Sistem Triase Dgn Cara Sosialisasi & Pemasangan Jalur Triase Di IGD

Page 1

LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI

OPTIMALISASI SISTEM TRIASE DENGAN CARA SOSIALISASI DAN PEMASANGAN

JALUR TRIASE DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG

INSTALASI GAWAT DARURAT

RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG Disusun Oleh:

Muhammad Fadli Purnama Putra, S.Kep.,Ners

NIP 199309102022031004

DIREKTORAT JENDERAL TENAGA KESEHATAN KEMENKES RI

BALAI PELATIHAN KESEHATAN CIKARANG

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL GOLONGAN 3 ANGKATAN 5

TAHUN 2022

LEMBAR PERSETUJUAN

SEMINAR RANCANGAN AKTUALISASI

OPTIMALISASI SISTEM TRIASE DENGAN CARA SOSIALISASI DAN PEMASANGAN

JALUR TRIASE DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG

Instalasi Gawat Darurat

RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung

Disusun Oleh :

Muhammad Fadli Purnama Putra, S.Kep.,Ners

NIP 199309102022031004

DIREKTORAT JENDERAL TENAGA KESEHATAN KEMENKES RI

BALAI PELATIHAN KESEHATAN CIKARANG

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL GOLONGAN 3 ANGKATAN 5

TAHUN 2022

Bandung, 31 Juni 2022

COACH

Ahmad Wajedi, S.Pd,M.Kes

NIP. 196911121989031002

MENTOR Arip Hidayat, S.Kep.,Ners

NIP. 198012182003121002

Penguji

Agus Dwinanto, S.AP,MM

NIP. 197708282003121003

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat,taufikdanhidayah-NyasehinggaPenulismampumenyelesaikanrancangan aktualisasi dengan judul “Optimalisasi Penempatan Pasien Sesuai Level Triase

Dengan Cara Pemasangan Jalur Triase Pada Ruang Instalasi Gawat Darurat RSUP

Dr.HasanSadikinBandung”. Penulis menyadari tanpa bantuan dari pihak lainmaka

penulis tidak akan dapat menyelesaikan rancangan aktualisasi ini. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan rancangan aktualisasi ini.

1. Bapak Arip Hidayat, S.Kep.,Ners selaku Sub Koordinator Rawat Jalan RSUP

Dr.HasanSadikinBandungsekaligussebagaimentoryangselalumenyempatkan waktu membimbing dan memberikan masukan

2. Bapak Ahmad Wajedi, S.Pd,M.Kes selaku Coach yang sangat luar biasa dalam membimbing, memberikan arahan dan masukan serta senantiasi memotivasi dalam pembuatan rancangan aktualisasi ini

3. Ibu Deati Kurniawati, M.Kep selaku pengawas IGD yang memberikan banyak motivasi dalam pembuatan rancangan aktualisasi ini

4. Bapak Maryono, S.Kep.,Ners selaku kepala ruangan IGD yang selalu memberikan arahan dan masukan dalam pembuatan rancangan aktualisasi ini.

5. Kedua orang tua yang selalu mendoakan untuk diberikan kemudahan dalam pembuatan rancangan aktualisasi ini

6. Tidaklupateman-temanseperjuangangolongan3angkatan5yangsangatluar biasa yang saling mendukung satu sama lain

Penulis menyadari rancangan aktualisasi ini masih jauh dari kata sempurna untuk itukritikdansarandariberbagaipihakdiperlukandalampenyempurnaanrancangan ini

Bandung, 31 Juli 2022

Penulis

Muhammad Fadli Purnama Putra, S.Kep.,Ners

NIP. 199309102022031004

ii
iii DAFTAR ISI HalamanPersetujuan……………………………………………………………………………………………………..i KataPengantar…………………………………………………………………………………………………………….ii Daftar Isi…………………………………………………………………………………………………………………… iii Daftar Tabel ………………….. .. iv DaftarGambar …..........................v BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang…………………………………………………………………………………….….1 1.2. Tujuan …. 3 1.3. Manfaat ………………………………………………………………………….……………………. 3 BAB II. PROFIL INSTANSI 2.1.VisidanMisi ……………………...4 2.2.Nilai-nilai Organisasi………………………………………………………………………….……….. 4 2.3.Tugas Organisasi 4 2.4.Uraian/RincianTugasJabatanPeserta ……………………. 5 BAB III. ANALISIS ISU DALAM PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1.Identifikasi danAnalisis IsuAktual 8 3.2. Keterkaitan Penyebab Isu dengan Kedudukan dan Peran PNS untuk Mendukung TerwujudnyaSmartGovernance…………………………………………………………………. 15 3.3.AlternatifPemecahanMasalahsebagaiGagasanKreatif ………………………………..15 BAB IV. RANCANGAN AKTUALISASI 4.1.RancanganAktualisasiNilai-nilaiDasarPNS……………………..………………………….. 17 4.2. Penjadwalan ………………….… 26 DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………………………………... 27
iv
Tabel 1. Identifikasi isu berdasarkan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP)………………………….. 8 Tabel 2. Analisis Isu Berdasarkan KriteriaAPKL…………………………………………………………. 12 Tabel 3. analisis isu berdasarkan data/fakta……………………………………………………………… 13 Tabel 4. Kondisi jika masalah tidak diselesaikan 15 Tabel 5. Keterkaitan penyebab Isu dengan Kedudukan dan Peran PNS untuk mendukung terwujudnya SMART Governance……………………………………………………………………………… 15 Tabel 6. Rencana Aktualisasi……………………………………………………………………………………. 17 Tabel 7. Jadwal Kegiatan Aktualisasi………………………………………………………………………….26
DAFTAR TABEL
v DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Diagram Fishbone…………………………………………………………………………………… 14

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

AparaturSipilNegara(ASN)dalamUndang-UndangRepublikIndonesiaNo.5Tahun2014 merupakanprofesibagiPegawaiNegeriSipildanPegawaiPemerintahdenganPerjanjianKerja (PPPK) yang bekerja pada instansi pemerintahan. ASN memiliki peranan penting dalam menjalankanbirokrasipemerintahanterutamadalamhalmemberikanpelayananyangoptimal kepada masyarakat Indonesia.

Presiden RI Joko Widodo secara resmi meluncurkan Core Values ASN “BerAKHLAK”dan employer branding ASN “Bangga Melayani Bangsa” pada tanggal 27 Juli 2021. Core Values ASN berperan sebagai panduan berpikir, bertutur, dan berperilaku. Adapun core values ASN diimplementasikan dalam kata BerAKHLAK yang merupakan akronim dari,Berorientasipelayanan,Akuntabel,Kompeten,Harmonis,Loyal,Adaptif,danKolaboratif’.

Kemudian, employer branding yang merupakan moto ASN dalam bekerja menggunakan semboyan “BanggaMelayaniBangsa’ CorevaluesASN Berakhlakdilatarbelakangiolehadanya penerjemahanyangberbeda-beda terhadapnilai-nilai dasar sertakodeetikdankode perilaku ASN yang tertuang dalam UU nomor 5/2014 tentang ASN. Oleh karena itu, perlu ditetapkan satu corevalues ASNuntukmensarikannilai-nilaidasarASNkedalamsatukesamaanpersepsi yang lebih mudah dipahami dan diterapkan oleh seluruh ASN.Berbagai nilai-nilai yang ada di instansi pemerintah digabungkan dan dikerucutkan menjadi tujuh nilai yang dapat berlaku secara umum. Dalam siaran pers kepresidenan, pada 27 Juli 2021, disebutkan bahwa sejak lama setiap pemerintah daerah memiliki nilai dan semboyan sendiri sesuai dengan kekhasan daerah masing-masing.Menurut Presiden, hal tersebut memang memperkaya keberagaman daerah di Indonesia. Namun lebih baik lagi bila seluruh ASN baik pegawai pusat maupun daerah mempunyai nilai dasar yang sama.

Salahsatubentukpelayananpublikadalahpelayanankesehatan.Pengelolaankesehatan diselenggarakan melalui pengelolaan administrasi kesehatan, informasi kesehatan, sumber daya kesehatan, upaya kesehatan, pembiayaan kesehatan, peran serta danpemberdayaan masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan, serta pengaturan hukum kesehatan secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan yangsetinggi-tingginya.

1

Menurut Permenkes RI No.47 tahun 2018, IGD adalah salah satu unit pelayanan di Rumah Sakit yang menyediakan penanganan awal (bagi pasien yang datang langsung ke rumah sakit)/lanjutan (bagi pasien rujukan dari fasilitas pelayanan kesehatanlain),menderita sakit ataupun cedera yang dapat mengancam kelangsungan hidupnya. IGD berfungsi menerima, menstabilkan dan mengatur Pasien yang membutuhkan penanganan kegawatdaruratan segera,baikdalam kondisi sehari-hari maupun bencana.

Rumahsakitharusdapatmelaksanakanpelayanantriase,surveiprimer,surveisekunder, tatalaksanadefinitifdanrujukan.MenurutPermenkesRINo.47tahun2018Triasemerupakan proseskhususmemilahpasienberdasarkanberatnyacederaataupenyakituntukmenentukan jenis penanganan/intervensi kegawatdaruratan. Triase tidak disertai tindakan/intervensi.

Prinsip triase diberlakukan sistem prioritas yaitupenentuan/penyeleksian mana yang harus di dahulukan mengenai penanganan yang mengacu pada tingkat ancaman jiwa yang timbul.

Prosedur Triase (Permenkes RI No. 47 tahun 2018) Pasien datang diterima tenaga kesehatandi IGDrumahsakit,Diruangtriasedilakukan pemeriksaan singkatdancepatuntuk menentukan derajat kegawatdaruratannya oleh tenaga kesehatan dengan cara, pasien dibedakan menurut kegawatdaruratannya denganmemberi kode warna:

a. Kategori merah: prioritas pertama (area resusitasi), pasien cedera berat mengancamjiwayangkemungkinanbesar dapat hidupbiladitolongsegera.Pasien kategori merah dapat langsung diberikan tindakan di ruang resusitasi, tetapi bila memerlukantindakanmedislebihlanjut,pasiendapatdipindahkankeruangoperasi atau di rujuk kerumah sakit lain

b. Kategori kuning: prioritas kedua (area tindakan), pasienmemerlukan tindakan defenitif tidak ada ancaman jiwa segera. Pasien dengan kategori kuning yang memerlukan tindakan medis lebihlanjut dapat dipindahkan ke ruang observasi dan menunggu giliransetelah pasien dengan kategori merah selesai ditangani

c. Kategorihijau:prioritasketiga(areaobservasi),pasiendegancederaminimal,dapat berjalan dan menolong diri sendiri atau mencari pertolongan. Pasien dengan kategori hijau dapat dipindahkan ke rawat jalan, atau bila sudah memungkinkan untuk dipulangkan, maka pasien diperbolehkan untuk dipulangkan.

d. Kategorihitam:prioritasnolpasienmeninggalataucederafatal yangjelasdantidak mungkin diresusitasi. Pasien kategori hitamdapat langsung dipindahkan ke kamar jenazah.

