Pelaksanaan Discharge Planning (Perencanaan Pulang) Pada Pasien Di Ruang Rawat Inap Azalea

Page 1

LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI

OPTIMALISASI PELAKSANAAN DISCHARGEPLANNING(PERENCANAAN PULANG)

PADA PASIEN DI RUANG RAWAT INAP AZALEA RSUP DR HASAN SADIKIN BANDUNG

TAHUN 2022.

INSTALASI RAWAT INAP

RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR HASAN SADIKIN BANDUNG

Disusun Oleh:

Fenida Akhsinnadya, S.Kep.,Ners.

NIP 199611102022032001

DIREKTORAT JENDERAL TENAGA KESEHATAN KEMENKES RI

BALAI PELATIHAN KESEHATAN CIKARANG

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL GOL III ANGKATAN 5

TAHUN 2022

i

LEMBAR PENGESAHAN

OPTIMALISASI PELAKSANAAN DISCHARGEPLANNING(PERENCANAAN PULANG) PADA PASIEN DI RUANG RAWAT INAP AZALEA

RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG Telah di seminarkan

Tanggal 4 Juli, di Bapelkes Cikarang

COACH

Ahmad Wajedi, SPd.,M.Kes NIP. 196911121989031002

PENGUJI

Agus Dwinanto, S.AP,MM NIP. 197708282003121003

MENTOR

Arip Hidayat, S.Kep.,Ners NIP. 198012182003121002

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT, karena atas izin dan ridho-Nya “Optimalisasi Pelaksanaan Discharge Planning (Perencanaan Pulang) Pada Pasien di Ruang Rawat Inap Azalea” dapat diselesaikan tepat pada waktunya sebagai salah satu syarat kelulusan dalam Pendidikan dan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Tahun 2022 di Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang. Penyusun menyadari bahwa tanpa bantuan dari pihak lain maka penyusun tidak akan dapat menyelesaikan aktualisasi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penyusun menyampaikan ucapan terimakasihyang tulus kepadasemuapihak yang telahmembantu dalam proses pembuatan rencana aktualisasi ini :

1. Ibu Fatrisia Madina, S.Kp., MM selaku Kepala Bidang Perawatan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

2. Ibu Epi Pitriana, S.Kep., Ners., selaku Kepala Ruangan Azalea RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung.

3. Bapak Arip Hidayat, S.Kep, Ners., M.Kep selaku mentor yang senantiasa memberikan ilmu, arahan, masukan, dan bimbingannya selama proses kegiatan aktualisasi ini.

4. Bapak Ahmad Wajedi, SPd.M.Kes selaku Coach yang senantiasa memberikan ilmu, arahan, masukan, dan bimbingannya selama proses kegiatan aktualisasi ini.

5. Bapak Agus Dwinanto, S.AP,MM selaku Penguji yang senantiasa memberikan kritik dan masukan yang membangun.

6. Kedua Orang Tua dan keluarga yang sesantiasa selalu mendoakan.

7. Rekan-rekan yang telah memberikan semangat dan dukungannya kepada penulis.

8. Seluruh pihak yang tak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan rencana aktualisasi.

Penulis menyadari bahwa susunan rencana aktualisasi ini masih mengandung celah kekurangan dan kesalahan, untuk itu penyusun menerima koreksi dan saran untuk dikaji dalam penyempurnaan rencana kegiatan aktualisasi ini. Terima kasih.

Bandung, 4 Juli 2022

Penulis,

Fenida Akhsinnadya, S.Kep., Ners NIP. 199611102022032001

iii
iv DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN............................................................................................................ii KATA PENGANTAR................................................................................................................. iii DAFTAR ISI........................................................................................................................... iv DAFTAR GAMBAR v BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................................1 1.1 LATAR BELAKANG.....................................................................................................................1 1.2 TUJUAN 3 1.2.1 Tujuan Umum .............................................................................................................4 1.3 Ruang Lingkup 4 1.4 Manfaat.......................................................................................................................................4 1.4.1 Manfaat Bagi Organisasi 5 BAB II GAMBARAN ORGANISASI DAN PROFIL PESERTA ............................................................6 2.1 Profil Rumah Sakit Umum Pusar Dr. Hasan Sadikin 6 2.2 VISI DAN MISI...........................................................................................................................7 2.3 NILAI-NILAI ORGANISASI 7 2.4 Struktur Organisasi RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung ........................................................9 2.5 Profil Peserta 10 2.6 Nilai- Nilai Dasar ASN (BerAKHLAK).................................................................................... 12 2.7 Peran dan Kedudukan ASN dalam NKRI (Manajemen dan SMARTASN) 13 BAB III ANALISIS ISU DALAM PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI...........................................14 3.1 Identifikasi dan Analisis Isu Aktual 14 3.2 Gagasan Pemecahan Isu....................................................................................................... 27 BAB IV RANCANGAN AKTUALISASI ........................................................................................30 DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................46 LAMPIRAN 50

DAFTAR TABEL

v
Tabel 3.1.1 1 Penjelasan Butir SKP.........................................................................................14 Tabel 3.1.1 2 Analisis Dampak Isu .........................................................................................19 Tabel. 3.1.2 1 Analisis Isu Berdasarkan Kriteria APKL. 22 Tabel 3.1.4 1 Diagram Fishbone ............................................................................................26 Tabel 3.2. 1 Keterkaitan dengan substansi Agenda 3...............................................................27 Tabel 3.2. 2 Gagasan Pemecahan Isu 28 Tabel 4.2 1 Matriks Rancangan Aktualisasi..............................................................................33 Tabel.4.3 1 timeline kegiatan.................................................................................................45 Tabel 4.4. 1 Pihak yang terlibat dan perannya dalam aktualisasi 45

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Menurut Undang-Undang No.5 Tahun 2014 menjelaskan bahwa

Apartur Sipil Negara yang dapat disingkat dengan ASN ialah sebuah

profesi bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah

dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang bekerja pada instansi pemerintah

yang diangkat oleh penjabat pembina kepegawaian untuk menduduki

jabatan pemerintahan dan diserai tugas dalam suatu jabatan

pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang telah memenuhi syarat tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan. ASN memiliki peranan yang penting dalam mengelola kekayaan alam yang melimpah, potensi sumber daya manusia, peluang pasar yang besar dan demokrasi yang stabil secara efektif dan efisien. Sejumlah

keputusan strategis mulai dari merumuskan kebijakan sampai pada implementasi kebijakan dalam berbagai sektor pembangunan dilaksanakan oleh PNS. Sesuai dengan Undang-Undang ASN No.5

Tahun 2014, ASN dalam melaksanakan tugas dan fungsinya harus memiliki sikapintegritas,professional serta bekerja sesuai dengan kode etik dan nilai dasar ASN sehingga diperlukan pendidikan dan pelatihan untuk mencapai kualifikasi tersebut.

Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (Latsar CPNS) dalam Peraturan LAN No. 1 Tahun 2021 dijelaskan bahwa pendidikan dan pelatihandalam Masa Prajabatan yangdilakukan secaraintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat, motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, serta dapat memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Pelatihan Dasar CPNS bertujuan untuk mengembangkan kompetensi CPNS yang dilakukan secara terintegrasi yang berarti penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS memadukan antara pelatihan klasikal dengan nonklasikal dan Kompetensi Sosial

1

Kultural dengan Kompetensi Bidang. Kompetensi yang diukur dari

seorang CPNS dalam kegiatan Latsar ini berdasarkan kemampuan

menunjukkan sikap perilaku bela negara dan dapat mengaktualisasikan peran dan nilai-nilai dasar ASN yang BERAHLAK (Berorientasi

Pelayanan, Akuntabilitas, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif)

dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Rumah Sakit Umum Pusat DR. Hasan Sadikin (RSHS) Bandung

merupakan rumah sakit dengan status kepemilikan Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia. RSHS merupakan rumah sakit kelas A yang menjadi rujukan tertinggi (TopReferalHospital)di Provinsi Jawa

Barat juga menjadi Rumah Sakit Rujukan Nasional dan Rumah Sakit

Pendidikan yang berdaya saing di trahun 2019.Pelayanan Keperawatan di RSHS Bandung bertujuan memberikan pelayanan keperawatan yang holistic, bermutu, dan memuaskan bagi pasien.

Penulis merupakan perawat dari RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, selama melaksanakan tugas di ruangan mengidentifikasi beberapa isu yang mana isu berawal dari Sasaran Kerja Pegawai dan juga tugas dan fungsi perawat yang tertuang dalam Undang-Undang 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan. Penulis bertugas di ruang rawat inap azalea dengan karekteristik pasien dewasa neurologi. Ruangan ini berkapasitas 22 tempat tidur . Di ruang Azalea terdapat permasalahan yang sampai saat ini belum teratasi, baik dari segi pelayanan public, manajemen Sumber Daya manusia maupun wholeof government.

Pelayanan kesehatan saat ini tidak lagi dilakukan hanya saat pasien sedang berada dalam ruang perawatan di rumah sakit tetapi terus dilakukan hingga saat pasien kembali ke rumah dan tidak membutuhkan perawatan, Discharge Planning adalah proses menyiapkan pasien saat keluar dari rumah sakit untuk kembali ke rumah. Menurut Rosya Ernalinda, dkk (2020) Program perencanaan pulang (discharge planning) pada dasarnya merupakan program

pemberian pendidikan kesehatan kepada pasien, sehingga faktor yang

berasal dari perawat yang mempengaruhi keberhasilan dalam

pemberian pendidikan kesehatan dalam perencanaan pulang yaitu

2

sikap, pengendalian emosi, pengetahuan, dan pengalaman perawat dapat diterapkan di rumah oleh pasien dan keluarga demi tercapainya kondisi kesehatan yang optimal.

Rencana pemulangan menjadi isu yang sangat penting akhirakhir ini. Dengan masuknya discharge planning dalam standar akreditasi rumah sakit baik versi KARS maupun JCI menjadikan semua rumah sakit termasuk rumah sakit pemerintah dituntut mampu melaksanakan proses discharge planning dengan baik. Sehingga perawat sebagai satu pemberi asuhan wajib memahami discharge planning beserta urgensinya agar dapat memberikan asuhan yang berkualitas bagi pasiennya.

