Prosedur Cuci Tangan Pd Tindakan Invasive Pemasangan Vena Dlm (CENTRAL VENOUS CATHETER)

Page 1

LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN 8

OPTIMALISASI PROSEDUR CUCI TANGAN PADA TINDAKAN INVASIVE

PEMASANGAN VENA DALAM (CENTRALVENOUSCATHETER)MELALUI

PEMBUATAN INSTRUKSI KERJA CUCI TANGAN BEDAH (SURGICALHAND HYGIENE)DENGAN MENGGUNAKAN ALCOHOL DI IGD RUMAH SAKIT

JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA (RSJPDHK)

INSTALASI GAWAT DARURAT, SPGDT DAN AMBULANCE

RS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA

DISUSUN OLEH: NS. ANGGA AL AMIN, S.KEP NIP. 198911302022031001

PERAWAT AHLI PERTAMA

DIRJEN NAKES KEMENKES RI

BALAI PELATIHAN KESEHATAN CIKARANG

TAHUN 2022

LEMBAR PERSETUJUAN

SEMINAR RANCANGAN AKTUALISASI

OPTIMALISASI PROSEDUR CUCI TANGAN PADA TINDAKAN INVASIVE PEMASANGAN

VENA DALAM (CENTRALVENOUSCATHETER)MELALUI PEMBUATAN INSTRUKSI KERJA CUCI TANGAN BEDAH (SURGICALHANDHYGIENE)DENGAN MENGGUNAKAN ALCOHOL DI IGD RUMAH SAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA (RSJPDHK)

INSTALASI GAWAT DARURAT, SPGDT DAN AMBULANCE RS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA

Disusun Oleh: Ns. Angga Al Amin, S.Kep NIP. 198911302022031001

Telah disetujui untuk Seminar Rancangan Aktualisasi

Pada Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil

Golongan 3 Angkatan 8 Tahun 2022

COACH

Erlinawati Pane, SKM, MKM

NIP. 197202201994022001

MENTOR

Ns. Kuraesin, S.Kep

NIP. 196504181984112001

i

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN RENCANA AKTUALISASI

OPTIMALISASI PROSEDUR CUCI TANGAN PADA TINDAKAN INVASIVE PEMASANGAN

VENA DALAM (CENTRALVENOUSCATHETER)MELALUI PEMBUATAN INSTRUKSI

KERJA CUCI TANGAN BEDAH (SURGICALHANDHYGIENE)DENGAN MENGGUNAKAN

ALCOHOL DI IGD RUMAH SAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA (RSJPDHK)

INSTALASI GAWAT DARURAT, SPGDT DAN AMBULANCE RS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA

Disusun Oleh: Ns.. Angga Al Amin, S.Kep NIP. 198911302022031001

Telah disetujui untuk Seminar Rancangan Aktualisasi Pada Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan 3 Angkatan 8 Tahun 2022

COACH

MENTOR

Erlinawati Pane, SKM, MKM Ns. Kuraesin, S.Kep NIP 197202201994022001 NIP. 196504181984112001

PENGUJI

Khaerudin, S.Kep.,Ners.,M.K.M NIP. 197011011995011002

ii

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa:

Nama : Angga Al Amin

NIP : 198911302022031001

Pangkat/Golongan : Penata Muda Tk. I / IIIB

Jabatan : Perawat Ahli Pertama

Instansi Asal : Rumah Sakit Jantung Dan Pembuluh Darah Harapan Kita

Penyelenggara : Bapelkes Cikarang

Pelatihan

Laporan Aktualisasi saya adalah asli dan belum pernah diajukan pada Pelatihan Dasar Calon

Pegawai Negeri Sipil di manapun. Laporan ini adalah murni gagasan dan rumusan aktualisasi saya sendiri, sesuai arahan coach dan mentor. Kertas Kerja Laporan Aktualisasi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali mencantumkan sumber referensi secara jelas dengan menyebutkan nama pengarang dan mencantumkan dalam daftar pustaka.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku di Bapelkes Cikarang.

Jakarta, 26 Juli 2022

Yang membuat pernyataan

Materai 10.000

Angga Al Amin

NIP. 198911302022031001

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah telah memberikan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Rancangan Aktualisasi ini dengan baik dan tepat waktu. Sholawat beserta salam tidak lupa selalu kita sampaikan kepada

Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan pengikut beliau hingga akhir zaman, semoga

Sholawat ini menjadi cahaya bagi kita semua diakhirat kelak, Aamiin Yaa Rabbal ‘ Alamiin.

Terima kasih juga kepada seluruh pihak yang telah membantu seluruh proses perancangan aktualisasi ini.

1. Ibu Kuraesin, S.Kep., Ners Sebagai Kepala Instalasi Gawat Darurat, SPGDT dan ambulance Rumah sakit Jantung Dan Pembuluh Darah Harapan Kira sekaligus mentor yang telah memberikan ilmu, motivasi dan bimbingan selama penyusunan rancangan aktualisasi.

2. Ibu Erlinawati Pane, SKM, MKM, Sebagai Coachyang telah memberikan ilmu, motivasi dan bimbingan selama penyusunan rancangan aktualisasi.

3. Khaerudin, S.Kep., Ns., M.K.M selaku penguji mentor yang memberikan ilmu dan masukan yang bermanfaat bagi penulis.

4. Seluruh rekan kerja di unit kerja IGD RSJPDHK yang telah memberikan ilmu dan motivasi kepada penulis.

5. Seluruh Pegawai Bapelkes Cikarang yang telah membantu jalannya pelatihan hingga berjalan dengan baik

6. Seluruh teman-teman Latsar CPNS Golongan III Angkatan III Kelompok D yang telah banyak membantu dan memberikan semangat dan semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu semoga Allah SWT membalas segala kebaikan yang telah diberikan.

Penulis menyadari bahwa penyusunan rancangan kegiatan Aktualisasi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan selanjutnya.

Jakarta, 26 Juli 2022

Penulis

iv
v DAFTAR ISI Halaman Judul …………………………………………………………………………………………………..……0 Halaman Persetujuan ………………………………………………………………………………………………i Halaman Pengesahan ……………………………………………………………………………………………..ii Surat Pernyataan Originalitas …………………………………………………………………….…………iii Kata Pengantar ………………………………………………………………………………………………………iv Daftar Isi/Tabel/Gambar …………………………………………………………………………….…………v BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang …………..………………………………………………………………………………………..1 B. Tujuan ………………………………………………………………………………………………………………..3 C. Manfaat ………………………………………………………………………………………………………………4 BAB II. PROFIL INSTANSI 2.1 Visi Misi 5 2.2 Nilai-nilai Organisasi …………………………………………………………………………………………….6 2.3 Tugas Organisasi …………………………………………………………………………………………………7 2.4 Uraian Tugas Jabatan Peserta …………………………………………………………………..………..10 BAB III. ANALISIS ISU DALAM PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Analisis Isu dalam Pelaksanaan Tugas dan Fungsi …………………………………………………11 3.2 Keterkaitan Penyebab Isu Dengan Kedudukan Dan Peran PNS Untuk Mendukung Smart Governance ……………………………………………………………………………………………………….19 3.3 Gagasan Kreatif Untuk Penyelesaian Isu Prioritas ………………………………………………….21 BAB IV. RANCANGAN AKTUALISASI 4.1 Rancangan Aktualisasi Nilai- Nilai Dasar PNS …………………………………………………………22 4.2 Penjadwalan Rencana Pelaksanaan Aktualisasi ……………………………………………………..34 4.3 Para Pihak Yang Terlibat Dan Perannya Dalam Aktualisasi ……………………………………..35 DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR GAMBAR

vi
Gambar 2.1 Profil RSJPDHK ………………………………………………………………………………..5 Gambar 2.2 Struktur Organisasi RSJPDHK …………………………………………..…….…..…….9 Gambar 3.1 FishboneDiagram Isu Prioritas …………………………………………….. .…..…18
vii
Tabel 2.1. Saran Kinerja Perawat …………………………………………………………………….…….10 Tabel 3.1. Presentase Angka Kepatuhan Cuci Tangan Di IGD Tahun2022 …………….……12 Tabel 3.2. Data Pemasangan Vena Central Di IGD Tahun 2022 …………………………….….12 Tabel 3.3. Jumlah Pasien ADHF Di IGD RSJPDHK tahun 2022 ……………………………….….13 Tabel 3.4. Angka Kunjungan Pasien Anak Di IGD RSJPDHK ……… ……..14 Tabel 3.5. Teknik Tapisan Isu Menggunakan Teknik USG ………………………………………..16 Tabel 3.6. Keterangan Nilai Skor Dengan Teknik USG ……………………………………………..16 Tabel 4.1. Kegiatan Aktualisasi Dan Sumber Kegiatan …………………………………………..…22 Tabel 4.2. Matriks Rancangan Aktualisasi …………………………………………………………… 23 Tabel 4.3. Rencana Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi ………………………………………. .34 Tabel 4.4. Pihak Yang Terlibat Dan Perannya Dalam Aktualisasi ……………………………….35
DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pegawai Aparatur Sipil Negara adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kontrak (PPPK) yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan. Dalam Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik

Indonesia No.12 Tahun 2018 menjelaskan Pelatihan dasar CPNS adalah pendidikan dan pelatihan dalam masa prajabatan yang dilakukan secara terintegrasi untuk membangun integrasi moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggungjawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Sebagai penyelenggara

Negara, semestinya Pegawai Negeri Sipil (PNS) menginternalisasi seluruh nilai-nilai dasar yang terkandung dalam nilai berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif dan kolaboratif

Berdasarkan pasal 10 Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil

Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri sipil (PNS) dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instantasi pemerintah. Pegawai ASN

memiliki fungsi, yaitu sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa. Peran PNS di bidang kesehatan adalah mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkualitas prima di pusat-pusat pelayanan kesehatan yang ada seperti rumah sakit milik pemerintah dan pusaat kesehatan masyarakat (PUSKESMAS) meliputi pelayanan preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitative.

Perawat merupakan tenaga profesional mempunyai kemampuan, tanggung jawab, dan kewenangan dalam melaksanakan dan/atau memberikan perawatan kepada pasien yang mengalami masalah kesehatan. Dalam kode etik keperawatan disebutkan bahwa perawat memiliki tanggung jawab agar senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disertai sikap kejujuran professional yang menerapkan suatu pengetahuan dan kesehatan dengan input dari sumber daya.

Dalam Permenkes 1691/Menkes/PER/VIII/2011 Bab IV Pasal 8 ayat 1 dan 2 disebutkan bahwa setiap rumah sakit wajib mengupayakan Sasaran Keselamatan Pasien. Sasaran Keselamatan Pasien meliputi tercapainya hal-hal sebagai berikut : 1)

Ketepatan identifikasi pasien 2) Peningkatan komunikasi yang efektif 3) Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai4) Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-

1

pasien-operasi 5) Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan 6) Pengurangan risiko pasien jatuh. Sasaran Keselamatan Pasien merupakan syarat untuk diterapkan di semua rumah sakit yang diakreditasi oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit.

Perawat selain dalam memberikan asuhan pelayanan keperawatan, perawat juga dapat berperan untuk memutus rantai infeksi baik di rumah sakit, puskesmas ataupun tempat perkerjaan lainnya. Perawat mencegah terjadinya infeksi dengan cara memutuskan rantai penularan infeksi hal ini sesuai dengan Standar Sasaran Keselamatan Pasien poin 5 yaitu pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan.

HAIs merupakan penyakit infeksi yang didapat di rumah sakit, beberapa waktu yang lalu disebut sebagai infeksi nosokomial (Hospital Acquired Infection). Saat ini penyebutan tersebut diubah menjadi infeksi terkait pelayanan kesehatan atau “HAIs” (Healthcare Associated Infections) dengan pengertian yang lebih luas, yaitu kejadian infeksi tidak hanya berasal dari rumah sakit, tetapi juga dapat dari fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Jenis jenis HAIs yang paling sering terjadi di fasilitas pelayanan kesehatan, terutama rumah sakit mencakup; Ventilator associated pneumonia (VAP), Infeksi Aliran Darah (IAD), Infeksi Saluran Kemih (ISK), Infeksi Daerah Operasi (IDO).

Infeksi Aliran Darah Primer (IADP) adalah infeksi yang dikonfirmasi dengan hasil laboratorium darah disertai adanya tanda klinis karena pemasangan kateter infus tetapi tidak ada infeksi di tempat lain. Infeksi ini berkaitan dengan pemasangan selang intravaskular (infus). Lama pemasangan selang intravaskular merupakan penentu utama kolonisasi bakteri. Semakin lama selang terpasang, semakin tinggi pula risiko infeksi. Faktor resiko yang sering menimbulkan IADP adalah kerentanan pasien terhadap infeksi, dan pemasangan jarum/kanula intravena (IV) melalui tindakan invasif, diantaranya pemasangan infus

CentralVenousCatheter(CVC) atau biasa disebut centrallineatau centralvenous line atau central venous access catheter atau vena dalam adalah kateter yang ditempatkan ke dalam vena besar di leher (vena jugularis interna), dada (vena subklavia) atau selangkangan (vena femoralis). Central Venous Catheter(CVC) berguna untuk pemberian cairan atau obat, pemberian elektrolit pekat, pemberian vasoaktif (inotropic/amiodarone), mendapatkan tes darah (khususnya saturasi oksigen vena campuran), dan dapat digunakan untuk mendapatkan pengukuran kardiovaskuler seperti tekanan vena sentral. Terdapat factor-faktor yang dapat menimbulkan infeksi aliran darah, salah satunya berhubungan dengan tingkat kestreilan pada saat proses pemasangan atau insersi. Salah satu cara pencegahan IADP yang direkomendasikan

2

oleh WHO yaitu kebersihan tangan. melakukan kebersihan tangan sebelum dan sesudah palpasi, pemasangan dan penggantian alat intravaskuler/ganti perban, menggunakan APD saat pemasangan dan perawatan kateter, menggunakan sarung tangan saat mengganti perban alat intravaskuler.

Fenomena di IGD RSJPHK yaitu pemasangan vena dalam cukup sering dilakukan untuk menolong pasien yang butuh penanganan segera. Belum terdapatnya scrub station, lokasi tindakan jauh dari wastafel, serta kondisi IGD yang overcrowding. Hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya IAD. Salah satu cuci tangan yang direkomendasikan WHO sebelum melakukan tindakan invasive yaitu cuci tangan bedah dengan menggunakan air mengalir atau cuci tangan bedah dengan menggunakn alcohol. Akan tetapi di IGD RSJPDH belum terdapat panduan cara cuci tangan bedah dengan menggunakan alcohol Berdasarkan hal tersebut, penulis mengangkat tema rancangan aktualisasi yaitu optimalisasi prosedur cuci tangan pada tindakan invasiif pemasangan vena dalam (centralvenouscatheher)melalui pembuatan instruksi kerja (IK) cuci tangan bedah (surgicalhandhygiene)dengan menggunakan alcohol di IGD Rumah Sakit Jantung Dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RSJPDHK) Diharapkan dengan adanya aktualisaasi nilai dasar profesi PNS ini, dapat meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit sebagaimana mendukung misi dari RSJPDHK.

B. Tujuan Aktualisasi

Secara umum, tujuan utama pelaksanaan aktualisasi adalah untuk menerapkan nilai-nilai dasar aparatur sipil negara (ASN) di unit kerja dengan berpegang pada materi pelatihan dasar yang meliputi Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara, Analisis Isu Kontemporer, Kesiapsiagaan Bela Negara, Nilai ASN BerAKHLAK, Manajemen ASN, serta Smart ASN. Melalui aktualisasi ini, diharapkan ASN dapat menginternalisasikan nilai dasar ASN dalam menjalankan peran ASN sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa.

Dalam konteks penulis, aktualisasi bertujuan untuk melakukan pemecahan isu yang terjadi di unit kerja penulis yaitu “Optimalisasi prosedur cuci tangan pada tindakan invasiif pemasangan vena dalam(centralvenouscatheher)melalui pembuatan instruksi kerja (IK) cuci tangan bedah (surgicalhandhygiene)

dengan menggunakan alcohol di IGD Rumah Sakit Jantung Dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RSJPDHK)”.

3

C. Manfaat Aktualisasi

1. Manfaat bagi Peserta Pelatihan Dasar CPNS

a. Menjadi aparatur sipil negara yang BerAKHLAK dalam bentuk aktualisasi dan habituasi serta meningkatkan kreativitas dan inovasi dalam pemecahan masalah di unit kerja.

b. Penuntun dalam melaksanakan kegiatan aktualisasi nilai dasar di unit kerja serta dasar pelaporan aktualisasi nilai-nilai dasar BerAKHLAK di wilayah kerja Rumah Sakit Jantung Dan Pembuluh Darah Harapan Kita.

2. Manfaat Bagi Instansi

a. Tercapainya visi dan misi umah Sakit Jantung Dan Pembuluh Darah Harapan Kita.

b. Terpenuhinya alternatif penyelesaian masalah di umah Sakit Jantung Dan Pembuluh Darah Harapan Kita

3. Manfaat bagi masyarakat

a. Tercapainya pelayanan prima untuk masyarakat sebagai wujud aktualisasi nilai dasar BerAKHLAK.

b. Tercapainya kepuasan dan kenyamanan masyarakat khususnya pasien dan keluarga pasien di umah Sakit Jantung Dan Pembuluh Darah Harapan Kita

4

BAB II PROFIL INSTANSI

Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RSJPDHK) merupakan rumah sakit khusus yang menjadi Pusat Rujukan Nasional untuk penanganan penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular). Rumah sakit ini didirikan oleh Yayasan Harapan Kita diatas tanah seluas 22.389 m2 di Jl. S. Parman kavling 87 Slipi, Jakarta Barat dan diresmikan pada tanggal 9 Nopember 1985.

Pada tanggal 27 Maret 1985 Yayasan Harapan Kita melalui Surat Keputusan No.02/1985 menyerahkan kepemilikan rumah sakit ini kepada pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan, tetapi pengelolaannya diserahkan kepada Yayasan Harapan Kita berdasarkan SK No.57/Menkes/SK/II/1985. Pada tanggal 31 Juli 1997 Yayasan Harapan Kita menyerahkan kembali pengelolaan Rumah Sakit Jantung Harapan Kita kepada Departemen Kesehatan Republik Indonesia dan selanjutnya melalui Peraturan Pemerintah nomor 126 tahun 2000, status Rumah Sakit Jantung Harapan Kita pun berubah menjadi Perusahaan Jawatan dibawah naungan Kementerian BUMN.

Pada tanggal 13 Juni 2005, ditetapkan Peraturan Pemerintah nomor 23 tahun 2005

tentang Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, yang menyebutkan perubahan status rumah sakit yang semula berstatus Perusahaan Jawatan (Badan Usaha Milik Negara) menjadi Badan Layanan Umum (pasal 37 ayat 2). Dengan demikian, Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita pun berubah statusnya menjadi BLU- RSJPD Harapan Kita, yang berada di bawah Kementerian Kesehatan RI sebagai Unit Pelaksanaan Teknis dengan menerapkan Pola PengelolaanKeuangan Badan Layanan Umum (PPK-BLU).

Sebagai Pusat Jantung Nasional (National Cardiovascular Centre), selain menyediakan

5
Gambar 2.1 Profil RSJPDHK

pelayanan kesehatan jantung, RSJPDHK juga dikembangkan sebagai wahana pendidikan serta pelatihan, dan penelitian dalam bidang kesehatan kardiovaskular. Berbagai upaya telah dilaksanakan untuk menciptakan Good Corporate Governance, yakni: transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggung jawaban dan kewajaran. Salah satu wujud pelaksanaannya adalah senantiasa meningkatkan mutu layanan yang salah satu upaya dilakukan melalui program akreditasi baik tingkat Nasional maupun Internasional.

Akreditasi dibidang pendidikan juga dilakukan terkait dengan penyelenggaraan pedidikan sebagai salah satu rumah sakit pendidikan dibidang kardiovaskular. Adapun jenis akreditasi dimaksud yang telah dicapai diantaranya akreditasi rumah sakit pendidikan oleh Kementerian Kesehatan RI pada tahun 2014, Akreditasi KARS Paripurna pada tahun 2018, Akreditasi KARS Internasional pada tahun 2019, serta Akreditasi Internasional Joint Commission International (JCI) pada tahun 2019.

2.1. Visi dan Misi

Demi mewujudkan pelayanan Kardiovaskular yang berkualitas makadibentuklah

Visi Misi Rumah Sakit dan Nilai Budaya Rumah Sakit yaitu:

1. Visi

Visi yang ditetapkan yakni : “Pusat Kardiovaskular Setara Asia”

2. Misi

“Menyelenggarakan pelayanan, pendidikan serta penelitian dan pengembangan kardiovaskular berkualitas”

Adapun tujuan Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita antara lain:

a. Mewujudkan pelayanan kardiovaskular yang berkualitas setara rumahsakit terkemuka asia.

b. Memperoleh inovasi baru di bidang kardiovaskular

c. Meningkatkan akses masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan kardiovaskular.

d. Mewujudkan lulusan peserta didik yang berkualitas.

e. Mewujudkan kepuasan pasien.

f. Meningkatkan kemandirian BLU.

6

2.2. Nilai-Nilai Organisasi

Tagline yang digalakkan di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita adalah “Asian Leader”

Nilai Budaya Organisasi yang dianut di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita disingkat dengan “I CARE” yaitu:

a. Integrity,kesesuaian komitmen dan tindakan akan menjadi tolak ukurpenilaian dari jasa yang ditawarkan oleh RSJPDHK

b. Competence,sebagai rumah sakit rujukan terakhir kardiovaskular,RSJPDHK harus memiliki dan mengembangkan kompetensinya di bidang kardiovaskular melalui pelayanan, pendidikan, dan riset yang berkualitas tinggi.

c. Accessibility,RSJPDHK berupaya keras membuka pintu pelayanan selebar-lebarnya kepada seluruh pihak yang membutuhkan tanpaterkecuali.

d. Reliability,sebagai rumah sakit dengan kompetensi utamadi bidang kardiovaskular, RSJPDHK akan mengedepankan kualitas demi menjadi rumah sakit yang paling dipercaya oleh semua pihak

e. Excellence,selain kompetensi medis yang unggul RSJPDHK berkomitmen memberikan pelayanan unggul yang berorientasi pada kebutuhan pasien.

2.3. Tugas

Dan

Fungsi

Rumah Sakit Jantung Dan Pembuluh Darah Harapan Kita

Selain Visi dan Misi serta Motto dan Nilai Organisasi, Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita juga memiliki tugas dan fungsinya yang merupakan penjabaran kebutuhan pelayanan yang ada serta sebagai pedoman dalammemberikan pelayanan untuk mencapai Visi dan Misi yang ada. RSJPD Harapan Kita Jakarta

mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangansecara paripurna dengan kekhususan pelayanan kesehatan di bidang penyakit jantung dan pembuluh darah.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, RSJPD Harapan Kita

Jakarta menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan rencana, program, dan anggaran.

b. Pengelolaan pelayanan medis dan penunjang medis dengan kekhususan dibidang penyakit jantung dan pembuluh darah.

c. Pengelolaan pelayanan keperawatan.

d. Pengelolaan pelayanan nonmedis.

7

e. Pengelolaan pendidikan dan pelatihan dengan kekhususan pelayanan kesehatan di bidang penyakit jantung dan pembuluh darah.

f. Pengelolaan penelitian, pengembangan, dan penapisan teknologi dengan kekhususan pelayanan kesehatan di bidang penyakit jantung dan pembuluhdarah.

g. Pengelolaan keuangan dan barang milik negara.

h. Pengelolaan layanan pengadaan barang/jasa.

i. Pengelolaan sumber daya manusiaa.

j. Pelaksanaan urusan hukum, organisasi, dan hubungan masyarakat.

k. Pelaksanaan kerja sama.

l. Pengelolaan sistem informasi

m. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan dan

n. Pelaksanaan urusan administrasi rumah sakit.

Berdasarkan fungsi diatas pada penerapannya sesuai dengan jabatan saya maka berdasarkan fungsi diatas akan berkaitan dengan 2 fungsi yaitu Pengelolaan pelayanan medis dan penunjang medis dengan kekhususan dibidang penyakit jantung dan pembuluh darah, dan Pengelolaan penelitian,pengembangan, dan penapisan teknologi dengan kekhususan pelayanankesehatan di bidang penyakit jantung dan pembuluh darah.

2.3.1 Struktur Organisasi Rumah Sakit Jantung Dan pembuluh Darh Harapan Kita

Struktur Organisasi RSJPD Harapan Kita Jakarta memiliki 6 cabang kekhususan berada dibawah direktur utama. Cabang pertama yang berkaitan dengan komite –komite pengawas yang berfungsi menegakkan atau mengawasijalannya pelayanan sesuai dengan peraturan perundang – undangan serta mewadahi dan menjaga setiap profesi agar selain menjalankan kewajibannya juga mendapatkan hak – hak nya sebagai pemberi pelayanan Kesehatan dengan kekhususan kardiovaskular. Berikut merupakan ke-4 dewan direksi atau pimpinanyangmenjadi kepada atas setiap cabang dari struktur organisasi ini.

Pimpinan (Dewan Direksi)

 Direktur Utama : Dr. dr. Iwan Dakota, Sp.JP (K), MARS, FACC,FESC

 Direktur Pelayanan Medik, Keperawatan dan Penunjang: Dr.dr. DickyFakhri, Sp.B., Sp.BTKV(K)

 Direktur Perencanaan, Organisasi dan Umum : Dr.drg. Maya MarindaMontain, M.Kes

8

 Direktur Keuangan dan BMN : Liliek Marhaendro Susilo, AK, MM

 Direktur SDM, Pendidikan dan Penelitian: Dr. dr. Basuni Radi, Sp.JP (K)

Gambar 2.2. Struktur Organisasi RS Jantung Dan Pembuluh Darah Harapan Kita

9

2.4. Uraian/Rincian Tugas Jabatan Penulis

No. Rencana Kinerja Pegawai

1 Tercapainya Pemulangan pasien ≤ jam 12

2 Terwujudnya kepuasan pasien dan keluarga terhadap pelayanan

3 Tercapainya pemahaman pasien tentang tujuan identifikasi pasien

4 Terlaksananya kepatuhan melakukan Handover antar perawat

5 Tercapainya pemahaman pasien tentang upaya pencegahan jatuh

6 Tercapainya percentase angka kejadian dekubitus ≤3%

7 Tercapainya percentase angka infeksi aliran darah perifer ≤3%

8 Terlaksananya kepatuhan cuci tangan di Unit-Unit GP II

9 Terlaksananya program peningkatan pengetahuan dan ketrampilan staf sesuai tupoksi 20JPL/tahun

10 Terlaksananya pelaksanaan program pembelajaran internal untuk peningkatan pengetahuan 1kali/2 minggu

11 Tercapainya efisiensi sumber daya di Unit-Unit GP II

12 Terlaksananya efisiensi terhadap Clinical Pathway di Unit-Unit GP II

10
Tabel 2.1. Sasaran Kinerja Perawat

3.1. Identifikasi Dan Analisis Isu Aktual

3.1.1 Identifikasi Isu di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Jantung Dan Pembuluh Darah Harapan Kita.

Rumah Sakit Jantung Dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RSJPDHK) merupakan rumah

sakit khusus yang menjadi pusat rujukan nasional untuk penanganan penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler). Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSJPDHK

merupakan salah satu unit pelayanan di Rumah Sakit yang menyediakan penanganan awal (bagi pasien yang datang langsung ke rumah sakit)/lanjutan (bagi pasien rujukan dari fasilitas pelayanan kesehatan lain), menderita sakit ataupun cedera yang dapat mengancam kelangsungan hidupnya. IGD memiliki tujuan utama untuk menerima, melakukan triage, menstabilisasi, dan memberikan pelayanan kesehatan akut untuk pasien, termasuk pasien yang membutuhkan resusitasi dan pasien dengan tingkat kegawatan tertentu. RSJPDHK merupakan RS rujukan pusat jantung di Indonesia. IGD

RSJPD Harapan Kita siaga dalam 24 jam per hari dalam memberikan pelayanan yang cepat, tepat dan profesional yang dilakukan oleh tim yang ahli di bidang kegawatdaruratan kardiovaskular yang melayani kegawatdaruratan kardiovaskular dengan respon time dibawah 5 menit.

a. Isu 1: Belum optimalnya prosedur cuci tangan pada tindakan invasive pemasangan vena dalam (centralvenouscatheter)tahun 2022 di IGD RSJPDHK.

Terdapat 6 sasaran keselamatan pasien di Rumah Sakit, yaitu ketepatan identifikasi pasien, peningkatan komunikasi efektif, peningktan keamanan obat yang perlu diwaspadai, kepastian tepat lokasi tepat prosedur tepat pasien pada operasi, pengurangan risiko infeksi, dan pengurangan risio jatuh.

Berdasarkan hasil observasi masih terdapat petugas medis (dokter dan perawat) yang melakukan cuci tangan kurang efektif, terutama pada saat pemasangan central venouse catheter (CVC) atau biasa disebut dengan pemasangan vena dalam yang berguna sebagai akses untuk resusitasi cairan, elektrolit, nutrisi maupun pemberian produk darah. Pemasangan vena dalam ini biasanya dilakukan segera mungkin untuk menyelamatkan pasien, akan tetapi apabila procedure awal pemasangan yaitu cuci tangan tidak dilakukan dengan tepat maka bisa terjadi infeksi pada aliran darah (IAD). Dari data kepatuhan cuci tangan

11
BAB III ANALISIS ISU DALAM PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI

di IGD pada tahun 2022 yaitu Januari 90,2% Februari 91,7%, Maret 93,8%, April 93,3%, Mei 94,2%, Juni 92,2%, dengan demikian nilai kepatuhan cuci tangan 6 bulan terakhir sebesar 92,6%.

Presentase Angka Kepatuhan Cuci Tangan Di IGD

Tabel

Angka kepatuhan cuci tangan di IGD tahun 2022

Data pemasangan vena central di IGD sebesar 34 pasien pada Januari, 23 pasien Februari, Maret 17 pasien, April 24 pasien, Mei 30 pasien dan Juni sebanyak 23 pasien dengan jumlah rata-rata per 6 bulan sebanyak 25 pasien.

Data Pemasangan Vena Central Periode Januari - Juni 2022

Tabel

pemasangan vena Central di IGD tahun 2022

Dari data ditemukan pasien di RS yang mengalami infeksi aliran darah di ruang ICVCU dan IWM sebanyak 6 orang pada tahun 2022.

Berdasarkan dari hasil pengamatan dan observasi petugas medis yang melakukan pemasangan centralvenouscatheterkurang optimal dalam proses cuci tangan (hand hyghiene) dengan menggunakan air mengalir, dan dari hasil wawancara terhadap petugas medis mengatakan ingin sesegera mungkin untuk melakukan pemasangan vena dalam agar kondisi pasien segera teratasi.

Kurang optimalnya hand hygiene yang dilakukan dapat menimbulkan infeksi. Salah satunya adalah infeksi aliran darah. Hal ini akan berdampak pada pasien dan keluarga akan kehilangan pendapatan, bahaya, cacat atau kematian, selain itu

12
3.1. Presentase 3.2. Data
90.24% 92.75% 93.82% 93.33% 94.26% 92.21% 88.00% 89.00% 90.00% 91.00% 92.00% 93.00% 94.00% 95.00% Januari Februari Maret April Mei Juni
34 23 17 24 30 23 0 10 20 30 40 Januari Februari Maret April Mei Juni

pasien yang mengalami IAD akan meningkatkan biaya perawatan serta lama perawatan (long of stay), pengeluaran tambahan bagi rumah sakit dan dapat menurunkan citra rumah sakit. Dampak yang ditimbulkan dari hal tersebut bagi instansi sendiri tidak terwujudnya misi rumah sakit yaitu menyelenggarakan pelayanan, Pendidikan serta penelitian dan pengembangan kardiovaskuler yang berkualitas. Dampak bagi petugas capaian kerja pegawai atau ruangan tidak terwujud.

Berdasarkan dari uraian tersebut proses hand hygiene di IGD RSJPDHK kurang berjalan secara optimal. Hal ini berkaitan dengan manajemen ASN dimana belum patuhnya petugas dalam penerapan standar keselamatan pasien dalam program pencegahan dan pengendalian infeksi. Kaitannya dengan SMART ASN yaitu perlunya modifikasi cuci tangan pada pasien dengan tindakan invasive.

b. Isu 2: Belum optimalnya edukasi cara perawatan pasien ADHF di IGD RSJPDHK ADHF atau yang disebut sebagai gagal jantung dekompensasi adalah suatu kondisi perburukan dengan latar belakang gagal jantung kronik, yang dapat terjadi secara akut, sub akut maupun indolen dengan gejala memburuk secara bertahap dalam beberapa hari atau minggu. Salah satu diagnosa terbesar pasien yang masuk ke IGD RS Jantung Dan Pembuluh Darah Harapan Kita adalah AdvanceHeartFailure (ADHF), dari data 3 bulan terakhir tercatat jumlah pasien ADHF yang masuk pada bulan Maret sebesar 122 pasien, April sebesar 101 pasien, Mei sebesar 185 pasien, dengan total jumlah pasien ADHF selama 6 bulan sebesar 850 pasien.

Pasien ADHF yang masuk ke IGD ada yang dirawat sesuai tingkat kegawatannya dan ada juga yang dipulangkan karena kondisi pasien yang stabil. Berdasarkan hasil wawancara dengan pasien ADHF yang datang kembali ke IGD diantaranya karena tidak mengkonsumsi obat disebabkan

13
Tabel 3.3. Jumlah pasien ADHF di IGD RSJPDHK tahun 2022.
habis, 146 185 101 122 68 118 0 50 100 150 200 Juni Mei April Maret Februari Januari
karena obat sudah
Jumlah Pasien ADHF tahun 2022

tidak rutin kontrol ulang ke poliklinik setelah pulang dari IGD dikarenakan harus membuat rujukan terlebih dahulu, dan mengkonsumsi cairan tidak sesuai kebutuhan pasien adalah alasan yang paling banyak, sehingga pasien yang datang kembali ke IGD dalam kondisi sesak nafas dan beberapa disertai dengan kaki bengkak. Kurangnya edukasi yang tepat akan berdampak pada pasien dan keluarga dalam melakukan perawatan saat dirumah, kejadian readmisi meningkat, serta dapat mengakibatkan kredibilatas rumah sakit menurun.

Berdasarkan dari uraian diatas edukasi terhadap pasien ADHF di IGD RSJPDHK belum optimal. Hal ini berkaitan dengan managemen ASN yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas dan peran sesuai dengan jabatan belum dilaksanan secara optimal selaras dengan nilai budaya reabilityrumah sakit. Permasalahan kepatuhan pasien ADHF ini berkaitan dengan SMART ASN yaitu penggunaan media edukasi digital pada pasien readmisi di IGD.

c. Isu ke 3: Belum optimalnya pendampingan keluarga terhadap pasien anak di IGD

RSJPDHK

Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan salah satu pintu utama atau garda terdepan dalam memberikan layanan kesehatan bagi masyarakat selama 24 jam. Rumah sakit jantung dan pembuluh darah harapan kita merupakan pusat rujukan nasional dalam bidang kardiovaskuler, tidak hanya pasien jantung dewasa tetapi juga pasien jantung anak seperti penyakit jantung bawaan. Dari jumlah data kunjungan pasien anak di IGD RSJPDHK pada tahun 2022 rata-rata sebesar 70 pasien perbulan.

Kunjungan Pasien Anak Di IGD RSJPDHK 2022

Tabel 3.4. Angka kunjungan pasien anak di IGD RSJPDHK

Dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak tentu berbeda dibandingkan dengan orang dewasa. Banyak perbedaan-perbedaan yang perlu diperhatikan di mana harus disesuaikan dengan usia anak serta pertumbuhan dan perkembangan anak. Berdasarkan dari hasil observasi dan wawancara terhadap

14
69 50 87 56 78 78 0 20 40 60 80 100 Januari Februari Maret April Mei Juni

orangtua pasien yang tidak tega terhadap anak yang akan dilakukan tindakan pemasangan infus, pengambilan sampel darah dan pemeriksaan diagnostik lainnya, sehingga orangtua untuk sementara memilih menjauh dari anak selama tindakan berlangsung. Selama ini pasein anak yang masuk ke IGD RSJPDHK akan ditempatkandi zonabiruyaitu ruangan untuk resusitasi, selain itubelum tersedianya alat pemeriksaan khusus untuk anak di IGD.

Dari uraian tersebut perawat dapat berperan dalam berbagai aspek dalam memberikan pelayanan kesehatan dan bekerjasama dengan anggota tim lain, dengan keluarga terutama dalam membantu memecahkan masalah yang berkaitan dengan perawatan anak. Perawat berperan sebagai Pendidik, baik secara langsung dengan memberi penyuluhan/pendidikan kesehatan pada orang tua maupun secara tidak langsung dengan menolong orang tua/anak memahami pengobatan dan perawatan anaknya.

Apabila masalah ini tidak diatasi akan berdampak pada perawatan anak (pasien) yang tidak optimal, yang memberikan dampak tidak baik secara fisiologis maupun psikologis anak itu sendiri.

Berdasarkan dari uraian tersebut kaitannya dengan managemen ASN yaitu melaksanakan tugas dan peran sesuai jabatan yaitu memberikan pelayanan atramautic care agar mengurangi distress fisik maupun psikologis yang dialami anak dan orang tua. Hubungannya dengan SMART ASN yaitu perlunya media edukasi lanjutan pada orang tua pasien untuk mengurangi trauma pada anak.

3.1.2 Penapisan isu di IGD Rumah Sakit Jantung Dan

Pembuluh

Darah Harapan Kita

Teknik Tapisan Isu yang digunakan yaitu dengan menggunakan Teknik USG terdiri dari Urgency,Seriousness, dan Growthdengan nilai skoring 1-5, semakin besar nilai skornya maka semakin mendesak isu tersebut harus ditindaklanjuti (Materi Pembelajaran Latsar CPNS 2021).

a) Urgency: Seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis, dan ditindaklanjuti.

b) Seriousness: Seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan denganakibat yang ditimbulkan.

c) Growth: Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jikatidak ditangani sebagaimana mestinya

15

Berikut merupakan tabel teknik tapisan isu dari ketiga isu yang ada di ruang IGD

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

1. Belum optimalnya

2.

optimalnya edukasi

optimalnya

.Teknik tapisan isu menggunakan Teknik USG

16
RSJPDHK
No. Isu
Peringkat Urgency Seriousness Growth
USG Skor
pada
pemasangn vena dalam
IGD RSJPDHK. 4 5 4 13 1
prosedur cuci tangan
tindakan invasive
di
cara perawatan pasien ADHF di IGD RSJPDHK 4 4 4 12 2
Belum
terhadap pasien anak
IGD RSJPDHK 4 3 4 11 3 Tabel
Keterangan Urgency Seriousness Growth 5 Sangat Penting Sangat Gawat Sangat Cepat 4 Penting Gawat Cepat 3 Cukup Penting Cukup Gawat Cukup Cepat 2 Kurang Penting Kurang Gawat Kurang Cepat 1 Tidak Penting Tidak Gawat Lambat Tabel
3. Belum
pendampingan keluarga
di
3.5
3.6.
Keterangan nilai skor dengan teknik USG

3.1.3 Core Isu

Berdasarkan dari hasil Teknik penapisan isu menggunkan teknik USG di dapatkan prioritas masalah sebagai berikut:

1) Belum optimalnya prosedur cuci tangan pada tindakan invasive pemasangan vena dalam (central venous) tahun 2022 di IGD RSJPDHK.

3.1.4 Analisa Akar Penyebab Masalah Dari Isu Prioritas Di IGD Rumah Sakit Jantung Dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RSJPDHK)

Setelah melakukan identifikasi terhadap prioritas isu yang akan diselesaikan, maka digunakanlah diagram fishboneatau diagram tulang ikan. Diagram fishbonedigunakan untuk mengidentifikasi kemungkinan penyebab masalah karena menekankan hubungan sebab akibat.

Faktor-faktor yang menjadi penyebab utama yang mempengaruhi kualitas fishbone diagram terdiri dari 4M+1E yaitu sebagai berikut:

 Man Power (Tenaga kerja) adalah segala hal permasalahan yang terkait dengan aspek tenaga kerja dengan melihat aspek: lemahnya pengetahuan, kurangnya keterampilan, pengalaman, kelelahan, kekuatan fisik, lambatnya kecepatan kerja, banyak nya tekanan kerja, stress dan lain lain.

 Methods (Metode dan prosedur kerja) adalah segala hal masalah terkait dengan metode dan prosedur kerja. Misal prosedur kerja tidak ada, prosedur kerja tidak jelas, metode sulit dipahami, metode tidak standar, metode tidak cocok, metode yang bertentangan dengan metode lainnya dll.

 Material merupakan factor yang berhubungan dengan bahan mentah, komponen, dan bahan lainnya yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk akhir. Bahan mentah dapat menjadi penyebab, biasanya karena salah urus, salah label, salah simpan, atau kadaluwarsa.

Machine adalah segala masalah yang terkait dengan aspek peralatan, maupun physicaltoolslainnya. Misalnya perawatan mesin, mesin fasilitas pendukung mesin, ketidak lengkapan mesin atau peralatan, Pengkalibrasian mesin/toolsyang tidak standar, daya tahan mesin yang lemah, kesulitan dalam penggunaan mesin, dst.

Environment (Media, lingkungan kerja, waktu kerja) adalah yakni melihat aspek tempat kerja, waktu, lingkungan tidak mendukung. Biasanya yang termasuk kategori ini adalah.dua tempat yang kurang bersih, keselamatan dan kesehatan kerja, lingkungan kurang terang, ventilasi dan peredaran udara buruk, factor kebisingan suara, faktor lantai yang licin, dst.

17

Hasil analisis coreisu melalui diagram fishboneditampilkan sebagai berikut:

Gambar 3.1. Fishbonediagram isu prioritas

Kurangnya

Kepatuhan

prosedur cuci tangan

Kurangnya

pengetahuan

tentang surgical hand hygiene (cuci tangan bedah)

Man

Kurangnya

kesadaran akan

pentingnya hand hygiene dengan benar

Method

Belum ada sosialisasi

tentang cuci tangan bedah untuk

pemasangan vena central di IGD

Belum terdapat instruksi kerja

cuci tangan bedah (surgical handhigiene)dengan

menggunakan alcohol di IGD

Belum tersedianya

media edukasi

tentang surgical hand hygiene (cuci tangan bedah) di RS

Posisi

wastafel di IGD yang

jauh dari

tempat

tindakan

Machine Material/Money

Jumlah pasien yang banyak (over crowdding)

Tidak terdapat wastafel

untuk mencuci tangan

seperti diruang kamar operasi (scrubstation)

Belum optimalnya prosedur cuci tangan pada

tindakan invasive

pemasangan vena dalam (central venouscatheter)

tahun 2022 di IGD

RSJPDHK

Tingkat kegawatdaruratan

pasein yang membutuhkan

penanganan segera

18
Environmet

Berdasarkan analisis fishbone diatas, diketahui bahwa akar penyebab isu belum

optimalnya proses cuci tangan pada tindakan invasive pemasangan vena dalam (central venouscatheter)tahun 2022 di IGD Rumah Sakit Jantung Dan Pembuluh Darah Harapan

Kita adalah belum adanya instruksi kerja cuci tangan bedah (surgicalhandhygiene)

dengan menggunakan alcohol pada tindakan invasive pemasangan vena dalam (central venouscatheter).

3.2. Keterkaitan Penyebab Isu Dengan Kedudukan Dan Peran PNS Untuk Mendukung SmartGovernance

Berdasarkan gambar fishboneditemukan akar penyebab masalah isu yang diangakat sebagai berikut:

1. Tingkat kegawatdaruratan pasien yang membutuhkan penanganan segera.

RSJPDHK merupakan rumah sakit rujukan nasional dalam bidang kardiovaskuler, salah satu layanan unggulnya adalah instalasi gawat darurat. IGD RSJPD Harapan Kita

siaga dalam 24 jam per hari dalam memberikan pelayanan yang cepat, tepat dan profesional yang dilakukan oleh tim yang ahli di bidang kegawatdaruratan kardiovaskular yang melayani kegawatdaruratan kardiovaskular, dengan respon time dibawah 5 menit. Tidak jarang kondisi IGD mengalami kondisi overcrowdingdengan tingkat kegawatan yang berbeda-beda, dari hasil wawancara terhadap petugas medis mengatakan ingin sesegera mungkin untuk melakukan pemasangan vena dalam pada pasien dengan kondisi tertentu agar kondisi pasien segera teratasi, akan tetapi terkadang proses awal pemasangan vena dalam yaitu cuci tangan dilakukan tidak sempurna dan optimal, Hal ini berkaitan dengan managemen ASN dimana pelaksanaan tugas dan fungsi ASN sebagai pelayan publik belum professional. Dalam memberikan pelayanan di Rumah Sakit kita harus memiliki perilaku professional dalam pelayanan dengan memberikan keamanan dan keselamatan pada pasien demi kepuasan pelayanan yang diberikan.

2. Kurangnya pengetahuan tentang surgicalhandhygiene(cuci tangan bedah).

Cuci tangan merupakan salah satu cara untuk memutus mata rantai dari penyebaran infeksi. Diperlukan cuci tangan yang benar dan tepat agar mikroorganisme luar tidak masuk kedalam tubuh. Selama ini cuci tangan yang digunakan pada pasien yang akan dilakukan pemasangan centralvenouscatheteratau vena dalam hanya menggunakan cuci tangan biasa dengan menggunakan air mengalir, padahal terdapat cara lain yang

lebih efektif yaitu dengan menggunakan teknik cuci tangan bedah. Kaitannya dengan

19

managemen ASN kurangnya pemahaman petugas medis dalam hal ini menggambarkan tidak optimalnya tugas dan fungsi ASN sebagai pelayan publik. Sebagai pelayan publik seorang ASN harus bisa memahami kebutuhan pasien.

3. Tidak terdapat scrubstationatau wastafel untuk mencuci tangan seperti diruang kamar operasi.

Mencuci tangan merupakan teknik dasar paling penting dalam pencegahan dan pengontrolan infeksi. Cuci tangan bedah merupakan salah satu cara efektif yang direkomendasikan WHO sebelum melakukan tindakan pembedahan. Cuci tangan bedah dilakukan di tempat cuci tangan khusus yang disebut scrub station. IGD RSJPDHK tidak memiliki scrub station, hanya terdapat wastafel di setiap zona. Pada pasien yang akan di lakukan pemasangan vena dalam segera posisi bed jauh dari lokasi wastafel. Terdapat dua cara cuci tangan bedah mmenurut WHO, yaitu dengan menggunakan air mengalir atau dengan menggunkan alcohol. Dalam kaitannya dengan managemen ASN yaitu belum mampu memberikan pelayanan yang efisien serta berkualitas. Dari segi SMART

ASN merujuk dari nilai adaptif petugas medis belum mampu berinovasi dan mengembangkan kreativitas, bertindak proaktiv menggunakan media digital untuk mencari informasi cara cuci tangan bedah.

4. Belum terdapatnya instruksi kerja cuci tangan bedah (surgicalhandhygiene)dengan menggunakan alcohol.

Instruksi kerja merupakan dokumen yang mengatur secara rinci dan jelas urutan aktivitas sebagai pendukung prosedur mutu atau prosedur kerja. Instruksi kerja ini akan memudahkan pelaksanaan kegiatan perawat karena ada rincian aktivitas yang jelas, namun saat ini instruksi kerja mengenai cuci tangan bedah dengan menggunakan alcohol belum ada sehingga petugas medis belum menerapkan cara cuci tangan bedah pada pasien yang akan dilakukan pemasangan vena dalam. Akar masalah ini tentunya berkaitan dengan manajemen ASN karena pasien tidak mendapatkan haknya dalam pelayanan yaitu pelayanan yang profesional dan berkualitas.

5. Belum tersedianya media edukasi tentang surgicalhandhygienedengan alcohol. Kaitannya dengan smart ASN yaitu perawat belum dapat memanfaatkan literasi digital (digitalskill) yaitu kemampuan dalam mengetahui,memahami,dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK serta sistem operasi digital dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu dibutuhkan suatu media untuk memudahkan pemahaman pembelajaran petugas medis seperti pembuatan poster atau video tentang carasurgical handhygieneatau cuci tangan bedah dengan menggunakan alcohol di ruang IGD.

20

3.3. Gagasan Kreatif Untuk Penyelesaian Isu Prioritas

a) Unit kerja : Instalasi Gawat Darurat RSJPDHK

b) Identifikasi isu : 1. Belum optimalnya prosedur cuci tangan pada tindakan invasive pemasangan vena dalam(centralvenouscatheter) tahun 2022 di IGD RSJPDHK.

2. Belum optimalnya edukasi cara perawatan pasien ADHF di IGD RSJPDHK.

3. Belum optimalnya pendampingan keluarga terhadap pasien anak di IGD RSJPDHK

c) Isu yang diangkat : Belum optimalnya prosedur cuci tangan pada tindakan invasive pemasangan vena dalam (centralvenouscatheter)tahun 2022 di IGD Rumah Sakit Jantung Dan Pembuluh Darah Harapan Kita

d) Gagasan kreatif : Pembuatan instruksi kerja cuci tangan bedah (surgicalhand hygiene)dengan menggunakan alcohol pada tindakan invasive pemasangan vena dalam (central venous catheter) di IGD Rumah Sakit Jantung Dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RSJPDHK)

21

BAB IV RANCANGAN AKTUALISASI

4.1 Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar PNS

Setelah mendapatkan ide gagasan kreatif pemecahan isu tersebut, yaitu “Pembuatan instruksi kerja cuci tangan bedah (surgical hand hygiene) dengan menggunakan alcohol pada tindakan pemasangan vena dalam (centralvenouscatheter)”, maka selanjutnya adalah membuat rancangan aktualisasi yang akan dilakukan pada masa habituasi selama

1 bulan di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh darah harapan Kita. Untuk mewujudkan gagasan kreatif tersebut, kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan selama masa habituasi adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1. Kegiatan aktualisas dan sumber kegiatan

No. Kegiatan Sumber

1. Pelaksanaan konsultasi rancangan aktualisasi kepada mentor. SKP

2. Pembuatan instruksi kerja tentang cara cuci tangan bedah (surgicalhandhygiene) dengan menggunakan alcohol pada tindakan pemasangan vena dalam (central venouscatheter). Inovasi

3. Pelaksanaan sosialisasi kepada mentor, petugas medis baik rekan perawat dan dokter (PPDS) terkait Instruksi kerja cuci tangan bedah(surgicalhandhygiene)dengan menggunakan alcohol pada tindakan pemasangan vena dalam (centralvenouscatheter). Inovasi

4. Pelaksanaan uji coba instruksi kerja (IK) cara cuci tangan bedah (surgical hand hygiene) dengan menggunakan alcohol pada tindakan pemasangan vena dalam (centralvenouscatheter).

SKP

5. Pelaksanaan evaluasi penerapan intruksi kerja SKP

22

Tabel 4.2. Matriks Rancangan Aktualisasi

Isu Yang Diangkat Belum optimalnya prosedur cuci tangan pada tindakan invasive pemasangan vena dalam (centralvenouscatheter)tahun

2022 di IGD RSJPDHK.

Isu Optimalisasi prosedur cuci tangan pada tindakan invasive pemasangan vena dalam (centralvenouscatheter)melalui

Gagasan Pemecahan

pembuatan IK cuci tangan bedah (surgicalhandhygiene)dengan menggunakan alcohol.

Unit Kerja IGD Rumah Sakit Jantung Dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RSJPDHK).

No. Kegiatan Tahapan Output/Hasil

Kegiatan Ketersediaan Substansi

Mata Pelatihan

Kontribusi

Terhadap Tujuan

Organisasi

Penguatan Nilai

Organisasi

1. Pelaksanaan konsultasi rancangan aktualisasi kepada mentor.

1).Membuat janji

kontrak waktu dengan mentor.

2).Menyampaikan

gagasan kreatif

kepada mentor

Terjadwalnya waktu yang disepakati.

Tersampaikannya

gagasan kreatif kepada mentor dan coach.

Nilai Ber-AKHLAK:

Berorientasi Pada

Pelayanan

 Mengucapkan salam

ketika bertemu mentor

dan bersikap sopan

santun dalam kontrak

Diharapkan dari

kegiatan ini akan

menciptakan inovasi

yang akan

meningkatkan

pelayanan

kardiovaskular di

Sesuai dengan nilai

budaya RS

Kegiatan ini dilaksanakan

untuk mengembangkan

kompetensi di bidang

kardiovaskuler dengan

3).Meminta persetujuan dan dukungan dari

mentor terkait

Terciptanya gagasan kreatif yang sudah disetujui mentor.

menyampaikan gagasan

atau ide.

 Saya akan menerima

saran apabila terdapat

RSJPDHK menjadi

lebih baik. Sesuai

dengan Misi RS

yaitu

Menyelenggarakan

memberikan pelayanan keperawatan yang

berkualitas tinggi.

EXCELLENCE

23

rancangan aktualisasi.

koreksi, melakukan

perbaikan tiada henti.

Akuntabel

 Bertanggungjawab

dengan menjalankan

kontrak waktu yang

sudah disepakati

 Saya akan menyampaikan

rencana rancangan

Aktualisasi sebagai

transparansi kegiatan.

Kompeten

 Menjawab pertanyaan-

pertanyaan mentor ketika

menyampaikan gagasan

kreatif dengan jawaban

baik.

Harmonis

 Merespon dengan baik

dan sopan ketika mentor

memberikan kritik dan

saran

pelayanan, pendidikan serta

penelitian dan pengembangan

kardiovaskular

berkualitas.

Kegiataninibertujuan

meningkatkan kompetensi medis yang unggul, untuk memberikan pelayanan yang berorientasi pada

kebutuhan pasien

24

tentang cara

Loyal

 Saya akan menyampaikan

ide kegiatan kepada

mentor dengan

berkomitmen mampu

melaksanakan nya.

Adaptif

 Saya akan pro aktif dalam

menyampaikan ide

gagasan kepada mentor

serta cepat menyesuaikan

diri jika terdapat

perubahan.

Kolaboratif

 Melibatkan mentor dalam

setiap kegiatan agar

mendapatkan hasil yang

baik.

Nilai Ber-AKHLAK:

Berorientasi Pada

Pelayanan

Diharapkan dari

kegiatan ini akan

menciptakan inovasi

Sesuai dengan nilai

budaya RS

25
2. Pembuatan instruksi kerja 1). Mengumpulkan literatur Tersedianya literatur materi gagasan kreatif.

cuci tangan bedah

(surgicalhand hygiene)

dengan

menggunakan

alcohol pada

tindakan

pemasangan

vena dalam

(central venous catheter).

pembuatan Instruksi kerja.

2). Membuat rangkuman materi tentang cuci tangan bedah.

3). Membuat instruksi kerja cuci tangan bedah.

Tersusunnya rangkuman materi surgical handhygiene.

 Mencari literatur materi untuk gagasan kreatif yang bertujuan

memberikan pelayanan yang prima

Akuntabel

yang akan

meningkatkan

pelayanan

kardiovaskular di

RSJPDHK menjadi

lebih baik. Sesuai

Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengembangkan

kompetensi di bidang

4). Melakukan konsultasi rangkuman instruksi kerja kepada mentor dan tim komite

Pencegahan dan Pengendalian

Infeksi (PPI)

Tersusunnya instruksi kerja yang mudah dimengerti dan dipahami.

Tersusunnya hasil rangkuman (instruksi kerja) cuci tangan bedah serta disetujui serta catakan masukan dan saran.

 Mengumpulkan materi untuk mendapatkan data yang valid sehinga dapat

dipertanggung jawabkan kebenarannya.

Kompeten

 Saya akan

mengumpulkan materi sebaik mungkin agar

mendapatkan referensi yang terbaik.

Harmonis

 Menghargai masukan

mentor dan memberikan

kesempatan kepada

mentor untuk ikut serta

dengan Misi RS yaitu

Menyelenggarakan

pelayanan, pendidikan serta

penelitian dan pengembangan

kardiovaskular berkualitas.

kardiovaskuler dengan memberikan pelayanan keperawatan yang berkualitas tinggi.

EXCELLENCE

Kegiataninibertujuan meningkatkan kompetensi medis yang unggul, untuk memberikan pelayanan yang berorientasi pada kebutuhan pasien

Realibility

Bertambahnyapengetahuan mengenaiilmu

kardiovaskularbertujuan menjagakualitaspelayanan demimenjadirumahsakit

26

memberikan tanggapan

dan saran atas instruksi

kerja yang dibuat.

Loyal

 Menyusun materi yang

dapat mendukung

gagasan kreatif sebagai

bentuk dedikasi terhadap

rumah sakit.

 Menggunakan Bahasa

Indonesia yang baik dan

benar.

Adaptif

 Saya akan cepat

menyesuaikan apabila

terdapat perbaikan dari

mentor.

Kolaboratif

 Menerima saran dan kritik

serta usulan dari Mentor

agar terjalin kerja sama

yang sinergis

yangpalingdipercayaoleh seluruhpihak

27

3. Pelaksanaan

sosialisasi

kepada mentor, petugas medis

baik rekan

perawat dan

dokter (PPDS)

terkait

Instruksi kerja

cuci tangan

bedah

(surgicalhand

hygiene)

dengan

menggunakan

alcohol pada

tindakan

pemasangan

vena dalam

(central

1). Membuat

kontrak waktu

dan tempat

dengan kepala

IGD atau mentor, rekan kerja dan

dokter jaga stase

IGD.

2). Menyiapkan tempat, media dan alat tulis.

Terjadwalnya

waktu yang

disepakati.

Nilai Ber-AKHLAK:

Berorientasi Pada

Pelayanan

 Berkomunkasi dengan

mentor, rekan kerja, dan

dokter jaga stase IGD

dengan ramah dan sopan.

 Penulis harus memiliki

Melakukan kegiatan

sosialisasi untuk

mendukung

Visi RS :

Menjadi Pusat

Kardiovaskular

Berkualitas Setara

Asia

Sesuaidengannilai budayaRS

Reliability: Pelaksanaansosialiasiini bertujuanmeningkatkan

kompetensi utama di bidang

Tersedianya media laptop, layar dan infocus.

jiwa berorientasi

pelayanan agar bisa

menyampaikan sosialisasi

dengan baik dan benar

Misi RS :

Menyelenggarakan

pelayanan, pendidikan serta

kardiovaskular, RSJPDHK akan mengedepankan kualitas demi menjadi

3). Menyampaikan materi, gagasan kreatif dan menaggapi pertanyaan dari audience.

Tersosialisasinya

Instruksi Kerja

(IK) surgical handhygiene dengan menggunakan

alcohol pada tindakan pemasangan venadalam.

dengan cara 5S (senyum, salam, sapa, sopan dan santun).

Akuntabel

 Datang tepat waktu sesuai

dengan jadwal sosialisasi

yang sudah ditentukan.

Kompeten

 Menyampaikan sosialisasi

dengan penuh tanggung

penelitian dan pengembangan

kardiovaskular

berkualitas.

Tujuan RS:

Mewujudkan

pelayanan

kardiovaskular yang

berkualitas setara

rumah sakit yang paling dipercaya oleh seluruh pihak.

Excellence

Selain kompetensi medis yang unggul, RSJPDHK

berkomitmen memberikan

pelayanan unggul yang

berorientasi pada kebutuhan pasien.

28

venous catheter).

jawab sehingga bisa

menjawab dan

memperoleh hasil yang baik.

Harmonis

 Menyiapkan tempat yang

nyaman sehingga

kegiatan akan berjalan

secara kondusif.

Loyal

 Menyiapkan persiapan

sosialisasi sebaik

mungkin, sebagai bentuk

kontribusi pengabdian

terhadap mentor dan

rekan kerja.

Adaptif

 Menggunakan media

edukasi yang menarik

agar mudah dipahami

Kolaboratif

rumah sakit

terkemuka asia

29

4. Pelaksanaan uji coba

instruksi kerja

(IK) cara cuci

tangan bedah (surgicalhand hygiene) dengan menggunakan

alcohol pada

tindakan

pemasangan

vena dalam

(central

1). Meminta ijin kepada mentor untuk melaksanakan uji

coba IK.

Terciptanya kesepakatan pelaksanaan.

2). Mencetak IK (instruksi kerja). Terciptanya lembar instruksi kerja.

3). Menyampaikan kepada petugas medis (dokter dan perawat IGD) untuk menerapkan IK.

Tersampaikannya penerapan uji coba instruksi kerja.

 Melakukan koordinasi

dengan Mentor, dan rekan

kerja agar kegiatan

sosialisasi berjalandengan

lancar.

Nilai Ber-AKHLAK:

Berorientasi Pada

Pelayanan

 Perawat harus

berorientasi pelayanan

Ketika memberikan

edukasi digital kepada

pasien dan keluarga

dengan cara 5S (senyum, salam Sapa, sopan, santun)

Akuntabel

 Bertanggung jawab

terhadap hasil yang telah

dibuat.

Visi Rumah Sakit

Jantung Pembuluh

Darah Harapan Kita

adalah “Menjadi

Pusat

Kardiovaskular

Berkualitas Setara

Asia”. Diharapkan

dengan gagasan

kreatif ini

memberikan

sumbangsih agar

terpenuhi Visi yang

diharapkan.

COMPETENCE

Kegiatan ini dilaksanakan

untuk mengembangkan

kompetensi di bidang

kardiovaskuler dengan

memberikan pelayanan

keperawatan yang

berkualitas tinggi.

ACCESSIBILITY

Kegiatan ini direncanakan pembuatan instruksi kerja, diharapkan petugas medis dapat menggunakan

sebagaimana mestinya.

30

venous catheter).

4). Memantau pelaksanaan uji

coba

Terlaksananya penerapan uji

coba instruksi kerja.

Kompeten

 Menyiapkan dan

melaksanakan tugas

dengan baik.

Harmonis

 Menyiapkan lembar IK

(instruksi kerja) dengan

sabar dan ikhlas.

Loyal

 Bekerja keras dalam

menyiapkan lembar IK

Adaptif

 Menggembangkan

kreativitas dalam

menjelaskan uji coba IK.

Kolaboratif

 Berdiskusi dengan mentor

dalam memberikan

perbaikan atau masukan.

Sesuai dengan visi-

misi Rumah Sakit

Jantung Pembuluh

Darah Harapan Kita

yaitu “Terdepan

dalam pelayanan, dan penelitian

kardiovaskuler”.

Kegiatan ini

mempunyai makna

untuk selalu

melakukan

koordinasi & evaluasi terhadap

kegiatan atau program yang

masih bisa

dilakukan inovasi

dalam mewujudkan

EXCELLENCE

Kegiatan ini dirancang

untuk memberikan

pelayanan yang berorientasi

pada pasien serta

memberikan pelayanan yang unggul.

31

5. Pelaksanaan evaluasi penerapan intruksi kerja

1). Membuat instrumen evaluasi

2). Mengumpulkan testimoni

Terdapat instrument evaluasi.

Terisisnya instrument evaluasi.

3). Membuat laporan evaluasi. Tersusunnya laporan evaluasi

Nilai Ber-AKHLAK:

Berorientasi Pada

Pelayanan

 Memberikan instrument

evaluasi kepada petugas

medis serta menjelaskan

maksud dan tujuan

dengan cara sopan dan Santun.

Akuntabel

 Evaluasi dilakukan secara

jujur dan transparan

Kompeten

 Membuat instrument

evaluasi dengan baik dan

sesuai dengan maksud

dan tujuan

Harmonis

 Menghargai waktu rekan

kerja dan dokter, tidak

pencapaian tujuan

organisasi

Melakukan evaluasi

bertujuan menilai

penggunaan intruksi

kerja untuk

mendukung

Visi RS :

Menjadi Pusat

Kardiovaskular

Berkualitas Setara

Asia

Misi RS :

Menyelenggarakan

pelayanan, pendidikan serta

penelitian dan

pengembangan

kardiovaskular

berkualitas.

Sesuai dengan nilai

budaya RS Integrity:

Melaporakan kegiatan

dengan rasa

tanggungjawab dengan

esesuaian komitmen dan

tindakan akan menjadi tolok

ukur penilaian dari jasa

yang ditawarkan oleh

RSJPDHK

Competence: Laporan yang sudah dibuat

sebagai upaya

mengembangkan

kompetensinya di bidang

kardiovaskular lewat

pelayanan, pendidikan dan

riset yang berkualitas tinggi

EXCELLENCE

32

bersifat memaksa

Loyal

 Mendengarkan

pendapat/masukan dari

mentor dan couch.

Adaptif

 Bertindak proaktif

melakukan evaluasi

perbaikan tiada henti

Kolaboratif

 Melakukan konsultasi

dengan Mentor terkait

evaluasi hasil kegiatan

dengan disiplin terhadap

waktu sehingga tidak

mengganggu jadwal

kegiatan mentor

Kegiatan ini dirancang

untuk memberikan

pelayanan yang berorientasi

pada pasien serta

memberikan pelayanan

yang unggul.

33

4.2 Penjadwalan Rencana Pelaksanaan Aktualisasi

1 Pelaksanaan konsultasi rancangan aktualisasi kepada mentor.

2 Pembuatan instruksi kerja tentang cara cuci tangan bedah (surgical hand hygiene) dengan menggunakan alcohol pada tindakan pemasangan vena dalam (central venouscatheter).

3 Pelaksanaan sosialisasi kepada mentor, petugas medis baik rekan perawat dan dokter (PPDS) terkait Instruksi kerja cuci tangan bedah(surgicalhandhygiene)dengan menggunakan alcohol pada tindakan pemasangan vena dalam (centralvenouscatheter).

4 Pelaksanaan uji coba instruksi kerja (IK) cara cuci tangan bedah (surgical hand hygiene) dengan menggunakan alcohol pada tindakan pemasangan vena dalam (central venouscatheter).

5 Pelaksanaan evaluasi penerapan intruksi kerja.

34
No Kegiatan Juli Agustus Sept IV I II III IV I
Tabel 4.3. Rencana jadwal pelaksanaan aktualisai

No Para Pihak

1 Mentor dan juga selaku Kepala IGD

Peran dalam aktualisasi

Berperan memberikan arahan, persetujuan, saran, masukan dan dukungan selama aktualisasi

berlangsung.

2 Coach Memberikan panduan mengenai rancangan aktualisasi.

3 Komite PPI (Pengendalian dan pencegahan Infeksi)

Memberikan dukungan terkait sumber bahan literasi/materi.

4 Leader IGD Membantu dan mendukung aktualisasi yang dilakukan.

5 Perawat IGD dan Dokter PPDS (Program Pendidikan Dokter Spesialis)

Membantu dan menjadi objek sosialisasi gagasan kreatif.

Keterangan

Ibu Ns. Kuraesin, S.Kep

Ibu Erlinawati Pane, SKM, MKM

Tim komite PPI

Bapak/Ibu leader IGD

Semua perawat IGD dan PPDS stase IGD.

35
4.3 Para Pihak Yang Terlibat Dan Perannya Dalam Aktualisasi Tabel 4.4. Para Pihak Yang Terlibat Dan Perannya Dalam Aktualisasi

DAFTAR PUSTAKA

Undang-undang No.5 Tahun 2014 Tengatang Aparatur Sipil Negara

Peraturan Pemerintah No.94 Tahun 2021 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil

Peraturan pemerintah No.11 Tahun 2017 Tentang Managemen Pegawai NegeriSipil

LAN. (2019).ModulPelatihanDasarCalonPNS:AnalisisIsuKontemporer. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

LAN. (2021). ModulPelatihanDasarCalonPNS:BerorientasiPelayanan Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

LAN. (2021). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Akuntabel. Jakarta: Lembaga

Administrasi Negara.

LAN. (2021). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS:Kompeten. Jakarta: Lembaga

Administrasi Negara.

LAN. (2021). ModulPelatihanDasarCalonPNS:Harmonis. Jakarta: Lembaga

Administrasi Negara.

LAN. (2021). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Loyal. Jakarta: Lembaga

Administrasi NegaraLAN. (2021). ModulPelatihanDasarCalonPNS:Adaptif. Jakarta: Lembaga AdministrasiNegara

LAN. (2021). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Kolaboratif. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Alifariki, L. O. (2019). Hubungan Pelaksanaan Program Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Terhadap Perilaku Perawat Dalam Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Nosokomial Ruang Rawat Inap RSUD Kota Kendari. Manuju: Malahayati Nursing Journal, 1(2), 148-150.

Mansjoer, Arif. (2019). Dasar pemasangan kateter vena central. Diakses tanggal 21 Juli 2022 diunduh dari https://papdi.or.id/pdfs.

Profil RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita.diaskses tanggal 21 Juli 2022

Diunduh dari https://www.pjnhk.go.id/profil/visi-misi.

WHO, (2002). Hospital aquired infections (HAIs). Diakses tanggal 20 Juli 2022 dari http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/31485/6.%20BAB%20II.pdf

36

Rancangan Aktualisasi

OPTIMALISASI PROSEDUR CUCI TANGAN PADA TINDAKAN INVASIVE

PEMASANGAN VENA DALAM (CENTRAL VENOUS CATHETER) MELALUI

PEMBUATAN INSTRUKSI KERJA CUCI TANGAN BEDAH (SURGICAL HAND HYGIENE)

DENGAN MENGGUNAKAN ALCOHOL DI IGD RUMAH SAKIT JANTUNG DAN

PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA (RSJPDHK)

PelatihanDasar CPNS KementerianKesehatanGol.

IIIAngkatanVIIID Tahun2022

Ns. Angga Al Amin, S.Kep

Bagan Batu, 30 November 1989

198911302022031001

Perawat Ahli Pertama

Kementerian Kesehatan

RS Jantung dan Pembuluh Darah

Harapan Kita

Acsessibility Reliability

Pusat Kardiovaskular Setara Asia

Menyelenggarakan pelayanan, pendidikan serta penelitian dan pengembangan kardiovaskular berkualitas

Tugas Dan Fungsi

Penyusunan rencana, program, dan anggaran.

Pengelolaan pelayanan medis dan penunjang medis dengan kekhususan di bidang penyakit jantung dan pembuluh darah.

Pengelolaan pelayanan Keperawatan, Nonmedis, Pendidikan dan Pelatihan, Penelitian, Keuangan, Pengadaan barang/jasa, SDM, Sistem informasi.

Excellence

Pelaksanaan urusan ADM RS, Kerja sama, Pemantauan, evaluasi dan pelaporan

Nilai Budaya RSJPDHK
VISI MISI
I C A R E Competence Integrity
RSJPDHK

Pemulangan pasien ≤ 12 Jam Kepuasaan pasien dan keluarga

Pemahaman pasien tujuan identifikasi pasien Kepatuhan Handover

Pembelajar an internal 1-2

kali/minggu

≤3% Percentase angka dekubitus ≤3%

Efisisiensi Clinical Pathway

Efisiensi sumber daya

s Sasaran Kinerja Pegawai 12
SKP
Pemahaman pasien upaya pencegahan jatuh Percentase infeksi aliran darah perifer
Terlaksana kepatuhan cuci tangan Pengetahuan dan keterampilan staf sesuai tupoksi 20JPL/tahun

1

Belum optimalnya prosedur cuci tangan pada tindakan invasive pemasangan vena dalam (central venous catheter) tahun 2022 di IGD RSJPDHK.

Penetapan CoreIssue

1 Belum optimalnya prosedur cuci tangan pada tindakan invasive pemasangan vena dalam (central venous catheter)

2022 di IGD RSJPDHK.

2

Belumoptimalnyaedukasi

cara perawatan pasien ADHF di IGDRSJPDHK.

Kurangnya kepatuhanpenerapan Belum optimalnya pendampingan keluarga

3

Belum optimalnya pendampingankeluarga

terhadap pasienanak di IGDRSJPDHK.

Belum optimalnya prosedur cuci tangan

pada tindakan invasive pemasangan vena

dalam (central venous catheter) tahun

2022 di IGD RSJPDHK.

Identifikasi Isu
No Isu U S G Total Rank
4 5 4 13 1 2
perawatan pasien ADHF diIGD RSJPDHK. 4 4 4 12 2
terhadap
4 3 4 11 3
tahun
Belum optimalnya edukasi cara
3
pasien anak di IGD RSJPDHK.

Data & Fakta

Deskripsi Isu

Masih terdapat petugas medis (dokter dan perawat) yang melakukan cuci tangan kurang

efektif terutama pada saat pemasangan CVC, petugas medis mengatakan ingin sesegera

mungkin untuk melakukan pemasangan vena

dalam agar kondisi pasien segera teratasi, posisi

wastafel jauh TT, overcrowding, no scrub station.

Data & Fakta

Dampak yang ditimbulkan dari hal tersebut bagi

instansi sendiri tidak terwujudnya misi rumah

sakit yaitu menyelenggarakan pelayanan yang

berkualitas. Dampak bagi petugas capaian kerja

pegawai atau ruangan tidak terwujud.Bagi

Pasien eningkatkan Biaya perawatan serta lama

perawatan (long of stay)

Dampak

Managemen ASN → tidak optimalnya tugas dan fungsi

ASN sebagai pelayan publik, dimana belum patuhnya

petugas dalam penerapan standar keselamatan

pasien dalam program pencegahan dan pengendalian infeksi

Keterkaitan

denganAgenda3

Smart ASN→yaitu perlunya modifikasi cuci tangan pada pasien dengan tindakan invasive.

90.24% 92.75% 93.82% 93.33% 94.26% 92.21% 88.00% 89.00% 90.00% 91.00% 92.00% 93.00% 94.00% 95.00% Presentase Angka Kepatuhan Cuci Tangan Di IGD 34 23 17 24 30 23 0 10 20 30 40 Januari Februari Maret April Mei Juni Data
Pemasangan Vena Central Periode Januari - Juni 2022
sebanyak
tahun 2022
Dari data ditemukan pasien di RS yang mengalami infeksi aliran darah di ruang ICVCU dan IWM
6 orang pada

Kurangnya

Kepatuhan prosedur cuci tangan

Kurangnya

pengetahuan tentang surgical hand hygiene (cuci tangan bedah)

ANALISAPENYEBABISU (FISHBONE)

Kurangnya kesadaran akan pentingnya hand hygiene dengan benar

Belum ada sosialisasi tentang cuci tangan bedah untuk

pemasangan vena central di IGD

Belum terdapat instruksi kerja cuci tangan bedah (surgicalhand higiene)dengan menggunakan

alcohol di IGD

Belum tersedianya media edukasi

tentang surgical hand hygiene (cuci tangan bedah) di RS

Posisi wastafel di IGD yang

jauh dari

tempat

tindakan

Jumlah pasien yang banyak (over crowdding)

Tidak terdapat wastafel untuk mencuci tangan seperti diruang kamar operasi (scrubstation)

Belum optimalnya prosedur cuci

tangan pada

tindakan invasive

pemasangan vena

dalam (central venouscatheter)

tahun 2022 di IGD

RSJPDHK

Tingkat kegawatdaruratan pasein yang membutuhkan

penanganan segera

Man Machine Material/Money
Method Environmet

Kegiatan 1

Pelaksanaan konsultasirancangan aktualisasi kepada mentor

Membuat janji

kontrak waktu dengan mentor

Terjadwalnya

waktuyang disepakati

Menyampaikan

gagasan kreatif kepada mentor

Tersampaikannya

gagasan kreatif kepada mentor dan coach

Memintapersetujuan dan dukungandari mentorterkait rancangan aktualisasi

Terciptanyan gagasan kreatif yang sudah disetujui olehmentor

Berorientasi Pelayanan Harmonis

SKP
Berorientasi
Akuntabel Harmonis Akuntabel Kompeten Loyal Adaptif Kolaboratif Smart ASN
Pelayanan
Kolaboratif Excellence

Pembuatan instruksi kerja tentang cara cuci tangan bedah (surgicalhand hygiene)

Kegiatan 2 Inovasi

dengan mengunakan alcohol pada tindakan pemasangan vena dalam (CVC)

Mengumpulkan literatur

pembuatanIK

Tersedianya literatur

materi gagasan kreatif

Pelayanan Akuntabel

Membuat rangkuman.

Materi tentang

surgical hand hygiene

Tersusunnya

rangkuman materi

surgical handhygiene

Membuat IK

surgical hand hygiene

Tersusunnya

IK yang mudah

dimengerti dan dipahami

Melakukan konsultasi

rangkuman IK

kepada mentor dan

tim PPI

Tersusunnyahasilrangkuman

IK surgicalhandhygiene

serta disetujuiberikut

denganmasukandansaran

Berorientasi

Pelayanan

Loyal
Kompeten
Berorientasi
Kompeten Kompeten Adaptif Kolaboratif Smart ASN
H
Adaptif Kolaboratif Realibility
armonis

Pelaksanaan sosialisasikepada mentor, petugas medis baik rekan perawat dan dokter

(PPDS) terkait IK cucitangan bedah dengan menggunakan alcohol pada tindakan

Kegiatan 3 Inovasi

pemasangan vena dalam

Membuat kontrakwaktu

dan tempat dengan kepala

IGD, rekan kerja, dan ppds

stase IGD

Menyiapkan

tempat,mediadan

alat tulis

Terjadwalnya waktu

yang disepakati

Berorientasi

Pelayanan

Harmonis

Akuntabel

ompeten

Tersedianya media laptop,infocus, media tayang

Menyampaikanmateri, gagasankreatifdan

menanggapaipertanyaan

dari audience

Tersosialisasinya IK

SHH dengan

menggunakanalkohol

BerorientasiPelayanan

Kompeten

Harmonis Adaptif

K
Harmonis Loyal Adaptif Smart ASN
Excellence
Kolaboratif

Pelaksanaan uji coba IK cucitangan bedah (surgical hand hygiene) dengan

Kegiatan 4 SKP

menggunakan alcohol pada tindakan pemasangan vena dalam (CVC)

Meminta ijin kepada

mentor melaksanakan uji coba IK

Terciptanya kesepakatan

pelaksanaan

Mencetak IK

Terciptanya lembar IK

Menyampaikan kepada

petugas medis untuk

menerapkan IK

Tersampaikannya

penerapanuji coba IK

Memantau

pelaksanaanuji coba IK

Terlaksananya

penerapan uji cobaIK

Berorientasi

Pelayanan Harmonis Kolaboratif

Akuntabel Kompeten Loyal Adaptif SmartASN

Accessibility

Berorientasi

Pelayanan Harmonis Adaptif Kolaboratif

Berorientasi

Pelayanan Kompeten

Pelaksanaan evaluasi penerapan instruksikerja(IK) Kegiatan 5

Membuat instrument

evaluasi

Terciptanya

instrumentevaluasi

Mengumpulkan

testimoni

Terisinya instrument evaluasi

Membuat laporan evaluasi

Tersusunnya laporan evaluasi

Berorientasi Pelayanan

SKP
Kompeten Kolaboratif Smart ASN
Kompeten Harmonis Akuntabel Harmonis
Adaptif Kolaboratif
Akuntabel Loyal

July (Week 4)

Pelaksanaan

konsultasi rancangan aktualisasii kepada mentor (SKP)

Jadwal Kegiatan

August (Week 1 &2)

Pembuatan instruksi

kerja tentang cara

cuci tangan bedah (surgical hand hygiene) dengan

menggunakan alcohol

pada tindakan

pemasangan vena dalam

(Inovasi)

August (Week 3)

Pelaksanaan

sosialisasi kepada mentor, petugas

medis terkait

instruksi kerja (IK)

cuci tangan

bedahdengan

alkohol (Inovasi)

August (week 3&4)

Pelaksanaan uji coba

IKcuci tangan

bedah dengan

menggunakan

alkohol (SKP)

Sept (Week 1)

Pelaksanaan evaluasi penerapan instrruksi kerja cuci

tangan bedah dengan

menggunakan alkohol (SKP)

Para pihak yang terlibat

No Para Pihak Peran dalam aktualisasi Keterangan

1 Mentor dan juga selaku

Kepala IGD Berperan memberikan arahan, persetujuan, saran, masukan dan dukungan selama aktualisasi berlangsung.

2 Coach Memberikan panduan mengenai rancangan aktualisasi.

3 Komite PPI (Pengendalian dan pencegahan Infeksi)

Memberikan dukungan terkait sumber bahan literasi/materi.

4 Leader IGD Membantu dan mendukung aktualisasi yang dilakukan.

5 Perawat IGD dan Dokter

PPDS (Program Pendidikan

Dokter Spesialis)

Membantu dan menjadi objek

sosialisasi gagasan kreatif.

Ibu Ns. Kuraesin, S.Kep

Ibu Erlinawati Pane, SKM, MKM

Tim komite PPI

Bapak/Ibu leader IGD

Semua perawat IGD dan

PPDS stase IGD.

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.