20 minute read

6 HASIL AKTUALISASI DAN PEMBAHASANNYA

2. membuat ketentuan target jumlah kasus dan urutan kasus yang didiskusikan tiap konferensi bedah 3. Membuat sistem tertulis yang menjelaskan tata cara penjadwalan ulang konferensi bedah dan tata cara prioritasi kasus. 4. Membuat aplikasi antrian konferensi bedah (“electronic-Queue” atau “IQ” atau

“I queue”: Aku Mengantri) 5. Melakukan uji coba aplikasi IQ

Advertisement

Program aktualisasi ini telah dilakukan sejak tanggal 29 mei 2021 - 6 Juli 2021 bertempat di Rumah Sakit Jantung Nasional Harapan Kita.

6 HASIL AKTUALISASI DAN PEMBAHASANNYA 6.1 Membuat sistem penunjukan moderator yang akan mengendalikan diskusi selama konferensi bedah berlangsung 6.1.1 Kegiatan dilakukan dari tanggal 29 Mei - 5 Juni 2021 di bagian divisi

Kardiologi Pediatrik RSPJNHK 6.1.2 Tahap Kegiatan

1. Koordinasi dengan kepala divisi Kardiologi Pediatrik dan PJB 2. Pembuatan jadwal moderator Konferensi bedah 3. Sosialisasi penunjukkan moderator Konferensi bedah 4. Evaluasi program penunjukkan moderator Konferensi bedah

6.1.3 Output

Pembuatan sistem penunjukan moderator yang akan mengendalikan diskusi selama konfrensi bedah berlangsung telah mendapat dukungan kepala divisi Kardiologi Pediatrik dan PJB. Jadwal moderator konferensi bedah dibuat, dan disetujui seluruh konsulen. Jadwal moderator pada konferensi bedah terlaksana >80%.

6.1.4 Uraian Kegiatan

6.1.4.1 Substansi Antrian konferensi bedah saat ini mencapai 2781 pasien, dan jumlah ini akan bertambah dan memanjang seiring bertambahnya tahun. Terlambatnya keputusan penanganan pasien oleh karena terlambatnya konferensi dapat mengakibatkan terlambatnya penanganan pasien yang berpotensi meningkatkan morbiditas dan mortalitas pasien. Pembuatan sistem moderator merupakan salah satu usaha untuk membuat konferensi

berjalan efektif, sehingga lebih banyak pasien dapat didiskusikan pada 1 kali konferensi bedah. 6.1.4.2 Penerapan Nilai nilai dasar PNS Pembuatan sistem diawali dengan koordinasi dengan atasan, yang berhubungan dengan nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan (nasionalisme). Perwujudan mujsyawarah terlihat saat diskusi dengan atasan dan menerima masukan yang diberikan untuk perbaikan. Kegiatan dilakukan dengan santun, menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama yang baik (etika publik) serta sikap bertanggung jawab dan berintegritas dalam membuat jadwal moderator (akuntabilitas). Pada saat melakukan sosialisasi dan evaluasi merupakan rasa tanggung jawab untuk menjamin hak pasien (komitmen mutu, antikorupsi). Sosialisasi penunjukkan moderator konferensi bedah berhubungan dengan nilai transparansi (antikorupsi), serta melakukan evaluasi berarti mengutamakan pencapaian hasil, disiplin, dan jujur (akuntabilitas, antikorupsi, etika publik, komitmen mutu) 6.1.4.3 Teknik aktualisasi 1. Koordinasi dengan kepala divisi Kardiologi Pediatrik dan PJB • Kepala Divisi sangat mendukung program penunjukan konsulen sebagai moderator, sehingga diharapkan konferensi bisa berjalan efektif dan efisien • Jadwal Moderator mendapat ijin dari Kepala Divisi 2. Pembuatan jadwal moderator 3. Sosialisasi penunjukkan moderator • Disampaikan kepada divisi dan divisi-divisi terkait, dan menyambut dengan baik perubahan yang akan dilakukan 4. Evaluasi program penunjukkan moderator Konferensi bedah • Pada pengamatan minggu 1 ini, moderator belum sepenuhnya dapat mengendalikan diskusi, konsulen belum mengambil alih. Masih dilakukan oleh dokter PPDS yang bertugas. • Kasus yang terselesaikan sekitar 11 kasus, dengan target minimal 20 kasus per konferensi. • Kondisi ICU dan ruang perawatan yang mendapatkan kasus-kasus berat, menyebabkan banyaknya kasus selipan sehingga jadwal pasien yang direncanakan dibicarakan, tidak terakomodasi.

