LAPORAN SEMINAR RANCANAGAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CASN GOLONGAN III ANGKATAN 5
PENYUSUNAN RANCANGAN ALGORTIMA PELAYANAN
STROKE ISKEMIK HIPERAKUT (STROKECODE)
DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG
DISUSUN OLEH : MARDA ARIF FURQANI
NIP. 198706292022031001
BALAI PELATIHAN KESEHATAN CIKARANG
KEMENTERIAN KESEHATAN RI 2022
LEMBAR PENGESAHAN
PENYUSUNAN RANCANGAN ALGORTIMA PELAYANAN
STROKE ISKEMIK HIPERAKUT (STROKE CODE)
DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG
Telah diseminarkan, Tanggal 4 Juli 2022, di Bapelkes Cikarang
Coach
Ir. Miftahur Rohim M.Kes
NIP. 196903121992031014
Mentor
Dr. dr. Ahmad Ramdan, SpOT(K), MKM
NIP. 197211052000121001
Penguji
Dr. drg. Siti Nur Anisah, MPH
NIP. 196509141992032004
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas kebaikan, pimpinan, perlindungan yang terus dilimpahkan selama penulis menjalani kehidupan di dunia. Puji syukur juga disampaikan atas kesempatannya untuk mengikuti Latsar CASN Kemenkes RI 2022 yang walaupun berjalan secara online, tidak mengurangi nilai-nilai yang ingin ditanamkan. Puji dan syukur penulis panjatkan atas tersusunnya laporan rancangan aktualisasi yang penulis harapkan dapat menjadi suatu masukan, bukan hanya bagi Kemenkes RI namun untuk para sejawat di instansi setempat, guna menunjang kesembuhan dan kebaikan pasien.
Laporan rancangan aktualisasi ini dibuat sebagai salah satu upaya penerapan nilai-nilai dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) yang akan dilaksanakan di lingkungan kerja. Laporan rancangan aktualisasi ini merupakan salah satu syarat penilaian kelulusan pada pendidikan dan pelatihan dasar CASN Golongan III Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Besar harapan penulis bahwa laporan ini nantinya dapat menjadi sebuah habituasi bagi penulis sebagai Pegawai Negeri Sipil yang memiliki nilai-nilai dasar BerAKHLAK (Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif) dalam menjalankan tugas sebagai pelayan publik yang berintegritas dan profesional, pelaksana kebijakan publik, serta sebagai perekat dan pemersatu bangsa.
Dalam penyusunan laporan ini, tidak terlepas dari dukungan, bimbingan, bantuan, serta saran dan nasehat dari berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
dr. Azhar Jaya, SKM, MARS, selaku Plt. Direktur Utama RSUP Dr. Hasan Sadikin.
Drs. Suherman, M.Kes selaku Kepala Balai Pelatihan Cikarang dan penguji pada seminar aktualisasi.
Dr. dr. Ahmad Ramdan, SpOT(K), MKM selaku mentor penulis selama Pendidikan
Dasar CASN
Ir. Miftahur Rohim M.Kes selaku Widyaiswara (Coach) yang telah memberikan masukan dalam penyelesaian dokumen rancangan aktualisasi ini.
dr. Ahmad Rizal, Sp.S(K), Ph.D sebagai Kepala Departemen/Kelompok Staf Medis (KSM) Neurologi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
Dr. dr. Lisda Amalia, Sp.S(K) selaku Kepala Divisi Penyakit Serebrovaskular KSM
Neurologi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
ii
Bapak dan Ibu Fasilitator dan seluruh staf pegawai yang ada di lingkungan Balai
Pelatihan Kesehatan Cikarang
Orang tua yang telah mendukung dan mendoakan penulis selama mengikuti pelatihan dasar CASN ini sehingga dapat mengikuti seluruh rangkaian kegiatan.
Rekan-rekan seperjuangan Angkatan 5 Kelompok B Latsar CASN Golongan III tahun 2022 yang selalu mendukung, berbagi pengalaman dan kebersamaan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan dokumen rancangan aktualisasi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan untuk penyempurnaan rancangan aktualisasi ini.
Bandung, Juni 2022 Penulis
dr. Marda Arif Furqani, Sp.N
iii
iv DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................................i KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii DAFTAR GAMBAR......................................................................................................v DAFTAR TABEL.........................................................................................................vi BAB I. PENDAHULUAN ..............................................................................................7 1.1 Latar Belakang....................................................................................................... 7 1.2 Tujuan .................................................................................................................. 8 1.3 Manfaat 8 BAB II. PROFIL INSTANSI .....................................................................................10 2.1 Profil Instansi....................................................................................................... 10 2.2 Visi dan Misi......................................................................................................... 11 2.3 Nilai-nilai Organisasi ............................................................................................. 12 2.4 Tugas Organisasi.................................................................................................. 13 2.4.1 Tugas Pokok.................................................................................................. 15 2.4.2 Fungsi........................................................................................................... 15 2.5 Uraian/Rincian Tugas Jabatan Peserta .................................................................... 17 BAB III. ANALISIS ISU DALAM PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI....................19 3.1 Identifikasi dan Analisis Isu Aktual ......................................................................... 19 3.1.1 Identifikasi Isu............................................................................................... 19 3.1.2 Penapisan Isu 21 3.1.3 Penapisan Penyebab Isu................................................................................. 22 3.2 Keterkaitan Penyebab Isu dengan Kedudukan dan Peran ASN untuk Mendukung Terwujudnya SmartGovernance 24 3.3 Alternatif Pemecahan Masalah sebagai Gagasan Kreatif............................................ 25 BAB IV. RANCANGAN AKTUALISASI.......................................................................26 4.1 Rancangan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar ASN ............................................................ 26 4.2 Penjadwalan........................................................................................................ 32 4.3 Para Pihak yang Terlibat dan Perannya dalam Aktualisasi ......................................... 33 DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................35 LAMPIRAN...............................................................................................................37
v DAFTAR
Gambar 2.1 Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung 14 Gambar 2.2 Struktur Organisasi KSM Neurologi.............................................................. 16 Gambar 3.1 Analisis Fishbone...................................................................................... 24
GAMBAR
vi DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Tata Nilai RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung 12 Tabel 3.1 Identifikasi Isu di KSM Neurologi RSHS........................................................... 19 Tabel 3.2 Analisis USG untuk Isu Teridentifikasi............................................................. 22 Tabel 4.1 Tabel Rancangan Kegiatan Aktualisasi 26 Tabel 4.2 Jadwal Aktualisasi......................................................................................... 32
BAB I PENDAHULUAN
1. BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Stroke adalah masalah kesehatan yang serius, dan merupakan penyebab kematian nomor dua di seluruh dunia, serta penyebab utama kecacatan pada orang dewasa di negara berkembang. Konsep pelayanan stroke terpadu adalah sebuah program yang mengedepankan integrasi di dalam penanganan pasien dengan pendekatan interdisipliner mulai dari pencegahan, pengobatan dan rehabilitasi stroke.
Stroke iskemik adalah jenis stroke yang memiliki prevalensi paling sering dibandingkan stroke jenis lain, dan stroke iskemik hiperakut adalah stroke iskemik yang awitannya terjadi maksimal 3 jam yang lalu. Terapi spesifik untuk stroke iskemik hiperakut yang direkomendasikan oleh Kementerian Kesehatan melalui Pedoman Nasional Pelayanan Kesehatan (PNPK) Tahun 2019 tentang Tatalaksana Stroke adalah pemberian trombolisis intravena dengan rtPA (Ateplase), dan trombolisis ini dilakukan dalam waktu <4,5 jam atau <6 jam (bukan wake up stroke) sejak kejadian stroke pada jalur intravena dengan sirkulasi anterior (Rekomendasi kelas I, Peringkat Bukti B).
Sebelum memberikan terapi trombolisis, ada beberapa pemeriksaan skrining yang harus lakukan untuk menyingkirkan kriteria eksklusi dari terapi trombolisis intravena, diantaranya adalah pemeriksaan CT-scan kepala tanpa kontras untuk menentukan apakah ada perdarahan atau tidak, pemeriksaan National Institute of Health Stroke Score (NIHSS), pemeriksaan tekanan darah, pemeriksaan EKG untuk melihat apakah ada bukti CAD dalam 3 bulan terakhir, pemeriksaan laboratorium yang mencakup pemeriksaan platelet, glukosa darah sewaktu, nilai aPTT dan PT, serta nilai INR untuk pasien yang sedang mengkonsumsi obat antikoagulan. Anamnesis, edukasi serta permintaan informedconsentjuga diperlukan sebelum melakukan terapi trombolisis intravena. Banyaknya hal yang perlu dilakukan sebelum memberikan terapi trombolisis intravena dengan rtPA ini menjadi tantangan bagi unit gawat darurat karena melibatkan berbagai pihak, tidak hanya dokter spesialis neurologi, namun juga dokter spesialis radiologi, spesialis patologi klinik, spesialis penyakit dalam serta triase, perawat dan administrasi di instalasi gawat darurat (IGD) tersebut.
TheJointComissionInternasional(JCI) membagi tingkat kemampuan rumah sakit dalam
menangani stroke menjadi AcuteStrokeReadyCentersebagai tingkat paling dasar, Primary Stroke Center, Thrombectomy-Capable Stroke Center, dan tingkat paripurna adalah
7
ComprehensiveStrokeCenter(CSC).Standar yang diharapkan untuk masing-masing tingkatan tercantum pada Lampiran 1-4. Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung (RSHS) sebagai rumah sakit rujukan nasional Provinsi Jawa Barat, sudah sepatutnya menjadi sebuah pusat stroke terpadu dan memiliki kualitas paripurna. Poin pertama yang menjadi penilaian dalam kemampuan rumah sakit berdasarkan JCI adalah jumlah pasien stroke dengan onset 120 menit sejak lastknownwelldan mendapatkan terapi trombolisis intravena dalam waktu 180 menit sejak lastknownwell, hal ini juga didukung oleh rekomendasi dari AmericanStroke Association(ASA) tentang waktu yang dibutuhkan pada sebuah IGD untuk dapat melakukan terapi trombolisis, yaitu kurang dari 60 menit yang dihitung dari sejak pasien masuk pintu IGD hingga obat ateplase diberikan, atau yang dikenal dengan Door-to-NeedleTime(DNT).
Saat ini, sistem administrasi di IGD RSHS masih belum mendukung untuk tercapainya DNT dibawah 60 menit, dikarenakan berbagai macam aspek yang akan dibahas oleh penulis pada rancangan ini. Salah satu solusi untuk memperbaiki sistem administrasi di IGD agar dapat memperpendek DNT di RSHS adalah dengan adanya ‘CodeStroke’yang berjalan. StrokeCode adalah sebuah algoritma prosedur pelayanan yang diterapkan khusus kepada kasus stroke iskemik hiperakut yang merupakan kandidat untuk terapi trombolisis, dan diharapkan dapat mempersingkat waktu administrasi di IGD.
1.2 Tujuan
Tujuan umum dari aktualisasi ini adalah penerapan ilmu dan kemampuan dalam mewujudkan ASN yang profesional dan berkarakter dengan menerapkan nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK serta Menginternalisasikan dan mengimplementasikan core values ASN BerAKHLAK dalam mendukung employer branding ASN “Bangga Melayani Bangsa” dalam kegiatan yang telah ditetapkan sebagai Sasaran Kinerja Pegawai (SKP). Tujuan khusus dari kegiatan ini adalah menyusun draft algoritma pelayanan kasus stroke iskemik hiperakut (StrokeCode)di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
1.3 Manfaat
a. Manfaat bagi penulis :
Sebagai wadah untuk memahami dan menerapkan nilai-nilai dasar ASN bagi penulis, sebagai wujud bentuk cinta pada tanah air dan kesungguhan membangun bangsa, dengan memunculkan nilai-nilai berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif dan kolaboratif.
b. Manfaat untuk Instansi :
Sebagai salah satu bentuk perbaikan dan pengembangan dalam pelayanan untuk meningkatkan kualitas mutu pelayanan unit kerja. Selain ini juga untuk internalisasi nilai-nilai
8
dasar ASN agar dapat menjadi pencetus perubahan pola perilaku ASN agar dapat meningkatkan kinerja dalam mendukung visi dan misi unit kerja.
c. Manfaat untuk stakeholder/masyarakat
Sebagai bentuk peningkatan pelayanan dan kinerja unit kerja agar dapat memberikan pelayanan masyarakat yang profesional dan optimal untuk menunjang kesehatan masyarakat menjadi lebih baik.
9
BAB II
PROFIL INSTANSI
2. BAB II. PROFIL INSTANSI
2.1 Profil Instansi
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung mulai dibangun pada tahun 1917 dan diresmikan pada tahun 1923 dengan nama HetAlgemeeneBandoengscheZiekenhuis. 5 tahun kemudian, pada tahun 1927 namanya diuban menjadi HetGemeenteZiekenhuisJuliana. Pada tahun 1942, pecah Perang Pasifik dan rumah sakit ini oleh Belanda dijadikan rumah sakit militer yang pengelolaannya diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Militer. Kemudian, masih di tahun 1942 bala tentara Jepang menduduki Pulau Jawa, fasilitas rumah sakit dijadikan rumah sakit militer
Jepang dan diberi nama menjadi Rigukunbyoinsampai tahun 1945.
Setelah Indonesia merdeka, rumah sakit ini dikelola oleh pemerintah daerah dan dikenal dengan nama RS Ranca Badak, dan pada tahun 1954 ditetapkan sebagai rumah sakit provinsi dan berada dibawah pengawasan Departemen Kesehatan. Selanjutnya pada tahun 1956 dijadikan rumah sakit umum dengan kapasitas 600 tempat tidur, bersamaan dengan didirikannya Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. Sejak itu pula, Rumah Sakit Ranca
Badang digunakan sebagai tempat pendidikan oleh Fakultas Kedokteran Universitas
Padjadjaran dan merupakan awal kerja sama antara Rumah Sakit Ranca Badak dengan
Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (FKUNPAD) Pada tanggal 8 Oktober 1967 nama
Rumah Sakit Ranca Badak diubah menjadi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin (RSHS) sebagai unit pelayanan teknis (UPT) Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung berkedudukan di kota Bandung. RSUP Dr. Hasan sadikin berkapasitas 969 tempat tidur dan menyediakan berbagai layanan yang terdiri dari 20 spesialisasi medis dan 125 spesialisasi sub. Luas lahan adalah 87.200 m2 dengan total luas bangunan 115.163 m2, terdiri dari beberapa jenis Gedung yaitu 17 perkantoran, 24 pelayanan
Klinis, 5 pendukung, dan 10 lain – lain. RSUP Dr. Hasan Sadikin bandung memiliki pelayanan unggulan yaitu kedokteran nuklir dan pencitraan molekuler, Pelayanan Jantung Terpadu, Pelayanan Onkologi dan Infeksi, Bedah Minimal Invasif dan Pelayanan Transplantasi Ginjal.
RSHS adalah rumah sakit umum pusat untuk provinsi Jawa Barat yang ditetapkan sebagai Rumah Sakit Kelas A pada tahun 2004, dan ditetapkan sebagai Rumah Sakit Rujukan Nasional pada tahu 2014. RSHS telah menjalani beberapa proses akreditasi, beberapa diantaranya adalah Akreditasi AMCH oleh The Joint Commitee Internasional (JCI) sejak tahun 2016, terakreditasi sebagai Rumah Sakit Pendidikan utama oleh Kemenkes pada tahun 2016, dan terakreditasi Paripurna oleh KARS pada tahun 2017
10
Bagian Ilmu Penyakit Saraf di RS Hasan Sadikin/FK UNPAD Bandung didirikan pada 1962
oleh Gouw Gwan Ho, dr., spesialis penyakit saraf dari Jakarta yang seangkatan dengan Prof. Mahar Mardjono, datang secara berkala ke Bandung untuk memberikan kuliah. Pada waktu itu belum ada sistem akreditasi untuk pusat pendidikan bagi semua bidang spesialisasi. Pada saat itu pusat pendidikan ilmu penyakit saraf yang diakui hanya FK UI dan FK UNAIR, sehingga untuk mendapatkan ijazah keahlian ilmu penyakit saraf asisten dari tempat lain diharuskan 'magang' di salah satu tempat tersebut. Atas dasar itu, dr. Dede Gunawan dan dr. Pong
Permadi menjalani stase 6 bulan di Jakarta dan mengikuti ujian di FKUI dan mendapat ijazah keahlian dari sana. Dengan surat keterangan telah menyelesaikan pendidikan dan surat rekomendasi dari Bagian Ilmu Penyakit Saraf FKUI maka Surat Tanda Keahlian dapat diakui oleh Ikatan Dokter Indonesia dan Departemen Kesehatan.
Pada tahun 1980-an mulai dikembangkan Konsorsium Ilmu Kedokteran dan dibuat akreditasi untuk pusat-pusat pendidikan, yang mencakup jumlah tenaga pengajar dan sarana yang ada. Beruntung Bagian Ilmu Penyakit Saraf FK UNPAD/RS Hasan Sadikin dinilai cukup untuk dapat menjadi pusat pendidikan penyakit saraf yang ke-3 di Indonesia. dr. Petrus Tjahjadi dan dr. Ayi Taryana adalah lulusan pertama dari FK UNPAD tanpa harus magang di tempat lain. Sampai sekarang lulusan spesialis saraf telah mencapai 279 orang yang tersebar di seluruh Indonesia.
2.2 Visi dan Misi
Visi RSHS disesuaikan dengan visi pemerintahan Kabinet Indonesia Maju 2020-sekarang, yaitu “Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong.” Dan Misi RSHS adalah “Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera.”
Visi dari KSM Neurologi adalah “Menjadi Pengelola Pendidikan Neurologi yang Unggul
Dalam Pendidikan dan Penelitian terutama di Bidang Infeksi Susunan Saraf Pusat, Fungsi Luhur dan Penyakit Serebrovaskular, Serta Dapat Menghasilkan Dokter Spesialis Neurologi yang
Memiliki Daya Saing Baik Nasional Maupun Internasional, dan Berdampak pada Kesehatan
Masyarakat pada Tahun 2024”, dan Misi dari KSM Neurologi adalah :
1. Melaksanakan aktivitas pendidikan dan penelitian kedokteran yang relevan dan inovatif terutama di bidang infeksi susunan saraf pusat, fungsi luhur dan penyakit serebrovaskular untuk mewujudkan lulusan yang memiliki daya saing baik nasional maupun internasional.
2. Mendukung misi RSUP. Dr. Hasan Sadikin Bandung “Melaksanakan pelayanan kesehatan paripurna dan prima yang terintegrasi dengan pendidikan dan penelitian”.
11
3. Menghasilkan dokter Spesialis Neurologi yang kompeten, profesional, yang dapat menyebarkan ilmu kesehatan dan memberikan pelayanan medis tingkat spesialistik yang prima dan paripurna berdasarkan ilmu kedokteran mutakhir.
4. Menyelenggarakan pengabdian masyarakat dalam bentuk peningkatan wawasan dan pelayanan medis Neurologi terutama untuk daerah Jawa Barat dan sekitarnya.
5. Menyelenggarakan pendidikan spesialis Neurologi yang unggul, terintegrasi serta berorientasi pada kepemimpinan.
2.3
Nilai – nilai utama (CoreValues) yang dijadikan sebagai pedoman oleh seluruh pegawai RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dalam memberikan pelayanan, pendidikan dan penelitian adalah: PAMINGPIN PITUIN (Kepemimpinan, Profesional, Inovatif, Tulus, Unggul, Integritas) seperti yang tercantum pada Tabel 2.1.
Dr. Hasan Sadikin Bandung
Tata Nilai Definisi
Kepemimpinan Nilai yang menggambarkan kepeloporan dan menyiapkan talenta –talenta terbaik di bidangnya
Profesional Nilai yang berorientasi pada pencapaian kinerja melalui penjalinan kemitraan
Inovatif Nilai yang menggambarkan keinginan untuk menghasilkan suatu yang baru dan senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambungan
Tulus Keinginan untuk memberi tanpa pamrih, proaktif dan responsif
Unggul Keinginan untuk menjadi yang terbaik dan menghasilkan kualitas prima
Integritas Nilai yang menggambarkan kejujuran, amanah, menjunjung tinggi etika yang tinggi dalam menjalankan tugas
Motto Pelayanan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Motto pelayanan yang dimiliki RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung adalah “Kesehatan Anda
Menjadi Prioritas Kami” dengan tambahan motto SIGAP dan PRIMA yang dijelaskan sebagai
berikut : SIGAP
S : Senyum – sapa – salam - sopan – santun
12
Nilai-nilai Instansi
Tabel 2.1 Tata Nilai RSUP
I : Inovatif dalam berkarya
G : Gelorakan semangat pelayanan prima
A : Amanah menjaga keselamatan pasien
P : Peduli, perhatian dan perasaan
PRIMA
P : Profesional
Memiliki kemampuan untuk memberikan pelayanan dengan kualitas yang terbaik (prima) disertai kompetensi dalam disiplin ilmu yang mendasarinya
R : Respek
Pelayanan yang prima akan dapat diberikan apabila dilandasi oleh rasa saling hormat menghormati diantara anggota tim pemberi pelayanan kesehatan. Pelayanan yang prima tidak hanya ditentukan oleh satu profesi, tetapi oleh semua profesi yang terlibat dalam tim pelayanan kesehatan
I : Integrasi
Bertindak terintegrasi sesuai dengan nilai – nilai dan kebijakan organisasi serta kode etik farmasi.
M : Manusiawi Menganggap setiap individu atau manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang mulia. Oleh karena itu harkat dan martabat mereka harus dijunjung tinggi
A : Amanah
Melaksanakan dengan sungguh – sungguh segala hal yang dipercayakan oleh negara dan masyarakat, khususnya dalam memberikan pelayanan, pendidikan, dan penelitian kesehatan.
2.4 Tugas Instansti
Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin dipimpin oleh Direktur Utama dan empat
Direktur, yaitu (1) Direktur Sumber Daya Manusia, Pendidikan, dan Penelitian, (2) Direktur
Pelayanan Medik, Keperawatan dan Penunjang, (3) Direktur Keuangan dan Barang Milik
Negara, (4) Direktur Perencanaan, Organisasi dan Umum. Kemudian dibantu oleh Satuan
Pemeriksaan Intern (SPI), 8 Komite Profesi, 19 Kelompok Staf Medis (KSM) dan 23 Intalasi.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 62 Tahun 2020 telah ditetapkan Organisasi dan Tata Kerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung seperti struktur pada Gambar 2.1.
13
KSM Neurologi dipimpin oleh kepala KSM dibantu oleh sekretaris, membawahi koordinator
Pelayanan Medis, koordinator Litbang dan Pengabdian Masyarakat dan kepala-kepala divisi. Setelah RSHS menjadi rumah sakit pendidikan untuk Fakultas Kedokteran Universitas
Padjadjaran, Kepala KSM juga bekerja sama dengan Ketua Program Studi untuk memperdalam serta mengembangkan pengetahuan lebih dalam di bidang Neurologi. Adapun subdivisi yang ada di KSM Neurologi adalah :
1. Subbagian Penyakit Serebrovaskular
2. Subbagian Infeksi Sistem Saraf Pusat
3. Subbagian Nyeri dan Nyeri Kepala
4. Subbagian Epilepsi
5. Subbagian Saraf Tepi
6. Subbagian Saraf Anak
7. Subbagian Neurogeriatri
8. Subbagian MovementDisorder
9. Subbagian Neurofisiologi Klinik
10. Subbagian Neurooftalmologi/Otologi
11. Subbagian Neuroonkologi
12. Subbagian Neuroepidemiologi
13. Subbagian Neurobehavior
14
Gambar 2.1 Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
14. Subbagian Neurorestorasi
15. Subbagian Neurotraumatologi
16. Subbagian Neurointensif dan Neuroemergensi
17. Subbagian Neuroimagiang dan Neurosonologi
18. Subbagian Sleep
19. Subbagian Neuroimunologi
2.4.1 Tugas Pokok
Berdasarkan PMK No 62 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan Kesehatan perorangan secara paripurna
2.4.2 Fungsi
Dalam melaksanakan tugas pokok di atas, RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung menyelenggarakan fungsi:
1) Penyusunan rencana program dan anggaran;
2) Pengelolaan pelayanan medis;
3) Pengelolaan pelayanan penunjang medis;
4) Pengelolaan pelayanan penunjang nonmedis;
5) Pengelolaan pelayanan keperawatan;
6) Pengelolaan Pendidikan dan pelatihan di bidang pelayanan Kesehatan;
7) Pengelolaan penelitian, pengembangan, dan penapisan teknologi di bidang pelayanan Kesehatan;
8) Pengelolaan keuangan dan barang milik negara;
9) Pengelolaan sumber daya manusia
10) Pelaksanaan urusan hukum, organisasi, dna hubungan masyarakat;
11) Pelaksanaan kerja sama;
12) Pengelolaan sistem informasi;
13) Pelaksanaan urusan umum; dan
14) Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan.
