![](https://static.isu.pub/fe/default-story-images/news.jpg?width=720&quality=85%2C50)
1 minute read
3.2 Penetapan Isu Prioritas
from Pembuatan Form Permintaan Pencampuran, Etiket Dan Daftar Pelarut Obat Injeksi Di Instalasi Farmasi
dan pasien) atau dapat disebut dengan formulir permintaan pencampuran obat. Hasil dari dispensing sediaan steril juga harus diberi penandaan dan identitas yang jelas menggunakan etiket.
Instalasi Farmasi RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso belum sepenuhnya melaksanakan kegiatan pencampuran obat steril dan belum mempunyai dokumen penunjang untuk kegiatan tersebut. Isu ini berkaitan dengan kurang optimalnya Pelayanan Publik dan dari segi manajemen ASN dimana personil farmasi yang belum sepenuhnya tersertifikasi pelatihan pencampuran obat steril.
Advertisement
3. Belum optimalnya monitoring terapi pasien HIV-AIDS Komunitas / LSM dan keluarga memiliki peran dalam kunci pendampingan ODHA (Orang Dengan HIV-AIDS) dalam penanggulangan HIV di Indonesia. Idealnya ODHA memeriksakan dirinya ke dokter untuk mendapatkan obat ARV (Anti Retro Viral) setiap bulan. Namun dengan berbagai faktor penghambat, menyebabkan ODHA memilih LSM / anggota keluarga lain untuk mengambilkan obatnya setiap bulan. Padahal dalam pelayanan obat ARV, petugas farmasi yang akan menyerahkan obat ARV harus mencatat data pasien seperti berat badan, sisa obat, keluhan pasien, obat lain yang sedang dikonsumsi serta kepatuhan pasien dalam minum obat sebagai evaluasi untuk menilai seberapa besar keberhasilan terapi. Minimalnya informasi data pasien karena pengambilan obat yang diwakilkan oleh LSM / keluarga pasien menyebabkan petugas farmasi sulit mengevaluasi keberhasilan terapi. Isu ini berkaitan dengan belum optimalnya pelayanan publik. Dimana petugas farmasi yang belum bisa memonitoring terapi pada ODHA.
3.2 Penetapan Prioritas Isu
Dalam menetapkan prioritas isu, penulis menggunakan teknik tapisan isu dengan kriteria APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan Layak) dan kemudian penilaian prioritas isu dilanjutkan dengan menggunakan kriteria USG (Urgency, Seriousness dan Growth). Penilaian isu pertama kali dilakukan dengan metode APKL. Aktual adalah isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan oleh masyarakat. Problematik merupakan isu yang sangat kompleks sehingga perlu dicarikan solusinya. Kekhalayakan artinya isu tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak. Layak ditujukan kepada isu yang masuk akal dan realistis serta relevan untuk dimunculkan