LAPORAN SEMINAR RANCANGAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN 5
OPTIMALISASI STIMULASI ORAL MOTOR PADA BAYI
YANG TERPASANG OGT/PROBLEMFEEDING
UNTUK MENINGKATKAN REFLEKS HISAP PADA BAYI
MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET DAN VIDEO
DI RUANG ANTURIUM RSUP. DR HASAN SADIKIN BANDUNG TAHUN 2022
DISUSUN OLEH :
IRA TUTI, S.KEP., NERS NIP. 199310022022032004
BAPELKES CIKARANG
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2022
1
LEMBAR PENGESAHAN
OPTIMALISASI STIMULASI ORAL MOTOR PADA BAYI YANG TERPASANG
OGT/PROBLEMFEEDINGUNTUK MENINGKATKAN REFLEKS HISAP PADA BAYI MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET DAN VIDEO DI RUANG ANTURIUM RSUP. DR HASAN SADIKIN BANDUNG TAHUN 2022
Telah di seminarkan
Tanggal 04 Juli 2022, di Bapelkes Cikarang
Coach
Mentor
Penguji
ii
Ahmad Wajedi, S.Pd, M.Kes NIP. 196911121989031002
Arip Hidayat, S.Kep., Ners NIP. 198012182003121002
Agus Dwinanto, S.AP., MM NIP. 197708282003121003
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan ridhoNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan aktualisasi dengan judul
“Optimalisasi Stimulasi Oral Motor Pada Bayi yang Terpasang OGT/Problem
Feedinguntuk Meningkatkan Refleks Hisap Pada Bayi Menggunakan Media
Leaflet dan Video di Ruang Anturium RSUP. Dr Hasan Sadikin Bandung Tahun
2022”. Penyusun menyadari bahwa tanpa bantuan dari pihak lain maka penyusun tidak akan dapat menyelesaikan aktualisasi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penyusun menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan rencana aktualisasi ini :
1. Ibu dr. Irayanti, Sp.M(K), MARS selaku Direktur Utama RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022 yang telah memberikan dukungan kepada penulis untuk dapat mengikuti kegiatan pelatihan dasar CPNS Golongan III Angkatan 5 ini dengan sebaikbaiknya.
2. Ibu Fatrisia Madina, S.Kp., MM selaku Kepala Bidang Perawatan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022.
3. Ibu Enung Rina Susanti, S.Kp selaku Kepala Ruangan Anturium yang banyak memberikan arahan dan saran
4. Bapak Arip Hidayat, S.Kep., Ners selaku mentor yang senantiasa memberikan ilmu, arahan, masukan, dan bimbingannya selama proses kegiatan rancangan aktualisasi ini.
5. Bapak Ahmad Wajedi, S.Pd, M.Kes selaku Coachyang senantiasa memberikan ilmu, arahan, masukan, dan bimbingannya selama proses kegiatan rancangan aktualisasi ini.
6. Kedua orangtua dan keluarga yang senantiasa selalu mendo’akan
7. Rekan-rekan yang telah memberikan semangat dan dukungannya kepada penulis.
8. Seluruh pihak yang tak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan rencana aktualisasi.
Penulis menyadari dalam laporan rancangan aktualisasi ini masih banyak kekurangan. Untuk itu, penulis berharap kepada semua pihak agar memberikan saran dan juga kritik yang membangun untuk penyempurnaan aktualisasi ini. Semoga aktualisasi ini dapat memberikan manfaat dan dapat diterapkan dilingkungan kerja dengan sebaik-baiknya, serta dapat dikembangkan lebih lanjut.
iii
KATA PENGANTAR
Bandung, 04 Juli 2022
Penyusun, Ira Tuti, S.Kep., Ners NIP. 199310022022032004
iv
v DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii KATA PENGANTAR.........................................................................................iii DAFTAR ISI ....................................................................................................v DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................iii DAFTAR TABEL ..............................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1 1.1 Latar Belakang............................................................................................................... 1 1.2 Tujuan 3 1.2.1 Tujuan Umum 3 1.2.2 Tujuan Khusus 3 1.3 Ruang Lingkup ............................................................................................................... 4 1.4 Manfaat......................................................................................................................... 4 BAB II GAMBARAN ORGANISASI DAN PROFIL PESERTA...............................1 2.1 Profil RSUP Dr. Hasan Sadikin........................................................................................ 1 2.2 Visi dan Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin............................................................................ 1 2.2.1 Visi 1 2.2.2 Misi 1 2.3 Janji Pelayanan RSUP Dr. Hasan Sadikin ....................................................................... 2 2.4 Tugas dan Fungsi RSUP Dr. Hasan Sadikin .................................................................... 3 2.5 Struktur RSUP Dr. Hasan Sadikin................................................................................... 4 2.6 Profil Ruang Rawat Inap Anturium................................................................................ 5 2.7 Tujuan Ruang Anturium 5 2.8 Struktur Organisasi Ruangan Anturium 6 2.9 Profil Peserta 6 2.10 Nilai-nilai Dasar ASN 8 2.10.1 Berorientasi Pelayanan ......................................................................................... 8 2.10.2 Akuntabel .............................................................................................................. 9 2.10.3 Kompeten 9 2.10.4 Harmonis 9 2.10.5 Loyal 9 2.10.6 Adaptif 10 2.10.7 Kolaboratif........................................................................................................... 10
vi 2.11 Peran dan Kedudukan ASN dalam NKRI...................................................................... 10 2.11.1 Manajemen ASN 10 2.11.2 SMART ASN 11 BAB III LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI.............................................12 3.1 Identifikasi Isu 12 3.2 Penapisan Core Isu...................................................................................................... 24 3.3 Analisis Isu Terpilih...................................................................................................... 26 3.3.1 Dampak Isu.......................................................................................................... 26 3.3.2 Analisis Penyebab Isu .......................................................................................... 28 3.4 Gagasan Pemecahan Isu 30 BAB IV RENCANA AKTUALISASI...................................................................33 4.1 Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar ASN 33 4.2 Rencana Kegiatan dan Tahapan Kegiatan Aktualisasi 36 4.3 Jadwal Kegiatan........................................................................................................... 49 4.4 Pihak yang Terlibat dan Perannya dalam Aktualisasi.................................................. 51 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................52 LAMPIRAN....................................................................................................56
iii
Gambar 2.5.1 Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin....................................... 4 Gambar 2.8.1 Struktur Organisasi Ruang Anturium .................................................. 6 Gambar 3.3.1 Diagram Fishbone ...........................................................................29
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
iii
Tabel 3.1.1 Tabel Penjelasan butir SKP (Sasaran Kinerja Perawat) ...........................12 Tabel 3.2.1 Table Teknik Tapisan Isu dengan Metode AKPL.....................................25 Tabel 3.3.1 Table Dampak Isu Sesuai SKP..............................................................26 Tabel 3.4.1 Tabel Keterkaitan dengan Substansi Agenda 3 ......................................31 Tabel 3.4.2 Gagasan Pemecahan Isu .....................................................................31 Tabel 4.2.1 Tabel Matrik Laporan Rancangan Aktualisasi.........................................36 Tabel 4.3.1 Tabel Time line Kegiatan Aktualisasi.....................................................49 Tabel 4.4.1 Tabel Para Pihak dan Perannya Dalam Aktualisasi..................................51
1.1 Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) yang terdiri atas Pegawai Negeri Sipil (PNS)
dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) merupakan modal penting dalam penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik. Dalam rangka
mencapai cita-cita bangsa dan mewujudkan tujuan negara sebagaimana
tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, perlu dibangun Aparatur Sipil Negara yang memiliki integritas, profesional, netral dan bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 (LAN, 2021).
Sejak diterbitkannya Undang Undang No 5 Tahun 2014 tentang ASN, pengelolaan sistem manajemen kepegawaian mulai bergeser, khususnya pada perubahan dan perbaikan cultureset,mindset, kompetensi, profesionalisme, dan etos kerja ASN (Republik Indonesi, 2014). Dalam UU No. 5 Tahun 2014 tersebut
disebutkan bahwa calon PNS wajib menjalani masa percobaan yang dilaksanakan
melalui proses pendidikan dan pelatihan terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat, dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter
kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang ASN (Republik Indonesi, 2014). Untuk
mencapai hal tersebut, perlu dilakukan penanaman nilai-nilai dasar profesi melalui
kegiatan pendidikan dan pelatihan pola baru. Lembaga Administrasi Negara
sebagai pusat pengembangan inovasi pemerintahan mengeluarkan kebijakan pola
baru yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan mengacu kepada Peraturan
Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) No.25 Tahun 2017 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III.
Pelatihan dasar CPNS menuntut setiap peserta untuk dapat
mengaktualisasikan materi pembelajaran nilai-nilai dasar PNS yaitu BerAKHLAK
(Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif) serta materi pembelajaran tambahan yaitu kedudukan dan peran PNS
1
BAB I PENDAHULUAN
untuk mewujudkan SMART Governance dimana ada 2 subtansi materi yaitu manajemen ASN, dan SMARTASN. Setiap peserta pelatihan juga dituntut untuk mampu mengaktualisasikan substansi materi pembelajaran yang telah dipelajari tersebut melalui proses pembiasaan diri dalam pembelajaran agenda habituasi, yang termasuk di dalamnya kegiatan aktualisasi. Melalui kegiatan aktualisasi ini diharapkan dapat membentuk kemampuan peserta pelatihan dasar dalam menerjemahkan teori ke dalam praktik, mengubah konsep menjadi konstruk, dan mengaplikasikan gagasan menjadi sebuah kegiatan yang dapat diterapkan dalam pelaksanaan aktualisasi setiap peserta pelatihan dasar di satuan kerja masingmasing (LAN, 2017)
Laporan kegiatan aktualisasi ini bersumber dari sasaran kerja pegawai (SKP), penugasan khusus dari atasan, atau kegiatan lain yang mendapat persetujuan dari atasan langsung, dan kombinasi diantara ketiganya. Kegiatan yang akan dilakukan, bersumber dari teridentifikasinya suatu kondisi yang terjadi di lingkungan kerja sebagai isu yang harus dipecahkan.
Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Berdasarkan undangundang No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, yang dimaksudkan dengan rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Sebagai institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan secara paripurna, rumah sakit tentu harus memperhatikan aspek support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan individu. Menurut Notoatmodjo (2003), kepatuhan merupakan suatu perubahan perilaku dari perilaku yang tidak mentaati peraturan ke perilaku yang mentaati peraturan. Support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan individu harus menjadi prioritas utama dalam setiap pelayanan. Kepatuhan dalam pelayanan kesehatan bisa mempengaruhi semua jenis intervensi yang diberikan. Kepatuhan pasien terhadap terapi dapat
dipengaruhi oleh hubungan antara pasien dengan tenaga kesehatan, khususnya perawat.
2
Perawat merupakan salah satu profesi yang ada dalam formasi jabatan
pegawai negeri sipil. Perawat bertugas melakukan asuhan keperawatan yang
komprehensif secara bio, psiko, sosio, dan spiritual. Asuhan keperawatan yang
dimaksud adalah rangkaian interaksi perawat dengan klien dan lingkungannya
untuk mencapai tujuan pemenuhan dan kemandirian klien dalam merawat dirinya.
Sebagai perawat dalam melakukan supportkepatuhan terhadap intervensi kesehatan individu salah satunya yaitu meningkatkan derajat kesehatan bayi
dengan stimulasi oral motor. Dengan adanya stimulasi oral motor diharapkan dapat menigkatkan refleks hisap bayi yang mengalami problem feeding, mempercepat proses penyembuhan, dan meningkatkan mutu pelayanan. Maka
peserta mengusulkan “Optimalisasi Stimulasi Oral Motor Pada Bayi Yang
Terpasang Ogt/ProblemFeeding Untuk Meningkatkan Refleks Hisap Pada Bayi
Menggunakan Media Leaflet Dan Video Di Ruang Anturium Rsup. Dr Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022” .
1.2 Tujuan
1.2.1
Tujuan Umum
Mampu mengimplementasikan nilai-nilai dasar ASN yaitu BerAKHLAK (Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif) dan membentuk ASN yang profesional dan berkarakter melalui
kegiatan aktualisasi yang dibentuk oleh sikap perilaku bela negara, pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS dalam mendukung terwujudunya SMART Governancesehingga dapat mengimplementasikan dalam melaksanakan tugas di lingkungan kerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022.
1.2.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penulisan rancangan aktualisasi adalah :
a. Mampu mengidentifikasi isu-isu dan penetapan isu prioritas unit kerja
b. Mampu menganalisis pemecahan isu yang ada agar dapat diselesaikan
c. Mampu merancang kegiatan dan alternatif untuk pemecahan isu yang diprioritaskan dengan mengimplementasikan nilai BerAKHLAK
d. Mampu menciptakan inovasi dalam mewujudkan visi dan misi melalui analisis dampak dan identifikasi isu dilingkungan kerja
3
1.3 Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan aktualisasi ini meliputi kegiatan perawat ahli pertama di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022 selaku Calon PNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan, dengan menerapkan nilai-nilai dasar ASN yaitu Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif (BerAKHLAK), Manajemen ASN, SMARTASN yang bersumber dari SKP, penugasan dari atasan dan program yang menjadi inovasi.
Pendidikan dan pelatihan dasar Golongan III Angkatan 5 diselenggarakan dari tanggal 25 April - 30 Agustus 2022. Kegiatan latsar ini dilakukan baik secara daring maupun luring di Balai Pelatihan Kesehatan (BAPELKES) Cikarang.
1.4 Manfaat
1. Bagi Penulis
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan khususnya mengenai nilai-nilai dasar yang harus dimiliki setiap Aparatur Sipil Negara yaitu BerAKHLAK (Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif), serta dapat mengaktualisasikan nilai-nilai tersebut dalam pekerjaan sehari-hari di unit kerja.
2. Bagi Satuan Kerja
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia khususnya perawat di ruang
Anturium dengan selalu mengikuti perkembangan IPTEK dalam memberikan pelayanan yang prima. Membentuk unit kerja yang kondusif dalam melayani masyarakat serta meningkatkan lingkungan kerja yang akuntabel yang memungkinkan satuan kerja dapat mencapai visi, misi, memberikan inovasi dan meningkatkan mutu pelayanan publik.
3. Bagi Institusi
Meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit dengan mengoptimalkan proses
asuhan keperawatan sebagai bentuk kontribusi terhadap pengembangan rumah sakit untuk mewujudkan visi misi. Memberikan bahan masukan dan usulan untuk melakukan perbaikan ke arah yang lebih baik, khususnya tentang aktualisasi nilai-nilai BerAKHLAK (Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif).
4
BAB II
GAMBARAN ORGANISASI DAN PROFIL PESERTA
2.1 Profil RSUP Dr. Hasan Sadikin
Rumah sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung dibangun pada tahun 1920 dan diresmikan pada tanggal 15 Oktober 1923 dengan nama “Het Algemeene BandoengscheZiekenhuijs” Pada tanggal 30 April 1927 namanya diubah menjadi
“HetGemeenteZiekenhuijsJuliana” dengan kapasitas 300 tempat tidur. Selama
penjajahan Jepang, rumah sakit ini dijadikan Rumah Sakit Militer. Setelah
Indonesia merdeka, dikelola oleh pemerintah daerah yang dikenal oleh masyarakat
Jawa Barat dengan nama “Rumah Sakit Ranca Badak”. Pada tahun 1954 RS Ranca
Badak ditetapkan menjadi rumah sakit Provinsi dan berada dibawah pengawasan Departemen Kesehatan. Selanjutnya pada tahun 1956 dijadikan rumah sakit
umum dengan kapasitas 600 tempat tidur, bersamaan dengan didirikannya
Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran.
Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022 (RSHS) merupakan
rumah sakit kelas A yang menjadi rujukan tertinggi (TopReferralHospital) di Provinsi Jawa Barat. Selain itu pula, RSHS menjadi Rumah Sakit Rujukan Nasional dan Rumah Sakit Pendidikan yang berlokasi di Jalan Pasteur Nomor 38 Kota
Bandung Tahun 2022. RSHS ditetapkan sebagai Rumah Sakit Rujukan Nasional berdasarkan Surat Keputusan Menteri No HK.02.02/MENKES/390/2014 tentang
Pedoman Penetapan RS Rujukan Nasional, menampung tujuh RS Regional di Jawa
barat dan beberapa RS di luar Provinsi Jawa Barat. Data terakhir menunjukkan, kini RSHS memiliki 944 tempat tidur, 3000 karyawan dengan 395 dokter spesialis dan subspesialis dan enam layanan unggulan terdiri atas Pelayanan Jantung
Terpadu, Pelayanan Onkologi, Pelayanan Infeksi, Bedah Minimal Invasif, Kedokteran Nuklir dan Transplantasi Ginjal.
2.2 Visi dan Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin
2.2.1 Visi
Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong.
2.2.2 Misi
Mewujudkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia yang Tinggi, Maju dan Sejahtera.
1
2.3 Janji Pelayanan RSUP Dr. Hasan Sadikin
Tata nilai-nilai filosofis RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022 yaitu
“PAMINGPIN PITUIN” dengan penjelasan sebagaiberikut:
a. Kepemimpinan : Nilai yang menggambarkan kepeloporan dan menyiapkan
talenta-talenta terbaik dibidangnya
b. Profesional : Nilai yang berorientasi pada pencapaian kinerja melalui perjalanan kemitraan dan menguasai standar yang berlaku
c. Inovatif : Nilai yang menggambarkan keinginan untuk menghasilkan suatu yang baru dan senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambungan
d. Tulus : Keinginan untuk memberi tanpa pamrih, proaktif dan responsive
e. Unggul : Keinginan untuk menjadi yang terbaik dan menghasilkan kualitas prima
f. Integritas : Nilai yang menggambarkan kejujuran, amanah, dan menjunjung etika yang tinggi dalam menjalankan tugas
Selain tata nilai filosofis, RSHS memiliki janji pelayanan kesehatan yaitu SIGAP:
a. Senyum-Sapa-Salam-Sopan-Santun (5S)
b. Inovatif dalam Berkarya
c. Gelorakan Semangat Pelayanan Prima
d. Amanah Menjaga Keselamatan Pasien
e. Peduli, Perhatian dan Perasaan
Terdapat juga nilai-nilai yang dianut dalam pelayanan, yaitu PRIMA:
a. Profesional : Memiliki kemampuan untuk memberikan pelayanan dengan kualitas yang terbaik (prima) disertai kompetensi dalam disiplin ilmu yang mendasarinya
b. Respek : Pelayanan yang prima akan dapat diberikan apabila dilandasi oleh rasa saling hormat-menghormati diantara anggota tim pemberi pelayanan kesehatan. Pelayanan yang prima tidak hanya ditentukan oleh satu profesi, tetapi oleh semua profesi yang terlibat dalam tim pelayanankesehatan.
c. Integrasi : Bertindak terintegrasi sesuai dengan nilai-nilai dan kebijakan organisasi serta kode etik farmasi.
2
d. Manusiawi : Menganggap setiap individu atau manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang mulia. Oleh karena itu harkat dan martabat mereka harus dijunjung tinggi.
e. Amanah : Melaksanakan dengan sungguh-sungguh segala hal yang dipercayakan oleh negara dan masyarakat, khususnya dalam memberikan pelayanan, pendidikan, dan penelitiankesehatan.
Adapun moto yang digunakan di RSHS yaitu ”Kesehatan Anda Menjadi Prioritas
Kami”
2.4 Tugas dan Fungsi RSUP Dr. Hasan Sadikin
Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1673/MENKES/PER/XII/ 2005 tanggal 27 Desember 2005 tentang organisasi dan Tata Kerja RSUP Dr.
Hasan Sadikin Bandung merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) dilingkungan
Kementerian Kesehatan yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada
Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.
1. Tugas pokok
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung mempunyai tugas menyelenggarakan upaya
penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu, dan berkesinambungan dengan upaya peningkatan Kesehatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan, Pendidikan, dan penelitian serta upaya
lainnya sesuai kebutuhan
2. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas pokok diatas RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung menyelenggarakan fungsi :
a. Pelayanan Medik dan Penunjang Medik
b. Pelayanan Keperawatan dan Asuhan Keperawatan
c. Pelayanan Rujukan
d. Pelayanan Umum dan Operasional Penunjang Non Medik
e. Pengelolaan Sumber Daya Manusia Rumah Sakit
f. Pelayanan Administrasi dan Keuangan
g. Pendidikan dan Pelatihan di Bidang Kesehatan serta Pengembangan Sumber
Daya Manusia
h. Penelitian dan Pengembangan
3
Struktur organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin dapat dilihat pada gambar
4
2.5 Struktur RSUP Dr. Hasan Sadikin
Gambar 2.5.1 Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin
2.6 Profil Ruang Rawat Inap Anturium
Ruang rawat inap adalah pemeliharaan kesehatan rumah sakit, dimana penderita tinggal setidaknya satu hari beradasarkan rujukan dari pelaksana pelayanan kesehatan atau rumah sakit pelaksana pelayanan kesehatan lain. Rawat inap adalah pelayanan kesehatan perorangan yang meliputi observasi, diagnosis, pengobatan, keperawatan, rehabilitasi medik, dengan menginap di ruang rawat inap yang karena penyakitnya penderita harus dirawat.
Ruang Anturium merupakan ruang pelayanan khusus neonatologi, berupa perawatan bayi baru lahir usia 0 sampai dengan 28 hari, pada beberapa bayi dengan kebutuhan khusus dirawat lebih dari 28 hari. Ruang perawatan Anturium terdiri dari ruang perawatan level satu, level dua infeksius dan level dua non infeksius. Ruangan perawatan level satu khusus menangani bayi baru lahir yang sehat tanpa keluhan, berat badan lebih dari sama dengan 1800 gram dan bayibayi yang akan roomingindengan ibunya. Bayi-bayi yang telah mendapatkan perawatan dari ruang perawatan level dua infeksius dan level dua non infeksius pun akan dipindahkan terlebih dahulu ke ruangan ini untuk observasi sebelum dipulangkan.
Ruang perawatan level dua non infeksius diperuntukkan untuk menangani bayi-bayi baru lahir dengan gangguan pernafasan, berat badan lahir rendah, pkesehatan, problem feeding, dan lain-lain. Pada ruang perawatan level dua infeksius, perawat melakukan perawatan pada bayi-bayi yang mengidap penyakit infeksius seperti sepsis, penyakit-penyakit menular lain maupun bayi-bayi yang akan menjalani operasi
2.7 Tujuan Ruang Anturium
1. Tujuan umum : Menyelenggarakan kegiatan pelayanann keperawatan, Pendidikan dan penelitian keperawatan serta mengikuti perkembangan IPTEK
Keperawatan dalam memberikan pelayanan keperawatan yang bermutu dan memuaskan bagi pasien, keluarga dan masyarakat
2. Tujuan khusus : Terlaksananya pelayanan asuhan keperawatan secara cepat, tepat, dan bermutu kepada bayi baru lahir, post natal dan bayi-bayi yang bermasalah.
5
2.8 Struktur Organisasi Ruangan Anturium
Struktur Organisasi Ruang Anturium dapat dilihat pada gambar
2.9 Profil Peserta
Nama : Ira Tuti, S.Kep., Ners
NIP : 199310022022032004
Jabatan/ Golongan : Perawat Ahli Pertama / III-b
Unit Kerja : Ruang Anturium RSUP Dr Hasan
Sadikin Bandung Tahun 2022
Instansi : Kementerian Kesehatan RI
Saat ini, peserta terdaftar sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di lingkungan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia di bawah Direktorat
Jenderal Pelayanan Kesehatan dengan instansi Rumah Sakit Umum Pusat Dr Hasan
Sadikin Kota Bandung Tahun 2022 terhitung mulai tanggal 01 Maret 2022 sebagai
Perawat Ahli Pertama di bawah Bidang Keperawatan dan sekarang bekerja di unit
kerja Ruang Rawat Inap Anturium. Dalam pelaksanaan aktualisasi, peserta
mengacu kepada Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) meliputi :
6
Gambar 2.8 1 Struktur Organisasi Ruang Anturium
1. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan pada tahap pre/intra/postoperasi.
2. Melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan.
3. Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan keperawatan sebagai ketua tim/perawat.
4. Melaksanakan casefinding/deteksi dini/penemuan kasus baru pada individu.
5. Melakukan pemberian penugasan perawat dalam rangka melakukan fungsi ketenagaan perawat.
6. Melakukan pengkajian lanjutan pada individu.
7. Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjutan.
8. Merumuskan diagnosa keperawatan pada individu.
9. Membuat prioritas diagnosa keperawatan dan masalah keperawatan.
10. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu (merumuskan, menetapkan) tindakan
11. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan.
12. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks pada area medikal bedah.
13. Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu.
14. Melakukan tidakan keperawatan pada kondisi gawat darurat/bencana/kritikal.
15. Memberikan dukungan/fasilitas kebutuhan spiritual pada kondisi kehilangan, berduka, atau menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan.
16. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi.
17. Melakukan tindakan keperawatan kebutuhan eliminasi.
18. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan mobilisasi.
19. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan istirahat dan tidur.
20. Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan kebersihan.
21. Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan pengaturan suhu
22. Melakukan pemenuhan kebutuhan oksigen kompleks
23. Melakukan komunikasi klien dengan hambatan komunikasi.
24. Melakukan pemantauan atau penilaian kondisi pasien selama dilakukan tindakan keperawatan spesifik sesuai kasus dan kondisi pasien.
25. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu.
26. Melakukan penatalaksanaan manajemen gejala.
7
27. Melakukan perawatan luka.
28. Melakukan supportkepatuhan terhadap intervensi kesehatan individu.
29. Melaksanakan manajemen suveilans hais sebagai upaya pengawasan resiko infeksi dalam upaya preventif pada pelayanan keperawatan.
30. Melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan antar shift/unit/fasilitas kesehatan.
31. Melakukan konsultasi keperawatan dengan kolaborasi dengan dokter.
32. Melakukan tindakan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaan standar pada pasien/petugas/pengunjung sebagai upaya pencegahan infeksi.
33. Melakukan pendidikan kesehatan pada individu.
2.10 Nilai-nilai Dasar ASN
Nilai-nilai dasar adalah nilai yang sangat dibutuhkan dalam menjalankan tugas jabatan profesi ASN secara profesional sebagai pelayan masyarakat. Nilainilai dasar ASN yaitu berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif dan kolaboratif (BerAKHLAK)(LAN, 2021)
2.10.1 Berorientasi Pelayanan
Berorientasi Pelayanan merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core
ValuesASN BerAKHLAK yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berkomitmen memberikan pelayanan prima demi kepuasan masyarakat. Materi modul ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagaimana panduan perilaku Berorientasi Pelayanan yang semestinya dipahami dan diimplementasikan oleh setiap ASN di instansi tempatnya bertugas, yang terdiri dari:
1. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat;
2. Ramah, cekatan, solutif dan dapat diandalkan; dan
3. Melakukan perbaikan tiada henti
Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku Berorientasi
Pelayanan yang pertama ini diantaranya:
a. Mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia;
b. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
c. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian; dan
d. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama
8
2.10.2 Akuntabel
Akuntabilitas adalah kewajiban setiap individu, kelompok, atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Nilai-nilai yang mencerminkan akuntabilitas adalah akuntabel, keadilan, tanggung jawab, kejelasan, inovatif, norma dan etika, kepercayaan, kesinambungan, konsistensi, kebersamaan, profesionalisme, kejujuran, integritas serta amanah.
Perilaku ASN yang akuntabel diantaranya :
a. Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi
b. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif dan efisien
c. Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan
2.10.3 Kompeten
Kompeten yaitu terus belajar dan mengembangkan kapabilitas.
Perilaku ASN berkompeten diantaranya:
a. Meningkatkan kompetensi diri untuk mengjawab tantangan yang selalu berubah;
b. Membantu orang lain belajar;
c. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
2.10.4 Harmonis
ASN mampu menunjukkan kemampuan menciptakan suasana harmonis dilingkungan bekerja, memberikan layanan yang berkeadilan kepada masyarakat, serta dapat menunjukkan perilaku yang beretika dan menjadi perekat bangsa dalam segala aspek kehidupan sebagai warga negara.
Perilaku ASN harmonis diantaranya :
a. Menghargai setiap orang apappun latar belakangnya;
b. Suka mendorong orang lain;
c. Membangun lingkungan kerja yang kondusif.
2.10.5
Loyal
Salah satu sifat yang harus dimiliki oleh seorang ASN adalah sifat loyal atau setia kepada bangsa dan negara. Sifat dan sikap loyal terhadap bangsa dan negara dapat diwujudkan dengan sifat dan sikap loyal ASN kepada pemerintahan yang sah sejauh pemerintahan tersebut bekerja sesuai dengan peraturan perundang-
9
undangan yang berlaku, karena ASN merupakan bagian atau komponen dari pemerintahan itu sendiri.
Perilaku ASN loyal diantaranya :
a. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945, setia kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia serta pemerintahan yang sah;
b. Menjaga nama baik sesame ASN, pimpinan, insgansi, dan negara;
c. Menjaga rahasia jabatan dan negara.
2.10.6 Adaptif
Adaptif adalah karakteristik alami yang dimiliki makhluk hidup untuk bertahan
hidup dan menghadapi segala perubahan lingkungan atau ancaman yang timbul. Sehingga kemampuan adaptif merupakan syarat penting bagi terjaminnya keberlangsungan kehidupan.
Perilaku ASN beradaptif diantaranya :
a. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan;
b. Terus berinovasi dan mengembangakkan kreativitas;
c. Bertindak proaktif.
2.10.7 Kolaboratif
Perilaku ASN berkolaboratif diantaranya :
a. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi;
b. Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkanersama nilai tambah;
c. Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan bersama.
2.11 Peran dan Kedudukan ASN dalam NKRI
2.11.1Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai
ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar
selalu tersedia sumber daya aparatur sipil negara yang unggul selaras dengan
perkembangan zaman. Fungsi ASN sendiri sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayanan publik, dan perekat serta pemersatu bangsa (LAN, 2017).
10
2.11.2SMART ASN
SMART ASN yaitu ASN dengan kompetensi, kinerja, serta profesionalisme yang tinggi sehingga mampu beradaptasi dan semakin responsif terhadap perubahan dan pencapaian tujuan organisasi, maka ASN memerlukan kemampuan yakni literasi digital. Literasi digital adalah kemampuan untuk mengakses, mengelola, memahami, mengintegrasikan, mengkomunikasikan, mengevaluasi, dan menciptakan informasi secara aman dan tepat melalui teknologi digital untuk pekerjaan, pekerjaan yang layak, dan kewirausahaan (LAN, 2021).
Penerapan pengkajian keperawatan dalam kedudukan dan peran ASN tentunya merupakan bagian dari komunikasi dan analisis untuk mempertimbangkan risiko yang muncul dari masalah pasien sehingga mampu mengekplorasi dan mencari informasi, data dan konten sesuai dengan kebutuhan untuk pemecahan masalah.
11
BAB III LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI
3.1 Identifikasi Isu
Identifikasi isu dilakukan dengan melihat hal-hal yang tidak sesuai dengan kondisi dalam Sasaran Kerja Pegawai (SKP). Hal yang tidak sesuai dalam SKP dapat berpotensi menjadi suatu masalah. Berikut penjelasan setiap butir SKP.
No Kegiatan Tugas Pokok Jabatan Kondisi Saat Ini Kondisi yang
1 Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan pada tahap pre/intra/postoperasi.
2 Melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan.
3 Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan keperawatan sebagai ketua tim/perawat.
4 Melakukan pemberian penugasan perawat dalam
rangka melakukan fungsi
ketenagaan perawat.
5 Melaksanakan case finding/deteksi
dini/penemuan kasus baru pada individu.
6 Melakukan pengkajian lanjutan pada individu.
Diharapkan
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO
Tidak ada data
Tidak ada data
Tidak ada data
Tidak ada data
Belum optimalnya
pemasangan gelang
identitas tambahan
pasien dengan DNR
di ruang Anturium
Terpasangnya gelang
identitas tambahan pada
pasien yang DNR
dengan terpasangnya
gelang ungu, sesuai SOP
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO
12
Tabel 3.1.1 Penjelasan butir SKP (Sasaran Kinerja Perawat)
7 Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjutan.
8 Merumuskan diagnosa keperawatan pada individu.
9 Membuat prioritas diagnosa keperawatan dan masalah keperawatan.
10 Menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu (merumuskan, menetapkan) tindakan
11 Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan.
12 Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks pada area medikal bedah.
13 Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu.
14 Melakukan tidakan keperawatan pada kondisi gawat darurat/bencana/kritikal.
15 Memberikan dukungan/fasilitas kebutuhan spiritual pada kondisi
kehilangan, berduka, atau
menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan.
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SOP
Tidak ada data Tidak ada data
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO
Tidak ada data Tidak ada data
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO
13
16 Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi.
17 Melakukan tindakan keperawatan kebutuhan eliminasi.
18 Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan mobilisasi.
19 Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan istirahat dan tidur.
20 Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri.
21 Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan pengaturan suhu
22 Melakukan pemenuhan kebutuhan oksigen kompleks
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO
Belum optimalnya posisi bayi yang terpasang oksigen untuk meningkatkan saturasi oksigen pada bayi prematur di ruang Anturium RSUP
Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022
Terdapat posisi bayi yang nyaman yang dapat sekaligus meningkatkan saturasi oksigen pada bayi yang terpasang oksigen.
23 Melakukan komunikasi klien dengan hambatan komunikasi.
24 Melakukan pemantauan atau penilaian kondisi pasien
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO
14
selama dilakukan tindakan keperawatan spesifik sesuai kasus dan kondisi pasien.
25 Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu.
26 Melakukan penatalaksanaan manajemen gejala.
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO
27 Melakukan perawatan luka. Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai
SPO
28 Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan individu.
Belum optimalnya
stimulasi oral motor pada bayi yang
terpasang
OGT/Problem
Feeding untuk
meningkatkan refleks
hisap bayi di ruang
Anturium RSUP Dr.
Hasan Sadikin
Bandung Tahun 2022
Terdapat media yang
menarik sehingga
memudahkan perawat
dalam
mengimplentasikan
stimulasi oral motor untuk meningkatkan
refleks hisap bayi yang
terpasang OGT/problem feeding di ruangan.
Sehingga lama perawatan menjadi lebih singkat, penyembuhan bayi lebih cepat dan biaya perawatan berkurang.
29 Melaksanakan manajemen suveilanshaissebagai upaya pengawasan resiko infeksi dalam upaya preventif pada pelayanan keperawatan.
30 Melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan antar shift/unit/fasilitas kesehatan.
Sudah dilaksanakan dilaksanakan sesuai SPO
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO
15
31 Melakukan konsultasi
keperawatan dengan kolaborasi dengan dokter.
32 Melakukan tindakan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaan standar pada pasien/petugas/pengunjung
sebagai upaya pencegahan infeksi.
33 Melakukan pendidikan
kesehatan pada individu.
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SPO
Belum optimalnya
edukasi kesehatan
tentang pijat bayi
untuk meningkatkan
berat badan pada
bayi dengan BBLR
pada keluarga di ruang Anturium RSUP
Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022
Terdapat media edukasi
yang menarik sehingga
memudahkan orangtua
bayi dan dapat
mempraktikannya di rumah ketika bayinya
yang sudah
diperbolehkan pulang, untuk meningkatkan
berat badan pada bayi
dengan BBLR
Berdasarkan hasil dari environmentalscanningsesuai dengan penjabaran butir
SKP yang telah dilakukan di Ruang Anturium terdapat beberapa isu muncul, yaitu :
1) Belum optimalnya pemasangan gelang identitas tambahan pasien dengan DNR di ruang Anturium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022
Pemasangan gelang identitas pasien merupakan salah satu bagian dari IPSG
(InternationalPatientSafetyGoal)yang merupakan sebuah standar yang diterbitkan oleh JointCommissionInternational(JCI) sebagai bagian dari standar kualitas dan keselamatan pelayanan kesehatan yang berfokuspada pasien. Salah satunya adalah
IPSG pertama yaitu mengidentifikasi pasien dengan benar. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan keselamatan pasien dan mencegah pasien pada kejadian yang tidak diharapkan.
Berdasarkan observasi yang dilakukan pada tanggal 23 Mei 2022 - 5 Juni
2022 di ruang Anturium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022. Pada saat
16
pasien baru datang ke rumah sakit, pasien diberikan gelang identitas sesuai dengan
kriterianya yaitu pemasangan gelang identitas warna biru untuk pasien laki-laki, warna pink untuk pasien perempuan, warna kuning untuk pasien resiko jatuh, warna ungu untuk pasien DoNotResuscitate(DNR), warna merah untuk pasien dengan alergi obat.
Dalam pelaksanaannya terdapat beberapa pasien yang gelang identitas tambahannya tidak terpasang dengan optimal pada bayi dengan DNR. Pada pasien
yang DNR, pasien tidak terpasang gelang DNR tetapi dokter bersama perawat hanya memberikan informedconsentkepada keluarga dengan bukti formDNR disetujui oleh keluarga pasien Artinya pasien atau keluarga memilih tidak melanjutkan
tindakan medis
Hasil wawancara dengan kepala ruangan anturium pada tanggal 29 Juni
2022 mengatakan bahwa benar jarang melakukan bahkan tidak pernah memasang
gelang DNR kepada pasien yang telah dinyatakan DNR karena terkendala dengan kegiatan pelayanan yang lebih urgent. Dilakukan juga wawancara kepada perawat yang sedang berdinas, mengatakan tidak memasangkan gelang DNR hanya melakukan inform concert kepada keluarga dan mengisi form DNR. Sedangkan sudah ada SOP tentang pemasagan gelang DNR.
2) Belum optimalnya posisi bayi yang terpasang oksigen untuk meningkatkan saturasi oksigen pada bayi prematur di ruang Anturium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Tahun 2022
Bayi prematur adalah bayi baru lahir yang memiliki usia kehamilan kurang dari 37 minggu (Duderstadt, 2013). Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
tahun 2009 penyebab utama kematian bayi prematur yakni gangguan pada sistem pernapasan (35,9%) dan berat lahir rendah (32,4%). Bayi yang menggunakan ventilator karena adanya gangguan pernafasan diperkirakan mencapai lebih dari 75% (Idemmiaty, 2011). Salah satu tatalaksana yang dapat mendukung terapi
oksigen adalah pengaturan posisi bayi, yakni pemberian posisi pronasi. Posisi pronasi dilakukan untuk memperbaiki fisiologis pernapasan dan stabilitas kardiovaskuler dengan cara mengurangi kompresi abdomen (Anggraeni, dkk. 2019)
hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pemberian posisi pronasi berdampak pada saturasi oksigen yang awalnya rerata 92.87 secara bertahap meningkat menjadi
17
96.46 pada 1 jam pertama dan 97.25 pada 2 jam pertama dengan deviasi yang semakin kecil.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ramdhani (2019) bahwa pemberian posisi pronasi meningkatkan saturasi oksigen, menurunkan frekuensi nadi, menurunkan frekuensi napas. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Witartiningsih (2021) bahwa pemberian posisi semipronasi dannestingberpengaruh terhadap saturasi oksigen pada BBLR4,3 kali. Didukung juga denganpenelitian yang
dilakukan oleh ferisa dan Rustiani (2020) bahwa pemberian posisi pronedan posisi semipronemeningkatkan saturasi dan mempercepat proses weaningventilasinon invasif. Sehingga perlu diberikan posisi pronasi ini sebagai posisi yang aman, nyaman dan dapat meningkatkan saturasi oksigen
Berdasarkan data rekam medis jumlah bayi yang didiagnosis prematur di ruang Anturium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung cukup besar. Untuk bulan Januari - April 2022, didapatkan bayi prematur sebanyak 364 orang. Sedangkan rata-rata lama rawat bayi yang dirawat (AverageLengthofStay) sebagian besar >7 hari atau berat badan bayi sudah lebih dari 1800 gram dengan kondisi bisa minum/menyusu efektif.
Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 23 Mei 2022 - 5 Juni 2022 di ruang
Anturium bahwa belum ada posisi yang optimal untuk meningkatkan saturasi oksigen bagi bayi yang terpasang oksigen. Hasil observasi beberapa bayi yang terpasang oksigen dengan posisi terlentang dan bodyupbelum melakukan posisi pronasi.
Hasil wawancara dengan kepala ruangan anturium pada tanggal 29 Juni 2022 mengatakan bahwa hanya beberapa bayi yang dilakukan posisi pronasi. Dikarenakan bayi yang dilakukan posisi pronasi harus dengan observasi ketat dan harus terpasang monitor karena takut terjadi hal yang tidak diinginkan, bayi yang dilakukan posisi pronasi harus kondisi bayi yang tenang. Dilakukan juga wawancara kepada beberapa perawat yang berdinas mengatakan belum mengetahui posisi yang optimal untuk meningkatkan saturasi, biasanya diposisikan miring atau body up.
18
3) Belum optimalnya stimulasi oral motor pada bayi yang terpasang OGT/Problem
Feedinguntuk meningkatkan refleks hisap bayi di ruang Anturium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022
Ruang Anturium merupakan ruang pelayanan khusus neonatologi, berupa perawatan bayi baru lahir usia 0 sampai dengan 28 hari, pada beberapa bayi dengan kebutuhan khusus dirawat lebih dari 28 hari. Ruang perawatan Anturium terdiri dari ruang perawatan level satu, level dua infeksius dan level dua non infeksius. Ruang perawatan level dua non infeksius diperuntukkan untuk menangani bayi-bayi baru lahir dengan gangguan pernafasan, berat badan lahir rendah, premature, problem feeding, dan lain-lain.
Bayi prematur merupakan bayi yang lahir pada usia kehamilan kurang dari 37 minggu. Bayi prematur merupakan penyebab utama kematian perinatal dan morbiditas. Sehubungan dengan berat lahir dan usia kehamilan yang kurang, terdapat beberapa kekhususan dalam pemberian nutrisi pada bayi prematur. Hal tersebut berkaitan dengan kematangan perkembangan fungsi oral motor pada bayi prematur. Komponen reflek hisap yang sudah ada sejak usia kehamilan 28 minggu, masih perlu waktu agar terjadi sinkronisasi pada kemampuan reflek hisap yaitu pada usia kehamilan 32-36 minggu. Kesulitan makan pada bayi prematur ini disebabkan karena sistem kardiorespirasi, susunan saraf pusat dan otot-otot otomotor yang belum berkembang (Fatimah & Purwaningsih, 2022)
Bagi bayi yang lahir prematur dengan reflek hisap lemah, pemberian nutrisi dilakukan melalui parenteral. Sementara perkembangan nutrisi dari parenteral menuju pemberian nutrisi melalui oral secara mandiri memerlukan lima sampai dengan tujuh tahap, termasuk pemberian nutrisi secara parenteral total, nutrisi parenteral sebagian dengan dibantu orogastric tube, pemberian nutrisi melalui tabung makan, pemberian nutrisi melalui tabung makan dengan botol susu, melalui botol susu, pemberian nutrisi melalui botol susu dengan menyusui dan terakhir pemberian nutrisi melalui menyusu langsung pada ibu (Fatimah & Purwaningsih, 2022).
Bayi baru lahir atau bayi yang sudah lama dirawat sering dilakukan pemeriksaan stimulasi tumbuh kembang. Stimulasi tumbuh kembang pada bayi merupakan salah satu bagian dari SOP Deteksi Dini Tumbuh Kembang, juga merupakan sebuah standar yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan untuk mendeteksi secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang balita.
19
Oral motor atau stimulasi oral sebagai stimulasi sensoris pada bibir, rahang, lidah, palatum lunak, faring, laring, dan otot yang respirasi yang berpengaruh didalam mekanisme orofaringeal. Stimulasi sensoris pada struktur oral ini dapat meningkatkan kemampuan struktur oral dalam proses menghisap (sucking) dan menelan (swallow) (Lyu, tian-chan, zhang et all, 2014). Melalui sentuhan dan stimulasi terutama jaringan otot daerah sekitar mulut yang dapat meningkatkan peredaran darah meningkatkan fungsi otot dan merangsang reflek hisap pada bayi terutama Bayi Berat Lahir Rendah serta dapat meningkatkan fungsi organ tubuh yang lainnya (Syaiful, dkk. 2019).
Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh Syaiful, dkk
(2019) bahwa stimulasi oral motor meningkatkan refleks hisap pada bayi BBLR.
Sejalan juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Saputro dan Megawati (2019) bahwa stimulasi oral sangat bermanfaat untuk meningkatkan refleks hisap pada bayi. Hal ini berhubungan dengan penelitian yang dilakukan oleh Maghfuroh, dkk
(2021) bahwa oral motor meningkatkan refleks hisap pada bayi BBLR. Didukung
juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Fatimah & Purwaningsih (2022) bahwa
stimulasi oral motor mempengaruhi refleks hisap pada bayi prematur.
Berdasarkan data rekam medis jumlah bayi yang didiagnosis prematur di ruang Anturium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung cukup besar. Untuk bulan Januari
- April 2022, didapatkan bayi prematur (usia <37 minggu) sebanyak 364 orang.
Untuk bayi prematur (<34 minggu) dari bulan Januari - April 2022, sebanyak 172 orang. Sedangkan rata-rata lama rawat bayi yang dirawat (AverageLengthofStay) sebagian besar >7 hari atau berat badan bayi sudah lebih dari 1800 gram dengan kondisi bisa minum/menyusu efektif.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lessen (2011) memaparkan bahwa bayi yang menerima PIOMI (PrematureInfantOralMotorIntervention) sekali sehari, lebih cepat dipulangkan 2,6 hari dari pada bayi yang tidak diberikan intervensi PIOMI. Sehingga pengaruh pemberian PIOMI (Premature Infant Oral Motor Intervention) pada bayi prematur berpengaruh untuk mengurangi LOS (lengthofhospitalstay). Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Chen, et all
(2021) bahwa intervensi motorik oral dapat secara efektif mengurangi waktu lama rawat inap di rumah sakit (lengthofhospitalstay) serta meningkatkan efisiensi makan dan penambahan berat badan. Intervensi motorik oral layak digunakan
20
secara luas di rumah sakit untuk meningkatkan hasil klinis bayi prematur dan mengurangi beban ekonomi keluarga dan masyarakat.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Ceach (2019), bahwa rata-rata biaya
rumah sakit pada usia <28 minggu berada lebih dari Rp. 1,5 M, untuk usia 28-31 minggu berada di 600 juta-1.5 M, untuk usia 32-34 minggu berada di Rp. 148-445jt, dan dengan usia 35-36 minggu, biayanya dibawah Rp. 66 jt. Hal tersebut
membuktikan bahwa biaya perawatan rawat inap rumah sakit untuk bayi prematur
lebih mahal dibandingkan dengan bayi normal. Sehingga dengan dilakukannya stimulasi oral motor diharapkan dapat mengurangi waktu lama rawat (lengthof hospitalstay) serta menekan biaya perawatan rawat inap.
Berdasarkan observasi yang dilakukan pada tanggal 23 Mei 2022 - 5 Juni
2022 di ruang Anturium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022, pemberian stimulasi oral motor yang dilakukan dirasakan masih belum optimal terlihat dari cara
mengecek refleks hisapnya dengan menggunakan minum perspen atau dot.
Dilakukan survey dengan melakukan pengisian kuesioner kepada perawat di ruang anturium. Dari 41 jumlah total perawat ruang anturium, 10 orang tidak mengisi
kuesioner dan 31 orang mengisi kuesioner. Hasilnya, sebanyak 30 (96,77%)
perawat mengetahui tentang stimulasi oral motor, sebanyak 7 (22,58%) perawat
menyatakan belum melakukan stimulasi oral motor pada bayi yang terpasang
OGT/problem feeding, sebanyak 31 (100%) perawat menyatakan penting
melakukan stimulasi oral motor pada bayi yang terpasang OGT/problemfeeding, sebanyak 30 (96,77%) mengatakan penting dilakukan edukasi kesehatan
mengenai oral motor ke perawat.
Sehingga diperlukan stimulasi oral motor ini, menjadi penatalaksanaan tambahan untuk meningkatkan refleks menghisap pada bayi prematur, bayi yang terpasang OGT/problemfeeding. Sehingga lama perawatan menjadi lebih singkat, penyembuhan bayi lebih cepat dan biaya perawatan berkurang.
Edukasi kesehatan merupakan salah satu kegiatan atau usaha dalam
menyampaikan pesan kesehatan kepada perawat dengan harapan dapat
memperoleh pengetahuan tentang stimulasi oral motor untuk meningkatkan refleks
menghisap bayi yang terpasang OGT/problemfeeding Metode penyampaian pesan
dan informasi dalam edukasi harus memperhatikan keadaan. Menurut Kholid (2014)
mengatakan bahwa metode audio-visual merupakan metode yang paling efektif dan
21
berkontribusi besar terhadap perilaku dengan memberikan rangsangan pada pendengaran, penglihatan dan perubahan perilaku.
Berdasarkan hasil telusur pada unit promosi kesehatan mengatakan bahwa belum tersedianya media edukasi kesehatan yang berbentuk leaflet dan audio-visual untuk mempermudah perawat dalam mengakses informasi kesehatan di RSUP Dr. Hasan Sadikin, khususnya edukasi kesehatan mengenai stimulasi oral motor pada bayi yang terpasang OGT/problemfeedinguntuk meningkatkan refleks hisap pada bayi.
Hasil wawancara yang dilaksanakan pada tanggal 21 Juni 2022 dengan kepala ruangan Anturium, bahwa dalam pelaksanaanya media yang mempermudah perawat sangat dibutuhkan terkait kesulitan perawat dalam mengakses informasi kesehatan yang dibutuhkan. Sehingga membutuhkan sebuah inovasi dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dengan paripurna.
4) Belum optimalnya edukasi kesehatan tentang pijat bayi untuk meningkatkan berat badan pada bayi dengan BBLR pada keluarga di ruang Anturium RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung Tahun 2022
Ruang Anturium merupakan ruang pelayanan khusus neonatologi, berupa perawatan bayi baru lahir usia 0 sampai dengan 28 hari, pada beberapa bayi dengan
kebutuhan khusus dirawat lebih dari 28 hari. Ruang perawatan Anturium terdiri dari ruang perawatan level satu, level dua infeksius dan level dua non infeksius. Ruang perawatan level dua non infeksius diperuntukkan untuk menangani bayi-bayi baru lahir dengan gangguan pernafasan, berat badan lahir rendah, premature, problem feeding, dan lain-lain.
Berat badan lahir rendah (BBLR) sebagai berat lahir kurang dari 2500 gram terlepas dari usia kehamilan (WHO). Pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) mempunyai kesulitan untuk beradaptasi dengan kehidupan ekstra uterin akibat ketidakmatangan sistem organ tubuhnya seperti paru-paru, jantung, ginjal, hati, dan sistem pencernaannya (Kustio, 2013). Kenaikan berat badan pada bayi BBLR
sangat penting dalam mencegah peningkatan mortalitas, morbiditas, disabilitas serta dampak jangka panjang bagi bayi. Kenaikan berat badan dikaitkan dengan stimulasi taktil seperti pijatan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Karim, dkk (2021) bahwa
terdapat penambahan berat badan pada bayi yang diberikan pijat bayi. Sejalan
22
dengan penelitian yang dilakukan oleh Abas (2020) bahwa massage therapy
berpengaruh secara signifikan dalam meningkatkan berat badan bayi dengan BBLR.
Didukung juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi (2021) bahwa terapi
pijat memiliki dampak positif terhadap peningkatan berat badan pada BBLR dan bayi
prematur. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Safitri, dkk (2021) bahwa
pijat bayi sangat berpengaruh terhadap peningkatan berat badan neonatus.
Berdasarkan data rekam medis jumlah bayi yang didiagnosis BBLR di ruang
Anturium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung cukup besar. Untuk bulan Januari - April 2022, didapatkan bayi BBLR sebanyak 228 orang. Sedangkan rata-rata lama rawat bayi yang dirawat (AverageLengthofStay) sebagian besar >7 hari atau berat badan
bayi sudah lebih dari 1800 gram dengan kondisi bisa minum/menyusu efektif.
Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan pada tanggal 23 Mei 2022 - 5 Juni 2022 di ruang Anturium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022, dilakukan wawancara pada orang tua bayi yang sedang menunggu bayinya di ruang
anturium, mengatakan belum mengetahui manfaat pijat bayi untuk meningkatkan
berat badan terutama pada bayi dengan BBLR dan belum mengetahui bagaimana
cara melakukan pijat bayi.
Hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 29 Juni 2022, dilakukan
wawancara kepada 6 orang tua bayi/pasien mengatakan lima dari enam orang
belum mengetahui pijat bayi untuk meningkatkan berat badan pada bayi dengan
BBLR, lima orang mengatakan penting melakukan pijat bayi untuk meningkatkan berat badan pada bayi dengan BBLR, enam orang mengatakan belum mengetahui cara melakukan pijat bayi untuk meningkatkan berat badan pada bayi dengan BBLR, lima orang mengatakan belum ada yang melakukan edukasi kesehatan mengenai pijat bayi untuk meningkatkan berat badan pada bayi dengan BBLR, lima orang mengatakan penting dilakukan edukasi kesehatan mengenai pijat bayi untuk
meningkatkan berat badan pada bayi dengan BBLR, enam orang mengatakan media
edukasi kesehatan dengan menggunakan video penting dalam melakukan pijat bayi.
Edukasi kesehatan merupakan salah satu kegiatan atau usaha dalam
menyampaikan pesan kesehatan kepada orang tua bayi dengan harapan dapat
memperoleh pengetahuan tentang manfaat pijat bayi untuk meningkatkan berat badan pada bayi BBLR. Metode penyampaian pesan dan informasi dalam edukasi
pada orang tua bayi harus memperhatikan keadaan. Menurut Kholid (2014)
mengatakan bahwa metode audio-visual merupakan metode yang paling efektif dan
23
berkontribusi besar terhadap perilaku orang tua dengan memberikan rangsangan pada pendengaran, penglihatan dan perubahan perilaku. Berdasarkan hasil telusur pada unit promosi kesehatan mengatakan bahwa belum tersedianya media edukasi kesehatan yang berbentuk audio-visual untuk mempermudah orang tua bayi atau keluarga dalam mengakses informasi kesehatan di RSUP Dr. Hasan Sadikin, khususnya edukasi kesehatan mengenai manfaat pijat bayi untuk meningkatkan berat badan pada bayi dengan BBLR.
Hasil wawancara yang dilaksanakan pada tanggal 29 Juni 2022 dengan kepala ruangan Anturium, bahwa dalam pelaksanaanya media edukasi kesehatan yang mempermudah orang tua bayi sangat dibutuhkan terkait kesulitan orangtua mengakses informasi kesehatan yang dibutuhkan, dengan kurang memanfaatkan media leaflet. Sehingga membutuhkan sebuah inovasi dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dengan paripurna. Edukasi kesehatan mengenai manfaat pijat bayi untuk meningkatkan berat badan pada bayi dengan BBLR merupakan pengetahuan yang sangat penting untuk orang tua bayi supaya bisa dipraktikan dirumah ketika sudah diperbolehkan pulang.
3.2 Penapisan Core Isu
Penentuan core isu digunakan untuk menentukan prioritas isu yang akan
diangkat dan salah satu teknik penapisan yang dapat digunakan adalah teknik metode
AKPL (Aktual, Kekhalayakan, Problematika, Layak). Aktual artinya isu tersebut benarbenar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat. Kekhalayakan artinya isu tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak. Problematika artinya isu tersebut memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu dicarikan segera solusinya secara komprehensif. Kelayakan artinya isu tersebut masuk akal, realistis, relevan, dan dapat dimunculkan inisiatif pemecahan permasalahannya.
24
Tabel 3.2.1 Table Teknik Tapisan Isu dengan Metode AKPL
1 Belum optimalnya pemasangan gelang
identitas tambahan pasien dengan DNR
di ruang Anturium RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung Tahun 2022
2 Belum optimalnya posisi bayi yang
terpasang oksigen untuk meningkatkan
saturasi oksigen pada bayi prematur di ruang Anturium RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung Tahun 2022
3 Belum optimalnya stimulasi oral motor pada bayi yang terpasang OGT/
ProblemFeedinguntuk meningkatkan
refleks hisap di ruang Anturium RSUP
Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun
2022
4 Belum optimalnya edukasi kesehatan
tentang pijat bayi untuk meningkatkan
berat badan bayi dengan BBLR pada
keluarga di ruang Anturium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022
Keterangan:
4 3 3 3 13 IV
5 4 4 4 17 III
5 5 5 5 20 I
5 5 4 4 18 II
Skala Likert 1-5 (5 = Sangat mendesak 4 = Mendesak 3 = Cukup mendesak 2 = Tidak mendesak 1 = Sangat tidak mendesak)
Definisi operasional tiap nilai sebagai berikut :
a) Nilai 1 : isu yang sangat tidak mendesak untuk diselesaikan, tidak akan menimbulka dampak yang besar dalam waktu yang dekat, dan tidak akan berkembang menjadi masalah yang lebih luas walaupun tidak segera diselesaikan.
b) Nilai 2 : isu tidak mendesak untuk diselesaikan, kemungkinan menimbulkan dampak tapi tidak waktu dekat, kemungkinan bisa berkembang menjadi masalah yang lebih luas jika tidak segera diselesaikan.
25
Isu A K P L Jumlah Prioritas
No
c) Nilai 3 : isu cukup mendesak untuk diselesaikan, cukup menimbulkan dampak dalam waktu dekat yang bisa berkembang menjadi masalah yang luas jika tidak ditangani.
d) Nilai 4 : isu mendesak untuk diselesaikan, sudah menimbulkan dampak walaupun belum kompleks dan dapat berkembang cepat menjadi luas jika tidak ditangani.
e) Nilai 5 : isu amat sangat mendesak untuk diselesaikan, sudah menimbulkan dampak yang cukup besar dan perkembangan masalah meluas sehingga butuh penanganan segera.
Sehingga, dari hasil tersebut penulis mengangkat isu “Belum optimalnya stimulasi oral motor pada bayi yang terpasang OGT/ProblemFeedinguntuk meningkatkan refleks hisap bayi di ruang Anturium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022”
3.3 Analisis Isu Terpilih
3.3.1 Dampak Isu
Dampak yang dapat ditimbulkan oleh core isu apabila tidak dilakukan perbaikan dan keterkaitan dengan nilai-nilai ASN adalah sebagai berikut.
Tabel 3.3.1 Table Dampak Isu Sesuai SKP
1 Belum optimalnya stimulasi oral motor pada bayi yang terpasang
OGT/Problem Feeding untuk
meningkatkan refleks hisap bayi di ruang Anturium RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung Tahun 2022
2 Belum optimalnya edukasi
kesehatan tentang pijat bayi untuk
meningkatkan berat badan pada bayi BBLR pada keluarga di ruang
Anturium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022
Dampak Apabila Isu Tidak
Ditangani
a) Menurunnya refleks hisap bayi yang
terpasang OGT/problemfeeding jika
tidak diberikan stimulasi oral motor
b) Menambah lama perawatan
c) Proses penyembuhan bayi
memanjang
d) Resiko infeksi meningkat
e) Biaya perawatan menjadi mahal
f) Menurunnya kualitas mutu pelayanan
keperawatan
a) Menurunnya berat badan bayi atau
tidak bertambah jika tidak diberikan
edukasi kesehatan mengenai manfaat
pijat bayi untuk meningkatkan berat
badan bayi dengan BBLR pada
26
No
Isu
3 Belum optimalnya posisi bayi yang
terpasang oksigen untuk
meningkatkan saturasi oksigen pada bayi prematur di ruang Anturium
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Tahun 2022
4 Belum optimalnya pemasangan
gelang identitas tambahan pasien
dengan DNR di ruang Anturium
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Tahun 2022
orangtua bayi/keluarga setelah pasien pulang
b) Menurunnya imunitas bayi, jika berat badan ikut menurun yang juga
mempengaruhi tingkat kesehatan bayi sendiri
c) Meningkatkan resiko penyakit yang
lain jika berat badan bayi tidak naik/bertambah
d) Meningkatkan resiko infeksi
a) Jika posisi bayi yang terpasang
oksigen belum optimal, maka saturasi oksigenpun tidak akan optimal bahkan resiko menurun.
b) Jika saturasi oksigen turun dikhawatirkan akan terjadi desaturasi pada bayi.
c) Jika terjadi desaturasi pada bayi, maka kebutuhan oksigennya akan meningkat dari yang sebelumnya.
d) Menambah lama perawatan
e) Proses penyembuhan menjadi lama
f) Mutu pelayanan berkurang
a) Dikhawatirkan jika gelang DNR tidak
terpasang, jika pasien mengalami
keadaan memburuk dokter atau
petugas kesehatan lain yang tidak
mengetahui bahwa bayi tersebut telah
menyetujui DNR.
b) Sehingga dengan terpasangnya
gelang DNR, dokter dan petugas
Kesehatan lain tepat melakukan
tindakan dan tidak dilakukan
27
penanaganan kegawat daruratan
kepada pasien tersebut
3.3.2 Analisis Penyebab Isu
Belum optimalnya stimulasi oral motor pada bayi yang terpasang OGT/Problem
Feeding untuk meningkatkan refleks hisap bayi di ruang Anturium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022 dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang
mempengaruhi isu ini muncul dapat dilakukan pengelompokan menggunakan fishbone. Dalam pengelompokan penyebab isu dapat dikategorikan berdasarkan 5 M, yaitu: man (orang), method(metode), material(material), measurment(pengukuran/proses) dan milieu(lingkungan). Sedangkan untuk isu yang diangkat pengelompokan penyebab isu dapat dilihat digambar berikut ini
28
29
Gambar 3.3.1 Diagram Fishbone
3.4 Gagasan Pemecahan Isu
Berdasakan diagram fishbonediatas untuk melakukan pemecahan masalah maka diperlukan gagasan pemecahan isu yang dibuat berdasarkan setiap kategori diantaranya
adalah:
1) Man, pada kategori ini penyebab munculnya isu yaitu dikarenakan masih ada perawat yang belum melakukan stimulasi oral motor, dan masih ada yang mengecek refleks hisapnya menggunakan dot/spen, masih ada perawat yang belum mengetahui stimulasi oral motor, serta belum optimalnya kepatuhan perawat dalam mengimplementasikan stimulasi oral motor. Maka gagasan yang dapat dibuat pada poin ini adalah dibentuknya sosialisasi untuk pemenuhan kebutuhan mengenai optimalisasi stimulasi oral motor pada bayi yang terpasang OGT/ ProblemFeeding untuk meningkatkan refleks hisap bayi
2) Method, pada kategori ini penyebab yang muncul yaitu belum tersedianya sosialisasi optimalisasi stimulasi oral motor pada bayi yang terpasang OGT/problemfeeding untuk meningkatkan refleks hisap bayi serta belum optimalnya media edukasi berbasis digital yang berkelanjutan, dapat diakses dengan mudah setiap saat oleh perawat. Sehingga dibutuhkan solusi yaitu dibuatkan media untuk perawat tentang stimulasi oral motor pada bayi yang terpasang OGT/problem feeding untuk meningkatkan refleks hisap padabayi menggunakan media leaflet dan video di ruang anturium RSUP. Dr Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022
3) Measurment,pada kategori ini penyebab munculnya isu karena belum tersedianya SOP stimulasi oral motor dan belum tersedianya evaluasi terkait stimulasi oral motor. Maka gagasan yang dapat dibuat adalah membuat SOP mengenai stimulasi oral motor sehingga pengimplementasian stimulasi oral motor pada bayi dapat di evaluasi.
4) Milieu, pada kategori ini penyebab munculnya isu karena anggapan perawat dalam mengecek refleks hisap hanya menggunakan dot/spen. Solusinya dengan adanya SOP, media leaflet dan video diharapkan bisa terlaksananya implementasi stimulasi oral motor pada bayi.
30
Tabel 3.4.1
Tabel Keterkaitan dengan Substansi Agenda 3
Manajemen ASN 1) Melaksanakan kebijakan dan pelayanan 31rofes yang 31rofessional.
2) Memberikan informasi secara benar dan tidak membuat kesalahpahaman kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan.
SMART ASN 1) Melakukan pencarian informasi dan evidence based terbaru secara benar melalui pemanfaatan literasi digital.
2) Memberikan informasi dengan memanfaatkan media digital secara bijak untuk kepentingan pelayanan.
Unit Kerja : Instalasi Rawat Inap Anturium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022
Isu yang diangkat : Belum optimalnya stimulasi oral motor pada bayi yang terpasang OGT/ProblemFeedinguntuk meningkatkan refleks hisap bayi di ruang Anturium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung tahun 2022.
Untuk mengatasi isu tersebut agar dapat teratasi dan tidak menimbulkan dampak yang tidak diharapkan di kemudian hari, maka penulis mengajukan beberapa gagasan pemecahan isu tersebut berdasarkan akar masalahnya.
No
Gagasan Pemecahan Isu
1 Penyampaian gagasan terkait rencana kegiatan optimalisasi stimulasi oral motor pada bayi yang terpasang OGT/problem
feedinguntuk meningkatkan refleks hisap pada bayi menggunakan media leaflet dan video di ruang anturium RSUP. Dr Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022 kepada mentor dan kepala ruangan terkait.
Keterangan
SKP
31
Tabel 3.4.2 Gagasan Pemecahan Isu
2 Analisis kebutuhan, pengumpulan informasi serta referensi terkait
optimalisasi stimulasi oral motor pada bayi yang terpasang
OGT/problemfeedinguntuk meningkatkan refleks hisap pada bayi
di ruang Anturium RSUP. Dr Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022
3 Pembuatan leaflet dan video sosialisasi untuk perawat, khususnya tentang stimulasi oral motor pada bayi yang terpasang
OGT/problemfeedinguntuk meningkatkan refleks hisap pada bayi
di ruang anturium yang mudah diakses oleh perawat melalui kanal
youtubedengan scanQRbarcodeyang langsung terhubung pada
kanal youtube
4 Penyusunan draft SPO stimulasi oral motor pada bayi di ruang
Anturium RSUP. Dr Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022
5 Sosialisasi kepada perawat mengenai optimalisasi stimulasi oral motor pada bayi yang terpasang OGT/problem feeding untuk
meningkatkan refleks hisap pada bayi menggunakan media leaflet dan video di ruang anturium RSUP. Dr Hasan Sadikin Bandung
Tahun 2022
6 Melaksanakan kegiatan stimulasi oral motor pada bayi yang
terpasang OGT/problemfeedinguntuk meningkatkan refleks hisap
pada bayi di ruang Anturium RSUP. Dr Hasan Sadikin Bandung
Tahun 2022
7 Evaluasi kegiatan pelaksanaan stimulasi oral motor pada bayi yang
terpasang OGT/problemfeedinguntuk meningkatkan refleks hisap
pada bayi di ruang anturium RSUP. Dr Hasan Sadikin Bandung
Tahun 2022
32
SKP
Inovasi
Inovasi
SKP
SKP
SKP
BAB IV RENCANA AKTUALISASI
4.1 Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar ASN
Nilai-nilai dasar adalah nilai yang sangat dibutuhkan dalam menjalankan tugas jabatan profesi ASN secara profesional sebagai pelayan masyarakat. Nilai-nilai dasar profesi ASN yaitu beorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, kolaboratif (BerAKHLAK) (LAN, 2022).
a) Berorientasi Pelayanan
Berorientasi Pelayanan merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam CoreValues
ASN BerAKHLAK yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berkomitmen memberikan pelayanan prima demi kepuasan masyarakat. Materi modul ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagaimana panduan perilaku Berorientasi Pelayanan yang
semestinya dipahami dan diimplementasikan oleh setiap ASN di instansi tempatnya bertugas, yang terdiri dari:
1) Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat;
2) Ramah, cekatan, solutif dan dapat diandalkan; dan
3) Melakukan perbaikan tiada henti
Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku Berorientasi
Pelayanan yang pertama ini diantaranya:
1) Mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia;
2) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
3) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian; dan
4) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama
b) Akuntabel
Akuntabilitas adalah kewajiban setiap individu, kelompok, atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Nilai-nilai yang
mencerminkan akuntabilitas adalah akuntabel, keadilan, tanggung jawab, kejelasan, inovatif, norma dan etika, kepercayaan, kesinambungan, konsistensi, kebersamaan, profesionalisme, kejujuran, integritas serta amanah.
Perilaku ASN yang akuntabel diantaranya :
33
1) Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi
2) Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif dan efisien
3) Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan
c) Kompeten
Kompeten yaitu terus belajar dan mengembangkan kapabilitas.
Perilaku ASN berkompeten diantaranya:
1) Meningkatkan kompetensi diri untuk mengjawab tantangan yang selalu berubah
2) Membantu orang lain belajar;
3) Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
d) Harmonis
ASN mampu menunjukkan kemampuan menciptakan suasana harmonis dilingkungan bekerja, memberikan layanan yang berkeadilan kepada masyarakat, serta dapat menunjukkan perilaku yang beretika dan menjadi perekat bangsa dalam segala aspek kehidupan sebagai warga negara.
Perilaku ASN harmonis diantaranya :
1) Menghargai setiap orang apappun latar belakangnya;
2) Suka mendorong orang lain;
3) Membangun lingkungan kerja yang kondusif.
e) Loyal
Salah satu sifat yang harus dimiliki oleh seorang ASN adalah sifat loyal atau setia kepada bangsa dan negara. Sifat dan sikap loyal terhadap bangsa dan negara dapat diwujudkan dengan sifat dan sikap loyal ASN kepada pemerintahan yang sah sejauh pemerintahan tersebut bekerja sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, karena ASN merupakan bagian atau komponen dari pemerintahan itu sendiri.
Perilaku ASN loyal diantaranya :
1) Memegang teguh ideology Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945, setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta pemerintahan yang sah;
34
2) Menjaga nama baik sesame ASN, pimpinan, insgansi, dan negara;
3) Menjaga rahasia jabatan dan negara.
f) Adaptif
Adaptif adalah karakteristik alami yang dimiliki makhluk hidup untuk bertahan hidup dan menghadapi segala perubahan lingkungan atau ancaman yang timbul. Sehingga kemampuan adaptif merupakan syarat penting bagi terjaminnya keberlangsungan kehidupan.
Perilaku ASN beradaptif diantaranya :
1) Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan;
2) Terus berinovasi dan mengembangakkan kreativitas;
3) Bertindak proaktif.
g) Kolaboratif
Perilaku ASN berkolaboratif diantaranya :
1) Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi;
2) Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkanersama nilai tambah;
3) Menggaerakkan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan bersama
35
1 Penyampaian gagasan
terkait rencana
kegiatan optimalisasi
stimulasi oral motor pada bayi yang
terpasang
OGT/problem feeding
untuk meningkatkan
reflekshisappadabayi
menggunakan media
leaflet dan video di ruanganturiumRSUP.
Dr Hasan Sadikin
Bandung Tahun 2022
kontrak waktu
untukbertemu
Penulismengawalikegiataninidengan
melakukan kontrak waktu melalui
Whatsapp/menemuilangsungdengan
komunikasiyangefektifmenggunakan
bahasa yang sopan, jelas, menghormati dan menghargai setiap
keputusanyangdiberikanmentordan
kepalaruangan (Harmonis)
Kemudian,penulisdatangtepatwaktu
sesuai kontrak waktu yang telah
disepakatibersama (Akuntabel)
Penulis membuat rancangan kegiatan
aktualisasi berupa gagasan media
edukasi secara inovatif dalam rangka
Memberikan
pelayanan terbaik
didasarkanpada
informasi yang
tepat.
Meningkatkan
indekskepuasan
masyarakat.
Halinisejalandengannilai
organisasi profesional yaitu Nilai Pamingpin
Pituin: Nilaiprofesional yang berorientasi pada pelayanandanpencapaian kinerjamelaluikemitraan. Nilai Integritas yaitu nilai yang
Meningkatkan
kualitashidup
manusia.Halini
sejalan dengan
visidanmisi
menggambarkan
kejujuran dan amanah sertamenjunjungtinggi
dalammenjalankantugas.
36
4.2 Rencana Kegiatan dan Tahapan Kegiatan Aktualisasi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil KeterikatanSubstansi MataPelatihan Kontribusi TerhadapVisi danMisi Organisasi PenguatanNilai Organisasi 1 2 3 4 5 6 7
Tabel 4.2.1 Tabel Matrik Laporan Rancangan Aktualisasi
1. Menentukan kontrak pertemuan
1. Mendapatkan
2. Menyampaikan rencana kegiatan denganmentor,
2. Rancangan kegiatan aktualisasi tersampaikan
kepada mentor dan
kepalaruanganterkait. pengawas ruangan dan
kepalaruangan
meningkatkan mutu pelayanan rumah
sakit (Kompeten)
Penulis berkonsultasi dan
menyampaikan rancangan aktualisasi
dengan kepala ruangan dan mentor
denganramah,sopandansantunserta
tidak mengganggu di jam pelayanan
(Berorientasi Pelayanan) kemudian
menyampaikan rancangan kegiatan
dengan analisis isu yang detail dan
menyampaikan gagasan kreatirnya
(Adaptif) dengan menjunjung tinggi
norma,etika,sopan,santunsertasikap
saling menghormati dan mematuhi
instruksi selama tidak melanggar
peraturan (Loyal)
Padasaatberkonsultasi,
Penulis berdiskusi dengan baik untuk
memperolehkesepakatandanmeminta
persetujuan, masukan, dan saran
kepada kepala ruangan, pengawas
ruangandanmentor (Kolaboratif)
Indonesiauntuk
menjadiNegara
yangmajudan
mewujudkan
manusia
Indonesiayang
lebihsehat.
Nilai Inovatif yang mengedepankan
pengembangan teknologi dalam pemberian pelayanankesehatan
37
2 Analisis kebutuhan, pengumpulan
informasi serta
referensi terkait
optimalisasi stimulasi
oral motor pada bayi
yang terpasang
OGT/problem feeding
untuk meningkatkan
reflekshisappadabayi
menggunakan media
leaflet dan video di ruanganturiumRSUP.
Dr Hasan Sadikin
BandungTahun2022
3. Berkoordinasi
dengan pihak
promkesRS
1. Mengumpulkan
dan menyusun
bahan literatur
pendukung
untuk
pembuatan
rancangan
mediastimulasi
oral motor
melalui leaflet
danvideo.
3. Rancangan aktualisasi disetujui yang tertera dalam lembar konsultasi
Selanjutnya penulis melakukan
koordinasi dengan unit promosi
kesehatan terkait publikasi dengan
jujurdanprofesonal (Kolaboratif)
Rancangan kegiatan aktualisasi
didokumentasikan dalam lembar
konsultasi sehingga dapat
dipertanggungjawabkan (Akuntabel)
Penulis mengumpulkan dan mencari
bahanliteraturdenganmencantumkan
sumber yang jelas sehingga informasi
dapat dipertanggungjawabkan
(Akuntabilitas)
Penulis menyusun rancangan media
stimulasi oral motor dengan
menggunakan cara mengutip yang
benar dan jujur (Akuntabel)
Kemudian penulis menyampaikan
kepada kepala ruangan, mentor dan
pengawas dengan percaya diri (Kompeten)
Berkontribusi
terhadap visi
rumah sakit yaitu
terwujudnya
Indonesiamaju
yang berdaulat, mandiri,dan berkepribadian berlandaskan gotongroyong.
Kegiataninisesuaidengan
nilai RSHS yaitu
Profesional dan Integritas.Selainitu
kegiatan ini juga
meningkatkan
kemampuan menganalisis dan kerjasama dengan menjunjungtinggietika.
Nilai Inovatif yaitu
mengedepankan
tentang
menggunakanmediayangmenarikdan
perkembangan teknologi dalam peningkatan pelayanankesehatan.
38
1. Bahan literatur telah terkumpul.
2. Menyusun rancangan mediastimulasi
2. Tersedianya rancangan media untuk
Penulis membuat leaflet dan video
stimulasi oral motor dengan
oral melalui
leaflet dan video.
kepala ruangan,
dan mentor mengenai
rancangan
mediastimulasi
oral motor
melalui leaflet danvideo.
leaflet dan video jelas (Kompeten) dengan bahasa
masukan
yang jelas dan mudah dipahami
sehingga membantu perawat dalam
melakukan pelayanan kesehatan
(Harmonis)
Penulis berkonsultasi kepada kepala
ruangan, mentor dan pengawas
mengenai media yang telah dibuat
(Kolaborasi)
Selanjutnya,penulisberdiskusidengan
menggunakan bahasa yang ramah, sopan dan santun (Berorientasi
Pelayanan) serta bersikap terbuka
apabila terdapat masukan dan saran
(Adaptif) serta sikap saling
menghormati dan mematuhi instruksi
selama tidak melanggar peraturan
(Loyal)
Hasil konsultasi didokumentasikan
dalam lembar konsultasi sehingga
dapat dipertanggungjawabkan
(Akuntabel)
39
3. Melakukan konsultasi dengan
pengawas
3. Tersedianya lembar konsultasi yang berisisarandan
4. Melakukan revisi 4. Revisi telah dilaksanakan Kemudian penulis melakukan revisi sesuai masukan yang diterima
1.
rancangan mediastimulasi
oral motor melalui leaflet dan video sesuai dengan hasilkonsultasi.
(Kompeten) dan tidak mengulur
waktu untuk melakukan revisi
(Akuntabel)
video untuk perawat, khususnya tentang
stimulasi oral motor
pada bayi yang
terpasang
OGT/problem feeding
untuk meningkatkan
reflekshisappadabayi
di ruang anturium
yang mudah diakses
oleh perawat melalui
kanalyoutubedengan
scanQRbarcodeyang
langsung terhubung
padakanalyoutube
mendesain leaflet dan tampilan kanal Youtube dengan design yangmenarik.
1. Sudah tersedia tampilanleaflet dan kanal Youtube dengan desain yangmenarik
Penulismengawalikegiataninidengan
menyusun konsep dengan teliti
(Kompeten) menggunakan media
edukasi dengan kalimat dan gambar
serta konten video yang menarik dan
mudah dipahami (Berorientasi
Pelayanan)
Selanjutnya
danvideotentangstimulasioralmotor
dengan menggunakan bahasa
Indonesia yang mudah dipahami
(Berorientasi Pelayanan) serta
menggunakan konten yang tidak
berlebihan sesuai kebutuhan
pasien/bayi (Adaptif)
dengan
Terlibat langsung, memilih sendiri
literatur dan
bahan untuk
leaflet dan video
yang akan
digunakan
menunjukkan
kemandirian
yangsesuai
denganvisi
instansi.Serta
mengedepankan
teknologi
informasiuntuk
membantu proses
pelayanan, dalam
NilaiRSHSyangtercermin
dalamkegiataniniadalah
Inovatif karena dapat
meningkatkan, kemampuan kreativitas
dalam pemecahan
masalahyangditemuidi
lingkungankerja.Selain
itu pada kegiatan ini
penguatannilaiorganisasi
yaitu Profesional dan Integritas sehingga
dapat meningkatkan
kemampuan Kerjasama dankomunikasi.
40
3 Pembuatanleafletdan
Membuat dan
2. Menyusun rancangan mediastimulasi oral melalui leaflet dan video.
2. Tersedianya rancangan media untuk leaflet dan video
membuat konten leaflet
3. Melakukan konsultasi
3. Tersedianya lembar Kemudianpenulismelakukankonsultasi
kepala ruangan terkait
dengan kepala
ruangan, pengawas dan
mentor
mengenai
rancangan
mediastimulasi
oral motor
melalui leaflet
danvideo.
konsultasiyang
berisi saran
danmasukan
kesesuaian kebutuhan video tentang
stimulasi oral motor (Kolaborasi)
denganmenjunjungtinggisikapsopan
dan santun, saling menghormati, ramah dan terbuka menerima saran
dan masukan dari kepala ruangan, mentordanpengawas (Loyal)
Berkoordinasi dan berdiskusi (Kolaboratif) dengan menggunakan
bahasa yang komunikatif mengenai
leafletdanvideo tentangstimulasioral
motor pada unit promkes sehingga
mencapai kesepakatan bersama (Harmonis)
Kegiatan konsultasi dan koordinasi
diluar jam pelayanan sehingga tidak
mengganggu waktu pelayanan
(BerorientasiPelayanan)
Penulismelakukanrevisi denganjujur
hal video edukasi
sejalan dengan
visi untuk
mewujudkan
Indonesia yang
maju.
revisi
rancangan
mediastimulasi
oral motor
melalui leaflet
dilakukan
dan tanggung jawab dengan
melakukanyang terbaik (Akuntabel)
yangnantinya videotentangstimulasi
oral motor tersedia di kanal Youtube
sehinggamemudahkanperawatdalam
41
4. Melakukan
4. Revisi telah
stimulasi oral motor
pada bayi di ruang
Anturium RSUP. Dr
Hasan Sadikin
BandungTahun2022
dan video
sesuai dengan
hasil konsultasi.
mengaksesnya melalui scan QR
Barcodeyangdapatterhubungkekanal
Youtube(Kompeten)
PenyusunandrafSPOdilakukandengan
Dengan
Penyusunan draf SPO
dengan
kepala ruangan dan pengawas Anturium
stimulasi oral motor sudah
disetujui oleh
kepala ruangan
dan pengawas
Anturium
membangunkerjasamadengankepala
ruangan,pengawasanturiumdanunit
terkait (Kolaborasi) yang dilandasi
dengan penuh tanggung jawab dan
kejujuran (Akuntabel) sehingga
menjanga nama baik sesama instansi (Loyal)
Penyusunan draft SPO ini disesuaikan
dengan bahasa yang baik dan benar
sehingga orang lain akan mengerti (BerorientasiPelayanan)
Setelah
unit terkait untuk mendapatkan
masukanterkaitdraftSPOyangdibuat (Adaptif)
penyusunan SPO
stimulasi oral
motor ini maka
akan terdapat
pedoman standar
tentang stimulasi
oral motor.
Disamping itu
akanterjalinkerja
sama antar pihak
dalam
menyelesaikan
penyusunan draft
SPO ini, hal ini
akan mendukung
pencapaian Visi
RumahSakityaitu
terwujudnya
Indonesia maju
stimulasi oral motor
bertujuan untuk
meningkatkan layanan
asuhankeperawatanyang
lebih aman, terukur dan jelas, sehingga dalam
pelaksanaan kegiatan
memilikitahapkerjasama yang baik. Hal ini dapat
menguatkan tata nilai RSHS yaitu Pamingpin
Pituin (Kepemimpinan, profesional,inovatif,tulus, ungguldanintegritas)
42
4 PenyusunandraftSPO
1. Menyusun draft SPO
1. Draft SPO
2. Pengajuan verbalkonsepke unit-unitterkait
2. Formulir verbal konsep yang berisi masukan dariunitterkait
draft SPO ada, selanjutnya dilakukanpengajuanverbalkonsepke
3. Finalisasi draft SPO dengan merevisi
3. DraftSPOverbal konsep telah direvisi
Hasil draft yang telah diberikan masukan selanjutnya direvisi dan
perawat mengenai
optimalisasi stimulasi
oral motor pada bayi
yang terpasang
OGT/problem feeding
untuk meningkatkan
reflekshisappadabayi
menggunakan media
masukan dari
verbalkonsep
diselesaikandenganbenar danpenuh
tanggungjawab (Akuntabel)
Penulis melakukan revisi dengan
melaksanakan tugas dengan kualitas
terbaik (Kompeten)
SetelahdraftSPOtersusun,dilanjutkan
denganpengajuandraftSPOkebidang
keperawatan menggunakan bahasa
yang ramah, sopan, santun
yang berdaulat, mandiri dan
berkepribadian berlandaskan
gotongroyong
keperawatan
(BerorientasiPelayanan)
PenulismelakukanpengajuandraftSPO
dengan menghargai setiap keputusan
yang diberikan oleh bidang
keperawatan (Harmonis)
Penulis berkoordinasi dengan
Sosialisasipada
NilaiRSHSyangtercermin
telah
disepakati
pengawas ruangan, kepala ruangan,
mentorsertakesediaanrekanperawat
denganramah,sopandansantunserta
menghargai setiap keputusan
(Harmonis) untuk kesepakatan
bersama dalam menentukan jadwal
sosialisasi (Kolaborasi) kemudian
penulis menepati janji sesuai dengan
perawatdalam
rangka
peningkatan
kualitaspelayanan
sesuaidengan
visirumahsakit
yaituterwujudnya
IndonesiaMaju
pada kegiatan ini adalah
inovatif karena
merupakan langkah yang
digunakan untuk
memecahkansuatuisu.
43
4. Mengajukan draft SPO ke bidang keperawatan
4. Draft SPO yang sudah diberi penomoran dan ditanda tangan
5 Sosialisasi kepada
1. Membuat jadwal pertemuan sosialisasi
1. Jadwal sosialisasi
leaflet dan video di ruanganturiumRSUP.
Dr Hasan Sadikin
Bandung Tahun 2022
melaluizoominar
2. Membuat materi sosialisasi
2. Materi sosialisasi telah dibuat menggunakan PPT
jadwal untuk melakukan sosialisasi
kepadarekanperawat (Akuntabel)
Selanjutnyamembuatmediapresentasi
untuk sosialisasi mengenai stimulasi
oral motor dengan menggunakan
bahasa Indonesia yang mudah
dipahami (Berorientasi Pelayanan)
serta referensi yang dapat
dipertanggungjawabkan (Akuntabel)
yangBerdaulat
3. Mensosialisasik an kepada perawat melalui zoominar
3. Tersedianya link zoomnar untuk sosialisasi
4. Terlaksananya
kegiatan sosialisasi yang diikuti oleh perawat
5. Adanya notulensi tanya jawab
Penulis memimpin sosialisasi edukasi
kesehatantentangstimulasioralmotor
dengantertib (Adaptif)
Dalam memimpin diskusi dengan
sesama pemberi asuhan keperawatan
menggunakankomunikasiyangefektif
serta menerima masukan dan saran (Loyal)
untuk perbaikan sehingga tercapai
mutu terbaik (Berorientasi
Pelayanan)
Penulis bersungguh-sungguh
menyampaikan materi dengan penuh
tanggung jawab (Akuntabel dan
Kompeten)
44
6 Melaksanakan kegiatanstimulasioral motorpadabayiyang terpasang
OGT/problem feeding untuk meningkatkan
reflekshisappadabayi di ruang anturium
RSUP. Dr Hasan
Sadikin Bandung
Tahun2022
1.
dengan kepala ruangan tentang kegiatan pelaksanaan stimulasi oral motor
1. Kepala ruangan memberikanizin
untuk Tindakan stimulasi oral motor
Penulis meminta izin kepada kepala
ruangan dengan bahasa yang ramah, sopan dan santun serta tidak
mengganggu jam pelayanan
(BerorientasiPelayanan)
Dengan
melaksanakan
kegiatan stimulasi
oral motor pada
bayi, maka dapat
meningkatkan
pelayanan
Kesehatan
Pelaksanaantindakan stimulasioralmotor
padabayibertujuan untukmeningkatkan
reflekshisapbayi
sehingga
meningkatkanmutu
pelayanankesehatan.
kepada kepala
ruangan dan perawat
2.
Penulis memulai kegiatan ini dengan
melakukan kontrak waktu kepada
perawat dan kepala ruangan
(Kolaboratif) dengan sopan, santun
danbersikaphormatsertamenghargai
setiap keputusan kepala ruangan dan perawat (Harmonis)
Penulismelakukanstimulasioralmotor
padabayibersamaperawatdiruangan
dengan sungguh-sungguh
(Akuntabel)
sehingga akan
mendukung
pencapaian Misi
RSHS yaitu
mewujudkan
kualitas hidup
manusia
Indonesia yang
tinggi, maju dan
sejahtera
Halinidapat
menguatkantatanilai
RSHSyaituPamingpin
Pituin(Kepemimpinan, profesional,inovatif, tulus,ungguldan integritas)
perawat diruangan
Penulis dan perawat melakukan
stimulasi oral motor sesuai dengan
langkah-langkah yang benar menurut
literatur dan SOP yang akan dibuat
(Loyal)
45
Meninta izin
2. Melakukan kontrak waktu
Kontrak waktu disepakati
3. Melakukan stimulasi oral motorpadabayi bersama
3. Stimulasi oral motor dikerjakan
pelaksanaan stimulasi
oral motor pada bayi yang terpasang
OGT/problem feeding
untuk meningkatkan
dokumentasi
pelaksanaan stimulasi oral motor dengan membuat laporandanfoto
4. Pelaksanaan stimulasi oral motor di dokumentasikan
menggunakan kameraHP
Stimulasioralmotormerupakanbagian
dari tanggung jawab perawat untuk
meningkatkan refleks hisap bayi
(Akuntabel)
Selalu meningkatkan kompetensi diri
dengan mencari literatur terbaru
(Kompeten) Sehingga perawat terus
berinovasi mengembangkan
kreativitasnya terkait oral motor
(Adaptif)
Dokumentasi pelaksanaan stimulasi
oral motor dilakukan secara jelas dan
jujursebagaibuktitelahdilakukannya
edukasi (Akuntabel)
dengan kepala
ruangan untuk melakukan pemantauan pelaksanaan
oleh kepala ruangan
Sebelum dilakukan evaluasi, penulis
sebelumnya telah meminta izin dan
melakukan kontrak waktu bersama
kepalaruangandanperawatyangada
diruangan (Kolaborasi)
Melakukan
monitoring dan
evaluasihasil
rancangan
aktualisasi secara
NilaiRSHSyang
tercerminpadakegiatan
iniadalah Tulusdan
Unggul karenapada
tahapaninibertujuan
untukmemberikan
46
4. Melakukan
7 Evaluasi kegiatan
1. Meminta izin
1. Izin diberikan
reflekshisappadabayi
di ruang anturium
RSUP. Dr Hasan
Sadikin Bandung
Tahun2022
stimulasi oral motor mandiri guna
2. Koordinasi dan meminta izin dengan perawat ruangan untuk
melakukan
pemantauan
stimulasi oral motor
2. Terjalin koordinasiyang
baik dengan perawat ruangan
Pada saat akan melakukan
pemantauan, penulis akan melakukan
koordinasi dan meminta izin dengan
perawat ruangan sehingga
pemantauan dapat berjalan dengan
baik sesuai yang diharapkan
(Harmonis)
Evaluasi kegiatanstimulasi oral motor
dilakukan dengan mengedepankan
kejujurandanmenampilkanhasilyang
jelasdantransparan (Akuntabel)
Kemudian di evaluasi dengan
mengobservasi hasil stimulasi oral
motor melalui kecakapan perawat
dalammengimplementasistimulasioral
motor (Kompeten)
Melakukan wawancara kepada salah
satu perawat dengan menggunakan
bahasayangramah,sopan,dansantun
serta menghargai setiap pendapatnya
(Harmonis)
meningkatkan
pelayanan di bidangkesehatan
dapat
berkontribusi
terhadapvisi
organisasi.
pelayananyang
paripurnasehingga
tingkatkepuasan
masyarakatterhadap
pelayananmeningkat
selainitupadakegiatan
ini juga dapat
meningkatkan
kemampuan
berkomunikasibaik
terhadaprekankerja
maupunpasiendan
keluarga.
47
3. Mencatat dan mendokumenta
sikan hasil tindakan stimulasi oral motor di form evaluasi
3. Tersedianya laporan evaluasi dan dokumentasi
Selanjutnyamembuatlaporanevaluasi
dengan menggunakan bahasa
Indonesiayangbaikdanbenar,efektif dan efisiensi (Berorientasi
pelayanan)
Di harapkan dengan adanya laporan
evaluasidapatmengembkankreatifitas
danbisadiimplementasikandiruangan
(Adaptif)
Dokumentasi pelaksanaan evaluasi
dilakukansecarajelasdanjujursebagai
bukti telah dilakukannya edukasi
(Akuntabel)
Dalam mendokumentasikan evaluasi
penulis meminta izin terlebih dahulu
kepada perawat serta menjaga nama
baikinstansi (Loyal)
48
4.3 Jadwal Kegiatan
Judul : Optimalisasi stimulasi oral motor pada bayi yang terpasang
OGT/problemfeedinguntuk meningkatkan refleks hisap
pada bayi menggunakan media leaflet dan video di ruang
anturium RSUP. Dr Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022
Waktu Pelaksanaan : 06 Juli – 12 Agustus 2022
Tempat Pelaksanaan : Ruang Anturium RSUP. Dr Hasan Sadikin Bandung
1 Penyampaian gagasan terkait rencana
kegiatan optimalisasi stimulasi oral
motor pada bayi yang terpasang
OGT/problem feeding untuk
meningkatkan refleks hisap pada bayi
menggunakan media leaflet dan video
di ruang anturium RSUP. Dr Hasan
Sadikin Bandung Tahun 2022 kepada
mentor dan kepala ruangan terkait.
2 Analisis kebutuhan, pengumpulan
informasi serta referensi terkait
optimalisasi stimulasi oral motor pada
bayi yang terpasang OGT/problem
feeding untuk meningkatkan refleks
hisap pada bayi menggunakan media
leaflet dan video di ruang anturium
RSUP. Dr Hasan Sadikin Bandung
Tahun 2022
49
No Kegiatan Juni Juli Agustus Keterangan/Tanggal Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Tabel 4.3.1 Tabel Time line Kegiatan Aktualisasi
3 Pembuatan leaflet dan video tentang
stimulasi oral motor pada bayi yang
terpasang OGT/problemfeedinguntuk
meningkatkan refleks hisap pada bayi
di ruang anturium yang mudah diakses
oleh perawat melalui kanal youtube
dengan scan QR barcode yang
langsung terhubung pada kanal
youtube
4 Penyusunan draft SPO stimulasi oral motor pada bayi di ruang Anturium
RSUP. Dr Hasan Sadikin Bandung
Tahun 2022
5 Sosialisasi kepada perawat mengenai
optimalisasi stimulasi oral motor pada
bayi yang terpasang OGT/problem
feeding untuk meningkatkan refleks
hisap pada bayi menggunakan media
leaflet dan video di ruang anturium
RSUP. Dr Hasan Sadikin Bandung
Tahun 2022
6 Melaksanakan kegiatan stimulasi oral motor pada bayi yang terpasang
OGT/problem feeding untuk
meningkatkan refleks hisap pada bayi
di ruang Anturium RSUP. Dr Hasan
Sadikin Bandung Tahun 2022
7 Evaluasi kegiatan pelaksanaan
stimulasi oral motor pada bayi yang
terpasang OGT/problemfeedinguntuk
meningkatkan refleks hisap pada bayi
50
di ruang anturium RSUP. Dr Hasan
Sadikin Bandung Tahun 2022
4.4 Pihak yang Terlibat dan Perannya dalam Aktualisasi
Pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan aktualisasi sebagai berikut:
Tabel 4.4.1 Tabel Para Pihak dan Perannya Dalam Aktualisasi
No Para Pihak Peran dalam Aktualisasi Keterangan
1 Arip Hidayat, S.Kep., Ners Sebagai Mentor
2 Ahmad Wajedi, S.Pd., M.Kes Sebagai Coach
3 Enung Rina Susanti, S.Kp Sebagai Kepala Ruangan
51
DAFTAR PUSTAKA
Abas. 2020. LiteratureReview:MassageTherapyUntukMeningkatkanBeratBadan
PadaBayiDenganBBLR. Universitas Andalas : Fakultas Keperawatan
Anggraeni, dkk. 2019.PengaruhPosisiPronasiPadaBayiPrematurTerhadapPerubahan
Hemodinamik. Jakarta : JournalofHolisticNursingScience
Cheah. 2019.EconomicAssessmentffNeonatalIntensiveCare.Malaysia : Department of Paediatrics.
Chen, et all. 2021.EffectofOralMotorInterventiononOralFeedingInPretermInfants:
ASystematicReviewAndMeta-Analysis.Amerika : AmricanJournalofSpeech -LaguangePathology
Duderstadt. 2013. PediatricPhysicalExamination. 2nd ed. Elsevier.
Idemmiaty. 2011. EfektifitasPosisiPronasiTerhadaptSaturasiOksigen,FrekwnsiNadi
DanFrekwensiNafasPadaBayiYangMenggunakanVentilatorDiRuangan
NICU. Padang: Universitas Andalas
Fatimah dan Purwaningsih. 2022. PengaruhIntervensiOralMotor(PIOMI)Terhadap
Kemampuan Refleks Hisap Bayi Prematur. Poltekes Kemenkes Bandung : Jurnal Kesehatan Siliwangi.
Ferissa dan Rustiani. 2020. KajianLiteraturDampakPosisiTubuhPadaBayiPrematur
TerhadapSaturasiOksigenSelamaWeaningVentilasiNonInvasif. Universitas
Indonesia : Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes Vol 11
Idemmiaty. 2011. EfektifitasPosisiPronasiTerhadaptSaturasiOksigen,FrekwnsiNadi
DanFrekwensiNafasPadaBayiYangMenggunakanVentilatorDiRuangan
NICU. Padang: Universitas Andalas
Karim. 2021. Hubungan Pijat Bayi Terhadap Kenaikan Berat Badan Pada BBLR :
SystematicReview. Medika Respati : Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 16 No 6
52
Kustio, W. 2013. PengaruhMusikterhadapRespirasiBayiBeratLahirRendahSelama KangarooMotherCare. Jurnal Kebidanan dan Keperawatan, 9(2), hal. 175–182
LAN. 2017.ModulPelatihanDasarCalonPegawaiNegeriSipilAktualisasiDanHabituasi. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
LAN. 2017. ManajemenAparaturSipilNegara ModulPelatihanDasarCalonPegawai NegeriSipil.Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
LAN. 2019. AnalisisIsuKontemporerModulPelatihanDasarCalonPegawaiNegeriSipil.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
LAN. 2021. ModulSMARTASNPelatihanDasarCalonPegawaiNegeriSipil.Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
LAN. 2021. ModulBerorientasiPelayananPelatihanDasarCalonPegawaiNegeriSipil.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
LAN. 2021. Modul Akuntabel Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
LAN. 2021. ModulKompeten Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
LAN 2021. Modul Harmonis Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
LAN. 2021. ModulLoyalPelatihanDasarCalonPegawaiNegeriSipil. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.
LAN. 2021.ModulAdaptifPelatihanDasarCalonPegawaiNegeriSipil. Jakarta: Lembaga
Administrasi NegaraLAN. 2021. Modul Kolaboratif Pelatihan Dasar Calon
PegawaiNegeriSipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri. 2022. Pedoman Penyusunan Aktualisasi
HabituasiBagiPesertaPelatihanDasarCalonPegawaiNegeriSipil. Bandung: Pusat Pendidikan Administrasi Polri
53
Lessen Brenda. 2011.EffectofthePrematureInfantOralMotorInterventiononFeeding ProgressionAndLengthOfStayInPretermInfants.Bloomington : National AssociationofNeonatalNurseCareVol.11No.2
Lyu, et all. 2014. TheEffectofanEarlyOralStimulationProgramonOralFeedingof PretermInfants InternationalJournalOfNursingSciences: 42-47
Maghfuroh, dkk. 2021. OralMotorMeningkatkanRefleksHisapBayiBBLRdiRuang NICURSMuhammadiyahLamongan. Universitas Muhammadiyah Lamongan : Jurnal Kesehatan Kusuma Husada
Menteri Pendayagunaan Apartur Negara. 2019. Keputuan MenteriPendayagunaan
AparaturNegaraNomor35TentangJabatanFungsionalPerawatdanAngka Kreditnya. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Pratiwi Dian. 2021. LiteraturReviewTerapiPijatUntukPeningkatanBeratBadanPada Bayi Prematur dan BBLR. Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan
Manado : Jurnal Ilmiah Bidan
Ramadhani. 2019. PengaruhPosisiPronasiTerhadapSaturasiOksigen,FrekuensiNadi danFrekuensiPernafasanPadaBBLRdiRuanganPerinatalogiRSUPDr.M.
DjamilPadangTahun2018. Universitas Andalas : Fakultas Keperawatan
Republik Indonesia. 2014. Undang-UndangRepublikIndonesiaNomor5Tahun2014 TentangAparaturSipilNegara.
Republik Indonesia. 2009. Undang-UndangRepublik Indonesia Nomor 44Tahun
2009TentangRumahSakit
Republik Indonesia. 2009. Undang-UndangRepublik Indonesia Nomor 36Tahun
2009TentangKesehatan.
Republik Indonesia. 2014. Undang-UndangRepublik Indonesia Nomor 38Tahun
2014TentangKeperawatan.
RSUP Dr. Sardjito. 2019. PeningkatanKemampuanMenghisapdanMenelanpadaBayi denganBBLRMenggunakanOralSensomotorTerapi. RSUP Dr. Sardjito :
54
https://sardjito.co.id/2019/05/24/peningkatan-kemampuan-menghisapmenelan-pada-bayi-dengan-berat-badan-lahir-rendah-bblr-menggunakan-oralsensomotor-terapi/
Safitri, dkk. 2021. PengaruhPijatBayiTerhadapPeningkatanBeratBadanNeonatus.
Universitas Malahayati : Midwifery Journal Vol 1 No 2
Saputro dan Megawati. 2019. EfektifitasStimulasiOralTerhadapRefleksHisapLemah padaBBLR. Institut Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia : Artikel Penelitian
Syaiful, dkk. 2019. StimulasiOralMeningkatkanRefleksHisapPadaBayiBeratLahir Rendah(BBLR). PSIK FIK Universitas Gresik : JournalsofNersCommunity
Witartiningsih. 2021.PerbedaanSaturasiOksigendanDenyutJantungBayiSebelum danSesudahDiberikanPosisiSemipronasidenganNestingPadaBBLRdi
RSUDKabupatenTemanggung. Universitas Ngudi Waluyo Ungaran : Fakultas Keperawatan
55
LAMPIRAN
Lembar Konsultasi Rancangan Aktualisasi
NAMA : Ira Tuti, S.Kep.,Ners
NIP : 199310022022032004
No. Hari/Tanggal Kegiatan Masukan/Saran Paraf
1. Jumat, 10 Juni
2022
2. Sabtu, 11 Juni
2022
3 Senin, 13 Juni
2022
4. Selasa, 21 Juni
2022
Menyampaikan isuisu yang terjadi diruangan.
Perkuat datanya, koordinasi
dengan Promkes (Promosi
Kesehatan) rumah sakit terkait
pembuatan video dan konsultasi
juga dengan kepala ruangan
terkait isu yang akan diangkat
Bapak Arip Hidayat, S.Kep., Ners
Menyampaikan
terkait identifikasi isu yang diruangan
Ok, boleh lanjutkan
Menyampaikan isu
yang akan diangkat
setelah koordinasi
dan berkonsultasi
dengan kepala
ruangan anturium
Meminta masukan
terkait rancangan
analisis isu yang
diangkat, meminta
jumlah data bayi
premature dan BBLR
dan meminta izin
untuk menyebarkan
Mangga
Ibu Enung Rina
Susanti, S.Kp
Ibu menyarankan diperkuat
dengan data-data bayi pematur
dan jurnal-jurnal terkait stimulasi
oral motor
Bapak Arip Hidayat, S.Kep., Ners
56
5 Jum’at, 24 Juni 2022
kuesioner ke perawat
di ruangan
Dilakukan kegiatan coaching
Perkuat dengan data isu yang
diangkat, analisis fishbone
dituntaskan sampai akar
permasalahannya, kegiatankegiatan yang akan dilaksanakan
harus mengandung 7 Nilai-Nilai
Dasar ASN BerAKHLAK
Ibu Enung Rina
Susanti, S.Kp
Bapak Ahmad Wajedi, S.Pd., M.Kes
6 Senin, 27 Juni 2022
Dilakukan kegiatan coaching Teknik penapisan isu
ditambahkan dengan USG, analisis fishbone perlu
ditambahkan, output/hasil katakatanya harus simple
Bapak Ahmad Wajedi, S.Pd., M.Kes
7 Selasa, 28 Juni 2022
Dilakukan kegiatan coaching
Perdalam dan perjelas lagi
mengenai analisis fishbone
Bapak Ahmad Wajedi, S.Pd., M.Kes
8 Selasa, 28 Juni
2022
9 Kamis, 30 Juni
2022
Dilakukan kegiatan mentoring
Cari justifikasi terkait LOS cari
jurnalnya kemudian kaitkan
dengan yang terjadi diruangan.
Perbaiki lagi fishbone dan
gagasan pemecahan isunya.
Bapak Arip Hidayat, S.Kep., Ners
Dilakukan kegiatan coaching
Dalam setiap tahapan kegiatan
harus muncul 7 nilai dasar ASN
BerAkhlak
Bapak Ahmad Wajedi, S.Pd., M.Kes
57
10 Kamis, 30 Juni 2022
Dilakukan kegiatan mentoring
Perbaiki lagi fishbone dan
gagasan pemecahan isunya serta
tambahkan dengan pembuatan
SPO
Bapak Arip Hidayat, S.Kep., Ners
58
Dokumentasi Bimbingan
NAMA : Ira Tuti, S.Kep.,Ners
NIP : 199310022022032004
No Tanggal Pembimbing
1 Jum’at, 10 Juni 2022 Bpk Arip Hidayat,S.Kep.,Ners
(Berkonsultasi terkait isu yang
akan diambil dan terkait
gagasan kreatifnya)
Dokumentasi
59
2 Sabtu, 11 Juni 2022
Ibu Enung Rina Susanti, S.Kp (Berkonsultasi terkait isu yang
akan diambil dan terkait gagasan kreatifnya)
60
3 Senin, 13
Juni 2022
Bpk Arip Hidayat,S.Kep.,Ners
(Berkonsultasi terkait isu yang akan diambil dan terkait gagasan kreatifnya)
4 Selasa, 21
Juni 2022
Ibu Enung Rina Susanti, S.Kp
(Konsultasi terkait data dan meminta izin untuk menyebarkan kuesioner kepada perawat)
61
62
5 Jum’at, 24 Juni 2022
Bapak Ahmad Wajedi, S.Pd., M.Kes
(Proses Choaching)
63
6 Senin, 27 Juni 2022
Bapak Ahmad Wajedi, S.Pd.,
M.Kes
(Proses Choaching)
7 Selasa, 28 Juni 2022
Bapak Ahmad Wajedi, S.Pd.,
M.Kes (Proses Choaching)
64
65
(Proses
8 Selasa, 28 Juni 2022 Pak Arip Hidayat, S.Kep., Ners
mentoring)
Juni
kepada
9 Rabu, 29
2022 Pengambilan kuesioner
keluarga pasien di ruang anturium
10 Rabu, 29
Juni 2022
11 Kamis, 30
Wawancara bersama kepala
ruangan anturium yaitu Ibu
Enung Rina, S.Kp
Juni 2022 Bapak Ahmad Wajedi, S.Pd., M.Kes (Proses Choaching)
66
12 Kamis, 30 Juni 2022
Pak Arip Hidayat, S.Kep., Ners (Proses mentoring)
67
OPTIMALISASI STIMULASI ORAL MOTOR PADA BAYI
YANG TERPASANG OGT/PROBLEM FEEDING UNTUK
MENINGKATKAN REFLEKS HISAP PADA BAYI
MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLEAT DAN VIDEO DI
RUANG ANTURIUM RSUP DR HASAN SADIKIN BANDUNG
Disusun oleh : Ira Tuti, S.Kep., Ners.
Mentor : Bapak Arip Hidayat, S.Kep., Ners
Coach : Bapak Ahmad Wajedi, S.Pd., M.Kes
Penguji : Bapak Agus Dwinanto, S.AP., MM
SKP AKTUALISASI Analisis Isu
• Peran ASN
• Undang-Undang No 5
Tahun 2014 tentang ASN
• Pentingnya Pelatihan Dasar
• Laporan Kegiatan
Aktualisasi → SKP
• RS menyelenggarakan
pelayanan paripuna →
support kepatuhan
terhadap intervensi
kesehatan individu
• Perawat dalam melakukan
support kepatuhan
terhadap intervensi
kesehatan individu salah
satunya → stimulasi oral
motor → Meningkat
refleks hisap →
Mempercepat proses
penyembuhan →
Meningkatkan mutu
pelayanan.
PENDAHULUAN
• Tujuan Umum : Mampu mengimplementasikan
Nilai-Nilai Dasar ASN BerAKHLAK
01LATAR BELAKANG
02 TUJUAN
• Kegiatan Perawat Ahli
Pertama di RSUP
Dr. Hasan Sadikin
Bandung
• Penulis
• Instansi
• Institusi
• Penerapan Nilai-Nilai
Dasar ASN
• Penerapan Managemen
• Tujuan Khusus : Mampu mengidentifikasi isu, menganalisis isu, merancang kegiatan, dan menciptakan inovasi 03RUANG LINGKUP
ASN dan SMART ASN 04 MANFAAT
Pendahuluan SKP AKTUALISASI Analisis Isu
RS RUJUKAN
Nasional Kelas A & RS
Pendidikan
PROFIL RSHS
Terwujudnya
Indonesia Maju
yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan
Gotong Royong
Mewujudkan
Kualitas Hidup
Manusia
Indonesia
yang Tinggi, Maju dan Sejahtera
PROFIL RSHS SKP AKTUALISASI Analisis Isu
Misi 3 Visi 2 Sejarah 1
PROFIL RSHS
PROFIL RSHS SKP AKTUALISASI Analisis Isu
PITUIN SIGAP
JANJI PELAYANAN PAMINGPIN
PRIMA MOTO : Kesehatan Anda Menjadi Prioritas Kami
STRUKTUR
ORGANISASI
RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG
PROFIL RSHS SKP AKTUALISASI Analisis Isu
STRUKTUR ORGANISASI RUANG ANTURIUM
PROFIL RSHS SKP AKTUALISASI Analisis Isu
SASARAN KINERJA PEGAWAI
NO KEGIATAN TUGAS POKOK JABATAN
1 Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan pada tahap pre/intra/post operasi
2 Melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan
3 Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan keperawatan sebagai ketua tim/perawat
4 Melaksanakan case finding/deteksi dini/penemuan kasus baru pada individu
5 Melakukan pemberian penugasan perawat dalam rangka melakukan fungsi ketenagaan perawat
6 Melakukan pengkajian lanjutan pada individu
7 Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjutan
8 Merumuskan diagnosa keperawatan pada individu
9 Membuat prioritas diagnosa keperawatan dan masalah keperawatan
10 Menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu (merumuskan, menetapkan) tindakan
11 Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan
12 Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks pada area medikal bedah
13 Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu
14 Melakukan tidakan keperawatan pada kondisi gawat darurat/bencana/kritikal
15 Memberikan dukungan/fasilitas kebutuhan spiritual pada kondisi kehilangan, berduka, atau menjelang ajal dalam
pelayanan keperawatan
SKP AKTUALISASI Analisis Isu
SKP AKTUALISASI Analisis Isu
NO KEGIATAN TUGAS POKOK JABATAN 16 Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi 17 Melakukan tindakan keperawatan kebutuhan eliminasi 18 Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan mobilisasi 19 Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan istirahat dan tidur 20 Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan kebersihan 21 Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan pengaturan suhu 22 Melakukan pemenuhan kebutuhan oksigen kompleks 23 Melakukan komunikasi klien dengan hambatan komunikasi 24 Melakukan pemantauan atau penilaian kondisi pasien selama dilakukan tindakan keperawatan spesifik sesuai kasus dan kondisi pasien 25 Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu 26 Melakukan penatalaksanaan manajemen gejala 27 Melakukan perawatan luka 28 Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan individu 29 Melaksanakan manajemen suveilans hais sebagai upaya pengawasan resiko infeksi dalam upaya preventif pada pelayanan keperawatan 30 Melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan antar shift/unit/fasilitas kesehatan 31 Melakukan konsultasi keperawatan dengan kolaborasi dengan dokter 32 Melakukan tindakan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaan standar pada pasien/petugas/pengunjung sebagai upaya pencegahan infeksi 33 Melakukan pendidikan kesehatan pada individu
SASARAN KINERJA PEGAWAI
Berorientasi Pelayanan
• Memahami dan memenuhi
kebutuhan masyarakat
• Ramah, cekatan, solutif dan dapat diandalkan
• Melakukan perbaikan
tiada henti
Akuntabel
• Melaksanakan tugas
dengan jujur, bertanggung
jawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi
• Menggunakan kekayaan
dan barang milik negara
secara bertanggung
jawab, efektif dan efisien
• Tidak menyalahgunakan
kewenangan jabatan
Kompeten
• Meningkatkan kompetensi
diri untuk mengjawab
tantangan yang selalu
berubah
• Membantu orang lain
belajar
• Melaksanakan tugas
dengan kualitas terbaik
Harmonis
• Menghargai setiap orang
apappun latar
belakangnya
• Suka mendorong orang
lain
• Membangun lingkungan
kerja yang kondusif
SKP SMART ASN AKTUALISASI Analisis Isu
NILAI – NILAI DASAR ASN
Loyal
• Memegang teguh ideologi
Pancasila, UndangUndang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun
1945, setia kepada
Negara Kesatuan
Republik Indonesia serta
pemerintahan yang sah
• Menjaga nama baik
sesame ASN, pimpinan, insgansi, dan negara
• Menjaga rahasia jabatan
dan negara
Adaptif
• Cepat menyesuaikan diri
menghadapi perubahan
• Terus berinovasi dan
mengembangakkan
kreativitas
• Bertindak proaktif
Kolaboratif
• Memberi kesempatan
kepada berbagai pihak
untuk berkontribusi
• Terbuka dalam bekerja
sama untuk
menghasilkanersama nilai
tambah
• Menggerakkan
pemanfaatan berbagai
sumberdaya untuk tujuan
bersama
SKP SMART ASN AKTUALISASI Analisis Isu
NILAI-NILAI DASAR ASN
Kedudukan, Peran PNS Untuk Mewujudkan SMART GOVERNANCE
MANAGEMEN ASN
• Pengelolaan ASN untuk menghasilkan
pegawai ASN yang profesional, memiliki
nilai dasar, etika profesi, bebas dari
intervensi politik bersih dari praktik
korupsi, kolusi, dan nepotisme
• Fungsi ASN sendiri sebagai pelaksana
kebijakan publik, pelayanan publik, dan
perekat serta pemersatu bangsa
• Profesi ASN bekerja dengan
berlandaskan pada kode etik dan kode
perilaku. Kode etik dan kode perilaku
ASN yang diatur dalam UU ASN menjadi
acuan para ASN dalam
penyelenggaraan birokrasi pemerintah
yang bertujuan untuk menjaga martabat
dan kehormatan ASN
SMART ASN
• ASN dengan kompetensi, kinerja, serta
profesionalisme yang tinggi sehingga
mampu beradaptasi dan semakin
responsif terhadap perubahan dan
pencapaian tujuan organisasi, maka ASN
memerlukan kemampuan yakni literasi
digital
• Penerapan pengkajian keperawatan
dalam kedudukan dan peran ASN
tentunya merupakan bagian dari
komunikasi dan analisis untuk
mempertimbangkan risiko yang muncul
dari masalah pasien sehingga mampu
mengekplorasi dan mencari informasi, data dan konten sesuai dengan
kebutuhan untuk pemecahan masalah
SKP SMART ASN AKTUALISASI Analisis Isu
RANCANGAN AKTUALISASI
Belum optimalnya posisi bayi yang terpasang oksigen untuk
Belum optimalnya pemasangan
gelang identitas tambahan pasien
dengan DNR di ruang Anturium RSUP
Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun
2022
• IPSG Pertama : Identifikasi Pasien
• Hasil Observasi (23/05/22-05/06/22): Belum
optimalnya pemasangan gelang identitas tambahan pasien dengan DNR, meskipun sudah
ada SOP
• Hasil wawancara kepada perawat (29/06/22) :
Jarang melakukan bahkan tidak pernah
memasang gelang DNR kepada pasien DNR, terkendala oleh kegiatan urgensi lebih tinggi di ruangan dan hanya melakukan inform concert
kepada keluarga dan mengisi form DNR
meningkatkan saturasi oksigen pada
bayi prematur di ruang Anturium
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Tahun 2022
• Bayi premature → bayi baru lahir usia kehamilan < 37 minggu
• Penyebab kematian bayi preematur : pernafasan (35,9%) dan BBLR (32,4%)
• Bayi prematur dengan gangguan pernafasan 75% menggunakan ventilator
• Berdasarkan penelitian pemberian posisi pronasi meningkatkan saturasi oksigen.
• Hasil Observasi (23/05/22-05/06/22): Belum ada posisi yang optimal untuk meningkatkan saturasi oksigen pada bayi. Sebagian bayi yang terpasang oksigen posisi terlentang dan body up belum melakukan posisi pronasi
• Hasil wawancara (29/06/22) kepada Kepala ruangan : Hanya beberapa bayi yang dilakukan posisi pronasi → harus observasi ketat, terpasang monitor, posisi bayi harus tenang, untuk meminimalisir resiko
• Wawancara kepada perawat di ruangan : belum mengetahui posisi optimal untuk meningkatkan saturasi, biasanya diposisikan miring / body up
SKP RANCANGAN AKTUALISASI Analisis Isu
RANCANGAN AKTUALISASI
Belum optimalnya stimulasi oral motor
pada bayi yang terpasang OGT/Problem
Feeding untuk meningkatkan refleks hisap
bayi di ruang Anturium RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung Tahun 2022
• Bayi prematur → Bayi baru lahir usia kehamilan < 37 minggu
• Lama dan biaya rawat bayi prematur > bayi normal (usia kehamilan >37)
• Bayi prematur dengan refleks hisap lemah dibantu dengan
OGT → Refleks hisap rendah
• Berdasarkan beberapa penelitian stimulasi oral motor → Meningkatkan refleks hisap pada bayi
• Berdasarkan penelitian stimulasi oral motor dilakukan
sehari sekali → Menurunkan lama rawat sebesar 2.6 hari
• Data medrek Januari - April 2022 terdapat 364 pasien
bayi prematur dengan rata-rata lama rawat > 7 hari
• Hasil Observasi (23/05/22-05/06/22) : Belum optimalnya
stimulasi oral motor pada pasien bayi prematur, mengecek refleks hisap menggunakan dot/spen, belum ada SOP
terkait stimulasi oral motor
• Dari 41 jumlah total perawat, 10 orang tidak mengisi
kuesioner. Sebanyak 31 (100%) → Penting melakukan
stimulasi oral motor pada bayi yang terpasang
OGT/problem feeding. Sebanyak 7 (22,58%) → Belum
melakukan stimulasi oral motor pada bayi yang
terpasang OGT/problem feeding
• Hasil wawancara terhadap kepala ruangan (29/06/22) : Dibutuhkan media inovatif untuk mempermudah perawat
dalam mengakses informasi kesehatan yang dibutuhkan
Belum optimalnya edukasi kesehatan tentang pijat bayi untuk meningkatkan BB pada BBLR pada keluarga di ruang Anturium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022
• Penyebab kematian bayi prematur : pernafasan (35,9%) dan BBLR (32,4%)
• Kenaikan berat badan pada bayi BBLR sangat penting dalam mencegah peningkatan mortalitas
• Berdasarkan penelitian pijat bayi memiliki dampak positif terhadap peningkatan berat badan pada BBLR dan bayi
prematur
• Hasil wawancara (23/05/22-05/06/22) pada keluarga pasien belum mengetahui manfaat pijat bayi untuk peningkatan berat badan.
• Data medrek Januari - April 2022 terdapat 228 pasien bayi BBLR
• Hasil wawancara dari 6 orang tua bayi/pasien (29/06/2022) Sebanyak 5 orang → belum mengetahui pijat bayi, 5 orang → penting melakukan pijat bayi, 6 orang → belum mengetahui cara melakukan pijat bayi, 5 orang → belum ada yang melakukan edukasi kesehatan mengenai pijat bayi, 5 orang → penting dilakukan edukasi kesehatan mengenai pijat bayi, 6 orang → Media edukasi kesehatan dengan menggunakan video.
SKP RANCANGAN AKTUALISASI Analisis Isu
Dampak Isu
1 Belum optimalnya pemasangan gelang identitas
tambahan pasien dengan DNR di ruang Anturium
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022
2 Belum optimalnya posisi bayi yang terpasang
oksigen untuk meningkatkan saturasi oksigen pada
bayi prematur di ruang Anturium RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung Tahun 2022
3 Belum optimalnya stimulasi oral motor pada bayi
yang terpasang OGT/ Problem Feeding untuk
meningkatkan refleks hisap bayi di ruang Anturium
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022
4 Belum optimalnya edukasi kesehatan tentang pijat
bayi untuk meningkatkan BB bayi dengan bayi BBLR
pada keluarga di ruang Anturium RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung Tahun 2022
SKP AKTUALISASI Analisis Isu FishBone N o Isu A K P L Jumlah Prioritas
4 3 3 3 13 IV
5 4 4 4 17 III
5 5 5 5 20 I
5 5 4 4 18 II
Aktual Kekhalayakan Problematika Layak
Tabel Analisis Isu Berdasarkan Kriteria APKL
Belum optimalnya stimulasi
oral motor pada bayi yang
terpasang OGT/Problem
Feeding untuk meningkatkan
refleks hisap bayi di ruang
Anturium
Belum optimalnya edukasi
kesehatan tentang pijat bayi
untuk meningkatkan berat
badan pada bayi dengan
BBLR pada keluarga di ruang
Anturium
• Menurunnya refleks hisap pada
bayi yang terpasang
OGT/problem feeding tidak
stimulasi oral motor
• Menambah lama perawatan
• Proses penyembuhan bayi
memanjang
• Biaya perawatan menjadi
mahal
• Meningkatkan resiko infeksi
• Menurunkan kualitas mutu
pelayanan keperawatan
• Menurunnya berat badan bayi
atau tidak bertambah, jika
tidak diberikan edukasi
kesehatan mengenai manfaat
pijat bayi untuk meningkatkan
berat badan pada bayi BBLR
pada orangtua bayi/keluarga
setelah pasien pulang
• Menurunnya imunitas bayi, Jika
BB ikut menurun, yang juga
mempengaruhi tingkat
Kesehatan bayi sendiri
• Meningkatkan resiko penyakit
yang lain, jika BB bayi tidak
naik/bertambah
• Meningkatkan resiko infeksi
AKTUALISASI Dampak Isu FishBone FishBone
DAMPAK ISU
Belum optimalnya posisi
bayi yang terpasang oksigen untuk meningkatkan saturasi
oksigen pada bayi prematur di ruang Anturium
Belum optimalnya
pemasangan gelang identitas tambahan pasien
dengan DNR di ruang
Anturium RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung Tahun 2022
• Jika posisi bayi yang terpasang oksigen belum optimal, saturasi oksigenpun tidak akan optimal
bahkan resiko menurun.
• Jika saturasi oksigen turun dikhawatirkan akan terjadi
desaturasi pada bayi
• Jika terjadi desaturasi pada bayi, maka kebutuhan
oksigennya akan meningkat dari
yang sebelumnya
• Menambah lama perawatan
• Proses penyembuhan
menjadi lama
• Mutu pelayanan
• berkurang
• Dikhawatirkan jika gelang DNR
tidak terpasang, jika pasien
mengalami keadaan memburuk
dokter atau petugas Kesehatan
lain yang tidak mengetahui
bahwa bayi tersebut telah
menyetujui DNR.
• Sehingga dengan terpasangnya
gelang DNR, dokter dan
petugas Kesehatan lain tepat
melakukan tindakan dan tidak
dilakukan penanaganan
kegawat daruratan kepada
pasien tersebut
AKTUALISASI Dampak Isu FishBone Gagasan Kreatif
DAMPAK ISU
Anggapan perawat
dalam mengecek
refleks hisap bayi
hanya menggunakan
dot/spen
Analisis Penyebab Isu
Belum tersedianya
evaluasi stimulasi oral motor oleh perawat
Belum tersedianya media
berbasis digital yang
berkelanjutan dan dapat diakses dengan mudah setiap saat oleh perawat
Belum optimalnya stimulasi oral motor pada bayi yang
terpasang
OGT/problem feeding untuk
Belum tersedianya SOP stimulasi oral motor
Belum tersedianya
sosialisasi optimalisasi stimulasi oral motor pada bayi yang terpasang
OGT/problem feeding untuk meningkatkan refleks hisap
•
meningkatkan
refleks hisap pada bayi di ruang anturium RSUP. Dr Hasan Sadikin
Bandung Tahun
2022
Dampak FishBone
Gagasan Pemecah Isu
Gagasan Kreatif
Optimalisasi stimulasi oral motor pada
bayi yang terpasang OGT/problem feeding
untuk meningkatkan refleks hisap pada
menggunakan media leaflet dan video di
ruang Anturium RSUP. Dr Hasan Sadikin
Bandung Tahun 2022
Dampak Gagasan Kreatif
Gagasan Pemecah Isu
Gagasan Pemecahan Isu
NO GAGASAN PEMECAHAN ISU KETERANGAN
1 Penyampaian gagasan terkait rencana kegiatan stimulasi oral motor pada bayi yang
terpasang OGT/problem feeding untuk meningkatkan refleks hisap pada bayi
menggunakan media leaflet dan video di ruang anturium
2 Analisis kebutuhan, pengumpulan informasi serta referensi terkait optimalisasi stimulasi
oral motor pada bayi yang terpasang OGT/problem feeding untuk meningkatkan refleks hisap pada bayi menggunakan media leaflet dan video di ruang anturium
3 Pembuatan video dan leaflet sosialisasi stimulasi oral motor pada bayi yang terpasang
OGT/problem feeding untuk meningkatkan refleks hisap pada bayi di ruang anturium yang
mudah diakses oleh perawat melalui kanal youtube dengan scan QR barcode yang langsung terhubung pada kanal youtube
INOVASI
4 Penyusunan draft SPO stimulasi oral motor pada bayi di ruang Anturium INOVASI
5 Sosialisasi kepada perawat mengenai optimalisasi stimulasi oral motor pada bayi yang
terpasang OGT/problem feeding untuk meningkatkan refleks hisap pada bayi
menggunakan media leaflet dan video di ruang anturium
6 Melaksanakan kegiatan stimulasi oral motor pada bayi yang terpasang OGT/problem
feeding untuk meningkatkan refleks hisap pada bayi di ruang Anturium
7 Evaluasi kegiatan pelaksanaan stimulasi oral motor pada bayi yang terpasang OGT/problem
feeding untuk meningkatkan refleks hisap pada bayi di ruang anturium
Gagasan Pemecah Isu
Referensi
SKP
SKP
SKP
SKP
SKP
Matriks Rancangan Aktualisasi dan Timeline Kegiatan
Rancangan Kegiatan Terimakasih
Terima Kasih
Terimakasih