1 minute read

3.4 Analisis Dampak Isu

farmasi untuk dibuang. Namun, pengembalian ini tidak dilakukan langsung setelah penggunaan obat sehingga sisa narkotika injeksi belum terkendali. Setelah berdiskusi dengan perawat ruang ICU, beliau memberikan masukan untuk pencampuran narkotika injeksi sebaiknya dilakukan oleh farmasi agar lebih terkendali. Oleh karena itu, dispensing obat di Depo Farmasi Pencampuran bisa menjadi solusi, selain itu juga dapat meningkatkan efisiensi rumah sakit, juga dapat meningkatkan pelayanan Instalasi Farmasi dengan menambah jumlah obat injeksi yang dapat di dispensing oleh Depo Farmasi Pencampuran. Berikut data penggunaan Obat narkotika injeksi di Depo Farmasi ICU pada bulan Februari hingga Juli 2021 :

Nama Obat Februari Maret April Mei Juni Juli

Advertisement

(ampul)

Fentanyl Injeksi 213 729 555 485 410 92

Morfin Injeksi 52 43 43 52 55 37

Petidin Injeksi 1 2 2 - - -

Oksikodon Injeksi - 20 - - - -

Total Jumlah 266 794 650 537 465 129 Tabel 3.5 Jumlah Pemakaian Obat Narkotika Injeksi di Depo Farmasi ICU Bulan Februari – Juli 2021

Dari tabel di atas, penggunaan obat narkotika injeksi setiap bulannya di Depo Farmasi ICU cukup tinggi terutama untuk obat Fentanil dan Morfin Injeksi . Adanya penurunan angka penggunaan obat narkotika injeksi di bulan Juli 2021 disebabkan penurunan kapasitas pasien pada periode tersebut.

3.4 Analisis Dampak yang Ditimbulkan bila Isu Tidak Dapat Dicegah :

Dampak yang dapat timbul bila obat narkotika injeksi belum dicampur oleh depo farmasi adalah sebagai berikut :

- Petugas depo farmasi tidak dapat memastikan apakah ada sisa atau tidak dari narkotika injeksi yang sudah digunakan di ruang rawat ICU

- Sisa obat narkotika injeksi yang tidak terdokumentasi akan semakin banyak

- Sisa obat narkotika injeksi berpotensi untuk disalahgunakan oleh orang tidak bertanggung jawab

- Meningkatkan pengeluaran rumah sakit karena tidak adanya efisiensi dalam penggunaan obat narkotika injeksi

This article is from: