“Pembuatan MediaPemantauan Ews Berbasis Qr Code Di Ruang Rik Lantai 3 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Page 1

RANCANGAN AKTUALISASI

PELATIHAN DASAR CPNS

GOLONGAN III ANGKATAN 4

PENERAPAN MEDIA PEMANTAUAN EWS PADA PASIEN BERBASIS QR CODE

DI RUANG RIK LANTAI 3 RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG

DISUSUN OLEH :

Ns. Risma Damayanti, S.Kep.

NIP 199301172022032001

BAPELKES CIKARANG

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

2022

LEMBAR PENGESAHAN

PESERTA PELATIHAN DASAR CPNS

GOLONGAN 3 ANGKATAN 4 TAHUN 2022

“PEMBUATAN MEDIA PEMANTAUAN EWS BERBASIS QR CODE

DI RUANG RIK LANTAI 3 RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG”

Nama : Ns. Risma Damayanti, S.Kep.

NIP : 199301172022032001

Golongan : IIIB

Jabatan : Perawat Ahli Pertama

Unit Kerja : RSUP Dr. Hasan Sadikin

Telah disetujui untuk diseminarkan pada Evaluasi Rancangan Aktualisasi secara daring di Bapelkes Cikarang pada tanggal 30 Juni 2022

Nama:

Penguji Coach Mentor

NIP Nama: NIP Nama: NIP

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara 1945 adalah sumber dari segala sumber hukum yang berlaku di Indonesi. Falsafah pemikiran tentang kesehatan sebagai salah satu sektor yang diprioritaskan pelaksanaannya oleh pemerintah bersumber dari Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat yang di dalamnya terkandung tujuan kemerdekaan bangsa salah satunya adalah untuk memajukan kesejahteraan umum. Hal ini terlihat dari program pemerintah dalam

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020 – 2024 untuk merencanakan pengembangan infrastruktur dan pelayanan dasar.

Sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional tersebut dengan salah satu pilarnya penguatan pelayanan kesehatan, kewajiban negara dalam menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan sendiri sebenarnya telah diatur dalam

Pasal34ayat3UUD1945yangberbunyi“negara bertanggung jawabataspenyediaan fasilitas umum yang layak”. Salah satu fasilitas kesehatan yang oleh negara ditanggung penyelenggaraannya adalah fasilitas rumah sakit.

Rumah sakit adalah sebuah institusi yang awalnya adalah lembaga sosial yang bertujuanuntukmembantumasyarakatterutamakalanganyangtidakmampu.Namun seiring perkembangan jaman, terjadi pergeseran tugas dan fungsi rumah sakit, Anthony Giddens mengemukakan bahwa pelayanan kesehatan di Indonesia telah bergeser dari publicgoodsmenjadi privategoodssehingga pemenuhan kepuasan pasien semakin lama semakin kompleks (Yustina, 2012).

Rumah sakit sebagai penyedia jasa mempunyai standar keamanan bagi pasien yang biasa dikenal dengan International Patient Safety Goals, atau disebut sebagai

IPSG. IPSG merupakan standar akreditasi rumah sakit yang berguna dalam meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas (KARS, 2011). Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan kualitas kinerja pelayanan bagi

masyarakat pengguna jasa RSUP Dr. Hasan Sadikin dapat dikategorikan BAIK dengan perolehan sebesar 76,67 berada dalam interval 76,61- 88,30.

B. Tujuan

a. Tujuan Umum

Tujuan dari pembuatan rancangan aktualisasi ini adalah agar mampu mengimplementasikan nilai-nilai dasar ASN yaitu BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif) dalam melaksanakan tugas di lingkungan kerja yaitu RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

b. Tujuan Khusus

1. Mampu mengidentifikasi isu-isu yang ada di unit dan lingkungan kerja.

2. Mampu menganalisa pemecahan isu yang ada agar dapat diselesaikan.

3. Mampu merancang kegiatan alternatif untuk pemecahan isu yang diprioritaskan dengan mengimplementasikan BerAKHLAK.

C. Manfaat Rancangan Aktualisasi

a. Bagi Penulis

Untuk menambah pengetahuan dan wawasan khususnya mengenai nilai-nilai dasar yang harus dimiliki setiap Aparatur Sipil Negara yaitu BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif), serta dapat mengaktualisasikan nilai-nilai tersebut dalam pekerjaan sehari-hari di unit kerja.

b. Bagi Instansi

Memberikan bahan masukan dan usulan untuk memberikan perbaikan ke arah yang lebih baik, khususnya tentang aktualisasi nilai-nilai BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif).

D. Ruang Lingkup Aktualisasi

Ruang lingkup kegiatan aktualisasi ini meliputi kegiatan perawat ahli di Rumah

Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung selaku calon PNS di Lingkungan

Kementerian Kesehatan, dengan menerapkan nilai-nilai dasar PNS yaitu BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif), Manajemen ASN, Smart ASN, dan pelayanan publik yang bersumber dari SKP, dan/atau penugasan atasan dan program yang menjadi inovasi.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Nilai-Nilai Dasar ASN

Nilai-nilai dasar adalah nilai yang dibutuhkan untuk menjadi dasar dalam menjalankan tugas jabatan profesi ASN (Aparatur Sipil Negara) secara professional sebagai pelayan masyarakat. Nilai-nilai dasar profesi ASN yaitu yaitu BerAKHLAK

(Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif).

Berorientasi Pelayanan

Berorientasi pelayanan bagi seorang ASN adalah untuk menghasilkan suatu paradigmaberpikirbahwaASNharusseoptimalmungkinmemberikanpelayananprima kepada masyarakat. Sehingga diharapkan ada perubahan mindset yang mempengaruhiASNdalambersikapdanmenghasilkanoutputatasperubahanmindset atau paradigma dan perubahan sikap tersebut. Sikap pelayanan bagi pegawai ASN berarti pengabdian yang tulus terhadap bidang kerja dan yang paling utama adalah kebanggaan atas pekerjaan, karena sikap ASN adalah citra yang mewakili citra organisasi.

Akuntabel

Akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab kepada seseorang/organisasi yang memberikan amanat. Dalam konteks ASN, akuntabilitas adalah kewajiban untuk mempertanggungjawabkan segala tindak dan tanduknya

sebagai pelayan public kepada atasan, lembaga pembina, dan lebih luasnya kepada public (Matsiliza dan Zonke, 2017). Dengan nilai dasar akuntabel, ASN diharapkan menjadi individu yang jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin, dan berintegritas tinggi, menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien serta tidak menyalahgunakan kewenangan jabatannya.

Kompeten

Kompeten adalah bekerja sesuai dengan latar belakang, kualifikasi terkait denganPendidikan,pengalaman,danpelatihan,danmemilikibuktikinerjayangsesuai serta memiliki kepatuhan pada etika kerja. Sikap kompeten yang diharapkan melekat pada ASN adalah kemauan meningkatkan kompetensi diri untuk bersiap menjawab tantangan jaman yang selalu berubah. Selain itu juga, ASN mau untuk membantu

orang lainbelajar. Dengan nilai dasarkompeten, ASNdiharapkan untuk melaksanakan

tugas dengan kualitas terbaik sesuai dengan kompetensi yang dimiliki.

Harmonis

Harmonis adalah sikap memahami bahwa Indonesia terdiri dari berbagai ras, agama, suku, budaya yang berbeda-beda yang terikat secara serasi dan sesuai sehingga bisa menghasilkan suatu kesatuan yang luhur. Nilai dasar harmonis juga berarti saling peduli dan menghargai perbedaan. Dari nilai dasar harmonis, ASN

diharapkan dapat menghargai setiap orang apapun latar belakangnya dan membangun lingkungan kerja yang kondusif.

Loyal

Loyaladalahsikapsetiayangtimbultanpaadanyapaksaantapiataskesadaransendiri. Tindakanloyaladalahtindakanmemberiataumenunjukkandukungankepatuhanyang teguh dan konstan kepada seseorang atau institusi. Dari nilai dasar loyal ini, ASN diharapkan berdedikasi dan mengutamakan kepentingan Bangsa dan Negara. ASN diharapkanmemeganteguhideologiPancasila,undang-undangdasar1945,setiapada NKRI serta pemerintahan yang sah. ASN juga diharapkan menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan, intansi, dan negara juga dapat menjaga rahasia jabatan dan negara.

Adaptif

Adaptif adalah sikap mudah menyesuaikan diri dengan keadaan dalam situasi yan berbeda. Sikap adapatif pada ASN membuat terus melakukan inovasi dan antusias dalam bergerak serta menghadapi perubahan. Nilai dasar adaptif membuat ASN cepat menyesuaikan diri, menggembangkan kreatifitas, dan bertindak proaktif.

Kolaboratif

Kolaboratif adalah proses menyatukan rencana, pengetahuan menjadi sebuah sikap yang respobilitas bagi seluruh elemen. Sikap kolaboratif pada ASN adalah sikap

menyatukan dua atau lebih lembaga menjadi lebih sinergis dengan membangun komunikasi secara rutin. Dari sikap kolaboratif, ASN diharapkan memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi, terbuka dalam kerja sama untuk menghasilkan nilai tambah, dan menggerakan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk mencapai tujuan bersama.

Dari tujuh nilai dasar tersebut, ASN diharapkan menjadi citra baru pelayanan di Indonesia. Dengan demikian nilai-nilai dasar ASN benar-benar terwujud dalam peran

dan fungsi ASN secara nyata.

B. Profil Rumah Sakit Umum Pusat DR. Hasan Sadikin Bandung

Rumah Sakit Umum Pusat Dr Hasan Sadikin Bandung diresmikan pada tahun

1923 dengan nama Met Algemeene Bandoengsche Ziekenhui sebagai rumah sakit

pemerintahan belanda pada saat itu. Pada Tahun1948, barulah Rumah Sakit Hasan

Sadikin dikelola oleh pemerintah Kotapraja Bandung dan berubah nama menjadi

Rumah Sakit Rantja Badak. Pada tahun 1967, Rumah Sakit Rantja Badak berubah

nama menjadi Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin hingga sekarang menjadi Rumah Sakit

Umum Pusat Dr Hasan Sadikin.

RSHS merupakan rumah sakit vertikal utama yang dapat diartikan sebagai

rumah sakit rujukan tertinggi di Provinsi Jawa Barat berdasarkan Surat Keputusan

Menteri No HK.02.02/MENKES/390/2014 tentang Pedoman Penetapan RS Rujukan 7

Nasional. Sebagai rumahsakit rujukantertinggi,RSHS dituntut untukmemiliki layanan yang lebih dibandingkan dengan rumah sakit kelas B atau C. Layanan tersebut

meliputi, InstalasiGawatDarurat, Instalasi RawatJalan, Instalasi Rawat Inap, Fasilitas Pemeriksaan Penunjang yang lengkap, dan Instalasi Rawat Khusus.

RSHS memiliki kapasitas 944 tempat tidur dengan enam layanan unggulan terdiriatasPelayananJantungTerpadu,PelayananOnkologi,PelayananInfeksi,Bedah Minimal Invasif, Kedokteran Nuklir dan Transplantasi Ginjal. Selain itu, RSHS juga

memiliki layanan dokter spesialis dan subspesialis yang diharapkan dapat membantu

RSHS dalam memberikan pelayanan kepada pasien secara tepat dan cepat.

a. Visi dan Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Visi : “Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”.

Misi : Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia

b. Tata Nilai RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

TatanilaiyangdipilihuntukmengawalpenerapanmisidanvisiRSUPDr.Hasan

Sadikin Bandung adalah “PAMINGPIN PITUIN” yaitu :

- Kepemimpinan: Nilai yang menggambarkan kepeloporan dan menyiapkan talenta terbaik di bidangnya

- Profesional: Nilai yang berorientasi pada pencapaian kinerja melalui perjalan kemitraan

- Inovatif:Nilaiyangmenggambarkankeinginanuntukmenghasilkansuatuyang baru dan senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambungan

- Tulus: Keinginan untuk memberi tanpa pamrih, proaktif dan responsive

- Unggul: Keinginan untuk menjadi yang terbaik dan menghasilkan kualitas prima.

- Integritas: Nilai yang menggambarkan kejujuran, amanah, dan menjunjung etika yang tinggi dalam menjalankan tugas

Selain itu, terdapat janji pelayanan kesehatan di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yaitu SIGAP.

a. Senyum-Sapa-Salam-Sopan-Santun (5S)

b. Inovatif dalam berkarya

c. Gelorakan Semangat Pelayanan Prima

d. Amanah Menjaga Keselamatan Pasien

e. Peduli, Perhatian dan Perasaan

Terdapat juga nilai – nilai yang dianut dalam pelayanan, yaitu PRIMA.

a. Profesional: Memiliki kemampuan untuk memberikan pelayanan dengan kualitas yang terbaik (prima) disertai kompetensi dalam disiplin ilmu yang mendasarinya.

b. Respek:Pelayananyangprimaakandapatdiberikanapabiladilandasiolehrasa saling hormat menghormati diantara anggota tim pemberi pelayanan kesehatan. Pelayanan yang prima tidak hanya ditentukan oleh satu profesi, tetapi oleh semua profesi yang terlibat dalam tim pelayanan kesehatan.

c. Integrasi: Bertindak terintegrasi sesuai dengan nilai – nilai dan kebijakan organisasi serta kode etik farmasi.

d. Manusiawi:Menganggapsetiapindividuataumanusiasebagaimakhlukciptaan Tuhan yang mulia. Oleh karena itu harkat dan martabat mereka harus dijunjung tinggi.

e. Amanah: Melaksanakan dengan sungguh – sungguh segala hal yang dipercayakan oleh negara dan masyarakat, khususnya dalam memberikan pelayanan, pendidikan, dan penelitian kesehatan

c. Profil Ruangan

Ruang RIK Lantai 3 Gedung Parahyangan merupakan ruang rawat inap kelas 1 dan VIP yang mempunyai kapasitas sebanyak 10 tempat tidur kelas 1 dan 23 tempat tidur kelas VIP. Ruang RIK Lantai 3 memberikan pelayanan kepada pasien bedah dan medikal. Ruang RIK menggunakan metode tim dalam memberikan pelayanan keperawatan.

C. Profil Peserta

Nama : Ns. Risma Damayanti, S.Kep.

NIP : 199301172022032001

Jabatan/Golongan : Perawat Ahli Pertama / III B

Unit Kerja : Ruang RIK Lantai 3 Gedung Parahyangan

Instansi : RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Saat ini, peserta terdaftar sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di lingkungan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia di bawah Direktorat Jenderal

PelayananKesehatandenganinstansiRumahSakitUmumPusatDrHasanSadikinKota Bandung terhitung mulai tanggal 4 Januari 2021 sebagai Perawat Ahli Pertama di bawah Bidang Keperawatan dan sekarang bekerja di unit kerja Ruang Rawat Inap RIK

Lantai 3 Gedung Parahyangan. Dalam pelaksanaan aktualisasi, peserta mengacu

kepada Sasaran Kinerja Perawat (SKP) meliputi:

1. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan pada tahap pre/intra/post operasi

2. Melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan

3. Melaksanakan case finding/deteksi dini/penemuan kasus baru pada individu

4. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu

5. Membuat prioritas diagnose keperawatan dan masalah keperawatan

6. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu

7. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan

8. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks pada area medikal bedah

9. Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu

10. Melakukan tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat/bencana/kritikal

11. Memberikan dukungan/fasilitas kebutuhan spiritual pada kondisi kehilangan, berduka, atau menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan

12. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi

13. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan eliminasi

14. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan mobilisasi

15. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur

16. Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri

17. Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan pengaturan suhu

18. Melakukan pemenuhan kebutuhan oksigenasi kompleks

19. Melakukan komunikasi dengan klien dengan hambatan komunikasi

20. Melakukan pemantauan atau penilaian kondisi klien selama dilakukan tindakan keperawatan spesifik sesuai dengan kasus dan kondisi pasien

21. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu

22. Melakukan penatalaksanaan manajemen gejala

23. Melakukan perawatan luka

24. Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada individu

25. Melaksanakan manajemen surveilans Hais sebagai upaya pengawasan resiko infeksi dalam upaya preventif pada pelayanan keperawatan

26. Melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan antar shift/unit/fasilitas

kesehatan

27. Melakukan konsultasi keperawatan dan kolaborasi dengan dokter

BAB III

Rancangan Aktualisasi

A. Identifikasi Isu

Identifikasi isu dilakukan dengan melihat hal-hal yang tidak sesuai dengan kondisi dengan Sasaran Kerja Pegawai (SKP). Hal yang tidak sesuai dalam SKP dapat berpotensi menjadi suatu masalah. Berikut penjelasan setiap butir SKP:

1. Melakukantindakankeperawatanpadapasien dengan intervensi pembedahan pada tahap pre/intra/post operasi

2. Melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan

3. Melaksanakan case finding/deteksi dini/penemuan kasus baru pada individu

4. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu

5. Membuat prioritas diagnose keperawatan dan masalah keperawatan

6. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu

7. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan

8. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks pada area medikal bedah

9. Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SOP

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SOP

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SOP

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SOP

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SOP

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SOP

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SOP

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SOP

Belum dilakukan dengan optimal terutama pada pasien

vip karena

ketergantungan pasien dan ketidakmauan

keluarga untuk terlibat

dalam proses perawatan

Dilaksanakan sosialisasi/edukasi terkait keterlibatan

keluarga untuk meningkatkan adaptasi pasien selama proses perawatan

10. Melakukan tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat/bencana/kritikal

11 Memberikan dukungan/fasilitas kebutuhan spiritual pada kondisi kehilangan, berduka, atau menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SOP

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SOP

Kegiatan Tugas
Jabatan Kondisi yang
Kondisi Saat Ini
No
Pokok
Diharapkan

12

Melakukantindakankeperawatanpemenuhan

kebutuhan nutrisi

13 Melakukantindakankeperawatanpemenuhan eliminasi

14 Melakukantindakankeperawatanpemenuhan

kebutuhan mobilisasi

15 Melakukantindakankeperawatanpemenuhan

kebutuhan istirahat dan tidur

16 Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan

kebersihan diri

17 Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan

rasa nyaman dan pengaturan suhu

18 Melakukan pemenuhan kebutuhan oksigenasi kompleks

19 Melakukan komunikasi dengan klien dengan

hambatan komunikasi

20 Melakukanpemantauanataupenilaiankondisi

klien selama dilakukan tindakan keperawatan spesifik sesuai dengan kasus dan kondisi pasien

21 Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu

22 Melakukan penatalaksanaan manajemen gejala

23 Melakukan perawatan luka

24 Melakukan support kepatuhan terhadap

intervensi kesehatan pada individu

25 Melakukan support kepatuhan terhadap

intervensi kesehatan pada individu

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan

sesuai SOP

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan

sesuai SOP

Belum dilaksanakan secara optimal Dilaksanakan

sesuai SOP

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan

sesuai SOP

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan

sesuai SOP

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan

sesuai SOP

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan

sesuai SOP

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SOP

Belum dilaksanakan secara optimal Dilaksanakan secara optimal

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SOP

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SOP

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SOP

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SOP

Belum dilaksanakan secara optimal

Adanya SOP

mengenai standar edukasi pasien di ruangan

26 Melaksanakan manajemen surveilans Hais

sebagai upaya pengawasan resiko infeksi

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SOP

dalam upaya preventif pada pelayanan keperawatan

27 Melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan antar shift/unit/fasilitas

kesehatan

28 Melakukan konsultasi keperawatan dan kolaborasi dengan dokter

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SOP

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SOP

Berdasarkan penjabaran butir SKP di atas, didapatkan isu-isu actual sebagai berikut :

Isu Dampak apabila isu tidak ditangani Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu

Kurang menerimanya pasien terhadap kondisi diri menyebabkan pasien tidak berdamai dengan tindakan medis dan keperawatan sehingga memperpanjang masa rawat

Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan mobilisasi

Melakukan pemantauan atau penilaian kondisi klien selama dilakukan tindakan keperawatan spesifik sesuai dengan kasus dan kondisi pasien

Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada individu

Kurangnya mobilisasi pada pasien bisa menyebabkan komplikasi pada kondisi pasien yang memperberat keadaaan pasien

Pemantauan ketat diperlukan apabila pasien mendapat tindakan keperawatan spesifik atauterjadikondisitertentu,apabilainitidak dilakukan maka akan berdampak pada keselamatan pasien.

Pada proses perawatan diperlukan motivasi pada individu dan keluarga agar tindakan medis dan keperawatan dapat memberikan hasil yang optimal

Berdasarkan dampak dari setiap isu di atas dan menggunakan metode environmental scanning, ditemukan isu-isu yang lebih spesifik, diantaranya:

1. Belum optimalnya pemantauan EWS pada pasien di ruang RIK RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Berdasarkan hasil kajian situasi di ruangan RIK dari tanggal 23-30 Mei 2022, terdapat

3 pasien yang meninggal tertunda dalam pengisian EWS karena terdapat perubahan sistem dari pengisian manual di formulir menjadi pengisian secara komputerisasi di EMR. Hal ini menjadi sering terlewat karena perawat belum sempat mengakses EMR. Hasil wawancara dengan perawat RIK, dua dari 5 perawat mengatakan jika EWS

adalah hal yang harus dilakukan dalam pemantauan pasien tapi sering kali terlewat

karena perawat lebih mendahulukan tindakan saat ada kejadian gawat dibanding mengisi EMR. EMR yang hanya bisa diakses dari komputer ruangan membuat pengisian EWS tidak efisien karena harus bolak balik dari pasien ke komputer. Dari hasil wawancara kepala ruangan, beliau mengatakan bahwa EWS adalah hal penting karena terkait pemantauan pasien dan terkait dengan tindakan yang akan dilakukan. Kepala ruangan mengatakan, adaptasi pengisian EWS dari formulir hardcopy ke EMR sudah dilakukan sosialisasi dan biasanya perawat melakukan pengisian berbarengan dengan pengisian lembar pemantauan terintegrasi. Kepala ruangan mengatakan, sosialisasi mengenai EWSsudahpernah dilakukantapi belumsemua mengikuti karena jadwal dinas yang berbeda-beda. Tapi perawat yang sudah mengikuti pelatihan harus mengajarkan kepada yang tidak mengikuti sosialisasi. Pendidikan perawat di ruang rawat RIK lantai 3 adalah D3 dan S1 Ners.

2. Pelibatan keluarga dalam memotivasi pasien untuk mobilisasi masih rendah di ruang VIP RIK RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

BerdasarkanhasilkajiansituasidiruanganVIPRIKdaritanggal23-30Mei2022,6dari 9 keluarga pasien mengaku takut membantu pasien dalam melakukan aktivitas harian seperti makan, berganti baju, duduk, atau miring kiri kanan karena terpasang alat invasif. Sebagian keluarga mengatakan, berharap bantuan dari perawat dalam membantu mobilisasi pasien. Selebihnya, memilih untuk merekrut caregiver untuk membantu pasien dalam melakukan aktivitas harian. Dalam observasi selama proses perawatan, beberapa pasien tidak berubah posisi dan hanya dalam posisi terlentang padahal terpasang alat invasive yang minimal.

Dua dari 9 pasien bahkan tertunda untuk kepulangan karena menolak untuk melakukan mobilisasi karena takut padahal dari dokter DPJP sudah diperbolehkan pulang. Hal ini menyebabkan LOS yang memanjang.

Latihan mobilisasi dini yang mulai dilakukan pada hari rawat ke-2 hingga ke-5 akan membantu mengurangi efek samping yang terjadi, mengurangi durasi rawat, serta menekan biaya medis. Keberhasilan penerapan mobilisasi dini sangat bergantung dari kondisi pasien, keterlibatan keluarga, serta fasilitas dari institusi kesehatan dalam menyediakanalat,protokol,dantenagakesehatanyangmendukung.Meskipunsangat bermanfaat dan umumnya memerlukan biaya yang cukup rendah, mobilisasi dini pada pasien memiliki beberapa kendala, terutama adalah keterampilan tenaga medis dan ketersediaan fisioterapis. (Callahan,2016)

3. Pemantauan IV Line pada pasien kanker dengan pemberian kemoterapi

belum optimal di ruang RIK RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan RIK lantai 3, penatalaksanaan pemantauan IV Line pada pasien denganpemberian kemoterapibelumoptimal karena belumadanyaSOPdanformulirpemantauanyangjelas.Selainitu,kebanyakanpasien masih sambil melakukan aktifitas sehingga mudah terjadi ekstravasasi pada jalur IV Line. Dari hasil observasi, perawat ruangan biasanya memeriksa jalur IV line sebelum melakukan pemasangan obat kemoterapi. Tapi tidak ada jadwal khusus pemeriksaan IV line setelah pemberian obat kemoterapi.

B. Penapisan Isu

Dalam proses menentukan isu yang akan dibahas, penulis memilih menggunakan metode USG. Metode ini digunakan dengan menentukan tingkat urgensi, keseriusan dan perkembangan isu dengan menentukan angka skala (1 s.d 5). Isu yang memiliki skor tertinggi merupakan isu utama atau isu pokok yang harus segera diselesaikan.

1. Urgency

Memandangseberapamendesakisutersebutharusdibahasyangdikaitkandengan waktu yang tersedia serta waktu untuk memecahkan masalah yang menyebabkan isu.

2. Seriousness

Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dan dikaitkan dengan akibat yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah.

3. Growth

Seberapa besar kemungkinan isu tersebut menjadi berkembang dan akan memburuk kalau dibiarkan.

1 Belum optimalnya pemantauan EWS pada pasien di ruang

RIK RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

2 Pelibatan keluarga dalam memotivasi pasien untuk mobilisasi

masih rendah di ruang VIP RIK RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

3 Pemantauan IV Line pada pasien kanker dengan pemberian

kemoterapi belum optimal di ruang RIK RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Keterangan:

Angka 5 : Sangat gawat/mendesak/cepat

Angka 4 : Gawat/mendesak/cepat

Angka 3 : Cukup gawat/mendesak/cepat

Angka 2 : Kurang gawat/mendesak/cepat

Angka 1 : Tidak gawat/mendesak/cepat

5 5 4 14 I

4 4 3 11 II

3 2 3 8 III

Berdasarkan tabel pendekatan analisis Teknik USG di atas, maka kesimpulan yang diperoleh mengarah pada isu kurang optimalnya pemantauan EWS pada pasien di ruang

RIK lantai 3 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Isu tersebut merupakan hal yang mendesak, sehingga jika tidak ditangani maka akan berdampak pada kondisi pasien yang mempengaruhi proses akreditasi dan menurunnya kualitas pelayanan publik di mata masyarakat. Maka dari hasil tersebut, penulis mengangkat isu “Belum Optimalnya Pemantauan EWS pada Pasien di Ruang RIK Lantai 3 RSUP Dr. Hasan Sadikin”.

No ISU Indikator Total score Prioritas U S G

C. Latar Belakang Pemilihan Isu

Keselamatan pasien merupakan suatu sistem yang membuat asuhan pasien di rumah sakit menjadi lebih aman. Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil. Tindakan pelayanan kepada pasien dilakukan sesuai dengan kebutuhan kondisi fisiologis pasien, karena kondisi pasien sewaktu-waktu dapat berubah. Perubahan kondisi pasien di ruang rawat inap harus bisa dideteksi lebih dini oleh perawat sebelum pasien mengalami kegawatan atau kondisi kritis.

Deteksi dini melalui pengkajian dilakukan secara terfokus dan berkesinambungan akan menghasilkan data yang dibutuhkan untuk merawat pasien sebaik mungkin. Dalam melakukan pengkajian dibutuhkan kemampuan kognitif, afektif, psikomotor dan kemampuan menyelesaikan masalah dengan baik dan benar. Perawat harus memastikan bahwa data yang dihasilkan tersebut harus didokumentasikan, di analisis hasilnya dan dilanjutkan pengelolaan sesuai kondisi pasien. Pengkajian yang tepat pada pasien akan memberikan dampak pada pengelolaan pasien yang cepat dan tepat.

Keberhasilan pertolongan terhadap kegawatan pasien sangat tergantung dari kecepatan dan ketepatan dalam melakukan pengkajian awal yang akan menentukan keberhasilan Asuhan Keperawatan pada sistem kegawatan pasien.Kegagalan perawat mengenali perubahan kondisi klinis pasien di ruang rawat inap rumah sakit dapat mengakibatkan kejadian yang tidak diharapkan,. yaitu mengakibatkan diantaranya pemindahan pasien yang tidak direncanakan ke unit perawatan intensif, henti jantung (cardiac arrest, henti paru (apneu) dan kematian.

Jumlah prevalensi penderita henti jantung di Indonesia tiap tahunnya belum didapatkan data yang jelas, namun diperkirakan sekitar 10 ribu warga, yang berarti 30 orang per hari (Depkes, 2006). Henti jantung sebagai penyebab kematian, utamanya di rumah sakit biasanya didahului oleh tanda-tanda yang dapat diamati, yang sering muncul 6-8 jam sebelum henti jantung terjadi (Duncan dan McMullan,2012). Penanganan henti jantung di rumah sakit meliputi pengawasan dan pencegahan terhadap henti jantung, Aktivasi sistem gawat darurat, resusitasi jantung paru segera, defibrilasi segera dan penanganan pasca henti jantung yang terintegrasi.

Kepatuhan perawat merupakan kendala dalam peningkatan implementasi keselamatan pasien. Pagala dan Shaluhiyah (2017) mengatakan kasus kejadian keselamatan pasien paling sering terjadi di unit ruang rawat inap, penyebabnya yaitu

karena kurang patuhnya perawat terhadap SOP saat mengasuh pasien. Smith, (2017)

kejadiankeselamatanpasiendapatdisebabkanketidakadekuatanalatatausaranadirawat inap yang mengakibatkan kejadian tidak diharapkan.

Hariyati, Yetti, Afriani, dan Handiyani (2018) dalam upaya peningkatan keselamatan pasien teradapat lima kelompok kontrol yang dapat dibentuk untuk menghilangkanataumengurangibahayasalahsatunyasubstitusimerupakanpenggantian alat bertujuan membuat tempat kerja atau pekerjaan menjadi lebih aman. Early Warning System adalah suatu sistem permintaan bantuan untuk mengatasi masalah kesehatan pasien secara dini. EWS didasarkan atas penilaian terhadap perubahan keadaan pasien melalui pengamatan yang sistematis terhadap semua perubahan fisiologi pasien. System ini merupakan konsep pendekatan proaktif untuk meningkatkan keselamatan pasien dan hasil klinis pasien yang lebih baik dengan standarisasi pendekatan asesmen dan menetapkan skoring parameter fisiologis yang sederhana5. Early warning system (EWS) adalah sebuah sistem skoring fisiologis yang umumnya digunakan di unit medikal bedah sebelum pasien mengalami kondisi kegawatan. Skoring EWS disertai dengan algoritme tindakan berdasarkan hasil skoring dari pengkajian pasien (Duncan & McMullan, 2012). Parameter dalam metode Early Warning System (EWS) yaitu tingkat kesadaran, respirasi atau pernafasan, saturasi oksigen, oksigen tambahan, suhu, denyut nadi, dan tekanan darah sistolik.

Pelaksanaan asesmen EWS sangat membantu perawat dalam mengidentifikasi penurunan kondisi pasien. Keene (2017) sistem EWS membantu perawat mendiagnosis dan mendeteksi perubahan kondisi pasien. Stafseth (2015) mengatakan EWS sangat membantuperawatdalammengenaliperubahankondisipasien.NamunpelaksanaanEWS belumoptimaldilakukanterbuktidarihasilpenelitianDesy,(2017)menunjukkansebanyak 37 % perawat tidak melaksanakan EWS sesuai SPO dan Mentari (2017) melakukan penelitian disalah satu Rumah Sakit swasta di Indonesia bagian tengah terdapat 100 % perawat tidak melaksanakan EWS sesuai algoritma.

Berdasarkan fenomena dan data tersebut, sehingga tertarik untuk memodifikasi asesmen early warning system dalam upaya peningkatan kepatuhan perawat dalam penerapan keselamatan pasien.

D. Analisa Isu

Isu yang telah diidentifikasi dengan penapisan, selanjutnya dilakukan analisa isu, dalam hal ini untuk mencari akar permasalahan dengan

pendekatan metode analisis fishbone, sebagai berikut:

Material Methode

EMR hanya bisa

diakses lewat

komputer RS

Belum

optimalnya

pemantauan

EWS pada pasien

Web arsip RS sering down

Sudah terdapat SOP

pengisian EWS

Pelatihan mengenai

EWS tidak merata

Pengisian EWS yang

beralih dari hard copy

menjadi EMR Indikasi

Kepatuhan perawat

dalam pengisian EWS

masih rendah

perburukan kondisi pasien tidak terpantau

SOP belum terdapat di web arsip RS

Machine

Pendidikan perawat D3 & S1 ners

Man

E. Gagasan Pemecahan Isu

Gagasan pemecahan isu yang dilakukan bersumber dari SKP (Sasaran Kinerja Pegawai), perintah atasan, dan inovasi dengan mengaplikasikan nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK,prinsipManajemenASN,danSmartASNsertadiintegrasikandengannilainilai dan visi misi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

Unit Kerja : Ruang perawatan VIP RIK Lantai 3

Isu yang diangkat : Belum optimalnya pemantauan EWS pada pasien di ruang RIK

RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Gagasan kreatif : Pembuatan media pemantauan EWS berbasis QR Code

Langkah : No Kegiatan Keterangan

1 Melakukan persiapan pelaksanaan aktualisasi Inovasi

2 Melakukan pengkajian pemahaman perawat tentang pemantauan EWS Sesuai SKP/Inovasi

3 Membuat media pemantauan EWS berbasis digital Inovasi

4 Melakukan sosialisasi edukasi pemantauan EWS kepada perawat Sesuai SKP

5 MelakukanujicobamediapemantauanEWSberbasis digital kepada perawat Sesuai SKP

6. Melakukan evaluasi kegiatan Sesuai SKP

F. Matriks Internalisasi Nilai-Nilai BerAKHLAK pada Isu Aktualisasi

No Kegiatan Tahapan

Pelatihan

Terhadap Visi

Misi Rumah

Sakit

Penguatan Nilai Organisasi

1. Melakukan

persiapan

pelaksanaan

aktualisasi

Melakukan

konsultasi

Kepada mentor

untuk

Pelaksanaan

aktualisasi

Catatan hasil konsultasi

- Saya melakukan konsultasi dengan

mentor dan rekan kerja ( Senior), saya menyampaikan dengan

ramah, sopan menerapkan nilai (Berorientasi pelayanan)

- Saya melakukan musyawarah dan mufakat ketika berkonsultasi

dengan mentor (Kolaboratif).

- Saat konsultasi saya menjelaskan

dengan jujur dan bertanggung

jawab atas proses pembuatan

rancangan aktualisasi (Akuntabel)

- Saya sangat terbuka untuk

bekerjasama dengan mentor dalam

memberi kritik dan saran terkait

Kegiatan ini

sesuai dengan visi

RSUP Dr Hasan

Sadikin menjadi

terwujudnya

Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian

Berlandaskan Gotong Royong.

Kegiatan ini

diharapkan dapat

memberikan

penguatan

terhadaap nilai

Unggul yaitu

Keinginan untuk

menjadi yang terbaik dan menghasilkan kualitas prima.

Kegiatan Output Keterkaitan Substansi Mata
Kontribusi

Menginformasikan

rancangan

aktualisasi yang

akan dilakukan

kepadarekankerja

sekaligus

konsultasi, bertanya, dan

meminta

pendapat.

Membuat

perbaikan laporan

Rancangan

aktualisasi

Catatan

konsultasi

laporan rancangan aktualisasi (Harmonis).

Saya menginformasikan rancangan

aktualisasi kepada rekan kerja dengan

ramah ( berorientasi pelayanan)

mendengarkan masukan dari rekan

kerja tentang rancangan aktualisasi ini (Harmonis)

Hasil perbaikan rancangan aktualisasi

- Saya melakukan perbaikan laporan

rancangan aktualisasi agar menjadi

solusi terhadap manajemen

pelayanan untuk sesama rekan

sejawat perawat dan pasien sebagai

penerima layanan (Berorientasi

Pelayanan).

- Saya menjadikan umpan balik dari

mentor sebagai bahan pertimbangan

untuk membuat laporan rancangan

2 Melakukan

pengkajian

pemahaman

perawat tentang

pemantauan EWS

Membuat

pertanyaan untuk

mendapatkan

masukan terhadap

pengetahuan

perawat

tentang EWS

aktualisasi dengan kualitas terbaik (Kompeten).

- Saya membuat perbaikan sesuai

dengan arahan mentor (Adaptif)

- Saya akan berkomitmen untuk cepat

membuat perbaikan laporan

rancangan aktualisasi yang telah di

revisi oleh mentor sesuai target

waktuyangditentukansehingganilai

loyal terwujud (Loyal).

Kuesioner Saya membuat pertanyaan untuk

menganalisis pemahaman perawat

tentang EWS dengan cermat dan

bertanggung jawab (Akuntabel)

Kegiatan ini

sesuai dengan visi

RSUP Dr Hasan

Sadikin menjadi

terwujudnya

Kegiatan ini

Melakukan

pengkajian

pemahaman

perawat dengan

Kuesioner yang telah diisi

Saya membuat kuesioner dengan katakata yang mudah dipahami perawat

(Berorientasi pelayanan)

Saya meminta perawat untuk mengisi

kuesioner tanpa membeda bedakan

latar belakang (Harmonis)

Indonesia Maju

yang Berdaulat, Mandiri dan

Berkepribadian

Berlandaskan

Gotong Royong.

diharapkan dapat memberikan penguatan terhadap nilai professional dan integritas.

3 Membuat media

pemantauan EWS

berbasis digital

kuesioner yang

dibagikan

Melakukan

rekapitulasi hasil

kuesioner

Gambaran pengetahuan

perawat

tentang EWS

Saat melakukan pengkajian saya akan

bersifat pro aktif (Adaptif)

Saya melakukan rekapitulasi data

dengan cermat, teliti dan jujur (Akuntabel, Kompeten)

Melapor dan

meminta arahan

kepada mentor

Dokumentasi lembar mentor dan catatan konsultasi

Saya akan menjaga kerahasiaan dari

jawaban pasien di kuesioner (Loyal)

Saya mengkonsultasikan kembali data

yang sudah dikumpulkan kepada

mentor, saya menerapkan perilaku

membangun lingkungan kerja yang

harmonis (Harmonis).

Saya akan meminta saran dan arahan

mentor, saya menerapkan prilaku

menggerakan pemanfaatan berbagai

sumber daya untuk tujuan bersama (Kolaboratif)

Mencari referensi

untuk pembuatan

konten

Mendapatkan referensi

Saya mencari referensi dengan cara

Kegiatan ini

sesuai dengan visi

berkonsultasi dengan rekan kerja Kegiatan ini

RSUP Dr Hasan

diharapkan dapat

memberikan

berdasarkan hasil

pengumpulan data

pengetahuan

pasien

merupakan wujud nyata nilai ASN yaitu

kolaboratif.

Sadikin menjadi

terwujudnya

Indonesia Maju

penguatan

terhadap Inovatif

yang

Mencari materi

tentang konten

edukasi

Mendapat materi dari

sumber yang

dipercaya

Mencari solusi dari internet dengan

sumber yang dapat dipercaya

merupakan wujud nilai ASN yang

Adaptif dan Akuntabel

Saya mencari materi agar dapat

memberikan kualitas terbaik dalam

memberikan edukasi merupakan wujud

nilai ASN yang Kompeten.

yang Berdaulat,

Mandiri dan

Berkepribadian

Berlandaskan

Gotong Royong.

menggambarkan

keinginan untuk

menghasilkan

suatu yang baru

dan senantiasa

melakukan

perbaikan secara

berkesinambungan

Mencari materi dari sumber dapat

dipercaya dan dipertanggungjawabkan

merupakan wujud nilai ASN yang

akuntabel.

Mencari materi edukasi tidak perlu ke

perpustakaan untuk mencari buku

tetapi dengan teknologi yang canggih

bisa browsing melalui internet, hal itu

Membuat media

edukasi tentang

panduan

pemantauan EWS

bersama rekan

kerja

Media edukasi

merupakan wujud nilai ASN yang

Adaptif.

Saya membuat media tentang panduan

pemantauan EWS bersama rekan kerja

yang lebih paham, mewujudkan nilai

Kolaboratif Saya membuat konten edukasi

mengutamakan kebutuhan pasien dan

sesama rekan perawat sehingga

terwujudnya pelayanan asuhan

keperawatan yang optimal (Berorientasi Pelayanan)

Saya membuat media edukasi secara

jujur berdasarkan sumber yang dapat

dipertanggungjawabkan (Akuntabel)

Saya menggunakan Bahasa Indonesia

yang baik dan benar sehingga dapat

mudah dipahami oleh rekan kerja saya (Kompeten, Harmonis).

Konten edukasi

dijadikan QR Code

berbasis digital

QR Code untuk

mengakses media edukasi

Saya akan berdedikasi untuk menyelesaikan pembuatan media

edukasi sesuai dengan target waktu (Akuntabel, Loyal).

Saya akan menyesuaikan diri dengan memanfaatkan akses dan kemampuan

digitaldalampembuatanmediaedukasi

dengan QR Code (Adaptif)

Melakukan

konsultasi kepada

atasan untuk media

pemantauan yang

sudah dibuat

Lembar konsultasi

Saya konsultasi dengan atasan, saya

menjelaskan dengan jujur dan

bertanggungjawab atas proses

pembuatan media penkes serta

memperhatikan secara cermat setiap masukan(feedback) dari mentor (Akuntabel).

Saat melakukan konsultasi, saya

menerapkan komunikasi efektif, bertutur kata yang baik, berperilaku

sopan dan santun, serta menghargai

4 Melakukan

sosialisasi edukasi

pemantauan EWS

kepada perawat

Melakukan konsultasi kepada

mentor terhadap

sosialisasi ke

perawat

pendapat yang dikemukan oleh Mentor (Harmonis).

Saya melakukan musyawarah mufakat

ketika berkonsultasi ke mentor (Loyal).

Saya sangat terbuka untuk

bekerjasama dengan mentor dalam

memberikan kritik dan saran terkait

media penkes yang dibuat agar

menghasilkan media edukasi yang

bermanfaat dan lembar kuesioner

sebagai evaluasi (Kolaboratif).

Lembar konsultasi

Saat konsultasi kepada mentor, saya menyampaikan dengan sopan dan ramah (Berorientasi pelayanan).

Kegiatan ini

sesuai dengan visi

RSUP Dr Hasan

Sadikin menjadi

Kegiatan ini

diharapkan dapat

memberikan

penguatan

Menyiapkan alat (Laptop dan HP), Alat, waktu dan tempat

Saat melakukan musyawarah mufakat

ketika konsultasi dengan mentor (Loyal).

Dalam menyiapkan waktu dan tempat

untuk edukasi saya melakukan

terwujudnya

Indonesia Maju

yang Berdaulat, Mandiri dan

Berkepribadian

terhadap nilai

inovatif yang

menghasilkan

sesuatu yang baru

untuk perbaikan

waktu dan tempat

untuk edukasi

konsultasi dengan atasan untuk

menentukan waktu dan tempat yang

tepat (Kolaboratif).

Dalam mempersiapkan alat saya

memastikan laptop dan HP berfungsi

dengan baik untuk memberikan

kualitas terbaik saat edukasi (Kompeten).

Untuk mengetahui alat yang dipakai

berfungsi dengan baik saya harus

mengetahui cara kerja dari laptop

tersebut (Adaptif)

Berlandaskan

Gotong Royong. dan nilai tulus yaitu melakukan hal tanpa pamrih dan proaktif.

sosialisasi Lembar respoden

Melakukan

Saya melakukan sosialisasi ke sesama

rekan perawat di waktu senggang

sehingga tidak menghambat pelayanan

kesehatan di ruang rawat inap (Berorientasi Pelayanan).

Saya menjelaskan dengan jujur kepada

rekan perawat mengenai tujuan dan

kegunaanmediaedukasidanmengajak

rekan perawat untuk memanfaatkan

media edukasi dalam pelayanan

kesehatan di ruangan (Akuntabel).

Saya akan melakukan uji coba media

edukasi berbasis digital sebagai proses

belajar dan meningktakan kompetensi

diri agar mampu menjelaskan konten

yang ada sebagai penerapan nilai

kompeten (kompeten).

Saya tidak akan memaksakan

kehendak rekan kerja untuk mengikuti

sosialisasi (Harmonis).

Saya mengajak rekan perawat agar

dapat beradaptasi dengan

perkembangan di era digital terutama

dalam penggunaan teknologi (Adaptif)

5. Melakukan uji coba media pemantauan

EWS berbasis digital

kepada perawat

Melakukan

konsultasi kepada

mentor terkait

persiapan uji coba

konten edukasi

Saat konsultasi kepada mentor, saya

menyampaikan dengan sopan dan

ramah (Berorientasi pelayanan).

Kegiatan ini

sesuai dengan visi

RSUP Dr Hasan

Sadikin menjadi

Kegiatan ini

diharapkan dapat

memberikan

penguatan

Adap Alat, waktu dan tempat siap

digunakan

Saya melakukan musyawarah mufakat

ketika konsultasi dengan mentor (Loyal).

Dalam menyiapkan waktu dan tempat

untuk edukasi saya melakukan

konsultasi dengan atasan untuk

menentukan waktu dan tempat yang

tepat (Kolaboratif)

terwujudnya

Indonesia Maju

yang Berdaulat, Mandiri dan

Berkepribadian

Berlandaskan

Gotong Royong.

terhadap Inovatif

yang

menggambarkan

keinginan untuk

menghasilkan

suatu yang baru

dan senantiasa

melakukan

perbaikan secara

Dalam mempersiapkan alat saya

memastikan laptop dan HP berfungsi

dengan baik untuk memberikan

kualitas terbaik saat edukasi

(Kompeten)

Untuk mengetahui alat yang dipakai

berfungsi dengan baik saya harus

berkesinambungan

Melakukan edukasi kepadarekankerja

Rekan kerja saya

memahami

mengetahui cara kerja dari laptop tersebut (Adaptif)

Saya memberikan edukasi kepada

rekan kerja dengan tepat sasaran

(Akuntabel)

Saya memberi edukasi rekan kerja

apapun latar belakangnya (Harmonis)

Menggunakan media edukasi digital

yang mudah dipahami pasien

merupakan wujud nilai ASN yang

Adaptif Saat melakukan edukasi saya bersikap

ramah agar terciptanya suasana

nyaman (Berorientasi Pelayanan)

6. Melakukan evaluasi

kegiatan Melakukan evaluasi dengan

lembar kuesioner dan menyebarkan testimoni kepada

Kuesioner Saya mempersilahkan dengan sopan

rekan perawat menyampaikan pesan

dan kesan selama sosialisasi

(Berorientasi Pelayanan).

Kegiatan ini sesuai dengan visi

RSUP Dr Hasan

Sadikin menjadi

terwujudnya

Kegiatan ini

diharapkan dapat memberikan penguatan

rekan kerja saya

tentang

pemanfaatan media edukasi

berbasis digital

Saya menghargai usaha sesama

perawat yang telah kooperatif terlibat

dalam uji coba media penkes berbasis

digital (Harmonis).

Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian

terhadap integritas dan profesional

Melakukan

rekapitulasi dari

jawaban kuesioner

dan testimoni

Hasil lembar kuesioner

dantestimoni

Saya akan menjaga kerahasiaan data

yang telah didapatkan (Loyal).

Saya berusaha mengolah hasil

evaluasi dengan jujur,cermat dan

cepat (Akuntabel, Kompeten)

Berlandaskan Gotong Royong.

Saya menerima dengan terbuka hasil

yang dipaparkan di kuesioner serta

terus berinovasi mengembangkan

kreatifitas untuk media edukasi

berbasis digital yang lebih baik (Adaptif).

Saya menghitung hasil dengan jujur

sesuai dengan yang ada (Loyal).

Mengkonsultasikan

kembali hasil

evaluasi kepada mentor

Dokumentasi lembar konsul

Saya mengkonsultasikan kembali hasil

evaluasi kepada mentor, Saya

menerapkan perilaku membangun

lingkungan kerja yang harmonis (Harmonis)

No Kegiatan Mata Pelatihan Jumlah/MP Ber A K H L A K 1 Melakukan persiapan pelaksanaan aktualisasi 3 1 1 1 2 1 1 10 2 Melakukan pengkajian pemahaman perawat tentang pemantauan EWS 1 2 1 2 1 1 1 9 3 Membuat media pemantauan EWS berbasis digital 1 3 2 1 2 3 3 15 4 Melakukan sosialisasi edukasi pemantauan EWS kepada perawat 2 1 2 1 1 1 1 9 5 Melakukan uji coba media pemantauan EWS berbasis digital kepada perawat 2 1 1 1 1 2 1 9 6 Melakukan evaluasi kegiatan 1 1 1 2 1 1 1 8 10 9 8 8 8 9 8 60
G. Matriks Rekapitulasi Rencana Habituasi Nilai-Nilai Dasar BerAKHLAK

H. Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi

NO Kegiatan Juli Agustus

I II III IV I

1 Melakukan persiapan pelaksanaan aktualisasi

2 Melakukan pengkajian pemahaman perawat tentang pemantauan EWS

3 Membuat media pemantauan EWS berbasis digital

4 Melakukan sosialisasi edukasi pemantauan EWS kepada perawat

5 Melakukan uji coba media pemantauan EWS berbasis digital kepada perawat

6 Melakukan evaluasi kegiatan

RANCANGANAKTUALISASI

PENERAPAN MEDIA

PEMANTAUAN EWS PADA PASIEN

BERBASIS QR CODE

DI RUANG RIK LANTAI 3

RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG

DISUSUNOLEH:

NS.RISMADAMAYANTI,S.KEP

199301172022032001

VISI dan MISI

RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Visi:

TerwujudnyaIndonesiamaju

yangberdaulat,mandiri,danberkepribadian berlandaskangotongroyong

Misi:

Peningkatan kualitasmanusiaIndonesia

Tata NilaiRSUP Dr. Hasan Sadikin

“PAMINGPINPITUIN”

- Kepemimpinan

- Profesional

- Inovatif

- Tulus

- Unggul

- Integritas

NilaiPelayanan “PRIMA” 01 Profesional 02 Respek 04 Manusiawi 05 Amanah 03 Integrasi

NilaiDasarPNS

ANALISIS PENETAPAN ISU

TEKNIK USG PRIORITAS ISU

TEKNIKUSG

Alatanalisisyangdilakukan

untukmenentukanprioritas isumelaluitingkatkegawatan, keseriusan,dantingkat

pertumbuhansuatu isuatau masalah.

ISU TERPILIH

Belumoptimalnya

pemantauan EWSpadapasien diruangRIKLantai3

GedungParahyangan

RSUPDr.HasanSadikin

Analisa Isu
Pembuatan media pemantauan yang efisien
Re-edukasi perawat

GagasanPemecahanIsu

PENERAPAN MEDIA

PEMANTAUAN EWS PADA PASIEN

BERBASIS QR CODE

DI RUANG RIK LANTAI 3

RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG

KEGIATAN PEMECAHAN ISU

KEGIATAN 1:

Melakukan persiapan

pelaksanaan aktualisasi

KEGIATAN 2: Melakukan pengkajian

pemahaman perawat

tentang pemantauan EWS

KEGIATAN 4:

Melakukan sosialisasi

edukasi pemantauan EWS

kepada perawat

KEGIATAN 5:

Melakukan uji coba media

pemantauan EWS berbasis

digital

kepada perawat

KEGIATAN 3: Membuat media

pemantauan EWS berbasis digital

KEGIATAN 6: Melakukan evaluasi kegiatan

Melakukanpersiapanpelaksanaan aktualisasi

Melakukan konsultasi

kepada mentor

• Beorientasi pelayanan

• Kolaboratif

• Akuntabel

• Harmonis

01

Menginformasikan

rancangan aktualisasi yang akan dilakukan

kepada rekan kerja

• Berorientasi pelayanan

• Harmonis

Membuat perbaikan

laporan rancangan aktualisasi

• Berorientasi pelayanan

• Kompeten

• Adaptif

• Loyal

Melakukan pengkajian pemahaman perawat

tentang pemantauan EWS

Membuat pertanyaan

untuk mendapatkan

masukan mengenai

pengetahuan perawat

• Akuntabel

• Berorientasi pelayanan

02

Melakukan pengkajian

pemahaman perawat dengan

kuesioner yang dibagikan

• Harmonis

• Adaptif

Melakukan rekapitulasi hasil

kuesioner

• Akuntabel

• Kompeten

• Loyal

Melapor dan

meminta arahan kepada mentor

• Harmonis

• Kolaboratif

Membuat mediapemantauan EWS berbasis digital

Mencari referensi untuk pembuatan konten

• Kolaboratif

• Adaptif

• Akuntabel

Mencari materi tentang konten edukasi

• Kompeten

• Akuntabel

• Adaptif

03

Membuat media edukasi

tentang panduan pemantauan

EWS bersama rekan kerja

• Kolaboratif

• Berorientasi pelayanan

• Akuntabel

• Kompeten

• Harmonis

Konten edukasi dijadikan QR Code berbasis digital

• Adaptif

• Akuntabel

Melakukan konsultasi kepada

atasan untuk media pemantauan yang sudah dibuat

• Adaptif

• Kolaboratif

• Loyal

Melakukan sosialisasi edukasi pemantauan EWS kepada perawat

Melakukan konsultasi kepada mentor terhadap sosialisasi ke perawat

Title D

• Akuntabel

• Berorientasi pelayanan

04

Menyiapkan alat

(Laptop dan HP), waktu dan tempat untuk edukasi

• Kolaboratif

• Kompeten

• Adaptif

Melakukan sosialisasi

• Berorientasi pelayanan

• Akuntabel

• Kompeten

• Adaptif

TitleMelakukan uji coba media pemantauan EWS

berbasis digital kepada perawat

Melakukan konsultasi

kepada Melakukan

konsultasi kepada mentor

terkait persiapan uji coba

konten edukasi terhadap

sosialisasi ke perawat

• Loyal

• Berorientasi pelayanan

05

Menyiapkan alat (Laptop dan HP), waktu dan tempat untuk edukasi

• Kolaboratif

• Kompeten

• Adaptif

Melakukan edukasi kepada rekan kerja

• Akuntabel

• Harmonis

• Adaptif

Melakukan evaluasi kegiatan

Melakukan evaluasi dengan lembar kuesioner dan menyebarkan testimoni

kepada rekan kerja saya

tentang pemanfaatan media edukasi berbasis digital

• Loyal

• Harmonis

• Berorientasi pelayanan

06

Melakukan rekapitulasi dari jawaban kuesioner dan testimoni

• Akuntabel

• Kompeten

• Adaptif

• Loyal

Mengkonsultasikan kembali hasil evaluasi kepada mentor

Harmonis

Kegiatan 1

Kegiatan 2

Kegiatan 3

Kegiatan4

Kegiatan5

Kegiatan6

Week 1 2 3 4 5

Thank

CREDITS:Thispresentationtemplatewascreatedby Slidesgo, includingiconsbyFlaticon,andinfographics&imagesbyFreepik

Ns.RismaDamayanti, S.Kep.
You AnyQuestion?
199301172022032001

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.