Penyusunan Draft Pedoman Daftar Tunggu Radiasi Di Instalasi Radioterapi

Page 1

LAPORAN SEMINAR RANCANGAN AKTUALISASI

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN 3

PENYUSUNAN DRAFT PEDOMAN DAFTAR TUNGGU RADIASI DI INSTALASI RADIOTERAPI

RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG

DISUSUN OLEH : EMAILSA DENTA

NIP. 198703082022032002

BAPELKES CIKARANG

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

2022

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI

PENYUSUNAN DRAFT PEDOMAN DAFTAR TUNGGU RADIASI DI INSTALASI RADIOTERAPI

RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG

Telah di seminarkan

Tanggal 29 Juni 2022, di Bapelkes Cikarang

Coach Mentor

dr.

NIP. 198109172009122001

NIP. 196112011987101002 Penguji

Alfred Ariyanto, S.Si., Apt., M.Si.

NIP.

Arum Wiratri, M.P.H. Dr. dr. Ruswana Anwar, Sp.OG., KFER, M.Kes.

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan rancangan aktualisasi ini dengan baik. Oleh karena itu, izinkan saya untuk mengucapkan terimakasih kepada

1. dr. Azhar Jaya, S.K.M., M.A.R.S. selaku Plt Direktur Utama RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yang telah memberikan dukungan dan kesempatan kepada saya untuk dapat mengikuti kegiatan pelatihan dasar CPNS Golongan III ini dengan sebaik-baiknya.

2. dr. I Gusti Lanang Suartana Putra, M.M., M.A.R.S. selaku direktur SDM, Pendidikan & Penelitian RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yang telah memberikan dukungan kepada saya untuk dapat mengikuti kegiatan pelatihan dasar CPNS Golongan III ini dengan sebaik-baiknya.

3. Bapak Drs. Suherman, M.Kes. selaku kepala Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang.

4. Ibu Verawati Lenny, S.K.M., M.K.M. selaku ketua penyelenggara Pelatihan Dasar CPNS Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang.

5. dr. Mas Adi Sunardi, Sp.Onk.Rad(K) selaku Kepala Instalasi Radioterapi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yang telah memberikan dukungan kepada saya dalam mengikuti pelatihan dasar CPNS golongan III ini.

6. Dr. dr. Ruswana Anwar, Sp.OG., KFER, M.Kes. selaku mentor telah memberikan dukungan, arahan dan bimbingan kepada saya dalam menyusun rancangan aktualisasi ini dengan sebaik-baiknya.

7. Ibu dr. Arum Wiratri, M.P.H. sebagai coachyang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada saya dalam menyusun rancangan kegiatan aktualisasi ini dengan sebaik-baiknya.

8. Segenap Widyaiswara serta seluruh panitia yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu pengetahuan dan pengalaman yang bermanfaat selama pelatihan dasar ini.

9. Suami dan kedua anak saya yang telah memberikan dukungan kepada saya dalam mengikuti kegiatan pelatihan dasar CPNS golongan III ini.

10. Seluruh teman-teman pelatihan dasar CPNS Golongan III Kementerian Kesehatan RI.

Laporan rancangan aktualisasi ini disusun untuk memenuhi salah satu

penilaian dalam rangkaian kegiatan Pelatihan Dasar CPNS Kementerian

Kesehatan. Semoga laporan yang masih jauh dari sempurna ini dapat

bermanfaat bagi sesama demi kemajuan generasi ASN untuk memajukan bangsa

dan negara.

Bandung, 22 Juni 2022

Penulis, Emailsa Denta

NIP. 198703082022032002

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sesuai dengan isi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur

Sipil Negara Pasal 10 yang menyatakan bahwa pegawai ASN berfungsi sebagai

pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa, maka dilaksanakanlah pelatihan dasar bagi CPNS Golongan III di lingkungan

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sebagai bekal bagi para ASN untuk

dapat mengabdi dengan baik di lingkungan kerja masing-masing dan juga dalam kehidupan bermasyarakat.

Peraturan terbaru yang mendasari Pelatihan Dasar CPNS tertuang dalam

Peraturan Lembaga Administrasi Negara (PerLAN) Nomor 10 Tahun 2021 yang merupakan penyempurnaan dari PerLAN Nomor 1 Tahun 2021 untuk menyesuaikan kebijakan nilai-nilai dasar (core values) ASN BerAKHLAK pada kurikulum pembelajaran. Penyesuaian kurikulum ini erat kaitannya pula karena pandemi Covid-19 yang menyebabkan berpindahnya sebagian kehidupan

manusia ke dunia digital, sehingga kompetensi yang dikembangkan dalam

Pelatihan Dasar CPNS merupakan kompetensi pembentukan karakter PNS yang profesional sesuai bidang tugas dan juga mampu mengaktualisasikan nilai-nilai

dasar literasi digital. Pelaksanaan kurikulum pembentukan karakter ini akan dilaksanakan dalam 4 komponen dengan sistem blended learning. Komponen pertama yaitu MassiveOpenOnlineCourse(MOOC) yang merupakan kegiatan

pembelajaran mandiri, kemudian tahap kedua merupakan Pelatihan Jarak Jauh

atauDistanceLearningyang terdiri dari E-learningdan aktualisasi di tempat kerja

dimana para peserta dapat mengakses E-learningyang dikelola oleh LAN dan Lembaga Pelatihan, peserta mengikuti pembelajaran bersama pengampu materi, coach, dan kelompoknya. Komponen ketiga yaitu pembelajaran klasikal dimana CPNS melakukan pembelajaran di Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang. Komponen

keempat adalah Penguatan Kompetensi Teknik Bidang Tugas (PKTBT) dimana

pembelajaran fokus pada kebutuhan teknis sesuai bidang tugas CPNS. Adapun

PKTBT dilaksanakan di instansi asal CPNS.

1

RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung sebagai salah satu rumah sakit tipe A dan rumah sakit pendidikan, turut berpartisipasi mengirimkan CPNS yang ditempatkan di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung untuk mengikuti latsar CPNS sebagai bentuk kepatuhan terhadap aturan yang berlaku. Hal ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, khususnya Instalasi Radioterapi melalui rancangan aktualisasi CPNS yang akan melaksanakan aktualisasi.

Melalui penyusunan draft pedoman daftar radiasi di Instalasi Radioterapi, diharapkan dapat menurunkan lamanya jadwal antrian pasien yang akan menjalani radiasi. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan mutu pelayanan Instalasi Radioterapi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

1.2 Tujuan Aktualisasi

Tujuan dari pelaksanaan aktualisasi nilai-nilai dasar PNS di satuan kerja adalah sebagai berikut:

1. CPNS mampu menerapkan nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK yaitu Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif dalam menjalankan peran ASN sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa.

2. Berkontribusi dalam memperkuat visi misi satuan kerja yaitu RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

3. Mampu menerapkan, mengaplikasikan, dan mengimplementasikan materi literasi digital SMART ASN pada kehidupan sehari-hari.

4. Memberikan sumbangsih dalam meningkatkan kualitas dan mutu pelayanan di Instalasi Radioterapi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

1.3 Manfaat Kegiatan

Kegiatan aktualisasi ini diharapkan mampu membentuk karakter ASN profesional dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang senantiasa menunjukkan sikap perilaku bela negara, mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS dalam pelaksanaan tugas jabatannya, mengaktualisasikan kedudukan dan peran

2

PNS dalam mendukung SMART ASN serta menunjukkan kemampuan kompetensi teknis yang dibutuhkan sesuai bidang tugas.

1.4 Ruang Lingkup

Pendidikan dan pelatihan dasar CPNS Golongan III Angkatan 3 dengan sistem blended learning diselenggarakan selama 74 hari kerja sejak tanggal 25 April 2022 sampai dengan 19 Agustus 2022, terdiri atas 4 tahap yaitu :

1. Tanggal 25 April – 21 Mei 2022 dilaksanakan pembelajaran MOOC secara mandiri selama 16 hari kerja.

2. Tanggal 30 Mei – 29 Juni 2022 peserta melakukan kegiatan pembelajaran Distance Learning (E-Learning) menggunakan metode pembelajaran daring secara langsung (synchronous) dan asynchronousoleh penyelenggara Bapelkes

Cikarang selama 22 hari. Peserta dibebastugaskan dari kegiatannya di unit kerja.

3. Tanggal 30 Juni - 5 Agustus 2022 peserta melakukan aktualisasi di unit kerja, yaitu di Instalasi Radioterapi RSHS Bandung selama 30 hari.

4. Tanggal 10-19 Agustus 2022, Kegiatan Klasikal on campus di Bapelkes Cikarang selama 7 hari.

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Profil Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung

Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Hasan Sadikin Bandung berlokasi di Jalan Pasteur Nomor 38 Kota Bandung merupakan Rumah Sakit (RS) Kelas A

yang menjadi rujukan tertinggi (Top Referral Hospital) di Provinsi Jawa Barat, selain itu RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung atau biasa disingkat RSHS juga

menjadi RS Rujukan Bencana Nuklir Nasional dan sebagai RS Pedidikan Utama

untuk Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. RSHS mulai dibangun pada

tahun 1917 dan diresmikan pada tanggal 15 Oktober 1923 dengan nama Het

Algemeene Bandoengsche Ziekenhuijs. Dalam perkembangannya, RS ini

beberapa kali mengalami pergantian nama. Pada tanggal 30 April 1927 namanya

diubah menjadi HetGemeenteZiekenhuijsJulianadengan kapasitas 300 tempat

tidur. Selama penjajahan Jepang, rumah sakit ini dijadikan RS Militer. Setelah

Indonesia merdeka, dikelola oleh pemerintah daerah, kemudian dikenal oleh masyarakat Jawa Barat dengan nama RS Ranca Badak.

Pada tahun 1954 RS Ranca Badak ditetapkan menjadi RS provinsi dan berada di bawah pengawasan Departemen Kesehatan. Selanjutnya pada tahun

1956 dijadikan rumah sakit umum dengan kapasitas 600 tempat tidur, bersamaan dengan didirikannya Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran.

Sejak itu pula RS Ranca Badak digunakan sebagai tempat pendidikan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran.

Pada tanggal 8 Oktober 1967 nama RS Ranca Badak diubah menjadi

Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin (RSHS) yang berfungsi sebagai Unit

Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan bertanggungjawab langsung kepada Direktur Jenderal Pelayanan Medik. Pada

tahun 1992-1997 RSHS ditetapkan menjadi unit swadana. Keluarnya Undangundang nomor 20 tahun 1997 tentang PNBP yang ditindaklanjuti dengan Surat

Keputusan Menteri Keuangan nomor 124 tahun 1997 menyebabkan status RSHS

berubah menjadi RS Pengguna Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang harus menyetorkan seluruh pendapatan ke kas negara.

4

Ditengah-tengah perkembangannya RSHS ditetapkan sebagai RS Rujukan

Nasional berdasarkan Surat Keputusan Menteri No HK.02.02/MENKES/390/2014

tentang Pedoman Penetapan RS Rujukan Nasional, menampung tujuh RS

Regional di Jawa barat dan beberapa RS di luar provinsi Jawa Barat. Data terkini menunjukkan, saat ini RSHS memiliki 944 tempat tidur, 3000 karyawan dengan

395 dokter spesialis dan subspesialis dan enam layanan unggulan terdiri atas

Pelayanan Jantung Terpadu, Pelayanan Onkologi, Pelayanan Infeksi, Bedah Minimal Invasif, Kedokteran Nuklir dan Transplantasi Ginjal.

2.2 Visi, Misi, dan Janji Pelayanan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

2.2.1 Visi dan Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Visi RSHS adalah menjadi institusi kesehatan yang unggul dan transformatif dalam meningkatkan status kesehatan masyarakat (Transformative leaderinhealthcare). Adapun misi dari RSHS mencakup:

1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna dan prima, yang terintegrasi dengan pendidikan dan penelitian

2. Menyelenggarakan sistem rujukan pelayanan bermutu

3. Melakukan transformasi dalam mewujudkan status kesehatan masyarakat yang lebih baik.

2.2.2 Janji Pelayanan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Moto Pelayanan: “Kesehatan Anda adalah Prioritas Kami”

5

Nilai-nilai filosofis RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dituangkan dalam janji layanan yaitu:

PAMINGPIN PITUIN

Kepemimpinan : Nilai yang menggambarkan kepeloporan dan menyiapkan talenta-talenta terbaik di bidangnya.

Profesional : Nilai yang berorientasi pada pencapaian kinerja melalui perjalinan kemitraan.

Inovatif : Nilai yang menggambarkan keinginan untuk menghasilkan suatu yang baru dan senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambungan.

Tulus : Keinginan untuk memberi tanpa pamrih, proaktif dan responsif.

Unggul : Keinginan untuk menjadi yang terbaik dan menghasilkan kualitas prima.

Integritas : Nilai yang menggambarkan kejujuran, amanah, dan menjunjung etika yang tinggi dalam menjalankan tugas.

2.3 Struktur RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Struktur organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut.

Gambar 2.1 Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

6

2.4 Profil Instalasi Radioterapi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Pelayanan radioterapi atau saat ini lebih dikenal dengan sebutan onkologi radiasi adalah pelayanan medik spesialistik berupa upaya pengobatan dengan menggunakan sinar pengion energi tinggi yang ditujukan untuk penyakit keganasan/kanker atau non-kanker. Radioterapi merupakan salah satu pilar modalitas utama dalam tatalaksana penderita kanker selain pembedahan dan kemoterapi. Pada banyak kasus, penderita kanker dapat menjalani lebih dari 1 metode pengobatan, dimana setidaknya setengah dari kasus kanker tersebut membutuhkan radioterapi. Oleh karena itu, pelayanan radioterapi sebaiknya ada di rumah sakit tersier yang telah didukung dengan tim multidisiplin spesialistik onkologi lainnya agar upaya pengobatan penderita kanker terlaksana secara komprehensif dan optimal.1

Instalasi Radioterapi RSHS memiliki visi “Menjadi Pusat Rujukan Bidang

Onkologi Radiasi yang Terkemuka” dengan misinya “Memberikan Pengobatan

Radiasi yang Akurat dan Berstandar Internasional” dan mengemban motto

“Keselamatan, Keamanan dan Perlindungan Aspek Terapan Radioterapi”.

Instalasi Radioterapi RSHS Bandung memiliki berbagai fasilitas penunjang pelayanan, diantaranya adalah :

1. Loket pendaftaran

2. Pesawat Simulator

3. Pesawat Linac

4. Pesawat Cobalt

5. TreatmentPlanningSystem(TPS)

6. MouldRoom

7. Kamar Gelap

8. Poli Pemeriksaan

9. Ruang Tunggu Pasien

10. Ruang Perawatan

11. Ruang Pertemuan

Pelayanan Radioterapi berupa tindakan radiasi eksterna/External Beam

Radiotherapy (EBRT) merupakan pelayanan yang berkesinambungan dari pertama kali pasien datang sebagai pasien baru sampai dilakukannya evaluasi

7

tindak lanjut setelah radiasi selesai. Awalnya, pasien baru preradiasi akan diperiksa di poliklinik, kemudian dilakukan tindakan simulasi dengan tujuan penentuan lokalisasi area tubuh pasien yang akan diradiasi. Pada tahap selanjutnya, akan dilakukan perencanaan dan penghitungan dosis target radiasi lalu setelah verifikasi baru dilakukan tindakan radiasi. Alur pelayanan dapat dilihat di gambar 2.2 berikut.

8
Gambar 2.2 Alur Pelayanan Pasien Radioterapi RSHS 2.5 Struktur Instalasi Radioterapi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Gambar 2.3 Struktur Organisasi Instalasi Radioterapi RSHS

2.6 Profil Peserta

Penulis dalam rancangan aktualisasi ini adalah:

Nama : Emailsa Denta

NIP : 198703082022032002

Jabatan /Golongan : Dokter Pendidik Klinis Ahli Pertama / IIIB

Pendidikan Terakhir : Dokter Spesialis Onkologi Radiasi

Unit Kerja : Instalasi Radioterapi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Instansi : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Email : cacadenta@gmail.com

Tugas pokok jabatan penulis mencakup pelayanan spesialistik, pendidikan dan penelitian serta pengabdian masyarakat, yang kemudian diuraikan dalam rincian tugas sebagai berikut:

1. Melaksanakan pelayanan tindakan medic radioterapi sesuai pedoman pelayanan medis

2. Mengevaluasi SPO (Standar Prosedur Operasional) secara berkala dan melakukan revisi jika perlu

3. Melakukan pembimbingan terhadap peserta didik

4. Melaksanakan dan menghasilkan karya ilmiah di bidang pelayanan pendidikan

5. Melaksanakan tugas bantuan/partisipasi kesehatan.

2.7 Nilai-nilai Dasar Profesi ASN

Core Values ASN adalah “BerAKHLAK” yang merupakan akronim dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif. Core Values tersebut seharusnya dapat dipahami dan dimaknai sepenuhnya oleh seluruh ASN serta dapat diimplementasikan dalam pelaksanaan tugas dan kehidupan sehari- hari. Core Values ASN “BerAKHLAK” sebagai berikut :

1. Berorientasi Pelayanan Panduan perilaku/kode etik dari nilai Berorientasi Pelayanan sebagai pedoman bagi para ASN dalam pelaksanaan tugas sehari-hari sebagai berikut :

9

a) Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat.

Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku Berorientasi

Pelayanan yang pertama ini diantaranya:

1. Mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia;

2. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak

3. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian

4. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama.

b) Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan.

Adapun beberapa Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan

perilaku Berorientasi Pelayanan yang kedua ini diantaranya:

1. memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur

2. memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program

pemerintah

3. memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun

c) Melakukan perbaikan tiada henti.

Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku Berorientasi Pelayanan yang ketiga ini diantaranya:

1. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik

2. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai

2. Akuntabel

Akuntabilitas adalah kewajiban untuk mempertanggungjawabkan segala tindak dan tanduknya sebagai pelayan publik kepada atasan, lembaga pembina, dan lebih luasnya kepada publik. Panduan perilaku/kode etik dari nilai Akuntabel

adalah:

a) Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, serta disiplin dan berintegritas tinggi.

b) Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif dan efisien.

c) Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan.

10

3. Kompeten

Panduan perilaku (kode etik) kompeten yaitu

a) Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah

b) Membantu orang lain belajar.

c) Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.

4. Harmonis

Panduan perilaku/kode etik dari nilai Harmonis yaitu:

a) Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya.

b) Suka menolong orang lain.

c) Membangun lingkungan kerja yang kondusif.

5. Loyal

Panduan perilaku/kode etik dari nilai Loyal yaitu :

a) Memegang teguh ideologi Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah.

Beberapa Nilai-Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan Panduan Perilaku

Loyal yang pertama ini diantaranya:

1. Memegang teguh ideologi Pancasila

2. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 serta pemerintahan yang sah

3. Mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia

4. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah.

b) Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan, instansi dan negara. Adapun

beberapa Nilai-Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan Panduan Perilaku

Loyal yang kedua ini diantaranya:

1. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak

2. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian

3. Menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif

11

4. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik

5. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun

6. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi

7. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama

8. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai

9. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan

10. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat sistem karier

c) Menjaga rahasia jabatan dan negara. Sementara itu, Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan Panduan Perilaku

Loyal yang ketiga ini diantaranya: memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur.

6. Adaptif

Adaptif adalah karakteristik alami yang dimiliki makhluk hidup untuk bertahan hidup dan menghadapi segala perubahan lingkungan atau ancaman yang timbul.

Panduan perilaku/kode etik dari nilai Adaptif yaitu:

a) Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan.

b) Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas.

c) Bertindak proaktif.

7. Kolaboratif

Panduan perilaku/kode etik dari nilai Kolaboratif yaitu:

a) Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi.

b) Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah.

c) Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama.

12

BAB III RANCANGAN AKTUALISASI

3.1 Identifikasi Isu

Dalam rangkaian pembelajaran Pelatihan Dasar (Latsar) CPNS, peserta diharapkan peka serta mampu mengidentifikasi kondisi nyata yang terjadi di lingkungan kerja dan secara spesifik terkait dengan tuntutan pelaksanaan tugas jabatannya sebagai suatu isu yang harus diselesaikan agar tidak memengaruhi

baik itu kinerja individu, unit kerja atau instansi. Setelah identifikasi, peserta juga

dituntut secara kritis untuk menganalisis penyebab isu tersebut dan merumuskan alternatif penyelesaiannya.

