LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN 6
PEMBUATAN VIDEO EDUKASI HOMEPROGRAMFISIOTERAPI
UNTUK ORANG TUA ATAU PENDAMPING PASIEN
DI RUANG RAWAT ANAK
RS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA
DISUSUN OLEH : NUR ASYIAH INDRAWATI GHANI
NIP.199111122022032002
BAPELKES CIKARANG
KEMENTERIAN KESEHATAN RI 2022
LEMBAR PENGESAHAN
PEMBUATAN VIDEO EDUKASI HOMEPROGRAMFISIOTERAPI
UNTUK ORANG TUA ATAU PENDAMPING PASIEN
DI RUANG RAWAT ANAK
RS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA
Telah di seminarkan
Tanggal 14 Juli 2022 di Bapelkes Cikarang Penguji
NIP.196602051991031004
NIP.197803272009122002
ii
Coach
dr. Atiq Amanah Retna Palupi., MKKK
Mentor
Aulia Fitriani, ST, MKM Sugeng, SST, FTr NIP.197508142006042001
iii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ………………………………………………………………………………………………….....i LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………………………………………………………..ii DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………………….iii DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………………………………………………….iv DAFTAR TABEL……………………………………………………………………………………………………………..v BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………………………..1 1.1. Latar Belakang……………………………………………………………………………………………………….1 1.2. Tujuan dan Manfaat……………………………………………………………………………………………….2 BAB II. PROFIL INSTANSI……………………………………………………………………………………………..3 2.1. Visi, Misi dan Nilai Organisasi………………………………………………………………………………….3 2.2. Tugas Organisasi…………………………………………………………………………………………………..4 2.3. Profil Diri dan Uraian Tugas Peserta (SKP)……………………………………………………………….5 BAB III. ANALISIS ISU DALAM PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI…………………… …7 3.1. Identifikasi dan Analisis Isu Aktual…………………………………………………… .7 A. Penetapan CoreIsu……………………..………………………………………………………………………….9 B. Penyebab Isu…………………………………………………………………………………………………………12 C. Gagasan Kreatif Pemecahan Isu………………………………………………………………………………13 3.2. Keterkaitan Penyebab Isu dengan Kedudukan dan Peran PNS untuk Mendukung Terwujudnya SmartGovernance…………………………………………………………………..……………..13 BAB IV. RANCANGAN AKTUALISASI……………………………………………………………………………..14 4.1. Rencana Kegiatan………………………………………………………………………………………………..14 4.2. Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar PNS……………………………………………………………15 4.3. Jadwal Pelaksanaan……………………………………………………………………………………………..20 4.4. Pihak yang Terlibat dan Perannya dalam Aktualisasi………………………………………………..21 REFERENSI ………………………………………………………..22
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita…………………………………………..3
Gambar 2.2 Struktur Organisasi RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita………………4
Gambar 3.1 Analisis Isu dengan Diagram Fishbone........................................................12
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Penetapan CoreIsu di Ruang Rawat Anak……………………………………………………..9
Tabel 4.1 Matriks Rancangan Aktualisasi…………………………………………………………………….15
Tabel 4.2 Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi……………………………………………………………………20
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Tujuan berdirinya bangsa Indonesia sesuai dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu, terciptanya masyarakat madani yang taat hokum, berperadaban modern, demokratis, makmur, adil, dan bermoral tinggi. Oleh karena itu, dibutuhkanlah peran penting Aparatur Sipil Negara (ASN) di dalam penyelenggaraannya. Fungsi ASN sesuai dengan UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN adalah sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayanan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa. Dengan mempertimbangkan beratnya tugas yang diemban, maka ASN dituntut untuk meningkatkan profesionalitasnya di dalam melaksanakan tugas dan fungsinya serta bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Undang-undang No. 5 Tahun 2014 tentang ASN juga memberikan amanat pada Instansi
Pemerintahan untuk memberikan pendidikan dan pelatihan terintegrasi bagi Calon Pegawai
Negeri Sipil (CPNS). Tujuan dari pelatihan terintegrasi ini adalah untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat, dan motivasi nasionalisme, menciptakan karakter
kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, serta memperkuat profesionalisme dan kompetensi bidang. Dengan demikian UU ASN mengedepankan penguatan nilai-nilai dasar
ASN yang meliputi Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif yang disingkat menjadi BerAKHLAK. Peserta pelatihan dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil (CPNS) telah melalui tahap awal yaitu menginternalisasi nilai-nilai dasar profesi
ASN dan kemudian menyusun rancangan kegiatan yang akan diimplementasikan di tempat kerja dengan menerapkan ketujuh nilai dasar tersebut.
Menurut Permenkes 65 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Fisioterapi, Fisioterapi
adalah salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan tau kelompok untuk mengembangkan, memelihara, dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis, dan mekanis), pelatihan fungsi, dan komunikasi.
Pelayanan Fisioterapi di Ruang Rawat Anak RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan
Kita (RSJPDHK) dapat dikatakan sudah baik, tetapi belum optimal terutama saat pada pemberian edukasi home program pada orang tua atau pendamping pasien. Dalam
1
pemberian edukasi mengenai homeprogram kepada orang tua atau pendamping pasien, fisioterapis di Ruang Rawat Anak RSJPDHK belum menggunakan media sarana edukasi sehingga pemahaman orang tua atau pendamping pasien terhadap homeprogrambelum optimal.
Dengan adanya video edukasi tentang home program sebagai sarana edukasi ini diharapkan pelayanan Fisioterapi di Ruang Rawat Anak RSJPDHK akan semakin optimal dan dapat meningkatkan pemahaman orang tua atau pendamping pasien terhadap home program. Pemahaman ini sangat penting karena berkaitan erat dengan kelanjutan anak mendapat terapi mandiri oleh orang tua atau pendamping di rumah guna mengoptimalkan potensi anak dengan penyakit jantung bawaan pasca operasi dan tanpa operasi.
1.2.Tujuan dan Manfaat
Tujuan dan manfaat dilakukannya aktualisasi adalah sebagai berikut:
1. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan rangkaian kegiatan Pelatihan Dasar CPNS
2. Untuk menerapkan kegiatan aktualisasi yang disusun berdasarkan nilai-nilai dasar ASN yaitu BerAKHLAK dan kedudukan serta peran ASN sesuai manajeman ASN menuju SmartGovernancemenggunakan perspektif smartASN.