6.1.5 Pencapaian visi, misi, serta penguatan nilai organisasi

Membuat sistem penunjukan moderator yang akan mengendalikan diskusi selama konferensi bedah berlangsung dengan mengimplementasikan nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu dan Anti korupsi) sesuai dengan Visi RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RSPDHK) untuk menjadi rumah sakit yang terdepan dalam pelayanan, pendidikan dan penelitian di bidang jantung dan pembuluh darah serta sejalan dengan Misi RSJPDHK untuk melaksanakan pelayanan kardiovaskular yang berkualitas dan berkontribusi dalam indikator kesehatan jantung nasional. Membuat sistem penunjukan moderator yang akan mengendalikan diskusi selama konfrensi bedah berlangsung dengan mengimplementasikan nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu dan Anti korupsi) juga akan menguatkan nilai-nilai organisasi jaminan kualitas, harmoni, dan komitmen.

6.1.6 Uraian dampak jika Nilai nilai dasar ANEKA yang diaktualisasikan tersebut tidak dilaksanakan

Jika pembuatan sistem tidak diawali dengan koordinasi dengan atasan, kemungkinan keterlibatan divisi-divisi lain yang terkait pun akan terkendala. Perwujudan mujsyawarah terlihat saat diskusi dengan atasan dan jika penulis tidak menerima masukan yang diberikan maka hasilnya kemungkinan tidak sebaik hasil saat ini. Jika kegiatan tidak dilakukan dengan santun, menghargai komunikasi, maka pihak-pihak yang terkait dapat membatalkan rencana dan tidak mau terlibat. Sikap yang tidak bertanggung jawab dan tidak berintegritas akan membuat penulis bekerja tidak sungguh-sungguh, dan hasil yang didapatkan pun tidak akan maksimal.

6.1.7 Hambatan atau kendala

Penunjukan moderator diharapkan akan membuat konferensi bisa berjalan lebih efektif dan efisien. Namun, terkendala oleh kondisi di lapangan, belum sepenuhnya dapat dilakukan. Moderator sudah berusaha memimpin konferensi, namun adanya pihak lain yang membutuhkan diskusi kasus-kasus yang berat dari ICU dan ruang rawat tidak memungkinkan diskusi bisa berjalan sesuai dengan rencana.

6.1.8 Uraian manfaat:

• Bagi peserta: Peserta belajar untuk dapat melakukan koordinasi dengan pihak-pihak yang terlibat, dan mengorganisir pekerjaaan dengan baik agar hasil dapat maksimal, dan belajar untuk berbesar hati jika kondisi yang diharapkan tidak tercapai dan tetap berusaha untuk melanjutkan. • Bagi pimpinan langsung atau unit kerja: Mendapatkan sistem yang lebih baik untuk kegiatan konferensi bedah sehingga lebih banyak pasien yang dapat ditangani • Bagi unit organisasi (RS), stakeholders: Adanya sistem yang lebih baik akan membantu alur penanganan pasien lebih baik

6.1.9 Dokumentasi Kegiatan

Gambar 6. Moderator yang memimpin konferensi dengan peserta daring dan luring

Gambar 7. Kasus yang disajikan

Gambar 8. Tampilan Data Bukti dokumentasi lain terlampir: - Jadwal moderator dan penanggung-jawab

6.2 Membuat ketentuan target jumlah kasus dan urutan kasus yang didiskusikan tiap konferensi bedah 6.2.1 Kegiatan dilakukan dari tanggal 7 Juni - 12 Juni 2021 di bagian divisi

Kardiologi Pediatrik RSPJNHK 6.2.2 Tahap Kegiatan

1. Koordinasi dengan kepala divisi Kardiologi Pediatrik dan PJB 2. Membuat target jumlah dan urutan kasus yang didiskusikan setiap konferensi bedah 3. Evaluasi jumlah kasus yang didiskusikan setiap konferensi bedah

6.2.3 Output

Mendapat dukungan kepala divisi Kardiologi Pediatrik dan PJB perihal penentuan target jumlah kasus yang didiskusikan tiap konferensi bedah. Angka target Jumlah dan urutan kasus yang akan didiskusikan setiap konferensi bedah adalah minimal 20 kasus yaitu berdasarkan jumlah kasus yang dibicarakan >80% target jumlah kasus.

