BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara mempunyai peran yang amat penting dalam rangka menciptakan masyarakat yang taat hukum, berperadaban modern, demokratis, makmur, adil, dan bermoral tinggi dalam menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat secara adil dan merata, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan penuh kesetiaan kepada Pancasila dan Undang Undang Dasar Tahun 1945. Kesemuanya itu dalam rangka mencapai tujuan yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia.
Berbagai tantangan yang dihadapi oleh aparatur sipil negara dalam mencapai tujuan tersebut semakin banyak dan berat, baik berasal dari luar maupun dalam negeri yang menuntut aparatur sipil negara untuk meningkatkan profesionalitasnya dalam menjalankan tugas dan fungsinya serta bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara mengamanatkan Instansi Pemerintah Untuk wajib memberikan Pendidikan dan Pelatihan terintegrasi bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) selama satu (satu) tahun masa percobaan. Tujuan dari Pelatihan terintegrasi ini adalah untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggungjawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Pembelajaran dalam Pelatihan Dasar CPNS terdiri atas empat agenda yaitu Agenda Sikap Perilaku Bela Negara, Agenda Nilai-Nilai Dasar PNS, Agenda Kedudukan dan Peran PNS untuk mendukung terwujudnya SmartGovernancesesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan dan Agenda Habituasi.
Dalam sistem pembelajaran Pelatihan Dasar Calon PNS pada kurikulum yang menekankan pada pembentukan karakter PNS, setiap peserta pelatihan dituntut untuk mampu mengaktualisasikan substansi materi pembelajaran yang telah dipelajari melalui proses pembiasaan diri yang difasilitasi dalam pembelajaran agenda Habituasi. Aktualisasi merupakan suatu proses yang bertujuan untuk mengimplementasikan nilai dasar ASN secara nyata, sesuai dengan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) di unit kerja masing-masing. Kemampuan dan kepekaan ASN dalam mengidentifikasi dan menelaah isu yang sedang berkembang di lingkungan kerja menjadi faktor penting dalam proses ini.
1
Substansi Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL) adalah salah satu unit pada instasni BBTKLPP yang ikut andil dalam menyelenggarakan program kerja instansi. Seorang sanitarian akan berkontribusi dalam kegiatan substansi tersebut dengan tugas jabatan fungsional seperti melakukan pelayanan kesehatan lingkungan melalui upaya penyehatan media lingkungan; pengamanan limbah, sampah, zat kimia berbahaya, pestisida, dan radiasi; pengendalian faktor risiko lingkungan vektor dan binatang pembawa penyakit; penyelenggaraan kesehatan lingkungan dalam keadaan tertentu; serta manajemen kesehatan lingkungan.
Berdasarkan hal itu penulis melakukan environmentalscanningdi satuan kerja yaitu pada Substansi Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL) dalam mengidentifikasi isu. Setelah berdiskusi kepada mentor dan rekan- rekan sanitarian didapatkan beberapa isu, kemudian isu tersebut di lakukan penapisan sehingga akan muncul satu isu utama yaitu tentang penggunaan kuisioner yang masih menggunakan kertas pada kegiatan pengumpulan data di substansi ADKL. Pengumpulan data dengan menggunakan kertas memiliki dampak seperti akan menumpuknya penyimpanan rekaman berkas kuisioner dalam bentuk fisik dan juga ada resiko berkas yang hilang atau tercecer jika sewaktu ada penelusuran berkas serta tidak efisien waktu karena duplikasi penginputan data.
Oleh karena itu penulis memiliki gagasan yang dapat diterapkan dalam mengatasi permasalahn tersebut. Gagasan itu dapat berupa penggunaan media teknologi, dalam hal ini penulis memanfaatkan google form sebagai inovasi dalam mengganti penggunaan kertas. Pemanfaatan teknologi ini juga mendukung perwujudan SMART ASN khususnya dalam penguasaan media digital. Sehingga pada kegiatan aktualisasi penulis mengangkat isu utama untuk diselesaikan dengan menerapkan gagasan kreatif yang berjudul “Pemanfaatan Google Form dalam
Pengisian Kuisioner Sebagai Inovasi Paperless pada Kegiatan Substansi Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan BBTKLPP Banjarbaru Tahun 2022” agar isu tersebut dapat diselesaikan dan meningkatkan kinerja pada substansi
ADKL. Pada kegiatan ini juga CPNS diharapkan mampu menginternalisasi, menerapkan dan mengaktualisasi nilai-nilai BerAKHLAK serta membuatnya menjadi kebiasaan (habituasi) sesuai materi yang sudah diajarkan.
2
1.2Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
1) Peserta mampu mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN “BerAKHLAK” yaitu Berorientas pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif
2) Menerapkan dan mengimplementasikan kedudukan dan Peran dalam berkontribusi dalam memperkuat visi dan misi organisasi.
1.2.2 Tujuan Khusus
Tujuan Khusus dari hasil aktualisasi ini adalah Pemanfaan Google Form dalam
Pengisian Kuisioner Sebagai Inovasi Paperlesspada Kegiatan Substansi Analisis
Dampak Kesehatan Lingkungan BBTKLPP Banjarbaru.
1.3 Manfaat
1.3.1. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan dan wawasan khususnya nilai-nilai dasar ASN
“BerAKHLAK” serta dapat mengetahui kedudukan dan Peran ASN sehingga dapat
menerapkan dalam kegiatan sehari-hari .
1.3.2. Bagi Balai Pelatihan Kesehatan Cikrarang
Membantu kegiatan pembelajaran kepada Calon Pegawai Negeri Sipil
berikutnya guna meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta dapat
menambah bahan kepustakaan Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang untuk
meningkatkan mutu program pendidikan Calon Pegawai Negeri Sipil angkatan
selanjutnya
1.3.3 Bagi Instansi BBTKLPP Banjarbaru
Menciptakan pegawai yang memiliki nilai-nilai dasar ASN “BerAKHLAK”sehingga
suasana kerja menjadi lebih kondusif. Selain itu dapat memberikan bahan
masukan dan usulan untuk melakukan perbaikan ke arah yang lebih baik, khususnya tentang penerapan nilai-nilai dasar ASN “BerAKHLAK”.
3
BAB II PROFIL INSTANSI DAN PESERTA
2.1.Profil Instansi
2.1.1.Sejarah Singkat BBTKLPP Banjarbaru
Drs. H. Gusti Hasan Aman, pada tahun 1998; yang pada saat itu menjabat sebagai Gubernur KDH Tk. I Provinsi Kalimantan Selatan, meresmikan Gedung
Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL) Banjarmasin dengan wilayah kerja regional Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 392/MENKES/SK/IV/1998. BTKL Banjarmasin inilah yang menjadi cikal bakal BBTKLPP Banjarbaru yang ada sekarang.
Lahirnya BTKL Banjarmasin merupakan jawaban konkrit atas munculnya permasalahan kesehatan lingkungan dan penyakit berbasis lingkungan yang ada di regional Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Pada
Tahun 2004, Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL) Banjarmasin berubah
menjadi Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular (BTKL PPM) Kelas 1 Banjarbaru. Hal ini berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan
RI Nomor 267/MENKES/SK/III/2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis di Bidang Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan
Penyakit Menular.
Pada Tahun 2008, Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan
Penyakit Menular (BBTKL PPM) Kelas 1 Banjarbaru berubah menjadi Balai Besar
Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular (BBTKL PPM)
Banjarbaru. Hal ini berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
891/MENKES/PER/IX/2008. Pada Tahun 2011 Balai Besar Teknik Kesehatan
Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular (BBTKLPPM) Banjarbaru berubah
menjadi Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Banjarbaru hingga saat ini.
Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2012, Provinsi Kalimantan Utara resmi
terbentuk. Wilayah Provinsi Kalimantan Utara sebelumnya merupakan bagian dari
Provinsi Kalimantan Timur; sehingga wilayah layanan BBTKLPP Banjarbaru
sekarang berubah menjadi 4 provinsi, dengan penambahan Provinsi Kalimantan
Utara. Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit
4
(BBTKLPP) Banjarbaru awal mulanya bernama Balai Teknik Kesehatan Lingkungan
(BTKL) Banjarmasin berlokasi di Jalan Mistar Cokrokusumo No. 2A Banjarbaru
Kalimantan Selatan merupakan lokasi yang strategis untuk menjangkau wilayah layanan.
Dalam sejarah pergantian kepala kantor, saat ini tercatat sudah ada 7 (tujuh) kepala kantor dan satu pejabat sementara di BBTKLPP Banjarbaru yaitu:
a. Aus Al Anhar, SKM. M. Kes (1998-1999)
b. Nordiansyah (1999-2000) Sebagai Pejabat Sementara
c. I Ketut Winasa, SKM (2000 – 2008)
d. Drs. Nanang Besmanto, M. Si (2008-2009)
e. Nandipinta, SKM. M. Epid (2009-2012)
f. Drs. Sri Wahyudhi. M. Kes (2012-2016)
g. Naning Nugrahini, SKM. M.KM (2016 - 2020)
h. Slamet Mulsiswanto, SKM, M. Kes (April 2020 – Februari 2022)
i. Priagung Adhi Bawono, SKM, M.Med,Sc(PH) ( Maret 2022- Sekarang)
5
2.1.2.Sejarah Kepemimpinan
2.1.3.Struktur Organisasi Bbtklpp Banjarbaru
Gambar 2.1 Struktur Organisasi BBTKLPP Banajrbaru
2.1.4.Kemampuan Layanan
Seiring dengan perkembangan teknologi dan munculnya kompetitor, sebagai laboratorium rujukan harus selalu mengikuti setiap perubahan metode
yang mutakhir serta senantiasa mencari inovasi baru guna memberikan kualitas
pelayanan terbaik kepada pelanggan. Sebagai jaminan mutu pelayanan, BBTKLPP
Banjarbaru telah mendapatkan Sertifikat Akreditasi dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) pada tanggal 21 Oktober 2010 untuk laboratorium penguji dengan
menerapkan ISO/IEC 17025:2005. Selanjutnya pada tanggal 30 Oktober 2013, BBTKLPP Banjarbaru mendapatkan sertifikat Registrasi Kompetensi Laboratorium
dari Kementerian Lingkungan Hidup dengan Nomor Registrasi 00065/LPJ/LABLING-
1/LRK/KLH. Pada tanggal 7 Desember 2016 mendapatkan piagam dari Kementerian
Kesehatan, BBTKLPP Banjarbaru mengikuti dan berhasil menyelesaikan program
External Quality Control (EQC) 2016 untuk pemeriksaan virus influenza metode RT
PCR dalam rangka penguatan jejaring laboratorium EmergingInfectious Disease
(EID) dengan hasil memuaskan. Selanjutnya sesuai dengan surat nomor:
6669.a/4.a2/LP/11/2017 tanggal 23 November 2017 hasil keputusan rapat KAN
memutuskan bahwa BBTKLPP Banjarbaru direkomendasikan sebagai laboratorium
lingkungan. BBTKLPP Banjarbaru teregistrasi sebagai Laboratorium Lingkungan mendapatkan persetujuan perpanjangan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: 00065/LPJ/Labling-1/LRK/KLHK dengan masa akhir sampai 31 Maret 2024
2.2.Visi
dan Misi
Dalam rangka mencapai terwujudnya Visi Presiden yakni :
“Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”
maka telah ditetapkan 9 (sembilan) Misi Presiden 2020-2024, yakni :
1) Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia,
2) Penguatan Struktur Ekonomi yang Produktif,
3) Mandiri dan Berdaya Saing,
4) Pembangunan yang Merata dan Berkeadilan,
5) Mencapai Lingkungan Hidup yang Berkelanjutan,
6
6) Kemajuan Budaya yang Mencerminkan Kepribadian Bangsa,
7) Penegakan Sistem Hukum yang Bebas Korupsi, Bermartabat, dan Terpercaya,
8) Perlindungan bagi Segenap Bangsa dan Memberikan Rasa Aman pada Seluruh Warga,
9) Pengelolaan Pemerintahan yang Bersih, Efektif, dan Terpercaya dan Sinergi Pemerintah Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan.
Guna mendukung peningkatan kualitas manusia Indonesia, termasuk penguatan struktur ekonomi yang produktif, mandiri dan berdaya saing, Kementerian Kesehatan telah menjabarkan Misi Presiden Tahun 2020-2024, melalui Menurunkan angka kematian ibu dan bayi, Menurunkan angka stuntingpada balita, Memperbaiki pengelolaan Jaminan Kesehatan Nasional dan Meningkatkan kemandirian dan penggunaan produk farmasi dan alat kesehatan dalam negeri.
BBTKLPP Banjarbaru sebagai unit pelaksana teknis dibawah Direktorat Jenderal
Pencegahan dan Pengendalian penyakit mendukung pelaksanaan penjabaran visi misi presiden yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan.
2.3.Nilai-Nilai Organisasi
Nilai-nilai organisasi merujuk ke nilai kementerian Kesehatan antara lain :
1) Pro Rakyat
a) Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, Kemenkes selalu mendahulukan kepentingan rakyat dan harus menghasilkan yang terbaik untuk rakyat.
b) Diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi setiap orang adalah salah satu hak asasi manusia tanpa membedakan suku, golongan, agama dan status sosial ekonomi.
2) Inklusif
a) Semua program pembangunan kesehatan harus melibatkan semua pihak, karena pembangunan kesehatan tidak mungkin hanya dilaksanakan oleh Kemenkes saja.
b) Seluruh komponen masyarakat harus berpartisipasi aktif, yang meliputi lintas sektor, organisasi profesi, organisasi masyarakat, pengusaha, masyarakat madani dan masyarakat akar rumput.
7
3) Responsif
a) Program kesehatan harus sesuai dengan kebutuhan dan keinginan rakyat, serta tanggap dalam mengatasi permasalahan di daerah, situasi kondisi setempat, sosial budaya dan kondisi geografis.
b) Faktor-faktor tersebut menjadi dasar dalam mengatasi permasalahan kesehatan yang berbeda-beda, sehingga diperlukan penanganan yang berbeda pula.
4) Efektif
Program kesehatan harus mencapai hasil yang signifikan sesuai target yang telah ditetapkan dan bersifat efisien.
5) Bersih
Penyelenggaraan pembangunan kesehatan harus bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), transparan dan akuntabel.
2.4.Tugas Pokok dan Fungsi
2.4.1.Tugas Pokok Dan Fungsi BBTKLPP
Sesuai dengan Permenkes RI Nomor 78 Tahun 2020 tetang Organisasi dan Tata Kerja BBTKLPP mempunyai tugas melaksanakan surveilans epidemiologi, kajian dan penapisan teknologi, laboratorium rujukan, kendali mutu, kalibrasi, pendidikan dan pelatihan, pengembangan model dan teknologi tepat guna, kewaspadaan dini dan penanggulangan kejadian luar biasa (KLB) di bidang pengendalian penyakit dan kesehatan lingkungan serta kesehatan matra. Dalam
melaksanakan tugas, Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian
Penyakit Banjarbaru menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
UPT Bidang Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan surveilans epidemiologi;
b. pelaksanaan Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL);
c. pelaksanaan laboratorium rujukan;
d. pelaksanaan pengembangan model dan teknologi tepat guna;
e. pelaksanaan uji kendali mutu dan kalibrasi;
f. pelaksanaan penilaian dan respon cepat, kewaspadaan dini dan penanggulangan KLB/wabah dan bencana;
8
g. pelaksanaan surveilans faktor risiko penyakit tidak menular;
h. pelaksanaan pendidikan dan pelatihan;
2.4.2.Tugas Jabatan Fungsional Tenaga Sanitasi Lingkungan
Sesuai dengan Permenpan RB Nomor 71 Tahun 2021 tentang Tugas Jabatan Fungsional Tenaga Sanitasi Lingkungan yaitu melakukan pelayanan kesehatan lingkungan melalui upaya penyehatan media lingkungan; pengamanan limbah, sampah, zat kimia berbahaya, pestisida, dan radiasi; pengendalian faktor risiko lingkungan vektor dan binatang pembawa penyakit; penyelenggaraan kesehatan lingkungan dalam keadaan tertentu; serta manajemen kesehatan lingkungan. Uraian kegiatan tugas jabatan fungsional Tenaga Sanitasi Lingkungan kategori Ahli Pertama, meliputi:
1) Melakukan identifikasi bahaya parameter media lingkungan dari aspek fisik, kimia dan biologi
2) Melakukan pemetaan distribusi frekuensi kualitas media lingkungan berdasarkan parameter fisik, kimia dan biologi pada skala wilayah dan/ atau Kawasan
3) Melakukan identifikasi faktor risiko media lingkungan dari aspek fisik, kimia dan biologi
4) Menyiapkan rancangan rekomendasi dan rencana tindak lanjut hasil analisis dan pemetaan kualitas media lingkungan
5) Melakukan analisis data dan hasil uji laboratorium berdasarkan parameter fisik, kimia dan biologi media lingkungan
6) Melakukan Analisis distribusi frekuensi masyarakat berisiko media lingkungan
7) Menyiapkan materi media Komunikasi penyebaran informasi dan edukasi (KIE) kualitas media lingkungan, dalam rangka komunikasi risiko
8) Menyusun materi media Komunikasi, penyebaran informasi dan edukasi jejaring kerja dan kemitraan dalam rangka peningkatan kualitas media lingkungan
9) Menyusun materi media komunikasi, penyebaran informasi, edukasi pemberdayaan masyarakat dalam peningkatan kualitas media lingkungan
10)Melakukan identifikasi masalah KIE dan bimbingan teknis kesehatan lingkungan dalam perlindungan Kesehatan masyarakat
11)Menyusun perumusan masalah KIE sebagai bahan penyusunan rekomendasi hasil pelaksanaan KIE
9
12)Menyusun rancangan dokumen pemantauan dan pengelolaan lingkungan dalam rangka kajian dampak lingkungan
13)Melakukan identifikasi bahaya parameter limbah dari aspek fisik, kimia dan biologi
14)Melakukan pemetaan hasil analisis data vektor dan binatang pembawa penyakit pada wilayah dan Kawasan
15)Menyiapkan bahan rekomendasi hasil pemetaan dan pengamatan vektor dan binatang pembawa penyakit.
16)Melakukan penilaian cepat kualitas kesehatan lingkungan pada kondisi matra
17)Menyiapkan bahan penyusunan rencana kegiatan program peningkatan kesehatan lingkungan pada kondisi matra
18)Melakukan penilaian cepat kualitas kesehatan lingkungan pada kondisi dampak perubahan iklim dan ancaman global
19)Melakukan penyelidikan/investigasi KLB penyakit berbasis lingkungan
20)Menyiapkan bahan penyusunan rencana kegiatan program peningkatan kesehatan lingkungan pada kondisi dampak perubahan iklim dan ancaman global
21)Melakukan studi pustaka sebagai bahan penyusunan rancangan kebijakan teknis
22)Menyiapkan bahan dan materi pokokpokok kegiatan dalam penyusunan kebijakan teknis
2.5.Profil Peserta dan Tugas Jabatan Peserta
Nama : Musyarrofah, S.Tr.KL
Tempat/Tanggal Lahir : Banjarbaru, 27 Juni 1995
NIP : 199506272022032003
Pangkat/ Golongan : Penata Muda / IIIa
Jabatan : Sanitarian Ahli Pertama
Unit Kerja : Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan
Pengendalian Penyakit Banjarbaru
Instansi : Kementerian Kesehatan
10
Dalam pelaksanaan aktualisasi, peserta diklat mengacu kegiatan dalam Sasaran Kinerja
Pegawai (SKP), berikut SKP pada tahun 2022 yaitu:
1) Melakukan identifikasi bahaya paremeter aspek fisik, kimia dan biologi
2) Melakukan analisis data dan hasil uji dan uji laboratorium berdasarkan fisik, kimia dan biologi media lingkungan
3) Melakukan identifikasi faktor risiko media lingkungan dari asepk fisik, kimia, dan biologi
4) Menyiapkan materi media KIE kualitas media lingkungan, dalam rangka komunikasi risiko
5) Menyiapkan materi media KIE pemberdayaan masyarakat, dalam peningkatan kualitas media lingkungan
6) Melakukan identifikasi bahaya parameter limbah dari aspek fisik, kimia dan biologi
7) Melaksanakan pengembangan kapasitas ASN 20 JPL
11
BAB III
ANALISIS ISU DALAM PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1.Identifikasi dan Analisis Isu Aktual
3.1.1.Identifikasi Isu
Berdasarkan hasil observasi dan diskusi serta tukar wawasan dengan rekan kerja maupun Subkoordinator pada Substansi dan diperkuat dengan arahan mentor terhadap permasalahan yang dirasakan maka diperoleh beberapa isu strategis pada Substansi Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan BBTKLPP Banjarbaru. Isu-isu yang telah teridentifikasi tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini ;
1. Belum adanya pemilahan sampah khusus B3 perkantoran karena tidak tersedia tempat sampah khusus B3 perkantoran pada BBTKLPP Banjarbaru tahun 2022.
Saat ini BBTKLPP Banjarbaru melakukan pengelolaan limbah dan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) untuk kegiatan laboratorium dan juga sampah kegiatan perkantoran. Kegiatan ini berkaitan dengan tusi jabatan fungsional sanitarian melakukan pengamanan limbah, sampah, zat kimia berbahaya. Untuk pengelolaan limbah B3 kegiatan di laboratorium sudah dilaksanakan pengumpulan dari berbagai sumber instalasi laboratorium dan setelah dikumpulkan akan di serahkan ke pihak ketiga sebagai perusahaan pengelolaan akhir limbah B3 Sedangkan untuk hasil dari kegiatan perkantoran saat ini sudah dilakukan pemilahan berupa pemisahan pada bak sampah organik, nonorganik dan limbah APD harian, akan tetapi belum ada Tempat sampah khusus untuk pengumpulan sampah B3 kantor. Dalam kegiatan perkantoran pasti akan menghasilkan sampah B3 seperti seperti baterai bekas, bekas lampu, catridge printer dan lainnya yang mana hal ini tentunya memiliki dampak negatif terhadap kesehatan manusia serta lingkungan akibat sifat-sifat yang dimiliki senyawa tersebut.
2. Pengisian kuisioner dalam pengumpulan data lapangan masih menggunakan kertas pada kegiatan substansi ADKL BBTKLPP Banjarbaru tahun 2022.
Dalam pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh Substansi ADKL ada beberapa metode dalam pengumpulan data hasil kegiatannya yaitu data primer
12
dalam bentuk hasil pemeriksaan lapangan maupun hasil pemeriksaan laboratorium serta pengumpulan data primer menggunakan instrumen dalam bentuk kuisioner . Dalam pengumpulan data menggunakan instrumen kuisioner harus melakukan pengumpulan data kepada responden dalam bentuk wawancara maupun pengamatan kualitas lingkungan (inspeksi kesehatan lingkungan). Pada tahun anggaran 2022 Substansi ADKL melaksanakan 2 kegiatan utama yang menggunakan instrumen kuisioner dalam pengumpulan data kegiatan selain menggunakan metode analisa kualitatif berbasis laboratorium. Saat ini dilakukan pengumpulan data lapangan masih dengan formulir atau kuisioner menggunakan kertas sebagai media. Penggunaan kuisioner akan berdampak pada penyimpanan dokumen atau berkas dalam bentuk fisik yang disusun akan menumpuk, adanya resiko rekaman kuisioner yang hilang atau tercecer dan adanya duplikasi dalam penginputan data. Seiring dengan berkembangnya teknologi yang semakin canggih harusnya segala kegiatan dapat menyesuaikan perkembangan teknologi, selain itu juga dalam penggunaan teknologi akan meningkatkan efektivitas kerja karena dapat menghemat waktu dan tenaga serta akan menghemat pemakaian kertas. Isu ini untuk meningkatkan kinerja dan mendukung dalam kegiatan tusi sanitarian dalam melakukan pengumpulan data kualitas media lingkungan.
3. Belum dilakukan pemetaan distribusi frekuensi kualitas air bersih dan air minum pada wilayah BBTKLPP Banjarbaru Tahun 2021-2022.
Substansi ADKL memiliki kegiatan analisa data laboratorium kualitas air pada wilayah layanan, data tersebut didapat dari hasil pengujian sampel pelanggan dan dari program kegiatan substansi. Analisis data laboratorium saat ini masih berupa tabulasi dan grafik perparameter serta analisis baku mutu. Kegiatan ini adalah kegiatan rutin yang dilakukan seluruh BBTKLPP. Pada
BBTKLPP Banjarbaru sudah melakukan kegiatan pengumpulan data kualitas air sejak tahun 2019 sampai dengan sekarang, akan tetapi sampai saat BBTKLPP
Banjarbaru belum melakukan pemetaan kualitas air minum dan air bersih di wilayah layanan BBTKLPP Banjarbaru. Salah satu tusi sanitarian adalah melakukan pemetaan distribusi frekuensi kualitas media lingkungan berdasarkan parameter fisik, kimia dan biologi pada skala wilayah dan atau
Kawasan. Pemetaan ini juga bertujuan untuk memudahkan dalam membaca kualitas air di wilayah layanan dalam satu layer dan pemetaan juga akan
13
memberikan nilai value yang besar kepada instansi.
3.1.2. Penetapan Core Isu
Pemilihan isu utama (core issue) dilakukan dengan menganalisis dan mempertimbangkan tingkat urgensi, keseriusan, dan perkembangan dari isu-isu yang ada antara satu dengan lainnya menggunakan metode USG (Urgency, Seriousness,Growth). Dengan begitu akan didapatkan satu isu utama yang paling tepat menjadi prioritas untuk diselesaikan dibandingkan dengan isu lain Metode USG merupakan cara yang digunakan untuk menetapkan urutan isu strategis dengan teknik scoring.
a. Urgencyatau urgensi, yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau tidak masalah tersebut diselesaikan.
b. Seriousnessatau tingkat keseriusan dari masalah, yakni dengan melihat dampak masalah tersebut terhadap produktifitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan, membahayakan system atau tidak.
c. Growth atau tingkat perkembangan masalah yakni apakah masalah tersebut berkembang sedemikian rupa sehingga sulit untuk dicegah.
Berikut adalah tabel matrik penilaian kualitas isu:
Tabel 3.1 Matrik Penetapan Core Isu Dengan Analisis USG
Belum adanya pemilahan sampah khusus B3 perkantoran karena tidak tersedia tempat sampah khusus B3 perkantoran pada BBTKLPP Banjarbaru tahun 2022
Pengisian kuisioner dalam pengumpulan data lapangan masih menggunakan kertas pada kegiatan substansi ADKL BBTKLPP Banjarbaru tahun 2022. 4
Belum dilakukan pemetaan distribusi frekuensi kualitas air bersih dan air minum pada wilayah BBTKLPP
Banjarbaru Tahun 2021-2022. 3 3 3 9 III
*Keterangan :
Interval penentuan prioritas
5 = sangat mendesak/gawat dan dampak
4 = mendesak/gawat dan dampak
3 = cukup mendesak/gawat dan dampak
2 = tidak mendesak/gawat dan dampak
1 = sangat tidak mendesak/gawat dan dampak
14
ISU U S G JML Prioritas
4 3 3 10
II
4 3
11 I
Berdasarkan hasil studi pendahuluan, diskusi bersama sesama mentor serta Penanggung Jawab kegiatan, maka disimpulkan beberapa pertimbangan
dengan penapisan isu dengan menggunakan USG yang disusun bersama diperoleh
satu isu dengan poin urgensi, keseriusan, dan kemungkinan berkembangnya isu
yang lebih tinggi dibandingkan dua isu lainnya. Analisis terpilihnya menjadi isu utama dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
ISU U S G
Belum adanya
pemilahan
sampah khusus
B3 perkantoran
karena tidak
tersedia tempat
sampah khusus
B3 perkantoran
pada BBTKLPP
Banjarbaru tahun
2022
Pengisian kuisioner dalam
pengumpulan
data lapangan masih
menggunakan
kertas pada
kegiatan
substansi ADKL
BBTKLPP
Banjarbaru tahun 2022.
Belum dilakukan pemetaan distribusi frekuensi kualitas
air bersih dan air
minum pada
wilayah BBTKLPP
Banjarbaru
Tahun 20212022.
Mendapatkan point 4
(mendesak) karena
merupakan bahan
B3 yang memiliki
dampak negative
terhdap kesehatan
Mendapatkan point 3
(cukup) karena
bukan limbah
kategori yang mudah
terbakar dsb. Tetapi limbah yang mengandung senyawa B3.
Mendapatkan point 3
(cukup) karena untuk
limbah dengan kategori
mudah meledak dsb
(limbah lab) sudah
ditangani, kemudian untuk volume limbah
B3 perkantoran juga tidak meningkat dengan signifikan
Mendapatkan point 4
(mendesak) karena sangat mendukung dalam kegiatan subs ADKL dan saat ini kegiatan rutin dilakukan
Mendapatkan point 4 (mendesak) karena berpengaruh ke produktivitas kerja dan efisien waktu
Mendapatkan point 3
(cukup) karena saat ini responden masih sedikit. Tetapi akan berdampak positif nanti apabila jumlah responden akan meningkat
Mendapatkan point 3 (cukup) karena hasil analisa sudah berbentuk tabulasi . tetapi hanya saja
belum dipetakan
Mendapatkan point 3 (cukup) karena data yang didapat hanya berupa sampel
pelanggan yang masuk ke laboratorium dan penyebaran wilayahnya tidak merata.
Mendapatkan point 3 (cukup) karena analisa data sudah berupa tabulasi sehingga pemetaan hanya memudahkan dalam membaca hasil.
15
Tabel 3.2
Identifikasi Penapisan Isu dengan Teknik USG
Berdasarkan hasil analisis menggunakan metode USG, dapat dilihat bahwa isu nomor 2 yaitu “Pengisian kuisioner dalam pengumpulan data lapangan masih menggunakan kertas pada kegiatan substansi ADKL BBTKLPP Banjarbaru tahun 2022.” mendapatkan skor tertinggi dengan perolehan 11 poin, sehingga isu tersebut ditetapkan sebagai isu utama yang menjadi prioritas untuk dipikirkan solusi pemecahannya.
3.1.3. Analisis Penyebab Isu
Melihat dampak isu dalam kegiatan tersebut, maka dalam menganalisis isu ini penulis mengidentifikasi kemungkinan penyebab masalah dengan menggunakan teknik fishbone.Diagram fishboneakan mengidentifikasi masalah berdasarkan method, man, materialdanmachine.
Material
Belum ada keharusan dari instansi
Penggunaan sistem dirasa belum urgent
Belumadanya aturandantata carapenggunaan sistemtersebut dalampengisian kuisioner surveilandan factorresiko
Methode
Masih terbiasa secara manual
Belum merasa perlu menggunakan sistem
Belum ada sistem atau aplikasi yang dibuat untuk pengisian kuisioner di substasni ADKL
Machine
Pengisian kuisioner dalam pengumpulan data lapangan masih menggunakan kertas pada kegiatan substansi ADKL BBTKLPP Banjarbaru tahun 2022
3.2.Keterkaitan Penyebab Isu dengan Kedudukan dan Peran PNS untuk
Mendukung Terwujudnya SmartGovernance
UU tentang ASN menyatakan bahwa tugas dan fungsi PNS selain sebagai Pembuat dan Pelaksana Kebijakan Publik dan Perekat Pemersatu Bangsa juga berperan
sebagai Pelayan Publik. Sebagai pelayan publik ASN harus memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas. Hal ini membuat PNS dituntut untuk bekerja
lebih maksimal lagi dalam menyikapi kemajuan jaman. Dalam menyikapi
16
Gambar 3.1 Diagram fishbone
Man
perkembangan global, maka PNS di era Revolusi Industri, tidak lagi hanya bersikap statis tetapi juga dinamis, tidak takut pada kemajuan teknologi tetapi perlu mampu menguasai, mengatur dan mengendalikan teknologi, terutama teknologi informasi. Jika hal ini diabaikan maka pekerjaan yang dilakukannya akan tertinggal atau tidak efektif.
3.3.Gagasan Pemecahan Isu
Berdasarkan isu yang telah dipaparkan maka dapat dibuat gagasan kreatif yang diusulkan untuk menyelesaikan isu tersebut adalah “Pemanfaatan Google
Form dalam Pengisian Kuisioner Sebagai Inovasi Paperlesspada Kegiatan
Substansi Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan BBTKLPP Banjarbaru
Tahun 2022”. Gagasan tersebut diuraikan dalam beberapa kegiatan seperti dibawah
ini :
Isu Penyebab Dampak Rekomendasi
Pengisian kuisioner dalam
pengumpulan data lapangan masih
menggunakan kertas pada kegiatan substansi ADKL
BBTKLPP
Banjarbaru tahun
2022
•Penggunaan sistem dirasa belum urgent Belum ada keharusan Dari instansi
•Masih terbiasa secara manual Belum merasa perlu menggunakan sistem
•Belum ada sistem atau aplikasi yang dibuat untuk pengisian kuisioner di substasni ADKL
•Belum adanya aturan dan tata cara penggunaannya
• Berpengaruh
terhadap efektifitas dan efisiensi kerja
• Berpengaruh
terhadap efektifitas dan efisiensi kerja
• Tidak bisa menggunakan teknologi untuk pengisian kuisioner
• Petugas belum memahami cara penggunaannya
• Meminta arahan dan persetujuan pimpinan untuk penerapan sistem google form
• Sosialisasi cara penggunaan dan penerapan pada kegiatan berikutnya
• Membuat aplikasi/sistem online google form
• membuat panduan penggunaannya
17
Tabel 3.3 Rekomendasi Pemecahan Isu
BAB IV
RANCANGAN AKTUALISASI
4.1.Rancangan Aktualisasi Nila-Nilai Dasar ASn
Nama : Musyarrofah, S.Tr.KL
Jabatan : Sanitarian Ahli Pertama
Unit Kerja : Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian penyakit Banjarbaru
Identifikasi Isu : Berdasarkan pada masalah yang ada dan dirasakan adanya hal yang bisa diperbaiki atau ditingkatkan, dalam
pelaksanaan tugas jabatannya didapatkan list isu sebagai berikut :
1. Belum adanya pemilahan sampah khusus B3 perkantoran karena tidak tersedia tempat sampah khusus B3 perkantoran pada BBTKLPP Banjarbaru tahun 2022.
2. Pengisian kuisioner dalam pengumpulan data lapangan masih menggunakan kertas pada kegiatan substansi
ADKL BBTKLPP Banjarbaru tahun 2022.
3. Belum dilakukan pemetaan distribusi frekuensi kualitas air bersih dan air minum pada wilayah BBTKLPP
Banjarbaru Tahun 2021-2022.
Isu yang Diangkat : Berdasarkan list isu dan teknik berpikir yang digunakan, disimpulkan isu “Pengisian kuisioner dalam pengumpulan data lapangan masih menggunakan kertas pada kegiatan substansi ADKL BBTKLPP Banjarbaru tahun 2022”.
dampak jika isu tidak segera dipecahkan akan menyebabkan :
a. Menggunakan kuisioner berupa hardcopy berpotensi bisa hilang atau adanya kesalahan dalam penginputan data karena kemungkinan keliru dalam pembacaan kalimat pada teks yang ditulis tangan pada kuisioner.
18
b. Memperlambat waktu analisa karena harus melakukan penginputan manual atau menyalin data dari
hardcopy kuisioner ke dalam rekapan.
c. Pembororsan dalam penggunaan kertas karena mencetak kuisioner yang banyak.
Gagasan Pemecahan Isu : Pemanfaatan Google Form dalam Pengisian Kuisioner Sebagai Inovasi Paperless pada Kegiatan Substansi
Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan BBTKLPP Banjarbaru Tahun 2022
1.
a. Menyiapkan
rencana kegiatan
kepada koordinator substansi Analisis
Dampak Lingkungan dan kepada penanggung jawab kegiatan
Bahan diskusi
rencana kegiatan dengan atasan dan penanggung
jawab kegiatan
Bahan diskusi berupa list kegiatan yang akan dilaksanakan berserta jadwalnya
Didalam pengerjaan penulisan ini harus
menyiapkan bahan diskusi dengan ketelitian
dan kecermatan sehingga mendapatkan hasil dengan kualitas terbaik (akuntabel; kompeten)
Diangkatya isu ini sebagai salah satu perwujudan smart ASN dan mendukung
penggunaan
Kegiatan ini mendukung Nilai Organisasi kementerian Kesehatan yaitu: pro rakyat, inklusif,
19
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Kontribusi Terhadap Visi-Misi Organisasi Penguatan Nilai Organisasi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Tabel 4.1 Matriks Rancangan Aktualisasi
Mengkoordinasikan
2.
aplikasi/sistem online google form
b. Melakukan konsultasi mengenai rencana kegiatan aktualisasi
Catatan dan
dari
dan
Foto dokumentasi
Dalam kegiatan ini saya menyampaikan rencana kegiatan dengan ramah dan solutif
serta menerima masukan guna melakukan
perbaikan agar lebih baik (berorientasi pelayanan). Berkonsultasi adalah sebagai
bentuk Kerjasama dengan atasan dalam pelaksanaan kegiatan ini. (Kolaboratif)
teknologi di era revolusi industri serta sesuai
dengan visi
Terwujudnya
Indonesia
responsif dan Efektif
c.
saran dan arahan dari mentor
Mempelajari prosedur
pembuatan google form
Perbaikan sesuai arahan mentor
Setelah konsultasi saya diberikan saran dan arahan oleh atasan maka saya akan
melakukan perbaikan dan harus cepat menyesuaikan jika perubahan atau revisi (Adaptif) agar terwujud hasil yang terbaik (Kompeten).
Maju dan misi untuk peningkatan
kualitas
manusia indonesia
Telah mampu
untuk membuat
google form dan pengaplikasiannya
Dalam tahapan ini saya belajar untuk meningkatkan kompetensi dalam media
digital untuk dapat menyesuaikan diri menghadapi perubahan di era revolusi
industri (beorientasi pelayanan, kompeten, Adaptif)
Diangkatya isu inisebagai salah satu perwujudan smart ASN & mendukung
Kegiatan ini mendukung
Nilai Organisasi kementerian Kesehatan
20 No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Kontribusi Terhadap Visi-Misi Organisasi Penguatan Nilai Organisasi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
penanggung
arahan
atasan
jawab kegiatan
Memasukan
Membuat
3. Pendataan kegiatankegiatan yang
menggunakan
kuisioner dan itemitem yang akan
diinput dan melakukan penginputan
b.Membuat link google form. Telah tersedianya link google form.
Pemanfaatan berbagai sumberdaya salah satunya media teknologi sebagai inovasi dalam meningkatkan kinerja (Kolaboratif, Adaptif).
penggunaan teknologi di era revolusi industri
c.Berkonsultasi
dengan mentor
dalam Membuat dan merumuskan
konsep google form
a.Pengumpulan data
kegiatan yang
menggunakan
kuisioner dan
memilah formulir
kuisioner pada
masing-masing
kegiatan
Telah tersedia
konsep yang akan
dimasukkan
dalam google form
Foto dokumentasi
Melakukan konsultasi dengan sopan dan ramah kepada mentor untuk bersamasama membuat konsep google form yang
mudah dipahami sehingga inovasi ini dapat berguna dan berkontribusi untuk meningkatkan kinerja instansi. (Berorientasi pelayanan, loyal dan kolaboratif)
serta sesuai dengan visi
Terwujudnya
Indonesia
Maju dan misi untuk peningkatan
kualitas
manusia
Indonesia
yaitu : pro rakyat , inklusif, responsif dan Efektif
Data kegiatan dan formulir kuisioner yang akan diinput
Dalam tahapan ini mengkomunikasikan
kepada rekan-rekan penanggung jawab
kegiatan dengan sikap sopan, ramah, menghargai dan bekerjasama untuk mengumpulkan kegiatan yang menggunakan
kuisioner (Berorientasi pelayanan, harmonis, kolaboratif)
Diangkatya
isu ini
sebagai
salah satu perwujudan smart ASN dan mendukung
Kegiatan ini mendukung
Nilai Organisasi kementerian
Kesehatan
yaitu : pro rakyat ,
21 No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Kontribusi Terhadap Visi-Misi Organisasi Penguatan Nilai Organisasi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
b.Penginputan datadata yang di butuhkan dalam pembuatan aplikasi google form
c. Uji coba/ simulasi pengisian dan penggunaan ke dalam google form
Data terinput pada sistem google form
Tahapan ini saya kerjakan sungguh-sungguh
dengan kualitas terbaik karena sebagai
bentuk tanggung jawab dalam
penyelesaian kegiatan aktualisasi (Kompeten, Akuntabel)
penggunaan teknologi di era revolusi industri serta sesuai
dengan visi
inklusif, responsif dan Efektif
4. Merancang dan membuat panduan penggunaannya
a.Mendesain panduan penggunaan
Google form berfungsi dengan
baik, bisa diakses, dan seluruh data terinput sesuai
dengan harapan.
Dalam tahapan ini saya melakukan simulasi
penggunaan sehingga dapat melihat
kekurangan agar bisa secepatnya melakukan
perbaikan sehingga hasil akhir mendapatkan
kualitas yang terbaik (Berorientasi
pelayanan, kompeten)
Terwujudnya
Indonesia
Maju dan misi untuk
peningkatan
kualitas
manusia
Indonesia
Draft panduan penggunaan
Dalam tahapan saya mendesain draft panduan
penggunaan dengan format digital dengan
serinci mungkin sehingga dapat membantu
rekan-rekan untuk memahami
penggunaannya (Berorientasi pelayanan, Harmonis, Adaptif,)
Diangkatya isu ini
sebagai
salah satu perwujudan
smart ASN dan mendukung
Kegiatan ini mendukung
Nilai Organisasi kementerian
Kesehatan yaitu : pro rakyat ,
22 No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Kontribusi Terhadap Visi-Misi Organisasi Penguatan Nilai Organisasi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
5. Melakukan sosialisasi
penggunaan dan pengisian google form
b. Konsultasi dengan mentor mengenai draft panduan penggunaan
Draft saran perbaikan Foto dokumentasi
Kemudian saya berkonsultasi dengan
mentor sekaligus atasan saya mengenai draft panduan dan akan saya lakukan perbaikan sesuai dengan arahan mentor (Kolaboratif, Berorientasi pelayanan)
Penggunaan
teknologi di era revolusi industri serta sesuai
dengan visi
Terwujudnya
inklusif, responsif dan Efektif
c.Membuat panduan
penggunaan
a. Menentukan metode dan waktu sosialisasi
penggunaan dan pengisian google form
Tersedia panduan
penggunaan yang siap di sosialisasikan
Dari draft tersebut saya membuat panduan secara terstruktur dan kualitas yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan
sehingga dapat bermanfaat dalam berkontribusi dalam meningkatkan kinerja instansi (Akuntabel, Kompeten, Loyal)
Indonesia
Maju dan misi untuk
peningkatan
kualitas manusia
Indonesia
Metode Sosialisasi dan waktu
pelaksanaan sosialisasi
Melakukan konsultasi metode dan waktu
pelaksanaan dengan mentor mengedepankan
sikap ramah, sopan santun dan mengkomunikasikan kepada rekan-rekan waktu yang tepat sehingga semua dapat
berhadir (Berorientasi pelayanan, harmonis).
Diangkatya isu ini sebagai
salah satu perwujudan smart ASN dan mendukung
Kegiatan ini mendukung
Nilai Organisasi kementerian
Kesehatan yaitu : pro
23 No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Kontribusi Terhadap Visi-Misi Organisasi Penguatan Nilai Organisasi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
6. Menerapkan
penggunaan google form dalam kegiatan pada substansi
ADKL dan evaluasi
penerapan google form
b. Membuat dan menyebarkan undangan sosialisasi penggunaan dan pengisian google form
c. Sosialisasi
penggunaan dan pengisian google form
Undangan sosialisasi
Ke penanggung
jawab kegiatan
dan seluruh staff
di Substansi ADKL
Seluruh peserta
sosialisasi
memahami
penggunaan dan pengisian google form
Dokumentasi
kegiatan
Membuat undangan digital dan menyebarkan undangan tersebut kepada semua pelaksana
kegiatan di substansi ADKL tanpa
membeda-bedakan (Adaptif, Harmonis).
penggunaan teknologi di era revolusi industri
serta sesuai
dengan visi
rakyat , inklusif, responsif dan Efektif
Dalam pelaksanaan sosialisasi saya membuka
kegiatan dengan senyum, salam, sapa dan sopan santun serta melaksanakan sosialisasi
dengan penuh tanggungjawab dan
integritas, dan menerima masukan untuk
menyelaraskan adanya perbedaan sehingga
rekan-rekan dapat antusias terhadap
perubahan ini. (berorientasi pelayanan; akuntabel; kolaboratif, loyal, adaptif)
Terwujudnya
Indonesia
Maju dan misi untuk
peningkatan
kualitas
manusia
Indonesia
a. Menerapkan
penggunaan google form
Data terinput dan tersimpan pada program google form
Dalam melakukan pengumpulan data
dilaksanakan dengan cermat, jujur, dan
penuh tanggung jawab, serta tidak menyebarluaskan kerahasiaan hasil
pengumpulan data kepada pihak luar
(akuntabel; loyal) dan melakukan
komunikasi dengan masyarakat
24 No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Kontribusi Terhadap Visi-Misi Organisasi Penguatan Nilai Organisasi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
a. Melakukan rekap hasil kuisioner Data dalam bentuk rekapan
dalam bentuk
exel dan sebagainya
mengutamakan sikap sopan santun, ramah dan menghargai setiap responden
apapun latar belakangnya (Berorientasi
pelayanan, Harmonis).
Pada saat pengumpulan data menjelaskan
dengan detail sehingga dapat membantu responden yang kurang memahami pertanyaan yang diberikan (Kompeten).
Setelah selesai pengumpulan data dengan
sebaik-baiknya maka akan dilakukan
perekapan hasil yang dilakukan dengan
cermat sehingga dapat dapat dipertanggungjawabkan (Kompeten, Akuntabel)
Diangkatya isu ini
sebagai
salah satu
perwujudan smart ASN dan mendukung
penggunaan teknologi di era revolusi industri serta sesuai dengan visi
Terwujudnya
Kegiatan ini mendukung
Nilai
Organisasi
kementerian
Kesehatan yaitu : pro rakyat , inklusif, responsif dan Efektif
b. Evaluasi penerapan google form
Catatan hasil evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan bertanya dengan
rekan-rekan kendala selama penerapan
metode baru dalam pengisian kuisioner
sehingga dapat dilakukan perbaikan dengan
penuh tanggung jawab (Berorientasi
pelayanan, akuntabel)
Indonesia
Maju dan misi untuk peningkatan
kualitas manusia indonesia
25 No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Kontribusi Terhadap Visi-Misi
Penguatan Nilai Organisasi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Organisasi
4.2.Penjadwalan
Tabel 4.2 Jadwal Rancangan Aktualisasi
1. Mengkoordinasikan rencana kegiatan kepada koordinator substansi Analisis Dampak Lingkungan dan kepada penanggung jawab kegiatan
2. Membuat aplikasi/sistem online berbasis google form
3. Pendataan kegiatan-kegiatan yang menggunakan kuisioner dan item-item yang akan diinput kemudian melakukan penginputan
4. Merancang dan membuat panduan penggunaannya
5. Melakukan sosialisasi penggunaan dan pengisian google form
6. Menerapkan penggunaan google form dalam kegiatan pada substansi ADKL
26
Juli
Ket/Tanggal
ke V Minggu Ke I Minggu ke
No Kegiatan Juni 2022
2022
Kegiatan Minggu ke IV Minggu
II Minggu ke III Minggu ke IV
4.3.Para Pihak yang Terlibat dan Perannya dalam Aktualisasi
Didalam aktualisasi ini melibatkan beberapa pihak guna terwujudnya kegiatan aktualisasi ini, pihak-pihak yang terlibat dan perannya
masing-masing dapat dilihat pada table di bawah ini :
No. Pihak yang terlibat
1. Mentor
2. Coach
3. Subkoordinator Subsubstansi ADKL
4. Tim Pelaksana Substansi ADKL
Pemberi dukungan, bimbingan dan masukan kepada Peserta untuk melaksanakan aktualisasi.
Pengarah dalam Teknik penulisan penyusunan laporan
aktualisasi serta pembimbing dalam kendala penulisan yang timbul
Ikut Serta dalam penerapan inovasi yang dilakukan dalam
kegiatan aktualisasi
Ikut Serta dalam penerapan inovasi yang dilakukan dalam
kegiatan aktualisasi
27
Tabel 4.3. Para Pihak dan Perannya dalam Aktualisasi
Peran
DAFTAR PUSTAKA
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2019. Analisis Isu Kontemporer
Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II dan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Berorientasi Pelayanan
Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Akuntabel Modul Pelatihan
Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Harmonis Modul Pelatihan
Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Loyal Modul Pelatihan
Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Adaptif Modul Pelatihan
Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Kolaboratif Modul
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. SMART ASN Modul
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Manajemen Aparatur Sipil Negara: Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Aktualisasi : Modul
Pelatihan Dasar CPNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Lampiran
Data Dukung Isu :
1. Belum adanya pemilahan sampah khusus B3 perkantoran karena tidak tersedia tempat sampah khusus B3 perkantoran pada
BBTKLPP Banjarbaru tahun 2022.
2. Pengisian kuisioner dalam pengumpulan data lapangan masih menggunakan kertas pada kegiatan substansi ADKL BBTKLPP
Banjarbaru tahun 2022.
3. Belum dilakukan pemetaan distribusi frekuensi kualitas air bersih dan air minum pada wilayah BBTKLPP Banjarbaru Tahun 20212022.
Seminar Rancangan Aktualisasi
Pemanfaatan Google Form dalam Pengisian Kuisioner
Sebagai Inovasi Paperless pada Kegiatan Substansi
Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan
BBTKLPP Banjarbaru Tahun 2022
Musyarrofah, S.Tr.KL 199506272022032003