Unit kerja yang akan dibahas dalam laporan ini adalah Instalasi

Radioterapi RSHS yang merupakan unit kerja penulis. Berdasarkan pengamatan dengan metode environmental scanning selama bekerja di unit Instalasi

Radioterapi RSHS, penulis berhasil mengidentifikasi 3 isu aktual. Isu pertama

mengenai belum optimalnya pengisian Rekam Medis Elektronik (RME)

terintegrasi oleh staf medis dan perawat di Instalasi Radioterapi RSUP Dr. Hasan

Sadikin Bandung. RME adalah rekam medis yang dibuat dan disimpan dalam

bentuk digital. Pada bulan Desember 2020, RSHS sudah mulai melaksanakan

sosialisasi dan uji coba penggunaan RME terintegrasi di beberapa unit pelayanan

yang sudah dilengkapi dengan fasilitas hardware. Target capaian penyelenggaraan RME terintegrasi tahun 2024 adalah 100% sesuai Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan tahun 2020-2024 dimana rata-rata capaian di Instalasi Radioterapi hingga triwulan II tahun 2022 adalah sebesar

70%. Belum optimalnya capaian tersebut disebabkan karena masih minimnya pengetahuan SDM mengenai cara pengisian RME dan minimnya kesadaran mengenai pentingnya mengisi RME. Selain itu, pengembangan aplikasi RME yang

belum terintegrasi sempurna dan jaringan internet yang belum mumpuni juga merupakan penyebab belum optimalnya capaian RME. Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut, pihak RS berkomitmen secara rutin dan simultan akan terus melakukan sosialisasi dan monitoring evaluasi penggunaan RME di unit-unit pelayanan termasuk Instalasi Radioterapi.

13

Isu kedua mengenai kurangnya relevansi dari Standar Prosedur Operasional (SPO) mengenai “Daftar Tunggu Radiasi” tahun 2018 terkait adanya

penambahan fasilitas pesawat radiasi di Instalasi Radioterapi RSUP Dr. Hasan

Sadikin Bandung. Isu ketiga mengenai Belum optimalnya peran dari petugas

“case manager oncology” dalam upaya peningkatan kualitas alur pelayanan

pasien yang akan atau sedang menjalani terapi radiasi di Instalasi Radioterapi

RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Isu kedua dan ketiga merupakan isu yang muncul berkaitan dengan pelayanan pasien di instalasi radioterapi. Hingga tahun 2021, Radioterapi RSHS memiliki 2 unit pesawat radiasi eksterna dan 1 unit

pesawat brachytherapy. Kapasitas jumlah pasien yang bisa dilayani di 1 unit pesawat radiasi eksterna per hari yaitu sekitar 40-50 pasien. Pasien yang

menjalani sesi radioterapi umumnya mendapatkan 10-35 fraksi radiasi, dimana 1 kali fraksi diberikan setiap hari sampai sesi tersebut selesai. Jumlah fraksi radiasi pada tiap pasien bisa berbeda, sesuai dengan indikasi/tujuan dari pengobatannya (kuratif atau paliatif) maupun dari jenis keganasannya. Oleh karena sesi

radioterapi membutuhkan waktu yang cukup panjang yaitu sekitar 5-7 minggu, dibutuhkan peran petugas khusus yang dapat memastikan pasien menjalani sesi radioterapinya sampai selesai. peran case manager tersebut dijalankan oleh seorang perawat.

3.2 Isu Utama yang Diangkat

Dalam menentukan isu prioritas yang akan diangkat, penulis melakukan penapisan terhadap ketiga isu tersebut dengan menggunakan alat bantu analisis

Aktual, Problematik, Kekhalayakan, dan Layak (APKL). Aktual yaitu isu yang benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat.

Problematik yaitu isu tersebut memiliki dimensi masalah yang kompleks sehingga harus segera ditemukan solusi secara komprehensif. Kekhalayakan artinya jika isu tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak, dan layak dapat diartikan sebagai suatu isu yang masuk akal, realistis, relevan sehingga dapat dimunculkan insiatif penyelesaian dari permasalahan tersebut. APKL memiliki kriteria penilaian

dengan rentang skor 1-5 dan isu dengan nilai total tertinggi akan ditetapkan sebagai isu prioritas. Hasil penilaian ketiga isu tersebut dapat dilihat di tabel 3.1.

14

1

Tabel

Belum optimalnya pengisian

Rekam Medis Elektronik (RME)

terintegrasi oleh staf medis dan perawat di Instalasi Radioterapi

RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Kurangnya relevansi dari Standar

Prosedur Operasional (SPO)

mengenai “Daftar Tunggu Radiasi”

4 3 4 5 16 II

2

tahun 2018 terkait adanya

penambahan fasilitas pesawat

radiasi di Instalasi Radioterapi

RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Belum optimalnya peran dari

petugas “casemanageroncology”

dalam upaya peningkatan kualitas

5 5 4 4 18 I

3

alur pelayanan pasien yang akan

atau sedang menjalani terapi

radiasi di Instalasi Radioterapi

RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

3 3 4 4 14 III

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa isu utama dengan

total skor terbesar yang akan dicari alternatif penyelesaiannya yaitu isu mengenai

“Kurangnya relevansi dari Standar Prosedur Operasional (SPO) Daftar

Tunggu Radiasi tahun 2018 terkait adanya penambahan fasilitas

pesawat radiasi di Instalasi Radioterapi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung”.

3.3 Latar Belakang Pemilihan Isu

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dikeluarkan

oleh Badan Litbang Kesehatan Kemenkes RI tahun 2018 menunjukkan bahwa

prevalensi kanker di Jawa Barat sebesar 1,41 % (Indonesia prevalensi kanker

15
A P K L Total
3.1 Analisis Penapisan Isu dengan APKL
No Isu
Skor Prioritas

sebesar 1,79 %) sehingga RSHS sebagai RS tipe A dan pusat rujukan di Jawa Barat mengedepankan pelayanan onkologi terpadu sebagai salah satu layanan unggulannya.

Berdasarkan laporan tahunan Instalasi Radioterapi RSHS tahun 2019 diketahui bahwa jumlah pasien baru yang terdaftar di instalasi yaitu sebanyak

1628 pasien dengan volume tindakan radiasi eksterna sebanyak 27.546 tindakan. Dari data tersebut, jumlah pasien yang tidak datang simulasi (drop out presimulasi) sebanyak 317 pasien (19 %) dan jumlah pasien yang sudah disimulasi namun tidak datang untuk menjalani radiasi (dropoutpreradiasi) yaitu sebanyak 188 pasien (14%). Angka dropout presimulasi dan preradiasi yang tinggi ini disebabkan oleh daftar tunggu pelayanan radiasi yang terlalu lama mencapai 3 bulan karena jumlah pasien yang melebihi kemampuan pelayanan radiasi di RSHS. Selain itu, jika dilihat dari sisi pendapatan rumah sakit, jumlah pasien dropoutpresimulasi dan preradiasi tahun 2019 rata-rata sebanyak 42 pasien perbulannya serta dengan asumsi 1 pasien menjalani 25 kali radiasi, maka total kehilangan pendapatan RS per bulan adalah sebesar 42 x 25 x Rp.

1.144.000,- = Rp. 1.201.200.000,-

Oleh karena adanya keterbatasan kapasitas pelayanan pesawat radiasi yang tidak sebanding dengan jumlah pasien, disusunlah suatu kategori pengaturan pasien-pasien yang akan dilakukan radiasi yang tertuang dalam

Standar Prosedur Operasional (SPO) “Daftar Tunggu Radiasi” tahun 2018.

