Optimalisasi Sistem Penjadwalan Kegiatan Widyaiswara Di Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang 2022

Page 1

LAPORAN SEMINAR RANCANGAN AKTUALISASI

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN 1

OPTIMALISASI SISTEM PENJADWALAN KEGIATAN WIDYAISWARA

DI BALAI PELATIHAN KESEHATAN CIKARANG TAHUN 2022

DISUSUN OLEH:

IFFA KARINA PERMATASARI, S.Gz., MPH

NIP. 199707092022032001

BAPELKES CIKARANG

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

2022

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI

OPTIMALISASI SISTEM PENJADWALAN KEGIATAN WIDYAISWARA

DI BALAI PELATIHAN KESEHATAN CIKARANG TAHUN 2022

Telah diseminarkan

Tanggal 23 Juni 2022, di Bapelkes Cikarang

Coach

Agus Dwinanto, SAP, MM NIP. 197708282003121003

Mentor

Verawati Lenny, SKM, MKM NIP. 197706112005012001

Penguji

Drs. Suherman, M.Kes NIP. 196508121986031004

ii
iii DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN ii DAFTAR ISI..........................................................................................................iii DAFTAR GAMBAR..................................................................................................iv DAFTAR TABEL......................................................................................................v BAB I - PENDAHULUAN.......................................................................................... 1 1.1. Latar Belakang 1 1.2. Tujuan.................................................................................................... 2 1.3. Ruang Lingkup......................................................................................... 2 BAB II - GAMBARAN ORGANISASI DAN PROFIL PESERTA......................................... 3 2.1. Gambaran Organisasi............................................................................... 3 2.2. Profil Peserta 6 BAB III - RANCANGAN AKTUALISASI...................................................................... 9 3.1. Identifikasi Isu......................................................................................... 9 3.2. Penetapan CoreIsu.................................................................................13 3.3. Penyebab Isu..........................................................................................14 3.4. Gagasan Pemecahan Isu .........................................................................16 3.5. Matriks Rancangan Aktualisasi..................................................................19 3.6. Jadwal Kegiatan Aktualisasi......................................................................32 REFERENSI..........................................................................................................33
iv
Gambar 1. Struktur Organisasi Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang........................... 3 Gambar 2. SpreadsheetPenjadwalan Widyaiswara Bapelkes Cikarang Tahun 2022 7 Gambar 3. Histori Versi SpreadsheetPenjadwalan Widyaiswara Bapelkes Cikarang Tahun 2022......................................................................................... 8 Gambar 4. PreTestPelatihan Menggunakan Google Form 11
DAFTAR GAMBAR

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) Peserta ... 6

Tabel 2. Hasil Evaluasi Kualitatif Penyelenggaraan Pelatihan Investigasi KLB/Wabah secara Terpadu dengan Pendekatan One Health Tahun 2022....................11

Tabel 3. Pemilahan dan Penapisan Isu....................................................................13

Tabel 4. Matriks SWOT 15

Tabel 5. Kegiatan dan Tahapan Kegiatan Pemecahan Isu.........................................17

Tabel 6. Matriks Rancangan Aktualisasi...................................................................19

Tabel 7. Jadwal Kegiatan Aktualisasi.......................................................................32

v

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

ASN adalah profesi bagi pegawai negeri sipil (PNS) dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) yang bekerja pada instansi pemerintah.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, ASN memiliki fungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik dan perekat dan pemersatu bangsa. Dalam menjalankan fungsinya tersebut, ASN

dituntut untuk bekerja dengan kualitas diri yang termasuk profesionalitas, bermoral, beretika, bersih, serta wawasan global dan kompetensi yang tinggi.

Budaya kerja baru yang dibangun dan diterapkan di lingkungan ASN yaitu

nilai-nilai dasar BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif) dan penjenamaan pegawai ASN

“Bangga Melayani Bangsa”. ASN harus dapat menjalankan tanggungjawabnya dalam melayani bangsa untuk meningkatkan martabat bangsa dan menjaga kehormatan negara, institusi dan pribadi ASN. Dengan hadirnya nilai BerAKHLAK, diharapkan ASN berpegang teguh pada nilai tersebut dan dapat mendorong peningkatan dinamisnya birokrasi dan menundukung pembangunan Indonesia.

Calon pegawai negeri sipil (CPNS) wajib mengikuti Pendidikan dan Pelatihan terintegrasi selama satu tahun masa percobaan sebelum diangkat menjadi PNS. Pendidikan dan pelatihan ini bertujuan untuk mencetak CPNS yang memiliki integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, berkarakter unggul dan bertanggungjawab serta profesional dan berkompeten di bidangnya. Substansi materi Pelatihan Dasar CPNS terdiri dari agenda sikap perilaku bela negara, nilai-nilai dasar ASN “BerAKHLAK” dan Kedudukan dan Peran PNS dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Melalui Pelatihan

Dasar CPNS, pembelajaran dilakukan di tempat pelatihan dan di tempat kerja

agar CPNS mampu menginternalisasi, menerapkan, mengaktualisasikan dan membuat karakter-karakter tersebut menjadi kebiasaan.

Aktualisasi dalam pendidikan dan pelatihan merupakan kemampuan peserta dalam menerapkan teori ke dalam praktek, mengubah konsep menjadi konstruk dan menjadikan gagasan menjadi kegiatan atau realita. Dalam Pelatihan Dasar

1

CPNS, peserta yaitu CPNS melakukan tahap pembelajaran aktualisasi dari substansi materi pelatihan menjadi nyata dalam pelaksanaan menjalankan tugas dan jabatannya, di instansi, satuan kerja dan unit kerja. Oleh karena itu, disusunlah dokumen rancangan aktualisasi yang memuat rencana CPNS dalam melaksanakan aktualisasi selama masa Pelatihan Dasar CPNS.

1.2. Tujuan

Penyusunan rancangan aktualisasi bertujuan agar peserta mampu:

1. Melaksanakan identifikasi isu

2. Menetapkan coreisu

3. Menganalisis penyebab coreisu

4. Membuat gagasan pemecahan coreisu

5. Membuat matriks rancangan aktualisasi

6. Mendeskripsikan keterkaitan antara isu dengan substansi perspektif mata pelatihan Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI

7. Mendeskripsikan rencana pelaksanaan kegiatan yang didasari aktualisasi nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK

1.3. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dari rancangan aktualisasi meliputi identifikasi isu, penetapan core isu dan analisis penyebab masalah, gagasan kreatif pemecahan core isu serta kegiatan dan tahapan kegiatan gagasan kreatif dengan internalisasi substansi materi Pelatihan Dasar CPNS untuk diaktualisasikan di satuan kerja peserta yaitu

Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang sesuai dengan tugas, fungsi dan jabatan peserta sebagai Widyaiswara dan penyelenggara pelatihan.

2

BAB II -

GAMBARAN ORGANISASI DAN PROFIL PESERTA

2.1. Gambaran Organisasi

Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang, selanjutnya disingkat menjadi Bapelkes

Cikarang, merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Kesehatan yang

memiliki tugas dalam pengelolaan pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan

(SDMK). Bapelkes Cikarang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

Direktorat Jenderal Tenaga Kesehatan, sebelumnya Badan PPSDM Kesehatan, serta secara teknis fungsional dibina oleh Direktorat Peningkatan Mutu, sebelumnya Pusat Pelatihan (Puslat) SDMK.

Bapelkes Cikarang pada awalnya merupakan bagian kesehatan pedesaan dan pendidikan kesehatan yang dibentuk oleh Departemen Kesehatan RI pada

tahun 1956 dan dikembangkan oleh National Rural Health and Demonstration and training centre di Lemahabang. Proyek tersebut kemudian berubah menjadi

Dinas Kesehatan Daerah Latihan dan Percontohan Kesehatan Masyarakat (DKD/DLPKM) kemudian berubah lagi menjadi Balai Latihan Kesehatan

Masyarakat (BLKM) Lemahabang. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan

Nomor 556, Bapelkes Lemahabang adalah unit pelaksana teknis pelatihan

Departemen Kesehatan RI yang berada di bawah Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Kesehatan Departemen Kesehatan RI. Pada tahun

2011, Bapelkes Lemabang berganti nama menjadi Bapelkes Cikarang berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2361/MENKES/PER/XI/2011.

Visi

“Bapelkes Cikarang excellence dalam mengembangkan kapasitas SDM menuju masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat”.

Misi

1. Memperkuat upaya kesehatan yang bermutu dan menjangkau seluruh

penduduk Indonesia

2. Memberdayakan masyarakat dan mengutamakan pembangunan masyarakat

3

3. Meningkatkan ketersediaan pemerataan dan mutu sumber daya kesehatan

4. Memantapkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan inovatif.

Tugas dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 50 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Bidang Pelatihan Kesehatan di Lingkungan Kementerian Kesehatan, Bapelkes Cikarang memiliki tugas yeti melaksanakan pengelolaan pelatihan SDMK, dan menyelenggarakan fungsi yaitu:

1. Penyusunan rencana, program dan anggaran;

2. Pelaksanaan pelatihan manajemen, teknis, teknis nonkesehatan, fungsional, dan pelatihan unggulan tertentu;

3. Pelaksanaan pengembangan metode dan teknologi pelatihan manajemen, teknis, teknis non kesehatan, fungsional, dan pelatihan unggulan tertentu;

4. Pelaksanaan penjaminan mutu penyelenggaraan pelatihan manajemen, teknis, teknis non kesehatan, fungsional, dan pelatihan unggulan tertentu;

5. Pelaksanaan kerja sama di bidang pelatihan manajemen, teknis, teknis non kesehatan, fungsional, dan pelatihan unggulan tertentu;

6. Pengelolaan data dan sistem informasi pelatihan manajemen, teknis, teknis non kesehatan, fungsional, dan pelatihan unggulan tertentu;

7. Pelaksanaan bimbingan teknis di bidang pelatihan manajemen, teknis, teknis non kesehatan, fungsional, dan pelatihan unggulan tertentu;

8. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan; dan

9. Pelaksanaan urusan administrasi balai.

4

Struktur Organisasi

Gambar 1. Struktur Organisasi Bapelkes Cikarang

Nilai Budaya Kerja

1. Pro Rakyat

a. Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, Kemenkes selalu mendahulukan kepentingan rakyat dan harus menghasilkan yang terbaik untuk rakyat.

b. Diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi setiap orang adalah salah satu hak asasi manusia tanpa membedakan suku, golongan, agama dan status sosial ekonomi.

2. Inklusif

a. Semua program pembangunan kesehatan harus melibatkan semua pihak, karena pembangunan kesehatan tidak mungkin hanya dilaksanakan oleh Kemenkes saja.

b. Seluruh komponen masyarakat harus berpartisipasi aktif, yang meliputi lintas sektor, organisasi profesi, organisasi masyarakat, pengusaha, masyarakat madani dan masyarakat akar rumput.

5

3. Responsif

a. Program kesehatan harus sesuai dengan kebutuhan dan keinginan rakyat, serta tanggap dalam mengatasi permasalahan di daerah, situasi kondisi setempat, sosial budaya dan kondisi geografis.

b. Faktor-faktor tersebut menjadi dasar dalam mengatasi permasalahan kesehatan yang berbeda-beda, sehingga diperlukan penanganan yang berbeda pula.

4. Efektif

Program kesehatan harus mencapai hasil yang signifikan sesuai target yang telah ditetapkan dan bersifat efisien.

5. Bersih

Penyelenggaraan pembangunan kesehatan harus bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), transparan dan akuntabel.

2.2. Profil Peserta

Data Biografi Peserta

Nama : Iffa Karina Permatasari, S.Gz., MPH

Tempat/Tanggal Lahir : Semarang, 9 Juli 1997

NIP : 199707092022032001

Jabatan : Widyaiswara Ahli Pertama

Satuan Kerja : Bapelkes Cikarang

Unit Kerja : Pelatihan Manajemen dan Teknis

Non Kesehatan

Tugas Pokok Peserta

Jabatan widyaiswara bertugas, bertanggung jawab, berwewenang dan berhak untuk melaksanakan kegiatan mendidik, mengajar dan melatih (Dikjartih) PNS, serta evaluasi dan pengembangan diklat, berdasarkan

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PermenPAN & RB) Nomor 22 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Widyaiswara dan Angka Kreditnya. Uraian tugas widyaiswara terdiri dari:

6

a. Unsur utama

1) Dikjartih PNS

Dalam kegiatan Dikjartih, terdapat persiapan seperti penyusunan bahan diklat baik dalam bentuk bahan ajar, bahan tayang, bahan peraga dan GBPP/RBPMD dan SAP/RP, serta penyusunan soal/materi ujian untuk pre-post-test, komprehensif test, dan kasus. Sementara kegiatan pelaksanaan Dikjartih terdiri dari tatap muka Diklat baik untuk ASN maupun non ASN, pembimbingan, pendampingan OL/PKL/Benchmarking, pendampingan penulisan kertas kerja, pemeriksaan hasil ujian dan coaching.

2) Evaluasi dan pengembangan diklat

Kegiatan evaluasi diklat meliputi evaluasi penyelenggaraan diklat dan kinerja widyaiswara. Untuk kegiatan pengembangan diklat, dapat dilakukan dengan analisis kebutuhan diklat, menyusun kurikulum dan modul diklat.

3) Pendidikan

4) Pengembangan profesi

Widyaiswara juga memiliki tugas dalam membuat karya tulis/karya ilmiah yang tercakup dalam sub unsur pengembangan profesi, bersama dengan kegiatan orasi ilmiah, penyusunan pedoman/ketentuan pelaksanaan di bidang kediklatan, dan penemuan inovasi.

b. Unsur penunjang

Beberapa kegiatan penunjang untuk jabatan widyaiswara terdiri dari partisipasi dalam seminar/lokakarya/konferensi di bidang kediklatan, organisasi profesi, penulisan artikel di media massa dan pembimbingan widyaiswara di bawah jenjang jabatannya.

Adapun dalam bertugas di unit kerja Pelatihan Manajemen dan Teknis Non Kesehatan, peserta juga memiliki fungsi sebagai pengelola penyelenggara diklat dengan uraian tugas lengkap peserta dalam Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) yang terdapat pada tabel 1.

7

Tabel 1. Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) Peserta

No Kegiatan Tugas

A Unsur Utama

1 Melaksanakan pendampingan OL / PKL / Benchmarking

2 Memeriksa Hasil Ujian Diklat untuk Pre test - Post test

3 Memeriksa Hasil Ujian Diklat untuk Komprehensif test

4 Memeriksa Hasil Ujian Diklat untuk Kasus

5 Terlibat dalam mengevaluasi penyelenggaraan diklat di instansinya

6 Terlibat dalam penyusunan Modul Diklat

7 Membuat Karya Tulis/ Karya Ilmiah dalam bidang spesialisasi keahliannya dan lingkup kediklatan, dalam bentuk Majalah Ilmiah

B Unsur Penunjang

1 Mengikuti seminar / lokakarya/konferensi di bidang kediklatan, sebagai Moderator/peserta/anggota panitia

2 Menulis artikel di website

C Kinerja Tambahan

1 Melaksanakan pelatihan yang terakreditasi, dengan jumlah SDM Kesehatan yang mendapat sertifikat pelatihan

2 Melaksanakan pelatihan teknis dan fungsional, dengan kualifikasi memuaskan

3 Melaksanakan tugas sebagai anggota kelompok kerja (pokja) 2

8

BAB IIIRANCANGAN AKTUALISASI

3.1. Identifikasi Isu

Isu diidentifikasi di ruang lingkup unit kerja yaitu tim Pelatihan Manajemen dan Teknis Non Kesehatan (MTNK) di Bapelkes Cikarang dalam tugas dan fungsi jabatan Widyaiswara dan sebagai penyelenggara pelatihan.

1. Belum optimalnya sistem penjadwalan kegiatan widyaiswara di Bapelkes Cikarang Tahun 2022

Penjadwalan widyaiswara (WI) untuk kegiatan mengajar dan menjadi pengendali pelatihan menggunakan Google Sheet dimana semua widyaiswara dan penyelenggara pelatihan dapat mengakses dokumen tersebut secara realtime. WI dapat melihat kegiatan sehari-harinya melalui dokumen tersebut.

Gambar 2 Dokumen SpreadsheetPenjadwalan Widyaiswara

Bapelkes Cikarang Tahun 2022

Dokumen penjadwalan WI ini berada pada pengaturan “siapa saja dengan link bisa mengakses” sehingga semua pihak dapat mengedit dokumen dengan identitas yang terlacak dalam dokumen sebagai “anonim”. Berdasarkan observasi bulan April 2022, terjadi kehilangan penjadwalan yang telah dilakukan oleh tim pelatihan MTNK untuk agenda tutor dan coaching Latsar CPNS, namun kehilangan penjadwalan ini tidak dapat dideteksi akibat semua orang yang mengubah dokumen tersebut adalah “anonim”.

9

Gambar 3. Histori Versi SpreadsheetPenjadwalan Widyaiswara

Bapelkes Cikarang Tahun 2022

WI dan penyelenggara pelatihan juga tidak mendapatkan notifikasi otomatis yang dapat langsung diketahui terdapat perubahan/perbentrokan jadwal. Berdasarkan observasi dari bulan April-Juni 2022, perubahan dan perbentrokan jadwal dikoordinasikan secara manual baik komunikasi secara langsung maupun via WhatsApp. Terdapat dua widyaiswara yang memerlukan pengingat sebelum kegiatan mengajar dikarenakan jadwal pelatihan yang padat dengan angkatan dan pranala/link Zoom yang beragam yang bisa menimbulkan kebingungan. Dampak yang disebabkan oleh permasalahan ini adalah WI membutuhkan waktu lebih lama untuk masuk/joinZoom pelatihan serta membuat pelaksanaan pelatihan terlambat dari yang telah dijadwalkan. Para pihak yang terlibat adalah tim pelatihan dan widyaiswara, sementara dampak dapat sampai kepada peserta latih sebagai sasaran pelayanan pelatihan.

2. Belum adanya pedoman teknis penyelenggaraan praktik kerja lapangan pada

Pelatihan Investigasi KLB/Wabah secara Terpadu dengan Pendekatan One Health di Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang tahun 2022

Berdasarkan evaluasi penyelenggaraan pelatihan Investigasi KLB/Wabah secara Terpadu dengan Pendekatan OneHealthTahun 2022 yang disampaikan oleh peserta pelatihan untuk dua angkatan, “PKL” terdapat dalam dua dari tujuh kata kunci yang muncul untuk perlu ditingkatkan.

10

Tabel 2. Hasil Evaluasi Kualitatif Penyelenggaraan Pelatihan Investigasi

KLB/Wabah secara Terpadu dengan Pendekatan One Health Tahun 2022

Evaluasi dari peserta mengenai sarana akomodasi PKL, konsumsi dan sarana asrama telah dijustifikasi dengan pengaturan PKL investigasi KLB dimana peserta harus menyesuaikan dengan kondisi lapangan, sementara konsumsi dan sarana asrama juga telah dijustifikasi dengan kondisi pandemi serta kebijakan Bapelkes Cikarang. Kebutuhan rute Bapelkes yang merupakan saran dari angkatan 1, untuk memudahkan navigasi peserta ketika datang untuk melaksanakan kegiatan klasikal pun telah diakomodasi pada pelaksanaan pelatihan di angkatan kedua.

Untuk pelaksanaan PKL, peserta menyatakan bahwa sistematika PKL kurang jelas dan terburu-buru saat menjalani PKL. Salah satu konsep KLB/Wabah adalah kesiapsiagaan tenaga kesehatan dan kesehatan hewan saat menangani KLB/Wabah, sehingga hal tersebut merupakan bagian dari pembelajaran. Akan tetapi, jika persiapan penyelenggara lebih terstruktur, pengalaman peserta dalam pembelajaran dapat menjadi lebih baik. Sayangnya, belum ada pedoman teknis pelaksanaan PKL yang terlampir atau direferensikan dalam dokumen kurikulum dan modul. Hal ini menghambat pelaksanaan kegiatan PKL sesuai tugas dan fungsi tenaga pelaksana pelatihan.

Dampak yang dapat terjadi ketika masalah ini tidak diatasi adalah proses pembelajaran tidak optimal serta kepuasan peserta pelatihan menurun. Pihak yang terlibat dalam isu ini adalah tim pelatihan sebagai penyelenggara dan peserta pelatihan investigasi KLB/wabah dengan pendekatan One Health.

11
No Kata Kunci Saran Jumlah Respon 1 Sarana akomodasi PKL 6 2 Konsumsi 6 3 Pelaksanaan PKL 2 4 Koordinasi 2 5 Sarana asrama 2 6 Rute Bapelkes 1 7 Komunikasi 1 Total 20

3. Belum optimalnya pelaksanaan pre-testdan post-testpeserta pelatihan secara daring di tim pelatihan MTNK Tahun 2022

Pre-post-test merupakan salah satu kegiatan untuk evaluasi proses pembelajaran untuk menggambarkan efektivitas pelatihan. Berdasarkan observasi bulan April-Mei 2022, pelaksanaan evaluasi peserta pelatihan melalui pre-test dan post-test menggunakan Google Form standar, dengan pembatasan waktu secara umum dengan menutup form secara manual ketika waktu yang ditentukan sudah habis. Selain itu tidak ada bentuk pemantauan terhadap pelaksanaan pre-testdan post-testsecara daring.

Gambar 4. PreTestPelatihan Menggunakan Google Form

Jika kegiatan pre-testpost-testtetap berjalan tanpa pemantauan maksimal, hasil evaluasi peserta bisa tidak mencerminkan efektivitas pelatihan dengan baik. Tidak adanya pembatasan waktu secara otomatis untuk masing-masing individu juga berpotensi menimbulkan kendala. Jika ada kendala teknis peserta dalam menggunakan Google Form, waktu yang ditentukan secara umum tidak dapat digunakan oleh peserta secara optimal. Pada salah satu pelaksanaan evaluasi peserta secara daring, dua dari dua peserta yang mengalami kendala teknis menggunakan Google Form memperoleh nilai yang kurang dari rerata

12

perolehan nilai peserta lain walaupun dapat diselesaikan dalam batas waktu yang telah disepakati bersama. Dalam isu ini, pihak yang terlibat adalah tim pelatihan dan peserta pelatihan.

3.2. Penetapan CoreIsu

Pemilahan dan penapisan isu menggunakan Teknik APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan, dan Kelayakan) dengan memberikan skor 1-5 pada masing-masing indikator terhadap setiap isu dan pada akhirnya menentukan prioritas berdasarkan jumlah nilai tertinggi yang disebut sebagai core isu. Hasil pemilahan dan penapisan isu menggunakan teknik APKL terdapat dalam tabel 3.

1 Belum optimalnya sistem

2 Belum adanya pedoman teknis

3

optimalnya pelaksanaan

Keterangan:

Indikator:

A = Benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat

P = Memiliki dimensi masalah kompleks dan perlu segera dicarikan solusinya

K = Menyangkut hajat hidup orang banyak

L = Masuk akal dan realistis, relevan untuk adanya inisiatif pemecahan masalahnya Skor Indikator:

1 = Tidak A/P/K/L

2 = Kurang A/P/K/L

3 = Cukup A/P/K/L

4 = A/P/K/L

5 = Sangat A/P/K/L

13
No Isu A P K L Jumlah Prioritas
Tabel 3. Pemilahan dan Penapisan Isu
penjadwalan kegiatan
di Bapelkes Cikarang tahun 2022 4 4 5 5 18 I
widyaiswara
penyelenggaraan
lapangan
Pelatihan Investigasi
Terpadu
Health di Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang tahun 2022 2 3 4 3 12 III
praktik kerja
pada
KLB/Wabah secara
dengan Pendekatan One
pre-testdan
pelatihan secara daring di
pelatihan MTNK tahun 2022 3 4 4 4 15 II
Belum
post-testpeserta
tim

Berdasarkan penelaahan menggunakan teknik APKL, ditemukan isu dengan

prioritas tertinggi adalah belum optimalnya sistem penjadwalan kegiatan

widyaiswara di Bapelkes Cikarang Tahun 2022. Sistem penjadwalan kegiatan widyaiswara yang ada saat ini belum menggunakan pengaturan “berbagi” atau

sharingyang dapat dilacak. Hal ini menggambarkan kurangnya digitalskilldalam menggunakan fitur Google Sheet. Kehilangan data yang bisa muncul karena pengaturan pada sistem yang ada tidak sesuai dengan prinsip digital safety (komponen literasi digital dalam Smart ASN). Sistem yang ada kini memiliki kerawanan untuk kehilangan data, baik oleh kesalahan pihak internal Bapelkes maupun potensi kehilangan data dari pihak luar jika terjadi kebocoran link akses

dokumen. Selain itu, potensi miskomunikasi atas perbentrokan/pergantian jadwal dapat menyebabkan pelayanan yang kurang optimal seperti pelaksanaan pelatihan terlambat. Fungsi ASN sebagai pelayan publik belum terpenuhi dengan baik dimana seharusnya ASN mampu memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas.

3.3. Penyebab Isu

Analisis isu dapat dilakukan dengan berbagai metode, salah satunya adalah dengan pembuatan matriks SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) yang mengeksplorasi strategi-strategi berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam sebuah organisasi/sistem dalam hal ini adalah sistem penjadwalan kegiatan WI, dengan hasil analisis disajikan dalam tabel 4.

14

Faktor Internal .

Tabel 4. Matriks SWOT

Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weaknesses)

• Sistem penjadwalan

terekam di spreadsheet

yang ter-updatesecara

real-time

• Spreadsheetberisi

semua agenda dari

semua tim pelatihan

• Spreadsheetdapat

diakses oleh semua WI

Faktor Eksternal

dan tim pelatihan

• Pengubah jadwal tidak

dapat terlacak

• Rawan kehilangan data

• Pengingat agenda WI

secara manual via WA

• Belum semua WI dan

penyelenggara pelatihan

memahami seluruh fitur

dalam Google Sheet

Peluang (Opportunities) Strategi SO Strategi WO

• Adanya add-onpengingat

otomatis (Reminder) yang

terintegrasi dengan

Google Sheet

• WI dan penyelenggara

pelatihan memiliki email

utama untuk mengakses

spreadsheet

• Adanya pengaturan untuk

edit jadwal dengan

kontak/email tertentu

yang disepakati untuk

meningkatkan keamanan

dokumen

• Adanya Google Calendar

dengan notifikasi otomatis

• Pendaftaran email WI

dan penyelenggara

pelatihan pada

dokumen jadwal

• Peningkatan/update

spreadsheetsistem

penjadwalan

menggunakan fitur

Google Sheet dan addonReminder

• Peningkatan sistem

penjadwalan sesuai

kebutuhan menggunakan

Google Calendar

(pengingat otomatis yang

terintegrasi)

• Peningkatan kompetensi

penggunaan Google Sheet

/ Google Calendar kepada

WI dan penyelenggara

pelatihan

Ancaman (Threats) Strategi ST Strategi WT

• Jumlah pelatihan dan

angkatan yang banyak

• Jadwal WI yang padat (internal dan eksternal)

• Banyaknya perubahan

jadwal

• Perekaman perubahan

jadwal dan pembuatan

notifikasi perubahan

jadwal

• Peningkatan pengingat

dan koordinasi perubahan

jadwal antara WI dengan

penyelenggara pelatihan

15

Berdasarkan matriks SWOT di atas, terdapat berbagai strategi yang dapat

dilakukan untuk mengatasi isu sistem penjadwalan kegiatan WI. Pendaftaran email WI dan penyelenggara pelatihan serta perekaman perubahan jadwal merupakan komponen yang dapat diikutsertakan dalam pengembangan sistem penjadwalan.

Pengembangan sistem penjadwalan juga tidak dapat terlepas dari peningkatan kompetensi penggunaan aplikasi baik Google Sheet maupun Google Calendar kepada WI dan penyelenggara pelatihan, yang dapat dilakukan dengan sosialisasi dan simulasi penggunaan sistem penjadwalan. Sehingga strategi yang dapat dipilih untuk mengatasi isu sistem penjadwalan kegiatan WI di Bapelkes Cikarang tahun 2022 berdasarkan hasil analisis dalam matriks SWOT yaitu Optimalisasi Sistem

Penjadwalan Kegiatan Widyaiswara.

Berbagai dampak dapat terjadi apabila isu sistem penjadwalan kegiatan WI ini tidak diselesaikan yaitu sebagai berikut:

1. Kehilangan data jadwal yang tidak dapat terlacak pengubahnya

2. Keterlambatan WI memulai/menghadiri agenda pelatihan

3. Perbentrokan antara agenda WI dengan agenda pelatihan yang terlambat/tidak terdeteksi/tidak diketahui

4. Miskomunikasi perubahan jadwal antara WI dan penyelenggara pelatihan

3.4. Gagasan Pemecahan Isu

Berdasarkan analisis isu, diperoleh strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi core isu belum optimalnya penjadwalan kegiatan widyaiswara yaitu

“Optimalisasi Sistem Penjadwalan Kegiatan Widyaiswara di Bapelkes Cikarang

Tahun 2022” dengan rincian kegiatan dan tahapan kegiatan yang terdapat pada

tabel 5.

16

Tabel 5. Kegiatan dan Tahapan Kegiatan Pemecahan Isu

No Kegiatan Tahapan Kegiatan

1 Persiapan

pengembangan

sistem

penjadwalan

2 Rapat pengembangan

sistem penjadwalan

3 Pengembangan sistem

penjadwalan

a. Membuat instrumen asesmen

b. Melakukan pengumpulan data asesmen awal kepada

WI dan penyelenggara pelatihan

c. Analisis data asesmen awal

d. Menyiapkan bahan rapat (daftar fitur, contoh tampilan jadwal)

e. Melakukan finalisasi hasil asesmen awal

f. Melakukan finalisasi bahan rapat

a. Membuat perjanjian waktu dan lokasi rapat dengan WI dan penyelenggara pelatihan

b. Membuat dan menyampaikan undangan rapat kepada

WI dan penyelenggara pelatihan

c. Melaksanakan rapat pengembangan sistem

penjadwalan dengan WI dan penyelenggara pelatihan

d. Melakukan penetapan sistem penjadwalan berdasarkan hasil diskusi

e. Mendokumentasikan kegiatan

a. Mengumpulkan email WI dan penyelenggara pelatihan

b. Membuat flowchartsistem penjadwalan

c. Mendesain sistem penjadwalan sesuai kebutuhan dan hasil diskusi sebelumnya

d. Melakukan uji coba sistem

e. Menyusun panduan singkat penggunaan sistem

f. Melakukan finalisasi flowchartsistem penjadwalan

g. Melakukan finalisasi sistem penjadwalan

h. Melakukan finalisasi panduan singkat

17

4 Sosialisasi penggunaan sistem penjadwalan

a. Membuat perjanjian waktu dan lokasi sosialisasi

dengan WI dan penyelenggara pelatihan

b. Membuat dan mengirimkan undangan sosialisasi kepada WI dan penyelenggara pelatihan

c. Melaksanakan sosialisasi dan simulasi penggunaan sistem kepada WI dan penyelenggara pelatihan

d. Meminta umpan balik dari penyelenggara dan WI setelah sosialisasi dan simulasi

e. Melakukan perbaikan sistem

f. Mendokumentasikan kegiatan

5 Penerapan penggunaan sistem penjadwalan

a. Melakukan koordinasi dimulainya penerapan penggunaan sistem penjadwalan dengan WI dan penyelenggara pelatihan

b. Menjalankan penerapan penggunaan sistem penjadwalan oleh WI dan penyelenggara pelatihan

c. Melakukan monitoringpenggunaan sistem

d. Perbaikan sistem berdasarkan hasil monitoring

6 Evaluasi optimalisasi sistem penjadwalan

a. Menyusun instrumen evaluasi

b. Melaksanakan evaluasi optimalisasi sistem penjadwalan

c. Menyusun laporan evaluasi termasuk rencana tindak lanjut dari penerapan sistem penjadwalan

d. Melakukan finalisasi laporan evaluasi

18

No Kegiatan Tahapan Kegiatan

1 Persiapan

pengembangan

sistem

penjadwalan

a. Membuat instrumen asesmen

Output / Hasil Keterkaitan Substansi

Mata Pelatihan

Kontribusi

Terhadap Visi/Misi

Organisasi

Penguatan Nilai

Organisasi

Draft rancangan

sistem

penjadwalan

a. Dokumen instrumen asesmen

Membuat instrumen asesmen

dengan cermat untuk

memahami kebutuhan WI

dan penyelenggara pelatihan

(Berorientasi pelayanan, Akuntabel)

Kegiatan persiapan

pengembangan sistem

penjadwalan

memastikan

pengembangan sistem

mendukung visi

Persiapan

pengembangan

sistem penjadwalan

dilakukan untuk

memastikan

pengembangan

b. Melakukan

pengumpulan data

asesmen awal

kepada WI dan

penyelenggara

pelatihan

c. Analisis data

asesmen awal

b. Data asesmen

Mengumpulkan data

asesmen dengan sopan

santun, memahami

kebutuhan WI dan

penyelenggara pelatihan

Bapelkes Cikarang

yaitu “excellence

dalam

mengembangkan

kapasitas SDM menuju

sistem dilakukan

sesuai dengan

kebutuhan pihak-

pihak terlibat dan

akan mendukung

c. Hasil analisis data

(Berorientasi pelayanan, Harmonis, Kolaboratif).

Saya melakukan analisis data

dengan cermat, disiplin dan

masyarakat yang

mandiri untuk hidup

sehat” dan misi yaitu

“Meningkatkan

pengembangan

sistem yang dapat

meningkatkan

kualitas pelatihan

19
3.5. Matriks Rancangan Aktualisasi Tabel 6. Matriks Rancangan Aktualisasi

d. Menyiapkan bahan

rapat

pengembangan (daftar fitur, contoh

tampilan jadwal)

e. Melakukan finalisasi

hasil asesmen awal

d. Dokumen

bahan rapat

e. Dokumen hasil

asesmen awal yang telah

disetujui mentor

bertanggung jawab

(Akuntabel) dengan tetap

menjaga nama baik WI dan

penyelenggara pelatihan

(Loyal).

Menyiapkan bahan rapat

pengembangan termasuk

daftar fitur dan contoh

tampilan jadwal berdasarkan

eksplorasi potensi fitur dan

ketersediaan, pemerataan dan mutu

SDMK”.

sehingga

memperkuat nilainilai Bapelkes Cikarang yaitu Pro

Rakyat, Responsif, Inklusif, Efektif, dan Bersih.

f. Melakukan finalisasi

bahan rapat

f. Dokumen

bahan rapat yang telah

disetujui mentor

add-ons (Adaptif, Kompeten) yang dapat

digunakan sesuai kebutuhan

(Berorientasi pelayanan).

Finalisasi hasil asesmen dan

bahan rapat melalui

berkonsultasi dengan mentor

dengan sopan dan santun, dan melakukan perbaikan

dengan cermat dan

bertanggung jawab

20

2 Rapat

pengembangan

sistem

penjadwalan

a. Membuat perjanjian

waktu dan lokasi

rapat dengan WI

dan penyelenggara

pelatihan

b. Membuat dan

menyampaikan

undangan rapat

kepada WI dan

penyelenggara

pelatihan

c. Melaksanakan rapat

pengembangan

sistem penjadwalan

dengan WI dan

penyelenggara

Draft rancangan

sistem

penjadwalan

a. Dokumentasi

dan catatan

waktu dan

tempat yang

disepakati

b. Undangan rapat

(Harmonis, Berorientasi

pelayanan, Akuntabel).

Membuat perjanjian waktu

dan lokasi rapat dengan

sopan dan santun dan

melibatkan berbagai pihak

terkait (Harmonis, Kolaboratif).

Membuat undangan rapat

dengan cermat dan

bertanggung jawab, sesuai

dengan keterangan yang

telah disepakati

(Akuntabel), untuk

kemudian disampaikan

kepada undangan dengan

Adanya koordinasi

memastikan bahwa

sistem yang ada

benar-benar sesuai

dengan kebutuhan

pihak-pihak terkait

sehingga dapat

mendukung

excellencedalam

menyelenggarakan

pelatihan dan

meningkatkan mutu

SDMK.

Rapat pengembangan

sistem jadwal WI

dilakukan untuk

mengetahui dan

menyepakati

sistem penjadwalan

yang sesuai

dengan kebutuhan

pihak-pihak terkait

agar ketergunaan

sistem penjadwalan

baik dan dapat

meningkatkan

c. Notulensi dan

daftar hadir rapat

sopan dan santun

(Harmonis).

Melaksanakan rapat

pengembangan dimulai

dengan membuka dan

kinerja dan kualitas

pelatihan sehingga

menguatkan nilai-

nilai Bapelkes

Cikarang yaitu Pro

21

pelatihan

d. Melakukan

penetapan sistem

penjadwalan

berdasarkan hasil

diskusi

e. Mendokumentasikan

kegiatan

d. Kesepakatan

penggunaan

sistem

e. Dokumentasi

kegiatan

sosialisasi

memaparkan bahan dengan

sopan dan ramah serta

penyampaian terbaik

(Berorientasi pelayanan, Kompeten), juga

pemaparan potensi sebagai

bentuk komitmen (Loyal)

dan solutif untuk mengatasi

poin-poin permasalahan yang

ada dalam unit kerja yang

berbeda-beda (Harmonis, Kolaboratif).

Penetapan sistem dilakukan

dengan jujur, cermat, disiplin

dan bertanggung jawab

melalui musyawarah bersama

pihak terkait (Akuntabel, Harmonis, Loyal).

Melakukan dokumentasi

kegiatan dengan cermat dan

tetap menjaga rahasia /

Rakyat, Responsif, Inklusif, Efektif, dan Bersih.

22

3 Pengembangan

sistem

penjadwalan

a. Mengumpulkan

email WI dan penyelenggara

pelatihan

b. Membuat flowchart

sistem penjadwalan

c. Mendesain sistem

penjadwalan sesuai

kebutuhan dan hasil

diskusi sebelumnya

d. Melakukan uji coba

sistem

e. Menyusun panduan

singkat penggunaan

sistem

Sistem

penjadwalan dan

panduan singkat

a. Daftar email

WI dan email

tim pelatihan

b. Flowchart

sistem penjadwalan

c. Sistem penjadwalan

keamanan sistem

(Akuntabel, Loyal).

Saya mengumpulkan data

jadwal dan email WI dan tim

pelatihan dengan sopan

santun dan cermat

(Harmonis, Akuntabel).

Membuat flowchartdengan

cermat, sesuai dengan

kebutuhan yang didiskusikan

dalam rapat pengembangan

(Akuntabel, Berorientasi

pelayanan).

Mendesain sistem

penjadwalan sesuai dengan

kebutuhan dan berkomitmen

Pengembangan sistem

penjadwalan dapat

berkontribusi terhadap

peningkatan kualitas

pelatihan dalam hal

ketepatan waktu

pelaksanaan, sehingga

waktu yang digunakan

lebih efektif sehingga

mendukung

perwujudan visi

Bapelkes Cikarang

“excellencedalam

mengembangkan

Pengembangan

sistem penjadwalan

kegiatan WI yang

dilakukan dapat

menghindari

kebingungan, miskomunikasi dan keterlambatan dan

meningkatkan

keamanan sistem

sehingga dapat

meningkatkan

kualitas pelatihan

dan menguatkan

d. Dokumentasi uji coba

e. Panduan

singkat

penggunaan

(Loyal) untuk mencapai

kualitas sistem yang terbaik

(Berorientasi pelayanan,

Kompeten) dengan cermat

dan disiplin, jujur dan

kapasitas SDM menuju

masyarakat yang

mandiri untuk hidup

sehat” dan misi yang

mengacu pada misi

nilai-nilai Bapelkes

Cikarang yaitu Pro

Rakyat, Responsif, Inklusif, Efektif, dan Bersih.

23

f. Melakukan finalisasi

flowchartsistem

penjadwalan

g. Melakukan finalisasi

sistem penjadwalan

sistem

f. Flowchart

yang telah

disetujui

mentor

g. Sistem

penjadwalan

yang telah

disetujui

mentor

bertanggung jawab

(Akuntabel). Sistem

dikembangkan dari sistem

yang telah ada dan

memanfaatkan berbagai

inovasi fitur (Adaptif) dan

informasi penggunaan jadwal

dari WI dan penyelenggara

pelatihan (Kolaboratif). Uji

coba dilakukan dengan

Kemenkes yaitu

“Meningkatkan

ketersediaan, pemerataan dan mutu

SDMK”.

h. Melakukan finalisasi

panduan singkat

h. Panduan

singkat yang

telah

disetujui

mentor

cermat dan tercatat, untuk

memastikan sistem dapat

berfungsi dengan baik

(Akuntabel, Kompeten).

Menyusun panduan singkat

untuk pengguna yang mudah

dipahami agar membantu

penggunaan sistem

(Harmonis).

Saya melakukan finalisasi

melalui konsultasi sistem dan

24

4 Sosialisasi

penggunaan

sistem

penjadwalan

a. Membuat

perjanjian waktu

dan lokasi

sosialisasi dengan

WI dan penyelenggara

pelatihan

b. Membuat dan mengirimkan undangan

sosialisasi kepada

panduan singkat dengan

mentor dengan sopan dan

santun (Berorientasi

pelayanan) dan melakukan

perbaikan dari masukanmasukan yang diperoleh

(Kompeten, Adaptif).

Laporan sosialisasi dan simulasi

a. Dokumentasi

dan catatan waktu dan tempat yang

disepakati

Membuat kontrak waktu dan

kegiatan secara sopan dan santun untuk kegiatan

sosialisasi dan simulasi yang

melibatkan WI dan

penyelenggara pelatihan

(Berorientasi Pelayanan, Kolaboratif)

Membuat dan mengirimkan

undangan sosialisasi kepada

Kegiatan sosialisasi

penggunaan sistem

membantu WI dan

penyelenggara

pelatihan dalam

memahami dan

memastikan dapat

menggunakan sistem

penjadwalan untuk

meningkatkan kualitas

Kegiatan sosialisasi

penggunaan sistem

dilakukan agar WI

dan penyelenggara

dapat memahami

dan mampu

menggunakan

sistem penjadwalan

dengan baik

sehingga

b. Undangan sosialisasi

WI dan penyelenggara

pelatihan dengan sopan

santun dan cermat sesuai

dengan waktu yang telah

pelayanan sehingga

mendukung

perwujudan visi

Bapelkes Cikarang

mendukung kinerja

dalam

memberikan/ menyelenggarakan

25

WI dan

penyelenggara

pelatihan

c. Melaksanakan

sosialisasi dan simulasi

penggunaan

sistem kepada WI

dan penyelenggara

pelatihan

d. Meminta umpan

balik dari

penyelenggara dan

WI setelah

sosialisasi dan simulasi

e. Melakukan

perbaikan sistem

c. Notulensi dan

daftar hadir

kegiatan

d. Data umpan

balik

e. Dokumentasi

catatan

perbaikan

disepakati (Akuntabel).

Melaksanakan sosialisasi dari

inovasi pengembangan

sistem (Adaptif) sesuai

waktu yang telah disepakati

(Akuntabel) berdasarkan

panduan yang telah disusun

untuk mempermudah WI dan

penyelenggara pelatihan

dalam menggunakan sistem,

termasuk simulasi untuk

meningkatkan pemahaman

WI dan penyelenggara

pelatihan (Harmonis, Kompeten, Berorientasi

pelayanan). Sosialisasi dan

simulasi ini juga merupakan

bentuk kontribusi terhadap

peningkatan mutu pegawai

untuk selalu menjaga nama

“excellencedalam

mengembangkan

kapasitas SDM menuju

masyarakat yang

mandiri untuk hidup

sehat” dan misi yang

mengacu pada misi

Kemenkes yaitu

“Meningkatkan

ketersediaan, pemerataan dan mutu

SDMK”.

pelatihan sehingga

menguatkan nilainilai Bapelkes

Cikarang/Kemenkes

yaitu Pro Rakyat, Responsif, Inklusif, Efektif, dan Bersih.

f. Mendokumentasika

f. Dokumentasi

baik ASN, instansi dan

26

n kegiatan kegiatan

sosialisasi dan simulasi

negara (Loyal).

Meminta umpan balik dengan

sopan santun dan cermat

serta menghargai setiap

masukan yang diberikan agar

dapat melakukan perbaikan

(Harmonis, Berorientasi

Pelayanan).

Melakukan perbaikan sistem

dengan inovasi dan cermat,

disiplin, serta bertanggung

jawab sesuai dengan umpan

balik yang diterima (Adaptif, Akuntabel, Berorientasi

pelayanan).

Melakukan dokumentasi

kegiatan dengan cermat dan

tetap menjaga rahasia /

keamanan sistem

(Akuntabel, Loyal).

27

4 Penerapan

penggunaan

sistem

penjadwalan

Laporan

penerapan

penggunaan

sistem

penjadwalan

Melakukan koordinasi

dimulainya penggunaan

sistem penjadwalan dengan

sopan santun (Berorientasi

pelayanan) dan

Penerapan

penggunaan sistem

penjadwalan untuk

meningkatkan kualitas

pelatihan sehingga

Penerapan

penggunaan sistem

penjadwalan

bertujuan untuk WI

dan penyelenggara

a. Melakukan

koordinasi

dimulainya

penerapan

penggunaan sistem

penjadwalan

dengan WI dan

penyelenggara

pelatihan

b. Menjalankan

penerapan

penggunaan sistem

penjadwalan oleh

WI dan

penyelenggara

pelatihan

a. Catatan

kesepakatan

waktu mulai

penggunaan

sistem

penjadwalan

menginformasikan bahwa

akan dimulainya penggunaan

sistem penjadwalan baru

tepat sesuai waktu yang

telah disepakati

(Akuntabel)

Menerapkan penggunaan

inovasi sistem penjadwalan

(Adaptif) oleh WI dan

mendukung

perwujudan visi

Bapelkes Cikarang

“excellencedalam

mengembangkan

kapasitas SDM menuju

masyarakat yang

mandiri untuk hidup

sehat” dan misi yang

pelatihan dapat

mengelola jadwal

kegiatan yang

terintegrasi dengan

lebih baik, sehingga

meningkatkan

efisiensi waktu, keamanan dan

b. Dokumentasi

penggunaan sistem

penjadwalan

penyelenggara pelatihan

(Kolaboratif) dengan

sebelumnya telah diperbaiki

melalui review dan evaluasi

awal pengguna agar dapat

berjalan dengan kualitas

terbaik (Berorientasi

mengacu pada misi

Kemenkes yaitu

“Meningkatkan

ketersediaan, pemerataan dan mutu

SDMK”.

kualitas pelatihan

sehingga

menguatkan nilainilai Bapelkes

Cikarang yaitu Pro

Rakyat, Responsif, Inklusif, Efektif,

28

5 Evaluasi optimalisasi

sistem

penjadwalan

c. Melakukan monitoring

penggunaan sistem

d. Perbaikan sistem

berdasarkan hasil monitoring

c. Catatan monitoring

pelayanan, Kompeten).

Melakukan monitoring dan evaluasi agar mampu

dan Bersih.

a. Menyusun instrumen evaluasi

b. Melaksanakan evaluasi

d. Dokumentasi

catatan perbaikan

sistem

mendeteksi apabila terjadi

gangguan atau kesalahan

pada sistem dan proaktif

dalam melakukan perbaikan

demi penggunaan sistem

yang lancar dan berkualitas

(Kompeten, Adaptif, Berorientasi Pelayanan)

secara adil dan responsif

(Loyal, Berorientasi

Pelayanan).

Laporan evaluasi

sistem

penjadwalan

a. Instrumen evaluasi

b. Data dan dokumentasi

Menyiapkan instrumen

evaluasi dengan cermat

sesuai dengan tujuan-tujuan

kegiatan (Akuntabel).

Melaksanakan evaluasi dan

menyusun laporan evaluasi

peningkatan sistem

Evaluasi peningkatan

sistem penjadwalan

untuk mengetahui

dampak dan

ketergunaan sistem

agar dapat dilakukan

perbaikan dari hasil

Evaluasi

peningkatan sistem

penjadwalan

dilakukan untuk

mengetahui

ketergunaan dan

dampak nyata dari

29

optimalisasi sistem

penjadwalan

c. Menyusun laporan

evaluasi termasuk

rencana tindak

lanjut dari

penerapan sistem

penjadwalan

d. Melakukan

finalisasi laporan

evaluasi

evaluasi

penjadwalan dengan jujur,

evaluasi untuk sistem

penggunaan sistem

c. Draft laporan

evaluasi

d. Laporan evaluasi yang

telah disetujui

mentor

bertanggung jawab, cermat, disiplin dan berintegritas

tinggi (Akuntabel) dengan

tetap menjaga nama baik

sesama ASN dan Instansi,

serta menjaga rahasia dalam

penyajian data evaluasi

dalam laporan evaluasi

(Loyal), serta dengan tetap

menghargai kinerja/

penggunaan sistem oleh

setiap WI dan penyelenggara

pelatihan (Harmonis).

Dalam laporan evaluasi juga

termasuk mengembangkan

rencana tindak lanjut dari

hasil evaluasi sebagai bentuk

pembelajaran dan potensi

inovasi lanjutan

pengembangan sistem

penjadwalan yang

lebih baik kedepannya

sehingga mendukung

perwujudan visi

Bapelkes Cikarang

excellencedalam

mengembangkan

kapasitas SDM menuju

masyarakat yang

mandiri untuk hidup

sehat” dan misi yang

mengacu pada misi

Kemenkes yaitu

“Meningkatkan

ketersediaan, pemerataan dan mutu

SDMK”.

penjadwalan yang

telah

dikembangkan agar

selanjutnya dapat

dilakukan perbaikan

berdasarkan hasil

tersebut demi

meningkatkan

kinerja pengelolaan

jadwal dan kualitas

pelatihan sehingga

menguatkan nilai-

nilai Bapelkes

Cikarang/Kemenkes

yaitu Pro Rakyat, Responsif, Inklusif, Efektif, dan Bersih.

30

(Kompeten, Adaptif).

Melakukan finalisasi melalui

konsultasi laporan evaluasi

dengan mentor dengan

sopan santun dan

menyampaikan laporan

dengan jujur, bertanggung

jawab, dan berintegritas

tinggi (Akuntabel), serta

terbuka terhadap masukan

dari pihak lain untuk

memperkaya laporan evaluasi

(Kolaboratif). Perbaikan

dilakukan pada laporan

evaluasi sesuai dengan hasil

diskusi dengan mentor untuk

memberikan input terbaik

bagi sistem (Kompeten).

31

1 Persiapan pengembangan

sistem penjadwalan

2 Pertemuan pengembangan

sistem penjadwalan

3 Pengembangan

sistem penjadwalan

4 Sosialisasi penggunaan sistem penjadwalan

5 Penerapan penggunaan sistem penjadwalan

6 Evaluasi optimalisasi

sistem penjadwalan

32
3.6. Jadwal Kegiatan Aktualisasi
No Kegiatan Juni Juli 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Tabel 7. Jadwal Kegiatan Aktualisasi

REFERENSI

Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang. 2021. RencanaAksiKegiatan(RAK)RevisiKeSatu Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang Tahun 2020-2024. Bekasi: Balai Pelatihan

Kesehatan Cikarang.

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Habituasi. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2017. ModulPelatihanDasarCalonPNS:Manajemen AparaturSipilNegara. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2021. ModulPelatihanDasarCalonPegawaiNegeriSipil:

Adaptif. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2021. ModulPelatihanDasarCalonPegawaiNegeriSipil:

Akuntabel. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2021. ModulPelatihanDasarCalonPegawaiNegeriSipil: BerorientasiPelayanan. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2021. ModulPelatihanDasarCalonPegawaiNegeriSipil: Harmonis. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2021. ModulPelatihanDasarCalonPegawaiNegeriSipil: Kolaboratif. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2021. ModulPelatihanDasarCalonPegawaiNegeriSipil: Kompeten. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2021. ModulPelatihanDasarCalonPegawaiNegeriSipil: Loyal. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2021. ModulPelatihanDasarCalonPegawaiNegeriSipil:

SmartASN. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2020 Organisasidan

TataKerjaUnitPelaksanaTeknisBidangPelatihandiLingkunganKementerian

Kesehatan 17 Desember 2020. Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020

Nomor 1518. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

33

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik

Indonesia Nomor 22 Tahun 2014 JabatanFungsionalWidyaiswaradanAngka

Kreditnya. 23 Juli 2014. Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor

1058. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Republik Indonesia. Jakarta.

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Aparatur Sipil Negara. 15 Januari 2014.

Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6. Jakarta.

34

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.