Perawatan Diaper Rash Pada Bayi Dengan Pembuatan Draf Spo Dan Video Di Ruangan Anturium

Page 1

LAPORAN SEMINAR RANCANAGAN AKTUALISASI

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN 2

OPTIMALISASI PERAWATAN DIAPERRASHPADA BAYI

DENGAN PEMBUATAN DRAF SPO DAN VIDEO DI RUANGAN ANTURIUM

RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG

DISUSUN OLEH : RIFA RIVIANI, S.Kep.,Ners

NIP. 199306202022032004

BAPELKES CIKARANG

KEMENTERIAN KESEHATAN RI 2022

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI

OPTIMALISASI PERAWATAN DIAPERRASHPADA BAYI

DENGAN PEMBUATAN DRAF SPO DAN VIDEO DI RUANG ANTURIUM

RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG

Telah di seminarkan

Tanggal 22 Juni, di Bapelkes Cikarang

Coach

dr. Maryono, M.Kes

NIP. 196704201999031006

Mentor

Titin Mulyati, S.Kp.,M.Kep

NIP. 196601021990032001

Penguji

Drs. Suherman, M.Kes

ii

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas segala rahmat dan ridho-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan aktualisasi dengan judul

“Optimalisasi Perawatan DiaperRashPada Bayi dengan Pembuatan Draf SPO dan Video di Ruang Anturium RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung”. Penyusun menyadari bahwa tanpa bantuan dari pihak lain maka penyusun tidak akan dapat menyelesaikan aktualisasi ini.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini penyusun menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan laporan aktualisasi ini :

1. Ibu Titin Mulyati, S.Kp.,M.Kep selaku Kasub Kredensial Keperawatan dan Pengawas Keperawatan Intensif RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung sekaligus mentor yang telah memberikan masukan dan arahan sehingga rancangan aktualisasi ini dapat diselesaikan dengan baik.

2. dr. Maryono, M.Kes selaku Coach yang senantiasa memberikan ilmu, arahan, masukan, dan bimbingannya selama proses penyusunan rancangan aktualisasi ini.

3. Enung Rina Susanti, S.Kp selaku kepala Ruangan Anturium yang banyak memberikan arahan dan saran.

4. Kedua Orang Tua yang sesantiasa selalu mendoakan.

5. Rekan-rekan Ruang Anturium di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

6. Seluruh peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III khususnya Angkatan 2 atas inspirasi, bantuan, dan kekompakannya.

7. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah telah terlibat dalam proses penyusunan rancangan aktualisasi. Penulis menyadari dalam laporan aktualisasi ini masih banyak kekurangan. Untuk itu penulis berharap kepada semua pihak agar memberikan saran dan juga kritik yang membangun untuk penyempurnaan aktualisasi ini. Semoga aktualisasi ini dapat memberikan manfaat dan dapat diterapkan di lingkungan kerja dengan sebaik-baiknya, serta dapat dikembangkan lebih lanjut.

Bandung, 14 Juni 2022

Penyusun,

Rifa Riviani, S. Kep., Ners

NIP. 199306202022032004

iii
PENGANTAR
KATA
iv DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ..................................... i LEMBAR PERSETUJUAN ..................................................................................... ii KATA PENGANTAR iii DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. vi DAFTAR TABEL ................................................................................................. vii BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1 1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 1 1.2. Tujuan ................................................................................................ 4 1.2.1. Tujuan Umum ............................................................................ 4 1.2.2. Tujuan Khusus ........................................................................... 4 1.3. Manfaat .............................................................................................. 5 1.3.1. Bagi Penulis ............................................................................... 5 1.3.2. Bagi Unit Kerja ........................................................................... 5 1.3.3. Bagi Instansi ................................................. 5 1.3.4. Bagi Masyarakat ........................................................................ 5 BAB II PROFIL INSTANSI .......................................................................... 6 2.1. Visi dan Misi ........................................................................................ 6 2.1.1. Visi ............................................................................................ 6 2.1.2. Misi ........................................................................................... 6 2.2. Nilai-Nilai Organisasi ............................................................................ 6 2.3. Tugas dan Fungsi Organisasi .................................. 7 2.3.1. Tugas ....................................................................................... 7 2.3.2. Fungsi ....................................................................................... 7 2.3.3. Struktur Organisasi .................................................................... 8 2.4. Uraian/Rincian Tugas Jabatan Peserta ..................... 8 2.4.1. Profil Unit Tugas ........................................................................ 8 2.4.2 Tujuan ....................................................................................... 9
v 2.4.3. Struktur Organisasi .................................... 9 2.4.4. Rincian Tugas Dan Jabatan Peserta ......................................... 10 2.4.5. Nilai-nilai Dasar ASN ............................................................... 11 BAB III ANALISIS ISU DALAM PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI ........ 16 3.1. Identifikasi Dan Analisis Isu Aktual ....................................................... 16 3.1.1. Analisis Dan Penetapan Core Isu ................................................ 23 3.1.2. Analisis Masalah Penyebab Isu Utama ......................................... 25 3.2. Keterkaitan Penyebab Isu Dengan Kedudukan dan Peran PNS Untuk Mendukung Terwujudnya Smart Governance ........................................ 27 3.3. Alternatif Pemecahan Masalah Sebagai Gagasan Kreatif ........................ 27 BAB IV RANCANGAN AKTUALISASI .......................................................... 29 4.1. Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar PNS .......................................... 29 4.2. Penjadwalan ....................................................................................... 40 4.3. Para Pihak yang Terlibat Dan Perannya Dalam Aktualisasi ..................... 42 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 43
vi
Gambar 2.1. Struktur Organisasi RSUP. Dr. Hasan Sadikin Bandung .................... 8 Gambar 2.2 Struktur Organisasi Ruang Anturium .............................................. 9
DAFTAR GAMBAR
vii
Tabel 3.1 Penjelasan Butir SKP ........................................................................ 16 Tabel 3.2. Dampak Isu Sesuai SKP ................................................................... 20 Tabel 3.3. Penapisan Isu Berdasarkan APKL ......................... 23 Tabel 3.4. Analisis USG .................................................................................... 24 Tabel 3.5. Diagram Fishbone ............................................................................ 26 Tabel 3.6. Langkah-langkah Kegiatan Gagasan Pemecahan Isu .......................... 28 Tabel 4.1. Rencana Kegiatan dan Tahap Kegiatan Aktualisasi ............................. 29 Tabel 4.2. Jadwal Kegiatan dan Tahapan Kegiatan Aktualisasi ............................ 40 Tabel 4.3. Para Pihak dan Perannya dalam Aktualisasi ........................................ 42
DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Aparatur Sipil Negara merupakan keseluruhan lembaga dan pejabat negara serta pemerintahan negara yang meliputi aparatur kenegaraan dan pemerintahan sebagai abdi negara dan abdi masyarakat. Aparatur Negara bertugas dan bertanggung jawab atas penyelenggaraan negara dan pembangunan serta senantiasa mengabdi dan setia kepada kepentingan nilai-nilai cita-cita perjuangan bangsa dan negara berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 Menurut Undang-undang No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara yang kemudian disingkat ASN adalah profesi bagi pegawai negeri sipil (PNS) dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) yang bekerja pada instansi pemerintah. ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik serta perekat dan pemersatu bangsa.

ASN memiliki peran mulai dari perumusan kebijakan sampai dengan implementasi kebijakan dari berbagai sektor pembangunan. Untuk menjalankan peran tersebut dibutuhkan ASN yang professional, bebas dari intervensi politik, memberikan pelayanan secara adil dan netral, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Untuk dapat membentuk sosok ASN profesional tersebut perlu dilaksanakan pembinaan melalui

jalur pelatihan sesuai dengan amanah UU No. 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil

Negara yaitu Pendidikan Pelatihan yang inovatif dan terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat, dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 10 Tahun 2021 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri

Sipil Golongan III menjabarkan lebih lanjut amanah tersebut.

Dalam sistem pembelajaran pada pendidikan dan pelatihan dasar bagi para Calon PNS, menuntut setiap peserta diklatsar untuk mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN

yaitu Berorientasi Pelayanan, Akunabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif atau disingkat BerAKHLAK. Setiap peserta pelatihan juga dituntut untuk mampu mengaktualisasikan substansi materi pembelajaran yang telah dipelajari tersebut

melalui proses pembiasaan diri dalam pembelajaran agenda habituasi, yang termasuk di dalamnya kegiatan aktualisasi. Melalui kegiatan aktualisasi ini diharapkan dapat membentuk kemampuan peserta pelatihan dasar dalam menerjemahkan teori ke dalam

1

praktik, mengubah konsep menjadi konstruk, yang dapat diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan yang telah dirancang oleh setiap peserta pelatihan dasar di satuan kerja masing- masing.

Sebagai ASN yang bekerja di sektor kesehatan sebagai seorang perawat, sudah seharusnya memegang teguh nilai-nilai dasar ASN ketika menjalankan tugas dan fungsinya baik saat sedang didalam instansi maupun dilingkungan masyarakat. Perawat sebagai tenaga kesehatan diharapkan mampu mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Sebagai ASN, perawat juga diharapkan mampu mengimplementasikan nilai dasar ASN BerAKHLAK yang nantinya menjadi pegangan dan pedoman.

Berdasarkan Permen PAN-RB Nomor 35 tahun 2019 tentang Jabatan Fungsional Perawat menyebutkan bahwa Pejabat Fungsional Perawat yang selanjutnya disebut Perawat adalah PNS yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan pelayanan keperawatan. Adapun pelayanan keperawatan menurut Undang-Undang No 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didsasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik sehat maupun sakit.

Di dalam Permen PAN-RB tentang Jabatan Fungsional Perawat dijelaskan juga mengenai peran seorang perawat yaitu sebagai pemberi asuhan keperawatan, advokat, educator, koordinator, kolaborator, konsultan, peneliti/pembaharu keperawatan, pelaksana tugas berdasarkan pelimpahan wewenang, pelaksana tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu. Salah satu tugas dari peran tersebut adalah melakukan asuhan keperawatan yaitu pemberian rasa nyaman pada pasien baik dewasa, anak, maupun bayi. Salah satunya yaitu dengan cara memberikan perawatan diaperrashpada bayi.

Salah satu misi dari RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung adalah peningkatan kualitas manusia Indonesia. Misi tersebut menjadi acuan bagi profesi perawat yang mana terkandung tugas seorang perawat melakukan asuhan keperawatan dengan memberi tindakan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman serta melakukan intervensi keperawatan spesifik pada area anak maupun neonatus.

Neonatus memiliki permasalahan yang luas dan kompleks, dalam masa neonatus terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan yang awalnya didalam rahim serba bergantung pada ibu menjadi diluar rahim yang harus hidup secara mandiri. Pada masa

2

ini terjadi pematangan organ hampir pada semua sistem. Bayi yang berusia kurang dari satu bulan memiliki resiko gangguan kesehatan paling tinggi, berbagai masalah kesehatan dapat muncul sehingga tanpa adanya penanganan yang tepat bisa berakibat fatal.

Salah satu masalah yang terjadi pada bayi adalah masalah kulit yang sangat peka dalam bulan-bulan pertama. Kondisi kulit yang relatif tipis menyebabkan bayi lebih rentan terhadap infeksi, iritasi dan alergi. Gangguan kulit yang terjadi pada bayi salah satunya yaitu diaperdermatitisataudiaperrash, orang awam menyebutnya ruam popok. Diaper rash adalah peradangan akut dan episodik terutama di sekitar area popok ditandai dengan adanya eritema, papula, dan pustula (Carr AN, Dewitt T & Cork MJ, et al, 2019). Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya diaperrashpada bayi, faktor pencetusnya adalah kontak yang lama dengan feces (enzim pencernaan proteolitikdan lipolitik) bersamaan dengan peningkatan kelembaban kulit oleh urin, hal ini menyebabkan peningkatan kerusakan akibat gesekan, penurunan fungsi kulit sebagai pelindung, dan peninkatan reaktivitas terhadap iritasi (Diana TI., et al, 2020).

Meskipun gangguan ini jarang menyebabkan masalah dalam jangka panjang, namun seringkali menyebabkan masalah pada bayi yaitu dapat menyebabkan rasa sakit, stresspada bayi, serta peningkatan resiko infeksi. Saat terjadi infeksi maka akan terjadi perubahan metabolisme tubuh sehingga menyebabkan peningkatan suhu tubuh. Adanya

kondisi demam pada bayi dapat menjadi salah satu penyebab terjadadi peningkatan lengthofstay(LOS) pasien. Selain itu, jika kondisi diaperrashdiabaikan dan terinfeksi oleh candidiaalbicanmaka dapat menyebabkan luka terbuka dan beresiko menyebabkan infeksi sistemik yang berujung pada kejadian sepsisneonatorum. Angka kejadian sepsis neonatorumdi Ruang Anturium dalam 3 bulan terakhir yaitu sebanyak 37 bayi, dengan LOS yaitu 17 hari. Kondisi ini belum mencapai indikator LOS di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yaiu 3-12 hari. Menurut Sukhnewwat (2019) bayi yang dirawat di rumah sakit memiliki resiko lebih tinggi untuk mengalami diaperrash, sehingga kondisi ini dapat menjadi salah satu faktor yang menyebabkan panjangnya lama rawat inap dan dapat meningkatkan biaya perawatan kesehatan.

Prevalensi terjadinya diaper rash diseluruh dunia adalah 7% - 43,8% pada tahun 2012, dan meningkat secara signifikan menjadi 16% - 65% pada tahun 2019. Insiden

diaperrashdi Indonesia mencapai 7-35% yang menimpa bayi laki-laki dan perempuan berusia dibawah tiga tahun (Pusat Data dan Informasi Departemen Kesehatan RI, 2009).

Berdasarkan hasil observasi pada bulan Juni 2022 sebanyak 10 bayi mengalami diaper

3

rashdi Ruang Anturium RSUP. Dr. Hasan Sadikin Bandung.

Berbagai upaya dapat dilakukan untuk mengurangi kejadian infeksi pada neonatus serta meningkatkan kenyamanan pada bayi dalam rangka mendukung pertumbuhan bayi, salah satunya yaitu melakukan perawatan diaperrashpada bayi. Peran dan fungsi

ASN sebagai perawat untuk mewujudkan smart governance dalam hal ini adalah melakukan inovasi. Salah satu gagasan inovasi yang dibuat penulis yaitu menyusun SPO mengenai perawatan diaperrashpada bayi, sehingga diharapkan dapat menjadi solusi bagi masalah keperawatan mengenai gangguan rasa nyaman dan resiko infeksi pada bayi yang mengakibatkan peningkatan lama rawat. Berdasarkan hal diatas maka penulis mengambil judul “Optimalisasi Perawatan Diaper Rash Pada Bayi dengan

Pembuatan SPO dan Video di Ruang Anturium RSUP. Dr. Hasan Sadikin Bandung”

1.2. Tujuan

1.2.1.

Tujuan Umum

Menjadi PNS yang profesional dan berkarakter dengan menerapkan nilainilai PNS BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif) dalam melaksanakan tugas di lingkungan kerja yaitu RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Sehingga dapat melakukan fungsinya sebagai ASN yaitu sebagai pelayan publik, pelaksana kebijakan, serta perekat dan pemersatu bangsa.

1.2.2.

a. Mampu mengidentifikasi isu-isu yang ada di unit dan lingkungan kerja

b. Mampu menganalisis pemecahan isu yang ada agar dapat diselesaikan

c. Mampu menjelaskan gagasan pemecahan isu prioritas dengan menyusun rencana, tahapan kegiatan, dan outputkegiatan

d. Mampu merancang kegiatan dan alternatif untuk pemecahan isu yang diprioritaskan dengan mengimplementasikan nilai BerAKHLAK

e. Mampu menjalankan rencana kegiatan dalam kaitannya dengan pencapaian visi dan misi organisasi serta penguatan terhadap nilai-nilai organisasi.

f. Mampu mengoptimalkan tindakan keperawatan mengenai perawatan diaper rashpada bayi di Ruang Anturium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

4
Tujuan Khusus

1.3. Manfaat

1.3.1.

Bagi Penulis

Penulis dapat menambah pengetahuan dan wawasan khususnya mengenai

nilai-nilai dasar yang harus dimiliki setiap Aparatur Sipil Negara yaitu BerAKHLAK

(Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif), serta dapat mengaktualisasikan nilai-nilai tersebut dalam pekerjaan sehari-hari di unit kerja.

1.3.2. Bagi Unit Kerja

Meningkatkan kualitas sumber daya manusia khususnya perawat di Ruang

Anturium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dengan selalu mengikuti perkembangan

IPTEK dalam memberikan pelayanan yang prima dan bertanggung jawab. Membentuk lingkungan kerja yang kondusif dan mampu bekerjasama secara tim dalam upaya peningkatan derajat kesehatan pasien.

1.3.3. Bagi Instansi

Memberikan bahan masukan dan usulan untuk melakukan perbaikan ke arah

yang lebih baik, mampu memberikan kualitas layanan prima dalam memberikan pelayanan dan terinternalisasinya nilai-nilai BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif) sehingga dapat mewujudkan visi dan misi di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

1.3.4. Bagi Masyarakat

Dengan adanya aktualisasi ini diharapkan masyarakat mendapatkan

pelayanan kesehatan secara berkualitas sehingga tercapainya pelayanan kesehatan yang optimal.

5

BAB II PROFIL INSTANSI

2.1. Visi dan Misi

2.1.1. Visi

“Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”

2.1.2. Misi

Untuk mewujudkan visi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yang sejalan dengan Visi Pemerintah Kabinet Indonesia Maju 2 tersebut dirumuskan misi yang merupakan langkah-langkah dalam pencapaian visi, yaitu “Peningkata Kualitas Manusia Indonesia”

2.2. Nilai – Nilai Organisai

Tata nilai-nilai filosofis RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yaitu “PAMINGPIN PITUIN” dengan penjelasan sebagai berikut:

a. Kepemimpinan : Nilai yang menggambarkan kepeloporan dan menyiapkan talenta- talenta terbaik dibidangnya

b. Profesional : Nilai yang berorientasi pada pencapaian kinerja melalui perjalanan kemitraan dan menguasai standar yang berlaku

c. Inovatif : Nilai yang menggambarkan keinginan untuk menghasilkan suatu yang baru dan senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambungan

d. Tulus : Keinginan untuk memberi tanpa pamrih, proaktif dan responsive

e. Unggul : Keinginan untuk menjadi yang terbaik dan menghasilkan kualitas prima

f. Integritas : Nilai yang menggambarkan kejujuran, amanah, dan menjunjung etika yang tinggi dalam menjalankan tugas.

Selain tata nilai filosofis, RSHS memiliki janji pelayanan kesehatan yaitu SIGAP :

a. Senyum-Sapa-Salam-Sopan-Santun (5S)

b. Inovatif dalam berkarya

c. Gelorakan Semangat Pelayanan Prima

d. Amanah Menjaga Keselamatan Pasien

e. Peduli, Perhatian dan Perasaan

6

Terdapat juga nilai – nilai yang dianut dalam pelayanan, yaitu PRIMA:

P : Profesional

Memiliki kemampuan untuk memberikan pelayanan dengan kualitas yang terbaik (prima) disertai kompetensi dalam disiplin ilmu yang mendasarinya

R : Respek

Pelayanan yang prima akan dapat diberikan apabila dilandasi oleh rasa saling hormat menghormati diantara anggota tim pemberi pelayanan kesehatan. Pelayanan yang prima tidak hanya ditentukan oleh satu profesi, tetapi oleh semua profesi yang terlibat dalam tim pelayanan kesehatan.

I : Integrasi

Bertindak terintegrasi sesuai dengan nilai – nilai dan kebijakan organisasi serta kode etik farmasi.

M : Manusiawi

Menganggap setiap individu atau manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang mulia. Oleh karena itu harkat dan martabat mereka harus dijunjung tinggi.

