BALAI
LAPORAN SEMINAR RANCANGAN AKTUALISASI
PELATIHANDASAR CPNSGOLONGAN IIIANGKATAN 6
PENYUSUNAN SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR)
PELAKSANAAN MINIMALHANDLINGPADA NEONATUS DI RUANG ANTURIUM
RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG
Disusun Oleh:
Lia Amalia, S.Kep.,Ners
NIP. 199407142022032003
2022
PELATIHAN KESEHATAN CIKARANG KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORANRANCANGANAKTUALISASI
PENYUSUNAN SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR) PELAKSANAAN
MINIMALHANDLINGPADA NEONATUS DI RUANG ANTURIUM
RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG
Telahdiseminarkan
Tanggal,di BapelkesCikarang
Coach
Drg. Yana Yojana., MA
NIP.197203162002122003
Mentor
FatrisiaMadina,S.Kp., MM
NIP.196303091988032003
Penguji
Miftahur Rohim, ST, M.Kes
NIP.196903121992031014
ii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan rancangan aktualisasi ini guna memenuhi tugas Pelatihan Dasar CPNS dengan judul “
Optimalisasi Pelaksanaan MinimalHandling Pada Neonatus Dengan Pembuatan Draft Sop Dan Time Schedule Cluster Care Di Ruang Anturium RsupDr. Hasan Sadikin Bandung”. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan rancangan aktualisasi ini, diantaranya adalah:
1. Plt. Direktur Utama RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dr. Azhar Jaya SKM, MARS yang telah memberikan dukungan kepada penulis untuk dapat mengikuti kegiatan Pelatihan Dasar CPNSGolongan IIIAngkatan 3inidengansebaik-baiknya.
2. Ibu Fatrisia Madina, S.Kp.,MM selaku Koordinator Pelayanan Keperawatan dan sekaligus mentor yangtelah memberikan dukungan serta arahan kepada penulis dalam mengikutiPelatihan Dasar CPNS ini.
3. Pengawas ruangan, kepala ruangan dan rekan sejawat di ruang Anturium yang telah memberikan bimbingan, dukungan dan masukan dalam pelaksanaan aktualisasi ini.
4. BapakDrs.Suherman,M.Kesselaku KepalaBalaiPelatihan KesehatanCikarang.
5. Ibu drg. Yana Yojana, MA selaku coach/ pembimbing yang senantiasa memberikan ilmu,danbimbingannyaselamaprosespenyusunanlaporanaktualisasiini.
6. Bapak Miftahur Rohim, ST, M.Kes selaku penguji seminar rancangan aktualisasi yang senantiasa memberikankritik danmasukan yangmembangun.
7. Ibu VerawatiLenny, SKM.,MKM selaku Koordinator Pelatihan Manajemen dan Teknis Non Kesehatan.
8. Seluruh teman-teman peserta Pelatihan Dasar CPNS golongan III Angkatan 6 Tahun 2022di Bapelkes Cikarang
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam proses penyusunan rancangan aktualisasiini Penulis menyadari bahwa rancangan aktualisasi ini masih banyak kekurangannya, sehingga saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi perbaikan penulisan danpenyusunan laporanrancangan aktualisasi dimasa mendatang. Penulis,
iii
Lia Amalia,S.Kep.,Ners
iv DAFTAR ISI LEMBARPENGESAHAN.............................................................................................ii KATAPENGANTAR...................................................................................................iii DAFTAR ISI............................................................................................................iv DAFTAR TABEL.......................................................................................................v DAFTARGAMBAR....................................................................................................vi DAFTARLAMPIRAN.................................................................................................vii BABI PENDAHULUAN..............................................................................................1 1.1 LatarBelakang...........................................................................................1 1.2 Tujuan......................................................................................................3 1.3 Manfaat.....................................................................................................3 BABII GAMBARANORGANISASI DAN PROFIL PESERTA..............................................4 2.1 Profil Instansi.............................................................................................4 2.2 Profil dan UraianTugas Peserta...................................................................9 BABIII RANCANGAN AKTUALISASI...........................................................................14 3.1 Identifikasi Isu...........................................................................................14 3.2 Keterkaitan Isu dengan Peran dan Kedudukan ASN untuk Terwujudnya SMARTGovernance....................................................................................15 3.4 Penetapan/PenapisanIsu.............................................................................17 3.5 PenyebabIsu.............................................................................................18 3.6 Analisis penyebabIsu.................................................................................21 3.7 GagasanKreatifPemecahanIsu..................................................................22 3.8 Matrix Rancangan Aktualisasi......................................................................22 3.9 Rencana Jadwal Kegiatan............................................................................28 DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................29
v
Table2.1 SasaranKinerja Pegawai(SKP).............................................................11 Table3.1Keterkaitan Isudengan Substansi Agenda3..........................................15 Table3.2Analisis Isu Berdasarkan Kriteria APKL..................................................17 Table3.3Penetapan Kriteria APKL.....................................................................18 Table3.4Rancangan Kegiatan Aktualisai............................................................22 Table3.5Matriks Rancangan Aktualisasi..............................................................23 Table4.2 JadwalKegiatan..................................................................................28
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
vi
Gambar 2.1 Direksi RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung........................................... 6 Gambar 2.2 Stuktur Organisasi RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung.......................... 7 Gambar 2.3 Stuktur Organisasi RuangAnturum................................................... 8 Gambar 3.1 Diagram Fishbone.......................................................................... 21
vii DAFTAR
Lampiran1BuktiKonsultasi denganMentor....................................................... 30 Lampiran 2Bukti Konsultasi denganCoach......................................................... 33 Lampiran 3 Konsultasi dengan Kepala Ruangan 34 Lampiran 4 Survei Pengetahuan Perawat tentangMinimalHandling..................... 35
LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Undang undang Republik Indonesia No.5 tahun 2014 menyebutkan bahwa
Aparatur Sipil Negara berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik dan alat perekat dan pemersatu bangsa. Untuk mewujudkan fungsi tersebut seorang ASN harus memiliki integritas,profesional, netral dan bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. Dalam menjalankan tugasnya tersebut ASN harus ingat dan berdasar pada Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Untuk menciptakan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang memiliki kriteria tersebut maka diperlukan adanya peningkatan mutu profesionalisme, sikap pengabdian dan kesetiaan terhadap bangsa. Proses pembentukan ini dilakukan pada Pelatihan Dasar CPNS yaitu pendidikan dan pelatihan dalam masa prajabatan yang dilakukan secara integrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggungjawab, dan memperkuat profesionalisme (Peraturan LAN NO. 12 Tahun 2017). Melalui Pelatihan Dasar (Latsar) ini Calon Aparatur Sipil Negara (CPNS) dapat mempelajari dan menerapkan nilai-nilai dasar profesi ASN sehingga tertanam kuat dalam dirinya. Nilai-nilai dasar tersebut diantaranya Berorientasi Pelayanan, Akutabel, Kompeten, Harmonis, Loyal,Adaptif dan kolaboratif (BerAKHLAK).
Pelatihan Dasar CPNS 2022 terdiri dari dalam beberapa tahapan yaitu tahap MOOC, distance learning, aktualisasi dan klasikal. Kegiatan ini dilaksanakan untuk memberikan bekal pengetahuan dan sikap mengenai sikap perilaku bela negara, nilai dasar ASN BerAKHLAK, Manajemen ASN dan SMART ASN sehingga terwujud PNS (Pegawai Negeri Sipil) yang professional sebagaipelayan masyarakat.
Tugas profesi perawat yaitu melakukan kegiatan pelayanan keperawatan yang
meliputi asuhan keperawatan dan pengelolaan keperawatan sesuai dengan Permenpan
RB No 35 tahun 2019. Uraian tugas perawat ahli pertama juga dijelaskan dalam satuan kinerja perawat, salah satunya adalah menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu (merumuskan, menetapkan) tindakan. Dan tentunya sebagai dan SMART ASN, perawat tentu harus menjalankan aktivitas dengan tepat, cepat, efektif, efisien, dan terhindar dari kesalahan. Untuk menjamin perawat dalam bekerja sekaligus membangun
1
kualitas maka tindakan keperawatan harus berdasarkan SOP (Standar Operasional Prosedur) yangberlaku di unit kerja
Rancangan kegiatan aktualisasi ini bersumber dari sasaran kerja pegawai (SKP), penugasan khusus dari atasan, atau kegiatan lain yang mendapat persetujuan dari atasan langsung, dan atau kombinasi diantara ketiganya. Kegiatan yang akan dilakukan, bersumber dari suatu kondisi yang terjadi di lingkungan kerja sebagai isu yangharus dipecahkan.
Asuhan keperawatan pada neonatus selain harus memperhatikan kondisi gawat darurat atau tingkat kritikal pasien yang dirawat juga harus diperhatikan asuhan perkembangannya. Asuhan perkembangan pada neonatus atau yang disebut developmental care terdiri dari beberapa aspek yaitu lighting, sound, positioning, minimalhandling,nestingdan KMC (KangarooMotherCare).(Supatmi, 2016)
Berdasarkan hasil wawancara kepada kepala ruangan diketahui salah satu developmentalcaretersebut untuk minimalhandlingbelum ada SOP yang berlaku di unit kerja Ruang Anturium RSUP dr Hasan Sadikin Bandung tahun 2022. minimal handlingatau tidak sering memanipulasi bayi yang bertujuan untuk melindungi dan mempertahankan stabilitas kondisi bayi. Adapun contoh tindakan minimal handling adalah reposisi dan pengaturan jadwal pemberian obat dalam periode waktu yang bersamaan,pemberlakuan jam tenang dan meminimalisasi tindakan membuka dan menutup inkubator untuk hal yang tidak perlu. Menurut Brown (2009) masih banyak perawat yang tidak menerapkan minimal handling dalam memberikan asuhan keperawatan pada neonatus. Selain itu, adanya ketidakpahaman bahwa minimal handlingtidak dapat dilakukan pada bayi dengan kondisi kritis di ruang intensive Hal ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan perawat mengenai aplikasi minimalhandling (Burke, 2018).
Dari hasil survei melalui google form tentang minimalhandlingsebagian besar perawat sudah mengetahui semua jenis-jenis asuhan perkembangan pada neonatus, dimana 85,7% menyatakan mengetahui tentang prosedur minimal handling, 100% menyatakan penting melakukan minimal handling dalam asuhan perkembangan neonatus, namun dari data perawat yang mengisi google form baru 69,2% sudah menerapkan minimalhandlingkarena belum adanya panduan SOP yang berlaku dalam melakukan asuhan perkembangan tersebut. Berdasarkan data tersebut dan setelah
berdiskusi dengan mentor dan kepala ruangan, prioritas isu yang diambil untuk rancangan aktualisasi adalah “Belum adanya SOP
MinimalHandling pada Neonatus di RuangAnturium RSUP dr. Hasan Sadikin Tahun 2022” .
2
Alasan pengangkatan isu tersebut adalah proses tindak lanjut hasil observasi selama 3 minggu bertugas di Ruang Anturium RSUP dr Hasan Sadikin Bandung. Setelah ditemukan isu, penulis mulai menyusun kegiatan dan tahapan kegiatan pada rancangan aktualisasi dengan menerapkan nilai-nilai BerAKHLAK Nilai-nilai dasar tersebut juga diharapkan bisa diinternalisasikan dalam setiap kegiatan yang dilakukan penulis sebagai CPNS.
1.2 Tujuan
1. Tujuan umum
Peserta Latsar CPNS mampu melaksanakan aktualisasi yang dilandasi dengan nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif) dalam perannya sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa yang sesuai dengan karakter Manajemen ASN danSmart ASN.
2. Tujuan khusus
Peserta Latsar CPNS sebagai perawat mampu meningkatkan kinerja pelayanan asuhan keperawatannya dengan melakukan rencana tindakan keperawatan pada individu (merumuskan, menetapkan) tindakan sesuai dengan SOP yang berlaku di unit kerja.
1.3 Manfaat
1. Penulis
Manfaat bagi penulis yaitu mendapat wawasan dan pengetahuan mengenai aktualisasi penyusunan SOP sebagai upaya meningkatkan kompetensi dan memberikan kualitas tindakan keperawatan yanglebih baik.
2. Instansi
Manfaat bagi Instansi yaitu sebagai usulan atau inovasi dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan ke arah yang lebih baik guna mencapai peningkatan mutu pelayanan rumah sakit. Serta dapat menurunkannya Angka Kematian Neonatal Dini(AKND) di instansi Rumah Sakit.
3. Masyarakat
Manfaat bagi masyarakat yaitu mendapatkan pelayanan yang lebih baik oleh pemberi asuhan yang professional dan memenuhi kebutuhan masyarakat dalam meningkatkan status kesehatan yanglebih baik.
3
BAB II
PROFILINSTANSI DAN PESERTA
2.1 Profil Instansi
Sejak diresmikan pada tahun 1923, RSHS telah berkembang menjadi rumah sakit
besardi Jawa Barat dan ditetapkan sebagai Rumah Sakit Rujukan Puncak untuk Provinsi
Jawa Baratjuga sebagai Rumah Sakit Pendidikan bagi Fakultas Kedokteran Universitas
Padjadjaran dan institusi pendidikan tenaga kesehatan lainnya. Sesuai dengan PP No. 23
Tahun 2003 dan berdasarkan SK Menkes RI No. 861/Menkes/VI/2005, RSHS telah
berubah status dari Perusahaan Jawatan (Perjan) menjadi institusi yang menerapkan
Pola Pengelolaan Badan Layanan Umum (PPK-BLU). Berdasarkan PERMENKES RI No.
1673/MENKES/PER/XII/2005 tanggal 27 Desember 2005 tentang organisasi dan Tata
Kerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, RSHS merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) di Lingkungan Kementerian Kesehatan yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. RSHS berlokasi di Jl. Pasteur No. 38 Bandung dengan luas tanah 87.200 m2 yang mudah dijangkau dariberbagai arah.
2.1.1 Visi, Misi dan Motto RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Visi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung mengacu pada visi Pemerintah Kabinet
Indonesia maju yaitu : “Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian BerlandaskanGotong Royong”.
Misi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung misi yaitu “Peningkatan
Kualitas Manusia Indonesia yang Tinggi, Maju, dan Sejahtera.”
Motto RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yaitu “Kesehatan Anda Menjadi Prioritas Kami”
2.1.2Tata Nilai, Janji Pelyanan dan Nilai-Nilai Organisasi
1. Tata nilai utama yang dijadikan pedoman oleh seluruh pegawai RSHS dalam memberikan pelayanan, pendidikan dan penelitian adalah “PAMINGPIN PITUIN” dengan uraian berikut:
a. Kepemimpinan : Nilai yangmenggambarkan kepeloporan dan menyampaikan talenta-talenta terbaik dibidangnya.
b. Profesional : Nilai yangberorientasi padapencapaiankinerjamelalui penjalinan kemitraan.
c. Inovatif : Nilai yang menggambarkan keinginan untuk menghasilkan suatu yang baru dansenantiasamelakukan perbaikan secaraberkesinambungan.
d. Tulus :Keinginan untukmemberi tanpapamrih,proaktif danresponsif.
4
e. Unggul : Keinginan untukmenjadiyangterbaikdanmenghasilkan kualitas prima.
f. Integritas : Nilai yang menggambarkan kejujuran, amanah dan menjunjung etika yang ditunggu dalam menjalankan tugas.
2. Janji pelayanan kesehatan di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandungyaitu SIGAP
a. Senyum-Sapa-Salam-Sopan-Santun (5S)
b. Inovatif dalamberkarya
c. GelorakanSemangatPelayananPrima
d. AmanahMenjagaKeselamatanPasien
e. Peduli,PerhatiandanPerasaan
3. Nilai-nilai yangdianutdalampelayanan yaitu PRIMA
a. Profesional : Memiliki kemampuan untuk memberikan pelayanan dengan kualitas yang terbaik (prima) disertai kompetensi dalam disiplin ilmu yang mendasarinya.
b. Respek : Pelayanan yang prima akan dapat diberikan apabila dilandasi oleh rasa saling hormat-menghormati diantara anggota tim pemberi pelayanan kesehatan. Pelayanan yang prima tidak hanya ditentukan oleh satu profesi, tetapi oleh semuaprofesi yangterlibatdalam timpelayanan kesehatan.
c. Integritas : Bertindak terintegrasi sesuai dengan nilai-nilai dan kebijakan organisasi serta kode etik farmasi.
d. Manusiawi : Menganggap setiap individu atau manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang mulia. Oleh karena itu harkat dan martabat mereka harus dijunjung tinggi.
e. Amanah : Melaksanakan dengan sungguh-sungguh segala hal yang dipercayakan oleh negara dan masyarakat, khususnya dalam memberikan pelayanan, pendidikan, dan penelitian kesehatan.
2.1.3Tugas dan Fungsi Organisasi
1. Tugas : Menyelenggarakan pelayanan kesehatan perseorangan secara paripurna.
2. Fungsi :
a. Penyusunan rencana program,dananggaran
b. Pengelolaanpelayananmedis danpenunjangmedis
c. Pengelolaanpelayanankeperawatan
d. Pengelolaan pelayanannonmedis
e. Pengelolaan PendidikandanPelatihandi bidangPelayananKesehatan
5
f. Pengelolaan penelitian, pengembangan, dan penapisan teknologi di bidang
pelayananKesehatan
g. Pengelolaankeuangan dan barangmiliknegara
h. Pengelolaanlayananpengadaanbarang/ jasa
i. Pengelolaansumber dayamanusia
j. Pelaksanaanurusanhukum,organisasi,danhubungan masyarakat
k. PelaksanaanKerjasama
l. Pengelolaansysteminformasi
m. Pemantauan,evaluasi,danpelaporan
n. Pelaksanaanurusanadministrasi rumahsakit
2.1.4Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Gambar 2.1 Direksi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Seperti yang terlihat pada gambar diatas, RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
dipimpin oleh Plt. Direktur Utama dr. Azhar Jaya, SKM., MARS. Untuk unit kerja penulis di RuangAnturium, bertempat di bawah Direktur Pelayanan Medik, Keperawatan & Penunjang
dr. Yana Akhmad Supriatna,SpPD-KP,MMRS. Seperti gambar berikut:
6
Gambar 2.2 Struktur Organisasi RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung
Saat ini penulis merupakan perawat pelaksana yang bertugas di ruang rawat inap Anturiumdibawahpimpinan kepalaruangan,yangdiawasiolehpengawaskeperawatan anak, yang berada di bawah sub koordinator pelayanan keperawatan rawat inap, kemudian koordinator pelayanan keperawatan yang bertugas melapor pada direktur pelayanan medik, keperawatan dan penunjang.
Ruang rawat inap Anturium merupakan ruang rawat inap perinatologi yangmerawat pasien baru lahir (neonatus) usia 0-28 hari, baik bayi dalam kondisi sehat (observasi pasca persalinansectiocaesar),maupun bayi dalam kondisi sakit (perlu observasi dan penanganan yangintensive)
Ruangrawat inap Anturium terdiri dari 2 unit yaitu
1. Unit Level I merupakan unit perawatan bayi baru lahir tanpa kegawatan dan juga untuk bayi yang dalam proses pemulihan untuk perseiapan pulang setelah dirawat di ruang HCU infeksi atau non infeksi. Jika pasien neonatus mengalami penurunan kondisi atau memerlukan penanganan intensive maka pasien dipindahkan ke level II sesuai indikasi.
2. Unit Level II merupakan unit perawatan bayi sakit yang memerlukan observasi dan pengawasan ketat yang berhubungan dengan gangguan oksigenasi, cairan, dan gangguan kesehatan lainnya. Unit level II terdiri dari HCU Infeksi (bayi sakit dengan gangguan infeksi atau beresiko infeksi pre/post operasi pembedahan) dan HCU Non Infeksi (bayi sakit tidak ada gangguan infeksi).
7
Adapun stuktur organsisi di Ruang Neonatologi Anturium RSUP dr Hasan Sadikin Bandung yaitu:
Kepala Instalasi Rawat Inap Koordinator Pelayanan Keperawatann
Kepala Sub Instalasi Rawat Inap
Pengawas Pelayanan Keperawatan
Kepala Ruangan
Wakil Kepala Ruangan I
Wakil Kepala Ruangan II
Gambar
Organisasi Ruang Anturium RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung
8
2.3 Struktur
Katim Level I Katim Level II HCU Non Infeksi Katim Level II HCU nfeksi Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana
2.2 Profil dan Uraian Tugas Peserta
Nama
NIP
Tempat/Tanggal Lahir
Pendidikan
Pangkat/Gol. Ruang
Jabatan
Unit Kerja
: : : : : : :
Lia Amalia,S.Kep., Ners
199407142022032003
Tasikmalaya / 14 Juli 1994
Profesi Ners
Penata Muda Tk.I - III/b
Perawat Ahli Pertama
RuangAnturium
RSUPDr. HasanSadikin Bandung
Penulis merupakan peserta Latsar CPNS Tahun 2022 dengan jabatan sebagai Perawat
Ahli Pertama. Tugas Jabatan Fungsional Perawat Ahli Pertama menurut PERMENPAN RB
No.35Tahun 2019meliputi :
1. Melakukanpengkajian keperawatanlanjutanpadaindividu
2. Melakukanpengkajiankeperawatanlanjutanpadakeluarga
3. Melakukanpengkajiankeperawatandasarpadamasyarakat
4. Memberikankonsultasi datapengkajiankeperawatandasar/lanjut
5. Melakukankomunikasi terapeutikdalampemberianasuhankeperawatan
6. Melaksanakan manajemen surveilans hais sebagai upaya pengawasan risiko infeksi dalam upaya preventif dalam pelayanan keperawatan
7. Melakukan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaan standar pada pasien/petugas/ pengunjungsebagai upayapencegahan infeksi
8. Melakukan investigasi dan deteksi dini kejadian luar biasa yang berdampak pada pelayanan kesehatan
9. Mengajarkanteknikkontrolinfeksi padakeluargadengan penyakitmenular
10. Merumuskandiagnosis keperawatanpadaindividu
11. Membuatprioritas diagnosis keperawatandanmasalahkeperawatan
12. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu (merumuskan, menetapkan tindakan)
13. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada keluarga (merumuskan, menetapkan tindakan)
14. Melakukantindakankeperawatanpadakondisi gawatdarurat/ bencana/kritikal;
15. Melakukantindakanterapi komplementer/ holistik
16. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan pada tahappre/ intra/ postoperasi
9
17. Memberikan dukungan/ fasilitasi kebutuhan spiritual pada kondisi kehilangan/berduka/ menjelangajal dalam pelayanan keperawatan
18. Melakukantindakankeperawatanpemenuhan kebutuhannutrisi
19. Melakukantindakankeperawatanpemenuhan kebutuhaneliminasi
20. Melakukantindakankeperawatanpemenuhan kebutuhanmobilisasi
21. Melakukantindakanpemenuhan kebutuhan istirahatdan tidur
22. Melakukantindakanpemenuhan kebutuhan kebersihandiri
23. Melakukantindakanpemenuhankebutuhanrasanyamandanpengaturansuhutubuh
24. Melakukanstimulasi tumbuh kembangpada individu
25. Memfasilitasi adaptasi dalamhospitalisasi pada individu
26. Melaksanakancasefinding/ deteksidini/ penemuankasus barupadaindividu
27. Melakukansupportkepatuhanterhadap intervensikesehatanpadaindividu
28. Melakukanpendidikan kesehatanpadaindividu pasien
29. Melakukanpendidikankesehatanpada kelompok
30. Melakukan peningkatan/ penguatan kemampuan sukarelawan dalam meningkatkan masalah kesehatanmasyarakat
31. Melakukanpendidikan kesehatanpadamasyarakat
32. Melakukanpemenuhan kebutuhan oksigenisasi kompleks
33. Melakukanterapiaktivitas kelompok(tak)stimulasi persepsi
34. Melakukanterapiaktivitas kelompok(tak) stimulasi sensorik
35. Melakukankomunikasi denganklienyang mengalami hambatankomunikasi
36. Melakukanintervensi keperawatanspesifikyang kompleks padaareamedikalbedah
37. Melakukanintervensi keperawatanspesifikyang kompleks di areaanak
38. Melakukanintervensi keperawatanspesifikyangkompleks diareamaternitas
39. Melakukanintervensi keperawatanspesifikyangkompleks diareakomunitas
40. Melakukanintervensi keperawatanspesifikyang kompleks diareajiwa
41. Melakukanperawatanluka
42. Melakukan pemantauan atau penilaian kondisi pasien selama dilakukan tindakan keperawatan spesifik sesuai kasus dan kondisi pasien
43. Melakukankonsultasi keperawatandan kolaborasidengandokter
44. Melakukanrehabilitasimentalspiritual pada individu
45. Melakukanpenatalaksanaanmanajemengejala
46. Melakukanevaluasitindakankeperawatanpadaindividu
47. Melaksanakanfungsipengarahanpelaksanaanpelayanankeperawatansebagaiketua tim/ perawatprimer
10
48. Melakukanpendokumentasian tindakankeperawatan
49. Melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan antar shift/ unit/ fasilitas kesehatan
50. Melakukan pemberian penugasan perawat dalam rangka melakukan fungsi ketenagaan perawat
51. Melakukanpreseptorshipdanmentorship
Dalam pelaksanaan aktualisasi, penulis mengacu kepada Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) jabatan fungsional keperawatan ahli pertama instalasi rawat inap di RSUP dr. Hasan sadikin bandung,meliputi:
Tabel2.1 SasaranKinerja Pegawai (SKP)
1. Melaksanakan pengantaran pasien rawat inap ke kamar operasi tepat waktu
2. Memenuhi kepatuhan penggunaan Rekam Medis Elektronik
(RME) di Instalasi Rawat Inap
3. Memenuhi laporan sensus harian
Melakukan tindakan keperawatan pada
pasien dengan intervensi pembedahan pada tahap pre/intra/post operasi
Melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan
logbook
logbook
4. Melaksanakan asuhan keperawatan pre dan post operasi
Melaksanakan fungsi pengarahan
pelaksanaan pelayanan keperawatan sebagai ketua tim/perawat
Melakukan pemberian penugasan
perawat dalam rangka melakukan fungsi ketenagaanperawat
Melaksanakan case finding/deteksi
dini/penemuan kasus barupada individu
Melakukan pengkajian keperawatan
lanjutan pada individu
Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatandasar/lanjutan
Merumuskan diagnosa keperawatan
logbook
logbook
logbook
laporan
laporan
laporan
11
No Rencana Kinerja Butir Kegiatan Yang Terkait
Output
Butir Kegiatan
daerah operasi di Instalasi Rawat Inap
pada individu
Membuat prioritas diagnosa
keperawatan dan masalahkeperawatan
Menyusun rencana tindakan
keperawatan pada individu
(merumuskan,menetapkan) tindakan
Melakukan komunikasi terapeutik dalam
pemberianasuhankeperawatan
Melakukan intervensi keperawatan
spesifik yang kompleks pada area
medikal bedah
Memfasilitasi adaptasi dalam
hospitalisasi pada individu
Melakukan tindakan keperawatan pada
kondisi gawatdarurat/bencana/kritikal
Memberikan dukungan/fasilitasi
kebutuhan spiritual pada kondisi
kehilangan, berduka atau menjelang ajal
dalampelayanankeperawatan
Melakukan tindakan keperawatan
pemenuhan kebutuhannutrisi
Melakukan tindakan keperawatan
pemenuhan kebutuhaneliminasi
Melakukan tindakan keperawatan
pemenuhan kebutuhanmobilisasi
Melakukan tindakan keperawatan
pemenuhan kebutuhan istirahat dan
tidur
Melakukan tindakan keperawatan
pemenuhan kebutuhankebersihandiri
Melakukan tindakan keperawatan
pemenuhan kebutuhanrasanyamandan
pengaturan suhu
laporan
laporan
laporan
laporan
logbook
logbook
logbook
logbook
logbook
logbook
logbook
logbook
logbook
12
5. Menyediakan laporan data kejadian infeksi
Melakukan pemenuhan kebutuhan oksigenasi kompleks
Melakukan komunikasi dengan klien dengan hambatan komunikasi
Melakukan pemantauan atau penilaian kondisi pasien selama dilakukan tindakan keperawatan spesifik sesuai
kasus dankondisi pasien
Melakukan evaluasi tindakan keperawatanpada individu
Melakukan penatalaksanaan manajemen gejala
logbook
logbook
logbook
6. Tercapainya skor waktu tunggu operasi
elektif (WTO) sesuai target
7. Menyelenggarakan monitoring dan evaluasi kepatuhan visiteDPJP online
8. Melaksanakan kepatuhan pelaksanaan protokol kesehatan
Melakukanperawatanluka
Melakukan support kepatuhan terhadap
intervensi kesehatanpadaindividu
Melaksanakan manajemen surveilans
Hais sebagai upaya pengawasan resiko infeksi dalam upaya preventif pada
pelayanan keperawatan
Melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan antar shift/unit/fasilitas kesehatan
Melakukan konsultasi keperawatan dan kolaborasi dengandokter
Melakukan upaya peningkatan
kepatuhan kewaspadaan standar pada pasien/petugas/ pengunjung sebagai
upaya pencegahaninfeksi
Melakukan pendidikan kesehatan pada individu
logbook
logbook
logbook
logbook
laporan
logbook
logbook
logbook
logbook
13
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
3.1 Identifikasi Isu
Penulis menentukan identifikasi isu dengan cara observasi selama 3 minggu dan wawancara dengan petugas diunit kerja Ruang Anturium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, berikut ini beberapa identifikasi isu yangtelah dirumuskan :
1. Kurang optimalnya perubahan posisi pada neonatus dengan pemasangan fototerapi di ruangAnturium RSUP dr. Hasan Sadikin Tahun2022
Kondisi saat ini di ruang Anturium perubahan posisi pada pasien neonatus yang terpasang fototerapi kurang optimal. Hal ini tampak pada saat observasi pada pasien neonatus posisinya hanya terlentang, tidak dilakukan perubahan posisi. Kemampuan masing-masing perawat dalam melukakan tindakan keperawatan pada pasien neonatus berbeda-beda. Peran perawat begitu penting dalam melakukan perubahan posisi pada neonatus untuk mencapai derajat kesehatan yang lebih baik. Sehinggan diperlukan media edukasi untuk mendukung tingkat pemahaman perawat sehingga tatalaksana possitioning/perubahan posisi pada neonatus bisa dijadikan sebagai suatu kebutuhan.
2. Belum adanya SOP minimalhandlingpada neonatus di ruang Anturium RSUP dr.
Hasan Sadikin Tahun 2022
Kondisi saat ini di ruang rawat inap Anturium telah menerapkan asuhan perkembangan pada neonatus, salah satunya yaitu minimal handling atau membatasi sentuhan pada neonatus untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangannya. Hanya saja dalam melakukan asuhan perkembangan tersebut belum adanya SOP yang berlaku sebagai acuan atau panduan perawat agar dapat dipertanggungjawabkan dalam melaksanakan tugasnya.
3. Belum optimalnya penerapan terapi non farmakologi NonNutritiveSucking(NNS) terhadap respon nyeri karena tindakan invasiv pada neonatus di ruang Anturium
RSUP dr. Hasan Sadikin Tahun 2022
Kondisi saati di ruang Anturium, terapi non farmakologi pada pasien neonatus yang dilakukan tindakan invasiv belum diterapkan. Perawat yang melakukan tindakan invasiv pada neonatus hanya memperhatikan tingkat kegawatdarurtan saja, sehingga banyak neonatus yang stress karena kesakitan. Sedangkan stress pada bayi dapat mengganggu tumbuh kembangnya. Oleh karena itu diperlukan media edukasi sebagai pengingat untuk menerapkan terapi NonNutritiveSucking(NNS) terhadaprespon nyeri karena tindakan invasiv pada neonatus.
14
Berikutpenjelasanmenegenai dampakapabilaisutidakditangani dan keterkaitan isudengan substansi agenda3:
Isu Dampak Apabila Isu Tidak Ditangani
Kurang optimalnya
perubahan posisi
pada neonatus
dengan
pemasangan fototerapi di ruang
Anturium RSUP dr.
Hasan Sadikin
Tahun 2022
Menyebabkan cedera
atau ada luka bakar
pada pasien neonatus
Meningkatkan resiko
kadar billirubin pada
neonatus yang tinggi
tidak ada penurunan
Memperpanjang hari
rawat pasien
Meningkatkan cost
Rumah Sakit
Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
Manajemen ASN
Sebagai perawat seharusnya
dapat memberikan pelayanan
asuhan keperawatan pada
neonatus dengan pemasangan fototerapi yang professional dan berkualitas.
SMART ASN
Sebagai seorang perawat seharusnya dapat memberikan
pelayanan publik yang professional dan memiliki
integritas dalam berkontribusi
memberikan asuhan
keperawatan pada neonatus
untuk kelangsuhan
pertumbuhan dan perkembangannya
15
3.2 Keterkaitan Isu dengan Peran dan Kedudukan ASN untuk Terwujudnya SMART Governance
Tabel 3.1 Keterkaitan Isu dengan Substansi Agenda 3
Belum adanya SOP
minimal handling pada neonatus di ruang Anturium
RSUP dr. Hasan
Sadikin Tahun 2022
Adanya perbedaan
dalam melakukan
asuhankeperawatan
Tidak adanya
dokumentasi sebagai
acuan atau pedoman
bahwa tindakan
keperawatan telah
dilaksanakan
secara profesional
Menurunkan mutu
pelayanan RS/ unit
terkait
Manajemen ASN
Sebagai perawat seharusnya
dapat memberikan pelayanan asuhan keperawatan neonatus yang professional dan berkualitas.
Melaksanakan tugas sesuai
dengan perintah atasan/ pejabat yang berwenang dan sesuai dengan SOP yang
berlaku di instansi.
SMART ASN
Sebagai SMART ASN petugas medis seharusnya memiliki gagasan kreatif dan integritas
dalam berkontribusi mencegah
resiko kesalahan dalam melakukan tindakan secara profesional.
Belum optimalnya
penerapan terapi
non farmakologi
Non Nutritive Sucking (NNS)
terhadap respon
nyeri karena
tindakan invasiv
pada neonatus di ruang Anturium
RSUP dr. Hasan
Sadikin Tahun 2022
Meningkatkan tingkat
stress pada neonatus
yang berpengaruh pada
tahap tumbuh
kembangnya
Menurunnya tingkat
mutu pelayanan
ruangan/instansi
Beresiko menyebabkan
adanya trauma pada
neonatus karena
dilakukan tindakan
invasiv
Manajemen ASN
Sebagai seorang perawat professional, seharusnya dapat
melaksanakan tugasnya dengan cermat, bertanggung jawab dan berintegrasi tinggi.
SMART ASN
Sebagai perawat seharusnya memiliki gagasan kreatif dan integritas dalam berkontribusi dalam meningkatkan kualitas kesehatan pada pasien
16
3.3 Penetapan/ Penapisan Issue
Berdasarkan isu aktual yang telah teridentifikasi, selanjutnya dilakukan proses pemilihan isu dengan analisis kriteria Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan Kelayakan (APKL). Teknik APKL yang dibuat adalah teknik yang digunakan untuk menentukan
kelayakansuatumasalah dengan memperhatikanempat faktor, yaitu:
a. Aktual (A), yaitu isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan atau belum terselesaikanhingga masa sekarang;
b. Problematik (P), yaitu isu yang menyimpang dari harapan standar, ketentuan yang menimbulkan kegelisahan yang perlu segera dicari penyebab dan pemecahannya, memiliki dimensi masalah yang kompleks;
c. Kekhalayakan (K), yaitu isu yang diangkat secara langsung menyangkut hajat hidup orangbanyak dan bukan hanya untuk kepentingan seseorangatau sekelompok kecil orang;
d. Layak (L), yaitu isu yang masuk akal (logis), pantas, realistis, relevan dan dapat dibahas sesuai dengan tugas, hak, wewenang dan tanggung jawab hingga akhirnya diangkatmenjadi isu prioritas.
Isu-isu yang berhasil diidentifikasi kemudian akan divalidasi terlebih dahulu menggunakan perangkat APKL. Perangkat evaluasi APKL memvalidasi isu berdasarkan empat item, yaitu:
1. Aktual (A), artinyaisu tersebut benar-benar terjadi dan sedanghangat
2. Problematik (P), artinya memiliki dimensi masalahyangkompleks
3. Kekhalayakan (K), artinyamenyangkut hajathiduporangbanyak
4. Layak (L), artinya masuk akal dan realistis, serta relevan untuk dicarikan solusinya. Berikut di bawah ini merupakan hasil penetapan isu dengan metode
APKL
1. Kurang optimalnya perubahan posisi pada neonatus dengan pemasangan fototerapi di ruang Anturium RSUP dr. Hasan Sadikin Tahun 2022
17
No. ISU A P K L JUMLAH PRIORITAS
Tabel 3.2. Analisis Isu Berdasarkan Kriteria APKL
5 3 3 4 15 4
3.4
2. Belum adanya SOP minimal handling pada neonatus di ruang Anturium RSUP dr.
Hasan Sadikin Tahun 2022
3 Belum optimalnya penerapan terapi non farmakologi Non Nutritive Sucking (NNS) terhadap respon nyeri karena tindakan invasiv pada neonatus di ruang Anturium RSUP dr. Hasan Sadikin Tahun 2022
5 4 5 5 19 1
4 5 4 18 2
Sesuai hasil Analisa dengan metode APKL, dan setelah berdiskusi dengan rekan perawat, kepala ruangan rawat inap Ruang Anturium dan berkonsultasi dengan mentor, maka dipilihlah isu mengenai “Belum adanya SOP pelaksanaan Minimal Handling pada neonatus di ruangAnturium RSUPdr. Hasan Sadikin Tahun 2022”
3.4.1 Kondisi saat ini
Berdasarkan hasil observasi selama orientasi 3 minggu di ruang rawat inap anturium, persentase BOR >80% ruang rawat inap neonatologi Anturium terus meningkat. Jumlah petugas tenaga perawat di ruang neonatologi anturium yaitu 52 orang yang terdiri dari kepala ruangan, 2 wakil kepala ruanga, dan perawat pelaksana. Perbandingan jumlah tenaga perawat sebagai penanggung jawab dengan pasien kelolaannya rata-rata 1 : 4-7 bayi di ruang HCU Anturium dan 1:5-9 di ruang level I neonatologi anturium. Kondisi pasien yang dirawat memiliki diagnosa dan karakteristik yang berbeda-beda. Sebagian besar pasien yang dirawat di ruang Anturium adalah bayi dengan BBLR (Berat Badan Lahir
18
5
5 Sangatkuatpengaruhnya 4 Kuat pengaruhnya 3 Sedang pengaruhnya 2 Kurangpengaruhnya
Sangatkurangpengaruhnya
Tabel 3.3Penetapan Kriteria APKL
Bobot Keterangan
1
Penyebab Isu
Rendah) dan bayi prematur infant . Pasien BBLR yang di rawat memerlukan masa rawat yanglama akibat penurunannya imunitasi pada bayi.
Menurut Pipit Festi W etal(2018) dalam penelitiannya bayi prematur menerima rata-rata 10 hingga 16 prosedur menyakitkan tiap harinya pada 14 hari pertama perawatan di rumah sakit. Dampak dari tindakan dan lamanya perawatan menjadi faktor utama bagi bayi sehingga membutuhkan asuhan perkembangan terhadap perilaku kesehatan bayi yang disebut developmental caresalah satunya yaituminimalHandling.
Selama masa orientasi di ruang anturium sebagian perawat anturium sudah mengetahui dan menjalankan prosedur minimalhandlingyang bertujuan untuk melindungi dan mempertahankan stabilitas kondisi bayi. Namun, tidak semua perawat dapat melakukan implementasi minimalhandlingkarena belum adanya acuan SOP (Standar Operasional Prosedur) dan adanya ketidakpahaman bahwa minimalhandlingtidak dapat dilakukan di ruang HCU dengan kondisi pasien tingkatkritis dan kegawat daruratan yangtinggi.
3.4.2 Dampak jika masalah tidak diselesaikan : Berdasarkan data WorldHealthOrganization(2022) bahwa setiap tahunnya diperkirakan 15 juta bayi dilahirkan secara prematur dan angka ini terus meningkat. Dalam setiap tahun lebih dari satu juta bayi meninggal karena kelahiran prematur hal ini setara dengan kematian 1 bayi setiap 30 detik. Jika minimalhandling tidak diterapkan pada pasien neonatologi terutama pasien BBLR dengan imunitas yang rendah dapat menambah kejadian infeksi yang membuat penambah terapi obat antibiotik dan bertambah lama perawatan di Rumah Sakit.
Selain itu keadaan stress karena banyaknya tindakan atau perawatan rutin pada bayi dapat menyebabkan bayi mengalami kesulitan dalam mencapai periode tidur tenang untuk mampu tumbuh dan berkembang secara optimal. Stress pada bayi prematur dapat menyebabkan kerusakan saraf dan sebagai akibatnyaperkembanganbayimenjaditerhambat. Stres berulang terutama pada tahap awal perkembangan neonatal memiliki dampak jangka panjang dan mendalam pada berbagai sistem termasuk kedalam sistem saraf pusat (Bazregari etal., 2019).
Stres tersebut dapat disebabkan oleh kebisingan dari inkubator, ventilator, alatmonitoring, dan percakapan tenaga kesehatan di ruangan, pencahayaan di ruang perawatan, prosedur invasif, seperti pemasangan infus, pengambilan
19
darah, dan pemasangan peripheral insertion central cathether (PICC), penggantian popok, membuka dan menutup inkubator, dan perpisahan dengan orangtua. Kondisi stres yang dialami bayi prematur dalam perawatan yang demikian dapat terlihat dari perilaku yang nampak pada bayi, termasuk perubahan fisiologis, kewaspadaan atauperhatian dan aktivitas motorik. Selain itu, perubahan kondisi tubuh dapat diamati melalui peningkatan denyut nadi dan penurunansaturasioksigen(Hendrawatietal,2020).
3.4.3 Kondisi yang diharapkan : Asuhan keperawatan pada neonatus terutama bayi prematur yang imatur imunitasnya selain memperhatikan kondisi kritis bayi, harus diperhatikan juga pertumbuhan dan perkembangannya bayi sesuai dengan proses yang ada selama bayi dirawat. Selain itu diharapkan adanya SOP sebagai pedoman dan panduan sebagai profesi perawat dalam menjalankan asuhan keperawatan, sehingga semua petugas perawat dapat mengimplementasikan minimal handling pada pasien kelolaannya untuk meningkatkan kualitas pelayanan pada neonatus baik yang sehat maupun bayi sakit di ruang neonatologi Anturium.
20
3.5 Analisis Penyebab Isu
Diagram Fishbone
Surroundings
Kondisi dan karakteristik pasien neonatus di ruang Anturium yang memerlukan penanganan yang berbeda-beda
Beban perawat sebagai penanggung jawab pasien kelolaan secara mandiri dengan rata-rata 1:4-7 pasien di HCU
System
Belum adanya penyusunan SOP pelaksanaan Minimal Handling pada neonatus
Tidak semua perawat mengetahui tentang pelaksanaan Minimal Handling pada neonatus
Belum tersedianya media informasi tentang pelaksanaan minimal handling pada neonatus
Belum optimalnya kegiatan sosialisasi kepada perawat tentang minimal handling pada neonatus
Skills
Suppliers
Belum adanya SOP minimal handling padaneonatusdiruang Anturium RSUP dr. Hasan SadikinTahun2022
21
3.6 GAGASAN PEMECAHAN ISU :
RUMUSAN ISU: Belum adanya SOP pelaksanaanMinimalHandling pada neonatus di ruangAnturium RSUP dr. Hasan Sadikin Tahun 2022
PENYEBAB ISU: Belum tersedianya SOP pelaksanaan Minimal Handling pada neonatus
ALTERNATIF PEMECAHAN ISU: Untuk mengatasi isu tersebut agar dapat teratasi dantidakmenimbukan dampakyang tidak diharapkan di kemudian hari, maka penulis mengajukan beberapa alternatif pemecahan isu tersebut diantaranya :
1. Review tingkat pengetahuan dan pelaksanaan minimalhandlingdi anturium kepada rekan sejawat melalui pengisian di linkgooglefrom.
2. PenyusunanSOP pelaksanaanMinimalHandling pada neonatus
3. Sosialisasi kepada rekan-rekan perawat SOP tahapan pelaksanaan MinimalHandling pada neonatus
4. Survei evaluasi kepada rekan-rekan perawat bagaimana kelebihan dan kekurangan pelaksanaan MinimalHandling pada neonatus
3.7 GAGASAN KREATIF PEMECAHAN ISUE:
Penyusunan SOP (Standar Operasional Prosedur) pelaksanaanMinimalHandling pada neonatus di ruang AnturiumRSUP dr. HasanSadikin Tahun 2022.
3.8
MATRIKS RANCANGAN
AKTUALISASI
Rancangan kegiatan aktualisasi merupakan rancangan kegiatan yang akan dilakukan untuk mengatasi isu yang terdapat di unit kerja dengan menginternalisasikan
nilai-nilai dasar ASN (BerAKHLAK). Rancangan kegiatan aktualisasi dapat dilihat pada matriks sebagai berikut :
Tabel 3.4 Rancangan KegiatanAktualisasi
Nama : Lia Amalia,S.Kep., Ners
Jabatan : Perawat Ahli Pertama
Unit Kerja : RuangAnturium RSUP dr Hasan Sadikin Bandung
Rumusan Isu : Belum adanya SOPMinimalHandling pada neonatus di ruang Anturium RSUP dr. Hasan Sadikin Tahun 2022
Gagasan Kreatif : Penyusunan SOP pelaksanaanMinimalHandling pada bayi neontus di ruang Anturium RSUP dr. Hasan Sadikin Tahun
2022
22
1. Pertemuan Persiapan
Output: Terlaksananya pertemuan persiapan bersama dengan rekan sejawat, kepala
ruangan, pengawas ruangAnturium
1. Membuat undangan Terlaksana penyampaian gagasan penyelesaian
Mendapat waktu bertemu
Evidence: undangan pertemuan melalui media Whatsapp
2. Melaksanakanrapat pertemuan persiapan Melakukan pertemuan dengan rekan kerja, kepala ruangan, pengawas
Evidence: Masukan dan dukungan dari rekan sejawat, kepala ruangan dan pengawas
Saya akan responsif, sopan, hormat dan ramah saat menghubungi pihak terkait.
Saya juga akan menghargai waktu yang diberikan oleh pihak terkait. (Berorientasi pelayanan, Harmonis)
Sesuai dengan visi rumah sakit
yaitu terwujudnya
Penguatan Nilai Organisasi
Nilai Pamingpin Pituin
Saya akan menyampaikan isu secara terbuka dengan memperhatikan kejelasan data yang diperoleh mengenai kondisi yang dialami di unit kerja ruang Anturium. (Akuntabel)
Dalam penyampaian rancangan kegiatan aktualisasi saya akan meberikan kinerja terbaik agar mentor dan kepala ruangan paham akan maksud saya. Saya akan bersikap proaktif dan antusias dalam diskusi penyampaian gagasan kreatif. (Kompeten, Adaptif)
Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, berkepribadian berdasarkan gotong royong dan Misi rumahsakit yaitu, peningkatan
kualitas manusia
Indonesia yang
Tinggi Maju dan Sejahtera.
1.Profesional: berorientasipada pencapaian kinerja melalui kemitraan
2.Integritas: menggambar kan kejujuran, amanah, menjunjung tinggi etika yang tinggidalam menjalankan tugas
23
Keterkaitan
Tabel 3.5Matriks Rancangan Aktualisasi
No Kegiatan Tahap Kegiatan Output Evidence base
Substansi Mata Pelatihan
Kontribusi terhadapVisi Misi Organisasi
2. Pembuatan draft SOP minimalhandling pada neonatus
Output: Tersusun draft SOP
minimalhandling pada neonatus
3.Laporan rapat persiapan Mencatat semua saran dan masukan
Evidence: dokumentasi kegiatan
Saya berkomitmen untuk bersinegri danmenerima segala saran yang diberikan agardapat memberikan pelayan yang lebih baik
(Loyal, kolaboratif)
1. Mencari studi literatur terbaru untuk SOP minimal handling pada neonatus
Menemukan literatur yang layak jelas dan teruji sehingga dapat di aplikasikan ke pasien dengan aman
Evidence: hasil kajian literature
Saya menyusun draft SOP sesuai dengan disiplin ilmu serta konsisten untuk bekerja secara teliti, dan kerja keras dalam mendapatkan informasi terbaru agar hasil kajian berkualitas. (Akuntabel, Kompeten, Berorientasi pelayanan)
Dalam mengumpulkan sumber saya memanfaatkan akses pada jurnal secara online. (Adaptif)
Sesuai dengan visi rumah sakit yaitu terwujudnya
Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, berkepribadian berdasarkan gotong royong dan Misi rumah sakit yaitu, peningkatan kualitas manusia
Penerapan Nilai PamingpinPituin
1. Nilai integritas: menggambarkan kejujuran, amanah dan menjungjung etika
2. Nilai inovatif: membuat perubahan baru
2. Membuat draft SOP minimal handling pada neonatus
Rancangan draf SOP sesuai hasil hajian literatur tersedia
Evidence: draft SOP minimal handling pada neonatus
Saya berusaha menyusun SOP
dengan detail, rapi dan bersumber dari literatur terkini dan teruji. (Kompeten) Rancangan SOP sesuai kebutuhan pasien dan update ilmu terbaru yang disusun dengan sederhana sehingga mudah diterapkan oleh keluarga pasien maupun rekan kerja. (Kolaboratif, Harmonis)
Indonesia yang Tinggi Maju dan Sejahtera.
Pelaksaan kegiatan ini sesuai dengan
Motto rumah sakit yaitu Kesehatan
Anda Menjadi
PrioritasKami.
3. NIlai Unggul: menjadi yang terbaik dan menghasilkan kualitasprima
3. Membuat Pengajuan verbal konsep kepada kepala
Pengajuan verbal konsep tersampaikan dan mendapat
Saya bersedia menyesuaikan
jadwal waktu yang ditentukan oleh unit terkait untuk bertemu
24
3. Pengajukan verbal konsepSOP kepada
- Pokja PAP, - Komite
Keperawatan
- Kepala Instalasi
Rawat inap
- Koordinator
Pelayanan
Keperawatan
Output : Draft SOP
disetujui dan di
tanda tangan
ruangan dan unitunit terkait
masukan untuk isi gagasan draft SOP
yanglebih baik
Evidence: Formulir verbal konsep yang
berisi masukan dari unit terkait
dan konsultasi agar tidak
mengganggu pelayanan. (Berorientasi pelayanan, Loyal).
Dalam pengajuan verbal konsep
dilakukan dengan membangun
kerja sama dengan kepala
ruangan, pengawas dan unit
terkait yang dilandasi dengan
kepercayaan dan kejujuran agar
mendapatkan SOP inovatif dan bermutu (Adaftif, Kolaboratif).
4. Finalisasi draft SOP minimalhandling pada neonatus berdasarkan hasil masukan verbal konsep
1.Membuat janjiuntuk bertemu dengan
Pokja PAP, Koordinator
Pelayanan
Keperawatan, Komite
Keperawatan dan
Kepala Instalasi
Rawat inap
Menyusun draft SOP minimalhandling
Evidence: Draft SOP
Saya membuat draft SOP dengan penuh tanggung jawab, jelas dan
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar sebagai aktualisai.(Loyal)
Mendapat waktu bertemu
Evidence: kontrak waktu
Saya akan responsif, sopan, hormat dan ramah saat menghubungi pihak terkait.
Saya juga akan menghargai waktu yang diberikan oleh pihak
terkait. (Berorientasi
pelayanan, Harmonis)
Sesuai dengan
visi rumah sakit
yaitu terwujudnya
Indonesia maju yang berdaulat, mandiri,berkepriba
dian berdasarkan
gotong royong dan
Misi rumah sakit
yaitu, peningkatan
kualitas manusia
Nilai Pamingpin
Pituin
-
Profesional: berorientasi pada pencapaian kinerja
-
Integritas: menggambarkan
kejujuran,amana
h,menjunjung
tinggi etika yang
2.Menyampaikan verbal konsepSOP Mendapatkan persetujuan dan dukungan
Saya akan menyampaikan isu
secara terbuka dengan
memperhatikan kejelasan data
Indonesia yang
Tinggi Maju dan Sejahtera.
tinggi dalam
menjalankan tugas
25
4.
perawatmengenai draftSOPminimal handlingpada neonatus
3.Melakukan diskusi dan mendengarkan arahandari Pokja
PAP, Komite
Keperawatan, Kepala
Instalasi Rawat inap, Koordinator
Pelayanan Keperawatan
4.Penetepan oleh direktur
Evidence: lembar persetujuan
Persetujuan dari unit-unit terkait
untuk penyusunan
draft SOP
Evidence: lembar persetujuan ditandatangan
yang diperoleh mengenai kondisi yang dialami di unit kerja ruang Anturium. (Akuntabel)
Saya berkomitmen untuk bersinegri danmenerima segala
saran yang diberikan agardapat memberikan pelayan yang lebih
baik
(Loyal, kolaboratif)
1. Meminta izin kepada kepala ruangan dan mentor untuk mengadakan sosialisasi
Evidence: Draft SOP ditandatangan
oleh direktur
Dalam pengajuan verbal konsep kepada direktur
dilakukan dengan membangun
kerja sama dengan Koordinator
Pelayanan Keperawatan dan unit terkait yang dilandasi
dengan kepercayaan dan
kejujuran agar mendapatkan
SOP inovatif dan bermutu (Adaftif, Kolaboratif).
Evidence:
Bukti persetujuan dan dokumentasi
Saya akan menghubungi pihak terkait dengan sopan, hormat dan ramah. Saya juga akan menghargai waktu yang diberikan oleh pihak terkait. (Harmonis)
Kegiatan ini melibatkan seluruh
perawat ruangan terkait pelaksanaan
SOP minimal handling sesuai
Nilai Pamingpin Pituin - Nilai integritas: menggambar kan kejujuran, amanah dan
26
Sosialisasi kepada
Output : Terlaksananya
sosialisasi SOPminimal handlingmelalui
Diskusi Refleksi Kasus
2. Menyusun materi sosialisasi Evidence: Satuan Acara
Penyuluhan
Saya akan terus belajar, berinovatif untuk menghasilkan
yang terbaik, dan berintegritas tinggi dalam pembuatan materi sosialisi. (Akuntabel, Kompeten)
dengan time
schedule dapat
memfasilitasi
perawat dalam pemberian
pelayanan
-
menjungjung etika
Nilai tulus: tanpa pamrih, proaktif dan responsif
3. Menyiapkan materi, sarana dan media sosialisasi (daftar hadir, undangan, link zoom)
Evidence: Materi dalam bentuk power point, daftar hadir,link zoom
Dalam menyiapkan daftar hadir saya akan memanfaatkan
google form, dan untuk
menyampaikan undangan
kegiatan saya akan
berkerjasama dengan kepala
ruangan agar seluruh perawat
ruangan termasuk mahasiswa
yang sedang praktik dapat
mengikuti kegiatan pelaksanaan zoominar (Adaptif, Kolaboratif)
professional, hal
ini sangat penting
untuk mencapai
tujuan rumah
sakit yaitu
menyelenggarakan
pelayanan
kesehatan
perseorangan
secara paripurna., sehingga tercapai
Misi RSHS yaitu
4. Melakukan sosialisasimelalui diskusirefleksi kasussecarazoom/ online.
Kegiatan sosialisasi terlaksana
Evidence:
Dokumentasi kegiatan, daftar hadir, notulen kegiatan
Saya berkomitmen akan memberikan performance
terbaik dengan ramah, solutif
agar seluruh peserta dapat
paham dengan materi yang diberikan (Berorientasi
Pelayanan, loyal, kompeten)
peningkatan
kualitas manusia
Indonesia yang
tinggi, maju, dan sejahtera
27
3.9 RENCANA JADWAL KEGIATAN
Judul Aktualisasi : Penyusunan SOP pelaksanaan Minimal Handling pada neonatus di ruang Anturium RSUP dr. Hasan Sadikin Tahun 2022
WaktuPelaksanaan : 15 Juli s.d 20 Agustus 2022
Tempat Pelaksanaan : RuangAnturiumRSUPDr.HasanSadikinBandung
2 Pembuatan draft SOP minimal handlingpada neonatus
3 Pengajukan verbal konsep SOP kepada
- Pokja PAP,
- Komite Keperawatan
- Kepala Instalasi Rawat inap
- Koordinator Pelayanan
Keperawatan
- Direktur
4 Sosialisasi kepada perawat mengenai draft SOP minimal handlingpada neonatus
28
No Kegiatan Juli Agustus 3 4 1 2 3 4 1
Tabel 3.6 Rencana Jadwal Kegiatan
DAFTAR PUSTAKA
Hendrawati, S., Adistie, F., Nur, N., & Maryam, A. (2020). Effectiveness of Developmental Care on Physiological Functions ’ Low Birth Weight Babies : a Literature Review.
IndonesianContemporaryNursingJournal, 4(2), 52–63.
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Manajemen ASN; Aktualisasi. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi NegaraRepublik Indonesia
Lembaga Administrasi Negara. 2019. Analisis Isu Kontemporer; Wawasan Kebangsaan Dan Kesiapsiagaan Bela Negara. Modul II dan III Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil Golongan II, Dan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia
Lembaga Admistrasi Negara. 2021. Berorientasi Pelayanan; Akuntabel; Kompeten; Harmonis;Loyal; Adaptif; Kolaboratif. Nilai-Nilai Dasar ASN BerAKHLAK pada Modul
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil, Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia
Laporan Diskusi Refleksi Kasus, 2022. Efektifitas Minimal Handling pada bayi prematur di ruangneonatogi Anturium, Bandung: Laporan Diskusi Refleksi Kasus
Permenpan RB Nomer 35. 2019. Jabatan Fungsional Perawat. Republik Indonesia: Permenpan RB No.35 tahun 2019
Web.rshs.or.id. 2022. Awal Pembangunan dan Pengembangan Rumah Sakit, Diakses pada 06 Juli 2022, dari https://web.rshs.or.id/tentang-kami/sejarah/awal-pembangunan-danpengembangan-rumah-sakit/
World Health Organization. (2022). Preterm Birth. Retrieved 06 Juli 2022, from https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/preterm-birth
29
LAMPIRAN
30
LAMPIRAN 1 Bukti Konsultasi dengan Mentor
31
Selasa, 28 Juni 2022
32
Kamis, 30 Juni 2022
Selasa, 12 Juli 2022
LAMPIRAN 2 Bukti Konsultasi dengan Coach
33
(5 Juli 2022)
(8 Juli 2022)
(12 Juli 2022)
LAMPIRAN 3 Konsultasi dengan Kepala Ruangan
34
LAMPIRAN 4 Survei Pengetahuan Perawat tentang MinimalHandling
35
drg. Yana Yojana, MA
Fatrisia Madina, S.Kp., MM
Miftahur Rohim, ST, M.Kes
COACH
MENTOR
PENGUJI
Tempat/Tanggal Lahir
Pendidikan
Pangkat/Gol Ruang
Jabatan
Unit Kerja
Ners : Penata Muda Tk.I III/b : Perawat Ahli Pertama
: Ruang Anturium
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Nama
NIP
: Lia Amalia, S.Kep.,
: 199407142022032003 : Tasikmalaya
:
Ners
/ 14 Juli 1994
Profesi
(Supatmi, 2016)
Tentang Asuhan perkembangan neonatus
Servei pengetahuan melalui
google from tentang minimal handling
L
1 Undang undang Republik Indonesia No.5 tahun 2014 2 Peraturan LAN No.12 Tahun 2017 PERMENPAN RB No.35 Tahun 2019 3 4 5
ATAR BELAKANG
VISI
Terwujudnya Indonesia Maju Yang
Berdaulat, Mandiri, dan
Berkepribadian Berlandaskan Gotong
Royong”
MISI
“
Mewujudkan Kualitas Hidup
Manusia Indonesia Yang Tinggi, Maju Dan Sejahtera”
TATA NILAI
“PAMINGPIN PITUIN” :
Kepemimpinan, Profesional, Inovatif, Tulus, Unggul, Integritas
MOTO
Kesehatan Anda Menjadi
Prioritas Kami”
“
“
Ruang rawat inap Anturium merupakan ruang rawat inap
perinatologi yang merawat pasien baru lahir (neonatus)
usia 0-28 hari
Ruang rawat inap Anturium merawat bayi dalam kondisi
sehat (observasi pasca persalinan sectio caesar), maupun
bayi dalam kondisi sakit (perlu observasi dan penanganan
yang intensive).
Ruang rawat inap Anturium terdiri dari 2 unit yaitu
• Unit Level I
• Unit Level II :
HCU Infeksi
HCU Non Infeksi
URAIAN TUGAS PERAWAT
Permenpan RB No.5 Tahun 2019
Sasaran Kinerja Perawat (SKP)
sesuai jabatan fungsional Perawat
• Melakukan pemantauan atau penilaian
kondisi pasien selama dilakukan tindakan
keperawatan spesifik sesuai kasus dan
kondisi pasien
•Kurang optimalnya
perubahan posisi pada neonatus dengan
pemasangan fototerapi di ruang Anturium
RSUP dr. Hasan
Sadikin Tahun 2022 1
IDENTIFIKASI ISU
• Belum adanya SOP
minimal handling pada neonatus di ruang Anturium
RSUP dr. Hasan
Sadikin Tahun 2022 2
100%
• Belum optimalnya
penerapan terapi non farmakologi Non Nutritive Sucking (NNS) terhadap respon nyeri karena tindakan invasiv pada neonatus di ruang Anturium RSUP dr. Hasan
Sadikin Tahun 2022 3
KETERKAITAN ISU DENGAN PERAN DAN KEDUDUKAN ASN UNTUK TERWUJUDNYA
SMART GOVERNANCE
Isu
Dampak Apabila Isu
Tidak Ditangani
Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
Kurang optimalnya perubahan
posisi pada neonatus dengan
pemasangan fototerapi di ruang
Anturium RSUP dr. Hasan Sadikin
Tahun 2022
Menyebabkan cedera atau ada luka bakar pada pasien neonatus
Meningkatkan resiko kadar billirubin pada neonatus yang tinggi tidak ada penurunan
Memperpanjang hari rawat pasien
Meningkatkan cost Rumah Sakit
Belum adanya SOP minimal
handling pada neonatus di ruang
Anturium RSUP dr. Hasan Sadikin
Tahun 2022
• Adanya perbedaan dalam melakukan
asuhan keperawatan
• Tidak adanya dokumentasi sebagai acuan
atau pedoman bahwa tindakan
keperawatan telah dilaksanakan
• secara profesional
• Menurunkan mutu pelayanan RS/ unit terkait
• Manajemen ASN
Sebagai perawat seharusnya dapat memberikan pelayanan asuhan keperawatan pada neonatus dengan pemasangan fototerapi yang professional dan berkualitas.
• SMART ASN
Sebagai seorang perawat seharusnya dapat memberikan pelayanan publik yang professional dan memiliki integritas dalam berkontribusi memberikan asuhan keperawatan pada neonatus untuk kelangsuhan pertumbuhan dan perkembangannya
• Manajemen ASN
Sebagai perawat seharusnya dapat memberikan pelayanan asuhan keperawatan neonatus yang professional dan berkualitas.
Melaksanakan tugas sesuai dengan perintah atasan/ pejabat yang berwenang dan sesuai dengan SOP yang berlaku di instansi.
• SMART ASN
Sebagai SMART ASN petugas medis seharusnya memiliki
gagasan kreatif dan integritas dalam berkontribusi mencegah resiko kesalahan dalam melakukan tindakan secara profesional.
• Meningkatkan tingkat stress pada neonatus
Manajemen ASN
Belum optimalnya penerapan terapi non farmakologi Non Nutritive Sucking (NNS)
terhadap respon nyeri karena tindakan
invasiv pada neonatus di ruang Anturium
RSUP dr. Hasan Sadikin Tahun 2022
yang berpengaruh pada tahap tumbuh
kembangnya
• Menurunnya tingkat mutu pelayanan
ruangan /instansi
• Beresiko menyebabkan adanya trauma pada
neonatus karena dilakukan tindakan invasiv
Sebagai seorang perawat professional, seharusnya dapat melaksanakan tugasnya dengan cermat, bertanggung jawab dan berintegrasi tinggi.
SMART ASN
Sebagai perawat seharusnya memiliki gagasan kreatif dan integritas dalam berkontribusi dalam meningkatkan kualitas kesehatan pada pasien.
posisi
pada neonatus dengan pemasangan fototerapi di ruang Anturium RSUP dr.
Hasan Sadikin Tahun 2022
pada neonatus di ruang Anturium RSUP
dr. Hasan Sadikin Tahun 2022
farmakologi Non Nutritive Sucking
(NNS) terhadap respon nyeri karena
tindakan invasiv pada neonatus di ruang Anturium RSUP dr. Hasan
Sadikin Tahun 2022
No. ISU A P K L JUMLAH PRIORITAS
1. Kurang optimalnya perubahan
5 3 3 4 15 4
2. Belum adanya SOP minimal handling
5 4 5 5 19 1
3. Belum optimalnya penerapan terapi non
5 4 5 4 18 2
PENAPISAN ISU
Penyebab ISU
Kondisi saat ini
Dampak jika masalah tidak
diselesaikan
•persentase BOR >80% ruang rawat inap neonatologi Anturium terus meningkat.
•Perbandingan jumlah tenaga perawat sebagai penanggung jawab dengan pasien kelolaannya yaitu rata-rata 1 : 4-7 bayi di ruang HCU Anturium dan 1: 5-9 di ruang Level I Anturium
•Prosedur minimal handling yang bertujuan untuk melindungi dan mempertahankan stabilitas kondisi bayi sudah diterpkan oleh sebagian besar perawat namun belum ada SOP yang berlaku
Kondisi yang
diharapkan
•Jika minimal handling tidak diterapkan pada pasien neonatologi terutama pasien BBLR dengan imunitas yang rendah dapat menambah kejadian infeksi yang membuat penambah terapi obat antibiotik dan bertambah lama perawatan di Rumah Sakit
•Jika tidak ada panduan atau acuan perawat dalam melaksanakan tugasnya menyebakan tindakan yang dilakukan tidak ada bukti tanggung jawab dan tanggung gugat
•Asuhan keperawatan pada bayi prematur yang imatur imunitasnya selain memperhatikan
kondisi kritis bayi, harus diperhatikan juga pertumbuhan dan perkembangan bayi sesuai dengan proses yang ada selama bayi dirawat.
•Pengadaan SOP sebagai pedoman profesi perawat dalam menjalankan asuhan keperawatan, diharapkan semua petugas perawat dapat mengimplementasikan minimal handling pada pasien
kelolaannya
Analisis Penyebab ISU
Rumusan Isu : Belum adanya SOP Minimal Handling pada neonatus di ruang Anturium RSUP dr. Hasan Sadikin Tahun 2022
Gagasan
Kreatif : Penyusunan SOP pelaksanaan Minimal Handling pada bayi neontus di ruang Anturium
RSUP dr. Hasan Sadikin Tahun 2022
Kegiatan 1
No Kegiatan Tahap Kegiatan
1. Pertemuan Persiapan
Output: Terlaksananya pertemuan
persiapan bersama dengan
rekan sejawat, kepala
ruangan, pengawas ruang Anturium
Output/Evidence base Keterkaitan Substansi Mata
1. Membuat undangan Terlaksana penyampaian gagasan penyelesaian
Mendapat waktu bertemu
Saya akan responsif, sopan, hormat dan ramah saat menghubungi pihak terkait.
Saya juga akan menghargai waktu yang diberikan oleh pihak terkait.
(Berorientasi pelayanan, Harmonis)
Evidence: undangan pertemuan melalui
media Whatsapp
2. Melaksanakan rapat pertemuan persiapan Melakukan pertemuan dengan rekan
kerja, kepala ruangan, pengawas
Saya akan menyampaikan isu secara
terbuka dengan memperhatikan
kejelasan data yang diperoleh mengenai kondisi yang dialami di unit kerja ruang
Evidence: Masukan dan dukungan dari
rekan sejawat, kepala ruangan dan pengawas
Anturium. (Akuntabel)
Dalam penyampaian rancangan kegiatan aktualisasi saya akan meberikan kinerja terbaik agar mentor dan kepala ruangan paham akan maksud saya. Saya akan bersikap proaktif dan antusias dalam diskusi penyampaian gagasan kreatif.
(Kompeten, Adaptif)
3. Laporan rapat pertemuan persiapan
Mencatat semua saran dan masukan
Saya berkomitmen untuk bersinegri dan
menerima segala saran yang diberikan
Evidence: dokumentasi kegiatan
agar dapat memberikan pelayan yang
lebih baik
(Loyal, kolaboratif)
Kegiatan 2
2. Pembuatan draft SOP minimal handling pada neonatus
Output: Tersusun draft SOP minimal handling pada neonatus
1. Mencari studi literatur terbaru untuk SOP minimal handling pada neonatus
Menemukan literatur yang layak
jelas dan teruji sehingga dapat di aplikasikanke pasiendengan aman
Evidence: hasilkajianliterature
Saya menyusun draft SOP sesuai dengan disiplin konsisten untuk bekerja secara teliti, dan kerja
mendapatkan informasi terbaru agar hasil kajian berkualitas. (Akuntabel, Kompeten, Berorientasi pelayanan)
Dalam mengumpulkan sumber saya memanfaatkan akses pada jurnal secara online. (Adaptif)
2. Membuat draft SOP minimal handling pada neonatus
Rancangan draf SOP sesuai hasil hajianliteraturtersedia
Evience: draft SOP minimal handling pada neonatus
Saya berusaha menyusun SOP dengan detail, rapi dan bersumber dari literatur terkini dan teruji. (Kompeten)
Rancangan SOP sesuai kebutuhan pasien dan update ilmu terbaru yang disusun dengan sederhana sehingga mudah diterapkan oleh keluarga pasien maupun rekan kerja. (Kolaboratif, Harmonis)
3. Membuat Pengajuan verbal konsep kepada kepala ruangan dan unit-unitterkait
Pengajuan verbal konsep
tersampaikan dan mendapat masukan untuk isi gagasan draft
SOP yang lebih baik
Evidence: Formulir verbal
konsep yang berisi masukan dari unitterkait
Saya bersedia menyesuaikan jadwal waktu yang ditentukan oleh unit terkait untuk bertemu dan konsultasi agar tidak mengganggu pelayanan. (Berorientasi pelayanan, Loyal).
Dalam pengajuan verbal konsep dilakukan dengan membangun kerja sama dengan kepala ruangan, pengawas dan unit terkait yang dilandasi dengan kepercayaan dan kejujuran agar mendapatkan SOP inovatif dan bermutu (Adaftif, Kolaboratif).
4. FinalisasidraftSOP minimal handling padaneonatus berdasarkanhasilmasukan verbalkonsep
Menyusun draft SOP minimal handling
Evidence: DraftSOP
Saya membuat draft SOP dengan penuh tanggung jawab, jelas dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar sebagai aktualisai. (Loyal)
Kegiatan 3
Pengajukanverbal konsep SOP ke
Pokja PAP,
Komite Keperawatan
Kepala InstalasiRawat inap
Koordinator Pelayanan
Keperawatan Direktur
Output : Draft SOP disetujuidan di tanda tangan
Membuatjanjiuntukbertemudengan
Pokja PAP, Koordinator Pelayanan
Keperawatan,Komite Keperawatan
dan KepalaInstalasi Rawat inap
Mendapatwaktubertemu
Evidence: Kontrakwaktu
Menyampaikan verbal konsep SOP Mendapatkanpersetujuandan dukungan
Evidence: lembar Persetujuan
Saya akan responsif, sopan, hormat dan menghubungi pihak terkait. Saya
menghargai waktu yang diberikan oleh pihak terkait.(Berorientasipelayanan, Harmonis)
Saya akan menyampaikan isu secara terbuka dengan memperhatikan kejelasan data yang diperoleh mengenai kondisi yang dialami di unit kerjaruang Anturium. (Akuntabel)
Melakukandiskusi dan mendengarkan
arahandariPokja PAP, Komite
Keperawatan,KepalaInstalasi Rawat inap,dan Koordinator Pelayanan
Keperawatan
Persetujuan dari kepala ruangan dan
mentor dalam pembuatan SOP minimal handling
Evidence: lembar persetujuan
ditandatangan
Saya berkomitmen untuk bersinegri dan menerima
segala saran yang diberikan agar dapat memberikan pelayan yang lebih baik
(Loyal, kolaboratif)
Penetepandraft SOP oleh direktur
Evidence: Draft SOP ditandatanganoleh direktur
Dalampengajuan verbal konsep kepadadirektur dilakukandengan membangun kerjasama dengan
Koordinator Pelayanan Keperawatandan unit terkait yang dilandasidengan kepercayaan dan kejujuran agar mendapatkanSOP inovatif dan bermutu
(Adaftif,Kolaboratif).
3.
4. Sosialisasikepadaperawatmengenaidraft
SOP minimalhandlingpadaneonatus
Output : Terlaksananya sosialisasiSOP minimal handling melaluiDiskusiRefleksiKasus
1. Meminta izin kepada kepala ruangan dan mentor untuk mengadakan sosialisasi
Evidence: Bukti persetujuandandokumentasi
Saya akan menghubungi dengan sopan, hormat dan juga akan menghargai waktu yang diberikanoleh pihakterkait.(Harmonis)
2. Menyusun materisosialisasi
Evidence:
SatuanAcara Penyuluhan
Saya akan terus belajar, berinovatif untuk menghasilkan yang terbaik, dan berintegritas tinggi dalam pembuatan materisosialisi.(Akuntabel,Kompeten)
3. Menyiapkan materi, sarana dan media sosialisasi (daftar hadir, undangan, linkzoom)
Evidence: Materi dalam bentuk power point, daftar hadir, linkzoom
Dalam menyiapkan daftar hadir saya akan memanfaatkan google form, dan untuk menyampaikan undangan kegiatan saya akan berkerjasama dengan kepala ruangan agar seluruh perawat ruangan dapat mengikuti kegiatan pelaksanaan zoominar (Adaptif,Kolaboratif)
4. Melakukan sosialisasi melalui diskusi refleksi kasus secara zoom/ online.
Kegiatan sosialisasiterlaksana
Evidence:
Dokumentasi kegiatan, daftar hadir, notulenkegiatan
Saya berkomitmen akan memberikan performance terbaik dengan ramah, solutif agar seluruh peserta dapat paham dengan materi yang diberikan (Berorientasi Pelayanan,loyal, kompeten)
Kegiatan 4
Rencana Jadwal Kegiatan:
1 Persiapan pertemuan
2 Pembuatan draft SOP minimal handling
pada neonatus
3 Pengajukan verbal konsep SOP kepada
- Pokja PAP,
- Komite Keperawatan
- Kepala Instalasi Rawat inap
- Koordinator Pelayanan
Keperawatan
- Direktur
4 Sosialisasi kepada perawat mengenai
draft SOP minimal handling pada
neonatus
No Kegiatan Juli Agustus 3 4 1 2 3 4
TERIMAKASIH