LAPORAN SEMINAR RANCANAGAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN IV
OPTIMALISASI PENCATATAN SISTEM PENANGGULANGAN
GAWAT DARURAT TERPADU DENGAN “PELETON”
DI RSAB HARAPAN KITA TAHUN 2022
DISUSUN OLEH :
Nur Banin Aissyifa
NIP. 199208162022032002
BALAI PELATIHAN KESEHATAN CIKARANG
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2022
LEMBAR PENGESAHAN
SEMINAR RANCANGAN AKTUALISASI
OPTIMALISASI PENCATATAN SISTEM PENANGGULANGAN GAWAT
DARURAT TERPADU DENGAN “PELETON”
DI RSAB HARAPAN KITA TAHUN 2022
Telah di seminarkan
Tanggal 30 Juni 2022, di Bapelkes Cikarang
Alfred Ariyanto, S.Si, Apt, M.Si NIP. 197712162006041001
dr. Eva Fahmiah, MPH NIP. 196710311997032002 Penguji
Laode Musafin, SKM, M.Kes NIP. 1971091719970310004
i
COACH MENTOR
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan rancangan aktualisasi yang berjudul “Optimalisasi Sistem Penanggulangan Gawat Darurat (SPGDT) di RSAB Harapan Kita tahun 2022”. Rancangan aktualisasi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam rangka mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar golongan III angkatan 4 di Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang tahun 2022
Rancangan aktualisasi ini dapat selesai atas bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. dr. Eva Fahmiah, MPH selaku mentor atas arahan, motivasi, dukungan, masukan dan bimbingan dalam penyusunan rancangan aktualisasi
2. Alfred Ariyanto, S.Si, Apt, M.Si selaku coach yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan rancangan aktualisasi
3. dr. Agung Bintartho, Sp.An-KIC selaku Kepala Instalasi Gawat Darurat atas arahan, motivasi, dukungan dan bimbingannya dalam penyusunan rancangan aktualissi
4. Bapak dan Ibu Widyaiswara yang telah membimbing penulis selama pelatihan dasar distancelearning
5. Seluruh panitia pelaksana pelatihan dasar CPNS dan keluarga besar Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang
6. Orang tua serta keluarga yang telah memberi semangat selama mengikuti pelatihan dasar
CPNS
Penulis menyadari bahwa penulisan rancangan aktualisasi ini belum sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan. Penulis berharap semoga rancangan aktulisasi dapat bermanfaat
Jakarta, 27 Juni 2022
Nur Banin Aissyifa
ii
iii DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................... i KATA PENGANTAR................................................................................................ ii DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii DAFTAR TABEL .................................................................................................... iv DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. v BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ................................................................................................. 1 1.2. Tujuan ............................................................................................................. 2 1.3. Manfaat ........................................................................................................... 2 BAB II. PROFIL INSTANSI 2.1. Visi dan Misi ..................................................................................................... 4 2.2. Nilai-Nilai Organisasi ......................................................................................... 4 2.3. Tugas Organisasi .............................................................................................. 5 2.4. Struktur Organisasi ........................................................................................... 6 2.5. Profil dan Uraian Tugas Peserta ......................................................................... 6 BAB III. ANALISIS ISU DALAM PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi dan Analisis Isu Aktual ..................................................................... 7 3.2. Keterkaitan Penyebab Isu dengan Kedudukan dan Peran PNS untuk Mendukung Terwujudnya Smart Governance ...................................................................... 13 3.3. Alternatif Pemecahan Masalah sebagai Gagasan Kreatif ..................................... 14 BAB IV. RANCANGAN AKTUALISASI 4.1. Rancangan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar PNS ...................................................... 15 4.2. Penjadwalan .................................................................................................. 23 4.3. Para Pihak yang Terlibat dan Perannya dalam Aktualisasi .................................. 25 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 26
DAFTAR TABEL
iv
Tabel 1. Analisis Penilaian dengan Metode AKPL ........................................... 11 Tabel 2. Analisis Isu Prioritas dengan Metode USG ....................................... 11 Tabel 3. Matrik Rancangan Aktualisasi ......................................................... 16 Tabel 4. Rencana Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi ......................................... 23 Tabel 5. Pihak yang Terlibat dan Perannya dalam Aktualisasi ........................ 25
v
Gambar 1. Struktur Organisasi RSAB Harapan Kita ......................................... 6 Gambar 2. Diagram Fishbone Analisis Penyebab Isu ..................................... 12
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam rangka mencapai tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam
Pembukaan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 (UUD 1945) diperlukan ASN yang profesional, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme, mampu menyelenggarakan pelayanan bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Maka dari itu, kompetensi Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai pelayan masyarakat yang profesional mutlak diperlukan
Aparatur Sipil Negara (ASN) memiliki peranan yang menentukan dalam mengelola kondisi tersebut. Dimana ASN itu sendiri merupakan profesi yang memiliki kewajiban mengelola dan mengembangkan dirinya dan wajib mempertanggungjawabkan kinerjanya dan menetapkan prinsip merit dalam pelaksanaan manajemen ASN. Sehingga untuk memainkan peranan tersebut, diperlukan sosok ASN yang profesional yaitu ASN yang mampu memenuhi standar kompetensi jabatannya sehingga mampu melaksanakan tugas jabatannya secara efektif dan efisien. Untuk dapat membentuk sosok ASN profesional perlu dilaksanakan pembinaan melalui jalur pelatihan. Berdasarkan pada Undang Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (UU ASN) dan merujuk pasal 63 ayat 3 dan ayat 4
UU ASN dan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil (PP Manajemen PNS), maka Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) wajib menjalani masa percobaan yang dilaksanakan melalui proses Diklat Terintegrasi (Pelatihan Prajabatan) untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat, dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.
RSAB Harapan Kita adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia yang memiliki tugas pokok menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna dengan kekhususan pelayanan kesehatan di bidang penyakit ibu dan anak. RSAB Harapan Kita sedang berupaya meningkatkan kualitas pelayanan sebagai “Pusat Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak”
sesuai dengan amanah yang diemban dari Menteri Kesehatan melalui Direktorat
Jenderal Pelayanan Kesehatan yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan
1
Republik Indonesia nomor HK.01.07/MENKES/638/2019 tentang RSAB Harapan Kita
sebagai Pusat Kesehatan Ibu dan Anak Nasional.
Instalasi Gawat Darurat merupakan salah satu unit pelayanan di rumah sakit yang memberikan pertolongan pertama dan sebagai jalan pertama masuknya dengan kondisi gawat darurat. Keadaan gawat darurat adalah suatu keadaan klinis dimana pasien membutuhkan pertolongan medis yang cepat untuk menyelamatkan nyawa dan kecacatan lebih lanjut. Pasien yang masuk melalui IGD dapat melalui beberapa jalur yaitu datang sendiri, dirujuk oleh tim gawat darurat dari lapangan, dan dirujuk dari fasilitas kesehatan. Sistem Penanggulangan Gawat Darurat (SPGDT) adalah suatu mekanisme pelayanan korban/pasien gawat darurat yang terintegrasi. SPGDT merupakan penanggulangan gawat darurat yang meliputi pelayanan kesehatan pra rumah sakit, di rumah sakit, dan antar rumah sakit. Aplikasi yang digunakan dalam proses rujukan adalah aplikasi SISRUTE (Sistem Rujukan Terpadu) yaitu aplikasi milik Kementerian Kesehatan yang merupakan teknologi informasi berbasis internet yang dapat menghubungkan data pasien dari tingkat layanan lebih rendah ke tingkat layanan lebih tinggi atau sederajat dengan tujuan untuk mempermudah dan mempercepat proses rujukan.
Tujuan dari penyusunan rancangan aktualisasi dengan judul Optimalisasi
Pencatatan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat (SPGDT) di RSAB Harapan Kita
tahun 2022 adalah sebagai berikut
1. Mengidentifikasi dan menganalisis isu-isu yang ada di RSAB Harapan Kita
2. Menyusun rencana kegiatan penanganan isu yang ada di RSAB Harapan Kita
3. Mengaktualisasi nilai-nilai BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif) selama proses habituasi di tempat kerja sehingga dapat memberikan kontribusi dan pengaruh positif pada perkembangan dan kemajuan RSAB Harapan
Manfaat dari penyusunan rancangan aktualisasi dengan judul Optimalisasi
Pencatatan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat (SPGDT) di RSAB Harapan Kita tahun 2022 adalah sebagai berikut
1. Bagi Penulis
Berikut ini beberapa manfaat perancangan kegiatan aktualisasi bagi penulis yaitu
2
1.2. Tujuan
1.3. Manfaat
a. Dapat melakukan internalisasi nilai-nilai dasar ASN dan kedudukan serta peran ASN dalam instansi kerja
b. Dapat mengokohkan kepribadian ASN sehingga mendorong ASN untuk bekerja dengan berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif dan kolaboratif
c. Internalisasi nilai-nilai dasar ASN dalam suasana kerja akan mendorong capaian kinerja yang lebih baik
Terwujudnya lingkungan kerja yang kondusif dalam melayani kebutuhan masyarakat dalam hal ini merupakan pemberi jasa layanan kesehatan serta meningkatkan akuntabilitas instansi yang memungkinkan instansi untuk dapat mencapai visi misi dan mewujudkan citra instansi yang baik
3
2. Bagi Instansi
BAB II PROFIL INSTANSI
2.1. Visi dan Misi
Sesuai dengan arahan Presiden pada sidang kabinet paripurna tanggal 24 Oktober 2019 bahwa tidak ada visi misi menteri, yang ada adalah visi misi Presiden dan Wakil Presiden. Adapun Visi Presiden adalah “Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian, Berlandaskan Gotong Royong”, dengan salah satu misinya yang terkait dengan kesehatan adalah “Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia”
Dalam rangka melaksanakan visi Presiden 2020-2024 tersebut, Kementerian Kesehatan menjabarkan visi presiden di bidang kesehatan yaitu menciptakan manusia yang sehat, produktif, mandiri, dan berkeadilan dan RSAB Harapan Kita menjabarkan menjadi “Terdepan sebagai Pusat Kesehatan Ibu dan Anak Nasional”. Dalam upaya mencapai visi tersebut maka RSAb Harapan Kita memiliki misi sebagai berikut”
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan ibu dan anak yang aman dan berkualitas
2. Menyelenggarakan pendidikan tenaga kesehatan di bidang kesehatan ibu dan anak
3. Menyelenggarakan pelatihan di bidang kesehatan ibu dan anak
4. Menyelenggarakan penelitian di bidang kesehatan ibu dan anak
5. Meningkatkan jejaring dan sistem rujukan di bidang kesehatan ibu dan anak
2.2. Nilai-Nilai Organisasi
RSAB Harapan Kita memiliki nilai CANTIK yang berarti
C : Cepat
A : Akurat
N : Nyaman dan Aman
T : Transparan dan Akuntabel
I : Integritas Tinggi
K : Kerjasama Tim
RSAB Harapan Kita juga memiliki MOTTO “FACT” yaitu
Fast : Cepat dalam memberikan pelayanan
Accurate : Tepat waktu, tepat sasaran, sesuai dengan prosedur, taat aturan
Convenient and safe : Nyaman dan aman dalam mendapatkan pelayanan kesehatan
Teamwork : Pelayanan diberikan secara terpadu antar profesi untuk
menapai total quality management
4
2.3. Tugas Organisasi
Tugas pokok RSAB Harapan Kita adalah berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia nomor 53 tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja
RSAB Harapan Kita. Di dalam permenkes tersebut, RSAB Harapan Kita Jakarta
mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna dengan kekhususan pelayanan kesehatan di bidang penyakit ibu dan anak
Dalam melaksanakan tugas tersebut, RSAB Harapan Kita Jakarta
menyelenggarakan fungsi:
1. Penyusunan rencana, program, dan anggaran
2. Pengelolaan pelayanan medis dan penunjang medis dengan kekhususan di bidang penyakit ibu dan anak
3. Pengelolaan pelayanan keperawatan
4. Pengelolaan pelayanan non medis
5. Pengelolaan pendidikan dan pelatihan dengan kekhususan pelayanan kesehatan di bidang penyakit ibu dan anak
6. Pengelolaan penelitian, pengembangan, dan penapisan teknologi dengan kekhususan pelayanan kesehatan di bidang penyakit ibu dan anak
7. Pengelolaan keuangan dan barang milik negara
8. Pengelolaan layanan pengadaan barang/jasa
9. Pengelolaan sumber daya manusia
10. Pelaksanaan urusan hukum, organisasi, dan hubungan masyarakat
11. Pelaksanaan kerjasama
12. Pengelolaan sistem informasi
13. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan
14. Pelaksanaan urusan administrasi rumah sakit
5
2.4. Struktur Organisasi
Gambar 1. Struktur Organisasi RSAB Harapan Kita
2.5. Profil dan Uraian Tugas Peserta
Nama : dr. Nur Banin Aissyifa
NIP : 199208162022032002
Pangkat/Golongan : Penata Muda Tk I/IIIb
Jabatan : Dokter Ahli Pertama
Unit Kerja : Instalasi Gawat Darurat
Instansi : RSAB Harapan Kita
Sasaran Kinerja Pegawai adalah sebagai berikut:
1. Kepatuhan penggunaan formularium nasional (Fornas)
2. Kepatuhan terhadap clinicalpathway
3. Kelengkapan pengkajian awal 1x24 jam
4. Pembuatan summary list rawat jalan
5. Waktu tanggap pelayanan dokter di gawat darurat (emergency respond time I) kurang atau sama dengan 4 menit
6
BAB III
ANALISIS ISU DALAM PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1. Identifikasi dan Analisis Isu Aktual
3.1.1 Identifikasi Isu Aktual
Rancangan aktualisasi ini disusun berdasarkan identifikasi beberapa isu yang penulis temukan selama bekerja di RSAB Harapan kita. Berikut adalah tiga isu yang saat ini berkembang di instansi RSAB Harapan Kita adalah
1. Ketidaksesuaian tarif INA-CBG dengan tarif rawat inap yang mengakibatkan selisih negatif tinggi di RSAB Harapan Kita tahun 2022
a. Data dan Fakta
INA-CBGs merupakan sebuah singkatan dari Indonesia Case Base Groups yaitu sebuah aplikasi yang digunakan rumah sakit untuk mengajukan klaim pada pemerintah. INA-CBGs merupakan istrumen untuk menghitung pembayaran kepada rumah sakit dengan sistem “paket” berdasarkan penyakit yang diderita pasien. Arti Case Base Groups (CBG) itu sendiri adalah cara pembayaran perawatan pasien berdasarkan diagnosis-diagnosis atau kasuskasus yang relatif sama. Rumah sakit yang melayani pasien yang dijamin pemerintah akan mendapatkan pembayaran berdasarkan rata-rata biaya untuk suatu kelompok diagnosis.
Hasil pembayaran klaim oleh BPJS kepada fasilitas kesehatan dapat terbagi menjadi dua yaitu selisih positif dan selisih negatif. Selisih positif apabila tarif berdasarkan INA-CBG lebih besar daripada tarif riil. Klaim negatif apabila tarif riil lebih besar dibandingkan dengan tarif yang ada di INA-CBG. Selisih negatif adalah salah satu faktor yang menyebabkan menurunnya pendapatan pelayanan di rumah sakit.
Data Instalasi Verifikasi Penjamin Pasien (IVPP) RSAB tahun 2021 bulan Januari hingga Desember menunjukkan selisih negatif klaim rawat inap sebesar Rp. 3.384.477.261. Data tahun 2022 dari bulan Januari hingga Maret 2022 menujukkan selisih negatif klaim rawat inap sebesar Rp. 2.070.490.538.
b. Dampak
Dampak yang ditimbulkan karena selisih negatif tinggi adalah
1) Penurunan pendapatan rumah sakit
7
2) Pendapatan yang menurun dapat mengganggu arus kas (cash flow) rumah sakit. Arus kas yang terganggu menjadikan beban operasional rumah sakit meningkat
3) Penurunan pendapatan juga dapat mempengaruhi kesejahteraan pegawai. Hal ini disebabkan karena berkurangnya pendapatan yang diterima oleh pegawai
2. Belum Optimalnya Pencatatan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat (SPGDT) di RSAB Harapan Kita tahun 2022
a. Data dan Fakta
Sistem Penanggulangan Gawat Darurat (SPGDT) adalah suatu sistem penanggulangan pasien gawat darurat yang terdiri dari unsur pelayanan pra rumah sakit, pelayanan di rumah sakit dan pelayanan antar rumah sakit. Pelayanan SPGDT di RSAB Harapan masuk melalui SISRUTE. SISRUTE adalah singkatan dari Sistem Informasi Rujukan Terintegrasi yaitu teknologi informasi berbasis internet yang dapat menghubungkan data pasien dari tingkat layanan lebih rendah ke tingkat layanan lebih tinggi atau sederajat (horisontal maupun vertikal) dengan tujuan mempermudah dan mempercepat proses rujukan pasien.
SISRUTE merupakan aplikasi yang diutamakan sebagai alat komunikasi utama baik untuk menerima maupun merujuk pasien. Pelaksanaan SISRUTE mempunyai indikator kinerja yaitu presentasi kasus rujukan melalui aplikasi SISRUTE yang memiliki respond time £ 1 jam mencapai target 60%. Tahun 2021 pencapaian indikator adalah 69% yang berarti indikator sudah mencapai target. Namun sejak Januari hingga April 2022 SISRUTE mengalami kendala yaitu sering mengalami error atau down.Kendala SISRUTE tersebut tidak hanya dialami oleh RSAB Harapan Kita namun juga SISRUTE disemua faskes. Sebagai solusinya komunikasi rujukan menggunakan Whatsapp dan/atau telepon SPGDT RSAB Harapan Kita. Hingga sampai saat ini sebagian besar rujukan masuk melalui Whatssap. Hal ini berakibat respond time tidak dapat dinilai, karena perhitungan respondtime adalah perhitungan yang otomatis muncul di SISRUTE. Kondisi ini menyulitkan saat melakukan evaluasi SPGDT karena respond time sulit dihitung dan data rujukan tidak tersimpan otomatis Solusi yang dilakukan adalah perhitungan manual respond time di buku catatan SPGDT. Buku catatan SPGDT adalah buku yang berisi pencatatan pasien yang dikonsultasikan untuk dirujuk dari fasilitas kesehatan ke RSAB Harapan Kita. Di
8
dalam buku tersebut terdapat informasi identitas pasien, rumah sakit perujuk, anamnesis, pemeriksaan pasien, keterangan waktu dan keterangan yang berisi kegiatan yang dilakukan petugas SPGDT seperti melakukan konsul ke dokter spesialis, berkoordinasi dengan ruangan dan lain sebagainya. Kendala yang dihadapi adalah saat dilakukan penarikan data petugas harus membuka satu persatu, melakukan pencatatan dan perhitungan respond time manual, serta memindah data manual dari buku ke laporan excel. Terkadang tulisan juga sulit terbaca karena tulisan tangan. Hal tersebut berakibat respond time bulan Januari hingga April 2022 tidak dihitung.
b. Dampak
1) Mengalami kesulitan dalam penghitungan respondtime
2) Mengalami kesulitan dalam melakukan evaluasi SPGDT
3) Mengalami kesulitan mengakses dan memonitor rujukan dari luar (harus menghubungi petugas SPGDT untuk meminta data pasien), karena data pasien tercatat manual di buku rujukan
4) Mempunyai resiko data hilang karena buku hilang, robek, dan/atau basah
3. Belum Optimalnya Bed Occupancy Rate (BOR) di RSAB Harapan Kita Tahun 2022
a. Data dan Fakta Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan memiliki peran yang sangat besar dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Pola pelayanan kesehatan yang diharapkan adalah pelayanan yang berkualitas, sehingga mampu mereduksi angka kesakitan dan kematian serita menciptakan masyarakat sehat dan sejahtera. Pengukuran kualitas mutu pelayanan rumah sakit dapat diketahui melalui beberapa indikator tersebut adalah Bed Occupancy Rate (BOR), Average Length of Stay (ALOS), Bed Turn Over (BTO), Turn Over Internal (TOI), Net Death Rate (NDR) dan Gross Death Rate (GDR). Salah satu indikator yang sering digunakan adalah Bed Occupancy Rate (BOR). Bed Occupancy Rate (BOR) adalah presentase tempat tidur yang terisi dari sekian kapasitas tempat tidur yang disediakan/tersedia pada layanan rawat inap. Angka BOR ideal menurut Kementerian Kesehatan adalah 60-85%.
Semakin tinggi nilai BOR berarti semakin tinggi pula penggunaan tempat tidur yang ada untuk perawatan pasien. Namun perlu diperhatikan bahwa semakin banyak pasien yang dilayani berarti semakin sibuk dan semakin berat
9
bula beban kerja petugas di unit tersebut. Disisi lain, semakin rendah BOR berarti semakin sedikit tempat tidur yang digunakan untuk merawat pasien dibandingkan dengan tempat tidur yang disediakan. Jumlah pasien yang sedikit ini bisa mempengaruhi jumlah pendapatan rumah sakit
Pada tahun 2021 angka BOR RSAB Harapan Kita adalah 45,08% mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yaitu 46,59% di tahun 2020 dan 66,61% di tahun 2019.
b. Dampak
1) Menurunnya pendapatan rumah sakit
2) Berkurangnya kesejahteraan pegawai karena menurunnya pendapatan rumah sakit
3) Menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat karena rumah sakit sepi pasien
4) Kinerja pelayanan rumah sakit tidak maksimal
5) Mempengaruhi penilaian akreditasi rumah sakit
3.1.2 Penapisan Isu
Berdasarkan identifikasi isu yang telah dipaparkan, selanjutnya dilakukan proses pemilihan isu menggunakan dua metode yaitu metode APKL (Aktual, Problematika, Kekhalayakan, Kelayakan) dan metode USG (Urgency, Seriousness dan Growth).
Metode pertama yang dipakai adalah metode APKL. Metode APKL yang dibuat adalah teknik yang digunakan untuk menentukan kelayakan suatu masalah dengan memperhatikan empat faktor yaitu:
1. Aktual (A) artinya isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat
2. Kekhalayakan (K) artinya isu tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak
3. Problematik (P) artinya isu tersebut memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu dicarikan segera solusinya secara komprehensif
4. Layak (L) kelayakan artinya isu tersebut masuk akal, realistis, relevan dan dapat dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya
10
2
Ketidaksesuaian tarif INA-CBG
dengan tarif rawat inap yang mengakibatkan selisih negatif tinggi di RSAB Harapan Kita tahun 2022
Belum Optimalnya Pencatatan
Sistem Penanggulangan Gawat Darurat (SPGDT) di RSAB
Harapan Kita tahun 2022
3 Belum Optimalnya Bed
Occupancy Rate (BOR) di RSAB
Harapan Kita Tahun 2022
Setelah dilakukan penetapan isu yang berkualitas menggunakan metode AKPL diatas, maka isu tersebut harus diprioritaskan kembali. Isu yang ada dianalisa dengan metode USG untuk memilih isu yang akan dicari solusinya. Penapisan isu prioritas dengan menggunakan metode USG dimana isu yang memiliki total skor paling tinggi akan dipilih sebagai isu prioritas. Kriteria tersebut antara lain
1. Urgency (U) adalah seberapa mendesak dikaitkan dengan waktu yang tersedia
2. Seriousness (S) apabila masalah tidak ditangani maka akan timbul masalah lain yang lebih serius
3. Growth (G) apabila masalah dibiarkan maka masalah akan memburuk
Rentang penilaian 1 sampai 5 (skort likert)
1. Tidak penting : skor 1
2. Kurang penting : skor 2
3. Cukup penting : skor 3
4. Penting : skor 4
5. Sangat penting : skor 5
Tabel 2. Analisis Isu Prioritas dengan Metode USG
Ketidaksesuaian tarif INA-CBG
dengan tarif rawat inap yang
mengakibatkan selisih negatif 4
11
No Isu A K P L Kriteria Isu 1
Tabel 1. Analisis Penilaian dengan Metode AKPL
+ + + + Terpenuhi
+ + + + Terpenuhi
+ + + + Terpenuhi
No Isu U S G Total Skala Prioritas 1
5 4 13 3
2
tinggi di RSAB Harapan Kita
tahun 2022
Belum Optimalnya
Pencatatan Sistem
Penanggulangan Gawat
Darurat (SPGDT) di RSAB
Harapan Kita tahun 2022
Belum Optimalnya Bed
5 5 5 15 1
3
Occupancy Rate (BOR) di RSAB
Harapan Kita Tahun 2022
4 5 5 14 2
Sebagai kesimpulan dari hasil penapisan isu di atas, maka isu yang terpilih adalah “Belum Optimalnya Pencatatan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat (SPGDT) di RSAB Harapan Kita tahun 2022”
3.1.3 Analisis Penyebab Isu
Setelah mendapatkan isu terpilih maka dilakukan analisis penyebab isu dengan menggunakan Diagram Fishbone
ENVIRONMENT
MAN
Faskes sebagian besar merujuk menggunakan whatsapp
METHODE
Tidak terdapat petugas yang merekap buku rujukan manual
Belum terdapat pencatatan rujukan secara online
Belum Optimalnya Pencatatan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat (SPGDT) di RSAB Harapan Kita tahun 2022
Pencatatan rujukan diluar SISRUTE masih manual
MATERIAL MACHINE
SISRUTE sering mengalami error atau down
Gambar 2. Diagram Fishbone Analisis Penyebab Isu
12
Berdasarkan analisis penyebab isu menggunakan diagram Fishbone maka penyebab isu adalah
1. Belum terdapat pencatatan rujukan secara online
2. Tidak terdapat petugas yang merekap buku rujukan manual
3. Fasilitas kesehatan sebagian besar merujuk menggunakan whatsapp
4. Pencatatan rujukan diluar SISRUTE masih manual
5. SISRUTE sering mengalami error atau down
3.2. Keterkaitan Penyebab Isu dengan Kedudukan dan Peran PNS untuk Mendukung Terwujudnya Smart Governance
Keterkaitan penyebab isu dengan kedudukan dan peran PNS untuk mendukung terwujudnya smartgovernance adalah
1. Belum terdapat pencatatan rujukan secara online. Pencatatan rujukan secara online memudahkan tim untuk melakukan evaluasi SPGDT. Selama ini pencatatan rujukan melalui whatsapp atau telepon masih menggunakan buku rujukan yang ditulis tangan. Sebagai SMART ASN yang harus menguasai digital skill, akan lebih mudah jika pencatatan tersebut diubah menjadi digital. Selain mengurangi risiko tulisan tidak terbaca, buku hilang, robek dan/atau basah, juga bisa memudahkan untuk melakukan evaluasi SPGDT termasuk melakukan penilaian waktu tanggap SPGDT (SMART ASN)
2. Tidak terdapat petugas yang merekap buku rujuakan manual. Hal ini disebabkan karena setiap anggota sudah mempunyai beban kerja masing masing sesuai dengan tugas yang diberikan. Sebagai SMART ASN yang mempunyai jiwa enterpreneurship, maka harus berpikir kreatif dan inovatif untuk menyelesaikan kendala yang ada yaitu berkaitan dengan tidak ada petugas yang merekap buku rujukan manual. (SMART ASN)
3. Fasilitas kesehatan sebagaian besar merujuk menggunakan whatsapp. Hal ini disebabkan karena aplikasi SISRUTE sering mengalami down atau error. Penggunaan whatsapp sebagai backup SISRUTE membuat terkendala karena nilai waktu tanggap SPGDT tidak bisa secara otomatis dihitung sehingga bulan Januari hingga April 2022 nilai tanggap SPGDT yang merupakan salah satu indikator RS tidak bisa dilaporkan. (Manajemen ASN)
4. Pencatatan rujukan diluar SISRUTE masih manual. Hal ini disebabkan karena belum terdapat pencatatan rujukan secara digital. Pencatatan rujukan secara digital dan dapat diakses online bermanfaat karena proses rujukan dapat dimonitor dari luar rumah sakit, petugas tidak perlu bekerja dua kali yaitu petugas mencatat rujukan
13
masuk di buku rujukan dan petugas melakukan rekap rujukan dari buku rujukan ke laporan bulanan SPGDT. Hal tersebut tidak sesuai dengan kemampuan SMART ASN yaitu menguasi digitalskill. (SMART ASN)
5. SISRUTE sering mengalami error atau down. SISRUTE mengalami kondisi tersebut karena sedang dalam proses perbaikan. Walaupun SISRUTE sedang mengalami perbaikan namun proses komunikasi menerima dan/atau merujuk pasien serta evaluasi SPGDT tiap bulan harus tetap berjalan. Oleh karena itu dibutuhkan kemampuan SMART ASN entepreneurshipyaitu mempunyai jiwa kreatif inovatif untuk mengatasinya. (SMART ASN)
3.3. Alternatif Pemecahan Masalah sebagai Gagasan Kreatif
Alternatif pemecahan masalah adalah mengganti buku rujukan SPGDT menjadi Pencatatan Lengkap SPGDT Online (Peleton) dalam bentuk google spread sheet. Kegiatan yang dilakukan adalah
1. Pertemuan dan diskusi dengan koordinator SPGDT mengenai Peleton
2. Pembuatan Peleton sebagai pengganti buku rujukan SPGDT
3. Sosialisasi Peleton kepada tim SPGDT RSAB Harapan Kita
4. Uji coba Peleton sebagai pengganti buku rujukan SPGDT
5. Evaluasi Peleton sebagai pengganti buku rujukan SPGDT
14
BAB IV
RANCANGAN AKTUALISASI
4.1. Rancangan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar PNS
Unit Kerja : RSAB Harapan Kita
Identifikasi Isu :
1. Ketidaksesuaian tarif INA-CBG dengan tarif rawat inap yang mengakibatkan selisih negatif tinggi di RSAB Harapan Kita tahun 2022
2. Belum Optimalnya Pencatatan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat (SPGDT) di RSAB Harapan Kita tahun 2022
3. Belum Optimalnya Bed Occupancy Rate (BOR) di RSAB Harapan Kita Tahun 2022
Isu yang Diangkat : Belum Optimalnya Pencatatan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat (SPGDT) di RSAB Harapan Kita tahun 2022
Gagasan Pemecahan Isu : Pembuatan Pencatatan Lengkap SPGDT Online (Peleton) sebagai pengganti buku catatan rujukan SPGDT
Kegiatan :
1. Pertemuan dan diskusi dengan koordinator SPGDT mengenai Peleton
2. Pembuatan Peleton sebagai pengganti buku rujukan SPGDT
3. Pelaksanaan sosialisasi Peleton kepada tim SPGDT RSAB Harapan Kita
4. Pelaksanaan uji coba Peleton sebagai pengganti buku rujukan SPGDT
5. Pelaksanaan evaluasi Peleton sebagai pengganti buku rujukan SPGDT
15
No Kegiatan
Tahapan kegiatan
Keterkaitan dengan
1 Pertemuan dan
diskusi dengan koordinator
SPGDT
mengenai
Peleton
1. Mempersiapkan
materi Peleton
2. Meminta izin
waktu bertemu dan berdiskusi
dengan koordinator
SPGDT
3. Melakukan
diskusi dengan koordinator
SPGDT
Output/Hasil
1. Tersedianya
materi Peleton
2. Tersedianya
waktu untuk berdiskusi dengan
koordinator
SPGDT
3. Terlaksananya
diskusi dengan koordinator
SPGDT
Bukti:
1. Buku rujukan
SPGDT
2. Notulensi
3. Dokumentasi foto
Substansi Nilai-Nilai
Dasar
Dalam melakukan
pertemuan dan diskusi
dengan koordinator
SPGDT, saya akan
melakukan diskusi
dengan responsif (Berorientasi
Pelayanan) dan transparan (akuntabel), serta akan
berkomitmen (loyal)
untuk melakukan kinerja
terbaik (kompeten)
dengan memberikan
gagasan/ide yang kreatif
dan inovatif (adaptif)
dengan tetap menghargai
“
Kontribusi terhadap
Visi Misi Organisasi Penguatan Nilai Organisasi
Melakukan pertemuan
dan diskusi dengan
koordinator SPGDT
mengenai Peleton
mengimplementasikan
nilai-nilai berAKHLAK (Berorientasi
pelayanan, kompeten, adaptif, akuntabel, loyal, harmonis dan kolaboratif) sesuai
dengan visi RSAB
Harapan Kita
Terdepan sebagai
Pusat Kesehatan Ibu
dan Anak Nasional”
serta sejalan dengan
Melakukan pertemuan
dan diskusi dengan
koordinator SPGDT
mengenai gagasan
Peleton sebagai
pengganti rujukan
SPGDT
mengimplementasikan
nilai-nilai berAKHLAK (Berorientasi
pelayanan, kompeten, adaptif, akuntabel, loyal, harmonis dan kolaboratif) akan
menguatkan nilai-nilai
organisasi akurat
dan kerja sama tim
16
Tabel 3. Matrik Rancangan Aktualisasi
2 Pembuatan
Pencatatan
Lengkap SPGDT
Online (Peleton)
1. Mengambil
data berupa
wawancara dengan petugas SPGDT
di lapangan
2. Mengambil
data dari buku
rujukan SPGDT
3. Membuat pencatatan
lengkap SPGDT dengan
menggunakan
GoogleSpread
Sheet
1. Tersedia data
hasil wawancara dengan petugas
SPGDT di lapangan
perbedaan (harmonis)
pendapat dengan tujuan
saling bersinergi untuk
menciptakan hasil yang
terbaik (Kolaborasi)
Dalam pembuatan
Pencatatan Lengkap
SPGDT Online (Peleton)
saya akan melakukan
wawancara dengan
responsif (berorientasi
misi “Meningkatkan
jejaring dan sistem
rujukan di bidang
kesehatan ibu dan
anak”
Melakukan Pembuatan
Pencatatan Lengkap
SPGDT Online (Peleton)
mengimplementasikan
nilai-nilai berAKHLAK
(Berorientasi
Melakukan
Pembuatan
Pencatatan Lengkap
SPGDT Online
(Peleton)
mengimplementasikan
2. Tersedia data dari hasil penarikan buku rujukan
SPGDT
3. Tersedianya pencatatan
lengkap SPGDT Online (Peleton)
dengan
menggunakan
pelayanan), saya akan
melakukan pengambilan
data dengan jujur, bertanggung jawab dan konsisten (akuntabel), saya akan berkomitmen (loyal) untuk
menciptakan hasil yang
terbaik, menerapkan
learning agility (kompeten) bertanya
pelayanan, kompeten, adaptif, akuntabel, loyal, harmonis dan kolaboratif) sesuai
dengan visi RSAB
Harapan Kita
“
Terdepan sebagai
Pusat Kesehatan Ibu
dan Anak Nasional”
serta sejalan dengan
misi “Meningkatkan
nilai-nilai berAKHLAK
(Berorientasi
pelayanan, kompeten, adaptif, akuntabel, loyal, harmonis dan kolaboratif) akan
menguatkan nilai-nilai
organisasi yaitu
transparan, akuntabel dan kerja
sama tim
17
3 Pelaksanaan
sosialisasi
Peleton kepada
tim SPGDT
RSAB Harapan
Kita
4. Melakukan
konsultasi
dengan tim
SPGDT mengenai
Peleton
GoogleSpread
Sheet
4. Terlaksananya
konsultasi dengan
tim SPGDT
mengenai Peleton
Bukti:
1. Notulensi hasil
wawancara dan penarikan buku
rujukan manual
2. Draft Peleton
3. Notulensi hasil
konsultasi dengan
tim SPGDT
mengenai Peleton
kepada yang lebih ahli
jika mendapat kesulitan
atau menemukan hal
baru saat proses
pembuatan Peleton, saya
juga akan bekerja sama
(kolaboratif) dengan
tim SPGDT dengan
selaras (harmonis)
untuk menciptakan
Peleton dengan ide dan
kreasi yang inovatif
(adaptif)
jejaring dan sistem
rujukan di bidang
kesehatan ibu dan
anak”
1. Membuat undangan sosialisasi
2. Melakukan sosialisasi
Peleton kepada
1. Tersedianya undangan sosialisasi
2. Terlaksananya
sosialisasi Peleton
kepada tim
Dalam pelaksanaan
sosialisasi Peleton kepada
tim SPGDT RSAB Harapan
Kita saya akan
berdedikasi (loyal)
dan berintegritas
Melaksanakan
sosialisasi Peleton
kepada tim SPGDT
RSAB Harapan Kita
mengimplementasikan
nilai-nilai berAKHLAK
Melaksanakan
sosialisasi Peleton
kepada tim SPGDT
RSAB Harapan Kita
mengimplementasikan
nilai-nilai berAKHLAK
18
tim SPGDT
melalui zoom meeting
3. Melakukan
dokumentasi dan notulensi pelaksanaan sosialisasi
SPGDT melalui
zoommeeting
3. Tersedianya dokumentasi dan notulensi pelaksanaan sosialisasi
Bukti:
1. Undangan sosialisasi
2. Dokumentasi
zoommeeting
3. Dokumentasi dan notulensi pelaksanaan
zoommeeting
(akuntabel) untuk
melakukan sosialisasi
yang berkualitas (berorientasi
pelayanan) sehingga
terlaksana dengan
sukses (kompeten)
sesuai target yaitu tim
SPGDT memahami
penjelasan yang saya
berikan. Saya akan
proaktif (adaptif) dan
sinergi untuk hasil yang lebih baik
(kolaboratif) dengan
menanyakan saran dan
masukan yang
membangun, saya akan
peduli (harmonis) dan
menghargai pendapat tim
(Berorientasi
pelayanan, kompeten, adaptif, akuntabel, loyal, harmonis dan
kolaboratif) sesuai
dengan visi RSAB
Harapan Kita
“Terdepan sebagai
Pusat Kesehatan Ibu
dan Anak Nasional”
serta sejalan dengan
misi “Meningkatkan
jejaring dan sistem
rujukan di bidang
kesehatan ibu dan
anak”
(Berorientasi
pelayanan, kompeten, adaptif, akuntabel, loyal, harmonis dan kolaboratif) akan
menguatkan nilai-nilai
organisasi yaitu transparan, akuntabel dan kerja sama tim
19
4 Pelaksanaan uji
coba Peleton
sebagai
pengganti buku
rujukan SPGDT
1. Melakukan uji
coba Peleton di lapangan
2. Melakukan
monitoring uji
coba
pelaksanaan
Peleton
3. Melakukan dokumentasi
mengenai pelaksanaan uji
coba Peleton
1. Terlaksananya uji
coba Peleton di lapangan
2. Terlaksananya
monitoring uji
coba
pelaksanaan
Peleton
3. Tersedianya dokumentasi
mengenai pelaksanaan uji
coba Peleton
Bukti:
1. Hasil monitoring uji coba
pelaksanaan
Peleton
2. Notulensi
pelaksanaan uji
coba
Dalam melakukan uji
coba Peleton saya
berkomitmen (loyal)
akan melakukan
monitoring uji coba
dengan konsisten
(akuntabel), saya akan responsif (berorientasi
pelayanan), bertanggung jawab dan
melakukan kinerja
terbaik (kompeten)
dalam melakukan uji
coba Peleton. Saya akan
proaktif (adaptif) dan
bersinergi (kolaboratif) bersama
tim SPGDT serta
transparan
(akuntabel), cermat
untuk mencari tahu
kendala apa yang
Melaksanakan uji coba
Peleton sebagai
pengganti buku rujukan
SPGDT
mengimplementasikan
nilai-nilai berAKHLAK
(Berorientasi
pelayanan, kompeten, adaptif, akuntabel, loyal, harmonis dan
kolaboratif) sesuai
dengan visi RSAB
Harapan Kita
“
Terdepan sebagai
Pusat Kesehatan Ibu
dan Anak Nasional”
serta sejalan dengan
misi “Meningkatkan
jejaring dan sistem
rujukan di bidang
kesehatan ibu dan
anak”
Melaksanakan uji
coba Peleton sebagai
pengganti buku
rujukan SPGDT
mengimplementasikan
nilai-nilai berAKHLAK
(Berorientasi
pelayanan, kompeten, adaptif, akuntabel, loyal, harmonis dan kolaboratif) akan
menguatkan nilai-nilai
organisasi yaitu transparan, akuntabel dan kerja sama tim
20
5 Pelaksanaan
evaluasi Peleton
sebagai pengganti buku
rujukan SPGDT
1. Melakukan
evaluasi
Peleton
2. Melakukan
revisi Peleton
sesuai dengan
hasil monitoring uji coba
pelaksanaan
Peleton
3. Memberikan
hasil revisi
Peleton kepada
tim SPGDT
3. Dokumentasi
pelaksanaan uji
coba
1. Terlaksananya
evaluasi Peleton
2. Terlaksananya
revisi Peleton
sesuai dengan
hasil monitoring uji coba
pelaksanaan
Peleton
ditemukan saat uji coba
dilakukan. Saya akan
bekerja bersama tim
dengan selaras
(harmonis) membangun
lingkungan kerja yang
kondusif
Dalam pelaksanaan
evaluasi Peleton saya
akan berintegritas
(akuntabel) melakukan
evaluasi sesuai dengan
kebutuhan demi
kepuasan tim SPGDT
(berorientasi
pelayanan), saya akan
mengevaluasi dan
merevisi Peleton dengan
ide kreatif dan inovatif
Melaksanakan evaluasi
Peleton sebagai
pengganti buku rujukan
SPGDT
mengimplementasikan
nilai-nilai berAKHLAK
(Berorientasi
pelayanan, kompeten, adaptif, akuntabel, loyal, harmonis dan kolaboratif) sesuai
Melaksanakan
evaluasi Peleton sebagai pengganti
buku rujukan SPGDT
mengimplementasikan
nilai-nilai berAKHLAK (Berorientasi
pelayanan, kompeten, adaptif, akuntabel, loyal, harmonis dan kolaboratif) akan
3. Tersedianya hasil
revisi Peleton
(adaptif) sehingga
menghasilkan hasil
terbaik (kompeten),
dengan visi RSAB
Harapan Kita
“Terdepan sebagai
Pusat Kesehatan Ibu
menguatkan nilai-nilai
organisasi yaitu
transparan,
21
dan diterima
oleh tim SPGDT
Bukti:
1. Notulensi
evaluasi Peleton
2. Revisi akhir
Peleton
dalam mengevaluasi saya
akan peduli (harmonis)
dan mendengarkan
pendapat yang berbeda
atau masukan yang
membangun sehingga
tercipta sinergi
(kolaboratif) untuk
hasil Peleton yang lebih
baik, saya akan
berdedikasi (loyal)
menjaga nama baik
sesama ASN, tidak
bertentangan dengan
peraturan RSAB saat
melakukan evaluasi.
dan Anak Nasional”
serta sejalan dengan
misi “Meningkatkan
jejaring dan sistem
rujukan di bidang
kesehatan ibu dan
anak”
akuntabel dan kerja
sama tim
22
Tabel 4. Rencana Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi
No Kegiatan Aktualisasi
Juli Minggu II
Waktu Pelaksanaan Aktualisasi
Juli Minggu III
Juli Minggu IV Juli Minggu V
Agustus Minggu I
1 Pertemuan dan diskusi dengan koordinator SPGDT
mengenai gagasan Peleton sebagai pengganti buku
rujukan SPGDT
1.1 Mempersiapkan materi gagasan
1.2 Meminta izin waktu bertemu dan berdiskusi dengan koordinator SPGDT
1.3 Melakukan diskusi dengan koordinator SPGDT
2 Pembuatan Pencatatan Lengkap SPGDT Online (Peleton)
2.1. Mengambil data berupa wawancara dengan petugas
SPGDT di lapangan
2.2. Mengambil data dari buku rujukan SPGDT
2.3. Membuat pencatatan lengkap SPGDT dengan menggunakan GoogleSpreadSheet
2.4. Melakukan konsultasi dengan tim SPGDTmengenai Peleton
23
4.2. Penjadwalan
3 Pelaksanaan sosialisasi Peleton kepada tim SPGDT
RSAB Harapan Kita
3.1. Membuat undangan sosialisasi
3.2. Melakukan sosialisasi Peleton kepada tim SPGDT melalui
zoommeeting
3.3. Melakukan dokumentasi dan notulensi pelaksanaan
sosialisasi
4 Pelaksanaan uji coba Peleton sebagai pengganti buku
rujukan SPGDT
4.1 Melakukan uji coba Peleton di lapangan
4.2 Melakukan monitoring uji coba pelaksanaan Peleton
4.3 Melakukan dokumentasi mengenai pelaksanaan uji coba
Peleton
5 Pelaksanaan evaluasi Peleton sebagai pengganti buku
rujukan SPGDT
5.1 Melakukan evaluasi Peleton
5.2 Melakukan revisi Peleton sesuai dengan hasil monitoring uji
coba pelaksanaan Peleton
5.3 Memberikan hasil revisi Peleton kepada tim SPGDT
24
4.3. Para Pihak yang Terlibat dan Perannya dalam Aktualisasi
Tabel 5. Pihak yang Terlibat dan Perannya dalam Aktualisasi
No Pihak Terlibat Peran Dalam Aktualisasi
1 Kepala Instalasi Gawat Darurat
RSAB Harapan Kita Memfasilitasi terlaksananya aktualisasi, memberikan bimbingan di lapangan
2 Kepala KSM Dokter Umum Sebagai mentor, pembimbing dan fasilitator yang memberi arahan di lapangan
3
4
Penanggung Jawab Pelayanan
Kegawatdaruratan
Penanggung Jawab Mutu
Pelayanan Kegawatdaruratan
5 Kepala Ruang Instalasi Gawat
Memberikan penjelasan mengenai SPGDT, memudahkan koordinasi dengan tim SPGDT
Memberikan penjelasan mengenai SPGDT, menyediakan data dan laporan mengenai SPGDT
Darurat Sebagai kepala tim dan penghubung dengan tim SPGDT
25
DAFTAR PUSTAKA
Putri, AS. (2021). Optimalisasi Pelayanan Gawat Darurat Dengan Pembuatan Draft
Prosedur Dan Media KIE di Instalasi Gawat Darurat RS Ketergantungan Obat. (Laporan Rancangan Aktualisasi). Diakses dari: https://issuu.com/bapelkescikarang/docs/dr._anita_sari_putri
RSAB Harapan Kita. (2022). Laporan Kinerja RSAB Harapan Kita tahun 2021. Diakses dari: https://smart.rsabhk.co.id/pdf/2021/LAPORAN_KINERJA_2021.pdf
Menkes RI. 2019. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 68 Tahun 2019 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan kita Jakarta
26
LAPORANRANCANGANAKTUALISASI
OPTIMALISASIPENCATATANSISTEM
PENANGGULANGANGAWATDARURAT
TERPADUDENGAN“PELETON”
DIRSABHARAPANKITATAHUN2022
Disusun oleh : Nur Banin Aissyifa
Mentor : dr. Eva Fahmiah, MPH
Coach. : Alfred Ariyanto, S.Si, Apt, M.Si
RSAB HARAPAN KITA
JL. LETJEN S. PARMAN NO.KAV. 87, RW.8, KOTA BAMBU
UTARA, KEC. PALMERAH, JAKARTA BARAT, DKI JAKARTA
VISI Terdepan sebagai Pusat
Kesehatan Ibu dan Anak
Nasional
MISI
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan ibu dan anak yang aman dan berkualitas
Menyelenggarakan pendidikan tenaga kesehatan di bidang kesehatan ibu dan anak
Menyelenggarakan pelatihan di bidang kesehatan ibu dan anak
Menyelenggarakan penelitian di bidang kesehatan ibu dan anak
Meningkatkan jejaring dan sistem rujukan di bidang kesehatan ibu dan anak
CEPAT
NILAI ORGANISASI
AKURAT
NYAMAN
DANAMAN
TRANSPARAN
DANAKUNTABEL
KERJASAMATIM INTEGRITAS
TINGGI
STRUKTUR ORGANISASI
PROFIL PESERTA
Nama : dr. Nur Banin Aissyifa
NIP : 199208162022032002
Pangkat/Gol : Penata Muda Tk I/IIIb
Jabatan. : Dokter Ahli Pertama
Unit Kerja : Instalasi Gawat Darurat
Instansi : RSAB Harapan Kita
F o r a l l p u r p o s e F o r P r e s e n r a t i o n
ANALISIS ISU
Ketidaksesuaian Tarif INA-CBG dengan Tarif Rawat
Inap yang Mengakibatkan Selisih Negatif Tinggi di
RSAB Harapan Kita tahun 2022
Hasil pembayaran klaim oleh BPJS kepada fasilitas kesehatan dapat terbagi menjadi dua yaitu selisih positif dan selisih negatif.
Data Instalasi Verifikasi Penjamin Pasien (IVPP)
RSAB tahun 2021 bulan Januari hingga
Desember menunjukkan selisih negatif klaim
rawat inap sebesar Rp. 3.384.477.261. Data tahun
2022 dari bulan Januari hingga Maret 2022
menujukkan selisih negatif klaim rawat inap sebesar Rp. 2.070.490.538
Dampak
Berkurangnya pendapatan rumah sakit
Mempengaruhi kesejahteraan pegawai
Belum Optimalnya Pencatatan Sistem
Penanggulangan Gawat Darurat (SPGDT) di RSAB
Harapan Kita Tahun 2022
Sistem Penanggulangan Gawat Darurat (SPGDT)
adalah suatu sistem penanggulangan pasien
gawat darurat yang terdiri dari unsur pelayanan
pra rumah sakit, pelayanan di rumah sakit dan
pelayanan antar rumah sakit
Data waktu tanggap SPGDT bulan Januari
hingga April 2022 tidak bisa dihitung karena
SISRUTE mengalami error atau down
Dampak
Mengalami kesulitan dalam penghitungan
respond time
Mengalami kesulitan dalam melakukan evaluasi
SPGDT
Mempunyai resiko data hilang karena buku
hilang, robek, dan/atau basah
Belum Optimalnya Bed Occupancy Rate (BOR) di RSAB Harapan Kita Tahun 2022
Bed Occupancy Rate (BOR) adalah presentase
tempat tidur yang terisi dari sekian kapasitas
tempat tidur yang disediakan/tersedia pada
layanan rawat inap. Angka BOR ideal menurut
Kementerian Kesehatan adalah 60-85%.
Pada tahun 2021 angka BOR
RSAB Harapan Kita
adalah 45,08% mengalami penurunan dari
tahun sebelumnya yaitu 46,59% di tahun 2020 dan 66,61% di tahun 2019.
Dampak
Menurunnya pendapatan rumah sakit
Berkurangnya kesejahteraan pegawai karena
menurunnya pendapatan rumah sakit
Menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat
karena rumah sakit sepi pasien
PEMILIHAN ISU
TEKNIK AKPL TEKNIK AKPL
AKTUAL KEKHALAYAKAN
PROBLEMATIK KELAYAKAN
Ketidaksesuaian tarif INACBG dengan tarif rawat inap
yang mengakibatkan selisih
negatif tinggi di RSAB Harapan
Kita tahun 2022
+ + + + Terpenuhi
2
Belum Optimalnya Pencatatan
Sistem Penanggulangan Gawat
Darurat (SPGDT) di RSAB
Harapan Kita tahun 2022
+ + + + Terpenuhi
3
Belum Optimalnya Bed
Occupancy Rate (BOR) di RSAB
Harapan Kita Tahun 2022 + + + + Terpenuhi
NO ISU A K P L KRITERIA ISU 1
TEKNIK USG TEKNIK USG
NO ISU U S G TOTAL SKALA PRIORITAS 1 Ketidaksesuaian tarif INACBG dengan tarif rawat inap yang mengakibatkan selisih negatif tinggi di RSAB Harapan Kita tahun 2022 4 5 4 13 3 2 Belum Optimalnya Pencatatan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat (SPGDT) di RSAB Harapan Kita tahun 2022 5 5 5 15 1 3 Belum Optimalnya Bed Occupancy Rate (BOR) di RSAB Harapan Kita Tahun 2022 4 5 5 14 2
URGENCY SERIOUSNESS GROWTH
ISU TERPILIH
Belum Optimalnya Pencatatan Sistem Penanggulangan
Gawat Darurat (SPGDT) di RSAB Harapan Kita tahun 2022
ANALISIs PENYEBAB
Diagram Fishbone Analisis Penyebab Isu
METHODE
MAN
Belumterdapat
pencatatanrujukan
secaradigital
Tidakterdapatpetugas
yangmerekapbuku
rujukanmanual
Belum Optimalnya
Pencatatan Sistem
Penanggulangan Gawat
Darurat (SPGDT) di RSAB
Harapan Kita
Pencatatanrujukan
diluarSISRUTEmasih
manual
MATERIAL
SISRUTEsering
mengalamierroratau down
Faskessebagianbesar
merujukmenggunakan
whatsapp
MACHINE ENVIRONMENT
PENYEBAB ISU ADALAH
Belum terdapat pencatatan rujukan secara online
Tidak terdapat petugas yang merekap buku rujukan manual
Fasilitas kesehatan sebagian besar merujuk menggunakan
Pencatatan rujukan diluar SISRUTE masih manual
SISRUTE sering mengalami error atau down
Belum terdapat pencatatan rujukan secara
online
Pencatatan rujukan secara online memudahkan tim untuk melakukan evaluasi
SPGDT. Selama ini pencatatan rujukan melalui whatsapp atau telepon masih
menggunakan buku rujukan yang ditulis tangan. Sebagai SMART ASN yang
harus menguasai digital skill, akan lebih mudah jika pencatatan tersebut diubah
menjadi digital. Selain mengurangi risiko tulisan tidak terbaca, buku hilang, robek dan/atau basah, juga bisa memudahkan untuk melakukan evaluasi SPGDT
termasuk melakukan penilaian waktu tanggap SPGDT
Tidak terdapat petugas yang merekap buku rujuakan manual
Hal ini disebabkan karena setiap anggota sudah mempunyai beban kerja
masing masing sesuai dengan tugas yang diberikan. Sebagai SMART ASN yang
mempunyai jiwa enterpreneurship, maka harus berpikir kreatif dan inovatif
untuk menyelesaikan kendala yang ada yaitu berkaitan dengan tidak ada
petugas yang merekap buku rujukan manual.
Fasilitas kesehatan sebagaian besar merujuk menggunakan whatsapp
Hal ini disebabkan karena aplikasi SISRUTE sering mengalami down atau error.
Penggunaan whatsapp sebagai back up SISRUTE membuat terkendala karena nilai waktu tanggap SPGDT tidak bisa secara otomatis dihitung sehingga bulan
Januari hingga April 2022 nilai tanggap SPGDT yang merupakan salah satu
indikator RS tidak bisa dilaporkan. Sebagai SMART ASN harus mampu
menggunakan digital skill untuk mengatasi masalah tersebut.
Pencatatan rujukan diluar SISRUTE masih manual
Hal ini disebabkan karena belum terdapat pencatatan rujukan secara digital.
Pencatatan rujukan secara digital dan dapat diakses online bermanfaat karena
proses rujukan dapat dimonitor dari luar rumah sakit, petugas tidak perlu
bekerja dua kali yaitu petugas mencatat rujukan masuk di buku rujukan dan petugas melakukan rekap rujukan dari buku rujukan ke laporan bulanan SPGDT.
Hal tersebut tidak sesuai dengan kemampuan SMART ASN yaitu menguasi digital skill
SISRUTE Sering Mengalami Error atau Down
SISRUTE mengalami kondisi tersebut karena sedang dalam proses perbaikan.
Walaupun SISRUTE sedang mengalami perbaikan namun proses komunikasi
menerima dan/atau merujuk pasien serta evaluasi SPGDT tiap bulan harus tetap berjalan. Oleh karena itu dibutuhkan kemampuan SMART ASN entepreneurship
yaitu mempunyai jiwa kreatif inovatif untuk mengatasinya.
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
Pembuatan Pencatatan
(Peleton) sebagai pengganti buku catatan
rujukan SPGDT
Lengkap SPGDT Online
KEGIATAN
1.
Pertemuan dan diskusi dengan koordinator SPGDT
mengenai gagasan Peleton sebagai pengganti buku
rujukan SPGDT
2.
Pembuatan Peleton sebagai pengganti buku
rujukan SPGDT
Pelaksanaan sosialisasi Peleton kepada tim SPGDT
RSAB Harapan Kita
Pelaksanaan uji coba Peleton sebagai pengganti
buku rujukan SPGDT
Pelaksanaan evaluasi Peleton sebagai pengganti
buku rujukan SPGDT
3.
4.
5.
MATRIKS RENCANA KEGIATAN
PELETON KEGIATAN 1
TAHAPAN KEGIATAN
Mempersiapkan materi
Peleton
Meminta izin waktu bertemu dan berdiskusi dengan
koordinator SPGDT
Melakukan diskusi dengan
koordinator SPGDT
OUTPUT
Dalam melakukan kegiatan ini
saya akan melakukan diskusi dengan responsif(Berorientasi
Pelayanan) dan transparan
(akuntabel), serta akan
berkomitmen(loyal) untuk
melakukan kinerjaterbaik
(kompeten) dengan memberikan
gagasan/ide yang kreatif dan
Kegiatan ini sesuai dengan visi
"Terdepan sebagai Pusat
Kesehatan Ibu dan Anak
Nasional” dan misi
“Meningkatkan jejaring dan
sistem rujukan di bidang
kesehatan ibu dan anak”
Tersedianya materi Peleton
Tersedianya waktu untuk
berdiskusi dengan koordinator SPGDT
Terlaksananya diskusi dengan
koordinator SPGDT
1. Buku rujukan SPGDT
2. Notulensi
3. Dokumentasi foto
inovatif(adaptif) dengan tetap
menghargai perbedaan
(harmonis)pendapat dengan
tujuan saling bersinergi untuk
menciptakan hasilyangterbaik
(Kolaborasi)
Kegiatan ini menguatkan nilai organisasi yaitu akurat dan kerja
samatim
PertemuandanDiskusidengankoordinatorSPGDTmengenai
1.
2. 3.
KETERKAITAN DENGAN NILAI DASAR
1. 2. 3. BUKTI
KONTRIBUSI TERHADAPVISI MISI ORGANISASI
PENGUATAN NILAI ORGANISASI
TAHAPAN KEGIATAN
Mengambil data berupa wawancara
dengan petugas SPGDT di lapangan
Mengambil data dari buku rujukan
SPGDT
Membuat pencatatan lengkap
SPGDT dengan menggunakan
Google Spread Sheet
Melakukan konsultasi dengan tim
SPGDT mengenai Peleton
OUTPUT
Tersedia data hasil wawancara
Tersedia data dari hasil penarikan
buku rujukan SPGDT
Tersedianya PELETON
Terlaksananya konsultasi dengan tim
SPGDT mengenai Peleton
1. Notulensi hasil wawancara dan penarikan buku rujukan manual
2. Draft Peleton
3. Notulensi hasil konsultasi dengan tim
SPGDT mengenai Peleton
Dalam melakukan kegiatan ini, saya akan melakukan wawancara dengan responsif (berorientasi
pelayanan), melakukan
pengambilan data dengan jujur, bertanggung jawab dan
konsisten (akuntabel), saya akan berkomitmen (loyal) untuk
menciptakan hasil yang terbaik, menerapkan learning
agility(kompeten) bertanya
kepada yang lebih ahli jika
mendapat kesulitan atau
menemukan hal baru saat proses
pembuatan Peleton, saya juga
akan bekerja sama (kolaboratif)
dengan tim SPGDT dengan
selaras (harmonis) untuk
menciptakan Peleton dengan ide dan kreasi yang inovatif (adaptif)
Kegiatan inisesuai dengan visi
"Terdepan sebagai Pusat
Kesehatan Ibu dan Anak
Nasional” dan misi
“Meningkatkan jejaring dan
sistem rujukan di bidang
kesehatan ibu dan anak”
PENGUATAN NILAI ORGANISASI
Kegiatan ini menguatkan nilai organisasi yaitu transparan, akurat dan kerja sama tim
PembuatanPELETON KEGIATAN
2
KETERKAITAN DENGANNILAI DASAR
1. 2. 3. 4.
1. 2. 3. 4. BUKTI
KONTRIBUSI TERHADAPVISI MISI ORGANISASI
TAHAPAN KEGIATAN
4
Membuat undangan sosialisasi
Melakukan sosialisasi Peleton kepada tim SPGDT melalui zoom meeting
Melakukan dokumentasi dan notulensi pelaksanaan sosialisasi
OUTPUT
Tersedianya undangan sosialisasi
Terlaksananya sosialisasi Peleton
kepada tim SPGDT melalui zoom meeting
Tersedianya dokumentasi dan notulensi pelaksanaan sosialisasi
Dalam pelaksanaan sosialisasi
Peleton kepada tim SPGDT RSAB
Harapan Kita saya akan
berdedikasi (loyal) dan
berintegritas (akuntabel) untuk
melakukan sosialisasi yang
berkualitas (berorientasi
pelayanan) sehingga terlaksana
dengan sukses (kompeten) sesuai
target yaitu tim SPGDT
memahami penjelasan yang saya
berikan. Saya akan proaktif (adaptif) dan sinergi untuk hasil yang lebih baik (kolaboratif)
Kegiatan ini sesuai dengan visi
"Terdepan sebagai Pusat
Kesehatan Ibu dan Anak
Nasional” dan misi
“Meningkatkan jejaring dan
sistem rujukan di bidang
kesehatan ibu dan anak”
Undangan sosialisasi
Dokumentasi zoom meeting
Notulensi pelaksanaan zoom meeting
dengan menanyakan saran dan masukan yang membangun, saya akan peduli (harmonis) dan menghargai pendapat tim
Kegiatan ini menguatkan nilai organisasi yaitu transparan, akurat dan kerja sama tim
PelaksanaansosialisasiPeletonkepadatimSPGDTRSABHarapanKita KEGIATAN
KETERKAITAN DENGANNILAI DASAR
1. 2. 3.
1. 2. 3. BUKTI
MISI
1. 2. 3.
KONTRIBUSI TERHADAPVISI
ORGANISASI
PENGUATAN NILAI ORGANISASI
TAHAPAN KEGIATAN
Melakukan uji coba Peleton di lapangan
Melakukan monitoring uji coba
pelaksanaan Peleton
Melakukan dokumentasi mengenai
pelaksanaan uji coba Peleton
OUTPUT
Melakukan uji coba Peleton di lapangan
Melakukan monitoring uji coba
pelaksanaan Peleton
Melakukan dokumentasi
mengenai pelaksanaan uji coba
Peleton
Hasil monitoring uji coba
pelaksanaan Peleton
Notulensi pelaksanaan uji coba
Dokumentasi pelaksanaan uji
coba
DASAR
Dalam melakukan uji coba
Peleton saya berkomitmen (loyal)
akan melakukan monitoring uji
coba dengan konsisten
(akuntabel), saya akan responsif
(berorientasi pelayanan),
bertanggung jawab dan
melakukan kinerja terbaik
(kompeten) dalam melakukan uji
coba Peleton. Saya akan proaktif
(adaptif) dan bersinergi
(kolaboratif) bersama tim SPGDT
serta transparan (akuntabel),
cermat untuk mencari tahu
kendala apa yang ditemukan saat
uji coba dilakukan. Saya akan
bekerja bersama tim dengan
selaras (harmonis) membangun
lingkungan kerja yang kondusif
Kegiatan ini sesuai dengan visi
"Terdepan sebagai Pusat
Kesehatan Ibu dan Anak
Nasional” dan misi
“Meningkatkan jejaring dan
sistem rujukan di bidang
kesehatan ibu dan anak”
Kegiatan ini menguatkan nilai organisasi yaitu transparan, akurat dan kerja sama tim
PelaksanaanUjiCobaPeleton KEGIATAN
4
KETERKAITAN DENGANNILAI
1.
2. 3.
1. 2. 3. BUKTI
MISI
1. 2. 3.
KONTRIBUSI TERHADAPVISI
ORGANISASI
PENGUATAN NILAI ORGANISASI
5
TAHAPAN KEGIATAN
Melakukan evaluasi Peleton
Melakukan revisi Peleton sesuai dengan
hasil monitoring uji coba pelaksanaan
Peleton
Memberikan hasil revisi Peleton kepada
tim SPGDT
OUTPUT
KETERKAITAN
DENGAN NILAI
DASAR
Dalam pelaksanaan evaluasi Peleton
saya akan berintegritas (akuntabel)
melakukan evaluasi sesuai dengan
kebutuhan demi kepuasan tim SPGDT (berorientasi pelayanan), saya akan mengevaluasi dan merevisi Peleton
dengan ide kreatif dan inovatif
(adaptif) sehingga menghasilkan hasil
terbaik (kompeten), dalam
MISI
ORGANISASI
Kegiatan ini sesuai dengan visi
"Terdepan sebagai Pusat
Kesehatan Ibu dan Anak
Nasional” dan misi
“Meningkatkan jejaring dan sistem rujukan di bidang
kesehatan ibu dan anak”
Terlaksananya evaluasi Peleton
Terlaksananya revisi Peleton
sesuai dengan hasil monitoring
uji coba pelaksanaan Peleton
Tersedianya hasil revisi Peleton
dan diterima oleh tim SPGDT
mengevaluasi saya akan peduli
(harmonis) dan mendengarkan pendapat yang berbeda atau masukan yang membangun sehingga tercipta
sinergi (kolaboratif) untuk hasil
Peleton yang lebih baik, saya akan berdedikasi (loyal) menjaga nama
baik sesama ASN, tidak bertentangan
PENGUATAN
Notulensi evaluasi Peleton
Revisi akhir Peleton
dengan peraturan RSAB saat
melakukan evaluasi.
Kegiatan ini menguatkan nilai organisasi yaitu transparan, akurat dan kerja sama tim
KEGIATAN
PelaksanaanEvaluasiPeleton
1.
2. 3.
1.
2. 3. BUKTI 1. 2.
KONTRIBUSI TERHADAPVISI
NILAI ORGANISASI
RENCANA JADWAL PELAKSANAAN AKTUALISASI
PIHAK YANG TERLIBAT PIHAK YANG TERLIBAT