15
16
Gambar 2.2 Struktur Organisasi KSM Neurologi
2.5 Uraian/Rincian Tugas Jabatan Peserta
Profil penulis rancangan aktualisasi ini adalah sebagai berikut :
Nama : dr. Marda Arif Furqani, Sp.N
NIP : 1987062022031001
Jabatan/Golongan : Dokter Pendidik Klinis Ahli Pertama/IIIb
Pendidikan Terakhir : Dokter Spesialis Neurologi
Unit Kerja : KSM Neurologi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Instansi : Kementerian Kesehatan RI
Berdasarkan PERMENPAN-RB Nomor PER/17?M.PAN/9/2008, PERATURAN BERSAMA
Nomor 1201/MENKES/PB/XII/2009 dan Nomor 20 Tahun 2009, Dokter Pendidik Klinis adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab dan wewenang untuk melakukan kegiatan pelayanan Kesehatan/medik, pengabdian masyarakat, pendidikan dokter dan dokter spesialis di Rumah Sakit Pendidikan serta melakukan penelitian guna pengembangan secara penuh oleh pejabat yang berwenang.
Tugas Pokok dan Fungsi Dokter Pendidik Klinis adalah sebagai berikut:
1. Melaksanakan Pelayanan Spesialistik
2. Memberikan Tindakan Medik Spesialistik
3. Pengabdian masyarakat berupa pelaksanaan kegiatan bantuan/partisipasi kesehatan
4. Melaksanakan Pendidikan Dokter dan Dokter Spesialis
5. Melakukan penelitian guna pengembangan ilmu kedokteran di Rumah Sakit Pendidikan.
Tugas pokok dan fungsi penulis peserta latsar sesuai dengan jabatan mengacu pada
Sasaran Kinerja Pegawai (SKP), inovasi, perintah dan/atau tugas dari atasan serta kegiatan yang dilakukan di KSM Neurologi dijabarkan sebagai berikut :
a. Melaksanakan pelayanan medis rawat jalan spesialistik bidang neurologi, khususnya divisi Penyakit Serebrovaskular, dengan standar pelayanan capaian
Waktu Tunggu Rawat Jalan <60 menit adalah 100%
b. Melaksanakan pelayanan medis rawat inap spesialistik di bidang neurologi, khususnya divisi Penyakit Serebrovaskular, dengan standar pelayanan ‘waktu visite
DPJP sebelum jam 10 Pagi’ tercapai 100%
17
c. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar untuk pendidikan dokter spesialis, terutama di bidang Penyakit Serebrovaskular
d. Melaksanakan kegiatan PKMRS.
e. Memenuhi Protokol Kesehatan dalam pencegahan dan pengendalian infeksi
f. Melaksanakan Sistem Rujukan Terintegrasi (SISRUTE)
18
BAB III
ANALISIS ISU DALAM PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI
3.
3.1 Identifikasi dan Analisis Isu Aktual
Pelayanan yang dilakukan oleh KSM Neurologi, khususnya sub divisi Penyakit Serebrovaskular berkaitan dengan pelayanan spesialistis di bidang penyakit serebrovaskular, diantara lain adalah stroke iskemik, stroke perdarahan, perdarahan subarakhnoid, dan cerebral venousthrombosis.
3.1.1 Identifikasi Isu
Beberapa isu aktual yang ditemukan oleh penulis di KSM Neurologi, khususnya sub divisi Penyakit Serebrovakuler tercantum pada tabel 3.1.
1. Rata-rata Door-toNeedle Time di IGD Neurologi
RSHS untuk terapi trombolisis
intravena lebih dari 60 menit
2. Belum tersedianya pelayanan neurointervensi 24 jam
Manajemen
ASN
Sistem administrasi yang tidak mendukung
untuk tindakan trombolisis.
Tidak tersedia algoritma untuk pelayanan stroke
Belum tersedia fasilitas
Cath-Lab 24 jam.
Belum tersedia SDM
Diharapkan
Sistem Administrasi RS yang mendukung untuk tindakan trombolisis
Berjalannya algoritma pelayanan stroke (Stroke Code)
Tersedianya fasilitas
3. Belum tersedianya stroke registry di RSHS
Manajemen
ASN
untuk pelayanan neurointervensi 24 jam
Cath-Lab yang dengan jam operasional 24 jam.
Tersedianya SDM
untuk melakukan pelayanan neurointervensi 24 jam.
Smart ASN
Belum tersedia stroke registry di RSHS
Sistem pencatatan kasus stroke yang belum teroganisir dengan baik
Adanya stroke registry yang berjalan.
19
BAB III. ANALISIS ISU DALAM PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI
Tabel 3.1 Identifikasi Isu di KSM Neurologi RSHS
Kondisi Saat Ini
No Identifikasi Isu Sumber Isu
Kondisi yang
a. Rata-rata Door-to-Needle Time di IGD Neurologi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung (RSHS) untuk terapi trombolisis intravena lebih dari 60 menit.
Door-to-Needle Time (DNT) didefinisikan sebagai waktu dari saat pasien stroke iskemik akut masuk ruang IGD hingga diberikan obat trombolisis intravena. Terapi trombolisis harus dilakukan selambat-lambatnya 4,5 jam sejak onset stroke iskemik untuk dapat memberikan luaran yang diharapkan. Sebelum melakukan terapi trombolisis diperlukan beberapa pemeriksaan screening untuk menentukan eligibilitas pasien.
AHA/ASA merekomendasikan DTN kurang dari 60 menit untuk dapat memberikan pelayanan optimal terhadap kasus stroke iskemik hiperakut, dan saat ini RSHS memiliki rata-rata DTN yang lebih dari 60 menit.
Pada bulan April 2022, terdapat 2 pasien kandidat trombolisis namun tidak mendapatkan terapi trombolisis. Pasien pertama datang dengan onset 2 jam namun baru dapat di CT-scan 2 jam kemudian karena alasan administrasi. Pasien kedua datang dengan onset 90 menit, namun trombolisis gagal dilakukan karena hasil lab baru dapat keluar 3 jam kemudian karena sampel yang lisis.
Pada bulan Mei 2022, terdapat 2 kandidat trombolisis namun tidak mendapatkan terapi trombolisis. Pasien pertama datang dengan onset 2 jam namun tekanan darah belum dapat terkontrol ke batas aman, dan pasien kedua datang dengan onset 1 jam namun menolak tindakan trombolisis.
Pada Juni 2022, terdapat 2 kandidat trombolisis. Pasien pertama datang dengan onset 30 menit dan berhasil dilakukan trombolisis. Pasien kedua datang dengan onset 30 menit namun baru dapat dilakukan CT-scan 5 jam kemudian karena alasan administrasi.
b. Belum tersedianya pelayanan neurointervensi 24 jam.
Pelayanan Neurointervensi diperlukan sebagai lanjutan dari tindakan trombolisis apabila terdapat hasil screening tertentu yang memungkinkan pasien memiliki penyebab stroke adalah sumbatan arteri besar atau pasien yang datang dengan onset
6-16 jam agar dapat dilakukan trombektomi mekanikal atau trombolisis intra-arterial.
Sehingga diperlukan fasilitas dan SDM yang siap 24 jam untuk memberikan pelayanan tersebut.
Saat ini, di RSHS belum tersedia layanan neurointervensi baik SDM berupa dokter spesialis neurointervensi jam, perawat dan penata anestesi yang standby 24 untuk
pelaksanaan layanan ini. Fasilitas cathlab saat ini sudah tersedia, namun belum bisa digunakan 24 jam karena kekurangan personil atau belum ada jadwal dinas 24 jam.
20
c. Belum tersedianya strokeregistrydi KSM Neurologi .
Strokeregistryadalah kumpulan data mengenai pasien stroke yang pernah di rawat di sebuah rumah sakit, strokeregistryberguna sebagai acuan dalam melihat epidemiologi stroke di ruang lingkup sebuah rumah sakit, mencakup faktor risiko, diagnosa, prevalensi dan insidensi, serta juga memberikan gambaran mengenai perkembangan perawatan dan prognosis hingga 90-120 hari pasca perawatan. Data dari stroke registryini juga dapat digunakan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang tatalaksana dan pencegahan stroke. Adanya strokeregistryyang berjalan juga salah satu kriteria yang dipenuhi oleh sebuah rumah sakit untuk mencapai tingkatan CSC.
3.1.2 Penapisan Isu
Keseluruhan isi ditapis dengan menggunakan analisis USG (urgency,seriousness,growth) untuk menentukan isu yang paling prioritas.
a. Urgency
Diantara tiga isu yang ditemukan, DNT yang lebih dari 2 jam memiliki nilai urgensi paling tinggi, yaitu 5, karena hal ini berhubungan langsung dengan kemampuan dan kualitas pelayanan stroke iskemik akut di RSHS, dan merupakan dasar untuk semua pelayanan stroke iskemik hiperakut. Isu belum tersedianya strokeregistrymendapatkan urgensi urutan kedua dengan nilai 4, dan isu belum tersedianya pelayanan neurointervensi 24 jam mendapatkan nilai urgensi 3, karena kedua isu ini adalah salah satu persyaratan yang dibutuhkan untuk mencapai tingkat RS selanjutnya, PrimaryStrokeCenterdan Thrombectomy-CapableStroke Center.
b. Seriousness
Isu yang paling dianggap paling serius oleh penulis, adalah isu DNT yang lebih dari 2 jam, dengan nilai 5, karena trombolisis menjadi dasar pelayanan stroke iskemik akut. Bila isu ini tidak ditangani maka pelayanan stroke iskemik di RSHS tidak akan mengalami perbaikan, khususnya untuk stroke iskemik hiperakut. Isu selanjutnya yang mendapatkan prioritas kedua dalam aspek keseriusan isu adalah belum tersedianya pelayanan neurointervensi 24 jam di RSHS, karena kemungkinan proses pemenuhan SDM dan fasilitas memerlukan waktu yang panjang dan proses yang rumit sehingga perlu dimulai sedini mungkin, dan isu ketiga tentang belum tersedianya strokeregistrydi RSHS memiliki prioritas ketiga.
c. Growth
Berdasarkan kriteria growth,isu DNT yang lebih dari 2 jam memiliki nilai prioritas tertinggi
dikarenakan apabila isu ini tidak ditindaklanjuti, pelayanan stroke iskemik akut tidak akan
21
mengalami perbaikan karena terapi trombolisis adalah terapi yang direkomendasikan untuk kasus stroke iskemik. Isu belum tersedianya neurointevensi 24 jam dan belum tersedianya strokeregistrymasing-masing memiliki nilai prioritas 3.
Hasil penilaian tersebut ditunjukkan oleh Tabel 3.3 dibawah ini.
Tabel 3.2 Analisis USG untuk Isu Teridentifikasi
Isu U S G Total Rata-rata Door-to-NeedleTimedi
IGD Neurologi untuk terapi
trombolisis intravena lebih dari 60 menit
Belum tersedianya pelayanan
5 5 5 15
neurointervensi 24 jam 3 4 3 10
Belum tersedianya strokeregistrydi RSHS 4 3 3 10
Berdasarkan hasil analisis isu tersebut, dapat diketahui bahwa isu yang mendapatkan prioritas paling tinggi adalah rata-rata Door-to-NeedleTimeuntuk terapi trombolisis stroke iskemik akut lebih dari 60 menit. Isu ini mendapatkan peringkat tertinggi untuk perlu segera dirumuskan solusinya. Isu ini menjadi penting karena berhubungan langsung dengan kemampuan RSHS dalam memberikan tatalaksana stroke iskemik hiperakut seperti yang tercantum pada PNPK Tata Laksana Stroke 2019.
3.1.3
Penapisan Penyebab Isu
Analisis penyebab isi utama dilakukan dengan menggunakan metode fishbone(Gambar
3.1) dengan 5S, yaitu berdasarkan system,surrounding,skill,supplydan safety. Dilakukan analisis menggunakan konsep 5S untuk untuk mencari penyebab isu utama :
a. Surrounding
Terdapat kebijakan pelayanan yang berbeda dari KSM/Departemen terlibat terhadap pasien kandidat trombolisis, baik dalam hal prioritas maupun administrasi sehingga beberapa tindakan skrining harus melewati beberapa tahap sebelum dapat memberikan hasil skriningnya. Hal ini akan memperpanjang DNT RSHS.
b. Skill
22
Tindakan trombolisis di RSHS dilakukan oleh residen neurologi yang bertugas di IGD RSHS.
Hal ini berkaitan dengan status RSHS sebagai rumah sakit pendidikan dimana pelayanan gawat darurat dilakukan oleh residen, sehingga residen tersebut harus meminta persetujuan kepada residen senior dan DPJP yang bertugas untuk mendapatkan persetujuan keputusan maupun persetujuan melakukan tindakan tertentu.
c. System
Keterlambatan dalam penyelesaian proses skrining pra-trombolisis umumnya sistem administrasi yang berjalan saat ini belum efisien karena banyak tahap-tahap birokrasi yang harus dilewati dan melibatkan beberapa KSM/Departemen yang berbeda (Triase/IGD, KSM Neurologi, KSM Radiologi, KSM Patologi Klinik, KSM Bedah Saraf, KSM Penyakit Dalam).
Keterlibatan beberapa KSM/departemen yang berbeda dalam tatalaksana stroke akut menimbulkan perbedaan prioritas kepentingan dalam pelayanan KSM/Departemen masingmasing.
Hasil pemeriksaan skrining yang lama dapat menjadi salah satu faktor yang memperpanjang DNT karena pasien stroke iskemik akut tidak mendapatkan prioritas dalam urutan/antrean laboratorium. Sistem administrasi rumah sakit juga masih belum efisien dan cenderung memakan waktu seperti proses pendaftaran pasien, pendaftaran dan administrasi tindakan, dan lainnya.
RSHS belum memiliki standardofprocedure(SOP) atau algoritma yang mengatur tentang pelayanan terhadap stroke iskemik akut kandidat trombolisis yang disepakati oleh KSM terkait
d.Safety
Terapi trombolisis intravena bukanlah terapi tanpa efek samping. Salah satu efek samping yang ditakutkan adalah terjadinya perdarahan simptomatik pasca terapi trombolisis intravena, sehingga perlu dilakukan edukasi dan pengambilan informed consent dari keluarga/pasien yang akurat, detil dan dipahami untuk mencegah tuntutan di kemudian hari. Proses edukasi dan pengambilan inform consent ini cenderung memakan waktu yang cukup lama, terutama jika keluarga/pasien tidak familiar dengan terapi trombolisis intravena.
e. Supply
Tidak ditemukan penyebab masalah dalam bidang sarana maupun prasarana untuk tindakan trombolisis.
23
3.2 Keterkaitan Penyebab Isu dengan Kedudukan dan Peran ASN untuk
Mendukung Terwujudnya SmartGovernance
Terapi trombolisis adalah terapi yang direkomendasikan oleh American Stroke Association (ASA) dan tercantum pada Panduan Nasional Pelayanan Kedokteran (PNPK) Stroke tahun 2019, dengan cara menyuntikkan obat recombinanttissueplasminogenactivator(rtPA)atau ateplase melalui jalur intravena. Pelaksanaan terapi ini memerlukan beberapa pemeriksaan skrining untuk menentukan penderita stroke memiliki kontraindikasi diberikannya terapi trombolisis. Pemeriksaan skrining dilakukan oleh unit yang berbeda mencakup unit neurologi, unit radiologi, laboratorium/patologi klinik, unit penyakit dalam yang bekerja sama di Instalasi Gawat Darurat RSHS.
Terapi trombolisis ini memiliki waktu emas 3 sampai 4,5 jam sejak pasien mengalami stroke, dan agar terapi trombolisis dapat diberikan, sebuah rumah sakit diharapkan mampu melakukan pemeriksaan skrining hingga pemberian terapi sebelum waktu emas tersebut habis
Sebagian besar penyebab isu yang ditemukan oleh penulis berhubungan dengan sistem administrasi/tata kelola di Instalasi Gawat Darurat RSHS yang masih belum efektif dan efisien,
24
Gambar 3.1 Analisis Fishbone
sehingga diperlukan perbaikan untuk mencapai Smart Governance, khususnya di bidang pelayanan, birokrasi dan kebijakan.
3.3 Alternatif Pemecahan Masalah sebagai Gagasan Kreatif
a) Adanya SOP/algoritma pelayanan berupa “Stroke Code” untuk pasien stroke iskemik akut kandidat tindakan trombolisis sehingga pelayanan diprioritaskan untuk pasien tersebut agar proses skrining pra-trombolisis lebih efektif dan efisien. Solusi ini dipilih karena dapat menyelesaikan sebagian besar penyebab isu utama yang berhubungan dengan kebijakan, administrasi, birokrasi serta prioritas pelayanan terhadap stroke iskemik akut.
b) Membentuk Tim Stroke yang melibatkan KSM terkait sebagai wadah komunikasi antar KSM, dan sebagai pembuat kebijakan untuk pelayanan kasus stroke iskemik akut.
c) Melakukan penyuluhan, seminar tentang stroke serta menyediakan konten digital sebagai media edukasi, yang mencakup gejala, tindakan pra-rumah sakit dan tatalaksana yang ditujukan kepada tenaga medis dan masyarakat. Penyuluhan kepada tenaga medis diharapkan agar tenaga medis memahami urgensi terapi trombolisis, sehingga dapat memprioritaskan pelayanan, dan penyuluhan kepada masyarakat agar meningkatnya pengetahuan masyarakat mengenai stroke iskemik sehingga masyarakat memiliki kesadaran untuk segara datang ke rumah sakit apabila memiliki anggota masyarakat yang diduga mengalami stroke serta dapat memperpendek proses edukasi dan informed consent.
25
BAB IV RANCANGAN AKTUALISASI
4. BAB IV. RANCANGAN AKTUALISASI
4.1 Rancangan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar ASN
Tahap-tahap kegiatan dari aktualisasi ini serta keterkaitannya dengan nilai dasar ASN
BerAKHLAK tercantum pada Tabel 4.1 di bawah ini:
Tabel 4.1 Tabel Rancangan Kegiatan Aktualisasi
Rancangan Kegiatan Aktualisasi :
1. Penyampaian gagasan pembuatan rancangan algoritma pelayanan Stroke Iskemik Hiperakut (Stroke Code)
2. Wawancara tentang administrasi berjalan pada Unit terkait
3. Penyusunan rancangan SOP Stroke Code
4. Finalisasi rancangan SOP Stroke Code
5. Persetujuan rancangan SOP Stroke Code.
6. Sosialisasi rancangan SOP Stroke Code kepada Kepala KSM Neurologi RSHS
Kegiatan 1 : Penyampaian gagasan pembuatan rancangan Stroke Code
Sumber Kegiatan SKP
Output/Evidence Disetujuinnya gagasan pembuatan rancangan Stroke Code
Keterkaitan Substansi Mata
Pelatihan
Kontribusi terhadap Visi dan Misi Organisasi
Penerapan seluruh nilai ASN BerAKHLAK
Kegiatan ini menjadi perwujudan dari misi RSHS yaitu ‘Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera’ dan KSM Neurologi RSHS ‘Menghasilkan dokter Spesialis Neurologi yang kompeten, profesional, yang dapat menyebarkan ilmu kesehatan dan memberikan pelayanan medis tingkat spesialistis yang prima dan paripurna berdasarkan ilmu kedokteran mutakhir”
Kegiatan ini diharapkan dapat memberi penguatan terhadap nilai RSUP
Penguatan Nilai Organisasi
Dr. Hasan Sadikin, yaitu Inovatif, yaitu nilai yang menggambarkan keinginan untuk menghasilkan sesuatu yang baru serta perbaikan dalam pelayanan stroke iskemik akut.
No Tahapan Kegiatan Output Keterkaitan Nilai BerAKHLAK
1.1
Menyiapkan gagasan Rumusan Gagasan Berinovasi dengan gagasan yang diusulkan untuk penyelesaian isu (Adaptif)
Gagasan yang diusulkan adalah untuk memperpendek proses skrining pra-trombolisis intravena (Berorientasi Pelayanan)
1.2 Meminta izin waktu untuk bertemu dengan
Ketua Divisi Penyakit Serebrovaskular
Jadwal pertemuan Meminta waktu untuk menyampaikan gagasan dengan memperhatikan jadwal dan waktu Kepala Divisi Penyakit Serebrovaskular serta membangun lingkungan kerja kondusif (Loyal, Harmonis)
26
1.3 Melaksanakan pertemuan dan menyampaikan rencana kepada Ketua Divisi Penyakit Serebrovaskular
1.4 Meminta masukan mengenai rencana
1.5 Meminta izin waktu bertemu dengan Kepala KSM Neurologi
RSHS
1.6 Melaksanakan pertemuan dan menyampaikan rencana kepada Kepala
KSM Neurologi
Pertemuan dengan
Kepala Divisi
Penyakit
Serebrovaskular
Notulensi hasil diskusi
Datang tepat waktu sesuai janji temu (Akuntabel)
Menyampaikan inovasi secara antusias (Adaptif)
Mendengar masukan dari Kepala Divisi Penyakit Serebrovaskular dan terus belajar untuk mengembangkan rencana gagasan (Kolaboratif, Kompeten)
Jadwal Pertemuan Meminta waktu untuk menyampaikan gagasan dengan memperhatikan jadwal dan waktu Kepala Divisi Penyakit Serebrovaskular serta membangun lingkungan kerja kondusif (Loyal, Harmonis)
Pertemuan dengan
Kepala KSM Neurologi
1.7 Meminta masukan mengenai rencana Notulensi hasil diskusi
Datang tepat waktu sesuai janji temu (Akuntabel)
Menyampaikan inovasi secara antusias (Adaptif)
Mendengar masukan dari Kepala Divisi Penyakit Serebrovaskular dan terus belajar untuk mengembangkan rencana gagasan (Kolaboratif, Kompeten)
Kegiatan 2 : Wawancara tentang administrasi berjalan pada Unit terkait
Sumber Kegiatan Inovasi
Output/Evidence
Keterkaitan Substansi Mata
Pelatihan
Notulensi sistem administrasi berjalan pada Unit Triase, Unit Radiologi, Unit Laboratorium/Patologi Klinik, KSM Neurologi, Unit Admission IGD
Menerapkan seluruh nilai ASN BerAKHLAK
Kontribusi terhadap Visi dan Misi Organisasi
Kegiatan ini sebagai perwujudan dari misi KSM Neurologi yakni: “Menghasilkan dokter Spesialis Neurologi yang kompeten, profesional, yang dapat menyebarkan ilmu kesehatan dan memberikan pelayanan medis tingkat spesialistik yang prima dan paripurna berdasarkan ilmu kedokteran mutakhir” dan “Menyelenggarakan pengabdian masyarakat dalam bentuk peningkatan wawasan dan pelayanan medis Neurologi terutama untuk daerah Jawa Barat dan sekitarnya.”
Penguatan Nilai Organisasi
Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan penguatan terhadap nilai RSHS berupa Profesional, yaitu pencapaian kinerja melalui jalinan kemitraan antar KSM terkait.
No Tahapan Kegiatan Output
2.1
Meminta izin waktu untuk wawancara dengan kepala/pegawai unit triase
2.3 Meminta izin waktu untuk wawancara dengan
Jadwal
Jadwal
Keterkaitan Nilai BerAKHLAK
Meminta waktu untuk menyampaikan gagasan dengan memperhatikan jadwal dan waktu
kepala/pegawai unit terkait serta membangun lingkungan kerja kondusif (Loyal, Harmonis)
27
Pertemuan
Pertemuan
2.5
kepala/pegawai unit
Radiologi
Meminta izin waktu untuk wawancara dengan kepala/pegawai unit Laboratorium/ Patologi Klinik
Jadwal Pertemuan
2.7
Meminta izin waktu untuk wawancara dengan kepala/pegawai unit Admission IGD
Jadwal Pertemuan
2.2 Wawancara unit triase Notulensi wawancara
2.4 Wawancara unit Radiologi Notulensi wawancara
2.6 Wawancara unit Laboratorium/ Patologi Klinik Notulensi wawancara
2.8 Wawancara Unit Admission IGD Notulensi wawancara
Mendengarkan dengan dengan open-minded terhadap pemaparan sistem administrasi dari unit terkait tanpa menunjukkan sikap judgemental terhadap hal yang dianggap kurang baik oleh pewawancara, serta menerima masukan yang diberikan oleh unit terkait untuk hal yang bisa diperbaiki dari unit kerja penulis. (Harmonis, Kolaboratif)
Kegiatan 3 : Penyusunan rancangan SOP Stroke Code
Sumber Kegiatan Inovasi
Output/Evidence
Keterkaitan Substansi Mata
Pelatihan
Tersusunnya Rancangan Stroke Code
Menerapkan seluruh nilai ASN BerAKHLAK
Kontribusi terhadap Visi dan Misi Organisasi
Kegiatan ini sebagai perwujudan dari misi KSM Neurologi yakni: “Menghasilkan dokter Spesialis Neurologi yang kompeten, profesional, yang dapat menyebarkan ilmu kesehatan dan memberikan pelayanan medis tingkat spesialistik yang prima dan paripurna berdasarkan ilmu kedokteran mutakhir” dan “Menyelenggarakan pengabdian masyarakat dalam bentuk peningkatan wawasan dan pelayanan medis Neurologi terutama untuk daerah Jawa Barat dan sekitarnya.”
Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan penguatan terhadap nilai RSHS Kepemimpinan dan Inovatif. Kegiatan ini bertujuan untuk mempelopori perbaikan terhadap pelayanan stroke iskemik, serta melakukan perbaikan terhadap sistem dengan cara menganalisis sumber penyebab isu serta mencari solusi pemecahan isu tersebut. No Tahapan
Penguatan Nilai Organisasi
3.1
Mencari referensi untuk pembuatan rancangan algoritma StrokeCode
File contoh-contoh algoritma terkair
Pencarian referensi yang dilakukan secara bertanggung jawab dengan menggunakan sumber-sumber yang terpercaya (Akuntabel)
3.2
Merancang algoritma StrokeCode
Draftalgoritma
StrokeCode
Berusaha menyusun algoritma StrokeCodesebaik mungkin dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar (Kompeten, Loyal)
Antusias ketika menyusun algoritma StrokeCode serta mempertimbangkan input yang diterima dari unit-unti terkait (Adaptif dan Kolaboratif)
28
Keterkaitan
Kegiatan Output
Nilai BerAKHLAK
3.3 Koordinasi dan konsultasi dengan mentor
Draft algoritma StrokeCodeyang disetujui
Menerima kritik/saran dari mentor dan mencatat semua pendapat yang disampaikan (Kolaboratif, Harmonis)
Rancangan algoritma StrokeCodeyang telah diperbaiki dan disetujui atasan merupakan bentuk perwujudan dari Berorientasi pelayanan
Kegiatan 4 : Finalisasi rancangan SOP Stroke Code
Sumber Kegiatan Inovasi
Output/Evidence
Keterkaitan Substansi Mata
Pelatihan
Tersusunnya algoritma StrokeCodeyang telah direvisi
Menerapkan seluruh nilai ASN BerAKHLAK
Kontribusi terhadap Visi dan
Misi Organisasi
Kegiatan ini sebagai perwujudan dari misi KSM Neurologi yakni: “Menghasilkan dokter Spesialis Neurologi yang kompeten, profesional, yang dapat menyebarkan ilmu kesehatan dan memberikan pelayanan medis tingkat spesialistik yang prima dan paripurna berdasarkan ilmu kedokteran mutakhir” dan “Menyelenggarakan pengabdian masyarakat dalam bentuk peningkatan wawasan dan pelayanan medis Neurologi terutama untuk daerah Jawa Barat dan sekitarnya.”
Penguatan Nilai Organisasi
Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan penguatan terhadap nilai RSHS yaitu Profesional, Tulus, dan Integritas. Setiap pencapaian hasil kegiatan ini dilakukan dengan melalui jalan kemitraan, serta proaktif dan responsif terhadap masukan-masukan yang diterima. Kegiatan ini dilakukan dengan menjunjung nilai kejujuran, amanah dan etika yang tinggi dalam melaksanakan kegiatan dan tugas.
No Tahapan Kegiatan Output Keterkaitan Nilai BerAKHLAK
Menerapkan kolaboratif dengan terbuka dalam bekerjasama, Bertanggungjawab dan berintegritas ketika menyampaikan hasil rancangan (Akuntabel)
Menghormati dan menghargai masukan dan hasil evaluasi dari mentor (Loyal, Harmonis)
Semua masukan disatukan demi terwujudnya rancangan algoritma StrokeCodeyang
4.2
Melakukan revisi rancangan algoritma StrokeCode
Revisi algoritma StrokeCode
memfasilitasi kepentingan bersama (Berorientasi Pelayanan)
Bekerja keras dan disiplin dalam menyelesaikan algoritma StrokeCode(Adaptif) sebagai upaya
terwujudnya rancangan algoritma StrokeCode sebagai standar yang optimal (Kompeten)
Kegiatan 5 : Persetujuan rancangan SOP Stroke Code
Sumber Kegiatan
Output/Evidence
Delegasi Pimpinan
Persetujuan draft algoritma StrokeCodeoleh Kepala Divisi Penyakit Serebrovaskular
29
4.1 Melakukan evaluasi dengan mentor Lembar evaluasi mentor
Keterkaitan Substansi Mata
Pelatihan
Kontribusi terhadap Visi dan Misi Organisasi
Menerapkan seluruh nilai ASN BerAKHLAK
Kegiatan ini sebagai perwujudan dari misi KSM Neurologi yakni: Tersebarluasnya hasil penelitian serta perkembangan teknologi medis yang inovatif, unggul, mutakhir dan diakui secara internasional, yang memiliki dampak langsung pada kesehatan masyarakat di bidang
Neurologi terutama daerah Jawa Barat
Penguatan Nilai Organisasi
Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan penguatan terhadap nilai RSHS, yaitu Profesional Integritas, yaitu setiap kegiatan dilakukan melalui jalan kemitraan, kejujuran, amanah dan menjunjung etika yang tinggi dalam menjalankan tugas.
No Tahapan Kegiatan Output Keterkaitan Nilai BerAKHLAK
Meminta izin bertemu
Kepala Divisi Penyakit
5.1
Serebrovaskular untuk
persetujuan rancangan
algoritma StrokeCode
Menyiapkan lembar persetujuan dan rancangan SOP
Jadwal pertemuan Meminta waktu untuk menyetujui rancangan algoritma StrokeCodedengan memperhatikan jadwal dan waktu Kepala Divisi Penyakit
Serebrovaskular serta membangun lingkungan kerja kondusif (Loyal, Harmonis)
5.2
HardcopyLembar Pengesahan
Memastikan lembar pengesahan dan rancangan algoritma StrokeCodesudah lengkap dan benar (Akuntabel)
Memeriksa kembali algoritma StrokeCodedan lembar pengesahan sebelum ditandatangani dan bertemu Kepala Divisi Penyakit Serebrovaskular (Kompeten, Berorientasi Pelayanan)
5.3 Meminta persetujuan Kepala Divisi Penyakit
Serebrovaskular
Lembar Pengesahan di tandatangani
Kepala Divisi
Penyakit
Serebrovaskular
Menghormati atasan ketika meminta persetujuan (Kolaboratif)
Tidak memberikan gratifikasi kepada Kepala Divisi Penyakit Serebrovaskular agar SOP disetujui (Akuntabel)
5.4
Meminta izin bertemu Kepala KSM Neurologi untuk persetujuan
rancangan algoritma
StrokeCode
Menyiapkan lembar persetujuan dan rancangan SOP
Jadwal pertemuan Meminta waktu untuk menyetujui rancangan algoritma StrokeCodedengan memperhatikan jadwal dan waktu Kepala KSM Neurologi serta membangun lingkungan kerja kondusif (Loyal, Harmonis)
HardcopyLembar
Pengesahan
Memastikan lembar pengesahan dan rancangan algoritma StrokeCodesudah lengkap dan benar (Akuntabel)
5.5
5.6
Meminta persetujuan Kepala KSM Neurologi
Lembar Pengesahan di tandatangani
Kepala KSM
Neurologi
Memeriksa kembali algoritma StrokeCodedan lembar pengesahan sebelum ditandatangani dan bertemu Kepala KSM Neurologi (Kompeten, Berorientasi Pelayanan)
Menghormati atasan ketika meminta persetujuan (Kolaboratif)
Tidak memberikan gratifikasi kepada Kepala KSM Neurologi agar SOP disetujui (Akuntabel)
30
Kegiatan 6 : Sosialisasi Rancangan algoritma Stroke Code kepada Kepala dan Staf Medis
KSM Neurologi RSHS dan Residen PPDS-1 Neurologi UNPAD
Sumber Kegiatan Delegasi Pimpinan
Output/Evidence Terlaksananya sosialisasi algoritma StrokeCode
Keterkaitan Substansi Mata
Pelatihan
Menerapkan seluruh nilai ASN BerAKHLAK
Kontribusi terhadap Visi dan Misi Organisasi
Kegiatan ini sebagai perwujudan dari misi KSM Neurologi yakni: Terselenggaranya sistem pendidikan dokter Spesialis Neurologi terutama dibidang fungsi luhur, infeksi susunan saraf pusat dan penyakit serebrovaskular yang unggul, berkualitas, dan terintegrasi, dengan pendekatan penelitian multi-disiplin yang berorientasi kebutuhan masyarakat, relevan dengan visi misi dan kurikulum pendidikan Neurologi, serta dikelola secara efektif dan efisien
Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan penguatan terhadap nilai RSHS yaitu Kepemimpinan dan Integritas, dengan memberikan sosialisasi berlandaskan kejujuran, amanah, dan menjunjung nilai etika yang tinggi, serta mempelopori perbaikan pelayanan. No Tahapan Kegiatan Output Keterkaitan Nilai BerAKHLAK
Penguatan Nilai Organisasi
6.1
Permohonan izin melakukan sosialisasi kepada Kepala KSM Neurologi
Membuat jadwal sosialisasi dan mengundang seluruh
Izin melakukan sosialisasi
Jadwal sosialisasi, Undangan sosialisasi
Meminta izin pertemuan dengan sopan santun disampaikan dengan sopan dan ramah (Berorientasi Pelayanan)
Tidak membeda-bedakan dan mengajak rekan kerja dalam kegiatan sosialisasi dan memahami algoritma StrokeCode(Harmonis, Kolaboratif)
6.2
Staf Medis KSM
Neurologi dan Residen PPDS-1 Neurologi
Melaksanakan sosialisasi rancangan SOP
Daftar hadir peserta sosialisasi, Notulensi sosialisasi
6.3
Mendokumentasikan kegiatan sosialisasi
6.4
Foto kegiatan sosialisasi, Laporan kegiatan sosialisasi
Datang tepat waktu saat sosialisasi dan dilakukan dengan sungguh-sungguh (Akuntabel) berkomitmen melakukan yang terbaik dalam kegiatan sosialisasi (Adaptif)
Sosialisasi dilakukan dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar (Loyal)
Membuat laporan dengan sebaik mungkin (Kompeten)
Sesuai dengan paparan pada Tabel 4.1, kegiatan aktualisasi ini dilaksanakan menerapkan
nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK, dan juga sesuai dengan nilai-nilai Manajemen ASN, Pelayanan Publik dan WholeofGoverment. Pada laporan akhir dari kegiatan aktualisasi ini akan dijelaskan dampak apabila kegiatan aktualisasi ini tidak menjalankan nilai-nilai tersebut.
31
4.2
Rancangan aktualisasi ini dilaksanakan di Unit Pelayanan Emergensi dan Divisi Penyakit Serebrovaskular KSM Neurologi mulai tanggal 6 Juli sampai dengan 12 Agustus 2022. Jadwal kegiatan aktualisasi dijabarkan pada Tabel 4.2 dibawah ini.