Standar Prosedur Operasional (SPO) adalah suatu perangkat instruksi atau langkah-langkah yang dibakukan untuk menyelesaikan suatu proses kerja rutin tertentu. SPO haruslah relevan agar dapat dijadikan tolak ukur dalam menilai efektivitas dan efisiensi kinerja pelayanan demi memenuhi standar mutu yang baik. Oleh karena itu, SPO dapat direvisi sesuai kebutuhan dan insidentil, terutama jika ada perkembangan ilmu atau pelayanan kesehatan yang baru, kejadian luar biasa, dan perubahan tata ruang serta peraturan perundangundangan yang baru.

Tahun 2022, Radioterapi RSHS mendapatkan penambahan fasilitas berupa 1 pesawat radiasi eksterna, sehingga pada saat ini Radioterapi RSHS memiliki 3 unit pesawat radiasi eksterna. Pengadaan pesawat radiasi tersebut

16

bertujuan untuk meningkatkan cakupan pelayanan radioterapi dan juga untuk mengurai daftar tunggu radiasi yang tadinya 3 bulan menjadi 1 bulan. Dengan adanya penambahan fasilitas tersebut, SPO “Daftar Tunggu Radiasi” tahun 2018 sudah tidak relevan dan membutuhkan pengkajian ulang serta revisi agar SPO tersebut sesuai dengan kondisi terkini di unit pelayanan Radioterapi RSHS.

3.4 Dampak jika Isu tidak ditangani

Beberapa dampak yang dapat terjadi apabila isu tersebut tidak segera ditangani, antara lain:

1) Meningkatnya angka dropout(DO) pasien presimulasi dan preradiasi

2) Menurunkan angka keberhasilan pengobatan karena tertundanya pengobatan

3) Rendahnya cakupan pelayanan radioterapi RSHS sehingga dapat menurunkan kualitas dan mutu pelayanan pasien

4) Kerugian finansial pada RS

3.5 Penyebab Isu

Melihat dampak yang cukup besar, maka dilakukan analisis penyebab isu terpilih mengenai “Kurangnya relevansi dari Standar Prosedur Operasional (SPO) Daftar Tunggu Radiasi tahun 2018 terkait adanya penambahan fasilitas pesawat radiasi di Instalasi Radioterapi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung” dengan menggunakan metode fishbonepada gambar 3.1 di bawah ini.

17

Gambar 3.1 Diagram FishbonePenyebab Isu Terpilih

3.6 Gagasan Penyelesaian Isu

Gagasan penyelesaian isu yang dirumuskan penulis yaitu “Penyusunan

Draft Pedoman Daftar Antrian Radiasi di Instalasi Radioterapi RSHS Bandung”

yang terdiri dari beberapa kegiatan yang dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut.

18

Tabel 3.2 Kegiatan Penyelesaian Isu

No Kegiatan Sumber

1 Rapat Koordinasi terkait penyusunan draft revisi SPO

Daftar Tunggu Radiasi SKP

2 Penyusunan draft revisi SPO Daftar Tunggu Radiasi Inovasi

3 Sosialisasi draft SPO Daftar Tunggu Radiasi kepada rekan unit kerja yang terlibat dalam implementasi SPO tersebut Perintah Atasan

4 Melakukan uji coba sesuai dengan draftSPODaftar Tunggu Radiasi yang telah disusun dan disetujui kepala

instalasi SKP

5 Melakukan evaluasi implementasidraft SPODaftar Tunggu Radiasi SKP

Dalam melaksanakan setiap tahapan kegiatan penyelesaian isu tersebut, penulis akan menguraikan relevansi pelaksanaan kegiatannya dikaitkan dengan nilai-nilai dasar PNS BerAKHLAK.

19

Matriks Rancangan Aktualisasi

Unit Kerja : Dokter Pendidik Klinis Ahli Pertama, Instalasi Radioterapi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Isu yang diangkat : Kurangnya relevansi dari Standar Prosedur Operasional (SPO) mengenai “Daftar Tunggu Radiasi” tahun 2018 terkait adanya

penambahan fasilitas pesawat radiasi di Instalasi Radioterapi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Gagasan

Pemecahan Isu : Penyusunan DraftPedoman Daftar Tunggu Radiasi di Instalasi Radioterapi RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung

No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi

Mata Pelatihan

Kontribusi terhadap Visi

Misi Organisasi Penguatan Nilai Organisasi

1 Rapat Koordinasi

terkait

penyusunan draft

revisi SPO Daftar

Tunggu Radiasi

Membuat undangan

rapat koordinasi terkait

penyusunan draft revisi

SPO Daftar Tunggu

Radiasi

Surat Undangan

untuk Staf Medis, Staf Non Medis,

Bagian Admisi

Instalasi Radioterapi

RSHS

Berkoordinasi dengan pihak

sekretariat untuk proses

pembuatan undangan.

Memastikan undangan yang

dibuat menggunakan Bahasa

yang resmi, sopan, dan tidak

terdapat salah pengetikan.

Meminta tanda tangan

atasan dengan sikap yang

santun.

(Akuntabel, Kompeten, Harmonis)

Sesuai dengan misi RSUP Dr.

Hasan Sadikin:

Menyelenggarakan

pelayanan kesehatan

paripurna dan prima, yang terintergrasi

dengan Pendidikan dan

penelitian dalam

menunjang visi: Menjadi

institusi kesehatan yang

unggul dan transformatif

dalam meningkatkan

Profesional Inovatif Unggul

Menyebarkan undangan

rapat koordinasi terkait

Undangan rapat diterima oleh semua

Melakukan konfirmasi

dengan sopan dan santun,

status kesehatan

masyarakat

20
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

penyusunan draft revisi

SPO Daftar Tunggu

Radiasi.

SDM terkait menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama

dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan

Bekerja sama dengan pihak

sekretariat untuk untuk

proses penyampaian surat

ke SDM terkait dan membuat

tanda terima penerimaan

surat undangan

(Akuntabel, Harmonis)

Pelaksanaan rapat

koordinasi terkait

penyusunan draft revisi

SPO Daftar Tunggu

Radiasi.

Terlaksananya rapat

koordinasi

Menghadiri rapat tepat

waktu

Mengikuti rapat dengan baik, seksama

Berperan aktif dalam rapat

dan mengajukan saran

dengan mengikuti tata cara

yang berlaku

(Akuntabel, Kompeten, Adaptif)

Membuat notulensi

rapat

Notulensi rapat Membuat notulensi rapat

dengan baik, cermat, dan

tidak melakukan manipulasi

21

Mengumpulkan literatur

mengenai rekomendasi

timingradioterapi yang

paling optimal

Literatur mengenai

rekomendasi timing

radioterapi yang paling optimal

data (Akuntabel, Kompeten)

Mengumpulkan bahan literatur untuk penyusunan

draftSPO dengan penuh

tanggung jawab, kerja keras, dan mengambil literatur yang paling relevan

(Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompete)

Sesuai dengan misi RSUP Dr.