6.2.4 Uraian Kegiatan

6.2.4.1 Substansi Pembuatan target jumlah dan urutan kasus yang didiskusikan tiap konferensi bedah secara tertulis dan disetujui oleh kepala divisi akan memudahkan semua pihak mengikuti. Dengan demikian, aturan secara tertulis ini akan otomatis membuat konferensi berjalan efektif, sehingga lebih banyak pasien dapat didiskusikan pada 1 kali konferensi bedah. 6.2.4.2 Penerapan Nilai nilai dasar PNS Koordinasi dengan pimpinan dan menerima masukan yang penting berhubungan dengan nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan (nasionalisme). Sikap santun dan menghargai saat melakukan koordinasi ini dengan pimpinan dan pihak terkait serta berani dalam menyampaikan ide-ide perubahan(akuntabilitas). Pembuatan target jumlah kasus yang didiskusikan berhubungan dengan nilai tanggung jawab (akuntabilitas), kemanusiaan yang adil dan beradab (nasionalisme), mendorong kinerja, kemudahan, dan kerja keras (komitmen mutu), proses yang transparan dan jelas, serta konsisten dalam setiap Proses (antikorupsi). Melakukan evaluasi jumlah kasus yang didiskusikan setiap konferensi bedah berhubungan dengan nilai tanggung jawab, mengutamakan pencapaian hasil, handal, dan disiplin (etika publik, akuntabilitas, komitmen mutu, antikorupsi. 6.2.4.3 Teknik aktualisasi Penulis membuat ketentuan jumlah kasus yang akan didiskusikan mencapai >80% target jumlah kasus yang direncanakan. Dari diskusi dengan mentor dan teman sekerja, didapatkan angka yang ditargetkan untuk tiap 1x pertemuan adalah 20-30 kasus dengan pembagiannya 15-20 kasus simpel dan 4-8 kasus berat/ emergensi/ selipan/ rawat dan 1-2 kasus WES (paket weekend service). Jadi output yang diharapkan adalah pembicaraan kasus total mencapai 16-24 kasus. Dengan pembagian jumlah kasus ini, pasien-pasien yang lama mengantri, yang umumnya adalah pasien dengan kasus simple akan mendapat kesempatan didiskusikan, dan dapat menjalani terapi yang seharusnya. Pada evaluasi setelah seminggu (7-12 Juni 2021), konferensi dilaksanakan 2x, hari senin 7 Juni 2021 dan rabu 9 Juni 2021. Jumlah kasus yang dimajukan pada hari senin hanya 11 kasus karena kasus yang cukup berat, demikian pula pada hari rabu hanya 13 pasien. Target yang tercapai belum memenuhi 80% dari rencana list pasien. Urutan kasus yang

dimajukan belum sepenuhnya mengikuti list yang sudah dibuat, dimana total jumlah pasien yang didiskusikan 65% belum mencapai target yang ditetapkan. Masalah ini tidak akan mungkin dapat terpecahkan dalam waktu singkat, namun dengan tetap menjaga rencana, dan mengaplikasikan perbaikan sistem yang direncanakan diharapkan kegiatan konferensi bedah dapat mengalami perbaikan, dan berdampak baik terhadap semua pihak.

6.2.5 Pencapaian visi, misi, serta penguatan nilai organisasi

Membuat ketentuan target jumlah dan urutan kasus yang didiskusikan tiap konferensi bedah dengan mengimplementasikan nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu dan Anti korupsi) sesuai dengan Visi RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RSPDHK) untuk menjadi rumah sakit yang terdepan dalam pelayanan, pendidikan dan penelitian di bidang jantung dan pembuluh darah serta sejalan dengan Misi RSJPDHK untuk melaksanakan pelayanan kardiovaskular yang berkualitas dan berkontribusi dalam indikator kesehatan jantung nasional. Membuat ketentuan target jumlah dan urutan kasus yang didiskusikan tiap konferensi bedah dengan mengimplementasikan nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu dan Anti korupsi) akan menguatkan nilai-nilai organisasi profesional, jaminan kualitas, harmoni, dan komitmen.

6.2.6 Uraian dampak jika NND ANEKA yang diaktualisasikan tersebut tidak dilaksanakan

Jika penentuan jumlah dan target kasus tidak melalui koordinasi dengan atasan, kemungkinan pembuatan aturan secara tertulis akan sulit disetujui. Perwujudan musyawarah terlihat saat diskusi dengan atasan dan teman sejawat dalam memutuskan jumlah kasus. Sikap yang tidak bertanggung jawab dan tidak berintegritas seperti dalam melakukan evaluasi akan menyebabkan ketidak lengkapan hasil yang diharapkan.

6.2.7 Hambatan atau kendala

Penentuan jumlah dan urutan kasus diharapkan akan membuat diskusi bisa berjalan lebih efektif dan efisien. Sudah ditentukan jumlah dan urutan kasus secara otomatis sesuai aplikasi, namun ternyata di lapangan belum bisa berjalan dengan lancar dikarenakan kondisi RS saat ini. Kenyataan di tengah pandemi, jumlah pasien ke RS saat ini berkurang, namun pasien-pasien kritis dan emergensi datang untuk mencari pertolongan karena dalam kondisi terpaksa. Akibatnya pasien-pasien ini masuk dalam diskusi konferensi emergensi, sehingga waktu yang dipakai lebih banyak untuk pasien-

pasien kritis ini. Meskipun sudah dibuat sebuah aplikasi, namun kondisi setelah penentuan ini belum terlalu banyak berubah. Tetapi, jika list berdasarkan aplikasi tetap diikuti maka antrian tetap berkurang.

6.2.8 Uraian manfaat:

• Bagi peserta: Peserta belajar untuk dapat melakukan koordinasi dengan pihak-pihak yang terlibat, dan membuat aturan tertulis yang nantinya dapat diformalkan sebagai aturan umum di RS • Bagi pimpinan langsung atau unit kerja: Mendapatkan sistem yang lebih baik untuk kegiatan konferensi bedah sehingga lebih banyak pasien yang dapat ditangani • Bagi unit organisasi (RS), stakeholders: Adanya sistem tertulis yang dapat diadopsi akan membantu alur penanganan pasien lebih baik

6.2.9 Dokumentasi Kegiatan

Gambar 9. Absensi Peserta Konferensi

Gambar 10. Peserta daring Bukti dokumentasi lain terlampir: - Contoh list pasien - List diaplikasikan pada tutorial aplikasi

6.3 Membuat sistem tertulis yang menjelaskan tata cara penjadwalan ulang konferensi bedah dan tata cara prioritasi kasus 6.3.1 Kegiatan dilakukan dari tanggal 14 Juni - 19 Juni 2021 di bagian divisi

Kardiologi Pediatrik RSPJNHK 6.3.2 Tahap Kegiatan

1. Koordinasi dengan kepala divisi Kardiologi Pediatrik dan PJB 2. Pembuatan sistem tertulis yang menjelaskan tata cara penjadwalan ulang konfrensi bedah dan tata cara prioritasi kasus 3. Evaluasi pelaksanaan sistem yang dibuat

6.3.3 Output

Mendapat dukungan kepala divisi Kardiologi Pediatrik dan PJB perihal pembuatan sistem tertulis yang menjelaskan tata cara penjadwalan ulang konfrensi bedah dan tata cara prioritasi kasus. Dibuatnya sistem tertulis yang menjelaskan tata cara penjadwalan ulang konferensi bedah dan tata cara prioritasi kasus, dengan angka pelaksanaan sistem >80%.

6.3.4 Uraian Kegiatan

6.3.4.1 Substansi Sistem tertulis yang menjelaskan tata cara penjadwalan ulang konferensi bedah dan tata cara prioritasi kasus diperlukan, untuk memudahkan aplikasinya pada semua bagian terkait. Dengan adanya aturan tertulis ini, setiap bagian yang terlibat akan dapat membaca dan mengaplikaskannya. 6.3.4.2 Penerapan Nilai nilai dasar PNS Saat melakukan koordinasi dengan pimpinan, saya menerapkan nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan (nasionalisme). Dengan santun menghargai komunikasi (etika publik), melakukan konsultasi (komitmen mutu) dan kerjasama, serta berani dalam mengajukan opsi-opsi baru untuk perbaikan pelayanan (akuntabilitas, etika publik, antikorupsi). Lalu saya lanjutkan dengan pembuatan ketentuan tata cara penjadwalan ulang sebagai wujud usaha untuk menjamin hak pasien sesuai dengan nilai kemanusiaan yang adil dan beradab dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, yang dalam hal ini adalah pasien (nasionalisme), berhubungan juga dengan nilai tanggung jawab (akuntabilitas), mendorong kinerja, kemudahan, transparan, terpercaya, jelas dan adil pada setiap pasien (komitmen mutu, etika publik, antikorupsi), serta saya menunjukkan nilai jujur, adil, dan peduli akan kepentingan tiap pasien (etika publik). Tidak lupa saya melakukan diskusi dengan teman-teman sejawat untuk menyusun poin-pon yang harus dimasukkan(komitmen mutu). Evaluasi pelaksanaan sistem dilakukan dengan tanggung jawab (akuntabilitas, etika publik), dan mengutamakan pencapaian hasil, handal, dan disiplin, menjamin proses yang transparan dan jelas, serta konsisten dalam setiap proses (komitmen mutu, antikorupsi) 6.3.4.3 Teknik Aktualisasi

Sistem tertulis yang menjelaskan tata cara penjadwalan ulang konferensi bedah dan tata cara prioritasi kasus ini diawali dengan diskusi dengan atasan, lalu disetujui dan diaplikasikan oleh divisi kardiologi pediatrik dan penyakit jantung bawaan dan divisi-divisi terkait lainnya, dengan angka pelaksanaan sistem > 80%. Di bawah ini terlihat aturan tertulis untuk penjadwalan ulang.

6.3.5 Pencapaian visi, misi, serta penguatan nilai organisasi

Membuat sistem tertulis yang menjelaskan tata cara penjadwalan ulang konferensi bedah dan tata cara prioritasi kasus dengan mengimplementasikan nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu dan Anti korupsi) sesuai dengan Visi S Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RSPDHK) untuk menjadi rumah sakit yang terdepan dalam pelayanan, pendidikan dan penelitian di bidang jantung dan pembuluh darah serta sejalan dengan Misi RSJPDHK untuk melaksanakan pelayanan kardiovaskular yang berkualitas dan berkontribusi dalam indikator kesehatan jantung nasional. Membuat sistem tertulis yang menjelaskan tata cara penjadwalan ulang konferensi bedah dan tata cara prioritasi kasus dengan mengimplementasikan. Membuat sistem tertulis yang menjelaskan tata cara penjadwalan ulang konferensi bedah dan tata cara prioritasi kasus dengan mengimplementasikan nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu dan Anti korupsi) akan menguatkan nilai-nilai organisasi profesional, jaminan kualitas, harmoni, dan komitmen.

6.3.6 Uraian dampak jika NND ANEKA yang diaktualisasikan tersebut tidak dilaksanakan

Jika penentuan jumlah dan target kasus tidak melalui koordinasi dengan atasan, kemungkinan pembuatan aturan secara tertulis akan sulit disetujui. Sikap yang tidak santun dan tidak menghargai tentu akan menimbulkan halangan saat melakukana koordinasi, dimana pihak-pihak tersebut akan enggan terlibat dan membantu. Perwujudan musyawarah terlihat saat diskusi dengan atasan dan teman sejawat dalam memutuskan jumlah kasus. Sikap yang tidak bertanggung jawab dan tidak berintegritas seperti dalam melakukan evaluasi akan menyebabkan ketidak lengkapan hasil yang diharapkan.

6.3.7 Hambatan atau kendala

Setelah melakukan koordinasi dengan kepala divisi dan yang terkait, semua pihak menyambut baik rencana ini dan mengharapkan bisa diaplikaskan sepenuhnya. Kami melakukan diskusi dan menyusun tata cara ini. Dalam 1 minggu, ada 7 kasus yang tidak mendapat kesempatan didiskusikan, yang pada minggu ini masuk pada prioritas kasus. Namun ke-7 pasien belum dapat dimajukan sepenuhnya karena keterbatasan waktu akan kasus selipan lain yang berupa kasus emergensi. 2 kasus dapat dimajukan pada diskusi hari berikutnya, namun sisa 5 kasus tetap tidak dimajukan oleh karena selipan kasus-kasus baru yang berat. Saat sebelum aturan ini dikeluarkan, pasien yang tidak

maju sering terlupakan dan tidak dibicarakan. Namun dengan sistem yang ada, meskipun belum sepenuhnya dapat dilakukan, sudah menunjukkan perbaikan. Pasien tertunda, namun tidak batal dibicarakan.

6.3.8 Uraian manfaat:

• Bagi peserta: Peserta belajar untuk dapat melakukan koordinasi dengan pihak-pihak yang terlibat, membuat dan merencanakan suatu aturan untuk diaplikasikan dalam lingkup yang lebih luas. • Bagi pimpinan langsung atau unit kerja: Mendapatkan sistem yang lebih baik untuk pengaturan kegiatan konferensi sehingga membantu alur pelayanan di divisi • Bagi unit organisasi (RS), stakeholders: Adanya sistem yang lebih baik akan membantu alur penanganan pasien lebih baik

6.3.9 Dokumentasi Kegiatan

Tabel 7. Aturan penjadwalan ulang

Bukti dokumentasi lain terlampir: - Manual Book mengikuti aturan penjadwalan ulang

6.4 Pembuatan aplikasi antrian konferensi bedah “IQ” atau “I Queue”: Aku

Mengantri 6.4.1 Kegiatan dilakukan dari tanggal 21 Juni - 26 Juni 2021 di bagian divisi

Kardiologi Pediatrik RSPJNHK 6.4.2 Tahap Kegiatan

1. Koordinasi dengan kepala divisi Kardiologi Pediatrik dan PJB 2. Rapat koordinasi dengan bagian terkait untuk pembuatan program komputer yang akan memudahkan antrian konferensi bedah 3. Dibuatnya program ‘IQ’

6.4.3 Output

Dibuatnya suatu aplikasi antrian konferensi bedah yang dapat berjalan secara otomatis, yang akan diaplikasikan di divisi Kardiologi Pediatrik dan bagian terkait lainnya.

6.4.4 Uraian Kegiatan

6.4.4.1 Substansi Pembuatan aplikasi ini dibuat untuk membantu agar konferensi bedah dapat berjalan lebih efektif dan efisien. Sistem ini akan secara otomatis mengeluarkan daftar nama pasien yang akan didiskusikan pada jadwal tertentu, sehingga pasien akan masuk sesuai dengan seharusnya. Rencana awal adalah membuat sistem yang terhubung langsung dengan bagian EMR (e-Medical Record), namun tidak mungkin dilakukan dalam waktu cepat. Bagian SIRS sudah menyetujui untuk ke depannya akan berusaha membuat sistem ini, dengan tahap-tahap yang akan didiskusikan lebih lanjut. 6.4.4.2 Penerapan Nilai nilai dasar PNS Koordinasi dengan pimpinan, serta rapat koordinasi dengan bagian terkait berhubungan dengan nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan (nasionalisme), santun, menghargai komunikasi (etika publik), konsultasi (komitmen mutu) dan kerjasama, serta berani (akuntabilitas, antikorupsi). Membuat aplikasi adalah sikap saya dengan nilai tanggung jawab, kejelasan, terpercaya, integritas (akuntabilitas), berhubungan juga dengan nilai keadilan sosial bagi pasien selaku bagian dari rakyat Indonesia, dan menjunjung haknya sebagai manusia sesuai kemanusiaan yang adil dan beradab (nasionalisme), serta menjamin kompetensi terbaik untuk setiap pasien, jujur, adil, dan peduli akan kepentingan tiap pasien (etika publik, komitmen mutu), dan akan memberikan keadilan

kejelasan jadwal sesuai hak pasien (antikorupsi). Saat mendapatkan rintangan karena waktu pembuatan aplikasi lebih lama, saya tetap sabar (etika publik) dan berusaha memberikan dukungan positif (etika publik) pada pihak yang membuat. Menghadapi kondisi pandemi saat ini yang tidak menentu, dengan banyaknya pekerjaan tertunda membuat saya harus lebih kreatif mencari cara komunikasi dan follow-up yang baik, tanpa harus terkesan memburu-buru pihak yang terlibat (komitmen mutu). 6.4.4.3 Teknik Aktualisasi Proses pembuatan aplikasi IQ dimulai dengan koordinasi dengan kepala divisi, divisi terkait lainnya terutama divisi bedah pediatrik, dan sistem informatika di RS (bagian SIRS). Rencana awal adalah membuat sistem yang terhubung langsung dengan bagian EMR (e-Medical Record), namun tidak mungkin dilakukan dalam waktu cepat. Bagian SIRS sudah menyetujui untuk ke depannya akan berusaha membuat sistem ini, dengan tahap-tahap yang akan didiskusikan lebih lanjut. Saya juga sudah menyampaikan untuk saat ini akan menggunakan aplikasi yang dipergunakan terpisah untuk menentukan jadwal urutan konferensi pasien, yang nanti akan digunakan secara otomatis pada pasien. Bagian SIRS RS sangat baik merespons hal ini dan akan membantu untuk ke depannya. Lalu saya berkoordinasi dengan pihak yang mengerjakan aplikasi ini. Rencana awal aplikasi ini akan selesai awal minggu ke-4, namun karena pandemi yang menyebabkan perubahan jawal kerja dan rutinitas, pembuatan aplikasi agak mundur. Tampilan Aplikasi, dengan memasukkan tanggal konferensi, secara otomatis list pasien akan keluar dengan ketentuan 20-30kasus sederhana, 4-8kasus berat dan 1-2 kasus WES.

