2 minute read

A. Latar Belakang

Next Article
A. Aktualisasi

A. Aktualisasi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Advertisement

Aparatur Sipil Negara atau yang biasa disebut ASN adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Menurut Undang-Undang No. 5 tahun 2014 Aparatur Sipil Negara berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik dan perekat dan pemersatu bangsa. Fungsi-fungsi ASN ini harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab dan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik.

Aparatur Sipil Negara (ASN) menjadi penggerak negara, sehingga kinerja ASN sangat menentukan kinerja negara. Pada saat ini Kinerja SDM yang diharapkan tidak hanya terletak pada pengetahuan, keterampilan, tetapi juga pada profesionalisasi yang dimiliki. Seorang ASN harus dapat membentuk karakter dari dalam dirinya untuk menjadi ASN yang kompenten, profesional, berintegritas dan berkomitmen baik atas tugas dan fungsi yang diberikan untuk mewujudkan karakter tersebut.

Saat ini Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) wajib mengikuti masa percobaan yang dilaksanakan melaui proses diklat terintegrasi guna membentuk karakter individu yang memiliki integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, berkepribadian unggul dan bertanggungjawab dan memperkuat profesionalisme serta berkompeten di bidangnya masing-masing.

Pada tahap akhir pelatihan dasar ini, CPNS ditugaskan membuat suatu Laporan kegiatan aktualisasi di tempat kerja masing-masing dengan menginternalisasikan nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu dan Anti korupsi) melalui analisis isu aktual strategis kontemporer, salah satunya adalah masalah pengelolaan limbah medis sementara.

Sampah medis adalah sampah yang terdiri dari limbah infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah kimiawi,

limbah radioaktif, limbah container bertekanan dan limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi.

Dampak sampah medis dapat menurunkan kualitas lingkungan sehigga berpotesi menyebabkan masalah kesehatan diantaranya dapat menyebabkan tigginya angka kepadatan vektor penyakit seperti tikus, lalat, kecoak, nyamuk. Juga dapat menyebabkan pencemaran terhadap udara, tanah, dan air serta dapat menurunkan derajat keindahan lingkungan.

KKP mempunyai tugas melaksanakan pencegahan masuk dan keluarnya penyakit, penyakit potensial wabah, surveilans epidemiologi, kekarantinaan, pengendalian dampak risiko kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan, pengawasan obat, makanan, kosmetika, dan alat kesehatan serta bahan adiktif (OMKABA) serta pengamanan terhadap penyakit baru, dan penyakit yang muncul kembali, bioterorisme, unsur biologi, kimia dan pengamanan radiasi di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara.

Selama pandemi angka limbah medis plastik seperti masker dan APD mengalami peningkatan. Terus bertambahnya kasus COVID-19 di Indonesia berimbas kepada semakin menumpuknya limbah medis sekali pakai, misalnya masker dan face shield yang dipakai oleh tenaga kesehatan maupun individu, adanya kegiatan screeningCOVID-19 bagi pelaku perjalanan seperti tes antibody dan tes antigen sehingga berdampak juga pada terjadinya peningkatan volume limbah medis di Kantor Pelabuhan Kelas II Banten.

Berdasarkan hasil pengamatan pada pengelolaan limbah medis sementara didapatkan hasil belum adanya tanda/stiker pada TPS limbah medis, SOP dan jadwal pengangkutan limbah medis maka penulis tertarik untuk melakukan kegiatan aktualisasi guna memaksimalkan pengelolaan limbah medis sementara dengan upaya penempelan tanda/stiker di TPS limbah medis, membuat SOP serta membuat jadwal pengangkutan limbah medis dan dihubungkan dengan nilai ANEKA (Akuntablitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi) dengan prespektif Whole of Governmet.

This article is from: