DAFTAR TABEL
v
Tabel 3.1.1 1 Penjelasan Butir SKP.........................................................................................14 Tabel 3.1.1 2 Analisis Dampak Isu .........................................................................................19 Tabel. 3.1.2 1 Analisis Isu Berdasarkan Kriteria APKL. 22 Tabel 3.1.4 1 Diagram Fishbone ............................................................................................26 Tabel 3.2. 1 Keterkaitan dengan substansi Agenda 3...............................................................27 Tabel 3.2. 2 Gagasan Pemecahan Isu 28 Tabel 4.2 1 Matriks Rancangan Aktualisasi..............................................................................33 Tabel.4.3 1 timeline kegiatan.................................................................................................45 Tabel 4.4. 1 Pihak yang terlibat dan perannya dalam aktualisasi 45
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Menurut Undang-Undang No.5 Tahun 2014 menjelaskan bahwa
Apartur Sipil Negara yang dapat disingkat dengan ASN ialah sebuah
profesi bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah
dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang bekerja pada instansi pemerintah
yang diangkat oleh penjabat pembina kepegawaian untuk menduduki
jabatan pemerintahan dan diserai tugas dalam suatu jabatan
pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang telah memenuhi syarat tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan. ASN memiliki peranan yang penting dalam mengelola kekayaan alam yang melimpah, potensi sumber daya manusia, peluang pasar yang besar dan demokrasi yang stabil secara efektif dan efisien. Sejumlah
keputusan strategis mulai dari merumuskan kebijakan sampai pada implementasi kebijakan dalam berbagai sektor pembangunan dilaksanakan oleh PNS. Sesuai dengan Undang-Undang ASN No.5
Tahun 2014, ASN dalam melaksanakan tugas dan fungsinya harus memiliki sikapintegritas,professional serta bekerja sesuai dengan kode etik dan nilai dasar ASN sehingga diperlukan pendidikan dan pelatihan untuk mencapai kualifikasi tersebut.
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (Latsar CPNS) dalam Peraturan LAN No. 1 Tahun 2021 dijelaskan bahwa pendidikan dan pelatihandalam Masa Prajabatan yangdilakukan secaraintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat, motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, serta dapat memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Pelatihan Dasar CPNS bertujuan untuk mengembangkan kompetensi CPNS yang dilakukan secara terintegrasi yang berarti penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS memadukan antara pelatihan klasikal dengan nonklasikal dan Kompetensi Sosial
1
Kultural dengan Kompetensi Bidang. Kompetensi yang diukur dari
seorang CPNS dalam kegiatan Latsar ini berdasarkan kemampuan
menunjukkan sikap perilaku bela negara dan dapat mengaktualisasikan peran dan nilai-nilai dasar ASN yang BERAHLAK (Berorientasi
Pelayanan, Akuntabilitas, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif)
dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Rumah Sakit Umum Pusat DR. Hasan Sadikin (RSHS) Bandung
merupakan rumah sakit dengan status kepemilikan Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia. RSHS merupakan rumah sakit kelas A yang menjadi rujukan tertinggi (TopReferalHospital)di Provinsi Jawa
Barat juga menjadi Rumah Sakit Rujukan Nasional dan Rumah Sakit
Pendidikan yang berdaya saing di trahun 2019.Pelayanan Keperawatan di RSHS Bandung bertujuan memberikan pelayanan keperawatan yang holistic, bermutu, dan memuaskan bagi pasien.
Penulis merupakan perawat dari RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, selama melaksanakan tugas di ruangan mengidentifikasi beberapa isu yang mana isu berawal dari Sasaran Kerja Pegawai dan juga tugas dan fungsi perawat yang tertuang dalam Undang-Undang 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan. Penulis bertugas di ruang rawat inap azalea dengan karekteristik pasien dewasa neurologi. Ruangan ini berkapasitas 22 tempat tidur . Di ruang Azalea terdapat permasalahan yang sampai saat ini belum teratasi, baik dari segi pelayanan public, manajemen Sumber Daya manusia maupun wholeof government.
Pelayanan kesehatan saat ini tidak lagi dilakukan hanya saat pasien sedang berada dalam ruang perawatan di rumah sakit tetapi terus dilakukan hingga saat pasien kembali ke rumah dan tidak membutuhkan perawatan, Discharge Planning adalah proses menyiapkan pasien saat keluar dari rumah sakit untuk kembali ke rumah. Menurut Rosya Ernalinda, dkk (2020) Program perencanaan pulang (discharge planning) pada dasarnya merupakan program
pemberian pendidikan kesehatan kepada pasien, sehingga faktor yang
berasal dari perawat yang mempengaruhi keberhasilan dalam
pemberian pendidikan kesehatan dalam perencanaan pulang yaitu
2
sikap, pengendalian emosi, pengetahuan, dan pengalaman perawat dapat diterapkan di rumah oleh pasien dan keluarga demi tercapainya kondisi kesehatan yang optimal.
Rencana pemulangan menjadi isu yang sangat penting akhirakhir ini. Dengan masuknya discharge planning dalam standar akreditasi rumah sakit baik versi KARS maupun JCI menjadikan semua rumah sakit termasuk rumah sakit pemerintah dituntut mampu melaksanakan proses discharge planning dengan baik. Sehingga perawat sebagai satu pemberi asuhan wajib memahami discharge planning beserta urgensinya agar dapat memberikan asuhan yang berkualitas bagi pasiennya.
Menurut hasil observasi yang dilakukan oleh penulis di ruanganselama melaksanakan orientasi pada bulan Mei 2022, ditemukan data bahwa pengisian lembardischargeplanningdilakukan kepada seluruh pasien hanya pada saat pasien datang pertama kali ke ruang rawat inap, kemudian kegiatan dari hasil telaah SPO (Standar Prosedur Operasional) dengan penerapan diruangan ditemukan bahwa tidak seluruh tahapan dilakukan seperti persiapan leaflet perawatan penyakit di rumah sesuai kasus, penyuluhan kepada pasien/keluarga
berupa diet, obat-obatan yang masih terus diberikan dan cara pemakaian, dan kegiatan atau aktivitas yang boleh dan tidak boleh di kerjakan serta kegiatan yang disarankan untuk menghindari adanya komplikasi masalah kesehatan yang lain. Oleh karena itu, penulis mengangkat isu mengenai belum optimalnya Pelaksanaan Discharge Planning (Perencanaan Pasien Pulang) pada pasien di ruang rawat inap
azalea RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum
Mampu mengimplementasikan nilai-nilai dasar ASN yaitu BerAKHLAK (Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmoni, Loyal, Adaptif, Kolaboratif) dalam melaksanakan tugas di lingkungan kerja yaitu Ruang
Kenanga lantai 1 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
3
1.4.1 Tujuan Khusus
Tujuan Khusus dari aktualisasi nilai-nilai dasar PNS adalah :
1. Melakukan identifikasi, penyusunan, dan penetapan isu yang terjadi dan harus segera dipecahkan
2. Membuat gagasan pemecahan isu dengan Menyusun daftar rencana, tahapan, dan output kegiatan
3. Menjelaskan keterkaitan antara rencana kegiatan pemecahan isu dengan nilai-nilai dasar PNS dan kedudukan serta peran dalam NKRI.
4. Optimalnya pelaksanaan discharge planning saat pelayanan keperawatan di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan aktualisasi ini meliputi kegiatan perawat ahli pertama di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung selaku Calon PNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan, dengan menerapkan nilai-nilai dasar PNS yaitu Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif (BerAKHLAK), Manajemen ASN, WholeofGovernmentdan Pelayanan Publik yang bersumber dari SKP, dan atau penugasan atasan dan program yang menjadi inovasi.
Manfaat
1.4.1 Manfaat Bagi Diri Sendiri
1. Pemahaman nilai-nilai dasar BERAHLAK sebagai pedoman dalam
menjalankan profesi sebagai ASN dalam penerapan pelaksanaan dischargeplanningdi ruang rawat inap Azalea RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
2. Menjadi tenaga keperawatan yang mampu menjalankanfungsi sebagai pelaksana kebijakan, pelayan publik, dan perekat dan pemersatu bangsa yang memiliki integritas dan profesional di lingkungan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
4
1.4.2 Manfaat Bagi Organisasi
1. Mewujudkan visi dan misi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
2. Meningkatkan kinerja perawat ruangan rawat inap RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
3. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan manajemen keperawatan di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
4. Tidak timbulnya ketidaktahuan pasien akan informasi kesehatan kepada pasien yang akan persiapan pulang ke rumah.
5
BAB II
GAMBARAN ORGANISASI DAN PROFIL PESERTA
2.1 Profil Rumah Sakit Umum Pusar Dr. Hasan Sadikin
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung (RSHS) merupakan rumah sakit milik
Kementerian Kesehatan. Sejak diresmikan pada tahun 1923, RSHS telah berkembang
menjadi rumah sakit besar di Jawa Barat yang berfungsi sebagai Rumah Sakit
Rujukan Puncak untuk Provinsi Jawa Barat dan sebagai Rumah Sakit Pendidikan bagi
Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran dan institusi pendidikan tenaga
kesehatan lainnya.
Karena kemampuannya dalam memberikan pelayanan spesialistik dan subspesialistik luas, pada taggal 18 Oktober 2004 RSHS ditetapkan oleh Departemen
Kesehatan sebagai Rumah Sakit Kelas A. Sesuai dengan PP No. 23 Tahun 2003 dan berdasarkan SK Menkes RI No. 861/Menkes/VI/2005, RSHS telah berubah status dari
Perusahaan Jawatan (Perjan) menjadi institusi yang menerapkan Pola Pengelolaan
Badan Layanan Umum (PPK-BLU). RSHS berlokasi di Jl. Pasteur No. 38 Bandung
dengan luas tanah 87.200 m2 yang mudah dijangkau dari berbagai arah. Sejalan dengan perkembangan IPTEKDOKdan tuntutanmasyarakat yang semakin meningkat
terhadap mutu pelayanan yang lebih baik, RSHS telah memiliki Master Plan yang dibuat pada tahun 1995. Master Plan tersebut memperhitungkan kebutuhan pelayanan medis dan pendidikan untuk 25 tahun ke depan, yang memuat Integrated Physical Building and Management Concept untuk Model Rumah Sakit Pendidikan. Saat ini, RSUP Dr. Hasan sadikin memiliki jenis pelayanan, meliputi: pertama pelayanangawat daruratsecaraterus menerus selama24jam, 7haridalamseminggu dengan pelayanan gawat darurat level IV. Kedua pelayanan rawat jalan memiliki klinik 26 subspesialistik terdiri dari: poliklinik Penyakit Dalam, bedah, kebidanan dn kandungan, anak, bedah saraf, orthopaedi, saraf, THT-KL, kulit dan kelamin, kedokteran jiwa, gigi dan mulut, bedah mulut, mata, anestesi, gizi, pegawai, MCU dan Tim Peeriksa Kesehatan Pegawai, teratai, kemoterapi rawat jalan, rehabilitasi medik, instalansi pelayanan jantung, hemodialisa, reproduksi berbantu, dan radioterapi.
6
Sarana pelayanan rawat inap (hospitalization) di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, dibedakan menjadi ruang rawat inap Kelas I, II, III, VIP, High Care, Intensif, Isolasi, dan rawat inap khusus atau non kelas.
2.2 VISI DAN MISI
2.1.1 Visi
Rumah Sakit Umum Pusat Dr Hasan Sadikin memiliki visi sebagai berikut:
“Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong“
2.1.2 Misi
Untuk mewujudkan Visi tersebut Rumah Sakit Umum Pusat Dr Hasan
Sadikin memiliki Misi “Menjadikan Kualitas Hidup Manusia Indonesia yang Tinggi, Maju dan Sejahtera”.
2.3 NILAI-NILAI ORGANISASI
Nilai-nilai utama (corevalues) yang dijadikan sebagai pedoman oleh seluruh pegawai RSHS dalam memberikan pelayanan, pendidikan dan penelitian adalah: PAMINGPIN
PITUIN (Kepemimpinan, profesional, inovatif, tulus, Unggul, Integritas) dengan uraian sebagai berikut :
• Kepemimpinan
Nilai yang menggambarkan kepeloporan dan menyampaikan talenta – talenta terbaik di bidannya.
• Profesional
Nilai yang berorientasi pada pencapaian kinerja melalui penjalinan kemitraan.
• Inovatif
Nilai yang menggambarkan keinginan untuk menghasilkan suatu yang baru dan senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambungan.
• Tulus
Keinginan untuk memberi tanpa pamrih, proaktif dan responsif.
• Unggul
Keinginan untuk menjadi yang terbaik dan menghasilkan kualitas prima.
• Integritas
7
Nilai yang menggambarkan kejujuran, amanah dan menjunjung etika yang ditunggu dalam menjalankan tugas.
Selain tata nilai filosofis, RSHS memiliki janji pelayanan kesehatan yaitu
SIGAP:
1. (S)enyum-Sapa-Salam-Sopan-Santun (5S)
2. (I)novatif dalam berkarya
3. (G)elorakan semangat pelayanan prima
4. (A)manah menjaga keselamatan pasien
5. (P)eduli, perhatian, dan perasaan
Terdapat juga nilai – nilai yang dianut dalam pelayanan, yaitu PRIMA:
P : Profesional memiliki kemampuan untuk memberikan pelayanan dengan kualitas yang terbaik (prima) disertai kompetensi dalam disiplin ilmu yang mendasarinya.
R : Respek pelayanan yang prima akan dapat diberikan apabila dilandasi oleh rasa saling hormat menghormati diantara anggota tim pemberi pelayanan kesehatan. Pelayanan yang prima tidak hanya ditentukan oleh satu profesi, tetapi oleh semua profesi yang terlibat dalam tim pelayanan kesehatan.
I : Integrasi bertindak terintegrasi sesuai dengan nilai – nilai dan kebijakan organisasi serta kode etik farmasi.
M : Manusiawi menganggap setiap individu atau manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang mulia. Oleh karena itu harkat dan martabat mereka harusdijunjung tinggi.
A : Amanah melaksanakan dengan sungguh – sungguh segala hal yang dipercayakan oleh negara dan masyarakat, khususnya dalam memberikan pelayanan, pendidikan, dan penelitian kesehatan.
Adapun moto yang digunakan di RSHS yaitu ”Kesehatan Anda Menjadi Prioritas Kami”.
8
2.4
Struktur Organisasi RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung
Struktur organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin dapat dilihat pada gambar
Gambar2.1StrukturOrganisasiRSUPDr.HasanSadikin
9
2.5 Profil Peserta
Nama : Fenida Akhsinnadya, S.Kep.,Ners
NIP : 199611102022032001
Jabatan/golongan : Perawat Ahli Pertama/ IIIb
Unit Kerja : Ruang Azalea
RSUP. Dr Hasan Sadikin Bandung
Instansi : Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia
Saat ini, peserta terdaftar sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di lingkungan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia di bawah Direktorat Jenderal Pelayanan
Kesehatan dengan instansi Rumah Sakit Umum Pusat Dr Hasan Sadikin Kota Bandung
terhitung mulai tanggal 1 Maret 2022 sebagai Perawat Ahli Pertama dibawah Bidang
Keperawatan dan sekarang bekerja di unit kerja Ruang Rawat Inap Azalea. Dalam
pelaksanaan aktualisasi, peserta mengacu kepada Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) meliputi:
1. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan pada tahap pre/intra/post operasi.
2. Melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan.
3. Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan keperawatan sebagai ketua tim/perawat.
4. Melaksanakan case finding/deteksi dini/penemuan kasus baru pada individu.
5. Melakukan pemberian penugasan perawat dalam rangka melakukan fungsi ketenagaan perawat.
6. Melakukan pengkajian lanjutan pada individu.
7. Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjutan.
8. Merumuskan diagnosa keperawatan pada individu.
9. Membuat prioritas diagnosa keperawatan dan masalah keperawatan.
10. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu (merumuskan, menetapkan) tindakan
10
11. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan.
12. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks pada area medikal bedah.
13. Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu.
14. Melakukan tidakan keperawatan pada kondisi gawat darurat/bencana/kritikal.
15. Memberikan dukungan/fasilitas kebutuhan spiritual pada kondisi kehilangan, berduka, atau menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan.
16. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi.
17. Melakukan tindakan keperawatan kebutuhan eliminasi.
18. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan mobilisasi.
19. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan istirahat dan tidur.
20. Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan kebersihan.
21. Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan pengaturan suhu
22. Melakukan pemenuhan kebutuhan oksigen kompleks
23. Melakukan komunikasi klien dengan hambatan komunikasi.
24. Melakukan pemantauan atau penilaian kondisi pasien selama dilakukan tindakan keperawatan spesifik sesuai kasus dan kondisi pasien.
25. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu.
26. Melakukan penatalaksanaan manajemen gejala.
27. Melakukan perawatan luka.
28. Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan individu.
29. Melaksanakan manajemen suveilans hais sebagai upaya pengawasan resiko infeksi dalam upaya preventif pada pelayanan keperawatan.
30. Melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan antar shift/unit/fasilitas kesehatan.
31. Melakukan konsultasi keperawatan dengan kolaborasi dengan dokter.
11
32. Melakukan tindakan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaan standar pada pasien/petugs/pengunjung sebagai upaya pencegahan infeksi.
33. Melakukan pendidikan kesehatan pada individu.
2.6 Nilai- Nilai Dasar ASN (BerAKHLAK)
Nilai-nilai dasar adalah nilai yang sangat dibutuhkan dalam menjalankan tugas jabatan profesi ASN (Aparatur Sipil Negara) secara profesional sebagai pelayan masyarakat. Nilai-nilai dasar profesi ASN yaitu Beorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif) jika diakronimkan menjadi BerAKHLAK (LAN, 2022).
1. Berorientasi Pelayanan
Melakukan asuhan keperawatan awal pada pasien di rawat inap merupakan bagian dari penyelenggaraan pelayanan publik yang harus mampu mewujudkan tujuan-tujuan yang hendak dicapainya dan dilakukan dengan prosedur yang sederhana, kebutuhan akan masalah pasien dapat terpenuhi.
2. Akuntabel
Dalam asuhan keperawatan setiap pertanyaan yang diberikan atau diajukan harus disampaikan dengan jelas dan berintegritas tinggi oleh petugas dan dijawab dengan jujur oleh pasien untuk menunjang penyelesaian masalah kesehatan.
3. Kompeten
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan, sebagai seorang perawat mampu serta kompeten menerapkan profesionalisme dalam pelayanan kepada pasien berdasarkan perencanaan yang rasional, holistik (terintegrasi), terarah, efektif dan efisien.
4. Harmonis
Pelaksanaan asuhan keperawatan kepada pasien secara adil, obyektif, jujur dan transparan dapat menunjukkan rasa toleransi, empati dan keterbukaan kepada pasien menunjukkan terwujudnya suasana harmonis
5. Loyal
Melakukan asuhan keperawatan merupakan salah satu kepentingan bangsa yaitu mendedikasikan dan mengutamakan keluhan pasien dan mendengarkan apa
12
yang pasien rasakan, dan mengutamakan penyelesaian masalah prioritas yang pasien rasakan.
6. Adaptif
Pengkajian keperawatan sangat mengantisipasi dan beradaptasi terhadap perubahan lingkungan dikarenakan akan mempengaruhi status kesehatan pasien serta selalu memperhatikan kepentingan-kepentingan yang diperlukan oleh pasien.
7. Kolaboratif
Pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien dilandasi peningkatan komunikasi yang baik dan kepercayaan satu sama lain yang efisien dan efektif.
2.7 Peran dan Kedudukan ASN dalam NKRI (Manajemen dan SMARTASN)
a. SMART ASN
Penerapan pengkajian keperawatan dalam kedudukan dan peran ASN tentunya merupakan bagian dari komunikasi dan analisis untuk mempertimbangkan risiko yang muncul dari masalah pasien sehingga mampu mengekplorasi dan mencari informasi, data dan konten sesuai dengan kebutuhan untuk pemecahan masalah
b. Manajemen ASN
Dalam pengkajian keperawatan melaksanakan pengkajian dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi merupakan suatu tugas yang harus dilaksanakan dengan cermat dan disiplin, sehingga dari hasil pengkajian tersebut tidk terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya dalam melayani dan mengatasi masalah kesehatan pasien.
13
BAB III
ANALISIS ISU DALAM PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1 Identifikasi dan Analisis Isu Aktual
3.1.1 Identifikasi Isu
Identifikasi isu dilakukan dengan melihat hal- hal yang tidak sesuai dalam Sasaran Kerja Pegawai (SKP). Hal yang tidak sesuai dalam SKP dapat berpotensi menjadi suatu masalah. Berikut table penjelasan butir SKP antara lain:
Tabel3.1.11PenjelasanButirSKP
No. Sasaran Kerja Pegawai Kondisi Sekarang Kondisi Seharusnya
1. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan pada tahap pre/intra/post operasi
Sesuai dengan SOP Sesuai dengan SOP
2. Melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan Sesuai dengan SOP Sesuai dengan SOP
3. Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksana pelayanan keperawatan sebagai ketua tim/perawat
4. Melakukan pemberian penugasan perawat dalam
Sesuai dengan SOP Sesuai dengan SOP
Sudah dilakukan Sudah dilakukan
14
rangka melakukan fungsi ketenagaan perawat
5. Melaksanakan case finding/deteksi dini/penemuan kasus baru pada individu
Sudah Dilakukan Meningkatkan penemuan kasus baru, salah satunya dengan meningkatkan
Kerjasama dengan rekan sejawat dari profesi lain
6. Melaksanakan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu
7. Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjutan
8. Merumuskan diagnosis keperawatan pada individu
9. Membuat prioritas diagnose keperawatan dan masalah keperawatan
10. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu (merumuskan, menetapkan) tindakan
11. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan
Sudah dilakukan Sudah dilakukan
Sudah dilakukan Sudah dilakukan
Sudah dilakukan Sudah dilakukan
Sudah dilakukan Sudah dilakukan
Sudah dilakukan Sudah dilakukan
Telah dilakukan saat berkomunikasi kepada pasien maupun
keluarga pasien
Mempertahankan dan terus
meningkatkan konsistensi komunikasi terapeutik dalam
pemberian asuhan keperawatan
15
12. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks pada area medical bedah
13. Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu
14. Melakukan tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat/bencana/kritikal
15. Memberikan dukungan/fasilitas kebutuhan spiritual pada kondisi kehilangan, berduka atau menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan
16. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi
Sudah dilakukan Sudah dilakukan
17. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan eliminasi
18. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan mobilisasi
Sudah dilakukan Sudah dilakukan
Sesuai dengan SOP Sesuai dengan SOP
Belum dilaksanakan Tersedianya alat dan bahan serta terkaji dan terpenuhi kebutuhan spiritual pada pasien dan keluarga
Kurang optimalnya perawatan oral hygine pada pasien terpasang
NGT (Nasogastrictube)
Tersedianya media edukasi terkait perawatan oral hygiene pada pasien yang terpasang NGT.
Sesuai dengan SOP Sesuai dengan SOP
Kurang optimalnya pelaksanaan
mengenai miring
kanan dan miring kiri pada pasien.
Dilakukan setiap 2 jam sekali untuk
menghindari danya luka decubitus yang akan
memperpanjang
16
19. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur
20. Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri
21. Melakukan tindakan pemenuhan rasa nyaman dan pengaturan suhu
masa perawatan pasien
Sudah dilaksanakan Mempertahankan kegiatan yang dilakukan
Sesuai dengan SOP Sesuai dengan SOP
Telah diupayakan dengan membuat lingkungan yang nyaman.
Memaksimalkan usaha dengan mengatur pencahayaan yang sesuai, membuat suasana di ruangan lebih tenang
22. Melakukan pemenuhan kebutuhan oksigenasi kompleks
Laporan pelaksanaan tugas mandiri telah terlaksana dengan baik
Mempertahankan laporan pelaksanaan tugas mandiri tetap terlaksana dengan baik.
23. Melakukan komunikasi dengan klien dengan hambatan komunikasi
Telah dilakukan saat berkomunikasi kepada pasien maupun
keluarga pasien
Mempertahankan dan terus meningkatkan konsistensi komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan
24. Melakukan pemantauan atau penilaian kondisi pasien selama dilakukan tindakan
Sesuai
17
dengan SOP Sesuai dengan SOP
keperawatan spesifik sesuai kasus dan kondisi pasien
25. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu
26. Melakukan penatalaksanaan manajemen gejala
Sesuai dengan SOP Sesuai dengan SOP
Sesuai dengan SOP Sesuai dengan SOP
27 Melakukan perawatan luka Sesuai dengan SOP Sesuai dengan SOP
28. Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada individu
29. Melaksanakan manajemen surveillance hais sebagai upaya preventive pada pelayanan keperawatan
30. Melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan antar shift/unit/fasilitas kesehatan
31. Melakukan konsultasi keperawatan dan kolaborasi dengan dokter
32 Melakukan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaan standar pada pasien/petugas/pengunjung sebagai upaya pencegahan infeksi
33. Melakukan Pendidikan kesehatan pada individu
Sudah dilakukan Sudah dilakukan
Sesuai dengan SOP Sesuai dengan SOP
Sesuai dengan SOP Sesuai dengan SOP
Sesuai dengan SOP Sesuai dengan SOP
Sesuai dengan SOP Sesuai dengan SOP
Belum optimal edukasi kesehatan discharge planning (perencanaan pasien pulang) di ruang azalea
Tersedianya media edukasi
perencanaan pasien pulang yang sesuai dengan kebutuhan
18
Berdasarkan hasil observasi di ruangan dan penjabaran SKP, ditemukan beberapa isu actual kontemporer, antara lain :
Tabel3.1.12AnalisisDampakIsu
Isu Dampak Apabila Isu tidak
ditangani
pasien dan
keluarga (video)
Belum optimalnya
pelaksanaan miring kanan
dan miring kiri di ruang
azalea
Belum optimalnya discharge
planning (perencanaan
pasien pulang) di ruang
azalea
- Berisiko terjadinya pressure
injury
- Menurunnya kekuatan bahkan
hilangnya kekuatan sel otot
- Otot akan memendek dan atrofi (massa otot berkurang)
- Memperpanjang masa
perawatan
- Pasien dan keluarga tidak
dapat melaksanakan
perawatan pasien dirumah
- Terjadi komplikasi akibat
kurangnya pengetahuan
mengenai perawatan pasien
dirumah
- Terjadinya kecemasan pasien
dan keluarga ketika
menghadapi kepulangan
- Kepuasan pasien dankeluarga
dalam pelayanan
keperawatan berkurang
- Terjadinya readmission atau
hospitalisasi kembali
19
Belum optimalnya
pelaksanaan oral hygine pada pasien terpasang NGT (Nasogastrictube)
- infeksi rongga mulut
- Menurunnya kontiunitas
bibir, lidah dan mukosa
membran mulut
- Mulut Kotor
1. Belum optimalnya pelaksanaan miring kanan dan miring kiri di ruang azalea
Penatalaksanaan posisi miring kiri dan miring kanan dilakukan untuk mengurangi tekanan yang terlalu lama dan gaya gesekan pada kulit. Di samping itu, perubahan posisi untuk mencegah terbentuknya dekubitus dengan pemberian posisi setiap 2 jam sekali. Pemberian posisi miring kri dan kanan berpeluang untuk mengurangi tekanan dan gaya gesekan pada kulit. Sehingga dapat mencegah terjadinya dekubitus (Effendi, 2018).
Dari hasil observasi diruangan, pelaksanaan miring kanan dan kiri bagi pasien belum optimal yaitu belum dilakukannya mobilisasi miring kanan miring kiri setiap 2 jam sekali Dari wawancara dengan wakil kepala ruangan, perawat jarang melakukan mobilisasi miring kiri miring kanan kepada pasien setip 2 jam sekali Setelah melakukan wawancara dengan 8 keluarga pasien didapati keluarga juga belum dapat melakukan miring kanan dan miring kiri bagi pasien dan belum mengerti serta belum pernah terpapar informasi mengenai miring karan dan kiri. Jika hal tersebut tidak optimal, akan terjadi pressure injury, kelemahan otot dan berkurangnya kontinuitas otot pada pasien.
2. Belum optimalnya discharge planning (perencanaan pasien pulang) di ruang azalea
Ruang azalea merupakan ruang yang berbasic neurolog Ketika
20
dilakukan wawancara pada tanggal 23 Juni 2022 kepada kepala ruang terkait discharge planning pada pasien, didapatkan informasi bahwa pelaksanaan discharge planning belum dilakukan optimal karena beban kerja perawat yang banyak dan juga tidak adanya media yang memudahkan dalam melakukan discharge planning. Selain itu Ketika dilakukan wawancara dengan keluarga pasien, dari 11 keluarga yang di wawancara, 8 diantaranya belum mengerti apa saja yang harus dilakukan Ketika nantinya pasien dirawat dirumah. Sudah terdapat leaflet di ruangan akan tetapi tidak digunakan secara maksimal.
3. Belum optimalnya oral hygine pada pasien terpasang NGT (Nasogastrictube)
Ruang azalea merupakan ruang yang berbasic neurology, banyak pasien yang menggunakan NGT karena gangguan menelan atau disfagia. Oleh sebab itu, pasien yang menggunakan selang NGT yang memerlukan perawatan mulut atau oralhygieneBerdasarkan hasil observasi pada tanggal 25 mei 2022 terdapat 5 pasien yang terpasang NGT, 3 diantaranya menunjukkan mulut yang kotor. Saat dilakukan wawancara ke perawat, 4 perawat mengatakan tidak melakukan oral hygine pada pasien.
3.1.2 Penapisan Isu
Setelah identifikasi isu yang ada diruangan, selanjutnya penulis melakukan analisis untuk memahami isu tersebut secara utuh sehingga menetapkan satu isu yang berkualitas dan sesuai dengan prioritas. Pada penetapan isu ini, penulis menggunakan 4 Faktor yaitu :
a. Aktual (A), artinya isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat.
b. Problematik (P), artinya Isu tersebut memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu dicarikan segera solusinya secara komperehensif.
21
c. Kekhalayakan (K), artinya Isu tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak.
d. Layak (L), artinya Isu tersebut masuk akal, realistis, relevan, dan dapat dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya
1. Belum optimalnya pelaksanaan miring kanan dan miring kiri di ruang azalea di ruang rawat inap Azalea RSUP DR Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022.
2. Belum optimalnya pelaksanaan discharge planning (perencanaan pasien pulang) pada pasien di ruang rawat inap azalea RSUP DR Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022.
3. Belum optimalnya oral hygine pada pasien terpasang NGT (Nasogastrictube) di ruang rawat inap Azalea RSUP DR Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022.
Keterangan :
Skala 1-5 (1= sangat tidak mendesak, 2 = tidak mendesak, 3 = cukup mendesak, 4= mendesak, 5 = sangat mendesak).
Definisi operasional tiap nilai sebagai berikut :
22
L
Tabel.3.1.21AnalisisIsuBerdasarkanKriteriaAPKL.
No Isu A P K
Jumlah Prioritas
5 4 3 4 16 2
5 4 5 5 19 1
5 3 3 3 14 3
Nilai 1 : isu yang sangat tidak mendesak untuk diselesaikan, tidak akan menimbulka dampak yang besar dalam waktu yang dekat, dan tidak akan berkembang menjadi masalah yang lebih luas walaupun tidak segera diselesaikan.
Nilai 2 : isu tidak mendesak untuk diselesaikan, kemungkinan menimbulkan dampak tapi tidak waktu dekat, kemungkinan bisa berkembang menjadi masalah yang lebih luas jika tidak segera diselesaikan.
Nilai 3 : isu cukup mendesak untuk diselesaikan, cukup menimbulkan dampak dalam waktu dekat yang bisa berkembang menjadi masalah yang luas jika tidak ditangani.
Nilai 4 : isu mendesak untuk diselesaikan, sudah menimbulkan dampak walaupun belum kompleks dan dapat berkembang cepat menjadi luas jika tidak ditangani.
Nilai 5 : isu amat sangat mendesak untuk diselesaikan, sudah menimbulkan dampak yang cukup besar dan perkembangan masalah meluas sehingga butuh penanganan segera.
Dari hasil penapisan tersebut didapatkan isu prioritas yaitu “Belum optimalnya pelaksanaan discharge planning (perencanaan pasien pulang) pada pasien di ruang rawat inap azalea RSUP DR Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022. ” untuk dijadikan topik dalam laporan aktualisasi.
3.1.3 Latar Belakang pemilihan Isu
Ruang Azalea adalah salah satu ruang rawat inap yang ada di RSUP
Dr. Hasan Sadikin Bandung. Ruang azalea adalah ruang perawatan neurologi kelas 3 yang memiliki 7 kamar perawatan dengan kapasitas 3 bed disetiap kamarnya dan terdapat 1 ruang perawatan neurologi Intensive Care (NIC) dengan kapasitas 4 tempat tidur. Penyakit terbanyak di ruang azalea adalah Cerebral Infark (Stroke). Didapatkan data jumlah pasien Stroke bulan Januari-Juni 2022 sebanyak 52 orang.
23
DischargePlanningadalahproses menyiapkan pasien saat keluar dari rumah sakit untuk kembali ke rumah. Menurut Rosya Ernalinda, dkk (2020) Program perencanaan pulang (dischargeplanning)pada dasarnya merupakan program pemberian pendidikan kesehatan kepada pasien, sehingga faktor yang berasal dari perawat yang mempengaruhi keberhasilan dalam pemberian pendidikan kesehatan dalam perencanaan pulang yaitu sikap, pengendalian emosi, pengetahuan, dan pengalaman perawat dapat diterapkan di rumah oleh pasien dan keluarga demi tercapainya kondisi kesehatan yang optimal.
Rencana pemulangan menjadi isu yang sangat penting akhir- akhir ini. Dengan masuknya dischargeplanningdalam standar akreditasi rumah sakit baikversiKARSmaupun JCImenjadikansemua rumah sakit termasuk rumah sakit pemerintah dituntut mampu melaksanakan proses discharge planning dengan baik. Sehingga perawat sebagai satu pemberi asuhan wajib memahami discharge planning beserta urgensinya agar dapat memberikan asuhan yang berkualitas bagi pasiennya. Discharge planning yang terstruktur dapat meningkatkan kemampuan fungsional, meningkatkan kualitas hidup, kesejahteraan psikososial, dukungan Sosial, kepuasan dalam perawatan kesehatan, efektivitas biaya dan mengurangi readmission atau hospitalisasi kembali (Courtney et al. 2011). Beberapa penelitian tentang proses pelaksanaan discharge planning yang efektif dan komprehensif mengurangi resiko kematian bagi pasien, mengurangi hospital costs, mengurangi length of stay atau lama rawat pasien, mengurangi readmission, mengurangi kerusakan fungsional penyakit pasien, meningkatkan kepuasan pasien, perawat dan keluarga, kesiapan pasien menghadapi kepulangan mengurangi kecemasan pasien dan keluarga setelah pulang kerumah, mengurangi komplikasi (Wales et al. 2012; Cherlin et al. 2013; Fitzgerald 2011; Shepperd et al. 2008; Hager 2010)
Menurut hasilobservasiyang dilakukanoleh penulis di ruangan selama melaksanakan orientasi pada bulan Mei 2022, ditemukan data bahwa pengisian lembar discharge planning dilakukan kepada seluruh pasien hanya pada saat pasien datang pertama kali ke ruang rawat inap, tidak seluruh tahapan dilakukan seperti persiapan leaflet perawatan penyakit di
24
rumahsesuaikasus, penyuluhankepadapasien/keluargaberupadiet,obatobatan yang masih terus diberikan dan cara pemakaian, dan kegiatan atau aktivitas yang boleh dan tidak boleh di kerjakan serta kegiatan yang disarankan untuk menghindari adanya komplikasi masalah kesehatan yang lain.
Ketika dilakukan wawancara dengan keluarga pasien didapatkan data bahwa pada saat pasien dirawat edukasi yang didapatkan adalah terkait cuci tangan, pemilahan sampah dan tempat-tempat penting diruangan seperti kamar mandi, mushola, wastafel dan ruang tunggu belum endapatkan edukasi terkait perencanaan pulang. Kemudian pada tanggal 23 Juni 2022 saat wawancara dengan kepala ruang dan wakil kepala ruang terkait discharge planning pada pasien, didapatkan informasi bahwa pelaksanaan dischargeplanning belum dilakukan optimal karena beban kerja perawat yang banyak. Hasil kuisioner yang disebar kepada perawat, 100 % mengatakan bahwa bahwa dischargeplanningpenting dilakukan, 5% perawat melakukan dischargeplanningsejakpasien masuk dan, 87,6% sudah melakukan Pendidikan kesehatan terkait perencanaan pulang pasien secaralisantanpamenggunakanmedia,100% mengatakanmembutuhkan media untuk membantu pelaksanaan dischargeplanning. Kemudian dari hasil wawancara dengan keluarga pasien, dari 11 keluarga yang di wawancara, 8(72,7%) diantaranya belum mengerti apa saja yang harus dilakukan Ketika nantinya pasien dirawat dirumah, dan 9(81,8%) mengatakan bahwa yang terpenting dilakukan hanya control ulang dan minum obat. Oleh karena itu, penulis mengangkat isu mengenai belum optimalnya Pelaksanaan DischargePlanning(Perencanaan Pasien Pulang) pada pasien di ruang rawat inap azalea RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
25
3.1.4 Analisis Isu
Gambar3.1.41DiagramFishbone
Material
Belum Tersedia media edukasi discharge planning pada pasien yang mudah diakses.
Kurang pengetahuan keluarga terkait perawatan pasien dirumah
Perawat belum melakukan discharge planning secara optimal
Anggapan keluarga
bahwa setelah
pasien pulang
hanya wajib control
dan minum obat
Pelaksanaan Discharge Planning masih secara lisan dan hanya menginfokan tentang waktu kontrol
Terbatasnya media edukasi berupa leaflet
Belum optimalnya pengkajian awal kebutuhan Discharge Planning pada keluarga
Environment
Methode
Belum optimalnya pelaksanaan discharge planning (perencanaan pasien pulang) pada pasien di ruang rawat inap azalea RSUP DR Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022.
26
Man
3.2 Gagasan Pemecahan Isu
Gagasan pemecahan isu yang dilakukan bersumber dari Sasaran Kinerja
Pegawai dan inovasi dengan mengaplikasikan nilai-nilai dasar aparatur sipil negara BerAKHLAK (Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif), prinsip Manajemen ASN dan SMART ASN serta diintegrasikan dengan nilai dan visi misi RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung.
Keterkaitan dengan prinsip Manajemen ASN dan SMARTASN antara lain:
Tabel3.2.1KeterkaitandengansubstansiAgenda3
Manajemen ASN 1) Melaksanakan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional.
2) Memberikan informasi secara benar dan tidak membuat kesalahpahaman kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan.
SmartASN 1) Melakukan pencarian informasi dan evidencebasedterbaru secara benar melalui pemanfaatan literasi digital.
2) Memberikan informasi dengan memanfaatkan media digital secara bijak untuk kepentingan pelayanan.
Berdasarkan diagram fishbone untuk melakukan pemecahan masalah maka diperlukan gagasan pemecahan isu yang dibuat berdasarkan setiap kategori diantaranya adalah :
1. Man, pada kategori ini penyebab munculnya isu yaitu dikarenakan belum optimalnya pelaksanaan discharge planning yang dilakukan perawat serta kurangnya pengetahuan pasien. Maka gagasan yang dapat dibuat perlu adanya inovasi untuk memudahkan kerja perawat dalam pemberian edukasi.
2. Method, pada kategori ini penyebab yang muncul yaitu Pelaksanaan edukasi kepada pasien dilakukan secara lisan tanpa menggunakan media serta belum dilakukannya pengkajian awal kebutuhuan pasien pulang. Sehingga dibutuhkan solusi yaitu dibuatkan media edukasi berupa video edukasi kesehatan tentang perawatan pasien dirumah yang dapat diakses dengan mudah dan kapan saja oleh keluarga pasien.
27
3. Material, pada kategori ini penyebab munculnya isu yaitu terbatasnya media dan fasilitas pemberian edukasi berbasis digital yang mudah diakses kapan dan dimana saja oleh keluarga pasien.
4. Eviroment, Budaya keluarga yang masih menganggap bahwa pasien pulang hanya wajib meminum obat dan melakukan control ulang.
Maka dari Analisadiataspenulis merumuskan gagasan sesuai inovasi dan sesuai SKP sebagai berikut :
Unit Kerja : Instalasi Rawat Inap Azalea RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Isu yang diangkat : Belum optimalnya pelaksanaan dischargeplanning (perencanaan pasien pulang) pada pasien di ruang rawat inap azalea RSUP DR Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022.
Untuk mengatasi isu tersebut agar tidak menimbulkan dampak yang tidak diinginkan dikemudian hari maka penyusun mengajukan beberapa gagasan pemecahan isu berdasarkan akar masalahnya : Tabel3.2.2GagasanPemecahanIsu
No Gagasan pemecahan isu Keterangan
1. Penyampaian gagasan terkait rencana kegiatan Optimalisasi pelaksanaan discharge planning (perencanaan pasien pulang) pada pasien di ruang rawat inap azalea RSUP DR Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022 kepada mentor dan ruangan terkait.
2. Pembuatan rancangan edukasi discharge planning (perencanaan pulang) kepada pasien dan keluarga.
3. Pembuatan video edukasi kesehatan terkait Discharge Planning (perencanaan pulang)pada pasien yang mudah diakses oleh
INOVASI
28
SKP
SKP
keluarga pasien melalui akun Youtube Promkes RSHS dengan QR Code yang langsung terhubung pada akun Youtube.
4. Pelaksanaan Sosialisasi kepada perawat mengenai optimalisasi pelaksanaan discharge planning (perencanaan pasien pulang) pada pasien di ruang rawat inap azalea melalui media Poster dan Video menggunakan Zoominar.
5. Implementasi Discharge Planning (perencanaan Pulang) pasien kepada keluarga dan pasien melalui video di Ruang Perawatan Azalea
6 Evaluasi terhadap implementasi penggunaan media Video Edukasi discharge Planning (Perencanaan Pulang) pasien.
29
SKP
SKP
SKP
BAB IV
RANCANGAN AKTUALISASI
Rancangan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar PNS
Nilai-nilai dasar adalah nilai yang sangat dibutuhkan dalam menjalankan tugas jabatan profesi ASN (Aparatur Sipil Negara) secara profesional sebagai pelayan masyarakat. Nilai-nilai dasar profesi ASN yaitu Beorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif) jika diakronimkan menjadi BerAKHLAK (LAN, 2022).
a. Berorientasi Pelayanan
Seorang ASN dituntut untuk dapat memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Selalu bersikap ramah kepada siapa saja, terutama kepada masyarakat. Dapat diandalkan serta cekatan dan dapat memberikan solusi atas masalah-masalah yang ada di masyarakat. Dalam memberikan pelayanan publik, seorang aparatur sipil negara harus selalu melakukan perbaikan tiada henti, baik dari peningkatan kompetensi maupun cara pelayanan.
Kata kunci nilai berorientasi pelayanan adalah responsivitas, kualitas, dankepuasan. Sedangkan panduan perilaku / kode etik nilai berorientasi pelayanan adalah sebagai berikut :
1 Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat;
2 Ramah, cekatan, solutif dan dapat diandalkan; dan
3 Melakukan perbaikan tiada henti
b. Akuntabel
Akuntabilitas merupakan pertanggungjawaban atau keadaan yang dapat dimintai pertanggungjawaban. Merujuk dari pengertian tersebut, akuntabel dapat dipahami sebagai sikap jujur dan bertanggungjawab, memiliki disiplin dan berintegritas yang tinggi dalam setiap pelaksanaan tugas.Dalam pelaksanaan tugas-tugas kedinasan, seorang ASNdituntut untuk menggunakankekayaandanbarang milik negarasecara bertanggungjawab, efektif dan efisien.
Kata kunci nilai akuntabel adalah integritas, konsisten, dapat dipercaya, dan transparan. Sedangkan panduan perilaku / kode etik nilai akuntabel adalah sebagai berikut:
1 Melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi;
30
2 Menggunakankekayaandanbarang miliknegarasecarabertanggung jawab, efektif, dan efisien; dan
3 Tidak menyalahkagunakan kewenangan jabatan.
c. Kompeten
Seiring perkembangan waktu, dalam melaksanakan pelayanan publik, setiap ASN harus selalu dapat meningkatkan potensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah.
Kata kunci nilai kompeten adalah kinerja terbaik, sukses, keberhasilan, learning agility, dan ahli dibidangnya.
1 Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah;
2 Membantu orang lain belajar; dan
3 Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
d. Harmonis
Berakar dari Semboyan Negara Indonesia yakni Bhinneka Tunggal Ika, yang berarti “Berbeda-beda Namun Tetap Satu Jua”, seorang pelayan publik harus dapat menghargai setiap orang apapun latar belakangnya.
Penting bagi setiap ASN untuk dapat menciptakan dan membangun lingkungan kerja yang kondusif. Karena dengan kenyamanan lingkungan kerja, ASN diyakini dapat lebih produktif.
Kata kunci nilai harmonis adalah peduli, perbedaan, dan selaras. Sedangkan panduan perilaku / kode etik nilai harmonis adalah sebagai berikut :
1 Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya;
2 Suka menolong orang lain; dan
3 Membangun lingkungan kerja yang kondusif.
e. Loyal
Loyalitas dan kesetiaan ASN terletak pada ideologi dan dasar negara Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, NKRI serta pemerintahan yang sah. Dan tidak pada satu sosok atau pihak tertentu. ASN harus dapat menjaga nama baik sesama ASN, nama baik pimpinan, nama baik instansi dan tentu saja harus selalu dapat menjaga nama baik negara. Konsekuensi logis
31
dari adanya loyalitas dan kesetiaan adalah setiap ASN harus selalu menjaga rahasia jabatan dan negara.
Kata kunci nilai loyal adalah komitmen, dedikasi, kontribusi, nasionalisme, dan pengabdian. Sedangkan panduan perilaku / kode etik nilai loyal adalah sebagai berikut :
1 Memegang teguhideologiPancasila, Undang-Undang DasarNegaraRepublik
Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah;
2 Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara; serta
3 Menjaga rahasia jabatan dan negara.
f. Adaptif
Situasi dan zaman yang senantiasa berkembang, membuat seorang aparatur harus dapat dengan cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan yang ada. Harus selalu diingat, istilah yang sering kita dengar yaitu “Yang Abadi adalah Perubahan itu sendiri”, membuat siapapun yang tidak dapat beradaptasi akan semakin tertinggal.
Kata kunci nilai adaptif adalah inovasi, antusias terhadap perubahan, dan proaktif. Sedangkan panduan perilaku / kode etik nilai adaptif adalah sebagai berikut :
1 Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan lingkungan;
2 Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas; dan
3 Bertindak proaktif.
g. Kolaboratif
Dalam pelaksanaan tugas, kolaborasi di antara setiap aparatur mutlak harus dilaksanakan. Bersinergi dan memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi dalam pembangunan, akan dapat mempercepat pencapaian suatu visi dan cita-cita.
Keterbukaan dalam bekerja sama, dan mencari solusi bersama akan dapat menghasilkan nilai tambah, dan mempercepat mencapai tujuan bersama.
Kata kunci nilai kolaboratif adalah kesediaan bekerja sama, dan sinergi untuk hasil yang lebih baik. Sedangkan panduan perilaku / kode etik nilai kolaboratif adalah sebagai berikut :
1 Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi,;
2 Terbuka dalam bekerja sama dalam menghasilkan nilai tambah; serta
3 Menggerakan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan Bersama.
32
Rancangan Kegiatan dan Tahapan Kegiatan Aktualisasi
Tabel4.21MatriksRancanganAktualisasi
1. Konsultasi dan
Koordinasi terkait
Rancangan
Aktualisasi
kepada kepala
ruangan, mentor, coach
terkait
pengambilan Isu.
Membuat kontrak
waktu dengan Karu
dan Mentor
Kesepakatan Kontrak
waktu dengan Kepala
ruangan Mentor dan Coach
Sebelum konsultasi, saya
membuat rancangan
aktualisasi dengan penuh
tanggung jawab dan
melakukan yang terbaik
demi meningkatnya mutu
pelayanan (Akuntabel),
selanjutnya saya melakukan
konsultasi dengan Kepala
Ruang mentor dan coach
terkait rancangan aktualisasi
(Kolaboratif)
Bersikap Santun
serta
mengedepankan
musyawarah
dalam mengambil
keputusan sudah
sesuai dengan visi
rumah sakit yaitu
berkepribadian
berlandaskan
gotong royong
Berkomunikasi
menyampaikan
tujuan dari produk
aktualisasi
merupakan
penguatan nilai organisasi
Kepemimpinan, Inovatif dan Tulus
dalam memberikan
pelayanan terbaik
33
Kontribusi
No.
Kegiatan Tahapan Output Keterkaitan Subtansi Mata Pelatihan
terhadap Visi Misi Organisasi Penguatan Nilai Organisasi
Berdiskusi dengan
Karu dan Mentor
Konsultasi tentang
prosedur dan media
Edukasi
Masukan dan dukungan
Persetujuan dan dukungan
Saat melakukan diskusi saya
menghormati dan menerima
masukan dari karu dan
mentor (Harmonis), serta
segera melakukan rivisi agar
demi mendapatkan hasil
yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat
(Berorientasi Pelayanan)
, perbaikan segera saya
lakukan untuk selalu
meningkatkan kompetensi
diri (Kompeten) dan selalu
berinovasi (Adaptif)
memberikan pelayanan yang
prima demi terciptanya
keberhasilan dan kepuasan
dalam pelayanan (Loyal)
Mendokumentasikan
masukan dan hasil
mentoring.
Lembar Konsultasi Setelah berkonsultasi saya
juga melakukan
pendokumentasian secara
34
2. Membuat
rancangan edukasi
discharge planning
(perencanaan
pulang) kepada
pasien dan keluarga.
Mencari referensi
mengenai materi
yang akan diberikan
kepada keluarga dan
pasien terkait
perencanaan pulang
pada pasien
Soft Copy materi edukasi
Discharge planning
baik dan benar agar
masukan dari hasil
mentoring dapat terekam
dan dapat dipertanggung
jawabkan (Akuntabel)
Bekerja keras dalam mencari
literatur untuk mendukung
edukasi kesehatan discharge
planning (Akuntabel) serta
serta melakukan
kemampuan terbaik untuk
mencari literature yang
terbaru dan dapat
diterapkan pada saat dunia
serba hybrid (Adaptif)
Dengan membuat
materi yang
bermanfaat bagi
pasien dan
keluarga, serta
dapat
memandirikan
pasien dan keluarga dalam
Membuat materi
edukasi perdasarkan
evidence based yang
dapat dipertanggung
jawabkan merupakan
penguatan nilai organisasi inovatif dan Profesionalisme
Menyusun materi
yang akan diberikan
secara runtut
dengan Bahasa yang
mudah dipahami.
Soft Copy materi edukasi
Discharge planning
Penyusunan materi
dilakukan secara runtut dan
dengan Bahasa yang mudah
dipahami untuk mencapai
tujuan yang dapat
memudahkan pemahaman
perawatan dirumah sudah
sesuai dengan visi
rumah sakit yaitu
terwujudnya
Indonesia Maju
35
Konsultasi dengan
karu dan mentor
tentang materi
edukasi kesehatan
discharge planning
pada pasien
Masukan dan dukungan
pasien dan keluarga
(berorientasi Pelayanan),
pencarian materi ini
sekaligus dapat menjadikan
saya untuk terus belajar
dalam meningkatkan
pengetahuan (Kompeten)
Penyusunan materi juga
saya lakukan dengan arahan
kepada mentor dan kepala
ruang (kolaboratif), dan
juga saya menerima dan
menghormati segala
masukan untuk mencapai
hasil yang maksimal
(Harmonis)
yang berdaulat
dan mandiri
Konsultasi ke bagian
promkes terkait
materi edukasi
kesehatan discharge
Masukan dan dukungan Selain dalam bidang
keperawatan, saya juga
melakukan konsultasi dan
koordinasi terkait pelayanan
yang akan diberikan kepada
36
3 Membuat media
edukasi berupa
video disertai QR
Codeyang dapat
membantu
pasien dan
planning pada
pasien
Finalisasi materi
edukasi kesehatan discharge planning pada pasien
Final Materi materi edukasi
kesehatan discharge planning pada pasien
pihak promosi kesehatan RS
(Kolaboratif) semua itu
dilakukan dalam rangka
menghasilkan pelayanan
yang maksimal untuk
kepentingan Bersama
(Loyal).
Melakukan penyusunan
segala materi yang telah
dibuat dan dikonsultasikan
serta di kolaborasikan
dengan berbagai pihak
dengan sungguh-sungguh
dan bertanggung jawab
(Akuntabel)
Membuat Video
edukasi Discharge
Planning (Perencanaan
Pulang) pada pasien
Video Edukasi discharge
Planning (Perencanaan
pulang) pasien
Membuat video yang sesuai
dengan perkembangan
zaman sekarang dengan
membuat QRCodeyang
langsung terhubung dengan
Youtube Promkes RSHS
Membuat Video
yang bermanfaat
bagi pasien dan
keluarga serta
dapat
memandirikan
Membuat Video
edukasi perdasarkan
evidence based yang
dapat dipertanggung
jawabkan merupakan
penguatan nilai
37
keluarga dalam
melaksanakan
perawatan
pasien dirumah.
Konsultasi dengan
Karu dan Mentor
terkait Substansi
Video
Masukan dan Dukungan
dari mentor dan karu
(Adaptif), selain itu
pembuatan video juga untuk
memudahkan pasien dan
keluarga untuk melakukan
perawatan pasien dirumah
(Berorientasi Pelayanan)
Video yang sudah selesai
saya konsultasikan kepada
mentor dan Kepala ruang
untuk mendapatkan
masukan dan koreksi
(kolaboratif), dan juga
setelah di koreksi saya
menerima serta
menghormati segala
masukan untuk mencapai
hasil yang maksimal
(Harmonis)
pasien dan
keluarga dalam
perawatan
dirumah sudah
sesuai dengan visi
rumah sakit yaitu
terwujudnya
Indonesia Maju
yang berdaulat
dan mandiri
organisasi inovatif dan Profesionalisme
Berdiskusi dengan
bagian Promkes
dalam pembuatan
Masukan dan dukungan
dari pihak Promkes
Selain kepada mentor dan
kepala ruang, saya juga
melakukan konsultasi dan
38
4 Sosialisasi Video
Edukasi discharge Planning
video edukasi
discharge planning (perencanaan
pulang) pasien
koordinasi terkait video yang
telah daya buat kepada
pihak promosi kesehatan RS
(Kolaboratif) semua itu
dilakukan dalam rangka
menghasilkan pelayanan
yang maksimal untuk
kepentingan Bersama
(Loyal).
Koordinasi dengan
Promkes untuk
video edukasi
melalui Youtube
Promkes RSHS
Membuat QRCodeyang
terhubung dengan video
dischargeplanningpasien
Jika video sudah disetujui
dan dilakukan revisi dengan
cermat (akuntabel) maka
saya berkoordinasi dengan
pihak promkes kembali
(kolaboratif) untuk
mengupload video di
youtube Promkes RSHS.
Menyusun Kerangka
Acuan Kegiatan
Satuan Acara Penyuluhan mempersiapkan bahan dan
kegiatan sosialisasi untuk
memberikan informasi
mengenai optimalisasi
Peningkatan
pengetahuan
Perawat dengan
pemberian
Peningkatan
pengetahuan dengan
kegiatan health
educationmerupakan
39
(Perencanaan
Pulang) pasien
kepada Perawat.
Konsultasi waktu
dengan kepala
ruangan
Kesepakatan waktu dan
Link Zoom
Discharge Planning kepada
perawat (akuntabel)
membuat kontrak waktu
dengan Kepala Ruang dan
Perawat Azalea untuk
melakukan Sosialisasi
(Kolaboratif)
informasi
mengenai discharge planning pada
pasien dengan
media
Edukasi
Video
penguatan terhadap
nilai organisasi
Unggul yaitu
menghasilkan SDM
yang mandiri dan
berkualitas
Mensosialisasikan
Edukasi Discharge
Planning
(perencanaan
Pulang) pasien
dengan
menggunakan video
kepada Perawat
Perawat Paham
Implementasi edukasi
discharge planning
menggunakan video pada pasien.
Melakukan sosialisasi kepada
perawat dengan
menggunakan Zoominar
(Adaptif), untuk
meningkatkan optimalisasi
discharge planning
(kompeten) dengan tertib
dan saling menghormati
satu sama lain (harmonis)
demi terciptanya pelayanan
prima yang diberikan kepada
pasien dan keluarga
(Berorientasi Pelayanan)
mendukung misi
rumah sakit yaitu
Peningkatan
Kualitas
Manusia
Indonesia
40
5 Melakukan
Discharge Planning (perencanaan
Pulang) pasien
Evaluasi Kegiatasn
Sosialisasi
GoogleFormevaluasi
survey Pengetahuan
Perawat Azalea
Setelah dilakukan sosialisasi
maka selanjutnya
mengevaluasi terkait
pemahaman perawat
mengenai edukasi discharge
planning (Kompeten)
semua kegiatan sosialisasi
dilakukan untuk memberikan
pelayanan terbaik kepad
apsien dan keluarga
nantinya (Loyal)
Membuat Satuan
Acara Penyuluhan
tentang kegiatan
discharge Planning
pada pasien
Satuan acara penyuluhan mempersiapkan bahan dan
kegiatan discharge planning
untuk memberikan informasi
kesehatan perawatan pasien
pulang kepada psien dan
keluarga (akuntabel)
Peningkatan
pengetahuan pasien dan
keluarga dengan
pemberian informasi
Peningkatan
pengetahuan dengan
kegiatan health
educationmerupakan
penguatan terhadap
nilai organisasi
Membuat kontrak
waktu dengan
keluarga dan pasien
Kesepakatan waktu dengan
pasien dan keluarga
membuat kontrak waktu
dengan Pasien dan Keluarga
untuk melakukan Discharge
mengenai discharge planning pada
Unggul yaitu
menghasilkan SDM
41
Memberikan
beberapa
pertanyaan untuk
menilai pengetahuan
pasien dan keluarga
sebelum dilakukan
Edukasi
Penilaian Pre test sebelum
dilakukan edukasi
Melakukan Edukasi
discharge Planning
pada pasien dan
keluarga
menggunakan video
yang dapat di scan
dengan QR Code
Lembar absensi
Pasien dan keluarga paham
mengenai perawatan
pasien dirumah
planning (Berorientasi
Pelayanan) pasien
Sebelum melakukan
discharge planning, saya
melakukan penilaian tingkat
pengetahuan kepada
pasiendan keluarga
(Kompeten)
mendukung misi
rumah sakit yaitu
Peningkatan
Kualitas
Manusia
Indonesia
yang mandiri dan
berkualitas Mengedukasi dan
melaksanakan
tindakan yang
terstadar merupakan
penguatan nilai
Profesionalisme dan Tulus
Pelaksanaan discharge
planning dilakukan sesuai
dengan kebutuhan pasien
(Berorientasi
Pelayanan), pengkajian
discharge planning dilakukan
secara sungguh-sungguh
(akuntabel) untuk
mengetahui apa yang
dibutuhkan pasien dan
keluarga terkait perawatan
42
Mengevaluasi
pengetahuan pasien
dirumah, selama
pelaksanaan kita harus
saling menghormati dan mengerti kondisi pasien
(Harmonis), saat
pelaksanaan kita bantu
pasien dan keluarga untuk
melakukan scan QR Code
dengan smartphone masingmasing untuk mengetahui
secara jelas informasi yang
di dapat (Adaptif). Segala
kegiatan yang dilakukan
harus dengan hati-hati
untuk dapat memberikan
pelayanan yang terbaik demi
peningkatan mutu dan
kepuasan pasien kepada RS
(Loyal)
Keluarga mampu
menyebutkan hal-hal
Setelah melakukan
discharge planning, saya
43
6. Evaluasi
terhadap
implementasi
discharge Planning (Perencanaan
Pulang) pasien.
dan keluarga
tentang perawatan
pasien dirumah.
penting dalam perawatan
pasien dirumah
melakukan penilaian tingkat
pengetahuan kepada pasien
dan keluarga (Kompeten)
Membuat gform
terkait implementasi discharge Planning (Perencanaan
Pulang) pasien.
Penilaian post test
Peningkatan
pengetahuan perawatan
dalam melakukan
discharge Planning (Perencanaan Pulang) pasien.
Menerapkan nilai
Akuntabel dengan
melakukan evaluasi
pengetahuan perawat
dalam
mengimplementasikan
discharge Planning
(Perencanaan Pulang)
pasien.
Peningkatan
pengetahuan
perawat dalam
memberikan
asuhan
keperawatan
mendukung misi
rumah sakit yaitu
Peningkatan
Kualitas
Manusia
Indonesia
Meningkatkan
pengetahuan melalui
kegiatan sosialisasi
merupakan
Penguatan terhadap
nilai organisasi
Unggul dan Profesinalisme
44
Penjadwalan
I II III IV I II
1. Konsultasi dan Koordinasi terkait Rancangan Aktualisasi kepada kepala ruangan dan mentor.
2. Membuat rancangan edukasi discharge planning (perencanaan pulang) kepada pasien dan keluarga.
3. Membuat media edukasi berupa video disertai QRCodeyang dapat membantu pasien dan keluarga dalam melaksanakan perawatan pasien dirumah.
4. Sosialisasi Video Edukasi discharge Planning (Perencanaan Pulang) pasien kepada Perawat.
5. Melakukan Discharge Planning (perencanaan Pulang) pasien
6. Evaluasi terhadap implementasi discharge Planning (Perencanaan Pulang) pasien.
Pihak yang terlibat dan Perannya dalam Aktualisasi
1. Arip Hidayat, S.Kep., Ners Sebagai Mentor
2. Ahmad Wajedi, S.Pd.,M.Kes Sebagai Coach
3. Epi Pitriana, S.Kep., Ners Sebagai kepala Ruangan
45
Tabel.4.31timelinekegiatan NO KEGIATAN JULI AGUSTUS
Tabel4.4.1Pihakyangterlibatdanperannyadalamaktualisasi
No. Nama
Peran dalam Aktualisasi Keterangan
DAFTAR PUSTAKA
Lembaga Administrasi Negara. 2017. ModulPelatihanDasarCalonPegawaiNegeri SipilAktualisasiDanHabituasi.Jakarta: LembagaAdministrasiNegara.
Lembaga Administrasi Negara. 2019. Analisis IsuKontemporer Modul Pelatihan DasarCalonPegawaiNegeriSipil.Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Manajemen Aparatur Sipil Negara Modul PelatihanDasarCalonPegawaiNegeriSipil.Jakarta: LembagaAdministrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul SMART ASN Pelatihan Dasar Calon PegawaiNegeriSipil.Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2021. ModulBerorientasiPelayananPelatihanDasar CalonPegawaiNegeriSipil.Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
LembagaAdministrasiNegara.2021.ModulAkuntabelPelatihanDasarCalonPegawai NegeriSipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
LembagaAdministrasiNegara.2021.ModulKompetenPelatihanDasarCalonPegawai NegeriSipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
LembagaAdministrasi Negara. 2021.ModulHarmonisPelatihanDasarCalonPegawai NegeriSipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2021. ModulLoyalPelatihanDasarCalonPegawai NegeriSipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2021. ModulAdaptifPelatihanDasarCalonPegawai NegeriSipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
46
Lembaga Administrasi Negara. 2021. ModulKolaboratifPelatihanDasarCalonPegawaiNegeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri. 2022. PedomanPenyusunanAktualisasiHabituasiBagi Peserta Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Bandung. Pusat Pendidikan
Administrasi Polri
Republik Indonesia. 2014. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara.
Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44Tahun 2009
Tentang Rumah Sakit
Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36Tahun 2009
Tentang Kesehatan.
Republik Indonesia. 2014. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38Tahun 2014
Tentang Keperawatan.
Menteri Pendayagunaan Apartur Negara. 2019. Keputuan MenteriPendayagunaanAparatur NegaraNomor35TentangJabatanFungsionalPerawatdanAngkaKreditnya. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara.
Ramdhani, Alvia. (2017). “PengaruhpenerapanDischargePlanningpadaPasienStrokeIskemik DiRumahSakitWahidinSUdiroHusodoMakassar”.Makassar:ProgramPasca
Sarjana,UniversitasHasanudin
AHRQ, 2013. CareTransitionsfromHospitaltoHome :IDEALDischargePlanning (Implementationbook).
Cherlin, E.J. et al., 2013.FeaturesofHighQualityDischargePlanningforPatientsFollowing AcuteMyocardialInfarction.,pp.436–443.
Graham, J., Gallagher, R. & Bothe, J., 2013. Nurses‟dischargeplanningandriskassessment : behaviours,understandingandbarriers.,pp.2338–2346.
47
LAMPIRAN
50
Bimbingan bersama Bpk Arip Hidayat,S.Kep.,Ners selaku Mentor 28 juni 2022
Bimbingan bersama Bpk Arip Hidayat,S.Kep.,Ners selaku Mentor tanggal 30 juni 2022
51
Pelaksanaan AgendaCoaching
Coachingbersama Bpk. Ahmad Wajedi, S.PD.,M.Kes tanggal 24 juni 2022
52
Coachingbersama Bpk. Ahmad Wajedi, S.PD.,M.Kes tanggal 27 juni 2022
53
Coachingbersama Bpk. Ahmad Wajedi, S.PD.,M.Kes tanggal 30 juni 2022
54
OPTIMALISASI PELAKSANAAN DISCHARGEPLANNING (PERENCANAAN PULANG) PADA PASIEN
DI RUANG RAWAT INAP AZALEA
RSUP DR HASAN SADIKIN BANDUNG
TAHUN 2022.
Fenida A. Golongan III Angkatan 5