6.4.5 Pencapaian visi, misi, serta penguatan nilai organisasi

Koordinasi dengan bagian terkait untuk pembuatan program komputer yang akan memudahkan untuk antrian konferensi bedah dengan mengimplementasikan nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu dan Anti korupsi) sesuai dengan Visi RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RSPDHK) untuk menjadi rumah sakit yang terdepan dalam pelayanan, pendidikan dan penelitian di bidang jantung dan pembuluh darah serta sejalan dengan Misi RSJPDHK untuk menciptakan wahana pendidikan/pelatihan yang berkualitas bagi peserta didik atau pelatihan, melaksanakan pelayanan kardiovaskular yang berkualitas dan berkontribusi dalam indikator kesehatan jantung nasional. Hal ini juga akan menguatkan nilai-nilai organisasi profesional, jaminan kualitas, inovatif, harmoni, dan komitmen.

6.4.6 Uraian dampak jika NND ANEKA yang diaktualisasikan tersebut tidak dilaksanakan

Jika tidak dibuat dengan integritas dan tanggung jawab, maka aplikasi ini tidak akan optimal atau tidak berhasil dibuat, dan pihak yang terlibat dalam pembuatan menjadi tidak sungguh-sungguh. Akan terjadi hambatan pada saat aplikasi karena kemungkinan ada pihak-pihak yang tidak akan menyetujui karena tidak setuju dengan sikap penulis.

6.4.7 Hambatan atau kendala

Aplikasi memungkinkan daftar yang keluar secara otomatis, sehingga pasien akan didiskusikan sesuai dengan jadwalnya. Namun di lapangan belum bisa berjalan dengan lancar dikarenakan adanya pasien-pasien yang masuk dalam kondisi emergensi.. Meskipun sudah dibuat sebuah aplikasi, namun kondisi setelah penentuan ini belum terlalu banyak berubah. Tetapi, jika list berdasarkan aplikasi tetap diikuti maka diharapkan ke depan akan membaik, dan antrian akan berkurang.

6.4.8 Uraian manfaat:

• Bagi peserta: Peserta belajar untuk dapat melakukan koordinasi dengan pihak-pihak yang terlibat, menyusun algoritme, kreatif mencari solusi, dan berbesar hati jika program aplikasi belum bisa berjalan sepenuhnya. • Bagi pimpinan langsung atau unit kerja: Mendapatkan sistem yang lebih baik untuk kegiatan KB sehingga lebih banyak pasien yang dapat ditangani • Bagi unit organisasi (RS), stakeholders: Aplikasi akan membantu sistem pelayanan RS lebih teratur dan baik.

6.4.9 Dokumentasi Kegiatan

Gambar 11. Tampak depan program aplikasi

Bukti dokumentasi lain terlampir: - Manual book untuk tutorial penggunaan aplikasi - Video penggunaan aplikasi

6.5 Melakukan uji coba aplikasi “IQ” atau “I Queue”: Aku Mengantri 6.5.1 Kegiatan dilakukan dari tanggal 28 Juni -2 Juli 2021 di bagian divisi

Kardiologi Pediatrik RSPJNHK 6.5.2 Tahap Kegiatan

1. Koordinasi dengan kepala divisi Kardiologi Pediatrik dan PJB 2. Koordinasi dengan Bagian terkait divisi Kardiologi Pediatrik 3. Sosialisasi program IQ dan penggunaannya 4. Evaluasi program IQ

6.5.3 Output

Tersosialisasinya program aplikasi “IQ” atau “I Queue”: Aku Mengantri di divisi Kardiologi Pediatrik dan dapat berjalan dengan baik.

