LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI
Penyusunan SPO pelayanan perawatan luka dalam meningkatkan
kualitas layanan kesehatan di RSPI Sulianto Saroso
Telah di seminarkan
Tanggal 30 Juni 2022, di Bapelkes Cikarang
Coach Dr. drg. Siti Nur Anisah, MPH
NIP: 196509141992032004
Mentor
Dr. Afrimal Syafarudin, Sp.B, Subsp. Onk (K) 196410091997021001
Penguji
Drs. Suherman, M.Kes
NIP: 196508121986031004
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan rancangan aktualisasi ini. Rancangan aktualisasi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam program Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (Latsar CPNS) tahun 2022.
Saya menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih sebesar-besarnya
kepada:
1. Drs Suherman, M.Kes. selaku Kepala Balai Besar Pelatihan Kesehatan Cikarang yang telah menfasilitasi penyelenggaraan Diklat Prajabatan Golongan III tahun 2022.
2. dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH, selaku direktur utama RSPI Prof.Dr.Sulianti
Saroso, yang telah memfasilitasi kegiatan Latsar CPNS saya sehingga saya dapat mengikuti dan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan selama Latsar CPNS tahun 2022 ini.
3. dr. Afrimal Syfarudin, Sp.B(K)Onk. selaku mentor selama Latsar CPNS yang saya jalani ini. Terima kasih atas kesabaran dan kebaikan hati dalam memberikan bimbingan dan pencerahan kepada saya dalam menjalankan Latsar CPNS ini.
4. Dr. drg. Siti Nur Anisah, MPH. selaku coach atas kesabaran, pengarahan,kebaikan hati, selama memberikan bimbingan dan pengarahan kepada saya selama acara Latsar CPNS ini
5. Koordinator SDM,Pendidikan, dan Penelitian Sulianti Saroso, yang telah membantu memfasilitasi agar terselenggaranya kegiatan ini.
6. Semua teman-teman dokter jaga yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu
namanya, terima kasih atas kerjasamanya agar terselenggaranya
Jakarta, 28 Juni 2022
Heru Sutanto Koerniawan
ii
iii DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN i KATA PENGANTAR… ..................................................................................................... ii DAFTAR ISI… ............................................................................................................. iii DAFTAR TABEL ........................................................................................................... iv DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... v BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 1.1. Latar Belakang....................................................................................................... 1 BAB 2 PROFIL INSTANSI TEMPAT AKTUALISASI .............................................................5 2.1. Gambaran organisasi ............................................................................................. 5 2.2. Visi dan Misi RSPI Sulianto Saroso........................................................................... 6 2.3. Moto dan Tata Nilai................................................................................................ 6 2.4. Profil pesertaPeserta .................................................................................... 9 2.5. Tugas Pokok Peserta…………………… ......................................................................................... 9 BAB 3 ANALISIS ISU DALAM PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI .................................... 7 3.1 Identifikasi Isu 10 3.2 Teknik menetapkan core isu ............................................................................. 12 3.2 Alternatif Pemecahan Masalah sebagai Gagasan Kreatif........................................... 12 3.3 Analisa Isu ........................................................................................................... 15 3.4. Analisa Penyebab Isu 16 3.5. Gagasan Pemecahan Isu….. ................................................................................. 17 3.6. Kegiatan ............................................................................................................. 18 3.7. Matriks Rancangan Aktualisasi.............................................................................. 19 3.8. Jadwal Rencana Pelaksanaan Aktualisasi ............................................................... 28 BAB 4 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 29
iv
Tabel 1. Sasaran Kinerja Pegawai .................................................................................. 9 Tabel 2. Teknik Penapisan Isu dengan metode APKL 13 Tabel 3. Teknik Penapisan Isu dengan metode USG ........................................................ 14 Tabel 5. Kegiatan ....................................................................................................... 18 Tabel 6. Matriks Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar PNS ......................................... 19 Tabel 7. Jadwal Rencana Pelaksanaan ......................................................................... 28
DAFTAR TABEL
v
Gambar 1. Bagan Organisasi RSPI Sulianti Saroso Tahun 2021......................................... 7 Gambar 2. Diagram Fishbone 16
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan bagian dari Aparatur Sipil Negera (ASN) yang memiliki peranan penting untuk pembangunan nasional dan berperan vital terhadap pemerintahan. Menurut Undang-Undang Aparatur Sipil Negara No. 5 Tahun 2014, ASN berfungsi sebagai Pelaksana Kebijakan Publik, ASN sebagai Pelayan Publik, dan ASN sebagai Perekat dan Pemersatu Bangsa. Untuk mewujudkan ketiga fungsi ASN tersebut maka sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) wajib mengikuti Diklat Prajabatan pola baru (dimasa pandemi dengan protokol covid-19) yang diharapkan dapat memahami dan menerapkan ketiga fungsi tersebut baik di lingkungan kerja maupun di lingkungan sosial kemasyarakatan.
Berdasarkan Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 dan UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatus Sipil Negara (ASN) memutuskan peraturan pemerintahan tentang manajemen pegawai negeri sipil.
Berdasarkan Peraturan Kepala LAN-RI Nomor 38 Tahun 2014 serta Peraturan Pemerintah
(PP) No. 11 Tahun 2017 tentang Manajemen PNS mengamanatkan CPNS diwajibkan
melaksanakan Diklat Prajabatan pola baru (Latsar), peserta latsar diharapkan mampu menginternalisasikan nilai-nilai dasar profesi PNS dengan cara melaksanakan kegiatan penerapan dan aktualisasi pada tempat tugas serta dapat merasakan manfaatnya secara langsung. Nilai-nilai dasar tersebut diantaranya adalah Berorientasi pelayanan, Adaptif,
Kompeten, Harmonis, Akuntabel, Loyal, Adaptif, Kolaboratif. Setiap ASN yang mengikuti
Diklat Prajabatan pola baru (Latsar) diwajibkan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN
sebagai tolak ukur peserta untuk diangkat menjadi PNS. Oleh karena itu, peserta diklat
prajabatan menyusun rancangan aktualisasi yang berisi nilai-nilai dasar ASN yang
selanjutnya akan diaktualisasikan pada tempat kerja masing-masing.
1
Berdasarkan Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor 12
Tahun 2018 Tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Dengan Rahmat Tuhan
Yang Maha Esa Kepala Lembaga Administrasi Negara, Menimbang: Bahwa Untuk
Melaksanakan Ketentuan Pasal 34 ayat (7) Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017
tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil, perlu menetapkan Peraturan Lembaga
Administrasi Negara tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Mengingat : 1).
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5494); 2). Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Manajemen Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017
Nomor 63, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6037); 3). Peraturan
Presiden Nomor 79 Tahun 2018 tentang Lembaga Administrasi Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 162); Berdasarkan tersebut maka Memutuskan dan Menetapkan peraturan lembaga administrasi negara tentang pelatihan dasar calon
pegawai negeri sipil. Ketentuan umum Pasal 1 Dalam Peraturan Lembaga ini yang
dimaksud dengan: Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi
bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Pegawai ASN adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundangundangan. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan.
Calon Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat CPNS adalah warga negara Indonesia yang lolos seleksi pengadaan PNS, diangkat dan ditetapkan oleh PPK, serta telah mendapatkan persetujuan teknis dan penetapan nomor induk pegawai. Masa
Prajabatan adalah masa percobaan selama 1 (satu) tahun yang wajib dijalani oleh CPNS melalui proses pendidikan dan pelatihan. Pelatihan Dasar CPNS adalah pendidikan dan pelatihan dalam Masa Prajabatan yang dilakukan secara terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan,
2
karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.
Di setiap agenda sikap dan perilaku bela negara materi yang diberikan kepada peserta latsar antara lain mata pelatihan wawasan kebangsaan dan nilai-nilai bela negara, analisis isu kontemporer, serta kesiapsiagaan bela negara. Mata pelatihan tersebut diberikan agar peserta latsar memiliki pengetahuan mengenai wawasan kebangsaan terhadap nilai-nilai bela negara, isu-isu kontemporer yang dihadapi oleh bangsa Indonesia, serta kesiapan dini untuk bela negara yang ditunjukkan oleh kesehatan jasmani dan rohani untuk menghadapi isu-isu kontemporer tersebut.
Kemudian setiap agenda nilai-nilai dasar, peserta latsar diberikan materi-materi mengenai Berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, kolaboratif yang disingkat menjadi BerAKHLAK. Rancangan aktualisasi Nilai Dasar BerAKHLAK terdiri atas Kegiatan, Tahapan Kegiatan, Output/Hasil Kegiatan, Nilai-Nilai Dasar yang berkaitan dengan kegiatan, Kontribusi terhadap Visi dan Misi Organisasi, serta Penguatan NilaiNilai
Organisasi. Peserta latsar dibekali dengan agenda kedudukan dan peran ASN dalam NKRI yang dituangkan pada materi manajemen ASN dan fungsinya sebagai kebijakan publik pelayan publik, dan perekat pemersatu bangsa yaitu bangsa Indonesia. Serta menjalankannya dengan melakukan pendekatan Whole of Government (WOG).
Rancangan ini diharapkan dapat menjadi acuan dan target kerja yang jelas baik pada masa aktualisasi maupun untuk seterusnya dengan pengembangan rancangan yang relevan dengan kondisi di lapangan.
Penulis merupakan calon dokter bedah di RS Pusat Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso. Salah satu tugas Profesi dokter bedah adalah melayani publik, di mana publik tersebut
merupakan pasien. Penulis memiliki tugas pokok salah satunya sebagai dokter yang melakukan tugas pokok dalam pelayanan Kesehatan bedah di RSPI Sulianti Saroso. Tugas pokok tersebut berkaitan dengan kegiatan aktualisasi yang penulis laksanakan berdasarkan isu-isu kontemporer yang terdapat di lingkungan kerja. Sebagai obyek
rancangan aktualisasi adalah salah pelayanan Kesehatan di bidang bedah yaitu perawatan luka yang dirasa masih belum optimal sehingga penulis harus berdiskusi dengan atasan sehingga dapat dibawa ke forum diskusi antar departemen untuk dapat memberikan pelayanan rawat jalan bedah yang prima kepada pasien pengguna jasa pelayanan.
3
Adapun tujuan dari kegiatan aktualisasi yang akan penulis laksanakan adalah sebagai
berikut: 1) untuk meningkatkan kualitas pelayanan perawatan luka di lingkungan RSPI Sulianti Saroso 2) untuk meningkatkan kualitas pelayanan di RSPI Suianti Saroso
khususnya di bidang bedah. Sebagai peserta latsar, penulis bertanggungjawab dalam menerapkan dan memberi gambaran penerapan nilai-nilai BerAKHLAK yang telah diinternalisasi.
4
Bab II
GAMBARAN ORGANISASI DAN PROFIL PESERTA
2.1 Gambaran Organisasi
Rumah sakit Sulianti Saroso terletak di daerah Sunter, Jakarta Utara. Nama RSPI
Sulianti Saroso berasal dari nama seorang dokter Indonesia Julie Sulianti Saroso. RSPI
Sulianti Saroso berawal dengan didirikannya stasiun karantina di daerah pelabuhan
Tanjung Priok pada tahun 1985, yang fungsi utamanya adalah menampung penderita penyakit cacar dari Jakarta dan sekitarnya, dimana di antara tahun 1964 sampai tahun
1970 merawat penderita cacar sekitar 2.358 orang. RS Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso diresmikan pada tanggal 21 April 1995 dan berfungsi memberikan pelayanan medis, penunjang medis kepada seluruh lapisan masyarakat yang membutuhkan.
Kegiatan pelayanan RSPI-SS berupa pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat inap, pelayanan rawat darurat, pelayanan operasi dan pelayanan ICU serta dapat dimanfaatkan untuk penelitian dan pendidikan tenaga kesehatan.
RSPI Sulianti Saroso adalah pusat infeksi nasonal dengan profil rumah sakit khusus kelas A, terakreditasi KARS Paripurna, rumah sakit Badan Layanan Umum, rumah sakit rujukan penanggulangan penyakit infeksi emerging tertentu. Beberapa peran RSPI Sulianti Saroso dalam penanggulangan penyakit infeksi antara lain : tahun 2003 ditunjuk sebagai salah satu rumah sakit rujukan SARS, tahun 2006 menjadi rumah sakit rujukan dalam menangani KLB flu burung (H5N1), tahun 2021 berperan aktif dalam penanganan dan pencegahan penyakit Mers-CoV (MCoV) atau MERS-COV, tahun 2020 sebagai rumah sakit yang menangani pasien covid-19 pertama.
Beranjak dari kedudukan dan tugas khusus tersebut, maka sepatutnya RSPI Sulianti Saroso lebih berorientasi kepada keunggulan komparatif daripada keunggulan kompetitif.
Penguatan RSPI Sulianti Saroso harus dilakukan melalui rencana strategis bisnis (RSB) yang spesifik pada periode tahun 2020 – 2024. Dalam menyusun RSB ini, kebijakan RSPI
Sulianti Saroso sejalan dengan arah kebijakan pebangunan kesehatan bangsa Indonesia yang dijabarkan oleh Kementerian Kesehatan RI dan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan yang tertuang dalam dokumen Rencana Strategis Bisnis (RSB) tahun 2020 –2024.
5
2.2. VISI DAN MISI RSPI SULIANTI SAROSO
Visi : menjadi rumah sakit unggulan penyakit infeksi yang terdepan setingkat Asia Pasifik.
Misi :
• Mengelola penyakit infeksi secara professional dan paripurna
• Terselenggaranya pengkajian dan penelitian dalam bidang penyakit infeksi emerging, reemerging dan tropical medicine
• Terselenggaranya pendidikan dan pelatihan penyakit infeksi emerging, reemerging, dan tropical medicine
• Memperluas jejaring pelayanan pendidikan dan penelitian dibidang penyakit infeksi melalui publikasi secara nasional dan internasional
• Membangun budaya corporate untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan
2.3. MOTTO DAN TATA NILAI : mengabdi untuk negeri
Tata Nilai RSPI:
Responsif : sigap memberikan bantuan kepada yang membutuhkan pelayanan
Sinergi : memberikan pelayanan lebih dari yang diharapkan
Profesional : memberikan pelayanan yang ramah dan bermutu sesuai dengan standar profesi
Integritas : menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab, dapat dipercaya, disiplin, konsisten serta berkualitas
6
7
8
2.4. PROFIL PESERTA
Nama : Heru Sutanto Koerniawan
Pangkat/Golongan : Penata Muda Tk 1 / III/b
Jabatan : Ahli Pertama – Dokter
Instansi : RSPI Prof.Dr.Sulianti Saroso
Peserta merupakan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Kementrian Kesehatan yang bertugas di RS Penyakit Infeksi Prof. Dr. sulianti Saroso di KSM Anestesi dan Terapi
Intensif. Pedoman dalam bekerja peserta, berdasarkan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) yang telah disusun di RS Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso. SKP peserta diuliskan dalam bentuk tabel di bawah
2.5. TUGAS POKOK PESERTA
9
ini.
1 Melakukan Pelayanan Spesialistik Rawat Jalan Tingkat Pertama 2 Melakukan tindakan spesialistik Tingkat sedang 3 Melakukan kunjungan (visite) pada pasien rawat inap 4 Melakukan pemulihan fisik Kompleks Tingkat I 5 Membuat catatan medik pasien rawat inap 6 Membuat catatan medik pasien rawat jalan 7 Melakukan tugas jaga Panggilan / On Call 8 Mengikuti seminar / lokakarya di bidang kesehatan sebagai Peserta 9 Melayani atau menerima konsultasi dari luar atau keluar 10 Melayani atau menerima konsultasi dari dalam
3.1. IDENTIFIKASI ISU
3 Isu yang terkait dengan tugas sehari – hari yang berkaitan dengan agenda 3:
1. Kurang optimalnya pelayanan perawatan luka di RSPI Sulianto Saroso
2. Kurang optimalnya pelayanan bedah di Poli Rawat Jalan
3. Kurang optimalnya pelayanan radiologi rawat jalan dan darurat RSPI Sulianti Saroso
1. Kurang optimalnya pelayanan perawatan luka di RSPI Sulianti Saroso
Perawatan luka adalah salah satu bagian dari pelayanan bedah yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari pelayanan bedah itu sendiri. Perawatan luka yang optimal akan memberikan penyembuhan luka yang baik dan mengurangi angka
komplikasi. Selain itu perawatan luka yang disertai dengan dressing modern akan membantu meningkatkan kualitas dan mengurangi komplikasi dari luka yang
diakitkan penyembuhan yang terhambat dikarenakan tidak optimalnya perawatan luka. Tidak optimalnya perawatan luka ini dapat menyebabkan kegagalan penyembuhan luka yang sesuai dengan perjalanan penyembuhan luka primer
sehingga mengakibatkan komplikasi jaringan parut, bahkan infeksi hingga
kegagalan penyembuhan luka dan menyebabkan komplikasi tambahan.
Data dan Fakta
Penyembuhan luka dibagi menjadi tiga kategori yaitu terdiri dari:
1. Penyembuhan luka primer yang menghasilkan komestik dan waktu penyembuhan luka yang terbaik.
2. Penyembuhan luka sekundam menghasilkan komestik luka / parut yang buruk dan waktu penyembuhan yang lama. Penyembuhan luka per sekundam ini
hanya dilakukan bila keadaan luka sangat kotor dan terinfeksi.
3. Pernyembuhan luka primer yang ditunda (delayed primary closure) yaitu usaha penyembuhan dengan menunda penjahitan / penutupan luka untuk memberikan kesempatan pembersihan luka yang terkontaminasi sehingga
10
ISU DALAM PELAKSANAAN TUGAS DAN
BAB III ANALISA
FUNGSI
2.
diharapkan pada saat dilakukan penjahitan luka primer, tidak akan terjadi
kegagalan penutupan karena adanya infeksi.
Perawatan luka standard membutuhkan Kerjasama interdepartemen meliputi departemen bedah, ortopedi, keperawatan, dan farmasi / penunjang.
Dampak dan para pihak yang terdampak
• Bagi pasien: tidak optimalnya pelayanan perawatan luka menyebabkan
terjadinya infeksi pada luka, kegagalan penyebuhan luka sehingga
meningkatkan kejadian morbiditas seperti jaringan parut, kosmetik yang
buruk, hingga lambatnya penyembuhan luka
• Bagi unit kerja, dapat terjadi peningkatan angka komplikasi sehingga mempengaruhi nilai dan kualitas pelayanan pada unit kerja yang terkait/terdampak.
• Bagi tenaga Kesehatan, semakin lamanya perawatan, dan dibutuhkannya pelayanan rekonstruksi.
Kaitan dengan Manajemen ASN dan atau Smart ASN
Tata kelola pemerintahan yang smart bertujuan untuk meningkatan kinerja pelayanan publik, kinerja birokrasi, dan kinerja efisiensi kebijakan publik. Seorang ASN dituntut
untuk dapat melakukan peningkatan kinerrja birokrasi dengan cara melakukan
terobosan-terobosan baru dan dapat mengadopsi teknologi modern dengan terpadu
sehingga sasaran smartgovernance untuk mewujudkan tata kelola dan tata pemerintahan BerAkhlak. Dalam hal ini, seorang ASN perlu untuk membekali dirinya dengan pengetahuan dan keterampilan yang memadai sehingga dapat memberikan pelayanan, sesusai dengan yang dibutuhkan masyarakat. Terjadinya komplikasi diakibatkan pelayanan perawatan luka yang buruk ini menunjukkan kurang efektifnya dalam manajemen ASN dalam memberikan pelayanan public yang terbaik.
Pelayanan rawat jalan (PRJ) menjadi salah satu pintu masuk perawatan pasien bedah di RSPI SS. PRJ menjadi salah satu titik penting sebagai wajah dari suatu RS.
11
Kurang optimalnya pelayanan bedah di Poli Rawat Jalan RSPI Sulianti Saroso
Data dan Fakta
Dengan tidak adanya fasilitas pelayanan bedah minor yang dapat dilakukan di PRJ menjadi salah satu masalah yang menyebabkannya kurang menariknya
pelayanan bedah di kalangan pasien. Pelayanan bedah minor akan memberikan pelayanan yang nyaman untuk pasien dapat menjalani perawatan pembedahan dan dapat pulang pada hari yang sama (onedaycare).
Selain itu di era pembedahan minimal invasive ini, RSPI SS masih belum memulai
pelayanan pembedahan minimal invasive menyebabkan kurangnya daya tarik para pasien untuk mau menggunakan PRJ Bedah RSPI Sulianti Saroso
Dampak dan para pihak yang terdampak
• Bagi Pasien: Tidak tersedianya fasilitas pelayanan bedah minor dan minimal invasive tersebut akan mengurangi minat dari masyarakat dalam menggunakan PRJ RSPI Sulianti Saroso.
• Bagi tenaga Kesehatan: Beban kerja perawat yang meningkat yang
membuat kualitas pelayanan keperawatan menjadi turun.
Kaitan dengan Manajemen ASN atau Smart ASN
Salah satu target dalam smartgovernance bagi ASN adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik. Indikator bahwa pelayanan publik yang diberikan sudah berkualitas, dengan tidak adanya keterlambatan (dalam hal ini) pemberian terapi kepada pasien. Dengan selalu tepat waktunya pemberian terapi, akan meningkatkan angka kesembuhan pasien, dimana pada akhirnya hal ini akan meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga terhadap pelayanan yang diberikan oleh pihak rumah sakit. Tidak
tersedianya tim pelayanan Perawat Bedah sehingga pelayanan perawatan ruka dilakukan pleh perawat onduty yang juga bertanggung jawab dengan pasien lainnya.
3.2. TEKNIK MENETAPKAN CORE ISU
Ada 3 teknik yang dapat digunakan pada Teknik menetapkan core isu, yaitu :
- Analisis hasil konsultasi dengan mentor
- Teknik tapisan isu-APKL
- Teknik tapisan isu USG
12
Berdasarkan isu aktual yang telah teridentifikasi, selanjutnya dilakukan proses pemilihan isu dengan analisis kriteria Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan Kelayakan (APKL). Teknik APKL yang dibuat adalah Teknik yang digunakan untuk menentukan kelayakan suatu masalah dengan memperhatikan empat faktor, yaitu :
a. Aktual (A), yaitu isu tersebut masih dibicarakan atau belum terselesaikan hingga masa sekarang;
b. Problematik (P), yaitu isu yang menyimpang dari harapan standar, ketentuan yang menimbulkan kegelisahan yang perlu segera dicari penyebab dan pemecahannya;
c. Kekhalayakan (K), yaitu isu yang diangkat secara langsung menyangkut hajat hidup orang banyak dan bukan hanya untuk kepentingan seseorang atau sekelompok kecil orang;
d. Layak (L), yaitu isu yang masuk akal (logis), pantas, realistis dan dapat dibahas sesuai dengan tugas, hak, wewenang dan tanggung jawab hingga akhirnya diangkat menjadi isu prioritas.
Isu-isu yang berhasil diidentifikasi kemudian akan divalidasi terlebih dahulu menggunakan perangkat APKL. Perangkat evaluasi APKL memvalidasi isu berdasarkan empat item, yaitu :
1. Aktual (A), artinya isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang hangat
2. Problematik (P), artinya memiliki dimensi masalah yang kompleks
3. Kekhalayakan (K), artinya menyangkut hajat hidup orang banyak
4. Layak (L), artinya masuk akal dan realistis, serta relevan untuk dicarikan solusinya
Kurang optimalnya pelayanan radiologi di RSPI SS
Kurang optimalnya pelayanan bedah di Poli Rawat jalan RSPI SS
Belum optimalnya fasilitas pelayanan perawatan luka di RSPI SS
13
No Isu A P K L Kriteria 1
V V V memenuhi 2
V
V V V memenuhi 3
V V V memenuhi
V
V
Sesuai hasil analisa APKL dengan metode APKL, ketiga isu tersebut memenuhi semua kriteria.
Kemudian saya menggunakan teknik tapisan isu dengan menggunakan metode
USG yang terdiri dari
Urgency : seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dengan waktu yang
tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk memecahkan
masalah yang menyebabkan isu tadi
Seriousness : seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan
akibat yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu tersebut atau akibat yang menimbulkan masalah-masalah lain apabila isu tersebut tidak dipecahkan.
Growth : seberapa kemungkinan-kemungkinannya isu tersebut menjadi berkembang dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan makin
memburuk kalau dibiarkan.
14
No Isu Urgency Seriousness Growth Total 1 Kurang optimalnya pelayanan radiologi di RSPI SS 5 5 4 14 2 Kurang optimalnya pelayanan bedah di Poli Rawat jalan RSPI SS 4 4 4 12 3 Belum optimalnya fasilitas pelayanan perawatan luka di RSPI SS 5 5 5 15 Keterangan: 5 Sangat mendesak / serius / berdampak 4 mendesak/serius/berdampak 3 Cukup mendesak / serius. / berdampak 2 kurang mendesak / serius / berdampak 1 Tidak mendesak / serius / berdampak
3.3. ANALISA ISU
a. Kondisi saat ini
Belum adanya tim pelayanan perawatan luka di instalasi rawat jalan dan instalasi rawat inap sehingga pelayanan luka dilakukan oleh perawat ruangan yang belum terlatih dalam perawatan luka (wound care).
b. Dampak jika masalah tidak diselesaikan
Potensi adanya kelebihan beban bagi tenaga Kesehatan untuk pasien yang harus diberikan pelayanan perawatan luka. Kualitas pelayanan perawatan luka akan terdampak yang menyebabkan kasus komplikasi kegagalan
penyembuhan luka yang meningkat karena tidak ada tenaga yang terlatih dalam pelayanan luka.
c. Kondisi yang diharapkan
Diharapkan, terbentuknya tim pelayanan rawat luka yang terlatih yang sehingga kualitas pelayanan rawat luka (wound care) baik. Angka komplikasi dan secondary Wound intention berkurang / rendah.