3. Guna mengoptimalkan pelayanan Fisioterapi dan meningkatkan kepahaman orang tua atau pendamping pasien terhadap home program di Ruang Rawat Anak RSJPDHK.
2
BAB II PROFIL INSTANSI
2.1.Visi, Misi, dan Nilai-nilai Organisasi
Gambar 2.1 RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita
Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RSJPDHK) merupakan rumah sakit khusus yang menjadi Pusat Rujukan Nasional untuk penanganan penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular). Rumah sakit ini didirikan oleh Yayasan Harapan Kita di atas tanah seluas 22.389 m2 di Jl. S. Parman kavling 87 Slipi, Jakarta Barat dan diresmikan pada tanggal 9 Nopember 1985.
Visi dari RSJPDHK adalah menjadi pusat kardiovaskular berkualitas setara Asia. Sedangkan misi RSJPDHK adalah menyelenggarakan pelayanan, pendidikan, serta penelitian dan pengembangan kardiovaskular berkualitas. RSJPDHK juga memiliki tujuan untuk
mewujudkan pelayanan kardiovaskular yang berkualitas setara rumah sakit terkemuka Asia, memperoleh inovasi baru di bidang kardiovaskular, meningkatkan akses masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan kardiovaskular, mewujudkan lulusan peserta didik yang berkualitas, mewujudkan kepuasan pasien, serta meningkatkan kemandirian BLU. Nilai
3
budaya yang dijunjung oleh RSJPDHK adalah,”I CARE”. Yaitu Integrity, kesesuaian komitmen dan tindakan akan menjadi tolak ukur penilaian dari jasa yang ditawarkan oleh
RSJPDHK, Competence, sebagai rumah sakit rujukan terakhir kardiovaskular, RSJPDHK harus memiliki dan mengembangkan kompetensinya di bidang kardiovaskular lewat pelayanan, pendidikan, dan riset yang berkualitas tinggi, Accessibility, RSJPDHK berupaya keras membuka pintu pelayanan selebar-lebarnya kepada seluruh pihak yang membutuhkan tanpa terkecuali, Reliability, sebagai rumah sakit dengan kompetensi utama di bidang kardiovaskular, RSJPDHK akan mengedepankan kualitas demi menjadi rumah sakit yang paling dipercaya oleh seluruh pihak, Excellence , selain kompetensi medis yang unggul, RSJPDHK berkomitmen memberikan pelayanan unggul yang berorientasi pada kebutuhan pasien.
Berikut struktur organisasi di RSJPDHK:
4
Gambar 2.2 Struktur Organisasi RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita
2.2.Tugas Organisasi
Sebagai Pusat Jantung Nasional (National Cardiovascular Centre), selain menyediakan pelayanan kesehatan jantung, RSJPDHK juga dikembangkan sebagai wahana pendidikan serta pelatihan, dan penelitian dalam bidang kesehatan kardiovaskular. Berbagai upaya telah
dilaksanakan untuk menciptakan GoodCorporateGovernance, yakni: transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggung jawaban dan kewajaran. Salah satu wujud pelaksanaannya adalah
senantiasa meningkatkan mutu layanan yang dilakukan melalui program akreditasi baik tingkat
Nasional maupun Internasional.
2.3.Profil
Diri
dan Uraian Tugas Peserta (SKP)
Nama : Nur Asyiah Indrawati Ghani
NIP : 199111122022032002
Tempat/Tanggal Lahir : Yogyakarta, 12-11-1991
Pendidikan : DIV
Jabatan : Fisioterapi Ahli Pertama
Satuan Kerja : RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita
Unit Kerja : Rehabilitasi Medik
Peserta Latsar : Golongan III Angkatan 6 Kelompok D
Sebagai fisioterapis kardiovaskular yang bekerja di RSJPDHK, lingkup pasien yang
menerima terapi kami tidak hanya dewasa tetapi juga bayi dan anak. Selain menerima pasien rawat jalan, fisioterapis juga menangani pasien-pasien rawat inap di instalasi ICU, Intermediate Ward(IW), dan salah satu lingkup yang kami tangani adalah fisioterapi untuk bayi dan anak yang telah menjalani operasi jantung di Ruang Rawat Anak. Setelah menjalani operasi jantung, bayi dan anak dengan kondisi stabil akan mulai dirawat di Ruang Rawat Anak. Pada tahap ini fisioterapi akan menilai adanya kondisi anak yang membutuhkan fisioterapi, seperti adanya
inefektivitas jalan napas atau adanya keterlambatan pada tumbuh kembang anak. Terapi yang
diberikan pada kondisi inefektivitas jalan napas adalah nebulizerdengan obat sesuai instruksi dokter, postural drainage, dan suction. Kemudian pada anak yang ditemukan adanya
keterlambatan tumbuh kembang maka akan diberikan latihan tumbuh kembang sesuai fase
keterlambatan tumbuh kembang anak.
5
Tugas Fisioterapi Ahli Pertama di RSJPDHK Tahun 2002 adalah sebagai berikut:
1. Terlaksananya pelayanan kardiovaskular pada pasien tindakan bedah Jantung
CABG dan ToF Repair.
2. Terlaksananya pelayanan kardiovaskular pada pasien paska tindakan bedah Jantung CABG dan ToF Repair.
3. Terlaksananya pelayanan kardiovaskular pada pasien paska tindakan bedah Jantung CABG dan ToF Repairsetelah pulang rawat.
4. Terlaksananya data pelaksanaan tindakan fisioterapi pada pasien paska tindakan bedah Jantung CABG dan ToF Repairdiinput di EMR.
5. Terlaksananya pemberian latihan pada pasien pre operasi.
6. Terlaksananya menjawab konsul fisioterapi.
7. Terlaksananya pemberian latihan batuk efektif pada pasien paska operasi kardiovaskular dan non post operasi.
8. Terlaksananya pemberian latihan ROM pasif pada pasien paska operasi kardiovaskular dan non post operasi.
9. Terlaksananya pemberian latihan claping/perkusi pada pasien paska operasi kardiovaskular dan non post operasi.
10. Terlaksananya pemberian latihan mobilisasi bertahap pada pasien paska operasi kardiovaskular dan non post operasi.
11. Terlaksananya pemberian nebulizer pada pasien paska operasi kardiovaskular dan non post operasi.
12. Terlaksananya pemberian latihan/stretching pada pasien latihan program II rehabilitasi kardiovaskular.
13. Terlaksananya pelaksanaan 6 Minute Walking Test pada pasien post operasi kardiovaskular dan non post operasi.
6
BAB III
ANALISIS ISU DALAM PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1.Identifikasi & Analisis Isu Aktual
A. Analisis Isu
Sebagai fisioterapis kardiovaskular yang bekerja di RSJPDHK, lingkup pasien yang menerima terapi kami tidak hanya dewasa tetapi juga bayi dan anak. Selain menerima pasien rawat jalan, fisioterapis juga menangani pasien-pasien rawat inap di instalasi ICU, IntermediateWard(IW), dan salah satu lingkup yang kami tangani adalah fisioterapi untuk bayi dan anak yang telah menjalani operasi jantung di Ruang Rawat Anak. Setelah menjalani operasi jantung, bayi dan anak dengan kondisi stabil akan mulai dirawat di Ruang Rawat Anak. Pada tahap ini fisioterapi akan menilai adanya kondisi anak yang membutuhkan fisioterapi, seperti adanya inefektivitas
jalan napas atau adanya keterlambatan pada tumbuh kembang anak. Terapi yang diberikan pada kondisi inefektivitas jalan napas adalah nebulizer dengan obat sesuai instruksi dokter, postural drainage, dan suction. Kemudian pada anak yang ditemukan adanya keterlambatan
tumbuh kembang maka akan diberikan latihan tumbuh kembang sesuai fase keterlambatan tumbuh kembang anak.
Berikut adalah isu aktual yang ditemui sebagai fisioterapis di Ruang Rawat Anak:
1. Kurangnya pemahaman orang tua atau pendamping pasien untuk menggendong atau memposisikan bayi dan balita pada posisi tengkurap dengan aman di Ruang Rawat Anak
RSJPDHK tahun 2022. Masih banyak orang tua atau pendamping pasien yang tidak
mengetahui bahwa bayi dan balita dapat diposisikan tengkurap atau digendong dengan posisi dada menempel ke badan penggendong. Padahal posisi tengkurap ini perlu
dioptimalkan agar paru-paru bayi dan balita dapat mengembang penuh sehingga
mencegah penumpukan dahak. Mayoritas orang tua atau pendamping merasa takut
terutama jika di dada bayi dan balita terdapat luka jahitan. Bayi dan balita yang sudah
lama tidak tengkurap juga akan merasa tidak nyaman saat awalnya diposisikan
tengkurap sehingga bayi dan balita akan menangis dan menambah ketakutan orang tua
atau pendamping pasien. Posisi tengkurap atau dapat juga disebut tummytime tidak
hanya mendorong pengembangan paru tetapi juga dapat mendorong tumbuh kembang
motorik bayi dan balita terutama untuk menguatkan leher bayi dan balita. Maka dampak
7
dari isu tersebut adalah kurang optimalnya pengembangan paru dan terhambatnya proses tumbuh kembang anak.
2. Tidak adanya pos tetap untuk alat nebulizer di Ruang Rawat Anak RSJPDHK tahun 2022. Waktu nebulizer adalah waktu yang cukup riskan terutama karena tidak dapat langsung dilakukan setelah anak minum susu atau makan. Terlebih lagi di Ruang Rawat Anak yang memiliki dua sayap sehingga fisioterapis harus menyusun jadwal nebulizer secara berbarengan dengan mempertimbangkan jadwal minum susu atau makan anak. Kesulitan yang terkadang ditemui fisioterapis adalah harus mencari ke beberapa tempat penyimpanan untuk mendapatkan alat nebulizer. Terlebih lagi jika ternyata alat nebulizer masih berada di salah satu bed pasien. Maka dari itu isu ini akan menghambat efektifitas dan efisiensi waktu terapi bagi fisioterapis jika Ruang Rawat Anak tidak memiliki pos penyimpanan alat nebulizer yang tetap.
3. Kurangnya pemahaman orang tua atau pendamping pasien terhadap homeprogram
Fisioterapi di Ruang Rawat Anak RSJPDHK tahun 2022. Homeprogrammerupakan hal penting bagi pasien anak dengan Penyakit Jantung Bawaan (PJB) dengan atau tanpa operasi karena kemungkinan terganggunya tumbuh kembang dan risiko terjadinya penumpukan dahak yang dapat menyebabkan infeksi paru. Namun orang tua atau pendamping pasien biasanya mengeluhkan bingung atau takut lupa setelah menerima edukasi homeprogramdari fisioterapis. Terutama bagi pendamping pasien yang hanya menggantikan orang tua untuk menjaga anaknya atau orang tua yang bekerja sehingga anak akan dijaga oleh orang lain setelah pulang ke rumah. Orang tua atau pendamping pasien juga merasa kesulitan untuk menjelaskan kembali manfaat dan latihan home program kepada pihak-pihak yang nantinya akan menjaga atau ikut mengurus anak di rumah. Jika orang tua atau pendamping pasien tidak memahami homeprogram dari fisioterapis maka latihan anak di rumah menjadi tidak optimal dan meningkatkan risiko infeksi paru serta terganggunya tumbuh kembang.
Berikut adalah isu aktual dan hubungannya dengan SKP Fisioterapi RSJPDHK tahun 2022:
1. Isu aktual pertama terkait dengan SKP Terlaksananya Pelayanan Kardiovaskular pada
Pasien Paska Tindakan Bedah Jantung CABG dan ToF Repair.
2. Isu aktual kedua terkait dengan SKP Terlaksananya Pemberian Nebulizer pada Pasien
Paska Operasi Kardiovaskular dan Non Post Operasi.
8
3. Isu aktual ketiga terkait dengan SKP Terlaksananya Pelayanan Kardiovaskular pada
Pasien Paska Tindakan Bedah Jantung CABG dan ToF Repairsetelah pulang rawat.
B. Penetapan Core Isu
Berdasarkan isu aktual yang telah teridentifikasi, selanjutnya dilakukan proses pemilihan isu dengan analisis kriteria Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan Kelayakan (APKL). Teknik APKL yang dibuat adalah teknik yang digunakan untuk menentukan kelayakan suatu masalah dengan memperhatikan empat faktor, yaitu:
a. Aktual (A), yaitu isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat;
b. Problematik (P), yaitu isu yang memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu dicarikan segera solusinya;
c. Kekhalayakan (K), yaitu isu yang diangkat secara langsung menyangkut hajat hidup orang banyak dan bukan hanya untuk kepentingan seseorang atau sekelompok kecil orang;
d. Layak (L), yaitu isu yang masuk akal (logis), pantas, realistis serta relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.
Analisa APKL menggunakan rentang nilai berupa matriks skor yaitu 1 – 5, yang menandakan bahwa semakin tinggi skor berarti isu tersebut bersifat mendesak untuk segera dicari penyelesaiannya.
1 Kurangnya pemahaman orang tua atau
pasien untuk
atau memposisikan
bayi dan balita di Ruang
Anak RSJPDHK Tahun 2022.
2 Tidak adanya pos tetap untuk alat
di Ruang Rawat Anak
9
No Isu A P K L Jumlah Prioritas
Tabel 3.1 Penetapan CoreIsu di Ruang Rawat Anak
pendamping
menggendong
tengkurap
Rawat
4 3 2 3 12 III
nebulizer
4 3 3 4 14 II
RSJPDHK Tahun 2022.
3 Kurangnya pemahaman orang tua atau pendamping pasien terhadap homeprogramFisioterapi di Ruang Rawat Anak RSJPDHK Tahun 2022.
Dari analisa APKL di atas dapat disimpulkan bahwa isu yang merupakan prioritas adalah isu nomor 3, yaitu kurangnya pemahaman orang tua atau pendamping pasien terhadap homeprogramFisioterapi di Ruang Rawat Anak RSJPDHK Tahun 2022.
Penyakit jantung bawaan (PJB) adalah salah satu kelainan sejak lahir yang paling banyak
ditemukan, dan hampir sepertiga dari bayi yang memiliki PJB harus menjalani operasi1. Sejak meningkatnya tingkat kesempatan hidup pada bayi dengan PJB berkat semakin canggihnya operasi kardiotoraksik, maka fokus pada fungsional bayi dan anak juga perlu ditingkatkan2 .
Beberapa studi telah melaporkan adanya keterlambatan perkembangan motorik pada bayi dan anak setelah operasi jantung3-7. Banyak anak pada saat telah memasuki usia sekolah mengalami kesulitan beradaptasi dengan kehidupan sekolah karena tingkat aktivitas fisik dan kemampuan akademik yang rendah, dan masalah tersebut dapat berlanjut hingga usia dewasa muda, mengakibatkan kualitas hidup yang rendah bagi anak dan keluarga8. Selain masalah jantung, orang tua atau pendamping yang overprotective hingga membatasi aktivitas fisik dan sosial anak juga dapat memberikan dampak negatif bagi kompetensi sosial dan perkembangan motorik anak.
Selain keterlambatan perkembangan motorik, masalah utama lainnya adalah gangguan pernapasan pada anak setelah operasi yang disebabkan oleh penurunan fungsi paru dan jantung sejak sebelum operasi, sirkulasi ekstrakorporeal yang lama, dan sedasi berat9 .
2. Dampak jika masalah tidak diselesaikan
Anak menjadi memiliki perilaku sedentari yang dapat memicu peningkatan risiko penyakit kardiovaskular lainnya serta risiko komplikasi10. Gangguan perkembangan ini dapat
10
4 4 3 4 15 I
1. Kondisi saat ini
menetap hingga usia dewasa jika tidak dilakukan intervensi11. Imobilisasi pada anak setelah
pemasangan ventilator juga dapat menyebabkan atelektasis dan penumpukan sputum12 .
3. Kondisi yang diharapkan
Orang tua atau pendamping pasien mampu memahami manfaat dari latihan yang diajarkan dan risiko yang akan dihadapi jika latihan tersebut tidak dilakukan. Orang tua atau pendamping pasien juga diharapkan mampu melanjutkan latihan yang telah diajarkan di rumah. Orang tua atau pendamping pasien juga diharapkan dapat memberikan edukasi mengenai manfaat latihan serta mengajarkan latihan pada orang-orang yang akan ikut menjaga anak di rumah.
11
C. Penyebab Isu
Diagramfishbone surrounding supplier
Latihan hanya praktek langsung
Banyak orang ikut mengasuh anak
Lingkungan rumah tidak mengerti manfaat latihan
Edukasi saat rawat inap
Kurangnya
pemahaman orang
tua atau pendamping pasien tentang
pelaksanaan home programdi Ruang
Rawa Anak RSJPDHK
Tingkat pendidikan rendah
Tidak tega/ tidak percaya diri
lupa
Edukasi saat rawat inap
Belum ada sarana edukasi
Skill system
Gambar 3.1 Analisis penyebab coreisu dengan diagram fishbone
Dari diagram fishbone tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kurangnya pemahaman orang tua atau pendamping pasien terhadap
edukasi homeprogramdi Ruang Rawat Anak RSJPDHK disebabkan oleh belum adanya sarana edukasi.
1
12
D. Gagasan Kreatif Pemecahan Isu
Prioritas isu sudah ditentukan melalui metode APKL dengan isu utama yaitu “Kurangnya pemahaman orang tua atau pendamping pasien terhadap homeprogramFisioterapi di Ruang Rawat Anak RSJPDHK Tahun 2022” yang perlu segera dicarikan pemecahan isunya. Dari permasalahan tersebut muncul gagasan untuk memecahkan isu utama dan mengurangi dampak yang ditimbulkan dengan “Pembuatan Video Edukasi HomeProgram
Fisioterapi untuk Orang Tua atau Pendamping Pasien di Ruang Rawat Anak RSJPDHK”.
3.2.Keterkaitan Penyebab Isu dengan Kedudukan dan Peran PNS untuk Mendukung Terwujudnya SmartGovernance
Sebagai ASN yang berperan besar untuk mendukung terwujudnya smartgovernancesesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan untuk menjalankan fungsi ASN maka ASN diharapkan mampu mengidentifikasi isu dan penyebabnya kemudian mengimplementesikan nilai-nilai dasar ASN yaitu BerAKHLAK ke dalam pemecahan masalahnya. Dari penyebab isu di atas dan hubungannya dengan peran ASN sebagai pelayan publik, maka gagasan kreatif pemecahan isu menggunakan video edukatif dirancang sebagai perwujudan SMART ASN. Dengan menyadari kedudukan dan peran ASN, dalam hal ini fisioterapis terampil sebagai penyedia layanan fisioterapi di RSJPDHK serta menggunakan perkembangan teknologi untuk mencari solusi pemecahan isu, maka kedua hal tersebut menjadi aksi nyata mendukung terwujudnya SMARTGOVERNANCE.
1
13
BAB IV RANCANGAN AKTUALISASI
4.1. Rencana Kegiatan
Rencana kegiatan akan dilakukan sebanyak 5 kegiatan, yaitu:
1. Melakukan konsultasi dengan pimpinan dan mentor mengenai isu dan rencana tindak
lanjut pemberian edukasi
2. Membuat video edukasi homeprogram
3. Sosialisasi dengan kepala ruangan dan perawat di Ruang Rawat Anak
4. Memberikan edukasi homeprogramkepada orang tua atau pendamping pasien dengan sarana video
5. Evaluasi pemahaman orang tua atau pendamping pasien terhadap home program
Fisioterapi
1
14
4.2.Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar
PNS
Unit Kerja : Fisioterapi RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita
Isu yang Diangkat : Kurangnya pemahaman orang tua atau pendamping pasien terhadap homeprogramFisioterapi di Ruang Rawat Anak RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita
Gagasan Pemecahan Isu : Pembuatan video edukasi homeprogramFisioterapi untuk orang tua atau pendamping pasien di Ruang Rawat Anak RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita
Tabel
4.1 Matriks Rancangan
Aktualisasi
No Kegiatan Tahapan
Kegiatan Output/Hasil
Kegiatan
Keterkaitan
Substansi Mata
Pelatihan
BerAKHLAK
Kontribusi Terhadap
Visi Misi Organisasi
Penguatan Nilai
Organisasi
1 Melakukan
konsultasi dengan pimpinan dan mentor
mengenai isu dan rencana
tindak
lanjut
pemberian
1. Melaksanakan
konsultasi dengan pimpinan dan mentor
1.Disetujuinya
rancangan aktualisasi
1. Melaksanakan
kosultansi dengan
dilandasi rasa
Konsultasi dengan
pimpinan dan mentor
mengenai isu dan
rencana tindak lanjut
Konsultasi dengan
pimpinan dan mentor
sesuai dengan nilai
2. Melaksanakan diskusi untuk menyampaikan
maksud dan tujuan
2.Mendapatkan
masukan tentang
rancangan aktualisasi
tanggung
jawab dan jujur
merupakan
bentuk dari
akuntabilitas
2. Keterlibatan
pimpinan dan
pemberian edukasi
sesuai dengan misi
RSJPDHK yaitu
menyelenggarakan
pelayanan, pendidikan
serta penelitian dan
pengembangan
budaya RSJPDHK yaitu, competence, RSJPDHK
harus memiliki dan mengembangkan
kompetensinya di bidang
kardiovaskular lewat
pelayanan berkualitas
tinggi
16
15
edukasi kegiatan mentor dalam
bentuk diskusi
merupakan
bentuk
kolaboratif
antar mentor
dan peserta
latsar
kardiovaskular
berkualitas
2 Membuat video edukasi home program
1.Mengumpulkan
materi video
1. Materi video
1. Pengumpulan
materi konten
Dalam melakukan
pembuatan video
Kegiatan pembuatan video
edukasi homeprogram
2.Skenario video
video merupakan
edukasi homeprogram
sesuai dengan nilai
2.Merancang
skenario video
3. Video yang
edukatif dan
bentuk dari
fisioterapis yang
kompeten
sesuai dengan misi
RSJPDHK yaitu, menyelenggarakan
budaya RSJPDHK yaitu, accessibility, RSJPDHK
berupaya keras membuka
3.Membuat video
dengan materi
edukatif dan
menarik
menarik
pelayanan, pendidikan
4.Mengunggah
video ke kanal
Youtube
4.Linkvideo
Youtube yang
mudah diakses
dan file video
MP4
2.Perancangan
scenario video
adalah contoh
fisioterapis yang
adaptif
serta penelitian dan
pengembangan
kardiovaskular
berkualitas
pintu pelayanan selebarlebarny kepada seluruh
pihak yang membutuhkan
tanpa terkecuali
16
3 Sosialisasi
dengan kepala
ruangan dan
perawat di Ruang
Rawat Anak
1. Menjelaskan
maksud dan
tujuan kegiatan
pada kepala
ruangan dan
perawat
3. Penyusunan
konten yang
menarik dan
edukatif
merupakan
bentuk fisioterapi
berorientasi
pelayanan
3. Pengunggahan
video ke kanal
Youtube adalah
salah satu contoh
sikap adaptif
bagi fisioterapis
1. Transparansi
kegiatan dengan
pihak yang bertanggung
jawab di Ruang
Rawat Anak
1. Menjelaskan
maksud dan
tujuan kepada
perawat adalah
bentuk
kolaboratif
antar tenaga
Dalam melakukan
sosialisasi dengan
perawat di rawat anak
sesuai dengan misi
RSJPDHK yaitu, menyelenggarakan
pelayanan, pendidikan
Kegiatan sosialisasi yang
dilakukan antar tenaga
kesehatan sesuai dengan
nilai budaya RSJPDHK
yaitu, excellence,
RSJPDHK berkomitmen
memberikan pelayanan
16
17
4 Melakukan edukasi home program
2. Melakukan sosialisasi pada perawat tentang sarana edukasi homeprogram berupa video melalui kanal youtube
2. Pemahaman dan pengertian perawat akan kegiatan yang akan dilakukan
medis.
2. Melakukan sosialisasi antar tenaga medis dapat meningkatkan keharmonisan di lingkungan kerja
serta penelitian dan pengembangan
kardiovaskular berkualitas
unggul yang berorientasi pada kebutuhan pasien.
1. Menerapkan dan memperagakan video edukasi homeprogram pada orang tua atau pendamping pasien
1. Ceklis lembar edukasi
2. Linkdan video disampaikan ke orang tua atau pendamping pasien
1. Edukasi home programdengan video merupakan bentuk kompeten dari fisioterapis
Pemberian edukasi kepada orang tua atau
pendamping pasien sesuai dengan misi
RSJPDHK yaitu, menyelenggarakan
Kegiatan pemberian edukasi kepada orang tua
atau pendamping pasien sesuai dengan nilai
budaya RSJPDHK yaitu
reliability, RSJPDHK akan
2. Menunjukkan cara mengakses
video home programdi kanal
Youtube dan
2. Penunjukan cara akses video homeprogramdi Youtube adalah contoh dari nilai
adaptif
pelayanan, pendidikan
serta penelitian dan pengembangan
kardiovaskular berkualitas
mengedepankan kualitas
demi menjadi rumah sakit yang paling dipercaya
16
18
5 Evaluasi pemahaman
orang tua atau
pendamping pasien
terhadap home program
Fisioterapi
mentransfer file
video ke
perangkat
elektronik orang
tua atau
pendamping pasien
1. Memberikan
kuesioner kepada orang tua atau
pendamping pasien
1. Orang tua atau
pendamping pasien mengisi kuesioner sesuai kemampuan pemahamannya
1. Melakukan evaluasi merupakan bentuk
akuntabilitas
dari fisioterapis
Pelaksanaan evaluasi
kepada orang tua atau
pendamping pasien
sesuai dengan misi
RSJPDHK yaitu, menyelenggarakan
Kegiatan evaluasi kepada
orang tua atau
pendamping pasien sesuai
dengan nilai budaya
RSJPDHK yaitu reliability,
RSJPDHK akan
2. Mencatat hasil evaluasi dan menyusun laporan hasil
2. Mengetahui tingkat pemahaman
orang tua atau
pedamping pasien
2. Pencatatan
hasil evaluasi dan pembuatan
laporan juga
merupakan
bentuk akuntabilitas
fisioterapis
pelayanan, pendidikan
serta penelitian dan pengembangan
kardiovaskular
berkualitas
mengedepankan kualitas
demi menjadi rumah sakit yang paling dipercaya
16
19
4.3.Jadwal Pelaksanaan
Kegiatan aktualisasi dilaksanakan dalam rentang waktu 26 hari kerja dari tanggal 15 Juli sampai dengan 20 Agustus 2022. Berikut adalah rincian jadwal pelaksanaan aktualisasi:
Tabel 4.2 Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi
1 Melakukan konsultasi dengan pimpinan dan mentor mengenai isu dan rencana tindak lanjut pemberian edukasi
2 Pembuatan video edukasi homeprogram
3 Sosialisasi dengan kepala dan perawat Ruang Rawat Anak
4 Memberikan edukasi homeprogramkepada orang tua atau pendamping pasien dengan sarana video
5 Evaluasi pemahaman orang tua atau pendamping pasien terhadap homeprogramFisioterapi
4.4.Pihak yang Terlibat dan Perannya dalam Aktualisasi
Pelaksanaan aktualisasi tentu saja membutuhkan banyak pihak yang dilibatkan. Pihak-pihak yang terlibat dalam aktualisasi adalah sebagai berikut.
1. Kepala Rehabilitasi Medik yang memiliki peranan untuk menyetujui isu serta gagasan pemecahan isu pada kegiatan awal aktualisasi yaitu konsultasi dengan pimpinan dan mentor mengenai isu dan rencana tindak lanjut pemberian edukasi.
2. Mentor yang berperan untuk membimbing dan juga menyetujui isu yang diangkat serta gagasan penyelesaian isu pada kegiatan awal aktualisasi yaitu konsultasi dengan pimpinan dan mentor mengenai isu dan rencana tindak lanjut pemberian edukasi.
3. Kepala Ruang Rawat Anak berperan pada kegiatan aktualisasi sosialisasi dengan kepala dan perawat Ruang Rawat Anak. Aktualisasi rencananya akan dilaksanakan di Ruang Rawat Anak maka diperlukan perizinan dari Kepala Ruang Rawat Anak.
16
Kegiatan Juli Agustus 1 2 3 4 1 2 3 4
No
20
4. Perawat Ruang Rawat Anak berperan pada kegiatan aktualisasi sosialisasi dengan kepala dan perawat Ruang Rawat Anak dan karena aktualisasi akan diadakan di Ruang Rawat Anak maka perawat akan ikut mendapatkan sosialisasi tentang kegiatan aktualisasi.
5. Orang tua dan pendamping pasien berperan pada kegiatan pemberian edukasi home programkepada orang tua atau pendamping pasien dengan sarana video dan akan mendapatkan edukasi tentang home program Fisioterapi menggunakan media sarana video.
16
21
REFERENSI
[1]DittrichH,BuhrerC,GrimmerI,etal.Neurodevelopmentat1yearofageininfantswith congenitalheartdisease.Heart.2003;89:436–441.
[2]HoskoppalA,RobertsH,KuglerJ,etal.Neurodevelopmental outcomes in infants after surgery for congenital heart disease: a comparison of single-ventricle vs. two-ventricle physiology.CongenitHeartDis.2010;5:90–95.
[3]StiehJ,KramerHH,HardingP.Grossandfinemotordevelopmentisimpairedinchildren withcyanoticcongenitalheartdisease.Neuropediatrics.1999;30:77–82.
[4] Snookes SH, Gunn JK, Eldridge BJ, etal. A systematic review of motor andcognitive outcomesafterearlysurgeryforcongenitalheartdisease.Pediatrics.2010;125:e818–e827.
[5]LongSH,HarrisSR,EldridgeBJ,etal.Grossmotordevelopmentisdelayedfollowingearly cardiacsurgery.CardiolYoung.2012;22:574–582.
[6]MarinoBS,LipkinPH,NewburgerJW,etal.Neurodevelopmentaloutcomesinchildrenwith congenitalheartdisease:evaluationandmanagement:ascientificstatementfromtheAmerican HeartAssociation.Circulation.2012;126:1143–1172.
[7]SarrechiaL,MiattonM,Franc¸oisK,etal.Neurodevelopmentaloutcomeaftersurgeryfor acyanoticcongenitalheartdisease.ResDevDisabil.2015;45:58–68
[8]YangXY,SunK,DuQ,ChenS,ZhouX,BaiK,etal.Developmentofmotorcognitionand languageinchildrenwithcongenitalheartdisease.ChinJApplClinPediatr.2015;30(1):26–9.
[9]ClementA,HubschS(2016):Chestphysiotherapybythebagsqueezingmethod:aguideto technique.Physitherapy,54:355-9.
[10]CohenMS.Clinicalpractice:theeffectofobesityinchildrenwithcongenitalheartdisease. EurJPediatr.2012;171(8):1145–50.
[11]MellionK,UzarkK,CassedyA,DrotarD,WernovskyG,NewburgerJW,etal.Healthrelatedqualityoflifeoutcomesinchildrenandadolescentswithcongenitalheartdisease.J Pediatr.2014;164(4):781–8.
[12]LevineS,NiedermanM(2018):Theimpactoftrachealintubationonhostdefensesand risksfornosocomialpneumonia.CliChestMed.,12:523-543.
16
22
RANCANGAN AKTUALISASI
PEMBUATAN VIDEO EDUKASI HOMEPROGRAM FISIOTERAPI
UNTUK ORANG TUA ATAU PENDAMPING PASIEN
DI RUANG RAWAT ANAK RSJPDHK TAHUN 2022
Disusun Oleh
Nur Asyiah Indrawati Ghani
Fisioterapi Ahli Pertama
Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita
LATAR BELAKANG • UU No 5 Tahun 2014 • Permenkes 65 Th 2015 • Fisioterapi di RSJPDHK TUJUAN DAN MANFAAT PENDAHULUAN • Syarat Latsar CPNS
BerAKHLAK • Optimalisasi pelayanan Fisioterapi
•
PROFIL INSTANSI
VISI
Pusat Kardiovaskular Setara Asia
MISI
Menyelenggarakan pelayanan, pendidikan, serta penelitian dan pengembangan
kardiovaskularberkualitas
NILAI BUDAYA
I CARE
Struktur Organisasi RSJPDHK
Pelayanan kardiovaskular pasien paska dan tindakan bedah
jantung CABG dan ToF Repair dan setelah pulang rawat 1
Penginputan data pelaksanaan tindakan Fisioterapi di
Latihan Pre-Operasi
Latihan batuk efektif, clapping/perkusi, mobilisasi bertahap
Pemberian Nebulizer
Latihan stretching pada latihan Program II
EMR 2
4
3
Uraian Tugas Peserta
5
6 6 MinuteWalkingTest 7
ANALISIS ISU DALAM PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI
1
Kurangnya pemahaman orang
tua atau pendamping pasien untuk menggendong atau
memposisikan
tengkurap bayi atau
balita di Ruang Rawat
Anak RSJPDHK Tahun 2022
2 3
Tidak adanya pos tetap penyimpanan
alat nebulizer di Ruang Rawat Anak
RSJPDHK Tahun 2022
Kurangnya pemahaman orang
tua atau pendamping pasien terhadap homeprogram
Fisioterapi di Ruang
Rawat Anak Tahun
2022
Kurangnya pemahaman orang
tua atau pendamping pasien
untuk menggendong atau
memposisikan tengkurap bayi
atau balita di Ruang Rawat
Anak RSJPDHK Tahun 2022
Keterkaitan dengan SKP
Terlaksananya pelayanan kardiovaskular pada pasien paska
tindakan bedah jantung CABG dan ToF Repair
Fakta tentang Isu
• Tidak mengetahui manfaat tengkurap
• Takut akan luka di dada bayi atau balita
• Tidak mengetahui kapan boleh tengkurap
Dampak Isu
Kurang optimalnya pengembangan paru dan terhambatnya
proses tumbuh kembang anak
Keterkaitan dengan SKP
Terlaksananya pemberian nebulizer pada pasien paska
operasi kardiovaskular dan non post operasi
Tidak adanya pos tetap
penyimpanan alat
nebulizer di Ruang Rawat
Anak RSJPDHK Tahun
2022
Fakta tentang Isu
• Ruang Rawat Anak yang luas
• Menyesuaikan jadwal makan atau minum susu
• Banyaknya pasien yang membutuhkan nebulizer
Dampak Isu
Terhambatnya efektifitas dan efisiensi waktu fisioterapis
untuk memberikan nebulizer pada pasien
Kurangnya pemahaman
orang tua atau
pendamping pasien terhadap homeprogram
Fisioterapi di Ruang
Rawat Anak RSJPDHK
Tahun 2022
Keterkaitan dengan SKP
Terlaksananya pelayanan kardiovaskular pada pasien paska
tindakan bedah jantung CABG dan ToF Repair setelah pulang
rawat Fakta tentang Isu
• Hanya menggantikan orang tua
• Takut lupa
• Anak dijaga oleh orang lain di rumah
Dampak Isu
TIdak optimalnya latihan anak di rumah sehingga
meningkatkan risiko infeksi paru dan terganggunya tumbuh
kembang anak
Penetapan CoreIsu
Teknik APKL
1 Kurangnya pemahaman orang tua atau
pendamping pasien untuk
menggendong atau memposisikan
tengkurap bayi dan balita di Ruang
Layak
Rawat Anak RSJPDHK Tahun 2022.
2 Tidak adanya pos tetap untuk alat
nebulizer di Ruang Rawat Anak
RSJPDHK Tahun 2022.
3 Kurangnya pemahaman orang tua
atau pendamping pasien terhadap
home program Fisioterapi di Ruang
Rawat Anak RSJPDHK Tahun 2022.
Aktual Problematik Kekhalayakan
No Isu A P K L Jumlah Prioritas
4 3 2 3 12 III
4 3 3 4 14 II
4 4 3 4 15 I
Latihan hanya praktek langsung
Penyebab Isu
Belum ada sarana
edukasi Your SUPPLIER
SYSTEM
Isu Utama Gagasan Kreatif
Kurangnya pemahaman orang
tua atau pendamping pasien terhadap homeprogram
Fisioterapi di Ruang Rawat Anak
RSJPDHK Tahun 2022
Pembuatan video edukasi
homeprogramFisioterapi untuk orang tua atau pendamping pasien di Ruang
Rawat Anak RSJPDHK
Keterkaitan Penyebab Isu dengan Kedudukan dan Peran ASN untuk Mendukung SmartGovernance
Manajemen ASN
Penyebab Isu
SMART GOVERNANCE
ASN
BerAKHLAK Smart
1 2 4 3 5 Konsultasi Pembuatan video Edukasi dengan video Sosialisasi Evaluasi Kegiatan Aktualisasi
1
Melakukan Konsultasi dengan Pimpinan dan Mentor
1. Berkonsultasi dengan pimpinan dan mentor
1. Persetujuan rancangan aktualisasi
1. Akuntabilitas
2. Berdiskusi tentang maksud dan tujuan kegiatan
2. Masukan tentang aktualisasi
2. Kolaboratif
Berorientasi pelayanan Akuntabel Kompeten Harmonis Loyal Adaptif Kolaboratif
Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan BerAKHLAK BerAKHLAK
Output
Tahapan Kegiatan
2
Membuat Video Edukasi Home Program
Keterkaitan BerAKHLAK
BerAKHLAK
1. Mengumpulkan materi video
2. Merancang skenario video
3. Membuat video
4. Mengunggah video
1. Materi video
2. Skenario video
3. Video edukatif dan menarik
4. FIle video mp4 dan link video
1. Kompeten
2. Adaptif
3. Berorientasi pelayanan
4. Adaptif
Kolaboratif
Output Kegiatan Berorientasi pelayanan Akuntabel Kompeten Harmonis Loyal Adaptif
1. Menjelaskan maksud dan tujuan kegiatan
2. Sosialisasi video edukasi home program
1. Transparansi kegiatan
1. Kolaboratif
2. Pemahaman dan pengertian perawat
2.
Output Kegiatan Berorientasi pelayanan Akuntabel Kompeten Harmonis Loyal Adaptif Kolaboratif 3 Sosialisasi dengan Kepala Ruangan & Perawat Ruang Rawat Anak Tahapan Kegiatan
Keterkaitan BerAKHLAK
Harmonis BerAKHLAK
Tahapan Kegiatan
1. Penerapan dan peragaan video edukasi
2. Transfer file video dan cara akses video
1. Ceklis lembar edukasi
2. Linkdan video tersampaikan
1. Kompeten
2. Adaptif
Output Kegiatan Berorientasi pelayanan Akuntabel Kompeten Harmonis Loyal Adaptif Kolaboratif
4 Melakukan Edukasi Home Program
Keterkaitan
BerAKHLAK
BerAKHLAK
1. Pembagian kuesioner
2. Pencatatan hasil evaluasi dan
laporan evaluasi
1. Kuesioner yang
sudah diisi
2. Tingkat pemahaman orang
tua atau
1. Akuntabilitas
2. Akuntabilitas
Output Kegiatan Berorientasi pelayanan Akuntabel Kompeten Harmonis Loyal Adaptif Kolaboratif 5
Pendamping
Evaluasi Pemahaman Orang Tua atau
Pasien Tahapan Kegiatan
Keterkaitan BerAKHLAK
BerAKHLAK
pendamping pasien
Jadwal Kegiatan
Konsultasi
Pembuatan Video
Bulan Juli
Minggu ke-3
Sosialisasi
Edukasi dengan Video
Bulan Juli
Minggu ke-3
Bulan Juli
Minggu ke-4
Bulan Agustus
Minggu 1-2
Evaluasi
Bulan Agustus
Minggu 2-3
Kepala Rehabilitasi Medik 1 Mentor 2 Perawat Ruang Rawat Anak 4 Kepala Ruang Rawat Anak 3 Orang tua atau pendamping pasien 5 Pihak yang Terlibat
REFERENSI
1) DittrichH,BuhrerC,GrimmerI,etal. Neurodevelopmentat1yearofageininfantswith congenitalheartdisease.Heart.2003;89:436–441.
2) HoskoppalA,RobertsH,KuglerJ,etal. Neurodevelopmentaloutcomesininfantsaftersurgery forcongenitalheartdisease:acomparisonofsingleventriclevs.two-ventriclephysiology.CongenitHeart Dis.2010;5:90–95.
3) StiehJ,KramerHH,HardingP.Grossandfinemotor developmentisimpairedinchildrenwithcyanotic congenitalheartdisease.Neuropediatrics.
1999;30:77–82.
4) SnookesSH,GunnJK,EldridgeBJ,etal.Asystematic reviewofmotorandcognitiveoutcomesafterearly surgeryforcongenitalheartdisease.Pediatrics. 2010;125:e818–e827 .
5) LongSH,HarrisSR,EldridgeBJ,etal.Grossmotor developmentisdelayedfollowingearlycardiac surgery.CardiolYoung.2012;22:574–582.
6) MarinoBS,LipkinPH,NewburgerJW,et al.Neurodevelopmentaloutcomesinchildrenwith congenitalheartdisease:evaluationand management:ascientificstatementfromthe AmericanHeartAssociation.Circulation.
2012;126:1143–1172.
7) SarrechiaL,MiattonM,Franc¸oisK,etal. Neurodevelopmentaloutcomeaftersurgeryfor acyanoticcongenitalheartdisease.ResDevDisabil. 2015;45:58–68
8) YangXY,SunK,DuQ,ChenS,ZhouX,BaiK,etal. Developmentofmotorcognitionandlanguagein childrenwithcongenitalheartdisease.ChinJApplClin Pediatr.2015;30(1):26–9.
9) ClementA,HubschS(2016):Chestphysiotherapyby thebagsqueezingmethod:aguidetotechnique. Physitherapy,54:355-9.
10)CohenMS.Clinicalpractice:theeffectofobesityin childrenwithcongenitalheartdisease.EurJPediatr . 2012;171(8):1145–50.
11)MellionK,UzarkK,CassedyA,DrotarD,Wernovsky G,NewburgerJW,etal.Health-relatedqualityoflife outcomesinchildrenandadolescentswithcongenital heartdisease.JPediatr.2014;164(4):781–8.
12)LevineS,NiedermanM(2018):Theimpactoftracheal intubationonhostdefensesandrisksfornosocomial pneumonia.CliChestMed.,12:523-543.
Terima Kasih