A : Amanah

Melaksanakan dengan sungguh – sungguh segala hal yang dipercayakan oleh negara dan masyarakat, khususnya dalam memberikan pelayanan, pendidikan, dan penelitian kesehatan.

Adapun moto yang digunakan di RSUP Dr. Hasan Sadikin, yaitu “Kesehatan Anda Menjadi Prioritas Kami”

2.3. Tugas dan Fungsi Organisasi

2.3.1. Tugas

Sesuai dengan PMK No. 62 Tahun 2020 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Perseorangan secara Paripurna

2.3.2. Fungsi

Dalam melaksanakan tugas pokok diatas RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

menjalankan fungsi:

a. Penyusunan rencana, program dan anggaran

b. Pengelolaan elayanan medis dan penunjang medis

c. Pengelolaan pelayanan keperawatan

d. Pengelolaan pelayanan non medis

7

e. Pengelolaan pendidikan dan pelatihan di bidang pelayanan kesehatan

f. Pengelolaan penelitian, pengembangan dan penapisan teknologi di bidang pelayanan kesehatan

g. Pengelolaan keuangan dan barang milik negara

h. Pengellaan layanan pengadaan barang dan jasa

i. Pengelolaan sumber daya manusia

j. Pelaksanaan urusan hukum, organisasi dan hubungan masyarakat

k. Pelaksana kerja sama

l. Pengelolaan sistem informasi

m.Pemantauan, evaluasi dan pelaporan

n. Pelaksanaan urusan administrasi rumah sakit

2.3.3. Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI

RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG

(Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 62 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata

Kerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung)

Gambar 2.1. Struktur Organisasi RSUP. Dr. Hasan Sadikin Bandung

2.4. Uraian/ Rincian Tugas Jabatan Peserta

2.4.1. Profil Unit Tugas

Ruang rawat inap Anturium merupakan ruangan yang memberikan pelayanan perinatologi yaitu pelayanan pasien pada bayi baru lahir (Neonatus) usia 0-28 hari, baik dengan kondisi sehat (observasi pasca persalinan sectio cesaria) maupun

8
Ruang Anturium

kondisi tidak sehat (perlu observasi dan pengawasan ketat). Pelayanan di Ruang rawat inap Anturium meliputi unit perawatan bayi pada Level I dan Level II. Level I merupakan unit perawatan bayi baru lahir tanpa kegawatan, sedangkan unit perawatan Level II merupakan unit perawatan bayi sakit yang memerlukan observasi dang pengawasan ketat berhubungan dengan gangguan oksigenasi, cairan dan gangguan kesehatan lainnya. Unit Level II terbagi dalam 2 ruangan yaitu Level II infeksi dan non infeksi.

2.4.2. Tujuan

a. Tujuan Umum

Menyelenggaran kegiatan pelayanan keperawatan, pendidikan dan penelitian keperawatan serta mengikuti perkembangan IPTEK Keperawatan dalam memberikan pelayanan keperawatan yang bermutu dan memuaskan bagi pasien,keluarga dan masyarakat

b. Tujuan Khusus

Terlaksananya pelayanan asuhan keperawatan secara cepat, tepat, dan bermutu kepada bayi baru lahir, post natal dan bayi-bayi yang bermaslah.

2.4.3. Struktur Organisasi

Kepala Instansi Rawat inap

KA. Sub Instalasi Rawat Inap

Pengawas Pelayanan Perawatan

Kepala Ruangan/Case Manager

Wakil Karu I

Kepala Bidang Keperawatan

Katim Level I

Katim Level II non infeksi

Rifa Riviani, S.Kep., Ners

Wakil Karu II Katim Level II infeksi

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Ruang Anturium

9
Perawat
Perawat
Perawat

2.4.4. Rincian Tugas Jabatan Peserta

Berdasarkan Permen PAN-RB nomor 35 Tahun 2019, tugas Perawat Ahli

Pertama mencakup 51 bidang, namun yang sesuai dengan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) yaitu :

1. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan pada tahap pre/intra/post operasi

2. Melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan

3. Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan keperawatan sebagai ketua tim/perawat

4. Melakukan pemberian penugasan perawat dalam rangka melakukan fungsi ketenagaan perawat

5. Melaksanakan case finding/deteksi dini/penemuan kasus baru pada individu

6. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu

7. Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjutan

8. Merumuskan diagnosis keperawatan pada individu

9. Membuat prioritas diagnose keperawatan dan masalah keperawatan

10. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu (merumuskan, menetapkan) tindakan

11. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan

12. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks pada area medical bedah

13. Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu

14. Melakukan tindakan keperawatn pada kondisi gawat darurat/bencana/kritikal

15. Memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan spiritual pada kondisi kehilangan, beruka, ataumenjelang ajal dalam pelayanan keperawatan

16. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi

17. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan eliminasi

18. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan mobilisasi

19. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur

20. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri

21. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan pengaturan suhu

22. Melakukan pemenuhan kebutuhan oksigenasi kompleks

23. Melakukan komunikasi dengan klien dengan hambatan komunikasi

10

24. Melakukan pemantauan atau penilaian kondisi pasien selama dilakukan tindakan keperawatan spesifik sesuai kasus dan kondisi pasien

25. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu

26. Melakukan penatalaksanaan manajemen gejala

27. Melakukan perawatan luka

28. Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada individu

29. Melaksanakan manajemen surveilans Hais sebagai upaya pengawasan resiko infeksi dalam upaya preventif pada pelayanan keperawatan

30. Melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan antar shift/unit/fasilitas kesehatan

31. Melakukan konsultasi keperawatan dan kolaborasi dengan dokter

32. Melakukan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaan standar pada pasien/petugas/pengunjung sebagai upaya pencegahan infeksi

33. Melakukan pendidikan kesehatan pada individu

2.4.5. Nilai-Nilai Dasar ASN

Nilai-nilai dasar ASN terdiri dari 7 nilai, yaitu Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif atau yang disingkat dengan BerAKHLAK. Masing-masing nilai dasar memiliki indikator yang menggambarkan nilai tersebut.

a. Berorientasi Pelayanan

Definisi pelayanan publik sebaimana tercantum dalam UU Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.

Terdapat tiga unsur penting dalam pelayanan publik khususnya konteks ASN, yaitu:

1) Penyelenggara pelayanan publik yaitu ASN/Birokrasi

2) Penerima layanan yaitu masyarakat, steakholder, atau sektor privat

3) Kepuasan yang diberikan dan/atau diterima oleh penerima layanan

Dalam Pasal 10 UU ASN, pegawai ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta sebagai perekat dan pemersatu bangsa. Untuk menjalankan fungsi tersebut ASN bertugas untuk :

11

1) Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina

Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

2) Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas;

3) Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Panduan perilaku/kode etik yang mencerminkan nilai Berorientasi Pelayanan yaitu:

1) Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat

2) Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan

3) Melakukan perbaikan tiada henti

b. Akuntabel

Akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggungjawab kepada seseorang/organisasi yang memberkan amanat. Dalam konteks ASN akuntabilitas adalah kewajiban untuk mempertanggungjawaban segala tindak dan tanduknya

sebagai pelayan publik kepada atasan, Lembaga Pembina, dan lebih luasnya kepada public (Matsiliza dan Zonke, 2017).

Amanah seorang ASN menurut SE Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahn 2021 adalah menjamin terwujudnya perilaku yang sesuai dengan Core Values ASN BerAKHLAK. Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah :

1) Kemampuan melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggungjawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi

2) Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggungjawab, efektif dan efisien

3) Kemampuan menggunakan kewenangan jabatannya dengan berintegritas tinggi

c. Kompeten

Kompeten adalah deskripsi pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang diperlukan dalam melaksanakan tugas jabatan (Pasal 1 Permen PAN-RB Nomor 38 Tahun 2017), dan kompetensi menjadi faktor penting untuk mewujudkan pegawai profesional dan kompetitif. Dalam hal ini ASN memiliki kewajiban mengelola dan mengembangkan kompetensi dirinya, termasuk mewujudkan dalam kinerja.

Sesuai Permen PAN-RB Nomor 38 Tahun 2017 tentang standar Kompetensi

1) Kompetensi teknis adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku yang dapat diamati, diukur dan dikembangkan

ASN, kompetensi meliputi :

12

yang spesifik berkaitan dengan bidang teknis jabatan. 2) Kompetensi manajerial adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dikembangkan untuk memimpin dan/atau mengelola unit organisasi; dan 3) Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dan dikembangkan terkait dengan pengalaman berinteraksi dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku dan budaya, perilaku, wawasan kebangsaan, etika, nilai-nilai moral, emosi, dan prinsip yang harus dipenuhi setiap pemegang jabatan untuk memperoleh hasil kerja sesuai dengan peran, fungsi, dan jabatan.

Panduan perilaku/kode etik yang mencerminkan nilai kompeten yaitu:

1) Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah

2) Membantu orang lain belajar

3) Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik

d. Harmonis

Harmonis merupakan sikap saling peduli dan menghargai perbedaan.

Penerapan sikap yang menunjukkan ciri-ciri sikap harmonis. Tidak hanya saja berlauk untuk sesama ASN (lingkungan kerja) namun juga berlaku bagi stakeholderseksternal. Sikap perilaku ini bisa ditunjukan dengan toleransi, empati, dan keterbukaan terhadap perbedaan.

Dalam mewujudkan suasana harmoni maka ASN harus memiliki pengetahuan tentang historisitas ke-Indonesia-an sejak awal Indonesia berdiri, sejarah proses perjuangan dalam mewujudkan persatuan bangsa termasuk pula berbagai macam gerakan-gerakan separatism dan berbagai potensi yang menimbulkan perpecahan dan menjadi ancaman bagi persatuan bangsa.

Panduan perilaku/kode etik yang mencerminkan nilai harmonis yaitu:

1) Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya

2) Suka menolong orang lain

3) Membangun lingkungan kerja yang kondusif

e. Loyal

Loyal merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN

BerAKHLAK yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan

13

mengutamakan kepentingan bangsa dan negara. Perilaku loyal yang yang semestinya dipahami dan diimplementasikan oleh setiap ASN terdiri dari :

1) Memegang teguh ideologi Pancasila UndangiUndang Dasar Negara Republik

Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah

2) Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara

3) Menjaga rahasia jabatan dan negara Adapun kata-kata kunci yang dapat digunakan untuk mengaktualisasikan panduan perilaku loyal tersebut disingkat dengan “KoDeKoNasAb” diantaranya adalah sebagai berikut :

1) Komitmen yang bermakna perjanjian (keterkaitan) untuk melakukan sesuatu atau hubungan keterkaitan dan rasa tanggung jawab akan sesuatu

2) Dedikasi yang bermakna pengorbanan tenaga, pikiran, dan waktu demi keberhasilan suatu usaha yang mempunyai tujuan yang mulia, dedikasi ini bisa juga berarti pengabdian untuk melaksanakan cita-cita yang luhur dan diperlukan adanya sebuah keyakinan teguh.

3) Kontribusi yang bermakna keterlibatan, keikutsertaan, sumbangsih yang diberikan dalam berbagai bentuk, baik berupa pemikiran, kepemimpinan, kinerja, profesionalisme, finansial atau tenaga yang diberikan kepada pihak lain untuk mencapai sesuatu yang lebih baik dan efisien.

4) Nasionalisme yang bermakna suatu keadaan atau pikiran yang mengembangkan keyakinan bahwa kesetiaan terbesar mesti diberikan untuk negara atau suatu sikap cinta tanah air atau bangsa dan negara sebagai wujud dari cita-cita dan tujuan yang yang diikat sikap-sikap politik ekonomi, sosial, dan budaya sebagai wujud persatuan atau kemerdekaan nasional dengan prinsip kebebasan dan kesamarataan kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

5) Pengabdian yang bermakna perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat, ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat, atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas.

f. Adaptif

Adaptif merupakan salah satu karakter penting yang dibutuhkan oleh individu maupun organisasi untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Nilai adaptif perlu diaktualisasikan dalam pelaksanaan tugas-tugas jabatan di sektor publik,

14

seperti diantaranya perubahan lingkungan strategis, kompetisi yang terjadi antar instansi pemerintahan, perubahan iklim, perkembangan teknologi dan sebagainya.

Perilaku Adaptif yang yang semestinya dipahami dan diimplementasikan oleh setiap ASN terdiri dari :

1) Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan

2) Terus berinovasi dan mengembangkan kreatifitas

3) Bertindak proaktif

g. Kolaboratif

Kolaboratif adalah serangkaian aktifitas bersama dimana mitra saling menghasilkan tujuan dan strategi dan berbagai tanggung jawab dan sumber daya (Davies Althea L Rehema M. White, 2012).

Perilaku Kolaboratif yang semestinya dipahami dan diimplementasikan oleh setiap ASN terdiri dari :

1) Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi

2) Tebuka dalam bekerjasama untuk menghasilkan nilai tambah

3) Menggerakan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama.

15

BAB III

ANALISIS ISU DALAM PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1. Identifikasi dan Analisis Isu Aktual

Identifikasi isu dilakukan dengan melihat sasaran kinerja pegawai dan mengamati serta membandingkan kondisi yang sekarang terjadi saat melakukan tugas tersebut dengan kondisi yang diharapkan di unit kerja. Unit kerja saat ini di Ruang NeonatologiAnturium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Berikut penjelasan setiap butir SKP:

Tabel 3.1. Penjelasan Butir SKP

No

Kegiatan Tugas Pokok Jabatan Kondisi Saat Ini

1. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan pada tahap pre/intra/post operasi

2. Melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan

3. Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan keperawatan sebagai ketua

tim/perawat

4. Melakukan pemberian penugasan perawat dalam rangka melakukan fungsi ketenagaan perawat

5. Melakukan case finding/deteksi dini/penemuan kasus baru pada individu

Sudah dilaksanakan

Kondisi Yang

Diharapkan

Dilaksanakan sesuai SOP

sudah dilaksanakan dan tercatat di E-Medical Record.

Sudah dilaksanakan

Dilaksanakan

Dilaksanakan sesuai SOP

Sudah dilaksanakan

Dilaksanakan sesuai SOP

6. Melakukan pengkajian lanjutan pada individu

7. Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjutan

Sudah dilaksanakan

Tepat dalam mendeteksi kasus pada individu sehingga penanganan lebih cepat.

Sudah dilaksanakan

Sudah dilakukan

Dilaksanakan sesuai SOP

Dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan

16

8. Merumuskan diagnosis keperawatan pada individu

9. Membuat prioritas diagnosa keperawatan dan masalah keperawatan

10. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu (merumuskan, menetapkan) tindakan

11. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan

12. Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu

13. Melakukan tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat/bencana/kritikal

14 Memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan spiritual pada kondisi kehilangan, beruka, atau menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan

15. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi

16. Melakukan tindakan keperawtan pemenuhan kebutuhan eliminasi

Sudah dilakukan Dilaksanakan sesuai SOP

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SOP

Sudah dilakukan Dilaksanakan sesuai SOP

Selalu dilakukan saat berkomunikasi dengan pasien dan keluarga

Dapat dipertahankan bahkan ditingatkan

Sudah dilakukan Dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan

Sudah dilakukan Dilaksnakan sesuai SOP

Belum dapat dilaksanakan Belum dapat dilaksanakan

Sudah dilakukan pemberian nutrisi secara enteraldan parenteralpada bayi

Dilaksanakan sesuai SOP

Sudah dilaksanakan Meningkatkan kolaborasi dengan sejawat profesi lain dalam memberikan asuhan

17 No Kegiatan Tugas Pokok Jabatan Kondisi Saat Ini Kondisi Yang Diharapkan

No

Kegiatan Tugas Pokok Jabatan

17. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan mobilisasi

18. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur

Kondisi Saat Ini Kondisi Yang Diharapkan

Sudah dilakukan Dilaksanakan sesuai SOP

Belum sepenuhnya optimal karena prosedur minimal handlingbelum berjalan dengan baik, sehingga belum terciptanya pola baku penentuan jam tidur pada bayi.

Tersedianya panduan berupa SOP mengenai prosedur minimalhandling

dengan tujuan untuk dapat memberikan waktu tidur optimal pada bayi.

19. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri

20. Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan pengaturan suhu

Sudah dilakukan Dilaksanakan sesuai SOP

Telah dilaksanakan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman bayi dengan melakukan nesting, namun pada bayi dengan kondisi tertentu seperti saat sedang terjadinya diaperrash, dalam cara perawatan diaperrash pada bayi belum semua perawat mengetahui cara perawatan tersebut.

Tersedianya panduan berupa SOP mengenai cara melakukan perawatan diaper rashpada bayi

21. Melakukan pemenuhan kebutuhan oksigenasi komplek

22. Melakukan komunikasi dengan klien dengan hambatan komunikasi

pasien selama dilakukan tindakan keperawatan speifik sesuai

Sudah dilaksanakan

Dilaksanakan sesuai SOP

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SOP.

Belum dilakukan optimal pada pemantauan bayi dengan tindakan fototerapi karena pencatatan observasi belum spesifik sesuai kondisi bayi saat sedang dilakukan fototerapi

Dilakukan pemantauan khusus pada bayi dengan tindakan fototerapi yaitu dengan menggunakan checklisobservasi fototerapi.

Dilaksanakan

18
23. Melakukan pemantauan atau penilaian kondisi kasus dan kondisi pasien 24. Melakukan evaluasi Sudah dilaksanakan sesuai

Kegiatan Tugas Pokok Jabatan

Kondisi Saat Ini

Kondisi Yang

Diharapkan

tindakan keperawatan pada individu SOP

25. Melakukan penatalaksanaan manajemen gejala

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SOP.

26. Melakukan perawatan luka Perawatan luka pada kasus bayi dengan diaperrash belum dijalankan secara optimal karena adanya perbedaan pengetahuan perawat mengenai tatacara perawatan diaperrash, sehingga dalam pelaksanaannya belum berdasarkan standar baku

27. Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada individu

28. Melaksanakan manajemen surveilens hais sebagai upaya

pengawasan resiko

Infeksi dalam upaya preventif pada pelayanan keperawatan

29 Melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan antar shift/unit/fasilitas kesehatan

30. Melakukan konsultasi keperawatan dan kolaborasi dengan dokter

Tersedianya

panduan berupa SOP mengenai cara melakukan perawatan diaper rashpada bayi

Sudah dilaksanakan Melakukan follow up terhadap pasien sesuai intervensi

yang telah dilakukan

Sudah dilaksanakan Meningkatkan kolaborasi dengan

bidang terkait dalam

memberikan asuhan

Sudah dilaksanakan

Dapat dilaksanakan dengan baik dan benar

Sudah dilaksanakan Telah dijalankannya kolaborasi dengan dokter dalam hal

penatalaksanaan

terapi maupun

tindakan untuk

menunjang proses

kesembuhan pasien

31 Melakukan pendidikan kesehatan pada

Pemberian pendidikan kesehatan pada pasien

Tersedianya suatu media edukasi yang

19
No

individu/keluarga pulang belum optimal khususnya pendidikan cara

perawatan luka diaperrash

dan pencegahan diaperrash

Diharapkan

mudah dimengerti

oleh keluarga pasien

dan diberikan saat

edukasi pasien

pulang yaitu berupa

video

Sudah dilaksanakan Melakukan evaluasi

peningkatan kepatuhan

kewaspadaan standar

pada

pasien/petugas/pengunju

ng sebagai upaya

pencegahan infeksi

pada petugas

mengenai kepatuhan

cuci tangan dan 5

momen cuci tangan

Berdasarkan penjabaran butir SKP diatas, didapatkan isu-isu aktual sebagai berikut : Tabel 3.2. Dampak Isu sesuai SKP

Isu Dampak Apabila Isu tidak Ditangani

Belum optimalnya prosedur

minimal handling di Ruang

Anturium RSUP Dr. Hasan Sadikin

tahun 2022

Belum optimalnya perawatan

diaperrash pada bayi di ruangan

Anturium RSUP Dr. Hasan Sadikin

Bandung tahun 2022

Terjadinya penurunan kualitas tidur bayi yang

akan berpengaruh pada proses pertumbuhan dan perkembangan bayi.

Tidak terpenuhinya kebutuhan bayi dalam mendapatkan rasa nyaman sehingga bayi

menjadi rewel, nyeri, dan tidak dapat tidur

dengan nyenyak, hal tersebut akan mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan bayi. Selain itu, dalam kondisi

luka yang lebih parah akan beresiko menimbulkan infeksi pada bayi. Dan akan memperpanjang hari rawat inap pada bayi.

Belum optimalnya pemantauan

bayi dengan tindakan fototerapi di

ruangan Anturium RSUP Dr. Hasan

Sadikin Bandung pada tahun 2022

Resiko munculnya efek samping tindakan

fototerapi pada bayi karena kurangnya

observasi saat sedang dilakukan tindakan fototerapi.

20
No
Kegiatan Tugas Pokok Jabatan
Kondisi Saat Ini Kondisi Yang
32. Melakukan upaya

Isu Dampak Apabila Isu tidak Ditangani

Belum optimalnya pemberian

pendidikan kesehatan pada pasien

pulang khususnya pendidikan cara

perawatan diaper rash dan pencegahan diaperrashpada bayi di Ruangan Anturium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung pada tahun 2022

Keluarga tidak mampu dalam perawatan

diaperrashpada bayi serta cara pencegahan

diaper rash agar tidak menimbulkan keparahan.

Berdasarkan dampak dari setiap isu diatas dan dengan metode environmental scanningdan brainstormingdengan kepala ruangan dan mentor, ditemukan isu yang lebih spesifik diantaranya :

1. Belum Optimalnya Prosedur MinimalHandlingDi Ruang Anturium RSUP

Dr. Hasan Sadikin Tahun 2022

Berdasarkan hasil observasi selama 2 bulan yaitu Bulan Maret-April 2022 di ruang

Anturium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung prosedur minimal handling sudah dijalankan, namun dalam pelaksanaannya masih belum optimal. Perawat melakukan

tindakan seperti mengganti popok, memberikan susu, dan obat di satu waktu, namun tidak dilakukan pada semua bayi karena rasio jumlah perawat dan pasien belum memenuhi standar dilakukannya minimalhandling. Minimal handling bisa

tercapai jika 1 perawat merawat 4 bayi, sedangkan di Ruangan Anturium

perbandingannya 1 perawat merawat 5-6 bayi. Selain itu berdasarkan hasil survey

melalui pengisian kuesioner di gooleformditemukan data bahwa dari 36 perawat di Ruang Anturium sebanyak 1 orang yang tidak melakukan minimalhandling, 11 mengatakan kadang-kadang dan 24 orang melakukan minimalhandling.

2. Belum Optimalnya Perawatan Diaper Rash Pada Bayi Di Ruangan

Anturium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022

Berdasarkan hasil observasi selama 2 bulan yaitu Bulan Maret-April 2022 di ruang

Anturium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung belum tampak adanya perawatan khusus pada bayi dengan diaper rash, waktu penggantian popok masih sama

dengan bayi tanpa mengalami diaperrash, perbedaannya hanya pada bayi yang mengalami diaperrashdiberikan topikal terapi yaitu dengan Myco-Z salf. Selain itu

21

berdasarkan hasil survey melalui google form pada perawat untuk melihat

pengetahuan perawat mengenai perawatan diaperrashpada bayi ditemukan data

yaitu 30 dari 36 perawat mengetahui cara perawatan diaperrash, namun saat

ditanyakan teknik perawatan yang benar sesuai evidence base hanya 2 orang

perawat yang mengetahui sedangkan 34 perawat tidak mengetahui teknik perawatan yang benar sesuai evidencebaseyaitu dengan teknik CBADE (Cleansing, Barrier, Air, Diaper, Education) Keberhasilan pelaksanaan tindakan perawatan

diaperrashpada bayi ditunjang dengan adanya perawat yang memberikan tindakan keperawatan yang optimal dan profesional. Hal ini tentu harus ditunjang dengan adanya pedoman (SPO) sehingga tindakan yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan dan dipertanggunggugatkan serta terjadi keseragaman dalam memberikan pelayanan. Hasil wawancara dengan kepala ruangan ditemukan bahwa belum adanya SOP mengenai tindakan perawatan diaperrashpada bayi.

3. Belum Optimalnya Pemantauan Bayi Dengan Tindakan Fototerapi Di

Ruangan Anturium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Pada Tahun 2022

Berdasarkan hasil observasi selama 2 bulan yaitu Bulan Maret-April 2022 di ruang

Anturium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yaitu belum adanya catatan khusus saat bayi sedang dilakukan fototerapi. Yang biasa dilakukan diruangan yaitu, pencatatan kondisi bayi saat fototerapi dituliskan di lembar observasi harian. Sehingga hal yang tercacat dilembar observasi saat kondisi bayi sedang dilakukan fototerapi yaitu tanda-tanda vital, frekuensi BAB/BAK, sedangkan untuk perubahan kulit, serta posisi bayi tidak dapat terdokumentasikan.

4. Belum Optimalnya Pemberian Pendidikan Kesehatan Pada Pasien Pulang

Khususnya Pendidikan Cara Perawatan Diaper Rash Dan Pencegahan

Diaper Rash Pada Bayi Di Ruangan Anturium RSUP Dr. Hasan Sadikin

Bandung Pada Tahun 2022

Berdasarkan hasil hasil survey melalui google form pada 37 perawat untuk mengetahui apakah perawat memberikan pendidikan pasien pulang khususnya mengenai perawatan diaperrash, sebanyak 27 perawat menjawab tidak melakukan dan hanya 10 orang yang menjawab melakukan. Selain itu berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan, mengatakan bahwa belum adanya media pendidikan mengenai perawatan diaperrash baik dalam bentuk leaflet maupun video edukasi.

22

3.1.1.

Analisis dan Penetapan Core Isu

Setelah dilakukan penetapan isu, didapatkan 4 isu kemudian dilakukan penapisan yaitu menggunakan metode APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan Kelayakan). Metode APKL menentukan apakah isu tersebut memenuhi kriteria

APKL atau tidak. Aktual artinya isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat. Problematik artinya isu tersebut memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu dicarikan segera solusinya secara komprehensif. Kekhalayakan artinya isu tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak. Kelayakan artinya isu tersebut masuk akal, realistis, relevan dan dapat dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.

1. Belum optimalnya prosedur minimal handlingdi Ruang Anturium RSUP Dr. Hasan Sadikin tahun 2022

2. Belum optimalnya perawatan diaperrash pada bayi di ruangan Anturium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung tahun 2022

3. Belum optimalnya pemantauan bayi dengan tindakan fototerapi di ruangan

Anturium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung pada tahun 2022

4. Belum optimalnya pemberian pendidikan kesehatan pada pasien pulang khususnya pendidikan cara perawatan diaperrashdan pencegahan diaperrashpada bayi di Ruangan Anturium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung pada tahun 2022

Keterangan :

A : Aktual

P : Problematik

Ya Ya Ya Tidak Tidak Terpilih

Ya Ya Ya Ya Terpilih

Ya Ya Tidak Ya Tidak Terpilih

Ya Ya Ya Ya Terpilih

23
Isu Kriteria Isu Terpilih / Tidak A P K L
Tabel 3.3. Penapisan Isu Berdasarkan APKL
No.

K : Kekhalayakan

L : Kelayakan

Setelah dilakukan penapisan isu yang berkualitas dengan metode APKL didapatkan 2 isu prioritas, kemudian isu tersebut diprioritaskan kembali. Penetapan isu yang akan dijadikan bahasan dalam rancangan aktualisasi dilakukan dengan mengguakan alat bantu beropa metode USG. USG adalah salah satu metode yang digunakan untuk menyusun urutan prioritas isu yang harus diselesaikan. Metode ini menitik beratkan pada 3 faktor yaitu :

- Urgency yaitu seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti.

- Seriousness yaitu seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan

- Growth yaitu seberapa besar kemunginan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani segera.

Berikut ini merupakan hasil analisis isu menggunakan metode USG yaitu :

Tabel 3.4 Analisis USG

2. Belum optimalnya pemberian pendidikan kesehatan pada pasien pulang khususnya pendidikan cara perawatan

pencegahan

Keterangan :

U = Urgency, S = Seriousness, G = Growth

Adapun perhitungan menggunakan skalalikert, yaitu :

1 = sangat kecil/rendah pengaruhnya

2 = kecil pengaruhnya

24
No Isu U S G Total Prioritas
diaperrashpada bayi di ruangan Anturium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung tahun 2022 4 4 5 13 I
1 Belum optimalnya perawatan
diaperrashdan
diaperrashpada
Ruangan Anturium
Dr. Hasan Sadikin Bandung pada tahun 2022 4 4 3 11 II
bayi di
RSUP

3 = sedang/cukup pengaruhnya

4 = besar/tinggi pengaruhnya

5 = sangat besar/tinggi pengaruhnya

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan metode USG, maka diperoleh prioritas dari isu-isu yang telah ditemukan. Isu yang menjadi prioritas pertama atau core issue adalah isu “Belum optimalnya perawatan diaper rash pada bayi di ruangan

Anturium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung tahun 2022”

Dari segi urgency, isu ini penting dibahas karena akan berpengaruh terhadap kualitas asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien. Sedangkan dari segi seriousnessdan growth, apabila isu ini tidak ditindak lanjuti akan menimbulkan akibat pemberian perawatan diaperrash pada bayi tidak akan maksimal. Jika hal ini terus dibiarkan, maka akan berdampak pada lama rawat bayi yang akan memanjang karena diaper rash yang tidak tertangani dengan baik akan menyebabkan nyeri dan ketidaknyamanan pada bayi dan akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan bayi. Dalam kondisi luka yang berat maka akan beresiko terjadinya infeksi. Hal ini tentu juga akan berdampak pada mutu pelayanan rumah sakit yang dinilai kurang maksimal. Perawatan yang lama juga berdampak pada keluarga seperti biaya yang dikeluarkan bertambah banyak.

3.1.2. Analisis Masalah Penyebab Isu Utama.

Setelah melakukan identifikasi terhadap prioritas isu yag akan diselesaikan, maka digunakan diagram fishbone atau diagram tulang ikan. Fishbone diagram seing juga disebut Cause-and-EffectDiagram

25

Skill

Perbedaan pengetahuan yang

dimiliki perawat mengenai

perawatan diaper rash pada

bayi

Belum ada pembahasan

bersama mengenai perawatan diaper rash pada bayi di

Ruang Anturium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Penyebab

Surroundings

PENGETAHUAN

Perawatan khusus pada bayi

dengan kondisi diaper rash

belum dilakukan

Penanganan diaper rash berfokus pada penatalaksanaan secara

farmakologis dengan topikal terapi

Akibat

SOP tindakan perawatan diaper rash belum ada bayi

Safety System

Belum

optimalnya

perawatan

diaper rash

pada bayi di ruangan

Anturium

RSUP Dr. Hasan Sadikin

Bandung

tahun 2022

26
Tabel 3.5. Diagram Fishbone

3.2.

Keterkaitan

Penyebab Isu dengan Kedudukan dan Peran PNS Untuk

Mendukung Terwujudnya SmartGovernance

Smart Governance adalah sebuah tata kelola pemerintahan yang cerdas untuk mewujudkan tata kelola dan tata pemerintahan yang baik melalui inovasi teknologi. Untuk mencapai smartgovernance, ASN perlu memahami dan menerapkan SmartASN dan Manajemen ASN. Perawat merupakan profesi yang melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai pelayan public yang harus profesional dan berintegritas tinggi sehingga perlu dioptimalisasikan agar bisa profesional dalam memberikan pelayanan kepada pasien (manajemen ASN). Untuk mengoptimalisasi funsgi pelayan public khususnya pemberi asuhan keperawatan, sebagai seorang perawat semua tindakan harus berdasarkan standar baku agar terciptanya keharmonisan dan keseragaman tindakan keperawatan pada pasien, yang tujuannya untuk menciptakan kenyamanan dan patientsafety. Dengan penyusunan standar baku berupa SPO serta video sebagai media informasi digital mengenai tindakan keperawatan yaitu perawatan diaperrash (SmartASN) diharapkan dapat terciptanya peningkatan mutu pelayanan kesehatan.

3.3. Alternatif Pemecahan Masalah Sebagai Gagasan Kreatif

Gagasan pemecahan isu yang dilakukan bersumber dari SKP (sasaran kineja pegawai) dan inovasi dengan mengaplikasikan nilai-nilai dasar aparatur sipil negara (Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif), serta kedudukan dan peran ASN untuk mendukung terwujudnya SmartGovernancemeliputi manajemen ASN dan SmartASN diintegrasikan dengan nilai-nilai dan visi misi RSUP dr Hasan Sadikin Bandung.

Unit Kerja : Ruang Anturium

Isu yang diangkat : Belum optimalnya perawatan diaperrashpada bayi di ruangan Anturium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung tahun 2022

Gagasan Pemecahan Isu : Optimalisasi perawatan diaperrashpada bayi dengan pembuatan SPO dan video di Ruang Anturium RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung.

Langkah-langkah :

27

Tabel 3.6. Langkah-langkah Kegiatan Gagasan Pemecahan Isu

No. Kegiatan Gagasan Pemecahan Isu Sumber

1 Persiapan Penyusunan draft SPO Perawatandiaperrashpada bayi SKP

2 Melakukan koordinasi dan konsultasi terkait pembuatan draft SPO perawatan diaperrashpada bayi SKP

3 Penyusunan draft SPO Perawatan diaperrashpada bayi Inovasi

4 Pembuatan Video Perawatan diaperrashpada bayi Inovasi

5 Sosialisasi kepada perawat Ruang Anturium mengenai draft SPO Perawatan diaperrashpada bayi SKP

6 Evaluasi pengetahuan dan pelaksanaan perawatan diaper rashpada bayi SKP

28

Penyusunan

draft SPO

Perawatan

diaperrash

pada bayi

1.1 Mengumpulkan

literatur terkait

perawatan diaper

rashpada bayi

BAB IV

RANCANGAN AKTUALISASI

1.2

Menganalisis

pengetahuan

perawat dengan

membagikan ekuesioner

Output : Hasil persiapan

penyusunan SPO

terkumpul sebagai

bahan untuk

pengajuan

Bukti : Sumber literatur

seperti jurnal penelitian.

Bukti : Data pengetahuan

perawat mengenai

perawatan diaper

rashpada bayi

dalam bentuk

Keterkaitan Dengan

BerAKHLAK

Kegiatan ini diawali dengan

mengumpulkan referensi dari

jurnal dan penelitian terbaru

dengan rasa tanggungjawab

yang tingggi sebagai wujud nilai

BerAKHLAK yaitu Akuntabel. Selain itu saya juga

memaksimalkan kemampuan

demi menghasilkan sumbersumber terbaik sebagai wujud

nilai BerAKHLAK yaitu

Kontribusi

Terhadap Visi

Misi Organisasi

Menyusun SOP

berdasarkan

keilmuan terbaru

dan sesuai dengan

kebutuhan perawat

secara faktual, hasil dari kuesioner

untuk mengukur

pengetahuan

perawat mengenai

perawatan diaper

rashpada bayi

sebagai dasar

penyusunan SOP,

hal ini sejalan

dengan misi rumah

sakit yaitu

Penguatan Nilai

Organisasi

Nilai Pamingpin

Pituin:

Profesional : Nilai yang berorientasi pada

pencapaian kinerja

melalui perjalanan

kemitraan

Inovatif :Nilai yang

menunjukan keinginan

untuk menghasilkan

suatu yang baru dan

senantiasa melakukan

perbaikan secara

berkesinambungan

29
4.1. Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar PNS Tabel 4.1. Rencana Kegiatan dan Tahap Kegiatan Aktualisasi No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Bukti Substansi Mata Pelatihan 1. Persiapan

No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Bukti

Keterkaitan Dengan

Substansi Mata Pelatihan

BerAKHLAK

diagram/chart Kompeten. Secara proaktif

saya membagikan kuesioner

untuk perawat dengan

mengedepankan sikap

kerjasama dengan perawat

Ruang Anturium sebagai wujud

nilai BerAKHLAK yaitu Adaptif

dan Kolaboratif. Sebelum

membagikan kuesioner, saya

meminta izin kepada kepala

ruangan dengan bahasa yang

sopan dan berintegritas untuk

menyampaikan e-kuesioner

kepada perawat rungan sebagai

dasar informasi mengenai

pengetahuan perawat sebagai

wujud nilai BerAKHLAK yaitu

Berorientasi Pelayanan.

Saya menghargai setiap

jawaban yang diberikan oleh

perawat sebagai responden

sebagai wujud nilai BerAKHLAK

yaitu Harmonis. Saya juga

menjaga rahasia jawaban yang

Kontribusi

Terhadap Visi

Misi Organisasi

“Mewujudkan

kualitas hidup

manusia Indonesia

yang Tinggi, Maju

dan Sejahtera”

Penguatan Nilai Organisasi

Integritas : Nilai yang

menunjukan kejujuran, amanah, dan menjunjung tinggi

dalam menjalankan

tugas

30

No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Bukti

Keterkaitan Dengan

Substansi Mata Pelatihan

BerAKHLAK

telah perawat tuliskan dalam

kuesioner sebagai wujud nilai

BerAKHLAK yaitu Loyal

Kontribusi

Terhadap Visi

Misi Organisasi

Penguatan Nilai Organisasi

2. Koordinasi

dan konsultasi

terkait

pembuatan

draft SPO

perawatan

diaperrash

pada bayi

Pertemuan dengan

mentor, kepala ruangan, dan

pengawas ruangan

rencana penyusunan

SPO kepada mentor, kepala ruangan, dan

pengawas ruangan

Output: Koordinasi

penyusunan draft SPO terlaksana dan

mendapat dukungan

Koordinasi yang

terjalin antar stake

holderterkait

adalah bentuk

gotong royong

yang merupakan

landasan

terwujudnya visi

Nilai Pamingpin

Pituin :

Profesional : Nilai

yang berorientasi pada

pencapaian kinerja

melalui perjalanan

kemitraan

Bukti : Bukti kontrak waktu

berupa pesan melalui whatsapp

Bukti : Lembar konsultasi, dokumentasi, dan mendapatkan dukungan dalam

penyusunan SPO

Untuk melakukan koordinasi

penyusunan SOP saya

melakukan janji terlebih dahulu

dengan kepala ruangan, mentor

serta pengawas melalui pesan

whatsappdengan bahasa yang

sopan dan santun serta

menunjukkan rasa hormat

sebagai wujud nilai BerAKHLAK

yaitu Loyal dan Berorientasi

Pelayanan

Kemudian saya menyampaikan

rencana penyusunan SPO

rumah sakit yaitu

“Terwujudnya

Indonesia maju yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian

berlandaskan

gotong royong”

Inovatif :Nilai yang

menunjukan keinginan untuk menghasilkan

suatu yang baru dan

senantiasa melakukan

perbaikan secara

berkesinambungan

Integritas : Nilai yang

menunjukan kejujuran, amanah, dan menjunjung tinggi

31
2.1 Menentukan Kontrak 2.2 Menyampaikan 2.3 Koordinasi dengan bidang keperawatan Bukti : Kontrak waktu

No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Bukti

tentang alur

pembuatan draf SPO

dalam bentuk pesan

whatsapp, lembar

konsultasi, dokumentasi dan

ada alur pembuatan

draf SPO

Keterkaitan Dengan

Substansi Mata Pelatihan

BerAKHLAK

dengan menyertakan hasil

literaturrivewyang sudah saya

dapatkan dengan kulaitas

terbaik dan dapat

dipertanggung jawabkan

sebagai wujud nilai BerAKHLAK

yaitu Kompeten dan

Akuntabel, serta secara

proaktif melakukan diskusi

untuk menerima masukan dan

saran dari pengawas ruangan, kepala ruangan dan mentor

tanpa membedakan jabatan

sebagai wujud nilai BerAKHLAK

yaitu Adaptif dan Harmonis.

