Tindakan Pencegahan Kejadian Decubitus Pd Pasien Tirah Baring Melalui Pembuatan Alat Mobilisasi

Page 1

LAPORAN SEMINAR RANCANGAN AKTUALISASI

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN 8

TINDAKAN PENCEGAHAN KEJADIAN DECUBITUS

PADA PASIEN TIRAH BARING MELALUI PEMBUATAN

ALAT MOBILISASI DI RUANG KEMUNING 2

RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG

TAHUN 2022

DISUSUN OLEH:

MISSY PRATIWI, S.Kep.,Ners

NIP. 199105012022032003

BAPELKES CIKARANG

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

2022

1

LEMBAR PENGESAHAN

TINDAKAN PENCEGAHAN KEJADIAN DECUBITUS

PADA PASIEN TIRAH BARING MELALUI PEMBUATAN

ALAT MOBILISASI DI RUANG KEMUNING 2

RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG

TAHUN 2022

Telah diseminarkan

Tanggal , di Bapelkes Cikarang

Coach

Ir. Miftahur Rohim, M.kes NIP. 196903121992031014

Mentor

Oded Sumarna, S.Kp, Ners.,M.Kep NIP.196911121997031001

Penguji

Laode Musafin, SKM, M.kes NIP . 197109171997031004

ii

Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas segala rahmat dan ridho-Nya,sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan aktualisasi dengan judul

Tindakan Pencegahan Kejadian Decubitus Pada Pasien Tirah Baring Melalui

Pembuatan Alat Mobilisasi Di Ruang Kemuning 2 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari pihak lain maka penulis tidak akan dapat menyelesaikan laporan aktualisasi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan rencana aktualisasi ini:

1. Ibu Fatrisia Madina, S.Kp., MM selaku Kepala Bidang Perawatan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

2. Bapak Kalih Sarjono, S.Kep.,Ners selaku kepala ruangan rawat inap Kemuning lantai 2

3. Ibu Lita Nurlita,S.Kep, Ners.,M.Kep,Sp.An selaku wakil kepala ruangan rawat inap Kemuning lantai 2

4. Bapak Oded selaku mentor yang senantiasa memberikan ilmu, arahan, masukan, dan bimbingannya selama proses kegiatan aktualisasi ini.

5. Bapak Miftahurrohim selaku Coach yang senantiasa memberikan ilmu, arahan, masukan, dan bimbingannya selama proseskegiatan aktualisasi ini.

6. Suami dan orang tua yang selalu memberi support dan senantiasa mendoakan.

7. Seluruh pihak yang tak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan rencana aktualisasi. Penulis menyadari bahwa susunan rencana aktualisasi ini masih mengandung celah kekurangan dan kesalahan, untuk itu penyusun menerima koreksi dan saran untuk dikaji dalam penyempurnaan rencana kegiatan aktualisasi ini. Terima kasih.

Bandung, 27 Agustus 2022

Penulis, Missy Pratiwi, S.Kep.,Ners

NIP 19910501202203200

iv
v DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................................ii Kata Pengantar iv DAFTAR ISI.................................................................................................................v Daftar tabel................................................................................................................ vi Daftar Gambar vii BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1 1.1. Latar Belakang..................................................................................................1 1.2. Tujuan 4 1.3. Manfaat............................................................................................................4 BAB II PROFIL INSTANSI ..........................................................................................5 2.1 Visi dan Misi 5 2.1.1 Visi...............................................................................................................5 2.1.2 Misi ..............................................................................................................5 2.2 Nilai-nilai Organisasi 5 2.3 Tugas Organisasi ..............................................................................................7 2.4 Uraian/Rincian Tugas Jabatan Peserta ................................................................9 BAB III ANALISIS ISU DALAM PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI 11 3.1 Identifikasi dan Analisis Isu Aktual....................................................................11 3.2 Keterkaitan Penyebab Isu dengan Kedudukan dan Peran PNS untuk Mendukung SmartGovernance 17 3.3 Alternatif Pemecahan Masalah sebagai Gagasan Kreatif......................................17 3.4 Dampak Isu....................................................................................................18 BAB IV RANCANGAN AKTUALISASI 19 4.1 Rancangan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar PNS.......................................................19 4.2 Penjadwalan...................................................................................................26 4.3 Para Pihak yang Terlibat dan Perannya dalam Aktualisasi 26 DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................28
vi Daftar tabel Tabel 3.1.1 Teknik Tapisan Isu APKL .............................................................................14 Tabel 3.3.1 Kegiatan Pemecahan Isu 17 Tabel 4.1.1 Matriks Rancangan Kegiatan........................................................................19 Tabel 5.1.1 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi.......................................................26 Tabel 5.2.2 Pihak yang Berperan dalam Aktualisasi 26
vii Daftar Gambar Gambar 2.3.1 Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin 7 Gambar 2.3.2 Struktur Organisasi Ruangan Kemuning 2....................................................8 Gambar 3.1.1 Diagram Fishbone 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara hukum dengan berlandaskan pada Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945. UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan ASN adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan kebutuhan Instansi Pemerintah. Dalam sistem pembelajaran

Pelatihan Dasar Calon PNS pada kurikulum yang menekankan pada pembentukan karakter PNS, setiap peserta pelatihan dituntut untuk mampu mengaktualisasikan substansi materi pembelajaran yang telah dipelajari melalui proses pembiasaan diri yang difasilitasi dalam pembelajaran agenda habituasi.

Dalam menjalankan roda pemerintahan, pemerintah Indonesia membutuhkan ASN. ASN tersebut terdiri dari PNS dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan yang digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan. Sebagai bentuk implementasi reformasi kepegawaian untuk mewujudkan aparatur sipil Negara yang akuntabel dan berorientasi pada pelayanan publik serta selalu mengedepankan kepentingan Negara, perlu dibangun Aparatur Sipil Negara yang memiliki integritas, profesional, netral dan bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Menurut PERLAN No.10 Tahun 2021 tentang Pelatihan Dasar CPNS rancangan aktualisasi menjadi langkah awal untuk pembinaan Aparatur Sipil Negara (ASN). Untuk mewujudkan fungsi ASN sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa maka diperlukan ASN yang professional, kompeten, dan berintegritas yang dilandasi nilai-nilai dasar ASN.

Pelayanan publik khususnya dalam sistem pelayanan kesehatan menghimpun berbagai upaya Bangsa Indonesia untuk meningkatkan derajat kesehatan setinggi-tingginya. Salah satunya dalam pelayanan keperawatan. Pelayanan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat Keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik sehat maupun sakit (Undang-undang No. 38 tahun 2014).

1

Ulkus dekubitus atau luka baring adalah tipe luka tekan. Terminologi ulkus dekubitus, luka baring, dan luka tekan sering dipertukarkan. Istilah ulkus dekubitus berasal dari bahasa latin decumbere yang berarti berbaring (Wilhelmi, 2015). Ulkus kronis merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas dengan prevalensi yang meningkat. Dewasa ini, peningkatan prevalensi ulkus kronis sebagian karena populasi yang menua dan peningkatan faktor risiko seperti diabetes dan obesitas. Ulkus kronis disebabkan oleh berbagai penyakit termasuk disfungsi vena, diabetes mellitus, infeksi, neuropati perifer, tekanan, dan aterosklerosis. Ulkus kronis dapat diartikan sebagai gangguan jaringan kulit yang membutuhkan waktu lebih dari enam minggu untuk sembuh (Busch el al., 2017).

Mobilisasi merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak bebas, mudah, teratur, mempunyai tujuan memenuhi kebutuhan hidup sehat, dan penting untuk kemandirian (Barbara, 2006). Sebaliknya keadaan imobilisasi adalah suatu pembatasan gerak atau keterbatasan fisik dari anggota badan dan tubuh itu sendiri dalam berputar, duduk dan berjalan, hal ini salah satunya disebabkan oleh berada pada posisi tetap dengan gravitasinya kurang seperti saat duduk atau berbaring (Susan J. Garison, 2004). Salah satu intervensi keperawatan yang sering dilakukan pada pasien dengan imobilisasi adalah pengaturan posisi dengan tujuan untuk mencegah terjadinya pressure injury. Tindakan ini harus dilakukan secepat dan sedini mungkin dengan tujuan agar terjadinya pemeliharaan integritas jaringan sehingga mengurangi penekanan yang akan menimbulkan komplikasi berupa luka dekubitus dan pencegahan dari kompresif neuropati .

Pencegahan merupakan hal yang penting pada pasien dengan immobilisasi, upaya untuk tersebut salah satunya adalah dengan cara memiringkan badan pasien secara teratur dengan miring kanan dan kiri bergantian setiap 2 jam atau minimal 4 jam sekali. Salah satu tindakan untuk menurunkan angka kejadian pressure injury/luka tekan adalah dengan pemberian posisi miring yang betujuan untuk mempertahankan body alignment atau keseimbangan tubuh, mengurangi komplikasi akibat immobilisasi dan meningkatkan rasa nyaman.

Secara global, ulkus dekubitus merupakan penyebab utama dari morbiditas dan mortalitas di pelayanan kesehatan. Hal ini menjadikan ulkus dekubitus masalah besar di dunia kesehatan. Di Amerika Serikat insidens terjadinya ulkus dekubitus pada pasien rawat inap berkisar antara 2.7-29%. Perawatan dalam ruang intensif meningkatkan risiko terjadinya ulkus dekubitus, dilaporkan insidens mencapai 33% dan prevalensi 41%. [12] Prevalensi terjadinya luka tekan juga dilaporkan di Brazil sebesar 12.7%, 10.4% di Turki, dan 47.6% di Thailand. Di Indonesia Sampai saat ini belum terdapat data pasti mengenai insiden ulkus dekubitus yang

2

diterbitkan di Indonesia. Salah satu penelitian single centeryang dilakukan oleh Suriadi et al.melaporkan insiden terjadinya ulkus dekubitus pada tahun 2003 adalah sebesar 33.3%.

Dalam praktek keperawatan profesional perawat memegang tanggung jawab yang sangat besar. Perawat dituntut untuk melaksanakan perannya selama 24 jam berada di samping pasien. Penulis berdinas di ruangan kemuning lantai 2 yang difungsikan sebagai ruang perawatan pasien covid-19 baik yang sudah terkonfirmasi ataupun suspek sejak Maret 2022. Karakteristik pasien yang dirawat terdiri dari bayi, anak-anak dan dewasa, laki-laki dan perempuan. Kapasitas ruangan adalah 37 tempat tidur dengan 12 terpat tidur difungsikan sebagai ruangan HCU bermonitor untuk pasien dengan pemamtauan ketat.

Berdasarkan hasil pengamatan dan observasi di ruang kemuning lt 2 ditemukan bahwa pasien yang suspek atau konfirmasi covid-19 yang dirawat dengan imobilisasi jarang dilakukan mobilisasi. Mobilisasi miring kanan atau kiri dilakukan jika pasien BAB atau memang perlu di lakukan mobilisasi. Dari jumlah pasien selama bulan juni sebanyak 119 orang, ada 31 pasien dewasa yang imobilisasi dan ada 14 pasien yang mempunyai luka decubitus grade 2. Luka decubitus yang ada sebagian memang sudah ada sebelum dirawat, ada sebagian pasien didapat selama perawatan dan ada beberapa pasien yang sudah menunjukkan decubitus grade 1 dengan kemerahan di bokong, bahkan ada yang sudah infeksi ditandai dengan demam, kondisi luka yang memburuk. Hal ini terjadi karena diruang isolasi covid perawat yang bertugas tiap shift dibagi menjadi 3 shift pada pagi dan sore, 4 shift pada malam dengan jatah bertugas 2 jam sampai 3 jam per shift, petugas yang masuk ke ruang isolasi covid menjadi 2 orang atau 1 orang pada kondisi tertentu per shift dengan jumlah pasien bisa mencapai 20 pasien pada bulan juni. Hal itu menyebabkan ketepatan melakukan mobilisasi miring kanan dan kiri tiap minimal 2 jam terganggu, karena selama ini untuk mobilisasi pasien dewasa imobilisasi diperlukan minimal 2 perawat. Dengan jumlah pasien dan tugas perawat yang banyak, perawat lebih mementingkan untuk melakukan tugas yang dirasa lebih penting dulu. Penulis merasa jika masalah ini tidak ditangani angka kejadian decubitus akan bertambah dan akan menimbulkan banyak komplikasi, dan menurunkan indicator mutu rumah sakit. Maka dari itu penulis bermaksud melaksanakan gagasan kreatif untuk memecahkan isu tersebut dengan

Tindakan Pencegahan Kejadian Decubitus Pada Pasien Tirah Baring Melalui

Pembuatan Alat Mobilisasi Di Ruang Kemuning 2 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Tahun 2022”

3
.

1.2. Tujuan

1.2.1.Tujuan umum :

- Untuk membina dan menempa calon pegawai negeri sipil menjadi PNS yang mempunyai kedisiplinan dan integritas tinggi.

- Untuk memperbaiki kualitas dan mutu PNS dengan melatih CPNS untuk belajar mengetahui tugas pokok dan fungsinya serta mengaitkan dengan nilai-nilai dasar

PNS seperti berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif.

1.2.2.Tujuan khusus :

- Untuk mengetahui pengaruh penggunaan alat mobilisasi terhadap efektifitas mobilisasi pasien.

- Untuk menurunkan angka kejadian decubitus.

- Mengurangi komplikasi yang terjadi akibat decubitus.

- Mempercepat proses penyembuhan pasien.

- Untuk meningkatkan kualitas pelayanan agar kepuasan pasien meningkat.

1.3. Manfaat

Manfaat aktualisasi adalah:

a. Bagi peserta pelatihan dasar

Membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadain yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme didalam diri peserta pelatihan dasar. Selain itu, kegiatan aktualisasi bermanfaat bagi peserta dalam upayamemperkuat kompetensi bidang yang dimiliki.

b. Bagi pihak Rumah Sakit

Memberikan kontribusi bagi tercapainya visi, misi dan tujuan Rumah Sakit.

c. Bagi pasien Rumah Sakit

Kebutuhan dasar pasien terpenuhi, kenyamanan pasien selama dirawat di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung meningkat.

4

BAB II

PROFIL INSTANSI

2.1 Visi dan Misi

2.1.1 Visi

Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong.

2.1.2 Misi

Mewujudkan kuallitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera.

2.2 Nilai-nilai Organisasi

Tata nilai-nilai filosofis RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yaitu “PAMINGPIN

PITUIN” dengan penjelasan sebagai berikut:

 Kepemimpinan : Nilai yang menggambarkan kepeloporan dan menyiapkan talenta-talenta terbaik dibidangnya.

 Profesional : Nilai yang berorientasi pada pencapaian kinerja melalui perjalanan kemitraan dan menguasai standar yangberlaku.

 Inovatif : Nilai yang menggambarkan keinginan untuk menghasilkan suatu yang baru dan senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambungan.

 Tulus : Keinginan untuk memberi tanpa pamrih, proaktif dan responsive

 Unggul : Keinginan untuk menjadi yang terbaik dan menghasilkan kualitas prima.

 Integritas : Nilai yang menggambarkan kejujuran, amanah, dan menjunjung etika yang tinggi dalam menjalankan tugas.

Selain tata nilai filosofis, RSHS memiliki janji pelayanan kesehatan yaitu SIGAP:

 Senyum-Sapa-Salam-SPOan-Santun (5S)

 Inovatif dalam berkarya

 Gelorakan Semangat Pelayanan Prima

5

Amanah Menjaga Keselamatan Pasien

 Peduli, Perhatian dan Perasaan

Terdapat juga nilai – nilai yang dianut dalam pelayanan, yaitu PRIMA:

 P : Profesional memiliki kemampuan untuk memberikan pelayanan dengan kualitas yang terbaik (prima) disertai kompetensi dalam disiplin ilmu yang mendasarinya

 R : Respek pelayanan yang prima akan dapat diberikan apabila dilandasi oleh rasa saling hormat menghormati diantara anggota tim pemberi pelayanan kesehatan. Pelayanan yang prima tidak hanya ditentukan oleh satu profesi, tetapi oleh semua profesi yang terlibat dalam tim pelayanan kesehatan.

 I : Integrasi bertindak terintegrasi sesuai dengan nilai – nilai dan kebijakan organisasi serta kode etik.

 M : Manusiawi menganggap setiap individu atau manusia sebagai makhluk ciptaanTuhan yang mulia. Oleh karena itu harkat dan martabat mereka harus dijunjung tinggi.

 A :Amanah melaksanakan dengan sungguh – sungguh segala hal yang dipercayakan oleh negara dan masyarakat, khususnya dalam memberikan pelayanan, pendidikan, dan penelitian kesehatan.

6

2.3 Tugas Organisasi

Struktur organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin dapat dilihat pada gambar

Gambar 2.3.1 Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin

7

2.4 Struktur Organisasi Ruangan Kemuning 2

Gambar 2.3.2 Struktur Organisasi Ruangan Kemuning 2

KEPALA INSTALASI RAWAT INAP

KEPALA BIDANG PERAWATAN

KASUB INSTALASI KEMUNING

PENGAWAS PELAYANAN KEPERAWATAN

KEPALA RUANGAN KEMUNING 2

WAKIL KEPALA 1

KETUA TIM 1

PERAWAT PELAKSANA

KETUA TIM 2

PERAWAT PELAKSANA

WAKIL KEPALA 2

KETUA TIM 3

PERAWAT PELAKSANA

PEKARYA PENATA JASA

8

2.5Uraian/Rincian Tugas Jabatan Peserta

Nama : Missy Pratiwi, S.Kep., Ners

NIP :199105012022032003

Unit Kerja : Ruang Kemuning Lantai 2

RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung

Instansi : Kementerian Kesehatan RI

Saat ini, peserta terdaftar sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di lingkungan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia di bawah Direktorat Jenderal

Pelayanan Kesehatan dengan instansi Rumah Sakit Umum Pusat Dr Hasan Sadikin Kota

Bandung terhitung mulai tanggal 1 Maret 2022 sebagai Perawat Ahli Pertama dibawah

Bidang Keperawatan dan sekarang bekerja di unit kerja Ruang Kemuning Lantai 2. Dalam pelaksanaan aktualisasi, peserta mengacu kepada Sasaran Kinerja Pegawai

(SKP) meliputi:

1 Melakukan pemberian penugasan perawat dalam rangka melakukan fungsi ketenagaan perawat

2 Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan keperawatan sebagai ketua tim/perawat

3 Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu

4 Melakukan case finding/deteksi dini/penemuan kasus baru pada individu

5 Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjutan

6 Merumuskan diagnosis keperawatan pada individu

7 Membuat prioritas diagnosa keperawatan dan masalah keperawatan

8 Menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu (merumuskan, menetapkan) tindakan

9 Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks pada areamedikal bedah

10 Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensipembedahan pada tahap pre/intra/post operasi

11 Melakukan komunikasi terapetik dalam pemberian asuhan keperawatan

12 Melakukan komunikasi dengan klien dengan hambatan komunikasi

13 Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu

14 Melakukan tindakan keperawatan pada kondisigawatdarurat/bencana/kritikal

9

15 Memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan spriritual pada kodisi kehilangan, berduka atau menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan

16 Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi

17 Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan eliminasi

18 Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan mobilisasi

19 Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur

20 Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri

21 Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan pengaturan suhu

22 Melakukan pemenuhan kebutuhan oksigenasi

23 Melakukan penatalaksanaan manajemen gejala

24 Melakukan perawatan luka

25 Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada individu

26 Melakukan konsultasi keperawatan dan kolaborasi dengan dokter

27 Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu

28 Melakukan pemantauan atau penilaian kondisi pasien selama dilakukan tindakan keperawatan spesifik sesuai kasus dan kondisi pasien

29 Melaksanakan manajemen surveilans Hais sebagai upaya pengawasan resiko infeksi dalam upaya preventif pada pelayanan keperawatan

30 Melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan

31 Melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan shift/unit/fasilitaskesehatan

32 Melakukan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaan standar pada pasien/petugas/pengunjung sebagai upaya pencegahan infeksi

33 Melakukan pendidikan kesehatan pada individu

10

ANALISIS ISU DALAM PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1 Identifikasi dan Analisis Isu Aktual

Isu adalah masalah yangmasih sering terjadi sampai saat ini. Identifikasi isu dilakukan dengan melihat hal-hal yang belum optimal dengan tujuan dan kriteria hasil keperawatan yang berpotensi menjadi masalah. Ruang Kemuning lantai 2 merupakan ruang rawat inap kelas 3 yang mempunyai kapasitas sebanyak 37 tempat tidur.

Identifikasi isu dilakukan dengan melihathal-hal yang belum optimal dalampenerapan atau pencapaian target Sasaran Kerja Pegawai (SKP). Hal yang belum optimal dari hasil studi pendahuluan di lapangan yang berdampak pada keamanan dan keselamatan pasien adalah sebagai berikut :

1. Belum optimalnya perawatan CTT pada pasien di ruangan Kemuning 2 Rumah Sakit Umum Pusat Dr Hasan Sadikin Bandung tahun 2022.

2. Belum optimalnya kepatuhan perawat dalam pelayanan pencegahan keselamatan pasien di ruangan Kemuning 2 Rumah Sakit Umum Pusat Dr Hasan Sadikin Bandung tahun 2022.

3. Belum optimalnya pemberian edukasi kepada keluarga tentang chest therapy pada anak dengan masalah Broncopnemonia di ruangan Kemuning 2 Rumah Sakit Umum Pusat Dr Hasan Sadikin Bandung tahun 2022.

4. Tindakan pencegahan kejadian decubitus pada pasien tirah baring di ruangan kemuning 2 Rumah Sakit Umum Pusat Dr Hasan sadikin Bandung tahun 2022. Berdasarkan dampak dari setiap isu diatas dan dengan metode environmental scanning, ditemukan isu-isu yang lebih spesifik diantaranya:

1. Belum optimalnya perawatan CTT pada pasien di ruangan Kemuning 2 Rumah Sakit Umum Pusat Dr Hasan Sadikin Bandung tahun 2022

CTT/ WSD merupakan tindakan invasive yang dilakukan untuk mengeluarkan udara, cairan ( darah, pus) dari rongga pleura, rongga thorak dan mediastinum dengan menggunakan pipa penghubung. Pemasangan drainage dada merupakan terapi standar pada berbagai penyakit pleura seperti pneumotoraks, efusi pleura malignansi, luka tembus dada, hemotoraks, empiema, chylothorax dan fistula bronkopleura. (Rosadi dkk, 2014). Perawatan luka operasi penting dilakukan untuk mencegah infeksi

11
BAB III

dankomplikasi pascaoperasi lainnya. Perawatan yang dimaksud termasuk mengganti perban, menjaga luka operasi tetap kering, serta mencegah jahitan operasi robek karena aktivitas tertentu.

Berdasarkan hasil observasi penulis dan data wawancara kepada perawat senior dan kepala ruangan kemuning 2, selama ini pasien yang terpasang CTT tidak rutin dilakukan perawatan, dilakukan jika ada permintaan dokter.

2. Belum optimalnya kepatuhan perawat dalam pelayanan pencegahan

keselamatan pasien di ruangan Kemuning 2 Rumah Sakit Umum Pusat Dr Hasan Sadikin Bandung tahun 2022

Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insisden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi.

Pemberian label pada infus yang terpasang di pasien yang berisi nama pasien, nomer rekam medis pasien, infus yang diberikan, obat tambahan dalam infus, waktu pemberian berapa lama, jam mulai pemberian, diakhiri tanda tangan 2 orang perawat.

Berdasarakan observasi selama berdinas di ruang kemuning lt 2 perawat hanya menulis jam pemberian infus, nama pasien, dosis infus dan obat tambahan jika ada menggunakan spidol, tanpa ada double chek antara 2 perawat seperti yang seharusnya.

3. Belum optimalnya pemberian edukasi kepada keluarga tentang chest therapy

pada anak dengan masalah Broncopnemonia di ruangan Kemuning 2 Rumah

Sakit Umum Pusat Dr Hasan Sadikin Bandung tahun 2022

Broncopnemonia adalah peradangan pada parenkim paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur ataupun benda asing (Hidayat, 2008).

Chest Therapy adalah suatu rangkaian yang terdiri dari perkusi (clapping), vifbrasi, dan postural drainage. Chest therapy pada pasien broncopnemonia dapat membantu dalam pengeluaran secret. Apalagi pada pasien anak yang belum paham carabatuk efektif dan kesusahan mengeluarkan secret, dengan dibantu chest therapy dapat membuat secret yang menempel di dinding paru menjadi rontok.

Dari hasil observasi penulis dan wawancara kepada perawat senior dan kepala ruangan jika di ruangan Kemuning 2 edukasi tentang chest therapy jarang dilakukan, belum adanya mediasi untuk proses penyampaian.

12

4. Tindakan pencegahan kejadian decubitus pada pasien tirah baring di ruangan

kemuning 2 Rumah Sakit Umum Pusat Dr Hasan sadikin Bandung tahun 2022

Dekubitus adalah kerusakan jaringan yang terlokalisir yang disebabkan karena adanya kompresi jaringan yang lunak diatas tulang yang menonjol (bony prominence) dan adanya tekanan dari luar dalam jangka waktu yang lama. Kompresi jaringan akan menyebabkan gangguan suplai darah pada daerah yang tertekan. Apabila berlangsung lama, hal ini akan menyebabkan insufisiensi aliran darah, anoksia atau iskemia jaringan dan akhirnya dapat menyebabkan kematian sel (Suriadi, 2004).

Mobilisasi merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak bebas, mudah, teratur, mempunyai tujuan memenuhi kebutuhan hidup sehat, dan penting untuk kemandirian (Barbara, 2006). Pencegahan kejadian decubitus baru atau decubitus yang semakin memburuk merupakan hal yang penting pada pasien immobilisasi, upaya untuk tersebut salah satunya adalah dengan cara memiringkan badan pasien secara teratur. Salah satu tindakan untuk menurunkan angka kejadian pressure injury/luka tekan adalah dengan pemberian posisi miring yang betujuan untuk mempertahankan body alignment atau keseimbangan tubuh, mengurangi komplikasi akibat immobilisasi dan meningkatkan rasa nyaman.

Berdasarkan hasil pengamatan dan observasi di ruang kemuning lantai 2 ditemukan bahwa jarang dilakukannya mobilisasi pada pasien tirah baring belum terjadi luka decubitus dan pada pasein tirah baring dengan luka decubitus. Mobilisasi dilakukan jika pasien BAB atau perlu dilakukan mobilisasi. Dari 119 pasien di ruang kemuning 2 selama bulan juni, terdapat 31 pasien dewasa yang tirah baring dengan masalah geriatric atau masalah kelemahan fisik. Dari 31 pasien tirah baring terdapat 14 pasien dengan decubitus, baik decub dari rumah maupun yang terjadi selama proses perawatan.

13

Penapisan Isu

Berdasarkan isu aktual yang telah di identifikasi, selanjutnya dilakukan pemilihan isu dengan Analisis Kriteria Aktual , Problematika, Kekhalayakan dan Kelayakan (APKL) dengan penilaian angka mulai dari 1-5.

Teknik tapisan isu APKL

1. Belum optimalnya perawatan CTT pada pasien di ruangan Kemuning

Rumah Sakit Umum Pusat Dr

2. Belum optimalnya kepatuhan perawat dalam pelayanan

3. Belum optimalnya pemberian edukasi kepada keluarga tentang chest therapy pada anak dengan masalah Broncopnemonia di ruangan Kemuning2Rumah Sakit

Dr Hasan Sadikin

4. Tindakan pencegahan kejadian decubitus pada pasien tirah baring di ruangan kemuning 2

14
No Isu A K P L Jumlah Peringkat prioritas
Tabel 3.1.1 Teknik Tapisan Isu APKL
2
Hasan Sadikin
3 3 4 4 14 3
Bandung tahun 2022.
keselamatan pasien di ruangan Kemuning
Rumah Sakit Umum Pusat
Hasan Sadikin Bandung tahun 2022. 3 3 3 4 13 4
pencegahan
2
Dr
Umum Pusat
Bandung tahun 2022. 4 3 4 4 15 2
Rumah Sakit Umum Pusat Dr 4 4 5 5 18 1

Hasan sadikin Bandung tahun

2022

Keterangan Interval Penentuan Prioritas:

a) Nilai 1 = Sangat tidak mendesak/gawat dan dampak

b) Nilai 2 = Tidak mendesak/gawat dan dampak

c) Nilai 3 = Cukup mendesak/gawat dan dampak

d) Nilai 4 = Mendesak/gawat dan dampak

e) Nilai 5 = Sangat mendesak/gawat dan dampak

Sesuai hasil data diatas, maka dipilihlah isu Tindakan pencegahan kejadian decubitus pada pasien tirah baring di ruangan kemuning 2 Rumah Sakit Umum Pusat Dr Hasan sadikin

Bandung tahun 2022

15

Analisis Isu Man

Belum ada sosialisasi cara mobilisasi dengan 1 perawat

Perawat melakukan mobilisasi dengan 2 perawat / lebih

Perawat jarang melakukan mobilisasi pasien imobilisasi

Tidak semua pasien imobilisasi dapat dilakukan

mobilisasi dengan 1perawat

belum ada video cara penggunaan alat bantu mobilisasi

Method

Belum adanya alat membantu mobilisasi dengan 1 perawat

Machine

Mobilisasi masih dilakukan dengan 2 perawat/ lebih

Belum adanya tindakan

pencegahan kejadian decubitus di ruang

Mobilisasi masih dilakukan

mengandalkan full tenaga

perawat

Belum adanya anggaran untuk alat bantu mobilisasi

Money

Kemuning 2 RSHS th 2022

Gambar 3.1.1 Diagram Fishbone

16

3.2 Keterkaitan Penyebab Isu dengan Kedudukan dan Peran PNS untuk

Mendukung SmartGovernance

Keterkaitan isu belum optimalnya pemberian orientasi pasien baru pada manajemen

ASN (Aparatur Sipil Negara), ASN merupakan motor penggerak pemerintahan, pilar utama dalam melaksanakan tugas sebagai pelayan publik profesional dan berkualitas yang secara langsung maupun tidak langsung bersinggungan dengan masyarakat. Oleh karena itu penulis sebagai perawat yang bersinggungan langsung dengan pasien sesuai kode etik manajemen

ASN melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab, dan berintegritas tinggi dan dalam penyampaian edukasi harus memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait tugas penulis sebagai perawat. Dalam mengatasi isu penulis dapat menggunakan dunia digital yang berpedoman sesuai dengan etika digital SMART ASN sebagai pencarian edukasi kesehatan mengenai orientasi pasien baru.

3.3

Alternatif Pemecahan Masalah sebagai Gagasan Kreatif Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan fishbone, maka gagasan kreatif untuk menjawab isu utama belum adanya tindakan pencegahan kejadian decubitus pada pasien tirah baring di Kemuning

2 Rumah Sakit Umum Pusat Dr Hasan Sadikin Bandung tahun 2022 dengan cara “TindakanPencegahanKejadianDecubitusPada PasienTirah

Baring Melalui Pembuatan Alat Mobilisasi Di Ruang Kemuning

2 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022.

Dengan Kegiatan sebagai berikut:

Tabel 3.3.1 Kegiatan Pemecahan Isu No

Kegiatan

1 Persiapan rancangan desain alat untuk mobilisasi

2 Proses pembuatan desain alat untuk membantu mobilisasi dan uji coba alat

3 Sosialisasi alat untuk membantu mobilisasi

4 Evaluasi

17

3.4 Dampak Isu

Dampak yang bisa muncul jika isu tidak terselesaikan adalah angka kejadian decubitus semakin banyak, hal ini berpengaruh kepada standar indikator mutu rumah sakit. Decubitus yang tidak tertangani juga dapat menyebabkan berbagai komplikasi, seperti : kerusakan kulit, selulitis , infeksi tulang sendi, gangrene, sepsis, fasciitis nekrotikans, dan kanker. Dengan terjadinya decubitus atau memburuknya luka decubitus akan membuat pasien merasa tidak nyaman, menambah masalah pada pasien, menambah biaya perawatan untuk luka decubitus, dan menambah beban keluarga ketika pasien pulang untuk merawat luka decubitus yang tidak semua keluarga tau cara perawatan yang benar.

18

3.5 Rancangan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar PNS

Tabel 4.1.1 Matriks Rancangan Kegiatan

Unit Kerja Ruang Kemuning Lantai 2 RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung

Isu yang Diangkat Belum Adanya Tindakan Pencegahan Kejadian Decubitus

Gagasan Kreatif Tindakan Pencegahan Kejadian Decubitus

Kontribusi teradap

No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil

Keterkaitan Substansi

Mata Pelatihan

Penguatan Nilai

1. Persiapan rancangan desain alat untuk membantu proses mobilisasi pasien

1. Membuat janji temu dengan mentor dan kepala ruangan

2. Melakukan konsultasi dengan mentor dan kepala ruangan terkait isu yang

ditemukan

1. Adanya waktu dan tempat konsultasi

Bersikap ramah kepada

mentor dan kepala ruangan.

(Berorientasi pelayanan)

Disiplin untuk datang

konsultasi tepat waktu sesuai

Visi dan Misi

Organisasi

Terwujudnya

Indonesia Maju

yang Berdaulat, Mandiri dan

Berkepribadian

Berlandaskan

diangkat disetujui

janji temu.

(Akuntabel)

Membuat rancangan gagasan

kreatif dengan kualitas terbaik

(Kompeten)

Gotong Royong.

Mewujudkan

kuallitas hidup

manusia Indonesia

Organisasi

Sesuai tata nilainilai filosofis

RSUP Dr. Hasan

Sadikin Bandung

yaitu

“PAMINGPIN

PITUIN” penulis

secara Inovatif yang

berkeinginan

untuk

19
BAB IV RANCANGAN AKTUALISASI
2. Isu yang

untuk membantu proses mobilisasi

gagasan kreatif

terkait

pemecahan isu yang ditemukan

Menerima masukan dan kritik

dari mentor dan kepala

ruangan

(Harmonis)

Menjaga rahasia instansi

(Loyal)

Terus berinovasi dan mengembangkan gagasan

kreatif pemecahan isu

(Adaptif)

Menerima kritik dan saran dari

mentor dan kepala ruangan

(Kolaboratif)

Bersikap ramah kepada

mentor dan kepala ruangan

(Berorientasi pelayanan)

Disiplin melakukan konsultasi

pada waktu yang telah

disepakati

yang tinggi, maju

dan sejahtera. menghasilkan

sesuatu yang

baru dan senantiasa

melakukan

perbaikan secara

berkesinambunga n dengan

membuat inovasi

alat bantu proses

mobilisasi pasien dengan 1 perawat.

Dalam melakukan

pelayanan yang

terbaik, mendapat

literatur sesuai

dengan sumber

yang jelas dalam

Nilai integritas yang

menggambarkan

kejujuran dalam

bekerja, menjunjung tinggi

etika dalam

20
3. Memaparkan 3. Gagasan kreatif disetujui 2. Proses pembuatan desain alat 1. Membuat janji temu dengan mentor dan kepala ruangan 1. Adanya waktu dan tempat bertemu 2. Melakukan konsultasi dengan mentor 2. Adanya draft tentang cara kegunaan

Pasien dan

uji coba alat

dan kepala

ruangan

dan manfaat

dari alat

(Akuntabel)

Membuat alat dengan kualitas

terbaik

(Kompeten)

mengambil

keputusan untuk

membuat alat bantu

mobilisasi ini. Hal ini

sejalan dengan visi

menjalankan

tugas, membuat

penulis ingin

memberikan

pelayanan prima

pembuatan alat

Menghargai setiap masukan

dari mentor dan kepala

ruangan (Harmonis)

Mengesahkan pembuatan alat

sesuai tahapan yang telah

ditentukan Instansi

(Loyal)

Cepat menyesuaikan aktivitas

mobilisasi dengan alat

(Adaptif)

Bekerja sama dengan perawat

ruangan dan kepala ruangan

terkait penggunaan alat

(Kolaboratif)

misi RSHS

Mewujudkan

kuallitas hidup

manusia Indonesia

yang tinggi, maju

dan sejahtera

terhadap pasien

dengan membuat

suatu inovasi

bagaimana

mobilisasi bisa

tetap dilakukan

untuk pencegahan

decubitus dengan

satu perawat.

Alat ini juga dibuat

sesuai dengan

nilai yang dianut

dalam pelayanan

yaitu “PRIMA”

dengan menganut

nilai professional yaitu memberikan

21
3. Mencari bahan yang akan digunakan untuk 3. Terkumpulny a bahan yang akan digunakan untuk membuat alat 4. Membuat rancangan model alat 4. Adanya draft rancangan alat 5. Melakukan uji coba alat 5. Alat dapat digunakan oleh semua perawat 6. Melakukan konsultasi terkait uji coba alat 6. Pembuatan alat disetujui 7. Mengajukan 7. Alat disetujui

pengesahan alat

kepada kepala

ruangan, bagian

keperawatan, bagian sarana

prasarana dan

bagian Komite

mutu

dan digunakan

pelayanan dengan

kualitas terbaik.

Manusiawi

menggangap

semua manusia

ciptaan Tuhan

yang spesial tanpa

membedakan dan

Amanah yaitu

melaksanakan

sesuatu hal

dengan sungguh-

sungguh, agar

perawat dapat

selalu senantiasa

memberikan

pelayanan terbaik

untuk semua

pasien terutama

dalam haliniuntuk

memenuhi

kebutuhan dasar

22

3.

alat untuk membantu proses mobilisasi pasien

temu dengan mentor dan kepala ruangan

1. Adanya waktu dan tempat pertemuan

Bersikap ramah terhadap

mentor dan kepala ruangan

(Berorientasi pelayanan)

Disiplin untuk melakukan

pasien yaitu mobilisasi.