2

Berdasarkan observasi dan wawancara dengan kepala ruangan, ruangan IGD RSHS

terbagi menjadi beberapa bagian, Ruang Triase, Ruang Bedah, Ruang Anak, Ruang Medik, Ruang Resusitasi dan Ruang Isolasi. Jika dipilah berdasarkan kategori (level triase) Ruang

Bedah, Anak dan Medik merupakan kategori Kuning, kategori Hijau menyatu dengan Ruang

Triase, dan Ruang Resusitasi merupakan kategori Merah. Sistem triase telah berjalan dengan semestinya, permasalahannya adalah belum adanya jalur triase pada ruang tersebut akibat perubahan tata letak pada ruangan IGD sejak pandemi covid. Akibat dari ini penulis menemukan beberapa pasien ditempatkan tidak sesuai dengan kategorinya, hal ini dapat menyebakan kurang optimalnya pelayanan IGD

Dari latar belakang diatas, penulis memutuskan mengangkat isu belum optimalnya sistemtriaseterkaitpenempatanpasiensesuaileveltriasediInstalasiGawatDaruratRSUPDr.

Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022

1.2. Tujuan

1.2.1. Tujuan Umum

Menjadi ASN yang professional dan berkarakter dengan menerapkan nilai-nilai dasar

ASN ‘BerAKHLAK’

1.2.2. Tujuan Khusus

1. Terwujudnya sistem triase yang optimal

2. Meningkatkan mutu dan pelayanan IGD

3. MeningkatkankepuasaandankepercayaanmasyarakatterhadappelayananIGD

1.3. Manfaat

1.3.1. Bagi penulis

Sebagai bentuk proses dalam mempelajari dan mengimplementasikan nilai-nilai dasar

ASN ‘BerAKHLAK’ dilingkungan tempat kerja sebagai perawat

1.3.2. Bagi Organisasi

1. Sebagai bahan evaluasi kebijakan pelayanan medik di IGD

2. Meningkatkan mutu dan pelayanan IGD

1.3.3. Bagi masyarakat

1. Meningkatkan kepuasaan dan kepercayaan masyarakat terkait pelayanan IGD

2. Mendapatkan pelayanan yang optimal terkait pelayanan IGD

3

BAB II

PROFIL INSTANSI TEMPAT AKTUALISASI

2.1.

2.1.1.

Rumusan Visi RSHS mengacu pada Visi Pemerintah Indonesia Maju 2020-2024 yaitu

‘Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian, Berlandaskan

Gotong Royong’.

Rumusan Misi RSHS mengacu pada Misi Pemerintah Indonesia Maju 2020-2024 yaitu

“Mewujudkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia yang Tinggi, Maju dan Sejahtera”

PAMINGPINPITUIN(Kepemimpinan,Profesional,Inovatif,Tulus,Unggul, Integritas).

Berikut penjabaran tata nilai RSHS :

1. Kepemimpinan : Nilai yang menggambarkan kepeloporan dan menyiapkan talentatalenta terbaik dibidangnya

2. Profesional:Nilaiyangberorientasipencapaiankinerjamelaluipenjalinankemitraan

3. Inovatif : Nilai yang menggambarkan keinginan untuk menghasilkan sesuatu yang baru dan senantiasi melakukan perbaikan secaraberkesinambungan

4. Tulus : keinginanuntuk memberi tanpa pamrih, proaktif dan responsive

5. Unggul : Keinginan Untuk menjadi yang terbaik dan menghasilkan kualitas prima.

6. Integritas : Nilai yang menggambarkan kejujuran, Amanah dan menjunjung etika yang tinggi dalam menjalankan tugas

2.3. Tugas Organisasi

2.3.1. Tugas

Menyelenggarakan pelayanan kesehatan persorangan secara paripurna.

2.3.2. Fungsi

1. Penyusunan acara, program dan anggaran

2. Pengelolan pelayanan medis dan penunjang medis

3. Pengelolaan pelayanan keperawatan

4. Pengelolaan pelayanan nonmedis

5. Pengelolaan Pendidikan dan pelatihan dibidang pelayanan Kesehatan

6. Pengelolaan penelitian, pengembangan dan penapisan teknologi dibidang pelayanan Kesehatan

7. Pengelolaan keuangan dan barang milik negara

4
Visi dan Misi Visi 2.1.2. Misi 2.2. Nilai – Nilai Organisasi

8. Pengelolaan layanan pengadaan barang / jasa

9. Pengelolaan sumber daya manusia

10.Pelaksaan urusan hukum, organisasi dan hubungan masyarakat

11.Pelaksanaan kerja sama

12.Pengelolaan sisteminformasi

13.Pemantauan, evaluasi dan pelaporan

14.Pelaksanaan urusan administrasi rumah sakit

2.4. Uraian Rincian Tugas

Menurut Permenpan-RB No.35 tahun 2019 tentang jabatan fungsional perawat, disebutkan bahwa tugas jabatan fungsional perawat yaitu melakukan pelayanan keperawatan yang meliputi asuhan keperawatan dan pengelolaan keperawatan. Uraian kegiatan tugas jabatan fungsional Perawat ahli pertama ditetapkan dalam butir kegiatan sebagai berikut:

1. melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu

2. melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada keluarga

3. melakukan pengkajian keperawatan dasar pada masyarakat

4. memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjut

5. melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan

6. melaksanakan manajemen surveilans hais sebagai upaya pengawasan risiko infeksi dalam upaya preventif dalam pelayanan keperawan

7. melakukan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaan standar pada pasien/petugas/pengunjung sebagai upaya pencegahan infeksi

8. melakukan investigasi dan deteksi dini kejadian luar biasa yang berdampak pada pelayanan Kesehatan

9. mengajarkan teknik kontrol infeksi pada keluarga dengan penyakit menular

10.merumuskan diagnosis keperawatan pada individu

11.membuat prioritas diagnosis keperawatan dan masalah keperawatan

12.menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu (merumuskan, menetapkan tindakan)

13.menyusun rencanatindakan keperawatan pada keluarga (merumuskan, menetapkan tindakan)

5

14.melakukan tindakan keperawatan padakondisi gawat darurat/bencana/ kritikal

15.melakukan tindakan terapi komplementer/ holistic

16.melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan pada tahappre/intra/post operasi

17.memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan spiritual pada kondisi kehilangan/berduka/ menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan

18.melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi

19.melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan eliminasi

20.melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan mobilisasi

21.melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur

22.melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri

23.melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan pengaturan suhu tubuh

24.melakukan stimulasi tumbuh kembang pada individu

25.memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu

26.melaksanakan casefinding/ deteksi dini/ penemuan kasus baru pada individu

27.melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada individu

28.melakukan pendidikan kesehatan pada individu pasien

29.melakukan pendidikan kesehatan pada kelompok

30.melakukan peningkatan/penguatan kemampuan sukarelawan dalam meningkatkanmasalah kesehatan masyarakat

31.melakukan pendidikan kesehatan pada masyarakat

32.melakukan pemenuhan kebutuhan oksigenisasikompleks

33.melakukan terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi

34.melakukan terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi sensorik

35.melakukan komunikasi dengan klien yang mengalami hambatan komunikasi

36.melakukan intervensi keperawatan spesifik yangkompleks pada area medikal bedah

37.melakukan intervensi keperawatan spesifik yangkompleks di area anak

6

38.melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area

maternitas

39.melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area

komunitasmelakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area jiwa

40.melakukan perawatan luka

41.melakukan pemantauan atau penilaian kondisi pasien selama dilakukan tindakan keperawatan spesifik sesuai kasus dan kondisi pasien

42.melakukan konsultasi keperawatan dankolaborasi dengan dokter

43.melakukan rehabilitasi mental spiritual padaindividu

44.melakukan penatalaksanaan manajemen gejala

45.melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu

46.melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan keperawatan

sebagai ketuatim/perawat primer

47.melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan

48.melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan antar

shift/unit/fasilitasKesehatan

49.melakukan pemberian penugasan perawat dalam rangka melakukan fungsi ketenagaan perawat

50.melakukan preseptorship dan mentorship;

7

BAB III

3.1. Identifikasi dan Analisis Isu Aktual

3.1.1. Identifikasi Isu

Tabel 1. Identifikasi isu berdasarkan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP)

No Butir Kegiatan Kondisi saat ini

1 Melakukan Tindakan keperawatan

pada pasien dengan intervensi pembedahan pada tahap

pre/intra/post operasi

diharapkan

Sudah dilakukan sesuai SOP Dilakukan sesuai SOP

2 Melakukan pendokumentasian Tindakan keperawatan Pendokumentasian Tindakan keperawatan

belum dilakukan secara

optimal menggunakan aplikasi EMR (Elektronic Medical Record) diruang IGD

Pendokumentasian

Tindakan keperawatan

dilakukan

menggunakan aplikasi EMR IGD

3 Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan keperawatan sebagai ketua Tim / Perawat

4 Melakukan pemberian penugasan perawat dalam rangka melakukan

ketenagaan perawat

5 Melaksanakan Case Finding/deteksi

kasus baruindividu

6 Melakukan pengkajian keperawatan

7 Memberikan konsultasi data

8
ANALISIS ISU DALAM PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI
Kondisi
Belum ada data Belum ada data
fungsi
Belum ada data Belum ada data
dini/penemuan
Sudah dilaksanakan sesuai SOP Dilaksanakan sesuai SOP
lanjutan
Sudah dilakukan sesuai SOP Dilakukan sesuai SOP
pada individu
pengkajian
dasar/lanjutan Sudah dilaksanakan sesuai SOP Dilaksanakan sesuai SOP
keperawatan
pada individu Sudah dilaksanakan sesuai SOP Dilaksanakan sesuai SOP
8 Merumuskan diagnosis keperawatan

berduka atau menjelang

9
Membuat prioritas diagnosa keperawatan dan masalah keperawatan Sudah dilaksanakan sesuai SOP Dilaksanakan sesuai SOP 10 Menyusun rencana Tindakan keperawatan pada individu Sudah dilaksanakan sesuai SOP Dilaksanakan sesuai SOP 11 Melakukan komunikasi terapeutik dalampemberianasuhankeperawatan Sudah dilaksanakan sesuai SOP Sudah dilaksanakan SOP 12 Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks pada area medikal bedah Sudah dilakukan sesuai SOP Dilakukan sesuai SOP 13 Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu belum ada data Belum ada data 14 Melakukan Tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat/bencana/kritikal Belum optimalnya sistem triaseterkaitpenempatan pasien sesuai level triase Optimalnya sistem triase terkait penempatan paseie sesuai level triase 15 Memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan spiritual pada
kehilangan,
ajal
Belum ada data Belum ada data
pemenuhan kebutuhannutrisi Sudah dilaksanakan sesuai SOP Dilaksanakan sesuai SOP
Melakukan
pemenuhan kebutuhan
Sudah dilaksanakan sesuai SOP Dilaksanakan sesuai SOP 18 Melakukan Tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhanmobilisasi Sudah dilaksanakan sesuai SOP Dilaksanakan sesuai SOP 19 Melakukan Tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan istrahat tidur Sudah dilakukan sesuai SOP Dilakukan sesuai SOP
Melakukan Tindakan pemenuhan kebersihan diri Sudah dilakukan sesuai SOP Dilakukan sesuai SOP
Melakukan
kebutuhan
pengaturan
Sudah dilakukan sesuai SOP Dilakukan sesuai SOP
9
kondisi
dalam pelayanan keperawatan
16 Melakukan Tindakan keperawatan
17
Tindakan keperawatan
eliminasi
20
21
Tindakan pemenuhan
rasa nyaman dan
suhu

22 Melakukan pemenuhan kebutuhan oksigenasi kompleks

23 Melakukan komunikasi dengan klien dengan hambatan komunikasi

Sudah dilakukan sesuai SOP Dilakukan sesuai SOP

Belum adanya fasilitas atau media komunikasi

pada pasien dengan hambatan komunikasi

Tersedianya fasilitas atau media komunikasi

pada pasien dengan hambatan komunikasi

24 Melakukan pemantauan atau penilaian

kondisi pasien selama dilakukan

Tindakan keperawatan spesifik sesuai

kasus dan kondisi pasien

25 Melakukan evaluasi Tindakan keperawatan pada individu

Sudah dilakukan sesuai SOP Dilakukan sesuai SOP

Sudah dilakukan sesuai

Dilakukan sesuai SOP

26 Melakukan penatalaksanaan managemen gejala Sudah dilaksanakan

27 Melakukan perawatan luka

28 Melakukan support kepatuhan

terhadapintervensiKesehatanindividu

29 Melaksanakan managemen surveilans

haissebagai upayapengawasanresiko

infeksi dalam upaya preventif pada

pelayanan keperawatan

30 Melakukan pengorganisasian

pelayanan keperawatan antar

shift/unit/fasilitas Kesehatan

31 Melakukan konsultasi keperawatan

kolaborasi dengan dokter

32 Melakukan upaya peningkatan

kepatuhan kewaspadaan standar pada

pasien/petugas/pengunjung sebagai

upaya pencegahan infeksi

33 MelakukanPendidikanKesehatanpada

sesuai SOP

Belum ada data

Belum ada data

Sudah dilaksanakan sesuai SOP Dilaksanakan sesuai SOP

Lamanya waktu tunggu pindah pasien IGD ke ruang perawatan

Sudah dilakukan sesuai

Sudah dilakukan sesuai

Waktu tunggu pindah pasien IGD kurang dari

sesuai SOP

sesuai SOP

Sudah dilakukan sesuai

sesuai SOP

10
SOP
SOP
sesuai
Dilaksanakan sesuai
sesuai
SOP
Sudah dilaksanakan
SOP Dilaksanakan sesuai
4 jam
dan
SOP Dilakukan
SOP Dilakukan
individu
Dilakukan
SOP

Berdasarkan SKP dan masa orientasi kerja selama 3 bulan bekerja diruang IGD Penulis

menemukan beberapa isu diantaranya:

1. Belum optimalnya pendokumentasian Tindakan Keperawatan menggunakan aplikasi

EMR diruang Instalasi Gawat Darurat

2. Belum optimalnya sistem triase terkait penempatan pasien sesuai level triase pada ruang IGD

3. Lamanya waktu tunggu pindah pasien IGD ke ruang perawatan yang mengakibatkan

penumpukan pasien

3.1.2. Pemilihan/ Penapisan Isue

Berdasarkan isu aktual yang telah teridentifikasi, selanjutnya dilakukan proses pemilihan isu dengan analisis kriteria Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan Kelayakan (APKL). Teknik APKL yang dibuat adalah Teknik yang digunakan untuk menentukan kelayakansuatumasalah dengan memperhatikan empat faktor, yaitu :

1. Aktual (A), yaitu isu tersebut masih dibicarakan atau belum terselesaikan hingga masasekarang;

2. Problematik(P),yaituisuyangmenyimpangdari harapanstandar,ketentuanyang menimbulkan kegelisahan yangperlu segeradicaripenyebab dan pemecahannya;

3. Kekhalayakan(K),yaituisuyangdiangkatsecaralangsungmenyangkuthajathidup orang banyak dan bukan hanya untuk kepentingan seseorang atau sekelompok kecil orang

4. Layak (L), yaitu isu yang masuk akal (logis), pantas, realistis dan dapat dibahas sesuai dengan tugas, hak, wewenang dan tanggung jawab hingga akhirnya diangkat menjadi isu prioritas.

Isu-isu yang berhasil diidentifikasi kemudian akan divalidasi terlebih dahulu menggunakan perangkat APKL. Perangkat evaluasi APKL memvalidasi isuberdasarkan empatitem, yaitu :

1. Aktual (A),artinyaisu tersebut benar-benar terjadi dansedanghangat

2. Problematik(P), artinyamemiliki dimensimasalah yangkompleks

3. Kekhalayakan (K), artinyamenyangkut hajat hidup orangbanyak

4. Layak(L),artinyamasukakaldanrealistis,sertarelevanuntukdicarikansolusinya. Berikut di bawahini merupakan hasil penetapan isu dengan metode APKL

11

Tabel 2. Analisis IsuBerdasarkan KriteriaAPKL

1 Belum optimalnya pendokumentasian Tindakan

menggunakan aplikasi EMR

Instalasi Gawat Darurat

2 Belum optimalnya sistem triase terkait

pasien sesuai level triase di IGD

3 Lamanya waktu tunggu pindah pasien IGD ke

Skala Likert 1-5 (1=sangat tidak setuju, 2=tidak setuju, 3=kurang setuju, 4=setuju, 5=sangat setuju)

12
No Isu A P K L Jumlah Prioritas
Keperawatan
diruang
3 4 3 2 12 3
penempatan
4 5 5 5 19 1
penumpukan pasien 5 5 5 3 18 2 Keterangan
ruang perawatan yang mengakibatkan

Tabel 3. analisis isu berdasarkan data/fakta

No Isu Data / Fakta

1 Belum optimalnya pendokumentasian

Tindakan Keperawatan menggunakanaplikasi

EMR diruang Instalasi

Gawat Darurat

2 Belum optimalnya penempatan pasien

sesuai level triase

pada masing-masing

ruangan IGD

3 Lamanya waktu tunggu pindah pasien

IGD ke ruang

perawatan

Berdasarkan hasil wawancara dengan pengawas ruangan IGD didapatkan informasi bahwa belum optimalnya pendokumentasian

Tindakan keperawatan menggunakan aplikasi EMR disebabkan karena belum finalnya aplikasi EMR, aplikasi EMR sendiri sering terjadi error, khususnyapadamenuIGD,sistemaplikasitidaktersinkronisasidengan baik, ada beberapa menu yang jika diisi maka datanya akan berubah, aplikasi EMR IGDsendiri jugatidaktersinkronisasidenganaplikasi EMR yangdiruangan,datayangsudahditulisdiaplikasiEMRIGDjikadikirim ke aplikasi EMR diruang Perawatan maka datanya tidak terbaca/kosong. Oleh karena itu pendokumentasian Tindakan keperawatan masih dilakukan manual oleh petugas IGD.saran dari pengawas IGDisuini tidakperludiintervensi karenaaplikasinyasendiri bulum ada ditahap finalisasi, masih sering error, dan bukan tugas spesifik perawat untukmengatasi masalah tersebut

Berdasarkan orientasi kerja selam 3 bulan di igd penulis menemukan beberapa pasien ditempatkan tidak sesuai dengan kategori triasenya. Hal ini disebebkan belum adanya penanda yang jelas seperti jalur triase. Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan IGD bahwa jalur triasedulunyaada,karenaadanyabeberapa perubahantataletak ruangan igd salah satunya akibat pandemi covid, maka ruangan IGD yang sekarang tidak terdapat jalur triase.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pengawas ruangan IGD bahwa penyebab lamanya waktu tunggu pindah pasien IGD keruang perawatan karena berbagai kepentingan didalamnya, seperti contoh residen sebagai dokter yang memberi pelayanan IGD juga sebagai dokter yang menjalani Pendidikan untuk itu ada target yang harus mereka capai dalam pendidikannya, maka dari itu pelayanan menjadi terhambat. Untuk itu rumah sakit telah mengeluarkan surat edaran yangsalasatunyaberisi bahwapelayanandi IGDtidaklebihdari 4jam sejak pasien terdaftar di IGD untuk dipatuhi oleh seluruh KSM/residen.

13

Gambar 1. Diagram Fishbone

Surrounding System

ruangan IGD yang mengalami

beberapa perubahan

tata letak

Edukasi dan sosialisasi belum optimal

SPO belum optimal

Belum optimalnya sistem

triase terkait penempatan pasien sesuai level triase di

Tidak adanya jalur triase pada masingmasing ruangan IGD

ruang IGD

skill

Suppliers

14

3.1.3. Kondisi jika masalah tidak diselesaikan

Tabel 4. Kondisi jika masalah tidak diselesaikan

Isue Kondisi jikamasalah tidak diselesaikan

Belum optimalnya

sistem triase terkait

penempatan pasien

sesuai level triase di

ruang Instalasi

Gawat Darurat RSUP

Dr.Hasan Sadikin

Bandung

- Berpotensi terjadi kesalahan dalam penentuan prioritas penanganan

kegawat daruratan

- Berpotensi meningkatkan angka kematian dan kecacatan lebih lanjut berkaitan dengan kesalahan dalam penentuan prioritas penanganan

kegawat daruratan

- Berkurangnya tingkat kepuasaan dan kepercayaan pasien terhadap

pelayanan rumah sakit khususnya Instalasi Gawat Darurat

3.2. Keterkaitan Penyebab Isue dengan Kedudukan dan Peran PNS Untuk

Mendukung Terwujudnya SMART Governance

Tabel 5. Keterkaitan penyebab Isu dengan Kedudukan dan Peran PNS untuk mendukung

terwujudnya SMART Governance

Penyebab Isu Kedudukan dan Peran PNS

- Belum ada jalur triase

pada masing-masing

bagian ruangan IGD

- SPO belum optimal

- Edukasi dan pelatihan

belum berjalan optimal

- Ruangan IGD yang

mengalami perubahan

tata letak

- Peran PNS sebagai pelaksana dalam hal ini untuk mengatasi masalah tersebut dengan membuat jalur triase pada ruang IGD dengan begitu pelayanan menjadi optimal

- Peran PNS sebagai perencana dalam hal ini membuat SPO yang optimal agar sesuai dengan standar yang berlaku

- Peran PNS sebagai pelaksana dalam hal ini melaksanakan kegiatan Pendidikan dan pelatihan guna terwujudnya ASN yang professional

15

3.3. Alternatif Pemecahan Masalah Sebagai Gagasan Kreatif

Untuk mengatasi isue tersebut agar dapat teratasi dan tidak menimbulkan dampak yang merugikan dikemudian hari maka penulis mengajukan beberapa alternatif pemecahan isue diantaranya adalah

1. Pemasangan jalur triase di ruangan IGD

2. Edukasi dan sosialisasi kepada petugas IGD terkait sistem triase

3. Optimalisasi SPO

4. Pembuatan poster terkait alur triase diruang IGD

Dari uraian diatas maka penulis mengambil gagasan kreatif mengenai “optimatimalisasi penempatanpasiensesuai level triasedengancarapemasanganjalur triase di ruangInstalasi

Gawat Darurat “

16

RANCANGAN AKTUALISASI

4.1. Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar PNS

Tabel 6. Rencana Aktualisasi

Kegitan Tahapan kegiatan Output Keterkaitan subtansi dengan mata pelatihan

1 Permintaan

persetujuan oleh

mentor dan atasan

terkait kegiatan

aktualisasi

1) Melakukan kontrak waktu dengan mentor dan atasan

2) Melakukan konsultasi dengan mentor dan atasan terkait rancangan aktualisasi

3) Meminta persetujuan mentor dan atasan

terkait kegiatan aktualisasi

1) Tersedianya kontrak waktu

2) Terwujudnya konsultasi dengan mentor dan atasan

3) Disetujuinya kegiatan aktualisasi

1) Berorientasi Pelayanan: saya akan

membuat kontrak waktu dengan

mentor dan atasan dengan bersikap ramah

2) Kolaboratif: saya akan meminta

saran dari mentor dan atasan terkait

rancangan aktualisasi dan bersifat

terbuka dalam bekerja sama

Harmonis: Dalam melakukan

konsultasisayaakanakanmenghargai

setiaporangapapunlatarbelakangnya

Adaptif: dalam melakukan konsultasi

saya akan bertindak proaktif

Kontribusi terhadap visi misi organisasi Penguatan nilai organisasi

Sejalan dengan visi

RSHS “Terwujudnya

Indonesia Maju yang

Berdaulat, Mandiri dan

Berkepribadian,Berland

askan Gotong Royong”

dan misi RSHS

mewujudkan kualitas

hidup manusia

Indonesia yang tinggi

maju dan sejahtera

Nilai Pamingpin Pituin Penguatan nilai pada kepemimpinan, profesionalisme, inovatif, tulus, unggul dan berintegritas

17
BAB IV
N o

2. Pemasangan jalur

triase pada masingmasing bagian

ruangan IGD

1) Menyiapkan alat dan bahan yang

dibutuhkan

2) Membuat desain

jalur triase

3) Melakukan

konsultasi dengan

kepala ruangan

IGD terkait desain

jalur triase dan

Loyal: dalam melalukan konsultasi

saya akan selalu menjaga nama baik

sesameASN dan pimpinan

3) Kolaboratif: dalam meminta

persetujuan saya akan terbuka jika

ada saran dan masukan

Akuntabel: setelah mendapat

persetujuan saya tidak akan

menyalahgunakan kewenangan dan

jabatan

Loyal: setelah mendapat persetujuan

saya akan patuh dan taat pada aturan

1) Tersedianya

alat dan bahan

2) Terwujujudnya desain jalur triase

3) Disetujuinya desain jalur triase dan terwujudnya jadwal

1) Akuntabel: Saya akan bertanggung

jawab memilih alat dan bahan yang

efektif dan efisien

Kolaboratif: Dalam memilih alat dan

bahan saya akan menerima masukan

dari berbagai pihak dan terbuka untuk

bekerja sama

2) Berorientasi Pelayanan: dalam

membuatdesainjalurtriasesayaakan

Sejalan dengan visi

RSHS “Terwujudnya

Indonesia Maju yang

Berdaulat, Mandiri dan

Berkepribadian,Berland

askan Gotong Royong”

dan misi RSHS

mewujudkan kualitas

hidup manusia

Nilai Pamingpin Pituin

Penguatan nilai pada kepemimpinan, profesionalisme, inovatif, tulus, unggul dan berintegritas

18

menentukan waktu

pelaksanaan

kegiatan

4) Melakukan

pemasangan jalur

triase

pemasangan

jalur triase

4) Terpasangnya

jalur triase

pada masingmasing

ruangan IGD

memperhatikan dan memahami

kebutuhan masyarakat

Kompeten: Saya akan membuat

desain jalur triase dengan kualitas

terbaik

Kolaboratif: Dalam membuat desain

jalur triase saya akan menerima saran

dan masukan dan terbuka untuk

bekerja sama

Adaptif: dalam membuat desain jalur

triase saya akan berinovasi dan

mengembangkan kreativitas

3) Berorientasi Pelayanan: dalam

melakukan konsultasi saya akan

bersikap ramah

Harmonis: dalam melakukan

konsultasi saya akan menciptakan

kondisi lingkungan yang kondusif dan

saling menghargai

Kolaboratif: dalam melakukan

konsultasi saya akan menerima

Indonesia yang tinggi

maju dan sejahtera

19

masukandansarandanterbukauntuk

bekerja sama

Adaptif: dalam melakukan konsultasi

saya akan bertindak proaktif

Loyal: dalam melakukan konsultasi

sayaakanmenjaganamabaiksesama

ASN dan pimpinan

4) Berorientasi Pelayanan: saya

memasang jalur triase dengan

memperhatikan dan memahami

kebutuhan masyarakat

Akuntabel: saya akan melaksanakan

tugas memasang jalur triase dengan

jujur, bertanggung jawab, cermat dan

disiplin

Kompeten: saya akan memasang

jalur triase dengan kualitas terbaik

Harmonis: dalam memasang jalur

triase saya akan membengun

lingkungan kerja yang kondusif

Kolaboratif: dalam memasang jalur

triase saya akan memberikan

20

3 Sosialisasi sistem

triase dan hasil

kegiatan aktualisasi

dengan petugas IGD

1) Menyusun materi sosialisasi

2) Melakukan

konsultasi dengan

kepala ruangan

terkait materi

sosialisasi dan

kontrak waktu

terkaitpelaksanaan

sosialisasi

3) Melakukan

sosialisasi terkait

sistem triase dan

hasil kegiatan

kesempaytyan berbagai pihak untuk

berkontribusi dan terbuka dalam

bekerja sama

Adaptif: dalammemasangjalurtriase

saya akan berinovasi dan

mengembangkan kreativitas

1) Terwujudnya materi sosoalisasi

2) Disetujuinya materi

sosialisasi dan terwujudnya

waktu pelaksanaan

sosialisasi

3) Terlaksananya

kegiatan sosialisasi

1) Kompeten: saya akan menysusn

materi sosialisasi dengan kualitas

terbaik

Kolaboratif: dalam Menyusun materi

sosialisasi saya akan memberikan

kesempatan berbagai pihak untuk

berkontribusi dan terbuka untuk

bekerja sama

Adaptif: dalam menyusun materi

sosialisasi saya akan berinovasi dan mengembangkan kreativitas

2) Berorientasi Pelayanan: dalam

melakukan konsultasi saya akan

bersikap ramah

Sejalan dengan visi

RSHS “Terwujudnya

Indonesia Maju yang

Berdaulat, Mandiri dan

Berkepribadian,Berland

askan Gotong Royong”

dan misi RSHS

mewujudkan kualitas

hidup manusia

Indonesia yang tinggi

maju dan sejahtera

Nilai Pamingpin Pituin Penguatan nilai pada kepemimpinan, profesionalisme, inovatif, tulus, unggul dan berintegritas

21

aktualisasi melalaui

aplikasi zoom

Harmonis: dalam melakukan

konsultasi saya akan menciptakan

kondisi lingkungan yang kondusif dan

saling menghargai

Kolaboratif: dalam melakukan

konsultasi saya akan menerima

masukandansarandanterbukauntuk

bekerja sama

Adaptif: dalam melakukan konsultasi

saya akan bertindak proaktif

Loyal: dalam melakukan konsultasi

sayaakanmenjaganamabaiksesama

ASN dan pimpinan

3) Akuntabel: saya akan melaksanakan

tugas sosialisasi dengan jujur, bertanggung jawab, cermat dan

disiplin

Kompeten: saya akan memaparkan

materi sosialisasi dengan kualitas

terbaik

22

4 Monitoring dan evaluasi

pemasangan jalur

triase di Instalasi

Gawat Darurat RSUP

Dr.Hasan Sadikin

Bandung

1) Membuat instrumentevaluasi

pemasangan jalur triase

2) Konsultasi dengan mentor dan kepala

ruangan IGD

terkait instrument evaluasi

pemasangan jalur triase

1) Terwujudnya instrument evaluasi pemasangan

jalur triase

2) Disetujuinya instrument evaluasi pemasangan jalur triase

3) Terlaksananya pelaksanaan evaluasi

Harmonis: dalam melakukan

sosialisasi saya akan membangun

lingkungan yang kondusif

Kolaboratif: dalam melakukan

sosialisasi saya akan terbuka dalam

bekerja sama dan memberi

kesempatan berbagai pihak untuk

berkontribusi

1) Kompeten: saya akan membuat

instrument evaluasi dengan kualitas

terbaik

Kolaboratif: dalam membuat

instrumentevaluasi sayaakanterbuka

dalam bekerja sama

Adaptif: dalam membuat instrument

evaluasi saya akan terus berinovasi

dan mengembangkan kreativitas

2) Berorientasi Pelayanan: dalam

melakukan konsultasi saya akan

bersikap ramah

Sejalan dengan visi

RSHS “Terwujudnya

Indonesia Maju yang

Berdaulat, Mandiri dan

Berkepribadian,Berland

askan Gotong Royong”

dan misi RSHS

mewujudkan kualitas

hidup manusia

Indonesia yang tinggi

maju dan sejahtera

Nilai Pamingpin Pituin

Penguatan nilai pada kepemimpinan, profesionalisme, inovatif, tulus, unggul dan berintegritas

23

3) Melakukanevaluasi

pemasangan jalur triase

pemasangan jalur triase

Harmonis: dalam melakukan

konsultasi saya akan menciptakan

kondisi lingkungan yang kondusif dan

saling menghargai

Kolaboratif: dalam melakukan

konsultasi saya akan menerima

masukandansarandanterbukauntuk

bekerja sama

Adaptif: dalam melakukan konsultasi

saya akan bertindak proaktif

Loyal: dalam melakukan konsultasi

sayaakanmenjaganamabaiksesama

ASN dan pimpinan

3) Berorientasi Pelayanan: dalam

melakukan evaluasi saya akan

melakukan perbaikan jika terdapat

kesalahan

Akuntabel: saya akan melaksanakan

tugas evaluasi dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, dan

disiplin

24

Harmonis: dalam melaksanakan

evaluasi saya akan menciptakan

lingkungan kerja yang kondusif

Kolaboratif: dalam melakukan

evaluasi saya akan terbuka dalam

bekerja sama

Adaptif: dalam melaksanakan

evaluasi saya akan terus berinovasi

dan mengembangkan kreativitas

25

4.

4.2. Penjadwalan

Permintaanpersetujuanoleh

mentor dan atasan terkait

rancangan aktualisasi

optimalisasi

Pemasangan jalur triase

pada masing-masing

ruangan IGD

Sosialisasi sistem triase dan

hasil kegiatan aktualisasi

dengan petugas IGD

Monitoring dan evaluasi

pemasangan jalur triase di

Instalasi Gawat Darurat

RSUP Dr.Hasan Sadikin

Bandung

26
No Kegiatan Waktu Juli Agustus 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Tabel 7. Jadwal Kegiatan Aktualisasi 1 2. 3.

DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Habituasi: Modul Pelatihan

dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III. Jakarta:Lembaga Administrasi

NegaraRepublikIndonesia.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2019. Analisis Isu Kontemporer:

Modul Pelatihan dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II dan III. Jakarta:

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

27

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.