No. Kegiatan Juli Agustus I II III IV I II
Kegiatan 1 : Penyampaian gagasan pembuatan rancangan Stroke Code
1.1 Menyiapkan gagasan
1.2 Meminta izin waktu untuk bertemu dengan Ketua Divisi Penyakit Serebrovaskular
1.3 Melaksanakan pertemuan dan menyampaikan rencana kepada Ketua Divisi Penyakit Serebrovaskular
1.4 Meminta masukan mengenai rencana
1.5 Meminta izin waktu bertemu dengan Kepala KSM Neurologi RSHS
1.6 Melaksanakan pertemuan dan menyampaikan rencana kepada Kepala KSM Neurologi
1.7 Meminta masukan mengenai rencana
Kegiatan 2 : Wawancara tentang administrasi berjalan pada Unit terkait
2.1 Meminta izin waktu untuk wawancara dengan kepala/pegawai unit triase
2.2 Meminta izin waktu untuk wawancara dengan kepala/pegawai unit Radiologi
2.3 Meminta izin waktu untuk wawancara dengan kepala/pegawai unit Laboratorium/ Patologi Klinik
2.4 Meminta izin waktu untuk wawancara dengan kepala/pegawai unit Admission IGD
2.5 Wawancara unit triase
2.6 Wawancara unit Radiologi
2.7 Wawancara unit Laboratorium/ Patologi Klinik
2.8 Wawancara Unit Admission IGD
Kegiatan 3 : Penyusunan rancangan SOP Stroke Code
3.1 Mencari referensi untuk pembuatan rancangan algoritma StrokeCode
3.2 Merancang algoritma StrokeCode
3.3 Koordinasi dan konsultasi dengan mentor
Kegiatan 4 : Finalisasi rancangan SOP Stroke Code
4.1 Melakukan evaluasi dengan mentor
4.2 Melakukan revisi rancangan algoritma StrokeCode
Kegiatan 5 : Persetujuan rancangan SOP Stroke Code
5.1 Meminta izin bertemu Kepala Divisi Penyakit Serebrovaskular untuk persetujuan rancangan algoritma StrokeCode
32
Penjadwalan
Tabel 4.2 Jadwal Aktualisasi
No. Kegiatan Juli Agustus
I II III IV I II
5.2 Menyiapkan lembar persetujuan dan rancangan SOP
5.3 Meminta persetujuan Kepala Divisi Penyakit
Serebrovaskular
5.4 Meminta izin bertemu Kepala KSM Neurologi untuk persetujuan rancangan algoritma StrokeCode
5.5 Menyiapkan lembar persetujuan dan rancangan SOP
5.6 Meminta persetujuan Kepala KSM Neurologi
Kegiatan 6 : Sosialisasi Rancangan algoritma Stroke Code kepada Kepala dan Staf
Medis KSM Neurologi RSHS dan Residen PPDS-1 Neurologi UNPAD
6.1 Permohonan izin melakukan sosialisasi kepada Kepala
KSM Neurologi
6.2 Membuat jadwal sosialisasi dan mengundang seluruh
Staf Medis KSM Neurologi dan Residen PPDS-1
Neurologi
6.3 Melaksanakan sosialisasi rancangan SOP
6.4 Mendokumentasikan kegiatan sosialisasi
4.3 Para Pihak yang Terlibat dan Perannya dalam Aktualisasi
Pihak-pihak yang terlibat beserta perannya dalam kegiatan aktualisasi ini tercantum pada
Tabel 4.3
No Pihak terkait Peranan dalam Aktualisasi Keterangan
Membantu mengidentifikasi isu, memberikan masukan pada setiap tahap kegiatan, mendukung terlaksananya kegiatan aktualisasi serta memberikan koreksi dan evaluasi
Memberikan masukan dan umpan balik terhadap identifikasi isu dan penerapan nilai-nilai ASN selama pembuatan rancangan aktualisasi, serta memberikan koreksi, saran dan evaluasi dalam metode penulisan makalah rancangan.
Membantu dalam koordinasi pelayanan kasus stroke iskemik di KSM Neurologi, serta memberikan masukan dalam perancangan algoritma Stroke Code
Membantu dalam koordinasi staf medis KSM Neurologi, staf Divisi Penyakit Serebrovaskular, unit Pelayanan Emergensi Neurologi, serta memberikan masukan dalam perancangan algoritma Stroke Code
Memberikan informasi tentang sistem administrasi di triase, serta memberikan masukan untuk kemungkinan perbaikan untuk mempersingkat waktu administrasi
Memberikan informasi tentang sistem administrasi di Radiologi IGD, serta memberikan masukan untuk
33
Tabel 4.3 Pihak Yang Terlibat dan Perannya dalam Aktualisasi ini
1. Mentor
2. Coach
3. Kepala Divisi Penyakit Serebrovaskular
4. Kepala KSM Neurologi
5. Kepala/Pegawai Unit Triase
6. Kepala/Pegawai Unit Radiologi
kemungkinan perbaikan untuk mempersingkat waktu administrasi
Memberikan informasi tentang sistem administrasi di Laboratorium/Patologi Klinik, serta memberikan masukan untuk kemungkinan perbaikan untuk mempersingkat waktu administrasi
Memberikan informasi tentang sistem administrasi di Admission IGD, serta memberikan masukan untuk kemungkinan perbaikan untuk mempersingkat waktu administrasi
34
7. Kepala/Pegawai Unit Laboratorium/Pat ologi Klinik
8. Kepala/Pegawai Unit Admission IGD
5. DAFTAR PUSTAKA
1. Undang-Undang No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)
2. Peraturan Lembaga Administrasi Negara nomor 12 tahun 2018 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III
3. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2019. Modul Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negara Sipil Golongan II dan Golongan III: Analisis Isu Kontemporer.
4. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2019. Modul Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negara Sipil Golongan II dan Golongan III: Kesiapsiagaan Bela Negara
5. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Modul Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negara Sipil: Berorientasi Pelayanan
6. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Modul Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negara Sipil: Akuntabel
7. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Modul Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negara Sipil: Kompeten
8. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Modul Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negara Sipil: Harmonis
9. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Modul Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negara Sipil: Loyal
10. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Modul Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negara Sipil: Adaptif
11. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Modul Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negara Sipil: Kolaboratif
12. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Modul Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negara Sipil: Berorientasi Pelayanan
13. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2019. Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No. HK.01.07/Menkes/394/2019 tentang Pedoman Nasional
Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Stroke.
14. Albert, MJ, Latchlaw, RE et al. Recommendations for Comprehensive Stroke Centers.
2005. Stroke. 2005;36:1597-1616
15. The Joint Comission. The Joint Commission Stroke Certification Programs. 2021. Standardize Performance Measures for Acute Stroke Ready Hospitals.
16. The Joint Comission. The Joint Commission Stroke Certification Programs. 2021. Standardize Performance Measures for Primary Stroke Center
35
17. The Joint Comission. The Joint Commission Stroke Certification Programs. 2021. Standardize Performance Measures for Thrombectomy-Capable Stroke Center
18. The Joint Comission. The Joint Commission Stroke Certification Programs. 2021. Standardize Performance Measures for Comprehensive Stroke Center
36
6. LAMPIRAN
Lampiran 1 : Standar Performa untuk AcuteStrokeReadyHospital
37
Lampiran 2 : Standar Performa untuk Primary Stroke Centers
38
39
Lampiran 3 : Standar Performa untuk Thrombectomy-Capable Stroke Centers
40
Lampiran 4 : Standar Performa untuk Acute Stroke Ready Hospital
41
42
Rancangan Aktualisasi
PENYUSUNAN RANCANGAN ALGORTIMA PELAYANAN
STROKE ISKEMIK HIPERAKUT (STROKE CODE)
DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUP DR. HASAN
SADIKIN BANDUNG
Disusun oleh : Marda Arif Furqani
NIP. 198706202022031001
Peserta Lastar CASN 2022
Angkatan 5 Kelompok B
Golongan III
outline
Latar belakang, manfaat dan tujuan
Profil instansi, satuan kerja dan penyaji
Identifikasi isu
Analisis penyebab isu
Gagasan pemecahan masalah •
Rancangan kegiatan aktualisasi
•
•
•
•
•
Pendahuluan
Stroke Penyebab kematian nomor dua
Penyebab kecacatan utama pada orang dewasa
Stroke
80%
Trombolisis intravena
AHA/ASA . PNPk 2019 tatalaksana stroke
Rekomendasi Kelas I. peringkat bukti b
Pendahuluan Stroke iskemik
Stroke iskemik
Pendahuluan
Trombolisis intravena 3 – 4,5 jam Dari onset Anamnesis Pemeriksaan fisik Ct-scan kepala ekg Gula darah sewaktu, Pt apt inr Edukasi Inform consent <60 menit Aha/asa
Pendahuluan
Comperehensive stroke center
Thrombectomy-capable stroke center center
Primary stroke center
Acute stroke ready hospital Stroke center
Pendahuluan
Comperehensive stroke center
Thrombectomy-capable stroke center center
Primary stroke center
Acute stroke ready hospital
ASR-IP-1 : Mampu memberikan trombolisis intravena dalam 1 jam
Pendahuluan
Door-to-needle time > 2 jam
Acute stroke ready hospital
ASR-IP-1 : Mampu memberikan trombolisis intravena dalam 1 jam
Acute stroke ready hospital
1
Pendahuluan
ASR-IP-1 : Mampu memberikan trombolisis intravena dalam
jam Sistem administrasi yang belum mendukung Code stroke
Tujuan aktualisasi
• penerapan ilmu dan kemampuan dalam mewujudkan PNS yang profesional dan berkarakter
• menerapkan nilai
• Mendukung employer branding
• Menyusun draft algoritma stroke code
Manfaat
• Sebagai wadah untuk memahami dan menerapkan
nilai dasar ASN
aktualisasi
• Bentuk pengembangan dan perbaikan dalam pelayanan
untuk meningkatkan mutu
pelayanan unit kerja
• Menunjang Kesehatan
masyarakat menjadi lebih
baik
Profil instansi
RSHS diresmikan pertama kali pada 1923
dengan nama Het Algemeene Bandoengsche
Ziekenhuis
• Rumah sakit kelas A (2004)
• akreditasi AMCH (JCI 2014)
• Akreditasi paripurna (KARS 2017)
•
Profil instansi
KSM neurologi didirikan pada tahun 1962 dan merupakan Pusat Pendidikan Neurologi yang ketiga di Indonesia
Memiliki program unggulan di bidang infeksi saraf pusat, fungsi luhur dan penyakit serebrovaskular
•
•
Visi RSHS
Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong.
Misi RSHS
Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera.
Add a footer
Visi ksm neurologi
Menjadi Pengelola Pendidikan Neurologi yang
Unggul Dalam Pendidikan dan Penelitian terutama di
Bidang Infeksi Susunan Saraf Pusat, Fungsi Luhur dan
Penyakit Serebrovaskular, Serta Dapat Menghasilkan
Dokter Spesialis Neurologi yang Memiliki Daya Saing Baik
Nasional Maupun Internasional, dan Berdampak pada
Kesehatan Masyarakat pada Tahun 2024
Add a footer
MISI KSM Neurologi
1. Melaksanakan aktivitas pendidikan dan penelitian kedokteran yang
relevan dan inovatif terutama di bidang infeksi susunan saraf pusat, fungsi
luhur dan penyakit serebrovaskular untuk mewujudkan lulusan yang
memiliki daya saing baik nasional maupun internasional.
2. Mendukung misi RSUP. Dr. Hasan Sadikin Bandung
3. Menghasilkan dokter Spesialis Neurologi yang kompeten, profesional, yang dapat menyebarkan ilmu kesehatan dan memberikan pelayanan medis tingkat spesialistik yang prima dan paripurna berdasarkan ilmu kedokteran mutakhir.
4. Menyelenggarakan pengabdian masyarakat dalam bentuk peningkatan
wawasan dan pelayanan medis Neurologi terutama untuk daerah Jawa
Barat dan sekitarnya.
5. Menyelenggarakan pendidikan spesialis Neurologi yang unggul, terintegrasi serta berorientasi pada kepemimpinan.
Add a footer
Core value rshs
Pamingpin pituin
Kepemimpinan
Profesional Inovatif Tulus
Unggul Integritas
Profil peserta latsar casn 2022
Nama : dr. Marda Arif Furqani, Sp.N
NIP : 1987062022031001
Jabatan : Dokter Pendidik Klinis Ahli Pertama/IIIb
Unit Kerja : KSM Neurologi rshs
Tugas pokok peserta
1. Melaksanakan pelayanan medis rawat jalan spesialistik bidang neurologi, khususnya divisi Penyakit Serebrovaskular,
2. Melaksanakan pelayanan medis rawat inap spesialistik di bidang neurologi, khususnya divisi Penyakit Serebrovaskular
3. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar untuk pendidikan dokter spesialis, terutama di bidang Penyakit Serebrovaskular
4. Melaksanakan kegiatan PKMRS.
5. Memenuhi Protokol Kesehatan dalam pencegahan dan
pengendalian infeksi
6. Melaksanakan Sistem Rujukan Terintegrasi (SISRUTE)
Identifikasi isu
Identifikasi Isu Kondisi Saat Ini
1. Rata-rata Door-to-Needle
Time di IGD Neurologi RSHS
lebih dari 2 jam
2. Belum tersedianya
pelayanan neurointervensi 24 jam
3. Belum tersedianya
stroke registry di RSHS
Sistem administrasi yang tidak
mendukung untuk tindakan trombolisis.
Tidak tersedia algoritma untuk
pelayanan stroke
Belum tersedia fasilitas Cath-Lab 24 jam.
Belum tersedia SDM untuk pelayanan
neurointervensi 24 jam
Kondisi yang Diharapkan
Sistem Administrasi RS yang
mendukung untuk tindakan trombolisis
Berjalannya algoritma pelayanan
stroke (Stroke Code)
Tersedianya fasilitas Cath-Lab yang
dengan jam operasional 24 jam.
Tersedianya SDM untuk melakukan
pelayanan neurointervensi 24 jam.
Belum tersedia stroke registry di RSHS
Sistem pencatatan kasus stroke yang
belum teroganisir dengan baik
Adanya stroke registry yang berjalan.
Add a footer N o
Definisi isu
Rata-rata DTN di IGD Neurologi RSHS untuk terapi trombolisis intravena lebih dari 60 menit
• AHA/ASA merekomendasikan DTN kurang dari 60 menit
• RSHS memiliki rata-rata DTN yang lebih dari 60 meni
April 2022 (2 kandidat)
Kandidat 1 : onset 2 jam, di ct
scan 2 jam kemudian
Kandidat 2 : onset 90 menit,
hasil lab 3 jam kemudian
mei 2022 (2 kandidat)
Kandidat 1 : onset 2 jam, tekanan
darah belum terkontrol
Kandidat 2 : onset 1 jam, menolak
tindakan
juni 2022 (2 kandidat)
Kandidat 1 : onset 30 jam,
berhasil iv-rtpa
Kandidat 2 : onset 30 menit, ct
scan 5 jam kemudian
1.
2. Definisi isu
Belum tersedianya pelayanan neurointervensi 24 jam
Pelayanan Neurointervensi diperlukan sebagai lanjutan dari tindakan trombolisis untuk kasusstroke dengan etiolgi sumbatan arteri besar
Fasilitas tersedia, namun tidak siap 24 jam
•
•
3. Definisi isu
Belum tersedianya stroke registry di KSM Neurologi
Stroke registry adalah kumpulan data yang dapat menjadi acuan dalam melihat epidemiologi stroke di ruang lingkup sebuah rumah sakit, mencakup faktor risiko, diagnosa, prevalensi dan insidensi, perkembangan dan prognosis pasca rawat
Belum tersedia di KSM Neurologi
•
•
identifikasi isu
Isu U S G Total Rata-rata Door-to-Needle Time di IGD Neurologi untuk terapi trombolisis intravena lebih dari 60 menit 5 5 5 15 Belum tersedianya pelayanan neurointervensi 24 jam 3 4 3 10 Belum tersedianya stroke registry di RSHS 4 3 3 10 Urgency, seriousness, growth
Surroundings Supplier
Kebijakan yang berbeda
diantara KSM yang terlibat
Identifikasi penyebab isu
Edukasi dan inform consent yang lama
Hasil pemeriksaan
skrining yang lama
Perbedaan prioritas diantara KSM
yang terlibat
Belum ada algoritma
pelayanan yang disepakati
Sistem administrasi yang
cenderung memakan waktu
Banyak tingkatan yang
harus dilewati untuk
mendapatkan persetujuan
suatu tindakan
System
Skill Safety
DTN yang lebih dari 60 menit
DTN yang
lebih dari 60 menit
Keterkaitan penyebab isu
Dengan peran ASN
• Sebagian besar penyebab isu berhubungan dengan
sistem administrasi/tata kelola di Instalasi Gawat
Darurat RSHS yang belum efektif dan efisien
• Diperlukan perbaikan untuk mencapai SMART
GOVERNANCE di bidang pelayanan, birokrasi dan kebijakan.
DTN yang
lebih dari 60
menit
Alternatif pemecahan masalah
• Algoritma pelayanan ‘stroke code’
• Algoritma yang Memprioritaskan pelayanan
untuk pasien kandidat trombolisis
• Membentuk tim stroke
• Sebagai wadah komunikasi antar ksm/unit
•
Melakukan penyuluhan kepada nakes dan
masyarakat
Rancangan aktualisasi
1. Penyampaian gagasan pembuatan rancangan algoritma pelayanan Stroke Iskemik Hiperakut (Stroke Code)
2. Wawancara tentang administrasi berjalan pada Unit terkait
3. Penyusunan rancangan SOP Stroke Code
4. Finalisasi rancangan SOP Stroke Code
5. Persetujuan rancangan SOP Stroke Code.
6. Sosialisasi rancangan SOP Stroke Code kepada Kepala KSM
Neurologi RSHS
Rancangan aktualisasi
: Kegiatan 1
Kegiatan 1 : Penyampaian gagasan pembuatan rancangan Stroke Code
Sumber Kegiatan SKP
Output/Evidence Disetujuinnya gagasan pembuatan rancangan Stroke Code
Keterkaitan
Pelatihan Penerapan seluruh nilai ASN BerAKHLAK
Substansi Mata
Kontribusi
terhadap Visi dan
Misi Organisasi
Kegiatan ini menjadi perwujudan dari misi RSHS yaitu ‘Mewujudkan kualitas hidup
manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera’ dan KSM Neurologi RSHS
‘Menghasilkan dokter Spesialis Neurologi yang kompeten, profesional, yang dapat menyebarkan ilmu kesehatan dan memberikan pelayanan medis tingkat spesialistis yang prima dan paripurna berdasarkan ilmu kedokteran mutakhir”
Organisasi Kegiatan ini diharapkan dapat memberi penguatan terhadap nilai RSUP Dr. Hasan
Penguatan Nilai
Sadikin, yaitu Inovatif, yaitu nilai yang menggambarkan keinginan untuk menghasilkan sesuatu yang baru serta perbaikan dalam pelayanan stroke iskemik akut.
Rancangan aktualisasi : Kegiatan 1
1.1 Menyiapkan gagasan Rumusan Gagasan Berinovasi dengan gagasan yang diusulkan untuk penyelesaian isu (Adaptif)
Gagasan yang diusulkan adalah untuk memperpendek proses skrining pra-trombolisis intravena (Berorientasi Pelayanan)
1.2 Meminta izin waktu untuk bertemu
dengan Ketua Divisi CVD
Jadwal pertemuan Meminta waktu untuk menyampaikan gagasan dengan memperhatikan
jadwal dan waktu Kepala Divisi CVD serta membangun lingkungan
kerja kondusif (Loyal, Harmonis)
1.3 Melaksanakan pertemuan dan
menyampaikan rencana kepada
Ketua CVD
Pertemuan dengan
Kepala Divisi CVD
Datang tepat waktu sesuai janji temu (Akuntabel)
Menyampaikan inovasi secara antusias (Adaptif)
1.4 Meminta masukan mengenai rencana Notulensi hasil diskusi Mendengar masukan dari Kepala Divisi CVD dan terus belajar untuk
mengembangkan rencana gagasan (Kolaboratif, Kompeten)
1.5 Meminta izin waktu bertemu dengan
Kepala KSM Neurologi RSHS
Jadwal Pertemuan Meminta waktu untuk menyampaikan gagasan dengan memperhatikan
jadwal dan waktu Kepala Divisi CVD serta membangun lingkungan
kerja kondusif (Loyal, Harmonis)
1.6 Melaksanakan pertemuan dan
menyampaikan rencana kepada
Kepala KSM Neurologi
Pertemuan dengan
Kepala KSM Neurologi
Datang tepat waktu sesuai janji temu (Akuntabel)
Menyampaikan inovasi secara antusias (Adaptif)
1.7 Meminta masukan mengenai rencana Notulensi hasil diskusi Mendengar masukan dari Kepala Divisi CVD dan terus belajar untuk
mengembangkan rencana gagasan (Kolaboratif, Kompeten)
No Tahapan Kegiatan Output Keterkaitan Nilai BerAKHLAK
Rancangan aktualisasi : Kegiatan 2
Kegiatan 2 : Wawancara tentang administrasi berjalan pada Unit terkait
Sumber
Kegiatan Inovasi
Output/Evidence
Keterkaitan
Substansi Mata
Pelatihan
Notulensi sistem administrasi berjalan pada Unit Triase, Unit Radiologi, Unit
Laboratorium/Patologi Klinik, KSM Neurologi, Unit Admission IGD
Menerapkan seluruh nilai ASN BerAKHLAK
Kontribusi
terhadap Visi
dan Misi
Organisasi
Kegiatan ini sebagai perwujudan dari misi KSM Neurologi yakni:
“Menghasilkan dokter Spesialis Neurologi yang kompeten, profesional, yang dapat
menyebarkan ilmu kesehatan dan memberikan pelayanan medis tingkat spesialistik yang prima dan paripurna berdasarkan ilmu kedokteran mutakhir” dan
“Menyelenggarakan pengabdian masyarakat dalam bentuk peningkatan wawasan dan pelayanan medis Neurologi terutama untuk daerah Jawa Barat dan sekitarnya.”
Penguatan Nilai
Organisasi
Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan penguatan terhadap nilai RSHS berupa
Profesional, yaitu pencapaian kinerja melalui jalinan kemitraan antar KSM terkait.
No.< Tahapan Kegiatan
Meminta izin waktu untuk wawancara
Rancangan aktualisasi : Kegiatan 2
Output
Keterkaitan Nilai BerAKHLAK
2.1
dengan kepala/pegawai unit triase
Meminta izin waktu untuk wawancara
Jadwal Pertemuan
2.3
dengan kepala/pegawai unit Radiologi
Meminta izin waktu untuk wawancara
Jadwal Pertemuan
Meminta waktu untuk menyampaikan gagasan dengan
memperhatikan jadwal dan waktu kepala/pegawai unit terkait serta
2.5
dengan kepala/pegawai unit
Laboratorium/ Patologi Klinik
Meminta izin waktu untuk wawancara
Jadwal Pertemuan
membangun lingkungan kerja kondusif (Loyal, Harmonis)
2.7
dengan kepala/pegawai unit Admission
IGD
Jadwal Pertemuan
2.2 Wawancara unit triase Notulensi wawancara Mendengarkan dengan dengan open-minded terhadap pemaparan
2.4 Wawancara unit Radiologi Notulensi wawancara
2.6 Wawancara unit Laboratorium/ Patologi
Klinik
Notulensi wawancara
sistem administrasi dari unit terkait tanpa menunjukkan sikap
judgemental terhadap hal yang dianggap kurang baik oleh
pewawancara, serta menerima masukan yang diberikan oleh unit
2.8 Wawancara Unit Admission IGD Notulensi wawancara
terkait untuk hal yang bisa diperbaiki dari unit kerja penulis. (Harmonis, Kolaboratif)
Rancangan aktualisasi : Kegiatan 3
Kegiatan 3 : Penyusunan rancangan SOP Stroke Code
Sumber Kegiatan Inovasi
Output/Evidence Tersusunnya Rancangan Stroke Code
Keterkaitan
Substansi Mata
Pelatihan
Menerapkan seluruh nilai ASN BerAKHLAK
Kontribusi
terhadap Visi dan
Misi Organisasi
Kegiatan ini sebagai perwujudan dari misi KSM Neurologi yakni:
“Menghasilkan dokter Spesialis Neurologi yang kompeten, profesional, yang dapat menyebarkan ilmu
kesehatan dan memberikan pelayanan medis tingkat spesialistik yang prima dan paripurna berdasarkan
ilmu kedokteran mutakhir” dan
“Menyelenggarakan pengabdian masyarakat dalam bentuk peningkatan wawasan dan pelayanan medis
Neurologi terutama untuk daerah Jawa Barat dan sekitarnya.”
Penguatan Nilai
Organisasi
Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan penguatan terhadap nilai RSHS Kepemimpinan dan Inovatif.
Kegiatan ini bertujuan untuk mempelopori perbaikan terhadap pelayanan stroke iskemik, serta
melakukan perbaikan terhadap sistem dengan cara menganalisis sumber penyebab isu serta mencari
solusi pemecahan isu tersebut.
No Tahapan Kegiatan Output Keterkaitan Nilai BerAKHLAK
Mencari referensi
3.1
untuk pembuatan rancangan
algoritma Stroke Code
File contoh-contoh
algoritma terkair
Pencarian referensi yang dilakukan secara bertanggung jawab dengan
menggunakan sumber-sumber yang terpercaya (Akuntabel)
3.2
Merancang algoritma Stroke Code
Draft algoritma
Stroke Code
Berusaha menyusun algoritma Stroke Code sebaik mungkin dengan
menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar (Kompeten, Loyal)
Antusias ketika menyusun algoritma Stroke Code serta
mempertimbangkan input yang diterima dari unit-unti terkait (Adaptif dan Kolaboratif)
3.3
Koordinasi dan konsultasi dengan mentor
Draft algoritma
Stroke Code yang
disetujui
Menerima kritik/saran dari mentor dan mencatat semua pendapat yang
disampaikan (Kolaboratif, Harmonis)
Rancangan algoritma Stroke Code yang telah diperbaiki dan disetujui
atasan merupakan bentuk perwujudan dari Berorientasi pelayanan
Rancangan aktualisasi : Kegiatan 3
Rancangan aktualisasi : Kegiatan 4
Kegiatan 4 : Finalisasi rancangan SOP Stroke Code
Sumber Kegiatan Inovasi
Output/Evidence Tersusunnya algoritma Stroke Code yang telah direvisi
Keterkaitan
Substansi Mata
Pelatihan
Menerapkan seluruh nilai ASN BerAKHLAK
Kontribusi
terhadap Visi dan
Misi Organisasi
Kegiatan ini sebagai perwujudan dari misi KSM Neurologi yakni:
“Menghasilkan dokter Spesialis Neurologi yang kompeten, profesional, yang dapat menyebarkan ilmu
kesehatan dan memberikan pelayanan medis tingkat spesialistik yang prima dan paripurna berdasarkan
ilmu kedokteran mutakhir” dan
“Menyelenggarakan pengabdian masyarakat dalam bentuk peningkatan wawasan dan pelayanan medis
Neurologi terutama untuk daerah Jawa Barat dan sekitarnya.”
Penguatan Nilai
Organisasi
Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan penguatan terhadap nilai RSHS yaitu Profesional, Tulus, dan
Integritas. Setiap pencapaian hasil kegiatan ini dilakukan dengan melalui jalan kemitraan, serta proaktif
dan responsif terhadap masukan-masukan yang diterima. Kegiatan ini dilakukan dengan menjunjung
nilai kejujuran, amanah dan etika yang tinggi dalam melaksanakan kegiatan dan tugas.
No Tahapan Kegiatan
4.1
Melakukan evaluasi dengan mentor Lembar evaluasi mentor
Keterkaitan Nilai BerAKHLAK
Menerapkan kolaboratif dengan terbuka dalam bekerja
sama, Bertanggungjawab dan berintegritas ketika
menyampaikan hasil rancangan (Akuntabel)
Menghormati dan menghargai masukan dan hasil evaluasi
dari mentor (Loyal, Harmonis)
Semua masukan disatukan demi terwujudnya rancangan
4.2
Melakukan revisi
rancangan algoritma Stroke Code
Revisi algoritma Stroke Code
algoritma Stroke Code yang memfasilitasi kepentingan
bersama (Berorientasi Pelayanan)
Bekerja keras dan disiplin dalam menyelesaikan algoritma
Stroke Code (Adaptif) sebagai upaya terwujudnya
rancangan algoritma Stroke Code sebagai standar yang
optimal (Kompeten)
Rancangan aktualisasi : Kegiatan 4
Output
Rancangan aktualisasi : Kegiatan 5
Kegiatan 5 : Persetujuan rancangan SOP Stroke Code
Sumber Kegiatan Delegasi Pimpinan
Output/Evidence Persetujuan draft algoritma Stroke Code oleh Kepala Divisi CVD
Keterkaitan Substansi
Mata Pelatihan
Kontribusi terhadap
Visi dan Misi
Organisasi
Menerapkan seluruh nilai ASN BerAKHLAK
Kegiatan ini sebagai perwujudan dari misi KSM Neurologi yakni:
Tersebarluasnya hasil penelitian serta perkembangan teknologi medis yang inovatif, unggul, mutakhir dan diakui secara internasional, yang memiliki dampak langsung
pada kesehatan masyarakat di bidang Neurologi terutama daerah Jawa Barat
Penguatan Nilai
Organisasi
Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan penguatan terhadap nilai RSHS, yaitu
Profesional Integritas, yaitu setiap kegiatan dilakukan melalui jalan kemitraan, kejujuran, amanah dan menjunjung etika yang tinggi dalam menjalankan tugas.
Rancangan aktualisasi : Kegiatan 5
No Tahapan Kegiatan Output Keterkaitan Nilai BerAKHLAK
Meminta izin bertemu Kepala
Divisi CVD untuk persetujuan
5.1
rancangan algoritma
Jadwal pertemuan Meminta waktu untuk menyetujui rancangan algoritma Stroke Code dengan memperhatikan jadwal dan waktu Kepala Divisi CVD serta membangun lingkungan kerja kondusif (Loyal, Harmonis)
5.2
Menyiapkan lembar persetujuan
dan rancangan SOP
5.3 Meminta persetujuan Kepala
Hardcopy Lembar Pengesahan
Memastikan lembar pengesahan dan rancangan algoritma Stroke Code sudah lengkap dan benar (Akuntabel). Memeriksa kembali algoritma Stroke Code dan lembar pengesahan sebelum ditandatangani dan bertemu Kepala Divisi CVD (Kompeten, Berorientasi
Pelayanan)
5.4
Divisi CVD Lembar Pengesahan di tandatangani Kepala Divisi CVD
Meminta izin bertemu Kepala
KSM Neurologi untuk
persetujuan rancangan
Menyiapkan lembar persetujuan
dan rancangan SOP
5.5
5.6
Meminta persetujuan Kepala
KSM Neurologi
Menghormati atasan ketika meminta persetujuan (Kolaboratif)
Tidak memberikan gratifikasi kepada Kepala Divisi CVD agar SOP disetujui (Akuntabel)
Jadwal pertemuan Meminta waktu untuk menyetujui rancangan algoritma Stroke Code dengan memperhatikan jadwal dan waktu Kepala KSM Neurologi serta membangun lingkungan kerja kondusif (Loyal, Harmonis)
Hardcopy Lembar Pengesahan Memastikan lembar pengesahan dan rancangan algoritma Stroke Code sudah lengkap dan benar (Akuntabel). Memeriksa kembali algoritma Stroke Code dan lembar pengesahan sebelum ditandatangani dan bertemu Kepala KSM Neurologi (Kompeten, Berorientasi Pelayanan)
Lembar Pengesahan di tandatangani Kepala KSM
Neurologi
Menghormati atasan ketika meminta persetujuan (Kolaboratif)
Tidak memberikan gratifikasi kepada Kepala KSM Neurologi agar SOP disetujui (Akuntabel)
Rancangan aktualisasi : Kegiatan 6
Kegiatan 6 : Sosialisasi Rancangan algoritma Stroke Code kepada Kepala dan Staf Medis KSM Neurologi RSHS dan
Residen PPDS-1 Neurologi UNPAD
Sumber Kegiatan Delegasi Pimpinan
Output/Evidence
Keterkaitan Substansi Mata
Pelatihan
Terlaksananya sosialisasi algoritma Stroke Code
Menerapkan seluruh nilai ASN BerAKHLAK
Kegiatan ini sebagai perwujudan dari misi KSM Neurologi yakni:
Kontribusi terhadap Visi dan Misi
Organisasi
Terselenggaranya sistem pendidikan dokter Spesialis Neurologi terutama dibidang fungsi luhur, infeksi susunan saraf pusat dan penyakit serebrovaskular yang unggul, berkualitas, dan terintegrasi, dengan pendekatan penelitian multi-disiplin yang berorientasi kebutuhan masyarakat, relevan dengan visi misi dan kurikulum pendidikan
Neurologi, serta dikelola secara efektif dan efisien
Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan penguatan terhadap nilai RSHS yaitu
Penguatan Nilai Organisasi
Kepemimpinan dan Integritas, dengan memberikan sosialisasi berlandaskan kejujuran, amanah, dan menjunjung nilai etika yang tinggi, serta mempelopori perbaikan pelayanan.
No Tahapan Kegiatan Output
Permohonan izin
melakukan sosialisasi
6.1
Izin melakukan sosialisasi
Rancangan aktualisasi : Kegiatan 6
Keterkaitan Nilai BerAKHLAK
Meminta izin pertemuan dengan sopan santun disampaikan dengan sopan dan ramah (Berorientasi Pelayanan)
6.2
kepada Kepala KSM
Neurologi
Membuat jadwal
sosialisasi dan
mengundang seluruh Staf
Medis KSM Neurologi
dan Residen PPDS-1
Neurologi
Jadwal sosialisasi, Undangan sosialisasi
Tidak membeda-bedakan dan mengajak rekan kerja dalam
kegiatan sosialisasi dan memahami algoritma Stroke Code (Harmonis, Kolaboratif)
6.3
Melaksanakan sosialisasi rancangan SOP
Daftar hadir peserta sosialisasi, Notulensi sosialisasi
Datang tepat waktu saat sosialisasi dan dilakukan dengan
sungguh-sungguh (Akuntabel). berkomitmen melakukan yang
terbaik dalam kegiatan sosialisasi (Adaptif). Sosialisasi dilakukan
dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar (Loyal)
6.4
Mendokumentasikan
kegiatan sosialisasi
Foto kegiatan sosialisasi, Laporan kegiatan sosialisasi
Membuat laporan dengan sebaik mungkin (Kompeten)
Penjadwalan aktualisasi
No. Kegiatan
Kegiatan 1 : Penyampaian gagasan pembuatan rancangan Stroke Code
1.1 Menyiapkan gagasan
1.2 Meminta izin waktu untuk bertemu dengan Ketua Divisi Penyakit Serebrovaskular
1.3 Melaksanakan pertemuan dan menyampaikan rencana kepada Ketua Divisi Penyakit Serebrovaskular
1.4 Meminta masukan mengenai rencana
1.5 Meminta izin waktu bertemu dengan Kepala KSM Neurologi RSHS
1.6 Melaksanakan pertemuan dan menyampaikan rencana kepada Kepala KSM Neurologi
1.7 Meminta masukan mengenai rencana
Kegiatan 2 : Wawancara tentang administrasi berjalan pada Unit terkait
2.1 – 2.5 Meminta izin waktu untuk wawancara dengan kepala/pegawai unit
2.6 – 2.8 Wawancara unit triase
Kegiatan 3 : Penyusunan rancangan SOP Stroke Code
3.1 – 3.2 Mencari referensi untuk pembuatan rancangan algoritma Stroke Code dan Merancang algoritma Stroke Code
3.3
Koordinasi dan konsultasi dengan mentor
Kegiatan 4 : Finalisasi rancangan SOP Stroke Code
4.1 – 4.2
Melakukan evaluasi dengan mentor dan revisi rancangan
Kegiatan 5 : Persetujuan rancangan SOP Stroke Code
Pertemuan dengan Kepala Divisi CVD untuk persetujuan rancangan algoritma Stroke Code, dan meminta
5.1 – 5.3
persetujuan
5.4 – 5.6
Meminta izin bertemu Kepala Divisi Penyakit Serebrovaskular untuk persetujuan rancangan algoritma Stroke Code
Kegiatan 6 : Sosialisasi Rancangan algoritma Stroke Code kepada Kepala dan Staf Medis KSM Neurologi RSHS dan Residen PPDS-1 Neurologi
UNPAD
6.1 – 6.3 Sosialisasi RancanganAlgoritma Stroke Code
6.4 Mendokumentasikan kegiatan sosialisasi
Juli Agustus I II III IV I II
Pihak yang terlibat
Dan perannya pada aktualisasi ini
Membantu mengidentifikasi isu, memberikan masukan pada setiap tahap kegiatan, mendukung terlaksananya kegiatan aktualisasi serta memberikan koreksi dan evaluasi.
Memberikan masukan dan umpan balik terhadap identifikasi isu dan penerapan nilai-nilaiASN selama pembuatan rancangan aktualisasi, serta memberikan koreksi, saran dan evaluasi dalam metode penulisan makalah rancangan.
Membantu dalam koordinasi pelayanan kasus stroke iskemik di KSM Neurologi, serta memberikan masukan dalam perancangan algoritma Stroke Code
Membantu dalam koordinasi staf medis KSM Neurologi, staf Divisi Penyakit Serebrovaskular, unit Pelayanan Emergensi Neurologi, serta memberikan masukan dalam perancangan algoritma Stroke Code
Memberikan informasi tentang sistem administrasi di triase, serta memberikan masukan untuk kemungkinan perbaikan untuk mempersingkat waktu administrasi
6.
Memberikan informasi tentang sistem administrasi di Radiologi IGD, serta memberikan masukan untuk kemungkinan perbaikan untuk mempersingkat waktu administrasi
7. Kepala/Pegawai Unit Laboratorium/Patologi Klinik
Memberikan informasi tentang sistem administrasi di Laboratorium/Patologi Klinik, serta memberikan masukan untuk kemungkinan perbaikan untuk mempersingkat waktu administrasi
8. Kepala/Pegawai Unit Admission IGD
Memberikan informasi tentang sistem administrasi di Admission IGD, serta memberikan masukan untuk kemungkinan perbaikan untuk mempersingkat waktu administrasi
No Pihak terkait Peranan dalam Aktualisasi
1. Mentor
2. Coach
3. Kepala Divisi Penyakit Serebrovaskular
4. Kepala KSM Neurologi
5. Kepala/Pegawai Unit Triase
Kepala/Pegawai Unit Radiologi
TERIMA KASIH