PROFIL ORGANISASI DAN PESERTA
1.1 Profil RS PKN (Pusat Kanker Nasional) Dharmais
Berdirinya RS PKN Dharmais diprakarsai oleh mantan Presiden sekaligus Pemimpin
Yayasan Dharmais Bapak H. M. Soeharto (Almarhum) pada tahun1988. Beliau menunjuk
DR. Dr. Ary Harryanto Reksodiputro, Sp.PD-KHOM untuk menciptakan konsep rumah sakit kanker pertama di Indonesia. Peletakan batu pertama RS PKN Dharmais dilakukan pada bulan Mei 1991 dan pada akhirnya diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia pada saat itu yaitu H. M. Soeharto (Almarhum) pada tanggal 30 oktober 1993.
Pada tahun 1998 Yayasan Dharmais menyerahkan pengelolaan RS PKN Dharmais sepenuhnya kepada Departemen Kesehatan Republik Indonesia, yang kemudian resmi beroperasi sebagai rumah sakit Perjan pada tanggal 1 Januari 2002 sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 128 tahun 2000. Pada tahun 2005 RS PKN Dharmais beralih status
menjadi BadanLayanan Umum (BLU)sesuai denganPeraturan PemerintahNomor23Tahun
2005 yang memiliki tugas pokok dan fungsi memberikan pelayanan, pendidikan, dan penelitiankesehatandibidangkanker sertamenjadirumahsakitrujukantertinggidiIndonesia
untuk pelayanan kanker. Pada tanggal 1 November 2017, RS Kanker Dharmais ditetapkan sebagai Pusat KankerNasional (PKN)olehMenteri Kesehatan RepublikIndonesia, Prof. DR. Dr. Nila Djuwita F. Moeloek, Sp.M(K) berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor HK.01.07/MENKES/531/2017.
RS PKN Dharmais merupakan comprehensive cancer center yang sudah mendapatkan akreditasi KARS Internasional pada tahun 2019. Sebagai comprehensive care center, RS
PKN Dharmais memiliki pelayanan kanker yang lengkap yang terdiri dari pencegahan, pengobatan, dan paliatif.
2
a. Visi Dan Misi Rumah Sakit Kanker Dharmais VISI
Menjadi Caring & Smart National Cancer Center
MISI
1. Memberikan pelayanan kanker komprehensif sesuai dengan perkembangan kekinian berbasisbukti serta Good Clinical Governance, Patient Safety dan Patient Care Center
2. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan di bidang kanker.
3. Menyelenggarakan penelitian di bidang kanker berbasis bukti dan nilai yang dapat diterapkan dalam pelayanan.
4. Menyelenggarakan registrasi kanker rumah sakit dan mendukung terlaksananya registrasi kanker nasional
b. Tugas dan Fungsi RS PKN Dharmais
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2019 tentang organisasi dan tata kerja Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta, disebutkan bahwa tugas dan fungsi RS PKN Dharmais adalah sebagai berikut:
Tugas
RS Kanker Dharmais Jakarta mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna dengan kekhususan pelayanan kesehatan di bidang penyakit kanker.
Fungsi
1. Penyusunan rencana program dan anggaran
2. Pengelolaan pelayanan medis dengan kekhususan pelayanan kesehatan di bidang penyakit kanker
3. Pengelolaan pelayanan penunjang medis
4. Pengelolaan pelayanan penunjang nonmedis
5. Pengelolaan pelayanan keperawatan
6. Pengelolaan pendidikan dan pelatihan dengan kekhususan di bidang penyakit kanker
3
7. Pengelolaan penelitian, pengembangan, dan penapisan teknologi dengan kekhususandi bidang penyakit kanker
8. Pengelolaan keuangan dan barang milik negara
9. Pengelolaan sumber daya manusia
10. Pelaksanaan urusan hukum, organisasi dan hubungan masyarakat
11. Pelaksanaan kerja sama
12. Pengelolaan sistem informasi
13. Pelaksanaan urusan umum; dan
14. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan.
c. Struktur Organisasi RS PKN Dharmais
Sebagaimana tertera pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 69
Tahun 2019, RS PKN Dharmais dipimpin oleh seorang Direktur Utama. Direktur utama
membawahi Direktur Pelayanan Medik Keperawatan dan Penunjang, Direktur Sumber Daya
Manusia Pendidikan dan Pelatihan, Direktur Keuangan dan Barang Milik Negara, Direktur
Perencanaan, Organisasi dan Umum, serta Unit-unit Non Struktural yang terdiri dari Dewan
Pengawas, Komite Medik, Komite Etik dan Hukum, Satuan Pemeriksa Intern, Staf Medik
Fungsional, dan Instalasi.
Staf Medik Fungsional adalah kelompok dokter yang bekerja di bidang medis dalam
jabatan fungsional dan bertugas untuk melaksanakan diagnosis, pengobatan, pencegahan
akibat penyakit, peningkatan dan pemulihan kesehatan, penyuluhan, pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengembangan. Posisi peserta latsar dalam struktur organisasi rumah sakit
berada di bawah SMF Neuropsikiatri dalam pengawasan Komite Medik serta koordinasi
dengan Direktur Pelayanan Medik Keperawatan dan Penunjang.
Komite adalah wadah non struktural yang terdiri dari tenaga ahli atau profesi yang
dibentuk untuk memberikan pertimbangan strategis kepada Direktur Utama dalam rangka peningkatan dan pengembangan pelayanan rumah sakit. Komite di RSKD terdiri dari:
1. Komite Medik
4
Komite medik merupakan wadah non struktural kelompok profesional medis yang keanggotaannya terdiri dari Kepala Staf Medik Fungsional Kesehatan (KSMF) atau yang mewakili.
2. Komite Etik dan Hukum
Komite Etik dan Hukum merupakan wadah non struktural yang keanggotaannya dipilih dari dan diangkat oleh Direktur Utama.
Dalam pelaksanaan tugas oleh seluruh pegawai, mulai dari staf sampai ke tingkat pimpinan, tertanam budaya yang selalu diterapkan yaitu “Pro Care CS” yang merupakan akronim dari:
5
Gambar 1. Struktur Organisasi RS PKN Dharmais
d. Nilai-Nilai dan Budaya Organisasi RS PKN Dharmais
Tabel 1. Nilai-nilai dan budaya organisasi RS PKN Dharmais
Pro Profesional mengandung makna melaksanakan dan menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu secara tuntas, memuaskan, dan tepat waktu.
Care Care atau Peduli mengandung makna berkomunikasi dengan santun kepada semua pihak.
C Continuous Improvement atau Perbaikan Berkelanjutan mengandung makna menghargai umpan balik, coaching dan mentoring.
S Synergy mengandung makna saling berkomunikasi dengan jelas dan terbuka.
1.2. Profil Peserta
Peserta adalah CPNS Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Golongan IIIb
dengan jabatan dokter ahli pertama di instansi RS PKN Dharmais sebagai dokter spesialis
neurologi dalam Staf Medik Fungsional (SMF) Neuropsikiatri. Adapun tugas pokok peserta
sesuai dengan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) sebagai berikut:
1. Melaksanakan pelayanan medik rawat jalan
2. Melaksanakan pelayanan medik rawat inap
3. Melaksanakan tindakan khusus
4. Melaksanakan tindakan spesialistik
5. Melaksanakan pelayanan kegawatdaruratan medik
6. Menyusun catatan medis pasien
7. Melakukan atau melayani konsultasi
8. Menyusun laporan pelaksanaan tugas
9. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan
10. Menganalisa data dan hasil pemeriksaan pasien sesuai dengan pedoman kerja untuk menyusun catatan medis pasien
11. Menyusun draft laporan pelaksaan tugas
12. Menyusun laporan lain-lain
6
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI
2.1 Deskripsi Isu
Departemen Radiologi adalah salah satu unit kerja di RS PKN Dharmais yang memberikan pelayanan medis terhadap pasien. Departemen Radiologi memberikan pelayanan pada pasien yang mencakup keseluruhan aspek pelayanan promotif, preventif, kuratif dan paliatif. Undang-undang No.44 tahun 2009 yang menyatakan bahwa setiap rumah sakit harus menyelenggarakan tata kelola rumah sakit dan tata kelola klinis yang baik. Regulasi tersebut diharapkan dapat menjaga kualitas mutu pelayanan yang diberikan rumah sakit serta memberikan kepastian hukum bagi pasien dan dokter.
Pelayanan Departemen Radiologi terbagi menjadi pelayanan Radiologi Diagnostik dan Radiologi Intervensi. Pelayanan Radiologi Diagnostik mencakup penggunaan berbagai modalitas radiologi seperti Radiografi konvesional / X-Ray, CT Scan, MRI, USG, SPECT-CT, dan PET Scan. Pelayanan Radiologi Intervensi adalah cabang ilmu radiologi yang bertujuan melakukan terapi terhadap pasien. Di PKN Dharmais, tujuan utamanya adalah melakukan pengobatan terhadap pasien kanker, dengan berbagai contoh tindakannya antara lain adalah transarterial kemoterapi, embolisasi, skleroterapi, dan lain lain.
Selama memberikan pelayanan medis terhadap pasien sebagai staf medik fungsional Radiologi khususnya Radiologi Intervensi di RS PKN Dharmais, ada beberapa isu yang dapat diidentifikasi dan perlu dicari solusinya. Berikut ini beberapa isu yang ditemukan beserta penjabarannya:
Tindakan radiologi intervensi bertujuan untuk memberikan terapi pada pasien kanker. Terapi yang dilakukan pada umumnya dilakukan menggunakan akses pembuluh darah, baik pemubuluh darah arteri maupun vena.
7
1. Masih didapatkan insiden Hematoma pasca akses transarterial femoral.
Akses yang paling sering digunakan adalah Arteri Femoralis Komunis yang secara anatomis terletak pada lipat paha pasien. Arteri Femoralis Komunis adalah pembuluh darah Arteri besar dan merupakan cabang langsung dari Aorta dan Arteri Iliaka kanan kiri yang merupakan salah satu pembuluh darah dengan diameter terbesar dalam tubuh.
Menurut Xiu et al, 5-10% pasien akan mengalami komplikasi vascular pasca akses Arteri Femoral. Pada pasien yang mengalami komplikasi tersebut, angka mortalitas per- 1 tahun adalah 7.5%. Dari komplikasi vascular tersebut yang tersering ditemukan adalah pseudoaneurisma, hematoma, arteriovenous fistula, dan perdarahan retroperitoneal. 1
Di RS PKN Dharmais, angka kejadian hematoma selama periode Juni 2021 hingga Mei 2022 sebanyak 10 kasus dari total 180 tindakan yang dikerjakan (5.5%). Angka ini masih berada dalam rentang persentase komplikasi sesuai dengan kepuastakaan. Meskipun demikian, risiko hematoma tetap harus ditekan seminimal mungkin supaya tidak menyebabkan morbiditas dan mortalitas pada pasien.
Dalam Standar Operasional Prosedur (SOP) yang sudah ada, intervensi pasca tindakan yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya kejadian hematoma diantara lain adalah
8
Gambar 1. Hematoma area inguinofemoral setelah akses arteri pasca tindakan radiologi intervensi
penekanan selama 15-20 menit pada area akses arteri, edukasi pasien supaya tidak bergerak / tmelakukan mobilisasi, dan menggunakan bantal pasir untuk menekan area akses
2. Waktu tunggu penjadwalan pemeriksaan pasien yang lama
RS PKN Dharmais adalah Pusat Rujukan Nasional untuk penyakit kanker di seluruh Indonesia. Oleh karena itu, jumlah pasien yang datang ke RS PKN Dharmais sangat banyak, data terakhir (2021) menyebutkan bahwa RS PKN Dharmais melayani kunjungan pasien rawat jalan hingga 10 ribu pasien per bulannya, dan pelayanan rawat inap mencapai 300 – 400 kasus per hari.
