Penggunaan X-Banner & Video Sbagai MediaEdukasi Risiko Penularan Infeksi Bg Pasien & Keluarga Pasien

Page 1

LAPORAN SEMINAR RANCANGAN AKTUALISASI

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN VI

PENGGUNAAN X-BANNER DAN VIDEO SEBAGAI MEDIA EDUKASI

RISIKO PENULARAN INFEKSI BAGI PASIEN DAN KELUARGA PASIEN DI RUANG RAWAT INAP KEMUNING 3

RSUP DR. HASAN SADIKIN

DISUSUN OLEH:

Ns. Devi Claudia Palupi, S.Kep.

NIP. 199401302022032001

BAPELKES CIKARANG

KEMENTERIAN KESEHATAN RI 2022

LAPORAN SEMINAR RANCANGAN AKTUALISASI

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN VI

PENGGUNAAN X-BANNER DAN VIDEO SEBAGAI MEDIA EDUKASI

RISIKO PENULARAN INFEKSI BAGI PASIEN DAN KELUARGA PASIEN DI RUANG RAWAT INAP KEMUNING 3

RSUP DR. HASAN SADIKIN

DISUSUN OLEH:

Ns. Devi Claudia Palupi, S.Kep.

NIP. 199401302022032001

BAPELKES CIKARANG

KEMENTERIAN KESEHATAN RI 2022

i

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI

PENGGUNAAN X-BANNER DAN VIDEO SEBAGAI MEDIA EDUKASI

RISIKO PENULARAN INFEKSI BAGI PASIEN DAN KELUARGA PASIEN

DI RUANG RAWAT INAP KEMUNING 3

RSUP DR. HASAN SADIKIN

Telah diseminarkan

Tanggal 14 Juli 2022, di Bapelkes Cikarang

Coach

Mentor

drg. Yana Yojana, MA. Fatrisia Madina, S.Kp., MM. NIP. 197409132005012001 NIP. 196303081988032003

Penguji

Miftahur Rohim, S.T.,M.Kes. NIP. 196903121992031014

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan aktualisasi dengan judul “Penggunaan X-Banner dan Video Sebagai Media Edukasi Risiko Penularan Infeksi Bagi Pasien dan Keluarga Pasien di Ruang Rawat Inap Kemuning 3 RSUP

Dr. Hasan Sadikin”.

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan rancangan aktualisasi tidak terlepas dari bimbingan dan saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak dr. Azhar Jaya, SKM., MARS. selaku Plt. Direktur Utama RSUP Dr. Hasan Sadikin yang telah memberikan dukungan agar pelatihan dasar berjalan baik.

2. Bapak Drs. Suherman,M.Kes.selakuKepalaBalaiPelatihanKesehatanCikarang.

3. Ibu Fatrisia Madina, S.Kp., MM. selaku Koordinator Keperawatan RSUP Dr. Hasan Sadikin sekaligus mentor yang senantiasa membimbing penulis menyelesaikan laporan rancangan aktualisasi.

4. Ibu drg. Yana Yojana, MA. selaku Widyaiswara sekaligus Coachdari Bapelkes Cikarang yang telah memberikan arahan dan motivasi dalam penyusunan rancangan aktualisasi.

5. Bapak Miftahur Rohim, S.T.,M.Kes. selaku penguji yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun.

6. Ibu Ns. Tati Sumiati, S.Kep. selaku Kepala Ruangan Kemuning 3 RSUP Dr. Hasan Sadikin yang senantiasa memberikan arahan dan dukungan.

7. Seluruh Widyaiswara Bapelkes Cikarang dan rekan-rekan CPNS Kementerian Kesehatan yang turut berperan serta dalam program pelatihan dasar.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih terdapat kekurangan, sehingga saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi perbaikan penulisan dan penyusunan hasil laporan di masa yang akan datang.

Bandung, 13 Juli 2022

Penulis, Ns. Devi Claudia Palupi, S.Kep.

iii
iv DAFTAR ISI Sampul Dalam ..................................................................................... i Lembar Pengesahan ............................................................................. ii Kata pengantar iii Daftar isi.............................................................................................. iv Daftar Tabel ........................................................................................ v Daftar Gambar .................................................................................... vi Daftar Lampiran vii Daftar Arti Lambang dan Singkatan........................................................ viii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .................................................................... 1 1.2 Tujuan ............................................................................... 4 1.2.1 Tujuan Umum ............................................................ 4 1.2.2 Tujuan Khusus ........................................................... 4 1.3 Manfaat .............................................................................. 5 1.3.1 Manfaat Bagi Penulis 5 1.3.2 Manfaat Bagi Organisasi .............................................. 5 1.4 Ruang Lingkup..................................................................... 5 BAB II GAMBARAN ORGANISASI DAN PROFIL PESERTA 2.1 Gambaran Organisasi............................................................ 6 2.1.1 Profil RSUP Dr. Hasan Sadikin ...................................... 6 2.1.2 Visi dan Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin ........................... 7 2.1.3 Tugas dan Fungsi RSUP Dr. Hasan Sadikin .................... 8 2.1.4 Tata Nilai dan Janji Pelayanan RSUP Dr. Hasan Sadikin 8 2.1.5 Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin ................. 10 2.1.6 Profil Ruang Rawat Inap Kemuning 3 ........................... 10 2.2 Profil Peserta ....................................................................... 11 BAB III RANCANGAN AKTUALISASI 3.1 Identifikasi Isu..................................................................... 16 3.2 Keterkaitan Isu Dengan Peran dan Kedudukan ASN Untuk Terwujudnya SmartGovernance........................................... 17 3.3 Penetapan CoreIssue 19 3.4 Analisis Penyebab Isu........................................................... 22 3.5 Gagasan Pemecahan Isu....................................................... 23 3.6 Kegiatan Pemecahan Isu....................................................... 23 3.7 Matriks Rancangan Aktualisasi 24 3.8 Rancangan Jadwal Kegiatan ................................................. 36 Daftar Pustaka...................................................................................... 37 Lampiran ............................................................................................. 38
v
Tabel 2.1 Tabel 2.2 Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 3.4 Tabel 3.5 Tabel 3.6 Tabel 3.7 Tugas Jabatan Fungsional Perawat ……………………………. Sasaran Kinerja Pegawai ………………………………………….. Keterkaitan Isu Dengan Substansi Pelatihan Skala Likert ………………………………………….. Penetapan Isu Dengan Metode APKL …………………………. Kegiatan Pemecahan Isu ……………………………………..…… Rancangan Kegiatan Aktualisasi Matriks Rancangan Aktualisasi ……………….…………………. Rencana Jadwal Kegiatan …………………………………………. 11 13 17 20 20 23 24 25 36
DAFTAR TABEL
vi
Gambar 2.1 Gambar 2.2 Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin ………………. Gambar Diagram Fishbone……………………………………….. 10 22
DAFTAR GAMBAR
vii
Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Percakapan WhatsAppPersiapan Pertemuan ……………… Dokumentasi Konsultasi Dengan Mentor…………………….. Dokumentasi Konsultasi Dengan Coach Lembar Konsultasi Mentor ………………………………………… 38 39 40 41
DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN

A. Arti Lambang

- : Sampai dengan

% : Persentase

< : Kurang dari

> : Lebih dari

= : Sama dengan

± : Kurang lebih

B. Arti Singkatan

APD : Alat Pelindung Diri

APKL : Aktual, Problematik, Kekhalayakan, dan Layak

ASN : Aparatur Sipil Negara

BerAKHLAK : Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif

CDC : CentersforDiseaseControl

CPNS : Calon Pegawai Negeri Sipil

DPJP : Dokter Penanggung Jawab Pasien

EMR : ElectronicMedicalRecord

EU-COT : EmergencyUnit–CentralOperatingTheatre

HAIs : HealthcareAssociatedInfections

HICPAC : Healthcare Infection Control Practices Advisory Committe

LAN : Lembaga Administrasi Negara

LATSAR : Pelatihan Dasar

LOS : LengthofStay

KKN : Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme

MENKES : Menteri Kesehatan

MOOC : MassiveOpenOnlineCourses

NIP : Nomor Induk Pegawai

PMK : Peraturan Menteri Kesehatan

PERMENPAN RB : Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

RI : Republik Indonesia

ROM : RangeofMotion

RSHS : Rumah Sakit Hasan Sadikin

RSRB : Rumah Sakit Rantja Badak

RSUP : Rumah Sakit Umum Pusat

SAP : Satuan Acara Penyuluhan

SKP : Sasaran Kinerja Pegawai

TAK : Terapi Aktivitas Kelompok

UNPAD : Universitas Padjajaran

WTO : Waktu Tunggu Operasi

viii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Undang-Undang Republik Indonesia nomor 5 tahun 2014 menyebutkan bahwa pegawai ASN berkedudukan sebagai unsur aparatur negara yang berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan perekat dan pemersatu bangsa. Juga memiliki tugas melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas, dan mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dalam menciptakan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang berintegritas, profesional, netral, bebas dari intervensi politik dan praktik KKN, maka diperlukan adanya peningkatan mutu profesionalisme, sikap pengabdian, dan kesetiaan terhadap bangsa. Proses pembentukan ini dilakukan dengan proses pelatihan dasar CPNS yaitu dengan memberikan pendidikan dan pelatihan dalam masa prajabatan yang dilakukan secara terintegrasi untuk membangun moral, kejujuran, semangat, dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, serta memperkuat profesionalisme. Hal ini dijelaskan dalam Peraturan LAN nomor 12 tahun 2017.

Melalui Pelatihan Dasar (Latsar) ini, Calon Aparatur Sipil Negara dapat mempelajari dan menerapkan nilai-nilai dasar ASN sehingga tertanam kuat dalam dirinya. Nilai-nilai dasar tersebut di antaranya adalah berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif (BerAKHLAK).

Pelatihan dasar CPNS tahun 2002 ini terdiri dari empat tahap, yaitu tahap MOOC (MassiveOpenOnlineCourse), distancelearning, aktualisasi, dan klasikal. Memadukan pembelajaran klasikal dan non klasikal di tempat pelatihan serta di tempat kerja, yang memungkinkan peserta mampu untuk menginternalisasi, menerapkan, mengaktualisasi, serta meciptakan sebuah kebiasaan (habituasi), dan merasakan manfaatnya, sehingga tertanam dalam dirinya sebagai ASN yang profesional.

Infeksi nosokomial atau juga dikenal dengan nama Health Care

1

Associated Infections yang selanjutnya disingkat HAIs adalah infeksi yang

terjadi pada pasien selama perawatan di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, di mana ketika masuk tidak ada infeksi dan tidak dalam masa inkubasi, termasuk infeksi dalam rumah sakit tapi muncul setelah pasien pulang, juga infeksi karena pekerjaan pada petugas rumah sakit dan tenaga kesehatan terkait proses pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan (Menkes RI, 2017). Oleh karena sulitnya menilai keberadaan infeksi yang diinkubasi, pendekatan praktis adalah dengan mendefinisikan setiap infeksi bakteri sebagai nosokomial jika terlihat jelas lebih dari 48-72 jam setelah masuk rumah sakit Infeksi patogen dengan periode inkubasi yang jelas dapat lebih mudah dianggap berasal dari komunitas atau onset nosokomial (Jenkins, 2017).

Infeksi bisa menular dari penderita ke penderita, dari penderita ke petugas kesehatan atau sebaliknya, dari penderita ke pengunjung atau sebaliknya (Ibrahim, 2019). Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat melaporkan bahwa hampir 1,7 juta pasien yang dirawat di rumah sakit setiap tahun memperoleh infeksi nosokomial saat dirawat dan lebih dari 98.000 pasien ini (1:17) meninggal karena infeksi nosokomial. Dari setiap 100 pasien yang dirawat di rumah sakit, tujuh di negara maju dan sepuluh di negara berkembang dapat tertular infeksi nosokomial. Penelitian lain yang dilakukan di negara-negara berpenghasilan tinggi menemukan bahwa 5 – 15% pasien yang dirawat di rumah sakit memperoleh infeksi nosokomial (Sardi, 2021).

Di negara berkembang termasuk Indonesia, rata-rata prevalensi infeksi nosokomial adalah sekitar 9,1% dengan variasi 6,1 – 16,0%. Infeksi nosokomial di Indonesia mencapai 15,74% jauh di atas negara maju yang berkisar 4,8 – 15,5% (Irdan, 2018).

Manusia mempunyai tingkat kekebalan tubuh yang berbeda terhadap infeksi tergantung dari usia, penyakit yang diderita, dan faktor lain yang mungkin ada, misalnya karena sistem kekebalan terganggu, akibat pengobatan dengan obat-obat immuno-suppressiveatau radiasi. Risiko infeksi juga lebih tinggi pada penderita yang menjalani pembedahan dan pembiusan, dan pada penderita yang tinggal di rumah sakit untuk waktu yang lama (Ibrahim, 2019).

2

Diterangkan dalam PMK Nomor 27 Tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Fasilitas Pelayanan Kesehatan bahwa pelaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan bertujuan untuk melindungi pasien, petugas kesehatan, pengunjung yang menerima pelayanan kesehatan serta masyarakat dalam lingkungannya dengan cara memutus siklus penularan penyakit infeksi melalui kewaspadaan standar dan berdasarkan transmisi. Bagi pasien yang memerlukan isolasi, maka akan diterapkan kewaspadaan isolasi yang terdiri dari kewaspadaan standar dan kewaspadaan berdasarkan transmisi.

CDC (CentersforDiseaseControl) dan HICPAC (HealthcareInfection Control Practices Advisory Committee) merekomendasikan 11 komponen utama yang harus dilaksanakan dan dipatuhi dalam kewaspadaan standar, yaitu kebersihan tangan, alat pelindung diri (APD), dekontaminasi peralatan perawatan pasien, kesehatan lingkungan, pengelolaan limbah, penatalaksanaan linen, perlindungan kesehatan petugas, penempatan pasien, etika batuk dan bersin, praktik menyuntik yang aman, dan praktik lumbal pungsi yang aman.

Kejadian infeksi nosokomial merupakan gambaran mutu pelayanan rumah sakit, dengan demikian pengendalian juga pencegahan infeksi nosokomial di rumah sakit adalah hal yang sangat penting untuk dilakukan. Risiko terjadinya infeksi di rumah sakit bisa dikurangi dengan universal precaution yang merupakan pengendalian infeksi oleh tenaga kesehatan untuk mengurangi risiko penyebaran infeksi yang berdasar pada prinsip di mana darah dan cairan tubuh dapat berpotensi menularkan penyakit, dari pasien ataupun dari petugas kesehatan. Oleh sebab itu, perawat dituntut untuk mempunyai tingkat pendidikan serta pengetahuan yang cukup, karena penting dalam membentuk tindakan perawat dalam memberikan pelayanan dan edukasi pada pasien, khususnya pada tindakan pencegahan infeksi nosokomial (Ginting, 2020).

Tampak jelas dalam kehidupan sehari-hari bahwa kewaspadaan standar (universal precautions) masih lebih sering dilakukan oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan. Walaupun penyebaran penyakit infeksi di rumah sakit telah dikenal sejak lama, pemahaman cara mencegah infeksi nosokomial (yang didapat di rumah sakit) dan implementasi secara baik

3

masih sulit dilakukan, khususnya pada pasien, keluarga pasien, serta pengunjung rumah sakit yang disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya kepatuhan melakukan kewaspadaan standar pada pasien, keluarga pasien, dan pengunjung rumah sakit adalah paparan informasi yang kurang. Pengetahuan merupakan salah satu faktor pendorong dan faktor individu yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang. Menurut Ibrahim (2019), pengetahuan adalah suatu hasil tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Perilaku yang didasarkan pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk melakukan gagasan kreatif dalam memberikan edukasi perihal risiko penularan infeksi menggunakan media video dan x-banner. Dengan memberikan edukasi melalui media yang menarik dan dapat dijangkau, maka diharapkan informasi terkait risiko penularan infeksi dapat diketahui dan mampu diaplikasikan oleh pasien, keluarga pasien, dan pengunjung rumah sakit.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Tujuan umum yang akan dicapai melalui rancangan aktualsisasi ini adalah menjadi ASN (Aparatur Sipil Negara) yang profesional dan berkarakter dengan menerapkan nilai-nilai dasar ASN yakni “BerAKHLAK” (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif).

1.2.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus yang akan dicapai melalui rancangan aktualisasi ini adalah sebagai berikut:

a. Peserta Latsar CPNS mampu mengidentifikasi isu strategis kontemporer dalam menghadapi perubahan lingkungan strategis yang ada di unit kerja.

b. Peserta Latsar CPNS mampu menerapkan teknik analisis isu dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis.

c. Peserta Latsar CPNS mampu memberikan ide atau gagasan untuk menyelesaikan permasalahan isu melalui kegiatan aktualisasi

d. Peserta Latsar CPNS mampu menentukan tahapan kegiatan yang dikaitkan dengan materi pelatihan dasar.

4

1.3 Manfaat

1.3.1 Manfaat Bagi Penulis

Penulis dapat memahami dan menambah wawasan terkait nilai-nilai dasar, kedudukan, peran dan fungsi, serta aktualisasi untuk menjadi ASN yang memiliki integritas, profesional, netral, dan bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN), serta berkarakter sehingga dapat menyusun rancangan aktualisasi sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas Latsar CPNS selama masa habituasi di unit kerja dan membantu mewujudkan ASN sebagai bagian dari reformasi birokrasi.

1.3.2 Manfaat Bagi Organisasi

Sebagai bentuk inovasi dalam pengelolaan pelayanan keperawatan sehingga mampu meningkatkan performa pelayanan bagi masyarakat (khususnya adalah pasien) dan mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Hal ini sejalan dengan visi dan misi organisasi sebagai wujud dari visi dan misi Pemerintah Kabinet Indonesia Maju 2020-2024.

1.4 Ruang Lingkup

Pelaksanaan aktualisasi sebagai bagian dari program Latsar CPNS

Kementerian Kesehatan tahun 2022 dilakukandengan ruang lingkup isu atau gagasan kegiatan berdasarkan SKP (Sasaran Kinerja Pegawai), tugas pokok dan fungsi, atau saran dari mentor dan pembimbing dengan syarat mampu laksana dalam rentang waktu yang telah ditetapkan. Gagasan kegiatan yang dipilih diharapkan mampu meningkatkan performa instansi dan menumbuhkan nilai-nilai dasar ASN pada seluruh peserta pelatihan dasar.

