Optimalisasi Edukasi Discharge Planning Terkait Tindakan Keperawatan Water Tepid Sponge

Page 1

LAPORAN SEMINAR RANCANGAN AKTUALISASI

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN II

Optimalisasi Edukasi Discharge Planning Terkait Tindakan Keperawatan

Water Tepid Sponge Dalam Penatalaksanaan Hipertermi Pada Anak Di

Ruang Rawat Inap Anak Kenanga Lantai 1

RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022

Disusun Oleh : Nunik Khoirunnisa, S.Kep, Ners NIP. 199206092022032004

BAPELKES CIKARANG

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

TAHUN 2022

LEMBAR PERSETUJUAN

SEMINAR RANCANGAN AKTUALISASI

Optimalisasi Edukasi Discharge Planning Terkait Tindakan Keperawatan

Water Tepid Sponge Dalam Penatalaksanaan Hipertermi Pada Anak Di

Ruang Rawat Inap Anak Kenanga Lantai 1

RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022

Disusun Oleh :

Nunik Khoirunnisa, S.Kep, Ners

NIP. 199206092022032004

Telah Disetujui untuk Seminar Rancangan Aktualisasi

Pada Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil

Golongan III Angkatan 2 Tahun 2022

Coach

dr. Maryono, M.Kes

NIP. 196704201999031006

Mentor

Titin Mulyati, S.Kp.,M.Kep

NIP. 196601021990032001

ii

LEMBAR PENGESAHAN

RANCANGAN AKTUALISASI

Optimalisasi Edukasi Discharge Planning Terkait Tindakan Keperawatan

Water Tepid Sponge Dalam Penatalaksanaan Hipertermi Pada Anak Di Ruang Rawat Inap Anak Kenanga Lantai 1

RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022

Telah di seminarkan

Tanggal 23 Juni 2022, di Bapelkes Cikarang

Coach

dr. Maryono, M.Kes

NIP. 196704201999031006

Mentor

Titin Mulyati, S.Kp.,M.Kep

NIP. 196601021990032001

Penguji

Drs. Suherman, M. Kes

iii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas segala rahmat dan ridho-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan rancangan aktualisasi dengan judul “Optimalisasi Edukasi Discharge Planning Terkait Tindakan Keperawatan Water

Tepid Sponge Dalam Penatalaksanaan Hipertermi Pada Anak Di Ruang Rawat Inap

Anak Kenanga Lantai 1 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022”. Penyusun menyadari bahwa tanpa bantuan dari pihak lain maka penyusun tidak akan dapat menyelesaikan rencana aktualisasi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penyusun menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan rencana aktualisasi ini:

1. Bapak dr. Azhar Jaya, SKM, MARS Selaku Plt. Direktur Utama RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

2. Ibu Titin Mulyati, S. Kp., M.Kep selaku mentor yang senantiasa membimbing.

3. dr. Maryono, M.Kes selaku Coach yang senantiasa memberikan ilmu, arahan, masukan dan bimbingannya selama proses penyusunan kegiatan aktualisasi ini.

4. Drs. Suherman, M.Kes selaku Kepala Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang dan Penguji yang senantiasa memberikan kritik dan masukan yang membangun.

5. Ibu Triliana Purwadesi, S.Kp Selaku Kepala ruang Kenanga lantai 1 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

6. Kedua Orang Tua yang senantiasa selalu mendoakan.

7. Rekan-rekan dan Seluruh pihak yang tak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan rencana aktualisasi.

Penulis menyadari bahwa susunan rencana aktualisasi ini masih mengandung celah

kekurangan dan kesalahan, untuk itu penulis menerima koreksi dan saran untuk dikaji dalam penyempurnaan rencana kegiatan aktualisasi ini. Terima kasih.

Bandung, 21 Juni 2022

Penyusun,

Nunik Khoirunnisa, S.Kep., Ners NIP.19920609202203200

iv
v DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN ....................................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ ii KATA PENGANTAR................................................................................iv DAFTAR ISI .......................................................................................... v DAFTAR TABEL....................................................................................vii DAFTAR GAMBAR...............................................................................viii BAB I .................................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Tujuan Rancangan Aktualisasi.......................................................4 1.3 Manfaat Rancangan Aktualisasi .....................................................5 1.3.1 Bagi Penulis 5 1.3.2 Bagi Satuan Kerja..............................................................5 1.3.3 Bagi Instansi.....................................................................5 BAB II PROFIL INSTANSI.................................................................... 6 2.1 Profil Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin .........................6 2.2 Visi dan Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin.............................................6 2.2.1 Visi 6 2.2.2 Misi..................................................................................6 2.3 Tata Nilai RSUP Dr. Hasan Sadikin.................................................6 2.4 Tugas dan Fungsi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung 8 2.5 Struktur RSUP Dr. Hasan Sadikin...................................................9 2.5 Profil Ruang Rawat Inap Kenanga Lantai 1.....................................9 2.6 Struktur Organisasi Ruangan Kenanga Lantai 1 10 2.7 Profil Peserta dan Uraian Tugas...................................................10 2.8 Nilai – Nilai Dasar ASN................................................................12 1. Berpartisipasi pelayanan 12 2. Akuntabilitas..........................................................................13 3. Kompeten..............................................................................13 4. Harmonis 13 5. Loyal.....................................................................................14 6. Adaptif..................................................................................14
vi 7. Kolaboratif.............................................................................14 2.9 Peran dan Kedudukan ASN dalam NKRI.......................................15 1. Manajemen ASN.....................................................................15 2. SmartASN.............................................................................15 BAB III ...............................................................................................17 3.1 Identifikasi Isu dan Analisis isu....................................................17 3.3 Keterkaitan dengan substansi agenda 3 ......................................25 3.4 Gagasan Pemecahan Isu.............................................................26 BAB IV................................................................................................28 4.1 Rancangan Aktualisasi................................................................28 4.2 Rencana Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi...................................54 4.3 Para pihak yang terlibat dan perannya dalam Aktualisasi...............55 REFERENSI.........................................................................................56

DAFTAR TABEL

vii
Tabel 3.1 Penjelasan butir SKP..............................................................................17 Tabel 3.2 Dampak Isu sesuai SKP..........................................................................21 Tabel 3.3 Penapisan Isu Berdasarkan AKPL ............................................................23 Tabel 3.4 Penapisan Isu Berdasarkan USG .............................................................34 Tabel 3.5 Keterkaitan dengan substansi Agenda 3...................................................26 Tabel 3.6 Gagasan Isu..........................................................................................26 Tabel.4.1 Matrik Rancangan Aktualisasi..................................................................28 Tabel 4.2 Timeline Kegiatan Aktualisasi..................................................................54 Tabel 4.3 Para pihak yang terkait dan perannya dalam aktualisasi............................54

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin...........................................9

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Ruang Kenanga Lantai 1 ........................................10

Gambar 3.3 Analisis FishBone...............................................................................25

viii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

ASN (Aparatur Sipil Negara) adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh

pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan. Sejumlah keputusan strategis dalam berbagai sektor pembangunan dilaksanakan oleh PNS.

Untuk memainkan peranan tersebut diperlukan sosok PNS yang profesional, yaitu

PNS yang mampu memenuhi standar kompetensi jabatannya sehingga mampu melaksanakan tugas jabatannya secara efektif dan efisien.

ASN yang profesional didapatkan dengan cara melakukan seleksi tunas bangsa yang kemudian dididik dan dilatih dalam Pelatihan Dasar (Latsar) Calon Pegawai

Negeri Sipil (CPNS). Hal ini telah diatur dalam UU Nomor 5 Tahun 2014 Tentang

Aparatur Sipil Negara (UU ASN). Berdasarkan UU ASN pasal 63 ayat (3) dan ayat

(4) dan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai

Negeri Sipil (PP Manajemen PNS), bahwa CPNS wajib menjalani masa percobaan yang dilaksanakan melalui proses Diklat Terintergrasi atau Pelatihan Dasar Untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesioanalisme serta kompetensi bidang. Hal ini diperlukan dalam rangka menanamkan nilai-nilai dasar profesi PNS yaitu BerAKHLAK. Setiap peserta pelatihan juga dituntut untuk mampu mengaktualisasikan substansi materi pelatihan melalui proses pembiasaan diri habituasi yang termasuk kegiatan aktualisasi. Laporan kegiatan aktualisasi ini bersumber dari sasaran kerja pegawai (SKP), penugasan khusus dari atasan atau kegiatan lain yang mendapatkan persetujuan dari atasan langsung dan atau kombinasi diantaranya. Kegiatan yang dilakukan bersumber dari teridentifikasinya suatu kondisi yang terjadi di lingkungan kerja sebagai isu yang harus dipecahkan.

Salah satu aspek yang sangat penting dalam kehidupan manusia adalah

1

kesehatan. Rumah sakit merupakan salah satu institusi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Dalam UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan menjelaskan bahwa fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitative. Dalam system pelayanan kesehatan, selain sebagai pemberi pelayanan kesehatan, perawat juga memiliki peran diantaranya adalah sebagai educator. Peran ini dapat dilakukan kepada klien, keluarga, team kesehatan lain, baik secara spontan maupun formal. Perawat dapat membantu klien mempertinggi pengetahuan dalam upaya meningkatkan kesehatan, gejala penyakit sesuai kondisi dan tindakan yang spesifik. Sebagai pemberi pelayanan keperawatan, aktivitas keperawatan kemudian berfokus pada peningkatan penyembuhan pasien dan melakukan penyuluhan, perawatan lanjut dan rujukan yang penting untuk penyembuhan dan rehabilitasi serta pemulangan (Potter & Perry, 2017).

Discharge planning merupakan salah satu elemen penting dalam pelayanan keperawatan. Discharge planning merupakan kolaborasi antara keperawatan, pasien, dan keluarga pasca rawat inap. Manfaat dari discharge planning adalah memberikan tindak lanjut secara sistematis guna memberikan perawatan lanjutan pada pasien, mengevaluasi pengaruh dari rencana yang telah disusun dan mengidentifikasi adanya kekambuhan atau perawatan baru yang dibutuhkan serta membantu pasien supaya mandiri untuk siap melakukan perawatan di rumah (Nursalam,2016). Penelitian dewi murni (2020) mengungkapkan ada pengaruh discharge planning berbasis audio visual terhadap kemampuan selfcare pada klien katarak post operasi Phacoemulsifikasi didapatkan nilai p-value: 0,000. Discharge planning berbasis audio visual perlu dikembangkan dalam pelayanan keperawatan

karena dapat meningkatkan selfcare selama klien di rumah. Pelaksanaan discharge planning yang belum optimal akan mengakibatkan kerugian bagi pasien seperti meningkatnya angka perawatan berulang, memperlambat penyembuhan, meningkatnya angka kembalinya pasien ke rumah sakit akibat penyakit yang sama, meningkatnya lama perawatan dan meningkatnya angka kematian (Junaidi, 2017 & Muhajirin, 2020).

Ruang kenanga 1 merupakan ruang rawat inap anak dengan berbagai kasus

2

infeksi dari usia 1 bulan sampai usia 18 tahun. Anak-anak memang mudah

terserang penyakit, karena daya tahan tubuhnya masih lemah. Kasus infeksi pada anak menyumbang gejala demam terbanyak pada anak yang sering menimbulkan kekhawatiran pada orang tua. Hipertermi atau demam pada anak merupakan hal yang paling sering dikeluhkan oleh orang tua. Demam menjadi alasan di balik 15-25% kunjungan pasien di fasilitas pelayanan kesehatan dasar atau unit gawat darurat (Barbi et al., 2017, dalam sudibyo 2020). Menurut IDAI (2014)

Demam pada anak merupakan alasan konsultasi tersering ke dokter anak dan dokter umum, sekitar 30% dari seluruh total kunjungan. Demam adalah keadaan dimana suhu tubuh mengalami peningkatan di atas normal yaitu >380C atau

103 0F. Peningkatan suhu tubuh yang sangat tinggi dapat mengakibatkan kejang pada anak bahkan kematian. Berdasarkan data kunjungan anak dengan kejang demam di IGD RSHS selama 2 bulan terakhir yaitu sebanyak 3 anak. Profil

Kesehatan Indonesia tahun 2015 mengungkapkan bahwa jumlah penderita demam yang disebabkan oleh infeksi sebanyak 112.511 kasus demam dengan jumlah kematian 871 orang.

Penanganan demam pada anak tergantung pada peran serta pengetahuan orang tua. Berdasarkan penelitian sudibyo (2019) Hampir 50% orang tua langsung memberikan obat antipiretik pada anaknya tanpa pemberian pertolongan nonfarmakologi terlebih dahulu dan sebagian dari responden tidak mengetahui efek samping dari obat antipiretik. Penanganan demam pada anak dapat berupa tindakan farmakologi dengan antipiretik, non farmakologi melalui water tepid sponge, maupun kombinasi keduanya (wardiyah 2016 dalam Faradilla, 2020).

Water tepid sponge adalah sebuah teknik kompres hangat yang menggabungkan teknik kompres blok pada pembuluh darah supervisial dengan teknik seka untuk menurunkan suhu tubuh (Indriasari, 2022). Air hangat membantu darah tepi di kulit melebar sehingga pori-pori menjadi terbuka dan memudahkan pengeluaran panas dari dalam tubuh (Hijriani, 2019). Perpindahan panas pada teknik water tepid sponge melalui 2 proses yaitu konduksi dan evaporasi. Penelitian yang dilakukan oleh yunianti et al (2019) yang berjudul

pengaturan suhu tubuh dengan metode water tepid sponge dan kompres hangat didapatkan hasil penurunan suhu pada kelompok water tepid sponge yaitu

3

0,9930C sedangkan kompres hangat 0,540C dengan pValue 0,0001. Berdasarkan

penelitian studi literaturereviewyang dilakukan oleh Yuniawati dkk tahun (2020), dengan judul literature review penerapan metode water tepid sponge untuk mengatasi masalah keperawatan hypertermi pada pasien thypoid didapatkan hasil water tepid sponge dengan suhu air hangat 37-40 C berpengaruh dalam menurunkan suhu tubuh minimal 1 C. Pemberian terapi water tepid sponge disertai antipiretik dapat lebih menurunkan suhu tubuh dibandingkan dengan antipiretik saja. Hal ini dibuktikan dengan penelitian wardiyah (2016) dalam mulyani & lestari (2020) menunjukkan bahwa pada menit ke 5 setelah minum antipiretik ditambah water tepid sponge rata-rata penurunan suhu tubuh pada anak demam sebesar 1,30C, sedangkan pada kelompok hanya antipiretik saja ratarata penurunan suhu 0,630C.

Oleh karena itu sangat diperlukan adanya edukasi discharge planning tindakan water tepid sponge dalam penatalaksanaan demam pada anak untuk meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga melalui media edukasi sebagai bentuk upaya pencegahan komplikasi serta mencegah timbulnya perawatan berulang akibat sakit

yang sama karena kurang pengetahuan orang tua dan ketergantungan pada tenaga kesehatan akibats ketidakmampuan dalam penatalaksanaan gejala demam secara mandiri.

1.2 Tujuan Rancangan Aktualisasi

1.2.1 Tujuan Umum

Penyelenggaraan aktualisasi pelatihan dasar CPNS ini bertujuan untuk membuat peserta mampu memahami dan mengaktualisasikan nilai – nilai dasar ASN yaitu Berpartisipasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif. Serta dapat mengetahui kedudukan dan peran PNS dalam NKRI sebagai pelayan public yang telah diatur dalam manajemen ASN. Sehingga peserta dapat menjadi PNS yang profesional yang dapat melakukan fungsinya sebagai ASN yaitu sebagai pelayan publik, pelaksana kebijakan, serta perekat dan pemersatu bangsa dan menjadi sumber daya manusia yang unggul untuk mengembangkan diri menjadi

4

1.2.2

Smart ASN yang cakap dalam bermedia digital.

Setelah dilakukannya aktualisasi ini diharapkan dapat meningkatkan

kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien serta dapat menambah pengetahuan keluarga pasien dalam penatalaksanaan demam pada anak secara mandiri dan berkelanjutan untuk mencegah dampak komplikasi dan hospitalisasi pada anak Di Ruang Kenanga Lantai 1 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

Penulis dapat mengaktualisasikan nilai – nilai dasar ASN, kedudukan dan peran ASN dalam NKRI yang akan menciptakan ASN yang professional dengan mengutamakan pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif dan kolaboratif. Sehingga dengan internalisasi tersebut diharapkan tercipta peningkatan mutu pelayanan dan kepercayaan masyarakat.

Meningkatkan sumber daya manusia khususnya perawat di ruang kenanga

1 dengan selalu mengikuti perkembangan teknologi informasi dan memberikan pelayanan prima dan mempu memenuhi kebutuhan masyarakat. Membentuk unit kerja yang kondusif dalam melayani masyarakat serta meningkatkan lingkungan kerja yang akuntabel yang memungkinkan satuan kerja dapat mencapai visi, misi, memberikan inovasi dan meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.

Dengan tersusunnya rancangan aktualisasi diharapkan dapat menambah

kepustakaan Bapelkes, khususnya sebagai bukti terselenggaranya pelatihan dasar CPNS Kementerian Kesehatan sesuai dengan kegiatan pembelajaran.

5
Tujuan khusus 1.3 Manfaat Rancangan Aktualisasi 1.3.1 Bagi Penulis 1.3.2 Bagi Satuan Kerja 1.3.3 Bagi Instansi

BAB II PROFIL INSTANSI

2.1 Profil Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin

Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung (RSHS) merupakan rumah sakit kelas A

yang menjadi rujukan tertinggi (Top Referal Hospital) di Provinsi Jawa Barat.

Selain itu pula, RSHS menjadi Rumah Sakit Rujukan Nasional dan RS Pendidikan

yang berlokasi di Jalan Pasteur Nomor 38 Kota Bandung. RSHS ditetapkan sebagai

Rumah Sakit Rujukan Nasional berdasarkan Surat Keputusan Menteri No

HK.02.02/MENKES/390/2014 tentang Pedoman Penetapan RS Rujukan Nasional, menampung tujuh RS Regional di Jawa barat dan beberapa RS di luar provinsi

Jawa Barat. Data terakhir menunjukkan, kini RSHS memiliki 944 tempat tidur, 3000 karyawan dengan 395 dokter spesialis dan subspesialis dan enam layanan

unggulan terdiri atas Pelayanan Jantung Terpadu, Pelayanan Onkologi, Pelayanan

Infeksi, Bedah Minimal Invasif, Kedokteran Nuklir dan Transplantasi Ginjal.

2.2 Visi dan Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin

2.2.1 Visi

Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong

2.2.2 Misi

Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia

2.3 Tata Nilai RSUP

Dr.

Hasan Sadikin

Tata nilai-nilai filosofis RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yaitu “PAMINGPIN PITUIN” dengan penjelasan sebagai berikut:

a. Kepemimpinan :Nilai yang menggambarkan kepeloporan dan menyiapkan talenta-talenta terbaik dibidangnya

b. Profesional : Nilai yang berorientasi pada pencapaian kinerja melalui perjalanan kemitraan dan menguasai standar yang berlaku

6

c. Inovatif :Nilai yang menggambarkan keinginan untuk menghasilkan suatu yang baru dan senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambungan

d. Tulus :Keinginan untuk memberi tanpa pamrih, proaktif dan responsive

e. Unggul :Keinginan untuk menjadi yang terbaik dan menghasilkan kualitas prima

f. Integritas :Nilai yang menggambarkan kejujuran, amanah, dan menjunjung etika yang tinggi dalam menjalankan tugas

Selain tata nilai filosofis, RSHS memiliki janji pelayanan kesehatan yaitu SIGAP:

a. Senyum-Sapa-Salam-Sopan-Santun (5S)

b. Inovatif dalam berkarya

c. Gelorakan Semangat Pelayanan Prima

d. Amanah Menjaga Keselamatan Pasien

e. Peduli, Perhatian dan Perasaan

Terdapat juga nilai – nilai yang dianut dalam pelayanan, yaitu PRIMA:

P : Profesional

Memiliki kemampuan untuk memberikan pelayanan dengan kualitas yang terbaik (prima) disertai kompetensi dalam disiplin ilmu yang mendasarinya

R : Respek

Pelayanan yang prima akan dapat diberikan apabila dilandasi oleh rasa saling hormat menghormati diantara anggota tim pemberi pelayanan kesehatan. Pelayanan yang prima tidak hanya ditentukan oleh satu profesi, tetapi oleh semua profesi yang terlibat dalam tim pelayanan kesehatan.

I : Integrasi

Bertindak terintegrasi sesuai dengan nilai – nilai dan kebijakan organisasi serta kode etik farmasi.