2.

konsultasi kepada kepala

ruangan dan mentor terkait kegiatan sosialisasi

penggunaan alat

konsultasi sesuai waktu yang

dijanjikan

(Akuntabel)

Membuat materi sosialisasi

dengan kualitas terbaik

(Kompeten)

Sosialisasi dilaksanakan

dengan efisien, tidak

mengganggu kegiatan di

ruangan

(Harmonis)

Materi sosialisasi tidak

mengandung unsur SARA

Terwujudnya

Indonesia Maju

yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian

Berlandaskan

Gotong Royong.

Mewujudkan

kuallitas hidup

manusia Indonesia

yang tinggi, maju

dan sejahtera.

Sosialisasi bertujuan

untuk menyebarkan

informasi terkait alat

yang telah dibuat

dengan harapan

setelah semua

perawat ruangan

Menggambarkan

keinginan untuk menghasilkan

suatuyang baru dan senantiasa

melakukan

perbaikan secara berkesinambungan.

Inovatif sesuai tata

nilai-nilai filosofis

RSUP Dr. Hasan

Sadikin Bandung

yaitu “PAMINGPIN PITUIN”

23
Sosialisasi 1. Membuat janji Melakukan 2. Adanya tanggal dan tempat pelaksanaan sosialisasi 3. Membuat materi sosialisasi untuk kegiatan soasialisasi 3. Adanya materi sosialisasi yang menarik seperti power point

4. Melakukan konsultasi terkait materi sosialisasi kepada mentor

5. Melakukan kegiatan sosialisasi alat bantu mobilisasi dengan 1 perawat

dan vidio (Loyal)

4. Materi sosialisasi disetujui oleh mentor

Materi sosialisasi dibuat

dengan menggunakan aplikasi

digital yang tersedia (Adaptif)

Memberi kesempatan kepada

audiens yang datang untuk

memberikan kontribusi

terhadap alat yang

disosialisasikan (Kolaboratif)

Bersikap ramah kepada

mentor dan kepala ruangan

(Berorientasi pelayanan)

Pengamatan dilakukan dengan

cermat dan jujur

(Akuntabel)

Lembar tilik dan kuesioner

didasarkan efektifitas

penggunaan alat

terpapar cara kerja

alat, fungsi alat dan

manfaat alat yang

dibuat maka

perawat dapat

selalu memberikan

pelayanan prima

kepada pasien.

Terwujudnya

Indonesia Maju

yang Berdaulat,

Mandiri dan

Berkepribadian

Berlandaskan

Gotong Royong.

Mewujudkan

kuallitas hidup

manusia Indonesia

Menggambarkan

nilai Unggul yaitu

keinginan untuk

menjadi yang

terbaik dan

menghasilkan

kualitas prima

dengan melakukan

evaluasi terhadap

alat yang telah

24
5. Adanya dokumentasi kegiatan 4. Evaluasi 1. Membuat janji temu dengan mentor dan kepala ruangan 1. Adanya waktu dan tepat pertemuan yang disepakati 2. Melakukan konsultasi terkait pelaksanaan evaluasi 2. Tanggal dan bentuk evaluasi tersedia

(lembar tilik

pengamatan ) dan

kuesioner

(Kompeten)

Menghargai saran dan kritik

dari mentor dan kepala

yang tinggi, maju dan sejahtera.

dibuat, sesuai tata

nilai-nilai filosofis

RSUP Dr. Hasan

3.

ruangan (Harmonis)

4.

pengamatan terisi

Menjaga kerahasiaan rekan

perawat yang diamati saat

pengamatan (Loyal)

Daftar tilik berupa Gform

untuk memudahkan

perhitungannya

(Adaptif)

Terbuka kepada mentor dan

kepala ruangan terkait hasil

pengamatan

(Kolaboratif)

Sadikin Bandung yaitu

“PAMINGPIN

PITUIN”

Serta nilai

professional memiliki

kemampuan untuk

memberikan

pelayanan dengan

kualitas terbaik

sesuai tata nilai-

nilai pelayanan

yang di anut di RSHS yaitu

“PRIMA”

25
3. Melakukan evaluasi dengan cara pengamatan Daftar tilik 4. Mengolah data hasil pengamatan Kesimpulan hasil pengamatan dan kuesioner tersedia 5. Melakukan konsultasi terkait hasil evaluasi 5. Hasil evaluasi disetujui

4.2 Penjadwalan

Judul Aktualisasi : Tindakan Pencegahan Kejadian Decubitus Pada Pasien

Tirah Baring Melalui Pembuatan Alat Mobilisasi Di Ruang

Kemuning 2 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022.

Waktu Pelaksanaan : 28 Juli 2022 sampai dengan 2 September 2022

Tempat Pelaksanaan : Ruang Kemuning Lantai 2 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

Tabel 4.2.1 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi

1. Persiapan rancangan desain alat

2. Proses pembuatan desain alat dan uji coba alat

3. Sosialisasi

4. Evaluasi

4.3 Para Pihak yang Terlibat dan Perannya dalam Aktualisasi

Tabel 4.3.1 Pihak yang Berperan dalam Aktualisasi

1. Penulis Membuat alat untuk membantu mobilisasi

2. Mentor Memberikan masukan dalam proses pembuatan alat mobilisasi

3. Kepala Ruangan Kemuning 2 Sebagai pelaksana mobilisasi, memberikan masukan tentang alat yang akan digunakan

4. Perawat Ruangan Kemuning 2 Sebagai Pelaksana mobilisasi, memberikan masukan tentang keefektifan, kemudahan dan manfaat alat yang digunakan

5. Bidang pelayanan keperawatan, bidang sarana Sebagai pihak yang menelaah manfaat kegunaan alat untuk membantu mobilisasi

26
No Kegiatan Pelaksanaan Juli Agustus September IV I II III IV I
No Pihak Peran dalam Aktualisasi

prasarana, bagian Komite

mutu

6. Pasien imobilisasi di Ruang

Kemuning 2

Sebagai yang mendapat manfaat dari alat untuk membantu mobilisasi, mendapatkan kenyamanan, tidak terjadi luka decubitus atau menunjukkan proses perbaikan dari luka decubitus yang ada.

27

DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes RI.(2013). Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit. Jakarta : Kemenkes.

LAN. 2021. Modul pelatihan Dasar Calon PNS: Berorientasi Pelayanan. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

LAN. 2021. Modul pelatihan Dasar Calon PNS: Akuntabel. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

LAN. 2021. Modul pelatihan Dasar Calon PNS: Kompeten. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

LAN. 2021. Modul pelatihan Dasar Calon PNS: Harmonis. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

LAN. 2021. Modul pelatihan Dasar Calon PNS: Loyal. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

LAN. 2021. Modul pelatihan Dasar Calon PNS: Adaptif. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

LAN. 2021. Modul pelatihan Dasar Calon PNS: Kolaboratif. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Don Revis (2008) Decubitus Ulcer, www.emedicine.com, diakses tanggal Agustus 2022

Gender, A. (2008) Pressure Ulcer Prevention and Management, ARNNetworkOctober/November 2008 Handoyo (2002),

Jurnal Homepage https://fusion.rifainstitute.com

Caroline, Waworuntu, 2016. Infeksi Nosokomial.N muhaMedika : Yogyakarta

Purnama, Agus, 2020. EfektifitasMobilisasiMiringKiriMiringKananDalamUpaya

PencegahanPressureInjuryPadaPasienSepsisDiruangInstalasiPelayananIntensif.

Bandung : STIKes Indonesia Maju

Jurnal Keperawatan Komprehensif Vol. 6 No.1, Januari 2020: 35-44

Mayo Clinic. Diakses 2022. Bedsores(pressureulcers).

Healthline. Diakses 2022. Bedsores:WhatYouShouldKnowAboutDecubitusUlcers.

28

PROFILPESERTA

LAPORANSEMINARRANCANGANAKTUALISASI

PELATIHANDASARCPNSGOLONGANIIIANGKATAN8

TINDAKANPENCEGAHANKEJADIANDECUBITUS

PADAPASIENTIRAHBARINGMELALUIPEMBUATAN

ALATMOBILISASIDIRUANGKEMUNING2

RSUPDR.HASANSADIKINBANDUNG

TAHUN2022

LATARBELAKANGMASALAH

Kemuning2RuangIsolasi Covid

37Bed(12 beddengan monitor(HCU)) Yang bertugas5–8orang/shiftdibagi2atau 1orang/jaga Susahrutin melakukan mobilisasi

Kemungkinan terjadidecub tinggi

Tujuan

NAMA:MISSYPRATIWI,S.KEP.,NERS

NIP:199105012022032003

UNITKERJA:RUANGKEMUNINGLANTAI2

RSUPDRHASANSADIKIN BANDUNG

INSTANSI:KEMENTERIANKESEHATANRI

1.Tujuan umum Untukmembinadan menempacalon pegawainegerisipil menjadipnsyang mempunyai kedisiplinandan integritastinggi.

Untukmemperbaiki kualitasdanmutupns denganmelatihcpns untukbelajarmengetahui tugaspokokdan fungsinyaserta mengaitkandengannilainilaidasarpnsseperti berorientasipelayanan, akuntabel,kompeten, harmonis,loyal,adaptif, dankolaboratif.

TUJUANDANMANFAAT

2.Tujuan khusus: Untuk mengetahui pengaruh penggunaan alatmobilisasi terhadap efektifitas mobilisasi pasien. Untuk menurunka nangka kejadian decubitus Mengurangi komplikasiyang terjadiakibat decubitus. Mempercepatproses penyembuhanpasien. Untukmeningkatkankualitaspelayanan agarkepuasanpasienmeningkat.

ManfaatAktualisasi

Bagipeserta pelatihandasar

•Membangunintegritasmoral,kejujuran, semangatdanmotivasinasionalismedan kebangsaan,karakterkepribadainyang ungguldanbertanggungjawab,dan memperkuatprofesionalismedidalamdiri pesertapelatihandasar.selainitu,kegiatan aktualisasibermanfaatbagipesertadalam upayamemperkuatkompetensibidangyang dimiliki.

•Memberikankontribusibagi tercapainyavisi,misidantujuan rumahsakit. BagipihakRumah Sakit

Bagipasien RumahSakit

•Kebutuhandasarpasienterpenuhi, kenyamananpasienselamadirawat dirsupdr.hasansadikinbandung meningkat.

26/07/2022 1

NILAI-NILAIORGANISASIRSHS: “PAMINGPINPITUIN”

RSHSMEMILIKIJANJIPELAYANAN KESEHATANYAITU“SIGAP”

NILAI–NILAIYANGDIANUTDALAM PELAYANANYAITU“PRIMA”

VISIDANMISIRSHS

VISIRSHSTERWUJUDNYAINDONESIAMAJU YANGBERDAULAT,MANDIRIDANBERKEPRIBADIAN BERLANDASKANGOTONGROYONG.

MISIRSHS:MEWUJUDKANKUALLITASHIDUP MANUSIAINDONESIAYANGTINGGI,MAJUDAN SEJAHTERA.

SASARANKINERJAPERAWAT

1.MELAKUKANPEMBERIANPENUGASANPERAWATDALAM RANGKAMELAKUKANFUNGSIKETENAGAANPERAWAT

2.MELAKSANAKANFUNGSIPENGARAHANPELAKSANAAN PELAYANANKEPERAWATANSEBAGAIKETUA TIM/PERAWAT

3.MELAKUKANPENGKAJIANKEPERAWATANLANJUTAN PADAINDIVIDU

4.MELAKUKANCASEFINDING/DETEKSIDINI/PENEMUAN KASUSBARUPADAINDIVIDU

5.MEMBERIKANKONSULTASIDATAPENGKAJIAN KEPERAWATANDASAR/LANJUTAN

6.MERUMUSKANDIAGNOSISKEPERAWATANPADAINDIVIDU

7.MEMBUATPRIORITASDIAGNOSAKEPERAWATANDAN MASALAHKEPERAWATAN

8.MENYUSUNRENCANATINDAKANKEPERAWATANPADA INDIVIDU(MERUMUSKAN,MENETAPKAN)TINDAKAN

9.MELAKUKANINTERVENSIKEPERAWATANSPESIFIK YANGKOMPLEKSPADAAREAMEDIKALBEDAH

10.MELAKUKANTINDAKANKEPERAWATANPADAPASIEN DENGANINTERVENSIPEMBEDAHANPADATAHAP PRE/INTRA/POSTOPERASI

11.MELAKUKANKOMUNIKASITERAPETIKDALAM PEMBERIANASUHANKEPERAWATAN

12.MELAKUKANKOMUNIKASIDENGANKLIENDENGAN HAMBATANKOMUNIKASI

13.MEMFASILITASIADAPTASIDALAMHOSPITALISASIPADA INDIVIDU

14.MELAKUKANTINDAKANKEPERAWATANPADA KONDISIGAWATDARURAT/BENCANA/KRITIKAL

15.MEMBERIKANDUKUNGAN/FASILITASIKEBUTUHAN SPRIRITUALPADAKODISIKEHILANGAN,BERDUKAATAU MENJELANGAJALDALAMPELAYANANKEPERAWATAN

16.MELAKUKANTINDAKANKEPERAWATANPEMENUHAN KEBUTUHANNUTRISI

SASARANKINERJAPERAWAT

17.Melakukantindakankeperawatanpemenuhan kebutuhaneliminasi

18.Melakukantindakankeperawatanpemenuhan kebutuhanmobilisasi

19.Melakukantindakankeperawatanpemenuhan kebutuhanistirahatdantidur

20.Melakukantindakanpemenuhankebutuhankebersihan diri

22.Melakukanpemenuhankebutuhanoksigenasi

23.Melakukanpenatalaksanaanmanajemengejala

24.Melakukanperawatanluka

25.Melakukansupportkepatuhanterhadapintervensi kesehatanpadaindividu

26.Melakukankonsultasikeperawatandankolaborasi dengandokter

27.Melakukanevaluasitindakankeperawatanpada individu

28.Melakukanpemantauanataupenilaiankondisi pasienselamadilakukantindakankeperawatan spesifiksesuaikasusdankondisipasien

29.Melaksanakanmanajemensurveilanshaissebagai upayapengawasanresikoinfeksidalamupaya preventifpadapelayanankeperawatan

30.Melakukanpendokumentasiantindakan keperawatan

31.Melakukanpengorganisasianpelayanan keperawatanshift/unit/fasilitaskesehatan

32.Melakukanupayapeningkatankepatuhan kewaspadaanstandarpada pasien/petugas/pengunjungsebagaiupaya pencegahaninfeksi

33.Melakukanpendidikankesehatanpadaindividu

IdentifikasidanAnalisisISU

1.Belumoptimalnyaperawatancttpadapasiendiruangankemuning2rumahsakitumum pusatdrhasansadikinbandungtahun2022.

2.Belumoptimalnyakepatuhanperawatdalampelayananpencegahankeselamatan pasiendiruangankemuning2rumahsakitumumpusatdrhasansadikinbandung tahun2022.

3.Belumoptimalnyapemberianedukasikepadakeluargatentangchesttherapypada anakdenganmasalahbroncopnemoniadiruangankemuning2rumahsakitumum pusatdrhasansadikinbandungtahun2022.

4.Tindakanpencegahankejadiandecubituspadapasientirahbaringdiruangankemuning 2rumahsakitumumpusatdrhasansadikinbandungtahun2022.

26/07/2022 2
21.Melakukantindakanpemenuhankebutuhanrasa nyamandanpengaturansuhu

TEKNIKAPKL

NoIsuAKPLJumlahPeringkatprioritas

1.BelumoptimalnyaperawatanCTTpadapasiendiruanganKemuning 2RumahSakitUmumPusatDrHasanSadikinBandungtahun2022.

2.Belumoptimalnyakepatuhanperawatdalampelayanan pencegahankeselamatanpasiendiruanganKemuning2RumahSakit UmumPusatDrHasanSadikinBandungtahun2022.

3.Belumoptimalnyapemberianedukasikepadakeluargatentangchest therapypadaanakdenganmasalahBroncopnemoniadiruangan Kemuning2RumahSakitUmumPusatDrHasanSadikinBandung tahun2022.

4.Tindakanpencegahankejadiandecubituspadapasientirahbaring diruangankemuning2RumahSakitUmumPusatDrHasansadikin Bandungtahun2022

3344143

3334134

4344152

4455181

Analisis

Belumadasosialisasicara mobilisasidengan1perawat Perawatmelakukanmobilisasi dengan2perawat/lebih

Perawatjarangmelakukanmobilisasi pasienimobilisasi

Mobilisasimasihdilakukan dengan2perawat/lebih Mobilisasimasihdilakukan mengandalkanfulltenaga perawat Tidaksemuapasien imobilisasidapatdilakukan mobilisasidengan1perawat

belumadavideocara penggunaanalatbantu mobilisasi

Belumadanyatindakan pencegahankejadian decubitusdiruang Kemuning2RSHSth 2022

KegiatanPemecahanIsu

NoKegiatan

1Persiapanrancangandesainalatuntukmobilisasi

2 Prosespembuatandesainalatuntukmembantumobilisasidanuji coba

3Sosialisasialatuntukmembantumobilisasi

4Evaluasi

26/07/2022 3
Belumadanyaalat membantumobilisasi dengan1perawat Belumadanyaanggaran untukalatbantumobilisasi IsuManMachine MethodMoney
“TindakanPencegahanKejadian DecubitusPadaPasienTirahBaring MelaluiPembuatanAlatMobilisasiDi RuangKemuning2RSUPDr.Hasan SadikinBandungTahun2022.
26/07/2022 4 Dampak Isu Angka decubitus semakin banyak Menurun standar indicator mutuRS Komplikasi decubitus Masalah pdpasien bertambah Menambah biaya perawatan Menambah beban keluargadi rumah NOKegiatanTahapanKegiatanOutput/HasilKeterkaitan SubtansiMata Pelatihan Kontribusi TerhadapVisi MisiOrganisasi Penguatan Nilai Organisasi 1.Persiapan rancangandesain alatuntuk membantuproses mobilisasipasien 1.Membuatjanjitemu denganmentordan kepalaruangan 2.Melakukan konsultasi 3.Menyampaikan gagasankreatif 1.Adanyanwaktu dantempat konsultasi 2.Isuyang diangkat disetujui 3.Gagasankreatif disetujui 1.Berorientasi Pelayanan 2.Akuntabel 3.Kompeten 4.Harmonis 5.Loyal 6.Adaptif 7.Kolaboratif SesuaiVisidan MisiRS Seuaitatanilai PAMINGPIN PITUIN (Inovatif) 2.Proses pembuatan desainalat untuk membantu prosesmobilisasi Pasiendanuji cobaalat 1.Membuatjanjitemu denganmentordan kepalaruangan 2.Melakukankonsultasi 3.Mencaribahanyang akandigunakan 4.Membuatrancangan modelalat 5.Melakukanujicoba 6.Melakukankonsultasi hasilujicoba 7.Melakukan pengesahan 1.Adanyawaktudan tempatkonsultasi 2.Adanyadrafcara, kegunaan,manfaat alat 3.Terkumpulnya bahan 4.Adanyadraf rancanganalat 5.Alatdapat digunakan 6.Pembuatan disetujui 7.Alatdisetujui 1.Berorientasi Pelayanan 2.Akuntabel 3.Kompeten 4.Harmonis 5.Loyal 6.Adaptif 7.Kolaboratif SesuaiVisidan MisiRS Seuaitatanilai PAMINGPIN PITUIN (Integritas) Sesuaitata nilai pelayanan PRIMA (Profesional) NOKegiatanTahapanKegiatanOutput/HasilKeterkaitan SubtansiMata Pelatihan Kontribusi TerhadapVisi MisiOrganisasi PenguatanNilai Organisasi 3.Sosialisasialat untuk membantu prosesmobilisasi pasien 1.Membuatjanjitemu denganmentordan kepalaruangan 2.Melakukankonsultasi 3.Membuatmateri sosialisasi 4.Melakukankonsultasi materi 5.Melakukankegiatan 1.Adanyanwaktudan tempatkonsultasi 2.Adanyatgldan tempat 3.Adanyamateri sosialisasi 4.Materisosialisasi disetujui 5.Adanyadokumentasi 1.Berorientasi Pelayanan 2.Akuntabel 3.Kompeten 4.Harmonis 5.Loyal 6.Adaptif 7.Kolaboratif SesuaiVisidan MisiRS Seuaitatanilai PAMINGPIN PITUIN (Inovatif) 4.Evaluasi1.Membuatjanjitemu denganmentordan kepalaruangan 2.Melakukankonsultasi 3.Melakukanevaluasidg carapengamatan 4.Mengolahdatahasil 5.Melakukankonsultasi terkaitevaluasi 1.Adanyawaktudan tempatkonsultasi 2.Tanggaldanbentuk evaluasitersedia 3.Daftartilik pengamatanterisi 4.Kesimpulanhasil pengamatantersedia 5.Hasilevaluasi disetujui 1.Berorientasi Pelayanan 2.Akuntabel 3.Kompeten 4.Harmonis 5.Loyal 6.Adaptif 7.Kolaboratif SesuaiVisidan MisiRS Seuaitatanilai PAMINGPIN PITUIN (Unggul) Sesuaitatanilai pelayanan PRIMA (Profesional) JadwalPelaksanaanKegiatanAktualisasi NoKegiatan Pelaksanaan JuliAgustusSeptember IVIIIIIIIVI 1.Persiapanrancangandesain alat 2.Prosespembuatandesain alatdanujicobaalat 3.Sosialisasipenggunaanalat 4.Evaluasi

NoPihakPerandalamAktualisasi

1.PenulisMembuatalatuntukmembantumobilisasi

2.MentorMemberikanmasukandalamprosespembuatanalat mobilisasi

3.KepalaRuanganKemuning2Sebagaipelaksanamobilisasi,memberikanmasukantentang alatyangakandigunakan

4.PerawatRuanganKemuning2SebagaiPelaksanamobilisasi,memberikanmasukantentang keefektifan,kemudahandanmanfaatalatyangdigunakan

5.Bidangpelayanankeperawatan, bidangsaranaprasarana, bagianKomitemutu

Sebagaipihakyangmenelaahmanfaatkegunaanalatuntuk membantumobilisasi

6.PasienimobilisasidiRuang Kemuning2 Sebagaiyangmendapatmanfaatdarialatuntukmembantu mobilisasi,mendapatkankenyamanan,tidakterjadiluka decubitusataumenunjukkanprosesperbaikandariluka decubitusyangada.

26/07/2022 5
ParaPihakyangTerlibatdanPerannyadalamAktualisasi

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.