LAPORAN SEMINAR RANCANGAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN 1
Optimalisasi Kepatuhan Perawat Menggunaan Alat Pelindung Diri“
Handscoon” Sesuai Dengan Standar Prosedur Operasional (SPO) Dalam
Perawatan Pasien Melalui Sosialisasi Dan Membuat Poster Reminder Di
Ruang Anturium RSUP.Dr.Hasan Sadikin Bandung
DISUSUN OLEH :
NARSIH, S.Kep.,Ners
NIP. 199405172022032004
BAPELKES CIKARANG
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2022
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI
Optimalisasi Kepatuhan Perawat Menggunaan Alat Pelindung Diri“Handscoon”
Sesuai Dengan Standar Prosedur Operasional (SPO) Dalam Perawatan Pasien
Melalui Sosialisasi Dan Membuat Poster Reminder Di Ruang Anturium
RSUP.Dr.Hasan Sadikin Bandung
Telah di Seminarkan
Tanggal 23 Juni 2022, di Bapelkes Cikarang
NIP.197708282003121003
NIP.197705122003122002
i
Mentor Agus Dwinanto,SAP.,MM
Meitha Roosmeilany M, S.Kp.Mkep
Coach
R.
Penguji Drs.Suherman,M.Kes
NIP.196508121986031004
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas segala rahmat-Nyapenulis dapat menyelesaikan laporan aktualisasi dengan judul “Optimalisasi Kepatuhan Perawat
Menggunaan Alat Pelindung Diri “Handscoon” Sesuai Dengan Standar Prosedur
Operasional (SPO) Dalam Perawatan Pasien Melalui Sosialisasi Dan Membuat Poster Reminder Di Ruang Anturium RSUP.Dr.Hasan Sadikin Bandung”. Penulis menyadari
bahwa tanpa bantuan pihak lain maka penulis tidak akandapat menyelsaikan laporan aktualiasasi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan laporan aktualisasi ini:
1. Ibu Fatrisia Madina, S.Kp., MM selaku Kepala Bidang Perawatan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
2. Ibu Raden Meitha Roosmeilany Marthakoesoemah,S.Kp.,M.Kep selaku mentor yang senantiasa memberikan ilmu dan bimbingan selama proses penyusunan rancangan aktualisasi ini.
3. Bapak Agus Dwinanto, SAP, MM selaku coach yang senantiasa menghadirkan diri, memberikan ilmu, arahan, dan bimbingannya selama proses menyusun rancangan aktualisasi ini.
4. Kedua orang tua dan kakak yang senantiasa mendo’akan dan membantu segala proses persiapan rancangan aktualisasi
Penulis menyadari bahwa laporan aktualisasi ini masih banyak kekurangan, untuk itu penulis menerima saran dan kritik untuk dikaji dalam penyempurnaan kegiatan aktualisasi ini. Terima Kasih.
Bandung,18 Juni 2022
Penulis, Narsih, S.Kep.,Ners
NIP. 199405172022032004
ii
KATA PENGANTAR
iii DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i KATA PENGANTAR..........................................................................................ii DAFTAR ISI ...................................................................................................iii DAFTAR TABEL .............................................................................................. iv DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... v BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1 1.1 Latar Belakang............................................................................................1 1.2 Tujuan Aktualisasi........................................................................................2 1.3 Manfaat Aktualisasi.......................................................................................2 1.3.1. Bagi Penulis......................................................................................2 1.3.2. Bagi Balai Pelatihan ...........................................................................2 1.3.3. Bagi Instansi.....................................................................................2 BAB II GAMBARAN ORGANISASI DAN PROFIL PESERTA...............................3 2.1 Profil Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin.......................................3 2.2 Visi dan Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin ..........................................................4 2.2.1 Visi................................................................................................4 2.2.2 Misi.................................................................................................4 2.3 Tata Nilai RSUP Dr. Hasan Sadikin 4 2.4 Struktur RSUP Dr. Hasan Sadikin ................................................................5 2.5 Profil Ruang Rawat Inap Anturium..............................................................5 2.6 Struktur Organisasi Ruangan Anturium........................................................6 2.6.1 Tujuan Ruang Anturium 7 2.6.2 Alur Pelayanan di Unit Kerja (Anturium ) ......................................7 BAB III RANCANGAN AKTUALISASI.............................................................11 3.1 Latar Belakang Isu...................................................................................11 3.2 Identifikasi Isu 12 3.3 Penapisan Isu dengan Metode USG...........................................................13 3.4 Analisi Isu dengan Metode SWOT .............................................................15 3.5 Matriks Rancangan Aktualisasi..................................................................18 3.6 Rencana Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi 31 Daftar Pustaka .............................................................................................32
iv DAFTAR TABEL Table 1 Kegiatan Tugas Pokok Jabatan ....................................................................8 Table 2 Seleksi Isu Menggunakan Metode USG 14 Table 3 Analisis Isu Dengan Metode SWOT ............................................................16 Table 4 MATRIKS RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI.........................................18 Table 5 Jadwal Kegiatan Aktualisasi 31
DAFTAR GAMBAR
v
Gambar 1 Struktur Organisasi Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung ...........................5 Gambar 2 Struktur Organisasi Anturium...................................................................6 Gambar 3 Alur Pelayanan di ruang Anturium.............................................................7
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Undang-Undang No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
mengamanatkan Instansi Pemerintah Untuk wajib memberikan Pendidikan dan Pelatihan terintegrasi bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) selama satu (satu) tahun masa percobaan. Tujuan dari Pelatihan terintegrasi ini adalah untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Dengan demikian UU ASN mengedepankan penguatan nilai-nilai dan pembangunan karakter dalam mencetak
PNS (LAN,2017).
Lembaga Administrasi Negara menterjemahkan amanat Undang- Undang
tersebut dalam bentuk Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan yang tertuang dalam
Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 21 Tahun 2016 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon PNS Golongan III dan Nomor 22
Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon PNS
Golongan I dan II. Pelatihan ini memadukan pembelajaran klasikal dan non-klasikal di tempat Pelatihan serta di tempat kerja, yang memungkinkan peserta mampu untuk menginternalisasi, menerapkan, dan mengaktualisasikan, serta membuatnya
menjadi kebiasaan (habituasi), dan merasakan manfaatnya, sehingga terpatri dalam
dirinya sebagai karakter PNS yang professional (LAN,2017). Untuk memenuhi syarat
kompetensi penyelenggaraan Latsar sesuai dengan aturan yang tertuang dalam
Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 21 Tahun 2016 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon PNS Golongan III penulis
bermaksud melaksanakan aktualisasi di unit kerja RSUP dr. Hasan Sadikin sebagai
bentuk internalisasi dari nilai – nilai BerAKHLAK
1
1.2 Tujuan Aktualisasi
Penyelenggaraan aktualisasi pelatihan dasar CPNS ini bertujuan untuk membuatpeserta mampu memahami dan megaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN yaitu berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, kolaboratif Melalui rancangan aktualisasi ini penyusun mampu melakukan pelayanan publik di area unit kerja sesuai dengan nilai- nilai dasar tersebut untuk meningkatkan upaya keselamatan pasien.
1.3 Manfaat Aktualisasi
1.3.1. Bagi Penulis
Penulis dapat meraba-rasakan penerapan nilai-nilai dasar ASN dalam layanan publik di instansi sehingga dengan internalisasi tersebut diharapkan tercipta kualitas diri yang lebih kompeten, bertanggung jawab, jujur, disiplin, saling tolong-menolong, mudah menyesuaikan diri, ramah, cekatan, dan dapat diandalkan.
1.3.2.Bagi Balai Pelatihan
Dapat menambah bahan kepustakaan Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang untuk meningkatkan mutu program latsar Calon Pegawai Negeri Sipil angkatan selanjutnya.
1.3.3. Bagi Instansi
Meningkatkan mutu keselamatan pasien rumah sakit agar terciptanya pelayananyang bermutu dan terpercaya mendukung visi dan misi rumah sakit serta tata nilai rumahsakit.
2
BAB II
GAMBARAN ORGANISASI DAN PROFIL PESERTA
2.1 Profil Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin
Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung (RSHS) merupakan Rumah Sakit milik Kementerian Kesehatan. Sejak didirikan pada tahun 1923, RSHS telah berkembang menjadi rumah sakit besar di Jawa Barat yang berfungsi sebagai Rumah Sakit
Rujukan Nasional (berdasarkan Surat Keputusan Menteri No
HK.02.02/MENKES/390/2014 tentang Pedoman Penetapan RS Rujukan Nasional, menampung tujuh RS Regional di Jawa barat dan beberapa RS di luar provinsi Jawa Barat) dan sebagai Rumah Sakit Pendidikan bagi Fakultas Kedokteran
Universitas Padjadjaran dan pendidikan tenaga kesehatan lainnya .
Sesuai dengan PP No. 23 Tahun 2003 dan berdasarkan SK Menkes RI No. 861/Menkes/VI/2005, RSHS telah berubah status dari Perusahaan Jawatan
(Perjan) menjadi institusi yang menerapkan Pola Pengelolaan Badan Layanan Umum (PPK-BLU).RSHS berlokasi di Jalan Pasteur No.38 Bandung dengan luas tanah 87.200 m2 yang mudah dijangkau dari berbagai arah. Penyelenggaraan kegiatan di RSHS didukung oleh 4.263 orang tenaga yang meliputi: tenaga fungsional, tenaga fungsional non kesehatantenaga administrasi, tenaga strategis dan tenaga keamanan.
RSHS merupakan rumah sakit vertikal utama yang dapat diartikan sebagai rumah sakit rujukan tertinggi di Provinsi Jawa Barat berdasarkan Surat Keputusan
Menteri No HK.02.02/MENKES/390/2014 tentang Pedoman Penetapan RS
Rujukan Nasional. Sebagai rumah sakit rujukan tertinggi, RSHS dituntut untuk
memiliki layanan yang lebih dibandingkan dengan rumah sakit kelas B atau C.
Layanan tersebut meliputi, Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, Fasilitas Pemeriksaan Penunjang yang lengkap, dan Instalasi Rawat Khusus.
3
2.2 Visi dan Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin
2.2.1 Visi
Terwujudnya Indonesia maju yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong.
2.2.2 Misi
Mewujudkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia yang Tinggi, Maju dan Sejahtera.
2.3 Tata Nilai RSUP Dr. Hasan Sadikin
Tata nilai yang dimiliki RSUP Dr. Hasan Sadikin disebut dengan PAMINGPIN
PITUIN, meliputi:
a. Kepemimpinan : Nilai yang menggambarkan kepeloporan dan menyiapkan talenta-talenta terbaik di bidangnya.
b. Professional : Nilai yang berorientasi pada pencapaian kinerja melalui perjalanan kemitraan.
c. Inovatif : Nilai yang menggambarkan keinginan untuk menghasilkansesuatu yang baru dan senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambungan.
d. Tulus : Keinginan untuk memberi tanpa pamrih, proaktif, danresponsive.
e. Unggul : Keinginan untuk menjadi yang terbaik dan menghasilkan kualitas prima.
f. Integritas : Nilai yang menggambarkan kejujuran, amanah, menjunjung etika yang tinggi dalam menjalankan tugas.
4
2.5 Profil Ruang Rawat Inap Anturium
Pelayanan rawat inap Ruang Neonatologi Anturium merupakan salah satu unit pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk mendukung terwujudnya visi dan misi RSHS Menjadi Rumah Sakit Rujukan Nasional dan RS Pendidikan yang bermutu dan berdaya saing di Tahun 2022. Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, Ruang Neonatologi Anturium juga memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan melalui pengembangan sistem pelayanan dokter dan keperawatan, peningkatan sumber daya manusia dan sarana prasarana.
Adapun letak Ruang Neonatologi Anturium berada di lantai 2 (dua)
Gedung Instalasi Gawat Darurat (IGD). Terletak di Sektor Belakang berdekatan dengan ruang IGD, ruang IHC, ruang IGD bersalin, ruang GICU, CICU dan NICU. Akses pintu menuju ruang Neonatologi Anturium dapat di akses jalan Eyckman, masuk melalui pintu lobby IGD, naik menggunakan lift menuju lantai 2 dan menuju arah Ruang IGD bersalin, atau bisa di akses lewat ruang IGD dan menuju ke lantai 2 menggunakan lift yang berada di dalam Ruang IGD.
Kapasitas Ruang Neonatologi Anturium yaitu 55, Terdapat 3 pembagian ruangan di Ruang Neonatologi Anturium yaitu Ruang Level 1, ruangan untuk bayi sehat dengan kapasitas 10 bayi; Ruang HighCareUnitNon Infeksi, ruangan bayi
5
2.4 Struktur RSUP Dr. Hasan Sadikin
Gambar1StrukturOrganisasiRumahSakitHasanSadikinBandung
sakit tanpa terdapat infeksi dengan kapasitas 25 bayi; dan Ruang HighCareUnit Infeksi, ruangan bayi sakit dengan penyakit infeksi dengan kapasitas 20 bayi. Dibagian sektor kanan ruang Neonatal Anturium terdapat: ruangan Kepala ruangan, meja administrasi, ruang dispensing, ruang depo susu, ruang Level 1, ruang ganti perawat yang di dalamnya terdapat WC untuk karyawan, ruang pantry, ruang DPJP, di bagian sector tengah terdapat ruang HCU Non Infeksi, ruang dokter jaga, WC karyawan, ruang berkas, dan ruang linen serta bahan habis pakai, di bagian sector kiri terdapat ruang HCU Infeksi, spoelhok, dan juga Gudang alat.
2.6 Struktur Organisasi Ruangan Anturium
Sruktur Organisasi Anturium
Ket :
Katim : Kepala Tim
PP : Perawat Pelaksana
Gambar 2 Struktur Organisasi Anturium
6
2.6.1 Tujuan Ruang Anturium
a. Tujuan Umum
Menyelenggarakan kegiatan pelayanan keperawatan, pendidikan, dan penelitian keperawatan serta mengikuti perkembangan IPTEK keperawatan dalam memberikan pelayanan keperawatan yang bermutu dan memuaskan bagi pasien, keluarga, dan masyarakat.
b. Tujuan Khusus
Terlaksananya pelayanan asuhan keperawatan secara cepat, tepat dan bermutu kepada bayi baru lahir, post natal dan bayi-bayi yang bermasalah.
2.6.2 Alur Pelayanan di Unit Kerja (Anturium )
Alur pelayanan di ruang Anturium sebagai berikut :
Gambar
7 7
3 Alur Pelayanan di ruang Anturium
Profil Peserta
Nama : Narsih,S.Kep.,Ners
NIP : 199405172022032004
Pangkat/Golongan : Penata Muda TK.I-III/b
Tempat/Tanggal Lahir : Kubu Raya, 17 Mei 1994
Unit Kerja : Ruang Rawat Inap Anturium
RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung
Jabatan : Perawat Ahli Pertama
Saat ini, peserta terdaftar sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di lingkungan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia di bawah Direktorat Jenderal
Pelayanan Kesehatan dengan instansi Rumah Sakit Umum Pusat Dr Hasan Sadikin Kota
Bandung terhitung mulai tanggal 01 Maret 2022 sebagai Perawat Ahli Pertama dibawah
Bidang Keperawatan dan sekarang bekerja di unit kerja Ruang Rawat Inap Perinatologi (Anturium).
Dalam pelaksanaan aktualisasi, peserta mengacu kepada Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) meliputi:
1 Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan pada tahap pre/intra/post operasi
2 Melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan
3 Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan keperawatan sebagai ketua tim/perawat
4 Melakukan pemberian penugasan perawat dalam rangka melakukan fungsi ketenagaan perawat
5 Melakukan case finding/deteksi dini/penemuan kasus baru pada individu
6 Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu
8 8
No KEGIATAN TUGAS POKOK JABATAN
Table 1. Kegiatan Tugas Pokok Jabatan
7 Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjutan
8 Merumuskan diagnosis keperawatan pada individu
9 Membuat prioritas diagnosa keperawatan dan masalah keperawatan
10 Menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu (merumuskan, menetapkan) tindakan
11 Melakukan komunikasi terapetik dalam pemberian asuhan keperawatan
12 Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks pada area medikal bedah
13 Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu
14 Melakukan tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat/bencana/kritikal
15 Memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan spriritual pada kodisi kehilangan, berduka atau menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan
16 Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi
17 Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan eliminasi
18 Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan mobilisasi
19 Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur
20 Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri
21 Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan pengaturan suhu
22 Melakukan pemenuhan kebutuhan oksigenasi
23 Melakukan komunikasi dengan klien dengan hambatan komunikasi
24 Melakukan pemantauan atau penilaian kondisi pasien selama dilakukan tindakan keperawatan spesifik sesuai kasus dan kondisi pasien
25 Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu
26 Melakukan penatalaksanaan manajemen gejala
27 Melakukan perawatan luka
28 Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada
9
individu
29 Melaksanakan manajemen surveilans Hais sebagai upaya pengawasan resiko infeksi dalam upaya preventif pada pelayanan keperawatan
30 Melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan shift/unit/fasilitas
kesehatan
31 Melakukan konsultasi keperawatan dan kolaborasi dengan dokter
32 Melakukan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaan standar pada pasien/petugas/pengunjung sebagai upaya pencegahan infeksi
33 Melakukan pendidikan kesehatan pada individu
10
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
3.1 Latar Belakang Isu
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat ianap, rawat jalan, dan gawat daruratan. Rumah sakit berfungsi sebagai fasilitas pelayanan kesehatan dan memiliki indikator mutu, salah satunya adalah presentase angka kejadian infeksi nosokomial (Kemenkes, 2016). Rumah Sakit (RS) dituntut untuk memberikan pelayanan bermutu, efektif dan efisien untuk menjamin patient safety. Kementerian Kesehatan telah melakukan revitalisasi Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (Program PPI) di RS yang merupakan salah satu pilar menuju patient safety.
Keselamatan pasien (patient safety) adalah salah satu indikator mutu pelayanan di Rumah Sakit, peningkatan mutu dan keselamatan pasien saling berhubungan, semakin tinggi keselamatan pasien maka semakin baik mutu suatu rumah sakit(Sumarni, 2017).
Terdapat enam sasaran keselamatan pasien (SKP) yang menjadi panduan untuk meningkatkan keselamatan pasien di rumah sakit. SKP terdiri dari: 1)
Ketepatan identifikasi pasien, 2) Peningkatan komunikasi yangefektif, 3) Peningkatan keamanan obat yangperlu diwaspadai, 4) Kepastian tepat lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi, 5) Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan, dan 6) Pengurangan risiko pasien jatuh. Keenam SKP tersebut merupakan indikator standar dasar yang utama dalam penilaian Akreditasi Rumah Sakit (Setiyani, et al., 2016).
Dalam hal ini penulis akan menganalisis pada sasaran keselamatan pasien pada poin pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehataan. Infeksi nosokomial yang dikenal dengan Healthcare Associated Infections (HAIs) dapat terjadi melalui penularan dari pasien kepada petugas, dari pasien ke pasien lain, dari pasien kepada pengunjung atau keluarga maupun dari petugas kepada pasien.
Kewaspadaan Standar Komponen utama pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial dalam tindakan mencakup : Mencuci tangan, Penggunaan alat
11
pelindung diri, perawatan pasien dan penggunaan antiseptic. Penulis memfokuskan kepada penggunaan alat pelindungi diri “handscoon” yang merupakan penghalang (barrier) yang paling penting untuk mencegah penyebaran infeksi. Sarung tangan (handscoon) harus diganti setiap setelah digunakan dan setiap melakukan kontak dengan satu pasien ke pasien yang lainnya untuk mencegah pencemaran/penularan silang (Fitriani, 2014). Menggunakan satu sarung tangan untuk satu prosedur tindakan, Mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah menggunakan sarung tangan, (WHO, 2004 dalam Udin 2012).
Indikasi sarung tangan pemeriksaan yaitu ketika menyentuh darah, cairan tubuh, sekret, ekresi, dan daerah yag tampak kotor oleh cairan tubuh. Kontak langsung dengan pasien: kontak dengan darah, kulit tidak utuh, organisme yang menular atau berbahaya, pemasangan atau penyabutan saluran IV, pengambilan darah, pemeriksaan pelvik dan vagina, penyedotan atau suction endotrakeal tube. Kontak tidak langsung dengan pasien seperti penanganan atau pembersihan instrumen, penanganan limbah, membersihkan tumpahan cairan tubuh (WHO, 2009).
3.2 Identifikasi Isu
Berdasarkan pengalaman melaksanakan tugas dalam melayani pasien di Ruang Anturium RSUP.dr.Hasan Sadikin Bandung dari tanggal 9 Mei – 22 Mei terdapat beberapa isu yang sudah didiskusikan bersama kepala ruangan diantaranya yaitu sebagai berikut:
1. Kurang optimalnya pencegahan infeksi di lihat dari masih adanya petugas yang tidak mencuci tangan sebelum menyentuh bayi, dari hasil observasi didapatkan data 8 dari 19 petugas belum optimal dalam menerapkan five moment terutama saat sebelum kontak dengan pasien. Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan, survei kepatuhan melaksanakan five moment pada semua petugas yang melakukan pelayanan pasien belum optimal dilakukan
2. Kurang optimalnya pemberian edukasi pasien pulang (discharge planning). Hasil pengamatan, selama perawatan keluarga pasien teredukasi terkait kebutuhan perawatan berdasarkan diagnosa. Namun saat pasien sudah diperbolehkan pulang, dari 4 petugas yang memulangkan pasien hanya 1 petugas yang memberikan edukasi secara lengkap sesuai dengan kebutuhan
12
pasien berdasarkan diagnosa pasien, 3 petugas lainya yang hanya memberikan informasi kapan harus kontrol dan apa saja syarat yang harus dibawa saat kontrol, berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan didapatkan bahwa belum semua perawat memahami tentang discharge planning secara optimal.
3. Kurang optimalnya kepatuhan perawat menggunaan alat pelindung diri “handscoon” sesuai SPO dalam perawatan pasien, dilihat dari adanya petugas yang masih memakai handscoon yang sudah dipakai untuk menyentuh benda lain dipakai lagi untuk kontak dengan pasien, dari hasil observasi di dapatkan data 9 dari 19 petugas tidak mengganti handscoon yang telah dipakai untuk di gunakan kembali. Berdasarkan latar belakang menerangkan bahwa sarung tangan (handscoon) harus diganti setiap setelah digunakan dan setiap melakukan kontak dengan satu pasien ke pasien yang lainnya untuk mencegah pencemaran/penularan silang. Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan pada tanggal 02 Juni 2022 mengatakan bahwa pada beberapa kondisi , belum semua perawat diruangan menerapkan Standar Prosedur Operasional(SPO) dalam penggunaan alat pelindung diri “handscoon”, dan juga sosialisasi mengenai penggunaan alat pelindung diri (handscoon) belum dilakukan secara berkala.
3.3 Penapisan Isu dengan Metode USG
Metode USG adalah salah satu alat yang digunakan untuk menyusun urutan prioritas isu yang akan diselesaikan dalam rancangan aktualisasi ini. Metode ini digunakan dengan menentukan tingkat urgensi, keseriusan dan perkembangan isu dengan menentukan angka skala (1 s.d 5). Isu yang memiliki skor tertinggi merupakan isu utama atau isu pokok yang harus segera diselesaikan
1. Urgency
Memandang seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas yang dikaitkan dengan waktu yang tersedia serta seberapa kerastekanan waktu tersebut untuk memecahkan masalah yang menyebabkan isu
2. Seriousness
Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu tersebut atau akibat yang menimbulkan masalah-masalah lain kalau masalah
13
penyebab isu tidak dipecahkan.
3. Growth Seberapa kemungkinan-kemungkinannya isu tersebut menjadi berkembang dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan memburuk kalau dibiarkan.
1 Kurang optimalnya pencegahan infeksi
2 Kurang optimalnya pemberian edukasi
3 Kurang optimalnya kepatuhan perawat menggunaan alat pelindung diri “handscoon” sesuai SPO dalam
Keterangan :
Angka 5: Sangat gawat/mendesak/cepat
Angka 4: Gawat/mendesak/cepat
Angka 3: Cukup gawat/mendesak/cepat
Angka 2: Kurang gawat/mendesak/cepat
Angka 1: Tidak gawat/mendesak/cepat
Berdasarkan tabel pendekatan analisis teknik USG di atas, maka kesimpulan yang diperoleh mengarah pada isu: Kurang optimalnya kepatuhan perawat menggunaan alat pelindung diri “Handscooon” sesuai dengan SPO pada perawatan pasien
14
No Isu Indikator Total Score Prioritas U S G
Table 2 Seleksi Isu Menggunakan Metode USG
5 4 4 13
II
4
pasien pulang (Discharge Planning)
4 3 11 III
5
perawatan pasien
5 4 14 I
3.4 Analisi Isu dengan Metode SWOT
Analisis SWOT adalah metode analis perencanaan strategis yang digunakan untuk memonitor dan mengevaluasi lingkungan baik lingkunganeksternal dan internal. Analis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian dipetakan dalam gambar matriks SWOT:
1. Kekuatan (strengths) yang mampu mengambil keuntungan dari peluang (opportunities) yang ada.
2. Kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan dari peluang (opportunities) yang ada.
3. Kekuatan (strengths) yang mampu mengahadapi ancaman (threats)yang ada.
4. Kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru
15
FAKTOR INTERNAL
Table 3 Analisis Isu Dengan Metode SWOT
MATRIKS SWOT
Kekuatan (S)
1. Tersedianya stok Handscounddi ruangan
2. Tersedianya handscrub di setiap box/ incubator
FAKTOR
EKSTERNAL
Peluang (O)
1. Dukungan dari pihak sarana dan prasarana terkait penyediaan handscounddan handscrub
2. Adanya koordinasi dan kerjasama yang sudah cukup baik dengan tim PPI.
3. Tersedianya tempat sampah disetiap troli yang dipakai untuk melakukan tindakan
Kelemahan (W)
1. Kurangnya kedisiplinan dan kesadaran petugas dalam menerapkan penggunaan alat pelindung diri “handscoon” dengan benar
2. Kegiatan sosialisasi penggunaan handscoon belum dilakukan secara berkala.
3. Belum terpasangnya poster reminder di ruangan
Strategi S-O
1. Dukungan dari pihak sarana dan prasarana terkait penyediaan handscounddan handscrub yang memadai
2. Adanya koordinasi dan kerjasama yang sudah cukup baik mengakibatkan tersedianya handscound dan handscrubsudah sesuai standar.
Strategi W-O
1. Melakukan sosialisasi penggunaan handscoon untuk meningkatkan kedisiplinan serta kesadaran pegawai dan berkoordinasi dengan tim PPI untuk selanjutnya agar melakukan sosialisasi secara berkala
2. Membuat dan menempelkan poster reminder di ruangan
16
Ancaman (T)
1. Tidak adanya kemauan para karyawan untuk berubah.
2. Kesadaran dan keinginan berubah para pegawai rendah.
Strategi S-T
1. Memotivasi para pegawai untuk berubah ke arah yang lebih disiplin.
Strategi W-T
1. Peningkatan kesadaran dan kemauan para karyawan untuk berubah
2. Meningkatkan motivasi para karyawan untuk berubah ke arah yang lebih baik.
Dari hasil SWOT diatas penulis memilih gagasan solusi dari strategi W-O yaitu sosialisasi tentang penggunaan alat pelindung diri “handscound”dan membuat poster reminder. Maka gagasan kreatif untuk menjawab isu utama adalah Optimalisasi kepatuhan perawat menggunaan alat pelindung diri “Handscooon” sesuai dengan SPO pada perawatan pasien melalui sosialisasi dan membuat poster reminder di Ruang Anturium RSUP.dr.Hasan Sadikin Bandung. Saya memilih strategi W-O adalah agar
kelemahan menjadi kekuatan dengan memanfaatkan peluang yang ada. Isu tersebut merupakan hal yang mendesak, sehingga jika tidak ditangani maka akan berdampak pada:
1) Terjadinya angka kejadian infeksi
2) Terjadinya perawatan yang lama pada pasien
3) Menurunnya kualitas mutu pelayanan keselamatan pasien rumah sakit
Tugas seorang ASN yaitu memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas, sejalan dengan profesi perawat yang mempunyai peranaan penting dalam mewujudkan patient safety di rumah sakit yaitu sebagai pemberi pelayanan keperawatan kepada pasien dengan mematuhi semua standar pelayanan dan SPO yang telah dibuat dan ditetapkan oleh rumah sakit. Isu di atas diangkat agar para petugas kedepannya selalu mematuhi SPO yang ada sehingga dapat memberikan pelayanan yang profesional dan berkualitas kepada pasien. Selain menjalankan tugasnya memberikan pelayanan publik, ASN juga harus berinovasi untuk memecahkan isu-isu yang ada, sehingga isu tersebut segera diatasi dan tidak terjadi hal-hal yang tidak diharapkan.
17
kesepakatan waktu untuk bertemu dengan mentor
Berorientasi
Pelayanan Saya
membuat kontrak waktu
terlebih dahulu
menggunakan kalimat
yang mudah dipahami
dan sopan
Berkonsultasi dengan mentor tentang rencana
kegiatan sosialisasi
sesuai dengan Visi
RSHS yaitu terwujudnya
Indonesia maju yang
berdaulat, mandiri dan
berkepribadian
kegiatan yang di sampaikan pada mentor mendapat persetujuan
Berorientasi
Pelayanan Saya
menyampaikan rencana
kegiatan dengan bahasa
yang santun, dan
berlandaskan gotong
royong.
Melakukan diskusi
Bersama mentor
sehingga
mendapatkan
penyelesaian
sesuai dengan
kemajuan
teknologi sesuai
dengan tata nilai
RS Hasan Sadikin yaitu “Pamingpin
PITUIN” yaitu
kepemimpinan,
18
3.5 Matriks Rancangan Aktualisasi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil Keterkaitan Subtansi Mata Pelatihan Konstribusi Terhadap Visi/Misi Organisasi Penguatan Nilai Organisasi 1 2 3 4 5 6 7
Table 4 MATRIKS RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI
1 Penyampaian rencana
kegiatan sosialisasi kepada mentor
1. Menentukan kontrak pertemuan
2. Menjelaskan rencana kegiatan sosialisasi kepada mentor
1. Terdapatnya
2. Rencana
3. Melakukan diskusi terkait rencana dalam kegiatan sosialisasi
dan dukungan
dari mentor.
3. Terdapatnya masukan dari mentor
menunjukkan rasa
hormat
Kolaboratif Saya
melakukan
diskusi/musyawarah
bersama mentor untuk
mencapaikesepakatan
bersama.
Akuntabel Saya
menyampaikan rencana
kegiatan secara terbuka
dan jelas serta
bertanggung jawab atas
hasil koordinasi.
Kompeten Saya
menjelaskan rencana
kegiatan saya sebaik
mungkin
profesional, inovatif, tulus, unggul, integritas.
19
2 Pengumpulan
referensi
referensi
1. Mencari dan mengumpulkan
referensi tentang
Harmonis Menciptakan
komunikasi dua arah
selama proses diskusi
Loyal Saya menghargai
dan menerima masukan
dari mentor
Adaptif Saya
menyesuaikan waktu
konsultasi yang diminta
oleh mentor
Loyal Saya datang
tepat waktu sesuai
dengan waktu yang
disepakati saat bertemu
dengan mentor untuk
konsultasi
1.Mendapatkan
bahan referensi Kompeten Saya
mencari referensi dari
berbagai sumber untuk
Sebagai pribadi yang
bertanggung jawab
dengan melakukan
Memberikan informasi berdasarkan
20
tentang
penggunaan
handscoon
penggunaan
handscoonuntuk
membuat
powerpoint dan
poster reminder
2. Melakukan konsultasi
mengenai referensi
tentang
penggunaan
handscoon
3. Melakukan pembuatan
rangkuman
referensi untuk
nanti kemudian di
tuangkan ke dalam media yang akan
digunakan untuk
sosialisasi
sesuai
kebutuhan.
2.Mendapatkan
masukan dari
mentor
3. Terdapatnya
hasil rangkuman
mendapatkan referensi
yang terbaik Akuntabel
Bertanggung jawab atas
referensi yang
didapatkan dengan
mencantantumkan nama
penulisnya. Berorientasi
Pelayanan Sebelum
melakukan konsultasi,
saya membuat kontrak
waktu terlebih dahulu
menggunakan kalimat
yang mudah dipahami
dan sopan
Adaptif Saya
menyesuaikan waktu
konsultasi yang diminta
oleh mentor
tindakan yang
didasarkan pada data
dan fakta. Hal ini sejalan
dengan misi RSHS yaitu
Mewujudkan Kualitas
Hidup Manusia
Indonesia yang Tinggi, Maju dan Sejahtera.
referensi yang
jelas dan dapat
dipertanggung
jawabkan
merupakan wujud
Intergritas, sebagai mana yang terkandung
dalam tata nilai
RSHS “Pamingpin
PITUIN” yaitu kepemimpinan, profesional, inovatif, tulus, unggul, integritas
21
Harmonis Saya
menciptakan komunikasi
dua arah selama proses
diskusi
Kompeten Mencari
literatur yang sesuai
untuk mendukung isi
power point dan poster
reminder
Kolaboratif Saya
melakukan diskusi/
musyawarah dengan
mentor untuk mencapai
kesepakatan Bersama.
Loyal Saya datang
tepat waktu sesuai
dengan waktu yang
disepakati saat bertemu
dengan mentor untuk
konsultasi
22
3 Pembuatan
powerpoint, dan poster reminder
1. Menentukan konsep pembuatan
powerpoint dan poster reminder
2. Melakukan konsultasi konsep pembuatan
powerpoint dan poster reminder kepada mentor dan kepala ruangan
3. Melakukan pembuatan
powerpoint dan
1.Terdapatnya
konsep yang
telah dibuat
Kompeten Memasukan
materi terbaik kedalam
powerpoint dengan
litelatur yang jelas
Kolaboratif Kolaborasi
Membuat powerpoint
dan poster reminder
dilakukan atas
kerjasama yang baik
dengan
Membuat
powerpoint dan poster reminder
tentang
penggunaan
2.Terdapatnya
masukan dari mentor dan kepala ruangan
menentukan konsep
poster merupakan
bentuk gotong royong
dan memupuk rasa
persatuan
Berorientasi
Pelayanan Sebelum
melakukan konsultasi,
berbagai pihak.
sejalan dengan visi
rumah sakit
terwujudnya Indonesia
maju yang berdaulat, mandiri, berkepribadian
berdasarkan
handscoon
sebagai wujud
inovasi dan
kepedulian kepada
perawat dan
pasien sehingga
meningkatkan
mutu keselamatan pasien. Hal ini
3.Terdapat power point yang siap digunakan sesuai konsep,dan terdapatnya
saya membuat kontrak
waktu terlebih dahulu
menggunakan kalimat
yang mudah dipahami
dan sopan
Loyal Saya datang
tepat waktu sesuai
gotong royong.
menguatkan tata
nilai RSHS
“Pamingpin
PITUIN” yaitu kepemimpinan, profesional,
23
poster
reminder
poster yang
siap di cetak
4. Terdapatnya poster yang
telah dicetak
dengan waktu yang
disepakati saat bertemu
dengan mentor untuk
konsultasi
Harmonis Menciptakan
komunikasi dua arah
selama proses diskusi
persatuan
Loyal saat melakukan
diskusi saya menghargai
perbedaaan pendapat
dari mentor dan kepala
ruangan
Adaptif Menyesuaikan
waktu konsultasi dengan
mentor dan kepala
ruangn
Akuntabel membuat
powerpoint dan poster
inovatif, tulus, unggul, integritas
24
4. Melakukan pencetakan poster
sosialisasi
dan
kepala ruangan
dan mentor untuk
reminder dengan jujur
dan bekerja keras
Berorientasi
Pelayanan Melakukan
pencetakan poster
ketempat cetak dengan
sikap yang ramah dan
sopan
Harmonis Saat
melakukan pencetakan
saya tidak membuat
tukang cetak terburu-
buru dalam melakukan
pencetakannya
Berorientasi
Pelayanan
Menyiapkan media
sosialisasi menggunakan
Melakukan
sosialisasi sebagai
telah disepakati
Menyebarkan link
melalui chat whatshaap
dengan kalimat yang
mudah dipahami dan
zoom meeting,
melakukan edukasi
tentang
upaya perbaikan
secara
berkesinambungan
sesuai dengan tata
25
4 Pelaksanaa kegiatan
1. Membuat kontrak waktu dengan
1. Mendapatkan waktu yang
2. Terdapatnya peserta yang
pemasangan poster pelaksanaan sosialisasi
2. Menyebarkan link zoom meeting kegiatan sosialisasi
melalui chat via whatsapp
3. Menyiapkan perlengkapan untuk sosialisasi
4. Melakukan Sosialisasi
mengikuti zoom meeting
menggunakan bahasa
yang sopan
Akuntabel Menyiapkan
Penggunaan Handscoon
melakukan tanya jawab
saat memberikan
edukasi sesuai dengan
3. Tersedianya perlengkapan yang akan digunakan untuk sosialisasi
4. Terlaksananya kegiatan sosialisasi
5. Terdapatnya tanya jawab, saran/masukan
5. Melakukan evaluasi kegiatan sosialisasi serta menyebarkan link
daftar hadir
dari berbagai
pihak dan
daftar hadir yang terisi
perlengkapan dengan
betanggung jawab , efektif dan efesien
Kompeten Berani dan
berusaha memberikan
yang terbaik agar
penyampaianmateri
dapat diterima
Harmonis Menciptakan lingkungan yang
kondusif dan
menghargai perbedaan
pendapat
Loyal Menghargai
perbedaaan pendapat
dan menerima masukan
misi RSHS yaitu
Mewujudkan Kualitas
Hidup Manusia
Indonesia yang Tinggi, Maju dan Sejahtera.
nilai RSHS (Pamingpin Pituin)
yaitu
kepemimpinan, profesional, inovatif, tulus, unggul, integritas
26
pemasangan poster di ruangan
6.
baik itu kritik ataupun
poster yang
sudah ditempel
saran
Adaptif Menyiapkan diri
secara maksimal dalam
penyampaianmateri
Kolaboratif Melakukan
pembelajaran bersama-
sama dapat memberikan
manfaat kepada sesama
rekan kerja
Berorientasi
Pelayanan Saya
melakukan pemasangan
poster untuk membantu
petugas agar kepatuhan
penggunaan handscoon
optimal sesuai SPO
Kompeten
Melakukan
Melakukan
27
6. Melakukan
Terdapatnya
5 Pelaksanaan monitoring 1.Membuat format evaluasi 1. Terdapatnya format evaluasi
Saya membuat format
evaluasi setelah dilakukannya
evaluasi bertujuan
dan evaluasi
penerapan
penggunaan
handscoon
setelah
dilakukannya
sosialisasi
2.Melakukan
konsultasi dengan
mentor mengenai
format evaluasi
yang telah dibuat
3.Melakukan evaluasi secara observasi
4.Membuat laporan evaluasi
2. Terdapatnya
format evaluasi
hasil konsultasi
evaluasi yang
bersumber dari jurnal
Berorientasi
Pelayanan Sebelum
saya bertemu mentor
untuk konsultasi, saya
suatu kegiatan
merupakan upaya
monitoring terhadap
proses kegiatan untuk
menciptakan sumber
daya manusia yang
untuk mengetahui
perubahan
perilaku setelah
dilakukannya
sosialisasi. Hal ini menguatkan tata
3. Perawat optimal dalam penerapan penggunaan
handscoon
4. Terdapatnya
laporan evaluasi
terlebih dahulu
membuat kontrak waktu
dengan mentor melalui
chat WhatsApp dengan
kalimat yang mudah
dipahami dan sopan.
Kolaboratif Saya
melakukan konsultasi
sebagai
diskusi/musyawarah
untuk mencapai
kesepakatan
unggul sesuai dengan
misi RSHS yaitu
Mewujudkan Kualitas
Hidup Manusia
Indonesia yang Tinggi, Maju dan Sejahtera.
nilai RSHS “Pamingpin
PITUIN” yaitu kepemimpinan, profesional, inovatif, tulus, unggul, integritas
28
Harmonis Menciptakan
komunikasi dua arah
selama proses diskusi
Berorientasi
Pelayanan Saya
melakukan observasi
kepada petugas dengan
sikap ramah dan sopan.
Loyal Saat melakukan
observasi saya tidak
membeda-bedakan
petugas satu dengan
yang lainnya
Akuntabel Jujur dalam
menampilkanhasil
olahan data evaluasi
Kompeten Membuat
laporan evaluasi dengan
baik
29
Akuntabel Membuat
laporan hasil evaluasi
secara tertulis dansesuai
kebenarannya
Loyal Menjaga
kerahasiaan data
responden
Adaptif Saat
melakukan monitoring
evaluasi saya
menyesuaikan kondisi
lingkungan diruangan
30
3.6 Rencana Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi
Judul Aktualisasi : Optimalisasi Kepatuhan Perawat Menggunaan Alat Pelindung Diri “Handscoon”
Sesuai Dengan Standar Prosedur Operasional (SPO) Dalam Perawatan Pasien
Melalui Sosialisasi Dan Membuat Poster Reminder Di Ruang Anturium
RSUP.Dr.Hasan Sadikin Bandung
Waktu Pelaksanaan : 24 Juni 2022 – 27 Juli 2022
1 Penyampaian rencana kegiatan sosialisasi kepada mentor
2 Pengumpulan referensi referensi tentang penggunaan handscoon
3 Pembuatan desain powerpoint, dan poster reminder
4 Pelaksanaa kegiatan sosialisasi dan pemasangan poster
5 Pelaksanaan monitoring dan evaluasi penerapan penggunaan handscoon setelah dilakukannya
sosialisasi
31
No. Kegiatan Juni Juli 3 4 1 2 3 4
Table 5 Jadwal Kegiatan Aktualisasi
Daftar Pustaka
Fitriani, Laila. (2014) Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Perawat Dalam
Pelaksanaan Universal Precaution Di Ruang Perawatan Bedah Rsud Labuang Baji. Skripsi. Makassar. Fakultas Ilmu Kesehatan.
Setiyani. M. D., Zuhrotunida., & Syahridal. (2016). Implementasi Sasaran Keselamatan
Pasien Di Ruang Rawat Inap RSU Kabupaten Tangerang. JKFT. Edisi Nomor 2
Udin, Moch Kurnia. 2012. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku
Penggunaan Alat Pelindung Diri Pada Mahasiswa Profesi Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia. Skripsi: Tidak dipublikasikan, Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia World Health Organization. (2009).
World Health Organization. (2009). WHO Guidelines on Hand Hygiene in Health Care : a Summary.
32
Rancangan Aktualisasi
Optimalisasi Kepatuhan Perawat MenggunaanAlat Pelindung
Diri“Handscoon” Sesuai Dengan Standar Prosedur Operasional (SPO)
Dalam Perawatan Pasien Melalui Sosialisasi Dan Membuat Poster
Reminder Di Ruang AnturiumRSUP.Dr.Hasan Sadikin Bandung
Disusun Oleh: Narsih,S.Kep.,Ners
Mentor : Raden Meitha RoosmeilanyM,S.Kp.,M.Kep
Coach : Agus Dwinanto,SAP.,MM
Profil Peserta
Nama :Narsih,S.Kep., Ners
NIP :199405172022032004
PangkatGolongan : PenataMuda TK.I-III/b
Tempat/TanggalLahir: KubuRaya,17 Mei1994
Unit Kerja : RuangRawatInap Anturium RSUPdr. HasanSadikinBandung
Jabatan : PerawatAhli Pertama
Visi
Gambaran RS Hasan Sadikin
TerwujudnyaIndonesia
MajuyangBerdaulat, Mandiridan Berkepribadian BerlandaskanGotong Royong.
Misi
MewujudkanKualitas
HidupManusia
IndonesiayangTinggi, Majudan Sejahtera.
Tata Nilai RSUP dr. Hasan Sadikin “PAMINGPIN PITUIN” 01 Kepemimpinan 03 Inovatif 02 Profesional 04 Tulus 05 Unggul 06 Integritas
Ruang perinatologi/ perawatanbayi
Ruangan Anturium
Terdiridari41
Dan memiliki kapasitasuntuk 55 Bayi
Perawat
Adaptif Berorientasi Pelayanan Kompeten Akuntabel
BerAKHLAK
Nilai Dasar ASN Kolaboratif Loyal
Harmonis
Tugas dan Fungsi
Jabatan
Peserta mengacu
kepada Sasaran
Kinerja Pegawai (SKP)
Melakukan upaya peningkatan
Melaksanakanmanajemen surveilansHAIssebagaiupaya pengawasanresikoinfeksi dalamupayapreventifpada
pelayanankeperawatan
kepatuhan kewaspadaan standar pada pasien/petugas/pengunjung
sebagai upaya pencegahan infeksi
Melakukan pendidikan kesehatan pada individu
Identifikasi Isu
Kurang optimalnya
pemberian edukasi
pasien pulang
(DischargePlanning)
Kurang optimalnya pencegahan infeksi
“
Kurang optimalnya
kepatuhan perawat
menggunaan alat pelindung diri
handscoon”sesuai SPO
dalam perawatan pasien
1 3 2
PENAPISAN ISU
Metode USG
Keterangan :
Angka 5:Sangatgawat/mendesak/cepat
Angka 4: Gawat/mendesak/cepat
Angka 3: Cukup gawat/mendesak/cepat
Angka 2:Kurang gawat/mendesak/cepat
Angka 1: Tidak gawat/mendesak/cepat
No Isu Indikator Total Score Prioritas U S G 1 Kurang optimalnya pemberian edukasi pasien pulang (Discharge Planning) 4 4 4 12 III 2 Kurang optimalnya pencegahan infeksi 5 4 4 13 II 3 Kurang optimalnya kepatuhan perawat menggunaan alat pelindung diri“handscoon” sesuai SPO dalam perawatan pasien 5 5 4 14 I
diri“handscoon”sesuaiSPOdalamperawatanpasien”
Latar Belakang Isu Terpilih
“Kurangoptimalnyakepatuhanperawatmenggunaanalatpelindung
Data dan Fakta
Dari hasil observasi di dapatkan data 9
dari 19 petugas tidak mengganti handscoon yang telah dipakai untuk di gunakan kembali.
Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan pada tanggal 02 Juni 2022 mengatakan bahwa pada beberapa kondisi , belum semua perawat diruangan menerapkan Standar Prosedur
Operasional(SPO) dalam penggunaan alat pelindung diri “handscoon”,
Penyebab
1. Kurangnya kedisiplinan dan kesadaran petugas dalam menerapkan penggunaan alat pelindung diri “handscoon” dengan
benar
2. Kegiatan sosialisasi penggunaan handscoon belum dilakukan secara berkala.
3. Belum terpasangnya poster reminder di ruangan
Dampak
1. Terjadinya angka kejadian infeksi
2. Terjadinya perawatan yang lama pada pasien
3. Menurunnya kualitas mutu pelayanan keselamatan pasien rumah sakit
GAGASAN KREATIF
Optimalisasi kepatuhan perawat
menggunaan alat pelindung diri
“Handscooon” sesuai dengan SPO
pada perawatan pasien melalui
sosialisasi dan membuat poster
reminder di Ruang Anturium
RSUP.dr.Hasan Sadikin Bandung
1
Terdapatnya kesepakatanwaktu untuk bertemudengan mentor
Berorientasi
Pelayanan
Rencana kegiatanyang di sampaikanpada mentor mendapatpersetujuan dan dukungan dari mentor
Berorientasi
Pelayanan
Terdapatnyamasukan darimentor
Kolaboratif
kepada
KEGIATAN
Penyampaian rencana kegiatan sosialisasi
mentor 1 Menentukan kontrak pertemuan 2 Menjelaskan rencana kegiatan sosialisasi kepada mentor
3 Melakukan diskusi terkait rencana dalam kegiatan sosialisasi
KEGIATAN 2
Pengumpulan referensi
referensi tentang penggunaan handscoon
1 Mencaridan mengumpulkan referensitentang penggunaan handscoon untuk membuatpowerpoint dan posterreminder
2 Melakukan konsultasi mengenai referensi
tentangpenggunaan handscoon
3 Melakukan pembuatan rangkumanreferensi untuk nantikemudian di tuangkanke dalammedia yang akandigunakan
untuk sosialisasi
Mendapatkan bahan referensisesuai kebutuhan.
Mendapatkan masukan darimentor
Terdapatnyahasil rangkuman
Kolaboratif Kompeten Akuntabel
KEGIATAN 3
Pembuatan
powerpoint,dan poster reminder
1 Menentukan konsep pembuatan powerpoint dan poster reminder
Terdapatnyakonsep yang telah di buat
2 Melakukan konsultasi konsep pembuatan powerpoint dan posterreminder kepada mentor dan kepala ruangan
3
Melakukan pembuatan
powerpoint dan poster reminder
4 Melakukan pencetakan poster
Terdapatnya masukan dari mentor dan kepala ruangan
Kompeten
Terdapatpower point yang siap
digunakan sesuai
konsep,dan
terdapatnya
poster yang siap di cetak
Kolaboratif& Harmonis
Akuntabel
Terdapatnya poster yang telah dicetak
Berorientasi
Pelayanan
peserta yang mengikuti zoom meeting
Tersedianya perlengkapanyang akan digunakan untuk sosialisasi
Terlaksananya
kegiatan sosialisasi
Terdapatnyatanya
jawab,saran/masukan
dariberbagaipihak
dan daftarhadir yang terisi
Terdapatnya posteryangsudah ditempel
KEGIATAN
1 Membuat kontrak waktu dengan kepala ruangan dan mentor untuk pelaksanaan sosialisasi 5 Melakukan evaluasi kegiatan sosialisasi serta menyebarkan link daftar hadir 4 Melakukan Sosialisasi 2 Menyebarkan link zoom meeting kegiatan sosialisasi melalui chat via whatsapp 3 Menyiapkan perlengkapan untuk sosialisasi 6 Melakukan pemasangan poster
ruangan
Pelaksanaa kegiatan sosialisasi dan pemasangan poster
4
di
Mendapatkan waktu yang telah
disepakati Terdapatnya
Berorientasi Pelayanan Berorientasi Pelayanan Akuntabel Kompeten Harmonis Berorientasi pelayanan
Pelaksanaan monitoring dan evaluasi penerapan penggunaan handscoon setelah dilakukannya sosialisasi 1 Membuat format evaluasi 2 Melakukan konsultasi dengan mentor mengenai format evaluasi yangtelah dibuat KEGIATAN 5 3 Melakukan evaluasi secara observasi Terdapatnya format evaluasi Perawat optimaldalam penerapan penggunaan handscoon Terdapatnya format evaluasi hasilkonsultasi Berorientasi Pelayanan Kompeten Akuntabel 4 Membuat laporanevaluasi Terdapatnya laporan evaluasi Berorientasi Pelayanan
Rencana Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi
1 Penyampaian rencana kegiatan sosialisasi kepada mentor
2 Pengumpulan referensi referensi tentang penggunaan handscoon
3 Pembuatan desain powerpoint, dan poster reminder
4 Pelaksanaa kegiatan sosialisasi dan pemasangan poster
5 Pelaksanaan monitoringdan evaluasi kepatuhan perawat setelah
dilakukannya sosialisasi
No. Kegiatan Juni Juli 3 4 1 2 3 4