![](https://assets.isu.pub/document-structure/220620045212-53f24f7c7e620a709588c217d0a06407/v1/319a8733f1b1d4a0bd5d08162e2e342e.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
2 minute read
3.3 Deskripsi Core Issue
3 : Cukup mendesak 4 : Mendesak 5 : Sangat Mendesak Tabel 3.4 Penapisan Isu dengan Teknik USG
Masalah pertama yaitu mengenai WTOJ yang harus segera diselesaikan untuk meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit. Jika tidak segera ditangani komplain pasien terkait pelayanan obat di rawat jalan akan bertambah banyak dan dapat menurunkan nilai rumah sakit di mata masyarakat. Namun, pemecahan masalahnya adalah dengan diberlakukannya peresepan elektronik yang terintegrasi dengan rekam medis elektronik. Pembuatan aplikasi ini sangat tergantung dengan berbagai unit sehingga membutuhkan waktu cukup lama untuk mencapai satu kesepakatan dalam penggunaan peresepan elektronik. Masalah kedua terkait pembuatan laporan konseling obat di rawat jalan yang masih manual. Hal tersebut dapat menjadi masalah dalam pendokumentasian data yang diperlukan untuk akreditasi rumah sakit. Jika belum dapat diselesaikan saat ini, tidak menjadi suatu masalah besar namun dokumen formulir harus benar – benar diarsipkan dengan rapi untuk mencegah kehilangan. Masalah ketiga mendapatkan nilai yang paling tinggi baik itu dari segi urgency, seriousness, dan growth. Hal tersebut disebabkan penggunaan obat narkotika injeksi yang cukup tinggi sehingga diperlukan suatu pengendalian yang menyeluruh untuk mencegah timbulnya hal- hal terkait penyalahgunaan sisa narkotika injeksi oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Jika tidak segera dikendalikan potensi atau kesempatan untuk munculnya dampak tersebut akan semakin besar di masa yang akan datang.
Advertisement
3.3 Deskripsi Core Issue
Dari hasil penapisan isu di atas, yang terpilih menjadi prioritas isu untuk ditindaklanjuti adalah belum dilakukannya pencampuran atau dispensing obat narkotika injeksi untuk pasien rawat inap oleh depo farmasi RSUP. Dr. Hasan Sadikin Bandung pada tahun 2021.
Instalasi Farmasi RSUP. Dr. Hasan Sadikin Bandung sudah mempunyai satu depo yang dibuat untuk dispensing steril yaitu Depo Farmasi Pencampuran Obat. Dispensing steril yang sudah dilakukan di depo tersebut diantaranya dispensing obat sitotoksik injeksi, nutrisi parenteral, obat high alert, dan dispensing obat injeksi untuk ruang perawatan NICU (Neonates Intensive Care Unit).
Beberapa obat injeksi yang banyak dipakai di ruang rawat inap adalah narkotika, psikotropika, antibiotik, analgesik, antipiretik, antiemetik, antiulser, dan antifibrinolitik. Dari semua obat tersebut narkotika dan antibiotik memiliki kebijakan dan Standar Operasional Prosedur (SOP) khusus untuk mengendalikan penggunaannya. Penggunaan obat narkotika memiliki lebih banyak batasan peraturan yang dilakukan karena berdasarkan Undang-undang Nomor 35 tahun 2009, Narkotika adalah zat atau obat dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan. SOP terkait obat narkotika dibuat mulai dari hulu yaitu pemesanan obat narkotika hingga hilir yaitu penanganan sisa obat narkotika injeksi Berdasarkan data yang diambil dari bulan Januari hingga April 2021 penggunaan obat narkotik injeksi paling banyak ditemukan di ruang rawat inap intensif. Pada grafik di bawah ini terlihat jumlah ampul narkotika yang terpakai di ruang rawat intensif (ICU) lebih banyak dibandingkan ruang rawat inap biasa parahyangan (RIK). Untuk COT menempati nilai paling tinggi karena narkotika injeksi di ruang tersebut digunakan untuk tindakan anestesi pada pasien – pasien yang akan dioperasi. Untuk pasien di ruang gawat darurat (IGD) pemakaian narkotika injeksi tidak terlalu tinggi.
Grafik 3.1 Jumlah Ampul Narkotika yang Terpakai pada Bulan Januari – April Tahun 2021
Saat ini sudah ada salah satu prosedur untuk pengendalian obat narkotika injeksi yaitu “Penanganan Sisa Narkotika Injeksi” pada prosedur tersebut mengharuskan perawat atau dokter mengembalikan sisa ampul narkotika ke depo