BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
ASN (Aparatur Sipil Negara) adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh
pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan. Sejumlah keputusan strategis dalam berbagai sektor pembangunan dilaksanakan oleh PNS.
Untuk memainkan peranan tersebut diperlukan sosok PNS yang profesional, yaitu
PNS yang mampu memenuhi standar kompetensi jabatannya sehingga mampu melaksanakan tugas jabatannya secara efektif dan efisien.
ASN yang profesional didapatkan dengan cara melakukan seleksi tunas bangsa yang kemudian dididik dan dilatih dalam Pelatihan Dasar (Latsar) Calon Pegawai
Negeri Sipil (CPNS). Hal ini telah diatur dalam UU Nomor 5 Tahun 2014 Tentang
Aparatur Sipil Negara (UU ASN). Berdasarkan UU ASN pasal 63 ayat (3) dan ayat
(4) dan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai
Negeri Sipil (PP Manajemen PNS), bahwa CPNS wajib menjalani masa percobaan yang dilaksanakan melalui proses Diklat Terintergrasi atau Pelatihan Dasar Untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesioanalisme serta kompetensi bidang. Hal ini diperlukan dalam rangka menanamkan nilai-nilai dasar profesi PNS yaitu BerAKHLAK. Setiap peserta pelatihan juga dituntut untuk mampu mengaktualisasikan substansi materi pelatihan melalui proses pembiasaan diri habituasi yang termasuk kegiatan aktualisasi. Laporan kegiatan aktualisasi ini bersumber dari sasaran kerja pegawai (SKP), penugasan khusus dari atasan atau kegiatan lain yang mendapatkan persetujuan dari atasan langsung dan atau kombinasi diantaranya. Kegiatan yang dilakukan bersumber dari teridentifikasinya suatu kondisi yang terjadi di lingkungan kerja sebagai isu yang harus dipecahkan.
Salah satu aspek yang sangat penting dalam kehidupan manusia adalah
1
kesehatan. Rumah sakit merupakan salah satu institusi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Dalam UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan menjelaskan bahwa fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitative. Dalam system pelayanan kesehatan, selain sebagai pemberi pelayanan kesehatan, perawat juga memiliki peran diantaranya adalah sebagai educator. Peran ini dapat dilakukan kepada klien, keluarga, team kesehatan lain, baik secara spontan maupun formal. Perawat dapat membantu klien mempertinggi pengetahuan dalam upaya meningkatkan kesehatan, gejala penyakit sesuai kondisi dan tindakan yang spesifik. Sebagai pemberi pelayanan keperawatan, aktivitas keperawatan kemudian berfokus pada peningkatan penyembuhan pasien dan melakukan penyuluhan, perawatan lanjut dan rujukan yang penting untuk penyembuhan dan rehabilitasi serta pemulangan (Potter & Perry, 2017).
Discharge planning merupakan salah satu elemen penting dalam pelayanan keperawatan. Discharge planning merupakan kolaborasi antara keperawatan, pasien, dan keluarga pasca rawat inap. Manfaat dari discharge planning adalah memberikan tindak lanjut secara sistematis guna memberikan perawatan lanjutan pada pasien, mengevaluasi pengaruh dari rencana yang telah disusun dan mengidentifikasi adanya kekambuhan atau perawatan baru yang dibutuhkan serta membantu pasien supaya mandiri untuk siap melakukan perawatan di rumah (Nursalam,2016). Penelitian dewi murni (2020) mengungkapkan ada pengaruh discharge planning berbasis audio visual terhadap kemampuan selfcare pada klien katarak post operasi Phacoemulsifikasi didapatkan nilai p-value: 0,000. Discharge planning berbasis audio visual perlu dikembangkan dalam pelayanan keperawatan
karena dapat meningkatkan selfcare selama klien di rumah. Pelaksanaan discharge planning yang belum optimal akan mengakibatkan kerugian bagi pasien seperti meningkatnya angka perawatan berulang, memperlambat penyembuhan, meningkatnya angka kembalinya pasien ke rumah sakit akibat penyakit yang sama, meningkatnya lama perawatan dan meningkatnya angka kematian (Junaidi, 2017 & Muhajirin, 2020).
Ruang kenanga 1 merupakan ruang rawat inap anak dengan berbagai kasus
2
infeksi dari usia 1 bulan sampai usia 18 tahun. Anak-anak memang mudah
terserang penyakit, karena daya tahan tubuhnya masih lemah. Kasus infeksi pada anak menyumbang gejala demam terbanyak pada anak yang sering menimbulkan kekhawatiran pada orang tua. Hipertermi atau demam pada anak merupakan hal yang paling sering dikeluhkan oleh orang tua. Demam menjadi alasan di balik 15-25% kunjungan pasien di fasilitas pelayanan kesehatan dasar atau unit gawat darurat (Barbi et al., 2017, dalam sudibyo 2020). Menurut IDAI (2014)
Demam pada anak merupakan alasan konsultasi tersering ke dokter anak dan dokter umum, sekitar 30% dari seluruh total kunjungan. Demam adalah keadaan dimana suhu tubuh mengalami peningkatan di atas normal yaitu >380C atau
103 0F. Peningkatan suhu tubuh yang sangat tinggi dapat mengakibatkan kejang pada anak bahkan kematian. Berdasarkan data kunjungan anak dengan kejang demam di IGD RSHS selama 2 bulan terakhir yaitu sebanyak 3 anak. Profil
Kesehatan Indonesia tahun 2015 mengungkapkan bahwa jumlah penderita demam yang disebabkan oleh infeksi sebanyak 112.511 kasus demam dengan jumlah kematian 871 orang.
Penanganan demam pada anak tergantung pada peran serta pengetahuan orang tua. Berdasarkan penelitian sudibyo (2019) Hampir 50% orang tua langsung memberikan obat antipiretik pada anaknya tanpa pemberian pertolongan nonfarmakologi terlebih dahulu dan sebagian dari responden tidak mengetahui efek samping dari obat antipiretik. Penanganan demam pada anak dapat berupa tindakan farmakologi dengan antipiretik, non farmakologi melalui water tepid sponge, maupun kombinasi keduanya (wardiyah 2016 dalam Faradilla, 2020).
Water tepid sponge adalah sebuah teknik kompres hangat yang menggabungkan teknik kompres blok pada pembuluh darah supervisial dengan teknik seka untuk menurunkan suhu tubuh (Indriasari, 2022). Air hangat membantu darah tepi di kulit melebar sehingga pori-pori menjadi terbuka dan memudahkan pengeluaran panas dari dalam tubuh (Hijriani, 2019). Perpindahan panas pada teknik water tepid sponge melalui 2 proses yaitu konduksi dan evaporasi. Penelitian yang dilakukan oleh yunianti et al (2019) yang berjudul
pengaturan suhu tubuh dengan metode water tepid sponge dan kompres hangat didapatkan hasil penurunan suhu pada kelompok water tepid sponge yaitu
3
0,9930C sedangkan kompres hangat 0,540C dengan pValue 0,0001. Berdasarkan
penelitian studi literaturereviewyang dilakukan oleh Yuniawati dkk tahun (2020), dengan judul literature review penerapan metode water tepid sponge untuk mengatasi masalah keperawatan hypertermi pada pasien thypoid didapatkan hasil water tepid sponge dengan suhu air hangat 37-40 C berpengaruh dalam menurunkan suhu tubuh minimal 1 C. Pemberian terapi water tepid sponge disertai antipiretik dapat lebih menurunkan suhu tubuh dibandingkan dengan antipiretik saja. Hal ini dibuktikan dengan penelitian wardiyah (2016) dalam mulyani & lestari (2020) menunjukkan bahwa pada menit ke 5 setelah minum antipiretik ditambah water tepid sponge rata-rata penurunan suhu tubuh pada anak demam sebesar 1,30C, sedangkan pada kelompok hanya antipiretik saja ratarata penurunan suhu 0,630C.
Oleh karena itu sangat diperlukan adanya edukasi discharge planning tindakan water tepid sponge dalam penatalaksanaan demam pada anak untuk meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga melalui media edukasi sebagai bentuk upaya pencegahan komplikasi serta mencegah timbulnya perawatan berulang akibat sakit
yang sama karena kurang pengetahuan orang tua dan ketergantungan pada tenaga kesehatan akibats ketidakmampuan dalam penatalaksanaan gejala demam secara mandiri.
1.2 Tujuan Rancangan Aktualisasi
1.2.1 Tujuan Umum
Penyelenggaraan aktualisasi pelatihan dasar CPNS ini bertujuan untuk membuat peserta mampu memahami dan mengaktualisasikan nilai – nilai dasar ASN yaitu Berpartisipasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif. Serta dapat mengetahui kedudukan dan peran PNS dalam NKRI sebagai pelayan public yang telah diatur dalam manajemen ASN. Sehingga peserta dapat menjadi PNS yang profesional yang dapat melakukan fungsinya sebagai ASN yaitu sebagai pelayan publik, pelaksana kebijakan, serta perekat dan pemersatu bangsa dan menjadi sumber daya manusia yang unggul untuk mengembangkan diri menjadi
4
1.2.2
Smart ASN yang cakap dalam bermedia digital.
Setelah dilakukannya aktualisasi ini diharapkan dapat meningkatkan
kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien serta dapat menambah pengetahuan keluarga pasien dalam penatalaksanaan demam pada anak secara mandiri dan berkelanjutan untuk mencegah dampak komplikasi dan hospitalisasi pada anak Di Ruang Kenanga Lantai 1 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
Penulis dapat mengaktualisasikan nilai – nilai dasar ASN, kedudukan dan peran ASN dalam NKRI yang akan menciptakan ASN yang professional dengan mengutamakan pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif dan kolaboratif. Sehingga dengan internalisasi tersebut diharapkan tercipta peningkatan mutu pelayanan dan kepercayaan masyarakat.
Meningkatkan sumber daya manusia khususnya perawat di ruang kenanga
1 dengan selalu mengikuti perkembangan teknologi informasi dan memberikan pelayanan prima dan mempu memenuhi kebutuhan masyarakat. Membentuk unit kerja yang kondusif dalam melayani masyarakat serta meningkatkan lingkungan kerja yang akuntabel yang memungkinkan satuan kerja dapat mencapai visi, misi, memberikan inovasi dan meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.
Dengan tersusunnya rancangan aktualisasi diharapkan dapat menambah
kepustakaan Bapelkes, khususnya sebagai bukti terselenggaranya pelatihan dasar CPNS Kementerian Kesehatan sesuai dengan kegiatan pembelajaran.
5
Tujuan khusus
1.3 Manfaat Rancangan Aktualisasi
1.3.1 Bagi Penulis
1.3.2 Bagi Satuan Kerja
1.3.3 Bagi Instansi
BAB II PROFIL INSTANSI
2.1 Profil Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin
Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung (RSHS) merupakan rumah sakit kelas A
yang menjadi rujukan tertinggi (Top Referal Hospital) di Provinsi Jawa Barat.
Selain itu pula, RSHS menjadi Rumah Sakit Rujukan Nasional dan RS Pendidikan
yang berlokasi di Jalan Pasteur Nomor 38 Kota Bandung. RSHS ditetapkan sebagai
Rumah Sakit Rujukan Nasional berdasarkan Surat Keputusan Menteri No
HK.02.02/MENKES/390/2014 tentang Pedoman Penetapan RS Rujukan Nasional, menampung tujuh RS Regional di Jawa barat dan beberapa RS di luar provinsi
Jawa Barat. Data terakhir menunjukkan, kini RSHS memiliki 944 tempat tidur, 3000 karyawan dengan 395 dokter spesialis dan subspesialis dan enam layanan
unggulan terdiri atas Pelayanan Jantung Terpadu, Pelayanan Onkologi, Pelayanan
Infeksi, Bedah Minimal Invasif, Kedokteran Nuklir dan Transplantasi Ginjal.
2.2 Visi dan Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin
2.2.1 Visi
Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong
2.2.2 Misi
Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia
2.3 Tata Nilai RSUP
Dr.
Hasan Sadikin
Tata nilai-nilai filosofis RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yaitu “PAMINGPIN PITUIN” dengan penjelasan sebagai berikut:
a. Kepemimpinan :Nilai yang menggambarkan kepeloporan dan menyiapkan talenta-talenta terbaik dibidangnya
b. Profesional : Nilai yang berorientasi pada pencapaian kinerja melalui perjalanan kemitraan dan menguasai standar yang berlaku
6
c. Inovatif :Nilai yang menggambarkan keinginan untuk menghasilkan suatu yang baru dan senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambungan
d. Tulus :Keinginan untuk memberi tanpa pamrih, proaktif dan responsive
e. Unggul :Keinginan untuk menjadi yang terbaik dan menghasilkan kualitas prima
f. Integritas :Nilai yang menggambarkan kejujuran, amanah, dan menjunjung etika yang tinggi dalam menjalankan tugas
Selain tata nilai filosofis, RSHS memiliki janji pelayanan kesehatan yaitu SIGAP:
a. Senyum-Sapa-Salam-Sopan-Santun (5S)
b. Inovatif dalam berkarya
c. Gelorakan Semangat Pelayanan Prima
d. Amanah Menjaga Keselamatan Pasien
e. Peduli, Perhatian dan Perasaan
Terdapat juga nilai – nilai yang dianut dalam pelayanan, yaitu PRIMA:
P : Profesional
Memiliki kemampuan untuk memberikan pelayanan dengan kualitas yang terbaik (prima) disertai kompetensi dalam disiplin ilmu yang mendasarinya
R : Respek
Pelayanan yang prima akan dapat diberikan apabila dilandasi oleh rasa saling hormat menghormati diantara anggota tim pemberi pelayanan kesehatan. Pelayanan yang prima tidak hanya ditentukan oleh satu profesi, tetapi oleh semua profesi yang terlibat dalam tim pelayanan kesehatan.
I : Integrasi
Bertindak terintegrasi sesuai dengan nilai – nilai dan kebijakan organisasi serta kode etik farmasi.
M : Manusiawi
7
Menganggap setiap individu atau manusia sebagai makhluk ciptaan
Tuhan yang mulia. Oleh karena itu harkat dan martabat mereka harus dijunjung tinggi.
A : Amanah
Melaksanakan dengan sungguh – sungguh segala hal yang dipercayakan oleh negara dan masyarakat, khususnya dalam memberikan pelayanan, pendidikan, dan penelitian kesehatan.
Adapun moto yang digunakan di RSHS yaitu
”Kesehatan Anda Menjadi Prioritas Kami”
2.4 Tugas dan Fungsi Organisasi
Berdasarkan peraturan menteri kesehatan RI No. 1673/MENKES/PER/XII/2005 tanggal 27 Desember 2005 tentang organisasi dan Tata kerja RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung, merupakan unit pelaksana teknis (UPT) di lingkungan kementerian kesehatan yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada direktur jenderal pelayanan kesehatan kementerian kesehatan RI. RSUP Dr.
Hasan Sadikin Bandung dikategorikan sebagai Rumah sakit tipe A dan berfungsi
sebagai rumah sakit pendidikan dan rujukan puncak provinsi jawa barat.
Tugas RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yaitu menyelenggarakan upaya
penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu dan berkesinambungan dengan upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan serta
melaksanakan upaya rujukan, pendidikan dan penelitian serta upaya lainnya sesuai kebutuhan. Fungsi dari RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yaitu :
1) Pelayanan medic dan penunjang medic
2) Pelayanan keperawatan dan asuhan keperawatan
3) Pelayanan rujukan
4) Pelayanan umum dan operasional penunjang non medic
5) Pengelolaan sumber daya manusia rumah sakit
6) Pelayanan administrasi dan keuangan
7) Pendidikan dan pelatihan di bidang kesehatan serta pengembangan sumber daya manusia
8) Penelitian dan pengembangan
8
2.5 Struktur RSUP Dr. Hasan Sadikin
Struktur organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin dapat dilihat pada gambar
Gambar 2.1 Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin
2.6 Profil Ruang Rawat Inap Kenanga Lantai 1
Ruang rawat inap Kenanga 1 merupakan ruang perawatan anak bagi pasien dengan berbagai kasus infeksi dari usia 1 bulan sampai usia 18 tahun baik laki-laki maupun perempuan. Kasus diruangan kenanga 1 meliputi kasus infeksi, respirologi, gastroenterology, neuropediatrik, dan isolasi. Ruang perawatan ini terdiri dari ruang pelayanan kelas I, II, dan III serta ruang isolasi. Terdapat 45 kapasitas tempat tidur yang saat ini dapat difungsikan, kelas 1 berjumlah 2 tempat tidur, kelas 2 berjumlah 4 tempat tidur, kelas 3 berjumlah 35 tempat tidur dan isolasi berjumlah 4 tempat tidur.
Misi ruang kenanga 1 yaitu memberikan asuhan pelayanan keperawatan pasien anak dengan rentang usia 1 bulan sampai 18 tahun secara paripurna dan prima sesuai usia tumbuh kembang yang berorientasi kepada filosofi
9
keperawatan anak yaitu atraumatic care dan family centred care. Dalam hal ini, perawatan yang diberikan kepada pasien menggunakan intervensi melalui cara mngeliminasi atau meminimalisasi stress psikologisyang dialami oleh anak dan keluarga dalam sistem pelayanan kesehatan. Selain itu juga pemberian perawatan melibatkan peran penting keluarga yang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak.
