Pencegahan Plebithis Pd Pasien Yg Trpasang Infus Melalui Media Edukasi (Video & Lembar Balik)

Page 1

LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN 7

OPTIMALISASI PENCEGAHAN PLEBITHIS PADA PASIEN YANG TERPASANG INFUS MELALUI MEDIA EDUKASI (VIDEO DAN LEMBAR BALIK) KEPADA PERAWAT DI RUANG DAHLIA 2

RSPI PROF. DR. SULIANTI SAROSO

DISUSUN OLEH:

MARIYAM FAUD, S.Kep., Ns

NIP. 199807202022032004

BAPELKES CIKARANG

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

2022

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI

OPTIMALISASI PENCEGAHAN PLEBITHIS PADA PASIEN YANG TERPASANG INFUS MELALUI

MEDIA EDUKASI (VIDEO DAN LEMBAR BALIK) KEPADA PERAWAT DI RUANG DAHLIA 2

RSPI PROF. DR. SULIANTI SAROSO

Telah di seminarkan

Tanggal 25 Juli 2022 di Bapelkes Cikarang

Coach

Agus Dwinanto, SAP, MM

NIP. 197708282003121003

Penguji

Mentor

Dilda, S.Kep., Ners

NIP. 198307252006042002

Erlinawati Pane, SKM, MKM

NIP. 197202201994022001

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatakan kepada kehadirat Allah SWT atas berkah rahmat-Nya sehingga

saya dapat menyelesaikan rancangan aktualisasi dengan judul “Optimalisasi Pencegahan

Plebithis pada Pasien yang terpasang Infus melalui Media Edukasi (Video dan Lembar Balik) kepada Perawat di Ruang Dahlia 2 RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso Tahun 2022” ini dengan baik.

Penyusun menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesian rancangan aktualisasi ini, diantaranya adalah:

1. Direktur Utama RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH.

2. Direktur RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso dr. Dyani Kusumowardhani, Sp.A.

3. Kepala bidang pelayanan medik dan keperawatan dr.Temmasoge R. P. Sp.P, MMRS .

4. Kepala seksi bagian keperawatan IbuNs Sri Rahayuni, S.Kep., M.Kes

5. Ibu Dilda, S.Kep., Ners selaku mentor yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyusun rancangan aktualisasi dengan sebaik-baiknya.

6. Bapak Agus Dwinanto, SAP, MM selaku coach yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyusun rancangan aktualisasi dengan sebaik-baiknya.

7. Ibu Erlinawati Pane, SKM, MKM, selaku penguji.

8. Ketua penyelenggara pelatihan dasar CPNS Golongan III Angkatan 7 Kementrian Kesehatan

Bapelkes Cikarang, Ibu Verawaty Lenny., S.KM., M.KM.

9. Bapak/Ibu widyaiswara yang telah membagi ilmunya dan seluruh fasilitator.

10. Orang tua, keluarga yang selalu memberikan dukungan.

11. Seluruh peserta, teman-teman pelatihan dasar CPNS Golongan III Angakatan 7 Kementrian Kesehatan Bapelkes Cikarang.

Semoga rancangan kegiatan aktualisasi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua, mohon maaf apabila dalam penyusunan laporan ini terdapat kesalahan, kekurangan, untuk itu penulis menerima koreksi dan saran untuk dikaji dalam penyempurnaan rencana kegiatan aktualisasi ini. Terima kasih.

Penyusun, Mariyam Faud, S.Kep., Ns

iii
iv DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................i KATA PENGANTAR....................................................................................ii DAFTAR ISI............................................................................................. iii DAFTAR TABEL........................................................................................ iv DAFTAR GAMBAR......................................................................................v BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 B. Tujuan.............................................................................................3 C. Ruang Lingkup.................................................................................3 BAB II PROFIL INSTANSI DAN PESERTA A. Profil Organisasi...............................................................................4 1. Deskripsi Organisasi ...................................................................4 2. Tugas Pokok dan Fungsi.............................................................5 3. Motto dan Nilai Budaya Rumah Sakit............................................6 4. Struktur Organisasi.....................................................................6 B. Profil Peserta....................................................................................9 C. Sasaran Kerja Pegawai......................................................................9 D. Nilai-Nilai Dasar ASN BerAKHLAK ..................................................... 10 BAB III RANCANGAN AKTUALISASI A. Deskripsi Isu....................................................................................13 B. Penetapan Core Isu..........................................................................18 C. Analisis Isu ......................................................................................19 D. Gagasan Kreatif Pemecahan Penyelesaian Isu .....................................24 E. Matriks Rancangan Aktualisasi...........................................................25 F. Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi..................................................50 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 37

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sasaran Kerja Pegawai

Tabel 3.1 Uraian Tugas dan Permasalahan

Tabel 3.2 Skoring Isu Prioritas dengan Tapisan USG

Tabel 3.3 Rincian Kegiatan dan Tahapan Kegiatan.......................................21

Tabel 3.4 Matriks Rancangan Aktualisasi

Tabel 3.5 Jadwal Kegiatan Rancangan Aktualisasi

v
...............................................................9
.................................................18
...................................19
....................................................25
.......................................36

DAFTAR GAMBAR

vi
Gambar 2.1 Struktur Organisasi RSPI Prof.Dr Sulianti Saroso .......................7,8

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan yang memiliki peran penting untuk pembangunan nasional dan berperan vital terhadap pemerintahan. Menurut UU No 5 tahun 2014 tentang ASN yaitu Pegawai ASN memili fungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik serta perekat dan pemersatu bangsa. Untuk mewujudkan ketiga fungsi ASN tersebut maka sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) wajib mengikuti latihan dasar (LATSAR) yang

diharapkan dapat memahami dan menerapkan ketiga fungsi tersebut baik dilingkungan kerja maupun dilingkungan sosial kemasyarakatan.

Berdasarkan peraturan Lembaga Administrasi Negara (LAN) Republik Indonesia

Nomor 1 Tahun 2021 Tentang Pelatihan Dasar (LATSAR) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dijelaskan bahwa Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (LATSAR CPNS) merupakan pendidikan dan pelatihan dalam masa Prajabatan yang dilakukan secara terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi

nasionalisme dan kebangsaan, karater keperibadaian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Pelatihan Dasar CPNS bertujuan untuk mengembangkan kompetensi CPNS yang dilakukan secara terintegrasi.

Kompetensi diukur bedasarkan kemampuan menujukan sikap perilaku bela negara, mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN “BerAKHLAK” yang merupakan singkatan dari Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif.

Nilai-nilai ini diharapkan akan dapat menjadi fondasi budaya kerja ASN yang professional.

Mengaktualisasikan kedudukan dan peran ANS dalam kerangka Negara Kesatuan Republik

Indonesia (NKRI), dan menunjukan kamampuan kompetensi teknis yang dibutuhkan

sesuai dengan bidang dan tugas Pelatihan Dasar CPNS dilaksanakan dengan sistem

internalisasi nilai-nilai dasar ASN yang BerAKHLAK yang kemudian dituangkan dalam suatu

dokumen yang disebut laporan aktualisasi nilai dasar sebagai pedoman dalam

melaksanakan kegiatan aktualisasi pada instansi tempat kerja. Oleh karena itu peserta

Pelatihan dasar CPNS wajib membuat laporan aktualisasi yang sesuai dengan tempat

1

tugas masing-masing. Dalam hal ini penulis melakukan aktualisasi pelayanan di bidang kesehatan yang erat kaitannya dengan peningkatan peran perawat di ruang perawatan, dimana penulis bertugas sebagai perawat ahli pertama di RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso.

Penyelenggaraan pelayanan di rumah sakit yang profesional dan bertanggung jawab sangat dibutuhkan dalam mendukung upaya kesehatan dalam rangkaian pembangunan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu. Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Dalam menjelankan tugas, perawat mempunyai tangggung jawab dalam menjaga patientsafety sehingga tidak terjadi kejadianyang tidak diingingkan. Patientsafety atau keselamatan pasien adalah upaya yang dilakukan di pelayanan Kesehatan untuk mencegah terjadinya cidera atau tindakan yang tidak seharusnya terjadi pada pasien. Salah satu sasaran dalam keselamatan pasien adalah mengurangi risiko infeksi akibat perawatan kesehatan. Salah satunya yaitu plebithis. Plebithis merupakan adanya pembengkakan, kemerahan, panas, dan nyeri pada kulit sekitar tempat kateter intravaskular (infus) dipasang (kulit bagian luar). Kejadian plebithis menjadi salah satu indikator mutu pelayanan rumah sakit dengan standar yang ditetapkan oleh TheInfusion

Nursing of Practice yaitu 5%. Dampak dari plebithis mengakibatkan pasien menjalani perawatan yang lebih lama sehingga pasien harus mengeluarkan biaya yang lebih banyak. Selain itu, perawat juga akan terkena tuduhan karena merugikan pasien. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan konsep patient safety sangat penting melakukan tindakan sesuai dengan standar sehingga mencegah adanya infeksi atau kejadian yang tidak diinginkan karena tindakan yang tidak sesuai dengan standar.

Berdasarkan pengamatan penulis di ruang rawat inap RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso

selama kurang lebih 4 bulan menjalani masa orientasi dan melakukan enveriomental scanning, menemukan bahwa penerapan pencegahan plebithis belum dilakukan secara optimal. Dengan tersebut maka penulis menyusun laporan aktualisasi ini dengan judul

“Optimalisasi Pencegahan Plebithis pada Pasien yang terpasang Infus melalui

Media Edukasi (Video dan Lembar Balik) kepada Perawat di Ruang Dahlia 2

RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso Tahun 2022” .

2

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Teraktualisasainya nilai-nilai dasar ASN yaitu BerAKHLAK melalui optimalisasi

pencegahan plebithis pada pasien yang terpasang infus melalui media edukasi (video dan Lembar Balik) kepada Perawat di Ruang Dahlia 2 RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso

Tahun 2022 dalam melaksanakan tugas sebagai Perawat Ahli Pertama di RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso Jakarta.

2. Tujuan Khusus

Pesera pelatihan dasar mampu:

a. Meningkatkan optimalisasi pencegahan plebithis pada pasien

b. Mencegah terjadinya kejadian plebithis

c. Meningkatkan kenyamanan pasien selama menjalani masa perawatan

d. Meningkatkan kepuasan dan kepercayaan masyarakat kepada RS dan petugas.

C. Ruang lingkup

Ruang lingkup dari rancangan aktualisasi ini adalah sebagai berikut:

1. Rancangan aktualisasi ini akan dilaksanakan selama proses habituasi, yaitu sekitar 30 hari

2. Lokasi fokus (lokus) dari rancangan aktualisasi ini adalah Rumah Sakit Prof. Dr. Sulianti Saroso dengan melibatkan pihak-pihakterkait.

3. Meminta dukungan dan persetujuan dari pimpinan dan mentor

4. Membuat video dan lembar balik pencegahan plebhitis

5. Memberikan sosialisasi kepada perawat terkait pencegahan plebithis

6. Monitoring dan evaluasi penerapan pencegahan plebithis.

3

BAB II

PROFIL INSTANSI DAN PESERTA

A. Profil Instansi

1. Deskripsi Organisasi

Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso merupakan rumah sakit tipe A dan sebagai rumah sakit pendidikan yang berada di bawah Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Berlokasi di daerah Sunter, Jakarta Utara. Nama RSPI Sulianti Saroso berasal dari nama seorang dokter Indonesia yaitu Julie Sulianti Saroso. RSPI Sulianti Saroso dikenal oleh masyarakat sebagai rumah sakit karantina karena didirikannya stasiun karantina di daerah pelabuhan Tanjung Priok pada tahun 1985, yang fungsi utamanya adalah menampung penderita penyakit cacar dari Jakarta dan sekitarnya, dimana diantara tahun 1964 sampai tahun 1970 merawat penderita cacar sekitar 2.358 orang. RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso diresmikan pada tanggal 21 April 1995 yang berfungsi memberikan pelayanan medis, penunjang medis kepada seluruh lapisan masyarakat yang membutuhkan. Kegiatan pelayanan RSPI SS berupa pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat inap, pelayanan rawat darurat, pelayanan operasi dan pelayanan ICU serta dapat dimanfaatkan untuk penelitian dan pendidikan tenaga kesehatan.

Adapun visi misi RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso adalah sebagai berikut

Visi : “Menjadi Rumah Sakit Ungulan Penyakit Infeksi yang Terdepan Setingkat Asia”

Misi:

1.1. Mengelola penyakit infeksi secara professional dan paripurna

2.1. Terselengaranya pengkajian dan penelitian dalam bidang penyakit infeksi emerging,reemergingdan tropicalmedicine

3.1. Terselenggaranya Pendidikan dan pelatihan penyakit infeksi emerging, reemerging,dan tropicalmedice.

4.1. Memperluas jejaring pelayanan Pendidikan dan penelitian dibidang penyakit infeksi melalui publikasi secara nasional dan internasional

5.1. Membangun budaya corporate untuk meningkatkan produktifitas dan kesejahteraan.

4

2. Tugas Pokok Dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.2073/MENKES/PER/XI/2011

tertanggal 07 Oktober 2011 Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan

No.247/MENKES/PER/III/2008 tentang Organisasi dan tata kerja Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso, RSPI Sulianti Saroso mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai berikut :

a. Tugas Pokok Rumah Sakit

1. Menyelenggarakan pelayanan medis dan keperawatan secara paripurna, sebagai kegiatan penunjag dalam upaya pengkajian penyakit infeksi dan penyakit menular

2. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan di bidang penyakit infeksi dan penyakit menular beserta faktor risikonya secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan untuk penyusunan bahan kebijakanserta standar penanganan/pengendalian penyakit infeksi dan penyakit menular.

b. Fungsi Rumah Sakit

1. Pelaksanaan penatalaksanaan penyakit infeksi dan penyakit menular;

2. Pelaksanaan pelayanan rujukan nasional di bidang penyakit infeksi dan penyakit menular;

3. Pengkajian penyakit infeksi dan penyakit menular, baik di bidang klinik, epidemiologi dan faktor risikonya;

4. Pengkajian pelaksanaan sistem kewaspadaan dini dan penanggulangan wabah/Kejadian Luar Biasa (KLB);

5. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan profesi kedokteran dan kedokteran berkelanjutan serta profesi tenaga kesehatan lainnya di bidang penyakit infeksi dan penyakit menular;

6. Pengelolaan informasi dan pemasaran di bidang penyakit infeksi dan penyakit menular;

7. Pelaksanaan urusan hukum dan kemitraan;

8. Pelaksanaan administrasi umum dan keuangan;

5

3. Motto dan Nilai Budaya Rumah Sakit

Nilai-nilai budaya kerja yang diterapkan dalam melaksanakan tugas sehari-hari untuk mencapai perwujudan visi dan misi organisasi patut mendapat perhatian khusus, karena memerlukan perjalanan jangka panjang ke suatu keadaan yang belum pernah dialami dan beraneka ragamnya budaya serta pola pikir masyarakat, sehingga dalam perjalanan tersebut akan dijumpai banyak rintangan, kegagalan dan keberhasilan.

Untuk tetap konsisten dalam mencapai visi tersebut maka diperlukan kerja keras dan kebersamaan dalam menjalankan tugas sehari-hari.

Adapun motto dan nilai-nilai budaya kerja di Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso yang diterapkan dalam melaksanakan tugas adalah sebagai berikut:

Motto : “Ikhlas Melayani”

Nilai Budaya:

a. Responsif

Sigap memberikan bantuan kepada yang membutuhkan pelayanan.

b. Satisfaction

Memberikan pelayanan lebih dari yang diharapkan.

c. Profesional

Memberikan pelayanan yang ramah dan bermutu sesuai dengan standar profesi.

d. Integritas

Menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab, dapat dipercaya, disiplin, konsisten serta berkualitas.

4. Struktur Organisasi

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso, struktur organisasinya sebagai berikut:

6
7
8

Nama : Mariyam Faud S.Kep.Ners

NIP : 199807202022032004

Pangkat/Golongan : Penata Muda Tk 1/IIIb

Jabatan : Perawat Ahli Pertama

Instansi : Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso Jakarta

Tabel 2.1 Sasaran Kinerja Pegawai

No Kegiatan Tugas Pokok Jabatan

1 Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu

2 Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjut

3 Merumuskan diagnosa keperawatan pada individu

4 Membuat prioritas diagnosa keperawatan dan masalah keperawatan

5 Menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu

6 Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan

7 Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area medical bedah

8 Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area anak

9 Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area maternitas

10 Melakukan perawatan luka

11 Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu

12 Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada individu

13 Melakukan pendidikan kesehatan pada individu pasien

14 Melakukan tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat/bencana/kritikal

15 Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi

16 Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan eliminasi

17 Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan mobilisasi

9
B. Profil Peserta C. Sasaran Kinerja Pegawai

18 Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur

19 Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri

20 Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan pengaturan suhu tubuh

21 Melakukan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaan standar pada pasien/petugas/pengunjung sebagai upaya pencegahan infeksi

22 Melakukan investigasi dan deteksi dini kejadian luar biasa yang berdampak pada pelayanan kesehatan

23 Melakukan pemenuhan kebutuhan oksigenisasi kompleks

24 Melakukan pemantauan atau penilaian kondisi pasien selama dilakukan tindakan keperawatan spesifik sesuai kasus dan kondisi pasien

25 Melakukan konsultasi keperawatan dan kolaborasi dengan dokter

26 Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu

27 Melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan

D. Nilai-Nilai Dasar ASN BerAKHLAK

Pada tanggal 27 Juli 2021, Presiden Joko Widodo resmi meluncurkan core valueAparatur Sipil Negara (ASN) yaitu BerAKHLAK. Peluncuran Core Valueini bertujuan untuk menyeragamkan nilai-nilai dasar bagi seluruh ASN di Indonesia sehingga dapat menjadi fondasi budaya kerja ASN yang profesional. CoreValue“BerAKHLAK” , merupakan singkatan dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif. Latar belakang core value “BerAKHLAK” adalah adanya perbedaan

penerjemahan terhadap nilai-nilai dasar serta kode etik dan kode perilaku ASN yang

tertuang pada Undang-Undang No.5/2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Oleh karena itu

Kemenpan-RB menetapkan core valuebaru untuk menciptakan persepsi yang sama atas nilai-nilai dasar ASN.

Adanya CoreValueASN ini diharapkan setiap ASN baik di pusat maupun di daerah

memiliki semboyan dan semangat yang sama dalam memberikan pelayanan kepada

masyarakat. ASN jangan lagi minta untuk dilayani melainkan memberikan pelayanan yang

prima dalam membantu masyarakat. Harapan ini juga didukung dengan diresmikannya

employer branding ASN “Bangga Melayani Bangsa”.

10

Adapun panduan perilaku tentang nilai-nilai ASN BerAKHLAK adalah sebagai berikut:

1. Berorientasi Pelayanan

a. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat.

b. Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan.

c. Melakukan perbaikan tiada henti.

2. Akuntabel

a. Melaksanakan tugas dengan Jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi

b. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif dan efisien

c. Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan.

3. Kompeten

a. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah.

b. Membantu orang lain belajar.

c. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.

4. Harmonis

a. Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya

b. Suka menolong orang lain.

c. Membangun lingkungan kerja yang kondusif

5. Loyal

a. Memegang teguh ideologi Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945

b. Setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah

c. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan, instansi dan negara, serta menjaga

rahasia jabatan dan negara

6. Adaptif

a. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan.

b. Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas.

c. Bertindak proaktif

7. Kolaborasi

a. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi.

b. Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah

11
12
c. Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama.

BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI

A. Deskripsi Isu

Pelatihan dasar CPNS KEMENKES RI tahun 2022 terbagi dalam 4 tahapan yang harus dijalani oleh CPNS, salah satu tahapan utama yang perlu dilaksanakan adalah aktualisasi.

Pada tahapan aktualisasi peserta diharuskan mengidentifikasi isu-isu di satuan kerja masing-masing yang akan di angkat menjadi bahan dasar rancangan aktualisasi. Isu yang diangkat merupakan isu yang benar-benar terjadi dan apabila tidak diselesaikan dapat mempengaruhi kinerja instansi. Identifikasi isu dilakukan dengan cara enveriomental scanning selama masa oerientasi di satuan kerja. Berdasarkan enveriomental scanningpenulis selama melaksanakan masa orientasi di satuan kerja (Rumah Sakit

Penyakit Infeksi Sulianti Saroso) terhitung sejak bulan Maret 2022, terdapat beberapa isu yang dapat diangkat menjadi bahan aktualisasi adalah sebagai berikut:

1. Belum Optimalnya Mobilisasi Progresif pada Pasien dengan Imobilitas terhadap Pencegahan Dekubitus di Ruang ICU Nusa Indah 2 RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso Tahun 2022

Mobilisasi merupakan suatu kebutuhan dasar manusia yang diperlukan untuk melakukan aktivitas sehari-hari berupa pergerakan sendi, sikap, gaya berjalan, latihan maupun kemampuan aktivitas. Mobilisasi mencegah kekakuan otot dan sendi serta mengurangi nyeri, mempercepat kelancaran peredaran darah, memperbaiki metabolisme tubuh dan mengembalikan kerja fisiologis organ-organ vital. Mobilisasi sendiri merupakan salah satu tindakan keperawatan yang bertujuan untuk mencegah risiko dekubitus, terutama pada pasien dengan ketergantungan partialcaredan total care. Dekubitus merupakan luka pada kulit dan atau jaringan dibawahnya karena adanya penonjolan tulang akibat dari tekanan atau kombinasi tekanan dengan gaya geser dan atau gesekan. Mobilisasi yang dapat dilakukan yaitu mobilisasi progresif.

Mobilisasi progresif adalah intervensi yang dilakukan kepada pasien dengan tingkat ketergantungan partial dan total dengan tujuan dapat mengurangi risiko dekubitus, selain itu mobilisasi perubahan posisi ini bermanfaat dalam hemodinamik pasien menimbulkan respon hemodinamik yang baik. Dalam pelaksanaannya mobilisasi progresif dapat dilaksanakan setiap 2 jam sekali dan memiliki waktu jeda atau istirahat

13

untuk merubah posisi lainnya selama 5-10 menit. American Association of Critical Care Nurses (AACN) memperkenalkan intervensi mobilisasi progresif yang terdiri dari 5 level yaitu: Head of Bed (HOB), latihan Range of Motion (ROM) pasif dan aktif, terapi lanjutan rotasi lateral, posis tengkurap, pergerakan melawan gravitasi, posisi duduk, posisi kaki menggantung, berdiri dan berjalan Pada posisi head of bed menunjukkan aliran balik darah dari bagian inferior menuju ke atrium kanan cukup baik karena resistensi pembuluh darah dan tekanan atrium kanan tidak terlalu tinggi, sehingga volume darah yang masuk (venous return) ke atrium kanan cukup baik dan tekanan pengisian ventrikel kanan (preload) meningkat, yang dapat mengarah pada peningkatan stroke volume dan cardiac output. Perubahan posisi lateral atau miring mempengaruhi aliran balik darah yang menuju ke jantung dan berdampak pada nilai tekanan darah pada monitor hemodinamik. Jika hal ini terus terjadi dapat menyebabkan tingginya angka kejadian dekubitus. Berdasarkan hasil penelitian Rawal, dkk (2017) mengatakan mobilisasi progresif sangat penting dan bermanfaat dan memiliki potensi untuk mengurangi lenght of stay (LOS) di rumah sakit yang mana dapat berpengaruh dalam penilaian akreditasi rumah sakit. Berdasarkan enveriomental scanningselama 2 minggu menjalani tugas di ruang ICU di dapatkan data sebanyak 4 pasien dengan adanya luka tekan. Selain itu, jika isu ini tidak ditangani dengan optimal maka menyimpang dengan sasaran kerja pegawai pada uraian no 17 yaitu melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan mobilisasi.

Keterkaitan isu tersebut dengan manajemen ASN yaitu disiplin dan bersikap professional dalam menjalankan tugas sesuai standar yang telah ditetapkan rumah sakit dalam menciptakan pelayanan yang berkualitas dan Smart ASN yaitu memberikan tindakan keperawatan dalam asuhan keperawatan dengan integritas tinggi dan penuh tanggung jawab.

2. Belum Optimalnya Pencegahan Plebithis pada Pasien yang terpasang Infus di Ruang

Dahlia 2 RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso Tahun 2022

Infus atau terapi infus intravena bertujuan memperbaiki kondisi pasien dengan mempertahankan keseimbangan cairan, mengganti elektrolit tubuh dan zat makanan yang hilang dan juga sebagai media pemberian obat dan vitamin. Merupakan salah satu tindakan invasive dengan memasukan jarum ke dalam pembuluh darah vena yang

14

kemudian disambungkan dengan selang infus dan dialiri cairan infus serta memiliki resiko terjadi infeksi. Salah satu intervensi untuk proses penyembuhan namun terapi intravena yang diberikan secara terus-menerus dan dalam jangka waktu yang lama akan meningkatkan risiko terjadinya komplikasi. Penyebab plebithis yang paling sering adalah karena ketidaksesuaian ukuran kateter dan pemilihan lokasi vena, jenis cairan, kurang aseptik saat pemasangan, dan waktu kanulasi yang lama (Alexander, et al., 2010). Hal ini dapat menimbulkan komplikasi yang paling sering terjadi akibat terapi IV adalah phlebitis, yaitu keadaan inflamasi vena yang terjadi akibat tidak berhasilnya penusukan vena, kontaminasi alat IV dan penggunaan cairan hipertonik yang tidak adekuat, yang secara kimiawi dapat mengiritasi vena.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes)

Nomor:129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit menyebutkan angka kejadian HAIs diharapkan ≤ 1,5% kejadian, bahkan melebihi standar yang telah dikeluarkan Infusion Nurses Society (INS) sebesar 5%. Flebitis merupakan salah satu indikator mutu pelayanan yang setiap saat dimonitor melalui kegiatan surveillance infeksi oleh Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di rumah sakit, sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 27 tahun 2017 tentang Pedoman

Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Dari sekian banyak jenis HAIs, flebitis menempati peringkat pertama dibanding dengan infeksi lainnya Depkes RI (2013). Berdasarkan enveriomentalscanning selama bertugas di ruang dahlia 2 selama 3 minggu, terdapat 6 pasien yang mengalami plebithis.

Berdasarkan data tersebut pentingnya tindakan pencegahan secara dini oleh perawat. Pencegahan kejadian phlebitis merupakan tanggung jawab utama seorang perawat dalam melaksanakan praktik keperawatan karena perawat yang bersama pasien selama menjalani perawatan di RS. Perawat diharuskan memiliki pengetahuan dan kompetensi klinis yang tinggi sehingga pemberian terapi infus akan lebih terjamin (Alexander, et al. 2010). Menurut Royal College of Nursing atau RCN (2005) memberikan standar tentang teori dan praktek terapi infus yang harus dikuasai oleh perawat meliput konsep dasar, komplikasi, prosedur, dan perawatan infus.

Adapaun pencegahan dini yang dapat dilakukan dengan perawatan infus, menurut Infusion Nursing Society (INS) untuk mencegah terjadinya phlebitis yaitu dengan penerapan irigasi kateter atau flushing. Namun dalam penerapannya dalam

15

praktik klinis, pembilasan infus IV pada pasien dewasa jarang terjadi, dengan pengecualian pemberian kemoterapi pada onkolog (NIVAS, 2021). Flushingadalah teknik membersihkan saluran spuit dan infus menggunakan saline normal dari cairan, obat-obatan untuk menjaga kateter atau selang infus tetap bersih, steril, dan untuk memastikan tidak ada percampuran obat di dalam lumen infus. Selain mencegah adanya plebithis, teknik flushing dapat mengurangi adanya underdoses. Flushing dapat dilakukan dengan natrium klorida 0,9% yang bertujuan untuk mempertahankan permeabilitas kateter, mengganti larutan IV sekurang-kurangnya setiap 24 jam, mengganti semua kateter vena perifer. Penggunaan 0,9% natrium klorida ini sejalan dengan penelitian Keogh et al (2016) dimana pembilasan kateter vena perifer menggunakan natrium klorida 0,9% sebanyak 3 ml dan 10 ml sebelum dan sesudah pemberian obat dapat mencegah terjadinya phlebitis. Didukung dengan pendapat US InfusionNursesSociety (INS) yang telah memperbarui 'Standar Praktik' pada tahun

2011 dan merekomendasikan natrium klorida 0,9% bebas pengawet untuk pembilasan PIVAD. Sejalan dengan hasil penelitian Anwar (2018) dengan hasil nilai p (0,001) <α (0,05) yang menggambarkan adanya pengaruh flushing NaCl 0,9% terhadap kejadian flebitis pada kelompok intervensi dengan jumlah 23 responden. Oleh karena itu disarankan untuk menetapkan standar prosedur operasional flushing dalam upaya pencegahan kejadian flebitis

Dalam penerapan tindakan pencegahan peran perawat penting dalam perkembangan phlebitis guna mencegah kejadian yang tidak diinginkan lebih lanjut yaitu mengakibatkan sepsis atau infeksi seluruh tubuh yang dapat menyebabkan kematian. Di RSPI Sulianti Saroso, pasien dengan phlebitis masih sering ditemui hal ini dapat beresiko memperlama proses penyembuhan pasien yang berpengaruh terhadap kepuasan pasien dengan pelayanan rumah sakit sehingga tidak sejalan dengan nilainilai dasar ASN dan SMART ASN. Keterkaitan isu tersebut dengan menajemen dan smart ASN yaitu professional dan kompeten dalam menjalankan tugas agar tidak terjadi komplen dan ketidakpuasan pasien dengan pelayanan yang diberikan.

16

3. Ketidakpatuhan Penggunaan Barcode Pasien pada Pemberian Obat melalui Intravena

dalam Mencegah Medication Error di ruang Dahlia 3 RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso Tahun 2022

Keselamatan pasien tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 11 Tahun 2017 tentang keselamatan pasien. Didalam Permenkes nomor 11 tahun 2017 menyebutkan keselamatan pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan pasien lebih aman. Pasal 5 ayat (2)b dijelaskan mengenai sasaran

keselamatan pasien yang terdiri dari: mengidentifikasi pasien dengan benar, meningkatkan komunikasi efektif, meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus diwaspadai, memastikan lokasi pembedahan, prosedur, dan pembedahan yang benar, mengurangi risiko infeksi, dan mengurangi risiko cedera. Namun, dalam mewujudkan pharmaceutical care dengan risiko yang minimal perlu manajemen risiko dengan memperhatikan proses manajemen obat guna menghindari adanya medicationerror. Medicationerrorpaling umum terjadi di berbagai rumah sakit, diperkirakan 7000 orang meninggal pertahun (The Business Case for Medication Safety, February 2003).

Salah satunya yaitu kesalahan pemberian obat oleh petugas pada pasien. Perawat memegang peran dan tanggung jawab yang penting dalam hal memberikan obat kepada pasien, memastikan bahwa obat tersebut aman bagi pasien dan mengawasi apabila ada efek samping dari pemberian obat tersebut. Kesalahan ini dapat diakibatkan petugas salah pasien, salah nama (tidak sesuai dengan medical record) dan salah waktu (terlambat pemberian atau terlalu cepat) dalam memberikan obat, salah rute (seharusnya diminum, oral, iv, sc, drip dsb). Kesalahan dosis yang diberikan baik berlebihan atau kurang dari peresepan dokter dapat dinilai sebagai medication error, salah obat (obat tidak sesuai resep) dan salah dokumentasi merupakan sejumlah indikasi adanya kesalahan pengobatan, sehingga pentingnya penegakan secara optimal 6 benar dalam pemberian obat untuk mencegah adanya medication error. Saat pemberian terapi intravena obat dalam bentul vial ataupun ampun yang akan diberikan di larutkan terlebih dahulu kemudia dimasukan ke dalam spuit yang akan diberikan melalui intravena. Dalam hal ini, spuit akan dilabeli dengan barcode pasien guna mencegah adanya medication error. Namun dalam penerapannya belum secara optimal dilakukan. Hal ini ditunjukan dengan data environmentalscanningyang saya selama menjalani masa orientasi di Ruang dahlia 3, mayoritas perawat 50% tidak

17

menggunakan barcode pasien pada bungkus spuit tetapi hanya ditulis nama pasien dan nama obat menggunakan spidol berwarna hitam, namun dalam pelaksanaannya perawat yang menyiapkan obat dan perawat yang memberikan obat bisa orang yang berbeda sehingga berisiko adanya kejadian yang tidak diinginkan. Berdasarkan laporan insiden dari tim sasaran keselamatan pasien di RSPI Sulianti Saroso pada tahun 2021 terdapat 13 kasus insiden, salah satu insidennya yaitu tentang kesalahan pemberian obat, dan insiden kesalahan pemberian obat selalu ada tiap tahunnya. Hal ini dikarenakan masih ditemukan perawat yang kurang mematuhi prinsip 6 benar dalam pemberian obat sesuai SOP yang berlaku.

Keterkaitan isu tersebut dengan manajemen ASN yaitu disiplin dan bersikap professional dalam menjalankan tugas sesuai standar yang telah ditetapkan rumah sakit dalam menciptakan pelayanan yang berkualitas dan Smart ASN yaitu memberikan tindakan keperawatan dalam asuhan keperawatan dengan integritas tinggi dan penih tanggung jawab.

Tabel 3.1. Uraian Tugas dan Permasalahan

No Tugas Fungsi Permasalahan

1. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan mobilisasi

Belum Optimalnya Mobilisasi Progresif pada

Pasien dengan Imobilitas terhadap

Pencegahan Dekubitus di Ruang ICU Nusa

Indah 2 RSPI Prof. Dr Sulianti Saroso Tahun

2022

2. Melakukan upaya peningkatan kewaspadaan standar pada pasien, petugas, pengunjung sebagai upaya pencegahan

infeksi

3. Melakukan upaya peningkatan kewaspadaan standar pada pasien, petugas, pengunjung sebagai upaya pencegahan

infeksi

Belum Optimalnya Pencegahan Plebithis pada

Pasien yang terpasang Infus di Ruang Dahlia

2 RSPI Prof. Dr Sulianti Saroso Tahun 2022

Ketidakpatuhan Penggunaan Barcode Pasien

pada Pemberian Obat melalui Intravena

dalam Mencegah MedicationErrordi ruang

Dahlia 3 RSPI Prof. Dr Sulianti Saroso Tahun

2022

18

B. Penetapan Core Isu

Berdasarkan identifikasi isu yang berkembang, maka dilakukan analisis untuk menentukan isu kontemporer yang diselesaikan dalam rancangan aktualisasi ini. Analisis penapisan yang dilakukan dalam penetapan isu kontemporer ini menggunakan metode analisis urgency, seriousness, growth (USG). Metode ini menentukan urutan prioritas masalah yang diselesaikan dengan memberikan skor dalam skala 1-5, Berikut penjelasan dari pengertian urgency,seriousness,growthsebagai berikut:

1. Urgency: Menilai seberapa mendesaknya suatu masalah harus di analisis dikaitkan dengan waktu yang tersedia dan seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk memecahkan masalah yang menyebabkan isu tadi.

2. Seriousness: Menilai tingkat keseriusan suatu masalah yang dikaitkan dengan akibat/dampak yang mungkin timbul dengan penundaan pemecahan masalah

3. Growht: Seberapa besar kemungkinan memburuknya masalah tersebut jika tidak ditangani.

Tabel 3.2 Skoring Isu Prioritas dengan Tapisan USG No

1. Belum Optimalnya Mobilisasi Progresif pada Pasien dengan Imobilitas terhadap

Pencegahan Dekubitus di Ruang ICU Nusa

Indah 2 RSPI Prof. Dr Sulianti Saroso Tahun 2022

2. Belum Optimalnya Pencegahan Plebithis pada Pasien yang terpasang Infus di Ruang Dahlia 2

RSPI Prof. Dr Sulianti Saroso Tahun 2022

3. Ketidakpatuhan Penggunaan Barcode Pasien pada Pemberian Obat melalui Intravena dalam

Mencegah MedicationError di ruang Dahlia 3

RSPI Prof. Dr Sulianti Saroso Tahun 2022

3 3 4 10 II

4 5 5 14 I

2 3 3 8 III

Berdasarakan pemilahan isu yang di diskusikan bersama mentor saat bimbingan dengan menggunakan metode USG, core isu yang didapatkan dan menjadi prioritas pertama dengan total skor 14 adalah “Belum Optimalnya Pencegahan Plebithis pada Pasien yang terpasang Infus di Ruang Dahlia 2 RSPI Prof. Dr Sulianti Saroso Tahun

2022

19
Identifikasi Isu U S G Total
Prioritas
” .

C. Analisis Isu

Untuk merunut permasalahan “Belum Optimalnya Pencegahan Plebithis pada Pasien yang Terpasang Infus di Ruang

Dahlia 2 RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso Tahun 2022. maka dilakukan analisis menggunakan diagram fishboneyaitu sebagai

berikut:

1. Diagram Fishbone:

Method Man

• Monitoring tanda dan gejala

plebithis belum optimal

• Pengetahuan perawat terkait

literatur terbaru terhadap

pencegahan plebithis

Penerapan SOP

pemasangan infus belum optimal

Belum Optimalnya

Penceghan Plebhitis pada

Pasien yang terpasang

Infus di Ruang Dahlia 2

RSPI Prof. Dr. Sulianti

Jenis obat dengan tingkat

osmolaritas tinggi

Belum tersedianya media edukasi bagi perawat

Saroso Tahun 2022

Material

Machine

20

D.

2. Dampak Isu

Dampak dari isu yang menjadi prioritas yang terpilih “Belum Optimalnya Pencegahan

Plebithis pada Pasien yang Terpasang Infus di Ruang Dahlia 2 RSPI Prof. Dr. Sulianti

Saroso Tahun 2022” yaitu sangat berisiko terhadap keselamatan nyawa pasien, merugikan bagi pasien bahkan dapat menyebabkan komplikasi. Hal ini dikarenakan pemasangan infus merupakan salah satu tindakan invasive, sehingga penerapan yang tidak sesuai dengan standar akan berdampak dan mengakibatkan infeksi yang ditunjukan dengan adanya kemerahan, nyeri dan pembengkakan di daerah penusukan atau sepanjang vena. Dampak lain yang terjadi dari infeksi tindakan pemasangan infus (phlebitis) bagi pasien adalah menimbulkan ketidaknyamanan pasien, pergantian kateter baru, menambah lama perawatan, dan akan menambah biaya perawatan di rumah sakit Sedangkan bagi RS hal ini akan berdampak bagi mutu pelayanan rumah sakit, akan menyebabkan izin operasional sebuah rumah sakit dicabut jika tingginya angka kejadian infeksi phlebitis, beban kerja atau tugas bertambah bagi tenaga kesehatan, dapat menimbulkan tuntutan (malpraktek), serta menurunkan citra dan kualitas pelayanan rumah sakit.

Gagasan Kreatif Penyelesaian Core Isu

Setelah dilakukan analisis dengan teknik fishbone serta merujuk pada akar penyebabnya yaitu pengetahuan perawat terkait literatur terbaru terhadap pencegahan plebithis dan belum adanya media edukasi di ruangan, dapat dilakukan pemecahan masalahnya melalui gagasan kreatif “Optimalisasi Pencegahan Plebithis pada Pasien yang Terpasang Infus

melalui Media Edukasi (Video dan Lembar Balik) kepada Perawat di Ruang Dahlia 2 RSPI

Prod. Dr. Sulianti Saroso”. Dengan rincian kegiatan dan tahapan kegiatan sebagai berikut:

Tabel 3.3

Rincian Kegiatan dan Tahapan Kegiatan

No Kegiatan

1. Melakukan konsultasi penyampaian gagasan media edukasi (video dan lembar balik) kepada mentor dan kepala ruangan

Tahapan Kegiatan

1. Menyiapkan ide dan gagasan

2. Menghubungi mentor terkait waktu konsultasi

3. Melakukan konsultasi dengan

menyampaikan gagasan kepada mentor dan kepala ruangan

4. Membuat resume hasil diskusi

21

2. Menyusunan media edukasi (lembar balik)

1. Pencarian literatur materi edukasi (lembar balik)

2. Menyusun script materi edukasi (lembar balik)

3. Mencari ide desain lembar balik sebagai referensi dalam pembuatan konsep lembar balik

4. Membuat lembar balik dengan aplikasi

3. Menyusunan dan pengambilan video edukasi

1. Mengumpulkan literatur

2. Menyusun skenario video

3. Meminta izin kepada bidang keperawatan dan kepala ruangan untuk pengambilan video

4. Pengambilan video dan melakukan penyortiran video yang akan diedit

5. Editing video dengan aplikasi

4. Melakukan konsultasi media edukasi (lembar balik, dan video edukasi)

1. Menyiapkan bahan konsultasi (video edukasi dan lembar balik)

2. Menghubungi mentor untuk waktu pelaksanaan konsultasi

3. Melakukan konsultasi dengan mentor terkait media edukasi yang telah dikerjakan

4. Menulis hasil diskusi dan melakukan revisi apabila ada tambahan atau saran dari mentor terkait media edukasi (video dan lembar balik)

5. Melakukan sosialisasi kepada perawat pencegahan plebithis dan penayangan media edukasi (video dan lembar balik)

1. Membuat materi sosialisasi

2. Koordinasi dengan mentor/kepala ruangan untuk waktu pelaksanaan sosialisasi

3. Menyiapkan daftar hadir

4. Melakukan sosialisasi

5. Mendokumentasikan kegiatan sosialisasi

22

6. Monitoring dan evaluasi penerapan

pencegahan plebithis

1. Berkoordinasi dengan mentor dan kepala ruangan terkait izin untuk kegiatan monitoring dan evaluasi

2. Monitoring dan evalusasi terhadap

perawat ruang dahlia 2 dalam penerapan pencegahan plebithis.

3. Merekap hasil monitoring dan evaluasi

4. Penyusunan laporan akhir

Gagasan pemecahan masalah tersebut terkait dengan manajemen ASN, dimana mampu memberikan pelayanan yang professional sehingga menciptakan kualitas kerja yang

lebih baik dan Smart ASN berjiwa hospitality dalam setiap menjalankan tugas dan pekerjaan khususnya dalam memberikan pelayanan prima kepada pasien dan menggunakan IT sebagai media dalam kegiatan.

E. Matriks Rancangan Aktualisasi

Unit Kerja: RSPI Prof.Dr. Sulianti Saroso Jakarta

Identifikasi Isu:

1. Belum Optimalnya Mobilisasi Progresif pada Pasien dengan

Imobilitas terhadap Pencegahan Dekubitus di Ruang ICU Nusa

Indah 2 RSPI Prof. Dr Sulianti Saroso Tahun 2022

2. Belum Optimalnya Pencegahan Plebithis pada Pasien yang

terpasang Infus di Ruang Dahlia 2 RSPI Prof. Dr Sulianti Saroso Tahun 2022

3. Ketidakpatuhan Penggunaan Barcode Pasien pada Pemberian

Obat melalui Intravena dalam Mencegah Medication Error di ruang Dahlia 3 RSPI Prof. Dr Sulianti Saroso Tahun 2022

Isu yang diangkat: Belum Optimalnya Pencegahan Plebithis pada Pasien yang terpasang

Infus di Ruang Dahlia 2 RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso Tahun 2022

Gagasan Pemecahan Isu: Optimalisasi Pencegahan Plebithis pada Pasien yang Terpasang

Infus melalui Pembuatan Video, Lembar Balik dan Sosialisasi

kepada Perawat di Ruang Dahlia 2 RSPI Prod. Dr. Sulianti Saroso

23

No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output Keterkaitan dengan

Substansi Mata

Pelatihan

Kontribusi

Terhadap Visi/Misi Organisasi

Penguatan Nilai Organisasi

konsultasi penyampaian gagasan media

edukasi (video dan lembar balik)

kepada

mentor dan kepala

ruangan

Menyiapkan ide dan gagasan

Mengawali kegiatan dengan

mencari literatur

(Kompeten) secara jujur, dan bertanggung jawab

yang ditunjukan dengan

hasil literatur berupa jurnal

terbaru dan terpercaya dan bukan blogspot. (Akuntabel).

Pelaksanaan kegiatan

ini sesuai dengan misi

RSPI Sulianti Saroso

dalam membangun

budaya corporate

untuk meningkatkan

produktifitas dan kesejahteraan

Responsif: Kesigapan

dalam memberikan bantuan kepada yang

membutuhkan

Satisfaction:

Memberikan

pelayanan lebih dari yang diharapkan.

Profesional:

Memberikan

mentor terkait waktu konsultasi

Setelah menyiapkan

gagasan tahap kegiatan

selanjutnya saya bertindak

proaktif dengan

menghubungi (whatsapp)

mentor dan kepala ruangan

untuk melakukan kontrak

waktu terkait dengan

pelaksanaan dengan

menggunakan bahasa

Indonesia yang baik dan

bener dan sopan

(Berorientasi Pelayanan, Harmonis, Loyal,

pelayanan yang ramah dan bermutu sesuai dengan standar profesi.

Integritas:

Menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab, dapat dipercaya, disiplin, konsisten serta berkualitas.

24
Tabel 3.4 Matrik Rancangan Aktualisasi 1. Melakukan 1. 2. Menghubungi 1. Tersedianya bahan konsultasi 2. Kesepakan waktu konsultasi

Adaptif), Bertanggung jawab, disiplin

terhadap kontrak waktu

yang sudah disepakati

dengan datang tepat waktu

(Akuntabel). Bersikap

ramah, sopan saat

melakukan konsultasi

dengan mentor dan kepala

ruangan (Berorientasi

Pelayanan, Harmonis),

serta mampu

menyampaikan gagasan

dilakukan secara jujur, terbuka dan jelas terkait

kegiatan aktualisasi dengan

bahasa menggunakan

bahasa Indonesia yang baik

dan benar (Kompeten, Loyal). Bersikap terbuka, dengan

sopan dan ramah terhadap

masukan-masukan yang

diberikan mentor dan

kepala ruangan

(Kolaboratif), serta dapat

25
3. Melakukan konsultasi dengan menyampaikan gagasan kepada mentor dan kepala ruangan 4. Membuat resume hasil diskusi 3. Tersampainya gagasan serta diperolehnya pendapat dan saran dari mentor dan kepala ruangan 4. Resume konsultasi dalam bentuk catatan terkait pendapat dan saran mentor

dan kepala ruangan

menyesuaikan diri dalam menghadapi perubahan dan cekatan dalam melakukan perubahan sesuai dengan masukan dan pendapat yang diberikan oleh mentor dan kepala ruangan (Berorientsi Pelayanan, Adapatif).

Mengawali kegiatan dengan mencari literatur (Kompeten) yang terpercaya dan terbaru secara jujur dan dapat dipertanggung jawabkan (Akuntabel), Kegiatan menyusun script lembar balik yang akan dijadikan media edukasi dialkukan secara efektif dan efeisien, dan selalu memberikan kinerja terbaik (Akuntabel, Kompeten),

Pelaksanaan kegiatan ini sesuai dengan misi

RSPI Sulianti Saroso dalam membangun

budaya corporate

untuk meningkatkan produktifitas dan kesejahteraan

Responsif: Kesigapan dalam memberikan bantuan kepada yang membutuhkan

Satisfaction: Memberikan pelayanan lebih dari yang diharapkan.

Mampu berfikir kreatif, dalam menyusun, mencari ide dan proses pembuatan

Profesional: Memberikan pelayanan yang ramah dan bermutu sesuai dengan standar profesi. Integritas: Menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab, dapat dipercaya, disiplin, konsisten serta berkualitas.

26
2. Menyusunan media edukasi (lembar balik) 1. Pencarian literatur materi edukasi (lembar balik) 2. Menyusun script materi edukasi (lembar balik) 3. Mencari ide desain lembar balik sebagai 1. Tersedianya literatur terpercaya dan terbaru 2. Tersedianya script 3. Tersedianya referensi untuk menyusun

video edukasi

referensi dalam pembuatan

konsep lembar balik

lembar balik yang baik, benar dan menarik

lembar balik dengan penuh tanggung jawab sebagai

media edukasi yang akan digunkan (Adaptif, Berorintasi Pelayanan),

Mampu beradaptasi

terhadap penggunaan media digital dalam pembuatan media edukasi (Kompeten, Adaptif) yang nantinya mudah

dipahami, serta solutif (Berorintasi Pelayanan), dalam nemabah

pengetahuan sejawat dengan sopan dan menghargai, sehingga adanya pengetahuan baru ini dapat meningkatan

pelayanan menjadi lebih baik (Loyal, Kolaboratif)

1.

mencari

(Kompeten) yang

terpercaya dan terbaru

secara jujur dan dapat

Pelaksanaan kegiatan

ini sesuai dengan misi

RSPI Sulianti Saroso

dalam membangun

budaya corporate

Responsif: Kesigapan

dalam memberikan

bantuan kepada yang

membutuhkan

Satisfaction:

27
4. Membuat lembar balik dengan aplikasi 4. Tersusunnya lembar balik 3. Menyusunan dan pengambilan 1. Mengumpulkan literatur Tersedianya literatur terpercaya dan terbaru Kegiatan di awali dengan literatur

dipertanggung jawabkan (Akuntabel), Berfikir kritis dan kreatif

dalam pembuatan scenario

sehingga saat melakukan

pengambilan dapat

dilakukan dengan tanggung

jawab dan efektif dalam

memanfaatknan waktu

sehingga tidak mengganggu

tindakan keperawatan

sejawat lainnya

(Berorietnasi Pelayanan, Akuntabel, Adaptif, Kolaboratif), penggunaan

bahasa Indonesia sesuai

dengan EYD dalam

penyusunan skenario (Loyal)

untuk meningkatkan

produktifitas dan

kesejahteraan

Memberikan

pelayanan lebih dari yang diharapkan.

Profesional: Memberikan pelayanan yang ramah dan bermutu sesuai dengan standar profesi. Integritas: Menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab, dapat dipercaya, disiplin, konsisten serta berkualitas.

Saya memulai kegiatan

secara proaktif dengan

mencari referensi surat izin

kemudian dilanjutkan

dengan membuat surat izin

dengan tembusan kepada

28
2. Menyusun skenario video 3. Meminta izin kepada bidang keperawatan dan kepala ruangan untuk pengambilan video 2. Tersedianya skenario untuk pengambilan video 3. Surat izin pengambilan video yang sudah disetujui oleh bidang keperawatan

video dan

melakukan

penyortiran

video yang akan diedit

akan diedit

bidang keperawatan dan kepala ruangan dahlia 2 dengan menggunakan tata

bahasa sesuai EYD saat

pembuatan surat izin

(Berorientasi Pelayanan, Loyal, Adaptif) dengan selalu bersikap sopan, ramah dan menghargai

(Harmonis)

Setelah memperoleh surat

izin, kegiatan dilanjutkan

dengan proses pengambilan video dengan tetap

mentaati kode etik saat

proses pengambilan video

dalam menjaga privasi

pasien dan menjaga nama

baik RS (Akuntabel, Loyal), serta mampu

bekerja sama dengan

sejawat dalam mencapai

tujuan bersama dan

menghargai sejawat dengan

bersikap sopan dan ramah

saat pengambila video

(Kolaboratif, Harmonis).

29
4. Pengambilan 4. Kumpulan video yang

Melanjutkan kegiatan editing video dengan aplikasi digital editing (Adaptif) dan meningkatkan kompetensi diri (Kompeten) dengan mempelajari proses editing video.

Menyiapkan bahan konsultasi dalam bentuk hardfile untuk lembar balik dan video (Akuntabel)

Pelaksanaan kegiatan

ini sesuai dengan misi

RSPI Sulianti Saroso

dalam membangun

budaya corporate

untuk meningkatkan

produktifitas dan kesejahteraan

Responsif: Kesigapan

dalam memberikan

bantuan kepada yang

membutuhkan

Satisfaction:

Memberikan pelayanan lebih dari yang diharapkan.

Bertindak proaktif dengan menghubungi (whatsapp) mentor untuk melakukan

kontrak waktu terkait

dengan pelaksanaan dengan menggunakan

bahasa Indonesia yang baik dan bener dan sopan (Berorientasi Pelayanan, Harmonis, Loyal, Adaptif),

Profesional: Memberikan pelayanan yang

ramah dan bermutu sesuai dengan standar profesi. Integritas:

Menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab, dapat dipercaya, disiplin, konsisten serta berkualitas.

30
5. Editing video dengan aplikasi 5. Tersedianya video edukasi 4. Melakukan konsultasi media edukasi (lembar balik, dan video edukasi) 1. Menyiapkan bahan konsultasi (video edukasi dan lembar balik) 2. Menghubungi mentor untuk waktu pelaksanaan konsultasi 1. Bahan konsultasi berupa media edukasi (video edukasi dan lembar balik) 2. Kesepakan waktu bimbingan

4.

konsultasi dengan mentor terkait media edukasi yang telah dikerjakan

n terkait media edukasi

Bersikap ramah dan sopan saat diskusi dengan mentor (Berorientasi Pelayanan, Harmonis). Bertanggung jawab terhadap rancangan video dan lembar balik yang dibuat dan mampu menjelaskan kepada mentor

diskusi dan melakukan revisi apabila ada tambahan atau

saran dari mentor terkait media edukasi (video dan lembar balik)

4. Melakukan perbaikan media edukasi (video dan lembar balik)

sesuai arahan pembimbing

saat diskusi (Akuntabilitas), Mampu menerima masukan dan saran dari mentor dengan menghargai pendapat mentor, serta cekatan dan cepat dalam menghadapi perubahan atau perbaikan sesuai

arahan mentor (Berorientasi Pelayanan, Adaptif).

Membuat materi sosialisasi

berupa PPT yang akan di sosialisasikan kepada

sejawat ruang dahlia 2

(Kolaborasi) dengan

memberikan kualitas terbaik

dan desain yang menarik, dan kreatif (Kompeten,

Pelaksanaan kegiatan

ini sesuai dengan misi

RSPI Sulianti Saroso

dalam membangun

budaya corporate

untuk meningkatkan

produktifitas dan kesejahteraan

Responsif: Kesigapan

dalam memberikan

bantuan kepada yang

membutuhkan

Satisfaction:

Memberikan

pelayanan lebih dari

yang diharapkan.

31
3. Melakukan Menulis hasil 3. Adanya masukan/sara 5. Melakukan sosialisasi kepada perawat pencegahan plebithis dan penayangan media 1. Membuat materi sosialisasi 1. Tersedianya materi sosialisasi

edukasi

(video dan lembar balik)

Adaptif) serta

menggunakan literatur yang

terpercaya dan terbaru melakukan konsultasi

dengan sopan dan mentor terkait dengan materi yang akan disosialisasikan, mendiskusikan waktu

pelaksanaan sosialisasi

dengan mentor dan kepala ruangan (Harmonis, Kolaboratif)

Profesional: Memberikan

pelayanan yang ramah dan bermutu sesuai dengan standar profesi. Integritas: Menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab, dapat dipercaya, disiplin, konsisten serta berkualitas.

Menyediakan absensi melalui googleform (Kompeten, Adaptif).

Menyampaikan materi saat sosialisasi dengan ramah, sopan dengan

menggunakan bahasa

Indonesia yang baik dan benar, kemudian

memberikan kesempatan

kepada perawat yang ingin

32
2. Koordinasi dengan mentor/kepala ruangan untuk waktu pelaksanaan sosialisasi 3. Menyiapkan daftar hadir 4. Melakukan sosialisasi 2. Jadwal terbentuk 3. Tersedianya daftar hadir sosialisasi 4. Terlaksananya sosialisasi kepada perawat

6.

dan evaluasi penerapan pencegahan plebithis

5.Mendokumentasi kan kegiatan sosialisasi

1. Berkoordinasi dengan mentor dan kepala ruangan terkait izin untuk kegiatan monitoring dan evaluasi

2.

terhadap perawat ruang dahlia 2 dalam

memberikan masukan atau pertanyaan tanpa adanya diskriminasi (Berorientasi pelayanan, Harmonis, Kolaboratif, Loyal) serta mampu menerima setiap masukan/saran atapun pertanyaan selama sosialisasi berlangsung dan bertindak proaktif (Adaptif).

1.

izin terkait pelaksanaan monitoring dan evaluasi

Bertanggung jawab dan jujur saat melakukan monitoring dan evaluasi tanpa menambahkan data yang tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarbenarnya (Akuntabel), Melakukan proses monitoring dan evaluasi secara ramah dan sopan terhadap perawat serta mampu bekerjasama

Pelaksanaan kegiatan ini sesuai dengan misi RSPI Sulianti Saroso dalam membangun budaya corporate untuk meningkatkan produktifitas dan kesejahteraan

Responsif: Kesigapan dalam memberikan bantuan kepada yang

membutuhkan

Satisfaction: Memberikan pelayanan lebih dari yang diharapkan. Profesional: Memberikan pelayanan yang

ramah dan bermutu

sesuai dengan standar profesi. Integritas:

33
5. Foto pelaksanaan sosialisasi Monitoring Monitoring dan evalusasi Adanya 2. Perawat menerapkan pencegahan plebithis

penerapan pencegahan plebithis.

dengan mentor dan kepala ruangan dalam melakukan perubahan untuk mencapai tujuan bersama dalam pencegahan plebithis

sehingga tidak merugikan pasien dan akan berdampak pada kepuasan pasien (Harmonis, Berorietntasi pelayanan, Kolaboratif, Loyal).

Menjalankan tugas dengan penuh

tanggung jawab, dapat dipercaya, disiplin, konsisten serta berkualitas.

Melakukan perekapan hasil monitor dan evaluasi secara jujur, bertanggung jawab

dengan sebenar-benarnya

yang terjadi (Akuntabel).

Kemudian kegiatan

dilanjutkan dengan

menyusun laporan akhir

yang sesuai dengan sebenar-benernya dan

dapat menjadi perubahan

yang akan selalu diterapkan (Akuntabel, Adaptif).

34
3. Merekap hasil monitoring dan evaluasi 4. Penyusunan laporan akhir 3. Data hasil monitoring dan evaluasi 4. Laporan hasil akhir kegiatan

F. Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi

1 Melakukan konsultasi penyampaian gagasan media edukasi (video dan lembar balik) kepada mentor dan kepala ruangan

2. Menyusunan media edukasi (lembar balik)

3. Menyusunan dan pengambilan video edukasi

4. Melakukan konsultasi media edukasi (lembar balik, dan video edukasi)

5. Melakukan sosialisasi kepada perawat pencegahan plebithis dan penayangan media edukasi (video dan lembar balik)

6. Monitoring dan evaluasi penerapan pencegahan plebithis

35
No Kegiatan Bulan Bulan Juli Bulan Agustus Bulan September 4 1 2 3 4 1
Tabel 3.5 Jadwal Kegiatan Rancangan Aktualisasi

DAFTAR PUSTAKA

Andi, A, M. (2021). Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Berorientasi Pelayanan.

Jakarta:LAN

Elly, F & Erna. I. (2021). Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Manajemen ASN.

Jakarta:LAN

Keogh et al. Trials (2016). Varied Flushing Frequency and Volume to Prevent Peripheral Intravenous Catheter Failure: a Pilot, Factorial Randomised Controlled Trial in Adult Medical-Surgical Hospital Patients. 17:348.

Mohammad Anwar (2018). Pengaruh Flushing Nacl 0,9% Terhadap Kejadian Flebitis Pada Pasien

Yang Terpasang Kateter Intravena Perifer Di Ruang Zamzam Rsud Al Ihsan Provinsi

Jawa Barat

Peraturan Menteri Kesehatan RI No 27 Tahun 2017 Tentang Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

R. Wang et al (2012). Preservative-Free 0.9% Sodium Chloride For Flushing And Locking Peripheral Intravenous Access Device: A Prospective Controlled Trial. Journal of Evidence-Based Medicine

36

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI

OPTIMALISASI PENCEGAHAN PLEBITHIS PADA PASIEN YANG

TERPASANG INFUS MELALUI MEDIA EDUKASI (VIDEO DAN LEMBAR BALIK) KEPADA PERAWAT DI RUANG DAHLIA 2

RSPI PROF. DR. SULIANTI SAROSO

Disusun Oleh : Mariyam Faud, S.Kep., Ns

Mentor : Dilda, S.Kep., Ners.

Coach : Agus Dwinanto, SAP, MM

Penguji : Erlinawati Pane, SKM, MKM

VISI

"MenjadiRumahSakitUngulan PenyakitInfeksiyangTerdepanSetingkatAsia"

Misi

Mengelolapenyakitinfeksisecaraprofessionaldanparipurna 1.

2.Terselengaranyapengkajiandanpenelitiandalambidangpenyakit infeksiemerging,reemergingdantropicalmedicine

3.TerselenggaranyaPendidikandanpelatihanpenyakitinfeksi emerging,reemerging,dantropicalmedice.

4.MemperluasjejaringpelayananPendidikandanpenelitiandibidang penyakitinfeksimelaluipublikasisecaranasionaldaninternasional

5.Membangunbudayacorporateuntukmeningkatkan produktifitasdankesejahteraan

IMPLEMENTASI LATSAR CPNS

Pendidikandanpelatihanyang

dilakukansecaraterintegrasiuntuk

membangunintegritasmoral, kejujuran,semangatdan motivasi nasionalismedankebangsaan, karaterkeperibadaianyangunggul

danbertanggungjawab,dan

memperkuatprofesionalismeserta

kompetensibidang

Menginternalisasikandan mengimplementasikansikap perilakubelanegaradengan corevaluesASNyang

"BerAKHLAK"

NILAI-NILAI DASAR ASN

Harmonis Loyal
Adaptif Kolaboratif
Akuntabel
Kompeten
Berorientasi Pelayanan

BelumOptimalnyaMobilisasiProgresifpadaPasien denganImobilitasterhadapPencegahanDekubitus diRuangICUNusaIndah2RSPIProf.Dr.Sulianti SarosoTahun2022

ISU

BelumOptimalnyaPencegahanPlebithispadaPasien yangterpasangInfusdiRuangDahlia2RSPIProf.Dr. SuliantiSarosoTahun2022

KetidakpatuhanPenggunaanBarcodePasienpada PemberianObatmelaluiIntravenadalamMencegah MedicationErrordiruangDahlia3RSPIProf.Dr.

SuliantiSarosoTahun2022

PENAPISAN ISU

Alatanalisisyang digunakanuntuk menentukanproritas isumelaluitingkat keseriusan, kegawatan,dan tingkatpertumbuhan isu

TEKNIKUSG

ISU PRIOTITAS

"BelumOptimalnyaPencegahanPlebithispada PasienyangterpasangInfusdiRuangDahlia2

RSPIProf.Dr.SuliantiSarosoTahun2022"

GAGASAN PEMECAHAN ISU

OptimalisasiPencegahanPlebithispadaPasien yangTerpasangInfusmelaluiPembuatanVideo, LembarBalikdanSosialisasikepadaPerawatdi

RuangDahlia2RSPIProd.Dr.SuliantiSaroso

Kegiatan Pemecahan Isu 01 02 03 04 05 Melakukankonsultasipenyampaiangagasanmedia edukasi(videodanlembarbalik)kepadamentor dankepalaruangan Menyusunanmediaedukasi(lembarbalik) Menyusunandanpengambilanvideoedukasi Melakukankonsultasimediaedukasi (lembarbalik,danvideoedukasi 06 Melakukansosialisasikepadaperawatpencegahan plebithisdanpenayanganmedia edukasi(video danlembarbalik) Monitoringdanevaluasipenerapan pencegahanplebithis

Melakukan konsultasi penyampaian gagasan media edukasi (video dan lembar balik)kepada mentor dan kepala ruangan

Menyiapkanidedangagasan

Menghubungimentorterkaitwaktukonsultasi

Membuatresumehasildiskusi

Melakukankonsultasidenganmenyampaikan gagasankepadamentordankepalaruangan

01

Pencarianliteraturmateriedukasi(lembarbalik)

Menyusunscriptmateriedukasi(lembarbalik)

Mencariidedesainlembarbaliksebagaireferensi dalampembuatankonseplembarbalik

Membuatlembarbalikdenganaplikasi

Menyusunan media edukasi (lembar balik) 02

Mengumpulkanliteratur

Menyusunskenariovideo

Meminta izinkepadabidangkeperawatandan kepalaruanganuntukpengambilanvideo

Pengambilanvideodanmelakukanpenyortiran videoyangakandiedit

Editingvideodenganaplikasi

Menyusunan dan pengambilan video edukasi 03

Menyiapkanbahankonsultasi(videoedukasi danlembarbalik)

Menghubungimentoruntukwaktu pelaksanaankonsultasi

Melakukankonsultasidenganmentorterkait mediaedukasiyangtelahdikerjakan

Menulishasildiskusidanmelakukanrevisiapabila adatambahanatausarandarimentorterkait mediaedukasi(videodanlembarbalik)

Melakukan konsultasi media edukasi (lembar balik, dan video edukasi) 04
Melakukan sosialisasi kepada perawat pencegahan plebithis dan penayangan media edukasi (video dan lembar balik) 05 Membuatmaterisosialisasi Koordinasidenganmentor/kepalaruangan untukwaktupelaksanaansosialisasi Menyiapkandaftarhadir Melakukansosialisasi
Mendokumentasikankegiatansosialisasi

Berkoordinasidenganmentordankepala ruanganterkaitizinuntukkegiatanmonitoring danevaluasi

Monitoringdanevalusasiterhadapperawat ruangdahlia2dalampenerapanpencegahan plebithis

Merekaphasilmonitoringdanevaluasi

Penyusunanlaporanakhir

Monitoring dan evaluasi penerapan pencegahan plebithis 06

Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi

TERIMA KASIH

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.