Pemeriksaan radiologi adalah komponen penting dalam surveilans, penegakan diagnosa, dan pemantauan pasien kanker, Pemeriksaan yang dilakukan diantara lain adalah pemeriksaan radiografi konvensional, Ultrasonografi (USG), CT Scan, dan MRI. Jumlah sumber daya manusia dan alat yang terbatas menjadi hambatan dalam lancarnya alur pelayanan. Seringkali terdapat waktu penjadwalan yang cukup lama (hingga lebih dari 1 bulan) sebelum pasien bisa mendapatkan pelayanan radiologi, yang berakibat tertundanya penegakan diagnosis dan penatalaksanaan pasien.
Hal ini harus mendapatkan perhatian dan intervensi lebih lanjut, supaya masalah penjadwalan yang tertunda ini tidak semakin berkepanjangan dan menimbulkan kerugian baik materiil maupun non materiil baik pada pihak pasien, pemberi pelayanan (Departemen Radiologi secara khusus dan RS PKN Dharmais secara umum), dan pelayanan kanker nasional secara keseluruhan.
Ultrasonografi (USG) adalah modalitas radiologi yang memanfaatkan teknologi gelombang ultrasonik dan komputasi untuk menegakkan diagnosis pada pasien. Jenis
9
3. Tertundanya pemeriksaan ultrasonografi (USG) karena pasien datang tanpa persiapan yang sesuai.
pemeriksaan USG yang rutin dilakukan pada pasien kanker di RS PKN Dharmais diantaranya adalah USG payudara, abdomen, pelvis, kepala leher, jaringan lunak, pembuluh darah, dan lain lain.
Beberapa pemeriksaan tertentu seperti USG abdomen membutuhkan persiapan khusus seperti puasa makan minimal 4jam sebelum pemeriksaan,supaya hasil dapat dievaluasi secara optimal. Hal ini sudah disampaikan kepada pasien saat melakukan pendaftaran dan penjadwalan prosedur. Namun terkadang saat datang pasien tidak melakukan persiapan yang sesuai, akibat kurangnya tingkat edukasi, ketidakpatuhan, maupun kelalaian. Hal ini bisa menyebabkan tertundanya pelayanan dan menghambat kelancaran arus pelayanan, sehingga harus dilakukan intervensi agar masalah tidak berkelanjutan.
2.2 Penetapan Core Analisis isu tersebut dengan Teknik USG
Dalam menentukan prioritas masalah, dapat digunakan metode USG (Urgency, Seriousness, Growth). Metode USG ini merupakan salah satu cara menetapkan urutan prioritas masalah dengan metode teknik scoring 1-5 dan dengan mempertimbangkan tiga komponen dalam metode USG
1. Urgency
Seberapamendesakisutersebutharusdibahasdikaitkandenganwaktuyangtersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk memecahkan masalah yang menyebabkan isu tadi. Nilai 5 menunjukkan bahwa masalah sangat mendesak, sedangkan nilai 1 menunjukkan bahwa masalah tidak terlalu mendesak untuk segera diselesaikan.
2. Seriousness
Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu tersebut atau akibat yang menimbulkan masalah-masalah lain kalau masalah penyebab isu tidak dipecahkan.Perlu dimengerti bahwa dalam keadaan yang sama, suatu masalah yang dapat menimbulkan masalahlainadalahlebihseriusbiladibandingkandengansuatumasalah lainyang berdiri sendiri. Nilai 5 menunjukkan bahwa masalah sangat serius dan berpotensi menyebabkan komplikasi lebih lanjut, sedangkan nilai 1 menunjukkan bahwa masalah tidak terlalu serius atau berpotensi komplikasi.
10
3.
