LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL GOLONGAN III ANGKATAN 10
OPTIMALISASI PENERAPAN TEKNIK ATRAUMATICCAREDENGAN METODE
KOMPRES DINGIN UNTUK MENGURANGI NYERI PADA PEMASANGAN INFUS ANAK
DIRUANG PICU RSUP PROF.DR.I.G.N.G.NGOERAH TAHUN 2022
DISUSUN OLEH :
Ns. Kadek Restu Insani, S.Kep NIP. 199104172022032001
BAPELKES CIKARANG, KEMENTERIAN KESEHATAN RI
BEKERJA SAMA DENGAN
UPTD. BAPELKESMAS DINKES PROVINSI BALI
TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI
OPTIMALISASI PENERAPAN TEKNIK ATRAUMATIC CARE DENGAN METODE KOMPRES
DINGIN UNTUK MENGURANGI NYERI PADA PEMASANGAN INFUS ANAK DIRUANG PICU
RSUP PROF.DR.I.G.N.G.NGOERAH TAHUN 2022
Tanggal 26 Agustus 2022 di UPTD Bapelkesmas
Coach
NIP : 196903051992031007
i
I Ngurah Telabah Partha Serathi, MKM
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan rancangan aktualisasi yang berjudul “Optimalisasi penerapan teknik atraumatic care dengan metode kompres dingin untuk mengurangi nyeri pada pemasangan infus anak diruang PICU RSUP Prof.Dr. I.G.N.G. Ngoerah
Tahun 2022.” tepat pada waktunya. Laporan rencana aktualisasi ini disusun dalam rangka memecahkan isu yang ada di satuan kerja CPNS dengan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS yaitu BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif), visi dan misi RSUP Prof.Dr. I.G.N.G. Ngoerah serta peran dan kedudukan PNS dalam NKRI.
Dalam penyusunan laporan aktualisasi ini penulis mendapat banyak bimbingan dan bantuan sejak awal sampai terselesainya laporan ilmiah ini, untuk itu penulis menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Kementerian Kesehatan yang telah memberikan kesempatan penulis untuk mengikuti pelatihan dasar CPNS golongan III ini.
2. Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang yang telah memberikan fasilitas, sarana dan prasarana sehingga kegiatan pendidikan dan pelatihan ini dapat berlangsung dengan baik.
3. UPTD Balai Pelatihan dan Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Provinsi Bali yang telah memberikan fasilitas, sarana dan prasarana sehingga kegiatan pendidikan dan pelatihan ini dapat berlangsung dengan baik.
4. Bapak dr. I Wayan Sudana, M.Kes selaku Direktur Utama RSUP Prof.Dr. I.G.N.G. Ngoerah yang telah memberikan dukungan selama penulis menyelesaikan Pelatihan Dasar CPNS Kementerian Kesehatan 2022.
5. Ibu dr. Ni Wayan Murdani, MAP selaku Penguji yang telah memberikan masukkan, saran dan kritik untuk perbaikan laporan ini.
6. Bapak I Ngurah Telabah Partha Serathi, MKM selaku Coach yang telah memberi bimbingan petunjuk teknik dan motivasi dalam penyusunan laporan rancangan aktualisasi ini.
7. Bapak Ns. I Putu Artawan, S.Kep selaku Mentor yang telah memberi arahan, bimbingan, dukungan serta motivasi dalam penyusunan laporan rancangan aktualisasi ini.
8. Bapak dr. I Wayan Dharma Artana, Sp.A(K) selaku Kepala Instalasi Rawat Inap RSUP Prof.Dr. I.G.N.G. Ngoerah.
ii
9. Ibu Ns. Ni Nyoman Nuryati, S.Kep., selaku penanggung jawab ruangan PICU yang telah memberikan arahan, bimbingan, dukungan serta motivasi selama penulis menyelesaikan laporan rancangan aktualisasi ini.
10. Seluruh Widyaiswara yang telah memberikan materi dan menjadi fasilitator dalam pembelajaran Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan X Tahun 2022
11. Orang tua, suami, anak, sahabat, dan seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis dalam menjalani seluruh proses pelatihan dasar CPNS ini.
12. Teman-teman CPNS Golongan III Angkatan X Kementerian Kesehatan dan semua pihak yang penulis tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyusunan laporan rancangan aktualisasi ini.
Dengan segala keterbatasan kemampuan, tentunya laporan ini jauh dari sempurna. Karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan oleh penulis. Semoga Laporan Rancangan Aktualisasi ini bermanfaat bagi pembaca. Semoga Laporan rancangan Aktualisasi ini bermanfaat untuk semua pihak.
iii
iv DAFTAR ISI Halaman Persetujuan ..........................................................................................i Kata Pengantar ................................................................................................... ii Daftar Isi ............................................................................................................ iv Daftar Lampiran v Daftar Tabel ........................................................................................................ vi Daftar Gambar ................................................................................................... vii Daftar Singkatan viii BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................1 1.1. Latar Belakang ..........................................................................................1 1.2. Tujuan 6 1.3. Manfaat ....................................................................................................7 BAB II PROFIL ORGANISASI 8 2.1. Visi Organisasi ..........................................................................................8 2.2. Misi Organisasi .........................................................................................8 2.3. Nilai Organisasi 8 2.4. Tugas Instansi ..........................................................................................9 2.5. Tugas Pokok dan Fungsi Jabatan Fungsional dan Uraian Tugas ....................9 2.6. Struktur Organisasi 9 BAB III ANALISISIS ISU DALAM PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI ......... 13 3.1. Identifikasi Isu Faktual ............................................................................ 13 3.2. Keterkaitan isu dengan peran dan kedudukan ASN dalam mewujudkan SMART Governance .................................................................................. 21 3.3. Analisis Pemecahan Masalah Sebagai Gagasan Kreatif ............................... 21 BAB IV RANCANGAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PNS 24 4.1. Rancangan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar PNS .............................................. 24 4.2. Penjadwalan ........................................................................................... 46 4.3. Para Pihak Yang Terlibat dan Perannya Dalam Aktualisasi 49 DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 50 LAMPIRAN ......................................................................................................... 53
v DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Matrix Habituasi (BerAKHLAK) ............................................................ 53 Lampiran 2. Matrix Manajemen ASN dan SMART ASN .............................................. 54 Lampiran 3. Lampiran 3. Matrix Visi, Misi dan Nilai Organisasi .................................. 55 Lampiran 4. Pengendalian Aktualisasi Oleh Mentor .................................................. 56 Lampiran 5. Foto Bukti Konsultasi dengan Mentor ................................................... 57 Lampiran 6. Foto Bukti Konsultasi dengan Coach ..................................................... 58
vi DAFTAR TABEL Tabel 3.1.2 Analisis Isu dengan Teknik APKL ........................................................... 16 Tabel 3.1.2 Analisis Isu dengan Teknik USG ............................................................ 17 Tabel 3.3.1 Analisis Masalah dengan 5 W dan 1 H ................................................... 21 Tabel 4.1 Rencana Kegiatan dan Tahapan Kegiatan Aktualisasi ................................ 24 Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan dan Tahapan Kegiatan Aktualisasi ................................... 46 Tabel 4.3 Para pihak yang terlibat dan perannya dalam aktualisasi ........................... 49
vii
Gambar 2.6.1 Bagan Struktur Organisasi RSUP Prof.Dr.I.G.N.G.Ngoerah ...................... 13 Gambar 2.6.2 Bagan Struktur Organisasi Bagan Struktur Unit Kerja Ruang PICU........... 13 Grafik 3.1.3 Fishbone Diagram “Belum optimalnya penerapan teknik atraumatic care dengan metode kompres dingin untuk mengurangi nyeri pada pemasangan infus anak diruang PICU RSUP Prof.Dr. I.G.N.G. Ngoerah Tahun 2022”. ....................................................................................... 19
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR SINGKATAN
APKL : Aktual, Problematik, Kekhalayakan, Layak
ASN : Aparatur Sipil Negara
BerAKHLAK : Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif
CPNS : Calon Pegawai Negeri Sipil
LAN : Lembaga Administrasi Negara
NKRI : Negara Kesatuan Republik Indonesia
PICU : Pediatric Intensive Care Unit
PJ : Penanggung Jawab
RSUP : Rumah Sakit Umum Pusat
SDM : Sumber Daya Manusia
TAK : Terapi Aktivitas Kelompok
USG : Urgency, Seriousness, Growth
viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam pembukaaan Undang-undang Dasar Negera Republik Indonesia tahun
1945, bahwa bangsa Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah, potensi sumber daya manusia, peluang pasar yang besar dan demokrasi yang relatif stabil. Untuk dapat mengelola sumber daya yang berlimpah diharapkan Sistem Pemerintahan
Negara Indonesia mempunyai suatu sistem birokrasi dengan SDMnya yang berkualitas, yaitu PNS Profesional yang saat ini dikenal dengan istilah ASN (Aparatur Sipil Negara).
Menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjajian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan di gaji berdasarkan peraturan perundang-undangan. Pada pasal 11 dalam UU tersebut juga dijelaskan bahwa sebagai pegawai ASN memiliki tugas dan fungsi untuk melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan peraturan perundang- undangan, memberikan pelayanan publik yang profesional, serta mampu mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sebelum diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil, orang yang berhasil lulus ujian seleksi penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), harus mengikuti serangkaian kegiatan wajib untuk memenuhi syarat agar bisa diangkat menjadi PNS. Kegiatan tersebut salah satunya adalah pelatihan dasar atau biasa disingkat latsar. Dalam Undang-Undang ASN menjelaskan bahwa yang diberi kewenangan untuk melakukan pengkajian dan pendidikan dan pelatihan ASN adalah Lembaga Administrasi Negara (LAN).
Menurut Peraturan LAN No. 1 Tahun 2021 pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (Latsar CPNS) adalah pendidikan dan pelatihan dalam Masa Prajabatan yang dilakukan secara terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan
1
bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.
Pelatihan Dasar CPNS bertujuan untuk mengembangkan kompetensi CPNS yang dilakukan secara terintegrasi. Kompetensi diukur berdasarkan kemampuan menunjukkan sikap perilaku bela negara, mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS dalam pelaksanaan tugas jabatannya, mengaktualisasikan kedudukan dan peran PNS dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan menunjukkan penguasaan kompetensi teknis yang dibutuhkan sesuai dengan bidang tugas. Sementara terintegrasi berarti penyelenggaraan Pelatihanan Dasar CPNS memadukan antara pelatihan klasikal dengan nonklasikal, dan kompetensi sosial kultural dengan kompetensi Bidang
Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 menyebutkan tentang Implementasi CoreValuesdan Employer Branding Aparatur Sipil Negara, Presiden Republik Indonesia telah meluncurkan core values atau nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK dan employer branding ASN "Bangga Melayani Bangsa". Surat edaran tersebut dikeluarkan dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai salah satu strategi transformasi pengelolaan ASN menuju pemerintahan berkelas dunia (world class government) serta untuk melaksanakan prinsip ASN, yaitu nilai dasar serta kode etik dan kode perilaku.
Nilai-nilai Dasar ASN BerAKHLAK tersebut diantaranya, yaitu berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif. Untuk menjadi ASN yang berkarakter dan profesional, para peserta latsar CPNS harus bisa mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN tersebut dalam pelaksanaan tugas dan jabatannya sebagai ASN secara profesional sebagai pelayan masyarakat. Nilai-Nilai dasar tersebut harus diterapkan oleh PNS dalam melayani masyarakat, salah satunya di lingkungan instansi kesehatan seperti Rumah Sakit Umum Pusat Prof. Dr.I.G.N.G.Ngoerah.
Berorientasi pelayanan artinya melakukan setiap pekerjaan ASN selalu mengedepankan pelayanan terbaik dan prima demi kepuasan masyarakat. Akuntabel disini berarti bertanggungjawab, dalam setiap agenda yang dilakukan harus dilakukan dengan jujur, tepat waktu dan dapat dipertanggungjawabkan. Kompeten yang dimaksud adalah dalam menjadi ASN agar tidak pernah lelah untuk mengembangkan diri, terus belajar dan meningkatkan kapabilitas dalam melakukan setiap pekerjaan. Harmonis mewakili kesediaan setiap ASN untuk saling membantu tidak peduli latar belakang dari orang yang dibantu. Loyal disini dalam artian berdedikasi pada bangsa dan negara, institusi dan atasan ditempat bekerja. Adaptif
2
menunjukkan kemampuan untuk menghadapi dan berinovasi dalam setiap perubahan. Sedangkan kolaboratif memiliki pengertian untuk dapat bekerja sama dan bersinergi demi untuk mencapai tujuan bersama. Jika sebagai ASN kita dapat menerapkan nilai-nilai tersebut niscaya kita akan dapat menjadi ASN yang berkarakter dan profesional.
Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof. Dr.I.G.N.G.Ngoerah adalah rumah sakit tipe A milik Kementerian Kesehatan yang berada di Bali. Sebagai rumah sakit rujukan untuk daerah Bali dan Nusa Tenggara, rumah sakit Prof.
Dr.I.G.N.G.Ngoerah mempunyai visi yaitu menjadi rumah sakit mandiri dan unggul tahun 2024. Untuk mewujudkan visi tersebut, salah satu misi RSUP Prof.
Dr.I.G.N.G.Ngoerah yang dijalankan yaitu menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang paripurna, mandiri, dan terjangkau. Dalam menjalankan misi tersebut, RSUP Prof. Dr.I.G.N.G.Ngoerah tentu selalu berupaya memberikan pelayanan kesehatan optimal bagi masyarakat.
Pediatric Intensive Care Unit (PICU) merupakan ruang perawatan untuk anak dengan kondisi kritis. Anak yang dirawat di ruang tersebut adalah anak yang mengalami gangguan kesehatan yang cukup serius dimana telah dilakukan pemeriksaan diagnostik sehingga mengharuskan anak dirawat di ruangan intensif. Perawatan anak di PICU berbeda dengan perawatan anak yang hanya dirawat di bangsal. Perawatan selama anak di rumah sakit akan menimbulkan stressor, baik stressor lingkungan, stressor psikologis, dan stressor fisik. Stressor fisik anak misalnya nyeri akibat tindakan invasif, anak merasakan ketidaknyamanan terhadap prosedur tindakan selama perawatan, anak tidak mampu untuk melakukan kegiatan sehari-hari misalnya bermain, makan dan minum. Hal tersebut menyebabkan traumatik pada anak (Hockenberry & Wilson, 2009).
Anak merupakan individu yang unik dan berbeda dengan orang dewasa. Anak selain sebagai tumpuan dan masa depan bangsa juga termasuk kelompok yang rentan terhadap berbagai masalah kesehatan. Anak – anak yang dirawat di rumah sakit hampir 90% dilakukan pemasangan infus. Tindakan pemasangan infus merupakan tindakan invasif yang menyebabkan nyeri.
Nyeri merupakan pengalaman yang sangat individual yang subjektif yang dapat memengaruhi semua orang dan usia. Nyeri yang dirasakan dan tidak diatasi menimbulkan dampak negatif yang lama seperti sensitivitas nyeri yang tetap, penurunan fungsi kekebalan tubuh dan neurofisiologi, perubahan sikap serta perubahan perilaku kesehatan. Dampak lanjut berupa hambatan perkembangan
3
secara kognitif, fisik, emosional maupun sosial. Jika tetap tidak dikelola, nyeri pada anak dapat menyababkan konsekuensi fisik dan emosi yang serius, seperti peningkatan konsumsi okigen dan perubahan dalam metabolisme glukosa darah. pengalaman nyeri yang tidak ditangani sedini mungkin dalam kehidupan dapat menyebabkan konsekuensi fisiologis dan psikologis jangka panjang untuk anak. Sehingga sebagai perawat diharapkan dapat menerapkan konsep atraumatic care untuk mengurangi respon nyeri tersebut. Atraumatic care adalah penyediaan asuhan terapeutik dalam lingkungan, oleh personel, dan melalui penggunaan intervensi yang menghapuskan atau memperkecil distres psikologis dan fisik yang diderita oleh anak – anak dan keluarganya dalam sistem pelayanan kesehatan.
Penatalaksanaan nyeri merupakan kebutuhan dasar hak semua anak. Metode penatalaksanaan nyeri dapat di kelompokkan menjadi dua kategori yaitu nonfarmakologi dan farmakologi. Farmakologi merupakan teknik mengurangi nyeri menggunakan obat-obatan (Wong, 2009). Nonfarmakologi merupakan teknik mengurangi nyeri tanpa menggunakan obat-obatan meliputi relaksasi, hipnotis, guided imagery, massase, terapi musik, kompres hangat dan kompres dingin (Asriani, dkk 2017).
Salah satu upaya pengurangan nyeri dapat dilakukan melalui terapi non farmakologi tanpa menggunakan obat-obatan, salah satunya dengan kompres dingin.
Kompres dingin ini merupakan salah satu satu tindakan keperawatan yang mampu mengurangi nyeri dengan memberikan efek anastesi lokal pada area yang akan dipasang infus. Dingin akan menimbulkan mati rasa sebelum rasa nyeri timbul. Kompres dingin menggunakan es memperlambat konduksi serabut saraf perifer dan menurunkan pelepasan mediator nyeri dan nosiseptor sehingga menimbulkan efek anastesi kulit yang relatif cepat.
Pemberian kompres dingin dapat mengurangi intensitas rangsangan kulit yang dirasakan dimana aplikasi dingin pada kulit secara lokal dapat menimbulkan analgesik ketika kulit didinginkan pada suhu di bawah 13,6 °C (Willer, et al. 1987 dalam Saeki, 2002).
Pemberian kompres dingin dengan ice gel yang digunakan berukuran sedang dalam suhu dibawah 10°C. Ice gel sudah di bekukan dalam freezer selama 8 jam. Letakkan ice gel di bagian yang akan diinfus untuk mengalihkan perhatian nyeri pada anak saat pemasangan infus, kompres dingin di berikan selama 5-10 menit sebelum tindakan pemasangan infus. Pengaplikasian bahan pendingin berupa ice gel ini sangat membantu dalam meminimalkan nyeri karena efeknya yang lebih cepat dirasakan
4
tubuh, hal ini disebabkan oleh proses penyebarannya melalui saraf dan pembuluh darah. Efek dari ice gel ini dapat dirasakan selama 10 menit setelah pengaplikasian ice gel selama 1 menit. Bahan ice gel ini juga aman karena suhunya yang tidak terlalu rendah dan waktu pengaplikasiannya pada jaringan sehat yang tidak terlalu lama (Canadian physiotherapy Association, 2010).
Tingginya tingkat morbiditas semakin mendorong tingginya rawat inap anak di rumah sakit. Anak-anak yang datang ke unit gawat darurat, hampir 90% dilakukan pemasangan infus (Farion, et al., 2008). Di Amerika Serikat sekitar 150 juta anak yang dirawat di rumah sakit mendapatkan tindakan pemasangan infus (Gallant & Schulttz, 2006). Pemasangan infus merupakan sumber kedua dari nyeri yang paling dirasakan anak setelah penyakit yang dideritanya (Kennedy, Luhmann & Zempsky, 2008).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan diruang PICU pada bulan Juli 2022 dengan melakukan observasi terhadap 10 anak yang dilakukan pemasangan infus didapatkan delapan anak mengalami ketidaknyamanan/nyeri berat, dan dua anak yang mengalami ketidaknyamanan / nyeri sedang.
Tingkat nyeri anak diukur menggunakan skala penilaian nyeri menggunakan skala Face, Legs, Activity, Cry, Consolability (FLACC). Skala FLACC adalah suatu alat pengukuran rasa nyeri unidimensi berdasarkan tingkah laku pada anak. Skala ini meliputi lima unsur yaitu wajah (Face), tungkai (Leg), gerakan (Activity), tangisan (Cry) dan dapat dihibur (Consolability) (Potter & Perry, 2013).
Frekuensi pemasangan infus pada pasien anak selama dirawat cukup sering, sehingga dapat menyebabkan pasien anak mengalami trauma dan kecemasan setiap akan dilakukan pemasangan infus. Berdasarkan data dari laporan bulanan ruang PICU yang didapat, jumlah pasien anak yang dirawat diruang PICU RSUP
Prof.DR.I.G.N.G.Ngoerah 6 bulan terakhir (Januari-Juni 2022) sebanyak 2124 orang dengan rata-rata lama hari perawatan 5-8 hari. Selain rata- rata hari rawat yang tinggi, dilaporkan pada bulan Januari-Juni 2022 pasien yang dipasang infus sebanyak 96% dari 2124 orang yang dirawat. Selain itu di RSUP Prof.Dr.I.G.N.G.Ngoerah juga belum pernah dilakukan tindakan kompres dingin untuk mengurangi nyeri pada pemasangan infus.
Pasien anak yang dirawat diruang PICU selalu menggunakan akses intravena salah satunya adalah infus. Sesuai standar yang ditetapkan tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) rumah sakit, infus yang terpasang pada pasien wajib dilakukan resite atau pemasangan ulang setiap 3 hari untuk mencegah terjadinya infeksi dan flebitis. Selain itu menurut penelitian, resite atau pemasangan ulang
5
dilakukan setiap 48 jam (Brooker & Gould 2003).
Melalui permasalahan tersebut didapatkan gagasan untuk menyelesaikan masalah dengan cara membuat video edukasi tentang pemberian kompres dingin pada pemasangan infus, melakukan sosialisasi dan edukasi terhadap teman sejawat (perawat) tentang metode kompres dingin untuk pemasangan infus pasien anak yang diharapkan dapat mengurangi trauma akibat hospitalisasi. Demi mendukung kegiatan tujuan tersebut, penulis menyusun rancangan aktualisasi dengan judul “Optimalisasi penerapan teknik atraumatic care dengan metode kompres dingin untuk mengurangi nyeri pada pemasangan infus anak diruang PICU RSUP Prof.Dr. I.G.N.G. Ngoerah Tahun 2022”.
1.2 Tujuan
1.2.1
Tujuan Umum
Tujuan penyusunan rancangan aktualisasi ini adalah sebagai dasar menjadi PNS yang professional dan berkarakter dengan menerapkan nilai nilai dasar PNS BerAKHLAK, yaitu nilai Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif sehingga dapat menjadi suatu kebiasaan sehingga mampu menjadi smart ASN untuk menunjang terwujudnya smart governance yang akan memperkuat visi dan misi RSUP Prof.Dr.I.G.N.G.Ngoerah
1.2.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus yang ingin dicapai dari Laporan Aktualisasi ini adalah :
a. Mampu mengidentifikasi isu yang terjadi pada satuan kerja, mengangkat dan menetapkan sebuah core isu optimalisasi penerapan teknik atraumaticcaredengan metode kompres dingin untuk mengurangi nyeri pada pemasangan infus anak diruang PICU RSUP Prof.Dr. I.G.N.G. Ngoerah Tahun 2022.
b. Mampu menganalisis dan melaksanakan gagasan optimalisasi penerapan teknik atraumatic care dengan metode kompres dingin untuk mengurangi nyeri pada pemasangan infus anak diruang PICU RSUP Prof.Dr. I.G.N.G. Ngoerah Tahun 2022.
c. Mampu melaksanakan fungsi ASN dalam mengoptimalisasi penerapan teknik atraumatic care dengan metode kompres dingin untuk mengurangi nyeri pada pemasangan infus anak diruang PICU RSUP Prof.Dr. I.G.N.G. Ngoerah Tahun 2022 yaitu sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik dan perekat pemersatu bangsa.
6
d. Mampu mengaplikasikan nilai-nilai dasar ASN dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat terkait optimalisasi penerapan teknik atraumatic care dengan metode kompres dingin untuk mengurangi nyeri pada pemasangan infus anak diruang PICU RSUP Prof.Dr. I.G.N.G. Ngoerah Tahun 2022.
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Peserta Pelatihan Dasar
a. Meningkatkan pemahaman dan kemampuan dalam mengaktualisasikan serta menghabituasikan nilai-nilai BerAKHLAK dan menanamkan rasa ikhlas melayani pasien di lingkungan Ruang PICU RSUP Prof.Dr.I.G.N.G.Ngoerah
b. Menumbuhkan kemampuan untuk menjadi ASN yang profesional dengan
Menjalankan 3 fungsi ASN yaitu sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik dan perekat pemersatu bangsa.
c. Mampu mengoptimalkan peran perawat dalam pemberian teknik atraumatic care dengan metode kompres dingin pada pasien anak diruang PICU RSUP Prof.Dr.I.G.N.G.Ngoerah
1.3.2
a. Laporan rancangan aktualisasi ini dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di RSUP Prof.Dr.I.G.N.G.Ngoerah.
b. Terwujudnya salah satu misi Rumah Sakit yakni menyelenggarakan pelayanan paripurna, mandiri dan terjangkau.
1.3.3
Terwujudnya ASN BerAKHLAK yang mampu memberikan pelayanan secara
berkualitas sehingga tercapainya kepuasan masyarakat .
7
Bagi Instansi
Bagi Masyarakat
BAB II PROFIL ORGANISASI
2.1. Visi Organisasi
Visi RSUP Prof.Dr.I.G.N.G.Ngoerah sebagai berikut :
“ Menjadi Rumah Sakit Unggul Dan Mandiri Tahun 2024 “
2.2. Misi Organisasi
Visi tersebut diupayakan untuk tercapai melalui Misi. RSUP Prof.Dr.I.G.N.G.Ngoerah
sebagai Rumah Sakit Pemerintah harus dikembangkan secara berkelanjutan untuk mewujudkan rumah sakit pendidikan rujukan nasional yang unggul, mandiri dan berkeadilan. Maka misi RSUP Prof.Dr.I.G.N.G.Ngoerah ini dijabarkan menjadi :
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang paripurna, mandiri dan terjangkau
2. Menyelenggarakan pendidikan terintegrasi dan pelatihan tenaga kesehatan yang berdaya saing dan berbudaya
3. Menyelenggarakan penelitian kesehatan berbasis rumah sakit
4. Menciptakan tata kelola RS yang baik
5. Membangun jejaring kesehatan dan kerjasama dengan pemangku kepentingan terkait
2.3. Nilai Organisasi
Disamping visi dan misi diatas, RSUP Prof.Dr.I.G.N.G.Ngoerah telah melakukan evaluasi terhadap keyakinan dasar yang akan dijadikan pedoman bagi segenap pegawai RSUP Prof.Dr.I.G.N.G.Ngoerah dalam berinteraksi dengan segenap stakeholders di kehidupan sehari - hari. Keyakinan dasar RSUP Prof.Dr.I.G.N.G.Ngoerah berjumlah 5 (lima) yaitu :
1. Integritas Keselarasan antara ucapan, pikiran dan tindakan
2. Profesional Melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab sesuai keahlian dan terus mengupayakan pengembangan diri
3. Tat Twam Asi
8
Peduli, belarasa, peka dalam melayani kebutuhan pelanggan, tulus ikhlas
4. Efektif
Memanfaatkan sumber daya sesuai kebutuhan dengan menggunakan waktu, tenaga dan biaya secara tepat
5. Kebersamaan
Mampu bekerjasama dengan kompetensi yang sesuai dengan tugasnya untuk mencapai visi dan misi organisasi
Sesuai dengan pasal 4 Undang-Undang no 44 tahun 2009 tentang rumah sakit, menyebutkan bahwa rumah sakit mempunyai tugas untuk memberikan pelayanan kesehatan perorangan paripurna (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative).
1. Uraian Tugas Peserta
Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan Republik Indoensia Nomor: KP.01.02/1/2872/2022 tentang Pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil, menetapkan dan mengangkat Ns. Kadek Restu Insani, S.Kep sebagai Perawat Ahli Pertama di Rumah Sakit Umum Pusat Prof.Dr.I.G.N.G.Ngoerah. Tugas dan Fungsi Jabatan Fungsional Perawat yang ditegaskan dalam form keterkaitan SKP dengan angka kredit jabatan fungsional di Instalasi Rawat Inap Ibu dan Anak, adalah sebagai berikut:
1. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu
2. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada keluarga
3. Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada masyarakat
4. Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjut
5. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan
6. Melaksanakan manajemen surveilans sebagai upaya pengawasan risiko infeksi dalam upaya preventif dalam pelayanan keperawatan
7. Melakukan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaan standar pada pasien/petugas/ pengunjung sebagai upaya pencegahan infeksi
8. Melakukan investigasi dan deteksi dini kejadian luar biasa yang berdampak pada pelayanan kesehatan
9. Mengajarkan teknik kontrol infeksi pada keluarga dengan penyakit menular
9
2.4. Tugas Instansi
2.5. Tugas Pokok dan Fungsi Jabatan Fungsioal dan Uraian Tugas
10. Merumuskan diagnosis keperawatan pada individu
11. Membuat prioritas diagnosis keperawatan dan masalah keperawatan
12. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu (merumuskan, menetapkan tindakan)
13. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada keluarga (merumuskan, menetapkan tindakan)
14. Melakukan tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat/bencana/ kritikal
15. Melakukan tindakan terapi komplementer/holistik
16. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan pada tahap pre/intra/post operasi
17. Memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan spiritual pada kondisi kehilangan/berduka/ menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan
18. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi
19. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan eliminasi
20. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan mobilisasi
21. Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur
22. Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri
23. Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan pengaturan suhu tubuh
24. Melakukan stimulasi tumbuh kembang pada individu
25. Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu
26. Melaksanakan case finding/ deteksi dini/penemuan kasus baru pada individu
27. Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada individu
28. Melakukan pendidikan kesehatan pada individu pasien
29. Melakukan pendidikan kesehatan pada kelompok
30. Melakukan peningkatan/penguatan kemampuan sukarelawan dalam meningkatkan masalah kesehatan masyarakat
31. Melakukan pendidikan kesehatan pada masyarakat
32. Melakukan pemenuhan kebutuhan oksigenisasi kompleks
33. Melakukan terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi
34. Melakukan terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi sensorik
35. Melakukan komunikasi dengan klien yang mengalami hambatan komunikasi
10
36. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks pada area medikal bedah
37. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area anak
38. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area maternitas
39. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area komunitas
40. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area jiwa
41. Melakukan perawatan luka
42. Melakukan pemantauan atau penilaian kondisi pasien selama dilakukan tindakan keperawatan spesifik sesuai kasus dan kondisi pasien
43. Melakukan konsultasi keperawatan dan kolaborasi dengan dokter
44. Melakukan rehabilitasi mental spiritual pada individu
45. Melakukan penatalaksanaan manajemen gejala
46. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu
47. Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan keperawatan sebagai ketua tim/perawat primer
48. Melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan
49. Melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan antar shift/unit/fasilitas kesehatan
50. Melakukan pemberian penugasan perawat dalam rangka melakukan fungsi ketenagaan perawat
51. Melakukan preseptorship dan mentorship
11
2.6. Struktur Organisasi
12
Gambar 2.6.1 Bagan Struktur Organisasi RSUP Prof.Dr.I.G.N.G.Ngoerah
Struktur Unit Kerja
Gambar 2.6.2 Bagan Struktur Unit Kerja Ruang PICU RSUP Prof.Dr.I.G.N.G.Ngoerah
BAB III
ANALISIS ISU DALAM PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1 Identifikasi Isu dan Analisis Faktual
3.1.1 Identifikasi Isu
Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah dalam bidang kesehatan diseluruh dunia termasuk di Indonesia. Derajat kesehatan anak mencerminkan derajat kesehatan bangsa, sebab anak sebagai generasi penerus bangsa memiliki kemampuan yang dapat dikembangkan dalam meneruskan pembangunan bangsa (Hidayat, 2009). Namun kondisi morbiditas anak menyebabkan anak membutuhkan tindakan hospitalisasi. Berbagai prosedur invasif selama dirawat menimbulkan nyeri berulang dan menyebabkan anak merasa takut dan menganggap sebagai suatu hal yang mengancam, anak merasa khawatir dan takut akan mengalaminya lagi (Price dan Gwin, 2008). Salah satu prosedur invasif yang sering dilakukan pada saat anak dirawat di rumah sakit adalah pemasangan infus.
Tindakan pemasangan infus sering menimbulkan kondisi nyeri yang akut bagi anak. Nyeri akut merupakan kondisi yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosional yang muncul akibat kerusakan yang aktual atau potensial yang tiba-tiba atau lambat dengan berbagai tingkatan baik sedang hingga tinggi dengan diantisipasi atau diprediksi serta waktunya kurang dari 6 bulan (NANDA, 2012).
Nyeri merupakan pengalaman yang sangat individual yang subjektif yang dapat memengaruhi semua orang dan usia. Nyeri yang dirasakan dan tidak diatasi menimbulkan dampak negatif yang lama seperti sensitivitas nyeri yang tetap, penurunan fungsi kekebalan tubuh dan neurofisiologi, perubahan sikap serta perubahan perilaku kesehatan. Dampak lanjut berupa hambatan perkembangan secara kognitif, fisik, emosional maupun sosial. Jika tetap tidak dikelola, nyeri pada anak dapat menyababkan konsekuensi fisik dan emosi yang serius, seperti peningkatan konsumsi okigen dan perubahan dalam metabolisme glukosa darah. pengalaman nyeri yang tidak ditangani sedini mungkin dalam kehidupan dapat menyebabkan konsekuensi fisiologis dan psikologis jangka panjang untuk anak. Nyeri pemasangan infus merupakan nyeri yang diakibatkan oleh tindakan invasive. Nyeri pemasangan infus dapat menyebabkan rasa nyeri pada anak yang jika tidak segera ditangani dapat menimbulkan ketakutan, kegelisahan, menangis dan anak menjadi stress berlebihan. Akibat penusukan pada intravena , yang dapat menimbulkan nyeri dan berkembang menjadi trauma pada anak kerena dapat menyebabkan nyeri akut
13
(Prasetyawati, 2012).
Sehingga sebagai perawat diharapkan dapat menerapkan konsep atraumatic care untuk mengurangi respon nyeri tersebut. Atraumatic care adalah penyediaan asuhan terapeutik dalam lingkungan, oleh personel, dan melalui penggunaan intervensi yang menghapuskan atau memperkecil distres psikologis dan fisik yang diderita oleh anak –anak dan keluarganya dalam sistem pelayanan kesehatan.
Penatalaksanaan nyeri merupakan kebutuhan dasar hak semua anak. Metode penatalaksanaan nyeri dapat di kelompokkan menjadi dua kategori yaitu nonfarmakologi dan farmakologi. Farmakologi merupakan teknik menguragi nyeri menggunakan obat-obatan (Wong, 2009). Nonfarmakologi merupakan teknik mengurangi nyeri tanpa menggunakan obatobatan meliputi relaksasi, hipnotis, guided imagery, massase, terapi musik, kompres hangat dan kompres dingin (Asriani, dkk 2017).
Salah satu upaya pengurangan nyeri dapat dilakukan melalui terapi non farmakologi tanpa menggunakan obat-obatan, salah satunya dengan kompres dingin. Kompres dingin ini merupakan salah satu satu tindakan keperawatan yang mampu mengurangi nyeri dengan memberikan efek anastesi lokal pada area yang akan dipasang infus. Dingin akan menimbulkan mati rasa sebelum rasa nyeri timbul. Kompres dingin menggunakan es memperlambat konduksi serabut saraf perifer dan menurunkan pelepasan mediator nyeri dan nosiseptor sehingga menimbulkan efek anastesi kulit yang relatif cepat.
Pemberian kompres dingin dapat mengurangi intensitas rangsangan kulit yang dirasakan dimana aplikasi dingin pada kulit secara lokal dapat menimbulkan analgesik ketika kulit didinginkan pada suhu di bawah 13,6 °C (Willer, et al. 1987 dalam Saeki, 2002).
Pemberian kompres dingin dengan ice gel yang digunakan berukuran sedang dalam suhu dibawah 10°C. Ice gel sudah di bekukan dalam freezer selama 8 jam. letakkan ice gel di bagian yang akan diinfus untuk mengalihkan perhatian nyeri pada anak saat pemasangan infus, kompres dingin di berikan selama 5-10 menit sebelum tindakan pemasangan infus.
Pengaplikasian bahan pendingin berupa ice gel ini sangat membantu dalam meminimalkan nyeri karena efeknya yang lebih cepat dirasakan tubuh, hal ini disebabkan oleh proses penyebarannya melalui saraf dan pembuluh darah. Efek dari ice gel ini dapat dirasakan selama 10 menit setelah pengaplikasian ice gel selama 1 menit. Bahan ice gel ini juga aman karena suhunya yang tidak terlalu rendah dan waktu pengaplikasiannya pada jaringan sehat yang tidak terlalu lama (Canadian Physiotherapy Association, 2010).
14
Pasien anak yang dirawat diruang PediatricIntensiveCareUnit(PICU) selalu menggunakan akses intravena salah satunya adalah infus. Sesuai standar yang ditetapkan tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) rumah sakit, infus yang terpasang pada pasien wajib dilakukan resite atau pemasangan ulang setiap 3 hari untuk mencegah terjadinya infeksi dan flebitis. Selain itu menurut penelitian, resite atau pemasangan ulang dilakukan setiap 48 jam (Brooker & Gould 2003).
Flebitis merupakan peradangan pada dinding vena yang disebabkan karena iritasi kimia, bakteri maupun mekanik yang di tandai dengan nyeri, kemerahan, dan bahkan kadang sampai timbul bengkak lokal sekitar area penusukan. Flebitis merupakan infeksi nosokomial yaitu infeksi oleh mikroorganisme yang di alami oleh pasien yang diperoleh selama dirawat di rumah sakit di ikuti dengan manifestasi klinis yang muncul sekurang- kurangnya 3x24 jam. (Darmadi, 2008).
Tingginya tingkat morbiditas semakin mendorong tingginya rawat inap anak di rumah sakit. Anak-anak yang datang ke unit gawat darurat, hampir 90% dilakukan pemasangan infus (Farion, et al., 2008). Di Amerika Serikat sekitar 150 juta anak yang dirawat di rumah sakit mendapatkan tindakan pemasangan infus (Gallant & Schulttz, 2006). Pemasangan infus merupakan sumber kedua dari nyeri yang paling dirasakan anak setelah penyakit yang dideritanya (Kennedy, Luhmann & Zempsky, 2008).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan diruang PICU pada bulan Juli 2022 dengan melakukan observasi terhadap 10 anak yang dilakukan pemasangan infus didapatkan delapan anak mengalami ketidaknyamanan/nyeri berat, dan dua anak yang mengalami ketidaknyamanan / nyeri sedang. Tingkat nyeri anak diukur menggunakan skala penilaian nyeri menggunakan skala Face,Legs,Activity,Cry,Consolability(FLACC). Skala FLACC adalah suatu alat pengukuran rasa nyeri unidimensi berdasarkan tingkah laku pada anak. Skala ini meliputi lima unsur yaitu wajah (Face), tungkai (Leg), gerakan (Activity), tangisan (Cry) dan dapat dihibur (Consolability) (Potter & Perry, 2013).
Frekuensi pemasangan infus pada pasien anak selama dirawat cukup sering, sehingga dapat menyebabkan pasien anak mengalami trauma dan kecemasan setiap akan dilakukan pemasangan infus. Berdasarkan data yang didapat, jumlah pasien anak yang dirawat diruang
PICU RSUP Prof.DR.I.G.N.G.Ngoerah 6 bulan terakhir (Januari-Juni 2022) sebanyak 2124
orang dengan rata-rata lama hari perawatan 5-8 hari. Selain rata- rata hari rawat yang tinggi, dilaporkan pada bulan Januari-Juni 2022 pasien yang dipasang infus sebanyak 96% dari 2124
orang yang dirawat. Selain itu di RSUP Prof.Dr.I.G.N.G.Ngoerah juga belum pernah dilakukan tindakan kompres dingin untuk mengurangi nyeri pada pemasangan infus.
15
Adapun beberapa isu yang muncul pada pasien anak di Ruang PICU RSUP Prof.DR.I.G.N.G.Ngoerah adalah:
1. Tingginya tingkat kecemasan/trauma akibat pemasangan infus pada pasien anak yang dirawat di ruang PICU RSUP Prof.DR.I.G.N.G.Ngoerah tahun 2022.
2. Belum tersedianya panduan terkait teknik atraumatic care untuk mengurangi nyeri pada pemasangan infus pasien anak PICU RSUP Prof.DR.I.G.N.G.Ngoerah tahun 2022.
3. Belum optimalnya penerapan atraumatic care dengan metode kompres dingin untuk mengurangi nyeri pada pemasangan infus anak diruang PICU RSUP Prof.Dr. I.G.N.G. Ngoerah Tahun 2022
3.1.2 ANALISIS ISU
Analisis isu harus memenuhi APKL yaitu Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan Layak. Penentuan prioritas isu yang dipilih didasarkan melalui USG (Urgency, Seriousness, dan Growth). Analisis Isu dengan pemenuhan syarat APKL dan USG akan dijabarkan dalam tabel berikut ini:
NO IDENTIFIKASI ISU
1 Tingginya tingkat kecemasan/trauma akibat pemasangan infus pada pasien anak yang dirawat di ruang PICU RSUP Prof.DR.I.G.N.G.Ngoerah
tahun 2022.
2 Belum tersedianya panduan terkait teknik atraumatic care untuk mengurangi nyeri pemasangan infus pada pasien anak diruang PICU RSUP Prof.DR.I.G.N.G.Ngoerah tahun 2022.
3 Belum optimalnya penerapan teknik atraumatic care
dengan metode kompres dingin untuk mengurangi nyeri pada pemasangan infus anak diruang PICU
RSUP Prof.Dr. I.G.N.G. Ngoerah Tahun 2022
16
1. Teknik APKL
A P K L KETERANGAN
+ + + + Memenuhi Syarat
+ + + + Memenuhi Syarat
+ + + + Memenuhi Syarat
Keterangan :
A : Aktual (Isu yang sering terjadi atau dalam proses kejadian sedang hangat dibicarakan dikalangan masyarakat
P : Problematik (Isu yang memiliki dimensi masalah yang kompleks sehingga perlu dicarikan segera solusinya
K : Kehalayakan (Isu yang secara langsung menyangkut hajat hidup orang banyak)
L : Layak (Isu yang masuk akal dan realistis serta relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya)
2. Teknik USG
NO IDENTIFIKASI
1 Tingginya tingkat kecemasan/trauma akibat pemasangan infus pada pasien anak yang dirawat di ruang PICU RSUP
Prof.Dr.I.G.N.G.Ngoerah tahun 2022.
2 Belum tersedianya panduan terkait teknik atraumatic care untuk mengurangi nyeri pemasangan infus pada pasien anak diruang PICU RSUP
Prof.Dr.I.G.N.G.Ngoerah tahun 2022.
3 Belum optimalnya penerapan teknik atraumatic care dengan metode kompres dingin untuk mengurangi nyeri pada pemasangan infus anak diruang PICU
RSUP Prof.Dr. I.G.N.G. Ngoerah Tahun
2022
Keterangan :
3 4 3 10 III
4 4 5 13 II
5 5 5 15 I
U : Urgency (Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas, dianalisis, dan ditindaklanjuti)
S : Seriousness(Seberapa serius suatu isu harus dibahas dan dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan)
G : Growth(Seberapa besar memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani dengan segera)
17
ISU U S G JML PERINGKAT
Keterangan :
Urgency
5:sangat penting
4:penting
3:cukup penting
2:kurang penting
1:tidak penting
Seriousness
5: sangat gawat
4: gawat
3: cukup gawat
2: kurang gawat
1: tidak gawat
Growth
5: sangat cepat
4: cepat
3: cukup cepat
2: kurang cepat
1: tidak cepat
Kesimpulan dari tabel analisis isu Teknik APKL dan Teknik USG diatas , isu yang mendapatkan total nilai tertinggi adalah “Belum optimalnya penerapan teknik atraumatic care dengan metode kompres dingin untuk mengurangi nyeri pada pemasangan infus anak diruang PICU RSUP Prof.Dr. I.G.N.G. Ngoerah”. Adapun beberapa fakta dan data yang mendukung isu tersebut adalah: 96% pasien yang menjalani perawatan di ruang PICU dipasang infus perifer untuk memperoleh terapi, studi pendahuluan yang dilakukan diruang PICU pada bulan Juli 2022 dengan melakukan observasi terhadap 10 anak yang dilakukan pemasangan infus didapatkan delapan anak mengalami ketidaknyamanan/nyeri berat, dan dua anak yang mengalami ketidaknyamanan / nyeri sedang. Selain itu pasien yang dirawat diruang PICU ratarata hari rawatnya lebih lama. Dan diruang PICU belum ada panduan terkait metode kompres dingin untuk mengurangi nyeri pada pemasangan infus.
18
3.1.3 Teknik Fishbone Diagram (Diagram Tulang Ikan)
Diagram tulang ikan akan menekankan hubungan sebab akibat. Teknik ini akan mengidentifikasi berbagai sebab potensial dari satu efek atau masalah.
Man
Method
Tingginya beban kerja perawat
Pengawasan perawat yang kurang Kurangnya pengawasan orang tua
Infus yang sudah terpasang dapat dengan mudah terlepas
Kurang kooperatifnya kondisi pasien anak
Belum adanya panduan terkait metode kompres dingin
Kurang terstrukturnya metode pemberian informasi
Terjadi pergeseran abocath yang menyebabkan infus bengkak dan mudah terlepas
Informasi yang didapat kurang optimal
Belum optimalnya
penerapan teknik
atraumatic care
dengan metode
kompres dingin
untuk mengurangi
nyeri pada
pemasangan infus
Kondisi ruangan yang kurang kondusif karena bunyi alat-alat medis
Meningkatkan trauma selama hospitalisasi
Pasien menjadi cepat bosan dan tidak kooperatif
Keterbatasan media hiburan diruang PICU
Environment
Meningkatkan frekuensi pemasangan infus
Infus bisa yang sudah terpasang bisa merembes
Kurang bagusnya abocath yang digunakan (cacat produk)
Material
anak diruang PICU
RSUP Prof.Dr. I.G.N.G. Ngoerah
Tahun 2022
Grafik 3.1.3 Fishbone Diagram “Belum optimalnya penerapan teknik atraumatic care dengan metode kompres dingin untuk mengurangi nyeri pada pemasangan infus anak diruang PICU RSUP Prof.Dr. I.G.N.G. Ngoerah Tahun 2022”.
19
Di bawah ini merupakan penjelasan terkait analisis isu dengan teknik fishbone diagram, yaitu:
a. Man
Belum optimalnya penerapan atraumatic care dengan metode kompres dingin untuk mengurangi nyeri pada pemasangan infus anak diruang PICU RSUP Prof.Dr. I.G.N.G.
Ngoerah Tahun 2022 dari elemen manusia, penyebab pertama adalah tingginya beban kerja perawat, sehingga pengawan kepasien menjadi kurang, penyebab kedua pengawasan dari orang tua yang kurang, dan penyebab yang ketiga adalah kondisi pasien anak yang tidak kooperatif sehingga infus dapat cepat terlepas, yang nantinya akam meningkatkan frekuensi pemasangan infus sehingga dapat meningkatkan rasa nyeri akibat pemasangan infus, maka disini sangat diharapkan untuk mengoptimalkan metode kompres dingin untuk nyeri tersebut.
b. Environment
Belum optimalnya penerapan atraumatic care dengan metode kompres dingin untuk mengurangi nyeri pada pemasangan infus anak diruang PICU RSUP Prof.Dr. I.G.N.G.
Ngoerah Tahun 2022 dari elemen lingkungan penyebab yang pertama adalah kurang kondusifnya ruangan karena bunyi alat-alat medis, dan penyebab yang kedua adalah keterbatasan media hiburan diruang PICU sehingga disini pasien akan merasa cepat bosan dan menjadi tidak kooperatif yang dapat meningkatkan trauma akibat hospitalisasi.
c. Method
Belum optimalnya penerapan atraumatic care dengan metode kompres dingin untuk mengurangi nyeri pada pemasangan infus anak diruang PICU RSUP Prof.Dr. I.G.N.G.
Ngoerah Tahun 2022 dari elemen metode yakni belum adanya panduan terkait metode kompres dingin sehingga mengakibatkan kurang terstruktrunya metode pemberian informasi karena belum adanya panduan terkait metode tersebut, sehingga menyebabkan informasi yang didapat belum optimal.
d. Material
Belum optimalnya penerapan atraumatic care dengan metode kompres dingin untuk mengurangi nyeri pada pemasangan infus anak diruang PICU RSUP Prof.Dr. I.G.N.G.
Ngoerah Tahun 2022 dari elemen material yaitu kurang bagusnya abocath yang digunakan dalam hal ini cacat produk, yang nantinya infus yang sudah terpasang
20
3.2
terkadang merembes akibat cacat produk tersebut yang dapat meningkatkan frekuensi pemasangan infus, sehingga dalam hal ini metode kompres dingin sangat diharapkan dapat mengurangi nyeri akibat pemasangan infus tersebut.
Adapun dampak yang terjadi apabila tidak dilakukan penanganan pada isu tersebut
adalah:
a. Meningkatnya trauma pada anak akibat seringnya dilakukan pemasangan infus
b. Hari rawat memanjang
c. Kejadian infeksi meningkat
d. Kondisi pasien memburuk
e. Tidak terlaksananya misi rumah sakit yakni menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang paripurna, mandiri dan terjangkau
isu dengan peran dan kedudukan ASN dalam mewujudkan
SMART Governance
Dipandang dari sudut peran dan kedudukan ASN isu tersebut telah mengabaikan peran ASN sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa. Dalam isu yang diangkat ASN tidak menjalankan kebijakan rumah sakit untuk melakukan pelayanan yang paripurna kepada individu, mengabaikan tugas sebagai pelayan publik yang baik dan menimbulkan ketidakpercayaan publik terhadap pelayanan rumah sakit sehingga mengabaikan peran sebagai perekat dan pemersatu bangsa. Dengan ini isu telah menghambat terwujudnya SMART governance.
3.3.1 Analisis masalah dengan 5 W dan 1 H
Tabel 3.3.1 Analisis Masalah dengan 5 W dan 1 H
5 W + 1 H Pertanyaan Jawaban
What Apa yang menjadi masalah ?
Where Dimana permasalahan terjadi ?
Belum optimalnya metode kompres dingin untuk
mengurangi nyeri pemasangan infus
Di ruang PICU RSUP Prof.DR.I.G.N.G.Ngoerah
21
3.1.4 Dampak
Keterkaitan
3.3 Analisis Pemecahan Masalah sebagai gagasan kreatif
When Kapan permasalahan terjadi ?
Who Siapa yang mengalami permasalahan ?
Why Bagaimana permasalahan ini bisa terjadi ?
How Bagaimana cara mengatasi permasalahan ?
Permasalahan terjadi saat pemasangan infus pasien anak
Perawat dan pasien anak yang dirawat di ruang PICU
RSUP Prof.DR.I.G.N.G.Ngoerah
Belum adanya panduan terkait metode kompres dingin untuk mengurangi nyeri pemasangan infus pada pasien anak
Membuat video edukasi terkait teknik atraumatic care dengan metode kompres dingin untuk mengurangi nyeri pemasangan infus pada pasien anak, dan memberikan sosialisasi kepada perawat diruang PICU
RSUP Prof.DR.I.G.N.G.Ngoerah terkait metode yang telah dibuat.
Sebagaimana disebutkan sebelumnya bahwa isu yang diangkat telah mengabaikan peran ASN, adapun gagasan yang dibuat yaitu “Optimalisasi penerapan teknik atraumatic care dengan metode kompres dingin untuk mengurangi nyeri pada pemasangan infus anak diruang PICU RSUP Prof.Dr. I.G.N.G. Ngoerah Tahun 2022
“ diharapakan dapat mengembalikan peran ASN kembali ke jalur yang benar sehingga dapat mewujudkan SMART governance di lingkungan rumah sakit.
3.3.2 Uraian kegiatan untuk mengeksekusi gagasan
Berdasarkan gagasan diatas, maka kegiatan yang akan dilakukan dalam rancangan aktualisasi adalah sebagai berikut:
1. Penyusunan video edukasi terkait teknik atraumatic care dengan metode kompres dingin untuk mengurangi nyeri pemasangan infus pasien anak.
2. Melakukan sosialisasi dan edukasi kepada perawat PICU dengan video yang telah dibuat yaitu tentang teknik atraumaticcaredengan metode kompres dingin untuk mengurangi nyeri pemasangan infus pasien anak
3. Penerapan metode kompres dingin sesuai video edukasi yang telah dibuat
4. Melaksanakan monitoring dan evaluasi penerapan kompres dingin untuk mengurangi nyeri pada pemasangan infus pasien anak
22
Hal ini sejalan dengan salah satu tugas sebagai ASN yakni memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas. Untuk mencapai itu sebagai SMART ASN salah satunya harus bisa mengembangkan kreativitas dan menguasai teknologi informasi. Kreativitas dalam hal ini sangat ditekankan karena harus mampu berpikir inovatif dalam
pelaksanaan tugasnya sebagai pelayan masyarakat. Melalui video yang telah dibuat diharapkan dapat mengurangi nyeri pemasangan infus sehingga mengurangi trauma pada anak akibat hospitalisasi
Ruang lingkup kegiatan aktualisasi ini menerapkan nilai-nilai ASN yaitu Berorientasi Pelayanan, Akuntabilitas, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif yang di implementasikan di Ruang PICU RSUP Prof.DR.I.G.N.G.Ngoerah dengan waktu pelaksanaannya dimulai tanggal 29 Agustus sampai 30 September 2022.
23
BAB IV
RANCANGAN AKTUALISASI NILAI – NILAI DASAR PNS
4.1 Rancangan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar PNS
Unit Kerja : RSUP Prof.Dr.I.G.N.G. Ngoerah
Isu yang Diangkat. : Belum optimalnya penerapan atraumatic care dengan metode kompres dingin untuk mengurangi nyeri pada pemasangan infus anak diruang PICU RSUP Prof.Dr. I.G.N.G. Ngoerah Tahun 2022
Gagasan Pemecahan Isu : “Optimalisasi penerapan teknik atraumatic care dengan metode kompres dingin untuk mengurangi nyeri pada pemasangan infus anak diruang PICU RSUP Prof.Dr. I.G.N.G. Ngoerah Tahun 2022” dengan beberapa kegiatan
diantaranya :
1. Penyusunan video edukasi teknik atraumatic care dengan metode kompres dingin untuk mengurangi nyeri pemasangan infus anak diruang PICU RSUP Prof.Dr. I.G.N.G. Ngoerah Tahun 2022.
2. Melakukan sosialisasi dan edukasi kepada perawat PICU dengan video edukasi yang telah dibuat yaitu tentang pentingnya teknik atraumatic care dengan metode kompres dingin untuk mengurangi nyeri pemasangan infus anak diruang PICU RSUP Prof.Dr. I.G.N.G. Ngoerah Tahun 2022.
3. Penerapan metode kompres dingin sesuai video yang telah dibuat
4. Melaksanakan monitoring dan evaluasi penerapan teknik atraumatic care dengan kompres dingin untuk mengurangi nyeri pemasangan infus anak diruang PICU RSUP Prof.Dr. I.G.N.G. Ngoerah Tahun 2022.
24
Tabel 4.1 Rencana Kegiatan dan Tahapan Kegiatan Aktualisasi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Evidence
1 Penyusunan video
edukasi
atraumatic care
dengan metode
kompres dingin
untuk mengurangi
nyeri pemasangan
infus pasien anak
Tersusunnya video
teknik atraumatic
care dengan metode
kompres dingin
untuk mengurangi
nyeri pemasangan
infus pasien anak
Keterkaitan dengan
Substansi Mata
Pelatihan Agenda 2
Manajemen ASN:
Kegiatan ini merupakan
wujud pengembangan
kompetensi yang
bertujuan pada
peningkatan pelayanan
public SMART ASN:
Wujud SMART ASN
dalam pelaksanaan
kegiatan ini adalah
penggunaan literasi
digital untuk
memperoleh referensi
yang terkini sebagai
pedoman dalam
pembuatan video
Kontribusi Terhadap
Visi Misi Organisasi
Kegiatan penyusunan
video edukasi teknik
atraumatic care dengan
metode kompres dingin
untuk mengurangi nyeri
pemasangan infus pasien
anak merupakan bentuk
dukungan terhadap visi
RSUP
Prof.DR.I.G.N.G.Ngoerah
yaitu menjadi rumah
sakit unggul dan
mandiri tahun 2024
serta dukungan terhadap
misi
RSUP
Prof.Dr.I.G.N.G.Ngoerah
yang ke tiga yaitu
Menyelenggarakan
Penguatan Nilai Organisasi
Video yang disusun memiliki tujuan
meningkatkan kompetensi serta mempermudah
perawat dalam melakukan
tindakan terkait dengan
metode kompres dingin sehingga meningkatkan
profesionalitas perawat dalam bekerja sesuai
dengan salah satu nilai yang dianut RSUP
Prof.DR.I.G.N.G.Ngoerah
yaitu Profesional dan
Kebersamaan
25
1.1 Melakukan
penelusuran
sumber
referensi
tentang
teknik
atraumatic care dengan
metode
kompres
dingin untuk
mengurangi
nyeri
pemasangan
infus anak
berupa jurnal
edukasi teknik
atraumatic care dengan
metode kompres dingin
untuk mengurangi nyeri
pemasangan infus
pasien anak
Berbasis Rumah
Jurnal dan artikel
yang akan dijadikan
referensi
Kami terus belajar dan
mengembangkan
kapabilitas dan
meningkatkan
kompetensi diri untuk
menjawab tantangan
yang selalu berubah
dengan mempelajari
berbagai jurnal dan
artikel yang digunakan
sebagai referensi untuk
memberikan kinerja
terbaik (Kompeten)
dan dengan berinovasi, membandingkan serta
menyesuaikan kondisi
26
Penelitian Kesehatan
Sakit
dan artikel
dari beberapa
negara
lingkungan serta
budaya terkait sehingga
dapat mengadaptasi
teori-teori yang
diperlukan untuk
membuat panduan
(Adaptif).
1.2 Menyusunan
draft video
terkait teknik
atraumatic
care dengan
metode
kompres
dingin untuk
mengurangi
nyeri
pemasangan
Draft video teknik
atraumatic care
dengan metode
kompres dingin
Kinerja terbaik –Kompeten ; berinovasi
– Adaptif)
Kami bertanggung
jawab atas kepercayaan
yang diberikan dan
melaksanakan kegiatan
dengan cermat, disiplin
dan berintegritas tinggi
dalam penyusunan
draft video kompres
dingin untuk
mengurangi nyeri
pemasangan infus
27
infus pada
pasien anak
sebagai bagian dari
inovasi di ruang PICU
disusun dengan format
yang jelas, terukur dan
dapat dipertanggung
jawabkan (Akuntabel)
1.3 Melakukan
konsultasi
dengan PJ
Ruang PICU
Mentor serta
tim PKRS
terkait draft
video yang
telah dibuat
Terintegritas –
Akuntabel)
Notulensi konsultasi Kami membangun
kerjasama yang
bersinergi,
memanfaatkan
sumberdaya untuk
tujuan bersama dengan
melakukan konsultasi
dengan PJ PICU dan
Mentor merupakan
sinergi untuk mencapai
penerapan panduan
kompres dingin untuk
mengurangi nyeri
28
Melakukan
revisi hasil
konsultasi
dengan PJ
Ruang PICU, Mentor serta
tim PKRS
untuk video
yang telah
dibuat
Video edukasi
teknik atraumatic
care dengan
metode kompres
dingin pada
pemasangan infus
pasien anak
pemasangan infus
(Kolaboratif) dan
berdedikasi menjaga
nama baik sebagai ASN, Pimpinan dan institusi (Loyal)
Bersinergi -
Kolaboratif ; dedikasi
– Loyal)
Kami berkomitmen
memberikan pelayanan
prima demi kepuasan
masyarakat dengan
melakukan perbaikan
pada video yang telah
dibuat demi menjaga
kualitasnya
(Berorientasi
pelayanan) dan
dengan menghargai
setiap saran dan
29
1.4
2 Melakukan
sosialisasi dan
edukasi kepada
perawat PICU
dengan video
edukasi yang telah
dibuat tentang
pentingnya
metode kompres
dingin untuk
mengurangi nyeri
Terlaksananya
sosialisasi dan
edukasi kepada
perawat PICU
pentingnya metode
kompres dingin
untuk mengurangi
nyeri pemasangan
infus saat
melakukan tindakan
pemasangan infus
masukan dari PJ Ruang
PICU dan mentor dan
melakukan perbaikan
agar selaras dengan
keinginan mentor dan
PJ (Harmonis)
(selaras – Harmonis ;
Kualitas –
Berorientasi
pelayanan)
Manajemen ASN:
Kegiatan ini merupakan
wujud tanggung jawab, profesionalisme dan pengembangan
kompetensi yang
bertujuan untuk
memberikan pelayanan
public yang professional
dan berkualitas
Kegiatan pemberian
sosialisasi dan edukasi
kepada perawat PICU
tentang pentingnya
metode kompres dingin
untuk mengurangi nyeri
pemasangan infus saat
melakukan tindakan
pemasangan infus perifer
sesuai dengan Visi RSUP
Prof.Dr.I.G.N.G.Ngoerah
Sosialisasi dan edukasi
kepada perawat PICU
tentang pentingnya
metode kompres dingin untuk mengurangi nyeri
pemasangan infus saat
melakukan tindakan
pemasangan infus perifer
bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran,
kepedulian serta
30
pemasangan infus
saat melakukan
tindakan
pemasangan infus
perifer
2.1 Mengajukan
permohonan
ijin kepada PJ
PICU untuk
melakukan
sosialisasi dan
edukasi
kepada
perawat yang
bertugas
perifer SMART ASN:
Wujud SMART ASN
dalam pelaksanaan
kegiatan ini adalah
penggunaan teknologi
informasi yang menarik
dan mudah dipahami
yaitu Menjadi rumah
sakit unggul dan
mandiri tahun 2024 dan
sejalan dengan Misi ke dua
RSUP
Prof.Dr.I.G.N.G.Ngoerah
yang adalah
kewaspadaan perawat di ruang PICU sehingga
secara bersama-sama
dapat meningkatkan
kualitas pelayanan di ruang
PICU RSUP
Prof.Dr.I.G.N.G.Ngoerah.
Ijin tertulis dari PJ
Ruang PICU
Kami berdedikasi dan
mengutamakan
kepentingan bangsa
dan negara, dalam
melakukan kegiatan
tetap menjaga nama
baik sesama ASN,
atasan dan instansi
sebagai bentuk
pengabdian kepada
instansi diwujudkan
dengan mengajukan
permohonan ijin
kepada PJ Ruang PICU
sebelum melakukan
Menyelenggarakan
Pendidikan
Terintegrasi dan
Pelatihan Tenaga
Kesehatan Yang
Berdaya Saing Dan
Berbudaya
Tujuan ini sesuai dengan
nilai-nilai RSUP
Prof.Dr.I.G.N.G.Ngoerah
yaitu integritas, tat twam asi, professional, efektif dan kebersamaan.
31
2.2 Menyiapkan undangan kepada
perawat PICU
serta
menyiapkan
video edukasi
yang akan
digunakan
dan lembar
penerimaan sosialisasi
Lembar bukti
kehadiran sosialisasi
kegiatan sosialisasi dan
edukasi (Loyal) (pengabdian– Loyal)
Kami saling peduli dan menghargai perbedaan
guna membangun
lingkungan kerja yang
kondusif dengan
menyiapkan undangan
kepada teman sejawat
merupakan bukti
kepedulian kepada
teman sejawat (Harmonis) ,
menyiapkan lembar
observasi, video
edukasi dan lembar
penerimaan sosialisasi
merupakan bentuk
tanggung jawab dalam
melaksanakan
32
2.3 Melakukan
edukasi
tentang
pentingnya
metode
kompres
dingin untuk
mengurangi
nyeri
pemasangan
infus saat
melakukan
tindakan
pemasangan
infus perifer
sesuai video
yang telah
sosialisasi (Akuntabel) (peduli – Harmonis ;
bentuk tanggung jawab
– Akuntabel)
Dokumentasi foto Kami terus belajar dan
mengembangkan
kapabilitas melakukan
edukasi terkait metode
kompres dingin untuk
mengurangi nyeri
pemasangan infus saat
melakukan tindakan
pemasangan infus
perifer merupakan
bentuk membantu
orang lain belajar untuk
menghasilkan kinerja
terbaik (Kompeten),
tindakan proaktif dalam
menghadapi masalah (adaptif),
33
dibuat
meningkatkan kualitas
pelayanan demi
kepuasan masyarakat
(berorientasi
pelayanan) dalam
pelaksanaannya
bekerjasama dan
bersinergi dengan
teman sejawat
(Kolaboratif) dalam
menjaga integritas saat
menggunakan barang
milik Negara berupa
ruangan, laptop dan
pengeras suara
(Akuntabel).
(kinerja terbaik –
Kompeten ; Proaktif–
Adaptif ; kualitas -
berorientasi
pelayanan ; bekerja
34
3 Penerapan
metode kompres
dingin untuk
mengurangi nyeri
pemasangan infus pasien anak
Terealisasinya
penerapan metode
kompres dingin
untuk mengurangi
nyeri pemasangan infus pasien anak
sama – Kolaboratif ;
integritas - Akuntabel)
Manajemen ASN:
Kegiatan ini merupakan
wujud tanggung jawab, profesionalisme dan
pengembangan
kompetensi yang
bertujuan untuk
memberikan pelayanan
public yang professional
dan berkualitas
Kegiatan penerapan
metode kompres dingin
untuk mengurangi nyeri
pemasangan infus pasien
anak sesuai dengan visi
RSUP
Prof.Dr.I.G.N.G.Ngoerah
yaitu Menjadi rumah
sakit unggul dan
mandiri tahun 2024 dan
sejalan dengan misi RSUP
Penerapan metode
kompres dingin untuk
mengurangi nyeri
pemasangan infus pasien
anak diharapkan perawat
mampu memberikan
pelayanan yang
professional dan
meningkatkan kepedulian perawat kepada pasien
sesuai dengan nilai RSUP
SMART ASN:
Wujud SMART ASN
dalam pelaksanaan
kegiatan ini adalah
dalam pengelolaan
datanya menggunakan
media digital
Prof.Dr.I.G.N.G.Ngoerah
yang pertama yaitu
Menyelenggarakan
Pelayanan Kesehatan
Yang Paripurna,
Mandiri Dan
Terjangkau
Prof.Dr.I.G.N.G.Ngoerah
yaitu Profesional, Tat
twam asi dan
Kebersamaan
35
3.1 Melakukan
pengumpulan
data awal di
Ruang PICU
yang meliputi
pasien yang
menggunakan
infus perifer
Kumpulan data awal Kami berkomitmen
memberikan pelayanan
prima demi kepuasan
masyarakat, dalam
melakukan
pengumpulan data awal
dilakukan dengan
ramah, cekatan dan
solutif demi kepuasan
masyarakat
Berorientasi
pelayanan), sebagai
bentuk pengabdian
kepada masyarakat,
bangsa dan Negara
(Loyal) data diambil
dengan transparan dan
dapat dipercaya
(Akuntabel) serta
dilakukan bekerjasama
dengan sejawat yang
bertugas di Ruang PICU
36
3.2 Membuat
daftar pasien yang akan
dilakukan
tindakan
pemasangan
infus perifer
dengan metode
kompres
(Kolaboratif)
dilakukan tetap dengan
pendampingan. (kepuasanBerorientasi
pelayanan ; pengabdian – Loyal ;
transparan dan dapat
dipercaya – Akuntabel
; bekerjasama –
Kolaboratif)
Daftar pasien yang
akan dipasang infus
perifer dengan
metode kompres
dingin
Kami saling peduli dan menghargai perbedaan
serta menghargai
setiap orang apapun
latar belakangnya,
dalam melakukan
pengumpulan data dan
klasifikasinya tidak
mempedulikan
perbedaan latar
37
dingin
belakang dari pasien
(Harmonis) serta
proaktif dan cepat
menyesuaikan diri
dalam situasi saat
pengumpulan data
(Adaptif) (Perbedaan –
Harmonis ; proaktif -
Adaptif)
3.3
Melakukan
tindakan pemasangan infus dengan metode
kompres
dingin untuk
mengurangi
nyeri sesuai
daftar pasien
yang telah
Tindakan
pemasangan infus
dengan metode
kompres dingin
sesuai daftar pasien
yang telah dibuat
Kami terus belajar dan mengembangkan
kapabilitas dalam
melakukan intervensi
yang telah dibuat
dengan disiplin demi
melaksanakan tugas
dengan kualitas terbaik
(Kompeten) serta
bekerja sama dengan
sejawat yang bertugas
38
4 Pemantauan dan
evaluasi
penerapan
kompres dingin
pada pemasangan
infus perifer untuk
mengurangi nyeri
pemasangan infus
dibuat di Ruang PICU
(Kolaboratif) namun
tetap dalam
pendampingan
sehingga data yang
terkumpul sesuai
dengan kriteria yang
diinginkan.
(Kualitas terbaik–
Kompeten ; bekerjasama –
Kolaboratif)
Tersedianya data
hasil pemantauan
dan evaluasi
penerapan kompres
dingin pada
pemasangan infus
perifer untuk
mengurangi nyeri
sesuai video yang
Manajemen ASN:
Kegiatan ini merupakan
wujud tanggung jawab,
profesionalisme dan
pengembangan
kompetensi yang
bertujuan untuk
memberikan pelayanan
public yang professional
Kegiatan pemantauan dan
evaluasi penerapan
kompres dingin pada
pemasangan infus perifer
untuk mengurangi nyeri
sesuai dengan visi RSUP
Prof.Dr.I.G.N.G.Ngoerah
yaitu Menjadi rumah
sakit unggul dan
Pemantauan dan evaluasi
penerapan kompres dingin pada pemasangan infus
perifer untuk mengurangi
nyeri untuk meningkatkan
kesadaran dan
profesionalisme perawat
dalam melakukan tugas
dalam hal ini adalah
39
4.1 Melakukan
perbandingan data
pemasangan
infus dengan
metode
kompres
dingin dan
tanpa
kompres
dingin dari
bulan agustus
sampai bulan
telah dibuat dan berkualitas SMART ASN:
Wujud SMART ASN
dalam pelaksanaan
kegiatan ini adalah
dalam pengelolaan
datanya menggunakan
media digital
mandiri tahun 2024 dan
sejalan dengan misi RSUP
Prof.Dr.I.G.N.G.Ngoerah
yang keempat yaitu
Menciptakan Tata
Kelola Rumah Sakit
yang baik
pemasangan infus dengan
metode kompres dingin
dengan nilai RSUP
Prof.Dr.I.G.N.G.Ngoerah
yaitu Profesional dan
Kebersamaan
Hasil data dan
perbandingannya
Kami bertanggung
jawab atas kepercayaan
yang diberikan dan
melaksanakan kegiatan
dengan pengumpulan
data dengan dengan
jujur, bertanggung
jawab, cermat, disiplin
dan dapat dipercaya
(Akuntabel) sehingga
data yang dihasilkan
adalah benar adanya
sebagaimana yang
40
September
2022
4.2 Melakukan
RDK (refleksi
diskusi kasus)
tentang
keefektifan
metode
kompres
dingin untuk
mengurangi
nyeri pemasangan
infus pasien
anak
terjadi di lapangan Dapat dipercaya –Akuntabel)
Laporan hasil RDK Kami berdedikasi dan
mengutamakan
kepentingan bangsa
dan negara dan
menjaga nama baik
sesama ASN, atasan
dan instansi sehingga
dalam melakukan
diskusi dengan PJ
Ruang PICU dan
sejawat yang bertugas
di Ruang PICU terkait
dengan hasil penerapan
metode kompres dingin
untuk mengurangi nyeri
pemasangan infus
pasien anak dilakukan
dengan terbuka,
41
4.3
Laporan rekapitulasi
hasil evaluasi
pertanyaan, saran dan
masukan diterima
dengan saling peduli
dan menghargai (Harmonis) pendapat
setiap orang dan dapat
berkontribusi dalam
pengembangan
pelayanan (Loyal)
(Saling menghargai –
Harmonis ; berkontribusi – Loyal)
Adaptif
Saya akan bertindak
proaktif dengan
hasil evaluasi
segera membuat
laporan rekapitulasi
hasil evaluasi.
Akuntabel
Saya akan konsisten
membuat laporan
42
Membuat laporan rekapitulasi
4.4 Melaporkan
hasil kegiatan
kepada
Mentor dan PJ
ruangan
terkait
penggunaan
video tentang
dengan jujur dan
cermat, serta
bertanggungjawab
Berorientasi
Pelayanan
Saya akan
melakukan
perbaikan tiada
henti jika masih ada
kekurangan, agar
mencapai kualitas
laporan yang baik.
Foto kegiatan
penyampaian
laporan dan
notulensi.
Akuntabel
Saya akan bersikap
transparan dan
disiplin saat
menyampaikan
laporan.
Kolaboratif
Saya akan terbuka
43
metode
kompres
dingin untuk
mengurangi
nyeri
pemasangan
infus pasien
anak diruang
PICU
dalam bekerja sama
Untuk
menghasilkan
nilai tambah,
menerima masukan
untuk hasil yang
lebih baik.
Loyal
Saya akan
berkontribusi untuk
menjaga rahasia
dengan tidak
mempublikasikan hasil
monitoring dan evaluasi
selain untuk kepentingan
aktualisasi.
44
4.2
No Kegiatan/Tahapan Kegiatan
1 Penyusunan video edukasi terkait atraumatic care dengan metode kompres dingin untuk mengurangi nyeri pemasangan
infus pasien anak
1) Melakukan penelusuran sumber referensi tentang teknik
atraumatic care dengan metode kompres dingin berupa jurnal dan artikel dari beberapa negara
2) Menyusunan draft video terkait teknik atraumatic care dengan metode kompres dingin
3) Melakukan konsultasi dengan PJ Ruang PICU, Mentor serta tim PKRS terkait draft yang telah dibuat
4) Melakukan revisi hasil konsultasi dengan PJ Ruang PICU, Mentor serta tim PKRS untuk video yang telah dibuat
2 Melakukan sosialisasi dan edukasi kepada perawat PICU
dengan video edukasi yang telah dibuat terkait atraumatic care
dengan metode kompres dingin untuk mengurangi nyeri
29 Agustus 2022
30 Agustus 2022
31 Agustus 2022
1 September - 3 September
2022
4 - 7 September 2022
46
Penjadwalan
Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan dan Tahapan Kegiatan Aktualisasi
Bulan Ket/Tanggal Kegiatan Agustus September 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Agustus
3 September 2022
29
-
pemasangan infus pasien anak
1) Mengajukan permohonan ijin kepada PJ PICU untuk
melakukan sosialisasi dan edukasi kepada perawat yang
bertugas
2) Menyiapkan undangan kepada perawat PICU serta
menyiapkan video yang akan digunakan dan lembar penerimaan sosialisasi
3) Melakukan edukasi tentang pentingnya metode kompres dingin untuk mengurangi nyeri pemasangan infus saat
melakukan tindakan pemasangan infus perifer sesuai
video yang telah dibuat
3 Penerapan metode kompres dingin untuk mengurangi nyeri pemasangan infus pasien anak
1) Melakukan pengumpulan data awal di Ruang PICU yang
meliputi pasien yang menggunakan infus perifer
2) Membuat daftar pasien yang akan dilakukan tindakan
pemasangan infus perifer dengan metode kompres dingin
3) Melakukan tindakan pemasangan infus dengan metode kompres dingin untuk mengurangi nyeri sesuai daftar
pasien yang telah dibuat
4 September 2022
5 September 2022
6 dan 7 September 2022
8 – 18 September 2022
8 September 2022
9 September 2022
10 - 18 September 2022
47
4 Pemantauan dan evaluasi penerapan kompres dingin pada
pemasangan infus perifer untuk mengurangi nyeri pemasangan
infus
1) Melakukan perbandingan data pemasangan infus dengan metode kompres dingin dan tanpa kompres dingin dari
bulan Agustus sampai bulan September 2022 diruang PICU
2) Melakukan RDK (refleksi diskusi kasus) tentang keefektifan metode kompres dingin untuk mengurangi
nyeri pemasangan infus pasien anak diruang PICU
3) Membuat laporan rekapitulasi hasil evaluasi
4) Melaporkan hasil kegiatan kepada Mentor dan PJ ruangan
terkait penggunaan video edukasi tentang metode
kompres dingin untuk mengurangi nyeri pemasangan infus pasien anak diruang PICU
19-30 September 2022
19-21 September 2022
22 September 2022
23 – 27 September 2022
30 September 2022
48
4.3 Para Pihak yang Terlibat dan Perannya dalam Aktualisasi
Adapun beberapa pihak yang terlibat dalam pembuatan rancangan aktualisasi yang telah dijabarkan dalam tabel berikut:
Tabel 4.3 Para Pihak dan Perannya dalam Aktualisasi
No Pihak Yang Terlibat Peran dalam Aktualisasi Keterangan
1. Ns. I Putu Artawan, S.Kep
Memberikan masukan serta bimbingan
terkait kegiatan dalam menemukan dan menganalisis isu yang ada di unit kerja
Memberi masukan inovasi atau gagasan
kreatif yang dapat dilakukan, memberikan arahan dalam pembuatan kegiatan pada laporan serta memberikan semangat dan motivasi dalam penyelesaian rancangan aktualisasi.
Mentor
2. I Ngurah Telabah Partha Serathi, MKM
Memberikan bimbingan terkait tata cara penulisan rancangan aktualisasi. Membimbing pembuatan rencana
kegiatan yang dikaitkan dengan
manajemen dan SMART ASN, pembuatan tahapan kegiatan yang sesuai dengan nilai BerAKHLAK. Memonitor perkembangan laporan rancangan aktualisasi, memberi masukan terkait power point dan teknik presentasi. Memberikan motivasi dan semangat untuk dapat menyelesaikan laporan dengan baik.
Nuryati,
Memberikan data-data yang diperlukan, memberi masukan, pertimbangan serta
persetujuan dalam pemilihan isu dan gagasan kreatif yang akan dilakukan di unit kerja. Memotivasi serta memberikan semangat dalam menyelesaikan laporan rancangan aktualisasi.
49
Coach
3. Ns. Ni Nyoman
S.Kep
PICU
Penanggung Jawab Ruangan
DAFTAR PUSTAKA
Canadian physiotherapy Association.,(2010). Falls For Elderly. Diakses 7 Agustus 2022 (http:/.en.wikipedia.org/wiki/safety.)
Darmadi. 2008. Infeksi Nosokomial Problematika dan Pengendaliannya. Jakarta.
Farion, K.J., Splinter, K.L., Newhook, K., Gaboury, I., & Splinter, W.M. (2008). The effect of vapocoolant spray on pain due to intravenous cannulation in children: A randomized controll trial. Canadian Medical Assosiation or its Licensors, CMAJ, 179 (1), 31–6.
Gallant, P., & Schultz, A. (2006). Evaluation of a visual infusion phlebitis scale for determining appropriate discontinuation of pheripheral intravenous catheter. Journal of Infusion Nursing, 29, 338-345.
Gould, D. & Brooker, C,2003, Mikrobiologi Terapan untuk perawat, halaman 252, cetakan pertama, Jakarta, penerbit buku kedokteran EGC.
Hidayat. 2009. PengantarIlmuKesehatanAnak. Salemba medika: Jakarta.
Hockenberry, M.J & Wilson, D. (2009). Essential of Pediatric Nursing. St. Louis Missoury: Mosby
Kennedy, R.M., Luhmann, J., & Zempsky, W.T. (2008). Clinical implications of unmanaged needle-insertion pain and distress in children, Pediatrics, 122(3), S130–S133. American Academy of Pediatrics.
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Adaptif. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Akuntabel. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Berorientasi Pelayanan. Modul Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Nega
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Harmonis. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
50
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Manejemen ASN. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Lembaga Administrasi Negara. 2021.Kolaboratif. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Lembaga Administrasi Negara. 2021.Kompeten. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Lembaga Administrasi Negara. 2021.Loyal. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Lembaga Administrasi Negara. 2021.Smart ASN. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
NANDA (2012). Nursing Diagnoses Definition And Classification 2012-2014. Iowa: Wiley
Blackwell
Pemerintah Indonesia. 2014. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014
tentangAparaturSipilNegara. Jakarta
Pemerintah Indonesia. 2020. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 48
Tahun2020tentangOrganisasidanTataKerjaRSUPSanglahDenpasar. Jakarta
Pemerintah Indonesia. 2021. Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 1 Tahun 2021
TentangPelatihanDasarCalonPegawaiNegeriSipil. Jakarta
Pemerintah Indonesia. 2021. Surat Edaran Menteri PANRB Nomor 20 Tahun 2021 tentang Implementasi Cove Values dan EmployerBranding ASN). Jakarta
Potter, P.A. & Perry, A.G. 2013. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktek, Alih Bahasa : Yasmin Asih. Jakarta: EGC
Prasetyawati AE, 2012. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Yogyakarta. Nuha Medika.
Price & Gwin (2008), Pediatric Nursing: An Introductory Text (11th edition). St Louis Missauri : Elsevevier
RSUP Sanglah Denpasar. (2022). Laporan Bulanan PICU Januari-Juni 2022. Denpasar: RSUP
Sanglah Denpasar
51
RSUP Sanglah Denpasar. (2022). Visi dan Misi RSUP Sanglah Denpasar (online) (https://sanglahhospitalbali.com/home/visi-misi/ diakses 8 Agustus 2022)
Saeki, Y. (2002). Effect of local application of cold or heat for relief of pricking pain. Nurse Health Science, 4(3), 97–105.
52
53
Nilai Dasar Indikator Nilai /Kata Kunci Kegiatan I Kegiatan II Kegiatan III Kegiatan IV Total I II III IV I II III I II III I II III IV Berorientasi Pelayanan Responsif 4 Kualitas Kepuasan Akuntabel Integritas 5 Konsisten Dapat dipercaya Transparan Kompeten Kinerja terbaik 4 Sukses Keberhasilan Learning agility Harmonis Peduli (caring) 4 Perbedaan Selaras Loyal Dedikasi 5 Kontribusi Nasionalisme Pengabdian Adaptif Inovasi 4 Antusias terhadap perubahan Proaktif Kolaboratif Kesediaan Bekerjasama 6 Sinergi untuk hasil terbaik
Lampiran 1. MATRIK HABITUASI (BERAKHLAK)
Keterkaitan
Manajemen ASN
dan SMART ASN
Kegiatan I Kegitan II Kegiatan III Kegiatan IV
Penyusunan video
edukasi atraumatic care dengan metode
kompres dingin untuk
mengurangi nyeri
pemasangan infus pada pasien anak.
Melakukan sosialisasi dan edukasi kepada
perawat PICU dengan video edukasi yang telah dibuat yaitu
tentang pentingnya
teknik atraumatic care dengan metode
kompres dingin untuk
pemasangan infus pasien anak
Penerapan teknik atraumatic care
dengan metode
kompres dingin
sesuai video edukasi
yang telah dibuat
Melaksanakan monitoring dan evaluasi penerapan
teknik atraumatic care dengan metode
kompres dingin untuk
mengurangi nyeri
pemasangan infus pasien anak
Total
54
Lampiran 2. Matrix Manajemen ASN dan SMART ASN
Manajemen ASN 4 SMART ASN 4
55 Lampiran
Keterkaitan Visi, Misi dan Nilai Organisasi Kegiatan I Kegiatan II Kegiatan III Kegiatan IV Total Visi Menjadi Rumah Sakit Unggul Dan Mandiri, Tahun 2024 4 Misi Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang paripurna, mandiri dan terjangkau 1 Menyelenggarakan pendidikan terintegrasi dan pelatihan tenaga kesehatan yang berdaya saing dan berbudaya 1 Menyelenggarakan penelitian kesehatan berbasis rumah sakit 1 Menciptakan tata kelola RS yang baik 1 Membangun jejaring kesehatan dan kerjasama dengan pemangku kepentingan terkait 0 Nilai Integritas 1 Profesional 4 Tat Twam Asi 2 Efektif 1 Kebersamaan 4
3. Matrix Visi, Misi dan Nilai Organisasi
Lampiran 1. Pengendalian Rancangan Aktualisasi Oleh Mentor
Nama : Ns. Kadek Restu Insani, S.Kep
NIP : 199104172022032001
Unit Kerja : Ruang PICU RSUP Prof.Dr.I.G.N.G. Ngoerah
Jabatan : Perawat Ahli Pertama
Mentor : Ns. I Putu Artawan, S.Kep
Penyelesaian
Kegiatan
Analisis Isu Unit
Kerja
Bab I-III
Rancangan
Aktualisasi
Bab I-IV
Rancangan
Aktualisasi
Bab I-IV
Rancangan
Aktualisasi
Catatan Mentor
Saya tertarik dengan isu No. 3, bisa menjadi inovasi nantinya karena merupakan intervensi mandiri perawat, untuk selanjutnya bisa konsul via whatsapp.
Tambahkan dilatar belakang terkait latar belakang ASN agar nyambung dengan Latsar ASN.
Ditujuan umum penelitian tambahkan sesuai masalah yang ada, yang ditujuan khusus sudah bagus.
Untuk gagasan pemecahan isu kita pakai dengan pembuatan video edukasi, karena keterbatasan waktu, jika membuat panduan tidak memungkinkan, karena prosesnya cukup panjang.
Waktu dan
Mentoring
Selasa, 2 Agustus
Senin, 8 Agustus
Daring Via Pesan
Senin, 15 Agustus
Daring Via Pesan
Jumat, 19 Agustus
56
57
Lampiran 2 Foto Bukti Konsultasi Dengan Mentor
58
Lampiran 3. Foto Bukti Konsultasi Dengan Coach
ScreenshotCoaching Via Pesan WhatsApp Sabtu, 20 Agustus 2022
59
Kegiatan Coaching Via Zoom Meeting Kamis,18 Agustus 2022
RANCANGAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL
GOLONGAN III ANGKATAN 10
BAPELKES CIKARANG KEMENKES RI BEKERJA SAMA DGN UPTD BAPELKESMAS DINKES PROVINSI BALI
Mentor: Ns. I Putu Artawan, S.Kep
Coach: I Ngurah Telabah Partha Serathi, MKM
Penguji: dr. Ni Wayan Murdani, MAP
OPTIMALISASI PENERAPAN TEKNIK ATRAUMATIC CARE
DENGAN METODE KOMPRES DINGIN
UNTUK MENGURANGI NYERI PADA PEMASANGAN INFUS ANAK
DIRUANG PICU RSUP PROF.DR.I.G.N.G.NGOERAH TAHUN 2022
By: Ns. Kadek Restu Insani, S.Kep
Perawat Ahli Pertama
1. PROFILE INSTANSI
3. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS ISU
AKTUAL
5. KETERKAITAN PENYEBAB ISU
DENGAN KEDUDUKAN DAN PERAN PNS
2. LATAR BELAKANG
GAGASAN PEMECAHAN ISU
7. KEGIATAN PEMECAHAN ISU
8. KESIMPULAN
Konten
4. DAMPAK ISU
6. CORE ISSUE DAN
PROFILE INSTANSI
VISI RSUP PROF.DR.I.G.N.G.NGOERAH
Menjadi Rumah Sakit Unggul Dan Mandiri, Tahun 2024
MISI RSUP PROF.DR.I.G.N.G.NGOERAH
1) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang
paripurna, mandiri dan terjangkau
2) Menyelenggarakan pendidikan terintegrasi dan
pelatihan tenaga kesehatan yang berdaya saing dan berbudaya
3) Menyelenggarakan penelitian kesehatan berbasis rumah sakit
4) Menciptakan tata kelola RS yang baik
5) Membangun jejaring kesehatan dan kerjasama dengan
pemangku kepentingan terkait
KEYAKINAN DASAR
RSUP PROF.DR.I.G.N.G.NGOERAH
Integritas
Profesional
Tat Twam Asi
Efektif
Kebersamaan
Latar Belakang
Tingginya tingkat morbiditas semakin mendorong tingginya rawat inap anak di rumah sakit
Di Amerika Serikat sekitar 150 juta anak yang dirawat di rumah sakit mendapatkan tindakan pemasangan infus
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan diruang PICU pada bulan Juli 2022
Bulan Januari-Juni 2022 pasien yang dipasang infus sebanyak 96% dari 2124 orang yang dirawat.
Tehnik atraumatic care dengan metode kompres dingin untuk mengurangi nyeri pemasangan infus pasien anak
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS ISU
Teknik APKL
1 Tingginya tingkat kecemasan/trauma akibat
pemasangan infus pada pasien anak yang dirawat
di ruang PICU RSUP Prof.DR.I.G.N.G.Ngoerah
tahun 2022.
2 Belum tersedianya panduan terkait teknik
atraumatic care untuk mengurangi nyeri
pemasangan infus pada pasien anak diruang PICU
RSUP Prof.DR.I.G.N.G.Ngoerah tahun 2022.
3 Belum optimalnya penerapan atraumatic care
dengan metode kompres dingin untuk mengurangi
nyeri pada pemasangan infus anak diruang PICU
RSUP Prof.Dr. I.G.N.G. Ngoerah Tahun 2022
Syarat
Syarat
+ + + + Memenuhi
Syarat
NO IDENTIFIKASI ISU A P K L KETERANGAN
+ + + +
Memenuhi
+ + + + Memenuhi
Teknik USG
NO IDENTIFIKASI ISU U S G JML PERINGKAT
1 Tingginya tingkat kecemasan/trauma
akibat pemasangan infus pada pasien
anak yang dirawat di ruang PICU RSUP
Prof.Dr.I.G.N.G.Ngoerah tahun 2022.
2 Belum tersedianya panduan terkait
teknik atraumatic care untuk
mengurangi nyeri pemasangan infus
pada pasien anak diruang PICU RSUP
Prof.Dr.I.G.N.G.Ngoerah tahun 2022.
3 Belum optimalnya penerapan atraumatic
care dengan metode kompres dingin
untuk mengurangi nyeri pada pemasangan infus anak diruang PICU
RSUP Prof.Dr. I.G.N.G. Ngoerah Tahun
2022
3 4 3 10 III
4 4 5 13 II
5 5 5 15 I
Teknik Fishbone
Tingginya beban kerja perawat
Pengawasan perawat yang kurang Kurangnya pengawasan orang tua
Man
Kurang kooperatifnya kondisi pasien anak
Method
Belum adanya panduan terkait metode kompres dingin
Kurang terstrukturnya metode pemberian informasi
Infus yang sudah terpasang dapat dengan mudah terlepas
Terjadi pergeseran abocath yang menyebabkan infus bengkak dan mudah terlepas
Informasi yang didapat kurang optimal
Belum optimalnya
penerapan teknik
atraumatic care
dengan metode
kompres dingin
untuk mengurangi
nyeri pada
pemasangan infus
Kondisi ruangan yang
kurang kondusif karena bunyi alat-alat medis
Meningkatkan trauma selama hospitalisasi
Pasien menjadi cepat bosan dan tidak kooperatif
Keterbatasan media hiburan diruang PICU
Environment
Meningkatkan frekuensi pemasangan infus
Infus bisa yang sudah terpasang bisa merembes
Kurang bagusnya abocath yang digunakan (cacat produk)
Material
anak diruang PICU
RSUP Prof.Dr.
I.G.N.G. Ngoerah
Tahun 2022
DAMPAK
Meningkatnya trauma
pada anak
Hari rawat memanjang
Kejadian infeksi meningkat
Kondisi pasien memburuk
Tidak ter laksananya
misi rumah sakit
Keterkaitan isu dengan peran dan kedudukan ASN
Mengabaikan peran ASN sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa
Menimbulkan
ketidakpercayaan publik
Menghambat terwujudnya
SMART governance
GAGASAN PEMECAHAN ISU
CORE ISSUE
Belum optimalnya penerapan teknik
atraumatic care dengan metode kompres
dingin untuk mengurangi nyeri pada
pemasangan infus anak diruang PICU RSUP
Prof.Dr. I.G.N.G. Ngoerah Tahun 2022
GAGASAN PEMECAHAN
ISU
Optimalisasi penerapan teknik atraumatic
care dengan metode kompres dingin untuk
mengurangi nyeri pada pemasangan infus
anak diruang PICU RSUP Prof.Dr. I.G.N.G.
Ngoerah Tahun 2022
CORE ISSUE DAN
Kegiatan Pemecahan Isu
Penyusunan video edukasi terkait teknik atraumatic care dengan metode kompres
dingin untuk mengurangi nyeri pemasangan infus pada pasien anak
Melakukan sosialisasi dan edukasi kepada perawat PICU dengan video edukasi yang
telah dibuat
Penerapan metode kompres dingin sesuai video yang telah dibuat
Melaksanakan monitoring dan evaluasi penerapan teknik atraumatic care dengan metode kompres dingin
OPTIMALISASI PENERAPAN TEKNIK ATRAUMATIC CARE DENGAN METODE KOMPRES DINGIN UNTUK MENGURANGI
NYERI PADA PEMASANGAN INFUS ANAK DIRUANG PICU RSUP PROF.DR.I.G.N.G.NGOERAH TAHUN 2022
VIDEO EDUKASI (PENYUSUNAN VIDEO, SOSIALISASI, MONITORING EVALUASI)
WAKTU PELAKSANAAN 29 AGUSTUS - 30 SEPTEMBER 2022
TUGAS ASN ADALAH MEMBERIKAN PELAYANAN PUBLIK YANG PROFESIONAL DAN BERKUALITAS, KARENA
PERAWAT SELAIN MEMBERIKAN ASUHAN KEPERAWATAN BAGI PASIEN, JUGA BERTUGAS SEBAGAI EDUKATOR
SBG SMART ASN PENTING MENGEMBANGKAN KREATIVITAS & MEMANFAATKAN IT DALAM PELAKSANAAN TUGAS
UNTUK MEMPERMUDAH. SELALU MENGIMPLEMENTASIKAN NILAI DASAR BERAKHLAK, SEHINGGA DAPAT
BERKONTRIBUSI MENCAPAI VISI DAN MISI RUMAH SAKIT.
KESIMPULAN