LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN 8
OPTIMALISASI PENERIMAAAN RUJUKAN SISTEM PENANGGULANGAN
GAWAT TERPADU (SPGDT) MELALUI PEMBUATAN INTRUKSI KERJA UNTUK
KRITERIA PASIEN STEMI YANG DAPAT DITERIMA LANGSUNG OLEH
PETUGAS SPGDT DAN YANG HARUS DIKONSULKAN
DI RUMAH SAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA
INSTALASI GAWAT DARURAT, SISTEM PENANGGULANGAN GAWAT DARURAT TERPADU (SPGDT), DAN AMBULANCE
RS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA JAKARTA
Disusun Oleh: Ns. Lia Sholeha, S.Kep 199206212022032001
Perawat Ahli Pertama
BAPELKES CIKARANG
KEMENTERIAN KESEHATAN RI 2022
LEMBAR PERSETUJUAN
SEMINAR RANCANGAN AKTUALISASI
OPTIMALISASI PENERIMAAAN RUJUKAN SISTEM PENANGGULANGAN GAWAT TERPADU (SPGDT) MELALUI PEMBUATAN INTRUKSI KERJA UNTUK KRITERIA PASIEN STEMI YANG DAPAT DITERIMA LANGSUNG OLEH PETUGAS SPGDT DAN YANG HARUS DIKONSULKAN DI RUMAH SAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA
INSTALASI GAWAT DARURAT, SISTEM PENANGGULANGAN GAWAT DARURAT TERPADU (SPGDT), DAN AMBULANCE
RS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA JAKARTA
Disusun Oleh: Ns.Lia Sholeha, S.kep NIP 199206212022032001
Telah disetujui untuk Seminar Rancangan Aktualisasi
Pada Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan 3 Angkatan 8 Tahun 2022
COACH
MENTOR
Ns. Kuraesin, S.Kep NIP 197202201994022001
Erlinawati Pane, SKM, MKM
NIP 196504181984112001
ii
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN RENCANA AKTUALISASI
OPTIMALISASI PENERIMAAAN RUJUKAN SISTEM PENANGGULANGAN GAWAT TERPADU (SPGDT) MELALUI PEMBUATAN INTRUKSI KERJA UNTUK KRITERIA PASIEN STEMI YANG DAPAT DITERIMA LANGSUNG OLEH PETUGAS SPGDT DAN YANG HARUS DIKONSULKAN DI RUMAH SAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA
INSTALASI GAWAT DARURAT, SPGDT DAN AMBULANCE RS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA
Disusun Oleh:
Ns. Lia Sholeha, S.Kep NIP. 199206212022032001
Telah disetujui untuk Seminar Rancangan Aktualisasi Pada Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan 3 Angkatan 8 Tahun 2022
COACH
MENTOR
Ns. Kuraesin, S.Kep NIP 197202201994022001
Erlinawati Pane, SKM, MKM
PENGUJI
NIP. 196504181984112001
Khaerudin, S.Kep.,Ners.,M.K.M NIP. 197011011995011002
iii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa:
Nama : Lia Sholeha
NIP : 199206212022032001
Pangkat/Golongan : Penata Muda Tk. I / IIIB
Jabatan : Perawat Ahli Pertama
Instansi Asal : Rumah Sakit Jantung Dan Pembuluh Darah Harapan Kita
Penyelenggara : Bapelkes Cikarang
Pelatihan
Laporan Aktualisasi saya adalah asli dan belum pernah diajukan pada Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil di manapun. Laporan ini adalah murni gagasan dan rumusan aktualisasi saya sendiri, sesuai arahan coach dan mentor. Kertas Kerja Laporan Aktualisasi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali mencantumkan sumber referensi secara jelas dengan menyebutkan nama pengarang dan mencantumkan dalam daftar pustaka.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku di Bapelkes Cikarang.
Jakarta, 26 Juli 2022
Yang membuat pernyataan
Materai 10.000
Lia Sholeha
NIP. 199206212022032001
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji dan syukur penulis ucapkan Kehadirat Allah SWT, karena atas Rahmat dan Karunia-Nya saya dapat menyelesaikan aktualisasi nilai-nilai dasar Aparatur Sipil Negara (ASN). Penulisan rancangan ini disusun untuk melaksanakan rancangan aktualisasi diri yang sesuai dengan nilai-nilai dasar ASN yang dikenal sebagai nilai BerAKHLAK (Berorientasi Pada Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif). Penulis menyadari bahwa penyusunan rancangan kegiatan ini tidak mungkin terwujud atas dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Ns.Kuraesin, S kep selaku Mentor dan Kepala Unit IGD, Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT), dan AmbulanceServiceyang senantiasa meluangkan waktunya untuk memberikan arahan, saran, bimbingan dan semangat sehingga laporan rancangan aktualiasasi ini dapat terselesaikan;
2. Ibu Erlinawati Pane, SKM, MKM selaku Coach yang senantiasa meluangkan waktunya untuk menemani, membimbing dan menmberikan arahan selama penyusunan laporan aktualisasi ini;
3. Seluruh Widyaiswara yang telah memberikan ilmunya dan penyelenggara Kegiatan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III angkatan 8 Di Balai Besar Pelatihan Kesehatan Cikarang;
4. Keluarga IGD, Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT), dan Ambulance Service yang memberikan semangat dan mendukung berjalannya program aktualisasi ini; serta
5. Teman-teman Golongan III Angkatan 8 Kelompok D Latsar CPNS Kemenkes 2022 tercinta yang senantiasa memberikan dukungan, semangat serta kebersamaan dalam proses aktualisasi ini
Penulis menyadari masih terdapat kekurangan pada laporan aktualisaini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan penulisan selanjutnya.
Jakarta, 26 Juli 2022
Penulis Ns.Lia Sholeha,S.Kep
v
vi DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN ii LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................................iii LEMBAR ORIGINALITAS ................................................................................................iv KATA PENGANTAR.......................................................................................v DAFTAR ISI................................................................................................vi DAFTAR GAMBAR.......................................................................................viii DAFTAR TABEL...........................................................................................ix BAB I PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang...................................................................................1 1.2. Tujuan..............................................................................................2 1.3. Manfaat.............................................................................................3 BAB II PROFIL INSTANSI..............................................................................4 2.1. Profil RSJPDHK ...................................................................................4 2.2. Visi dan Misi .......................................................................................4 2.3.Tugas Organisasi.................................................................................7 2.4.Uraian/Rincian Tugas Jabatan Peserta...................................................8 BAB III ANALISA ISU DALAM PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI .................10 3.1. Identifikasi dan Analisa Isu aktual......................................................10 3.2. Penapisan Isu..................................................................................14 3.3. Keterkaitan Penyebab Isu dengan Kedudukan dan Peran PNS..............17 3.4. Alaternatif Pemecahan Isu................................................................18 BAB IV RANCANGAN AKTUALISASI .............................................................19 4.1. Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar PNS ........................................19 4.2. Matriks Kegiatan Rancangan Aktualisasi ...............................................20 4.3. Penjadwalan.....................................................................................32 4.4. Pihak Yang Terlibat Dan Perannya Dalam Aktualisasi............................35
vii DAFTAR PUSTAKA......................................................................................36
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................viii
Gambar 2.1 Struktur Struktur Organisasi Tata Kerja RSJPDHK ...............6
Gambar 2.2 Struktur Direktorat Pelayanan Medik, Keperawatan dan Penunjang.........................................................................................6
Gambar 2.2 Instalasi Perawatan Intensif dan Kegawat Daruratan...........7
Gambar 3.1 Gambar DiagramFishBone.............................................16
viii
vi
DAFTAR TABEL .........................................................................................................ix Tabel 2.1 Tugas Pokok..................................................................................... 8 Tabel 3.1 Indikator Nilai USG.......................................................................... 14 Tabel 3.2 Penetapan Core Isu dengan Analisis USG 15 Tabel 4.1 Kegiatan Aktualisasi dan Sumber kegiatan ........................................ 19 Tabel 4.2 Matrik Kegiatan Rancangan Aktualisasi.............................................. 20 Tabel 4.3 Rencana Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi........................................... 32 Tabel 4.4 Pihak yang terlibat dan perannya dalam aktualisasi 34 ix
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara atau yang disingkat ASN merupakan profesi bagi Pegawai
Negari Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang berkerja pada instansi pemerintah. Disampaikan bahwa sesuai amanat dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang manajemen PNS, setiap CPNS wajib menjalani masa percobaan selama 1 (satu) tahun. Masa percobaan merupakan masa prajabatan yang dilaksanakan melalui proses pendidikan dan pelatihan yang disebut dengan istilah Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (Latsar CPNS). Latsar CPNS adalah pendidikan dan pelatihan dalam masa prajabatan yang dilakukan secara terintegrasi untuk membangun moral, kejujuran, semangat, dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.
Pada masa latsar ini, CPNS dikenalkan dengan Core Values ASN yaitu ASN BerAKHLAK yang merupakan akronim dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif. Core Values tersebut seharusnya dapat dipahami dan dimaknai sepenuhnya oleh seluruh ASN serta dapat diimplementasikan dalam pelaksanaan tugas dan kehidupan sehari-hari. Oleh karena tugas pelayanan publik yang sangat erat kaitannya dengan pegawai ASN, sangatlah penting untuk memastikan bahwa ASN mengedepankan nilai Berorientasi Pelayanan dalam pelaksanaan tugasnya, dimaknai bahwa setiap ASN harus berkomitmen memberikan pelayanan prima demi kepuasan masyarakat. Budaya berorientasi pada pelayanan prima harus menjadi dasar ASN dalam penyediaan pelayanan. Pelayanan prima juga harus terlaksana pada pelayanan kesehatan, sebagai tenaga medis sudah sepantasnya dalam memberikan pelayanan kesehatan harus mengedepankan kebutuhan masyarakat. Pelayanan kesehatan yang diberikan meliputi peningkatan, pencegahan, pengobatan, dan pemulihan.
Tantangan kesehatan di Indonesia yang dihadapi saat ini adalah Penyakit Tidak Menular (PTM). Angka PTM sejak tahun 2010 mulai meningkat. Dalam kurun waktu dua dekade terakhir, PTM menjadi penyebab utama dari beban penyakit. Pembiayaan kesehatan sebanyak 23,9% - 25% untuk pengeluaran penyakit katastropik. Pengeluaran katastropik akan terus meningkat seiring meningkatnya angka PTM. Empat penyakit katastropik tertinggi yaitum Jantung, Gagal Ginjal, Kanker dan Stroke.
1
1.2.1.
Salah satu penyakit jantung yang sering kejadiannya adalah ST elevasi Miokard Infark (STEMI). STEMI adalah disebabkan oleh oklusi total pembuluh darah koroner oleh trombus yang memberikan gambaran elevasi segmen-ST pada pemeriksaan elektrokardiografi (EKG). Diagnosis dan tindakan reperfusi segera dibutuhkan untuk menangani kasus STEMI. Semakin cepat tindakan reperfusi memberikan hasil yang lebih baik pada pasien (Sukamto, 2018). Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh darah harapan Kita (RSJPDHK) sebagai rujukan utama pasien dengan masalah jantung juga menangani pasien STEMI yang perlu tindakan reperfusi segera. Data yang diambil dari Instalasi Gawat Darurat (IGD) dari bulan januari – maret 2022 sebanyak 133 pasien STEMI yang masuk ke IGD. Pasien STEMI yang masuk ke IGD merupakan pasien yang diterima dengan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT). Sistem ini muncul dari fakta bahwa hampir 80% kasus STEMI dari rujukan rumah sakit tidak memperoleh reperfusi karena ketika pasien datang sudah terlambat dilakukan tindakan.
SPGDT merupakan bentuk perwujudan dari salah satu tujuan strategis Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yaitu penguatan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan. Untuk rujukan pasien STEMI saat ini SPGDT RSJPDHK masih belum optimal dalam memberikan pelayanan, hal tersebut berdasarkan data bahwa masih ada pasien STEMI yang tidak diterima masuk ke RSPDHK dengan berbagai penyebab. Salah satunya penyebabnya adalah belum adanya intruksi kerja untuk kriteria pasien yang dapat diterima langsung petugas SPGDT, dan kriteria pasien yang harus dikonsulkan kekonsulen. Berdasarkan hal tersebut maka pada kegiatan Latsar ini, peserta membuat rancangan aktualisasi yang diharapkan dapat meningkatkan pelayanan yang diberikan dengan judul yaitu, “ Optimalisasi Penerimaan Rujukan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) Melalui Pembuatan IK Untuk Kriteria Pasien Yang Dapat Diterima Langsung Petugas SPGDT, dan Kriteria Pasein Yang Harus Dikonsulkan ke Konsulen”. Diharapkan dengan adanya aktualisasi nilai dasar profesi PNS, dapat meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit sebagaimana mendukung misi dari RSJPDHK.
Rancangan aktualisasi ini secara umum bertujuan untuk membentuk PNS yang professional dan berkarakter sehingga mampu menjalankan tugas jabatannya dengan
2
1.2. Tujuan
Tujuan Umum
baik. Pembuatan rancangan aktualisasi merupakan bagian dari penugasan pelatihan dasar CPNS, dengan tujuannya adalah sebagai berikut :
- Mampu menerapkan nilai-nilai dasar PNS BerAKHLAK pada melaksanakan tugas jabatan.
- Mampu menerapkan prinsip dan keahlian SMART ASN dalam melaksanakan tugas jabatannya
- Mampu menerapkan kedudukan, peran, hak dan kewajiban, kode etik ASN di lingkungan kerja
1.2.2. Tujuan Khusus
Rancangan aktualisasi ini disusun untuk tujuan memecahkan isu yang terjadi di IGD dengan gagasan kreatif, sehingga terciptanya proses kerja yang lebih efektif dan efisien dalam meningkatkan pelayanan penerimaan rujukan SPGDT pada pasien STEMI di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita.
1.3. Manfaat
1) Bagi Peserta
- Sebagai pedoman untuk mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN dalam pelaksanaan tugas jabatannya serta mengetahui kedudukan dan peran PNS dalam Negara Kesatuan
- Sebagai sarana melatih diri untuk memberikan kontribusi dalam menyelesaikan isu yang terjadi di instansi tempat bekerja dengan membuat satu inovasi yang bertujuan meningkatkan pelayanan
2) Bagi Instansi
- Tercapainya Visi, Misi dan Tujuan dari RS Jantung dan Pembuluh Darah
Harapan Kita
- Peningkatan kualitas mutu pelayanan RS Jantung dan Pembuluh Darah
Harapan Kita
3) Bagi Masyarakat
- Mendapatkan pelayanan kesehatan yang prima sebagai wujud dari penerapan nilai dasar BerAKHLAK
- Memberikan kepuasan dan kenyamanan masyarakat dalam hal ini pasien dan keluarga pasien di RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita
3
-
BAB II
PROFIL INSTANSI
2.1. Profil Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RSJPDHK)
2.1.1. Profil RSJPDHK
RSJPDHK merupakan Rumah Sakit Khusus yang menjadi pusat rujukan nasional penyakit jantung dan pembuluh darah (Kardiovasular).
RSJPDHK didirikan oleh Yayasan Harapan Kita dan diresmikan pada tanggal 9 Nopember 1985. Pada tanggal 27 Maret 1985 Yayasan
Harapan Kita melalui Surat Keputusan nomor 02/1985 menyerahkan
kepemilikan Rumah Sakit ini kepada pemerintah yaitu Departemen
Kesehatan, tetapi pengelolaannya diserahkan kepada Yayasan Harapan
Kita berdasarkan SK. No. 57/Menkes/SK/II/1985. Pada tanggal 31 Juli
1997 Yayasan Harapan Kita menyerahkan kembali pengelolaan Rumah
SakitkepadaDepartemenKesehatanRepublik Indonesiadanselanjutnya
melalui Peraturan Pemerintah nomor 126 tahun 2000, status RSJPDHK
pun berubah menjadi Perusahaan Jawatan dibawah naungan
Kementerian BUMN. Pada tanggal 13 Juni 2005, ditetapkan Peraturan
Pemerintah nomor 23 tahun 2005 tentang Pola Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum, yang menyebutkan perubahan status Rumah
Sakit yang semula berstatus Perusahaan Jawatan (BUMN) menjadi
Badan Layanan Umum (pasal 37 ayat 2). Dengan demikian, RSJPDHK
pun berubah statusnya menjadi BLU-RSJPD Harapan Kita, yang berada di bawah Kementerian Kesehatan RI sebagai Unit Pelaksana Teknis
dengan menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.
2.2.
Seiring dengan meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap mutu pelayanan serta perkembangan keilmuan dan teknologi kadiovaskular, RSJPDHK memiliki visi, misi, nilai dan moto organisasi dalam rangka peningkatan mutu pelayanan.
1) Visi RSJPDHK
Menjadi Pusat Kardiovaskular Berkualitas Setara Asia
4
Visi, Misi, Nilai, Budaya Kerja dan Tujuan Organisasi
2) Misi RSJPDHK
Menyelenggarakan pelayanan, pendidikan serta penelitian dan pengembangan kardiovaskular berkualitas.
3) Budaya Kerja "ICARE"
- Integrity
Kesesuaian komitmen dan tindakan akan menjadi tolok ukur penilaian dari jasa yang ditawarkan oleh RSJPDHK pelayanan, pendidikan dan riset yang berkualitas tinggi.
- Competence
SebagaiRumahSakitrujukanterakhirkardiovaskular,RSJPDHKharus memilikidanmengembangkankompetensinyadibidangkardiovaskularlewat pelayanan,pendidikandanrisetyangberkualitastinggi.
- Accessibility
RSJPDHK berupaya keras membuka pintu pelayanan selebar-lebarnya kepada seluruh pihak yang membutuhkan tanpa terkecuali
- Reliability
Sebagai rumah sakit dengan kompetensi utama di bidang kardiovaskular, RSJPDHK akan mengedepankan kualitas demi menjadi rumah sakit yang paling dipercaya oleh seluruh pihak
- Excellence
Selain kompetensi medis yang unggul, RSJPDHK berkomitmen memberikan pelayanan unggul yang berorientasi pada kebutuhan pasien
4) Tujuan
- Mewujudkan pelayanan kardiovaskular yang berkualitas setara rumah sakit terkemuka asia
- Memperoleh inovasi baru di bidang kardiovaskular
- Meningkatkan akses masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan kardiovaskular
- Mewujudkan lulusan peserta didik yang berkualitas
- Mewujudkan kepuasan pasien
- Meningkatkan kemandirian BLU.
5
Gambar
Struktur Direktorat Pelayanan Medik, Keperawatan dan Penunjang
6
2.3. Tugas Organisasi RSJPDHK
2.3.1. Struktur Organisasi Tata Kerja
2.1 Struktur Struktur Organisasi Tata Kerja RSJPDHK
Gambar 2.2 Struktur Direktorat Pelayanan Medik, Keperawatan dan Penunjang
Instalasi Perawatan Itensif dan Kegawat Daruratan
Gambar 2.3 Instalasi Perawatan Intensif dan Kegawat Daruratan
2.3.2. Tugas Organisasi
Selain Visi dan Misi serta Motto dan Nilai Organisasi, Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita juga memiliki tugas dan fungsinya yang merupakan penjabaran kebutuhan pelayanan yang ada serta sebagai pedoman dalammemberikan pelayanan untuk mencapai Visi dan Misi yang ada. RSJPD Harapan Kita Jakarta mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangansecara paripurna dengan kekhususan pelayanan kesehatan di bidang penyakit jantung dan pembuluh darah. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, RSJPD Harapan Kita Jakarta menyelenggarakan fungsi:
1) Penyusunan rencana, program, dan anggaran
2) Pengelolaan pelayanan medis dan penunjang medis dengan kekhususan dibidang penyakit jantung dan pembuluh darah
3) Pengelolaan pelayanan keperawatan
4) Pengelolaan pelayanan nonmedis.
5) Pengelolaan pendidikan dan pelatihan dengan kekhususan pelayanan kesehatan di bidang penyakit jantung dan pembuluh darah
7
6) Pengelolaan penelitian, pengembangan, dan penapisan teknologi dengan kekhususan pelayanan kesehatan di bidang penyakit jantung dan pembuluhdarah
7) Pengelolaan keuangan dan barang milik negara
8) Pengelolaan layanan pengadaan barang/jasa
9) Pengelolaan sumber daya manusia
10) Pelaksanaan urusan hukum, organisasi, dan hubungan masyarakat
11) Pelaksanaan kerja sama
12) Pengelolaan sistem informasi
13) Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan dan
14) Pelaksanaan urusan administrasi rumah sakit.
Berdasarkan fungsi diatas pada penerapannya sesuai dengan jabatan saya maka berdasarkan fungsi diatas akan berkaitan dengan 2 fungsi yaitu
Pengelolaan pelayanan medis dan penunjang medis dengan kekhususan di bidang penyakit jantung dan pembuluh darah, dan Pengelolaan penelitian, pengembangan, dan penapisan teknologi dengan kekhususan pelayanan kesehatan di bidang penyakit jantung dan pembuluh darah.
2.4. Uraian Tugas Peserta
Tabel 2.1 Sasaran Kinerja Perawat No.
Rencana Kinerja Pegawai
1 Tercapainya Pemulangan pasien ≤ jam 12
2 Terwujudnya kepuasan pasien dan keluarga terhadap pelayanan di Unit-Unit GP II
3 Tercapainya pemahaman pasien tentang tujuan identifikasi pasien
4 Terlaksananya kepatuhan melakukan Handover antar perawat
5 Tercapainya pemahaman pasien tentang upaya pencegahan jatuh
6 Tercapainya percentase angka kejadian dekubitus ≤3%
7 Terlaksananya kepatuhan cuci tangan di Unit-Unit GP II
8 Terlaksananya program peningkatan pengetahuan dan ketrampilan staf
sesuai tupoksi 20JPL/tahun
9 Terlaksananya pelaksanaan program pembelajaran internal untuk
peningkatan pengetahuan 1kali/2 minggu
8
10 Tercapainya efisiensi sumber daya di Unit-Unit GP II
11 Terlaksananya efisiensi terhadap Clinical Pathway di Unit-Unit GP II
12 Tercapainya persentase angka infeksi aliran darah perifer ≤3%
9
BAB III
ANALISA ISU DALAM PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1 Identifikasi dan Analisa Isu aktual
3.1.1. Identifikasi
Isu muncul ketika ada ketidaksesuaian antara pengharapan publik dengan praktek organisasi yang jika diabaikan bisa berdampak merugikan bagi organisasi. Isu bisa meliputi masalah, perubahan, peristiwa, situasi, kebijakan atau nilai (Prayudi, 2016). Rumah sakit sebagai organisasi pelayanan kesehatan atau institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat tidak terlepas dari adanya isu. Penulis melakukan EnvironmentalScanningdilingkungan pelayanan di RSJPDHK khususnya diruang IGD, terdapat 3 isu sebagai berikut :
1. Belum Optimalnya Edukasi Prosedur Tindakan PrimaryPurcutaneusCoronary Intervention(PPCI) pada pasien STEMI
a. Deskripsi Isu
Infark miokard akut dengan elevasi segmen ST akut (STEMI) merupakan indikator kejadian oklusi total pembuluh darah koroner. Keadaan ini memerlukan tindakan revaskularisasi untuk mengembalikan aliran darah dan reperfusi miokard secepatnya; secara medikamentosa menggunakan agen fibrinolitik atau secara mekanis melalui intervensi PPCI (PERKI, 2018). PPCI adalah intervensi coroner percutan emergensi dengan balloon, stent, dan atau lainnya, yang dikerjakan pada arteri yang infark tanpa fibrinolitik sebelumnya. Di RSJPDHK tindakan PPCI memiliki target Door to Ballon Time < 90 menit artinya waktu yang dibutuhkan dari pasien datang sampai dilakukan pemasangan stent kurang dari 90 menit. Sebagai rumah sakit rujukan utama tindakan PPCI, RSPDHK menerima pasien pasien STEMI dari bulan januari – maret 2022 sebanyak 133 pasien baik yang datang langsung ke UGD atau melalui rujukan SPGDT. Pasien STEMI dengan kejadian masih < 12 jam direncanakan untuk tindakan PPCI. Sebelum tindakan PPCI dilakukan, pasien dimintakan persetujuan tindakan
(Informed Consent) oleh dokter dijelaskan mengenai resiko tindakan, prodesur tindakan, dll. Dari hasil pengalaman penulis bekerja selama di
10
UGD masih sering ditemukannya pasien yang belum paham dan bingung walaupun sudah diedukasi terkait prosedur tindakan dan ada pasien yang berpikir tindakan PPCI adalah tindakan operasi jantung. Edukasi prosedur tindakan PPCI dilakukan oleh dokter tetapi tidak menutup kemungkinan perawat yang berperan sebagai edukator melakukan edukasi tersebut. Ketika perawat melakukan persiapan pasien untuk tindakan, pasien seringkali menanyakan kembali prosedur tindakan PPCI ke perawat. Berdasarkan dari pengalaman penulis selama bertugas sebagai perawat, penulis menemukan bahwa belum adanya media edukasi yang memudahkan pasien memahami prosedur tindakan PPCI, selama ini dokter dan perawat hanya menjelaskan edukasi prosedur tindakan secara verbal dengan waktu yang singkat untuk mencapai target Door to Balloon <90 menit.
Berdasarkan dari uraian tersebut fungsi dan peran ASN sebagai pelayan publik belum terlaksana dengan baik karena pemberian edukasi belum optimal dan keterkaitannya dengan SMART ASN Kemampuan Menguasai IT yaitu belum adanya media digital yang memudahkan pasien untuk memahami tindakan yang akan dilakukan.
b. Dampak dan para pihak yang terkena dampak tersebut jika isu tidak diselesaikan.
Apabila isu ini tidak diselesaikan dan dicarikan solusinya maka akan berdampak bagi pasien, keluarga dan RS. Bagi pasien dan keluarga pemberian edukasi yang belum optimal akan membuat kebingungan, kecemasan, menolak dilakukan tindakan dan merasa tidak diberikan pelayanan yang optimal. Bagi RS berdampak terhadap menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan
2. Belum Optimalnya Penerimaan Rujukan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu pada Pasien ST Elevasi Miokard Infark Sistem (STEMI) di RSJPDHK
a. Deskripsi Isu
Rumah sakit jantung dan pembuluh darah harapan kita merupakan rumah sakit khusus yang menjadi pusat rujukan nasional untuk penanganan penyakit jantung dan pembuluh darah. Sebagai rujukan nasional, RSPDHK memiliki pelayanan SPGDT yang berperan
11
menanggulangi kegawatdaruratan baik kasus sehari-hari ataupun bencana. Sistem ini muncul dari fakta bahwa hampir 80% kasus STEMI dari rujukan rumah sakit tidak memperoleh reperfusi karena ketika pasien datang sudah terlambat dilakukan tindakan. Dengan SPGDT ini maka akan terbentuk jejaring terintegrasi sehingga sebelum dilakukan rujukan, kasus pasien yang akan dirujuk dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter spesialis. Data yang penulis dapat dari SPGDT RSJPDHK pada bulan Juni tahun 2022, sekitar 98 kasus pasien STEMI masuk pada SPGDT, 36 pasien STEMI diterima masuk ke RSJPDHK, 36 tidak diterima di RSJPDHK, 12 pasien STEMI memilih RS lain sebelum mendapat jawaban dari konsulen, 7 pasien STEMI menolak tindakan sebelum dirujuk, dan 2 meninggal di RS perujuk sebelum dirujuk. Rujukan tidak diterima dengan beberapa alasan seperti, rujukan setelah dikonsulkan ke dokter spesialis ternyata tidak harus dirujuk ke RSJPDHK, kasus rujukan diperlukan dokter spesialis dibidang lain, dan ketidak tersediaan tempat tidur diruang IntesiveCardiovascularCareUnit(ICVCU). Untuk 12 kasus rujukan yang memilih RS lain dikarenakan pasien dan keluarga pasien memilih RS yang lebih dekat dengan tempat tinggal dan RS perujuk mendapat RS lain sebelum mendapat jawaban konsulen. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Kuraesin selaku pimpinan IGD dan SPGDT mengatakan bahwa selama ini belum ada kriteria pasien rujukan yang bisa diterima langsung oleh petugas SPGDT dan kriteria pasien yang harus dikonsulkan terlebih dahulu ke konsulen dalam hal ini dokter spesialis. Penyebab tersebut menjadi salah satu penyebab yang sangat berpengaruh terhadap pelayanan SPGDT selama ini.
Berdasarkan masalah tersebut jika dikaitkan dengan prinsip SMART
ASN Berjiwa Enterpreneurship yaitu belum adanya inovasi pembuatan intruksi kerja mengenai kriteria pasien rujukan yang bisa diterima langsung oleh petugas SPGDT dan kriteria pasien yang harus
dikonsulkan terlebih dahulu ke konsulen dalam hal ini dokter spesialis dan prinsip SMART ASN Networking belum terlaksana penerimaan rujukan pasien STEMI yang optimal. Berkaitan dengan managemen ASN petugas SPGDT belum melaksanakan tugas dengan baik karena belum adanya kewenangan petugas untuk menerima rujukan langsung tanpa dikonsulkan ke konsulen.
12
b. Dampak dan para pihak yang terkena dampak tersebut jika isu tidak diselesaikan.
Apabila isu ini tidak diselesaikan dan dicarikan solusinya maka akan berakibat bagi pasien dan rumah sakit. Bagi pasien akan mengalami keterlambatan dalam penanganan sehingga bisa menyebabkan kondisi yang lebih buruk. Dan bagi rumah sakit berdampak menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan dan fungsi SPGDT sebagai system rujukan rumah sakit tidak berjalan sebagai mana yang diharapakan.
3. Belum Optimalnya Edukasi Pasien Yang Akan dilakukan Rawat Inap di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita
a. Deskripsi Isu
Peran Edukator adalah peran yang dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit, bahkan tindakan yang akan diberikan, sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan (Aziz, 2013). Peran educator ini juga merupakan peran perawat bagi pasien dan keluarganya, segala informasi mengenai kondisi atau hal yang terkait pasien sangatlah penting untuk disampaikan. Salah satu informasi yang harus disampaikan adalah mengenai kelanjutan perawatan pasien setelah ada keputusan dari dokter penanggungjawab untuk rawat inap. Edukasi mengenai penjelasan rawat inap penting diinformasikan agar pasien dan keluarga mempersiapkan segala kebutuhan dan memiliki gambaran ruangan rawat inap yang akan ditempati selanjutnya. Pada bulan April sampai dengan Juni tahun 2022 jumlah pasien rawat inap sebanyak 1421 dari total pasien yang masuk ke UGD yaitu 1990 pasien. Untuk kepatuhan edukasi pasien yang akan dirawat inap di UGD pada bulan April sampai dengan Juni tahun 2022 yaitu 90,8%. Ini berarti belum semua pasien yang akan dirawat mendapatkan edukasi mengenai rencana rawat inap. Dari hasil pengamatan penulis bekerja selama ini di IGD masih ditemukannya perawat yang tidak memberikan edukasi pasien yang akan dirawat inap, belum adanya kesamaan antar perawat mengenai waktu edukasi rawat inap yang tepat, belum ada kesamaan hal-hal apa saja yang perlu
13
disampaikan saat edukasi pasien rawat inap, dan belum adanya intruksi kerja mengenai edukasi pasien rawat inap.
Berdasarkan dari uraian tersebut fungsi dan peran ASN sebagai pelayan publik belum terlaksana dengan baik karena pemberian edukasi yang dilakukan belum optimal dan keterkaitannya dengan SMART ASN Berjiwa Enterpreneurship yaitu perlu inovasi pembuatan intruksi kerja mengenai edukasi pasein yang akan dirawat inap
b. Dampak dan para pihak yang terkena dampak tersebut jika isu tidak diselesaikan.
Apabila isu ini tidak diselesaikan dan dicarikan solusinya maka akan berakibat bagi pasien, keluarga, dan RS. Bagi pasien dan keluarga pemberian informasi terkait pasien sangat dibutuhkan jika edukasi rawat inap tidak tersampaikan akan menyebabkan pasien merasa pelayanan yang diberikan kurang baik, pasien dan keluarga merasa kurang informasi sehingga mnyebabkan kebingungan. Bagi RS dampak yang didapatkan adalah menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan.
3.1.2. Penapisan Isu
Dari ketiga isu diatas, dilakukan penapisan isu untuk memilih isu yang menjadi prioritas. Penapisan isu menggunakan metode USG, yaitu Urgency mengukur seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti; Seriousnessmengukur seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan; dan Growth yang mengukur seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani segera. Kriteria USG dipilih karena lebih praktis namun tetap dapat mengukur prioritas dari berbagai sisi. Hasil penetapan coreisu tersaji dalam tabel di bawah ini.
14
Tabel 3.1 Indikator Nilai USG
5 Sangat Mendesak Sangat Serius Sangat Cepat Memburuk
4 Mendesak Serius Cepat Memburuk
3 Cukup Mendesak Cukup Serius Cukup Cepat Memburuk
2 Tidak Mendesak Tidak Serius Tidak Cepat Memburuk
1 Sangat Tidak Mendesak Sangat Tidak Serius Sangat Tidak Cepat Memburuk
1 Belum Optimalnya Edukasi Prosedur
PrimaryPurcutaneusCoronary
Optimalnya Penerimaan Rujukan
3
Optimalnya Edukasi Pasien Yang
Inap di Instalasi
Berdasarkan Analisis USG di atas, maka core isu adalah Belum Optimalnya
Penerimaan Rujukan Sistem Penanggulangan Gawat darurat Terpadu pada Pasien ST Elevasi Miokard Infark Sistem (STEMI) di RSJPDHK.
3.1.4 Analisa Isu
Setelah melakukan identifikasi terhadap prioritas isu yang akan diselesaikan, maka digunakanlah diagram fishboneatau diagram tulang ikan. Diagram fishbonedigunakan
15
No Isu Kriteria Jumlah Nilai Peringkat Kualitas U S G
Tabel 3.Tabel 3.2 Penetapan CoreIsu dengan Analisis USG
Tindakan
Intervention (PPCI) pada pasien STEMI di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita 4 4 3 11 3
Belum
Sistem Penanggulangan Gawat darurat Terpadu pada Pasien ST Elevasi Miokard Infark Sistem (STEMI) di RSJPDHK 5 4 4 13 1
2
Akan dilakukan Rawat
Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita 4 3 3 10 2
Belum
Nilai Indikator Urgency Seriousness Growth
untuk mengidentifikasi kemungkinan penyebab masalah karena menekankan pada hubungan sebab dan akibat. Penulis menggunakan kategori 4S untuk analisa isu yang biasa digunakan dalam industri jasa, yaitu surroundings (lingkungan), suppliers (pemasok), systems (sistem), dan skills (keterampilan). Hasil analisis coreisu melalui diagram fishbone ditampilkan sebagai berikut:
16
3.1
Surrounding
Overcrowded IGD
Tempat tidur di ruang ICVCU penuh
Pasien meninggal sebelum dirujuk ke RSJPDHK
RS perujuk mendapatkan RS
rujukan lain, sebelum ada jawaban konsulen
Keluarga pasien memilih RS rujukan lain
Supplier
System
Belum ada intruksi kerja untuk kriteria pasien STEMI yang dapat diterima langsung oleh petugas SPGDT dan kriteria pasien STEMI yang harus di konsulkan ke dokter konsulen
RS perujuk lain lebih cepat merespon kasus rujukan
Belum adanya kewenangan petugas SPGDT untuk menerima rujukan langsung
Belum semua tenaga medis paham
Belum ada pelatihan petugas SPGDT
Belum Optimalnya
Penerimaan Rujukan
Sistem
Penanggulangan Gawat darurat
Terpadu pada Pasien
ST Elevasi Miokard Infark (STEMI) di RSJPDHK
17
Gambar Fish Bone
Skill
3.2. Keterkaitan Penyebab Core Isu dengan Kedudukan dan Peran PNS untuk mendukung SMARTGovernance
Setelah mendapatkan 4 kategori core isu “Belum Optimalnya Penerimaan Rujukan Sistem Penanggulangan Gawat darurat Terpadu pada Pasien ST Elevasi
Miokard Infark (STEMI) di RSJPDHK” maka keterkaitan penyebab coreisu dengan kedudukan dan peran PNS untuk mendukung SMARTGovernanceadalah
1. Belum semua tenaga medis paham SPGDT karena belum adanya pelatihan petugas SPGDT.
Hal ini berkaitan dengan Manajemen ASN yaitu peran dan fungsi sebagai pelayan publik belum terlaksana dengan baik. Karena seharusnya sebagai pelayan publik, seorang ASN harus memiliki nilai kompeten untuk terus meningkatkan kompetensi diri dan akuntabel yaitu menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya dengan penuh tanggungjawab.
2. Belum ada intruksi kerja untuk kriteria pasien STEMI yang dapat diterima langsung oleh SPGDT dan kriteria pasien STEMI yang harus di konsulkan ke dokter konsulen
Instruksi Kerja (IK) adalah sekumpulan langkah yang dilakukan seseorang guna menyelesaikan pekerjaan secara aman dan lengkap. Intruksi kerja ini nantinya akan menjadi pedoman bagi petugas SPGDT dalam menjalankan tugas kesehariannya. Jika dikaitkan dengan Managemen ASN Karena belum adanya
IK maka fungsi ASN sebagai pelaksana kebijakan publik belum terlaksana hal ini nantinya akan berpengaruh terhadap pelayanan yang diberikan ke pasien. Pasien tidak mendapatkan haknya mendapatkan pelayanan yang prima.
3. Tempat tidur di ruang ICVCU penuh
Ruang ICVCU merupakan ruangan yang nantinya pasien STEMI akan dirawat. Beberapa rujukan pasien STEMI dialihkan ke RS lain karena tempat di ruang
ICVCU penuh. Jika dikaitkan dengan Managemen ASN yaitu pelayan publik maka fungsi dan peran tersebut tidak terlaksana karena yang seharusnya pasien
STEMI dirujuk dan mendapat tindakan di RSJPDHK tetapi tidak dapat dilakukan. Untuk mengatasi hal ini, perlu kerja sama beberapa bagian internal di RS apakah perlu kapasitas tempat tidur di ICVCU ditambah agar pelayanan rujukan STEMI semakin baik kedepannya.
4. RS perujuk mendapatkan RS rujukan lain, sebelum ada jawaban konsulen
Data pasien yang dirujuk ke SPGDT RSJPDHK harus dikonsulkan terlebih
dahulu ke konsulen dalam hal ini dokter spesialis jantung. Nanti konsulen yang
18
memutuskan apakah layak pasien tersebut diterima di RSJPDHK, nanti segala
keputusan konsulen akan disampaikan ke petugas SPGDT dan nantinya petugas
SPGDT akan menyampaikan ke RS perujuk. Terkadang sebelum dapat jawaban konsulen, RS perujuk memberikan kabar bahwa pasien sudah diterima di RS
lain. Jika dikaitkan dengan Managemen ASN maka fungsi dan peran ASN
sebagai pelayan public belum terlaksana dengan baik, karena seharusnya pelayanan yang diberikan kepasien harus cekatan, solutif dan dapat diandalkan.
3.3. Alternatif Pemecahan Masalah sebagai Gagasan Kreatif
Dengan merujuk pada akar penyebabnya, yaitu belum adanya intruksi kerja
untuk edukasi pasien yang akan dilakukan rawat inap di Unit Gawat darurat (UGD)
Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, maka gagasan kreatif yang akan dilakukan untuk menyelesaikan coreisu adalah Pembuatan intruksi kerja untuk kriteria pasien STEMI yang dapat diterima langsung oleh petugas SPGDT dan kriteria pasien STEMI yang harus di konsulkan ke dokter konsulen. Gagasan tersebut erat kaitannya dengan SMART ASN, yaitu menghasilkan inovasi dalam intruksi kerja. Dari
sisi manajemen ASN, gagasan ini dapat mendukung pengelolaan ASN yang profesional dalam mengerjakan tugas dan fungsi, termasuk sebagai pemberi layanan yang profesional dan berkualitas.
19
BAB IV
RANCANGAN AKTUALISASI
4.1. Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar PNS
Setelah menentukan gagasan kreatif pemecahan isu yaitu Pembuatan Intruksi Kerja
Mengenai Kriteria Pasien STEMI Yang Dapat Diterima Langsung Oleh Petugas SPGDT dan
Kriteria Pasien Yang Harus diKonsulkan ke Konsulen, maka selanjutnya adalah membuat
rancangan aktualisasi yang akan dilakukan pada masa habituasi selama 1 bulan di Instalasi
Gawat Darurat Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh darah harapan Kita. Untuk mewujudkan
gagasan kreatif tersebut, kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan selama masa habituasi
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1 Kegiatan aktualisasi dan sumber kegiatan
No
Nama Kegiatan
Sumber
1 Persiapan pelaksanan aktualisasi SKP
2 Pengkajian literatur mengenai STEMI dan SPGDT SKP
3 Penyusunan draft instruksi kerja mengenai kriteria pasien STEMI
yang dapat diterima langsung oleh petugas SPGDT dan kriteria
pasien STEMI yang harus dikonsulkan ke dokter konsulen
4 Pelaksanaan sosialisasi instruksi kerja mengenai kriteria pasien
STEMI yang dapat diterima langsung oleh petugas SPGDT dan
kriteria pasien STEMI yang harus di konsulkan ke dokter konsulen
INOVASI
SKP
5 Evaluasi Penggunaan Intruksi Kerja SKP
20
4.1.1. Matrik Kegiatan Rancangan Aktualisasi
Tabel 4.2 Matrik Kegiatan Rancangan Aktualisasi
Isu Yang Diangkat Belum Optimalnya Penerimaan Rujukan Sistem Penanggulangan Gawat darurat Terpadu (SPGDT) pada Pasien ST
Elevasi Miokard Infark (STEMI) di RSJPDHK Tahun 2022
Gagasan
Pemecahan Isu
Pembuatan Intruksi kerja untuk kriteria pasien STEMI yang dapat diterima langsung oleh petugas SPGDT danyang
harus di konsulkan ke konsulen
Unit Kerja Instalasi Gawat Darurat (IGD), Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT), dan AmbulanceService
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata
Pelatihan Kontribusi
Terhadap Visi, Misi dan Tujuan Instansi
Penguatan Nilai Organisasi
1 Persiapan
Pelaksanaan
Aktualisasi
1) Membuat kontrak waktu dengan Mentor
Terjadwalnya waktu yang
disepakati
Nilai Ber-AKHLAK
Berorientasi Pada
Pelayanan :
Mengucapkan salam ketika
bertemu mentor dan
berkomunikasi dengan
ramah, sopan dalam
membuat kontrak waktu.
Akuntabel :
Bertanggungjawab dengan
menjalankan kontrak waktu
yang sudah disepakati
Diharapkan dari
kegiatan ini akan
menciptakan
inovasi yang akan
meningkatkan
pelayanan
kardiovaskular di
RSJPDHK menjadi
lebih baik. Sesuai
dengan Misi RS yaitu
Menyelenggarakan
Sesuaidengannilai budayaRS
Competence: Kegiatan ini merupakan
salah satu wujud
mengembangkan
kompetensi dibidang
kardiovaskular lewat
pelayanan, Pendidikan, dan riset yang
berkualitas
Excellence:
21
2) Menyampaikan
gagasan kreatif
kepada mentor
Tersampaika nnya gagasan
kreatif kepada mentor dan coach
Harmonis
Menyampaikan rencana
pertemuan dengan sikap
sopan dan tidak
mengganggu pekerjaan
Mentor
Berorientasi pelayanan:
Menyampaikan gagasan
kreatif dengan sopan,
ramah kepada mentor dan coach
Adaptif :
Menyampaikan gagasan
kreatif dengan jujur dan tanggungjawab
Kompeten :
Menjawab pertanyaanpertanyaan mentor ketika
menyampaikan gagasan
kreatif dengan jawaban baik
Loyal:
Mengikutiselaluarahanmentor
agargagasankreatifyangakan
pelayanan, pendidikan serta
penelitian dan pengembangan
kardiovaskular
berkualitas.
Kegiataninibertujuan meningkatkan
kompetensi medis yang
unggul, untuk
memberikan pelayanan yang berorientasi pada
kebutuhan pasien
22
3) Meminta persetujuan dan dukungan mentor mengenai
gagasan kreatif
Terciptanya
gagasan
kreatif yang
sudah
disetujui mentor
dibuatterlaksanadenganbaik
Berorientasi pelayanan:
Meminta persetujuan
dengan Bahasa yang sopan
dan ramah
Harmonis :
Merespon dengan baik dan
sopan ketika mentor
memberikan kritik dan
saran
Kompeten :
Menerima kritik dan saran
mentor yang bertujuan
agar menjadikan lebih baik
Kolaboratif :
Melibatkan mentor dalam
setiap kegiatan agar
mendapatkan hasil yang
baik
23
2 Pengkajian literatur
mengenai pasien
STEMI dan SPGDT
1) Mengumpulkan literatur mengenai pasien STEMI
dan SPGDT
Tersedianya literatur Nilai Ber-AKHLAK
Kegiatan ini
Sesuai dengan
Berorientasi Pada
Pelayanan :
Mencari literatur materi
untuk gagasan kreatif yang
bertujuan memberikan
pelayanan yang prima
Akuntabel :
Mencari literatur dengan
sumber-sumber yang jelas
agar dapat
dipertanggungjawabkan
Kompeten :
Mencari literatur dalam
upaya meningkatkan
kompetensi agar dapat
memberikan pelayanan
terbaik
bertujuan
meningkatkan
pengetahuan
dibidang
kardiovaskular
untuk mendukung
Misi RS yaitu
Menyelenggarakan
pelayanan, pendidikan serta
penelitian dan
pengembangan
kardiovaskular
berkualitas.
budaya kerja RS
yaitu
Competence: Denganterusmencari
literaturterkait
kardiovaskular
merupakanupaya
untukmeningkatkan
kompetensi
Realibility
Bertambahnya
pengetahuanmengenai
ilmukardiovaskular
bertujuanmenjaga
kualitaspelayanandemi
menjadirumahsakit
yangpalingdipercaya
24
2) Membuat rangkuman tentang materi pasienSTEMI dan SPGDT
Tersusunnya rangkuman materi pasien
STEMI dan SPGDT
Harmonis : Menyusun materi dengan
sebaik mungkin agar mudah
dipahami dan bisa
membantu rekan kerja
dalam memahaminya
Loyal :
Menyusun materi yang
dapat mendukung gagasan
kreatif sebagai bentuk
dedikasi terhadap rumah
sakit
3) Menyampaikan hasil rangkuman materi kepada mentor
Berorientasi pelayanan:
Menyampaikan hasil
rangkuman dengan bahasa
yang sopan dan bersikap
ramah
Adaftif :
Menyampaikan materi yang
sudah dirangkum bertujuan
untuk meminta perbaikan
dari mentor sehingga materi
25
olehseluruhpihak
3 Penyusunan draft instruksi kerja
1) Mencari pedoman pembuatan intruksi kerja
Terdapatnya pedoman
pembuatan instruksi kerja
yang terpilih sesuai dengan
gagasan yang akan dibuat
Kolaboratif:
Menerima saran dan kritik
serta usulan dari Mentor
agar terjalin kerja sama
yang sinergis
Nilai Ber-AKHLAK
Berorientasi Pada
Pelayanan :
Instruksi kerja dibuat untuk
dapat dijalankan oleh
petugas kesehatan yang
bertujuan memenuhi
kebutuhan pasien
Akuntabel :
Pedoman instruksi kerja
dibutuhkan agar instruksi
kerja ynag telah dibuat bisa
dipertanggungjawabkan
Harmonis :
Meminta bantuan mentor
untuk mendapatkan
Membuat Intruksi
kerja sesuai
dengan Tujuan
RS : - Mewujudkan
pelayanan
kardiovaskular
yang berkualitas
setara rumah
sakit terkemuka
asia.
- Memperoleh
inovasi baru di
bidang
kardiovaskular.
Sesuaidengannilai budayaRS
Competence:
Dengan pembuatan
intruksi kerja sebagai
upaya mengembangkan
kompetensinya di bidang kardiovaskular
lewat pelayanan, pendidikan dan riset
yang berkualitas tinggi
Accessibility:
Dengan adanya intruksi
kerja ini bertujuan
mengoptimalkan fungsi
SPGDT agar
26
2) Menyusun draft instruksi kerja Tersusunnya draft intruksi kerja
pedoman intruksi kerja
yang ada dirs.
Kompeten: Instruksi kerjayang dibuat
bertujuan agar
meningkatkan kualitas
penyelenggaraan layanan.
Harmonis:
Intruksi kerja ini bertujuan
agar pelayanan rujukan
RSJPDHK menjadi lebih
optimal agar dapat
menolong pasien STEMI
cepat dan tepat
Loyal:
Instruksi kerja yang dibuat
sebagai komitmen pada unit
kerja untuk meningkatkan
kualitas pelayanan.
RSJPDHK bisa
membuka pintu
pelayanan selebarlebarnya kepada
seluruh pihak yang
membutuhkan tanpa
terkecuali
3) Meminta persetujuan mentor mengenai draft
Tersedianya intruksi kerja yang sudah disetujui
Berorentasi Pelayanan:
Meminta persetujuan
dengan bahasa yang baik,
ramah dan sopan
27
4 Pelaksanaan
sosialisasi
instruksi
kerja
mengenai
kriteria
pasien
STEMI yang
dapat
intruksi kerja
yang telah
dibuat
Adaptif:
Menerima saran dan kritik
mentor dalam upaya
meningkatkan inovasi agar
intruksi kerja tersebut
bermanfaat
Kolaboratif:
Melakukan kerja sama
dengan mentor dalam
upaya pembuatan intruksi
kerja yang sesuai untuk
mengatasi masalah yang
ada agar pelayanan
semakin optimal
1) Membuat kontrak dengan mentor dan rekan kerja
Terjadwalnya waktu
pelaksanaan sosialisasi
Nilai Ber-AKHLAK
Berorientasi Pada
Pelayanan
Menyampaikan kontrak
waktu kepada mentor dan
rekan kerja dengan ramah
dan sopan
Harmonis :
menyiapkan tempat yang
Melakukan
kegiatan sosialisasi
untuk mendukung
Visi RS : Menjadi
Pusat
Kardiovaskular
Berkualitas Setara
Asia
Misi RS :
Sesuaidengannilai budayaRS
Reliability:
Pelaksanaansosialiasi
inibertujuan
meningkatkan
kompetensi utama di bidang
kardiovaskular, RSJPDH
28
diterima
langsung
oleh
petugas
SPGDT dan
kriteria pasien
STEMI yang
harus di
konsulkan
ke dokter
konsulen
2) Menyiapkan tempat, media dan alat tulis
Tersedianya tempat, media presentasi, dan alat tulis
nyaman sehingga kegiatan
akan berjalan secara
kondusif
Akuntabel :
Pedoman instruksi kerja
yang sudah disosialisasikan
dapat
dipertanggungjawabkan
Loyal :
Menyiapkan persiapan
sosialisasi sebaik mungkin,
sebagai bentuk kontribusi
pengabdian terhadap
mentor dan rekan kerja
Kompeten :
mempelajari semua materi
sehingga dalam
penyampain materi dapat
jelas dan mudah dipahami.
Menyelenggarakan
pelayanan,
pendidikan serta
penelitian dan pengembangan
kardiovaskular
berkualitas.
Tujuan RS:
Mewujudkan
pelayanan
kardiovaskular
yang berkualitas
setara rumah sakit
terkemuka asia
K akan mengedepankan
kualitas demi menjadi
rumah sakit yang paling
dipercaya oleh seluruh pihak.
Excellence selain kompetensi
medis yang unggul, RSJPDHK berkomitmen
memberikan pelayanan unggul yang
berorientasi pada kebutuhan pasien.
3) Melakukan sosialisasi intruksi kerja yang sudah
Tersampaika nnya intruksi kerja ke
Berorentasi pelayanan:
Menyampaikan sosialisasi
dengan bahasa yang sopan,
baik, dan ramah
29
5 Evaluasi
penggunaan
Intruksi
Kerja
disetujui petugas
SPGDT
Adaptif : Menggunakan media
edukasi yang menarik agar
mudah dipahami
Kolaboratif :
Melakukan koordinasi
dengan Mentor, dan rekan
kerja agar kegiatan
sosialisasi berjalan dengan
lancar.
4) Evaluasi kegiatan sosialisasi
Terdapatnya
lembar untuk
mencatat
pertanyaan
dari mentor
dan rekan
kerja
Kompeten:
Memberikan jawab
pertanyaan yang bisa
dipertanggungjawabkan
Akuntabel:
Menyampaikan evaluasi
secara jujur dan
bertanggungjawab
1) Membuat Instrumen Evaluasi
Terdapat instrument evaluasi
Kompeten:
Membuat instrument
evaluasi dengan baik dan
sesuai dengan maksud dan
Melakukan evaluasi
bertujuan menilai
penggunaan
intruksi kerja untuk
Sesuai dengan nilai
budaya RS
Competence:
Laporan yang sudah
30
2) Meminta rekan perawat dan dokter mengisi instrument evaluasi
Terisinya instrument evaluasi
tujuan
Akuntabel:
Membuat instrument
evaluasi untuk menilai
capaian tujuan secara
bertanggungjawab
Adaptif :
Menggunakan instrument
evaluasi digital
Berorientasi Pelayanan
Meminta rekan perawat dan
dokter untuk mengisi
instrument evaluasi dengan
ramah, baik, dan sopan
Harmonis:
Menghargai waktu rekan
kerja dan dokter, tidak
bersifat memaksa
Loyal:
Memberikan kesempatan
kapanpun rekan perawat
dan dokter untuk mengisi
evaluasi
mendukung
Visi RS : Menjadi
Pusat
Kardiovaskular
Berkualitas Setara
Asia
Misi RS :
Menyelenggarakan
pelayanan, pendidikan serta
penelitian dan
pengembangan
kardiovaskular
berkualitas.
dibuat sebagai upaya mengembangkan
kompetensinya di bidang kardiovaskular
lewat pelayanan, pendidikan dan riset yang berkualitas tinggi
Accessibility:
Hasil pelaporan
kegiatan bertujuan
mengoptimalkan fungsi
SPGDT agar RSJPDHK
bisa membuka pintu
pelayanan selebarlebarnya kepada
seluruh pihak yang
membutuhkan tanpa
terkecuali
Integrity:
Melaporakan kegiatan
dengan rasa
tanggungjawab
dengan esesuaian
31
3) Membuat laporan evaluasi Tersusunnya laporan
evaluasi
Berorientasi Pada
Pelayanan:
Melakukan komunikasi, konsultasi dan kerjasama
yang baik
Loyal:
Mengikuti selalu arahan dari
mentor dan coach
Kolaboratif :
Melakukan konsultasi
dengan Mentor terkait
evaluasi hasil kegiatan
dengan disiplin terhadap
waktu sehingga tidak
mengganggu jadwal
kegiatan mentor
komitmen dan tindakan
akan menjadi tolok
ukur penilaian dari jasa
yang ditawarkan oleh
RSJPDHK
32
4.2.
No Kegiatan Juli 2022 Agustus 2022 September 2022
Minggu IV Minggu I Minggu II Minggu III Minggu IV Minggu I
1 Persiapan pelaksanan aktualisasi
2 Pengkajian literatur mengenai
STEMI dan SPGDT
3 Penyusunan draft instruksi kerja
untuk kriteria pasien STEMI yang
dapat diterima langsung oleh
petugas SPGDT dan yang harus
dikonsulkan ke dokter konsulen
4 Pelaksanaan sosialisasi instruksi
kerja untuk kriteria pasien STEMI
yang dapat diterima langsung
oleh petugas SPGDT dan yang
harus di konsulkan ke dokter
konsulen
5 Evaluasi Pelaksanaan Intruksi
33
Penjadwalan
Tabel 4.3 Rencana Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi
34
Kerja
4.3. Pihak Yang Terlibat Dan Perannya Dalam Aktualisasi
Table 4.4 Pihak yang terlibat dan perannya dalam aktualisasi
No Para Pihak Peran dalam aktualisasi Keterangan
1 Mentor dan juga selaku
Kepala IGD Berperan memberikan arahan, persetujuan, saran, masukan dan dukungan selama aktualisasi
berlangsung
2 Coach Memberikan panduan mengenai rancangan aktualisasi
3 Leader IGD Membantu dan mendukung
aktualisasi yang dilakukan
4 Perawat IGD dan Dokter Membantu dan menjadi
sasaran penggunaan instruksi
kerja
Ibu Ns. Kuraesin, S.Kep
Ibu Erlinawati Pane, SKM, MKM
Bapak/Ibu leader IGD
Semua perawat IGD
dan Dokter
35
DAFTAR PUSTAKA
Amelia, Rizki. 2021.ModulSMARTASNPelatihanDasarCalonPegawaiNegeriSipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Aziz, Alimul. 2013. Konsep Dasar Keperawatan. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika
Fatimah, Elly dan Erna Irawati. 2017. ModulPelatihanDasarCalonPNSManajemenAparatur SipilNegara. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Handoko, Ramah. 2021.ModulAkuntabelPelatihanDasarCalonPegawaiNegeriSipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Jalis, Ahmad. 2021. ModulKompetenPelatihanDasarCalonPegawaiNegeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Masalah dan Tantangan Kesehatan Indonesia. Diakses tanggal 23 Juli 2011 diunduh dari https://kesmas.kemkes.go.id/konten
Mirdin, Andi Adiyat. 2021.ModulBerorientasiPelayananPelatihanDasarCalonPegawaiNegeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. Pedoman Tatalaksana Sindrom KoronerAkut. Edisi IV. Jakarta : PERKI. 2018
Prayudi, S. M. 2016. Manajemen Isu dan Krisis. Yogyakarta: LPPM UPN Yogyakarta
Profil RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita.diaskses tanggal 21 Juli 2022 Diunduh dari https://www.pjnhk.go.id/profil/visi- misi
Rahmanendra, Dwi. 2021. ModulLoyalPelatihanDasarCalonPegawaiNegeriSipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Sejati, Tri A. 2021. Modul Kolaboratif Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Jakarta:Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Sembodo, Jarot. 2021. ModulHarmonisPelatihanDasarCalonPegawaiNegeri Sipil.Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Sukamto. 2018. ElevasiSegmen-ST:ApakahselaluPenandaInfarkMiokardAkut?. Jurnal Kesehatan Melayu, Vol 1 No 2
Suwarno, Yogi. 2021. Modul AdaptifPelatihanDasarCalonPegawaiNegeriSipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia
36
RANCANGAN AKTUALISASI
OPTIMALISASI PENERIMAAAN RUJUKAN SISTEM PENANGGULANGAN GAWAT TERPADU
(SPGDT) MELALUI PEMBUATAN INSTRUKSI KERJA KRITERIA PASIEN STEMI YANG
DAPAT DITERIMA LANGSUNG OLEH PETUGAS SPGDT DAN YANG HARUS DIKONSULKAN DI RSJPDHK
Oleh
Ns. Lia Sholeha, S.Kep
NIP. 199206212022032001
PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN 8
BALAI PELATIHAN KESEHATAN CIKARANG
TAHUN 2022
VISI
PROFIL RS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA
MISI
Menjadi Pusat Kardiovaskular Berkualitas Setara
Asia
Menyelenggarakan pelayanan, pendidikan serta penelitian dan pengembangan kardiovaskular berkualitas
BUDAYA KERJA
I CARE
(Integrity,Competence,Accessibility,Realibiity,Excellence)
Penyusunan rencana, program, dan anggaran
Pengelolaan pelayanan medis dan penunjang medis dengan kekhususan di bidang
penyakit jantung dan pembuluh darah
Pengelolaan pelayanan keperawatan dan pelayanan nonmedis, Pengelolaan pendidikan dan pelatihan dengan kekhususan pelayanan kesehatan
penyakit jantung dan pembuluh darah.
❑ Pengelolaan penelitian, pengembangan, dan penapisan teknologi dengan kekhususan
pelayanan kesehatan di bidang penyakit jantung dan pembuluh darah
❑ Pengelolaan layanan pengadaan barang/jasa, sumber daya manusia, system informasi, keuangan dan barang milik negara
❑ Pelaksanaan urusan hukum, organisasi, urusan administrasi rumah sakit, dan hubungan
masyarakat
❑ Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan
TUGAS DAN FUNGSI JABATAN PESERTA
Tercapainya Pemulangan pasien ≤ jam 12
Terwujudnya kepuasan pasien dan keluarga terhadap pelayanan di UnitUnit GP II
Tercapainya pemahaman pasien tentang tujuan identifikasi pasien
Terlaksananya kepatuhan melakukan Handover antar perawat
Tercapainya pemahaman pasien tentang upaya pencegahan jatuh
Tercapainya percentase angka kejadian dekubitus ≤3%
Terlaksananya kepatuhan cuci tangan di Unit-Unit GP II
Tercapainya efisiensi sumber daya di Unit-Unit GP II
Terlaksananya program peningkatan pengetahuan dan ketrampilan
staf sesuai tupoksi 20JPL/tahun
Terlaksananya efisiensi terhadap Clinical Pathway di Unit-Unit GP II
Terlaksananya pelaksanaan program pembelajaran internal untuk
peningkatan pengetahuan 1kali/2 minggu
IDENTIFIKASI ISU
3 ISU DI IGD
Belum Optimalnya
Edukasi Pasien Yang
Akan dilakukan Rawat
Inap di IGD RSJPDHK
Belum Optimalnya
Penerimaan Rujukan
SPGDT pada Pasien
STEMI di RSJPDHK
Belum Optimalnya
Edukasi Prosedur
Tindakan Primary Purcutaneus
Coronary
Intervention (PPCI)
pada pasien STEMI di IGD RSJPDHK
1 Belum Optimalnya Edukasi Prosedur
Tindakan PrimaryPurcutaneusCoronary Intervention (PPCI) pada pasien STEMI
di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh
Darah Harapan Kita
2 Belum Optimalnya Penerimaan Rujukan
Sistem Penanggulangan Gawat darurat
Terpadu pada Pasien ST Elevasi Miokard
Infark Sistem (STEMI) di RSJPDHK
3 Belum Optimalnya Edukasi Pasien Yang
Akan dilakukan Rawat Inap di Instalasi
Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit
Berdasarkan Teknik
penapisan isu dengan USG
didapatkan bahwa
core isu adalah belum
optimalnya penerimaan rujukan sistem
penanggulangan gawat darurat terpadu pada pasien ST elevasi miokard infark sistem (STEMI) di RSJPDHK.
No Isu Kriteria Jumlah Nilai Peringkat Kualitas U S G
PENETAPAN CORE ISU DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK USG
4
3
4 3 11
5
1
4 4 13
Kita 4 3 3 10 2
Jantung dan Pembuluh Darah Harapan
Overcrowded IGD
Analisa Isu dengan Fishbone
System
Belum ada intruksi kerja untuk kriteria pasien STEMI yang dapat diterima langsung oleh petugas SPGDT dan kriteria pasien STEMI yang harus di konsulkan ke dokter konsulen
Tempat tidur di ruang ICVCU penuh
RS perujuk lain lebih cepat merespon kasus rujukan
Belum Optimalnya
Penerimaan Rujukan
Sistem
Penanggulangan
Gawat darurat
Terpadu pada Pasien
ST Elevasi Miokard
Pasien meninggal
sebelum dirujuk ke
RSJPDHK
RS perujuk mendapatkan RS
rujukan lain, sebelum ada jawaban konsulen
Keluarga pasien memilih RS rujukan lain
Belum adanya kewenangan petugas SPGDT untuk menerima rujukan langsung
Infark (STEMI) di RSJPDHK
Belum semua tenaga medis paham
Belum ada pelatihan petugas SPGDT
Surrounding Skill
Supplier
IDENTIFIKASI COREISU
• Di bulan juni ada 98 kasus rujukan
STEMI di SPGDT, 36 tidak diterima
di RSJPDHK dengan beberapa
alasan, 12 pasien STEMI memilih
DATA & FAKTA
RS lain sebelum mendapat jawaban
dari konsulen, 7 pasien STEMI
menolak tindakan sebelum dirujuk, dan 2 meninggal di RS perujuk
sebelum dirujuk
• Belum ada IK untuk pasien STEMI
yang bisa diterima langsung
petugas SPGDT
DAMPAK
• Pasien : Keterlambatan dalam
pengananan sehingga
menyebabkan kondisi yang lebih
buruk
• RS : Menurunnya kepercayaan
masyrakat dan Fungsi SPGDT tidak
berjalan sebagaimana mestinya
KETERKAITAN DENGAN
AGENDA III
• SMART ASN : menghasilkan inovasi pembuatan IK
• Manajemen ASN :pengelolaan ASN yang
profesional dalam mengerjakan tugas dan fungsi, termasuk sebagai pemberi layanan yang
profesional dan berkualitas.
KEGIATAN GAGASAN KREATIF
Pembuatan Intruksi Kerja Kriteria Pasien STEMI Yang Dapat Diterima
Oleh Petugas SPGDT dan Yang Harus di Konsulkan
Persiapan
pelaksanaan
aktualisasi
Kegiatan I
Kegiatan 5
Evaluasi
penggunaan intruksi kerja
Kegiatan 2
Pengkajian
literatur
mengenai pasien
STEMI dan SPGDT
Kegiatan 3
Penyusunan draft instruksi kerja
Kegiatan 4
Pelaksanaan sosialisasi instruksi kerja
URAIAN KEGIATAN
1. Persiapan pelaksanaan aktualisasi
Tahapan Kegiatan
Output
Keterkaitan
Nilai ASN
Kontribusi Visi
dan Misi
Penguatan nilai organisasi
Terjadwalnya waktu
yang disepakati
Ber: Berkata sopan mentor
Tersampaikannnya gagasan kreatif
kepada mentor dan coach
A : Menyampaikan gagasan kreatif dengan jujur
dan tanggungjawab
K : Bertanggungjawab dengan waktu yang telah
dibuat
Terciptanya gagasan kreatif yang
sudah disetujui mentor
H: Merespon dengan baik jika dikritik
L: Mengikuti semua arahan mentor
A: Menyampaikan dengan jujur
K: Melibatkan mentor/coach
menciptakan inovasi yang akan meningkatkan pelayanan
kardiovaskular di RSJPDHK menjadi lebih baik.
Nilai Competencedan Exccelence
1. Membuat kontrak waktu dengan mentor
2. Menyampaikan gagasan kreatif kepada mentor
3. Meminta persetujuan dan dukungan mentor terkait gagasan kreatif
Tahapan
Kegiatan
2. Pengkajian literatur pasien STEMI dan SPGDT
1. Mengumpulkan Literatur
mengenai pasien STEMI dan SPGDT
Output
Terkumpulnya literatur
2. Membuat rangkuman
mengenai pasien STEMI dan SPGDT
Tersusunnya rangkuman
3. Menyampaikan hasil rangkuman ke mentor
Tersampaikannya
rangkuman ke mentor
Keterkaitan
BBgggjjjjn
Nilai ASN
Kontribusi Visi
dan Misi
Penguatan
nilai organisasi
Ber: Memberikan pelayanan prima
A: Mencari literatur yang jelas
K: Meningkatkan kompetensi diri
H: Menyusun materi sebaik mungkin
L: sebagai dedikasi untuk RS
A: Menyampaikan rangkuman untuk perbaikan
K: Menerima saran dan kritik
bertujuan meningkatkan pengetahuan dibidang kardiovaskular untuk mendukung Misi RS yaitu
Menyelenggarakan pelayanan, pendidikan serta penelitian dan pengembangan kardiovaskular berkualitas.
Nilai Competence dan Realibility
3. Penyusunan Draft Intruksi Kerja
Tahapan
Kegiatan
Output
Keterkaitan
Nilai ASN
Kontribusi visi
dan misi
1. Mencari pedoman IK
2. Menyusun Draft IK
3. Meminta persetujuan mentor mengenai draft IK
Terdapatnya pedoman IK
Tersusunnya Draft IK
Ber: IK dibuat untuk memenuhi kebutuhan
pasien
A: IK dapat dipertanggungjawabkan
K: Meningkatkan penyelenggaran pelayanan
Tersedianya IK yang sudah disetujui mentor
H: Pelayanan yang optimal, cepat tanggap
L: Komitmen kepada unit
A: Menerima saran dan kritik
K: Mampu bekerja sama
Membuat Intruksi kerja sesuai dengan Tujuan RS :
- Mewujudkan pelayanan kardiovaskular yang berkualitas setara rumah sakit terkemuka asia.
- Memperoleh inovasi baru di bidang kardiovaskular.
Nilai
Organisasi
Nilai Accesebillty dan Competence
Tahapan
Kegiatan
4. Pelaksanaan sosialisasi IK
1. Membuat Kontrak
dengan mentor & RekanKerja
2. Menyediakan
Tempat, Media, alat tulis
Output
Terjadwalnya waktu pelaksanaan sosialisasi
Tersedianya tempat, media, dan alat tulis
Keterkaitan
Nilai ASN
Ber: Menyampaikan sosialisasi dengan ramah
A: IK dapat dipertanggungjawabkan
K: Meningkatkan penyelenggaran pelayanan
Kontribusi Visi
dan Misi
Nilai
Organisasi
3. Melaksanakan sosialisasi IK
Terlaksananya sosialisasi IK
H: Pelayanan yang optimal, cepat tanggap
L: Komitmen kepada unit
A: Menerima saran dan kritik
K: Mampu bekerja sama
Melakukan kegiatan sosialisasi untuk mendukung
Visi RS : Menjadi Pusat Kardiovaskular Berkualitas Setara Asia
Misi RS : Menyelenggarakan pelayanan, pendidikan serta penelitian dan pengembangan kardiovaskular berkualitas.
Nilai Excelence dan Realibility
5. Evaluasi Pelaksanaan IK
1. Membuat Instrumen
Evaluasi
Terdapatnya Instrumen evaluasi
2. Meminta perawat dan dokter untuk mengisi
instrument evaluasi
Terisinya instrumen evaluasi
Ber: Meminta untuk mengisi evaluasi dengan
baik dan ramah
A: IK dapat dipertanggungjawabkan
K: Meningkatkan penyelenggaran pelayanan
H: Menghargai waktu rekan kerja
3. Membuat laporan
Evaluasi
Terdapatnya laporan evaluasi
L: Memberikan kesempatan rekan perawat kapanpun untuk mengisi evaluasi
A: Membuat instrument evaluasi yang memudahkan
K: Mampu bekerja sama
Melakukan evaluasi bertujuan menilai penggunaan intruksi kerja untuk mendukung
Visi RS : Menjadi Pusat Kardiovaskular Berkualitas Setara Asia
Misi RS : Menyelenggarakan pelayanan, pendidikan serta penelitian dan
pengembangan kardiovaskular berkualitas.
Nilai Competence dan Accesibility
RENCANA JADWAL AKTUALISASI
1. Persiapan Pelaksanaan Aktualisasi
2. Pengkajian literatur mengenai STEMI dan
SPGDT
3. Penyusunan draft instruksi kerja Untuk
kriteria pasien STEMI yang dapat diterima
langsung oleh petugas SPGDT dan yang
harus dikonsulkan ke dokter konsulen
4. Pelaksanaan sosialisasi instruksi kerja
mengenai kriteria pasien STEMI yang dapat
diterima langsung oleh petugas SPGDT dan
kriteria pasien STEMI yang harus di konsulkan ke dokter
5. Evaluasi Pelaksanaan Intruksi kerja
Minggu ke 4 di bulan Juli
Minggu ke 1 di bulan Agustus
Minggu ke 1-2 di bulan Agustus
Minggu ke 3 di bulan Agustus
Minggu ke 4 bulan Agustus dan
minggu ke 1 September
PIHAK YANG TERKAIT
No Para Pihak
1 Ibu Ns. Kuraesin, S.Kep (Mentor dan juga selaku Kepala IGD)
Peran dalam aktualisasi
Berperan memberikan arahan, persetujuan, saran, masukan dan dukungan selama aktualisasi berlangsung
2 Ibu Erlinawati Pane, SKM, MKM (Coach)
Memberikan panduan mengenai rancangan aktualisasi
3 Leader IGD Membantu dan mendukung aktualisasi yang dilakukan
4 Perawat IGD dan Dokter Membantu dan menjadi sasaran penggunaan instruksi kerja
TERIMA KASIH