Selanjutnya saya

menyampaikan rencana

pembuatan draf SPO kepada

bidang keperawatan dan

bertanya mengenai alur

pembuatan SPO sebagai wujud

nilai BerAKHLAK yaitu

Kolaboratif

Kontribusi

Terhadap Visi

Misi Organisasi

Penguatan Nilai Organisasi

dalam menjalankan tugas

32

No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Bukti

3. Penyusunan

draft SPO

Perawatan

diaperrash

pada bayi

Output :

Draft SPO telah

disetujui pimpinan

Keterkaitan Dengan

Substansi Mata Pelatihan

BerAKHLAK

Kontribusi

Terhadap Visi

Misi Organisasi

Membuat suatu

inovasi untuk

meningkatkan

pelayanan dalam

hal ini penyusunan

Penguatan Nilai Organisasi

Nilai Pamingpin

Pituin :

Profesional : Nilai yang berorientasi pada

3.2

dengan kepala ruangan dan pengawas ruangan

Mengajukan verbal konsep ke unit-unit terkait

Bukti : Draf SPO yang telah

diberi masukan dari

kepala ruangan dan pengawas ruangan

Bukti : Formulir verbal konsep yang berisi

masukan dari unit terkait

Penyusunan draf SPO dilakukan

dengan membangun kerjasama

dengan kepala ruangan, pengawas ruangan, serta

memberi kesepatan untuk

menyampaikan saran serta

masukan sebagai wujud nilai

BerAKHLAK yaitu Kolaboratif

Setelah draf SPO tersusun

dengan kualitas terbaik yang

SOP perawatan

bayi dengan diaper

rashsejalan

dengan misi rumah

sakit yaitu

“Mewujudkan

kualitas hidup

manusia Indonesia

yang Tinggi, Maju

dan Sejahtera”

pencapaian kinerja

melalui perjalanan

kemitraan

Inovatif :Nilai yang

menunjukan keinginan

untuk menghasilkan

3.3

Pembuatan finalisasi

draft SPO dengan merevisi masukan

dari verbal konsep

Bukti :

Draf SPO hasil revisi dari verbal konsep

saya lakuan, selanjutnya

dilakukan pengajuan verbal

konsep ke unit terkait untuk

mendapatkan masukan, hal ini

suatu yang baru dan senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambungan

Integritas : Nilai yang

3.4

Mengajukan draft

SPO ke keperawatan Bukti : Ada draf SPO yang

disetujui dan sudah

diberikan

penomoran dan

dilakukan agar memiliki SPO

yang bersifat inovatif sebagai

wujud nilai BerAKHLAK yaitu

Kompeten dan Adaptif

Finalisasi draf SPO dilakukan

menunjukan kejujuran, amanah, dan

menjunjung tinggi

dalam menjalankan

tugas

Unggul : Nilai yang

menunjukkan keinginan

33
3.1 Menyusun draf SPO

No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Bukti

tanda tangan

keperawatan

Keterkaitan Dengan

Substansi Mata Pelatihan

BerAKHLAK

dengan tanggung jawab dan jelas sebagai wujud nilai

BerAKHLAK yaitu Akuntabel.

SPO yang sudah direvisi ditulis

dengan menggunakan bahasa

Indonesia yang baik dan benar

sebagai wujud nilai BerAKHLAK

yaitu Berorientasi Pelayanan

Setelah draf SPO tersusun, dilanjutkan dengan pengajuan

draf SPO ke keperawatan, dengan menunjukkan sikap

sopan santun dan berdedikasi

sebagai wujud nilai BerAKHLAK

yaitu Loyal dan Harmonis

Kontribusi

Terhadap Visi

Misi Organisasi

Penguatan Nilai

Organisasi

untuk menjadi yang

terbaik dan

menghasilkan kualitas prima

4 Pembuatan

Video

Perawatan

diaperrash

pada bayi

Output :

Terciptanya suatu

video mengenai

prosedur perawatan

diaperrashpada

bayi sebagai media

sosialisai dan

edukasi yang akan

diposting di

Dengan

pembuatan video

Perawatan Diaper

Rash pada bayi

maka dapat

dijadikan panduan

dan landasan

dalam tindakan

perawatan diaper

Nilai Pamingpin

Pituin :

Profesional : Nilai

yang berorientasi pada

pencapaian kinerja

melalui perjalanan

kemitraan

34

No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Bukti

InstagramPromkes

RSHS

video

perawatan diaper

rashpada bayi

Keterkaitan Dengan

Substansi Mata Pelatihan

BerAKHLAK

Pembuatan skenario video

dilakukan dengan penuh

tanggung jawab sebagai wujud

nilai BerAKHLAK yaitu

Akuntabel. Skenario ditullis

dengan menggunakan bahasa

indonesia yang baik agar mudah

dipahami oleh semua pihak, hal

ini sebagai wujud nilai

Kontribusi

Terhadap Visi

Misi Organisasi

rash pada bayi.

Dalam pembuatan

video dilakukan

kerjasama antar

perawat ruangan

dan unit terkait

untuk

meningkatkan

mutu layanan, sehingga akan

mendukung

Penguatan Nilai

Organisasi

Inovatif :Nilai yang

menunjukan keinginan

untuk menghasilkan

suatu yang baru dan

senantiasa melakukan

perbaikan secara

berkesinambungan

Integritas : Nilai yang

diaper

rash pada bayi yang

sudah final

BerAKHLAK yaitu Loyal dan

Berorientasi Pelayanan

Setelah skenario video

perawatan diaperrashselesai, selanjutnya secara proaktif

dikonsultasikan kepada kepala

ruangan dan mentor untuk

mendapatkan arahan dan

masukan sebagai wujud nilai

BerAKHLAK yaitu Adaptif dan

Harmonis

Selanjutnya akan dilakukan

editingvideo dengan penuh

pencapaian Visi

Rumah Sakit yaitu,

terwujudnya

Indonesia maju

yang berdaulat

mandiri dan

berkepribadian

berlandaskan

gotong royong.

menunjukan kejujuran, amanah, dan

menjunjung tinggi

dalam menjalankan

tugas

Unggul : Nilai yang

menunjukkan keinginan

untuk menjadi yang

terbaik dan

menghasilkan kualitas prima

35
4.1 Membuat konsep video Bukti : Skenario 4.2 Konsultasi video kepada kepala ruangan dan mentor Bukti Lembar konsultasi, dan dokumentasi 4.3 Editing Video Bukti : Video prosedur perawatan 4.4 Pengajuan video ke bagian promkes Bukti : Video diunggah di Instagrampromkes RSHS

No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Bukti

Keterkaitan Dengan

Substansi Mata Pelatihan

BerAKHLAK

tanggung jawab dengan

menuangkan kemampuan yang

ada dan kualitas terbaik yang

bisa saya berikan sebagai

wujud nilai BerAKHLAK yaitu

Kompeten

Setelah editingvideo

selanjutnya saya akan

mengajukan video ke bagian

promkes untuk memberikan

kesempatan menyampaikan

masukan dan saran yang

nantinya video ini akan

diunggah ke InstagramRSHS

sebagai wujud nilai BerAKHLAK

yaitu Kolaboratif

Kontribusi

Terhadap Visi

Misi Organisasi

Penguatan Nilai

Organisasi

5. Sosialisasi

kepada perawat

Ruang

Anturium

mengenai

draft SPO

Perawatan

Output :

Terlaksanakanya

sosialsi SPO

perawatan diaper

rashpada bayi

kepada perawat

Ruang Anturium

RSUP Dr. Hasan

Sosialisai bertujuan

untuk

meningkatkan

pengetahuan

perawat mengenai

perawatan diaper

rashpada bayi ini

sehingga akan

Nilai Pamingpin

Pituin :

Profesional : Nilai yang berorientasi pada

pencapaian kinerja

melalui perjalanan

kemitraan

36

No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Bukti

diaperrash

pada bayi

acuan/Satuan Acara

Penyuluhan (SAP)

Keterkaitan Dengan

Substansi Mata Pelatihan

BerAKHLAK

Kontribusi

Terhadap Visi

Misi Organisasi

Penguatan Nilai Organisasi

5.2

Menyiapkan materi, sarana dan prasarana sosialisasi.

Sadikin Bandung

Bukti : Satuan Acara

Penyuluhan (SAP)

Bukti : Media sosialisasi

berupa powerpoint dan video mengenai prosedur perawatan

diaperrashpada

bayi

Penyusunan SAP dengan penuh

tanggung jawab ditulis dengan

bahasa Indonesia yang baik dan

benar agar mudah dipahami dan disusun dengan kualitas terbaik

yang saya lakukan sebagai

wujud nilai BerAKHLAK yaitu

Kompeten dan Berorientasi

Pelayanan

Setelah membuat SAP, saya

mendukung

pencapaian misi

rumah sakit yaitu

“Mewujudkan

kualitas hidup

manusia Indonesia

yang Tinggi, Maju

dan Sejahtera”

Inovatif :Nilai yang

menunjukan keinginan

untuk menghasilkan

suatu yang baru dan

senantiasa melakukan

perbaikan secara

berkesinambungan

Integritas : Nilai yang

menunjukan kejujuran, amanah, dan

5.3

Melakukan

sosialisasi kepada perawat Ruang

Anturium RSUP Dr.

Hasan Sadikin Bandung

Bukti : Undangan, Notulensi, daftar hadir, dan Rencana

Tindak Lanjut

menyiapkan materi, sarana dan

prasarana sehingga proses

sosialisasi nanti akan menjadi

efektif dan efisien hal ini

sebagai wujud nilai BerAKHLAK

yaitu Akuntabel

Selanjutnya saya mengundang

seluruh perawat Ruang

anturium tanpa membedakan

jabatan untuk melakukan

sosialisasi menggunakan media

powerpointdan video sebagai

menjunjung tinggi

dalam menjalankan

tugas

Tulus : Nilai yang

menunjukkan keinginan

untuk memberi tanpa

pamrih, proaktif dan responsive

37
5.1 Menyusun kerangka

6. Evaluasi

pengetahuan dan pelaksanaan

perawatan

diaperrash

pada bayi

Menentukan indikator evaluasi, seperti dilakukan dan tidak dilakukan

Output : Adanya infografis

mengenai

pelaksanaan

tindakan perawatan

diaperrashdi ruang

Anturium

Bukti :

Draft mengenai

indikator yang nantinya akan

dituangkan di media

gooleformdan checklist

Melakukan konsultasi indikator Bukti : Lembar konsultasi,

Keterkaitan Dengan

Substansi Mata Pelatihan

BerAKHLAK

inovasi sebagai wujud nilai

BerAKHLAK yaitu Harmonis

dan Adaptif dengan

berdedikasi, jelas, sesuai

dengan kompetensi saya

sebagai wujud nilai BerAKHLAK

yaitu Loyal

Kontribusi

Terhadap Visi

Misi Organisasi

Penguatan Nilai

Organisasi

Membuat formulir evaluasi

dengan kemampuan terbaik

saya secara jujur dan tidak

plagiarisme sebagai wujud nilai

BerAKHLAK yaitu Loyal dan

Kompeten.

Setelah indikator evaluasi

selesai dibuat, saya

berkonsultasi terlebih dahulu

dengan sikap terbuka dan

Melakukan evaluasi

mandiri guna

meningkatkan

pelayanan sesuai

dengan visi rumah

sakit yaitu

“Terwujudnya

Indonesia maju

yang berdaulat,

mandiri dan

berkepribadian

berlandaskan

gotong royong”

Nilai Pamingpin

Pituin :

Profesional : Nilai

yang berorientasi pada

pencapaian kinerja

melalui perjalanan

kemitraan

Inovatif :Nilai yang

menunjukan keinginan

untuk menghasilkan

suatu yang baru dan

senantiasa melakukan

perbaikan secara

berkesinambungan

38
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Bukti
6.1 6.2

6.3

dan format evaluasi

kepada mentor dan

kepala ruangan

Melakukan evaluasi

dengan googleform

dan checklist

checklist, dan format

googleformsebagai

bahan evaluasi.

Bukti : Googleformdan

checklistevaluasi

pelaksanaan

perawatan diaper

rashpada baya yang

sudah terisi secara

valid

Keterkaitan Dengan

Substansi Mata Pelatihan

BerAKHLAK

memberikan kesempatan pada

mentor dan kepala ruangan

untuk memberikan saran serta

masukan sebagai wujud nilai

BerAKHLAK yaitu Kolaboratif

dan Harmonis. Melakukan

evaluasi dengan menyebarkan

form evaluasi dengan efektif

dan efisien sebagai wujud nilai

BerAKHLAK yaitu Akuntabel

Setelah form evaluasi terkumpul

Kontribusi

Terhadap Visi

Misi Organisasi

Penguatan Nilai

Organisasi

Integritas : Nilai yang

menunjukan kejujuran, amanah, dan

menjunjung tinggi

dalam menjalankan

tugas

6.4

Melakukan Tabulasi

jawaban e-kuesioner

dan hasil observasi

dengan checklistdan

analisis hasil.

Bukti : Infografis

pelaksanaan

tindakan perawatan

diaperrashpada

bayi di ruang

Anturium

saya secara proaktif

menganalisa hasil evaluasi

untuk melihat apakah SPO

sudah dijalankan dengan baik

dan memiliki dampak positif

pada bayi sebagai wujud nilai

BerAKHLAK yaitu Adaptif dan

Beroientasi Pelayanan

39
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Bukti

4.2. Penjadwalan

Judul Aktualisasi : Optimalisasi Perawatan Diaper Rash Pada Bayi Dengan

Pembuatan Draf SPO dan Video Di Ruang Anturium

RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Waktu Pelaksanaan : 24 Juni 2022 sampai dengan 30 Juli 2022

Tempat Pelaksanaan : Ruang Anturium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Tabel 4.2. Jadwal Kegiatan dan Tahapan Kegiatan Aktualisasi

1. Persiapan penyusunan Draf SPO perawatan diaper rash pada bayi

1.1 Mengumpulkan literatur terkait perawatan diaper rash pada bayi

1.2 Menganalisis pengetahuan perawat dengan membagikan e-kuesioner

2 Koordinasi dan konsultasi terkait pembuatan Draf SPO perawatan diaper rash pada bayi

2.1 Menentukan kontrak pertemuan dengan mentor, kepala ruangan, dan pengawas ruangan

2.2 Menyampaikan rencana penyusunan SPO kepada mentor kepala ruangan, dan pengawas ruangan

2.3 Koordinasi dengan bidang keperawatan tentang alur pembuatan draf SPO

3 Penyusunan SPO perawatan diaper rash pada bayi

3.1 Menyusun draf SPO dengan kepala ruangan dan pengawas ruangan

3.2 Mengajukan verbal konsep ke unit-unit terkait

3.3 Pembuatan finalisasi draf SPO dengan merevisi masukan dan verbal konsep

3.4 Mengajukan draf SPO ke keperawatan

4. Pembuatan video perawatan diaper rash pada bayi

4.1 Membuat konsep video

40
No Kegiatan/Tahapan Kegiatan Bulan Juni Juli 4 1 2 3 4

4.2 Konsultasi video kepada kepala ruangan dan mentor

4.3 Editing video

4.4 Pengajuan video ke bagian promkes

5. Sosialisasi kepada perawat Ruang Anturium

mengenai Draf SPO perawatan diaper rash pada bayi

5.1 Menyusun kerangka acuan/Satuan Acara

Penyuluhan (SAP)

5.2 Menyiapkan materi, sarana dan prasarana sosialisasi

5.3 Melakukan sosialisasi kepada perawat Ruang

Anturium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

6 Evaluasi pengetahuan dan pelaksanaan perawatan

diaper rash pada bayi

6.1 Menentukan indikator evaluasi

6.2 Melakukan konsultasi indiator dan format evaluasi

kepada mentor dan kepala ruangan

6.3 Melakukan evaluasi dengan googleformdan checklist

6.4 Melakukan Tabulasi jawaban e-kuesioner dan hasil observasi dengan checklistdan analisis hasil.

41 No Kegiatan/Tahapan Kegiatan Bulan Juni Juli 4 1 2 3 4

4.3. Para Pihak yang Terlibat dan Perannya dalam Aktualisasi

Agar terwujudnya pelaksanaan kegiatan aktualisasi diperlukan kerjasama dan dukungan dari beberapa pihak, diantaranya yaitu :

Tabel 4.3. Para Pihak dan Perannya dalam Aktualisasi

No Para Pihak Peran dalam Aktualisasi

1. Mentor Sebagai pemberi arahan serta masukan mulai dari

penyusunan rancangan aktualisasi, pelaksanaan aktualisasi, hingga evaluasi pelaksanaan aktualisasi

2. Coach

Sebagai pemberi arahan serta masukan mulai dari

penyusunan rancangan aktualisasi, pelaksanaan aktualisasi, hingga evaluasi pelaksanaan aktualisasi

3. Kepala Ruangan

4. Pengawas Ruangan

5. Kabid Keperawatan

Sebagai pemberi arahan, masukan serta pendamping saat dilaksanakannya aktualisasi di Ruang Anturium

Sebagai pemberi arahan, masukan serta pendamping saat dilaksanakannya aktualisasi di Ruang Anturium

Sebagai pemberi arahan mengenai penyusunan Draf SPO

hingga finalisasi Draf SPO.

6. Tim Promkes Sebagai pemberi arahan mengenai pembuatan video

edukasi dan kerjasama dalam publikasi video di instagram promkes

42

DAFTAR PUSTAKA

Carr AN, Dewitt T, Cork MJ, et al. (2019). Diaper dermatitis prevalence and severity : global perspective on the impact of caregiver behaviour. PediatrDermatol 37 : 130-6.

Davies, Althea L. and Rehema M. White (2012), Collaboration in natural resource governance: Reconciling stakeholder expectations in deer management in Scotland, JournalofEnvironmentalManagement, 112, 160–169.

Diana IA, Gondokaryono SP, Sugito, TL, et al. (2020). A randomized, controlled, crossover study of the safety and efficacy of super-absorbent diaper for babies with mild to moderate diaper rash. MedicalJournalOfIndonesia,29:283-9

Lembaga Administrasi Ngara. (2019). Analisis Isu Kontemporer. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta; Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Ngara. (2019). Kesiapan Bela Negara. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta; Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Ngara. (2019). Berorientasi Pelayanan. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta; Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Ngara. (2019). Akuntabel. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta; Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Ngara. (2019). Kompeten. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta; Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Ngara. (2019). Harmonis. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta; Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Ngara. (2019). Loyal. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta; Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Ngara. (2019). Adaptif. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta; Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Ngara. (2019). Kolaboratif. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta; Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Ngara. (2019). Manajemen Aparatur Sipil Negara. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta; Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Ngara. (2019). Smart Aparatur Sipil Negara. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta; Lembaga Administrasi Negara.

Matsiliza, N.S. (2013). Creating a new ethical culture in the South African local goverment, TheJournalofAfrican&AsianLocalGovermentStudien.

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 35

43

Tahun 2019 Tentang Jabatan Fungsional Perawat dan Angka Kreditnya

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 38 Tahun 2017 Tentang Standar Kompetensi ASN.

Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 62 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

Pusat Data dan Informasi Departemen Kesehatan RI. (2009). Jakarta : Kementerian Kesehatan RI

Sukhneewat C, Chaiyarit J, Techasatian L. (2019). Diaper dermatitis: a survey of risk factor in Thai children aged under 24 months. BMCDermatology19: 4-9.

Undang – Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara.

Undang - Undang Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan.

44

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.