pendidikan dalam

tatalaksana

pengelolaan pasien

sesuai dengan Misi RSPI

Sulianti Saroso

Membuat laporan hasil kegiatan dengan menerapkan nilai nilai responsif, sinergi, profesional, dan berintegritas

Berdiskusi dengan mentor Nilai adaptif (mendengarkan masukan dari orang lain)

membuat laporan akhir kegiatan yang sudah direvisi

Nilai akuntabel (Membuat laporan secara teliti dan tepat sesuai kebutuhan) Berorientasi pelayanan (untuk kemudian dijalankan secara profesional dalam bentuk pelayanan yang baik)

27

3.8. Jadwal Rencana Pelaksanaan Aktualisasi

28
Jenis Kegiatan Juni Juli 1. Menyampaikan rancangan aktualisasi kepada atasan dan mentor 4 2. Melakukan koordinasi kegiatan lintas unit kerja terkait 4 1 2 3. Membuat rancangan SPO perawatan luka 4 1 2 4. Melakukan sosialisasi dan pertemuan membahas tentang SPO perawatan luka 2 3 4 5. Melakukan finalisasi SPO perawatan luka 3 4 6. Melakukan uji coba implementasi SPO perawatan luka 3 4 7. Evaluasi dan Laporan kegiatan 4

Bab IV KEPUSTAKAAN

1. Permenkes Nomor 63 Tahun 2020

2. Demak, Indah Puspasari.Bedside Teaching Sebagai Metode Pembelajaran Klinik.Jurnal Ilmiah Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan.Vol 1.2014

3. Sudanta I Wayan. EFEKTIVITASKEGIATANWORKSHOPDALAMMENINGKATKANKEMAMPUAN MENETAPKANKRITERIAKETUNTASANMINIMAL(KKM).2014.Gianyar

4. Corbett, L.Q., 2012. Wound care nursing: professional issues and opportunities. Advances in wound care, 1(5), pp.189-193.

5. Dutton, M., Chiarella, M. and Curtis, K., 2014. The role of the wound care nurse: an integrative review. BritishJournalofCommunityNursing, 19(Sup3), pp.S39-S47.

29

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.