15
3.7. MATRIKS RANCANGAN AKTUALISASI
No Kegiatan Tahapan Output/Hasil
1 Melakukan
koordinasi
kegiatan
lintas unit
kerja terkait
1.1. Konsultasi
dengan mentor
mengenai
persiapan dari
awal hingga akhir
Catatan hasil
konsultasi
bersama
dengan mentor
Keterkaitan Substansi
Mata Pelatihan
Dengan melakukan
konsultasi kepada
mentor, saya menerapkan
core value dari
Berorientasi Pelayanan, dimana saya berusaha
untuk melakukan
perbaikan. Selain itu nilai
Kolaboratif juga saya
terapkan disini, karena saya terbuka dalam
melakukan kerja sama
dengan orang lain. Core value Adaptif dan
Harmonis juga saya
terapkan disini, dimana saya bertindak proaktif dan juga
berusaha membangun lingkungan kerja.
Terakhir nilai core value
Akuntabel, saya juga
terapkan disini, dimaan saya berusaha untuk
melaksanakan tugas
dengan bertanggung
jawab
Kontribusi terhadap
VISI MISI Organisasi
Dengan melakukan
koordinasi rencana
pelayanan perawatan
luka diharapkan dapat
menambah kualitas
pelayanan dimana
hasil akhirnya untuk
menjadikan RS Sulianti
Saroso sebagai rumah
sakit unggulan dapat
terwujud.
Penguatan Nilai Organisasi
Dengan terlaksananya
kegiatan ini, penerapan
nilai-nilai RS Sulianti
Saroso sudah terwujud, yaitu nilai responsif. Nilai responsif tercermin dari semua pihak terkait yang
menguasai teknik
perawatan luka yang baik, yang artinya tenaga
kesehatan di Sulianti
Saroso sudah siap dalam memberikan pelayanan
kepada siapa saja yang
membutuhkan. dengan penuh tangung jawab, konsisten, serta berkualitas. Dengan menguasai teknik
perawatan luka dengan
baik dan benar, tenagatenaga kesehatan di
Sulianti Saroso telah
menjalankan tugas secara
19
1.2. Melakukan
koordinasi dengan
Kepala KSM
bedah dan unit
lain yang terkait
(Kepala
Keperawatan, KSM Ortopedi, dll)
mengenai rencana
pelayanan
perawatan luka
(Tim Perawatan luka)
Catatan hasil koordinasi
Selama melakukan
koordinasi saya telah
menerapakan core value : Kolaboratif ( terbuka dengan kerja sama, menggerakkan
pemanfaatan sumber daya untuk kepentingan bersama), Adaptif ( bertindak proaktif), Harmonis (menghargai setiap orang tanpa memandang latar belakangnya, membangun lingkungan kondusif), Terakhir nilai core value Akuntabel, saya juga terapkan disini, dimana saya berusaha untuk melaksanakan
tugas dengan
bertanggung jawab
20
Profesional sesuai standard profesi
No Kegiatan Tahapan Output/Hasil
2 Membuat rancangan SPO Perawatan luka
2.1. Konsultasi dengan mentor Catatan hasil konsultasi bersama dengan mentor
Keterkaitan Substansi
Mata Pelatihan Kontribusi terhadap
Dengan melakukan
konsultasi kepada mentor, saya menerapkan core value
dari Berorientasi Pelayanan, dimana saya berusaha
untuk melakukan perbaikan. Selain itu nilai Kolaboratif
juga saya terapkan disini, karena saya terbuka dalam
melakukan kerja sama
dengan orang lain. Core value Adaptif dan Harmonis
juga saya terapkan disini, dimana saya bertindak
proaktif dan juga
berusaha membangun
lingkungan kerja. Terakhir nilai core value Akuntabel, saya juga terapkan disini, dimaan saya berusaha
untuk melaksanakan tugas
dengan bertanggung jawab
VISI MISI Organisasi
Keberhasilan kegiatan
nomor 2 ini
mencerminkan visi dan
misi RSPI Sulianti
Saroso yaitu
membangun budaya
korporat untuk
meningkatkan
produktivitas dan
kesejahteraan .Hal
tersebut dapat menjadi
bekal dalam
mewujudkan Visi RSPI
Sulianti Saroso yaitu
menjadi rumah sakit
unggulan terdepan
Penguatan Nilai Organisasi
Nilai-nilai budaya RS
Sulianti Saroso yang
terkandung dalam kegiatan du aini adalah Profesional, memberikan pelayanan yang ramah dan bermutu sesuai dengan standar profesi.
21
2.2
Mengumpulkan
bahan bahan teori
yang akan
dijadikan dasar
pembuatan SPO
pelayanan
perawatan luka
Rancangan
tertulis SPO
Perawatan
luka
Menyusun materi / dasar
teori dari SPO termasuk
dalam nilai core value
Kompeten (mempersiapkan
rancangan SPO
berdasarkan ilmiah dan
bukti), Harmonis (menolong orang lain
untuk belajar), Adaptif (bertindak proaktif
mencari data data terkini)
22
No Kegiatan Tahapan Output/Hasil
3 Melakukan
sosialisasi dan pertemuan
membahas
tentang SPO
perawatan
luka
Berkonsultasi, sosialisasi dan
koordinasi
dengan kepala
KSM dan unit
kerja terkait
mengenai SPO
Pelayanan
perawatan luka
Dokumentasi
sosialisasi dan koordinasi
Keterkaitan Substansi
Mata Pelatihan Kontribusi terhadap
Selama melakukan
sosialisasi.dan koordinasi
dengan mentor, Kepala
KSM terkait saya telah
menerapkan core value:
kolaboratif (terbuka
dengan kerja sama, menggerakkan
pemanfaatan sumber daya untuk kepentingan
bersama), Harmonis (membangun lingkungan kerja yang kondusif), Berorientasi Pelayanan
(ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan),
Akuntabel (melaksanakan
tugas dengan disiplin dan bertanggung jawab), Kompeten (melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik).
VISI MISI Organisasi Penguatan Nilai Organisasi
Keberhasilan kegiatan
nomor 3 ini
mencerminkan visi dan misi RSPI Sulianti
Saroso yaitu
membangun budaya
korporat untuk
meningkatkan
produktivitas dan kesejahteraan .Hal
tersebut dapat menjadi
bekal dalam
mewujudkan Visi RSPI
Sulianti Saroso yaitu
menjadi rumah sakit ungulan
Nilai-nilai budaya RS
Sulianti Saroso yang
terkandung dalam
kegiatan tiga ini adalah
sinergi dan Profesional dalam memberikan
pelayanan yang ramah
dan bermutu sesuai
dengan standar profesi.
23
No Kegiatan Tahapan Output/Hasil
4 Melakukan finalisasi
SPO
perawatan luka
Bersama dengan
Kepala KSM dan
Ketua unit kerja
terkait berdiskusi
mengenai SPO
SPO yang
telah direvisi
Keterkaitan Substansi
Mata Pelatihan Kontribusi terhadap
Melalui kegiatan ini saya
menerapakan nilai core
value Kompeten. Adaptif (menyesuaikan diri dengan perubahan zaman), Kolaboratif (memberikan hak kepada pihak yang terlibat). Nilai
Akuntabilitas juga
tercakup
didalamnya dengan
adanya SPO ini maka
kegiatan pelayanan dapat diukur, Nilai
Akuntabilitas ini juga
tercermin ketika
melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab dan disiplin), Berorientasi pelayanan (melakukan perbaikan tiada henti), Adaptif (bertindak proaktif) dan Kolaboratif (dalam hal ini terbuka dalam bekerja sama untuk
menghasilkan nilai nilai
tambah) juga termasuk
disini
VISI MISI Organisasi
Keberhasilan kegiatan ini dapat ikut
mensukseskan misi RS
untuk mengelola
penyakit infeksi secara
profesional dan paripurna.
Penguatan Nilai Organisasi
Keberhasilan kegiatan ini maka tercermin pada nilai profesional, dan sinergi. Dengan adanya SPO ini dapat menjadi panduan tenaga kesehatan terkait untuk bekerja secara profesional
24