TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi PNS Berdasarkan UU No. 5 Tahun 2014
Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai ASN secara tetap oleh pejabatpembinakepegawaianuntukmendudukijabatanpemerintahan.
B. Hak dan Kewajiban PNS Berdasarkan UU No. 5 Tahun 2014
1. Hak adalah suatu kewenangan atau kekuasaan yang diberikan oleh hukum, suatu kepentingan yang dilindungi oleh hukum, baik pribadi maupun umum. Hak PNS diaturdalamUUASNyaitu:
a) Gaji,tunjangan,danfasilitas
b) Cuti
c) Jaminanpensiundanjaminanharitua
d) Perlindungan;dan
e) Pengembangankompetensi
2. KewajibanpegawaiASNyangdisebutkandalamUUASNadalah:
a) Setia dan taat pada pancasila, Undang-Undang Negara Republik Indonesia Tahun1945,NegaraKesatuanRepublikIndonesia,danpemerintahyangsah
b) Menjagapersatuandankesatuanbangsa
c) Melaksanakankebijakanyangdirumuskanpejabatpemerintahyangberwenang
d) Mentaatiketentuanperaturanperundang-undangan
e) Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran,dantanggungjawab.
f) Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, prilaku, ucapan dan tindakankepadasetiaporang,baikdidalammaupundiluarkedinasan
g) Menyimpan rahasia jabatan Negara dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatansesuaidenganketentuanperaturanperundang-undangan
h) BersediaditempatandiseluruhwilayahNegaraKesatuanRepublikIndonesia.
4
C. Kode Etik dan Kode Prilaku ASN
Kode Etik dan Kode Perilaku ASN Dalam UU ASN disebutkan bahwa ASN sebagai profesi berlandaskanpadakodeetik dan kodeperilaku. Kodeetik dan kodeperilakuASN bertujuanuntukmenjagamartabatdankehormatanASN.
KodeetikdankodeperilakuberisipengaturanperilakuagarPegawaiASN:
1. Melaksanakantugasnyadenganjujur,bertanggungjawab,danberintegritastinggi
2. Melaksanakantugasnyadengancermatdandisiplin
3. Melayanidengansikaphormat,sopan,dantanpatekanan
4. Melaksanakantugasnyasesuaidenganketentuanperaturanperundang-undangan
5. MelaksnakantugasnyasesuaidenganperintahatasanatauPejabatyangBerwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etikapemerintahan.
6. MenjagakerahasianyangmenyangkutkebijakanNegara
7. Menggunakan kekayaan dan barangmilik Negarasecarabertanggungjawab, efektif, danefisien
8. Menjagaagartidak terjadikonflikkepentingandalammelaksanakantugasnya
9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukaninformasiterkaitkepentingankedinasan
10.Tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas, status, kekuasaan, dan jabatannyauntukmendapatatau mencarikeuntunganataumanfaatbagi dirisendiri atauuntukoranglain
11.MemegangteguhnilaidasarASNdanselalumenjagareputasidanintegritasASN
12.Melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan mengenai disiplin Pegawai
ASN
D. Nilai-Nilai Dasar ASN (Core Values) “BerAkhlak”
1. BerorientasiPelayanan
Berorientasi Pelayanan merupakan salah satu nilaiyangterdapatdalam CoreValues
ASN BerAKHLAK yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berkomitmen memberikan pelayanan prima demi kepuasan masyarakat. Materi modul ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagaimana panduan perilaku berorientasi pelayanan yang semestinya dipahami dan diimplementasikan oleh setiap ASN di instansi tempatnya bertugas,yangterdiridari:
a) Memahamidanmemenuhikebutuhanmasyarakat
b) Ramah,cekatan,solutifdandapatdiandalkan
c) Melakukanperbaikantiadahenti.
5
2. Akuntabel
Akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab kepada seseorang/organisasi yang memberikan amanat. Dalam konteks ASN akuntabilitas adalah kewajiban untuk mempertanggungjawabkan segala tindak dan tanduknya sebagai pelayan publik kepada atasan, lembaga pembina, dan lebih luasnya kepada publik(MatsilizadanZonke,2017).
AkuntabelyangharusdipahamidandiimplentasikansebagaiASNyaitu:
a) Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin, dan berintegrasitinggi.
b) Menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara bertanggungjawab , efektif,danefisien
c) Tidakmenyalahgunakankewenanganjabatan
3. Kompeten
Pengertian dalam konteks ASN, kompetensi adalah deskripsi pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang diperlukan dalam melaksanakan tugas jabatan (Pasal 1 PermenpanRB Nomor 38 Tahun 2017), dan kompetensi menjadi faktor penting untuk mewujudkan pegawai profesional dan kompetitif. Dalam hal ini ASN sebagai profesi memiliki kewajiban mengelola dan mengembangkan kompetensi dirinya, termasuk mewujudkannya dalam kinerja. Adapun 3 hal yang harus
diterapkansebagaiASNyaitu:
a. Meningkatkankompetensidiriuntukmenjawabtantanganyangselaluberubah
b. Membantuoranglainbelajar
c. Melaksanakantugasdengankualitasterbaik.
4. Harmonis
Harmoni adalah kerja sama antara berbagai faktor dengan sedemikian rupa hingga faktor-faktor tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuan yang luhur. Hal yang
harusdiimplementasikansebagaiASNyaitu:
a) Meningkatkankompetensidiriuntukmenjawabtantanganyangselaluberubah
b) Membantuoranglainbelajar
c) Melaksanakantugasdengankualitasterbaik
5. Loyal
Loyal merupakan berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan Negara denganpanduanprilaku(kodeetik)yaitu:
a) Memegang teguh ideologi Pancasila, UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945,NKRIsertapemerintahyangsah
6
b) MenjaganamabaiksesamaASN,PimpinaninstansidanNegara
c) Menjagarahasiajabatandannegara
6. Adaptif
Adaptif adalah karakteristik alami yangdimiliki makhluk hidupuntuk bertahan hidup dan menghadapi segalaperubahan lingkungan atau ancaman yangtimbul. Adaptasi merupakan kemampuan mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan tetapi jugamengubahlingkungansesuaidengankeadaan(keinginandiri).
SebagaiASNhalyangharusditerapkayaitu:
a) Cepatmenyesuaikandirimenghadapiperubahan
b) Terusberinovasidanmengembangkankreativitas
c) Bertindakproaktif
7. Kolaboratif
Kolaboratif merupakan nilai dasar yang harus dimiliki oleh CPNS. Sekat-sekat birokrasiyangmengkungkungbirokrasipemerintahsaatinidapatdihilangkan.Calon ASN muda diharapkan nantinya menjadi agen perubahan yang dapat mewujudkan harapantersebutmencakup:
a) Memberikesempatankepadaberbagaipihakuntukberkontribusi
b) Terbukadalambekerjasamauntukmenghasilkannilaitambah
c) Menggerakkanpemanfaatanberbagaisumberdayatujuanbersama.
E. Kedudukan dan Peran ASN
1. KedudukanASN
Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan yangditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah sertaharus bebas dari pengaruh danintervensisemuagolongandanpartaipolitik.
2. PeranASN
a) PelaksanaKebijakanPublik
Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Peran tersebut
dilaksanakan melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi,dannepotisme.
b) PelayananPublik
Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-
7
undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayananadministratifyangdisediakanolehpenyelenggarapelayananpublik.
Terdapat tiga unsur penting dalam pelayanan publik khususnya dalam konteks
ASN,yaitu:
1) PenyelenggarapelayananpublikyaituASN/Birokrasi
2) Penerimalayananyaitumasyarakat,stakeholders,atausektorprivat
3) Kepuasanyangdiberikandan/atauditerimaolehpenerimalayanan.
c) PerekatdanPemersatuBangsa
MempereratpersatuandankesatuanNegaraKesatuanRepublikIndonesia.
F. WoG, Managemen ASN dan
Smart ASN
1. WholeofGovernment(WoG)
Whole-of-Government (WoG) adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan bersama dalam bidang pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayananpublik.
2. ManagemenASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.
Berdasarkanjenisnya,PegawaiASNterdiriatas:
a) PegawaiNegeriSipil(PNS)
PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkatsebagai Pegawai ASN secaratetapoleh pejabat pembinakepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara nasional.
b) PegawaiPemerintahdenganPerjanjianKerja(PPPK).
PPPK adalah warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan kebutuhan Instansi Pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalamrangkamelaksanakantugaspemerintahan.
8
Konsep Sistem Merit menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam pengelolaan
ASN. “Sistem merit adalah kebijakan dan manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi kecatatan”. Dalam sistem merit, penggajian, promosi, mutasi, pengembangan kompetensi dan lain-lain keputusan juga didasarkan sepenuhnya pada penilaian kinerja, uji kompetensi, dan juga pertimbangankualifikasidantidakberdasarkanpadakedekatan danrasakasihan.
3. SmartASN
Smart ASN merupakan Pegawai Negeri Sipil dengan kompetensi, kinerja, serta profesionalisme yang tinggi sehingga mampu beradaptasi dan semakin responsive terhadap perubahan dan pencapaian tujuan organisasi. Profil Smart ASN meliputi integritas, nasionalisme, profesionalisme, berwawasan global, menguasai IT dan bahasa asing, berjiwa hospitality, entrerpreneurship dan memiliki jaringan luas. Dalam peran sebagai digital talet dan digital leader yang mendukung transformasi birokrasidiIndonesiaadabeberapa3halyangharusdiperhatikan,yaitu:
a) LiterasiDigital
LiterasiDigitalmemiliki4kerangkakurikulumyaitu:
1) Digital Skill : Kemampuan mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK serta sistem operasi digital dalam kehidupansehari-hari
2) Digital Cultuíe : Membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam keseharian dan digitalisasi kebudayaan melalui pemanfaatan TIK Kemampuan menyadari, mencontohkan, menyesuaikandiri.
3) Digital Ethics : Merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-hari Kemampuanmengenali,mempolakan,menerapkan,menganalisis.
4) Digital Safety : Menimbang dan meningkatkan kesadaran perlindungan datapribadidankeamanandigitaldalamkehidupansehari-hari.
b) PilarLiterasiDigital
Padabagianini,adabeberapahalygharuskitaperhatikanyaitu:
1) EtikabermediaDigital
Ada tiga tantangan dalam menimbang urgensi penerapan etika bermedia yaitu:
9
Penetrasi internet yang sangat tinggi dalam kehidupan sehari-hari masyarakatIndonesia.
Perubahan perilaku masyarakat yang berpindah dari madia konvensionalkemediadigital.
Intensitasorangberinteraksidengangawaisemakintinggi.
2) Cakapbermediadigital
Disini diharapkan meningkatnya Kemampuan individu dalam mengetahui, memahami dan dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK sertasistemoperasidigitaldalamkehidupansehari-hari.
3) AmanBermediadigital
Secara individual, terdapat tiga area kecakapan keamanan digital yang wajibdimilikiolehpenggunamediadigitalyaitu:
Kognitif Memahami berbagai konsep dan mekanisme proteksi baik terhadap perangkat digital (lunak maupun keras) maupun terhadap identitasdigitaldandatadiri.
Afektif Empati agar pengguna media digital punya kesadaran bahwa keamanan digital bukan sekadar tentang perlindungan perangkat digital sendiri dan data diri sendiri, melainkan jugamenjagakeamanan penggunalainsehinggaterciptasistemkeamananyangkuat.
Konatif atau behavioral Langkah-langkah praktis untuk melakukan perlindunganidentitasdigitaldandatadiri.
c) ImplementasiLiterasiDigitaldanImplikasinya
Pengguna media digital harus bijak dan waspada dalam bertransaksi, karena dapat berdampak negatif bagi kita ketika melakukan transaksi daring di sosial media.
G. Gambaran Organisasi dan Profil Peserta
1. ProfilRumahSakitRSUPDr.HasanSadikinBandung
a) SejarahRSUPDr.HasanSadikinBandung
Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung diresmikan pada tahun 1923 dengan nama Met Algemeene Bandoengsche Ziekenhui sebagai
rumah sakit pemerintah belanda pada saat itu. Tahun 1927 namanya diubah
menjadi “Het Gemeente Ziekenhujs Juliana”. Selama penjajahan jepang, Rumah
Sakit ini dijadikan Rumah Sakit Militer. Pada tahun 1948, barulah Rumah Sakit
Hasan Sadikin Bandung dikelola oleh pemerintah Kotapraja Bandung dan
10
berubah nama menjadi Rumah Sakit Rantja Badak. Pada tahun 1954 Rumah
Sakit Rantja Badak ditetapkan menjadi rumah sakit provinsi dan berada di bawah pengawasan Departemen Kesehatan. Pada tahun 1967, Rumah Sakit
Rantja Badak berubah nama menjadi Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung
hingga sekarang menjadi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung. RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung merupakan rumah sakit rujukan puncak (TopReferralHospital) di Provinsi Jawa Barat sejak tahun 1978 dan ditetapkansebagaiRSKelasAolehMenteriKesehatanRIsejaktahun2004.
RSHS ditetapkan sebagai Rumah Sakit Rujukan Nasional berdasarkan
Surat Keputusan Menteri No HK.02.02/MENKES/390/2014 tentang pedoman
penetapan RS Rujukan Nasional, mengampu tujuh RS Regional di Jawa Barat dan beberapa RS di luar Provinsi Jawa Barat. Status RSHS saat ini merupakan RS Pemerintah (Kemenkes), RS Pendidikan Utama untuk FK Universitas
Padjadjdaran, RS Kelas A, RS Rujukan Nasional, RS Tersier dan memiliki Badan
LayananUmum(BLU)
b) Visi,MisidanMottoRumahSakit
Visi
“Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”
Misi
“Mewujudkan kualitas Hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera”.
Motto
“Kesehatan anda menjadi prioritas kami”
c) TataNilaiRSUPDrHasanSadikinBandung
Tata nilai yang dipilih untuk mengawal penerapan visi dan misi RSUP Dr Hasan
SadikinBandungadalah “PAMINGPIN PITUIN” yaitu:
1) Kepemimpinan
Nilai yang mengggambarkan kepeloporan dan menyiapkan talenta-talenta terbaikdibidangnya.
2) Profesional
Nilai yang berorientasi pada pencapaian kinerja melalui perjalanan kemitraan.
11
3) Inovatif
Nilai yangmenggambarkan keinginan untuk menghasilkan suatu yangbaru dansenantiasamelakukanperbaikansecaraberkesinambungan.
4) Tulus
Keinginanuntukmemberitanpapamrih,proaktifdanresponsive.
5) Unggul
Keinginanuntukmenjadiyangterbaikdanmenghasilkankualitasprima.
6) Integritas
Nilai yangmenggambarkan kejujuran, amanah, dan menjunjungetikayang tinggidalammenjalankantugas.
Selanjutnya, janji pelayanan yang dimiliki yaitu SIGAP yang diartikan sebagai berikut:
1) (S)enyum-Sapa-Salam-Sopan-Santun(5S)
2) (I)novatifdalamberkarya
3) (G)elorakansemangatpelayananprima
4) (A)manahmenjagakeselamatanpasien
5) (P)eduli,perhatian,danperasaan.
Terdapatjuganilai-nilaiyangdianutdalampelayanan,yaituPRIMA:
1) Profesional
Memiliki kemampuan untuk membe rikan pelayanan dengan kualitas yang terbaik(prima)disertaikompetensidalamdisiplinilmuyangmendasari.
2) Respek
Pelayanan yang prima akan dapat diberikan apabila dilandasi oleh rasa saling hormat menghormatia diantara anggota tim pemberi pelayanan kesehatan. Pelayanan yang prima tidak hanya ditentukan oleh satu profesi tetapiolehsemuaprofesiyangterlibatdalamtimpelayanankesehatan.
3) Integrasi
Bertindak terintegrasi sesuai dengan nilai-nilai dan kebijakan organisasi sertakodeetikfarmasi.
4) Manusiawi Menganggap setiap individu atau manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang mulia. Oleh Karena itu harkat dan martabat mereka harus dijunjung tinggi.
12
Melaksanakan dengan sungguh-sungguh segala hal yang dipercayakan oleh negara dan masyarakat, khususnya dalam memberikanpelayanan,pendidikan,danpenelitiankesehatan.
d) StrukturOrganisasiRSUPDr.HasanSadikinBandung
Gambar2.1StrukturOrganisasi RSUPDr.HasanSadikinBandung
14
5. Amanah
2. Profil Ruang HCU Asnawati
RuangHCUAsnawatimerupakanruanganperawatanHighCareUnit yangmemiliki7tempattidurdandibukasejakMaret2022.
Gambar2.2StrukturorganisasiRuangHCUAsnawati
Karu HCU Asnawati
Nurlaily Afianti, S.Kp., M.kep
WaKaru HCU Asnawati
Amelia Ganefianty, M.kep., Sp.KMB
CI
Lastri Sulastri, Amd.Kep
IPCN
Wahyu Widayat, AMK
Perawat Primer
Perawat Primer
Bgn Administrasi
Perawat Primer
Perawat Pelaksana
Perawat Pelaksana
Perawat Pelaksana
15
3. ProfilPeserta
Nama
:HeppyDeboraBanjarnahor,S.Kep.,Ners
NIP :199101012022032003
Jabatan/Golongan :PerawatAhliPertama/IIIb
UnitKerja :RuangHCUAsnawatiRSUPDr.HasanSadikinBandung
Instansi :KementerianKesehatanRI
Saat ini, peserta terdaftar sebagai CPNS di instansi Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia di bawah Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan dengan instansi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung terhitung mulai tanggal 1 Maret 2022 sebagai Perawat Ahli Pertama di bawah Bidang Keperawatan dan sekarang bekerja di unit kerja Ruang HCU Asnawati, dalam pelaksanaan aktualisasipesertamengacukepadaSasaranKinerjaPegawai(SKP)meliputi:
Tabel2.1 KegiatanTugasPokokJabatan
1. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahanpadatahappre/intra/postoperasi
2. Melakukanpendokumentasiantindakankeperawatan
3. Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan keperawatan sebagaiketuatim/perawat.
4. Melakukan pemberian penugasan perawat dalam rangka melakukan fungsi ketenagaanperawat
5. Melaksanakancasefinding/deteksidini/penemuankasusbarupadaindividu.
6. Melakukanpengkajiankeperawatanlajutankepadaindividu
7. Memberikankonsultasidatapengkajiankeperawatandasar/lanjutan
8. Merumuskandiagnosiskeperawatanpadaindividu
9. Membuatprioritasdiagnosakeperawatandanmasalahkeperawatan
10. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu (merumuskan, menetapkan)tindakan
11. Melakukankomunikasiterapeutikdalampemberianasuhan keperawatan
12. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yangkompleks padaareamedical bedah
13. Memfasilitasiadaptasidalamhospitalisasipadaindividu
14. Melakukantindakankeperawatanpadakondisigawat/darurat/kritikal
16
No KegiatanTugasPokokJabatan
15. Memberikan dukungan/fasilitas kebutuhan spiritual pada kondisi kehilangan, berdukaataumenjelangajaldalampelayanankeperawatan
16. Melakukantindakankeperawatanpemenuhankebutuhannutrisi
`7. Melakukantindakankeperawatanpemenuhankebutuhaneliminasi
18. Melakukantindakankeperawatanpemenuhankebutuhanmobilisasi
19. Melakukantindakankeperawatanpemenuhankebutuhanisitirahatdantidur
20. Melakukantindakankeperawatanpemenuhankebutuhankebersihandiri
21. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan pengaturansuhu
22. Melakukanpemenuhankebutuhanoksigenasikompleks
23. Melakukankomunikasidengankliendenganhambatankomunikasi
24. Melakukan pemantauan atau penilaian kondisi pasien selama dilakukan tindakankeperawatanspesifiksesuaikasusdankondisipasien
25. Melakukanevaluasitindakankeperawatanpadaindividu
26. Melakukanpenatalaksanaanmanajemengejala
27. Melakukanperawatanluka
28. Melakukansupportkepatuhanterhadapintervensikesehatankepadaindividu
29. Melaksanakan managemen surveilans Hais sebagai upayapengawasan resiko infeksidalamupayapreventifpadapelayanankeperawatan.
30. Melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan antar shift/unit/fasilitas kesehatan
31 Melakukankonsultasikeperawatandankolaborasidengandokter.
32. Melakukan upaya peningkatan kepatuhan kepwaspadaan standar pada pasien/petugas/pengunjungsebagaiupayapencegahaninfeksi.
33. Melakukanpendidikankesehatanpadaindividu
17
BAB III
METODE AKTUALISASI DIRI
A. Rancangan dan Prosedur Aktualisasi
1. IdentifikasiIsu
Identifikasi isu yang dilakukan yaitu berdasarkan hasil dari environmental scanning berkaitan dengan Sasaran Kinerja Pegawai
(SKP) di Ruang HCU Asnawati dengan cara observasi selama dinas dari bulan April s/d Mei 2022, hasil diskusi dengan teman
sejawat/atasan, dan pengalaman selama bertugas di unit kerja sebagai CPNS. Berikut identifikasi dan deskripsi isu aktual di Ruang
HCUAsnawati:
Tabel3.1Identifikasiisudan DeskripsiIsuterkaitSKPdiRuangHCUAsnawati
Dampak jika tidak
No Identifikasi Isu Kondisi Saat Ini
diselesaikan dan Pihak yang terlibat Kondisi yang diharapkan SKP yang terkait
1. Kurangnya pengetahuan perawat dalam
menggunakan closed
suction pada pasien yang
terpasang trakeostomy di ruangHCUAsnawati.
Suctioning atau penghisapan
merupakan tindakan untuk
mempertahankan jalan nafas
dengan cara mengeluarkan
sekret pada klien yang tidak
mampu mengeluarkan sendiri.
Dampak:
Pasien batuk, penurunan
SPO2, retensi sputum dan
perawatan lama di ruang
HCU sehingga berdampak
terhadap kesenjangan
Seluruh perawat di Ruang
HCU Asnawati mampu
secara mandiri memilih
jenis closed suction pada
TC dan menggunakan
closed suction pada
Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks pada areamedikalbedah.
Melakukan pemenuhan
kebutuhan oksigenasi
16
Untuk melakukan suktion
diperlukan pengetahuan dan keterampilan / kompetensi
perawat yang tepat dan sesuai
SOP.Berdasarkan:
a. Hasil observasi selama dinas
1 shift ditemukan 1 dari 3
perawat tidak mampu secara
mandiri menggunakan closed suction pada pasien
terpasangTrakeostomy.
b. Hasil wawancara dengan
beberapa perawat ruangan
ditemukan 3 dari 6 perawat
tidak mampu secara mandiri
memilih jenis closed suction
pada TC dan menggunakan
closed suction pada pasien
yang terpasang trakeostomy
diruangHCUAsnawati.
biaya perawatan rawat
inap.
Keluarga tidak mendapat
edukasi yang tepat
mengenai perawatan TC dirumah.
Pihakyangterlibat:
Perawat
Pasien
RumahSakit
pasien terpasang TC di
RuangHCUAsnawati.
Melalui peningkatan
pengetahuan dan
kompetensi, perawat
mampu memberi edukasi
secara mandiri kepada
keluarga pasien sehingga
ketikapasienPBJkeluarga
mampu melakukan
perawatan TC secara mandiridirumah.
kompleks
17
2. Kurang optimalnya
penulisan dan kelengkapan
hasil evaluasi edukasi
setelah perawat
memberikan edukasi
kepada pasien/keluarga di ruangHCUAsnawati.
Form edukasi merupakan salah
satu bukti bahwa pasien/ keluarga sudah menerima
informasi terkait penyakit/
kondisi pasien, hasil penunjang
dan rencana tindakan
selanjutnya.Berdasarkan:
Hasil observasiselam dinas 1
shift ditemukan 2 dari 5 file
pasien nama penerima
edukasitidakada.
Hasil wawancara dengan
rekan kerja/ sejawat/senior
di ruangan HCU Asnawati
ditemukan beberapaperawat
belum optimal dalam
penulisan dan kelengkapan
hasil evaluasi setelah
memberikan informasi
kepadakeluarga/pasien.
Dalam penulisan nama penerima
edukasi dan ceklish harus
Dampak:
Tidak ada bukti tertulis di
form edukasi sebagai
bukti bahwa
keluarga/pasien sudah
diberiinformasi.
Keluhan / komplain meningkat.
Seluruh perawat di Ruang
HCU Asnawati
mengoptimalkan penulisan
dan kelengkapan hasil
evaluasi edukasi sesuai
dengan format edukasi
setelah perawat memberikan
edukasi kepada
pasien/keluarga di ruang HCU
Melakukan kelengkapan
dokumentasi tindakan keperawatan.
Pihakyangterlibat:
Perawat
Pasien/Keluarga
RumahSakit
Asnawati.
18
3. Kurang optimalnya
penulisan terapi di catatan
pengobatan pasien (flow
chart) dan form permintaan
obat sesuai dengan waktu
yang ditetapkan di ruang
HCUAsnawati
lengkap, hal ini dikarenakan
penerima edukasi (Keluarga pasien) selalu berbeda setiap
hari.
Catatan pengobatan di flow
chart merupakan salah satu
cara dan bukti bahwa terapi
sudah diberikan kepada pasien
sedangkan form permintaan
obat merupakan alat untuk
pemesanan terapiselama1hari
darifarmasi.
Berdasarkan data dan hasil
observasi selama dinas 1 shift
ditemukan 2 dari 7 Flow Chart,
penulisan terapi di catatan
pengobatan dan form
permintaan obat belum diisi
sesuai dengan waktu yang
ditetapkan.
Dampak:
Pemberian terapi kepada
pasien tidak sesuai jadwal
pemberian.
Pengamprahan terapi 1
hari ke farmasi tidak
sesuai waktu yang
ditetapkan
Waktu penerimaan obat
darifarmasilebihlama
Pihakyangterlibat:
Perawat/Dokter
Pasien
RumahSakit
Mengoptimalkan penulisan
terapi di catatan
pengobatan pasien (flow
chart) dan form
permintaan obat sesuai
dengan waktu yang
ditetapkan di ruang HCU
Asnawati.
Berkolaborasi meningkatkan management waktu
penulisan catatan
pengobatan dan
permintaanobatpasien.
Melakukan konsultasi
keperawatan dan kolaborasidengandokter
19
Berdasarkan tabel di atas, ditemukan 3 isu yang yang menghambat pencapaian indikator kinerja unit. Berikut Keterikatan isu dengan materi agenda 3 yaitu kedudukandanperanASNuntukmendukungterwujudnya smartgovernance.
Tabel3.2KeterkaitanIsudenganManagemenASNdanSmartASN
No ISU
1. Kurangnya pengetahuan perawat dalam menggunakan closed suction pada pasien yang terpasang trakeostomydiruangHCUAsnawati.
ManagemenASN/SmartASN
1. Tidak mampu memberikan intervensi keperawatan area medikal bedah secara tepat dan tidak terpenuhinya kebutuhan oksigen secara optimal (Pelayanan Publik, Kompeten, Berorientasi pelayanan)
2. Kurang optimalnya penulisan dan kelengkapan hasil evaluasi edukasi setelah perawat memberikan edukasi kepada pasien/keluarga di ruang HCU Asnawati.
3. Kurang optimalnya penulisan terapi di catatanpengobatan pasien(flowchart) dan form permintaan obat sesuai dengan waktu yang ditetapkan di ruangHCUAsnawati.
2. PenetapanCoreIsu
2. Hasil dokumentasi tindakan keperawatan tidak lengkap dan tidak sesuai dengan ketentuan SOP (Berintegritas tinggi, Berorientasi Pelayanan)
3. Terapidapatdiberikansesuaidengan catatanpengobatan(FC)sebelumnya, namunpemberianterapitidaksesuai jadwalpemberian. (Berorientasi Pelayanan, Berintegritas tinggi, jujur)
Hasil identifikasi isu kemudian dikonsultasikan kepada Kepala ruangan, wakil kepala ruangan, mentor dan rekan kerja agar dapat dianalasis. Berdasarkan identifikasi beberapa isu aktual, dilakukan penilaian kualitas isu (penapisan isu) sebagai salah
satucarauntukmencariisuaktualyangpalingprioritasuntukdiintervensi.Terdapat beberapa cara menilai kualitas isu, diantaranya teknik APKL dan USG. Penulis
memilih teknik APKL unuk menilai isu karena dianggap lebih memudahkan menentukanprioritasdenganmenggunakannilaiangka.
TeknikAPLmenggunakankomponenpenilaianyangterdiridari:
16
1. Aktual(A) yaituisu tersebutbenar-benarterjadi dan sedanghangatdibicarakan dalammasyarakat
2. Problematik (P) yaitu isu yang memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehinggaperludicarikansegerasolusinya.
3. Kekhalayakan(K)yaituisuyangmenyangkuthajathiduporangbanyak
4. Kelayakan (L) yaitu isu yang masuk akal dan realistis serta relevan untuk dimunculkaninisiatifpemecahanmasalahnya. Berikut analisis isu actual yang terjadi di Ruang HCU Asnawati RSUP Dr. Hasan SadikinBandungmenggunakanteknikAPKL.
No Isu
1. Kurangnya pengetahuan perawat dalam menggunakan closed suction pada pasien yang terpasang trakeostomy di Ruang HCU Asnawati.
2. Kurang optimalnya penulisan dan kelengkapan hasil evaluasi edukasi setelah perawat memberikan edukasi kepada pasien/keluarga di ruangHCUAsnawati.
3. Kurang optimalnya penulisan terapi di catatan pengobatan pasien (flow chart) dan form permintaan obat sesuai dengan waktu yang ditetapkandiruangHCUAsnawati.
Keterangan:
5 4 3 4 16 I
4 4 3 3 14 III
4 4 3 4 15 II
Nilai MaknaKriteria
1 Tidakaktual,tidakbermasalah,tidakkhalayakdantidaklayak
2 Kurangaktual,kurangbermasalah,kurangkhalayakdankuranglayak
3 Cukupaktual,cukupbermasalah,cukupkhalayakdancukuplayak
4 Aktual,bermasalah,khalayakdanlayak
5 Sangataktual,sangatbermasalah,sangatkhalayak,dansangatlayak
17
Tabel3.3.PenapisanIsudenganMetodeAPKL
A P K L Jumlah Prioritas
Tabel3.4MaknaKriteriaAPKL
Berdasarkan hasil analisis isu aktual menggunakan teknik APKL dan hasil diskusi/wawancara dengan teman kerja/senior, wakil kepala ruangan, kepala ruangan dan mentor maka didapatkan prioritas isu yaitu “Kurangnya pengetahuan perawat dalam menggunakan closed suction pada pasien yang terpasang trakeostomy di Ruang HCU Asnawati”. Isu tersebut sangat aktual (5) dikarenakan benar-benar terjadi di lapangan sub unit kerja dimana penulis menemukan data aktual yaitu berdasarkan observasi selama dinas 1 shift ditemukan 1 dari 3 perawat tidak mampu secara mandiri menggunakan closed suction pada pasien terpasang TC dan berdasarkan hasil wawancara dengan teman sejawat ditemukan 3 dari 6 perawat tidak mampu secara mandiri memilih jenis closed suction pada TC dan menggunakan closedsuction padapasien yangterpasangTC (Trakeostomy). Hal ini merupakan masalah yang kompleks (4) terkait area medical bedah dan pemenuhan oksigenasi (Sesuai SKP) sehingga harus dicari solusinya yaitu dengan menggunakan gagasan-gagasan kreatif untuk meningkatkan pengetahuan perawat agar dapat secara kompeten dan mandiri memberikan intervensi keperawatan sesuai SOP yang ditetapkan. Isu ini juga cukup Kekhalayakan (3) dikarenakan menyangkut hajat hidup pasien/keluarga. Hal ini lah yang menjadikan isu ini Layak (4) untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya karena realistis dan relevan terjadi di RuangHCUAsnawatiRSUPDr. HasanSadikinBandung.
18
3. AnalisisPenyebabIsu
Gambar 3.1 Fish Bone
MEASURMEN T
Media edukasi untuk perawatan Trakeostomy
belum ada
Penyebab Akibat
MAN
Kurangnya pengetahuan perawat.
Pemilihan dan Penggunaan closedsuctionbelumoptimal
Kurangnya pengetahuan perawat dalam menggunakan close suction pada pasien yang terpasang trakeostomydiRuangHCUAsnawati.
Belum adanya sosialisasi pada perawat terkait SPO closed suction pada pasien yang terpasang Trakeostomy
METHODE
19
Berdasarkan diagram fishbonedi atas, penyebab terjadinya isu “Kurangnya pengetahuan perawat dalam menggunakan closed suction pada pasien yang terpasang trakeostomy di Ruang HCU Asnawati terbagi atas faktor man, measurement,danmethod.Faktorpenyebabyangakanditindaklanjutiialah :
1. faktor man, yaitu Kurangnya pengetahuan perawat sehingga tidak mampu secara mandiri memilih jenis closed suction pada TC dan menggunakan closed suction pada pasien dengan trakeostomy. Trakeostomy merupakan tindakan membuat stoma (lubang) pada trakea/ insisi pada trakea. Suctioning atau penghisapan merupakan tindakan untuk mempertahankan jalan nafas sehingga memungkinkan terjadinya proses pertukaran gas yang adekuat dengan cara mengeluarkan sekretpada klien yangtidak mampu mengeluarkan sendiri. Pada pasien yang terpasang trakeostomy beresiko terjadi disaturasi, batuk, bunyi ronchi di saluran nafas karena penumpukan sekret sehingga diperlukan keterampilan dan kesigapan perawat dalam melakukan suction. Hasil penelitian Kristyaningsih (2015), menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan perawat terhadap pelaksanaan tindakan suction. Sedangkan hasil penelitian Rumiris (2013), menunjukkan bahwa pendidikan, pengalaman kerja dan juga sudah mengikuti pelatihan ICU memiliki hubungan yang bermakna dengan tingkat pengetahuan perawat tentang suction dan pelaksanaan suction. Upaya dalam meningkatkan pengetahuan dalam melakukan prosedur suction akan meningkatkan pelaksanaan suction dengan pengetahuan yang lebih baik. Pada dasarnya penerapan prosedur suction harus sesuai dengan standar SPO yangsudahditetapkan.
2. Faktor Measurmen, yaitu media edukasi untuk penggunaan closed suction pada pasien terpasang TC dan perawatan TC belum ada. Media edukasi seperti video adalah salah satu media yang mudah dimengerti terkait pengimplementasian suatu tindakan keperawatan selain media teks (SPO), karena kita dapat melihat secara langsung rolemode yang dilakukan. Menurut penelitian Batubara & Ariani, (2016) keunggulan media pembelajaran video yaitu lebih cepat dan efektif dalam menyampaikan pesan dibandingkan media teks,mampumenunjukkansecarajelassimulasiatau proseduralsuatulangkahlangkah atau cara dan pengguna dapat melakukan pengulangan pada bagian tertentuuntukmelihatgambaranyanglebihfokus.
3. Faktor Methode, Belum adanya sosialisasi pada perawat terkait SPO closed suction pada pasien yang terpasang trakeostomy. Berdasarkan hasil observasi
20
sejak April s/d Mei tahun 2022, terdapat pegawai yang pernah menanyakan bagaimana cara memilih closed suction dan menggunakannya pada pasien yang terpasang trakeostomy. Hal ini disebabkan oleh kemampuan pegawai yangterbatas dan belum pernah adasosialisasi terkaitclosedsuction. Sehingga diperlukannya sosialisasi baik melalui media ataupun praktek untuk meningkatkanpengetahuanperawat.
4. GagasanPemecahanIsu
Gagasan pemecahan isu yang diajukan adalah “Peningkatan pengetahuan perawat dalam menggunakan closed suction pada pasien yang terpasang trakeostomy di Ruang HCU Asnawati RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung” . Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kompetensi perawat dalam pengimplementasian SKPterkaitarea medikal bedah dan pemenuhan oksigen yaitu mampu secara mandiri memilih jenis closed suction pada TC dan menggunakan closed suction pada pasien yang terpasang trakeostomy. Tidak hanya itu, dengan adanya peningkatan pengetahuan dan kompetensi, perawat mampu secara mandiri menjelaskan dan percaya diri mempraktekkan cara merawat TC kepada keluarga pasien, sehingga keluarga dapat melakukan perawatan TC di rumah ketika pasien PBJ. Adapun dalam meningkatkan pengetahuan perawat dilakukan dengan cara edukasi melalui media video dan sosialisasi via zoom. Kegiatan aktualisasi gagasan pemecahan isu dikaitkan dengan materi agenda 3 yaitu prinsip managemen ASN, dan SmartASN bersumber dari SKP(Sasaran KinerjaPegawai), perintah atasan dan inovasi dengan mengaplikasikan nilai-nilai dasar Aparatur Sipil Negara yaitu Berahklak (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Harmonis, Kompeten, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif), serta diintegrasikan dengan nilai-nilai dan visi misi RSUP Dr Hasan SadikinBandung.
BerikutadalahKegiatangagasanpemecahanisu,yaitu:
Tabel3.5KegiatanpemecahanisuberdasarkanSKPdanketerkaitanisudengan ManagemenASN/SmartASN
1. Pengkajian pengetahuan perawat Ruang HCU Asnawati terkait closed suction pada pasien terpasang trakeostomysesuaiSPO
SKP Mengkaji pengetahuan perawat terkait pemilihan suction secara mandiri dan menggunakan closed suction pada pasien terpasangtrakeostomysecaratepatsesuaiSPO.
21
No Kegiatan Pemecahan Isu Sumber Managemen ASN/Smart ASN
2. Koordinasi dan konsultasi terkait media pembelajaran mengenai closed suction pada pasien terpasangtrakeostomy
(Pelayanan Publik, Berorientasi pelayanan, professional, jujur)
SKP Melakukan koordinasi dan konsultasi dengan kepala ruangan, mentor, dan unit terkait tentang draft media pembelajaran yang digunakan, serta menerima saran dan masukan untuk pembuatan media menjadi lebih baik dan sesuai dengan standart. (Harmonis, Kolaboratif, Pfofesionalisme)
3. Pembuatan video cara
menggunakan closed suction sesuai
SPO pada pasien yang terpasang trakeostomy.
Inovasi Merekam video, Merancang, mengedit, dan memfinalisasikan video terkait implementasi keperawatan menggunakan closed suction pada pasien terpasang trakeostomy sesuai SPO. (IT dan Bahasa Asing, Wasasan global, Adaptif, Inovatif, Kompeten)
4. Sosialisasi kepada perawat mengenai closed suction pada pasienterpasangtrakeostomy.
SKP Membagikan ilmu keperawatan dan isu terkini dalam bentuk sosialisasi kepada perawat melalui materi dan media pembelajaran (video) via online/zoom sehingga perawat mendapat informasi secara keseluruhan dan dapat memahami pesan yang disampaikan sesuai SPO. (Kompetensi, Kolaborasi, Pelayanan Publik, IT )
5. Evaluasi pengetahuan perawat melalui observasi terkait penggunaan closed suction pada pasienterpasangtrakeostomy.
Inovasi Mengevaluasi pengetahuan perawat setelah pemberian sosialisasi via zoom melalui observasi tindakan keperawatan menggunakan closed suction pada pasien terpasang trakeostomy sesuai SPO. (Adaptif, Profesional, Jujur)
22
B. Matriks Rancangan Aktualisasi
Nama :HeppyDeboraBanjarnahor,S.Kep.,Ners
NIP :199101012022032003
UnitKerja :RuangHCUAsnawatidiRSUPDr.HasanSadikinBandung
Isuyangdiangkat :Kurangnyapengetahuanperawatdalammenggunakanclosesuctionpada pasienyangterpasangtrakeostomydi
ruangHCUAsnawatiRSUPDr.HasanSadikinBandung.
Gagasanpemecahanisu : Peningkatan pengetahuan perawat dalam menggunakan closed suction pada pasien yang terpasang
trakeostomydiRuangHCUAsnawatiRSUPDr.HasanSadikinBandung
Tabel3.6MatriksRancanganAktualisai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Keterkaitan Substansi Mata
Pelatihan Kontribuasi
terhadap visi misi organisasi
Penguatan Nilai Organisasi
1. Pengkajian pengetahuan perawat
Ruang HCU
Asnawati terkait
closedsuctionpada
pasien terpasang
trakeostomy sesuai
SPO
Kegiatan awal ini
dilakukan agar pihak
terkait memperoleh
saran, dukungan dan
persetujuan dalam
pembuatan kuesioner
sebagai acuan untuk
mengkaji pengetahuan
perawat terkait
pemilihan dan
Saya akan mengawali kegiatan ini
dengan mengumpulkan literature
materi dan jurnal terkait
pengetahuan perawat dalam
menggunakan closed suction pada
pasien yang terpasang trakeostomi
(Kompeten). Dalam
pengumpulan literatur, materi dan
jurnal referensi tentunya perlu
dilakukan dengan kerja keras agar
Tujuan melakukan
pengkajian pengetahuan perawat
dalam menggunakan
suction pada pasien
terpasang trakeostomy yaitu untuk
mengkaji pengetahuan seluruh
perawat HCU
Pengkajian pengetahuan perawat
ruang HCU Asnawati
terkait penggunaan closed suction pada
pasien terpasang trakeostomy merupakan langkah awal untuk mengetahui
23
1. Mengumpulkan literatur terkait pengetahuan perawat dalam menggunakan closed suction pada pasien terpasang
trakeostomi
2. Mentelaah literatur dan membuat kuesioner sementara berdasarkan materi/ literatureterbaru.
3. Membuat jadwal konsultasi dan koordinasi dengan kepala ruangan dan mentor terkait pembuatankuesioner
4. Mendiskusikan
dengan kepala
penggunaan closed suction pada pasien terpasangTC. Hasil Tahap kegiatan yaitu:
1. Bahan literatur terkumpul terkait materi dan jurnal terbaru
2. Draft kuesioner sementara
3. Lembar jadwal pertemuan
4. Lembar hasil diskusi terkaitkuesioner
5. Draft Kuesioner pengetahuan perawat yang sudah
disetujui oleh kepala ruangan
6. Hasil pengkajian kuisioner
7. Deskripsi hasil
mendapat literatur yang terbaru
sebagai bentuk aktualisasi (Adaptif).
Setelah mengumpulkan literatur
materi/jurnal terbaru, saya akan
mempelajari, mentelaah literature
tersebut dan membuat daftar
pertanyaan/kuesioner sementara
(Kompeten). Kemudiansayaakan
membuatjanji temu dengan kepala
ruangan dan mentor (Harmonis)
untuk mendiskusikan bersama –
sama dalam pembuatan kuisioner
pengetahuan perawat dalam
menggunakan closed suction pada
pasien terpasang trakeostomi
(Kolaboratif). Selama proses
konsultasi saya akan dengan sopan
dan tidak terburu-buru saat
berbicara agar komunikasi
tersampaikan dengan baik dan
memperoleh draft kuisioner yang
telah disetujui atasan
(Berorientasi pelayanan).
Asnawati, dan hasil
kajian tersebut dapat
dijadikan sebagai
landasan untuk
meningkatkan
kompetensi (kemampuan)
perawat terkait
pengimplementasian
penggunaan closed
suction pada pasien
terpasang
trakeostomi secara
mandiri, tepat dan
sesuai SPO, hal inilah yang akan
mendukung
pencapaian visi misi
rumah sakit yaitu
mewujudkan kualitas
hidup manusia
Indonesia maju, tinggidanmandiri.
pemahaman
perawatyang benar dan tepat serta
sesuai dengan
kemajuan ilmu, teknologi, dan EBP
terbaru. Hal ini dapat menguatkan
tata nilai RSHS “Pamingpin
Pituin” yaitu: Unggul, integritas, inovasi dan professional.
24
2. Koordinasi dan
konsultasi terkait
media
pembelajaran
mengenai closed
suction pada
ruangan pembuatan
kuisioner
pengetahuan perawat
mengenai closed
suction pada pasien
terpasang
trakeostomy.
5. Finalisasi kuesioner
dengan merevisi
masukan dan saran
darikepalaruangan
6. Melakukan pengkajian
pengetahuan seluruh perawat ruang HCU
Asnawati dengan pengisiankuisioner
7. Menganalisis hasil kuisioner
analisis Instrumen kuisioner dibuat secara
jelas dan transparan serta ditulis
dengan menggunakan Bahasa
Indonesia yang baik dan benar
(Loyal) sehingga perawat tidak
hanya sekedar tau tapi juga
memahami setiap poin dari
kuisioner yang diberikan
(Harmonis).
Selanjutnyasayaakanmengkaji
pengetahuanseluruhperawat
ruangHCUAsnawatimelalui
pengisiankuisionerdanhasilnya
akandipertanggungjawabkan
sebagaibentukaktualisasi
(Akuntabel).
Pada kegiatan ini
diharapkan pihak
terkait mendapat
bimbingan dan
persetujuan dari atasan
mengenai media
Pada tahap ini saya akan
mengumpulkan literature media
pembelajaran berupa materi dan
video, mempelajari literatur
tersebut dan mengelompokkan
sebagai bahan dasar pembuatan
Adanya kerjasama dan koordinasi
sehingga
tertewujudlah
kualitas hidup
manusia yang maju,
Nilai Pamingpin
Pituin :
1. Nilai inovatif : yaitu dengan membuat perubahan yang
25
pasien terpasang
trakeostomy
pembelajaran yang
video pembelajaran (Kompeten).
1. Mengumpulkan literature media pembelajaran berupa materi dan video
terkait closed suction dan perawatan trakeostomy.
2. Mempelajari dan mengelompokan media pembelajaran
sebagai bahan dasar pembuatan video pembelajaran
3. Membuat jadwal konsultasi dan koordinasi dengan kepala ruangan dan mentor terkait media pembelajaran
4. Konsultasi dan
akan digunakan saat aktualisasi. Hasil tahap kegiatan yaitu:
1. Literatur terbaru berupa materi dan video closed suction danperawatanTC
2. Deskripsi pengelompokkan mediapembelajaran
3. Lembar jadwal konsultasi
4. Lembar persetujuan dan bimbingan dari mentor/pengawas ruangan dan kepala ruangan media pembelajaran yang
digunakan yaitu video
Selanjutnya saya akan membuat
janji temu (jadwal) konsultasi dan
koordinasi dengan kepala ruangan dan mentor dengan sikap sopan, hormat dan komunikasi yang baik (Berorientasi Pelayanan). Saya akan tepat waktu datang sesuai
jadwal yang disepakati (Akuntabel) dan menerima
setiap masukan, saran yang dapat menyempurnakan rancangan
kegiatan saya (Harmonis & Kolaboratif).
sejahtera dan berlandaskan gotong royongsesuai dengan
visi dan misi rumah sakit.
baru.
2. Profesionalisme Nilai yang berorientasi pada pencapaian kinerja melalui perjalanan kemitraan.
26
cara menggunakan
closed suction
sesuai SPO pada
pasien yang
terpasang
trakeostomy.
kordinasi dengan
mentor/pengawas
ruangan dan kepala
ruangan terkait media
pembelajaran yaitu
video
Pada kegiatan ini
dilakukan agar pihak
terkait mendapatkan
saran, arahan,
persetujuan, dan
dukungan sehingga
didapatkan skenario
pembuatan video yang
sesuai dengan SPO dan video dapat dipahami
dengan mudah oleh
perawat saat
pemaparan secara
online/zoom.
Dalam membuat dan menyusun
konsep skenario tentu saya ambil
berdasarkan literatur materi dan
SPO closed suction RSHS
(Kompeten & Adaptif). Konsep
skenario video tersebut selanjutnya
dikonsultasikan dengan kepala
ruangan untuk mendapatkan
persetujuan dan dukungan
sehingga sesuai dengan aturan
RSHS (Kolaboratif). Tidak hanya
itu saya akan menerima saran dan
aktif menyampaikan pendapat
demi tercapainya skenario video
yang tepat (Berorientasi
Menciptakan inovasi
baru dalam
memajukan pelayanan
keperawatan tentu
saja ikut
meningkatkan mutu
pelayanan rumah
sakit, hal ini dapat
mewujudkan
peningkatan status
kesehatan
masyarakat atau
pasien yang lebih
baik sesuai dengan
Nilai Pamingpin
Pituin :
1. Nilai inovatif : yaitu dengan membuat perubahan yang baru.
Keinginan untuk memberi tanpa pamrih, proaktif danresponsif.
video
Hasil tahapan kegiatan
yaitu:
1.
Pelayanan). Pembuatan jadwal
dan surat persetujuan ditujukan
kepada kepala ruangan, pasien/
visi misi rumah sakit
yaitu mewujudkan
kualitas hidup
27
3. Pembuatan video
1. Membuat konsep
2. Konsultasi dengan
Skenario video
2. Tulus
kepala ruangan dan
mentor terkait konsep video
3. Membuat jadwal dan persetujuan kepada kepala ruangan dan pasien/keluarga pasien untuk dilakukan pengambilanvideo.
4. Mempersiapkan alat /bahan closed suction pada TC dan pengambilan video/merekam
5. Mengedit dan memfinalisasikan rekaman/video
6. Konsultasi dengan kepala ruangan dan mentor terkait hasil akhirvideo.
7. Pengajuan video ke bagianpromkes
pengunaan closed suction dan perawatanTC
2. Finalisasi konsep video dan nota persetujuan ACC konsep video dari kepala ruangan dan mentor.
3. Lembar Surat ijin dan surat persetujuan kepala ruangan dan pasien/keluarga.
4. Rekaman/video sesuai scenario berdasarkanSPO.
5. VideoAkhir
6. Lembar persetujuan videoakhir.
7. Video diunggah di IGPromkesRSHS
keluarga pasien, hal ini bertujuan
untuk mendapat persetujuan dari pasien/keluarga yang diberi
tindakan keperawatan (Akuntabel & Loyal) . Saatpengambilan video
atau merekam saya akan tetap
menjaga kerahasiaan identitas
pasien, wajah dan memberi rasa
nyaman (Akuntabel). Video yang
diperoleh akan diedit, dalam proses
editing saya harus bekerja keras
agar hasil video jelas dan konsisten
terkait pesan edukatif yang
disampaikan (Kompeten). saya
berinovasi secara kreatif dalam
pembuatan skenario edukasi dan
memperhatikan kualitas edukatif
pada video. Video akhir kemudian
akan dikonsultasikan dan diajukan
ke bagian promkes agar seluruh
perawat dapat melihat atau
menjadikan sebagai penambahan
pengetahuan (Adaptif).
manusia Indonesia maju, tinggi dan mandiri.
28
4. Sosialisasi kepada
perawat mengenai closedsuctionpada
pasien terpasang trakeostomy.
Pada kegiatan ini pihak
terkait akan melakukan
kegiatan sosialisasi
dengan metode Diskusi
Refleksi Kasus (DRK) via online/zoom.
Diharapkan pihak
terkait mendapatkan
bimbingan, saran dan
dukungan dari atasan
sehingga proses
berjalan lancar, dan
dapat meningkatkan
pengetahuan dan wawasanperawat.
Menyusun materi sosialisasi secara
sederhana dan mudah dipahami
serta menggunakan bahasa
Indonesia yang benar
(Kompeten). Melakukan
konsultasi dan bermusyawarah
bersama kepala ruangan dan
mentor(pengawas ruangan),
menghargai saran dan masukan
untuk menyempurnakan materi
sosialisasi (Harmonis). Membuat
undangan online (undangan link
zoom) sekreatif mungkin
menggunakan bahasa Indonesia
yang benar sehingga pesan yang
diberikan tersampaikan
Sosialisasi ini akan
melibatkan seluruh
perawat HCU
Asnawati, penerapan
materi dan video
sebagai media
rolemode akan
memudahkan
pemahaman dan
meningkatkan
pengetahuan perawat
dalam memberikan
pelayanan terkait
closed suction pada
pasien trakeostomy, hal ini berkaitan dgan
Nilai Pamingpin
Pituin :
1. Nilai inovatif : yaitu dengan membuat perubahan yang
baru.
2. Tulus
Keinginan untuk memberi tanpa
pamrih, proaktif danresponsif.
1. Menyusun kerangka acuansosialisasi
2. Menyiapkan materi, video edukasi, sarana danmediasosialisasi
3. Konsultasi dan koordinasi dengan
kepala ruangan dan
Hasiltahapankegiatan:
1. Metode DRK via zoom/online
2. Materi dalam bentuk PPT, link zoom meeting, video edukasi, dan daftar hadir.
(Kompeten dan Adaptif). Pada
kegiatan sosialisasi secara zoom
pelaksanaan akan dilakukan diluar
jam kerja agar tidak mengganggu
aktivitas kerja selama jadwal dinas
(Harmonis). Pada kegiatan ini
saya akan dengan sopan dan
berpenampilan rapi serta
visi dan misi rumah
sakit yaitu
terwujudnya kualitas
hidup manusia yang
maju, berdaulat dan mandiri.
29
5. Evaluasi pengetahuan perawat
melalui observasi
terkait penggunaan closedsuctionpada pasien terpasang trakeostomy.
mentor terkait
persiapansosialisasi
4. Membuat undangan dan jadwal sosialisasi via online kepada seluruh perawat HCU Asnawati.
5. Melaksanakan sosialisasi scara online/ zoom
3. Lembar persetujuan dilakukansosialisasi
4. Undangan dan jadwal sosialisasi dengan link zoom meeting.
5. Notulensi kegiatan sosialisasi, daftar hadir dan dokumentasi.
Pada akhir kegiatan ini pihak tekait dapat mengevaluasi
pengetahuan perawat
melalui observasi tindakan di lapangan, sehingga memperoleh data yang valid post sosialisasi.
menggunakan bahasa yang
sederhana dan mudah dimengerti saat menjelaskan tujuan dan materi seminar online (Berorientasi Pelayanan).
1. Mengkonsultasikan format evaluasi
berupa ceklist
HasilTahapkegiatan:
1. Format evaluasi observasi
2. Kuesioner terisi
Tahap terakhir dalam kegiatan ini
yaitu evaluasi pengetahuan
perawat melalui observasi
lapangan di ruangan. Proses
evaluasi dilakukan dengan
pengisian ceklist lembar observasi
berisi kuesioner yang sesuai
dengan SPO (Berorientasi
Pelayanan, Kolaboratif, dan
Kompeten). Lembar observasi
dibuat menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar
agar mudah dipahami saat
penyesuaian tindakan sebagai
Pada tahap evaluasi diperlukan sikap
mandiri dan kerja
keras memonitoring
dan menganalisis data, dengan secara
serentak dan seragam. Dengan
melakukan evaluasi peningkatan
pengetahun perawat
melalui observasi, maka dapat melihat
perubahan
Evaluasi
pengetahuan
perawat melalui observasi
merupakan tindakan yang bertujuan
untuk mengetahui perubahan peningkatan pengetahuan dan pengimplementasian setelah dilakukan sosialisasi. Hal ini
dapat menguatkan
30
observasi
2. Melakukan evaluasi berupa ceklist
observasi
3. Tabulasi jawaban kuesioner dan analisis hasil
secaravalid
3. Gambar grafik dan deskripsi hasil analisis post sosialisasi.
bentuk aktualsasi (Loyal).
Pengolahan tabulasi hasil ceklist
observasi dapat dipertanggung
jawabkan sebagai bentuk
aktualisasi (Akuntabel).
peningkatan kualitas
asuhan terkait
penggunaan closed
suction pada pasien
terpasang yang
trakeostomy di ruangan, sehingga
akan mendukung
pencapaian visi dan misi RSHS yaitu
mewujudkan kualitas
manusia Indonesia
menjadi mandiri dan maju.
tatanilaiRSHSyaitu: unggul, integritas, inovatif dan professional.
31
C. Rencana jadwal Kegiatan
JudulAktualisasi : Peningkatan pengetahuan perawat dalam menggunakan closed suction pada pasien terpasang trakeostomydiRuangHCUAsnawatiRSUPDr.HasanSadikinBandung
WaktuPelaksanaan :mulaitanggal1Juli2022.
TempatPelaksanaan :RuangHCUAsnawatiRSUPDr.HasanSadikinBandung
Mentor :IbuRadenMeithaRoosmeilanyMarthakoesoemah,S.Kp.,M.Kep
Coach :BapakAgusDwinantoSAP.MM
Tabel3.7 JadwalKegiatanAktualisasi
1. Pengkajian pengetahuan perawat Ruang HCU Asnawati terkait closedsuctionpadapasienterpasangtrakeostomysesuaiSPO
2. Kordinasi dan konsultasi terkait media pembelajaran mengenai closedsuctionpadapasienterpasangtrakeostomy
3. Pembuatan video cara menggunakan closed suction sesuai SPO padapasienyangterpasangtrakeostomy.
4. Sosialisasi kepada perawat mengenai closed suction pada pasien terpasangtrakeostomy.
5. Evaluasi pengetahuan perawat melalui observasi terkait penggunaanclosedsuctionpadapasienterpasangtrakeostomy.
32
NO KEGIATAN JULI- Agustus Mingguke1 (1-9)Juli Mingguke2 (10-16)Juli Mingguke3 (17-23)Juli Mingguke4 (24-31)Juli Mingguke5 (1-6)Agustus
DAFTAR PUSTAKA
Kristyaningsih, Putri. 2015. Correlation Between Nurse’s Knowledge and the ImplementationofSuctioninICUofGambiranHospitalKediri. Jurnal Wiyata : P-ISSN 23556498|E-ISSN2442-6555.
Rumiris, Rita. 2013. Hubungan tingkat pengetahuan perawat tentang prosedur suction dan pelaksanaan tindakan suction di Ruang ICU dan IMC RSU daerah Cengkareng JakartaBarat.RepositoryUniversitasEsaUnggul.
Batubara, H. H., & Ariani, D. N. (2016). Pemanfaatan Video sebagai Media PembelajaranMatematikaSD/MI.Muallimuna,2(1),47–66.
33