![](https://assets.isu.pub/document-structure/220613025110-7febfe364702ac117d212c0971a31079/v1/6466381d2376041891f24606300410a8.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
3 minute read
Gambar 18. Chat konsultasi dengan mentor
Setelah dilakukan kegiatan seminar rancangan, penulis melakukan konsultasi kembali dengan mentor mengenai perbaikan/revisi penyusunan rancangan aktualisasi.
Gambar 9. Lembar konsultasi revisi rancangan aktualisasi bersama kepala ruangan dan mentor
Advertisement
2. Pemaknaan Nilai Dasar ASN
Sebelum bertemu, saya membuat kontrak waktu terlebih dahulu dengan kepala ruangan, wakil kepala ruangan, dan mentor melalui chat whatsapp dengan bahasa yang sopan dan santun dan rasa hormat sebagai wujud aktualisasi nilai Etika Publik. Saya menghargai waktu dengan berupaya hadir tepat waktu merupakan wujud dari nilai Anti korupsi.
Saya menyampaikan ide dan inovasi sebagai bentuk aktualisasi komitmen mutu, penyampaiannya dilakukan secara jujur dan transparan berdasarkan data dan fakta yang ada saat kajian situasi merupakan wujud aktualisasi Akuntabilitas dan dengan cara yang sopan dan santun sebagai wujud aktualisasi nilai Etika Publik.
Selanjutnya saya berdiskusi sebagai bentuk musyawarah untuk mencapai kemufakatan sebagai bentuk aktualisasi Nasionalisme, mendengarkan dan menghargai saran yang diberikan dengan rasa hormat merupakan nilai Etika Publik. Setelah itu saya melakukan dokumentasi konsultasi pada lembar konsultasi sebagai bukti dukungan / persetujuan sebagai wujud aktualisasi Akuntabilitas.
3. Analisa dampak jika nilai dasar ASN tidak diterapkan
Apabila saya tidak menerapkan kejujuran, data dan fakta yang transparan (akuntabilitas), hadir tepat waktu (anti korupsi), inovasi (komitmen mutu), diskusi (nasionalisme) dengan bahasa yang baik sopan dan rasa hormat (etika publik) maka tidak akan tercipta suasana diskusi yang tenang, masukan dan saran yang membangun. Dengan menerapkan nilai etika publik dalam melaksanakan diskusi
atau konsultasi maka penulis mendapatkan persetujuan dan dukungan dengan cara yang baik dan benar. Sebagaimana dukungan tersebut tertuang dalam lembar konsultasi. Dengan gagasan kreatif yang mencerminkan komitmen mutu menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan kualitas pelayanan pasien dalam hal kewaspadaan risiko jatuh.
4. Kontribusi Terhadap Visi Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Konsultasi yang terjalin merupakan bentuk gotong royong yang merupakan landasan terwujudnya visi rumah sakit yaitu terwujudnya Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, berkepribadian berdasarkan gotong royong.
5. Penguatan nilai organisasi
Konsultasi bersama dengan kepala, wakil dan mentor sebagai langkah awal menemukan isu yang tepat yang relevan dengan kondisi saat ini sehingga ditemukan langkah-langkah penyelesaian yang sesuai dengan kemajuan ilmu, teknologi dan evidence base. Hal ini menguatkan tata nilai RSUP Dr. Hasan Sadikin yaitu : Unggul, Integritas, Inovatif dan Profesional (Pamingpin Pituin).
6. Uraian Capaian
Kegiatan konsultasi dilakukan pada minggu terakhir bulan Agustus. Kegiatan ini diawali dengan melakukan studi lapangan yang dirasa perlu mendapat perhatian. Selama kegiatan konsultasi penulis tidak menemui hambatan dan waktu pelaksanaan pun sesuai dengan timeline. Ide yang diajukan mendapat respon yang baik hanya perlu ditambahkan dengan penguatan berbagai literatur.
7. Uraian Manfaat
Kegiatan konsultasi memberikan manfaat terhadap penulis tentang pengalaman dinamika berdiskusi. Melatih mental dan cara berpikir kritis sangat dirasakan oleh penulis. Selain itu, ide yang disampaikan juga lebih tervalidasi sehingga menjadi topik yang dapat dipertanggung jawabkan.
4.2 Kegiatan 2
Nama kegiatan
Tabel 13. Kegiatan 2 Analisis kebutuhan dan pengumpulan referensi terkait SPO Pengurangan Risiko Jatuh
Tahapan 1. Mengkaji kebutuhan audience (perawat) terkait SPO pengurangan risiko jatuh 2. Mengumpulkan referensi terkait penjelasan SPO dan instrumen Morse Fall Scale baik dari jurnal maupun informasi ahli (Tim Pokja SKP 6) 3. Melakukan penyusunan bahan ajar untuk diskusi yang sesuai referensi 4. Konsultasi bahan ajar kepada kepala ruangan dan mentor Tanggal pelaksanaan 27 Agustus – 27 September 2021
Kendala Penulis merasa cukup sulit mencari literatur karena belum ada literatur yang secara langsung membahas risiko jatuh khusus pasien kemoterapi sehingga pengumpulan literatur memerlukan waktu yang cukup lama. Literatur yang ditemukan dalam Bahasa Inggris sehingga harus diterjemahkan terlebih dahulu.
Penulis mencari literatur melalui google search yang dimulai dari bulan Agustus 2021 melalui jurnal, artikel online dan google books dengan kata kunci risiko jatuh pasien kemoterapi, Morse Fall Scale, dan kemoterapi. Kemudian berkonsultasi mengenai isi materi yang telah disusun. Materi ini akan digunakan untuk bahan ajar sosialisasi/persamaan persepsi bersama perawat kemoterapi karena berdasarkan studi pendahuluan perawat ingin ada sosialisasi/penjelasan kembali terkait instrument Morse fall Scale. Setelah berkonsultasi penulis mendapatkan sumber tambahan dari pokja SKP 6 terkait kebijakan Rumah Sakit dan panduan pasien jatuh di RSHS sehingga tersusunlah materi yang sesuai dengan literatur.