4 minute read

Tabel 3. Instrumen Morse Fall Scale

tidur kemoterapi (4 kamar) dan 8 tempat tidur isolasi TB (2 kamar), 36 umum (prioritas IPD, Neuro, IKK). Ruang Fresia 2 memberikan pelayanan kepada pasien bedah umum meliputi, bedah digestif, bedah ortho, bedah urologi, bedah onkologi bedah THT, dan bedah mulut. Ruang Fresia 2 menggunakan metode tim dalam memberikan pelayanan keperawatan yang dibagi menjadi empat tim. Pelayanan keperawatan yang diberikan meliputi, pelayanan pre bedah, post bedah, dan perbaikan keadaan umum.

2.6 Struktur Organisasi Ruangan Fresia Lantai 2

Advertisement

Sruktur Organisasi Fresia Lantai 2

Gambar 2. Struktur Organisasi Fresia Lantai 2

2.6.1 Visi Ruangan Fresia Lt 2

Terwujudnya Ruang Rawat Inap Medikal yang Holistik dan Bermutu.

2.6.2 Misi Ruangan Fresia Lt 2

a. Memberikan asuhan keperawatan yang bermutu, optimal, dan prima untuk meningkatkan kualitas hidup klien

b. Berusaha meningkatkan pengetahuan dan pengalaman untuk memenuhi kebutuhan klien dengan memfasilitasi kegiatan penelitian di Ruang Fresia lt 2 RSUP Dr. Hasan

Sadikin Bandung. c. Menciptakan ruang kerja yang aman dan nyaman bagi petugas Kesehatan, nonkesehatan, mahasiswa, dan pengunjung di Ruang Fresia Lt 2

2.6.3 Falsafah Ruang Fresia Lt 2

Klien Ruang Fresia Lt 2 mempunyai hak untuk mendapatkan pelayanan keperawatan yang prima dari perawat melalui penerapan proses keperawatan dalam meningkatkan kualitas hidup pasien.

2.6.4 Tujuan Ruang Fresia Lt 2

Memberikan asuhan keperawatan yang holistik dan bermutu kepada klien Ruang Fresia Lt 2 sesuai dengan standar asuhan keperawatan dan berperan aktif dalam kegiatan pendidikan dan penelitian keperawatan serta mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan.

2.6.5 Alur Pelayanan di Unit Kerja (Fresia Lt 2)

Alur pelayanan di ruang Fresia Lt 2 memiliki kesamaan dengan ruang rawat inap lainnya. Adapun alur pelayanan rawat inap sebagai berikut:

Gambar 3. Alur Pelayanan Instalansi Rawat Inap

Gambar 4. Alur Pelayanan Pasien Ruang Fresia Lantai 2

2.7 Profil Peserta

Nama : Fitri Rahmawati, S.Kep., Ners

NIP

: 199005302020122003 Pangkat Golongan : Penata Muda, Golongan III/a Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 30 Mei 1990 Unit Kerja : Ruang rawat inap Fresia Lantai 2 RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung

Jabatan : Perawat Ahli Pertama

Saat ini, peserta terdaftar sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di lingkungan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia di bawah Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan dengan instansi Rumah Sakit Umum Pusat Dr Hasan Sadikin Kota Bandung terhitung mulai tanggal 03 Januari 2021 sebagai Perawat Ahli Pertama di bawah Bidang Keperawatan dan sekarang bekerja di unit kerja Ruang Rawat Inap Kemoterapi Dewasa Ruang Perawatan Fresia Lt 2. Dalam pelaksanaan aktualisasi, peserta mengacu kepada Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) meliputi:

No Tabel 1. Kegiatan Tugas Pokok Jabatan

KEGIATAN TUGAS POKOK JABATAN

1. Melakukan pengjakian keperawatan lanjutan pada individu, keluarga 2. Merumusakan diagnosa keperawatan pada individu 3. Melakukan stimulasi tumbung kembang pada individu dalam rangka melakukan upaya promotive 4. Melakukan case finding/deteksi dini/menemuan kasus baru pada individu 5. Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada individu 6. Melakukan pendidikan kesehatan pada individu, keluarga, kelompok, masyarakat 7. Melakukan manajemen inkontinen urine 8. Melakukan manajemen inkontinen faecal 9. Melakukan upaya membuat pasien tidur 10. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan 11. Memfasilitasi pasien dalam pemenuhan kebutuhan spiritual 12. Melakukan pendampingan pada pasien menjelang ajal (dying care) 13. Memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman 14. Mengambil sampel darah melalui artei, pulmonari arter, CVP 15. Memantau pemberian elektrolit konsentrasu tinggi 16. Melakukan resusitasi bayi baru lahir

17. Melakukan penatalaksanaan ekstravasasi 18. Memberikan perawatan pada pasien menjelang ajal samapi meninggal 19. Memberi dukungan dalam proses kehilangan, berduka dan kematian 20. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu 21. Melakukan dokumentasi asuhan keperawatan 22. Menyusun laporan pelaksanaan tugas

2.7.1 PENGURANGAN RISIKO JATUH PADA PASIEN KEMOTERAPI RAWAT INAP DEWASA

A. Risiko Jatuh

Jatuh didefinisikan sebagai suatu kejadian yang tidak disengaja dimana terjadi perubahan posisi tubuh berada di tanah atau lantai namun tidak termasuk apabila perubahan posisi tersebut secara sengaja terutama dalam kondisi sedang beristirahat (WHO, 2007). Banyak faktor yang mempengaruhi insiden pasien jatuh di rumah sakit. Berdasarkan penelitian Dewi dan Richa (2018) dalam tesis Novilolita (2020), faktorfaktor yang menyebabkan risiko pasien jatuh yaitu (1) pengetahuan dari tenaga kesehatan mengenai Standar Operasional Prosedur (SOP) pelaksanaan pencegahan risiko jatuh; (2) rasio serta beban kerja perawat tidak sesuai; (3) sarana dan prasarana yang mendukung seperti bel dan bed side rel; (4) lingkungan.

B. Manajemen Risiko Pasien Jatuh

Manajemen risiko jatuh merupakan upaya dalam menganalisis suatu sistem terhadap potensi terjadinya kesalahan sehingga mencegah terjadinya insiden. Manajemen risiko jatuh terdiri dari proses identifikasi, penyusunan prioritas risiko, analisis, serta pengurangan potensi risiko yang mungkin terjadi baik pada pasien, pengunjung, staf maupun aset organisasi (Kavaler & Spiegel, 2003). Melalui proses inilah akan memfasilitasi proses pengambilan keputusan. Keputusan ini dapat berupa kebijakan yang dapat diterapkan oleh rumah sakit untuk mencegah terjadinya Kejadian Tidak Diinginkan (KTD) (Yulianingtyas, 2016).

C. Pengkajian dan Intervensi Risiko Jatuh

Berdasarkan Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Nomor HK.02.03/X.4.1.3/20509/2018 tentang Panduan Pencegahan dan Manajemen Jatuh di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung pengkajian awal adalah penilaian risiko jatuh

This article is from: