LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN 5
OPTIMALISASI EDUKASI PENCEGAHAN PENULARAN DAN
KEBERLANJUTAN PENGOBATAN PASIEN TB DENGAN MEDIA LEFLEAT DAN VIDEO
DI RUANG ISOLASI KEMUNING 1 RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG
DISUSUN OLEH:
Ns.SASGIA RAHMALIA CHAN, S.Kep
NIP. 199801032022032007
BAPELKES CIKARANG
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2022
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI
OPTIMALISASI EDUKASI PENCEGAHAN PENULARAN DAN KEBERLANJUTAN PENGOBATAN
PASIEN TB DENGAN MEDIA LEFLEAT DAN VIDEO DI RUANG ISOLASI KEMUNING 1 RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG
Telah di seminarkan
Tanggal 04 Juli 2022, di Bapelkes Cikarang
NIP.196704201999031006
Penguji
NIP. 196611151989031002
NIP. 196601021990032001
Coach Mentor
dr. MARYONO, M.Kes
TITIN MULYATI, S. Kp., M. Kep
SJAMSUL ARIFFIN, SKM, M.Epid
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur yang penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia-Nya penulis diberikan kelancaran dan kemudahan sehingga dapat menyelesaikan rancangan aktualisasi berjudul “Optimalisasi edukasi pencegahan penularan dan keberlanjutan pengobatan pasien TB dengan media lefleat dan video di Ruang Isolasi Kemuning 1 RSUP Dr. Hasan Sadikin” dengan baik. Penulis mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah turut serta membantu penyusunan rancangan ini kepada :
1. Bapak dr. Azhar Jaya, SKM., MARS sebagai Direktur Utama RSUP Dr. Hasan Sadikin
2. Bapak Drs. Suherman, M.Kes sebagai Kepala Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang
3. Ibu Fatrisia Madina, S.Kp.,MM sebagai Koordinator Bidang Keperawatan
4. Bapak dr. Maryono, M.Kes selaku coachyang senantiasa selalu memberikan ilmu, arahan, masukan, dan bimbingan selama proses penyusunan rancangan aktualisasi ini.
5. Ibu Titin Mulyati, S.Kep.,M.Kep selaku mentor yang telah memberikan masukan dan arahan sehingga rancangan aktualisasi ini dapat diselesaikan dengan baik.
6. Ibu Verawati Lenny, SKM., MKM selaku ketua penyelenggara pelatihan dasar CPNS beserta seluruh panitia penyelenggara Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan 5
7. Bapak Sjamsul Arifin, SKM, M.Epid selaku penguji yang telah memberikan saran kepada penulis.
8. Seluruh Widyaiswara yang telah memberikan ilmunya selama kegiatan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan 5.
9. Ibu Iis Nurhayati, S.Kep., Ners selaku Kepala Ruangan Kemuning 1 dan Ibu Lina Virgiyanti S.Kep., Ners selaku Wakil Kepala Ruangan Kemuning 1 beserta seluruh staff yang mendukung dalam kegiatan rancangan aktualisasi.
10. Seluruh peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III khususnya Angkatan 5 atas inspirasi, kekompakan, bantuan, dan dukungannya.
11. Kedua orang tua yang telah memberikan semangat dan doa yang tidak pernah putus.
12. Semua pihak yang tak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan rancangan aktualisasi.
ii
Semoga aktualisasi ini dapat memberikan manfaat dan juga dapat diterapkan di lingkungan kerja dengan sebaikbaiknya, serta dapat dikembangan lebih lanjut. Mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Bandung, 4 Juli 2022
Penulis,
iii
Ns. Sasgia Rahmalia Chan, S.Kep
iv DAFTAR ISI Kata Pengantar.............................................................................................................. ii Daftar Isi...................................................................................................................... iv Daftar Tabel .................................................................................................................. v Daftar Gambar.............................................................................................................. vi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1 1.2 Tujuan.....................................................................................................................2 1.2.1 Tujuan Umum..................................................................................................2 1.2.2 Tujuan Khusus .................................................................................................2 1.3 Manfaat...................................................................................................................2 1.3.1 Bagi Instansi....................................................................................................2 1.3.2 Bagi Satuan Kerja.............................................................................................2 1.3.2 Bagi Penulis .....................................................................................................3 1.4 Ruang Lingkup 3 BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN PROFIL PESERTA 2.1 Profil RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung......................................................................4 2.1.1 Visi RSUP Dr. Hasan Sadikin 4 2.1.2 Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin.............................................................................4 2.1.3 Motto dan Nilai RSUP Dr. Hasan Sadikin ............................................................5 2.1.4 Tugas dan Fungsi RSUP Dr. Hasan Sadikin 5 2.1.5 Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin.......................................................7 2.1.6 Profil Ruang Rawat Inap Isolasi Kemuning I.......................................................8 2.2 Profil Peserta............................................................................................................8 2.3 Konsep Tuberkulosis(TB)........................................................................................ 10 BAB III RANCANGAN AKTUALISASI 3.1 Identifikasi Isu 13 3.2 Isu yang Diangkat/CoreIssue..................................................................................15 3.3 Analisis Penyebab Masalah ..................................................................................... 17 3.4 Gagasan Pemecahan Isu......................................................................................... 18 3.5 Matriks Rancangan Aktualisasi................................................................................. 21 3.6 Jadwal Rencana Kegiatan........................................................................................ 33 Daftar Pustaka............................................................................................................. 34
v DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Dampak isu apabila tidak ditangani................................................................. 14 Tabel 3.2 Penilaian kualitas isu dengan AKPL.................................................................. 16 Tabel 3.3 Keterkaitan dengan substansi Agenda III......................................................... 18 Tabel 3.4 Gagasan Pemecahan Isu................................................................................ 18 Tabel 3.5 Matriks Internalisasi Nilai-nilai BerAKHLAK ....................................................... 22 Tabel 3.6 Jadwal Rencana Kegiatan............................................................................... 33
DAFTAR GAMBAR
vi
Gambar 2.1 Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung .....................................7 Gambar 3.1 Diagram Fishbone...................................................................................... 17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan UU No. 5 tahun 2014, Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi pegawai negeri sipil (PNS) dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) yang bekerja pada instansi pemerintah. ASN mempunyai peran penting dalam rangka menciptakan masyarakat Indonesia yang taat hukum, berperadaban modern, demokratis, makmur, adil, dan bermoral tinggi dalam menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat secara adil dan merata, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan pebuh kesetiaan kepada Pancasila dan Undang Undang Dasar Tahun 1945.
PNS yang professional adalah yang bebas dari intervensi politik, memberikan pelayanan secara adil dan netral, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Terwujudnya
PNS yang profesional seperti hal tersebut perlu dilaksanakan pembinaan melalui jalur pelatihan sesuai dengan UU No. 5 tahun 2014, yang menyebutkan bahwa calon PNS wajib menjalani masa percobaan, Masa percobaan yang dimaksud dilaksanakan melalui proses pendidikan dan pelatihan terintegrasi untuk, membangun integritas moral, Kejujuran, semangat, dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.
Berdasarkan deskripsi singkat Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (LAN RI), Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (Latsar CPNS) adalah pendidikan dan pelatihan dalam Masa Prajabatan yang dilakukan secara terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.
Sebelum tahun 2015, Latsar dikenal sebagai Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan atau disingkat Diklat Prajabatan atau cukup disebut Prajab. Dalam Peraturan Pemerintah No. 101
Tahun 2000 tentang pendidikan dan pelatihan jabatan Aparatur Sipil Negara (Pegawai Negeri Sipil), antara lain ditetapkan jenis-jenis diklat ASN/PNS. Salah satu jenis diklat adalah Latsar
CPNS (Golongan I, II, atau III) yang merupakan syarat pengangkatan CPNS untuk menjadi
PNS sesuai golongan tersebut diatas.
Perawat merupakan salah satu profesi ASN baik di wilayah pemerintah daerah maupun
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia selaku pemerintah pusat. Perawat merupakan garda terdepan dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat secara maksimal. Perawat
1
memiliki tugas untuk dapat memenuhi kebutuhan bio-psiko-sosio-spiriual masyarakat sehingga derajat kesehatan dapat tercapai secara optimal.
Sebagai ASN yang berada dibawah wilayah Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, maka diwajibkan mengikuti kegiatan Latsar. Salah satu tahapan Latsar yang dilakukan adalah Aktualisasi. Sebelum melaksanakan aktualisasi tentunya disusun terlebih dahulu rancangan aktualisasi, rancangan aktualisasi disusun berdasarkan isu yang terdapat pada lingkungan kerja (sesuai tugas dan fungsi unit kerja) serta terkait dengan kedudukan dan peran PNS dalam kerangka NKRI (manajemen PNS, pelayanan publik, dan WholeofGovernment).
1.2 Tujuan
1.2.1Tujuan
Umum
Mampu menyusun rancangan aktualisasi yaitu optimalisasi pemberian edukasi pencegahan penularan dan keberlanjutan pengobatan pasien TB dengan media lefleat dan video di Ruang Isolasi Kemuning 1 RSUP Dr. Hasan Sadikin dengan mengimplementasikan nilai-nilai dasar BerAKHLAK (Berorientasi pada pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif) dalam melaksanakan tugas di lingkungan kerja yaitu RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
1.2.2Tujuan Khusus
1. Membuat media lefleat dan video untuk edukasi pencegahan penularan dan keberlanjutan pengobatan pasien TB
2. Melakukan edukasi pencegahan penularan dan keberlanjutan pengobatan kepada pasien TB
3. Menganalisis hasil kegiatan dengan dilandasi oleh nilai-nilai dasar ASN BerAHLAK yang mendukung terhadap pencapaian visi, misi, tujuan organisasi, dan penguatan terhadap nilai-nilai organisasi
1.3 Manfaat
1.4.1 Manfaat Bagi Instansi
Memberikan data kepustakaan sebagai bahan evaluasi bagi institusi secara keseluruhan, khususnya dalam meningkatkan kualitas pelatihan dasar CPNS selanjutnya
1.4.2Manfaat Bagi Satuan Kerja
Memberikan bahan masukan dan usulan untuk melakukan perbaikan serta dapat memberikan inovasi sehingga diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan publik
2
1.4.3Manfaat Bagi Penulis
Penulis dapat mengaktualisasikan nilai - nilai dasar BerAKHLAK, kedudukan dan peran ASN dalam NKRI agar dapat menjadi ASN yang professional dan melayani masyarakat dengan baik.
1.4 Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan aktualisasi ini meliputi kegiatan perawat ahli pertama yang di dasarkan oleh Sasaran Kerja Pegawai (SKP) dan nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif). Pelaksanaan kegiatan aktualisasi dilakukan di ruang rawat inap isolasi Kemuning 1 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Waktu kegiatan aktualisasi adalah pada 6 Juli – 12 Agustus 2022.
3
BAB II
GAMBARAN ORGANISASI DAN PROFIL PESERTA
2.1 Profil RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Rumah Sakit Umum Pusat Dr Hasan Sadikin Bandung diresmikan pada tahun 1923
dengan nama MetAlgemeeneBandoengscheZiekenhui sebagai rumah sakit pemerintahan
belanda pada saat itu. Pada Tahun 1948, Rumah Sakit Hasan Sadikin dikelola oleh pemerintah
Kotapraja Bandung dan berubah nama menjadi Rumah Sakit Rantja Badak. Pada tahun 1967, Rumah Sakit Rantja Badak berubah nama menjadi Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin hingga
sekarang menjadi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung.
RSUP Dr. Hasan Sadikin (RSHS) Bandung merupakan rumah sakit kelas A yang menjadi rujukan tertinggi (Top referal Hospital) di Provinsi Jawa Barat sejak tahun 1978. Rumah Sakit
Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung ditetapkan sebagai Rumah Sakit Rujukan Nasional
berdasarkan Surat Keputusan Menteri No HK.02.02/MENKES/390/2014 tentang Pedoman
Penetapan RS Rujukan Nasional, menampung tujuh RS Regional di Jawa barat dan beberapa
RS di luar provinsi Jawa Barat. RSHS juga menjadi Rumah Sakit Rujukan Nasional dan RS
Pedidikan yang bermutu dan berdaya saing di tahun 2019.
RSUP Dr. Hasan Sadikin berlokasi di Kota Bandung, Jawa Barat, berdiri di atas tanah seluas 85.687m2 dengan luas bangunan mencapai 101.035m2. Data terakhir menunjukkan, RSHS memiliki 944 tempat tidur, 3000 karyawan dengan 395 dokter spesialis dan subspesialis. RSHS memiliki 21 Pelayanan Medis Spesialistik & 133 Pelayanan Medis Subspesialistik. Enam layanan unggulan RSHS terdiri atas Pelayanan Jantung Terpadu, Pelayanan Onkologi, Pelayanan Infeksi. Bedah Minimal Invasif, Kedokteran Nuklir dan Transplantasi Ginjal.
2.1.1 Visi RSUP Dr. Hasan Sadikin
Visi Rumah Sakit Umum Pusat Dr.. Hasan Sadikin adalah “Terwujudnya Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian, berlandaskan gotong royong.”
2.1.2 Misi
Dr. Hasan Sadikin
Misi dari RSUP Dr. Hasan Sadikin adalah “Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera”
4
RSUP
2.1.3 Motto dan Nilai RSUP Dr. Hasan Sadikin
Motto RSHS adalah “Kesehatan Anda Menjadi Prioritas Kami”. Nilai RSHS adalah “PAMINGPIN PITUIN” yaitu Kepemimpinan, Profesional, Inovatif, Tulus, Unggul, Integritas”.
Adapun tata nilai yang dimiliki disebut dengan PAMINGPIN PITUIN, meliputi
1. Kepemimpinan: Nilai yang menggambarkan kepeloporan dan menyiapkan talentatalenta terbaik di bidangnya.
2. Profesional: Nilai yang berorientasi pada pencapaian kinerja melalui perjalanan kemitraan.
3. Inovatif: Nilai yang menggambarkan keinginan untuk menghasilkan suatu yang baru dan senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambungan.
4. Tulus: Keinginan untuk memberi tanpa pamrih, proaktif, dan responsif.
5. Unggul: Keinginan untuk menjadi yang terbaik dan menghasilkan kualitas prima.
6. Integritas: Nilai yang menggambarkan kejujuran, amanah, menjunjung etika yang tinggi dalam menjalankan tugas.
Selain tata nilai filosofis, RSHS memiliki janji pelayanan kesehatan yaitu SIGAP:
1. (S)enyum-Sapa-Salam-Sopan-Santun (5S)
2. (I)novatif dalam berkarya
3. (G)elorakan semangat pelayanan prima
4. (A)manah menjaga keselamatan pasien
5. (P)eduli, perhatian, dan perasaan
2.1.4 Tugas dan Fungsi RSUP Dr. Hasan Sadikin
Tugas RSHS adalah Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Perseorangan secara Paripurna. Adapun fungsi RSHS adalah sebagai berikut:
1. Penyusunan Rencana, Program dan Anggaran
2. Pengelolaan Pelayanan Medis dan Penunjang Medis
3. Pengelolaan Pelayanan Keperawatan
4. Pengelolaan Pelayanan Non Medis
5. Pengelolaan Pendidikan dan Pelatihan di bidang Pelayanan Kesehatan
6. Pengelolaan Penelitian, Pengembangan dan Penapisan Teknologi di bidang pelayanan Kesehatan
7. Pengelolaan keuangan dan barang milik negara
8. Pengelolaan layanan pengadaan barang/jasa
9. Pengelolaan sumber daya manusia
10. Pelaksanaan urusan hukum, organisasi dan hubungan masyarakat
5
11. Pelaksanaan Kerja Sama
12. Pengelolaan Sistem Informasi
13. Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan
14. Pelaksanaan Urusan Administarasi Rumah Sakit
6
2.1.5Struktur
Berikut adalah struktur organisasi RSHS:
7
Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin
Gambar 2.1 Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
2.2 Profil Ruang Rawat Inap Isolasi Kemuning I
Ruang isolasi kemuning 1 adalah ruangan khusus yang merawat pasien dengan kondisi medis tertentu yaitu penyakit infeksi yang ditularkan melalui udara, seperti TB paru dan TB
MDR. Selain itu, ada beberapa pula pasien yang mengalami TB HIV. Ruang isolasi kemuning
1 terletak di lantai 1 gedung kemuning, bersebelahan dengan Ruang HCU Kemuning dan Ruang Infeksi Khusus, Kapasitas ruang isolasi kemuning 1 adalah 24 pasien, terdiri dari 4 kamar yang masing-masing kamarnya terisi oleh 6 tempat tidur dan 1 kamar mandi. Terdapat satu westafel di masing-masing ruangan. Dengan pembagian kamar 1 dan 2 diperuntukkan untuk pasien-pasien TB Positif, kamar 3 untuk pasien dengan suspek TB, dan kamar 4 untuk pasien-pasien MDR.
2.3 Profil Peserta
Nama : Ns. Sasgia Rahmalia Chan, S.Kep
NIP : 199801032022032007
Jabatan/Golongan : Perawat Ahli Pertama / IIIB
Unit Kerja : RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Instansi : Kementerian Kesehatan RI
Peserta terdaftar sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di lingkungan Kementerian
Kesehatan di bawah Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan di unit kerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, mulai tanggal 1 Maret 2022 sebagai perawat ahli pertama dibawah Bidang
Keperawatan dan saat ini bekerja di ruang rawat inap isolasi Kemuning 1. Dalam melaksanakan
aktualisasi peserta mengacu pada sasaran Kinerja Pegawai (SKP) meliputi:
1. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan pada tahap pre/intra/post operasi
2. Melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan
3. Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan keperawatan sebagai ketua tim/perawat
4. Melakukan pemberian penugasan perawat dalam rangka melakukan fungsi ketenagaan perawat
5. Melaksanakan case finding/deteksi dini/penemuan kasus baru pada individu
6. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu
7. Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjutan
8
8. Merumuskan diagnosis keperawatan pada individu
9. Membuat prioritas diagnosa keperawatan dan masalah keperawatan
10. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu merumuskan, menetapkan tindakan
11. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan
12. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks pada area medikal bedah
13. Memfasilitasi adapatasi dalam hospitalisasi pada individu
14. Melakukan tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat/bencana/kritikal
15. Memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan spiritual pada kondisi kehilangan, berduka atau menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan
16. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi
17. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan eliminasi
18. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan mobilisasi
19. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur
20. Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri
21. Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan pengaturan suhu
22. Melakukan pemenuhan kebutuhan oksigenasi kompleks
23. Melakukan komunikasi dengan klien dengan hambatan komunikasi
24. Melakukan pemantauan atau penilaian kondisi pasien selama dilakukan tindakan keperawatan spesifik sesuai kasus dan kondisi pasien
25. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu
26. Melakukan penatalaksanaan manajemen gejala
27. Melakukan perawatan luka
28. Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada individu
29. Melaksanakan manajemen surveilans Hais sebagai upaya pengawasan resiko infeksi dalam upaya preventif pada pelavanan keperawatan
9
30. Melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan antar shift/unit/fasilitas kesehatan
31. Melakukan konsultasi keperawatan dan kolaborasi dengan dokter
32. Melakukan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaan standar pada pasien/petugas/pengunjung sebagai upaya pencegahan infeksi
33. Melakukan edukasi pada individu
2.4 Konsep Tuberkulosis(TB)
Tuberkulosis adalah suatu penyakit kronik menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga sering dikenal dengan Basil Tahan Asam (BTA). Sebagian besar kuman TB sering ditemukan menginfeksi parenkim paru dan menyebabkan TB paru, namun bakteri ini juga memiliki kemampuan menginfeksi organ tubuh lainnya (TB ekstra paru) seperti pleura, kelenjar limfe, tulang, dan organ ekstra paru lainnya (Kemenkes RI, 2019). Gejala utama pasien TBC paru yaitu batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu bulan. Pada pasien dengan HIV positif, batuk sering kali bukan merupakan gejala TBC yang khas, sehingga gejala batuk tidak harus selalu selama 2 minggu atau lebih (Infodatin, 2018).
World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa pada tahun 2017 terdapat
6,4 juta kasus baru penyakit TB yang dilaporkan dengan selisih 3,6 juta antara insiden dan kasus TB yang dilaporkan. Sepuluh negara menyumbang 80%dari selisih angka tersebut dengan persentase terbanyak 46% berasal dari tiga negara teratasyaitu India, Indonesia dan Nigeria. Sedangkan pada tahun 2018 terdapat delapan negara yang menyumbang 66% kasus baru TB antara lain India, Cina, Indonesia, Filipina, Pakistan,Nigeria, Bangladesh dan Afrika Selatan (WHO, 2018). Jumlah kematian akibat tuberkulosis menurun 22% antara tahun 2000 dan 2015, namun tuberkulosis masih menepati peringkat ke-10 penyebab kematian tertinggi di dunia pada tahun 2016 berdasarkan laporan WHO. Berdasarkan Infodatin Kementerian Kesehatan tahun 2018, jumlah kasus baru TB di Indonesia sebanyak 420.994 kasus pada tahun 2017 (data per 17 Mei 2018). Berdasarkan jenis kelamin, jumlah kasus baru TBC tahun 2017 pada lakilaki 1,4 kali lebih besar dibandingkan pada perempuan.
10
Tanda dan gejala tuberkulosis paru Keluhan yang dirasakan pasien tuberkulosis
dapat bermacam-macam atau malah banyak pasien ditemukan TB Paru tanpa keluhan sama sekali dalam pemeriksaan kesehatan. Keluhan yang terbanyak adalah
a. Demam
Biasanya subfebril menyerupai demam influenza. Tetapi kadang – kadang panas badan dapat mencapai 40-41 oC. Serangan demam pertama dapat sembuh sebentar, tetapi kemudian dapat timbul kembali. Begitulah seterusnya hilang
timbulnya demam influenza ini, sehingga pasien merasa tidak pernah terbebas dari serangan demaminfluenza. Keadaan ini sangat dipengaruhi oleh daya tahan tubuh pasien dan berat ringannya infeksi kuman tuberkulosis yang masuk.
b. Batuk/batuk berdarah
Gejala ini banyak ditemukan. Batuk terjadi karena adanya iritasi pada bronkus. Batuk ini diperlukan untuk membuang produk – produk radang keluar. Karena terlibatnya bronkus pada setiap penyakit tidak sama, mungkin saja batuk baru ada setelah penyakit berkembang dalam jaringan paru yakni setelah berminggu –minggu atau berbulan – bulan peradangan bermula. Sifat batuk dimulai dari batuk kering (non-produktif) kemudian setelah timbul peradangan menjadi produktif (menghasilkan sputum). Keadaan yang lanjut adalah berupa batuk darah karena terdapat pembuluh darah yang pecah. Kebanyakan batuk darah pada tuberkulosis
terjadi pada kavitas, tetapi dapat juga terjadi pada ulkus dinding bronkus.
c. Sesak napas
Pada penyakit ringan, belum dirasakan sesak napas. Sesak napas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut, yang infiltrasinya sudah meliputi setengah bagian paru – paru.
d. Nyeri dada
Gejala ini jarang ditemukan. Nyeri dada timbul bila infiltrasi radang sudah sampai ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis. Terjadi gesekan kedua pleura sewaktu pasien menarik atau melepaskan napasnya.
e. Malaise
Penyakit tuberkulosis bersifat radang yang menahun. Gejala malaise sering ditemukan berupa anoreksia tidak ada nafsu makan, badan makin kurus (berat badan turun), sakit kepala, meriang, nyeri otot, keringat malam. Gejala malise semakin lama semakin berat dan terjadi hilang timbul secara tidak teratur (Setiati, dkk., 2014)
11
Dalam pengobatan TB, terdapat dua fase pengobatan, yaitu fase intensif (2-3 bulan) dan fase lanjutan (4-7 bulan). Evaluasi pengobatan dilakukan tiap 2 minggu sekali selama bulan pertama pengobatan, kemudian dilanjutkan tiap 4 minggu sekali. Pengobatan suportif lainnya boleh diberikan asalkan tidak menimbulkan interaksi obat yang berat (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2016)
OAT Lini pertama yang diberikan pada pasien yang baru saja memulai pengobatan
TB dan tidak mempunyai resistensi terhadap OAT lini pertama. Obat yang digunakan oleh Program Nasional Pengendalian Tuberkulosis di Indonesia adalah :
a. Kategori 1 Pasien TB paru dengan BTA positif dan merupakan kasus baru. Pengobatan tahap awal terdiri atas Isoniazid (H), Rifampisin (R), Pirazinamid (Z), Etambutol (E) masing-masing 2 tablet diberian setiap hari selama 2 bulan. Tahap lanjutan diberikan 4(HR)3E3 selama 4 bulan .
b. Kategori 2 Diberikan pada pasien kambuh, gagal terapi atau diobati kembali setelah putus berobat. Tahap awal diberikan 2 (HRZE) Streptomisin (S) atau HRZE, dimana HRZE diberian setiap hari selama 3 bulan dan S diberikan hanya 2 bulan pertama. Bila sputum BTA masih positif maka tahap awal dengan HRZE diteruskan lagi selama 1 bulan. Tahap lanjutan diberikan 5(HR)3E3
c. OAT Lini kedua yang digunakan untuk kasus TB Resisten Obat (TRO) seperti Floroquinolone (levofloxacin, moxifloxacin) , linezolid, kanamycin, ethionamide, dan cycloserine. (Kemenkes RI , 2014)
Walaupun sudah menerima pengobatan, pada bulan-bulan awal pengobatan (biasanya 2 bulan), penderita TBC juga masih dapat menularkan penyakit. Jika Anda menderita TBC, langkah-langkah di bawah ini sangat berguna untuk mencegah penularan, terutama pada orang yang tinggal serumah dengan Anda (Kementerian Kesehatan, 2019):
b. Tutupi mulut saat bersin, batuk, dan tertawa, atau kenakan Apabila menggunakan tisu untuk menutup mulut, buanglah segera setelah digunakan.
c. Tidak membuang dahak atau meludah sembarangan.
d. Pastikan rumah memiliki sirkulasi udara yang baik, misalnya dengan sering membuka pintu dan jendela agar udara segar serta sinar matahari dapat masuk.
e. Jangan tidur sekamar dengan orang lain, sampai dokter menyatakan TBC yang Anda derita tidak lagi menular.
12
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
3.1 Identifikasi Isu
Identifikasi isu dilakukan dengan metode environmentalscanningpada unit kerja serta konsultasi kepala ruangan dan mentor. Berdasarkan hal tersebut, sehingga didapatkan beberapa isu yang beresiko menjadi masalah apabila tidak ditangani.
1. Belum optimalnya edukasi pencegahan penularan dan keberlanjutan pengobatan pasien TB di ruang isolasi kemuning RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Pendidikan kesehatan merupakan bentuk tindakan mandiri keperawatan untuk membantu klien baik individu, kelompok, maupun masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya melalui kegiatan pembelajaran yang didalamnya perawat sebagai perawat pendidik sesuai dengan tugas seorang perawat. Pada pasien dengan diagnosis tuberkuloasis, edukasi mengenai pencegahan penularan dan kepatuhan minum obat sangat penting, hal ini bertujuan agar pasien memahami mengenai penyakitnya dan bagaimana upaya dalam menjaga kesehatannya. Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 18 Mei – 23 Juni 2022 di ruang rawat inap isolasi TB kemuning 1, belum adanya media edukasi untuk pasien yang dirawat. Berdasarkan pernyataan kepala ruangan, bahwa dahulu menggunakan media edukasi lembar balik, namun saat ini sudah tidak lagi. Perawat melakukan edukasi secara lisan, hal tersebut beresiko terjadinya perbedaan tingkat pengetahuan perawat dalam memberikan edukasi kepada pasien.
2. Belum optimalnya edukasi pemberian teknik pernapasanpursedlipbreathing dan posisi semi fowler untuk meningkatkan saturasi oksigen pada pasien TB paru di Ruang Isolasi Kemuning RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Salah satu tanda dan gejala pada pasien TB Paru yaitu sesak nafas dan sering terjadi penurunan oksigen. Intervensi yang bisa dilakukan untuk mengurangi sesak pada pasien
TB paru selain memberikan oksigen juga dapat ditembahkan dengan melakukan teknik pernfasanpursedlipsbreathingdan perubahan posisi semi fowler. Pursed Lips Breathing merupakan salah satu teknik termudah dalam mengurangi sesak nafas dengan cara membantu masuknya udara ke dalam paru dan mengurangi energi yang dikeluarkan saat bernafas, sedangkan posisi semi fowler mengandalkan gaya gravitasi untuk
13
membantu melancarkan jalan naf as menuju ke paru sehingga oksigen akan mudah masuk (Salamah, 2022). Hasil observasi di ruangan pada 18 Mei – 23 Juni 2022, masih belum optimalnya perawat melakukan edukasi untuk mengurangi sesak pada pasien selain dengan melakukan pemberian oksigen sesuai instruksi dokter.
3. Belum optimalnya pengkajian ulang skala barden untuk pencegahan dekubitus pada pasien dengan tirah baring lama di ruang isolasi kemuning
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Tirah baring adalah suatu keadaan ketika individu mengalami, atau beresiko mengalami keterbatasan gerak fisik. Salah satu akibat dari tirah baring lama adalah decubitus. Dekubitus merupakan masalah yang sangat serius, karena pada pasien yang dirawat dapat mengakibatkan lama rawat, dan resiko infeksi lebih besar. Untuk itu tugas perawat adalah mencegah terjadinya dekubitus. Menurut data penilaian kinerja satker BLU tahun
2020 dengan kategori pengendalian infeksi di RS dengan indikator area klinis yaitu
Dekubitus meningkat menjadi 1,5% dari tahun 2019 yang hanya 1,05%. Berdasarkan hasil observasi, perawat di ruang isolasi tampak belum optimal untuk melakukan
mobilisasi pada pasien dengan tirah baring lama, sehingga beresiko terjadinya dekubitus pada pasien. Pengkajian skala barden dilakukan saat pertama kali pasien datang dengan mengisi EMR dan tidak dilakukan pengkajian ulang saat pasien dirawat.
Dampak apabila isu tersebut tidak diatasi adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Dampak isu apabila tidak ditangani
Isu Dampak
Belum optimalnya edukasi pencegahan
penularan dan keberlanjutan
pengobatan pasien TB di ruang isolasi
kemuning RSUP Dr. Hasan Sadikin
Bandung
- Pemberian edukasi yang belum
optimal dapat berpengaruh kepada
tingkat pengetahuan individu, sehingga individu tidak dapat
mempertahankan status
kesehatannya
- Perbedaan tingkat pengetahuan
perawat berisiko terjadi
misinformasi antara pasien dan
14
Belum optimalnya edukasi pemberian
teknik pernapasan pursedlipbreathing
dan posisi semi fowler untuk
meningkatkan saturasi oksigen pada
pasien
TB paru di Ruang Isolasi
Kemuning RSUP Dr. Hasan Sadikin
Bandung
Belum optimalnya pengkajian ulang
skala barden untuk pencegahan
dekubitus pada pasien dengan tirah
baring lama di ruang isolasi kemuning
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
perawat tanpa adanya media
edukasi sebagai pedoman
- Dischargeplanningtidak dapat
berjalan dengan baik
- Pasien bergantung penuh kepada
perawat
- Peningkatan angka perawatan
ulang pasien
- Perawat belum optimal dalam
melaksanakan intervensi
keperawatannya
- Pasien bergantung penuh kepada
perawat
- Resiko terjadinya nyeri tekan pada
pasien dengan tirah baring lama
- Peningkatan angka kejadian
dekubitus
- Resiko terjadinya peningkatan
HAI’S di ruang rawat.
3.2 Isu yang Diangkat/CoreIssue
Pemilihan isu yang diangkat menggunakan teknik AKPL (Aktual, Kekhalayakan, Problematik, dan Kelayakan) dengan menetapkan rentang penilaian dengan skala 1-5 (1 = sangat kecil pengaruhnya, 2 = kecil pengaruhnya, 3 = cukup berpengaruh, 4 = besar pengaruhnya, 5 = sangat besar pengaruhnya). Isu yang layak dipilih adalah isu dengan jumlah nilai paling tinggi.
Kriteria isu:
Aktual : Terikini
Kekhalayakan : Berdampak pada banyak orang
Problematik : Berpotensi menjadi masalah, segera dicarikan solusi agar komprehensif
Kelayakan : Masuk akal, relaistis dan dapat dimunculkan inisiatif
15
pemecahan permasalahannya
Tabel 3.2 Penilaian kualitas isu dengan AKPL
Isu A K P L Hasil
Belum optimalnya edukasi
pencegahan penularan dan keberlanjutan pengobatan pasien TB
di Ruang Isolasi Kemuning RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Belum optimalnya edukasi
pemberian teknik pernapasan
pursedlipbreathingdan posisi semi fowler untuk meningkatkan saturasi
oksigen pada pasien TB paru di Ruang Isolasi Kemuning RSUP Dr.
Hasan Sadikin Bandung
Belum optimalnya pengkajian ulang
skala barden untuk pencegahan
dekubitus pada pasien dengan tirah
baring lama di ruang isolasi
kemuning RSUP Dr. Hasan Sadikin
Bandung
5 4 4 4 17
3 3 4 4 14
3 3 4 3 13
Berdasarkan uraian tabel diatas, isu yang diangkat adalah belum optimalnya edukasi pencegahan penularan dan keberlanjutan pengobatan pasien TB di Ruang Isolasi Kemuning
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
16
3.3 Analisis Penyebab Masalah
Man
• Tingkat pengetahuan perawat berbeda terkait pemberian edukasi kepada pasien
• Belum optimalnya pemanfaatan teknologi informasi dalam memberikan edukasi kepada pasien
• Pasien belum optimal dalam menerima edukasi
Material
Belum tersedianya mediai untuk memberikan edukasi kepada pasien terkait
pendidikan pencegahan penularan dan keberlanjutan pengobatan untuk pasien TB yang dirawat
Belum optimalnya edukasi pencegahan penularan dan keberlanjutan pengobatan pasien TB di Ruang Isolasi
Kemuning RSUP Dr. Hasan
Method
• Pemberian edukasi secara lisan tanpa menggunakan media apapun
• Proses pemberian edukasi belum
dilaksanakan secara optimal sehingga memengaruhi proses dischargeplanning
Money
• Pengadaan media edukasi memerlukan
biaya dari pihak promkes
• Pembuatan media edukasi diperlukan
inovasi agar dapat menekan biaya
Gambar 3.1 Diagram Fishbone
Sadikin Bandung
17
3.4 Gagasan Pemecahan Isu
Gagasan pemecahan isu yang dilakukan bersumber dari SKP (sasaran kinerja pegawai), inovasi dengan mengaplikasikan nilai-nilai dasar Aparatur Sipil Negara (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif), prinsip Manajemen ASN dan Smart ASN, serta dintegrasikan dengan nilainilai dan visi misi RSUP Dr. Hasan Sadikin.
Tabel 3.3 Keterkaitan dengan substansi Agenda III
Manajemen ASN 1) Melaksanakan kebijakan dan pelayanan publik yang professional
2) Memberikan informasi dengan benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan
Smart ASN Memanfaatkan perkembangan teknologi dalam meningkatkan kemampuan kognitif sumber daya manusia di Indonesia yaitu dengan memberikan edukasi.
Gagasan pemecahan isu dari isu yang ditemukan yaitu memberikan edukasi pencegahan penularan dan keberlanjutan pengobatan pasien TB dengan media lefleat dan video di Ruang Isolasi Kemuning RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Berikut kegiatan gagasan pemecahan isu untuk mengatasi isu tersebut:
Tabel 3.4 Gagasan Pemecahan Isu
No
Kegiatan
1. Berkoordinasi dan konsultasi dalam mempersiapkan pelaksanaan gagasan kreatif pemberian edukasi dengan media lefleat dan video di ruang isolasi kemuning 1
Tahapan:
1. Melakukan kontrak pertemuan
2. Bertemu dan menjelaskan gagasan kreatif dengan kepala ruangan
Sumber Output
SKP Terlaksananya koordinasi dan konsultasi serta mendapatkan izin untuk melaksanakan gagasan kreatif tersebut.
18
3. Melakukan koordinasi dengan pihak promkes RSUP Dr. Hasan Sadikin terkait kegiatan aktualisasi yaitu pembuatan lefleat dan video edukasi
2 Pembuatan media edukasi seperti lefleat dan video mengenai pencegahan penularan dan keberlanjutan pengobatan pasien TB
Tahapan:
1. Menyiapkan bahan dan literatur terbaru mengenai pencegahan penularan dan keberlanjutan pengobatan pasien TB
2. Pembuatan lefleat dan video edukasi
3. Mengonsultasikan lefleat dan video kepada kepala ruangan dan mentor
4. Mengonsultasikan hasil lefleat dan video kepada tim Promkes RSUP Dr. Hasan Sadikin
3 Sosialisasi lefleat dan video kepada perawat
Tahapan:
1. Membuat materi sosialisasi / SAP
2. Meminta izin kepada kepala ruangan untuk membuat jadwal sosialisasi
3. Melakukan sosialisasi kepada perawat
Inovasi Tersedianya media edukasi berupa lefleat dan video
SKP Terlaksananya sosialisasi kepada perawat
19
4. Pelaksanaan edukasi langsung kepada pasien mengenai pencegahan penularan dan keberlanjutan pengobatan pasien TB
Tahapan:
1. Kaji tingkat pengetahuan pasien
2. Memberikan edukasi langsung kepada pasien
3. Mendokumentasikan kegiatan edukasi di form edukasi rekam medis pasien
5 Evaluasi kegiatan edukasi langsung kepada pasien mengenai pencegahan penularan dan keberlanjutan pengobatan pasien TB
Tahapan:
1. Membuat format evaluasi sederhana
2. Mengonsultasikan format evaluasi
3. Melakukan evaluasi kegiatan edukasi mengenai pencegahan penularan dan keberlanjutan
4. Membuat laporan hasil evaluasi kegiatan
pemberian edukasi kepada pasien mengenai
pencegahan penularan dan keberlanjutan pengobatan TB dibuktikan dengan dokumentasi dan laporan kegiatan
laporan hasil kegiatan edukasi mengenai pencegahan
20
SKP Terlaksananya
SKP Tersedianya
3.5 Matriks Rancangan Aktualisasi
Berikut adalah matriks internalisasi nilai-nilai BerAKHLAK pada pelaksanaan rancangan aktualisasi
Unit Kerja : Ruang Rawat Inap Isolasi Kemuning 1 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Identifikasi Isu : - Belum optimalnya edukasi pencegahan penularan dan keberlanjutan pengobatan pasien TB di
ruang isolasi kemuning RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
- Belum optimalnya edukasi pemberian teknik pernapasan pursed lip breathing dan posisi semi fowler untuk
meningkatkan saturasi oksigen pada pasien TB paru di Ruang Isolasi Kemuning RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
-
Belum optimalnya pengkajian ulang skala barden untuk pencegahan dekubitus pada pasien dengan tirah baring lama
di ruang isolasi kemuning RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Isu yang diangkat : Belum optimalnya edukasi pencegahan penularan dan keberlanjutan pengobatan pasien TB di ruang
isolasi kemuning RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Gagasan pemecahan Isu : Optimalisasi edukasi pencegahan penularan dan keberlanjutan pengobatan pasien TB dengan media
lefleat dan video di Ruang Isolasi Kemuning 1 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
21
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output
Keterkaitan Substansi
1 Berkoordinasi dan
konsultasi dalam
mempersiapkan
pelaksanaan
gagasan kreatif
pemberian edukasi
dengan media
lefleat dan video
edukasi di ruang
isolasi kemuning 1
Terlaksananya
koordinasi dan
konsultasi serta
mendapatkan izin
untuk melaksanakan
gagasan kreatif tersebut.
kontrak waktu dan tempat untuk bertemu
dengan kepala ruangan
dibuktikan
dengan persetujuan
nilai-nilai dasar Kontribusi output
Kontribusi output
kegiatan terhadap
Visi-Misi
Organisasi
Menjadi pribadi yang
baik dan
meningkatkan
kualitas hidup
manusia, kegiatan ini
sesuai dengan visi
RSUP Dr. Hasan
kegiatan Terhadap
Penguatan Nilai Organisasi
Hal ini sejalan
dengan nilai
organisasi yaitu
Pamingpin Pituin.
Kepemimpinan:
Nilai yang
menggambarkan
Menunjukkan sikap
sopan, santun dan ramah
saat melalukan kontrak
pertemuan dan bersikap
proaktif (Berorientasi
Pelayanan, Adaptif)
Datang tepat waktu
sesuai kontrak yang telah
Sadikin yaitu
Terwujudnya
Indonesia maju yang
berdaulat, mandiri
dan berkepribadian, berlandaskan gotong
royong.
Serta misi RSHS yaitu
Peningkatan Kualitas
kepeloporan dan menyiapkan talentatalenta terbaik di bidangnya
Nilai Professional:
dengan berorientasi
pada pelayanan dan bersikap profesioanl
22
Tabel 3.5 Matriks Internalisasi Nilai-nilai BerAKHLAK
1. Melakukan kontrak pertemuan
1. Mendapatkan
ruangan
pihak promkes RSUP
Dr. Hasan Sadikin
terkait kegiatan
aktualisasi yaitu
pembuatan lefleat
dan video edukasi
pesan Whatsapp ditentukan bersama (Akuntabel)
waktu melalui
Manusia Indonesia
yang Tinggi, Maju
dalam melakukan kegiatan
mendapatkan
penjelasan mengenai
kegiatan yang
akan dilakukan
dibuktikan dengan pengisian formulir konsultasi
Menerima dan menghargai arahan dan
masukan dari atasan, serta bertanggungjawab
dalam mempublikasikan
informasi (Loyal, Harmonis)
Melakukan koordinasi
dengan pihak promosi
kesehatan RS terkait
publikasi yang akan
dan Sejahtera
Nilai Inovatif: memanfaatkan
teknologi dalam melaksanakan pelayanan kesehatan.
Nilai Tulus: Keinginan untuk memberi tanpa
pamrih, proaktif, dan responsive
izin, dukungan dan arahan
dalam
melaksanakan
gagasan kreatif
tersebut
dibuktikan
dengan adanya
dilakukan dan bersikap professional (Kompeten, Kolaboratif)
Nilai Unggul: Keinginan untuk
menjadi yang terbaik dan menghasilkan
kualitas prima.
Nilai Integritas: menggambarkan
kejujuran, amanah, menjunjung etika
23
2. Bertemu dan menjelaskan gagasan kreatif dengan kepala
2. Kepala ruangan
3. Melakukan koordinasi dengan
3. Mendapatkan
2 Pembuatan media
edukasi yaitu
lefleat dan video
mengenai
pencegahan
penularan dan
keberlanjutan
pengobatan pasien
TB
1. Menyiapkan bahan dan literatur terbaru
mengenai pencegahan
penularan dan keberlanjutan
pengobatan pasien
TB
2. Pembuatan lefleat dan video edukasi
3. Mengonsultasikan
lefleat dan video
kepada kepala
ruangan dan mentor
dokumentasi
kegiatan
Tersedianya media
edukasi berupa
lefleat dan video Literatur yang digunakan
1. Draft literatur/materi mengenai pencegahan
penularan dan keberlanjutan
pengobatan
pasien TB
2. Lefleat dan video
untuk pembuatan media
sesuai peraturan yang
berlaku (Loyal)
Membuat media edukasi
mengenai pencegahan
penularan dan
keberlanjutan
pengobatan pasien TB
yang jelas dan mudah
dipahami oleh pasien dan
Mengedepankan
teknologi dalam
pembuatan media
edukasi sesuai
dengan visi RSUP Dr.
Hasan Sadikin yaitu
terwujudnya
Indonesia maju.
yang tinggi dalam
menjalankan tugas.
Hal ini sejalan
dengan nilai
organisasi yaitu
Pamingpin Pituin
Nilai inovatif:
memanfaatkan
teknologi dalam
melaksanakan
pelayanan
kesehatan.
3. Mendapatkan
dukungan dan
saran terkait
lefleat dan video
yang dibuat
dibuktikan
jujur dalam mengutip
literatur (Kompeten, Akuntabel)
Mengonsultasikan media
edukasi kepada kepala
24
4. Mengonsultasikan
hasil lefleat dan
video kepada tim
Promkes RSUP Dr.
Hasan Sadikin
dengan formulir
konsultasi
4. Lefleat dan video
edukasi disetujui
dibuktikan
dengan fromulir
konsultasi / surat
persetujuan
ruangan dan mentor
secara sopan dan saling
bertukar pikiran sehingga
informasi dapat
tersampaikan dengan
baik
(Berorientasi
pelayanan, Kolaboratif)
Membuat media edukasi
dengan memanfaat
teknologi yang ada serta
melakukan inovasi agar
media edukasi mudah
diterima pasien
(Adaptif)
Melakukan konsultasi
media edukasi kepada
tim promkes sebagai dan
membangun hubungan
kerja yang kondusif antar
25
sesama pegawai (Harmonis)
3 Sosialisasi lefleat
dan video kepada perawat
Terlaksananya
sosialisasi kepada
perawat
1. Membuat materi sosialisasi / SAP
2. Meminta izin
kepada kepala
ruangan untuk
membuat jadwal sosialisasi
1. Materi sosialisasi / SAP tersedia
2. Mendapatkan izin, jadwal kegiatan dan tersedianya undangan kegiatan sosialisasi
Membuat materi
sosialisasi yang
mengambil literatur dari
jurnal terkait dan jujur
dalam mengutip
(Kompeten, Akuntabel)
Meminta izin kepada
mentor dan kepala
Pelaksanaan kegiatan
ini sesuai dengan visi
RSUP Dr. Hasan
Sadikin yaitu
Terwujudnya
Indonesia maju yang
berdaulat, mandiri
dan berkepribadian, berlandaskan gotong
royong.
Serta misi RSHS yaitu
Peningkatan Kualitas
Manusia Indonesia
Hal ini sejalan
dengan nilai
organisasi yaitu
Pamingpin Pituin.
Nilai Professional:
dengan berorientasi pada pelayanan dan
bersikap profesioanl
dalam melakukan
kegiatan
Nilai Integritas:
Mengedepankan etika dan
3. Melakukan
sosialisasi kepada perawat
3. Sosialisasi dilaksanakan dengan adanya
RTL, Notulensi, dokumentasi
ruangan dengan sopan
dan ramah untuk
membuat janji waktu
pertemuan dalam
membahas rencana
yang Tinggi, Maju
dan Sejahtera
menjunjung tinggi
sifat jujur dan
Amanah
Nilai Unggul:
Keinginan untuk
menjadi yang terbaik
26
kegiatan dan data absensi
sosialisasi (Berorientasi Pelayanan)
Melaksanakan sosialisasi
dengan jujur dan
bertanggung jawab serta
saling menghargai
perbedaan pendapat
selama berdiskusi. Dan
bersifat proaktif (Akuntabel, Harmonis, Adaptif)
Melakukan diskusi
dengan semua pihak
yang terkait (Kolaboratif)
Daftar absensi digunakan
sebagai bukti kontribusi
dari semua pihak yang
ikut sosialisasi (Loyal)
dan menghasilkan
kualitas prima.
27
4 Pelaksanaan
edukasi langsung
kepada pasien
mengenai
pencegahan
penularan dan
keberlanjutan
pengobatan pasien
TB
Terlaksananya
pemberian edukasi
kepada pasien
mengenai
pencegahan
penularan dan
keberlanjutan
pengobatan pasien
TB dibuktikan
dengan dokumentasi
dan laporan
kegiatan
Pelaksanaan kegiatan
ini sesuai dengan visi
RSUP Dr. Hasan
Sadikin yaitu
Terwujudnya
Indonesia maju yang
berdaulat, mandiri
dan berkepribadian, berlandaskan gotong royong.
Serta misi RSHS yaitu
Peningkatan Kualitas
Manusia Indonesia
Hal ini sejalan
dengan nilai
organisasi yaitu
Pamingpin Pituin.
Nilai Professional : dengan berorientasi
pada pelayanan dan bersikap profesioanl
dalam melakukan
kegiatan
Nilai Integritas:
Mengedepankan
etika dan
28
1. Kaji tingkat pengetahuan pasien mengenai materi
yang akan diberikan
1. Data hasil pengkajian tingkat pengetahuan pasien
Melakukan pengkajian
tingkat pengetahuan dan
pemberian edukasi
kepada pasien dengan
baik dan menunjukkan
sikap sopan karena
membawa nama baik RS (Berorientasi
Pelayanan, Loyal)
Memberikan informasi
kepada pasien dengan
media lefleat dan video
dengan baik dan sesuai
literatur (Adaptif, Akuntabel)
yang Tinggi, Maju dan Sejahtera
menjunjung tinggi
sifat jujur dan
Amanah
Nilai inovatif:
memanfaatkan
teknologi dalam
melaksanakan
pelayanan kesehatan
Nilai Tulus: Keinginan untuk
memberi tanpa
pamrih, proactive, dan responsive
29
langsung kepada
pasien mengenai
pencegahan
penularan dan keberlanjutan
pengobatan dengan
lefleat dan video
kepada pasien
mengenai
pencegahan
penularan dan keberlanjutan
pengobatan
tersampaikan
kepada pasien
dengan media
lefleat dan video
dibuktikan
dengan terisinya
kuesioner
Memberikan edukasi
kepada pasien tanpa
membedakan latar
belakangnya
(Harmonis)
Melakukan diskusi
dengan semua pihak
termasuk pasien yang
terkait mengenai edukasi
yang disampaikan
(Kolaboratif)
Melakukan dokumentasi
sesuai dengan
pelaksanaannya
(Kompeten)
kegiatan edukasi di form edukasi rekam
medis pasien
dibuktikan
dengan tanda
tangan pasien
pada formulir
edukasi
30
2. Memberikan edukasi
2. Pemberian edukasi
3. Mendokumentasikan
3. Hasil dokumentasi
edukasi mengenai
pencegahan
penularan dan
keberlanjutan
pengobatan pasien
TB dengan media
lefleat dan video
Tersedianya laporan
hasil kegiatan
edukasi mengenai
pencegahan
penularan dan
keberlanjutan
pengobatan pasien
TB
Membuat format evaluasi
dengan baik dan sesuai
(Kompeten)
Membuat format evaluasi
sederhana sebagai
Pelaksanaan kegiatan
ini sesuai dengan visi
RSUP Dr. Hasan
Sadikin yaitu
Terwujudnya
Indonesia maju yang
berdaulat, mandiri
dan berkepribadian,
berlandaskan gotong
royong.
Serta misi RSHS yaitu
Peningkatan Kualitas
Manusia Indonesia
Hal ini sejalan
dengan nilai
organisasi yaitu
Pamingpin Pituin.
Kepemimpinan: Nilai yang
menggambarkan
kepeloporan dan menyiapkan talentatalenta terbaik di
bidangnya
dikonsultasikan
kepada mentor
dan kepala
ruangan dengan
adanya pengisian
pada formulir
konsultasi
bentuk inovasi (Adaptif)
Melakukan konsultasi
format evaluasi dengan
mentor dan kepala
ruangan dengan sopan
dan saling betukar
pikiran (Berorientasi
Pelayanan,
yang Tinggi, Maju
dan Sejahtera.
Serta misi RSHS yaitu
Peningkatan Kualitas
Manusia Indonesia
yang Tinggi, Maju
dan Sejahtera
Nilai Professional: dengan berorientasi pada pelayanan dan bersikap profesioanl dalam melakukan
kegiatan
Nilai Inovatif:
memanfaatkan
teknologi dalam
melaksanakan
31
5 Evaluasi kegiatan
1. Membuat format evaluasi sederhana
1. Adanya format evaluasi untuk pasien
2. Mengonsultasikan format evaluasi
2. Format evaluasi telah
3. Melakukan evaluasi kegiatan edukasi
3. Format evaluasi terisi oleh pasien
mengenai
pencegahan
penularan dan
keberlanjutan
pengobatan pasien
TB dengan media
lefleat dan video
sesuai dengan
hasil observasi
Kolaboratif, Harmonis)
Memberikan format
evaluasi kepada pasien
dengan bertanggung
jawab atas format
tersebut (Akuntabel)
Membuat laporan hasil
pelayanan kesehatan.
Nilai Tulus: Keinginan untuk memberi tanpa
pamrih, proaktif, dan responsive
hasil evaluasi
kegiatan
hasil kegiatan pemberian
edukasi
mengenai pencegahan
penularan dan keberlanjutan
pengobatan
pasien TB
dengan media
lefleat dan video
dengan baik, sesuai, dan
jujur serta tetap menjaga
nama baik RS
(Kompeten, Loyal)
Nilai Unggul: Keinginan untuk
menjadi yang terbaik
dan menghasilkan kualitas prima.
Nilai Integritas: menggambarkan
kejujuran, amanah, menjunjung etika yang tinggi dalam menjalankan tugas.
32
4. Membuat laporan
4. Adanya laporan
3.6 Jadwal Rencana Kegiatan
Judul Aktualiasasi : Optimalisasi edukasi pencegahan penularan dan keberlanjutan pengobatan pasien TB dengan media lefleat dan video di Ruang
Isolasi Kemuning 1 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Waktu Pelaksanaan : 6 Juli – 12 Agustus 2022
Tempat Pelaksanaan : Ruang Rawat Inap Isolasi Kemuning 1 RSUP Dr. Hasan Sadikin
Bandung
Tabel. 3.6 Jadwal Rencana Kegiatan
1 Berkoordinasi dalam mempersiapkan
pelaksanaan kegiatan pemberian
edukasi dengan media lefleat dan video edukasi di ruang isolasi
kemuning 1
2 Pembuatan media edukasi seperti lefleat dan video mengenai
pencegahan penularan dan keberlanjutan pengobatan pasien TB
3 Sosialisasikan lefleat dan video
kepada tenaga kesehatan
4 Pelaksanaan edukasi langsung
kepada pasien mengenai pencegahan
penularan dan keberlanjutan
pengobatan pasien TB
5 Evaluasi kegiatan edukasi mengenai
pencegahan penularan dan keberlanjutan pengobatan pasien TB
dengan media lefleat dan video
33
No Kegiatan Juli Agustus 1 2 3 4 1 2
DAFTAR PUSTAKA
Amin Z dan Bahar A. 2014. Tuberkulosis Paru. Dalam : Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam AF (eds). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I. Edisi ke 6. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI, pp: 863-882.
Kementerian Kesehatan RI. 2018. Infodatin Tuberkulosis Temukan Obati Sampai Sembuh.
Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI
Kementrian Kesehatan RI. 2016. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana
Tuberkulosis. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI
Kementrian Kesehatan RI. 2019. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana
Tuberkulosis. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara
World Health Organization. 2018. Global Tuberculosis Report 2018. France: WHO press
34
OPTIMALISASI EDUKASI PENCEGAHAN PENULARAN
DAN KEBERLANJUTAN PENGOBATAN PASIEN TB
DENGAN MEDIA LEFLEAT DAN VIDEO
DI RUANG ISOLASI KEMUNING 1
RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG
Ns. Sasgia Rahmalia Chan, S.Kep
Coach: dr. Maryono, M.Kes
Mentor: Titin Mulyati, S.Kp., M.Kep
Penguji: Sjamjul Ariffin, SKM., M.Epid
LATAR BELAKANG
Rancangan aktualisasi disusun
berdasarkan isu yang terdapat
pada lingkungan kerja (sesuai
tugas dan fungsi unit kerja) serta
terkait dengan kedudukan dan
peran PNS dalam kerangka NKRI
(manajemen PNS, pelayanan publik, dan Whole of Government).
Tujuan Khusus TUJUAN UMUM
Menyusun rancangan
aktualisasi yaitu optimalisasi
pemberian edukasi
pencegahan penularan dan
keberlanjutan pengobatan
pasien TB dengan media
lefleat dan video di Ruang
Isolasi Kemuning 1 RSUP Dr.
Hasan Sadikin dengan
mengimplementasikan nilai-
nilai dasar BerAKHLAK dalam
melaksanakan tugas di
lingkungan kerja yaitu RSUP
Dr. Hasan Sadikin Bandung
Membuat media lefleat dan video untuk edukasi
pencegahan penularan dan keberlanjutan pengobatan
pasien TB
Melakukan edukasi
pencegahan penularan dan keberlanjutan pengobatan
kepada pasien TB
Menganalisis hasil kegiatan
dengan dilandasi oleh nilainilai dasar ASN BerAHLAK
yang mendukung terhadap
pencapaian visi, misi, tujuan
organisasi, dan penguatan
terhadap nilai-nilai
organisasi
PROFIL INSTANSI
Visi RSUP Dr. Hasan Sadikin
Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri
dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong
Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin
Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia yang Tinggi, Maju dan Sejahtera
Motto
Kesehatan Anda Menjadi Prioritas Kami
Nilai
“PAMINGPIN PITUIN” yaitu Kepemimpinan, Profesional, Inovatif, Tulus, Unggul, Integritas
Profil Ruangan
Ruang Isolasi Kemuning 1
Ruang isolasi kemuning 1 adalah ruangan khusus yang
merawat pasien dengan TB paru dan TB MDR.
Ruang isolasi kemuning 1 terletak dilantai 1 gedung kemuning,
bersebelahan dengan Ruang HCU
Kapasitas ruang isolasi kemuning 1 adalah 24 pasien,
Terdiri dari 4 kamar yang masing-masing kamarnya terisi
oleh 6 tempat tidur dan 1 kamar mandi.
Pembagian kamar 1 dan 2 diperuntukkan untuk pasienpasien TB Positif, kamar 3 untuk pasien dengan suspek TB, dan kamar 4 untuk pasien-pasien MDR
Jumlah staff sebanyak 13 orang
IDENTIFIKASI ISU
Belum optimalnya edukasi pencegahan penularan dan keberlanjutan pengobatan
pasien TB di Ruang Isolasi Kemuning 1 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Belum adanya media edukasi untuk pasien yang dirawat
Perawat melakukan edukasi secara lisan, hal tersebut beresiko terjadinya perbedaan tingkat pengetahuan
perawat dalam memberikan edukasi kepada pasien
Belum optimalnya edukasi pemberian teknik pernapasan pursed lip breathing dan posisi semi fowler untuk meningkatkan saturasi oksigen pada pasien TB paru di Ruang Isolasi Kemuning 1
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Belum optimalnya pengkajian ulang skala barden untuk pencegahan dekubitus pada pasien
dengan tirah baring lama di ruang isolasi kemuning 1 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Hasil observasi di ruangan pada 18 Mei – 23 Juni 2022, masih belum optimalnya perawat melakukan edukasi untuk mengurangi sesak pada pasien selain dengan melakukan pemberian oksigen sesuai instruksi dokter 03
Data penilaian kinerja satker BLU tahun 2020 dengan kategori pengendalian infeksi di RS dengan
indikator area klinis yaitu Dekubitus meningkat menjadi 1,5% dari tahun 2019 yang hanya 1,05%
Pengkajian skala barden dilakukan saat pertama kali pasien datang dengan mengisi EMR dan tidak
dilakukan pengkajian ulang saat pasien dirawat
01
02
IDENTIFIKASI ISU
Individu tidak dapat mempertahankan status kesehatannya
Belum optimalnya edukasi pencegahan penularan dan keberlanjutan pengobatan pasien TB di ruang
isolasi kemuning 1 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Terjadi misinformasi antara pasien dan perawat tanpa adanya media
edukasi sebagai pedoman
Discharge planning tidak dapat berjalan dengan baik
Pasien bergantung penuh kepada perawat
Peningkatan angka perawatan ulang pasien
Belum optimalnya edukasi pemberian teknik
pernapasan pursed lip breathing dan posisi semi fowler untuk meningkatkan saturasi oksigen pada
pasien TB paru di Ruang Isolasi Kemuning 1
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Perawat belum optimal dalam melaksanakan intervensi keperawatannya
Pasien bergantung penuh kepada perawat
Belum optimalnya pengkajian ulang skala barden untuk pencegahan dekubitus pada pasien dengan
tirah baring lama di ruang isolasi kemuning
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Resiko terjadinya nyeri tekan pada pasien dengan tirah baring lama
Peningkatan angka kejadian dekubitus
Resiko terjadinya peningkatan HAI’S di ruang rawat.