Hasan Sadikin:

Menyelenggarakan

pelayanan kesehatan

paripurna dan prima, yang terintegrasi dengan

pendidikan dan

penelitian dalam

Penyusunan draft

revisi SPO Daftar

Tunggu Radiasi

Konsultasi dengan

kepala instalasi dan

mentor mengenai

penyusunan SPO yang

baik

Rancangan SPO yang

sesuai dengan

literatur dan realistis

untuk dilakukan

Melakukan diskusi dengan

kepala instalasi

menggunakan bahasa yang

sopan dan santun dengan

musyawarah untuk

menunjang visi: Menjadi

institusi kesehatan yang

unggul dan transformatif

dalam meningkatkan

status kesehatan

Profesional Inovatif

Unggul

Poin – poin hasil

diskusi/konsultasi

mendapatkan pengetahuan

dan ide dengan saling

menghormati dan

menghargai pendapat

dalam diskusi, serta

berbahasa Indonesia yang

baik dan benar (Akuntabel, Harmonis, Loyal, Kolaboratif)

masyarakat

22
2

Menyusun draftrevisi

SPO sesuai dengan hasil

diskusi dengan kepala instalasi

DraftSPO tersusun

sesuai dengan hasil

diskusi dan mengikuti

format yang berlaku

di instansi

Menyusun draftSPO sesuai

standar yang telah disetujui

oleh ka-instalasi sehingga

SPO dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan.

Rancangan SPO sesuai

dengan aturan yang berlaku di instansi.

Dalam penyusunan SPO

menggunakan Bahasa

Indonesia yang baik dan benar. (Berorientasi

Pelayanan, Kompeten, Adaptif)

Mengajukan draftSPO

kepada Ka-Instalasi

DraftSPOdisetujui Mengajukan draft SPO hasil

inovasi kepada ka-inslatasi

dgn bahasa yang sopan & santun

Mengajukan draft SPO hasil

inovasi kepada ka-inslatasi

dgn bahasa yang sopan & santun

(Akuntabel, Harmonis, Kompeten)

23

Sosialisasi draft

SPO Daftar

Tunggu Radiasi

kepada rekan unit

kerja yang terlibat

dalam

implementasi SPO

tersebut

Mempersiapkan materi

sosialisasi

Materi Sosialisasi

Draft SPO Daftar

Tunggu Radiasi yang

telah disetujui Ka-

Instalasi

Menyiapkan materi

sosialisasi dan draft SOP

yang telah disetujui kepala

instalasi secara bertanggung

jawab (Akuntabel, Kompeten)

Sesuai dengan misi RSUP Dr.

Hasan Sadikin:

Menyelenggarakan

pelayanan kesehatan

paripurna dan prima, yang terintegrasi dengan

Mengajukan izin kepada

Kepala Instalasi dan

mentor untuk

mensosialisasikan draft

SOP yang telah disetujui

Surat undangan

sosialisasi rancangan

SOP yang

ditandatangani

Kepala Instalasi

Dalam mengajukan perizinan

kepada kepala instalasi

dilakukan dengan sikap

sopan santun dan dilakukan

secara professional.

Menggunakan bahasa yang

baik (Akuntabel, Harmonis)

pendidikan dan

penelitian dalam

menunjang visi: Menjadi

institusi kesehatan yang

unggul dan transformatif

dalam meningkatkan

status kesehatan

masyarakat

Menyampaikan

Sosialisasi

Daftar Hadir

Notulen

Foto

kejelasan informasi yang

disampaikan, dalam

penyampaian dilakukan

dengan sikap dan bahasa

yang sopan dan santun, serta menggunakan

bahasa yang baik

(Akuntabel, Kompeten, Kolaboratif)

Menyusun laporan

kegiatan sosialisasi

Laporan kegiatan

sosialisasi

Pembuatan laporan

dilakukan dengan jelas,

24 3
Profesional Inovatif Unggul

4 Melakukan uji

coba sesuai

dengan draftSPO

Daftar Tunggu

Radiasi yang telah

disusun dan

disetujui kepala

Mengajukan izin kepada

Ka-Instalasi dan mentor

utk Uji Coba

Izin dari Kepala

Instalasi dan Mentor

tanggung jawab, transparan sesuai dengan

diskusi, tidak

menambahkan atau

mengurangi isi diskusi (Berorientasi Pelayanan, Adaptif, Loyal)

Dalam mengajukan perizinan

kepada kepala instalasi

dilakukan dengan sikap

sopan santun dan dilakukan

secara professional.

Menggunakan bahasa yang

baik (Akuntabel, Harmnis)

Sesuai dengan misi RSUP Dr.

Hasan Sadikin:

Menyelenggarakan

pelayanan kesehatan

paripurna dan prima, yang terintegrasi dengan

pendidikan dan

Profesional Inovatif Unggul Integritas

25

instalasi Menyiapkan alat dan

bahan yang dibutuhkan

Tersedianya Alat Dalam menyiapkan alat dan

bahan dilakukan dengan

efektif dan efisien, serta

tidak berlebihan memakai

alat dan bahan namun

sesuai kebutuhan

(Akuntabel, Kompeten)

penelitian dalam

menunjang visi: Menjadi

institusi kesehatan yang

unggul dan transformatif

dalam meningkatkan

status kesehatan

masyarakat

Melakukan Uji Coba

draftSPO

Daftar Hadir

Notulensi

Foto

Melakukan uji coba draft

SPO dengan kejelasan, kinerja bermutu.

(Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kolaboratif)

Membuat Laporan

Kegiatan Uji Coba

Laporan Kegiatan Uji

Coba

Laporan dibuat dgn jujur, tanggung jawab, transparan, tidak menambahkan/ mengurangi

isi (Akuntabel, Adaptif, Loyal)

26

5 Melakukan

evaluasi

implementasi draft

SPO Daftar

Tunggu Radiasi

Menganalisis data hasil

uji coba draft SPO Data Ceklis Tingkat Kepatuhan

Implementasi SPO

Melakukan penjadwalan

pasien dgn adil, jujur tidak

memihak, bertanggung

jawab sesuai draftSPO

(Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten)

Sesuai dengan misi RSUP Dr.

Hasan Sadikin:

Menyelenggarakan

pelayanan kesehatan

paripurna dan prima, yang terintegrasi dengan

pendidikan dan

penelitian dalam

menunjang visi: Menjadi

institusi kesehatan yang

unggul dan transformatif

dalam meningkatkan

status kesehatan

masyarakat

Profesional Inovatif

Tulus Unggul Integritas

Membuat Laporan

Kesimpulan

Laporan dibuat dgn jujur, tanggung jawab, transparan, tidak menambahkan/

mengurangi isi

(Akuntabel, Adaptif, Loyal)

27
Uji Coba
Uji Coba
Laporan Kesimpulan

BAB IV

RENCANA JADWAL KEGIATAN AKTUALISASI

Kegiatan Aktualisasi akan dilaksanakan dari tanggal 30 Juni – 05 Agustus 2022 dengan rincian timelinekegiatan sesuai tabel 4.1 berikut.