5

BAB II

GAMBARAN ORGANISASI DAN PROFIL PESERTA

2.1 Gambaran Organisasi

2.1.1 Profil RSUP Dr. Hasan Sadikin

Pada tahun 1920, rumah sakit ini dibangun dengan kapasitas 300 tempat tidur oleh pemerintah Belanda dan selesai tahun 1923. Pada tanggal

15 Oktober 1923 diresmikan dan diberi nama MetAlgemeeneBandoengsche Ziekenhui. Lima tahun kemudian, tepatnyatanggal 30 April 1927, namanya berubah menjadi GemeenteZiekenhuisJuliana Tenaga dokter pada waktu itu

hanya ada enam dokter berkebangsaan Belanda dan dua orang dokter berkebangsaan Indonesia, yaitu dr. Tjokro Hadidjojo dan dr. Djundjunan Setiakusumah.Pada tahun 1942 terjadi Perang Pasifik, rumah sakit ini oleh Belanda dijadikan rumah sakitmiliter yang pengelolaannya diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Militer. Kemudian, masih di tahun 1942 bala tentara Jepang menduduki Pulau Jawa, fasilitas rumah sakit dijadikan rumah sakit militer Jepang dan diberi nama menjadi RigukunByoinsampai tahun 1945. Setelah Jepang menyerah kepada sekutu, pada tanggal 17 Agustus 1945 Bung Karno rnemproklamasikan kemerdekaan Indonesia, namun rumah sakit masih tetap dikuasai oleh Belanda sebagai rumah sakit militer di bawah pimpinan W. J.vanThiel. Pada tahun 1948, fungsi rumah sakit diubah kembali menjadi peruntukan bagi kalangan umum.

Dalam perkembangan selanjutnya, rumah sakit masuk ke dalam naungan Kotapraja Bandung dan diberi nama Rumah Sakit Rantja Badak (RSRB), sesuai dengan sebutan nama kampung lokasi berdirinya rumah sakit ini yaitu Rantja Badak. Pimpinan masih tetap oleh W.J.vanThielsampaitahun 1949. Setelah itu rumah sakit dipimpin oleh Dr. Paryono Suriodipurosampai tahun 1953. Pada tahun 1954, oleh Menteri Kesehatan, RSRB ditetapkan menjadi RS Provinsi dan langsung di bawah Departemen Kesehatan. Pada

tahun 1956, RSRB ditetapkan menjadi Rumah Sakit Umum Pusat dengan kapasitas perawatan meningkat menjadi 600 tempat tidur. Pada tanggal 8

Oktober 1967, RSRB berganti nama menjadi Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin sebagai penghormatan terhadap almarhum direktur rumah sakit yang

6

meninggal dunia pada tanggal 16 Juli 1967, sewaktu masih menjabat sebagai Direktur dan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (UNPAD).

Sebagai upaya memenuhi kebutuhan masyarakat, RSHS mengembangkan berbagai fasilitas (sarana, prasarana, dan alat) sesuai dengan Master PlanPengembangan RSHS sebagai teachinghospital. Master PlanRSHS yang mendukung fungsi RSHS sebagai RS Pendidikan, pertama kali dirancang pada tahun 1972, yang kemudian dikaji ulang dan dikembangkan menjadi MasterPlanRSHS tahun 1982. Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi di bidang kesehatan dan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan peningkatan cakupan, jangkauan, dan mutu pelayanan rumah sakit, melalui softloandari OECF/JBIC (Jepang), tersusun MasterPlan RSHS tahun 1995 sebagai Model RS Pendidikan di Indonesia dengan filosofi integral pelayanan medis dan pendidikan kedokteran untuk peningkatan kualitas hidup manusia.

RealisasitahappertamadariMasterPlantersebutadalah pembangunan Gedung GawatDarurat dan Bedah Sentral (EmergencyUnit–CentralOperating Theatre (EU-COT)) termasuk ruang rawat intensif, yang diselesaikan pada tahun 2001 dan dilengkapi dengan fasilitasperalatan medik yang canggih pada masanya. Dari efisiensi biaya pembangunan tersebut, telah sekaligus dapat dibangun Gedung Rawat Inap Khusus (kelas VIP) berkapasitas 75 tempat tldur, yang kemudian diberi nama Paviliun Parahyangan.

RSHS ditetapkan sebagai Rumah Sakit Rujukan Nasional berdasarkan

Surat Keputusan Menteri Nomor HK.02.02/MENKES/390/2014 tentang

Pedoman Penetapan Rumah Sakit Rujukan Nasional,mengampu tujuh RS regional di Jawa Barat dan beberapa RS di luar provinsi Jawa Barat. Data terakhir menunjukkan, kini RSHS memiliki 944 tempat tidur, 3000 karyawan, danenamlayananunggulanterdiriatasPelayananJantung Terpadu,Pelayanan Onkologi, Pelayanan Infeksi, Bedah Minimal Invasif, Kedokteran Nuklir, dan

Transplantasi Ginjal.

2.1.2 Visi dan Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin

Visi RSUP Dr. Hasan Sadikin sejalan dengan visi Pemerintah Kabinet

Indonesia Maju 2020 - 2024, yaitu “Terwujudnya Indonesia Maju Yang

Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”.

Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin adalah “Mewujudkan Kualitas Hidup

7

Manusia Indonesia Yang Tinggi, Maju, dan Sejahtera”.

2.1.3 Tugas dan Fungsi RSUP Dr. Hasan Sadikin

a. Tugas RSUP Dr. Hasan Sadikin

Tugas RSUP Dr. Hasan Sadikin adalah menyelenggarakan pelayanan kesehatan perseorangan secara paripurna.

b. Fungsi RSUP Dr. Hasan Sadikin

Fungsi RSUP Dr. Hasan Sadikin adalah sebagai berikut:

1) Penyusunann rencana, program, dan anggaran

2) Pengelolaan pelayanan medis dan penunjang medis

3) Pengelolaan pelayanan keperawatan

4) Pengelolaan pelayanan non medis

5) Pengelolaan pendidikan dan pelatihan di bidang pelayanan kesehatan

6) Pengelolaan penelitian, pengembangan, dan penapisan teknologi di bidang pelayanan kesehatan

7) Pengelolaan keuangan dan barang milik negara

8) Pengelolaan layanan pengadaan barang/jasa

9) Pengelolaan sumber daya manusia

10) Pelaksanaan urusan hukum, organisasi, dan hubungan masyarakat

11) Pelaksanaan kerja sama

12) Pengelolaan sistem informasi

13) Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan

14) Pelaksanaan urusan administrasi rumah sakit

2.1.4 Tata Nilai dan Janji Pelayanan RSUP Dr. Hasan Sadikin

Tata nilai yang dipilih untuk mengawal penerapan visi dan misi

RSUP Dr. Hasan Sadikin adalah “PAMINGPIN PITUIN”, yang meliputi:

a. Kepemimpinan, nilai yang menggambarkan kepeloporan dan menyiapkan talenta-talenta terbaik di bidangnya.

b. Profesional, nilai yang berorientasi pada pencapaian kinerja melalui perjalanan kemitraan.

c. Inovatif, nilai yang menggambarkan keinginan untuk menghasilkan suatu yang baru dan senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambungan.

8

d. Tulus, nilai yang menggambarkan keinginan untuk memberi tanpa pamrih, proaktif, dan responsif.

e. Unggul, nilai yang menggambarkan keinginan untuk menjadi yang terbaik dan menghasilkan kualitas prima.

f. Integritas, nilai yang menggambarkan kejujuran, amanah, dan menjunjung etika yang tinggi dalam menjalankan tugas.

Selain itu, terdapat janji pelayanan kesehatan di RSUP Dr.

Hasan Sadikin yaitu SIGAP, yang meliputi:

a. Senyum, sapa, salam, sopan, santun (5S)

b. Inovatif dalam berkarya

c. Gelorakan semangat pelayanan prima

d. Amanah menjaga keselamatan pasien

e. Peduli, perhatian, dan perasaan

Terdapat juga nilai-nilai yang dianut dalam pelayanan, yaitu PRIMA yang meliputi:

1) Profesional, memiliki kemampuan untuk memberikan pelayanan dengan kualitas yang terbaik (prima) disertai kompetensi dalam disiplin ilmu yang mendasarinya.

2) Respect,pelayananyangprima akan dapat diberikan apabila dilandasi oleh rasasaling hormat-menghormati diantara anggota tim pemberi pelayanan kesehatan. Pelayanan yang prima tidak hanya ditentukan oleh satu profesi, tetapi oleh semua profesi yang terlibat dalam tim pelayanan kesehatan.

3) Integritas, bertindak terintegrasi sesuai dengan nilai-nilai dan kebijakan organisasi serta kode etik profesi

4) Manusiawi, menganggap setiap individu sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang mulia yang oleh karena itu harkat dan martabat mereka harus dijunjung tinggi.

5) Amanah, melaksanakan dengan sungguh-sungguh segala hal yang dipercayakan oleh negara dan masyarakat, khususnya dalam memberikan pelayanan, pendidikan, dan penelitian kesehatan.

9

2.1.5 Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin

Berikut ini adalah gambar struktur organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin.

Gambar 2.1 Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin.

Sesuai yang terlihat pada gambar di atas, RSUP Dr. Hasan Sadikin dipimpin oleh Plt. Direktur Utama dr. Azhar Jaya, SKM., MARS. Sedangkan unit kerja

penulis di ruang rawat inap Kemuning 3 berada di bawah Direktur Pelayanan Medik, Keperawatan, dan Penunjang dr. Yana Akhmad Supriatna, SpPD-KP., MMRS.

2.1.6 Profil Ruang Rawat Inap Kemuning 3

Saat ini penulis merupakan perawat pelaksana yang bertugas di ruang rawat inap Kemuninglantai 3,di bawahpimpinankepalaruangan,yangdiawasi oleh pengawas pelayanankeperawatan Gedung Kemuning yang berada di bawah subkoordinator pelayanan keperawatan rawat inap, koordinator bidang pelayanan keperawatan yang bertugas melapor pada direktur pelayanan medik, keperawatan, dan penunjang.

Ruang rawat inap Kemuning lantai tiga merupakan ruang rawat inap

bedah kelas III yang memiliki kapasitas sebanyak 40 tempat tidur, dengan

total perawat sebanyak 22 orang yang meliputi satu kepala ruangan, dua wakil kepala ruangan, dan 19 orang staf. Pelayanan yang diberikan meliputi

pelayanan pre operatif, pasca operatif, dan perbaikan keadaan umum pasien.

Ruang rawat inap Kemuning lantai 3 menggunakan metode tim dalam melakukan metode asuhan keperawatan pada pasien

10

2.2 Profil Peserta

Berikut ini adalah profil penulis.

Nama : Devi Claudia Palupi

NIP : 199401302022032001

Tempat tanggal lahir : Porsea, 30 Januari 1994

Pendidikan : Ners

Pangkat/Golongan : Penata Muda Tk.I / IIIB

Jabatan : Perawat Ahli Pertama

Satuan Kerja : RSUP Dr. Hasan Sadikin

Unit Kerja : Ruang Kemuning 3

Penulis merupakan peserta Latsar CPNS Kementerian Kesehatan tahun

2022 dengan jabatan sebagai perawat ahli pertama yang tugas jabatan fungsionalnya diatur dalam PERMENPAN RB nomor 35 tahun 2019. Dalam

pelaksanaan aktualisasi, penulis mengacu kepada Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) jabatan fungsional keperawatan ahli pertama instalasi rawat inap di RSUP Dr. Hasan Sadikin.

Tabel 2.1. Tugas Jabatan Fungsional Perawat.

No. Tugas Jabatan Fungsional Perawat

1. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu

2. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada keluarga

3. Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada masyarakat

4. Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjut

5. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan

6. Melaksanakan manajemen surveilans HAIs sebagai upaya pengawasan risiko infeksi dalam upaya preventif dalam pelayanan keperawatan

7. Melakukan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaan standar pada pasien/petugas/ pengunjung sebagai upaya pencegahan infeksi

8. Melakukan investigasi dan deteksi dini kejadian luar biasa yang berdampak padapelayanan kesehatan

9. Mengajarkan teknik kontrol infeksi pada keluarga dengan penyakit menular

10. Merumuskan diagnosa keperawatan pada individu

11. Membuat prioritas diagnosis keperawatan dan masalah keperawatan

12. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu (merumuskan, menetapkan tindakan)

11

13. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada keluarga (merumuskan, menetapkan tindakan)

14. Melakukan tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat/bencana/kritikal

15 Melakukan tindakan terapi komplementer/holistik

16 Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan pada tahap pre/intra/postoperasi

17 Memberikan dukungan/memfasilitasi kebutuhan spiritual pada kondisi kehilangan/berduka/menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan

18 Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi

19 Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan eliminasi

20 Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan mobilisasi

21 Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur

22 Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri

23 Melakukan tindakanpemenuhan kebutuhan rasanyaman dan pengaturan suhu tubuh

24 Melakukan stimulasi tumbuh kembang pada individu

25

adaptasi dalam hospitalisasi pada individu

27 Melakukan supportkepatuhan terhadap intervensi kesehatan

12
Melaksanakan
pada individu
Memfasilitasi
26
casefinding/deteksi dini/penemuan kasus baru
pada individu 28 Melakukan pendidikan kesehatan pada individu pasien 29 Melakukan pendidikan kesehatan pada kelompok 30 Melakukan
meningkatkan masalah kesehatan masyarakat 31 Melakukan Pendidikan kesehatan pada masyarakat 32 Melakukan pemenuhan kebutuhan oksigenasi kompleks 33 Melakukan terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi 34 Melakukan terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi sensorik 35 Melakukan komunikasi dengan klien yang mengalami hambatan komunikasi
Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks pada area medikal bedah
Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks pada area anak
Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks pada area maternitas
peningkatan/penguatan kemampuan sukarelawan dalam
36
37
38

39 Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks pada area komunitas

40 Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks pada area jiwa

41 Melakukan perawatan luka

42 Melakukan pemantauan atau penilaian kondisi pasien selama dilakukan tindakan keperawatan spesifik sesuai kasus dan kondisi pasien

43 Melakukan konsultasi keperawatan dan kolaborasi dengan dokter

44 Melakukan rehabilitasi mental spiritual pada individu

45 Melakukan penatalaksanaan manajemen gejala

46 Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu

47 Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan keperawatan sebagai ketua tim/perawat primer

48 Melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan

49 Melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan antar shift/unit/fasilitas kesehatan

50 Melakukan pemberian penugasan perawat dalam rangka melakukan fungsi ketenagaan perawat

51 Melakukan preceptorshipdan mentorship

Tabel

Sasaran Kinerja Pegawai

No. Rencana Kinerja Kegiatan yang Terkait

1. Terlaksananya pengantaran pasien rawat inap ke kamar operasi tepat waktu

2. Terpenuhinya kepatuhan penggunaan rekam medis elektronik (EMR) di instalasi rawat inap

3. Terpenuhinya laporan sensus harian

Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan pada tahap pre/ intra/ post operasi

Melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan

Melaksanakan fungsi pengarahan keperawatan sebagai ketua tim/perawat

Melakukan pemberian penugasan perawat dalam rangka melakukan fungsi ketenagaan perawat

Melaksanakan case finding/deteksi dini/penemuan kasus baru pada individu

4. Terlaksananya asuhan keperawatan pre dan post operasi

Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu

Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjutan

13
2.2.

5. Menyediakan laporan data kejadian infeksi daerah operasi di instalasi rawat inap

Merumuskan diagnosis keperawatan pada individu

Membuat prioritas diagnosa keperawatan dan masalah keperawatan

Menyusun rencana tindakan keperawatan

pada individu (merumuskan, menetapkan tindakan)

Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan

Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks pada area medikal bedah

Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi

pada individu

Melakuka tindakan keperawatan pada

kondisi gawat darurat/bencana/kritikal

Memberikan dukungan/memfasilitasi

kebutuhan spiritual pada kondisi

kehilangan, berduka, atau menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan

Melakukan tindakan keperawatan

pemenuhan kebutuhan nutrisi

Melakukan tindakan keperawatan

pemenuhan kebutuhan eliminasi

Melakukan tindakan keperawatan

pemenuhan kebutuhan mobilisasi

Melakukan tindakan keperawatan

pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur

Melakukan tindakan keperawatan

pemenuhan kebutuhan kebersihan diri

Melakukan tindakan keperawatan

pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan pengaturan suhu

Melakukan pemenuhan kebutuhan

oksigenasi kompleks

Melakukan komunikasi dengan klien

dengan hambatan komunikasi

Melakukan pemantauan atau penilain

kondisi pasien selama dilakukan tindakan

keperawatan spesifik sesuai kasus dan

kondisi pasien

Melakukan evaluasi tindakan keperawatan

pada individu

14

6. Tercapainya skor waktu tunggu operasi elektif (WTO) sesuai target

Melakukan penatalaksanaan manajemen gejala

Melakukan perawatan luka

Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada individu

Melaksanakanmanajemensurveilans HAIs

sebagai upaya pengawasan risiko infeksi dalam upaya preventif pada pelayanan keperawatan

7. Terselenggaranya monitoring dan evaluasi kepatuhan visite DPJP online

8. Terlaksananya kepatuhan pelaksanaan protokol kesehatan

Melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan antar shift/unit/ fasillitas kesehatan

Melakukan konsultasi keperawatan dan kolaborasi dengan dokter

Melakukan upaya peningkatan

kepatuhan kewaspadaan standar

pada pasien/petugas/pengunjung

sebagai upaya pencegahan infeksi

Melakukan pendidikan kesehatan pada individu

15

BAB III RANCANGAN AKTUALISASI

3.1 Identifikasi Isu

Identifikasi isu dilakukan dengan environmentalscanningdengan melihat hal-hal yang tidak sesuai dengan butir-butir kegiatan dalam Sasaran Kinerja Pegawai (SKP). Hal-hal yang tidak sesuai dalam SKP dapat berpotensi menjadi suatu masalah dan berakhir pada menurunnya kualitas mutu rumah sakit. Selama dua minggu bertugas di ruang rawat inap Kemuning 3, ditemukan beberapa isu, di antaranya adalah sebagai berikut.

a. Kurangnya kemandirian dan pengetahuan keluarga pasien dalam melakukan stomacarepada pasien postoperasi colostomydi ruang rawat inap Kemuning 3 RSUP Dr. Hasan Sadikin tahun 2022.

Berdasarkan hasil pengkajian luka yang dilakukan penulis selama bertugas di ruang rawat inap Kemuning 3, banyak ditemukan luka pasca colostomy yang kondisinya buruk yang diakibatkan karena sebagian besar pasien dan keluarga pasien tidak memahami cara melakukan stomacare. Selain itu, penulis juga menemukan sebagian besar keluarga pasien yang merasa tidak mampu melakukan stomacaredengan alasan takut kotor dan tidak kuat menahan bau dari residu yang dihasilkan. Sehingga perawatan pasca colostomy sepenuhnya diserahkan dan dilakukan oleh perawat, dan mengakibatkan kurangnya kemandirian keluarga pasien. Kurangnya perhatian pasien dan keluarga dalam melakukan stoma care mengakibatkan luka pasca colostomy tidak kunjung membaik karena perawatan kebersihan diri pasien yang kurang

b. Rendahnya tingkat kepatuhan dan kewaspadaan pasien dan keluarga pasien terhadap risiko penularan infeksi di ruang rawat inap Kemuning 3 RSUP Dr. Hasan Sadikin tahun 2022.

Berdasarkan hasil observasi penulis selama bertugas di ruang rawat inap

Kemuning 3, hampir seluruh pasien dan keluarga pasien tidak melakukan upaya-upaya pencegahan risiko penularan infeksi. Infeksi nosokomial yang muncul selama pasien dilakukan perawatan di rumah sakit merupakan salah satu gambaran mutu rumah sakit, sehingga upaya kewaspadaan standar yang dapat dilakukan oleh pasien dan keluarga pasien diharapkan

16

agar selalu dilakukan. Setelah dilakukan wawancara pada pasien dan keluarga pasien, didapatkan alasan bahwa masih kurangnya pengetahuan dan informasi yang didapat sehingga tidak mampu melakukan upaya pencegahan risiko penularan infeksi secara kontinyu, efektif, dan efisien. Sedangkan, tampak jelas dalam kehidupan sehari-hari bahwa kewaspadaan standar (universalprecautions) masih lebih sering dilakukan oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan karena telah memiliki pengetahuan dan kesadaran akan risiko penularan infeksi yang tinggi.

c. Kurangnya pengetahuan pasien postoperasi tentang pentingnya rentang gerak (ROM/RangeofMotion) di ruang rawat inap Kemuning 3 RSUP Dr. Hasan Sadikin tahun 2022.

Berdasarkan hasil pengkajian keperawatan yang dilakukan setiap hari pada pasien pasca operasi, banyak ditemukan pasien yang tidak berani melakukan mobilisasi atau ROM bertahap. Mobilisasi bertahap dan ROM yang dilakukan oleh pasien pasca operasi sesungguhnya memiliki berbagai tujuan, yaitu memelihara fleksibilitas dan kemampuan gerak sendi, mengurangi rasa nyeri, mengembalikan kemampuan pasien untuk menggerakan otot serta melancarkan aliran darah. Sehingga diharapkan menurunnya rasa nyeri sedini mungkin dengan melakukan ROM sesuai jadwal. Dari hasil wawancara, sebagian besar pasien beralasan nyeri untuk bergerak dan merasa takut dengan adanya luka pasca operasi.

3.2 Keterkaitan Isu dengan Peran dan Kedudukan ASN untuk

Terwujudnya SmartGovernance

Berikut ini adalah penjelasan mengenai dampak apbila isu-isu yang diidentifikasi tidak segera ditangani beserta kaitannya dengan substansi Latsar Agenda III yakni SmartGovernance.

Tabel 3.1. Keterkaitan Isu dengan Substansi Pelatiihan.

Isu Instansi

Kurangnya kemandirian dan pengetahuan keluarga pasien dalam melakukan stomacarepada pasien

Dampak Isu Tidak

Tertangani

1. Risiko menurunnya angka kepuasan pelayanan kesehatan.

Keterkaitan Substansi

Mata Pelatihan

Manajemen ASN: Seorang perawat dituntut memberikan pelayanan publik yang profesional

17

postoperasi colostomydi ruang rawat inap

Kemuning 3 RSUP Dr. Hasan Sadikin tahun 2022.

2. Risiko terjadinya infeksi.

3. Risiko rehospitalisasi.

4. Memanjangnya masa perawatan (LOS)

dan berkualitas, termasuk pemberian edukasi stoma carepada pasien post operasi kolostomi sesuai dengan SPO dan perkembangan ilmu terbaru.

SmartASN:

Sudah seharusnya perawat memberikan edukasi dengan

memanfaatkan teknologi sehingga diharapkan informasi dapat semakin menjangkau masyarakat luas.

Rendahnya tingkat kepatuhan dan kewaspadaan pasien dan keluarga pasien terhadap risiko penularan infeksi di ruang rawat inap

Kemuning 3 RSUP Dr. Hasan Sadikin tahun 2022.

1. Risiko meningkatkan kejadian infeksi nosokomial.

2. Risiko menurunnya kualitas mutu dan akreditasi rumah sakit.

3. Risiko menurunnya angka kepuasan pelanggan/pasien.

4. Risiko meningkatkan biaya perawatan pasien.

Manajemen ASN: Seorang perawat seharusnya dapat melaksanakan tugasnya sebagai edukator dengan penuh tanggung jawab serta memberikan informasi dengan benar kepada pasien dan keluarga

SmartASN: Seorang perawat seharusnya dapat memberikan pelayanan publik dengan profesional.

Kurangnya pengetahuan pasien postoperasi tentang pentingnya rentang gerak

(ROM/RangeofMotion) di

1. Risiko memanjangnya masa perawatan (LOS).

Manajemen ASN: Seorang perawat seharusnya dapat memberikan pelayanan asuhan keperawatan pasca

18

ruang rawat inap

Kemuning 3 RSUP Dr. Hasan Sadikin tahun 2022.

2. Risiko peningkatan biaya perawatan akibat lamanya LOS.

3. Risiko menurunnya angka kepuasan pasien.

operatif yang profesional dan berkualitas.

SmartASN:

Seorang perawat

seharusnya memiliki

gagasan kreatif sebagai

bentuk pemecahan

masalah dan berintegritas

dalam berkontribusi

mencegah risiko

komplikasi pada pasien.

3.3 Penetapan CoreIssue

Berdasarkan isu aktual yang telah teridentifikasi, selanjutnya dilakukan proses pemilihan isu dengan analisis kriteria Aktual, Problematik, Kekhalayakan, dan Kelayakan (APKL). Teknik APKL yang dibuat adalah teknik yang digunakan untuk menentukan kelayakan suatu masalah dengan memperhatikan empat faktor, yakni sebagai berikut.

a. Aktual (A), yaitu isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan atau belum terselesaikan hingga masa sekarang.

b. Problematik (P), yaitu isu yang menyimpang dari harapan standar, ketentuan yang menimbulkan kegelisahan yang perlu segera dicari penyebab dan pemecahannya,memiliki dimensi masalah yang kompleks.

c. Kekhalayakan (K), yaitu isu yang diangkat secara langsung menyangkut hajat hiduporang banyak dan bukan hanya untuk kepentingan seseorang atau sekelompok kecil orang.

d. Layak (L), yaitu isu yang masuk akal (logis), pantas, realistis, relevan, dan dapat dibahas sesuai dengan tugas, hak, wewenang, dan tanggung jawab hingga akhirnya diangkat menjadi isu prioritas.

Penilaian untuk menentukan prioritas isu menggunakan metode APKL dilakukan berdasarkan skala likert 1-5 seperti tabel berikut ini.

19

Tabel 3.2. Skala Likert.

Nilai 5 Sangat tinggi nilai aktualnya, problematiknya, kekhalayakannya, dankelayakannya

Nilai 4 Tinggi nilai aktualnya, problematiknya, kekhalayakannya, dan kelayakannya

Nilai 3 Cukup tinggi nilai aktualnya, problematiknya, kekhalayakannya, dan kelayakannya.

Nilai 2 Kurang nilai aktualnya, problematiknya, kekhalayakannya, dan kelayakannya.

Nilai 1 Sangat kurang nilai aktualnya, problematiknya, kekhalayakannya, dan kelayakannya.

Berikut ini adalah tabel analisis isu yang merupakan hasil penetapan isu dengan metode APKL.

Tabel 3.3. Penetapan Isu dengan Metode APKL.

No. Isu A P K L Jumlah Prioritas

1. Kurangnya kemandirian dan pengetahuan keluarga pasien dalam melakukan stoma care pada pasien post operasi colostomy di ruang rawat inap

Kemuning 3 RSUP Dr. Hasan Sadikin tahun 2022.

2. Rendahnya tingkat kepatuhan dan kewaspadaan pasien dan keluarga pasien terhadap risiko penularan infeksi di ruang rawat inap Kemuning 3 RSUP Dr. Hasan Sadikin tahun 2022.

3. Kurangnya pengetahuan pasien postoperasi tentang pentingnya rentang gerak (ROM/Range of Motion) di ruang rawat inap

Kemuning 3 RSUP Dr. Hasan Sadikin tahun 2022.

20
4 5 4 4 17 II
5 5 4 5 19 I
3 5 3 4 16 III

Sesuai hasil analisa dengan metode APKL, dan setelah berdiskusi dengan mentor dan kepala ruangan, maka dipilihlah isu mengenai rendahnya tingkat kepatuhan dan kewaspadaan pasien dan keluarga pasien terhadap risiko penularan infeksi di ruang rawat inap Kemuning 3 RSUP Dr. Hasan Sadikin tahun 2022.

21

3.4 Analisis Penyebab Isu

Isu yang telah diidentifikasi selanjutnya dilakukan analisa penyebab munculnya isu. Dalam hal ini untuk mencari akar permasalahan, penulis melakukan analisis menggunakan pendekatan dengan metode analisis fishbonesebagai berikut.

22
Gambar 3.1. Diagram Fishbone.

3.5 Gagasan Pemecahan Isu

Guna mengatasiisu tersebut agar segera teratasidantidakmenimbulkan dampak yangtidak diharapkan di kemudian hari, maka penulis mengajukan beberapa alternatif pemecahan isu tersebut di antaranya adalah sebagai berikut:

a. Pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga dilakukan dengan memakai alat peraga dalam bentuk lembar balik yang dapat dibawa pasien.

b. Pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga dilakukan dengan memakai video digital yang dapat ditayangkan dan dilihat di ruang tunggu pasien.

c. Pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga dengan menggunakan xbanner yang ditempatkan di posisi strategis ruangan.

Berdasarkan alternatif pemecahan isu tersebut, maka penulis memutuskan untuk gagasan pemecahan isu adalah “Penggunaan X-Banner dan Video Sebagai Media Informasi Risiko Penularan Infeksi Bagi Pasien dan Keluarga Pasien di Ruang Rawat Inap Kemuning 3 RSUP Dr. Hasan Sadikin Tahun 2022”.

3.6 Kegiatan Pemecahan Isu

Kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan setelah ditetapkan gagasan pemecahan isu adalah sebagai berikut.

Tabel 3.4. Tabel Kegiatan Pemecahan Isu.

No. Kegiatan

Keterangan

1 Kordinasi dan konsultasi terkait gagasan kreatif. SKP

2 Pembuatan media x-banner dan video edukasi risiko penularan infeksi. Inovasi

3 Sosialisasi edukasi risiko penularan infeksi dengan menggunakan media x-banner dan video, SKP

4 Implementasi edukasi dengan x-banner dan video. SKP

5 Evaluasi pelaksanaan kegiatan SKP

6 Penyusunan laporan aktualisasi SKP

23

3.7 Matriks Rancangan Aktualisasi

Rancangan kegiatan aktualisasi merupakan rancangan kegiatan yang akan dilakukan untuk mengatasi isu yang terdapat di unit kerja dengan menginternalisasikan nilai-nilai dasar ASN “BerAKHLAK”. Rancangan kegiatan aktualisasi dapat dilihat pada matriks berikut ini.

Tabel 3.5. Rancangan Kegiatan Aktualisasi

Unit kerja : Ruang Kemuning 3 RSUP Dr. Hasan Sadikin

Isu yang diangkat : Rendahnya tingkat kepatuhan dan kewaspadaan pasien dan keluarga pasien terhadap risiko penularan infeksi di ruang rawat inap Kemuning 3 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022

Judul aktualisasi : Penggunaan X-Banner dan Video Sebagai Media

Edukasi Risiko Penularan Infeksi Bagi Pasien dan Keluarga Pasien di Ruang Rawat Inap Kemuning 3 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022.

24

1 Pertemuan persiapan kegiatan aktualisasi

Output: Terlaksananya

pertemuan

persiapan

dengan kepala

ruangan, mentor, dan unit promosi

kesehatan

1. Membuat janji pertemuan untukbertemu dengan kepala

ruangan, mentor, dan unit promosi kesehatan.

1. Percakapan WhatsApp janji temu.

2. Dokumentasi

Keterkaitan

Substansi Mata

Pelatihan

Saya membuat janji

untuk mengatur

jadwal dan tempat

yang disetujui untuk

pertemuan dengan

bertindak proaktif

menghubungi kepala

ruangan, mentor, dan unit promosi

kesehatan (berorientasi

pelayanan), serta

tidak memaksakan

kehendak kepada

pihak-pihak tersebut

(harmonis). Dalam

berkomunikasi, saya

menggunakan bahasa

Indonesia dengan

baik, benar, dan

sopan (loyal).

Kontribusi

Terhadap Visi dan Misi Organisasi

Sesuai dengan

visi rumah sakit

yaitu

terwujudnya

Indonesia maju

yang berdaulat, mandiri, berkepribadian

berlandaskan

gotong royong. Sejalan dengan

misi rumah sakit

yaitu

peningkatan

kualitas manusia

Indonesia yang

tinggi, maju, dan sejahtera.

Penguatan Nilai Organisasi

Kegiatan ini

mengandung nilainilai yang

diterapkan oleh

RSHS, yakni

Pamingpin Pituin.

Kepemimpinan: nilai yang

menggambarkan

penguatan dan menyiapkan talenta terbaik di bidangnya.

Profesional: nilai

yang berorientasi

pada pencapaian

kinerja dalam

kemitraan.

Inovatif: nilai yang

menggambarkan

keingingan untuk

25
Tabel 3.6. Matriks Rancangan Aktualisasi. No Kegiatan Tahap Kegiatan Bukti

2. Menjelaskan rancangan kegiatan aktualisasi yang akan dilakukan dan memohon saran serta persetujuan kepada kepala ruangan, mentor, dan unit promosi kesehatan.

1. Lembar konsultasi

2. Dokumentasi

Saya akan menepati janji pertemuan

sesuai yang sudah disepakati dan bersikap proaktif

dengan

menyampaikan ide gagasan dengan

jujur, cermat, dan, bertanggung jawab (adaptif, akuntabel).

Saya akan menerima kritik dan saran

dengan lapang dada serta melakukan

pengecekan data

dengan teliti, melaksanakan tugas dengan baik, dan berintegritas tinggi (kompeten, loyal).

menghasilkan sesuatu hal yang baru dan melakukan perbaikan secara berkesinambungan.

3.

laporan pertemuan persiapan.

Laporan pertemuan Saya membuat laporan pertemuan

dengan kinerja

terbaik sesuai dengan

tata naskah dinas

26
Menyusun

2 Pembuatan media edukasi, berupa x-banner dan video tentang risiko penularan infeksi.

Output: Media x-banner dan video yang siap uji.

1. Meminta persetujuan kepada kepala ruangan, mentor, dan unit promosi kesehatan.

1. Lembar konsultasi

yang berlaku (kompeten), kemudian dilaporkan kepada kepala ruang, mentor, dan unit promosi kesehatan (loyal).

Saya mengumpulkan materi dengan memanfaatkan media online (adaptif). Saya berkomitmen memberikan pelayanan prima denganterlebih

dahulu meminta persetujuan pihak terkait dalam

penyusunan konsep video dan x-banner (berorientasi pelayanan, harmonis).

Sesuai dengan

visi rumah sakit

yaitu

terwujudnya

Indonesia maju

yang berdaulat, mandiri, berkepribadian berlandaskan gotong royong.

Sejalan dengan

misi rumah sakit

yaitu

peningkatan

kualitas manusia

Indonesia yang

tinggi, maju, dan sejahtera.

Kegiatan ini mengandung nilainilai yang diterapkan

oleh RSUP Dr. Hasan

Sadikin, yakni

Pamingpin Pituin.

Integritas: nilai

yang menggambar

kan kejujuran, amanah, dan menjungjungetika.

Inovatif: nilai yang tersirat dalam membuat perubahan baru yang lebih baik. Unggul: nilai yang

menggambarkan

menjadi sosok yang terbaik dan

27
2. Kajian literatur 2. Menyusun konsep dan rancangan 1. Draft materi 2. Video monolog Saya akan terus belajar dan memberikan kinerja

video dan xbanner mengenai risiko penularan infeksi

terbaik dalam mengembangkan kemampuan dan berinovasi dengan

kreatif dalam

pembuatan x-banner

danvideo edukasi sehingga

menghasilkan media

edukasi yang sesuai dan memuaskan (kompeten, adaptif).

menghasilkankualitas prima.

3. Melakukan uji coba video dan x-banner serta melakukan revisi apabila terdapat kritik dan saran.

jawab atas tugas yang diberikan dan akan menghargai ide dan saran dari mentor meskipun ada perbedaan dengan pendapat saya sehingga saya dapat melakukan perbaikan dari saran tersebut (akuntabel, kompeten, harmonis).

28
1. Lembar konsultasi 2. Draft revisi Saya bertanggung

3 Sosialisasi edukasi menggunakan video dan xbanner tentang risiko penularan infeksi kepada rekan sejawat di ruangan.

4. Melakukan pengajuan video dan xbanner sebagai media edukasi ke unit promosi kesehatan.

1. Linkmedia sosial promosi kesehatan

2. Dokumentasi

Saya mengajukan media edukasi kepada tim promosi kesehatan dengan penuh tanggung jawab dan mengajukan kerja sama agar media edukasi dapat disebarluaskan sehingga semakin banyak orang yang mengetahui informasi tersebut (berorientasi pelayanan, loyal, kolaboratif).

1. Meminta izin kepadakepala ruangan dan mentor untuk mengadakan sosialisasi.

1. Bukti persetujuan

2. Dokumentasi

Saya akan menghubungi pihak terkait dengan sopan, hormat, dan ramah. Saya juga akan menghargai waktu yang diberikan oleh pihak terkait (harmonis).

2. Menyusun materi sosialisasi.

Satuan acara penyuluhan (SAP) Saya akan terus belajar dan berinovasi untuk

Sesuai dengan visi rumah sakit yaitu terwujudnya Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, berkepribadian berlandaskan gotong royong.

Kegiatan ini mengandung nilainilai yang diterapkan oleh RSUP Dr. Hasan Sadikin, yakni Pamingpin Pituin. Integritas: nilai yang menggambar kan kejujuran, amanah, dan

29

Output: Terlaksananya sosialisasi dengan mentor, kepala ruangan, dan rekan sejawat ruangan.

3. Menyiapkan materi,sarana, dan media sosialisasi.

1. Undangan sosialisasi

2. Link media social berisi video

3. Media x-banner

4. Daftar hadir peserta

melakukan dan menghasilkan yang terbaik dan berintegritas tinggi serta bertanggung

jawab dalam

menyusun materi sosialisi (akuntabel, kompeten).

Saya akan menyiapkan daftar hadir dalam bentuk googleform. Saya juga bekerja sama dengan kepala ruangan agar dapat menyampaikan undangan agar sosialisasi berjalan efektif dan efisien (adaptif, kolaboratif).

Sejalan dengan misi rumah sakit yaitu

peningkatan

kualitas manusia

Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera.

megedepankan etika. Tulus: nilai yang menggambarkan tindakan tanpa pamrih, proaktif, dan responsif.

4. Melakukan sosialisasi pada teman sejawat di ruangan

1. Daftar hadir

2. Notulensi kegiatan

3. Dokumentasi

Saya berkomitmen akan memberikan performance terbaik dengan ramah dan solutif agar seluruh

30

4 Pelaksanaan edukasi

tentang risiko

penularan infeksi

menggunakan

melalui diskusi refleksi kasus.

5. Melakukan evaluasi kegiatan sosialisasi untuk rekan sejawat di ruangan.

Googleformberisi permintaan kesan dan saran dari para peserta

peserta dapat memahami materi yang diberikan

dengan optimal (berorientasi pelayanan, loyal, kompeten)

Saya melakukan evaluasi secara objektif dengan

melibatkan teman sejawat dan menghargai setiap

saran dan masukan. Saya juga menghargai latar

belakang setiap

orang, menjaga nama baik perawat, pimpinan, dan instansi (harmonis, loyal, adaptif).

1. Menyiapkan media edukasi.

1. Gadget/smart phonemilik pribadi atau milik ruangan

2. Link video dan x-banner

Saya menyiapkan media dan sarana yang mudah di akses oleh perawat maupun pasien untuk

mempermudah proses edukasi. Saya

Sesuai dengan

visi rumah sakit

yaitu

terwujudnya

Indonesia maju

yang berdaulat,

Kegiatan ini mengandung nilainilai yang diterapkan oleh RSUP Dr. Hasan Sadikin, yakni Pamingpin Pituin.

31

video dan xbanner.

Output: Edukasi dengan menggunakan media video dan x-banner pada pasien dan keluarga pasien.

2. Membuat kontrakwaktu dengan pasien dan keluarga pasien

tersedia

3. Dokumentasi

juga melakukan inovasi dengan menambahkan QR

Codepada x-banner sehingga video dapat diakses oleh lebih banyak orang (kompeten, kolaboratif, adaptif).

mandiri, berkepribadian berlandaskan

gotong royong. Sejalan dengan

misi rumah sakit

yaitu

peningkatan

kualitas manusia

Inovatif: nilai yang menggambar kan keinginan untuk

menghasilkansuatu yang baru dan senantiasa melakukan

perbaikan secara

berkesinambungan.

Unggul: nilai yang

menggambarkan

1. Satuan acara penyuluhan

2. Dokumentasi

Saya bersedia untuk mengorbankan waktu lebih untuk

memberikan edukasi pada pasien dan keluarga pasien agar pelayanan kepada pasien lain tidak terganggu (loyal, berorientasi pelayanan).

Indonesia yang

tinggi, maju, dan sejahtera.

menjadi sosok yang

terbaik dan menghasilkankualitas prima.

3. Melakukan edukasi kepada pasien dan keluarga pasien mengenai risiko penularan infeksi dan halhal yang perlu

2. Dokumentasi Saya akan memberikan edukasi

dengan penjelasan yang baik dan jelas disertai sikap yang

ramah dan solutif agar pasien dan keluarga pasien dapat

32
1. Daftar hadir

evaluasi pelaksanaan

edukasi tentang

risiko penularan infeksi

diperhatikan selama berada

dii rumah sakit.

memahami materi yang diberikan. Selain itu, saya juga

menyampaikan

bahwa video dapat

diaksesdengan

mudah menggunakan

gawai pasien dengan

cara scanQR code (berorientasi

pelayanan, kompeten, harmonis). Saya

akan bekerja sama

dengan seluruh

perawat ruangan

dalam pemberian

edukasi kepada

pasien dan keluarga

pasien yang

berkunjung (kolaboratif).

wawancara.

Instrumen wawancara

Dalam pembuatan

instrumen

wawancara, saya akan menerapkan

pertanyaan yang

menarik dan

berhubungan dengan

Sesuai dengan

visi rumah sakit

yaitu

terwujudnya

Indonesia maju

yang berdaulat,

Kegiatan ini mengandung nilainilai yang diterapkan

oleh RSUP Dr. Hasan

Sadikin, yakni

Pamingpin Pituin.

33
5 Melakukan 1. Membuat instrumen

menggunakan media x-banner

dan video.

Output: Evaluasi edukasi

dengan

wawancara atau

testimoni

2. Meminta pendapat dari pasien dan keluarga pasien tentang media yang

digunakan dan evaluasi

terkait

pengetahuan risiko

penularan infeksi.

3. Mengolah data hasil

wawancara.

Rekaman/video

wawancara

edukasi yang

disampaikan, serta bersikap proaktif (adaptif,kompeten, akuntabel, berorientasi pelayanan).

Saya juga akan menghormati seluruh

saran yang diberikan

dan akan segera

melakukan perbaikan (loyal, kolaboratif, harmonis).

mandiri, berkepribadian berlandaskan

gotong royong.

Sejalan dengan

misi rumah sakit

yaitu

peningkatan

kualitas manusia

Indonesia yang

tinggi, maju, dan sejahtera.

Integritas: nilai yang

menggambarkan kejujuran dan sikap amanah.

Profesional: nilai yang

menggambarkanorien tasi pada pencapaian

kinerja melalui kemitraan.

Laporan analisis data evaluasi.

Saya akan melakukan pendataan secara

cermat, teliti terkait

pelaksanaan edukasi pada pasien dan keluarga pasien

34

tentang risiko penularan infeksi (akuntabel, kompeten)

35

3.8 Rencana Jadwal Kegiatan

Judul aktualisasi : s

Waktu pelaksanaan : 15 Juli 2022 ꟷ 20 Agustus 2022

Tempat pelaksanaan : Ruang Kemuning 3 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Tahun 2022.

Tabel 3.7. Rencana Jadwal Kegiatan.

Kegiatan

Pertemuan persiapan dan konsultasi terkait

gagasan kreatif

Pembuatan media x-banner dan video edukasi

risiko penularan infeksi

Sosialisasi edukasi risiko penularan infeksi dengan

media x-banner dan video

Implementasi edukasi risiko penularan infeksi

dengan media x-banner dan video

Evaluasi pelaksanaan kegiatan

Juli Agustus

3 4 1 2 3

36

DAFTAR PUSTAKA

Ginting, C. (2020, November 05). Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Perawat terhadap Pelaksanaan Universal Precaution Upaya Memutus Rantai InfeksidiRumahSakit. Retrieved from Preprints: https://osf.io/tec4g/ Ibrahim, Hasbi. 2019. Pengendalian Infeksi Nosokomial dengan Kewaspadaan UmumdiRumahSakit(IntegrasiNilaiIslamDalamMembangunDerajat Kesehatan). Alauddin UniversityPress. Makassar.

Pemerintah Indonesia. 2017. PeraturanMenteriKesehatanRepublikIndonesia tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di fasilitas PelayananKesehatanTahunNomor27Tahun2017. Sekretariat Negara. Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS – Manajemen ASN. Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS – SMART ASN. Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS – Beorientasi Pelayanan. Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS – Akuntabel. Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS – Kompeten. Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS – Harmonis. Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS – Loyal. Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS – Adaptif. Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS – Kolaboratif. Jakarta.

Pemerintah Indonesia. 2017. PeraturanMenteriKesehatanRepublikIndonesia tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di fasilitas

PelayananKesehatanTahunNomor27Tahun2017. Sekretariat Negara. Jakarta.

37

Lampiran 1. Percakapan WhatsAppPersiapan Pertemuan

38

Lampiran 2. Dokumentasi Bimbingan Dengan Mentor

39

Lampiran 3. Dokumentasi Bimbingan dengan Coach

40

Lampiran 4. Lembar Konsultasi Mentor

Nama : Devi Claudia Palupi, S.Kep.,Ns.

NIP : 199401302022032001

Unit Kerja : Ruang Kemuning 3 RSUP Dr. Hasan Sadikin

Mentor : Ibu Fatrisia Madina, S.Kp.,MM.

Tanggal Materi Konsultasi Saran Paraf

41

SEMINAR RANCANGANAKTUALISASI

PENGGUNAAN X-BANNER DAN VIDEO SEBAGAI MEDIA EDUKASI

RISIKO PENULARAN INFEKSI BAGI PASIEN DAN KELUARGA PASIEN

DI RUANG RAWAT INAP KEMUNING 3

RSUP DR. HASAN SADIKIN

Infeksi nosokomial atau HealthCare

AssociatedInfections (HAIs)

LATAR BELAKANG

PMK Nomor 27

Tahun 2017 tentang

Pedoman

Pencegahan dan

Pengendalian Infeksi

Fasilitas Pelayanan

Kesehatan

Gambaran mutu

pelayanan rumah sakit

Rendahnya kepatuhan melakukan

kewaspadaan

standar pada pasien dan keluarga pasien

Edukasi risiko

penularan infeksi

menggunakan media

x-banner dan video

PROFIL RSUP Dr. HASAN SADIKIN

Diresmikan pada 15 Oktober 1923

Visi: Terwujudnya Indonesia Maju Yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong

Misi: Mewujudkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia Yang

Tinggi, Maju, dan Sejahtera

Motto: “Kesehatan Anda Menjadi Prioritas Kami”

PROFIL RUANGAN

KEMUNING LT. 3

Ruang rawat inap bedah kelas III yang memiliki kapasitas sebanyak 40 tempat tidur, dengan total perawat sebanyak 22 orang (1 kepala ruangan, 2 wakil kepala ruangan, dan 19 orang staf).

Pelayanan yang diberikan meliputi pelayanan pre operatif, pasca operatif, dan perbaikan keadaan umum pasien.

Ruang rawat inap Kemuning lantai 3 menggunakan metode tim dalam melakukan metode asuhan keperawatan pada pasien.

URAIAN TUGAS PERAWAT

Tugas jabatan fungsionalnya diatur dalam PERMENPAN RB Nomor 35 tahun 2019.

Dalam pelaksanaan aktualisasi, penulis mengacu kepada Sasaran Kinerja

Pegawai (SKP) jabatan fungsional keperawatan ahli pertama instalasi

rawat inap di RSUP Dr. Hasan Sadikin.

Melakukan upaya peningkatan kepatuhan

kewaspadaan standar pada

pasien/petugas/pengunjung sebagai upaya

pencegahan infeksi

IDENTIFIKASI ISU

Kurangnya kemandirian dan pengetahuan keluarga pasien dalam melakukan stoma

carepada pasien postoperasi colostomydi ruang rawat inap Kemuning 3 RSUP Dr.

Hasan Sadikin tahun 2022.

Rendahnya tingkat kepatuhan dan kewaspadaan pasien dan keluarga

pasien terhadap risiko penularan infeksi di ruang rawat inap Kemuning 3

RSUP Dr. Hasan Sadikin tahun 2022.

Kurangnya pengetahuan pasien postoperasi tentang pentingnya rentang gerak (ROM)

di ruang rawat inap Kemuning 3 RSUP Dr. Hasan Sadikin tahun 2022.

PENETAPAN COREISSUE

• Aktual

• Hangat diperbincangkan

• Dimensi masalah yg kompleks

• Sesuai tupoksi dan wewenang utk diselesaikan

• Mempengaruhi hajat hidup orang banyak

A
K L
P

PENETAPAN COREISSUE

Kurangnya kemandirian dan pengetahuan keluarga pasien dalam melakukan

stoma care pada pasien post operasi colostomy di ruang rawat inap Kemuning 3 RSUP Dr. Hasan Sadikin tahun 2022 .

Rendahnya tingkat kepatuhan dan kewaspadaan pasien dan keluarga pasien

terhadap risiko penularan infeksi di ruang rawat inap Kemuning 3 RSUP Dr. Hasan Sadikin tahun 2022.

Kurangnya pengetahuan pasien post operasi tentang pentingnya rentang gerak (ROM) di ruang rawat inap Kemuning 3 RSUP Dr. Hasan Sadikin tahun 2022.

Keterangan skala Likert.

5 = Sangat besar, 4 = Besar, 3 = Sedang, 2 = Kecil, 1 = Sangat Kecil.

No Isu A P K L Jumlah Prioritas 1
4 5 4 4 17 II 2
5 5 4 5 19 I 3
3 5 3 4 15 III

Dampak apabila isu rendahnya tingkat kepatuhan dan kewaspadaan pasien dan keluarga pasien

terhadap risiko penularan infeksi di ruang rawat inap Kemuning 3 RSUP Dr. Hasan Sadikin tahun 2022

tidak segera ditangani adalah:

❖ Risiko meningkatkan kejadian infeksi nosocomial

❖ Risiko menurunnya kualitas mutu rumah sakit

❖ Risiko menurunnya angka kepuasan pelanggan/pasien

❖ Risiko meningkatkan biaya perawatan pasien.

Systems Surroundings

Perbandingan perawat dan pasien tidak sesuai, memperberat tugas

Perbedaan tingkat pendidikan, usia pasien/keluarga pasien

sehingga tingkat pemahaman

berbeda dan mempengaruhi

tingkat kepatuhan

sebagai edukator

ANALISIS PENYEBAB ISU

Belum semua perawat

dapat memberikan

edukasi dengan baik

Pelaksanaan SOP edukasi

belum optimal

Belum ada media

khusus untuk edukasi

berkelanjutan

Rendahnya tingkat kepatuhan dan kewaspadaan pasien dan keluarga pasien terhadap risiko penularan infeksi di ruang rawat inap Kemuning 3 RSUP

Dr. Hasan Sadikin tahun 2022

Skills
Suppliers

Isu yang diangkat : Rendahnya tingkat kepatuhan dan kewaspadaan pasien dan keluarga

pasien terhadap risiko penularan infeksi di ruang rawat inap Kemuning 3 RSUP Dr. Hasan

Sadikin tahun 2022.

Gagasan pemecahan isu : Penggunaan x-banner dan video sebagai media edukasi

risiko penularan infeksi di ruang rawat inap Kemuning 3 RSUP Dr. Hasan

Sadikin tahun 2022.

KEGIATAN PEMECAHAN ISU

Koordinasi dan konsultasi terkait gagasan kreatif

Pembuatan media x-banner dan video edukasi risiko penularan infeksi

Sosialisasi edukasi risiko penularan infeksi dengan menggunakan media x-banner dan video

Implementasi edukasi dengan x-banner dan video

Evaluasi pelaksanaan kegiatan

2 5 3 4 1

1. Koordinasi & Konsultasi Terkait

Gagasan Kreatif

Pertemuan persiapan kegiatan aktualisasi

Evidence: percakapan WhatsAppjanji temu, dokumentasi kegiatan.

Nilai ASN: berorientasi pelayanan, harmonis, loyal, akuntabel

Menjelaskan rancangan kegiatan aktualisasi yang akan dilakukan dan memohon saran serta persetujuan kepada kepala ruangan, mentor, unit promkes.

Evidence: lembar konsultasi, lembar persetujuan, dokumentasi kegiatan.

Nilai ASN: kolaboratif, kompeten, adaptif

Menyusun laporan pertemuan persiapan

Evidence: laporan pertemuan.

Nilai ASN: kompeten, loyal

1 2 3

2. Pembuatan Media Edukasi, X-banner dan Video Tentang Risiko Penularan Infeksi

1. Meminta persetujuan kepada kepala ruangan, mentor, unit promkes.

Evidence: lembar konsultasi, kajian literatur.

Nilai ASN: adaptif, berorientasi pelayanan, harmonis.

2. Menyusun konsep dan rancangan video dan x-banner mengenai risiko penularan infeksi.

Evidence: draft materi, video monolog.

Nilai ASN: adaptif, kompeten.

3. Melakukan uji coba video dan x-banner serta melakukan revisi apabila terdapat kritik dan saran.

Evidence: lembar konsultasi, deraft revisi, dokumentasi.

Nilai ASN: akuntabel, kompeten, harmonis.

4. Melakukan pengajuan video dan x-banner sebagai media edukasi ke bagian promosi kesehatan.

Evidence: link media social promkes, dokumentasi.

Nilai ASN: loyal, kolaboratif

3. Sosialisasi Menggunakan Video dan X-banner

Tentang Risiko Penularan Infeksi

Meminta izin kepada kepala ruangan dan mentor untuk mengadakan sosialisasi di ruang Kemuning 3

Evidence: lembar persetujuan, dokumentasi

Nilai ASN: harmonis

Menyusun materi sosialisasi

Evidence: satuan acara penyuluhan

Nilai ASN: akuntabel, kompeten

Menyiapkan materi, sarana, dan media sosialisasi.

Evidence: undangan sosialisasi, link video di media social, x-banner, daftar hadir peserta

Nilai ASN: adaptif, kolaboratif

Melakukan sosialisasi pada teman sejawat di ruangan melalui diskusi refleksi kasus

Evidence: daftar hadir, notulensi kegiatan, dokumentasi

Nilai ASN: berorientasi pelayanan, loyal, kompeten

Melakukan evaluasi kegiatan sosialisasi kepada rekan sejawat di ruangan

Evidence: googleformberisi tentang kesan dan saran dari peserta

Nilai ASN: harmonis, loyal, adaptif.

4. Pelaksanaan Edukasi Tentang Risiko Penularan

Infeksi Menggunakan Video dan X-banner.

Menyiapkan media edukasi

Evidence: gadget, link video dan xbanner, dokumentasi

Nilai ASN: kompeten, kolaboratif, adaptif

Membuat kontrak waktu dengan pasien dan keluarga pasien.

Evidence: satuan acara penyuluhan

Nilai ASN: berorientasi pelayanan, loyal

Melakukan edukasi kepada pasien dan keluarga pasien mengenai risiko penularan infeksi dan hal- hal yang perlu diperhatikan selama berada dii rumah sakit.

Evidence: daftar hadir, dokumentasi

Nilai ASN: berorientasi pelayanan, kompeten, harmonis, kolaboratif

5. Melakukan Evaluasi Pelaksanaan Edukasi Tentang Risiko Penularan Infeksi

Membuat instrumen wawancara untuk pasien dan keluarga pasien

Evidence: instrumen wawancara

Nilai ASN: kompeten, akuntabel, adaptif, berorientasi pelayanan

Meminta pendapat dari pasien dan keluarga pasien tentang media yang digunakan dan evaluasi terkait pengetahuan risiko penularan infeksi.

Evidence: rekaman atau video wawancara

Nilai ASN: loyal, kolaboratif, harmonis

Mengolah data hasil wawancara

Evidence: laporan analisis data evaluasi

Nilai ASN: akuntabel, kompeten

RENCANAKEGIATAN

Pertemuan persiapan dan konsultasi terkait gagasan kreatif

Pembuatan media x-banner dan video edukasi risiko penularan

infeksi

Sosialisasi edukasi risiko penularan infeksi dengan media x-banner dan video

Implementasi edukasi risiko penularan infeksi dengan media x-

banner dan video

Evaluasi pelaksanaan kegiatan

Kegiatan Juli Agustus 3 4 1 2 3

TERIMA KASIH

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.