ISU DAMPAK
PENAPISAN ISU DENGAN AKPL
Belum optimalnya edukasi pencegahan penularan dan keberlanjutan
pengobatan pasien TB di ruang isolasi kemuning 1
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Belum optimalnya edukasi
pemberian teknik pernapasan pursed lip breathing dan posisi semi fowler untuk meningkatkan saturasi oksigen pada pasien TB paru di Ruang
Isolasi Kemuning 1 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Belum optimalnya pengkajian ulang skala barden untuk pencegahan
dekubitus pada pasien dengan tirah baring lama di ruang isolasi kemuning
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
ISU A K P L PRIORITAS
5 4 4 4 17
3 3 4 4 14
3 3 4 3 13
ANALISIS FISHBONE
Manajemen ASN
Keterkaitan Isu dengan Substansi Agenda III
Melaksanakan kebijakan dan pelayanan publik yang
professional
Memberikan informasi dengan benar dan tidak menyesatkan
kepada pihak lain yang memerlukan informasi (Pemberian
edukasi sesuai literatur)
Smart ASN
Memanfaatkan perkembangan teknologi dalam meningkatkan
kemampuan kognitif sumber daya manusia di Indonesia yaitu
dengan memberikan edukasi dengan media lefleat dan video
GAGASAN PEMECAHAN ISU
KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN
Berkoordinasi dan konsultasi dalam
mempersiapkan pelaksanaan gagasan kreatif
pemberian edukasi dengan media lefleat dan video di ruang perawatan isolasi kemuning 1
Melakukan kontrak pertemuan
Bertemu dan menjelaskan gagasan kreatif dengan kepala ruangan
Melakukan koordinasi dengan pihak Promkes RSUP Dr. Hasan Sadikin terkait kegiatan
aktualisasi yaitu pembuatan lefleat dan video edukasi
Pembuatan media edukasi seperti lefleat dan video mengenai pencegahan penularan dan
keberlanjutan pengobatan pasien TB
Mensosialisasikan lefleat dan video kepada
tenaga kesehatan
Melakukan edukasi langsung kepada pasien
mengenai pencegahan penularan dan
keberlanjutan pengobatan pasien TB
Menyiapkan bahan dan literatur
Pembuatan lefleat dan video edukasi
Mengonsultasikan lefleat dan video kepada kepala ruangan dan mentor
Mengonsultasikan hasil lefleat dan video kepada tim Promkes RSUP Dr. Hasan Sadikin
Membuat materi sosialisasi / SAP
Meminta izin kepada kepala ruangan untuk membuat jadwal sosialisasi
Melakukan sosialisasi kepada perawat
Kaji tingkat pengetahuan pasien
Memberikan edukasi langsung kepada pasien
Mendokumentasikan kegiatan edukasi di form edukasi rekam medis pasien
Mengevaluasi kegiatan edukasi langsung
kepada pasien mengenai pencegahan
penularan dan keberlanjutan pengobatan
pasien TB
Membuat format evaluasi sederhana
Mengonsultasikan format evaluasi
Melakukan evaluasi kegiatan edukasi
Membuat laporan hasil evaluasi kegiatan
NO
1
2
3
4
5
BERKOORDINASI DAN KONSULTASI DALAM MEMPERSIAPKAN
PELAKSANAAN GAGASAN KREATIF PEMBERIAN EDUKASI DENGAN
MEDIA LEFLEAT DAN VIDEO EDUKASI DI RUANG ISOLASI KEMUNING 1
Output:
Terlaksananya koordinasi dan konsultasi serta
mendapatkan izin untuk melaksanakan gagasan
kreatif tersebut.
Melakukan kontrak pertemuan
Mendapatkan kontrak waktu dan tempat untuk bertemu dengan kepala ruangan dibuktikan
dengan persetujuan waktu melalui pesan
Whatsapp
(Berorientasi Pelayanan, Adaptif)
Bertemu dan menjelaskan gagasan kreatif
Mendapatkan izin, dukungan dan arahan dalam
melaksanakan gagasan kreatif tersebut dibuktikan
dengan adanya dokumentasi kegiatan
(Akuntabel, Loyal, Harmonis)
Melakukan koordinasi dengan pihak promkes RSUP Dr.
Hasan Sadikin
Mendapatkan izin, dukungan dan arahan dalam
melaksanakan gagasan kreatif tersebut dibuktikan
dengan adanya dokumentasi kegiatan
(Kompeten, Kolaboratif)
Nilai - Nilai RSHS
Kepemimpinan
Professional
Unggul
Integritas
Visi Misi RSHS
Terwujudnya Indonesia maju yang
berdaulat, mandiri dan berkepribadian, berlandaskan gotong royong
Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia
yang Tinggi, Maju dan Sejahtera
PEMBUATAN MEDIA EDUKASI YAITU LEFLEAT DAN VIDEO MENGENAI
PENCEGAHAN
PENULARAN DAN KEBERLANJUTAN PENGOBATAN PASIEN TB
Output:
Tersedianya media edukasi berupa lefleat dan video
Pembuatan lefleat dan video edukasi
Draft literatur/materi mengenai pencegahan
penularan dan keberlanjutan pengobatan pasien
TB
Menyiapkan bahan dan literatur terbaru (Loyal)
Mengonsultasikan lefleat dan video kepada kepala
ruangan dan mentor
Mendapatkan dukungan dan saran terkait lefleat dan video yang dibuat dibuktikan dengan formulir konsultasi
(Berorientasi pelayanan, Kolaboratif)
Lefleat dan video
(Kompeten, Akuntabel, Adaptif)
Mengonsultasikan hasil lefleat dan video kepada tim Promkes RSUP Dr. Hasan Sadikin
Lefleat dan video edukasi disetujui
dibuktikan dengan fromulir konsultasi / surat persetujuan
(Harmonis)
Nilai - Nilai RSHS
Inovatif
Visi Misi RSHS
Terwujudnya Indonesia maju
Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia
yang Maju
SOSIALISASI LEFLEAT DAN VIDEO KEPADA PERAWAT
Output:
Terlaksananya sosialisasi kepada perawat
Membuat materi sosialisasi / SAP
Materi sosialisasi / SAP tersedia
Meminta izin kepada kepala ruangan untuk membuat jadwal sosialisasi
Mendapatkan izin, jadwal kegiatan dan tersedianya undangan kegiatan sosialisasi
(Kompeten, Akuntabel)
(Berorientasi Pelayanan)
Melakukan sosialisasi kepada perawat
Sosialisasi dilaksanakan dengan adanya RTL, Notulensi, dokumentasi kegiatan dan data absensi
(Harmonis, Adaptif, Kolaboratif, Loyal)
Nilai - Nilai RSHS
Visi Misi RSHS
Terwujudnya Indonesia berlandaskan
Professional Unggul
Integritas
gotong royong
Peningkatan
Kualitas Manusia Indonesia
yang Tinggi, Maju dan Sejahtera
MELAKUKAN EDUKASI LANGSUNG KEPADA PASIEN MENGENAI
PENCEGAHAN PENULARAN DAN KEBERLANJUTAN PENGOBATAN
PASIEN TB Output:
Terlaksananya pemberian edukasi kepada pasien mengenai
pencegahan penularan dan keberlanjutan pengobatan pasien TB
dibuktikan dengan dokumentasi dan laporan kegiatan
Kaji tingkat pengetahuan pasien mengenai materi yang akan diberikan
informasi tingkat pengetahuan pasien
(Berorientasi Pelayanan, Loyal)
Mendokumentasikan kegiatan edukasi di form edukasi rekam medis pasien
Hasil dokumentasi dibuktikan dengan tanda tangan pasien pada formulir edukasi
(Kompeten)
Memberikan edukasi langsung kepada pasien
Pemberian edukasi mengenai pencegahan penularan dan keberlanjutan pengobatan tersampaikan kepada pasien
dengan media lefleat dan video dibuktikan dengan
terisinya kuesioner
Nilai - Nilai RSHS
Profesional
Integeritas
Inovatif
Tulus
(Adaptif, Akuntabel, Harmonis, Kolaboratif)
Visi Misi RSHS
Terwujudnya Indonesia maju yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian, berlandaskan gotong royong
Peningkatan
Kualitas Manusia Indonesia
yang Tinggi, Maju dan Sejahtera
EVALUASI KEGIATAN EDUKASI MENGENAI PENCEGAHAN
PENULARAN DAN KEBERLANJUTAN PENGOBATAN PASIEN TB
DENGAN MEDIA LEFLEAT DAN VIDEO
Output:
Tersedianya laporan hasil kegiatan edukasi mengenai pencegahan
penularan dan keberlanjutan pengobatan pasien TB
Membuat format evaluasi sederhana
Adanya format evaluasi untuk pasien
(Kompeten, Adaptif)
Melakukan evaluasi kegiatan edukasi
Format evaluasi terisi oleh pasien sesuai
dengan hasil observasi
Mengonsultasikan format evaluasi
Format evaluasi telah dikonsultasikan kepada mentor dan kepala ruangan dengan adanya pengisian pada formulir konsultasi
(Berorientasi Pelayanan, Kolaboratif, Harmonis)
Membuat laporan hasil evaluasi kegiatan
Adanya laporan hasil kegiatan pemberian
edukasi
Nilai - Nilai RSHS
Profesional
Inovatif
Tulus
Unggul
Integeritas
(Akuntabel, Loyal)
Visi Misi RSHS
Terwujudnya Indonesia maju yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian, berlandaskan gotong royong
Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia yang
Tinggi, Maju dan Sejahtera
(Kompeten)
Berkoordinasi dalam mempersiapkan
pelaksanaan kegiatan pemberian
edukasi dengan media lefleat dan video
edukasi di ruang isolasi kemuning 1
Pembuatan media edukasi seperti
lefleat dan video
JADWAL RENCANA KEGIATAN
Sosialisasikan lefleat dan video kepada
tenaga kesehatan
Pelaksanaan edukasi langsung kepada
pasien
Evaluasi kegiatan edukasi
Kegiatan 1 2 3 4 1 2
Juli Agustus
THANK YOU FOR THE ATTENTION