No Kegiatan Juli Agustus I II III IV I

1 Rapat Koordinasi terkait

Penyusunan Draft Revisi SPO

Daftar Tunggu Radiasi

2 Penyusunan draft revisi SPO

Daftar Tunggu Radiasi

3 Sosialisasi draft SPO kepada

Rekan Unit yang Terlibat dalam

Impelentasi SPO

4 Uji Coba draftSPO Daftar Tunggu Radiasi

Evaluasi Implementasi draft SPO

5

Daftar Tunggu Radiasi

28
Tabel 4.1 TimelineKegiatan Aktualisasi

DAFTAR PUSTAKA

Gondhowiardjo SA dkk. Pedoman Pelayanan Radioterapi di Rumah Sakit.

Perhimpunan Onkologi Radiasi Indonesia. 2018.

Sunardi MA, Adji K. Laporan Tahunan Instalasi Radioterapi RSUP Dr. Hasan

Sadikin Tahun 2019. 2019.

SPO Prosedur Daftar Tunggu Radiasi No. Dokumen X/1/1.3.12/04/0076 Tanggal

terbit 15 Oktober 2018. RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

Idris Irfan dkk. Analisis Isu Kontemporer Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai

Negeri Sipil Golongan II dan Golongan III. Lembaga Administrasi Negara. 2019;226-27.

http://akademikpdgub.staff.ub.ac.id/files/2014/11/SOP-Manajemen-Rumah-Sakit-

revisi-4.pdf

Surat Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Nomor:

HK.02.03/X.4.1.3/472/2020 Tentang Pengendalian Kebijakan di RSUP Dr. Hasan

Sadikin Bandung.

29

Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan 3

Emailsa Denta
2022

PROFIL PESERTA

• Nama : Emailsa Denta, dr., Sp.Onk.Rad.

• NIP : 198703082022032002

• Jabatan : Dokter Pendidik Klinis Ahli Pertama

• Golongan : IIIB

• Unit Kerja : Instalasi Radioterapi RSHS

• Instansi : Kementerian Kesehatan RI

Latsar Golongan 3 Angkatan 3 Bapelkes Cikarang

TUGAS POKOK JABATAN

Pelayanan Spesialistik, Pendidikan & Penelitian, Pengabdian Masyarakat

Melaksanakan pelayanan tindakan medik radioterapi

sesuai pedoman pelayanan medis

Mengevaluasi SPO secara berkala & melakukan revisi

jika perlu

Melakukan pembimbingan terhadap peserta didik

Melaksanakan & menghasilkan karya ilmiah di bidang

pelayanan/pendidikan

Melaksanakan tugas bantuan/partisipasi kesehatan

FUNGSI ASN

PEMBENTUKAN KARAKTER

CORE VALUES ASN

SMART ASN

PENYESUAIAN KURIKULUM LATSAR

PROFIL RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG

VISI MISI NILAI

Transformative LeaderinHealth Care

Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna & prima, yang terintegrasi dengan

pendidikan & penelitian

Menyelenggarakan sistem rujukan pelayanan kesehatan berjenjang, bermutu

Melakukan transformasi dalam mewujudkan

status kesehatan masyarakat yang lebih baik

Kepemimpinan

Profesional Inovatif Tulus Unggul Integritas

Motto: Kesehatan Anda

adalah Prioritas
Kami
PAMINGPIN PITUIN

INSTALASI RADIOTERAPI

STRUKTUR ORGANISASI RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG

PROFIL INSTALASI RADIOTERAPI RSHS

Pelayanan Radioterapi berupa tindakan radiasi eksterna/External

Beam Radiotherapy (EBRT)  pelayanan yang berkesinambungan dari pertama kali pasien datang sebagai pasien baru sampai dilakukannya evaluasi tindak lanjut setelah radiasi selesai.

ALUR PASIEN RADIOTERAPI

Menjadi Pusat Rujukan

Bidang Onkologi

Radiasi yang

Terkemuka

MISI

Memberikan

Pengobatan Radiasi

yang Akurat & Berstandar

Internasional

Keselamatan, Keamanan & Perlindungan Aspek

Terapan Radioterapi

PROFIL INSTALASI RADIOTERAPI RSHS VISI
MOTTO

STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI RADIOTERAPI RSHS

Staf Medis Dokter Staf Non dokter Perawat Fisikawan Medis Radiografer
Ka Instalasi
Penunjang Admisi Pekarya
Cleaning Service Satpam SDM Instalasi Radioterapi RSHS

LINAC 1 LINAC 2 Simulasi Pasien

RUANG TPS RUANG RAPAT
Identifikasi Isu Pemilihan Isu Analisis Penyebab Isu Gagasan Penyelesaian Isu

1

Belum optimalnya pengisian Rekam Medis

Elektronik (RME) terintegrasi oleh staf medis dan

perawat di Instalasi Radioterapi RSUP Dr. Hasan

Sadikin Bandung

Kurangnya relevansi dari Standar Prosedur

Operasional (SPO) mengenai “Daftar Tunggu

3 3 4 4 14 III

2

Radiasi” tahun 2018 terkait adanya penambahan

fasilitas pesawat radiasi di Instalasi Radioterapi

RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Belum optimalnya peran dari petugas “ case

manager oncology” dalam upaya peningkatan

kualitas alur pelayanan pasien yang sedang

menjalani terapi radiasi di Instalasi Radioterapi

RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

PRIORITAS

4 3 4 5 16 II

5 5 4 4 18 I 3

No Isu A P K L Total Skor Prioritas
IDENTIFIKASI & PENAPISAN ISU

Kurangnya relevansi dari Standar Prosedur

Operasional (SPO) mengenai

“Daftar Tunggu Radiasi” tahun 2018 terkait

adanya penambahan fasilitas pesawat

radiasi di Instalasi Radioterapi RSHS

RADIOTERAPI (RT) / ONKOLOGI RADIASI 

medik spesialistik, sinar pengion energi tinggi, penyakit kanker atau nonkanker

KANKER  RT ± BEDAH ± KEMO

1 pasien > 1 metode pengobatan

50% kasus BUTUH radiasi

RS Tersier /

RISKESDAS 2018

Pelayanan Onkologi Terpadu

Prevalensi kanker Jawa Barat 1,41% (Indonesia 1,79%)

Tipe A

Pasien Drop Out (DO) PreSimulasi

317 pasien (19%)

Pasien Drop Out (DO) PreRadiasi

188 pasien (14%)

1628

1311

1123

PreSimulasi
1311 317 Poliklinik Simulasi DO
LAPORAN TAHUNAN INSTALASI RADIOTERAPI TAHUN 2019
PreRadiasi
188 Simulasi Radiasi DO

Tingginya angka DO

presimulasi & preradiasi

Aspek Income RS

42 pasien DO/bulan(2019)

Asumsi 1 pasien 25x radiasi

 total kehilangan

daftar tunggu pelayanan radiasi mencapai 3 bulan

pendapatanRS/bulan 

42 x 25 x Rp. 1.144.000,- =

Rp. 1.201.200.000,-.

SPO Daftar Tunggu Radiasi

WHY ??

jumlah pasien > kapasitas

pelayanan radiasidi RSHS

RSHS: 2 unit pesawat

radiasi eksterna

1 unit 40-50pasien/hari

tahun 2018

Tahun 2022

+ 1 Pesawat Radiasi (↑ cakupan pelayanan)

SPO Daftar Antrian Radiasi 2018

relevan

Revisi SPO

↓ jadwal antrian radiasi pasien

Pesawat Radiasi LINAC “SYNERGY”

3 bulan

1 bulan

Meningkatnya angka drop out (DO) pasien presimulasi & preradiasi

Rendahnya cakupan pelayanan radioterapi sehingga dapat

menurunkan kualitas & mutu pelayanan pasien

Menurunkan angka

keberhasilan pengobatan karena

tertundanya pengobatan

KERUGIAN
Finansial RS
ANALISIS PENYEBAB
ISU

PENYUSUNAN DRAFT PEDOMAN DAFTAR ANTRIAN RADIASI

DI INSTALASI RADIOTERAPI

RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG

1 2

3 4 5

Rapat Koordinasi terkait penyusunan

draft revisi SPO Daftar Tunggu

Radiasi

Penyusunandraft revisi SPO

Daftar Tunggu Radiasi

Perintah

Sosialisasidraft SPO

kepada rekanunit kerja

Melakukan uji coba draft

SPO

Melakukan evaluasi implementasi

draft SPO

KEGIATAN PENYELESAIAN ISU
INOVASI
Atasan SKP SKP SKP

2.

Daftar Tunggu Radiasi Surat Undangan Output

Koordinasi pembuatan undangan dgn sekretaris.

Bahasa resmi, sopan, tidaka salah ketik.

Akuntabel, Kompeten, Harmonis

kan

Tanda Terima Output

Melakukan konfirmasi

undangan dgn ramah & sopan santun

Akuntabel, Harmonis

Kegiatan 1 (4 tahap)

1. Membuat undangan rapat koordinasi Menyebar-
undangan rapat koordinasi Tahapan Rapat Koordinasi terkait Penyusunan Draft Revisi SPO

Tahapan Rapat Koordinasi terkait Penyusunan Draft Revisi SPO

Daftar Tunggu Radiasi

3.

Melaksanakan rapat koordinasi

Output

Menghadiri rapat tepat waktu

Rapat

Mengikuti rapat dgn baik & seksama

Berpartisipasi aktif dalam rapat

Akuntabel, Kompeten, Adaptif

4.

Membuat notulensi rapat

Output

Notulensi

Membuat notulensi rapat dgn lengkap & jujur

Akuntabel, Kompeten

Kegiatan 1 (4 tahap)

Tahapan

1. Mengumpulkan literatur

Output

Literatur

Mengumpulkan bahan

literatur dgn tanggung jawab, kerja keras, relevan

Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten

2. Konsultasi

dgn Ka-Instalasi & Mentor

Output

Hasil

Diskusi

Diskusi sopan santun, saling menghormati & menghargai pendapat

Akuntabel, Harmonis, Loyal, Kolaboratif

3. Menyusun draft revisi SPO

Output

DRAFT

Menyusun sesuai standar & aturan, dgn bahasa yg baik

Berorientasi Pelayanan, Kompeten, Adaptif

Kegiatan 2 (4 tahap)

Penyusunan draftrevisi SPO Daftar
Tunggu Radiasi

Tahapan Penyusunan draftrevisi SPO Daftar Tunggu Radiasi

Mengajukan draft SPO kepada

Ka-Instalasi

Kegiatan 2 (4 tahap)

Draft Acc Output

Mengajukan draft SPO hasil

inovasi kepada ka-inslatasi dgn

bahasa yg sopan & santun

Akuntabel, Kompeten, Harmonis

4.

Tahapan Sosialisasi draftSPO kepada Rekan Unit yang Terlibat

dalam Impelentasi SPO

1. Menyiapkan materi sosialisasi

Output

Materi

Menyiapkan materi sosialisasi & draft SPO secara

bertanggung jawab

Akuntabel, Kompeten

2. Mengajukan izin

kpd Ka-Instalasi & mentor utk

sosialisasi

Output

Surat

Undangan

Mengajukan izin dgn sikap

sopan santun , profesional, bahasa yg baik

Akuntabel, Harmonis

3. Menyampaikan sosialisasi

Kegiatan 3 (4 tahap)

Output

Menyampaikan dgn

DaftarHadir, Notulensi, Foto

jujur, jelas, & dgn

bahasa yg santun & baik

Akuntabel, Kompeten, Kolaboratif

4. Membuat

dalam Impelentasi SPO

Laporan Kegiatan

Output

Laporan

Laporan dibuat dgn jujur, tanggung jawab, transparan, tidak menambahkan/ mengurangi isi

Berorientasi Pelayanan, Adaptif, Loyal

Kegiatan 3 (4 tahap)

Sosialisasi draftSPO kepada Rekan
Terlibat
sosialisasi Tahapan
Unit yang

Tahapan Melakukan Uji Coba

1. Mengajukan izin kpd Ka-Instalasi & mentor utk Uji Coba

Izin Output

2. Menyiapkan alat & bahan yg dibutuhkan

Tersedia Alat Output

Tunggu Radiasi

Mengajukan izin dgn sikap sopan

santun , profesional, bahasa yg baik

Akuntabel, Harmonis

Kegiatan 4 (4 tahap)

Mempersiapkan dgn efektif

& efisien sesuai

kebutuhan.

Akuntabel, Kompeten

draftSPO Daftar

Tahapan Melakukan Uji Coba draftSPO Daftar Tunggu Radiasi

3. Melakukan Uji

Coba draft SPO

DaftarHadir, Notulensi, Foto Output

Melakukan uji coba sesuai dgn

draft dgn sikap profesional berbahasa yg baik

Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kolaboratif

4. Membuat

Laporan

Kegiatan Uji

Coba

Laporan Output

Laporan dibuat dgn jujur, tanggung jawab, transparan, tidak

menambahkan/ mengurangi isi

Akuntabel, Adaptif, Loyal

Kegiatan 4 (4 tahap)

Tahapan Melakukan Evaluasi Implementasi draftSPO

Daftar Tunggu Radiasi

Melakukan penjadwalan

hasil uji coba draft

SPO

Laporan

Kesimpulan Uji

Coba

Kegiatan 5 (2 tahap)

Output

Data Ceklis

Tingkat

Kepatuhan

SPO

pasien dgn adil, jujur tidak

memihak, bertanggung

jawab sesuai draft SPO

Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten

Output

Laporan

Laporan dibuat dgn jujur,

tanggung jawab, transparan,

tidak menambahkan/ mengurangi isi

Akuntabel, Adaptif, Loyal

1. Menganalisis data 2. Membuat

30 Juni – 05 Agustus 2022

No Kegiatan

1

Rapat Koordinasi terkait Penyusunan Draft Revisi

SPO Daftar Tunggu Radiasi

2 Penyusunan draft revisi SPO Daftar Tunggu Radiasi

3 Sosialisasi draft SPO kepada Rekan Unit yang

Terlibat dalam Impelentasi SPO

4 Uji Coba draft SPO Daftar Tunggu Radiasi

Evaluasi Implementasi draft SPO Daftar Tunggu

Juli Agustus I II III IV I

5

Radiasi

TIMELINE KEGIATAN AKTUALISASI

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.