Menurut hasil observasi yang dilakukan oleh penulis di ruanganselama melaksanakan orientasi pada bulan Mei 2022, ditemukan data bahwa pengisian lembardischargeplanningdilakukan kepada seluruh pasien hanya pada saat pasien datang pertama kali ke ruang rawat inap, kemudian kegiatan dari hasil telaah SPO (Standar Prosedur Operasional) dengan penerapan diruangan ditemukan bahwa tidak seluruh tahapan dilakukan seperti persiapan leaflet perawatan penyakit di rumah sesuai kasus, penyuluhan kepada pasien/keluarga

berupa diet, obat-obatan yang masih terus diberikan dan cara pemakaian, dan kegiatan atau aktivitas yang boleh dan tidak boleh di kerjakan serta kegiatan yang disarankan untuk menghindari adanya komplikasi masalah kesehatan yang lain. Oleh karena itu, penulis mengangkat isu mengenai belum optimalnya Pelaksanaan Discharge Planning (Perencanaan Pasien Pulang) pada pasien di ruang rawat inap

azalea RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

1.2 TUJUAN

1.2.1 Tujuan Umum

Mampu mengimplementasikan nilai-nilai dasar ASN yaitu BerAKHLAK (Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmoni, Loyal, Adaptif, Kolaboratif) dalam melaksanakan tugas di lingkungan kerja yaitu Ruang

Kenanga lantai 1 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

3

1.4.1 Tujuan Khusus

Tujuan Khusus dari aktualisasi nilai-nilai dasar PNS adalah :

1. Melakukan identifikasi, penyusunan, dan penetapan isu yang terjadi dan harus segera dipecahkan

2. Membuat gagasan pemecahan isu dengan Menyusun daftar rencana, tahapan, dan output kegiatan

3. Menjelaskan keterkaitan antara rencana kegiatan pemecahan isu dengan nilai-nilai dasar PNS dan kedudukan serta peran dalam NKRI.

4. Optimalnya pelaksanaan discharge planning saat pelayanan keperawatan di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Ruang Lingkup

Ruang lingkup kegiatan aktualisasi ini meliputi kegiatan perawat ahli pertama di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung selaku Calon PNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan, dengan menerapkan nilai-nilai dasar PNS yaitu Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif (BerAKHLAK), Manajemen ASN, WholeofGovernmentdan Pelayanan Publik yang bersumber dari SKP, dan atau penugasan atasan dan program yang menjadi inovasi.

Manfaat

1.4.1 Manfaat Bagi Diri Sendiri

1. Pemahaman nilai-nilai dasar BERAHLAK sebagai pedoman dalam

menjalankan profesi sebagai ASN dalam penerapan pelaksanaan dischargeplanningdi ruang rawat inap Azalea RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

2. Menjadi tenaga keperawatan yang mampu menjalankanfungsi sebagai pelaksana kebijakan, pelayan publik, dan perekat dan pemersatu bangsa yang memiliki integritas dan profesional di lingkungan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

4

1.4.2 Manfaat Bagi Organisasi

1. Mewujudkan visi dan misi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

2. Meningkatkan kinerja perawat ruangan rawat inap RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

3. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan manajemen keperawatan di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

4. Tidak timbulnya ketidaktahuan pasien akan informasi kesehatan kepada pasien yang akan persiapan pulang ke rumah.

5

BAB II

GAMBARAN ORGANISASI DAN PROFIL PESERTA

2.1 Profil Rumah Sakit Umum Pusar Dr. Hasan Sadikin

RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung (RSHS) merupakan rumah sakit milik

Kementerian Kesehatan. Sejak diresmikan pada tahun 1923, RSHS telah berkembang

menjadi rumah sakit besar di Jawa Barat yang berfungsi sebagai Rumah Sakit

Rujukan Puncak untuk Provinsi Jawa Barat dan sebagai Rumah Sakit Pendidikan bagi

Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran dan institusi pendidikan tenaga

kesehatan lainnya.

Karena kemampuannya dalam memberikan pelayanan spesialistik dan subspesialistik luas, pada taggal 18 Oktober 2004 RSHS ditetapkan oleh Departemen

Kesehatan sebagai Rumah Sakit Kelas A. Sesuai dengan PP No. 23 Tahun 2003 dan berdasarkan SK Menkes RI No. 861/Menkes/VI/2005, RSHS telah berubah status dari

Perusahaan Jawatan (Perjan) menjadi institusi yang menerapkan Pola Pengelolaan

Badan Layanan Umum (PPK-BLU). RSHS berlokasi di Jl. Pasteur No. 38 Bandung

dengan luas tanah 87.200 m2 yang mudah dijangkau dari berbagai arah. Sejalan dengan perkembangan IPTEKDOKdan tuntutanmasyarakat yang semakin meningkat

terhadap mutu pelayanan yang lebih baik, RSHS telah memiliki Master Plan yang dibuat pada tahun 1995. Master Plan tersebut memperhitungkan kebutuhan pelayanan medis dan pendidikan untuk 25 tahun ke depan, yang memuat Integrated Physical Building and Management Concept untuk Model Rumah Sakit Pendidikan. Saat ini, RSUP Dr. Hasan sadikin memiliki jenis pelayanan, meliputi: pertama pelayanangawat daruratsecaraterus menerus selama24jam, 7haridalamseminggu dengan pelayanan gawat darurat level IV. Kedua pelayanan rawat jalan memiliki klinik 26 subspesialistik terdiri dari: poliklinik Penyakit Dalam, bedah, kebidanan dn kandungan, anak, bedah saraf, orthopaedi, saraf, THT-KL, kulit dan kelamin, kedokteran jiwa, gigi dan mulut, bedah mulut, mata, anestesi, gizi, pegawai, MCU dan Tim Peeriksa Kesehatan Pegawai, teratai, kemoterapi rawat jalan, rehabilitasi medik, instalansi pelayanan jantung, hemodialisa, reproduksi berbantu, dan radioterapi.

6

Sarana pelayanan rawat inap (hospitalization) di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, dibedakan menjadi ruang rawat inap Kelas I, II, III, VIP, High Care, Intensif, Isolasi, dan rawat inap khusus atau non kelas.

2.2 VISI DAN MISI

2.1.1 Visi

Rumah Sakit Umum Pusat Dr Hasan Sadikin memiliki visi sebagai berikut:

“Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong“

2.1.2 Misi

Untuk mewujudkan Visi tersebut Rumah Sakit Umum Pusat Dr Hasan

Sadikin memiliki Misi “Menjadikan Kualitas Hidup Manusia Indonesia yang Tinggi, Maju dan Sejahtera”.

2.3 NILAI-NILAI ORGANISASI

Nilai-nilai utama (corevalues) yang dijadikan sebagai pedoman oleh seluruh pegawai RSHS dalam memberikan pelayanan, pendidikan dan penelitian adalah: PAMINGPIN

PITUIN (Kepemimpinan, profesional, inovatif, tulus, Unggul, Integritas) dengan uraian sebagai berikut :

• Kepemimpinan

Nilai yang menggambarkan kepeloporan dan menyampaikan talenta – talenta terbaik di bidannya.

• Profesional

Nilai yang berorientasi pada pencapaian kinerja melalui penjalinan kemitraan.

• Inovatif

Nilai yang menggambarkan keinginan untuk menghasilkan suatu yang baru dan senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambungan.

• Tulus

Keinginan untuk memberi tanpa pamrih, proaktif dan responsif.

• Unggul

Keinginan untuk menjadi yang terbaik dan menghasilkan kualitas prima.

• Integritas

7

Nilai yang menggambarkan kejujuran, amanah dan menjunjung etika yang ditunggu dalam menjalankan tugas.

Selain tata nilai filosofis, RSHS memiliki janji pelayanan kesehatan yaitu

SIGAP:

1. (S)enyum-Sapa-Salam-Sopan-Santun (5S)

2. (I)novatif dalam berkarya

3. (G)elorakan semangat pelayanan prima

4. (A)manah menjaga keselamatan pasien

5. (P)eduli, perhatian, dan perasaan

Terdapat juga nilai – nilai yang dianut dalam pelayanan, yaitu PRIMA:

P : Profesional memiliki kemampuan untuk memberikan pelayanan dengan kualitas yang terbaik (prima) disertai kompetensi dalam disiplin ilmu yang mendasarinya.

R : Respek pelayanan yang prima akan dapat diberikan apabila dilandasi oleh rasa saling hormat menghormati diantara anggota tim pemberi pelayanan kesehatan. Pelayanan yang prima tidak hanya ditentukan oleh satu profesi, tetapi oleh semua profesi yang terlibat dalam tim pelayanan kesehatan.

I : Integrasi bertindak terintegrasi sesuai dengan nilai – nilai dan kebijakan organisasi serta kode etik farmasi.

M : Manusiawi menganggap setiap individu atau manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang mulia. Oleh karena itu harkat dan martabat mereka harusdijunjung tinggi.

A : Amanah melaksanakan dengan sungguh – sungguh segala hal yang dipercayakan oleh negara dan masyarakat, khususnya dalam memberikan pelayanan, pendidikan, dan penelitian kesehatan.

Adapun moto yang digunakan di RSHS yaitu ”Kesehatan Anda Menjadi Prioritas Kami”.

8

2.4

Struktur Organisasi RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung

Struktur organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin dapat dilihat pada gambar

Gambar2.1StrukturOrganisasiRSUPDr.HasanSadikin

9

2.5 Profil Peserta

Nama : Fenida Akhsinnadya, S.Kep.,Ners

NIP : 199611102022032001

Jabatan/golongan : Perawat Ahli Pertama/ IIIb

Unit Kerja : Ruang Azalea

RSUP. Dr Hasan Sadikin Bandung

Instansi : Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia

Saat ini, peserta terdaftar sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di lingkungan

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia di bawah Direktorat Jenderal Pelayanan

Kesehatan dengan instansi Rumah Sakit Umum Pusat Dr Hasan Sadikin Kota Bandung

terhitung mulai tanggal 1 Maret 2022 sebagai Perawat Ahli Pertama dibawah Bidang

Keperawatan dan sekarang bekerja di unit kerja Ruang Rawat Inap Azalea. Dalam

pelaksanaan aktualisasi, peserta mengacu kepada Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) meliputi:

1. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan pada tahap pre/intra/post operasi.

2. Melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan.

3. Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan keperawatan sebagai ketua tim/perawat.

4. Melaksanakan case finding/deteksi dini/penemuan kasus baru pada individu.

5. Melakukan pemberian penugasan perawat dalam rangka melakukan fungsi ketenagaan perawat.

6. Melakukan pengkajian lanjutan pada individu.

7. Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjutan.

8. Merumuskan diagnosa keperawatan pada individu.

9. Membuat prioritas diagnosa keperawatan dan masalah keperawatan.

10. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu (merumuskan, menetapkan) tindakan

10

11. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan.

12. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks pada area medikal bedah.

13. Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu.

14. Melakukan tidakan keperawatan pada kondisi gawat darurat/bencana/kritikal.

15. Memberikan dukungan/fasilitas kebutuhan spiritual pada kondisi kehilangan, berduka, atau menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan.

16. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi.

17. Melakukan tindakan keperawatan kebutuhan eliminasi.

18. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan mobilisasi.

19. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan istirahat dan tidur.

20. Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan kebersihan.

21. Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan pengaturan suhu

22. Melakukan pemenuhan kebutuhan oksigen kompleks

23. Melakukan komunikasi klien dengan hambatan komunikasi.

24. Melakukan pemantauan atau penilaian kondisi pasien selama dilakukan tindakan keperawatan spesifik sesuai kasus dan kondisi pasien.

25. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu.

26. Melakukan penatalaksanaan manajemen gejala.

27. Melakukan perawatan luka.

28. Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan individu.

29. Melaksanakan manajemen suveilans hais sebagai upaya pengawasan resiko infeksi dalam upaya preventif pada pelayanan keperawatan.

30. Melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan antar shift/unit/fasilitas kesehatan.

31. Melakukan konsultasi keperawatan dengan kolaborasi dengan dokter.

11

32. Melakukan tindakan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaan standar pada pasien/petugs/pengunjung sebagai upaya pencegahan infeksi.

33. Melakukan pendidikan kesehatan pada individu.

2.6 Nilai- Nilai Dasar ASN (BerAKHLAK)

Nilai-nilai dasar adalah nilai yang sangat dibutuhkan dalam menjalankan tugas jabatan profesi ASN (Aparatur Sipil Negara) secara profesional sebagai pelayan masyarakat. Nilai-nilai dasar profesi ASN yaitu Beorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif) jika diakronimkan menjadi BerAKHLAK (LAN, 2022).

1. Berorientasi Pelayanan

Melakukan asuhan keperawatan awal pada pasien di rawat inap merupakan bagian dari penyelenggaraan pelayanan publik yang harus mampu mewujudkan tujuan-tujuan yang hendak dicapainya dan dilakukan dengan prosedur yang sederhana, kebutuhan akan masalah pasien dapat terpenuhi.

2. Akuntabel

Dalam asuhan keperawatan setiap pertanyaan yang diberikan atau diajukan harus disampaikan dengan jelas dan berintegritas tinggi oleh petugas dan dijawab dengan jujur oleh pasien untuk menunjang penyelesaian masalah kesehatan.

3. Kompeten

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan, sebagai seorang perawat mampu serta kompeten menerapkan profesionalisme dalam pelayanan kepada pasien berdasarkan perencanaan yang rasional, holistik (terintegrasi), terarah, efektif dan efisien.

4. Harmonis

Pelaksanaan asuhan keperawatan kepada pasien secara adil, obyektif, jujur dan transparan dapat menunjukkan rasa toleransi, empati dan keterbukaan kepada pasien menunjukkan terwujudnya suasana harmonis

5. Loyal

Melakukan asuhan keperawatan merupakan salah satu kepentingan bangsa yaitu mendedikasikan dan mengutamakan keluhan pasien dan mendengarkan apa

12

yang pasien rasakan, dan mengutamakan penyelesaian masalah prioritas yang pasien rasakan.

6. Adaptif

Pengkajian keperawatan sangat mengantisipasi dan beradaptasi terhadap perubahan lingkungan dikarenakan akan mempengaruhi status kesehatan pasien serta selalu memperhatikan kepentingan-kepentingan yang diperlukan oleh pasien.

7. Kolaboratif

Pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien dilandasi peningkatan komunikasi yang baik dan kepercayaan satu sama lain yang efisien dan efektif.

2.7 Peran dan Kedudukan ASN dalam NKRI (Manajemen dan SMARTASN)

a. SMART ASN

Penerapan pengkajian keperawatan dalam kedudukan dan peran ASN tentunya merupakan bagian dari komunikasi dan analisis untuk mempertimbangkan risiko yang muncul dari masalah pasien sehingga mampu mengekplorasi dan mencari informasi, data dan konten sesuai dengan kebutuhan untuk pemecahan masalah

b. Manajemen ASN

Dalam pengkajian keperawatan melaksanakan pengkajian dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi merupakan suatu tugas yang harus dilaksanakan dengan cermat dan disiplin, sehingga dari hasil pengkajian tersebut tidk terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya dalam melayani dan mengatasi masalah kesehatan pasien.

13

BAB III

ANALISIS ISU DALAM PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1 Identifikasi dan Analisis Isu Aktual

3.1.1 Identifikasi Isu

Identifikasi isu dilakukan dengan melihat hal- hal yang tidak sesuai dalam Sasaran Kerja Pegawai (SKP). Hal yang tidak sesuai dalam SKP dapat berpotensi menjadi suatu masalah. Berikut table penjelasan butir SKP antara lain:

Tabel3.1.11PenjelasanButirSKP

No. Sasaran Kerja Pegawai Kondisi Sekarang Kondisi Seharusnya

1. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan pada tahap pre/intra/post operasi

Sesuai dengan SOP Sesuai dengan SOP

2. Melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan Sesuai dengan SOP Sesuai dengan SOP

3. Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksana pelayanan keperawatan sebagai ketua tim/perawat

4. Melakukan pemberian penugasan perawat dalam

Sesuai dengan SOP Sesuai dengan SOP

Sudah dilakukan Sudah dilakukan

14

rangka melakukan fungsi ketenagaan perawat

5. Melaksanakan case finding/deteksi dini/penemuan kasus baru pada individu

Sudah Dilakukan Meningkatkan penemuan kasus baru, salah satunya dengan meningkatkan

Kerjasama dengan rekan sejawat dari profesi lain

6. Melaksanakan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu

7. Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjutan

8. Merumuskan diagnosis keperawatan pada individu

9. Membuat prioritas diagnose keperawatan dan masalah keperawatan

10. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu (merumuskan, menetapkan) tindakan

11. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan

Sudah dilakukan Sudah dilakukan

Sudah dilakukan Sudah dilakukan

Sudah dilakukan Sudah dilakukan

Sudah dilakukan Sudah dilakukan

Sudah dilakukan Sudah dilakukan

Telah dilakukan saat berkomunikasi kepada pasien maupun

keluarga pasien

Mempertahankan dan terus

meningkatkan konsistensi komunikasi terapeutik dalam

pemberian asuhan keperawatan

15

12. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks pada area medical bedah

13. Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu

14. Melakukan tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat/bencana/kritikal

15. Memberikan dukungan/fasilitas kebutuhan spiritual pada kondisi kehilangan, berduka atau menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan

16. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi

Sudah dilakukan Sudah dilakukan

17. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan eliminasi

18. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan mobilisasi

Sudah dilakukan Sudah dilakukan

Sesuai dengan SOP Sesuai dengan SOP

Belum dilaksanakan Tersedianya alat dan bahan serta terkaji dan terpenuhi kebutuhan spiritual pada pasien dan keluarga

Kurang optimalnya perawatan oral hygine pada pasien terpasang

NGT (Nasogastrictube)

Tersedianya media edukasi terkait perawatan oral hygiene pada pasien yang terpasang NGT.

Sesuai dengan SOP Sesuai dengan SOP

Kurang optimalnya pelaksanaan

mengenai miring

kanan dan miring kiri pada pasien.

Dilakukan setiap 2 jam sekali untuk

menghindari danya luka decubitus yang akan

memperpanjang

16

19. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur

20. Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri

21. Melakukan tindakan pemenuhan rasa nyaman dan pengaturan suhu

masa perawatan pasien

Sudah dilaksanakan Mempertahankan kegiatan yang dilakukan

Sesuai dengan SOP Sesuai dengan SOP

Telah diupayakan dengan membuat lingkungan yang nyaman.

Memaksimalkan usaha dengan mengatur pencahayaan yang sesuai, membuat suasana di ruangan lebih tenang

22. Melakukan pemenuhan kebutuhan oksigenasi kompleks

Laporan pelaksanaan tugas mandiri telah terlaksana dengan baik

Mempertahankan laporan pelaksanaan tugas mandiri tetap terlaksana dengan baik.

23. Melakukan komunikasi dengan klien dengan hambatan komunikasi

Telah dilakukan saat berkomunikasi kepada pasien maupun

keluarga pasien

Mempertahankan dan terus meningkatkan konsistensi komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan

24. Melakukan pemantauan atau penilaian kondisi pasien selama dilakukan tindakan

Sesuai

17
dengan SOP Sesuai dengan SOP

keperawatan spesifik sesuai kasus dan kondisi pasien

25. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu

26. Melakukan penatalaksanaan manajemen gejala

Sesuai dengan SOP Sesuai dengan SOP

Sesuai dengan SOP Sesuai dengan SOP

27 Melakukan perawatan luka Sesuai dengan SOP Sesuai dengan SOP

28. Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada individu

29. Melaksanakan manajemen surveillance hais sebagai upaya preventive pada pelayanan keperawatan

30. Melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan antar shift/unit/fasilitas kesehatan

31. Melakukan konsultasi keperawatan dan kolaborasi dengan dokter

32 Melakukan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaan standar pada pasien/petugas/pengunjung sebagai upaya pencegahan infeksi

33. Melakukan Pendidikan kesehatan pada individu

Sudah dilakukan Sudah dilakukan

Sesuai dengan SOP Sesuai dengan SOP

Sesuai dengan SOP Sesuai dengan SOP

Sesuai dengan SOP Sesuai dengan SOP

Sesuai dengan SOP Sesuai dengan SOP

Belum optimal edukasi kesehatan discharge planning (perencanaan pasien pulang) di ruang azalea

Tersedianya media edukasi

perencanaan pasien pulang yang sesuai dengan kebutuhan

18

Berdasarkan hasil observasi di ruangan dan penjabaran SKP, ditemukan beberapa isu actual kontemporer, antara lain :

Tabel3.1.12AnalisisDampakIsu

Isu Dampak Apabila Isu tidak

ditangani

pasien dan

keluarga (video)

Belum optimalnya

pelaksanaan miring kanan

dan miring kiri di ruang

azalea

Belum optimalnya discharge

planning (perencanaan

pasien pulang) di ruang

azalea

- Berisiko terjadinya pressure

injury

- Menurunnya kekuatan bahkan

hilangnya kekuatan sel otot

- Otot akan memendek dan atrofi (massa otot berkurang)

- Memperpanjang masa

perawatan

- Pasien dan keluarga tidak

dapat melaksanakan

perawatan pasien dirumah

- Terjadi komplikasi akibat

kurangnya pengetahuan

mengenai perawatan pasien

dirumah

- Terjadinya kecemasan pasien

dan keluarga ketika

menghadapi kepulangan

- Kepuasan pasien dankeluarga

dalam pelayanan

keperawatan berkurang

- Terjadinya readmission atau

hospitalisasi kembali

19

Belum optimalnya

pelaksanaan oral hygine pada pasien terpasang NGT (Nasogastrictube)

- infeksi rongga mulut

- Menurunnya kontiunitas

bibir, lidah dan mukosa

membran mulut

- Mulut Kotor

1. Belum optimalnya pelaksanaan miring kanan dan miring kiri di ruang azalea

Penatalaksanaan posisi miring kiri dan miring kanan dilakukan untuk mengurangi tekanan yang terlalu lama dan gaya gesekan pada kulit. Di samping itu, perubahan posisi untuk mencegah terbentuknya dekubitus dengan pemberian posisi setiap 2 jam sekali. Pemberian posisi miring kri dan kanan berpeluang untuk mengurangi tekanan dan gaya gesekan pada kulit. Sehingga dapat mencegah terjadinya dekubitus (Effendi, 2018).

Dari hasil observasi diruangan, pelaksanaan miring kanan dan kiri bagi pasien belum optimal yaitu belum dilakukannya mobilisasi miring kanan miring kiri setiap 2 jam sekali Dari wawancara dengan wakil kepala ruangan, perawat jarang melakukan mobilisasi miring kiri miring kanan kepada pasien setip 2 jam sekali Setelah melakukan wawancara dengan 8 keluarga pasien didapati keluarga juga belum dapat melakukan miring kanan dan miring kiri bagi pasien dan belum mengerti serta belum pernah terpapar informasi mengenai miring karan dan kiri. Jika hal tersebut tidak optimal, akan terjadi pressure injury, kelemahan otot dan berkurangnya kontinuitas otot pada pasien.

2. Belum optimalnya discharge planning (perencanaan pasien pulang) di ruang azalea

Ruang azalea merupakan ruang yang berbasic neurolog Ketika

20

dilakukan wawancara pada tanggal 23 Juni 2022 kepada kepala ruang terkait discharge planning pada pasien, didapatkan informasi bahwa pelaksanaan discharge planning belum dilakukan optimal karena beban kerja perawat yang banyak dan juga tidak adanya media yang memudahkan dalam melakukan discharge planning. Selain itu Ketika dilakukan wawancara dengan keluarga pasien, dari 11 keluarga yang di wawancara, 8 diantaranya belum mengerti apa saja yang harus dilakukan Ketika nantinya pasien dirawat dirumah. Sudah terdapat leaflet di ruangan akan tetapi tidak digunakan secara maksimal.

3. Belum optimalnya oral hygine pada pasien terpasang NGT (Nasogastrictube)

Ruang azalea merupakan ruang yang berbasic neurology, banyak pasien yang menggunakan NGT karena gangguan menelan atau disfagia. Oleh sebab itu, pasien yang menggunakan selang NGT yang memerlukan perawatan mulut atau oralhygieneBerdasarkan hasil observasi pada tanggal 25 mei 2022 terdapat 5 pasien yang terpasang NGT, 3 diantaranya menunjukkan mulut yang kotor. Saat dilakukan wawancara ke perawat, 4 perawat mengatakan tidak melakukan oral hygine pada pasien.

3.1.2 Penapisan Isu

Setelah identifikasi isu yang ada diruangan, selanjutnya penulis melakukan analisis untuk memahami isu tersebut secara utuh sehingga menetapkan satu isu yang berkualitas dan sesuai dengan prioritas. Pada penetapan isu ini, penulis menggunakan 4 Faktor yaitu :

a. Aktual (A), artinya isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat.

b. Problematik (P), artinya Isu tersebut memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu dicarikan segera solusinya secara komperehensif.

21

c. Kekhalayakan (K), artinya Isu tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak.

d. Layak (L), artinya Isu tersebut masuk akal, realistis, relevan, dan dapat dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya

1. Belum optimalnya pelaksanaan miring kanan dan miring kiri di ruang azalea di ruang rawat inap Azalea RSUP DR Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022.

2. Belum optimalnya pelaksanaan discharge planning (perencanaan pasien pulang) pada pasien di ruang rawat inap azalea RSUP DR Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022.

3. Belum optimalnya oral hygine pada pasien terpasang NGT (Nasogastrictube) di ruang rawat inap Azalea RSUP DR Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022.

Keterangan :

Skala 1-5 (1= sangat tidak mendesak, 2 = tidak mendesak, 3 = cukup mendesak, 4= mendesak, 5 = sangat mendesak).

Definisi operasional tiap nilai sebagai berikut :

22
L
Tabel.3.1.21AnalisisIsuBerdasarkanKriteriaAPKL.
No Isu A P K
Jumlah Prioritas
5 4 3 4 16 2
5 4 5 5 19 1
5 3 3 3 14 3

Nilai 1 : isu yang sangat tidak mendesak untuk diselesaikan, tidak akan menimbulka dampak yang besar dalam waktu yang dekat, dan tidak akan berkembang menjadi masalah yang lebih luas walaupun tidak segera diselesaikan.

Nilai 2 : isu tidak mendesak untuk diselesaikan, kemungkinan menimbulkan dampak tapi tidak waktu dekat, kemungkinan bisa berkembang menjadi masalah yang lebih luas jika tidak segera diselesaikan.

Nilai 3 : isu cukup mendesak untuk diselesaikan, cukup menimbulkan dampak dalam waktu dekat yang bisa berkembang menjadi masalah yang luas jika tidak ditangani.

Nilai 4 : isu mendesak untuk diselesaikan, sudah menimbulkan dampak walaupun belum kompleks dan dapat berkembang cepat menjadi luas jika tidak ditangani.

Nilai 5 : isu amat sangat mendesak untuk diselesaikan, sudah menimbulkan dampak yang cukup besar dan perkembangan masalah meluas sehingga butuh penanganan segera.

Dari hasil penapisan tersebut didapatkan isu prioritas yaitu “Belum optimalnya pelaksanaan discharge planning (perencanaan pasien pulang) pada pasien di ruang rawat inap azalea RSUP DR Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022. ” untuk dijadikan topik dalam laporan aktualisasi.

3.1.3 Latar Belakang pemilihan Isu

Ruang Azalea adalah salah satu ruang rawat inap yang ada di RSUP

Dr. Hasan Sadikin Bandung. Ruang azalea adalah ruang perawatan neurologi kelas 3 yang memiliki 7 kamar perawatan dengan kapasitas 3 bed disetiap kamarnya dan terdapat 1 ruang perawatan neurologi Intensive Care (NIC) dengan kapasitas 4 tempat tidur. Penyakit terbanyak di ruang azalea adalah Cerebral Infark (Stroke). Didapatkan data jumlah pasien Stroke bulan Januari-Juni 2022 sebanyak 52 orang.

23

DischargePlanningadalahproses menyiapkan pasien saat keluar dari rumah sakit untuk kembali ke rumah. Menurut Rosya Ernalinda, dkk (2020) Program perencanaan pulang (dischargeplanning)pada dasarnya merupakan program pemberian pendidikan kesehatan kepada pasien, sehingga faktor yang berasal dari perawat yang mempengaruhi keberhasilan dalam pemberian pendidikan kesehatan dalam perencanaan pulang yaitu sikap, pengendalian emosi, pengetahuan, dan pengalaman perawat dapat diterapkan di rumah oleh pasien dan keluarga demi tercapainya kondisi kesehatan yang optimal.

Rencana pemulangan menjadi isu yang sangat penting akhir- akhir ini. Dengan masuknya dischargeplanningdalam standar akreditasi rumah sakit baikversiKARSmaupun JCImenjadikansemua rumah sakit termasuk rumah sakit pemerintah dituntut mampu melaksanakan proses discharge planning dengan baik. Sehingga perawat sebagai satu pemberi asuhan wajib memahami discharge planning beserta urgensinya agar dapat memberikan asuhan yang berkualitas bagi pasiennya. Discharge planning yang terstruktur dapat meningkatkan kemampuan fungsional, meningkatkan kualitas hidup, kesejahteraan psikososial, dukungan Sosial, kepuasan dalam perawatan kesehatan, efektivitas biaya dan mengurangi readmission atau hospitalisasi kembali (Courtney et al. 2011). Beberapa penelitian tentang proses pelaksanaan discharge planning yang efektif dan komprehensif mengurangi resiko kematian bagi pasien, mengurangi hospital costs, mengurangi length of stay atau lama rawat pasien, mengurangi readmission, mengurangi kerusakan fungsional penyakit pasien, meningkatkan kepuasan pasien, perawat dan keluarga, kesiapan pasien menghadapi kepulangan mengurangi kecemasan pasien dan keluarga setelah pulang kerumah, mengurangi komplikasi (Wales et al. 2012; Cherlin et al. 2013; Fitzgerald 2011; Shepperd et al. 2008; Hager 2010)

Menurut hasilobservasiyang dilakukanoleh penulis di ruangan selama melaksanakan orientasi pada bulan Mei 2022, ditemukan data bahwa pengisian lembar discharge planning dilakukan kepada seluruh pasien hanya pada saat pasien datang pertama kali ke ruang rawat inap, tidak seluruh tahapan dilakukan seperti persiapan leaflet perawatan penyakit di

24

rumahsesuaikasus, penyuluhankepadapasien/keluargaberupadiet,obatobatan yang masih terus diberikan dan cara pemakaian, dan kegiatan atau aktivitas yang boleh dan tidak boleh di kerjakan serta kegiatan yang disarankan untuk menghindari adanya komplikasi masalah kesehatan yang lain.

Ketika dilakukan wawancara dengan keluarga pasien didapatkan data bahwa pada saat pasien dirawat edukasi yang didapatkan adalah terkait cuci tangan, pemilahan sampah dan tempat-tempat penting diruangan seperti kamar mandi, mushola, wastafel dan ruang tunggu belum endapatkan edukasi terkait perencanaan pulang. Kemudian pada tanggal 23 Juni 2022 saat wawancara dengan kepala ruang dan wakil kepala ruang terkait discharge planning pada pasien, didapatkan informasi bahwa pelaksanaan dischargeplanning belum dilakukan optimal karena beban kerja perawat yang banyak. Hasil kuisioner yang disebar kepada perawat, 100 % mengatakan bahwa bahwa dischargeplanningpenting dilakukan, 5% perawat melakukan dischargeplanningsejakpasien masuk dan, 87,6% sudah melakukan Pendidikan kesehatan terkait perencanaan pulang pasien secaralisantanpamenggunakanmedia,100% mengatakanmembutuhkan media untuk membantu pelaksanaan dischargeplanning. Kemudian dari hasil wawancara dengan keluarga pasien, dari 11 keluarga yang di wawancara, 8(72,7%) diantaranya belum mengerti apa saja yang harus dilakukan Ketika nantinya pasien dirawat dirumah, dan 9(81,8%) mengatakan bahwa yang terpenting dilakukan hanya control ulang dan minum obat. Oleh karena itu, penulis mengangkat isu mengenai belum optimalnya Pelaksanaan DischargePlanning(Perencanaan Pasien Pulang) pada pasien di ruang rawat inap azalea RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

25

3.1.4 Analisis Isu

Gambar3.1.41DiagramFishbone

Material

Belum Tersedia media edukasi discharge planning pada pasien yang mudah diakses.

Kurang pengetahuan keluarga terkait perawatan pasien dirumah

Perawat belum melakukan discharge planning secara optimal

Anggapan keluarga

bahwa setelah

pasien pulang

hanya wajib control

dan minum obat

Pelaksanaan Discharge Planning masih secara lisan dan hanya menginfokan tentang waktu kontrol

Terbatasnya media edukasi berupa leaflet

Belum optimalnya pengkajian awal kebutuhan Discharge Planning pada keluarga

Environment

Methode

Belum optimalnya pelaksanaan discharge planning (perencanaan pasien pulang) pada pasien di ruang rawat inap azalea RSUP DR Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022.

26
Man

3.2 Gagasan Pemecahan Isu

Gagasan pemecahan isu yang dilakukan bersumber dari Sasaran Kinerja

Pegawai dan inovasi dengan mengaplikasikan nilai-nilai dasar aparatur sipil negara BerAKHLAK (Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif), prinsip Manajemen ASN dan SMART ASN serta diintegrasikan dengan nilai dan visi misi RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung.

Keterkaitan dengan prinsip Manajemen ASN dan SMARTASN antara lain:

Tabel3.2.1KeterkaitandengansubstansiAgenda3

Manajemen ASN 1) Melaksanakan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional.

2) Memberikan informasi secara benar dan tidak membuat kesalahpahaman kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan.

SmartASN 1) Melakukan pencarian informasi dan evidencebasedterbaru secara benar melalui pemanfaatan literasi digital.

2) Memberikan informasi dengan memanfaatkan media digital secara bijak untuk kepentingan pelayanan.

Berdasarkan diagram fishbone untuk melakukan pemecahan masalah maka diperlukan gagasan pemecahan isu yang dibuat berdasarkan setiap kategori diantaranya adalah :

1. Man, pada kategori ini penyebab munculnya isu yaitu dikarenakan belum optimalnya pelaksanaan discharge planning yang dilakukan perawat serta kurangnya pengetahuan pasien. Maka gagasan yang dapat dibuat perlu adanya inovasi untuk memudahkan kerja perawat dalam pemberian edukasi.

2. Method, pada kategori ini penyebab yang muncul yaitu Pelaksanaan edukasi kepada pasien dilakukan secara lisan tanpa menggunakan media serta belum dilakukannya pengkajian awal kebutuhuan pasien pulang. Sehingga dibutuhkan solusi yaitu dibuatkan media edukasi berupa video edukasi kesehatan tentang perawatan pasien dirumah yang dapat diakses dengan mudah dan kapan saja oleh keluarga pasien.

27

3. Material, pada kategori ini penyebab munculnya isu yaitu terbatasnya media dan fasilitas pemberian edukasi berbasis digital yang mudah diakses kapan dan dimana saja oleh keluarga pasien.

4. Eviroment, Budaya keluarga yang masih menganggap bahwa pasien pulang hanya wajib meminum obat dan melakukan control ulang.

Maka dari Analisadiataspenulis merumuskan gagasan sesuai inovasi dan sesuai SKP sebagai berikut :

Unit Kerja : Instalasi Rawat Inap Azalea RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Isu yang diangkat : Belum optimalnya pelaksanaan dischargeplanning (perencanaan pasien pulang) pada pasien di ruang rawat inap azalea RSUP DR Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022.

Untuk mengatasi isu tersebut agar tidak menimbulkan dampak yang tidak diinginkan dikemudian hari maka penyusun mengajukan beberapa gagasan pemecahan isu berdasarkan akar masalahnya : Tabel3.2.2GagasanPemecahanIsu

No Gagasan pemecahan isu Keterangan

1. Penyampaian gagasan terkait rencana kegiatan Optimalisasi pelaksanaan discharge planning (perencanaan pasien pulang) pada pasien di ruang rawat inap azalea RSUP DR Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022 kepada mentor dan ruangan terkait.

2. Pembuatan rancangan edukasi discharge planning (perencanaan pulang) kepada pasien dan keluarga.

3. Pembuatan video edukasi kesehatan terkait Discharge Planning (perencanaan pulang)pada pasien yang mudah diakses oleh

INOVASI

28
SKP
SKP

keluarga pasien melalui akun Youtube Promkes RSHS dengan QR Code yang langsung terhubung pada akun Youtube.

4. Pelaksanaan Sosialisasi kepada perawat mengenai optimalisasi pelaksanaan discharge planning (perencanaan pasien pulang) pada pasien di ruang rawat inap azalea melalui media Poster dan Video menggunakan Zoominar.

5. Implementasi Discharge Planning (perencanaan Pulang) pasien kepada keluarga dan pasien melalui video di Ruang Perawatan Azalea

6 Evaluasi terhadap implementasi penggunaan media Video Edukasi discharge Planning (Perencanaan Pulang) pasien.

29
SKP
SKP
SKP

BAB IV

RANCANGAN AKTUALISASI

Rancangan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar PNS

Nilai-nilai dasar adalah nilai yang sangat dibutuhkan dalam menjalankan tugas jabatan profesi ASN (Aparatur Sipil Negara) secara profesional sebagai pelayan masyarakat. Nilai-nilai dasar profesi ASN yaitu Beorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif) jika diakronimkan menjadi BerAKHLAK (LAN, 2022).

a. Berorientasi Pelayanan

Seorang ASN dituntut untuk dapat memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Selalu bersikap ramah kepada siapa saja, terutama kepada masyarakat. Dapat diandalkan serta cekatan dan dapat memberikan solusi atas masalah-masalah yang ada di masyarakat. Dalam memberikan pelayanan publik, seorang aparatur sipil negara harus selalu melakukan perbaikan tiada henti, baik dari peningkatan kompetensi maupun cara pelayanan.

Kata kunci nilai berorientasi pelayanan adalah responsivitas, kualitas, dankepuasan. Sedangkan panduan perilaku / kode etik nilai berorientasi pelayanan adalah sebagai berikut :

1 Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat;

2 Ramah, cekatan, solutif dan dapat diandalkan; dan

3 Melakukan perbaikan tiada henti

b. Akuntabel

Akuntabilitas merupakan pertanggungjawaban atau keadaan yang dapat dimintai pertanggungjawaban. Merujuk dari pengertian tersebut, akuntabel dapat dipahami sebagai sikap jujur dan bertanggungjawab, memiliki disiplin dan berintegritas yang tinggi dalam setiap pelaksanaan tugas.Dalam pelaksanaan tugas-tugas kedinasan, seorang ASNdituntut untuk menggunakankekayaandanbarang milik negarasecara bertanggungjawab, efektif dan efisien.

Kata kunci nilai akuntabel adalah integritas, konsisten, dapat dipercaya, dan transparan. Sedangkan panduan perilaku / kode etik nilai akuntabel adalah sebagai berikut:

1 Melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi;

30

2 Menggunakankekayaandanbarang miliknegarasecarabertanggung jawab, efektif, dan efisien; dan

3 Tidak menyalahkagunakan kewenangan jabatan.

c. Kompeten

Seiring perkembangan waktu, dalam melaksanakan pelayanan publik, setiap ASN harus selalu dapat meningkatkan potensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah.

Kata kunci nilai kompeten adalah kinerja terbaik, sukses, keberhasilan, learning agility, dan ahli dibidangnya.

1 Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah;

2 Membantu orang lain belajar; dan

3 Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.

d. Harmonis

Berakar dari Semboyan Negara Indonesia yakni Bhinneka Tunggal Ika, yang berarti “Berbeda-beda Namun Tetap Satu Jua”, seorang pelayan publik harus dapat menghargai setiap orang apapun latar belakangnya.

Penting bagi setiap ASN untuk dapat menciptakan dan membangun lingkungan kerja yang kondusif. Karena dengan kenyamanan lingkungan kerja, ASN diyakini dapat lebih produktif.

Kata kunci nilai harmonis adalah peduli, perbedaan, dan selaras. Sedangkan panduan perilaku / kode etik nilai harmonis adalah sebagai berikut :

1 Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya;

2 Suka menolong orang lain; dan

3 Membangun lingkungan kerja yang kondusif.

e. Loyal

Loyalitas dan kesetiaan ASN terletak pada ideologi dan dasar negara Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, NKRI serta pemerintahan yang sah. Dan tidak pada satu sosok atau pihak tertentu. ASN harus dapat menjaga nama baik sesama ASN, nama baik pimpinan, nama baik instansi dan tentu saja harus selalu dapat menjaga nama baik negara. Konsekuensi logis

31

dari adanya loyalitas dan kesetiaan adalah setiap ASN harus selalu menjaga rahasia jabatan dan negara.

Kata kunci nilai loyal adalah komitmen, dedikasi, kontribusi, nasionalisme, dan pengabdian. Sedangkan panduan perilaku / kode etik nilai loyal adalah sebagai berikut :

1 Memegang teguhideologiPancasila, Undang-Undang DasarNegaraRepublik

Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah;

2 Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara; serta

3 Menjaga rahasia jabatan dan negara.

f. Adaptif

Situasi dan zaman yang senantiasa berkembang, membuat seorang aparatur harus dapat dengan cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan yang ada. Harus selalu diingat, istilah yang sering kita dengar yaitu “Yang Abadi adalah Perubahan itu sendiri”, membuat siapapun yang tidak dapat beradaptasi akan semakin tertinggal.

Kata kunci nilai adaptif adalah inovasi, antusias terhadap perubahan, dan proaktif. Sedangkan panduan perilaku / kode etik nilai adaptif adalah sebagai berikut :

1 Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan lingkungan;

2 Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas; dan

3 Bertindak proaktif.

g. Kolaboratif

Dalam pelaksanaan tugas, kolaborasi di antara setiap aparatur mutlak harus dilaksanakan. Bersinergi dan memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi dalam pembangunan, akan dapat mempercepat pencapaian suatu visi dan cita-cita.

Keterbukaan dalam bekerja sama, dan mencari solusi bersama akan dapat menghasilkan nilai tambah, dan mempercepat mencapai tujuan bersama.

Kata kunci nilai kolaboratif adalah kesediaan bekerja sama, dan sinergi untuk hasil yang lebih baik. Sedangkan panduan perilaku / kode etik nilai kolaboratif adalah sebagai berikut :

1 Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi,;

2 Terbuka dalam bekerja sama dalam menghasilkan nilai tambah; serta

3 Menggerakan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan Bersama.

32

Rancangan Kegiatan dan Tahapan Kegiatan Aktualisasi

Tabel4.21MatriksRancanganAktualisasi

1. Konsultasi dan

Koordinasi terkait

Rancangan

Aktualisasi

kepada kepala

ruangan, mentor, coach

terkait

pengambilan Isu.

Membuat kontrak

waktu dengan Karu

dan Mentor

Kesepakatan Kontrak

waktu dengan Kepala

ruangan Mentor dan Coach

Sebelum konsultasi, saya

membuat rancangan

aktualisasi dengan penuh

tanggung jawab dan

melakukan yang terbaik

demi meningkatnya mutu

pelayanan (Akuntabel),

selanjutnya saya melakukan

konsultasi dengan Kepala

Ruang mentor dan coach

terkait rancangan aktualisasi

(Kolaboratif)

Bersikap Santun

serta

mengedepankan

musyawarah

dalam mengambil

keputusan sudah

sesuai dengan visi

rumah sakit yaitu

berkepribadian

berlandaskan

gotong royong

Berkomunikasi

menyampaikan

tujuan dari produk

aktualisasi

merupakan

penguatan nilai organisasi

Kepemimpinan, Inovatif dan Tulus

dalam memberikan

pelayanan terbaik

33
Kontribusi
No.
Kegiatan Tahapan Output Keterkaitan Subtansi Mata Pelatihan
terhadap Visi Misi Organisasi Penguatan Nilai Organisasi

Berdiskusi dengan

Karu dan Mentor

Konsultasi tentang

prosedur dan media

Edukasi

Masukan dan dukungan

Persetujuan dan dukungan

Saat melakukan diskusi saya

menghormati dan menerima

masukan dari karu dan

mentor (Harmonis), serta

segera melakukan rivisi agar

demi mendapatkan hasil

yang sesuai dengan

kebutuhan masyarakat

(Berorientasi Pelayanan)

, perbaikan segera saya

lakukan untuk selalu

meningkatkan kompetensi

diri (Kompeten) dan selalu

berinovasi (Adaptif)

memberikan pelayanan yang

prima demi terciptanya

keberhasilan dan kepuasan

dalam pelayanan (Loyal)

Mendokumentasikan

masukan dan hasil

mentoring.

Lembar Konsultasi Setelah berkonsultasi saya

juga melakukan

pendokumentasian secara

34

2. Membuat

rancangan edukasi

discharge planning

(perencanaan

pulang) kepada

pasien dan keluarga.

Mencari referensi

mengenai materi

yang akan diberikan

kepada keluarga dan

pasien terkait

perencanaan pulang

pada pasien

Soft Copy materi edukasi

Discharge planning

baik dan benar agar

masukan dari hasil

mentoring dapat terekam

dan dapat dipertanggung

jawabkan (Akuntabel)

Bekerja keras dalam mencari

literatur untuk mendukung

edukasi kesehatan discharge

planning (Akuntabel) serta

serta melakukan

kemampuan terbaik untuk

mencari literature yang

terbaru dan dapat

diterapkan pada saat dunia

serba hybrid (Adaptif)

Dengan membuat

materi yang

bermanfaat bagi

pasien dan

keluarga, serta

dapat

memandirikan

pasien dan keluarga dalam

Membuat materi

edukasi perdasarkan

evidence based yang

dapat dipertanggung

jawabkan merupakan

penguatan nilai organisasi inovatif dan Profesionalisme

Menyusun materi

yang akan diberikan

secara runtut

dengan Bahasa yang

mudah dipahami.

Soft Copy materi edukasi

Discharge planning

Penyusunan materi

dilakukan secara runtut dan

dengan Bahasa yang mudah

dipahami untuk mencapai

tujuan yang dapat

memudahkan pemahaman

perawatan dirumah sudah

sesuai dengan visi

rumah sakit yaitu

terwujudnya

Indonesia Maju

35

Konsultasi dengan

karu dan mentor

tentang materi

edukasi kesehatan

discharge planning

pada pasien

Masukan dan dukungan

pasien dan keluarga

(berorientasi Pelayanan),

pencarian materi ini

sekaligus dapat menjadikan

saya untuk terus belajar

dalam meningkatkan

pengetahuan (Kompeten)

Penyusunan materi juga

saya lakukan dengan arahan

kepada mentor dan kepala

ruang (kolaboratif), dan

juga saya menerima dan

menghormati segala

masukan untuk mencapai

hasil yang maksimal

(Harmonis)

yang berdaulat

dan mandiri

Konsultasi ke bagian

promkes terkait

materi edukasi

kesehatan discharge

Masukan dan dukungan Selain dalam bidang

keperawatan, saya juga

melakukan konsultasi dan

koordinasi terkait pelayanan

yang akan diberikan kepada

36

3 Membuat media

edukasi berupa

video disertai QR

Codeyang dapat

membantu

pasien dan

planning pada

pasien

Finalisasi materi

edukasi kesehatan discharge planning pada pasien

Final Materi materi edukasi

kesehatan discharge planning pada pasien

pihak promosi kesehatan RS

(Kolaboratif) semua itu

dilakukan dalam rangka

menghasilkan pelayanan

yang maksimal untuk

kepentingan Bersama

(Loyal).

Melakukan penyusunan

segala materi yang telah

dibuat dan dikonsultasikan

serta di kolaborasikan

dengan berbagai pihak

dengan sungguh-sungguh

dan bertanggung jawab

(Akuntabel)

Membuat Video

edukasi Discharge

Planning (Perencanaan

Pulang) pada pasien

Video Edukasi discharge

Planning (Perencanaan

pulang) pasien

Membuat video yang sesuai

dengan perkembangan

zaman sekarang dengan

membuat QRCodeyang

langsung terhubung dengan

Youtube Promkes RSHS

Membuat Video

yang bermanfaat

bagi pasien dan

keluarga serta

dapat

memandirikan

Membuat Video

edukasi perdasarkan

evidence based yang

dapat dipertanggung

jawabkan merupakan

penguatan nilai

37

keluarga dalam

melaksanakan

perawatan

pasien dirumah.

Konsultasi dengan

Karu dan Mentor

terkait Substansi

Video

Masukan dan Dukungan

dari mentor dan karu

(Adaptif), selain itu

pembuatan video juga untuk

memudahkan pasien dan

keluarga untuk melakukan

perawatan pasien dirumah

(Berorientasi Pelayanan)

Video yang sudah selesai

saya konsultasikan kepada

mentor dan Kepala ruang

untuk mendapatkan

masukan dan koreksi

(kolaboratif), dan juga

setelah di koreksi saya

menerima serta

menghormati segala

masukan untuk mencapai

hasil yang maksimal

(Harmonis)

pasien dan

keluarga dalam

perawatan

dirumah sudah

sesuai dengan visi

rumah sakit yaitu

terwujudnya

Indonesia Maju

yang berdaulat

dan mandiri

organisasi inovatif dan Profesionalisme

Berdiskusi dengan

bagian Promkes

dalam pembuatan

Masukan dan dukungan

dari pihak Promkes

Selain kepada mentor dan

kepala ruang, saya juga

melakukan konsultasi dan

38

4 Sosialisasi Video

Edukasi discharge Planning

video edukasi

discharge planning (perencanaan

pulang) pasien

koordinasi terkait video yang

telah daya buat kepada

pihak promosi kesehatan RS

(Kolaboratif) semua itu

dilakukan dalam rangka

menghasilkan pelayanan

yang maksimal untuk

kepentingan Bersama

(Loyal).

Koordinasi dengan

Promkes untuk

video edukasi

melalui Youtube

Promkes RSHS

Membuat QRCodeyang

terhubung dengan video

dischargeplanningpasien

Jika video sudah disetujui

dan dilakukan revisi dengan

cermat (akuntabel) maka

saya berkoordinasi dengan

pihak promkes kembali

(kolaboratif) untuk

mengupload video di

youtube Promkes RSHS.

Menyusun Kerangka

Acuan Kegiatan

Satuan Acara Penyuluhan mempersiapkan bahan dan

kegiatan sosialisasi untuk

memberikan informasi

mengenai optimalisasi

Peningkatan

pengetahuan

Perawat dengan

pemberian

Peningkatan

pengetahuan dengan

kegiatan health

educationmerupakan

39

(Perencanaan

Pulang) pasien

kepada Perawat.

Konsultasi waktu

dengan kepala

ruangan

Kesepakatan waktu dan

Link Zoom

Discharge Planning kepada

perawat (akuntabel)

membuat kontrak waktu

dengan Kepala Ruang dan

Perawat Azalea untuk

melakukan Sosialisasi

(Kolaboratif)

informasi

mengenai discharge planning pada

pasien dengan

media

Edukasi

Video

penguatan terhadap

nilai organisasi

Unggul yaitu

menghasilkan SDM

yang mandiri dan

berkualitas

Mensosialisasikan

Edukasi Discharge

Planning

(perencanaan

Pulang) pasien

dengan

menggunakan video

kepada Perawat

Perawat Paham

Implementasi edukasi

discharge planning

menggunakan video pada pasien.

Melakukan sosialisasi kepada

perawat dengan

menggunakan Zoominar

(Adaptif), untuk

meningkatkan optimalisasi

discharge planning

(kompeten) dengan tertib

dan saling menghormati

satu sama lain (harmonis)

demi terciptanya pelayanan

prima yang diberikan kepada

pasien dan keluarga

(Berorientasi Pelayanan)

mendukung misi

rumah sakit yaitu

Peningkatan

Kualitas

Manusia

Indonesia

40

5 Melakukan

Discharge Planning (perencanaan

Pulang) pasien

Evaluasi Kegiatasn

Sosialisasi

GoogleFormevaluasi

survey Pengetahuan

Perawat Azalea

Setelah dilakukan sosialisasi

maka selanjutnya

mengevaluasi terkait

pemahaman perawat

mengenai edukasi discharge

planning (Kompeten)

semua kegiatan sosialisasi

dilakukan untuk memberikan

pelayanan terbaik kepad

apsien dan keluarga

nantinya (Loyal)

Membuat Satuan

Acara Penyuluhan

tentang kegiatan

discharge Planning

pada pasien

Satuan acara penyuluhan mempersiapkan bahan dan

kegiatan discharge planning

untuk memberikan informasi

kesehatan perawatan pasien

pulang kepada psien dan

keluarga (akuntabel)

Peningkatan

pengetahuan pasien dan

keluarga dengan

pemberian informasi

Peningkatan

pengetahuan dengan

kegiatan health

educationmerupakan

penguatan terhadap

nilai organisasi

Membuat kontrak

waktu dengan

keluarga dan pasien

Kesepakatan waktu dengan

pasien dan keluarga

membuat kontrak waktu

dengan Pasien dan Keluarga

untuk melakukan Discharge

mengenai discharge planning pada

Unggul yaitu

menghasilkan SDM

41

Memberikan

beberapa

pertanyaan untuk

menilai pengetahuan

pasien dan keluarga

sebelum dilakukan

Edukasi

Penilaian Pre test sebelum

dilakukan edukasi

Melakukan Edukasi

discharge Planning

pada pasien dan

keluarga

menggunakan video

yang dapat di scan

dengan QR Code

Lembar absensi

Pasien dan keluarga paham

mengenai perawatan

pasien dirumah

planning (Berorientasi

Pelayanan) pasien

Sebelum melakukan

discharge planning, saya

melakukan penilaian tingkat

pengetahuan kepada

pasiendan keluarga

(Kompeten)

mendukung misi

rumah sakit yaitu

Peningkatan

Kualitas

Manusia

Indonesia

yang mandiri dan

berkualitas Mengedukasi dan

melaksanakan

tindakan yang

terstadar merupakan

penguatan nilai

Profesionalisme dan Tulus

Pelaksanaan discharge

planning dilakukan sesuai

dengan kebutuhan pasien

(Berorientasi

Pelayanan), pengkajian

discharge planning dilakukan

secara sungguh-sungguh

(akuntabel) untuk

mengetahui apa yang

dibutuhkan pasien dan

keluarga terkait perawatan

42

Mengevaluasi

pengetahuan pasien

dirumah, selama

pelaksanaan kita harus

saling menghormati dan mengerti kondisi pasien

(Harmonis), saat

pelaksanaan kita bantu

pasien dan keluarga untuk

melakukan scan QR Code

dengan smartphone masingmasing untuk mengetahui

secara jelas informasi yang

di dapat (Adaptif). Segala

kegiatan yang dilakukan

harus dengan hati-hati

untuk dapat memberikan

pelayanan yang terbaik demi

peningkatan mutu dan

kepuasan pasien kepada RS

(Loyal)

Keluarga mampu

menyebutkan hal-hal

Setelah melakukan

discharge planning, saya

43

6. Evaluasi

terhadap

implementasi

discharge Planning (Perencanaan

Pulang) pasien.

dan keluarga

tentang perawatan

pasien dirumah.

penting dalam perawatan

pasien dirumah

melakukan penilaian tingkat

pengetahuan kepada pasien

dan keluarga (Kompeten)

Membuat gform

terkait implementasi discharge Planning (Perencanaan

Pulang) pasien.

Penilaian post test

Peningkatan

pengetahuan perawatan

dalam melakukan

discharge Planning (Perencanaan Pulang) pasien.

Menerapkan nilai

Akuntabel dengan

melakukan evaluasi

pengetahuan perawat

dalam

mengimplementasikan

discharge Planning

(Perencanaan Pulang)

pasien.

Peningkatan

pengetahuan

perawat dalam

memberikan

asuhan

keperawatan

mendukung misi

rumah sakit yaitu

Peningkatan

Kualitas

Manusia

Indonesia

Meningkatkan

pengetahuan melalui

kegiatan sosialisasi

merupakan

Penguatan terhadap

nilai organisasi

Unggul dan Profesinalisme

44

Penjadwalan

I II III IV I II

1. Konsultasi dan Koordinasi terkait Rancangan Aktualisasi kepada kepala ruangan dan mentor.

2. Membuat rancangan edukasi discharge planning (perencanaan pulang) kepada pasien dan keluarga.

3. Membuat media edukasi berupa video disertai QRCodeyang dapat membantu pasien dan keluarga dalam melaksanakan perawatan pasien dirumah.

4. Sosialisasi Video Edukasi discharge Planning (Perencanaan Pulang) pasien kepada Perawat.

5. Melakukan Discharge Planning (perencanaan Pulang) pasien

6. Evaluasi terhadap implementasi discharge Planning (Perencanaan Pulang) pasien.

Pihak yang terlibat dan Perannya dalam Aktualisasi

1. Arip Hidayat, S.Kep., Ners Sebagai Mentor

2. Ahmad Wajedi, S.Pd.,M.Kes Sebagai Coach

3. Epi Pitriana, S.Kep., Ners Sebagai kepala Ruangan

45
Tabel.4.31timelinekegiatan NO KEGIATAN JULI AGUSTUS
Tabel4.4.1Pihakyangterlibatdanperannyadalamaktualisasi No. Nama Peran dalam Aktualisasi Keterangan

DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Administrasi Negara. 2017. ModulPelatihanDasarCalonPegawaiNegeri SipilAktualisasiDanHabituasi.Jakarta: LembagaAdministrasiNegara.

Lembaga Administrasi Negara. 2019. Analisis IsuKontemporer Modul Pelatihan DasarCalonPegawaiNegeriSipil.Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Manajemen Aparatur Sipil Negara Modul PelatihanDasarCalonPegawaiNegeriSipil.Jakarta: LembagaAdministrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul SMART ASN Pelatihan Dasar Calon PegawaiNegeriSipil.Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2021. ModulBerorientasiPelayananPelatihanDasar CalonPegawaiNegeriSipil.Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

LembagaAdministrasiNegara.2021.ModulAkuntabelPelatihanDasarCalonPegawai NegeriSipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

LembagaAdministrasiNegara.2021.ModulKompetenPelatihanDasarCalonPegawai NegeriSipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

LembagaAdministrasi Negara. 2021.ModulHarmonisPelatihanDasarCalonPegawai NegeriSipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2021. ModulLoyalPelatihanDasarCalonPegawai NegeriSipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2021. ModulAdaptifPelatihanDasarCalonPegawai NegeriSipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

46

Lembaga Administrasi Negara. 2021. ModulKolaboratifPelatihanDasarCalonPegawaiNegeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri. 2022. PedomanPenyusunanAktualisasiHabituasiBagi Peserta Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Bandung. Pusat Pendidikan

Administrasi Polri

Republik Indonesia. 2014. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara.

Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44Tahun 2009

Tentang Rumah Sakit

Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36Tahun 2009

Tentang Kesehatan.

Republik Indonesia. 2014. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38Tahun 2014

Tentang Keperawatan.

Menteri Pendayagunaan Apartur Negara. 2019. Keputuan MenteriPendayagunaanAparatur NegaraNomor35TentangJabatanFungsionalPerawatdanAngkaKreditnya. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara.

Ramdhani, Alvia. (2017). “PengaruhpenerapanDischargePlanningpadaPasienStrokeIskemik DiRumahSakitWahidinSUdiroHusodoMakassar”.Makassar:ProgramPasca

Sarjana,UniversitasHasanudin

AHRQ, 2013. CareTransitionsfromHospitaltoHome :IDEALDischargePlanning (Implementationbook).

Cherlin, E.J. et al., 2013.FeaturesofHighQualityDischargePlanningforPatientsFollowing AcuteMyocardialInfarction.,pp.436–443.

Graham, J., Gallagher, R. & Bothe, J., 2013. Nurses‟dischargeplanningandriskassessment : behaviours,understandingandbarriers.,pp.2338–2346.

47

LAMPIRAN

50
Bimbingan bersama Bpk Arip Hidayat,S.Kep.,Ners selaku Mentor 28 juni 2022

Bimbingan bersama Bpk Arip Hidayat,S.Kep.,Ners selaku Mentor tanggal 30 juni 2022

51

Pelaksanaan AgendaCoaching

Coachingbersama Bpk. Ahmad Wajedi, S.PD.,M.Kes tanggal 24 juni 2022

52
Coachingbersama Bpk. Ahmad Wajedi, S.PD.,M.Kes tanggal 27 juni 2022
53
Coachingbersama Bpk. Ahmad Wajedi, S.PD.,M.Kes tanggal 30 juni 2022
54

OPTIMALISASI PELAKSANAAN DISCHARGEPLANNING (PERENCANAAN PULANG) PADA PASIEN

DI RUANG RAWAT INAP AZALEA

RSUP DR HASAN SADIKIN BANDUNG

TAHUN 2022.

Fenida A. Golongan III Angkatan 5

INTRODUCTION

Nama : Fenida Akhsinnadya, S.Kep., Ners

NIP : 199611102022032001

Tempat, Tanggal Lahir : Ponorogo, 10 November 1996

Jabatan : Perawat-Ahli Pertama

Satuan Kerja : RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung

Sebagai Peserta : Golongan 3 Angkatan 5

Mentor : Bpk. Arip Hidayat, S.Kep.,Ners

Coach: Bpk. Ahmad Wajedi, S.pd., M.Kes.

Profil RSUP Dr Hasan Sadikin

Visi Misi

“Terwujudnya Indonesia Maju

yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan

Gotong Royong“

“Menjadikan Kualitas Hidup

Manusia Indonesia yang Tinggi, Maju dan Sejahtera”.

Motto

”Kesehatan Anda Menjadi

Prioritas Kami”

Tata Nilai RSUP Dr. Hasan Sadikin

“PAMINGPIN PITUIN”

Kepemimpian

Professional Tulus

Inovatif Unggul Integritas

TUGAS & FUNGSI JABATAN

SKP No. 16

Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan ke

butuhan nutrisi

Mengacu pada 33

butir Sasaran

Kinerja Pegawai

SKP No. 18

Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan ke

butuhan mobilisasi

SKP No. 33

Melakukan Pendidikan kesehatan pada individu

(SKP)

Identifikasi Isu

Belum optimalnya pelaksanaan miring kanan dan miring kiri di ruang Azalea

Belum optimalnya pelaksanaan discharge planning (perencanaan pasien pulang) di ruang azalea

Belum optimalnya oral hygine pada pasien terpasang NGT (Nasogastrictube)

1. Belum optimalnya pelaksanaan miring kanan dan miring kiri di ruang azalea di ruang rawat inap

Azalea RSUP DR Hasan Sadikin Bandung Tahun

2022.

2. Belum optimalnya pelaksanaan discharge

planning (perencanaan pasien pulang) pada pasien di ruang rawat inap azalea RSUP DR Hasan

Sadikin Bandung Tahun 2022.

3. Belum optimalnya oral hygine pada pasien

terpasang NGT (Nasogastrictube) di ruang rawat

inap Azalea RSUP DR Hasan Sadikin Bandung

Tahun 2022.

Isu No Isu A P K L Jumlah Prioritas
Analisa Penapisan
5 4 3 4 16 2
5 4 5 5 19 1
5 3 3 3 14 3

Belum optimalnya pelaksanaan discharge planning (perencanaa n pulang) pada pasien di ruang rawat inap azalea

Infographic Style LATAR

Kuisoner

100% perawat menganggap Bahwa discharge Planning Penting

Kuisioner

Hanya 55% Perawat yang melakukan discharge Planning sejak pasien Masuk

04

Wawancara

11 keluarga yang di wawancara, 8(72,7%) diantaranya belum mengerti apa saja yang harus dilakukan Ketika nantinya pasien dirawat dirumah

03

9 dari 11 Keluarga mengatakan bahwa yang terpenting dilakukan hanya control ulang dan minum obat

01

Observasi

Pelaksanaan Discharge Planning hanya

dilakukan saat pasien akan pulang dengan menginfokan waktu control saja

Wawancara 05 02

BELAKANG

FISHBONE ANALISIS

Man Material

Belum Tersedia media edukasi discharge planning pada pasien yang mudah diakses.

Kurang pengetahuan keluarga terkait perawatan pasien dirumah

Anggapan keluarga bahwa

setelah pasien pulang

hanya wajib control dan

minum obat

Perawat belum melakukan discharge planning secara optimal

Pelaksanaan Discharge Planning masih secara lisan dan hanya menginfokan tentang waktu kontrol

Terbatasnya media edukasi berupa leaflet

Belum optimalnya pelaksanaan discharge planning (perencanaan pasien pulang) pada pasien di ruang rawat inap azalea RSUP

DR Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022.

Environment

Belum optimalnya pengkajian awal kebutuhan Discharge Planning pada keluarga

Methode

Dampak Apabila Isu tidak diselesaikan

Pasien dan keluarga tidak dapat

melaksanakan perawatan pasien dirumah.

Terjadinya readmission atau

hospitalisasi kembali

Kepuasan pasien dan keluarga

dalam pelayanan keperawatan

Terjadi komplikasi akibat kurangnya

pengetahuan mengenai perawatan

pasien dirumah

Terjadinya kecemasan pasien

dan keluarga ketika menghadapi

kepulangan

berkurang

GAGASAN PEMECAHAN ISU

Optimalisasi pelaksanaan Discharge Planning (Perencanaan Pulang) pada Pasien

dengan menggunakan Video yang dapat diakses melalui QR Code No

Gagasan pemecahan isu

1. Penyampaian gagasan terkait rencana kegiatan Optimalisasi pelaksanaan discharge planning

(perencanaan pasien pulang) pada pasien di ruang rawat inap azalea RSUP DR Hasan Sadikin

Bandung Tahun 2022 kepada mentor dan ruangan terkait.

2. Pembuatan rancangan edukasi discharge planning (perencanaan pulang) kepada pasien dan

keluarga.

3. Pembuatan video edukasi kesehatan terkait Discharge Planning (perencanaan pulang)pada pasien

yang mudah diakses oleh keluarga pasien melalui akun Youtube Promkes RSHS dengan QR Code

yang langsung terhubung pada akun Youtube.

4. Pelaksanaan Sosialisasi kepada perawat mengenai optimalisasi pelaksanaan discharge planning

(perencanaan pasien pulang) pada pasien di ruang rawat inap azalea melalui media Poster dan

Video menggunakan Zoominar.

5. Implementasi Discharge Planning (perencanaan Pulang) pasien kepada keluarga dan pasien melalui

video di Ruang Perawatan Azalea

6. Evaluasi terhadap implementasi penggunaan media Video Edukasi discharge Planning (Perencanaan Pulang) pasien.

Keterangan
SKP
SKP
INOVASI
SKP
SKP
SKP

Tahapan Kegiatan

Penyampaian

Gagasan Terkait

Rencana Kegiatan

1. Menentukan

Jadwal Pertemuan

2. Penyampaian

dan Diskusi

Rancangan

Kegiatan

3. Dokumentasi

Output

1. Mendapatkan

Waktu untuk

Bertemu

Keterkaitan Subtansi/Mata

2. Rancangan

Kegiatan Aktualisasi

Tersampaikan dan

disetujui

3. Lembar Konsultasi

Nilai BerAKHLAK pada Kegiatan
Pelajaran Terdapat 7
1

Membuat

rancangan edukasi discharge planning

Tahapan Kegiatan

1. Mencari

Referensi

Output

1. Softcopy Materi Edukasi

2. Konsultasi dan Koordinasi

2. Materi Disetujui

Keterkaitan Subtansi/Mata Pelajaran Terdapat 7

3. Finalisasi

3. Materi Selesai
Nilai BerAKHLAK pada Kegiatan 2

Membuat media

edukasi berupa video disertai QR Code

Tahapan Kegiatan

1. Proses pembuatan Video

Output

1. Video Edukasi

2. Konsultasi dan Koordinasi

2. Video di Setujui

Keterkaitan Subtansi/Mata Pelajaran Terdapat 7 Nilai

3. Upload

3. Terupload di Youtube

Promkes RSHS

pada Kegiatan 2
BerAKHLAK

Sosialisasi Video Edukasi discharge Planning (Perencanaan Pulang) pasien

Tahapan Kegiatan

Keterkaitan Subtansi/Mata Pelajaran

kepada Perawat. 1. Kontrak waktu 2. Sosialisasi 3. Evaluasi Pengetahuan Output 1. Kesepakatan Waktu 2. Zoominar 3. Penyebaran GForm
Nilai BerAKHLAK pada Kegiatan
Terdapat 7
4

Melakukan

Discharge Planning (perencanaan Pulang) pasien

Tahapan Kegiatan

Pasien dan Keluarga

Keterkaitan Subtansi/Mata

Pelajaran

Terdapat 7 Nilai BerAKHLAK

2

1. Kontrak waktu 2. Pelaksanaan Penkes 3. Evaluasi Pengetahuan Output 1. Kesepakatan Waktu 2. Pemahaman 3. Kuisioner
pada Kegiatan

Evaluasi

Pelaksanaan

Discharge Planning

Tahapan Kegiatan

1. Observasi pelaksanaan

2. Evaluasi

2. Pelaksanaan

Output

1. Lembar checklist

Keterkaitan Subtansi/Mata

Pelajaran

Discharge planning

dilakukan dnegan optimal

Terdapat 7 Nilai BerAKHLAK pada Kegiatan 6

Jadwal Kegiatan

1. Konsultasi dan Koordinasi terkait Rancangan Aktualisasi

kepada kepala ruangan dan mentor.

2. Membuat rancangan edukasi discharge planning (perencanaan pulang) kepada pasien dan keluarga.

3. Membuat media edukasi berupa video disertai QR Code

yang dapat membantu pasien dan keluarga dalam

melaksanakan perawatan pasien dirumah.

4. Sosialisasi Video Edukasi discharge Planning (Perencanaan Pulang) pasien kepada Perawat.

5. Melakukan Discharge Planning (perencanaan Pulang) pasien

6. Evaluasi terhadap implementasi discharge Planning (Perencanaan Pulang) pasien.

NO KEGIATAN JULI AGUSTUS I II III IV I II

Terimakasih

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.