Seberapa kemungkinan-kemungkinannya isu tersebut menjadi berkembang dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan semakin memburuk kalau dibiarkan. Nilai 5 menunjukkan bahwa masalah sangat berpotensi berkembangdan menjadi lebihbesarjika tidak segera diselesaikan, sedangkan nilai 1 menunjukkan bahwa masalah tidak terlalu memiliki potensi berkembang menjadi lebih besar.
Alasan :
Dari tabel Analisa USG di atas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa insidensi hematoma pasca akses transarterial femoral dalam Tindakan Radiologi Intervensi di RS PKN Dharmais adalah prioritas yang harus segera diatasi dan dicari solusi permasalahannya.
11
Growth
Tabel 1. Analisa Prioritas Masalah Berdasarkan USG
No
Total isu terpilih dari USG USG (urgent,seriousness, growth ) U S G
Pokok bahasan Isu
Pemilihan Isu
5 5 4 14 I
1. Masih terjadinya insiden hematoma pasca akses femoral pada prosedur radiologi intervensi transarterial
(hingga
4 4 4 12 II
2. Waktu tunggu pemeriksaan radiologi yang lama
lebih dari 1
bulan)
3 4 3 10 III
3 Terhambatnya alur pemeriksaan ultrasonografi akibat persiapan pasien yang tidak sesuai
2.3 Gagasan pemecahan isu dengan diagram Fishbone :
Man Method Environment
Kurangnya edukasi petugas terkait (dokter, perawat, radiographer, transporter, pasien dan keluarga)
Evaluasi SOP waktu perawatan area post punksi arteri femoral
Belum optimaslnya realisasi penerapan SOP
Waktu pelayanan dan SDM yang terbatas dengan volume pasien yang meningkat
Insiden Hematoma pada Akses
Transarterial
Femoral Pasca
Kurangnya fasilitas medis yang berkaitan (bantal pasir, alat transportasi brankar)
Kurangnya biaya untuk membeli sarana prasarana
Edukasi PPK dan SOP yang belum seragam. Kompetensi SDM yang belum merata..
Tindakan Radiologi Intervensi
Material Money Supply
Berdasarkan gagasanpemecahanisu dengan diagram Fishbone diatas,maka faktor yang paling berperan terhadap terjadinya masalah insiden hematoma pada akses transarterial femoral pasca tindakan radiologi intervensi adalah aspek manusia dan metode, karena kedua faktor diatas
adalah faktor yang paling berperan dalam berhasilnya penerapan SOP.
12
Sumber daya manusia (dokter, perawat, radiographer,transporter) yang kompeten,serta pasien dan keluarga yang teredukasi dengan baik mengenai prosedur dan penerapan SOP akan berperan sangat besar dalam berhasilnya pencegahan hematoma.
Setelah mengetahui akar penyebab masalah dari isu yang diangkat, maka tahapan selanjutnya adalah mencari solusi untuk mengatasi isu tersebut. Gagasan kreatif yang diajukan
berupa “Evaluasi dan penyusunan ulang draft standar operasional prosedur untuk mencegah insiden hematoma pasca akses transarterial femoral pada tindakan radiologi intervensi di RS PKN Dharmais”. Tahapan yang akan dilakukan dalam menjalankan gagasan kreatif tersebut adalah sebagai berikut:
No. Kegiatan Pemecahan Isu Sumber
1. Melakukankonsultasi dengan Kepala Instalasi, SMF,dan rekan sejawat SMF Radiologi RS PKN Dharmais
2. Mengumpulkan referensi dan data yang dibutuhkan
untuk menyusun standar operasional prosedur untuk mencegah insiden hematoma pasca akses transarterial
femoral pada tindakan radiologi intervensi di RS PKN Dharmais.
3. Menyusun draft standar operasional prosedur untuk
mencegah insiden hematoma pasca akses transarterial
femoral pada tindakan radiologi intervensi di RS PKN Dharmais.
SKP dan Tugas Tambahan
SKP dan Tugas Tambahan
Inovasi
13
2.4 Gagasan Kreatif Pemecahan Core Isu
Tabel 2. Tahapan kegiatan pemecahan isu
4. Menyajikan draft standar operasional prosedur dengan pihak pelayanan yang terkait (dokter spesialis radiologi, dokter anestesi, dokter jaga ruangan, perawat, radiographer, teknisi medis, transporter)
5. Menyusun revisi draft standar operasional berdasarkan hasil diskusi dan penelusuran ulang literatur.
6. Pengesahan draft standar operasional prosedur pencegahan insiden hematoma pasca akses transarterial femoral pada tindakan radiologi intervensi di RS PKN Dharmais.
SKP
SKP dan Tugas Tambahan
SKP
Matriks rancangan aktualisasi disusun guna memudahkan peserta dalam menjalankan tahapan gagasan kreatif. Langkah-langkah perlu disusun secara sistematis serta harus memberikan hasil dan bukti sebagai bentuk capaian. Dalam setiap tahapan tersebut peserta diharapkan mampu menerapkan dan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ber-AKHLAK (berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif) dalam menjalankan gagasan kreatif pemecahan core isu di instansi masing-masing.
Unit Kerja SMF Radiologi RS Kanker Dharmais
Isu yang diangkat Masih terjadinya insiden hematoma pasca akses transarterial femoral pada tindakan radiologi intervensi di RS PKN Dharmais
14
2.5 Matriks Rancangan Aktualisasi
Tabel 3. Rancangan Kegiatan Aktualisasi
Gagasan Pemecahan Isu Penyusunan draft Standar Operasional Prosedur (SOP)
pencegahan hematoma pasca akses transarterial femoral pada
tindakan radiologi intervensi di RS PKN Dharmais
15
Kegiatan Tahapan Kegiatan
1. Melakukan konsultasi
dengan Ketua SMF dan Kepala Instalasi
Departemen
Radiologi RS
PKN Dharmais
Mengajukan rancangan
usulan aktualisasi dan
berdiskusi dengan Ketua
SMF dan Kepala Instalasi
Output/Luaran Kegiatan
Dokumentasi kegiatan.
Keterkaitan Subtansi Mata Pelatihan Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi Penguatan Nilai-nilai Organisasi
Secara sopan dan patut
mengajukan usulan rancangan
aktualisasi kepada pimpinan (sesuai dengan nilai dasar ASN Harmonis dan Loyal)
Berdiskusi dengan pimpinan untuk mendapatkan masukan
terhadap rancangan
aktualisasi. (sesuai dengan
nilai dasar ASN Harmonis dan Kolaboratif)
Kegiatan ini akan
memperkuat visi RS
Kanker Dharmais untuk
menjadi smart and caring
national cancer center
Penyusunan standar operasional prosedur
untuk optimalsisasi tata
laksana pengobatan
pasien mencermikan
perwujudan misi RS
PKN Dharmais yaitu
patient care dan patient safety
Membuat surat permohonan izin kegiatan ke pimpinan.
Surat izin penyusunan panduan praktik
klinis
Membuat surat izin sesuai format yang tepat dan diajukan melalui tahapan administrasi sesuai peraturan (sesuai dengan nilai dasar ASN Akuntabel)
2. Mengumpulkan referensi
literatur dan data yang dibutuhkan untuk menyusun draft SOP
Mengumpulkan data
terkait angka insiden 2
tahun hematoma pasca
akses transfemoral pada
tindakan radiologi intervensi
Data identitas pasien, diagnosis, efek samping, dan tatalaksana pasien yang mengalami akses hematoma
pasca akses
transfemoral
Pengumpulan data secara teliti dan jujur (tidak melakukan manipulasi data) sesuai
dengan standar ilmiah berbasis bukti yang terbaru.
(sesuai dengan nilai dasar ASN Akuntabel dan Kompeten)
Data yang dikumpulkan
akan berguna sebagai basis
peningkatan pelayanan
pasien secara komprehensif
Penyusunan standar operasional prosedur untuk menyelaraskan
tata laksana pengobatan
pasien mencermikan
nilai dan budaya RS
PKN Dharmais yaitu
16
Tabel 4. Matriks rancangan aktualisasi
No.
No.
Kegiatan Tahapan Kegiatan
Mencari referensi
kepustakaan terkait pencegahan dan penatalaksanaan
hematoma pasca akses
transfemoral
Output/Luaran Kegiatan
Daftar pustaka
referensi yang diperoleh dan dokumentasi
kegiatan
Keterkaitan Subtansi Mata Pelatihan
Melakukan penelusuran
kepustakaan di jurnal ilmiah dan buku ajar secara teliti dan komprehensif.
(sesuai dengan nilai dasar ASN Akuntabel, Kompeten, dan Adaptif)
Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi Penguatan Nilai-nilai Organisasi
Pelayanan berbasis bukti
ilmiah dengan validitas
sesuai kaidah penelitian
akan memperkuat misi RS
Kanker Dharmais dalam
rangka “Memberikan
pelayanan kanker
komprehensif sesuai
Continous
Improvement
Diskusi mengenai
pengumpulan data dan
referensi dengan Kepala
Instalasi , Pimpinan
SMF, dan rekan sejawat lain.
Dokumentasi
kegiatan dan notulensi
pertemuan
Melakukan rekapitulasi hasil analisis data dan referensi yang ada, serta berdiskusi dan meminta asupan dari rekan sejawat radiologi
(sesuai dengan nilai dasar ASN Akuntabel dan Kolaboratif)
dengan perkembangan
kekinian berbasis bukti
serta Good Clinical Governance, Patient Safety dan Patient Care Center “
3. Menyusun draft standar operasional prosedur pencegahan insidensi
hematoma pasca akses transfemoral pada tindakan radiologi intervensi
Menyusun draft SOP pencegahan insidensi hematoma pasca akses transfemoral pada tindakan radiologi intervensi
Draft SOP pencegahan insidensi
hematoma pasca akses
transfemoral pada tindakan radiologi intervensi
Menyusun draft SOP secara komprehensif, lengkap, berbasis bukti, dan aplikatif.
(sesuai dengan nilai dasar ASN Kompeten dan Adaptif)
Adanya SOP yang jelas dan aplikatif akan
memperkuat misi RS
kanker Dharmais dalam
hal memberikan pelayanan
klinis pasien kanker yang
berbasis bukti, sesuai
Menyelenggarakan rapat penyusunan draft SOP
Daftar hadir dan notulensi rapat.
Menyampaikan draft SOP yang telah disusun kepada para peserta rapat dengan jelas dan runut. Meminta masukan dari peserta rapat untuk perbaikan draft SOP.
dengan asas “Good clinical governance, patient safety, dan patient care”
Adanya SOP akan menjadi panduan klinis bagi tenaga medis untuk menjalankan tugas secara profesional sehingga akan menguatkan nilai akuntabilitas.
17
No.
Kegiatan Tahapan Kegiatan
Output/Luaran Kegiatan
Keterkaitan Subtansi Mata Pelatihan Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi Penguatan Nilai-nilai Organisasi
(sesuai dengan nilai dasar ASN Harmonis dan Kolaboratif)
4.
draft
operasional prosedur pencegahan insidensi
hematoma pasca akses transfemoral pada tindakan radiologi intervensi, kepada seluruh tenaga medis yang terkait
Memaparkan finalisasi draft SOP pencegahan insidensi hematoma pasca akses transfemoral pada tindakan radiologi intervensi
Daftar hadir dan notulensi rapat.
Menyampaikan finalisasi draft SOP yang telah disusun kepada para peserta rapat dengan jelas dan runut. Menjawab pertanyaan dengan jelas dan sopan.
(sesuai dengan nilai dasar ASN Akuntabel, Harmonis dan Kolaboratif)
Adanya SOP dan menyelenggarakan
pertemuan Bersama akan
memperkuat misi RS
kanker Dharmais dalam
hal “Menciptakan iklim
kerja yang kondusif, menyediakan SDM yang
kompeten dan berbudaya
kinerja tinggi. Hal ini juga
sesuai dengan tujuan best
practice untuk tingkat
Adanya SOP akan menjadi panduan klinis bagi tenaga medis untuk menjalankan tugas secara
profesional sehingga akan menguatkan nilai akuntabilitas.
Menerima saran perbaikan draft SOP dari seluruh tenaga medis terkait.
Daftar hadir dan notulensi rapat.
Menerima saran perbaikan draft SOP dari peserta rapat (tenaga medis terkait)
(sesuai dengan nilai dasar
ASN Berorientasi pelayanan, Harmonis dan Kolaboratif)
rumah sakit kanker
komprehensif dan Pusat Kanker Nasional”.
5. Melakukan revisi draft SOP pencegahan insidensi hematoma pasca akses
Menyusun revisi draft SOP pencegahan insidensi hematoma pasca akses transfemoral pada tindakan radiologi intervensi berdasarkan
Draft revisi SOP pencegahan insidensi hematoma pasca akses transfemoral pada
Menyusun draft revisi SOP secara komprehensif, lengkap, berbasis bukti, dan aplikatif
(sesuai dengan nilai dasar
ASN Kompeten dan Adaptif)
Melakukan revisi draft SOP menunjukkan nilai
ASN yang adaptif dan kolaboratif, dalam hal kerjasama dengan rekan sejawat terkait, mau
Adanya perbaikan dan kerjasama yang baik antar SDM menunjukkan komitmen pegawai untuk
18
Penyajian
standar
No.
Kegiatan Tahapan Kegiatan
transfemoral pada tindakan radiologi
intervensi,
asupan peserta rapat
sebelumnya.dan
penelusuran literatur
lebih lanjut
Output/Luaran Kegiatan
tindakan radiologi
intervensi
Keterkaitan Subtansi Mata Pelatihan
Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi Penguatan Nilai-nilai Organisasi
menerima asupan dan
perbaikan, serta
pembelajaran sepanjang
hayat berdasarkan
perkembangan ilmu
kedokteran yang terus
menyelenggarakan
pelayanan yang
berbasis bukti, dan menguatkan nilai Continous Improvement.
Mencari referensi
kepustakaan terkait
pencegahan dan
penatalaksanaan
hematoma pasca akses
transfemoral
Daftar pustaka referensi yang
diperoleh dan dokumentasi
kegiatan
Melakukan penelusuran
kepustakaan di jurnal ilmiah dan buku ajar secara teliti dan komprehensif
(sesuai dengan nilai dasar ASN Akuntabel, Kompeten, dan Adaptif)
terjadi dari waktu ke waktu.
6.
draft SOP pencegahan insidensi hematoma pasca akses transfemoral pada tindakan radiologi intervensi
Menyampaikan finalisasi draft SOP kepada pimpinan SMF dan kepala instalasi radiologi RS PKN dharmais, untuk kemudian disampaikan ke bidang medis dan disahkan oleh Pimpinan Rumah Sakit sebagai standar SOP terbaru.
Final draft SOP pencegahan insidensi hematoma pasca akses transfemoral pada tindakan radiologi intervensi
Mengajukan Final draft SOP secara taat adminitrasi untuk disahkan oleh bidang medis dan Pimpinan Rumah Sakit. Hal ini sesuai dengan nilai dasar ASN yang loyal dan akuntabel.
(sesuai dengan nilai dasar ASN Akuntabel dan Loyal)
Evaluasi SOP dan panduan praktek klinis lain secara berkesinambungan akan
memperkuat misi RS PKN
Dharmais dalam hal “menyelenggarakan penelitian di bidang kanker berbasis bukti dan nilai yang dapat diterapkan dalam pelayanan.”
Adanya perbaikan SOP mencermikan nilai dan budaya RS PKN Dharmais yang selalu melaksanakan pelayanan kanker yang komprehensif dan selalu terubuka terhadap Continous Improvement.
19
Pengesahan
BAB III