6.5.4 Uraian Kegiatan

6.5.4.1 Substansi Sosialisasi dan evaluasi program ini dibutuhkan untuk mengetahui seberapa jauh program ini akan diterima dan dapat digunakan. Sekaligus untuk mengetahui kekurangan dan solusi yang bisa dipikirkan bersama. 6.5.4.2 Penerapan Nilai nilai dasar PNS Koordinasi dengan pimpinan, serta rapat koordinasi dengan bagian terkait berhubungan dengan nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan (nasionalisme). Melakukannya dengan santun, menghargai komunikasi (etika publik), konsultasi (komitmen mutu) serta berani (akuntabilitas, antikorupsi) dalam mengutarakan ide kreatif untuk perbaikan sistem di RS. Melakukan sosialisasi den evaluasi merupakan bentuk tanggung jawab dan integritas dalam memperkenalkan metode baru dalam alur pelayanan pasien (komitmen mutu). 6.5.4.3 Teknik Aktualisasi Setelah aplikasi ini selesai dibuat, disampaikan beberapa kali pada saat konferensi bedah berlangsung, bahwa sisitem ini sudah mulai berjalan. Sosialisasi juga disampaikan secara langsung kepada kepala divisi bedah jantung anak, dan dokter-dokter yang menjadi penanggung jawab harian konferensi yang sudah ditentukan sebelumnya. Namun

karena keterbatasan waktu, dan banyaknya kasus yang berat, tidak sepenuhnya daftar sesuai aplikasi yang bisa dibicarakan. Beberapa konsulen sangat antusias untuk penggunaannya, dan masukan-masukan diberikan, seperti melakukan komunikasi dnegan pasien/keluarga sebelum kasus pasien dimajukan. Karena kebanyakan pasienpasien berasal dari antrian tahun 2017-2018.

6.5.5 Pencapaian visi, misi, serta penguatan nilai organisasi

Melakukan sosialisasi dan evaluasi dengan mengimplementasikan nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu dan Anti korupsi) sesuai dengan Visi RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RSPDHK) untuk menjadi rumah sakit yang terdepan dalam pelayanan, pendidikan dan penelitian di bidang jantung dan pembuluh darah serta sejalan dengan Misi RSJPDHK untuk menciptakan wahana pendidikan/pelatihan yang berkualitas bagi peserta didik atau pelatihan, melaksanakan pelayanan kardiovaskular yang berkualitas dan berkontribusi dalam indikator kesehatan jantung nasional. Demikian juga akan menguatkan nilai-nilai organisasi profesional, jaminan kualitas, inovatif, harmoni, dan komitmen.

6.5.6 Uraian dampak jika NND ANEKA yang diaktualisasikan tersebut tidak dilaksanakan

Jika sosialisasi dan evaluasi tidak dibuat dengan integritas dan tanggung jawab, maka aplikasi ini tidak akan optimal. Data evaluasi bisa bias karena tidak dilakukan dengan sungguh-sungguh.

6.5.7 Hambatan atau kendala

Setelah melakukan sosialisa dan evaluasi, terlihat aplikasi ini sudah tersampaikan pada divisi kardiologi pediatrik dan divisi terkait, dan sudah mendapatkan beberapa masukan. Penulis akan mengikuti setiap masukan yang disampaikan untuk perbaikan sistem di masa yang akan datang.

6.5.8 Uraian manfaat:

• Bagi peserta: Peserta belajar untuk dapat melakukan koordinasi dengan pihak-pihak yang terlibat, melakukan sosialisasi dan evaluasi akan program baru yang dibuat. • Bagi pimpinan langsung atau unit kerja: Mendapatkan evaluasi dan masukan sistem yang lebih baik untuk kegiatan konferensi bedah. • Bagi unit organisasi (RS), stakeholders: Dengan adanya sosialisasi dan evaluasi, sistem Aplikasi yang ada akan lebih sempurna, sehingga menjadi kekuatan bagi RS untuk akan membantu sistem pelayanan RS lebih teratur dan baik.

6.5.9 Dokumentasi Kegiatan

Gambar 12. Sosialisasi dan evaluasi program berupa masukan

Bukti dokumentasi lain terlampir: - Bukti screen shot sosialisai dan dukung

This article is from: