LAPORAN AKTUALISASI PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN 3
OPTIMALISASI EDUKASI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI LAHIR PREMATUR YANG AKAN PULANG DI RUANG ANTURIUM RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG
DISUSUN OLEH: INTAN DEWI RAMADHANI NIP.199303222020122004
BAPELKES CIKARANG KEMENTERIAN KESEHATAN RI 2021
i
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan aktualisasi yang berjudul “Optimalisasi Pemberian Edukasi ASI Eksklusif pada bayi lahir prematur yang akan pulang di Ruang Anturium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2021” guna memenuhi salah satu syarat menyelesaikan Latihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan 3. Dalam penyusunan laporan ini, penulis mendapatkan saran, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih pada kepada: 1. Fatrisia Madina, S.Kp, MM selaku mentor yang telah memberikan masukan dan arahan sehingga rancangan aktualisasi ini dapat diselesaikan dengan baik. 2. Agus Dwinanto, SAP, MM selaku coach yang selalu memberikan ilmu, arahan, masukan, dan bimbingan selama proses penyusunan rancangan aktualisasi ini. 3. Ahmad Wajedi, S.Pd, M.Kes selaku penguji yang banyak memberikan saran dan masukan yang mendukung untuk perbaikan laporan ini. 4. Enung Rina Susanti, S.Kp selaku Kepala Ruangan Anturium yang banyak memberikan arahan dan saran. 5. Seluruh Widyaiswara yang telah memberikan ilmunya selama kegiatan Pelatihan Dasar 6. Rekan – rekan Ruang Anturium di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. 7. Seluruh peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III khususnya Angkatan 3 atas inspirasi, bantuan, dan kekompakannya. 8. Semua pihak yang tak dapat disebutkan satu persatu yang telah terlibat dalam proses penyusunan rancangan aktualisasi. Penulis menyadari dalam laporan aktualisasi ini masih banyak kekurangan. Untuk itu penulis berharap kepada semua pihak agar memberikan saran dan juga kritik yang membangun untuk penyempurnaan rancangan aktualisasi ini. Semoga aktualisasi ini dapat memberikan manfaat dan dapat diterapkan di lingkungan kerja dengan sebaikbaiknya, serta dapat dikembangkan lebih lanjut. Bandung, 25 Oktober 2021 Penulis
Intan Dewi Ramadhani, S.Kep.,Ns. NIP.199303222020122004 ii
DAFTAR ISI
Lembar Persetujuan.…..............................................................................................i Kata Pengantar………................................................................................................ ii Daftar Isi.................................................................................................................. iii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1 1.2 Tujuan .......................................................................................................... 2 1.3 Manfaat ........................................................................................................ 3 1.4 Ruang Lingkup ............................................................................................. 3 BAB II GAMBARAN UMUM 2.1 RSUP Dr. Hasan Saadikin Bandung. ...........................................................4 2.2 Ruang Rawat Inap Anturium……................................................................. 7 2.3 Profile Peserta……………............................................................................ 8 2.4 Nilai-Nilai Dasar ASN……………………….……………………...…………….9 2.4 Peran dan Kedudukan ASN dalam NKRI................................................... 13 BAB III RANCANGAN AKTUALISASI 3.1 Identifikasi Isu. ...........................................................................................15 3.2 Penapisan Isu............................................................................................ 21 3.3 Latar Belakang Pemilihan Isu ................................................................... 22 3.4 Analisis Penyebab Isu................................................................................ 23 3.5 Gagasan Pemecahan Isu........................................................................... 24 3.6 Matriks Rancangan Kegiatan Aktualisasi................................................... 26 3.7 Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi........................................................35 BAB IV PELAKSANAAN AKTUALISASI 4.1 Kegiatan Aktualisasi…………………………………………………………….36 4.2 Uraian Kegiatan…………………………………………………………………37 4.3 Uraian Capaian Penyelesaian Isu…………………………………………….54 4.4 Manfaat…………………………………………………………………………..55 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan………………………………………………………………………56 5.2 Saran……………………………………………………………………………..56 Daftar Pustaka………………………………………....…………………………...….36 Lampiran…………………………………………………………………………………59
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Aparatur Sipil Negara adalah bagian dari sumber daya manusia yang wajib ada karena dibutuhkan dalam menjalankan fungsi negara dengan menempatkan pada tugas, fungsi dan perannya masing-masing. Sebagai fungsi dan tugas utama dari ASN berkewajiban dalam melaksanakan kebijakan publik, sebagai pelayan publik serta menjadi perekat dan pemersatu bangsa. Untuk memenuhi peran itu dibutuhkan sosok ASN yang profesional dan berkarakter yaitu ASN yang bebas dari intervensi politik, memberikan pelayanan secara adil dan netral, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme sehingga mampu melaksanakan tugasnya secara efektif dan efisien. Untuk memaksimalkan fungsi, tugas dan peran sebagai ASN, perlu diberikan pembekalan untuk meningkatkan potensi sumber daya yang ASN miliki. Pembekalan ASN melalui jalur pelatihan sesuai dengan UU No. 5 tahun 2014 tentang ASN dan merujuk pada Pasal 63 ayat (3) dan ayat (4). Dalam UU No. 5 Tahun 2014 tersebut disebutkan bahwa calon PNS wajib menjalani masa percobaan yang dilaksanakan melalui proses pendidikan dan pelatihan terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat, dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Dalam Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2000 tentang pendidikan dan pelatihan jabatan Aparatur Sipil Negara (Pegawai Negeri Sipil), antara lain ditetapkan jenis-jenis diklat ASN/PNS. Salah satu jenis diklat adalah Latsar CPNS (Golongan I, II, atau III) yang merupakan syarat pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) untuk menjadi ASN. Latsar CPNS dilaksanakan untuk memberikan pengetahuan untuk pembentukan wawasan kebangsaan, kepribadian dan
etika
Pegawai
Negeri
Sipil,
pengetahuan
dasar
tentang
sistem
penyelenggaraan pemerintahan negara, bidang tugas dan budaya organisasinya supaya mampu melaksanakan tugas dan perannya sebagai pelayan masyarakat, sehingga peserta mampu menginternalisasi, menerapkan, mengaktualisasikan dan membuatnya menjadi kebiasaan. Latsar CPNS bertujuan untuk mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi PNS yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi
1
atau disingkat menjadi ANEKA. Untuk mewujudkan kelima nilai dasar ANEKA, penulis membuat rancangan kegiatan yang mengandung unsur ANEKA dalam pelaksanaannya. Rancangan kegiatan aktualisasi ini bersumber dari sasaran kerja pegawai (SKP), penugasan khusus dari atasan, atau kegiatan lain yang mendapat persetujuan dari atasan langsung, dan atau kombinasi diantara ketiganya. Kegiatan yang akan dilakukan bersumber dari teridentifikasinya suatu kondisi yang terjadi di lingkungan kerja sebagai isu yang harus dipecahkan. Dari kegiatan aktualisasi ini diharapkan isu yang telah diangkat dapat diselesaikan dengan gagasan pemecahan yang mencakup management proses pelayanan, pemberian pelayanan publik, maupun whole of government sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan di unit kerja.
1.2 Tujuan 1.2.1
Tujuan Umum Membentuk ASN yang berkarakter melalui kegiatan aktualisasi untuk menginternalisasikan nilai-nilai dasar PNS yang meliputi akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi serta pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS dalam NKRI, sehingga mampu melaksanakan tugas dan kewajiban secara profesional di lingkungan kerja sebagai bentuk pelayanan publik kepada masyarakat.
1.2.2
Tujuan Khusus Tujuan khusus dari kegiatan aktualisasi ini adalah: 1. Mampu mengidentifikasi dan menetapkan isu yang terjadi di unit kerja 2. Mampu membuat gagasan pemecahan isu yang sudah ditetapkan dengan menyusun daftar rencana, tahapan, dan output kegiatan 3. Mampu menerapkan dan menjelaskan keterkaitan antara nilai-nilai dasar PNS serta kedudukan dan peran PNS dalam NKRI dalam tahapan kegiatan yang dilakukan 4. Mampu menjelaskan rancangan dan hasil kegiatan terkait dengan pencapaian visi dan misi organisasi serta penguatan terhadap nilai-nilai organisasi
2
1.3 Manfaat Aktualisasi 1. Bagi Penulis Meningkatkan pemahaman dan analisis isu yang terjadi di unit kerja serta mengaktualisasikan kegiatan pemecahan yang didasari nilai-nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi) serta praktik manajemen ASN, Whole of Government, pelayanan publik. Sehingga akan terbentuk ASN yang profesional dan berkarakter dalam menjalankan perannya untuk melayani masyarakat. 2. Bagi Instansi Unit Kerja Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang mampu memahami problematika di tempat kerja dan mampu memecahkannya. Membentuk kebiasaan untuk mengikuti perkembangan IPTEK dalam memberikan pelayanan yang prima dan bertanggung jawab kepada masyarakat. Membentuk lingkungan kerja yang kondusif dan mampu bekerjasama secara tim dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat. 3. Bagi Balai Besar Pelatihan Kesehatan Membantu dalam peningkatan kegiatan pembelajaran CPNS dalam menyiapkan ASN yang berkarakter dan profesional serta dapat menambah bahan kepustakaan Bapelkes untuk meningkatkan mutu program pendidikan CPNS angkatan selanjutnya.
1.4 Ruang Lingkup Ruang lingkup kegiatan aktualisasi ini adalah kegiatan pelayanan keperawatan yang mencakup tugas pokok sesuai sasaran kinerja pegawai (SKP) dengan menerapkan nilai akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi dalam menjalankan praktik managemen ASN, Whole of Government (WoG) dan pelayanan publik. Kegiatan ini akan dilaksanakan di Unit Neonatologi Ruang Anturium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
3
BAB II GAMBARAN UMUM
2.1 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung 2.1.1
Profil RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung (RSHS) merupakan rumah sakit milik
Kementerian Kesehatan. Sejak diresmikan pada tahun 1923, RSHS telah berkembang menjadi rumah sakit besar di Jawa Barat yang berfungsi sebagai Rumah Sakit Rujukan Puncak untuk Provinsi Jawa Barat dan sebagai Rumah Sakit Pendidikan bagi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran dan institusi pendidikan tenaga kesehatan lainnya. Sesuai dengan PP No. 23 Tahun 2003 dan berdasarkan SK Menkes RI No. 861/Menkes/VI/2005, RSHS telah berubah status dari Perusahaan Jawatan (Perjan) menjadi institusi yang menerapkan Pola Pengelolaan Badan Layanan Umum (PPK-BLU). RSHS berlokasi di Jl. Pasteur No. 38 Bandung dengan luas tanah 87.200 m2 yang mudah dijangkau dari berbagai arah. Berdasarkan
peraturan
Menteri
Kesehatan
RI
No.
1673/MENKES/PER/XII/2005 tanggal 27 Desember 2005 tentang organisasi dan Tata Kerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) di Lingkungan Kementerian Kesehatan yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dikategorikan sebagai Rumah Sakit Kelas A dan berfungsi sebagai Rumah Sakit Pendidikan dan Rujukan Puncak untuk Provinsi Jawa Barat. RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung juga berfungsi sebagai Pusat Unggulan Nasional (National Centre of Excellence) dalam bidang Kedokteran Nuklir dan ditetapkan sebagai satu-satunya penyelenggara Pendidikan Spesialis Kedokteran Nuklir di Indonesia. RSHS ditetapkan sebagai Rumah Sakit Rujukan Nasional berdasarkan Surat Keputusan Menteri No HK.02.02/MENKES/390/2014 tentang Pedoman Penetapan RS Rujukan Nasional, mengampu tujuh RS Regional di Jawa barat dan beberapa RS di luar provinsi Jawa Barat. Data terakhir menunjukkan, kini RSHS memiliki 944 tempat tidur, 3000 karyawan dengan 395 dokter spesialis dan subspesialis dan enam layanan unggulan terdiri atas Pelayanan Jantung Terpadu, Pelayanan Onkologi, Pelayanan Infeksi, Bedah Minimal Invasif, Kedokteran Nuklir dan Transplantasi Ginjal.
4
2.1.2
Tugas dan Fungsi
1. Tugas Pokok RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung mempunyai tugas menyelenggarakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu, dan berkesinambungan dengan upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan, pendidikan, dan penelitian serta upaya lainnya sesuai kebutuhan. 2. Fungsi Dalam melaksanakan tugas pokok di atas RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung menyelenggarakan fungsi: a. Pelayanan Medik Dan Penunjang Medik b. Pelayanan Keperawatan Dan Asuhan Keperawatan c. Pelayanan Rujukan d. Pelayanan Umum Dan Operasional Penunjang Non Medik e. Pengelolaan Sumber Daya Manusia Rumah Sakit f.
Pelayanan Administrasi Dan Keuangan
g. Pendidikan Dan Pelatihan Di Bidang Kesehatan Serta Pengembangan Sumber Daya Manusia h. Penelitian Dan Pengembangan
2.1.3
Visi, Misi, Moto dan Tata Nilai
Visi Visi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung sejalan dengan Visi Pemerintah Kabinet Indonesia Maju 2, “Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong” Misi Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia Moto Adapun moto yang digunakan di RSUP Dr. Hasan Sadikin, yaitu “Kesehatan Anda Menjadi Prioritas Kami” Tata Nilai Tata nilai-nilai filosofis RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yaitu “PAMINGPIN PITUIN” dengan penjelasan sebagai berikut: a. Kepemimpinan : Nilai yang menggambarkan kepeloporan dan menyiapkan talenta-talenta terbaik dibidangnya 5
b. Profesional : Nilai yang berorientasi pada pencapaian kinerja melalui perjalanan kemitraan dan menguasai standar yang berlaku c. Inovatif : Nilai yang menggambarkan keinginan untuk menghasilkan suatu yang baru dan senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambungan d. Tulus : Keinginan untuk memberi tanpa pamrih, proaktif dan responsif e. Unggul : Keinginan untuk menjadi yang terbaik dan menghasilkan kualitas prima f.
Integritas : Nilai yang menggambarkan kejujuran, amanah, dan menjunjung etika yang tinggi dalam menjalankan tugas
Selain tata nilai filosofis, RSHS memiliki janji pelayanan kesehatan yaitu SIGAP: a. Senyum-Sapa-Salam-Sopan-Santun (5S) b. Inovatif dalam berkarya c. Gelorakan Semangat Pelayanan Prima d. Amanah Menjaga Keselamatan Pasien e. Peduli, Perhatian dan Perasaan Terdapat juga nilai – nilai yang dianut dalam pelayanan, yaitu PRIMA: P : Profesional Memiliki kemampuan untuk memberikan pelayanan dengan kualitas yang terbaik (prima) disertai kompetensi dalam disiplin ilmu yang mendasarinya R : Respek Pelayanan yang prima akan dapat diberikan apabila dilandasi oleh rasa saling hormat menghormati diantara anggota tim pemberi pelayanan kesehatan. Pelayanan yang prima tidak hanya ditentukan oleh satu profesi, tetapi oleh semua profesi yang terlibat dalam tim pelayanan kesehatan. I : Integrasi Bertindak terintegrasi sesuai dengan nilai – nilai dan kebijakan organisasi serta kode etik farmasi. M : Manusiawi Menganggap setiap individu atau manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang mulia. Oleh karena itu harkat dan martabat mereka harus dijunjung tinggi.
6
A : Amanah Melaksanakan dengan sungguh – sungguh segala hal yang dipercayakan oleh negara dan masyarakat, khususnya dalam memberikan pelayanan, pendidikan, dan penelitian kesehatan.
2.1.4
Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Gambar 2.1 Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
2.2 Ruang Rawat Inap Anturium 2.2.1
Profil Ruang rawat inap Anturium merupakan ruangan yang memberikan pelayanan perinatologi yaitu pelayanan pasien neonatus atau bayi baru lahir baik dengan kondisi sehat (observasi pasca persalinan) maupun kondisi tidak sehat (perlu observasi dan pengawasan ketat). Ruang rawat inap Anturium terdiri dari 2 level, yaitu level 1 dan level 2. Level 1 digunakan untuk bayi sehat (observasi pasca persalinan sebelum rawat gabung). Level 2 digunakan untuk bayi sakit yang memerlukan observasi dan pengawasan ketat bahkan sampai menggunakan alat bantu nafas. Level 2 terbagi menjadi 2 ruangan yaitu, level 2 HCU infeksi dan level 2 HCU non infeksi.
7
2.2.2
Tujuan
1. Tujuan Umum : Menyelenggarakan kegiatan pelayanan keperawatan, pendidikan dan penelitian keperawatan serta mengikuti perkembangan IPTEK Keperawatan dalam memberikan pelayanan keperawatan yang bermutu dan memuaskan bagi pasien, keluarga dan masyarakat. 2. Tujuan Khusus : Terlaksananya pelayanan asuhan keperawatan secara cepat, tepat dan bermutu kepada bayi baru lahir, post natal dan bayi-bayi yang bermasalah.
2.2.3
Struktur Organisasi
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Ruang Anturium
2.3 Profil Peserta Peserta bernama lengkap Intan Dewi Ramadhani, S.Kep.,Ns., yang lahir di Yogyakarta, 22 Maret 1993. Peserta lulusan Ners dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Saat ini peserta terdaftar sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Kementerian Kesehatan RI pada satuan kerja RSUP Dr. Hasan Sadikin sejak 01 Desember 2020 sesuai SK yang diterima dan mulai bekerja sejak 04 Januari 2021 sesuai dengan SPMT dari satuan kerja sebagai perawat ahli pertama. Peserta saai ini bertugas sebagai perawat ahli pertama di RSUP Dr. Hasan Sadikin khususnya di Ruang Neonatologi Anturium. Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya di unit kerja, peserta memiliki Sasaran Kerja Pegawai (SKP) yakni sebagai berikut: 1.
Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu, keluarga.
8
2.
Merumuskan diagnosa keperawatan pada individu.
3.
Melakukan stimulus tumbuh kembang pada individu dalam rangka melakukan upaya promotif.
4.
Melakukan case finding/deteksi dini/penemuan kasus baru pada individu.
5.
Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada individu.
6.
Melakukan pendidikan kesehatan pada individu, keluarga, kelompok, masyarakat.
7.
Melakukan manajemen inkontinen urin.
8.
Melakukan manajemen inkontinen faecal.
9.
Melakukan upaya membuat pasien tidur.
10. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan. 11. Memfasilitasi pasien dalam pemenuhan kebutuhan spiritual. 12. Melakukan pendampingan pada pasien menjelang ajal (dying care). 13. Memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman. 14. Mengambil sampel darah melalui arteri, pulmonari arteri, CVP. 15. Memantau pemberian elektrolit konsentrasi tinggi. 16. Melakukan resusitasi bayi baru lahir. 17. Melakukan penatalaksanaan ekstravasasi. 18. Memberikan perawatan pada pasien menjelang ajal sampai meninggal. 19. Memberikan dukungan dalam proses kehilangan, berduka, dan kematian. 20. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu. 21. Melakukan dokumentasi asuhan keperawatan. 22. Meyusun laporan pelaksaaan tugas.
2.4 Nilai-Nilai Dasar ASN 1. Akuntabilitas Akuntabilitas adalah kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama (Bovens, 2007), yaitu pertama, untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi); kedua, untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional); ketiga, untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar). Nilai-Nilai Akuntabilitas:
9
a.
Kepemimpinan Pimpinan mempromosikan lingkungan yang akuntabel dapat dilakukan dengan memberikan contoh pada orang lain (lead by example).
b.
Transparansi Tujuan dari adanya transparansi adalah mendorong komunikasi yang lebih besar dan kerjasama antara kelompok internal dan eksternal, memberikan perlindungan terhadap pengaruh yang tidak seharusnya dan korupsi dalam pengambilan keputusan, meningkatkan akuntabilitas dalam keputusankeputusan, meningkatkan kepercayaan dan keyakinan kepada pimpinan secara keseluruhan.
c.
Integritas Dengan adanya integritas menjadikan suatu kewajiban untuk menjunjung tinggi dan mematuhi semua hukum yang berlaku, undang-undang, kontrak, kebijakan, dan peraturan yang berlaku.
d.
Tanggungjawab Memberikan kewajiban bagi setiap individu dan lembaga, bahwa ada suatu konsekuensi dari setiap tindakan yang telah dilakukan, karena adanya tuntutan untuk bertanggungjawab atas keputusan yang telah dibuat.
e.
Keadilan Ketidakadilan harus dihindari karena dapat menghancurkan kepercayaan dan kredibilitas organisasi yang mengakibatkan kinerja akan menjadi tidak optimal.
f.
Kepercayaan Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas.
g.
Keseimbangan Keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas.
h.
Kejelasan Agar individu atau kelompok dalam melaksanakan wewenang dan tanggungjawabnya, mereka harus memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan.
i.
Konsistensi Konsistensi menjamin stabilitas. Penerapan yang tidak konsisten dari sebuah kebijakan, prosedur, sumber daya akan memiliki konsekuensi
10
terhadap tercapainya lingkungan kerja yang tidak akuntabel, akibat melemahnya komitmen dan kredibilitas anggota organisasi. 2. Nasionalisme Nasionalisme pancasila adalah pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Nilai- nilai Nasionalisme Pancasila yang harus menjadi landasan filosofis ASN dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa: a.
Menempatkan persatuan kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau kepentingan golongan
b.
Menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara
c.
Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri
d.
Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia dan sesama bangsa
e.
Menumbuhkan
sikap
saling
mencintai
sesama
manusia
dan
mengembangkan sikap tenggang rasa. 3. Etika Publik Etika publik adalah refleksi tentang standar atau norma yang menentukan baik atau buruk dan benar atau salah perilaku, tindakan, dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Adapun 15 Nilai-Nilai Dasar Etika Publik (UU ASN psl. 4) adalah: 1)
Memegang teguh Ideologi Pancasila
2)
Setia dan mempertahankan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta pemerintahan yang sah
3)
Mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia
4)
Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak
5)
Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian
6)
Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif
7)
Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur
8)
Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada public
11
9)
Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah
10) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun 11) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi 12) Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama 13) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai 14) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan 15) Meningkatkan evektifitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat sistem karier. Nilai-nilai dasar yang terkandung dalam etika publik adalah ramah, sopan santun, rapi, tanggung awab, patuh, menghormati orang lain, peduli dan menghargai orang lain. 4. Komitmen Mutu Komitmen mutu adalah janji atau komitmen baik personal maupun instansi untuk memberikan pelayanan publik yang terbaik dan profesional yang sesuai dengan harapan masyarakat/pengguna jasa pelayanan bahkan melampaui harapannya. Dalam membangun komitmen mutu, seorang ASN diharapkan mampu berfikir kreatif dan inovatif dalam menyelesaikan masalah di instansi. Sehingga mutu dari sebuah instansi dapat meningkat dan diperhatikan yang pada akhirnya akan mampu meningkatkan kepercayaan publik terhadap ASN dan instansi. Nilai-nilai dasar yang terkandung dalam komitmen mutu adalah: a. Efektif b. Efisien c. Bermutu d. Cepat e. Tanggap 5. Anti Korupsi Anti korupsi merupakan pernyataan sikap untuk melawan korupsi. Kata korupsi sendiri berasal dari bahasa latin corruptio dengan kata kerja corrumpere yang berarti busuk, rusak, menggoyahkan, memutar balik, atau menyogok (KPK, 2014). Menurut UU No. 31 tahun 1999 jo. UU No. 21 tahun 2001, terdapat tiga
12
puluh jenis tindakan yang dapat dikategorikan sebagai tindak korupsi. Tindakan-tindakan tersebut dapat dikelompokkan menjadi kerugian keuangan negara, suap-menyuap, penggelapan dalam jabatan, pemerasan, perbuatan curang, benturan kepentingan dalam pengadaan, dan gratifikasi. KPK bersama dengan para pakar telah melakukan identifikasi nilai-nilai dasar anti korupsi, dan dihasilkan sebanyak 9 nilai anti korupsi sebagai berikut jujur, peduli, mandiri, disiplin, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani, dan adil. Nilai-nilai dasar tersebut harus dimiliki oleh seorang ASN.
2.5 Peran dan Kedudukan ASN Dalam NKRI 1. Manajemen ASN Menjadi seorang ASN yang profesional dan unggul wajib memahami dan menerapkan Manajemen
ASN.
Manajemen ASN bertujuan untuk
menghasilkan pegawai ASN yang memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan ASN dapat unggul dan selaras dengan perkembangan zaman. Peran
ASN
adalah
perencana,
pelaksana,
dan
pengawas
penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik. Tugas ASN ada 3 yaitu melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas, mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam melaksanakan tugasnya, ASN berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku untuk tetap menjaga martabat dan kehormatan ASN, serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik. 2. Whole of Government (WoG) Dalam memberikan pelayanan, diperlukan koordinasi yang baik antar profesi, unit maupun lembaga terkait agar pelayanan yang diberikan terintegrasi sehingga tercapai tujuan bersama. Pendekatan pelayanan ataupun kerjasama antar lembaga terkait yang relevan inilah yang dikenal dengan Whole of Government (WoG).
Dalam arti luas, WoG merupakan sebuah pendekatan
penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari seluruh sektor dalam ruang lingkup komunikasi yang lebih 13
luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program, dan pelayanan publik. Dengan adanya WoG diharapkan pelayanan yang diberikan menekankan aspek kebersamaan dan menghilangkan sekatsekat sektoral yang selama ini terbangun. 3. Pelayanan Publik Pegawai ASN mempunyai peran untuk memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas. Pelayanan publik merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan / atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Penyelenggara berkewajiban menyusun dan menetapkan
standar
pelayanan
dengan
memperhatikan
kemampuan
penyelenggara, kebutuhan masyarakat, dan kondisi lingkungan. Dalam menyusun
dan
menetapkan
standar
pelayanan,
penyelenggara
wajib
mengikutsertakan masyarakat dan pihak lain yang terkait. Pengikutsertaan masyarakat dan pihak terkait dilakukan dengan prinsip tidak diskriminatif dan memperhatikan keberagaman yang ada. Selain memenuhi kebutuhan, pelayanan publik juga berfungsi memberikan perlindungan kepada warga negara, sehingga pelayanan yang diberikan haruslah baik agar warga negara dapat terlindungi dalam mendapatkan pelayanannya. Adapun prinsip-prinsip pelayanan publik adalah sebagai berikut: a. Partisipatif b. Transparan c. Responsif d. Tidak diskriminatif e. Mudah dan murah f.
Efektif dan efisien
g. Aksesibel h. Akuntabel i.
Berkeadilan
14
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI
3.1 Identifikasi Isu Identifikasi isu dilakukan dengan melihat sasaran kinerja pegawai dan mengamati serta membandingkan kondisi yang sekarang terjadi saat melakukan tugas tersebut dengan kondisi yang diharapkan di unit kerja. Unit kerja saat ini di Ruang Neonatologi – Anturium Instalasi Rawa Inap RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Berikut penjelasan beberapa butir SKP. Tabel 3.1 Penjabaran Sasaran Kinerja Perawat No
Poin SKP
Kondisi saat ini
Kondisi yang diharapkan
1
Melakukan pengkajian
Sesuai dengan SPO
Sesuai dengan SPO
Sesuai dengan SPO
Sesuai dengan SPO
Sesuai dengan SPO
Sesuai dengan SPO
Melakukan case
Telah dilakukan
Tersedianya nasal
finding/penemuan kasus
pencegahan kasus
mask, sehingga
baru pada individu
nasal injury pada
penggunaan nasal
bayi yang terpasang
prong dapat
cpap, namun masih
bergantian dengan
belum bisa ideal
nasal mask,
karena keterbatasan
sehingga
material yang ada.
pencegahan nasal
keperawatan lanjutan pada individu, keluarga 2
Merumuskan diagnosa keperawatan pada individu
3
Melakukan stimulasi tumbuh kembang pada individu dalam rangka melakukan upaya promotive
4
injury lebih ideal 5
Melakukan support
Sudah dilakukan
kepatuhan terhadap
Melakukan follow up terhadap pasien
15
6
intervensi kesehatan
terkait intervensi
pada individu
yang dilakukan
Melakukan Pendidikan
Telah dilakukan
Tersedianya
kesehatan pada
pendidikan
panduan pemberian
individu, keluarga,
kesehatan pada
edukasi dan media
kelompok dan
keluarga pasien.
edukasi video yang
masyarakat
Namun masih belum
sesuai dengan
sepenuhnya optimal
kebutuhan keluarga
karna ada beberapa
pasien.
edukasi yang hanya dilakukan secara verbal, belum didukung dengan media edukasi seperti video terutama dalam hal edukasi Ibu untuk memberikan ASI Eksklusif menjelang persiapan bayi pulang ke rumah terutama pada kasus bayi lahir prematur. 7
Melakukan manajemen
Sudah dilaksanakan
inkontinen urin
Meningkatkan kolaborasi dengan sejawat profesi lain dalam memberikan asuhan
8
Melakukan manajemen
Sudah dilaksanakan
inkontinen faeca
Meningkatkan kolaborasi dengan sejawat profesi lain dalam memberikan asuhan
9
Melakukan upaya
Telah diupayakan
Memaksimalkan
membuat pasien tidur
dengan membuat
usaha
16
lingkungan yang
dengan mengatur
nyaman
pencahayaan yang sesuai, mengukur tingkat kebisingan dan membuat suasana di ruangan lebih hening
10
11
Melakukan komunikasi
Selalu dilakukan saat
Dapat dipertahankan
terapeutik dalam
berkomunikasi
bahkan ditingkatkan
pemberian asuhan
dengan pasien dan
keperawatan
keluarga
Memfasilitasi pasien
Belum dapat
Belum dapat
dalam pemenuhan
dilaksanakan
dilaksanakan
Sudah dilaksanakan
Dapat
kebutuhan spiritual 12
13
Melakukan pendampingan pada
mempertahankan
pasien menjelang ajal
kegiatan yang telah
(dying care)
dilakukan
Memfasilitasi suasana
Sudah dilaksanakan
Mempertahankan
lingkungan yang tenang
tindakan pengecekan
dan aman
secara berkala untuk kunci roda box bayi dan pintu incubator. Mengurangi kebisingan yang ditimbulkan dari roda trolley tindakan saat didorong.
14
Mengambil sampel
Belum dilaksanakan
Belum dilaksanakan
Sesuai dengan SPO
Sesuai dengan SPO
darah melalui arteri, pulmonal arteri, CVP 15
Memantau pemberian elektrolit konsentrasi tinggi
17
16
Melakukan resusitasi
Sesuai dengan SPO
Sesuai dengan SPO
Sesuai dengan SPO
Sesuai dengan SPO
Melakukan perawatan
Sudah dilaksanakan
Mempertahankan
pada pasien menjelang
dengan memenuhi
kegiatan yang telah
ajal sampai meninggal
kebutuhan psikologis
dilakukan
bayi baru lahir 17
Melakukan penatalaksanaan ekstravasasi
18
pasien dan keluarga saat proses menjelang ajal berlangsung 19
Memberikan dukungan
Sudah dilaksanakan
Mempertahankan
dalam proses
kegiatan yang telah
kehilangan, berduka
dilakukan
dan kematian 20
Melakukan evaluasi
Sesuai dengan SPO
Sesuai dengan SPO
Melakukan dokumentasi
Untuk
Pelaporan nilai kritis
asuhan keperawatran
pendokumentasian
laboratorium dapat
pelaporan nilai kritis
terdokumentasi
hasil laboratorium
dengan baik dan
belum terlaksana
aktual pada status
secara optimal.
rekam medik
Pendokumentasian
pasien
tindakan keperawatan pada individu 21
pelaporan nilai kritis belum didokumentasikan pada lembar terintegrasi pada status rekam medis pasien saat perawat menerima laporan nilai kritis dari lab.
18
22
Menyusun laporan
Laporan
Laporan
pelaksanaan tugas
pelaksanaan
pelaksanaan
tugas mandiri telah
tugas mandiri telah
terlaksana dengan
terlaksana dengan
baik
baik
Dari penjabaran SKP tersebut, dapat diidentifikasi beberapa isu diantaranya: 1. Belum idealnya pencegahan kasus nasal injury pada bayi yang terpasang CPAP Pada bayi baru lahir yang memiliki gangguan pernapasan atau respiratory distress, harus segera dilakukan pemasangan Continuous Positive Airway Pressure (CPAP). Pemasangan CPAP pada neonatus dengan cara menghubungkan sirkuit CPAP melalui nasal prong ke lubang hidung bayi yang kemudian di fiksasi. Penggunaan nasal prong yang terlalu lama dapat menyebabkan nasal injury, seperti erosi septal nasal. Di Ruang Anturium sudah dilakukan pencegahan nasal injury pada bayi yang terpasang CPAP, dengan monitoring rutin setiap hari kondisi nasal bayi, mengganti ekstrathin/hidrokoloid setiap mandi untuk membalut nasal agar terhindar dari cidera, berkolaborasi dengan dokter apabila saturasi dan pernapasan bayi bagus maka dilakukan pelepasan CPAP sementara yang diganti dengan nasal kanul. Kondisi ini masih belum ideal karena keterbatasan material yang ada. Idealnya untuk menghindari nasal injury, secara berkala bayi yang menggunakan CPAP, penggunaan nasal prong dapat bergantian dengan nasal mask. Untuk saat ini masih belum tersedianya nasal mask dan sedang dilakukan pengajuan. 2. Belum optimalnya edukasi tentang pemberian ASI Eksklusif pada bayi lahir prematur yang akan pulang Salah satu peran perawat adalah sebagai edukator yaitu melakukan Pendidikan kesehatan pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Pendidikan kesehatan menjadi penting untuk diberikan untuk mendukung asuhan keperawatan yang diberikan. Selain itu dengan memberikan pendidikan kesehatan diharapkan terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik dalam menjaga kesehatan.
19
Data bayi lahir prematur di ruangan Anturium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung cukup besar. Untuk bulan Juli 2021, didapatkan sebanyak 56 bayi yang lahir prematur dari 161 jumlah kelahiran hidup (tanpa IUFD). Bayi lahir prematur mendapat perawatan terlebih dahulu di ruang anturium, biasanya bayi yang lahir prematur belum memiliki reflex hisap dan menelan yang adekuat. Sehingga terhambat pemberian ASI Eksklusif dari Ibu kepada bayi. Biasanya bayi lahir prematur boleh dipulangkan apabila sudah tidak ada problem feeding, sehingga bayi siap untuk melanjutkan ASI Eksklusif. Perawat akan memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga bayi terutama ibu agar dapat melanjutkan pemberian ASI Eksklusif di rumah. Namun masih belum sepenuhnya optimal karena edukasi yang hanya dilakukan secara verbal, belum didukung dengan media edukasi seperti video edukasi. Padalah media edukasi seperti video sangat dibutuhkan agar nantinya keluarga pasien dapat mengulang dan mengingat kembali serta mempraktekkan dengan benar apa yang sudah dijelaskan. 3. Belum optimalnya pendokumentasian pelaporan nilai kritis laboratorium pada rekam medis pasien Akhir
dari
proses
dokumentasi.
Untuk
laboratorium
belum
pemberian
asuhan
keperawatan
pendokumentasian
pelaporan
terlaksana
optimal.
secara
nilai
kritis
adalah hasil
Pendokumentasian
pelaporan nilai kritis belum didokumentasikan secara langsung pada catatan terintegrasi di status rekam medik pasien saat perawat menerima laporan nilai kritis dari laboratorium. Di ruang anturium, saat perawat menerima pelaporan nilai kritis akan ditulis dibuku nilai kritis dan dilaporkan kepada dokter. Sedangkan seharusnya untuk pendokumentasian pelaporan nilai kritis, dituliskan langsung di catatan terintegrasi pada rekam medis pasien setelah kita menerima pelaporan nilai kritis dan melaporkan hal tersebut ke DPJP. Pelaporan
nilai
kritis
akan
diverifikasi
paling
lambat
24
jam.
Pendokumentasian yang tidak aktual dapat mengakibatkan terjadinya kesalahpahaman
karna
ada
didokumentsaikan.
20
informasi
yang
terlewat
akibat
tidak
3.2 Penapisan Isu Setelah dilakukan penetapan isu, didapatkan 3 isu kemudian isu tersebut diprioritaskan. Penetapan isu yang akan dijadikan bahasan dalam rancangan aktualisasi dilakukan dengan menggunakan alat bantu berupa metode USG. USG adalah salah satu metode yang digunakan untuk menyusun urutan prioritas isu yang harus diselesaikan. Metode ini menentukan urutan prioritas masalah yang diselesaikan dengan memberikan skor dalam skala 1-5 dan menitik beratkan pada 3 faktor yaitu: 1. Urgency: menilai tingkat seberapa mendesaknya suatu masalah harus dianalisis dan ditindaklanjuti. 2. Seriousness: menilai tingkat keseriusan suatu masalah yang dikaitkan dengan akibat yang mungkin akan ditimbulkan. 3. Growth: seberapa besar kemungkinan memburuknya masalah tersebut jika tidak ditangani. Bobot nilai yang diberikan secara objektif merujuk pada pertimbangan beberapa aspek, diantaranya hasil konsultasi (rekomendasi dari rekan sejawat, kepala ruangan dan mentor), analisis strategis organisasi (dampak isu terhadap citra organisasi). Berikut tabel hasil analisis isu menggunakan metode USG. Tabel 3.2 Analisis USG No
1
Isu
Belum idealnya pencegahan kasus nasal injury pada bayi yang terpasang CPAP Belum
2
Kriteria
optimalnya
edukasi
Total
Prioritas
U
S
G
4
3
3
10
3
4
4
4
12
1
4
4
3
11
2
tentang
pemberian ASI Eksklusif pada bayi lahir prematur yang akan pulang Belum
3
optimalnya
pendokumentasian
pelaporan nilai kritis laboratorium pada rekam medis pasien
Keterangan: U = Urgency; S = Seriousness; G = Growth Adapun perhitungannya menggunakan skala likert, yaitu: 1 = sangat rendah pengaruhnya terhadap proses pelayanan 2 = kecil pengaruhnya terhadap proses pelayanan 21
3 = cukup pengaruhnya terhadap proses pelayanan 4 = besar pengaruhnya terhadap proses pelayanan 5 = sangat besar pengaruhnya terhadap proses pelayanan
Dari hasil analisa prioritas isu menggunakan metode USG di atas diperoleh hasil bahwa yang menjadi isu prioritas atau core isu adalah belum optimalnya edukasi tentang pemberian ASI Eksklusif pada bayi lahir prematur yang akan pulang. Isu ini kemudian akan mendapatkan penanganan lebih lanjut.
3.3 Latar Belakang Pemilihan Isu Ruang Anturium merupakan ruang rawat inap neonatologi atau bayi baru lahir yang memiliki 3 ruang perawatan yaitu ruang level 1 untuk bayi baru lahir sehat bugar, ruang HCU Non Infeksi level 2 untuk bayi baru lahir di RSHS dengan adanya kelainan kondisi kesehatan dan ruang HCU Infeksi level 2 untuk bayi rujukan dari RS lain. Data bayi lahir prematur di ruang anturium periode bulan Juli 2021 sebanyak 56 bayi dari 161 jumlah kelahiran hidup (tanpa IUFD). WHO menjelaskan bahwa bayi prematur adalah bayi lahir hidup sebelum usia kehamilan minggu ke 37 (dihitung dari hari pertama haid terakhir). Bayi prematur atau bayi preterm adalah bayi yang lahir saat umur kehamilan kurang dari 37 minggu tanpa memperhatikan berat badan. Sebagian besar bayi lahir dengan berat badan kurang dari 2500gram adalah bayi prematur. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bayi prematur ditetapkan berdasarkan umur kehamilan (Surasmi, 2003: 31). Kelahiran prematur adalah satu dari situasi utama yang mengancam kesehatan manusia, menjadi penyebab terbesar (dibandingkan kelainan kongenital) dari morbiditas dan mortalitas neonatus. Salah satu komplikasi dari bayi lahir prematur adalah masalah pemberian makanan yaitu refleks menghisap dan menelan yang masih buruk (David dan Derek, 2008: 55). Karena bayi kurang atau bahkan belum mampu menyusu, selama dirawat bayi diberikan minum melalui sonde terlebih dahulu. Apabila daya hisap bayi sudah baik, maka pemberian ASI dapat diteruskan. ASI Eksklusif (menurut WHO) adalah pemberian ASI saja pada bayi sampai usia 6 bulan tanpa tambahan cairan ataupun makanan lain. Pemberian ASI Eksklusif pada bayi lahir prematur biasanya terhambat karena bayi
22
membutuhkan perawatan terlebih dahulu di rumah sakit. Padahal pemberian dan keberlanjutan pemberian ASI Eksklusif sangat penting untuk meningkatkan kondisi kesehatan bayi dan juga tumbuh kembangnya. Selain itu pemberian ASI Eksklusif juga bermanfaat untuk Ibu dalam meningkatkan bonding dengan bayinya. Bayi yang diperbolehkan pulang dari ruangan anturium biasanya sudah mempunyai refleks hisap dan menelan yang adekuat sehingga dapat melanjutkan ASI Eksklusif dengan Ibu di rumah. Pemberian edukasi ASI Eksklusif diperlukan agar nantinya saat bayi sudah pulang ke rumah, Ibu sudah siap melanjutkan pemberian ASI Eksklusif. Selama penulis melakukan pengamatan, pemberian edukasi masih belum sepenuhnya optimal karena edukasi yang hanya dilakukan secara verbal. Media edukasi seperti video sangat dibutuhkan agar nantinya keluarga pasien dapat mengulang dan mengingat kembali serta mempraktekkan dengan benar apa yang sudah dijelaskan.
3.4 Analisis Penyebab Isu Setelah melakukan identifikasi terhadap prioritas isu yang akan diselesaikan, penulis menggunakan Fishbone Diagram untuk analisis akar masalah atau penyebabnya. Fishbone Diagram seringkali disebut dengan Cause and Effect Diagram. Fishbone Diagram akan mengidentifikasi berbagai sebab potensial dari suatu efek atau masalah dan menganalisis masalah tersebut melalui sesi brainstorming. Berikut adalah hasil analisis isu dengan menggunakan metode Fishbone Diagram.
23
Tabel 3.3 Diagram Fishbone Penyebab Material
Akibat Man
Pemberian edukasi oleh perawat hanya secara verbal Belum adanya media edukasi video
Tidak semua perawat mendokumentasikan edukasi ASI Eksklusif di rekam medis
Ibu belum siap untuk melanjutkan pemberian ASI Eksklusif di rumah
Belum adanya panduan edukasi pemberian ASI Eksklusif
Bayi kecil dengan riwayat kelahiran prematur Method
Belum optimalnya edukasi tentang pemberian ASI Eksklusif pada bayi lahir prematur yang akan pulang
Surrounding
3.5 Gagasan Pemecahan Isu Gagasan pemecahan isu yang dilakukan bersumber dari SKP (sasaran kinerja pegawai), perintah atasan, dan inovasi dengan mengaplikasikan nilai-nilai dasar aparatur sipil negara (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi), prinsip Manajemen ASN, Pelayanan Publik, dan Whole of Government serta diintegrasikan dengan nilai-nilai dan visi misi RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung. Keterkaitan dengan prinsip Manajemen ASN, Pelayanan Publik, dan Whole of Government adalah antara lain: Tabel 3.4 Keterkaitan Nilai Dasar ASN Nilai Dasar
Keterkaitan Subtansi Mata Pelatihan
Manajemen ASN
a. Melaksanakan semua tahapan kegiatan aktualisasi dengan jujur dan penuh tanggung jawab b. Memberikan informasi yang benar dan faktual kepada pihak lain
24
Pelayanan Publik
a. Membuat panduan pemberian edukasi dan media yang memudahkan guna meningkatkan pemberian pelayanan b. Selalu disiplin dan tepat waktu c. Memberikan kejelasan informasi sebagai petugas pelayanan d. Selalu menjaga keamanan dan kenyamanan klien selama proses pelayanan
Whole of Government
a. Kerjasama b. Kolaborasi c. Koordinasi
Isu prioritas yang diangkat: “Belum optimalnya edukasi tentang pemberian ASI Eksklusif pada bayi lahir prematur yang akan pulang” Gagasan Pemecahan Isu: “Optimalisasi edukasi pemberian ASI Eksklusif pada bayi lahir prematur yang akan pulang di Ruang Anturium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung tahun 2021” Rancangan kegiatan yang dibuat untuk memecahkan isu yang sudah dipilih tercantum pada tabel. Tabel 3.5 Gagasan Pemecahan Isu No
Kegiatan Gagasan Pemecahan Isu
Sumber
1
Menyampaikan rancangan aktualisasi kepada kepala
Sesuai SKP
ruangan dan mentor 2
Membuat panduan pemberian edukasi ASI Eksklusif
Inovasi
3
Membuat materi dan media edukasi berupa video
Inovasi
4
Melakukan sosialisasi antar perawat Anturium
Sesuai SKP
mengenai panduan dan video edukasi ASI Eksklusif 5
Melakukan pemberian edukasi ASI Eksklusif
Sesuai SKP
6
Melakukan dokumentasi edukasi ASI Eksklusif pada
Sesuai SKP
rekam medis pasien
25
3.6 Matriks Rancangan Kegiatan Aktualisasi
No.
1.
Kegiatan
Tahapan Kegiatan
Menyampaikan 1. Menyiapkan
Output/Hasil
1. Rancangan
Keterkaitan Substansi Mata
Kontribusi Visi
Penguatan Nilai
Pelatihan
Misi Organisasi
Organisasi
(Akuntabilitas) Memulai
Sesuai dengan visi
Nilai filosofi RSHS
rancangan
rancangan
kegiatan
membuat rancangan aktualisasi
RSHS yang sejalan
(Pamingpin pituin),
aktualisasi
aktualisasi
2. Kesepakatan
dengan penuh tanggung jawab
dengan visi
yaitu:
serta memberikan fakta dan
Pemerintah Kabinet
Integritas: nilai
data secara transparan.
Indonesia Maju 2
yang
disetujui kepala
(Nasionalisme)
yaitu Terwujudnya
menggambarkan
ruangan dan
Menggunakan Bahasa
Indonesia Maju
kejujuran, amanah
mentor
Indonesia dengan baik dan
yang
dan menjunjung
mengkonsultasikan
benar dalam penulisan
Berdaulat, Mandiri
etika yang tinggi
rancangan
rancangan aktualisasi dan saat
dan Berkepribadian
dalam
aktualisasi
berkonsultasi.
Berlandaskan
menjalankan
(Etika Publik) Membuat janji
Gotong Royong.
tugas.
bertemu dan berkomunikasi
Sejalan dengan
Kepemimpinan:
dengan sopan serta
misi RSHS
Nilai yang
(Anti Korupsi) datang tepat
untuk peningkatan
menggambarkan
waktu.
kualitas manusia
kepeloporan dan
(Etika Publik) Menghormati
Indonesia.
menyiapkan
kepada kepala
2. Membuat kontrak
ruangan dan
waktu untuk
mentor
bertemu 3. Menyampaikan dan
waktu bertemu 3. Rancangan
dan mau menerima saran dan
26
talenta-talenta
mencatat hal-hal penting dari
terbaik
mentor.
dibidangnya
(Komitmen mutu) Bersedia memperbaiki rancangan bila ada kesalahan atau kekurangan
2.
Membuat
1. Menyiapkan
1. SPO edukasi
(Komitmen mutu) Mencari dan
Sesuai dengan visi
Nilai filosofi RSHS
panduan
literatur dan bahan
pasien individu,
menyiapkan bahan literature
RSHS yang sejalan
(Pamingpin pituin),
pemberian
tentang ASI
buku, guideline,
dari berbagai media yang
dengan visi
yaitu:
edukasi ASI
Eksklusif
jurnal penelitian
tersedia, dengan kriteria:
Pemerintah Kabinet
Profesional: Nilai
terbaru/update, diakui,
Indonesia Maju 2
yang berorientasi
Eksklusif
2. Membuat
2. Draft SPO
rancangan
edukasi ASI
terpercaya, dapat
yaitu Terwujudnya
pada pencapaian
panduan edukasi
Eksklusif
dipertanggungjawabkan.
Indonesia Maju
kinerja melalui
3. Hasil diskusi
(Akuntabilitas) Membuat draft
yang
perjalanan
4. Draft SPO
SPO dari acuan-acuan SPO
Berdaulat, Mandiri
kemitraan dan
ASI Eksklusif 3. Mendiskusikan draft SPO edukasi
disetujui untuk
yang sebelumnya sudah ada
dan Berkepribadian
menguasai standar
ASI Eksklusif
diajukan
dan berdasarkan literatur
Berlandaskan
yang berlaku
bersama kepala
pengesahan
ilmiah.
Gotong Royong.
ruang dan mentor
dokumen
(Etika Publik) Mendiskusikan
Sejalan dengan
draf SPO dengan sopan santun
misi RSHS
4. Meminta persetujuan draft
27
SPO edukasi ASI
serta hormat kepada mentor
untuk peningkatan
Eksklusif kepada
dan kepala ruangan
kualitas manusia
mentor, kepala
(Nasionalisme) Menggunakan
Indonesia.
ruangan dan
Bahasa Indonesia yang baik
bidang
dan benar saat berdiskusi dan
keperawatan
berkonsultasi (Etika Publik, Akuntabilitas) Menerima masukan dan arahan untuk perbaikan draft SPO dan memperbaikinya segera (Komitmen Mutu, Etika Publik) Meminta persetujuan draft SPO setelah melakukan perbaikan sesuai arahan dan masukan yang diberikan serta sesuai dengan prosedur yang berlaku
3.
Membuat
1. Mengumpullkan
1. Guideline, buku, jurnal
(Komitmen Mutu) Menyiapkan
Sesuai dengan visi
Nilai filosofi RSHS
dan menyusun materi video
RSHS yang sejalan
(Pamingpin pituin),
materi dan
bahan materi untuk
media edukasi
pembuatan video
2. Hasil diskusi
dari sumber terpercaya dan
dengan visi
yaitu:
berupa video
edukasi ASI
3. Video tersedia
bisa dipertanggung jawabkan.
Pemerintah Kabinet
Inovatif: Nilai yang
Indonesia Maju 2
menggambarkan
Eksklusif.
28
2. Melakukan diskusi
(Akuntabilitas) Menyusun isi
yaitu Terwujudnya
keinginan untuk
dengan kepala
video sesuai dengan prosedur
Indonesia Maju
menghasilkan
ruangan mengenai
yang berlaku.
yang
suatu yang baru
materi yang telah
(Etika Publik) Berdiskusi
Berdaulat, Mandiri
dan senantiasa
disusun
dengan kepala ruangan dengan
dan Berkepribadian
melakukan
3. Membuat video
sikap ramah, sopan dan santun
Berlandaskan
perbaikan secara
edukasi ASI
mengenai isi materi video yang
Gotong Royong.
berkesinambungan
Eksklusif
akan dibuat.
Sejalan dengan
(Akuntabilitas) Mengutamakan
misi RSHS
rasa tanggung jawab
untuk peningkatan
pelayanan dan integritas
kualitas manusia
dengan tujuan peningkatan
Indonesia.
pelayanan saat berdiskusi. Mencatat hal-hal penting selama diskusi serta menerima arahan dan masukan. (Komitmen Mutu) Membuat video sebagai inovasi yang dinilai lebih efektif dan efisien sebagai media edukasi. (Nasionalisme) Menggunakan Bahasa Indonesia yang baik
29
dan benar dalam pembuatan video edukasi.
4.
Melakukan
1. Meminta ijin
1. Sosialisasi
(Etika Publik) Meminta ijin
Sesuai dengan visi
Nilai filosofi RSHS
sosialisasi
kepada kepala
diijinkan dan
kepada kepala ruang dengan
RSHS yang sejalan
(Pamingpin pituin),
antar perawat
ruang untuk
kontrak waktu
bahasa yang sopan dan
dengan visi
yaitu:
Anturium
melakukan
kesepakatan
santun. Meminta ijin waktu
Pemerintah Kabinet
Integritas: nilai
mengenai
sosialisasi kepada
kepada rekan perawat untuk
Indonesia Maju 2
yang
panduan dan
rekan perawat
terlaksana
sosialisasi di sela-sela
yaitu Terwujudnya
menggambarkan
kepada rekan
berdinas.
Indonesia Maju
kejujuran, amanah
perawat
(Komitmen Mutu)
yang
dan menjunjung
Menyampaikan sosialisasi
Berdaulat, Mandiri
etika yang tinggi
video edukasi ASI Eksklusif
2. Melakukan sosialisasi kepada rekan perawat
2. Sosialisasi
3. Catatan
mengenai panduan
masukan dan
tentang panduan dan media
dan Berkepribadian
dalam
dan video edukasi
tambahan dari
edukasi kepada rekan perawat
Berlandaskan
menjalankan
ASI Eksklusif
feedback
untuk meningkatkan pemberian
Gotong Royong.
tugas.
pelayanan kepada pasien.
Sejalan dengan
Kepemimpinan:
kesempatan
(Akuntabilitas) Menyampaikan
misi RSHS
Nilai yang
kepada rekan
informasi yang dapat
untuk peningkatan
menggambarkan
perawat
dipertanggungjawabkan dan
kualitas manusia
kepeloporan dan
memberikan
dapat digunakan secara
Indonesia.
menyiapkan
feedback
keberlanjutan.
3. Memberikan
30
talenta-talenta
(Anti Korupsi) sosialisasi
terbaik
dilaksanakan ketika pekerjaan
dibidangnya
utama memberikan pelayanan sudah selesai, sehingga tidak mengganggu jam kerja rekan perawat. (Komitmen Mutu) Mencatat feedback dari rekan perawat untuk nantinya dapat ditambahkan saat melakukan proses edukasi ke keluarga pasien 5.
Melakukan
1. Membuat kontrak
pemberian
waktu dengan
edukasi ASI
keluarga pasien
Eksklusif
yaitu Ibu
(Etika Publik) Merencanakan
Sesuai dengan visi
Nilai filosofi RSHS
janji temu dengan Ibu pasien
RSHS yang sejalan
(Pamingpin pituin),
dengan sopan, santun dan
dengan visi
yaitu:
terlaksana
ramah.
Pemerintah Kabinet
Tulus: Keinginan
sesuai SPO,
(Akuntabilitas) Menjelaskan
Indonesia Maju 2
untuk memberi
pemberian edukasi
tersedia media
rencana kegiatan yang akan
yaitu Terwujudnya
tanpa pamrih,
ASI Eksklusif
edukasi video
dilakukan saat bertemu dengan
Indonesia Maju
proaktif dan
penuh tanggung jawab
yang
responsif
2. Melakukan
kepada Ibu pasien 3. Evaluasi kegiatan edukasi
1. Kesepakatan waktu bertemu 2. Edukasi
3. Hasil evaluasi: Ibu dapat
pelayanan.
mengulang
Unggul: Keinginan untuk menjadi
31
informasi materi
(Komitmen Mutu) Melakukan
Berdaulat, Mandiri
yang terbaik dan
yang sudah
edukasi ke Ibu pasien
dan Berkepribadian
menghasilkan
diberikan
mengenai ASI Eksklusif sesuai
Berlandaskan
kualitas prima
panduan ditambah dengan
Gotong Royong.
media video agar lebih dapat
Sejalan dengan
dipahami dan dilakukan tetap
misi RSHS
sesuai prosedur
untuk peningkatan
(Anti Korupsi) Pemberian
kualitas manusia
edukasi sesuai dengan janji
Indonesia.
temu, memberikan informasi dengan jujur dan tidak mengharapkan imbalan apapun dalam proses kegiatan (Etika Publik) Selama proses edukasi selalu menghormati hak-hak pasien, menggunakan Bahasa yang sopan, bersikap ramah dan menjalankan komunikasi terapeutik dengan baik. (Komitmen Mutu) Memfasilitasi diskusi dengan
32
Ibu pasien bila ada hal-hal yang belum dipahami dan memberikan kesempatan Ibu pasien untuk mengulang infromasi yang sudah diberikan agar tujuan pemberian edukasi tercapai optimal.
6.
Melakukan
1. Memastikan rekam 1. Rekam medis
(Akuntabilitas) Mengakhiri
Sesuai dengan visi
Nilai filosofi RSHS
dokumentasi
medis pasien bayi
bayi sesuai
setiap proses pelayanan
RSHS yang sejalan
(Pamingpin pituin),
edukasi ASI
sama dengan
dengan nama
keperawatan dengan penuh
dengan visi
yaitu:
Eksklusif pada
nama Ibu bayi
Ibu bayi
integritas dan tanggung jawab
Pemerintah Kabinet
Integritas: nilai
rekam medis
yang telah
2. Lembar edukasi
yaitu melakukan dokumentasi
Indonesia Maju 2
yang
pasien
diedukasi
pasien terisi
di rekam medis pasien.
yaitu Terwujudnya
menggambarkan
(Komitmen Mutu) Mengisi
Indonesia Maju
kejujuran, amanah
2. Mencatat kegiatan
3. Ibu tanda
di lembar edukasi
tangan pada
dokumentasi kegiatan di lembar
yang
dan menjunjung
pasien
lembar edukasi
edukasi pasien dengan lengkap
Berdaulat, Mandiri
etika yang tinggi
dan memastikan identias
dan Berkepribadian
dalam
keterlibatan Ibu
pasien dan ibu pasien sama
Berlandaskan
menjalankan
dalam kegiatan
benar.
Gotong Royong.
tugas.
edukasi
(Anti Korupsi, Akuntabilitas)
Sejalan dengan
Melakukan pengisian lembar
misi RSHS
3. Mengkonfirmasi
33
edukasi dengan jujur dan
untuk peningkatan
sesuai dengan kegiatan yang
kualitas manusia
telah berlangsung. (nama
Indonesia.
kegiatan, lama durasi, penerima edukasi, media yang digunakan, pemberi edukasi) (Etika Publik) Melibatkan Ibu pasien dalam setiap proses kegiatan sampai akhir, mempersilahkan Ibu pasien untuk tanda tangan konfirmasi telah dilakukan pemberian edukasi dengan bahasa yang sopan dan mudah dipahami
34
3.7 Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi Judul Rancangan Aktualisasi
: Optimalisasi edukasi pemberian ASI Eksklusif pada bayi lahir prematur yang akan pulang di Ruang Anturium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung tahun 2021
Waktu pelaksanaan
: 3 September 2021 s.d 8 Oktober 2021
Tempat pelaksanaan
: RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
No
Kegiatan
September 1
1
Menyampaikan rancangan aktualisasi kepada kepala ruangan dan mentor
2
Membuat panduan pemberian edukasi ASI Eksklusif
3
Membuat materi dan media edukasi berupa video
4
Melakukan sosialisasi antar perawat Anturium mengenai panduan dan video edukasi ASI Eksklusif
5
Melakukan pemberian edukasi ASI Eksklusif
6
Melakukan dokumentasi edukasi ASI Eksklusif pada rekam medis pasien
35
2
3
Oktober 4
1
2
Ket
BAB IV PELAKSANAAN AKTUALISASI
4.1
Kegiatan Aktualisasi Pelaksanaan
Kegiatan
Aktualisasi
nilai-nilai
dasar
PNS
(Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi) dan peran, fungsi, dan kedudukan PNS dalam NKRI (Manajemen ASN, Pelayanan Publik, Whole of Government) pada Pelatihan Dasar Golongan III angkatan 3 tahun 2021 telah dilaksakan pada tanggal 3 September - 8 Oktober 2021 di Ruang Anturium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Berdasarkan rancangan aktualisasi yang telah diseminarkan, penulis merencanakan 6 kegiatan yang akan dilakukan selama masa aktualisasi. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kegiatan yang telah dilaksanakan berdasarkan rancangan aktualisasi meliputi tahapan setiap kegiatan, output yang dihasilkan, jadwal pelaksanaan kegiatan, serta penerapan nilai-nilai ANEKA pada setiap kegiatan. Adapun kegiatan tersebut adalah sebagai berikut : Tabel 4.1 Status Kegiatan No 1
Kegiatan Menyampaikan rancangan
Status Realisasi
Jadwal Kegiatan
Terlaksana
23 Agustus –
aktualisasi kepada kepala ruangan
2 September 2021
dan mentor 2
Membuat panduan pemberian
Terlaksana
edukasi ASI Eksklusif 3
2021
Membuat materi dan media edukasi
Terlaksana
berupa video 4
6 – 21 September 8 – 28 September 2021
Melakukan sosialisasi antar perawat
Terlaksana
Anturium mengenai panduan dan
21 September – 2 Oktober 2021
video edukasi ASI Eksklusif 5
Melakukan pemberian edukasi ASI
Terlaksana
Eksklusif 6
27 September – 6 Oktober 2021
Melakukan dokumentasi edukasi ASI Eksklusif pada rekam medis pasien
Terlaksana
27 September – 6 Oktober 2021
36
4.2
Uraian Kegiatan
4.2.1
Kegiatan 1 Kegiatan 1 yaitu menyampaikan rancangan aktualisasi kepada kepala ruangan
dan mentor. Kegiatan ini telah terlaksana pada tanggal 23 Agustus - 2 September 2021. Kegiatan ini dimulai dengan menyiapkan rancangan aktualisasi, membuat kontrak waktu bertemu, menyampaikan dan mengkonsultasikan rancangan aktualisasi. A. Tahapan Kegiatan 1. Menyiapkan rancangan aktualisasi Output: rancangan kegiatan Kegiatan ini diawali dengan menganalisi isu-isu yang ada di ruang Anturium dan juga kemungkinan gagasan pemecahan masalahnya. Setelah ada beberapa isu yang ditemukan, maka dilakukan prioritas isu yang akan diangkat dan juga gagasan pemecahannya. 2. Membuat kontrak waktu untuk bertemu kepala ruangan dan mentor Output: kesepakatan waktu bertemu Membuat janji bertemu dengan kepala ruangan dan mentor melalui chat whatsapp. Kesepakatan bertemu dengan kepala ruang melalu verbal dan dilakukan saat berdinas. Kemudian kesepakatan waktu bertemu mentor pada tanggal 8 September 2021.
4.1 Chat whatsapp dengan Mentor (Ibu Fatrisia Madina/Vien) untuk kontrak waktu bertemu langsung
37
3. Menyampaikan dan mengkonsultasikan rancangan aktualisasi Output: Rancangan disetujui oleh kepala ruangan dan mentor Setelah seminar rancangan, menemui mentor untuk berdiskusi kembali terkait kegiatan aktualisasi
4.2 Bertemu dengan mentor setelah seminar rancangan aktualisasi
B. Pemaknaan Nilai-Nilai Dasar ASN 1. Akuntabilitas Memulai membuat rancangan aktualisasi dengan penuh tanggung jawab serta memberikan fakta dan data secara transparan. 2. Nasionalisme Menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar dalam penulisan rancangan aktualisasi dan saat berkonsultasi. 3. Etika Publik Membuat janji bertemu dan berkomunikasi dengan sopan. Menghormati dan mau menerima saran dan mencatat hal-hal penting dari kepala ruangan dan mentor. 4. Komitmen mutu Bersedia memperbaiki rancangan bila ada kesalahan atau kekurangan, dan merancang kegiatan pemecahan sesuai dengan aturan yang berlaku dan berorientasi pada peningkatan pemberian pelayanan. 5. Anti Korupsi Datang tepat waktu sesuai dengan janji bertemu.
38
C. Kontribusi Terhadap Visi dan Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Dalam pembuatan rancangan kegiatan sesuai dengan visi RSHS yaitu Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong dan sejalan dengan misi RSHS untuk peningkatan kualitas manusia Indonesia yaitu pemberian edukasi yang optimal pada keluarga pasien. D. Penguatan Nilai-Nilai Organisasi Dalam membuat rancangan dan menyampaikan rancangan menerapkan nilai Integritas: nilai yang menggambarkan kejujuran, amanah dan menjunjung etika yang tinggi dalam menjalankan tugas. Serta nilai Kepemimpinan: Nilai yang menggambarkan
kepeloporan
dan
menyiapkan
talenta-talenta
terbaik
dibidangnya. E. Analisis Dampak Untuk dapat memulai kegiatan aktualisasi, perlu dilakukan pembuatan rancangan kegiatannya yang selaras dengan kebutuhan ruangan dan juga mendapat persetujuaan dari mentor. Dalam melakukan kegiatan ini, nilai-nilai ANEKA dan juga peran serta kedudukan ASN sangat penting diterapkan. Agar nantinya koordinasi antara peserta dan atasan dapat berjalan dengan baik, kemudian adanya transparasi dan kejelasan dalam berkegiatan dan yang paling utama terlaksananya semua rancangan kegiatan aktualisasi dengan efektif, efisien dan bermanfaat.
4.2.2
Kegiatan 2 Kegiatan 2 yaitu membuat panduan pemberian edukasi ASI Eksklusif. Kegiatan
ini telah terlaksana pada tanggal 6 – 21 September 2021. Kegiatan ini dimulai dengan menyiapkan literatur dan bahan tentang ASI Eksklusif, membuat rancangan panduan edukasi ASI Eksklusif, mendiskusikan draft SPO dengan kepala ruangan dan mentor, dan meminta persetujuan draft SPO edukasi ASI Eksklusif kepada mentor, kepala ruangan dan bidang keperawatan. A. Tahapan Kegiatan 1. Menyiapkan literatur dan bahan tentang ASI Eksklusif Output: Bahan literatur SPO yang berkaitan, buku, guideline, jurnal penelitian Kegiatan pertama yang dilakukan adalah mengumpulkan literatur terkait ASI Eksklusif dan juga menyusui. Penulis mengumpulkan bahan dari sumber yang dapat dipercaya.
39
4.3 Daftar literatur untuk pembuatan panduan atau SPO ASI Eksklusif
2. Membuat rancangan panduan edukasi ASI Eksklusif Output: Rancangan draft SPO Setelah mendapatkan bahan literatur, kemudian dibuat draft SPO sesuai dengan ketentuan yang berlaku di RSUP Dr. Hasan Sadikin.
4.4 Rancangan draft SPO
3. Mendiskusikan draft SPO dengan kepala ruangan dan mentor Output: Hasil diskusi Saat draft SPO di konsulkan kepada kepala ruangan, diperoleh judul SPO yang akan dibuat adalah Edukasi Bayi Pulang, dimana di dalam SPO tersebut termasuk panduan edukasi mengenai ASI Eksklusif dan PMK (Perawatan Metode
40
Kangguru). Untuk materi dan bahan PMK sudah ada di ruangan sehingga hanya perlu digabungkan ke dalam SPO yang akan dibuat. Setelah berdiskusi dengan kepala ruangan, hasilnya dikonsultasikan dengan mentor.
4.5 Mendiskusikan draft SPO dengan kepala ruangan (kiri) dan mengkonsultasikan hasil draft SPO kepada mentor melalui chat whatsapp (kanan)
4. Meminta persetujuan draft SPO edukasi ASI Eksklusif kepada mentor, kepala ruangan dan bidang keperawatan Output: Draft SPO disetujui untuk diajukan pengesahan dokumen Setelah draft SPO sudah di acc oleh kepala ruangan dan mentor selanjutnya diajukan untuk mendapatkan persetujuan dari pihak-pihak yang berkaitan. Untuk selanjutnya diajukan ke Dirut agar dapat disahkan menjadi berkas resmi instansi.
41
4.6 draft SPO telah disetujui oleh pihak terkait untuk selanjutnya disahkan oleh Dirut
4.7 draft SPO sudah ditanda tangani oleh Dirut RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dan telah menjadi dokumen resmi rumah sakit
42
B. Pemaknaan Nilai-Nilai Dasar ASN 1. Komitmen mutu dan Akuntabilitas Mencari dan menyiapkan bahan literature dari berbagai media yang tersedia dan terpercaya serta dapat dipertanggungjawabkan. Membuat draft SPO dari acuanacuan SPO yang sebelumnya sudah ada dan berdasarkan literatur ilmiah serta menyusun SPO sesuai dengan ketentuan yang berlaku di instansi. Meminta persetujuan draft SPO kepada pihak terkait agar sesuai dengan standar dan ketentuan di rumah sakit. 2. Etika Publik Mendiskusikan draft SPO dengan sopan santun serta hormat kepada mentor dan kepala ruangan. Menerima masukan dan arahan untuk perbaikan draft SPO dan memperbaikinya segera. 3. Nasionalisme Menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar saat membuat draft SPO serta berdiskusi dan berkonsultasi. C. Kontribusi Terhadap Visi dan Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Dalam pembuatan panduan edukasi sesuai dengan visi RSHS yaitu Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong dan sejalan dengan misi RSHS untuk peningkatan kualitas manusia Indonesia dengan pengoptimalanpemberian pelayanan edukasi yang seragam. D. Penguatan Nilai-Nilai Organisasi Dalam pembuatan draft SPO, menjunjung tinggi nilai Profesional: Nilai yang berorientasi pada pencapaian kinerja melalui perjalanan kemitraan dan menguasai standar yang berlaku. E. Analisis Dampak Dalam memberikan tindakan kepada pasien, perawat berpedoman pada SPO sebagai acuan yang digunakan di rumah sakit. Dengan adanya SPO diharapkan perawat akan satu pandangan dalam memberikan tindakan kepada pasien sehingga terjadi keseragaman dalam memberikan pelayanan. Apabila nilai-nilai ANEKA dan pemahaman peran dan kedudukan ASN tidak diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan ini, maka akan menyebabkan kegiatan yang telah dirancang tidak berjalan dengan baik. Jika hal ini terjadi maka SPO yang dihasilkan pun akan menjadi kurang maksimal yang akan mempengaruhi standar pemberian pelayanan.
43
4.2.3
Kegiatan 3 Kegiatan 3 yaitu membuat materi dan media edukasi berupa video. Kegiatan ini
telah terlaksana pada tanggal 8 – 28 September 2021. Kegiatan ini dimulai dengan mengumpulkan bahan materi untuk pembuatan video edukasi ASI Eksklusif, melakukan diskusi dengan kepala ruangan mengenai materi yang telah disusun, membuat video edukasi ASI Eksklusif. A. Tahapan Kegiatan 1. Mengumpulkan bahan materi untuk pembuatan video edukasi ASI Eksklusif Output: Bahan materi dari guideline, buku, jurnal, juknis, penelitian
4.8 Literatur untuk video 2. Melakukan diskusi dengan kepala ruangan mengenai materi yang telah disusun Output: Hasil diskusi Diskusi mengenai materi video dengan kepala ruangan dilakukan melalui chat whatsapp.
4.9 Chat whatsapp diskusi materi video dengan kepala ruang
44
3. Membuat video edukasi ASI Eksklusif Output: Video tersedia Setelah materi video tersusun dan disetujui kepala ruangan, selanjutnya dilakukan pembuatan video edukasi yang kemudian dikonsulkan ke mentor. Dari mentor mengarahkan untuk dikonsulkan ke pihak promkes. Untuk nantinya dapat dijadikan video edukasi di kanal resmi RSUP Dr. Hasan Sadikin.
4.10 Video Edukasi ASI Eksklusif
4.11 Chats whatsapp dengan mentor untuk mengkonsulkan video edukasi
45
4.12 Chat whatsapp dengan Promkes RSHS untuk mengkonsultasikan video edukasi
4.13 Video edukasi ASI Eksklusif sudah terupload pada 5 Oktober 2021 di kanal resmi Instagram promkes RSHS dengan link https://www.instagram.com/tv/CUo2XmDlccr/?utm_medium=copy_link
46
B. Pemaknaan Nilai-Nilai Dasar ASN 1. Komitmen Mutu Menyiapkan dan menyusun materi video dari sumber terpercaya dan bisa dipertanggung jawabkan. Membuat video sebagai inovasi yang dinilai lebih efektif dan efisien sebagai media edukasi 2. Akuntabilitas Menyusun isi video sesuai dengan prosedur yang berlaku serta mengutamakan rasa tanggung jawab pelayanan dan integritas dengan tujuan peningkatan pelayanan 3. Etika Publik Berdiskusi dengan kepala ruangan dengan sikap ramah, sopan dan santun mengenai isi materi video yang akan dibuat. Mencatat hal-hal penting selama diskusi serta menerima arahan dan masukan. 4. Nasionalisme Menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam pembuatan video edukasi. C. Kontribusi Terhadap Visi dan Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Dalam pembuatan media edukasi sesuai dengan visi RSHS yaitu Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong dan sejalan dengan misi RSHS untuk peningkatan kualitas manusia Indonesia dengan meningkatkan pelayanan agar tujuan edukasi tercapai lebih optimal. D. Penguatan Nilai-Nilai Organisasi Dalam pembuatan media edukasi video, menguatkan nilai organisasi Inovatif: Nilai yang menggambarkan keinginan untuk menghasilkan suatu yang baru dan senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambungan. E. Analisis Dampak Kegiatan membuat video edukasi, diterapkan nilai-nilai ANEKA karena apabila nilai-nilai ANEKA dan pemahaman peran dan kedudukan ASN tidak diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan, maka akan menyebabkan kegiatan yang telah dirancang tidak berjalan dengan baik. Jika hal ini terjadi, video yang dihasilkan akan menjadi kurang maksimal sehingga mempengaruhi materi yang akan disampaikan tidak dapat mencapai optimal dalam tujuan pemberian edukasi.
47
4.2.4
Kegiatan 4 Kegiatan 4 yaitu melakukan sosialisasi antar perawat Anturium mengenai
panduan dan video edukasi ASI Eksklusif. Kegiatan ini telah terlaksana pada tanggal 23 September – 2 Oktober 2021. Kegiatan ini dimulai dengan meminta ijin kepada kepala ruang untuk melakukan sosialisasi kepada rekan perawat, melakukan sosialisasi kepada rekan perawat mengenai panduan dan video edukasi ASI Eksklusif, memberikan kesempatan kepada rekan perawat memberikan feedback. A. Tahapan Kegiatan 1. Meminta ijin kepada kepala ruang untuk melakukan sosialisasi kepada rekan perawat Output: Sosialisasi diijinkan dan kontrak waktu kesepakatan Meminta ijin kepada kepala ruang dilakukan secara verbal pada tanggal 21 September 2021, untuk mensosialisasikan SPO edukasi bayi pulang dan video edukasi ASI Eksklusif agar dapat digunakan oleh rekan perawat. 2. Melakukan sosialisasi kepada rekan perawat mengenai panduan dan video edukasi ASI Eksklusif Output: Sosialisasi terlaksana kepada rekan Sosialisasi dilakukan secara langsung dan bertahap kepada rekan perawat di selasela berdinas
4.16 Sosialisasi SPO Edukasi Bayi Pulang dan media video ASI Eksklusif
3. Memberikan kesempatan kepada rekan perawat memberikan feedback Output: Catatan masukan dan tambahan dari feedback Tambahan dari rekan-rekan mungkin kedepannya dari SPO yang sudah ada bisa diadposi untuk menjadi bahan pembuatan ceklist di ruangan Anturium pada bayi yang akan diserah terima kan ke keluarga untuk pulang.
48
4.17 Feedback dari rekan perawat melalui whatsapp
B. Pemaknaan Nilai-Nilai Dasar ASN 1. Etika Publik Meminta ijin kepada kepala ruang dengan bahasa yang sopan dan santun. Meminta ijin waktu kepada rekan perawat untuk sosialisasi di sela-sela berdinas. 2. Komitmen Mutu Menyampaikan sosialisasi tentang panduan dan media edukasi kepada rekan perawat untuk meningkatkan pemberian pelayanan edukasi kepada pasien. Mencatat feedback dari rekan perawat untuk nantinya dapat ditambahkan saat melakukan proses edukasi ke keluarga pasien 3. Akuntabilitas Menyampaikan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan dan dapat digunakan secara keberlanjutan. 4. Anti Korupsi Sosialisasi dilaksanakan ketika pekerjaan utama memberikan pelayanan sudah selesai, sehingga tidak mengganggu jam kerja rekan perawat. C. Kontribusi Terhadap Visi dan Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Dalam melakukan sosialisasi kepada rekan perawat sesuai dengan visi RSHS yaitu Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong dan sejalan dengan misi RSHS untuk peningkatan kualitas manusia Indonesia dengan meningkatkan pelayanan agar tujuan edukasi tercapai lebih optimal D. Penguatan Nilai-Nilai Organisasi Dalam
melakukan
sosialisasi,
menguatkan
nilai
Integritas:
nilai
yang
menggambarkan kejujuran, amanah dan menjunjung etika yang tinggi dalam
49
menjalankan tugas dan Kepemimpinan: Nilai yang menggambarkan kepeloporan dan menyiapkan talenta-talenta terbaik dibidangnya E. Analisis Dampak Dalam pelaksanaan sosialisasi ini, diperlukan koordinasi dan kerja sama yang baik. Apabila tidak menerapkan nilai-nilai ANEKA pada proses ini maka sosialisasi yang dihararapkan dapat meningkatkan kualitas asuhan terutama pemberian edukasi menjadi tidak optimal yang akan mengakibatkan pelayanan prima yang ingin dicapai belum terlaksana.
4.2.5
Kegiatan 5 Kegiatan 5 yaitu melakukan pemberian edukasi ASI Eksklusif. Kegiatan ini telah
terlaksana pada tanggal 27 September – 6 Oktober 2021. Kegiatan ini dimulai dengan membuat kontrak waktu dengan keluarga pasien, melakukan pemberian edukasi ASI Eksklusif kepada Ibu pasien, evaluasi kegiatan edukasi. A. Tahapan Kegiatan 1. Membuat kontrak waktu dengan keluarga pasien Output: Kesepakatan waktu bertemu Saat bayi sudah diperbolehkan pulang oleh DPJP, biasanya bagian admin Anturium akan menghubungi keluarga untuk penyelesaian administrasi dan penjemputan bayi. Apabila keluarga sudah datang, perawat menemui keluarga bayi. 2. Melakukan pemberian edukasi ASI Eksklusif kepada keluarga pasien Output: Edukasi terlaksana sesuai SPO, media edukasi video dapat digunakan
4.18 Pemberian edukasi kepada keluarga bayi yang akan pulang 3. Evaluasi kegiatan edukasi Output: Hasil evaluasi: Ibu dapat mengulang informasi materi yang sudah diberikan
50
Setelah dilakukan pemberian edukasi, keluarga memahami dan dapat mengulang informasi yang telah disampaikan.
4.19 Evaluasi juga dilakukan saat bayi sudah di rumah
B. Pemaknaan Nilai-Nilai Dasar ASN 1. Etika Publik Merencanakan janji temu dengan Ibu pasien dengan sopan, santun dan ramah. Selama proses edukasi selalu menghormati hak-hak pasien, menggunakan bahasa yang sopan, bersikap ramah dan menjalankan komunikasi terapeutik dengan baik. 2. Akuntabilitas Menjelaskan rencana kegiatan yang akan dilakukan saat bertemu dengan penuh tanggung jawab pelayanan. 3. Komitmen Mutu Melakukan edukasi kepada keluarga pasien mengenai ASI Eksklusif sesuai panduan ditambah dengan media video agar lebih dapat dipahami dan dilakukan tetap sesuai prosedur. Memfasilitasi diskusi dengan Ibu pasien bila ada hal-hal yang belum dipahami dan memberikan kesempatan Ibu pasien untuk mengulang infromasi yang sudah diberikan agar tujuan pemberian edukasi tercapai optimal. 4. Anti Korupsi Pemberian edukasi sesuai dengan janji temu, memberikan informasi dengan jujur dan tidak mengharapkan imbalan apapun dalam proses kegiatan.
51
C. Kontribusi Terhadap Visi dan Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Dalam melakukan pemberian edukasi kepada keluarga pasien sesuai dengan visi RSHS yaitu Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong dan sejalan dengan misi RSHS untuk peningkatan kualitas manusia Indonesia dengan meningkatkan pemahaman keluarga pasien untuk perawatan lanjutan bayi di rumah agar maksimal. D. Penguatan Nilai-Nilai Organisasi Dalam proses pemberian edukasi, menguatkan nilai Tulus: Keinginan untuk memberi tanpa pamrih, proaktif dan responsive dan Unggul: Keinginan untuk menjadi yang terbaik dan menghasilkan kualitas prima. E. Analisis Dampak Pemberian edukasi yang
efektif, efisien, dan inovatif
dilakukan untuk
mempermudah keluarga pasien dalam pemahaman materi terkait pentingnya ASI Eksklusif. Apabila dalam pelaksanaannya tidak menerapkan nilai dasar ASN, keluarga pasien tidak akan mendapatkan edukasi yang sesuai dengan kebutuhannya, sehingga ditakutkan tujuan dari pemberian edukasi tidak tercapai optimal.
4.2.6
Kegiatan 6 Kegiatan 6 yaitu melakukan dokumentasi edukasi ASI Eksklusif pada rekam
medis pasien. Kegiatan ini telah terlaksana pada tanggal 27 September – 6 Oktober 2021. Kegiatan ini dimulai dengan memastikan rekam medis pasien bayi sama dengan nama Ibu bayi yang telah diedukasi, mencatat kegiatan di lembar edukasi pasien, mengkonfirmasi keterlibatan Ibu dalam kegiatan edukasi. A. Tahapan Kegiatan 1. Memastikan rekam medis pasien bayi sama dengan nama Ibu bayi Output: Rekam medis bayi sesuai dengan nama Ibu bayi Sebelum melakukan pencatatan dokumentasi, dipastikan bahwa rekam medis yang akan diisi benar sesuai dengan identitas bayi. 2. Mencatat kegiatan di lembar edukasi pasien Output: Lembar edukasi pasien terisi
52
4.20 Lembar edukasi di rekam medis pasien terisi 3. Mengkonfirmasi keterlibatan keluarga pasien dalam kegiatan edukasi Output: Keluarga pasien tanda tangan pada lembar edukasi Setelah perawat mengisi kegiatan dokumentasi di lembar edukasi pasien, keluarga pasien tanda tangan pada lembar tersebut sebagai bukti keterlibatan dalam proses kegiatan dan juga sudah mengerti dengan edukasi yang diberikan. B. Pemaknaan Nilai-Nilai Dasar ASN 1. Akuntabilitas Mengakhiri setiap proses pelayanan keperawatan dengan penuh integritas dan tanggung jawab yaitu melakukan dokumentasi di rekam medis pasien. 2. Komitmen Mutu Mengisi dokumentasi kegiatan di lembar edukasi pasien dengan lengkap dan memastikan identias pasien dan ibu pasien sama benar. 3. Anti Korupsi Melakukan pengisian lembar edukasi dengan jujur dan sesuai dengan kegiatan yang telah berlangsung. (nama kegiatan, lama durasi, penerima edukasi, pemberi edukasi) 4. Etika Publik Melibatkan
Ibu
pasien
dalam
setiap
proses
kegiatan
sampai
akhir,
mempersilahkan Ibu pasien untuk tanda tangan konfirmasi telah dilakukan pemberian edukasi dengan Bahasa yang sopan dan mudah dipahami.
53
C. Kontribusi Terhadap Visi dan Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Dalam mendokumentasikan kegiatan edukasi di rekam medis pasien, sesuai dengan visi RSHS yaitu Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong dan sejalan dengan misi RSHS untuk peningkatan kualitas manusia Indonesia. D. Penguatan Nilai-Nilai Organisasi Dalam melakukan pendokumentasian sebagai bukti dari proses edukasi, menerapkan nilai Integritas: nilai yang menggambarkan kejujuran, amanah dan menjunjung etika yang tinggi dalam menjalankan tugas. E. Analisis Dampak Proses dokumentasi merupakan kegiatan akhir dari setiap proses asuhan keperawatan. Pada kegiatan ini dilakukan dokumentasi kegiatan edukasi pada rekam medis pasien dengan menerapkan nilai dasar ASN. Apabila nilai dasar ASN tidak diterapkan pada kegiatan ini, maka dapat mengganggu akhir dari proses asuhan yang seharusnya diberikan secara holistik dan lengkap. 4.3
Uraian Capaian Penyelesaian Isu Kegiatan aktualisasi ini dilakukan untuk menyelesaikan isu yang diangkat penulis
yaitu optimalisasi edukasi pemberian ASI Eksklusif pada bayi lahir prematur yang akan pulang di Ruang Anturium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung tahun 2021. Adapun gagasan pemecahan isu yang dilakukan penulis terangkum dalam matriks rancangan aktualisasi. Kegiatan gagasan pemecahan isu tersebut meliputi menyampaikan rancangan aktualisasi kepada kepala ruangan dan mentor, membuat panduan pemberian edukasi ASI Eksklusif, membuat materi dan media edukasi berupa video, melakukan sosialisasi antar perawat Anturium mengenai panduan dan video edukasi ASI Eksklusif, melakukan pemberian edukasi ASI Eksklusif, dan melakukan dokumentasi edukasi ASI Eksklusif pada rekam medis pasien. Semua kegiatan dalam aktualisasi ini dapat terlaksana. Pembuatan SPO Edukasi Bayi Pulang telah disahkan oleh Dirut RSHS dan sudah menjadi dokumen resmi instansi yang terupload di laman arsip RSHS. Media edukasi berupa video edukasi ASI Eksklusif telah tersedia dan terupload di laman Instagram promkes RSHS. Kemudian dengan adanya SPO dan juga media edukasi baru, hal ini dikenalkan atau disosialisasikan kepada rekan perawat di Anturium agar selanjutnya dapat digunakan dalam pengoptimalan pemberian edukasi. Pemberian edukasi mengenai ASI Eksklusif juga sudah terlaksana pada keluarga pasien yang bayinya akan pulang sesuai dengan
54
panduan SPO dan juga menggunakan media video. Pendokumentasian kegiatan edukasi sudah terlaksana pada lembar edukasi di rekam medis pasien. Salah satu strategi yang dilakukan dalam perubahan perilaku adalah dengan edukasi. Strategi perubahan perilaku ini dilakukan dengan pemberian pengajaran, informasi, atau penyuluhan. Hal ini dapat dilakukan secara optimal dengan meningkatkan berbagai faktor di dalam setiap prosesnya. 4.4
Manfaat Manfaat yang didapatkan dengan terpecahkannya isu yang diangkat dalam
aktualiasasi ini adalah: a. Bagi Peserta Latsar Berkontribusi secara langsung dalam membantu menyelesaikan isu yang berkembang di ruangan tempat penulis berdinas. Selain itu penulis juga mendapatkan kesempatan untuk mengaplikasikan nilai-nilai ASN ANEKA dan peran serta kedudukan ASN dalam kegiatan pemecahan isu tersebut sehingga diharapkan dapat membentuk penulis sebagai ASN yang berkarakter. b. Bagi Keluarga Pasien Dengan diberikan edukasi secara optimal, kesiapan keluarga pasien untuk melanjutkan perawatan bayi di rumah terutama pemberian ASI Eksklusif lebih maksimal. c. Bagi Unit Kerja Dengan terselesaikannya masalah optimalisasi pemberian edukasi ASI Eksklusif, hasil output dari kegiatan ini dapat dijadikan pedoman untuk pemberian edukasi bayi pulang (SPO) dan juga menambah media edukasi berupa video yang dapat diberikan saat pemberian edukasi kepada keluarga yang akan melanjutkan perawatan bayinya di rumah.
55
BAB V PENUTUP
5.1
Kesimpulan Implementasi nilai ANEKA dalam masa aktualisasi ini memberikan dampak yang
besar. Dengan dilandasi nilai ANEKA, setiap tahapan kegiatan aktualisasi dapat berjalan dengan lancar. Mengintegrasikan nilai ANEKA dalam kegiatan aktualisasi sangat penting untuk membentuk pribadi penulis agar menjadi ASN yang professional dan berintegritas tinggi dalam melayani publik serta mampu menerapkan prinsip whole of government guna tercapainya fungsi ASN yaitu pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, perekat dan pemersatu bangsa. Dengan tersedianya SPO dan media edukasi, diharapkan perawat dapat lebih optimal lagi dalam memberikan edukasi kepada keluarga pasien mengenai ASI Eksklusif dan perawatan lanjutan yang akan diberikan pada bayi pulang. Dengan demikian diharapkan kesiapan ibu dan keluarga dalam melanjutkan pemberian ASI Eksklusif dapat maksimal karena hal ini penting untuk meningkatkan kondisi kesehatan bayi dan juga tumbuh kembangnya. Selain itu pemberian ASI Eksklusif juga bermanfaat untuk Ibu dalam meningkatkan bonding dengan bayinya. Pelaksanaan aktualisasi ini juga berkontribusi dalam meningkatkan kualitas pemberian asuhan keperawatan sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan yang sesuai dengan visi RSHS yang sejalan dengan visi Pemerintah Kabinet Indonesia Maju 2 yaitu Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong dan bertujuan untuk peningkatan kualitas hidup manusia sesuai dengan Misi RSHS. Selain itu dapat memperkuat nilai-nilai organisasi RSHS yaitu kepemimpinan, professional, inovatif, tulus, unggul dan integritas.
5.2
Saran Berdasarkan pelaksaaan aktualisasi yang telah dilakukan diharapkan peserta
dapat mengimplementasikan nilai-nilai ANEKA saat bekerja di unit kerja maupun diluar pekerjaan. Selain itu diharapkan peserta mampu memahami peran dan kedudukan ASN dalam managemen ASN, Whole of Government dalam memberikan pelayanan publik sehingga dapat menjadi ASN yang professional dan berkarakter. Hasil inovasi berupa SPO dan juga media edukasi yang ada dapat digunakan secara berkelanjutan untuk meningkatkan pemberian pelayanan dalam pengoptimalan pemberian edukasi untuk bekal keluarga melakukan perawatan di rumah.
56
DAFTAR PUSTAKA Hull, David dan Derek I. Johnston. 2008. Bayi Baru Lahir. Dalam: Yusna, Daulika dan Huriawati Hartanto (editor). Dasar - Dasar Pediatri. Jakarta: EGC Komisi Pemberantasan Korupsi. 2021. Anti Korupsi. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II dan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia dan Komisi Pemberantasan Korupsi. Lembaga Administrasi Negara. 2019. Analisis Isu Kontemporer. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II dan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. Lembaga Administrasi Negara. 2019. Akuntabilitas. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II dan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. Lembaga Administrasi Negara. 2019. Nasionalisme. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II dan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. Lembaga Administrasi Negara. 2019. Etika Publik. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II dan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Lembaga Administrasi Negara. 2019. Komitmen Mutu. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II dan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. Lembaga Administrasi Negara. 2017. Manajemen ASN. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II dan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. Lembaga Administrasi Negara. 2017. Pelayanan Publik. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II dan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. Lembaga Administrasi Negara. 2017. Whole of Goverment. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II dan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
57
Leveno, KJ, et al. 2009. Kelahiran Preterm. Dalam: Komara, Egi Yudha danNike Budhi Subekti (editor). Obstetri Williams. Jakarta: EGC Surasmi, Asrining, dkk. 2003. Perawatan Bayi Resiko Tinggi. Jakarta: EGC Taurina, Joni Haryanto, dkk. 2021. Strategi Perawatan Mandiri Pada Bayi Berat Lahir Rendah pada Tatanan Komunitas: A Systematic Review. Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes Vol. 12 No. 2, April 2021
58
LAMPIRAN Lembar absensi konsultasi dengan kepala ruang dan mentor
59
Lembar absensi konsultasi dengan Coach
60
ZOOM Sesi Coaching
61
SPO Edukasi Bayi Pulang
62
63
Materi Video Edukasi ASI Eksklusif
64
65