2.7 Struktur Organisasi Ruangan Kenanga Lantai 1
Pengawas Ruangan
Kepala Ruangan
ADM Keuangan
Ketua Tim Wing Timur 4-6
Perawat Pelaksana
Pekarya
Wakil Kepala Ruangan
Ketua Tim Wing Timur 1-6
Ketua Tim Wing Barat 8-13
Perawat Pelaksana
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Ruang Kenanga LantaI 1
2.8 Profil Peserta dan Rincian Tugas Peserta
Nama : Nunik Khoirunnisa, S.Kep., Ners
NIP : 199206092022032004
Jabatan/ Golongan : Perawat Ahli Pertama / IIIb
Unit Kerja : RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Instansi : Kementerian Kesehatan RI
10
Saat ini, peserta terdaftar sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di
lingkungan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia di bawah Direktorat
Jenderal Pelayanan Kesehatan dengan instansi Rumah Sakit Umum Pusat Dr
Hasan Sadikin Kota Bandung terhitung mulai tanggal 01 Maret 2022 sebagai
Perawat Ahli Pertama di bawah Bidang Keperawatan dan sekarang bekerja di unit
kerja Ruang Rawat Inap Kenanga lantai 1. Dalam pelaksanaan aktualisasi, peserta mengacu kepada Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) meliputi :
1. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan pada tahap pre/intra/post operasi
2. Melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan
3. Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan keperawatan sebagai ketua tim/perawat
4. Melakukan pemberian penugasan perawat dalam rangka melakukan fungsi ketenagaan perawat
5. Melaksanakan case finding/deteksi dini/penemuan kasus baru pada individu
6. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu
7. Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjutan
8. Merumuskan diagnosa keperawatan kepada individu
9. Membuat prioritas diagnose keperawatan dan masalah keperawatan
10. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu ( merumuskan, menetapkan) tindakan
11. Melakukan komunikasi therapeutic dalam pemberian asuhan keperawatan
12. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks pada area medical bedah
13. Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu
14. Melakukan tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat/bencana/kritikal
15. Memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan spiritual pada kondisi kehilangan, berduka atau menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan
16. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi
17. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan eliminasi
18. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan mobilisasi
19. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur
20. Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri
11
21. Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan pengaturan suhu
22. Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan oksigenasi kompleks
23. Melakukan komunikasi dengan klien dengan hambatan komunikasi
24. Melakukan pemantauan atau penilaian kondisi pasien selama dilakukan tindakan keperawatan spesifik sesuai kasus dan kondisi pasien
25. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu
26. Melakukan penatalaksanaan manajemen gejala
27. Melakukan perawatan luka
28. Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada individu
29. Melaksanakan manajemen surveilans HAIs sebagai upaya pengawasan resiko infeksi dalam upaya preventif pada pelayanan keperawatan
30. Melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan antar shift/unit/fasilitas kesehatan
31. Melakukan konsultasi keperawatan dan kolaborasi dengan dokter
32. Melakukan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaan standar pada pasien/petugas/pengunjung sebagai upaya pencegahan infeksi
33. Melakukan pendidikan kesehatan pada individu
2.9 Nilai – Nilai Dasar ASN
Nilai-nilai dasar adalah nilai yang sangat dibutuhkan dalam menjalankan tugas jabatan profesi ASN (Aparatur Sipil Negara) secara profesional sebagai pelayan masyarakat. Nilai-nilai dasar profesi ASN yaitu Berpartisipasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif jika diakronimkan menjadi BerAKHLAK (LAN,2022).
1. Berpartisipasi Pelayanan
Nilai Berorientasi pelayanan merupakan kemampuan yang harus dimiliki
sebagai seorang ASN dalam upaya memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat, mempunyai sikap ramah, cekatan, solutif dan dapat diandalkan, serta melakukan perbaikan tiada henti. Sesuai dengan tugas dan fungsi ASN
dalam undang-undang no.5 tahun 2014 yaitu seorang ASN mempunyai fungsi sebagai pelayan pubik. Sebagai pelayan public, ASN harus
12
mengutamakan kepentingan public dan masyarakat luas dalam menjalankan fungsi dan tugasnya, serta mampu memberikan pelayanan public yang professional dan berkualitas sesuai kode etik dan kode perilaku ASN (LAN, 2022).
2. Akuntabel
Nilai Akuntabel adalah nilai yang harus dimiliki seorang ASN dalam menjalankan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi, menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara bertanggung jawab, efektif dan efisien serta tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan. dalam hal ini, sebagai seorang ASN dituntut untuk mampu menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya dan tidak menyalahgunakan tugas, status, kekuasaan dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan serta manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain (LAN, 2022).
3. Kompeten
Kompetensi merupakan perpaduan aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap yang terindikasikan dalam kemampuan dan perilaku seseorang sesuai tuntutan pekerjaan. Nilai kompeten dalam core values ASN BerAKHLAK yaitu kemampuan untuk meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah, membantu orang lain belajar serta selalu melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik. Dalam meningkatkan kompetensi diri seorang ASN, diantaranya mampu memanfaatkan sumber keahlian pakar/konsultan yang dimiliki diunit kerja maupun tempat lain, merubahn mindset dan pola pikir serta melakukan jejaring formal/informal didalam maupun diluar organisasi. Membantu orang lain belajar sebagai contoh aktif dalam mengakses dan mentransfer pengetahuan serta aktif dalam knowledge fairs and open forums serta semangat berkarya untuk melaksanakan tugas terbaik (LAN,2022).
Keanekaragaman bangsa Indonesia dalam suku, budaya, bahasa dan agama
13
4. Harmonis
merupakan suatu potensi dan tantangan dalam lingkungan kerja maupun masyarakat. Harmoni adalah kerjasama antara berbagai factor dengan sedemikian rupa hingga factor-faktor tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuan yang luhur. Suasana harmonis akan menciptakan kondisi tenang, memungkinkan kolaborasi dan kerjasama, meningkatkan produktifitas dan kualitas pelayanan. Nilai Harmonis pada ASN, dapat ditunjukan dengan menghargai setiap orang apapun latar belakangnya,suka menolong orang lain, dan membangun lingkungan kerja yang kondusif. Dalam melayani seorang ASN dituntut harus menjalankan sikap hormat, sopan dan tanpa tekanan serta menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya (LAN, 2022).
5. Loyal
Loyal dapat diartikan sebagai berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan Negara. Panduan perilaku sikap loyal yaitu dengan memegang teguh ideology pancasila, UUD 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah, menjaga nama baik sesame ASN pimpinan instansi dan Negara, serta menjaga rahasia jabatan dan Negara. Nilai loyal sebagai ASN dapat dimaknai dengan komitmen, dedikasi, kontribusi, nasionalisme dan pengabdian (LAN, 2022).
6. Adaptif
Adaptif dapat dimaknai sebagai adaptasi yaitu suatu proses yang menempatkan manusia yang berupaya mencapai tujuan-tujuan atau kebutuhan untuk menghadapi lingkungan dan kondisi yang berubah-ubah agar tetap bertahan. Nilai adaptif sebagai ASN diantaranya adalah cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan, terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas dan bertindak secara proaktif (LAN, 2022).
7. Kolaboratif
Kolaboratif adalah nilai yang dihasilkan dari dua atau lebih banyak aliansi yang bertujuan untuk menjadi lebih kompetitif dengan mengembangkan rutinitas secara bersama. Nilai kolaboratif sebagai seorang ASN dapat
14
ditunjukkan dengan memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk
berkontribusi, terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah serta mampu menggerakan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama (LAN, 2022).
2.10 Peran dan Kedudukan ASN dalam NKRI
1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil negara yang unggul selaras dengan perkembangan zaman. Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik. Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai
ASN berfungsi sebagai Pelaksana kebijakan public, Pelayan public dan Perekat dan pemersatu bangsa. Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya dengan baik dapat meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka setiap ASN diberikan hak. Setelah mendapatkan haknya maka ASN juga berkewajiban sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya. ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku. Kode etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku yang diatur dalam UU ASN menjadi acuan bagi para ASN dalam penyelenggaraan birokrasi pemerintah.
2. Smart ASN
Dalam rangka mewujudkan smartASN, Aparatur Sipil Negara (ASN) didorong untuk meningkatkan kompetensinya untuk menjawab tantangan yang akan terjadi. Kriteria Smart ASN adalah mempunyai integritas, jiwa nasionalisme, profesional, keramahtamahan (Hospitality), berwawasan global, bahasa asing, Kemampuan IT, serta jejaring kerja alias networking dan enterpreneurship
15
sesuai dengan visi presiden dalam pembangunan SDM dengan percepatan peningkatan kualitas SDM aparatur yang dilakukan untuk membentuk smart asn demi terwujudnya smart governance. Smart governance adalah mewujudkan tata kelola ASN menuju pegawai ASN yang mempunyai wawasan literasi digital dengan birokrasi bertaraf dunia. Sebagai seorang ASN dituntut untuk memiliki kecakapan literasi digital yang bagus, tidak hanya mampu mengoperasikan gawai melainkan juga mampu mengoperasikan perangkat digital serta bermedia digital dengan penuh tanggung jawab.
Sebagai smart ASN, harus mampu menerapkan etika dalam bermedia social yaitu kemampuan dalam menyadari, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan dan mengembangkan tata kelola etika bermedia social dalam kehidupan sehari-hari dengan menerapkan digital skill, digital culture, digital ethics, dan digital safety. (LAN, 2022)
16
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI
3.1 Identifikasi dan Analisis Issu Aktual
Identifikasi isu dilakukan dengan melihat hal-hal yang tidak sesuai kondisi dalam
Tugas dan Fungsi sesuai Sasaran Kerja Pegawai (SKP). Hal yang tidak sesuai dalam SKP dapat berpotensi menjadi suatu masalah. Berikut penjelasan setiap
butir SKP:
Tabel 3.1 Penjelasan butir Tugas dan Fungsi sesuai SKP
No .
Kegiatan Tugas Pokok Jabatan Kondisi saat ini Kondisi yang
1. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan pada tahap pre/intra/post operasi
2. Melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan
3. Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan keperawatan sebagai ketua tim/perawat
4. Melakukan pemberian penugasan perawat dalam rangka melakukan fungsi ketenagaan perawat
5. Melaksanakan case finding/deteksi dini/penemuan kasus baru pada individu
6. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu
Sudah dilaksanakan
diharapkan
Dilaksanakan sesuai SOP
Sudah dilaksanakan secara EMedicalRecord
Sudah dilaksanakan
Dilaksanakan sesuai SOP
Dilaksanakan sesuai SOP
Tidak ada data
Tidak ada data
Sudah dilaksanakan
Dilaksanakan sesuai SOP
Sudah dilaksanakan
Dilaksanakan sesuai SOP
17
7. Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjutan
8. Merumuskan diagnosis keperawatan pada individu
9. Membuat prioritas diagnose keperawatan dan masalah keperawatan
10 Menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu ( merumuskan, menetapkan)
tindakan
11 Melakukan komunikasi therapeutic dalam pemberian asuhan keperawatan
12 Melakukan intervensi
keperawatan spesifik yang kompleks pada area medical bedah
13 Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SOP
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SOP
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SOP
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SOP
14 Melakukan tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat/bencana/kritikal
15 Memberikan dukungan/fasilitasi
kebutuhan spiritual pada kondisi
kehilangan, berduka atau
menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SOP
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SOP
Belum dilakukan optimal. Terutama tindakan
terkait tumbuh kembang anak
Dilakukan optimalisasi tindakan keperawatan dengan memperhatikan tumbuh kembang anak dan prinsip atraumatic care
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SOP
Tidak ada data
Tidak ada data
18
16
tindakan
pemenuhan
nutrisi
17 Melakukan tindakan
pemenuhan
tindakan
pemenuhan
mobilisasi
19
tindakan
pemenuhan
istirahat dan tidur
20
tindakan pemenuhan
kebersihan diri
21 Melakukan tindakan pemenuhan
rasa nyaman dan
suhu
22 Melakukan tindakan pemenuhan
oksigenasi kompleks
23 Melakukan komunikasi dengan
dengan hambatan
24 Melakukan pemantauan atau
kondisi pasien selama
tindakan keperawatan
sesuai kasus dan
25
evaluasi tindakan
pada individu
26 Melakukan penatalaksanaan
gejala
19
keperawatan
kebutuhan
Sudah dilakukan Dilaksanakan sesuai SOP
Melakukan
keperawatan
kebutuhan
dilakukan Dilaksanakan
Melakukan
keperawatan
kebutuhan
Sudah dilakukan Dilaksanakan sesuai SOP
eliminasi Sudah
sesuai SOP 18
keperawatan
kebutuhan
Sudah dilakukan Dilaksanakan sesuai SOP
Melakukan
kebutuhan
Sudah dilakukan Dilaksanakan sesuai SOP
Melakukan
kebutuhan
pengaturan
Sudah dilakukan Dilaksanakan sesuai
SOP
kebutuhan
Sudah dilakukan Dilaksanakan sesuai SOP
klien
komunikasi Sudah dilakukan Dilaksanakan sesuai
SOP
penilaian
dilakukan
spesifik
kondisi
Sudah dilakukan Dilaksanakan sesuai
pasien
SOP
keperawatan
Dilaksanakan
Melakukan
Sudah dilakukan
sesuai SOP
manajemen
Belum
secara
edukasi
planning tentang Dilaksanakan sesuai
dilaksanakan
optimal yaitu
discharge
SOP
27 Melakukan perawatan luka
28 Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada individu
29 Melaksanakan manajemen
surveilans HAIs sebagai upaya
pengawasan resiko infeksi
dalam upaya preventif pada pelayanan keperawatan
perawatan water tepid
sponge pada pasien demam
keperawatan dan kolaborasi
dengan dokter
32 Melakukan upaya peningkatan
kepatuhan kewaspadaan
standar pada
pasien/petugas/pengunjung
sebagai upaya pencegahan
infeksi
33 Melakukan pendidikan
kesehatan pada individu
Sudah
dilakukan
Belum dilakukan secara
optimal, terkait dengan
ketidakpatuhan keluarga
pasien kamar isolasi
Dilaksanakan
Sudah ada peraturan
tata tertib kamar isolasi
ditempel dipintu
berukuran kertas kecil, resiko tidak terbaca
Belum ada media
edukasi discharge planning terkait
perawatan demam
menggunakan teknik
water tepid sponge.
Terdapat media edukasi discharge planning
terkait perawatan
demam menggunakan
teknik water tepid
sponge untuk keluarga
pasien
20
Sudah dilakukan Dilaksanakan sesuai SOP
Sudah dilakukan Dilaksanakan
sesuai SOP
Sudah dilakukan Dilaksanakan
sesuai SOP
30 Melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan antar shift/unit/fasilitas kesehatan Dilaksanakan
sesuai SOP
31 Melakukan konsultasi
Sudah dilakukan
sesuai SOP
Tabel 3.2 Dampak Isu sesuai SKP
Issu Dampak apabila isu tidak ditangani
Melakukan
penatalaksanaan
manajemen gejala
Melakukan pendidikan kesehatan pada individu
Akan menimbulkan ketergantungan pada tenaga kesehatan serta keluarga tidak mampu memahami dan melaksanakan perawatan yang berkelanjutan
Meningkatnya angka perawatan berulang, meningkatnya angka kembalinya pasien ke rumah sakit akibat penyakit yang sama, meningkatnya lama perawatan dan meningkatnya angka kematian
Menimbulkan trauma hospitalisasi pada anak akibat dari kunjungan ke fasilitas kesehatan yang tidak perlu dan tidak mendesak.
Beresiko untuk memperlambat pelayanan gejala pasien demam terutama bila pasien terlambat dilakukan intervensi dalam kondisi darurat serta mendesak sebagai alternative pertolongan pertama demam.
Melakukan upaya
peningkatan kepatuhan
kewaspadaan standar pada pasien/petugas/pengunjung
sebagai upaya pencegahan
infeksi
Memfasilitasi adaptasi
dalam hospitalisasi pada individu
Akan menimbulkan informasi tidak tersampaikan ke pasien maupun keluarga.
Belum adanya sarana bermain di ruang rawat inap anak kenanga 1 sesuai dengan masa perkembangan anak, sehingga menimbulkan kecemasan pada anak saat harus hospitalisasi.
21
Berdasarkan dampak dari setiap isu diatas dan dengan metode environmentalscanning serta brainstormingdengan kepala ruangan, ditemukan isu-isu yang lebih spesifik
diantaranya :
1. Belum optimalnya sosialisasi dan edukasi fungsi perawatan kamar isolasi di RSUP dr.Hasan Sadikin Bandung
Berdasarkan hasil observasi selama 5 hari di ruang rawat inap Kenanga lantai 1
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, terhitung sejak tanggal 8-12 Juni 2022
ditemukan Penjaga pasien atau keluarga tidak tetap/ bergantian dan sering keluar masuk kamar isolasi, keluarga pasien juga masih menggunakan masker kain dan sering melepas masker dileher saat menunggu di ruang isolasi, 2 dari
4 Keluarga Pasien yang menunggu mengatakan tidak tahu bedanya ruang perawatan isolasi atau biasa. Saat ini sudah tersedia media edukasi terkait tata tertib kamar isolasi berupa selembar kertas yang ditempelkan ditiap pintu kamar isolasi pasien.
2. Belum optimalnya Edukasi Discharge Planning terkait Tindakan
Keperawatan Water Tepid Sponge Dalam Penatalaksanaan Hipertermi
Pada Anak Di Ruang Rawat Inap Anak Kenanga Lantai 1
Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 10 Juni 2022 di ruang rawat inap
anak kenanga lantai 1 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung ditemukan dari total
42 anak yang sedang dirawat inap, 10 diantaranya sedang mengalami keluhan demam >380C, dan 23 anak pernah mengalami demam dalam 3 hari terakhir serta 19 0rang anak sedang mendapatkan terapi antipiretik. Pemberian antipiretik pada 11 anak dari 19 anak yaitu untuk menurunkan nyeri, sedangkan 8 dari 19 orang sebagai terapi demam. Pengambilan data juga diperkuat dengan melakukan wawancara apa saja yang sudah diketahui
keluarga mengenai istilah tepid sponge serta penanganan yang dilakukan saat anak demam, berdasarkan hasil wawancara saat observasi didapatkan keluarga
pasien mengatakan belum pernah mendengar istilah water tepid sponge, 5
keluarga dari 10 anak yang demam mengatakan bila demam dikompres dengan air hangat dibagian kening dan ketiak saja sedangkan 5 keluarga lainnya
mengatakan kompres dengan air biasa di kening anak, berdasarkan hasil Tanya
jawab dengan bagian promosi kesehatan RSHS pak asep mengatakan belum
22
adanya media edukasi water tepid sponge sebagai tindakan keperawatan dalam penatalaksanaan pasien hipertermi.
3. Belum optimalnya tindakan keperawatan distraksi dan terapi bermain sesuai dengan usia perkembangan anak di ruang rawat inap anak Kenanga 1 RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung
Berdasarkan hasil observasi selama 5 hari di ruang rawat inap anak kenanga
lantai 1 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung ditemukan belum adanya sarana bermain anak di ruang kenanga 1, belum adanya metode distraksi terapi bermain anak yang efektif sesuai dengan usia perkembangan, setiap anak yang akan dilakukan tindakan pemasangan infus dan pengambilan darah dikamar tindakan terlihat cemas dan ketakutan terlebih dahulu, dinding kamar tindakan berwarna polos putih tanpa ada gambar.
Sebelum dilakukan penetapan prioritas isu dengan metode USG (Urgency, Seriousness, dan Growth), langkah pertama dilakukan Uji Kelayakan Isu dengan menggunakan metode AKPL (Aktual, Kekhalayakan, Problematika, Layak).
Aktual artinya isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat. Kekhalayakan artinya isu tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak. Problematik artinya isu tersebut memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu dicarikan segera solusinya secara komprehensif. Kelayakan artinya isu tersebut masuk akal, realistis, relevan, dan dapat dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.
Tabel 3.3 Penapisan Isu Berdasarkan AKPL
1. Belum optimalnya sosialisasi dan edukasi
fungsi perawatan kamar isolasi di ruang
rawat inap kenanga lantai 1 di RSUP
dr.Hasan Sadikin Bandung + + - + Terpilih
23
No. Isu A K P L HASIL(Terpilih/
Tidak Terpilih)
2. Belum optimalnya Edukasi Discharge
Planning terkait Tindakan Keperawatan
Water Tepid Sponge Dalam Penatalaksanaan
Hipertermi Pada Anak Di Ruang Rawat Inap
Anak Kenanga Lantai 1
3. Belum optimalnya tindakan keperawatan
distraksi dan terapi bermain sesuai dengan
usia perkembangan anak di ruang rawat
inap anak Kenanga 1 RSUP dr. Hasan
Sadikin
+ + + + Terpilih
+ - + - Tidak Terpilih
Dari hasil penapisan tersebut, didapatkan 3 isu yaitu:
1. Belum optimalnya sosialisasi dan edukasi fungsi perawatan kamar isolasi di ruang
rawat inap kenanga lantai 1 di RSUP dr.Hasan Sadikin Bandung
2. Belum optimalnya Edukasi Discharge Planning terkait Tindakan Keperawatan
Water Tepid Sponge Dalam Penatalaksanaan Hipertermi Pada Anak Di Ruang
Rawat Inap Anak Kenanga Lantai 1
3. Belum optimalnya tindakan keperawatan distraksi dan terapi bermain sesuai
dengan usia perkembangan anak di ruang rawat inap anak Kenanga 1 RSUP dr.
Hasan Sadikin
Dari ketiga isu tersebut, dilakukan penapisan kembali dengan menggunakan metode USG (urgency,seriousness,growth). Urgencyadalah seberapa mendesak isu harus dibahas, dianalisa, dan ditindaklanjuti. Seriousnessadalah seberapa serius suatu isu harus dikaitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan. Growthadalah seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak segera ditangani.
Tabel 3.4
Penapisan Isu Berdasarkan USG
1. Belum optimalnya sosialisasi dan edukasi fungsi
perawatan kamar isolasi di ruang rawat inap
Prioritas
Bandung 3 4 3 10 II
kenanga lantai 1 di RSUP dr.Hasan Sadikin
24
No Isu U S G
Total
2. Belum optimalnya Edukasi Discharge Planning
terkait Tindakan Keperawatan Water Tepid
Sponge Dalam Penatalaksanaan Hipertermi
Pada Anak Di Ruang Rawat Inap Anak Kenanga
Lantai 1
4 4 4 12 I
Dari hasil penapisan tersebut didapatkan urutan prioritas dari yang pertama Belum
optimalnya Edukasi Discharge Planning terkait Tindakan Keperawatan Water Tepid
Sponge Dalam Penatalaksanaan Hipertermi Pada Anak Di Ruang Rawat Inap Anak
Kenanga Lantai 1 untuk dijadikan topik dalam rancangan aktualisasi.
Isu yang telah diidentifikasi dengan dua kali penapisan, selanjutnya dilakukan analisa masalah penyebab isu, dalam hal ini untuk mencari akar permasalahan dengan pendekatan metode analisis fishbone, sebagai berikut :
Material Man
Kurang pengetahuan keluarga tentang perawatan demam pada anak
Belum adanya media edukasi panduan water tepid sponge yang tersedia di ruangan
Belum optimalnya
Edukasi
Discharge
Planning terkait
Tindakan
Keperawatan
Water Tepid
Sponge Dalam
Penatalaksanaan
Peningkatan pasien anak yang mengalami keluhan demam
Method
Hipertermi Pada
Anak Di Ruang
Rawat Inap Anak
Kenanga Lantai 1
Environmental
Gambar 3.1 analisis penyebab issu fishbone
3.2 Keterkaitan Penyebab Isu dengan Kedudukan dan Peran PNS untuk
Mendukung Terwujudnya SmartGovernance
Gagasan pemecahan isu yang dilakukan bersumber dari SKP (sasaran kinerja pegawai), perintah atasan, dan inovasi dengan mengaplikasikan nilai-nilai dasar
aparatur sipil negara BerAKHLAK (Berpartisipasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif), prinsip Manajemen ASN
25
Belum optimalnya edukasi yang dilakukan perawat
Sistem perawatan yang lebih fokus pada penanganan diagnosa utama
banyaknya tindakan yang harus dilakukan oleh perawat
dan SmartGovernanceserta diintegrasikan dengan nilai-nilai dan visi misi RSUP
dr. Hasan Sadikin Bandung.
Keterkaitan dengan prinsip Manajemen ASN dan SmartGovernanceantara lain :
Tabel 3.5 Keterkaitan dengan substansi Agenda 3
Manajemen ASN 1) Melaksanakan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional
2) Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan
SmartGovernance 1) Melakukan pencarian informasi dan evidence base terbaru secara benar melalui pemanfaatan literasi digital
2) Memberikan informasi dengan memanfaatkan media digital secara bijak untuk kepentingan pelayanan
Unit Kerja : Ruang Rawat Inap Kenanga Lantai 1
Isu yang Diangkat : Belum Optimalnya Edukasi Discharge Planning Terkait
Tindakan Keperawatan Water Tepid Sponge Dalam
Penatalaksanaan Hipertermi Pada Anak Di Ruang Rawat Inap
Anak Kenanga Lantai 1
3.3 Alternatif Pemecahan
Masalah sebagai Gagasan Kreatif
Untuk mengatasi isu tersebut agar dapat teratasi dan tidak menimbulkan dampak yang tidak diharapkan di kemudian hari, maka penulis mengajukan beberapa gagasan pemecahan isu tersebut berdasarkan akar masalahnya.
Tabel 3.6 Gagasan Kreatif
No. Gagasan Pemecahan Isu
1. Penyampaian gagasan rencana kegiatan rancangan aktualisasi kepada kepala ruangan dan mentor
2. Pembuatan media edukasi perawatan hipertermi dengan teknik
water tepid sponge berupa Video dan e-leaflet dengan scan
QR barcode yang terhubung dengan instagram promkes RSHS
Keterangan
Inovasi
26
SKP
3. Pelaksanaan Sosialisasi media edukasi perawatan hipertermi dengan teknik water tepid sponge menggunakan video dan eleaflet melalui scan QR pada rekan kerja perawat
4. Pelaksanaan edukasi perawatan hipertermi dengan teknik water tepid sponge kepada keluarga pasien menggunakan media video dan e-leaflet melalui scanQR
5. Pelaksanaan evaluasi kegiatan sosialisasi edukasi discharge planning perawatan hipertermi dengan teknik water tepid sponge pada anak melalui media QR code video dan e-leaflet
27
SKP
SKP
SKP
1. Penyampaian
gagasan
rencana
kegiatan
rancangan
aktualisasi
kepada kepala
ruangan dan
mentor
1.1 Menentukan
kontrak
pertemuan dengan kepala
ruangan dan
Tersedia gagasan
rancangan
aktualisasi yang
disetujui
Konsultasi yang
terjalin antara
stake holder
terkait adalah
bentuk gotong
royong yang
merupakan
landasan
terwujudnya
VISI rumah sakit
Nilai Pamingpin
Pituin:
Profesional: Nilai
yang berorientasi
pada Pencapaian
kinerja melalui
perjalanan kemitraan
Inovatif: Nilai yang
menggambarkan
Adanya Kontrak
waktu melalui
pesan whatsapp
Saya mengawali
kegiatan ini dengan
meminta izin dan
membuat janji
terlebih dahulu
sakit yaitu
Terwujudnya
Indonesia Maju
keinginan untuk
menghasilkan suatu
yang baru dan
senantiasa
melakukan
28
BAB IV RANCANGAN AKTUALISASI
4.1 Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/BUKTI KETERKAITAN SUBSTANSI MATA PELATIHAN BerAKHLAK KONTRIBUSI TERHADAP VISI MISI ORGANISASI PENGUATAN NILAI ORGANISASI
Tabel 4.1 Matriks Rancangan Aktualisasi
mentor
dengan kepala
ruangan dan mentor
melalui pesan di chat
whatsappdengan
Bahasa yang sopan
dan ramah serta
menunjukkan rasa
hormat dan saling
menghargai sebagai
wujud aktualisasi
MP. Harmonis
Saya memenuhi janji
pertemuan dengan
kepala ruangan
terlebih dahulu
diruangannya tepat
sesuai waktu yang
ditentukan MP.Loyal
Saya memenuhi janji
pertemuan dengan
mentor tepat sesuai
waktu yang
ditentukan sebagai
perbaikan secara
berkesinambungan
Integritas: Nilai
yang
menggambarkan
kejujuran, amanah, dan menjunjung
etika yang tinggi
dalam menjalankan
tugas
29
KETERKAITAN SUBSTANSI
BerAKHLAK KONTRIBUSI TERHADAP
ORGANISASI PENGUATAN NILAI ORGANISASI
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/BUKTI
MATA PELATIHAN
VISI MISI
1.2 Melakukan
konsultasi
rancangan aktualisasi
optimalisasi
edukasi
discharge
planning terkait
tindakan water
tepid sponge
dalam
penatalaksanaa
n hipertermi
pada anak
Gagasan yang
ditandatangani
dilembar
konsultasi
PELATIHAN
wujud dedikasi
terhadap pimpinan
MP. Loyal
Saya meminta izin
kepada kepala
ruangan dengan
sopan dan santun
menyampaikan
gagasan rencana
aktualisasi yang akan
dilaksanakan
diruangannya sebagai
bentuk
penghormatan dan
kontribusi dalam
meningkatkan
kualitas pelayanan
demi kepuasan
pasien
MP.Berorientasi
pelayanan
Saya melakukan
diskusi dengan
30
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/BUKTI KETERKAITAN SUBSTANSI MATA
BerAKHLAK KONTRIBUSI TERHADAP VISI MISI ORGANISASI PENGUATAN NILAI ORGANISASI
kepala ruangan
terkait gagasan dan
pertimbangan
permasalahan yang
sedang dihadapi
diruangan, serta
bersikap terbuka
menerima masukan
dan saran yang
dikemukakan untuk
dapat dikonsultasikan
dengan mentor
MP.Kolaboratif
Saya menyiapkan
materi sebagai wujud
learning agility
sebelum
menyampaikan
gagasan isu kepada
mentor sesuai
dengan masukan dari
kepala ruangan MP
Kompeten
31
KONTRIBUSI TERHADAP
PENGUATAN
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/BUKTI KETERKAITAN SUBSTANSI MATA PELATIHAN BerAKHLAK
VISI MISI ORGANISASI
NILAI ORGANISASI
1.3 Melakukan koordinasi dengan pihak promkes RSHS
1. Tersedianya gagasan yang disetujui dilembar
konsultasi, Foto pertemuan & chat whatsapp
PELATIHAN
Saya menyampaikan
gagasan isu dengan
jujur, terbuka, dan
bertanggung jawab
MP. Akuntabel
Saya melakukan
koordinasi dengan
bagian promkes
mengemukakan
gagasan rencana
pembuatan media
edukasi sebagai
bagian terbuka
dalam
bekerjasama
untuk
menghasilkan nilai
tambah
MP.Kolaboratif
kemudian
bersikap proaktif
terhadap
32
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/BUKTI KETERKAITAN SUBSTANSI MATA
BerAKHLAK KONTRIBUSI TERHADAP VISI MISI ORGANISASI PENGUATAN NILAI ORGANISASI
2. Pembuatan
media edukasi
perawatan
hipertermi
dengan teknik
water tepid
sponge berupa
Video dan eleaflet dengan
scan QR
barcode yang
terhubung
dengan
instagram promkes RSHS
Output : Tersedianya
media edukasi
melalui video dan e-leaflet yang
telah dibuat.
MATA
PELATIHAN
masukan yang
diberikan MP.
Adaptif
Dengan membuat
media edukasi
tentang teknik
water tepid
sponge dengan
video dan eleaflet melaui QR
Codedapat
dijadikan
panduan dan
landasan dalam
tindakan
penatalaksanaan
hipertermi pada
anak. Dalam
pembuatan media
edukasi dilakukan
kerjasama antar
Nilai Pamingpin
Pituin:
Profesional: Nilai
yang berorientasi
pada Pencapaian
kinerja melalui
perjalanan kemitraan
Inovatif: Nilai yang
menggambarkan
keinginan untuk
menghasilkan suatu
yang baru dan
senantiasa
melakukan
perbaikan secara
berkesinambungan
33
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/BUKTI KETERKAITAN SUBSTANSI
BerAKHLAK KONTRIBUSI TERHADAP
VISI MISI ORGANISASI PENGUATAN NILAI ORGANISASI
2.1 1. Mengumpulkan
literature
review dari
beberapa jurnal
terbaru dan
telaah sop
tepid sponge
dari arsip
rumah sakit
Adanya tabulasi
data dari jurnal
dan sop water
tepid sponge
Saya mencari dan
mengumpulkan
literature dari
beberapa jurnal di
internet seperti
researchgate dan
google scholar
dengan cepat
menyesuaikan diri
memanfaatkan
teknologi MP.
Adaptif
saya melakukan
telaah sop, dengan
berkoordinasi
kebagian umum
meminta izin untuk
melihat arsip sop rs
sebagai wujud dalam
memberikan kualitas
pelayanan terbaik
MP.Berorientasi
Pelayanan
unit terkait untuk
meningkatkan
mutu layanan
sehingga akan
mendukung
pencapaian VISI
RSHS yaitu
mewujudkan
indonesia maju
Integritas: Nilai
yang
menggambarkan
kejujuran, amanah, dan menjunjung
etika yang tinggi
dalam menjalankan
tugas
34
KETERKAITAN SUBSTANSI
KONTRIBUSI TERHADAP
PENGUATAN NILAI
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/BUKTI
MATA PELATIHAN BerAKHLAK
VISI MISI ORGANISASI
ORGANISASI
PELATIHAN
Saya meningkatkan
kemampuan diri
dengan berusaha
membuat video dan
e-leaflet dengan
detail, rapi, dan
bersumber dari
literaturejurnal
terpercaya dan sop
yang ada sehingga
mudah dipahami oleh
keluarga maupun
rekan kerja.
MP.Kompeten
saya membuat video
sesuai kebutuhan
pasien sebagai
bentuk pengabdian
masyarakat
MP.Loyal
35
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/BUKTI KETERKAITAN SUBSTANSI MATA
BerAKHLAK KONTRIBUSI TERHADAP VISI MISI ORGANISASI PENGUATAN NILAI ORGANISASI
2.2 1. Membuat konsep Video dan e-leaflet
Adanya skenario gambar video dan konsep e-leaflet
2.3
Melakukan
pembuatan video dan eleaflet
menggunakan aplikasi
Adanya
dokumentasi
proses pembuatan video
PELATIHAN
Saya berusaha
melakukan
pembuatan video
dengan hasil yang
terbaik
MP.Kompeten
2.4
Mengkonsultasi
kan hasil video dan e-leaflet
kepada kepala ruangan dan mentor
Adanya lembar
konsultasi yang
ditandatangani
Setiap setelah
berkonsultasi dengan
kepala ruangan
maupun mentor, mengisi lembar
konsultasi yang diisi
tanggal konsul, masukan/ saran, serta paraf
pembimbing, sebagai
bentuk aktualisasi
MP. Akuntabel
Kemudian dalam
menyampaikan
36
TAHAPAN
KETERKAITAN
NO KEGIATAN
KEGIATAN OUTPUT/BUKTI
SUBSTANSI MATA
TERHADAP
MISI ORGANISASI PENGUATAN NILAI ORGANISASI
BerAKHLAK KONTRIBUSI
VISI
2.5
2. Finalisasi pembuatan
video dan eleaflet berdasarkan hasil masukan dan saran mentor
2.6 Melakukan
1.
koordinasi dan pengajuan publikasi media ke unit promkes RSHS
KETERKAITAN
SUBSTANSI MATA
PELATIHAN
BerAKHLAK
rancangan video dan e-leaflet
menggunakan
Bahasa yang santun
dan sopan sebagai
bentuk sikap saling
menghargai MP.
Harmonis
video dan e-leaflet hasil revisi saya melakukan
finalisasi pembuatan
video dan e-leaflet
dengan penuh
kejujuran dan tanggung jawab serta
menghindari
plagiarism
MP.Akuntabel
KONTRIBUSI TERHADAP
VISI MISI ORGANISASI
PENGUATAN NILAI ORGANISASI
dan e-
terupload di instagram promkes RSHS
Saya melakukan
pengajuan video dan e-leaflet dengan unit promosi kesehatan
dengan bahasa yang
baik dan terbuka
37
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/BUKTI
Video
leaflet
menerima masukan
guna membangun
kerjasama yang
dilandasi
kepercayaan
MP.Kolaboratif
Dalam pengajuan
media video dan eleaflet saya
menyampaikan nya
menggunakan bahasa
sopan dan bersikap
ramah serta tidak
tampak menggurui
MP.Harmonis
saya meminta izin
kepada tim promkes
rshs untuk
mempublikasikan
media edukasi video
dan e-leaflet di akun
Instagram RSHS, dengan harapan
38
KONTRIBUSI TERHADAP
PENGUATAN
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/BUKTI KETERKAITAN SUBSTANSI MATA PELATIHAN BerAKHLAK
VISI MISI ORGANISASI
NILAI ORGANISASI
KETERKAITAN
SUBSTANSI MATA
PELATIHAN
BerAKHLAK
dapat diakses oleh
lebih banyak petugas
kesehatan di RSHS
dan masyarakat luas
sebagai bentuk
aktualisasi
MP.Berorientasi
pelayanan
KONTRIBUSI
TERHADAP
VISI MISI ORGANISASI
PENGUATAN NILAI ORGANISASI
39
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/BUKTI
2.7 Melakukan
pembuatan QR
code video dan
e-leaflet teknik
water tepid
sponge
Akrilik QR code
tersimpan di nurse station
PELATIHAN
Saya melakukan
pembuatan akrilik QR
code melalui pihak
ketiga yaitu jasa
pembuatan akrilik
sebagai wujud
kerjasama untuk
menghasilkan nilai
tambah
MP.Kolaboratif
saya melakukan
koordinasi dengan
kepala ruangan dan
rekan kerja untuk
penempatan akrilik
QR code agar mudah
diakses
MP.Kompeten
40
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/BUKTI KETERKAITAN SUBSTANSI MATA
BerAKHLAK KONTRIBUSI TERHADAP VISI MISI ORGANISASI PENGUATAN NILAI ORGANISASI
Sosialisasi
media edukasi
perawatan
hipertermi
dengan teknik
water tepid
sponge menggunakan
video dan
leaflet melalui
scan QR pada
rekan kerja
perawat
sosialisasi media
edukasi video dan e-leaflet edukasi
PELATIHAN
Sosialisasi kepada
perawat menjadi
wadah untuk
meningkatkan
pelayanan
terhadap pasien
sesuai dengan
VISI dan MISI
RSHS yaitu
terwujudnya
indonesia maju
dan peningkatan
kualitas manusia
Nilai Pamingpin
Pituin :
Profesional : Nilai
yang berorientasi
pada pencapaian
kinerja melalui
perjalanan
kemitraan.
Inovatif : Nilai yang
menggambarkan
keinginan untuk
menghasilkan
sesuatu yang baru
dan senantiasa
koordinasi
dengan kepala
ruangan terkait
kegiatan
sosialisasi media edukasi
Kontrak waktu
kegiatan Saya melakukan
koordinasi dengan
kepala ruangan
sebagai bentuk
perizinan dan
penghormatan demi
menjaga etika
melakukan
perbaikan secara
berkesinambungan
Tulus : keinginan
untuk memberi
tanpa pamrih,
41
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/BUKTI KETERKAITAN SUBSTANSI MATA
BerAKHLAK KONTRIBUSI TERHADAP VISI MISI ORGANISASI PENGUATAN NILAI ORGANISASI
3. Pelaksanaan
2. Output : Terselenggaranya
3.1 Melakukan
3.2
Menyusun SAP dan materi sosialisasi
Tersusunnya SAP yang
ditandatangani dan materi powerpoint
MATA
PELATIHAN
BerAKHLAK
KONTRIBUSI TERHADAP
Tersedianya link zoom
MP.Loyal proaktif,dan responsif
sebagai ASN
Saya membuat
inovasi dalam
penyusunan SAP dan
pembuatan materi
yang menarik
MP.Adaptif
Saya mencari sumber
literature dalam
pembuatan materi
sosialisasi untuk hasil yang terbaik
MP.Kompeten
Saya Membuat
undangan sosialisasi
melalui whatsapp
grup ruangan dan
membuat link zoom
meet sebagai bagian
cepat menyesuaikan
diri dengan
Integritas : Nilai
yang
menggambarkan
kejujuran, amanah, dan menjungjung
tinggi dalam
menjalankan tugas
42
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/BUKTI KETERKAITAN SUBSTANSI
VISI MISI ORGANISASI PENGUATAN NILAI ORGANISASI
3.3
2. Membuat undangan melalui zoom Meeting
3.4 Melakukan
sosialisasi
edukasi
discharge planning teknik
water tepid
sponge melalui
media video
dan e-leaflet
dengan scan
QR
Adanya Notulensi, Absensi dan dokumentasi
kegiatan
sosialisasi
PELATIHAN
BerAKHLAK
perubahan teknologi
MP. Adaptif
Saya
mensosialisasikan
video dan e-leaflet
perawatan hipertermi
menggunakan teknik
water tepid sponge
dengan materi diskusi
dengan kualitas
terbaik dan menarik
yang bisa saya
lakukan dengan
tujuan membantu
orang lain belajar
MP.Kompeten guna
untuk meningkatkan
kualitas pelayanan
dan perbaikan
pelayanan tiada henti
sebagai bentuk
aktualisasi MP.
Berpartisipasi
43
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/BUKTI KETERKAITAN SUBSTANSI MATA
KONTRIBUSI TERHADAP VISI MISI ORGANISASI PENGUATAN NILAI ORGANISASI
3.5 Melakukan evaluasi dari
kegiatan sosialisasi
melalui google form
Linkgoogleform
dan rencana
tindak lanjut
PELATIHAN
pelayanan
Dan segala hal yang
dilakukan tercatat
secara jujur dan
transparan sebagai
bentuk aktualisasi
MP. Akuntabel
Saya mengajak rekan
kerja untuk saling
bertukar pikiran dan
terbuka dalam
menerima masukan
dan saran untuk
mencapai sinergi
hasil maksimal
MP.Kolaboratif
Saya mencatat
masukan dan saran
untuk rencana tindak
lanjut sebagai bentuk
melakukan perbaikan
tiada henti untuk
meningkatkan
44
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/BUKTI KETERKAITAN SUBSTANSI MATA
BerAKHLAK KONTRIBUSI TERHADAP VISI MISI ORGANISASI PENGUATAN NILAI ORGANISASI
edukasi
perawatan
hipertermi
dengan teknik
water tepid
sponge kepada
keluarga pasien
menggunakan
media video dan
e-leaflet melalui
scanQR
dengan baik
PELATIHAN
kualitas pelayanan
MP.Berorientasi
Pelayanan
Edukasi dalam
rangka
meningkatkan
pengetahuan
pasien agar
tujuan pelayanan
tercapai
merupakan
bentuk kontribusi
atas tercapainya
MISI RSHS
untuk
Nilai Pamingpin
Pituin :
Profesional : Nilai yang berorientasi
pada pencapaian
kinerja melalui
perjalanan
kemitraan.
Inovatif : Nilai yang
menggambarkan
Tersedia inform
Saya mengawali
kegiatan ini dengan
melakukan kontrak
meningkatkan
kualitas manusia
indonesia.
keinginan untuk
menghasilkan
sesuatu yang baru
edukasi
waktu dan kegiatan
dengan sikap ramah, sopan dan
menghargai
keputusan pasien dan
dan senantiasa
melakukan
perbaikan secara
berkesinambungan
45
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/BUKTI KETERKAITAN SUBSTANSI MATA
BerAKHLAK KONTRIBUSI TERHADAP
VISI MISI ORGANISASI PENGUATAN NILAI ORGANISASI
4. Pelaksanaan
1. Output : Terselenggaranya edukasi
4.1 1. Melakukan kontrak waktu dengan pasien untuk melakukan edukasi
consent pelaksanaan
4.2
Melakukan
edukasi
perawatan
hipertermi
menggunakan
teknik water
tepid sponge
kepada
keluarga
dengan media
Adanya
Dokumentasi
kegiatan
keluarga MP
Harmonis
Saya menjelaskan
maksud dan tujuan
secara jujur dan
bertanggungjawab
kemudian meminta
kesediaan melalui
lembar inform
consent yang ditanda
tangani keluarga
MP.Akuntabel
Dalam
menyampaikan
materi saya berusaha
dengan jelas, transparan dan
bertanggungjawab
agar tidak terjadi
kesalahpahaman MP.
Akuntabel dan
menghargai serta
Tulus : keinginan
untuk memberi
tanpa pamrih, proaktif,dan
responsif
Integritas : Nilai
yang
menggambarkan
kejujuran, amanah, dan menjungjung
tinggi dalam
menjalankan tugas
46
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/BUKTI KETERKAITAN SUBSTANSI MATA
PELATIHAN BerAKHLAK KONTRIBUSI TERHADAP VISI MISI ORGANISASI PENGUATAN NILAI ORGANISASI
video dan eleaflet dengan scan QR
MATA
PELATIHAN
peka terhadap respon
pasien selama proses
edukasi dengan
bahasa yang sopan
dan mudah dipahami
MP.Harmonis
Saya memberikan
edukasi tepat sasaran
sesuai kebutuhan
pasien dengan media
yang menarik, simpel, dan mudah
diakses sehingga
pasien dan keluarga
tidak mudah bosan
dalam
pengaplikasiannya.
MP Adaptif
4.3 Melakukan post testedukasi Terdapat infografis
peningkatan
gambaran
Saya mengakhiri sesi
edukasi melalui tanya
jawab dengan
berdiskusi melalui
47
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/BUKTI KETERKAITAN SUBSTANSI
BerAKHLAK KONTRIBUSI TERHADAP VISI MISI ORGANISASI PENGUATAN NILAI ORGANISASI
pengetahuan dari
hasil pre dan post test
pikiran terbuka serta
menjawab dengan
bahasa yang mudah
dipahami sebagai
bentuk dalam
membantu orang lain
belajar
MP.Kompeten
Saya bersikap
responsif saat
menanggapi
pertanyaan pasien
MP.Berorientasi
Pelayanan
Dalam memberikan
kuesioner post
edukasi saya
meminta izin dan
berjanji untuk
menjaga kerahasiaan
data yang diberikan
keluarga MP.Loyal
Dengan dilakukannya
48
PENGUATAN
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/BUKTI KETERKAITAN SUBSTANSI MATA PELATIHAN BerAKHLAK KONTRIBUSI TERHADAP VISI MISI ORGANISASI
NILAI ORGANISASI
5.
evaluasi
kegiatan sosialisasi
edukasi
discharge planning
perawatan
hipertermi
dengan teknik
water tepid
Tersusunnya
laporan evaluasi
hasil kegiatan dan
rencana tindak
lanjut
pengisian kuesioner
saya mendapatkan
data yang jelas dan
transparan serta
dapat
dipertanggungjawabk
an dalam mengkaji
tingkat pengetahuan
pasien setelah
dilakukannya edukasi
MP.Akuntabel
Dengan melakukan
evaluasi terhadap
implementasi
pemberian
edukasi dan
penggunaan
media edukasi
merupakan
bentuk upaya
melihat
Nilai Pamingpin
Pituin :
Profesional : Nilai
yang berorientasi
pada pencapaian
kinerja melalui
perjalanan
kemitraan.
Inovatif : Nilai yang
menggambarkan
49
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/BUKTI KETERKAITAN SUBSTANSI MATA
PENGUATAN NILAI
PELATIHAN BerAKHLAK KONTRIBUSI TERHADAP VISI MISI ORGANISASI
ORGANISASI
Pelaksanaan
MATA
PELATIHAN
sponge pada
anak melalui
media QR code
video dan eleaflet
5.1 Melakukan observasi kegiatan edukasi discharge planning melalui lembar cheklist
Ada data observasi lembar cheklist
saya melakukan observasi hasil
kegiatan bertujuan
untuk melakukan
perbaikan tiada henti
MP. Berorientasi
pelayanan
optimalisasi
kegiatan dalam
meningkatkan
kualitas asuhan
keperawatan
yang efektif bagi
pasien. Hal ini
sejalan dengan
VISI dan MISI
RSHS yaitu
terwujudnya
indonesia maju
dan peningkatan
kualitas manusia
Indonesia.
keinginan untuk
menghasilkan
sesuatu yang baru
dan senantiasa
melakukan
perbaikan secara
berkesinambungan
Integritas : Nilai
yang
menggambarkan
kejujuran, amanah, dan menjungjung
tinggi dalam
menjalankan tugas
50
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/BUKTI KETERKAITAN SUBSTANSI
BerAKHLAK KONTRIBUSI TERHADAP VISI MISI ORGANISASI PENGUATAN NILAI ORGANISASI
5.2
Merekap hasil
hasil observasi
kegiatan
edukasi discharge planning
PELATIHAN
Hasil rekap data Saya melakukan
rekap data secara
jujur sebagai bentuk
tanggung jawab saya
terhadap tugas
MP.Akuntabel
5.3
Menyampaikan
hasil evaluasi
kegiatan
kepada kepala
ruangan dan mentor
Adanya masukan
di Lembar
konsultasi
Dalam
menyampaikan hasil
kegiatan evaluasi,
saya menerima saran
dan masukan dari
mentor untuk
menghasilkan nilai
tambah
MP.Kolaboratif
Saya melaporkan
51
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/BUKTI KETERKAITAN SUBSTANSI MATA
TERHADAP
PENGUATAN NILAI
BerAKHLAK KONTRIBUSI
VISI MISI ORGANISASI
ORGANISASI
5.4 Melakukan
perbaikan
laporan hasil
kegiatan dan
rencana tindak
lanjut
Adanya laporan
hasil kegiatan dan
rencana tindak
lanjut yang telah
disetujui oleh
mentor dan
kepala ruangan
hasil kegiatan
evaluasi dengan
penuh tanggung
jawab, jujur dan
transparan
MP.Akuntabel
Saya bersikap
proaktif terhadap
saran dan masukan
yang diberikan untuk
membuat perubahan
kearah yang lebih
baik MP.Adaptif
Saya melakukan
perbaikan laporan
kegiatan dan rencana
tindak lanjut untuk
mendapatkan hasil
yang terbaik
MP.Kompeten
Saya dalam membuat
52
KONTRIBUSI TERHADAP
PENGUATAN NILAI
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/BUKTI KETERKAITAN SUBSTANSI MATA PELATIHAN BerAKHLAK
VISI MISI ORGANISASI
ORGANISASI
MATA
PELATIHAN
rencana tindak lanjut
dengan
memperhatikan
masukan dari pihak
lain tanpa membedabedakan jabatan
MP.Harmonis
Dalam pengerjaan
laporan hasil evaluasi
dilakukan dengan
penuh dedikasi dan bertanggungjawab
MP. Loyal
53
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/BUKTI KETERKAITAN SUBSTANSI
BerAKHLAK KONTRIBUSI TERHADAP VISI MISI ORGANISASI PENGUATAN NILAI ORGANISASI
4.2 Penjadwalan
Judul Aktualisasi : Optimalisasi Edukasi Discharge Planning Terkait Tindakan
Keperawatan Water Tepid Sponge Dalam Penatalaksanaan
Hipertermi Pada Anak Di Ruang Rawat Inap Anak Kenanga
Lantai 1
Waktu Pelaksanaan : 24 Juni – 30 Juli 2022
Tempat Pelaksanaan : Ruang Kenanga 1 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Tabel 4.2 Timeline Kegiatan Aktualisasi
1. Penyampaian gagasan rencana kegiatan rancangan aktualisasi kepada kepala ruangan dan mentor
2. Pembuatan media edukasi perawatan hipertermi dengan teknik water tepid sponge berupa Video dan e-leaflet dengan scan QR barcode yang terhubung dengan instagram promkes RSHS
3. Pelaksanaan Sosialisasi media edukasi perawatan hipertermi dengan teknik water tepid sponge menggunakan video dan e-leaflet melalui scan QR pada rekan kerja perawat
4. Pelaksanaan edukasi perawatan hipertermi dengan teknik water tepid sponge kepada keluarga pasien menggunakan media video dan e-leaflet melalui scanQR
5. Pelaksanaan evaluasi kegiatan sosialisasi edukasi discharge planning perawatan hipertermi dengan teknik water tepid sponge pada anak melalui media QR code video dan eleaflet
54
No. Kegiatan Juni Juli 1 2 3 4 1 2 3 4
4.3 Para Pihak yang Terlibat dan Perannya dalam Aktualisasi
Tabel 4.3 Para Pihak yang Terlibat dalam Aktualisasi
NO. Pihak yang Terlibat Peran
1. Mentor : Ibu Titin Mulyati, S. Kp., M.Kep
2. Coach : dr. Maryono, M.Kes
Mentor berperan penting dalam pelaksanaan kegiatan aktualisasi, yaitu sebagai pemberi solusi, arahan, dukungan dan motivasi dalam setiap kegiatan
Coach berperan dalam meningkatkan kompetensi
peserta dalam merancang dan melaksanakan aktualisasi, serta memberi saran dan masukan yang membangun
3. Kepala Ruangan : Ibu Triliana Purwadesi, S.Kp
Kepala ruangan yang turut serta membantu dalam pengidentifikasian isu actual di ruangan, dan ikut serta memberi solusi dalam kegiatan aktualisasi
4. Rekan Sejawat di Ruangan Tanpa adanya rekan sejawat di ruangan, tidak akan terlaksananya kegiatan aktualisasi, terutama dalam tahap kegiatan pemberian sosialisasi pemberian edukasi.
5. Rekan-rekan Latsar Golongan 3 Angkatan 2C
Rekan kelompok latsar yang saling mensupport dan mendukung satu sama lain, bekerjasama, saling mengingatkan dan saling membantu.
55
DAFTAR PUSTAKA
LAN. (2022). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Berorientasi Pelayanan. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
LAN. (2022). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Akuntabel. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.
LAN. (2022). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Kompeten. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.
LAN. (2022). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Harmonis. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.
LAN. (2022). ModulPelatihanDasarCalonPNS:Loyal. Jakarta:Lembaga Administrasi Negara.
LAN. (2022). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Adaptif. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.
LAN. (2022). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Kolaboratif. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.
LAN. (2022). ModulPelatihanDasarCalonPNS:ManajemenASN. Jakarta:Lembaga
Administrasi Negara
LAN. (2022). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Smart ASN. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara
Idai. (2014). Pedoman Imunisasi Di Indonesia (5 Ed.). (I. G. Ranuh, H. Suyitno, S. R. Hadinegoro, C. B. Kartasasmita, Ismoedijanto, & Soedjatmiko, Penyunt.)
Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Sudibyo, Dyoko. 2020. Pengetahuan Ibu Dan Cara Penanganan Anak Demam.Surabaya
Unair. Jurnal Farmasi Komunitas Vol. 7, No. 2, (2020) 69-76
Faradilla & Abdullah. 2020. The Effectiveness Of The Water Tepid Sponge To Decrease
The Body Temperature In Children With Febrile Seizure. Jurnal Kesehatan
Pasak Bumi Kalimantan, Jkpbk.2020;3(2):1-9
Yunianty, Et Al.2019. Pengaturan Suhu Tubuh Dengan Metode Tepid Water Sponge
Dan Kompres Hangat Pada Balita Demam. Jurnal Kesehatan Vol.10, Nomor 1, April 2010. Issn 2548-5695.
Indriasary, Nur Fika. 2022. Edukasi Teknik Water Tepid Sponge Dalam Manajemen
Penanganan Demam Pada Anak Di Kabupaten Bantul, Yogyakarta. [Jurnal
Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (Pkm), P-Issn: 2615-0921 E-Issn:
56
2622-6030 Volume 5 Nomor 6 Juni 2022] Hal 1635-1642.
Hijriani, Hera. 2019. Pengaruh Pemberian Tepid Sponge Terhadap Penurunan Suhu
Tubuh Pada Anak Demam Usia Toddler (1-3 Tahun). Jurnal Keperawatan Dan Kesehatan Medisina Akper Ypib Majalengka Vol.5 No.10 Juli 2019.
Mulyani & Sri. 2020.Efektifitas Tepid Water Sponge Terhadap Penurunan Suhu Tubuh
Pada Anak Dengan Masalah Keperawatan Hipertermia: Studi Kasus. Integrated Nursing Journal E-Issn : 2685-0710 Vol.2 No.1 April 2020
Muhajirin, Et Al. 2020. The Corelation Of Education Level With The Implementation Of Discharge Planning. Jurnal Ilmiah Wijaya Volume 12 Nomor 2, September 2020
Hal 140 - 148; Website : Www.Jurnalwijaya.Com; P-Issn: 2301-4113; E-Issn: 2723-3448
Rhadiatul, Aulia Sari Junaidi (2017) AnalisisPelaksanaanDischargePlanningDan Faktor-FaktorDeterminannyaPadaPerawatDiRuangRawatInapRsud
Jambak Kabupaten Pasaman Barat. 2017.Thesis Universitas Andalas.
Http://Scholar.Unand.Ac.Id/Id/Eprint/26661
Riandita, Amarilla And Arkhaesi, Nahwa And Hardian, Hardian (2012) HubunganAntara
TingkatPengetahuanIbuTentangDemamDenganPengelolaanDemamPada Anak.Undergraduate Thesis, Fakultas Kedokteran Potter, P., Perry, A., Stockert, P., & Hall, A. (2017). Fundamentalsofnursing: Concepts,process,andpractice.9th Ed. St. Louis, MI: Elsevier Mosby. Nursalam. 2016. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis Edisi.4. Jakarta : Salemba Medika.
Dewi murni. 2020. Pengaruh Discharge Planning Berbasis Audio Visual Terhadap
Kemampuan Self Care Klien Katarak Post Operasi Phacoemulsifikasi. Volume 2, Nomor 2, Agustus 2020. p-ISSN 2656-5285, Binawan Student Journal (BSJ) eISSN 2715-1824.
57