M : Manusiawi

7

Menganggap setiap individu atau manusia sebagai makhluk ciptaan

Tuhan yang mulia. Oleh karena itu harkat dan martabat mereka harus dijunjung tinggi.

A : Amanah

Melaksanakan dengan sungguh – sungguh segala hal yang dipercayakan oleh negara dan masyarakat, khususnya dalam memberikan pelayanan, pendidikan, dan penelitian kesehatan.

Adapun moto yang digunakan di RSHS yaitu

”Kesehatan Anda Menjadi Prioritas Kami”

2.4 Tugas dan Fungsi Organisasi

Berdasarkan peraturan menteri kesehatan RI No. 1673/MENKES/PER/XII/2005 tanggal 27 Desember 2005 tentang organisasi dan Tata kerja RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung, merupakan unit pelaksana teknis (UPT) di lingkungan kementerian kesehatan yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada direktur jenderal pelayanan kesehatan kementerian kesehatan RI. RSUP Dr.

Hasan Sadikin Bandung dikategorikan sebagai Rumah sakit tipe A dan berfungsi

sebagai rumah sakit pendidikan dan rujukan puncak provinsi jawa barat.

Tugas RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yaitu menyelenggarakan upaya

penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu dan berkesinambungan dengan upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan serta

melaksanakan upaya rujukan, pendidikan dan penelitian serta upaya lainnya sesuai kebutuhan. Fungsi dari RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yaitu :

1) Pelayanan medic dan penunjang medic

2) Pelayanan keperawatan dan asuhan keperawatan

3) Pelayanan rujukan

4) Pelayanan umum dan operasional penunjang non medic

5) Pengelolaan sumber daya manusia rumah sakit

6) Pelayanan administrasi dan keuangan

7) Pendidikan dan pelatihan di bidang kesehatan serta pengembangan sumber daya manusia

8) Penelitian dan pengembangan

8

2.5 Struktur RSUP Dr. Hasan Sadikin

Struktur organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin dapat dilihat pada gambar

Gambar 2.1 Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin

2.6 Profil Ruang Rawat Inap Kenanga Lantai 1

Ruang rawat inap Kenanga 1 merupakan ruang perawatan anak bagi pasien dengan berbagai kasus infeksi dari usia 1 bulan sampai usia 18 tahun baik laki-laki maupun perempuan. Kasus diruangan kenanga 1 meliputi kasus infeksi, respirologi, gastroenterology, neuropediatrik, dan isolasi. Ruang perawatan ini terdiri dari ruang pelayanan kelas I, II, dan III serta ruang isolasi. Terdapat 45 kapasitas tempat tidur yang saat ini dapat difungsikan, kelas 1 berjumlah 2 tempat tidur, kelas 2 berjumlah 4 tempat tidur, kelas 3 berjumlah 35 tempat tidur dan isolasi berjumlah 4 tempat tidur.

Misi ruang kenanga 1 yaitu memberikan asuhan pelayanan keperawatan pasien anak dengan rentang usia 1 bulan sampai 18 tahun secara paripurna dan prima sesuai usia tumbuh kembang yang berorientasi kepada filosofi

9

keperawatan anak yaitu atraumatic care dan family centred care. Dalam hal ini, perawatan yang diberikan kepada pasien menggunakan intervensi melalui cara mngeliminasi atau meminimalisasi stress psikologisyang dialami oleh anak dan keluarga dalam sistem pelayanan kesehatan. Selain itu juga pemberian perawatan melibatkan peran penting keluarga yang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak.

2.7 Struktur Organisasi Ruangan Kenanga Lantai 1

Pengawas Ruangan

Kepala Ruangan

ADM Keuangan

Ketua Tim Wing Timur 4-6

Perawat Pelaksana

Pekarya

Wakil Kepala Ruangan

Ketua Tim Wing Timur 1-6

Ketua Tim Wing Barat 8-13

Perawat Pelaksana

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Ruang Kenanga LantaI 1

2.8 Profil Peserta dan Rincian Tugas Peserta

Nama : Nunik Khoirunnisa, S.Kep., Ners

NIP : 199206092022032004

Jabatan/ Golongan : Perawat Ahli Pertama / IIIb

Unit Kerja : RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Instansi : Kementerian Kesehatan RI

10

Saat ini, peserta terdaftar sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di

lingkungan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia di bawah Direktorat

Jenderal Pelayanan Kesehatan dengan instansi Rumah Sakit Umum Pusat Dr

Hasan Sadikin Kota Bandung terhitung mulai tanggal 01 Maret 2022 sebagai

Perawat Ahli Pertama di bawah Bidang Keperawatan dan sekarang bekerja di unit

kerja Ruang Rawat Inap Kenanga lantai 1. Dalam pelaksanaan aktualisasi, peserta mengacu kepada Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) meliputi :

1. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan pada tahap pre/intra/post operasi

2. Melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan

3. Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan keperawatan sebagai ketua tim/perawat

4. Melakukan pemberian penugasan perawat dalam rangka melakukan fungsi ketenagaan perawat

5. Melaksanakan case finding/deteksi dini/penemuan kasus baru pada individu

6. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu

7. Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjutan

8. Merumuskan diagnosa keperawatan kepada individu

9. Membuat prioritas diagnose keperawatan dan masalah keperawatan

10. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu ( merumuskan, menetapkan) tindakan

11. Melakukan komunikasi therapeutic dalam pemberian asuhan keperawatan

12. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks pada area medical bedah

13. Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu

14. Melakukan tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat/bencana/kritikal

15. Memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan spiritual pada kondisi kehilangan, berduka atau menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan

16. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi

17. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan eliminasi

18. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan mobilisasi

19. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur

20. Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri

11

21. Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan pengaturan suhu

22. Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan oksigenasi kompleks

23. Melakukan komunikasi dengan klien dengan hambatan komunikasi

24. Melakukan pemantauan atau penilaian kondisi pasien selama dilakukan tindakan keperawatan spesifik sesuai kasus dan kondisi pasien

25. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu

26. Melakukan penatalaksanaan manajemen gejala

27. Melakukan perawatan luka

28. Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada individu

29. Melaksanakan manajemen surveilans HAIs sebagai upaya pengawasan resiko infeksi dalam upaya preventif pada pelayanan keperawatan

30. Melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan antar shift/unit/fasilitas kesehatan

31. Melakukan konsultasi keperawatan dan kolaborasi dengan dokter

32. Melakukan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaan standar pada pasien/petugas/pengunjung sebagai upaya pencegahan infeksi

33. Melakukan pendidikan kesehatan pada individu

2.9 Nilai – Nilai Dasar ASN

Nilai-nilai dasar adalah nilai yang sangat dibutuhkan dalam menjalankan tugas jabatan profesi ASN (Aparatur Sipil Negara) secara profesional sebagai pelayan masyarakat. Nilai-nilai dasar profesi ASN yaitu Berpartisipasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif jika diakronimkan menjadi BerAKHLAK (LAN,2022).

1. Berpartisipasi Pelayanan

Nilai Berorientasi pelayanan merupakan kemampuan yang harus dimiliki

sebagai seorang ASN dalam upaya memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat, mempunyai sikap ramah, cekatan, solutif dan dapat diandalkan, serta melakukan perbaikan tiada henti. Sesuai dengan tugas dan fungsi ASN

dalam undang-undang no.5 tahun 2014 yaitu seorang ASN mempunyai fungsi sebagai pelayan pubik. Sebagai pelayan public, ASN harus

12

mengutamakan kepentingan public dan masyarakat luas dalam menjalankan fungsi dan tugasnya, serta mampu memberikan pelayanan public yang professional dan berkualitas sesuai kode etik dan kode perilaku ASN (LAN, 2022).

2. Akuntabel

Nilai Akuntabel adalah nilai yang harus dimiliki seorang ASN dalam menjalankan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi, menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara bertanggung jawab, efektif dan efisien serta tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan. dalam hal ini, sebagai seorang ASN dituntut untuk mampu menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya dan tidak menyalahgunakan tugas, status, kekuasaan dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan serta manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain (LAN, 2022).

3. Kompeten

Kompetensi merupakan perpaduan aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap yang terindikasikan dalam kemampuan dan perilaku seseorang sesuai tuntutan pekerjaan. Nilai kompeten dalam core values ASN BerAKHLAK yaitu kemampuan untuk meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah, membantu orang lain belajar serta selalu melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik. Dalam meningkatkan kompetensi diri seorang ASN, diantaranya mampu memanfaatkan sumber keahlian pakar/konsultan yang dimiliki diunit kerja maupun tempat lain, merubahn mindset dan pola pikir serta melakukan jejaring formal/informal didalam maupun diluar organisasi. Membantu orang lain belajar sebagai contoh aktif dalam mengakses dan mentransfer pengetahuan serta aktif dalam knowledge fairs and open forums serta semangat berkarya untuk melaksanakan tugas terbaik (LAN,2022).

Keanekaragaman bangsa Indonesia dalam suku, budaya, bahasa dan agama

13
4. Harmonis

merupakan suatu potensi dan tantangan dalam lingkungan kerja maupun masyarakat. Harmoni adalah kerjasama antara berbagai factor dengan sedemikian rupa hingga factor-faktor tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuan yang luhur. Suasana harmonis akan menciptakan kondisi tenang, memungkinkan kolaborasi dan kerjasama, meningkatkan produktifitas dan kualitas pelayanan. Nilai Harmonis pada ASN, dapat ditunjukan dengan menghargai setiap orang apapun latar belakangnya,suka menolong orang lain, dan membangun lingkungan kerja yang kondusif. Dalam melayani seorang ASN dituntut harus menjalankan sikap hormat, sopan dan tanpa tekanan serta menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya (LAN, 2022).

5. Loyal

Loyal dapat diartikan sebagai berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan Negara. Panduan perilaku sikap loyal yaitu dengan memegang teguh ideology pancasila, UUD 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah, menjaga nama baik sesame ASN pimpinan instansi dan Negara, serta menjaga rahasia jabatan dan Negara. Nilai loyal sebagai ASN dapat dimaknai dengan komitmen, dedikasi, kontribusi, nasionalisme dan pengabdian (LAN, 2022).

6. Adaptif

Adaptif dapat dimaknai sebagai adaptasi yaitu suatu proses yang menempatkan manusia yang berupaya mencapai tujuan-tujuan atau kebutuhan untuk menghadapi lingkungan dan kondisi yang berubah-ubah agar tetap bertahan. Nilai adaptif sebagai ASN diantaranya adalah cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan, terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas dan bertindak secara proaktif (LAN, 2022).

7. Kolaboratif

Kolaboratif adalah nilai yang dihasilkan dari dua atau lebih banyak aliansi yang bertujuan untuk menjadi lebih kompetitif dengan mengembangkan rutinitas secara bersama. Nilai kolaboratif sebagai seorang ASN dapat

14

ditunjukkan dengan memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk

berkontribusi, terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah serta mampu menggerakan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama (LAN, 2022).

2.10 Peran dan Kedudukan ASN dalam NKRI

1. Manajemen ASN

Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil negara yang unggul selaras dengan perkembangan zaman. Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik. Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai

ASN berfungsi sebagai Pelaksana kebijakan public, Pelayan public dan Perekat dan pemersatu bangsa. Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung

jawabnya dengan baik dapat meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka setiap ASN diberikan hak. Setelah mendapatkan haknya maka ASN juga berkewajiban sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya. ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku. Kode etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku yang diatur dalam UU ASN menjadi acuan bagi para ASN dalam penyelenggaraan birokrasi pemerintah.

2. Smart ASN

Dalam rangka mewujudkan smartASN, Aparatur Sipil Negara (ASN) didorong untuk meningkatkan kompetensinya untuk menjawab tantangan yang akan terjadi. Kriteria Smart ASN adalah mempunyai integritas, jiwa nasionalisme, profesional, keramahtamahan (Hospitality), berwawasan global, bahasa asing, Kemampuan IT, serta jejaring kerja alias networking dan enterpreneurship

15

sesuai dengan visi presiden dalam pembangunan SDM dengan percepatan peningkatan kualitas SDM aparatur yang dilakukan untuk membentuk smart asn demi terwujudnya smart governance. Smart governance adalah mewujudkan tata kelola ASN menuju pegawai ASN yang mempunyai wawasan literasi digital dengan birokrasi bertaraf dunia. Sebagai seorang ASN dituntut untuk memiliki kecakapan literasi digital yang bagus, tidak hanya mampu mengoperasikan gawai melainkan juga mampu mengoperasikan perangkat digital serta bermedia digital dengan penuh tanggung jawab.

Sebagai smart ASN, harus mampu menerapkan etika dalam bermedia social yaitu kemampuan dalam menyadari, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan dan mengembangkan tata kelola etika bermedia social dalam kehidupan sehari-hari dengan menerapkan digital skill, digital culture, digital ethics, dan digital safety. (LAN, 2022)

16

BAB III RANCANGAN AKTUALISASI

3.1 Identifikasi dan Analisis Issu Aktual

Identifikasi isu dilakukan dengan melihat hal-hal yang tidak sesuai kondisi dalam

Tugas dan Fungsi sesuai Sasaran Kerja Pegawai (SKP). Hal yang tidak sesuai dalam SKP dapat berpotensi menjadi suatu masalah. Berikut penjelasan setiap

butir SKP:

Tabel 3.1 Penjelasan butir Tugas dan Fungsi sesuai SKP

No .

Kegiatan Tugas Pokok Jabatan Kondisi saat ini Kondisi yang

1. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan pada tahap pre/intra/post operasi

2. Melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan

3. Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan keperawatan sebagai ketua tim/perawat

4. Melakukan pemberian penugasan perawat dalam rangka melakukan fungsi ketenagaan perawat

5. Melaksanakan case finding/deteksi dini/penemuan kasus baru pada individu

6. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu

Sudah dilaksanakan

diharapkan

Dilaksanakan sesuai SOP

Sudah dilaksanakan secara EMedicalRecord

Sudah dilaksanakan

Dilaksanakan sesuai SOP

Dilaksanakan sesuai SOP

Tidak ada data

Tidak ada data

Sudah dilaksanakan

Dilaksanakan sesuai SOP

Sudah dilaksanakan

Dilaksanakan sesuai SOP

17

7. Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjutan

8. Merumuskan diagnosis keperawatan pada individu

9. Membuat prioritas diagnose keperawatan dan masalah keperawatan

10 Menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu ( merumuskan, menetapkan)

tindakan

11 Melakukan komunikasi therapeutic dalam pemberian asuhan keperawatan

12 Melakukan intervensi

keperawatan spesifik yang kompleks pada area medical bedah

13 Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SOP

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SOP

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SOP

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SOP

14 Melakukan tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat/bencana/kritikal

15 Memberikan dukungan/fasilitasi

kebutuhan spiritual pada kondisi

kehilangan, berduka atau

menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SOP

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SOP

Belum dilakukan optimal. Terutama tindakan

terkait tumbuh kembang anak

Dilakukan optimalisasi tindakan keperawatan dengan memperhatikan tumbuh kembang anak dan prinsip atraumatic care

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SOP

Tidak ada data

Tidak ada data

18

16

tindakan

pemenuhan

nutrisi

17 Melakukan tindakan

pemenuhan

tindakan

pemenuhan

mobilisasi

19

tindakan

pemenuhan

istirahat dan tidur

20

tindakan pemenuhan

kebersihan diri

21 Melakukan tindakan pemenuhan

rasa nyaman dan

suhu

22 Melakukan tindakan pemenuhan

oksigenasi kompleks

23 Melakukan komunikasi dengan

dengan hambatan

24 Melakukan pemantauan atau

kondisi pasien selama

tindakan keperawatan

sesuai kasus dan

25

evaluasi tindakan

pada individu

26 Melakukan penatalaksanaan

gejala

19
keperawatan
kebutuhan
Sudah dilakukan Dilaksanakan sesuai SOP
Melakukan
keperawatan
kebutuhan
dilakukan Dilaksanakan
Melakukan
keperawatan
kebutuhan
Sudah dilakukan Dilaksanakan sesuai SOP
eliminasi Sudah
sesuai SOP 18
keperawatan
kebutuhan
Sudah dilakukan Dilaksanakan sesuai SOP
Melakukan
kebutuhan
Sudah dilakukan Dilaksanakan sesuai SOP
Melakukan
kebutuhan
pengaturan
Sudah dilakukan Dilaksanakan sesuai
SOP
kebutuhan
Sudah dilakukan Dilaksanakan sesuai SOP
klien
komunikasi Sudah dilakukan Dilaksanakan sesuai
SOP
penilaian
dilakukan
spesifik
kondisi
Sudah dilakukan Dilaksanakan sesuai
pasien
SOP
keperawatan
Dilaksanakan
Melakukan
Sudah dilakukan
sesuai SOP
manajemen
Belum
secara
edukasi
planning tentang Dilaksanakan sesuai
dilaksanakan
optimal yaitu
discharge
SOP

27 Melakukan perawatan luka

28 Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada individu

29 Melaksanakan manajemen

surveilans HAIs sebagai upaya

pengawasan resiko infeksi

dalam upaya preventif pada pelayanan keperawatan

perawatan water tepid

sponge pada pasien demam

keperawatan dan kolaborasi

dengan dokter

32 Melakukan upaya peningkatan

kepatuhan kewaspadaan

standar pada

pasien/petugas/pengunjung

sebagai upaya pencegahan

infeksi

33 Melakukan pendidikan

kesehatan pada individu

Sudah

dilakukan

Belum dilakukan secara

optimal, terkait dengan

ketidakpatuhan keluarga

pasien kamar isolasi

Dilaksanakan

Sudah ada peraturan

tata tertib kamar isolasi

ditempel dipintu

berukuran kertas kecil, resiko tidak terbaca

Belum ada media

edukasi discharge planning terkait

perawatan demam

menggunakan teknik

water tepid sponge.

Terdapat media edukasi discharge planning

terkait perawatan

demam menggunakan

teknik water tepid

sponge untuk keluarga

pasien

20
Sudah dilakukan Dilaksanakan sesuai SOP
Sudah dilakukan Dilaksanakan
sesuai SOP
Sudah dilakukan Dilaksanakan
sesuai SOP
30 Melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan antar shift/unit/fasilitas kesehatan Dilaksanakan
sesuai SOP
31 Melakukan konsultasi
Sudah dilakukan
sesuai SOP

Tabel 3.2 Dampak Isu sesuai SKP

Issu Dampak apabila isu tidak ditangani

Melakukan

penatalaksanaan

manajemen gejala

Melakukan pendidikan kesehatan pada individu

 Akan menimbulkan ketergantungan pada tenaga kesehatan serta keluarga tidak mampu memahami dan melaksanakan perawatan yang berkelanjutan

 Meningkatnya angka perawatan berulang, meningkatnya angka kembalinya pasien ke rumah sakit akibat penyakit yang sama, meningkatnya lama perawatan dan meningkatnya angka kematian

 Menimbulkan trauma hospitalisasi pada anak akibat dari kunjungan ke fasilitas kesehatan yang tidak perlu dan tidak mendesak.

 Beresiko untuk memperlambat pelayanan gejala pasien demam terutama bila pasien terlambat dilakukan intervensi dalam kondisi darurat serta mendesak sebagai alternative pertolongan pertama demam.

Melakukan upaya

peningkatan kepatuhan

kewaspadaan standar pada pasien/petugas/pengunjung

sebagai upaya pencegahan

infeksi

Memfasilitasi adaptasi

dalam hospitalisasi pada individu

Akan menimbulkan informasi tidak tersampaikan ke pasien maupun keluarga.

Belum adanya sarana bermain di ruang rawat inap anak kenanga 1 sesuai dengan masa perkembangan anak, sehingga menimbulkan kecemasan pada anak saat harus hospitalisasi.

21

Berdasarkan dampak dari setiap isu diatas dan dengan metode environmentalscanning serta brainstormingdengan kepala ruangan, ditemukan isu-isu yang lebih spesifik

diantaranya :

1. Belum optimalnya sosialisasi dan edukasi fungsi perawatan kamar isolasi di RSUP dr.Hasan Sadikin Bandung

Berdasarkan hasil observasi selama 5 hari di ruang rawat inap Kenanga lantai 1

RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, terhitung sejak tanggal 8-12 Juni 2022

ditemukan Penjaga pasien atau keluarga tidak tetap/ bergantian dan sering keluar masuk kamar isolasi, keluarga pasien juga masih menggunakan masker kain dan sering melepas masker dileher saat menunggu di ruang isolasi, 2 dari

4 Keluarga Pasien yang menunggu mengatakan tidak tahu bedanya ruang perawatan isolasi atau biasa. Saat ini sudah tersedia media edukasi terkait tata tertib kamar isolasi berupa selembar kertas yang ditempelkan ditiap pintu kamar isolasi pasien.

2. Belum optimalnya Edukasi Discharge Planning terkait Tindakan

Keperawatan Water Tepid Sponge Dalam Penatalaksanaan Hipertermi

Pada Anak Di Ruang Rawat Inap Anak Kenanga Lantai 1

Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 10 Juni 2022 di ruang rawat inap

anak kenanga lantai 1 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung ditemukan dari total

42 anak yang sedang dirawat inap, 10 diantaranya sedang mengalami keluhan demam >380C, dan 23 anak pernah mengalami demam dalam 3 hari terakhir serta 19 0rang anak sedang mendapatkan terapi antipiretik. Pemberian antipiretik pada 11 anak dari 19 anak yaitu untuk menurunkan nyeri, sedangkan 8 dari 19 orang sebagai terapi demam. Pengambilan data juga diperkuat dengan melakukan wawancara apa saja yang sudah diketahui

keluarga mengenai istilah tepid sponge serta penanganan yang dilakukan saat anak demam, berdasarkan hasil wawancara saat observasi didapatkan keluarga

pasien mengatakan belum pernah mendengar istilah water tepid sponge, 5

keluarga dari 10 anak yang demam mengatakan bila demam dikompres dengan air hangat dibagian kening dan ketiak saja sedangkan 5 keluarga lainnya

mengatakan kompres dengan air biasa di kening anak, berdasarkan hasil Tanya

jawab dengan bagian promosi kesehatan RSHS pak asep mengatakan belum

22

adanya media edukasi water tepid sponge sebagai tindakan keperawatan dalam penatalaksanaan pasien hipertermi.

3. Belum optimalnya tindakan keperawatan distraksi dan terapi bermain sesuai dengan usia perkembangan anak di ruang rawat inap anak Kenanga 1 RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung

Berdasarkan hasil observasi selama 5 hari di ruang rawat inap anak kenanga

lantai 1 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung ditemukan belum adanya sarana bermain anak di ruang kenanga 1, belum adanya metode distraksi terapi bermain anak yang efektif sesuai dengan usia perkembangan, setiap anak yang akan dilakukan tindakan pemasangan infus dan pengambilan darah dikamar tindakan terlihat cemas dan ketakutan terlebih dahulu, dinding kamar tindakan berwarna polos putih tanpa ada gambar.

Sebelum dilakukan penetapan prioritas isu dengan metode USG (Urgency, Seriousness, dan Growth), langkah pertama dilakukan Uji Kelayakan Isu dengan menggunakan metode AKPL (Aktual, Kekhalayakan, Problematika, Layak).

Aktual artinya isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat. Kekhalayakan artinya isu tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak. Problematik artinya isu tersebut memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu dicarikan segera solusinya secara komprehensif. Kelayakan artinya isu tersebut masuk akal, realistis, relevan, dan dapat dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.

Tabel 3.3 Penapisan Isu Berdasarkan AKPL

1. Belum optimalnya sosialisasi dan edukasi

fungsi perawatan kamar isolasi di ruang

rawat inap kenanga lantai 1 di RSUP

dr.Hasan Sadikin Bandung + + - + Terpilih

23
No. Isu A K P L HASIL(Terpilih/
Tidak Terpilih)

2. Belum optimalnya Edukasi Discharge

Planning terkait Tindakan Keperawatan

Water Tepid Sponge Dalam Penatalaksanaan

Hipertermi Pada Anak Di Ruang Rawat Inap

Anak Kenanga Lantai 1

3. Belum optimalnya tindakan keperawatan

distraksi dan terapi bermain sesuai dengan

usia perkembangan anak di ruang rawat

inap anak Kenanga 1 RSUP dr. Hasan

Sadikin

+ + + + Terpilih

+ - + - Tidak Terpilih

Dari hasil penapisan tersebut, didapatkan 3 isu yaitu:

1. Belum optimalnya sosialisasi dan edukasi fungsi perawatan kamar isolasi di ruang

rawat inap kenanga lantai 1 di RSUP dr.Hasan Sadikin Bandung

2. Belum optimalnya Edukasi Discharge Planning terkait Tindakan Keperawatan

Water Tepid Sponge Dalam Penatalaksanaan Hipertermi Pada Anak Di Ruang

Rawat Inap Anak Kenanga Lantai 1

3. Belum optimalnya tindakan keperawatan distraksi dan terapi bermain sesuai

dengan usia perkembangan anak di ruang rawat inap anak Kenanga 1 RSUP dr.

Hasan Sadikin

Dari ketiga isu tersebut, dilakukan penapisan kembali dengan menggunakan metode USG (urgency,seriousness,growth). Urgencyadalah seberapa mendesak isu harus dibahas, dianalisa, dan ditindaklanjuti. Seriousnessadalah seberapa serius suatu isu harus dikaitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan. Growthadalah seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak segera ditangani.

Tabel 3.4

Penapisan Isu Berdasarkan USG

1. Belum optimalnya sosialisasi dan edukasi fungsi

perawatan kamar isolasi di ruang rawat inap

Prioritas

Bandung 3 4 3 10 II

kenanga lantai 1 di RSUP dr.Hasan Sadikin

24
No Isu U S G
Total

2. Belum optimalnya Edukasi Discharge Planning

terkait Tindakan Keperawatan Water Tepid

Sponge Dalam Penatalaksanaan Hipertermi

Pada Anak Di Ruang Rawat Inap Anak Kenanga

Lantai 1

4 4 4 12 I

Dari hasil penapisan tersebut didapatkan urutan prioritas dari yang pertama Belum

optimalnya Edukasi Discharge Planning terkait Tindakan Keperawatan Water Tepid

Sponge Dalam Penatalaksanaan Hipertermi Pada Anak Di Ruang Rawat Inap Anak

Kenanga Lantai 1 untuk dijadikan topik dalam rancangan aktualisasi.

Isu yang telah diidentifikasi dengan dua kali penapisan, selanjutnya dilakukan analisa masalah penyebab isu, dalam hal ini untuk mencari akar permasalahan dengan pendekatan metode analisis fishbone, sebagai berikut :

Material Man

Kurang pengetahuan keluarga tentang perawatan demam pada anak

Belum adanya media edukasi panduan water tepid sponge yang tersedia di ruangan

Belum optimalnya

Edukasi

Discharge

Planning terkait

Tindakan

Keperawatan

Water Tepid

Sponge Dalam

Penatalaksanaan

Peningkatan pasien anak yang mengalami keluhan demam

Method

Hipertermi Pada

Anak Di Ruang

Rawat Inap Anak

Kenanga Lantai 1

Environmental

Gambar 3.1 analisis penyebab issu fishbone

3.2 Keterkaitan Penyebab Isu dengan Kedudukan dan Peran PNS untuk

Mendukung Terwujudnya SmartGovernance

Gagasan pemecahan isu yang dilakukan bersumber dari SKP (sasaran kinerja pegawai), perintah atasan, dan inovasi dengan mengaplikasikan nilai-nilai dasar

aparatur sipil negara BerAKHLAK (Berpartisipasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif), prinsip Manajemen ASN

25
Belum optimalnya edukasi yang dilakukan perawat Sistem perawatan yang lebih fokus pada penanganan diagnosa utama banyaknya tindakan yang harus dilakukan oleh perawat

dan SmartGovernanceserta diintegrasikan dengan nilai-nilai dan visi misi RSUP

dr. Hasan Sadikin Bandung.

Keterkaitan dengan prinsip Manajemen ASN dan SmartGovernanceantara lain :

Tabel 3.5 Keterkaitan dengan substansi Agenda 3

Manajemen ASN 1) Melaksanakan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional

2) Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan

SmartGovernance 1) Melakukan pencarian informasi dan evidence base terbaru secara benar melalui pemanfaatan literasi digital

2) Memberikan informasi dengan memanfaatkan media digital secara bijak untuk kepentingan pelayanan

Unit Kerja : Ruang Rawat Inap Kenanga Lantai 1

Isu yang Diangkat : Belum Optimalnya Edukasi Discharge Planning Terkait

Tindakan Keperawatan Water Tepid Sponge Dalam

Penatalaksanaan Hipertermi Pada Anak Di Ruang Rawat Inap

Anak Kenanga Lantai 1

3.3 Alternatif Pemecahan

Masalah sebagai Gagasan Kreatif

Untuk mengatasi isu tersebut agar dapat teratasi dan tidak menimbulkan dampak yang tidak diharapkan di kemudian hari, maka penulis mengajukan beberapa gagasan pemecahan isu tersebut berdasarkan akar masalahnya.

Tabel 3.6 Gagasan Kreatif

No. Gagasan Pemecahan Isu

1. Penyampaian gagasan rencana kegiatan rancangan aktualisasi kepada kepala ruangan dan mentor

2. Pembuatan media edukasi perawatan hipertermi dengan teknik

water tepid sponge berupa Video dan e-leaflet dengan scan

QR barcode yang terhubung dengan instagram promkes RSHS

Keterangan

Inovasi

26
SKP

3. Pelaksanaan Sosialisasi media edukasi perawatan hipertermi dengan teknik water tepid sponge menggunakan video dan eleaflet melalui scan QR pada rekan kerja perawat

4. Pelaksanaan edukasi perawatan hipertermi dengan teknik water tepid sponge kepada keluarga pasien menggunakan media video dan e-leaflet melalui scanQR

5. Pelaksanaan evaluasi kegiatan sosialisasi edukasi discharge planning perawatan hipertermi dengan teknik water tepid sponge pada anak melalui media QR code video dan e-leaflet

27
SKP
SKP
SKP

1. Penyampaian

gagasan

rencana

kegiatan

rancangan

aktualisasi

kepada kepala

ruangan dan

mentor

1.1 Menentukan

kontrak

pertemuan dengan kepala

ruangan dan

Tersedia gagasan

rancangan

aktualisasi yang

disetujui

Konsultasi yang

terjalin antara

stake holder

terkait adalah

bentuk gotong

royong yang

merupakan

landasan

terwujudnya

VISI rumah sakit

Nilai Pamingpin

Pituin:

Profesional: Nilai

yang berorientasi

pada Pencapaian

kinerja melalui

perjalanan kemitraan

Inovatif: Nilai yang

menggambarkan

Adanya Kontrak

waktu melalui

pesan whatsapp

Saya mengawali

kegiatan ini dengan

meminta izin dan

membuat janji

terlebih dahulu

sakit yaitu

Terwujudnya

Indonesia Maju

keinginan untuk

menghasilkan suatu

yang baru dan

senantiasa

melakukan

28
BAB IV RANCANGAN AKTUALISASI
4.1 Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/BUKTI KETERKAITAN SUBSTANSI MATA PELATIHAN BerAKHLAK KONTRIBUSI TERHADAP VISI MISI ORGANISASI PENGUATAN NILAI ORGANISASI
Tabel 4.1 Matriks Rancangan Aktualisasi

mentor

dengan kepala

ruangan dan mentor

melalui pesan di chat

whatsappdengan

Bahasa yang sopan

dan ramah serta

menunjukkan rasa

hormat dan saling

menghargai sebagai

wujud aktualisasi

MP. Harmonis

Saya memenuhi janji

pertemuan dengan

kepala ruangan

terlebih dahulu

diruangannya tepat

sesuai waktu yang

ditentukan MP.Loyal

Saya memenuhi janji

pertemuan dengan

mentor tepat sesuai

waktu yang

ditentukan sebagai

perbaikan secara

berkesinambungan

Integritas: Nilai

yang

menggambarkan

kejujuran, amanah, dan menjunjung

etika yang tinggi

dalam menjalankan

tugas

29
KETERKAITAN SUBSTANSI
BerAKHLAK KONTRIBUSI TERHADAP
ORGANISASI PENGUATAN NILAI ORGANISASI
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/BUKTI
MATA PELATIHAN
VISI MISI

1.2 Melakukan

konsultasi

rancangan aktualisasi

optimalisasi

edukasi

discharge

planning terkait

tindakan water

tepid sponge

dalam

penatalaksanaa

n hipertermi

pada anak

Gagasan yang

ditandatangani

dilembar

konsultasi

PELATIHAN

wujud dedikasi

terhadap pimpinan

MP. Loyal

Saya meminta izin

kepada kepala

ruangan dengan

sopan dan santun

menyampaikan

gagasan rencana

aktualisasi yang akan

dilaksanakan

diruangannya sebagai

bentuk

penghormatan dan

kontribusi dalam

meningkatkan

kualitas pelayanan

demi kepuasan

pasien

MP.Berorientasi

pelayanan

Saya melakukan

diskusi dengan

30
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/BUKTI KETERKAITAN SUBSTANSI MATA
BerAKHLAK KONTRIBUSI TERHADAP VISI MISI ORGANISASI PENGUATAN NILAI ORGANISASI

kepala ruangan

terkait gagasan dan

pertimbangan

permasalahan yang

sedang dihadapi

diruangan, serta

bersikap terbuka

menerima masukan

dan saran yang

dikemukakan untuk

dapat dikonsultasikan

dengan mentor

MP.Kolaboratif

Saya menyiapkan

materi sebagai wujud

learning agility

sebelum

menyampaikan

gagasan isu kepada

mentor sesuai

dengan masukan dari

kepala ruangan MP

Kompeten

31
KONTRIBUSI TERHADAP
PENGUATAN
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/BUKTI KETERKAITAN SUBSTANSI MATA PELATIHAN BerAKHLAK
VISI MISI ORGANISASI
NILAI ORGANISASI

1.3 Melakukan koordinasi dengan pihak promkes RSHS

1. Tersedianya gagasan yang disetujui dilembar

konsultasi, Foto pertemuan & chat whatsapp

PELATIHAN

Saya menyampaikan

gagasan isu dengan

jujur, terbuka, dan

bertanggung jawab

MP. Akuntabel

Saya melakukan

koordinasi dengan

bagian promkes

mengemukakan

gagasan rencana

pembuatan media

edukasi sebagai

bagian terbuka

dalam

bekerjasama

untuk

menghasilkan nilai

tambah

MP.Kolaboratif

kemudian

bersikap proaktif

terhadap

32
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/BUKTI KETERKAITAN SUBSTANSI MATA
BerAKHLAK KONTRIBUSI TERHADAP VISI MISI ORGANISASI PENGUATAN NILAI ORGANISASI

2. Pembuatan

media edukasi

perawatan

hipertermi

dengan teknik

water tepid

sponge berupa

Video dan eleaflet dengan

scan QR

barcode yang

terhubung

dengan

instagram promkes RSHS

Output : Tersedianya

media edukasi

melalui video dan e-leaflet yang

telah dibuat.

MATA

PELATIHAN

masukan yang

diberikan MP.

Adaptif

Dengan membuat

media edukasi

tentang teknik

water tepid

sponge dengan

video dan eleaflet melaui QR

Codedapat

dijadikan

panduan dan

landasan dalam

tindakan

penatalaksanaan

hipertermi pada

anak. Dalam

pembuatan media

edukasi dilakukan

kerjasama antar

Nilai Pamingpin

Pituin:

Profesional: Nilai

yang berorientasi

pada Pencapaian

kinerja melalui

perjalanan kemitraan

Inovatif: Nilai yang

menggambarkan

keinginan untuk

menghasilkan suatu

yang baru dan

senantiasa

melakukan

perbaikan secara

berkesinambungan

33
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/BUKTI KETERKAITAN SUBSTANSI
BerAKHLAK KONTRIBUSI TERHADAP
VISI MISI ORGANISASI PENGUATAN NILAI ORGANISASI

2.1 1. Mengumpulkan

literature

review dari

beberapa jurnal

terbaru dan

telaah sop

tepid sponge

dari arsip

rumah sakit

Adanya tabulasi

data dari jurnal

dan sop water

tepid sponge

Saya mencari dan

mengumpulkan

literature dari

beberapa jurnal di

internet seperti

researchgate dan

google scholar

dengan cepat

menyesuaikan diri

memanfaatkan

teknologi MP.

Adaptif

saya melakukan

telaah sop, dengan

berkoordinasi

kebagian umum

meminta izin untuk

melihat arsip sop rs

sebagai wujud dalam

memberikan kualitas

pelayanan terbaik

MP.Berorientasi

Pelayanan

unit terkait untuk

meningkatkan

mutu layanan

sehingga akan

mendukung

pencapaian VISI

RSHS yaitu

mewujudkan

indonesia maju

Integritas: Nilai

yang

menggambarkan

kejujuran, amanah, dan menjunjung

etika yang tinggi

dalam menjalankan

tugas

34
KETERKAITAN SUBSTANSI
KONTRIBUSI TERHADAP
PENGUATAN NILAI
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/BUKTI
MATA PELATIHAN BerAKHLAK
VISI MISI ORGANISASI
ORGANISASI

PELATIHAN

Saya meningkatkan

kemampuan diri

dengan berusaha

membuat video dan

e-leaflet dengan

detail, rapi, dan

bersumber dari

literaturejurnal

terpercaya dan sop

yang ada sehingga

mudah dipahami oleh

keluarga maupun

rekan kerja.

MP.Kompeten

saya membuat video

sesuai kebutuhan

pasien sebagai

bentuk pengabdian

masyarakat

MP.Loyal

35
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/BUKTI KETERKAITAN SUBSTANSI MATA
BerAKHLAK KONTRIBUSI TERHADAP VISI MISI ORGANISASI PENGUATAN NILAI ORGANISASI
2.2 1. Membuat konsep Video dan e-leaflet Adanya skenario gambar video dan konsep e-leaflet

2.3

Melakukan

pembuatan video dan eleaflet

menggunakan aplikasi

Adanya

dokumentasi

proses pembuatan video

PELATIHAN

Saya berusaha

melakukan

pembuatan video

dengan hasil yang

terbaik

MP.Kompeten

2.4

Mengkonsultasi

kan hasil video dan e-leaflet

kepada kepala ruangan dan mentor

Adanya lembar

konsultasi yang

ditandatangani

Setiap setelah

berkonsultasi dengan

kepala ruangan

maupun mentor, mengisi lembar

konsultasi yang diisi

tanggal konsul, masukan/ saran, serta paraf

pembimbing, sebagai

bentuk aktualisasi

MP. Akuntabel

Kemudian dalam

menyampaikan

36
TAHAPAN
KETERKAITAN
NO KEGIATAN
KEGIATAN OUTPUT/BUKTI
SUBSTANSI MATA
TERHADAP
MISI ORGANISASI PENGUATAN NILAI ORGANISASI
BerAKHLAK KONTRIBUSI
VISI

2.5

2. Finalisasi pembuatan

video dan eleaflet berdasarkan hasil masukan dan saran mentor

2.6 Melakukan

1.

koordinasi dan pengajuan publikasi media ke unit promkes RSHS

KETERKAITAN

SUBSTANSI MATA

PELATIHAN

BerAKHLAK

rancangan video dan e-leaflet

menggunakan

Bahasa yang santun

dan sopan sebagai

bentuk sikap saling

menghargai MP.

Harmonis

video dan e-leaflet hasil revisi saya melakukan

finalisasi pembuatan

video dan e-leaflet

dengan penuh

kejujuran dan tanggung jawab serta

menghindari

plagiarism

MP.Akuntabel

KONTRIBUSI TERHADAP

VISI MISI ORGANISASI

PENGUATAN NILAI ORGANISASI

dan e-

terupload di instagram promkes RSHS

Saya melakukan

pengajuan video dan e-leaflet dengan unit promosi kesehatan

dengan bahasa yang

baik dan terbuka

37
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/BUKTI
Video leaflet

menerima masukan

guna membangun

kerjasama yang

dilandasi

kepercayaan

MP.Kolaboratif

Dalam pengajuan

media video dan eleaflet saya

menyampaikan nya

menggunakan bahasa

sopan dan bersikap

ramah serta tidak

tampak menggurui

MP.Harmonis

saya meminta izin

kepada tim promkes

rshs untuk

mempublikasikan

media edukasi video

dan e-leaflet di akun

Instagram RSHS, dengan harapan

38
KONTRIBUSI TERHADAP
PENGUATAN
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/BUKTI KETERKAITAN SUBSTANSI MATA PELATIHAN BerAKHLAK
VISI MISI ORGANISASI
NILAI ORGANISASI

KETERKAITAN

SUBSTANSI MATA

PELATIHAN

BerAKHLAK

dapat diakses oleh

lebih banyak petugas

kesehatan di RSHS

dan masyarakat luas

sebagai bentuk

aktualisasi

MP.Berorientasi

pelayanan

KONTRIBUSI

TERHADAP

VISI MISI ORGANISASI

PENGUATAN NILAI ORGANISASI

39
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/BUKTI

2.7 Melakukan

pembuatan QR

code video dan

e-leaflet teknik

water tepid

sponge

Akrilik QR code

tersimpan di nurse station

PELATIHAN

Saya melakukan

pembuatan akrilik QR

code melalui pihak

ketiga yaitu jasa

pembuatan akrilik

sebagai wujud

kerjasama untuk

menghasilkan nilai

tambah

MP.Kolaboratif

saya melakukan

koordinasi dengan

kepala ruangan dan

rekan kerja untuk

penempatan akrilik

QR code agar mudah

diakses

MP.Kompeten

40
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/BUKTI KETERKAITAN SUBSTANSI MATA
BerAKHLAK KONTRIBUSI TERHADAP VISI MISI ORGANISASI PENGUATAN NILAI ORGANISASI

Sosialisasi

media edukasi

perawatan

hipertermi

dengan teknik

water tepid

sponge menggunakan

video dan

leaflet melalui

scan QR pada

rekan kerja

perawat

sosialisasi media

edukasi video dan e-leaflet edukasi

PELATIHAN

Sosialisasi kepada

perawat menjadi

wadah untuk

meningkatkan

pelayanan

terhadap pasien

sesuai dengan

VISI dan MISI

RSHS yaitu

terwujudnya

indonesia maju

dan peningkatan

kualitas manusia

Nilai Pamingpin

Pituin :

Profesional : Nilai

yang berorientasi

pada pencapaian

kinerja melalui

perjalanan

kemitraan.

Inovatif : Nilai yang

menggambarkan

keinginan untuk

menghasilkan

sesuatu yang baru

dan senantiasa

koordinasi

dengan kepala

ruangan terkait

kegiatan

sosialisasi media edukasi

Kontrak waktu

kegiatan Saya melakukan

koordinasi dengan

kepala ruangan

sebagai bentuk

perizinan dan

penghormatan demi

menjaga etika

melakukan

perbaikan secara

berkesinambungan

Tulus : keinginan

untuk memberi

tanpa pamrih,

41
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/BUKTI KETERKAITAN SUBSTANSI MATA
BerAKHLAK KONTRIBUSI TERHADAP VISI MISI ORGANISASI PENGUATAN NILAI ORGANISASI
3. Pelaksanaan 2. Output : Terselenggaranya 3.1 Melakukan

3.2

Menyusun SAP dan materi sosialisasi

Tersusunnya SAP yang

ditandatangani dan materi powerpoint

MATA

PELATIHAN

BerAKHLAK

KONTRIBUSI TERHADAP

Tersedianya link zoom

MP.Loyal proaktif,dan responsif

sebagai ASN

Saya membuat

inovasi dalam

penyusunan SAP dan

pembuatan materi

yang menarik

MP.Adaptif

Saya mencari sumber

literature dalam

pembuatan materi

sosialisasi untuk hasil yang terbaik

MP.Kompeten

Saya Membuat

undangan sosialisasi

melalui whatsapp

grup ruangan dan

membuat link zoom

meet sebagai bagian

cepat menyesuaikan

diri dengan

Integritas : Nilai

yang

menggambarkan

kejujuran, amanah, dan menjungjung

tinggi dalam

menjalankan tugas

42
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/BUKTI KETERKAITAN SUBSTANSI
VISI MISI ORGANISASI PENGUATAN NILAI ORGANISASI
3.3 2. Membuat undangan melalui zoom Meeting

3.4 Melakukan

sosialisasi

edukasi

discharge planning teknik

water tepid

sponge melalui

media video

dan e-leaflet

dengan scan

QR

Adanya Notulensi, Absensi dan dokumentasi

kegiatan

sosialisasi

PELATIHAN

BerAKHLAK

perubahan teknologi

MP. Adaptif

Saya

mensosialisasikan

video dan e-leaflet

perawatan hipertermi

menggunakan teknik

water tepid sponge

dengan materi diskusi

dengan kualitas

terbaik dan menarik

yang bisa saya

lakukan dengan

tujuan membantu

orang lain belajar

MP.Kompeten guna

untuk meningkatkan

kualitas pelayanan

dan perbaikan

pelayanan tiada henti

sebagai bentuk

aktualisasi MP.

Berpartisipasi

43
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/BUKTI KETERKAITAN SUBSTANSI MATA
KONTRIBUSI TERHADAP VISI MISI ORGANISASI PENGUATAN NILAI ORGANISASI

3.5 Melakukan evaluasi dari

kegiatan sosialisasi

melalui google form

Linkgoogleform

dan rencana

tindak lanjut

PELATIHAN

pelayanan

Dan segala hal yang

dilakukan tercatat

secara jujur dan

transparan sebagai

bentuk aktualisasi

MP. Akuntabel

Saya mengajak rekan

kerja untuk saling

bertukar pikiran dan

terbuka dalam

menerima masukan

dan saran untuk

mencapai sinergi

hasil maksimal

MP.Kolaboratif

Saya mencatat

masukan dan saran

untuk rencana tindak

lanjut sebagai bentuk

melakukan perbaikan

tiada henti untuk

meningkatkan

44
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/BUKTI KETERKAITAN SUBSTANSI MATA
BerAKHLAK KONTRIBUSI TERHADAP VISI MISI ORGANISASI PENGUATAN NILAI ORGANISASI

edukasi

perawatan

hipertermi

dengan teknik

water tepid

sponge kepada

keluarga pasien

menggunakan

media video dan

e-leaflet melalui

scanQR

dengan baik

PELATIHAN

kualitas pelayanan

MP.Berorientasi

Pelayanan

Edukasi dalam

rangka

meningkatkan

pengetahuan

pasien agar

tujuan pelayanan

tercapai

merupakan

bentuk kontribusi

atas tercapainya

MISI RSHS

untuk

Nilai Pamingpin

Pituin :

Profesional : Nilai yang berorientasi

pada pencapaian

kinerja melalui

perjalanan

kemitraan.

Inovatif : Nilai yang

menggambarkan

Tersedia inform

Saya mengawali

kegiatan ini dengan

melakukan kontrak

meningkatkan

kualitas manusia

indonesia.

keinginan untuk

menghasilkan

sesuatu yang baru

edukasi

waktu dan kegiatan

dengan sikap ramah, sopan dan

menghargai

keputusan pasien dan

dan senantiasa

melakukan

perbaikan secara

berkesinambungan

45
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/BUKTI KETERKAITAN SUBSTANSI MATA
BerAKHLAK KONTRIBUSI TERHADAP
VISI MISI ORGANISASI PENGUATAN NILAI ORGANISASI
4. Pelaksanaan 1. Output : Terselenggaranya edukasi 4.1 1. Melakukan kontrak waktu dengan pasien untuk melakukan edukasi consent pelaksanaan

4.2

Melakukan

edukasi

perawatan

hipertermi

menggunakan

teknik water

tepid sponge

kepada

keluarga

dengan media

Adanya

Dokumentasi

kegiatan

keluarga MP

Harmonis

Saya menjelaskan

maksud dan tujuan

secara jujur dan

bertanggungjawab

kemudian meminta

kesediaan melalui

lembar inform

consent yang ditanda

tangani keluarga

MP.Akuntabel

Dalam

menyampaikan

materi saya berusaha

dengan jelas, transparan dan

bertanggungjawab

agar tidak terjadi

kesalahpahaman MP.

Akuntabel dan

menghargai serta

Tulus : keinginan

untuk memberi

tanpa pamrih, proaktif,dan

responsif

Integritas : Nilai

yang

menggambarkan

kejujuran, amanah, dan menjungjung

tinggi dalam

menjalankan tugas

46
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/BUKTI KETERKAITAN SUBSTANSI MATA
PELATIHAN BerAKHLAK KONTRIBUSI TERHADAP VISI MISI ORGANISASI PENGUATAN NILAI ORGANISASI

video dan eleaflet dengan scan QR

MATA

PELATIHAN

peka terhadap respon

pasien selama proses

edukasi dengan

bahasa yang sopan

dan mudah dipahami

MP.Harmonis

Saya memberikan

edukasi tepat sasaran

sesuai kebutuhan

pasien dengan media

yang menarik, simpel, dan mudah

diakses sehingga

pasien dan keluarga

tidak mudah bosan

dalam

pengaplikasiannya.

MP Adaptif

4.3 Melakukan post testedukasi Terdapat infografis

peningkatan

gambaran

Saya mengakhiri sesi

edukasi melalui tanya

jawab dengan

berdiskusi melalui

47
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/BUKTI KETERKAITAN SUBSTANSI
BerAKHLAK KONTRIBUSI TERHADAP VISI MISI ORGANISASI PENGUATAN NILAI ORGANISASI

pengetahuan dari

hasil pre dan post test

pikiran terbuka serta

menjawab dengan

bahasa yang mudah

dipahami sebagai

bentuk dalam

membantu orang lain

belajar

MP.Kompeten

Saya bersikap

responsif saat

menanggapi

pertanyaan pasien

MP.Berorientasi

Pelayanan

Dalam memberikan

kuesioner post

edukasi saya

meminta izin dan

berjanji untuk

menjaga kerahasiaan

data yang diberikan

keluarga MP.Loyal

Dengan dilakukannya

48
PENGUATAN
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/BUKTI KETERKAITAN SUBSTANSI MATA PELATIHAN BerAKHLAK KONTRIBUSI TERHADAP VISI MISI ORGANISASI
NILAI ORGANISASI

5.

evaluasi

kegiatan sosialisasi

edukasi

discharge planning

perawatan

hipertermi

dengan teknik

water tepid

Tersusunnya

laporan evaluasi

hasil kegiatan dan

rencana tindak

lanjut

pengisian kuesioner

saya mendapatkan

data yang jelas dan

transparan serta

dapat

dipertanggungjawabk

an dalam mengkaji

tingkat pengetahuan

pasien setelah

dilakukannya edukasi

MP.Akuntabel

Dengan melakukan

evaluasi terhadap

implementasi

pemberian

edukasi dan

penggunaan

media edukasi

merupakan

bentuk upaya

melihat

Nilai Pamingpin

Pituin :

Profesional : Nilai

yang berorientasi

pada pencapaian

kinerja melalui

perjalanan

kemitraan.

Inovatif : Nilai yang

menggambarkan

49
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/BUKTI KETERKAITAN SUBSTANSI MATA
PENGUATAN NILAI
PELATIHAN BerAKHLAK KONTRIBUSI TERHADAP VISI MISI ORGANISASI
ORGANISASI
Pelaksanaan

MATA

PELATIHAN

sponge pada

anak melalui

media QR code

video dan eleaflet

5.1 Melakukan observasi kegiatan edukasi discharge planning melalui lembar cheklist

Ada data observasi lembar cheklist

saya melakukan observasi hasil

kegiatan bertujuan

untuk melakukan

perbaikan tiada henti

MP. Berorientasi

pelayanan

optimalisasi

kegiatan dalam

meningkatkan

kualitas asuhan

keperawatan

yang efektif bagi

pasien. Hal ini

sejalan dengan

VISI dan MISI

RSHS yaitu

terwujudnya

indonesia maju

dan peningkatan

kualitas manusia

Indonesia.

keinginan untuk

menghasilkan

sesuatu yang baru

dan senantiasa

melakukan

perbaikan secara

berkesinambungan

Integritas : Nilai

yang

menggambarkan

kejujuran, amanah, dan menjungjung

tinggi dalam

menjalankan tugas

50
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/BUKTI KETERKAITAN SUBSTANSI
BerAKHLAK KONTRIBUSI TERHADAP VISI MISI ORGANISASI PENGUATAN NILAI ORGANISASI

5.2

Merekap hasil

hasil observasi

kegiatan

edukasi discharge planning

PELATIHAN

Hasil rekap data Saya melakukan

rekap data secara

jujur sebagai bentuk

tanggung jawab saya

terhadap tugas

MP.Akuntabel

5.3

Menyampaikan

hasil evaluasi

kegiatan

kepada kepala

ruangan dan mentor

Adanya masukan

di Lembar

konsultasi

Dalam

menyampaikan hasil

kegiatan evaluasi,

saya menerima saran

dan masukan dari

mentor untuk

menghasilkan nilai

tambah

MP.Kolaboratif

Saya melaporkan

51
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/BUKTI KETERKAITAN SUBSTANSI MATA
TERHADAP
PENGUATAN NILAI
BerAKHLAK KONTRIBUSI
VISI MISI ORGANISASI
ORGANISASI

5.4 Melakukan

perbaikan

laporan hasil

kegiatan dan

rencana tindak

lanjut

Adanya laporan

hasil kegiatan dan

rencana tindak

lanjut yang telah

disetujui oleh

mentor dan

kepala ruangan

hasil kegiatan

evaluasi dengan

penuh tanggung

jawab, jujur dan

transparan

MP.Akuntabel

Saya bersikap

proaktif terhadap

saran dan masukan

yang diberikan untuk

membuat perubahan

kearah yang lebih

baik MP.Adaptif

Saya melakukan

perbaikan laporan

kegiatan dan rencana

tindak lanjut untuk

mendapatkan hasil

yang terbaik

MP.Kompeten

Saya dalam membuat

52
KONTRIBUSI TERHADAP
PENGUATAN NILAI
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/BUKTI KETERKAITAN SUBSTANSI MATA PELATIHAN BerAKHLAK
VISI MISI ORGANISASI
ORGANISASI

MATA

PELATIHAN

rencana tindak lanjut

dengan

memperhatikan

masukan dari pihak

lain tanpa membedabedakan jabatan

MP.Harmonis

Dalam pengerjaan

laporan hasil evaluasi

dilakukan dengan

penuh dedikasi dan bertanggungjawab

MP. Loyal

53
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/BUKTI KETERKAITAN SUBSTANSI
BerAKHLAK KONTRIBUSI TERHADAP VISI MISI ORGANISASI PENGUATAN NILAI ORGANISASI

4.2 Penjadwalan

Judul Aktualisasi : Optimalisasi Edukasi Discharge Planning Terkait Tindakan

Keperawatan Water Tepid Sponge Dalam Penatalaksanaan

Hipertermi Pada Anak Di Ruang Rawat Inap Anak Kenanga

Lantai 1

Waktu Pelaksanaan : 24 Juni – 30 Juli 2022

Tempat Pelaksanaan : Ruang Kenanga 1 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Tabel 4.2 Timeline Kegiatan Aktualisasi

1. Penyampaian gagasan rencana kegiatan rancangan aktualisasi kepada kepala ruangan dan mentor

2. Pembuatan media edukasi perawatan hipertermi dengan teknik water tepid sponge berupa Video dan e-leaflet dengan scan QR barcode yang terhubung dengan instagram promkes RSHS

3. Pelaksanaan Sosialisasi media edukasi perawatan hipertermi dengan teknik water tepid sponge menggunakan video dan e-leaflet melalui scan QR pada rekan kerja perawat

4. Pelaksanaan edukasi perawatan hipertermi dengan teknik water tepid sponge kepada keluarga pasien menggunakan media video dan e-leaflet melalui scanQR

5. Pelaksanaan evaluasi kegiatan sosialisasi edukasi discharge planning perawatan hipertermi dengan teknik water tepid sponge pada anak melalui media QR code video dan eleaflet

54
No. Kegiatan Juni Juli 1 2 3 4 1 2 3 4

4.3 Para Pihak yang Terlibat dan Perannya dalam Aktualisasi

Tabel 4.3 Para Pihak yang Terlibat dalam Aktualisasi

NO. Pihak yang Terlibat Peran

1. Mentor : Ibu Titin Mulyati, S. Kp., M.Kep

2. Coach : dr. Maryono, M.Kes

Mentor berperan penting dalam pelaksanaan kegiatan aktualisasi, yaitu sebagai pemberi solusi, arahan, dukungan dan motivasi dalam setiap kegiatan

Coach berperan dalam meningkatkan kompetensi

peserta dalam merancang dan melaksanakan aktualisasi, serta memberi saran dan masukan yang membangun

3. Kepala Ruangan : Ibu Triliana Purwadesi, S.Kp

Kepala ruangan yang turut serta membantu dalam pengidentifikasian isu actual di ruangan, dan ikut serta memberi solusi dalam kegiatan aktualisasi

4. Rekan Sejawat di Ruangan Tanpa adanya rekan sejawat di ruangan, tidak akan terlaksananya kegiatan aktualisasi, terutama dalam tahap kegiatan pemberian sosialisasi pemberian edukasi.

5. Rekan-rekan Latsar Golongan 3 Angkatan 2C

Rekan kelompok latsar yang saling mensupport dan mendukung satu sama lain, bekerjasama, saling mengingatkan dan saling membantu.

55

DAFTAR PUSTAKA

LAN. (2022). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Berorientasi Pelayanan. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

LAN. (2022). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Akuntabel. Jakarta: Lembaga

Administrasi Negara.

LAN. (2022). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Kompeten. Jakarta: Lembaga

Administrasi Negara.

LAN. (2022). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Harmonis. Jakarta: Lembaga

Administrasi Negara.

LAN. (2022). ModulPelatihanDasarCalonPNS:Loyal. Jakarta:Lembaga Administrasi Negara.

LAN. (2022). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Adaptif. Jakarta: Lembaga

Administrasi Negara.

LAN. (2022). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Kolaboratif. Jakarta: Lembaga

Administrasi Negara.

LAN. (2022). ModulPelatihanDasarCalonPNS:ManajemenASN. Jakarta:Lembaga

Administrasi Negara

LAN. (2022). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Smart ASN. Jakarta: Lembaga

Administrasi Negara

Idai. (2014). Pedoman Imunisasi Di Indonesia (5 Ed.). (I. G. Ranuh, H. Suyitno, S. R. Hadinegoro, C. B. Kartasasmita, Ismoedijanto, & Soedjatmiko, Penyunt.)

Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia.

Sudibyo, Dyoko. 2020. Pengetahuan Ibu Dan Cara Penanganan Anak Demam.Surabaya

Unair. Jurnal Farmasi Komunitas Vol. 7, No. 2, (2020) 69-76

Faradilla & Abdullah. 2020. The Effectiveness Of The Water Tepid Sponge To Decrease

The Body Temperature In Children With Febrile Seizure. Jurnal Kesehatan

Pasak Bumi Kalimantan, Jkpbk.2020;3(2):1-9

Yunianty, Et Al.2019. Pengaturan Suhu Tubuh Dengan Metode Tepid Water Sponge

Dan Kompres Hangat Pada Balita Demam. Jurnal Kesehatan Vol.10, Nomor 1, April 2010. Issn 2548-5695.

Indriasary, Nur Fika. 2022. Edukasi Teknik Water Tepid Sponge Dalam Manajemen

Penanganan Demam Pada Anak Di Kabupaten Bantul, Yogyakarta. [Jurnal

Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (Pkm), P-Issn: 2615-0921 E-Issn:

56

2622-6030 Volume 5 Nomor 6 Juni 2022] Hal 1635-1642.

Hijriani, Hera. 2019. Pengaruh Pemberian Tepid Sponge Terhadap Penurunan Suhu

Tubuh Pada Anak Demam Usia Toddler (1-3 Tahun). Jurnal Keperawatan Dan Kesehatan Medisina Akper Ypib Majalengka Vol.5 No.10 Juli 2019.

Mulyani & Sri. 2020.Efektifitas Tepid Water Sponge Terhadap Penurunan Suhu Tubuh

Pada Anak Dengan Masalah Keperawatan Hipertermia: Studi Kasus. Integrated Nursing Journal E-Issn : 2685-0710 Vol.2 No.1 April 2020

Muhajirin, Et Al. 2020. The Corelation Of Education Level With The Implementation Of Discharge Planning. Jurnal Ilmiah Wijaya Volume 12 Nomor 2, September 2020

Hal 140 - 148; Website : Www.Jurnalwijaya.Com; P-Issn: 2301-4113; E-Issn: 2723-3448

Rhadiatul, Aulia Sari Junaidi (2017) AnalisisPelaksanaanDischargePlanningDan Faktor-FaktorDeterminannyaPadaPerawatDiRuangRawatInapRsud

Jambak Kabupaten Pasaman Barat. 2017.Thesis Universitas Andalas.

Http://Scholar.Unand.Ac.Id/Id/Eprint/26661

Riandita, Amarilla And Arkhaesi, Nahwa And Hardian, Hardian (2012) HubunganAntara

TingkatPengetahuanIbuTentangDemamDenganPengelolaanDemamPada Anak.Undergraduate Thesis, Fakultas Kedokteran Potter, P., Perry, A., Stockert, P., & Hall, A. (2017). Fundamentalsofnursing: Concepts,process,andpractice.9th Ed. St. Louis, MI: Elsevier Mosby. Nursalam. 2016. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis Edisi.4. Jakarta : Salemba Medika.

Dewi murni. 2020. Pengaruh Discharge Planning Berbasis Audio Visual Terhadap

Kemampuan Self Care Klien Katarak Post Operasi Phacoemulsifikasi. Volume 2, Nomor 2, Agustus 2020. p-ISSN 2656-5285, Binawan Student Journal (BSJ) eISSN 2715-1824.

57

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.