LAPORAN SEMINAR RANCANGAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN I
BELUMOPTIMALNYAPROSESKONSELINGGIZIPASIENBAYIBARULAHIR DIRUANGANTURIUM
RSUPDR.HASANSADIKINBANDUNGTAHUN2022
DISUSUN OLEH :
SAVITRI PRAMESTI SANTOSO
NIP. 199711012022032006
BAPELKES CIKARANG
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2022
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI
BELUM OPTIMALNYA PROSES KONSELING GIZI PASIEN BAYI BARU LAHIR
DI RUANG ANTURIUM
RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG TAHUN 2022
Telah di seminarkan
Tanggal 23 Juni 2022, di Bapelkes Cikarang
Coach
dr. Atiq Amanah Retna Palupi, MKKK NIP. 197803272009122002
Mentor
Dyah Widyastuti, SKM., MKM., RD NIP. 196707191990032003
Penguji
Miftahur Rohim, ST, M.Kes NIP. 196903121992031014
ii
KATAPENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahuwata’ala atas segala
karunia-Nya sehingga laporan rancangan aktualisasi ini berhasil diselesaikan dengan judul
“Belum Optimalnya Proses Konseling Gizi Pasien Bayi Baru Lahir di Ruang Anturiumi”. Laporan rancangan aktualisasi ini merupakan salah satu persyaratan dalam kegiatan latihan dasar Calon Pegawai Negeri Sipil yang harus dipenuhi sebelum diberikan penugasan langsung terkait bidang pekerjaan yang akan ditekuni selanjutnya. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan rencana aktualisasi ini :
1. Ibu Dyah Widyastuti, SKM., MKM., RD selaku Kepala Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung sekaligus mentor yang senantiasa membimbing.
2. dr. Atiq Amanah Retna Palupi, MKKK selaku coach yang senantiasa memberikan ilmu, masukan, dan bimbingannya selama proses rancangan aktualisasi ini.
3. Bapak Miftahur Rohim,ST, M.Kes selaku penguji yang senantiasa memberikan kritik dan saran yang membangun.
4. IbuIisRosita,SST.,MKM.,RDselakuKepalaSieAsuhanGiziRSUPDr.HasanSadikin Bandung yang memberikan bimbingan dan dukungan.
5. Ibu dan Adik yang senantiasa mendukung dan mendoakan.
6. Rekan-rekan dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu-persatu yang telah memberikan semangat dan dorongan kepada penulis. Penulismenyadariterdapatbanyakkekurangandalam penyusunanlaporanini.Oleh karena itu, saran dan kritik yang berkaitan dengan laporan ini dapat diberikan kepada penulis agar laporan ini dapat semakin berkualitas dan berjalan lancar. Terima kasih.
Bandung, 23 Juni 2022
SavitriPramestiSantoso
NIP. 199711012022032006
iii
iv DAFTARISI Lembar Pengesahan ii Kata Pengantar iii Daftar Isi iv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Tujuan 2 1.3 Manfaat 3 1.4 Ruang Lingkup 3 BAB II GAMBARAN ORGANISASI DAN PROFIL PESERTA 2.1 Gambaran Organisasi RSHS 4 2.2 Gambaran Instalasi Gizi 2.3.Konseling Gizi 7 9 2.4 Nilai dasar ASN 2.5.Smart ASN dan Manajemen ASN 10 12 2.6 Profil Peserta 14 BAB III RANCANGAN AKTUALISASI 3.1 Identifikasi Isu 15 3.2 Deskripsi Isu 19 3.3 Penetapan Core Isu 20 3.4 Penyebab Isu 21 3.5 Gagasan Pemecahan Isu 23 3.6 Matriks Rancangan Aktualisasi 23 BAB IV RENCANA JADWAL KEGIATAN AKTUALISASI 36 DAFTAR PUSTAKA 37
1.1. LatarBelakang
Program pemerintah dalam perwujudan pembangun Sumber Daya Manusia (SDM) periode 2019-2024 memerlukan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta kemampuan yang professional dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Fungsi ASN yaitu sebagai pelaksana kebijakan, melayani publik serta perekat dan pemersatu bangsa. Tantangan yang dihadapi oleh ASN terkait globalisasi dan digitalisasi mengharuskan ASN, khususnya ASN milenial untuk menjadi generasipembelajardanberadaptasidenganperubahanyangkearahyangpositifuntuk bisa bersaing di persaingan global (Kemenpan RB, 2020). Untuk dapat membentuk sosok ASN yang professional, mampu dalam bersaing secara global, dan menjadi generasi pembelajar, maka perlu dilakukan pembinaan melalui kegiatan Latihan Dasar bagi CPNS.
Pelatihan Dasar CPNS ini dilakukan sebagai syarat bagi Calon Pegawai Negeri Sipil untuk diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil. Latsar CPNS ini berguna dalam memberikan wawasan kebangsaan, ilmu mengenai nilai-nilai dasar ASN yaitu
BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif) serta harus menerapkannya dalam menjalankan tugas, serta mampu dalam mewujudkan Smart ASN dan Manajemen ASN di lingkungan kerjanya. Sehingga
terciptanya pelayanan masyarakat yang prima dan tercapainya tujuan bagi kemajuan bangsa yang akan datang (Nurhikmah, 2018).
Pelayanan gizi merupakan suatu upaya memperbaiki, meningkatkan gizi makanan, dietetik masyarakat, kelompok, individu atau klien yang merupakan suatu rangkaian kegiatan yang meliputi pengumpulan, pengolahan, analisis, simpulan, anjuran, implementasi dan evaluasi gizi, makanan dan dietetik dalam rangka mencapai status
kesehatan optimal dalam kondisi sehat atau sakit (Kementerian Kesehatan RI, 2013).
Asuhan gizi pada rawat inap dimulai dari pengkajian gizi, diagnosis gizi, intervensi gizi meliputiperencanaanmakanan,konselinggizi,sertamonitoringdan evaluasi.Sehingga, sebagai ahli gizi perlu untuk melakukan tugas sesuai standar dan tidak ada
1
BABI PENDAHULUAN
penyimpangan saat melakukan tugas sehingga menghasilkan kerja yang optimal dan melayani pasien dengan baik.
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung (RSHS) yaitu rumah sakit rujukan nasional
menurut Surat Keputusan Menteri No HK.02.02/MENKES/390/2014 tentang Pedoman
Penetapan RS Rujukan Nasional, mengampu tujuh RS Regional di Jawa barat dan beberapa RS di luar provinsi Jawa Barat. Saat ini, RSHS telah berubah status dari
Perusahaan Jawatan (Perjan) menjadi institusi yang menerapkan Pola Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum (PPK- BLU).
KegiatannutrisionisdiRuangAnturium(Neonatus)RSUPDr.HasanSadikinBandung salah satunya memberikan konseling gizi kepada keluarga bayi. Namun, konseling gizi kepada keluarga bayi belum optimal terkait gizi bayi 0-6 bulan dan manajemen ASI. Padahal,konselinggiziterkaitgizibayi0-6bulandanmanajemenASIsangatdibutuhkan karena akan berdampak pada kurangnya pengetahuan, motivasi, hingga praktek ASI eksklusif yang rendah. Pengetahuan dan motivasi dapat juga diberikan dalam bentuk pesan kesehatan. Pesankesehatan pada pasienrawat inap dapat berupa pesangizi dan konseling oleh ahli gizi. Konseling dapat meningkatkan perubahan perilaku pasien (Simanjuntak dkk, 2016). Berdasarkan hasil penelitian yaitu ada peningkatan pengetahuan setelah konseling pada ibu menyusui (Alfaridh dkk., 2021). Untuk tahun
2020, cakupan ASI eksklusif yaitu 66,1% dari target indikator sasaran strategis 69% sehingga masih dikatakan kurang (Renstra Kemenkes, 2020; Laporan Kinerja Kementerian Kesehatan, 2020).
Tujuan dari kegiatan aktualisasi di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yaitu sebagai berikut.
1) Tujuan Umum: Mengetahui dampak implementasi nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK yang dikaitkan dengan tugas profesi sebagai nutrisionis.
2) Tujuan Khusus :
- Mampu mengamalkan nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK dalam kegiatan aktualisasi di lingkungan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung sebagai nutrisionis.
2
1.2. Tujuan
- Mampu dalam memberikan inovasi dan pelayanan publik secara prima kepada masyarakat sebagai nutrisionis.
1.3. Manfaat
1.3.1. ManfaatbagiPenulis
Sebagai media dalam mempelajari dan menambah pengetahuan penulis terhadap kegiatan aktualisasi yang mencakup Smart ASN, Manajemen ASN, serta menerapkan nilai dasar BerAkhlak dalam pekerjaan sehari-hari.
1.3.2. ManfaatbagiInstalasiGizi
Sebagai salah satu alternatif solusi dari masalah di Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan
SadikinBandungyaitusebagaisaranakonselinggizibagibayiusia0-6bulandengan tujuan dapat mengubah perilaku orang tua dan keluarga dalam pemberian ASI.
1.3.3. ManfaatbagiBapelkesCikarang
Sebagai media untuk menambah kepustakaan bagi Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang terkait kegiatan aktualisasi peserta Latihan Dasar CPNS.
1.4. RuangLingkup
Ruang lingkup rancangan aktualisasi yaitu sebagai berikut :
1.4.1. Kegiatan aktualisasi dilaksanakan dengan menerapkan nilai ASN yang dihubungkan dengan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP).
1.4.2. Kegiatan aktualisasi ini dilaksanakan terhitung mulai tanggal 22 Juni-27 Juli 2022.
1.4.3. Kegiatan aktualisasi ini dilakukan di Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
3
BABII GAMBARANORGANISASIDANPROFILPESERTA
2.1. ProfilRSUPDr.HasanSadikinBandung
2.1.1.SejarahRSUPDr.HasanSadikinBandung
Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung dibangun pada tahun 1920 dan diresmikan pada tanggal 15 Oktober 1923 dengan nama “Het Algemeene
Bandoengsche Ziekenhuijs“. Pada tanggal 30 April 1927 namanya diubah
menjadi “Het Gemeente Ziekenhuijs Juliana” dengan kapasitas 300 tempat tidur.
Selama penjajahan Jepang, rumah sakit ini dijadikan Rumah Sakit Militer. Setelah
Indonesia merdeka, dikelola oleh pemerintah daerah, yang dikenal oleh
masyarakat Jawa Barat dengan nama “Rumah Sakit Ranca Badak“. Pada tahun
1954RumahSakitRancaBadakditetapkanmenjadi rumahsakitpropinsidanberada di bawah pengawasan Departemen Kesehatan. Selanjutnya pada tahun 1956
dijadikanrumahsakitumumdengan kapasitas600tempattidur,bersamaandengan
didirikannya Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. Sejak itu pula Rumah
Sakit Ranca Badak digunakan sebagai tempat pendidikan oleh Fakultas Kedokteran
Universitas Padjadjaran dan merupakan awal kerjasama antara Rumah Sakit Ranca
Badak dengan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran.
RSHS ditetapkan sebagai Rumah Sakit Rujukan Nasional berdasarkan Surat
KeputusanMenteriNoHK.02.02/MENKES/390/2014tentangPedomanPenetapanRS
Rujukan Nasional, mengampu tujuh RS Regional di Jawa barat dan beberapa RS di luarprovinsiJawaBarat.Dataterakhirmenunjukkan,kini RSHSmemiliki944tempat
tidur, 3000 karyawan dengan 395 dokter spesialis dan subspesialis dan enam
layanan unggulan terdiri atas Pelayanan Jantung Terpadu, Pelayanan Onkologi, Pelayanan Infeksi, Bedah Minimal Invasif, Kedokteran Nuklir dan Transplantasi
Ginjal. Selain itu, sesuai dengan PP no 23. tahun 2005 dan berdasarkan SE Menkes
RI no. 861/Menkes/VI/2005, RSHS telah berubah status dari Perusahaan Jawatan
(Perjan) menjadi institusi yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum (PPK- BLU).
4
2.1.2.VisiMisi
a. Rumusan Visi RSHS ini mengacu pada Visi Pemerintah Kabinet
IndonesiaMaju2020-2024:
Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong
b.RumusanMisiRSHSinimengacupadaMisiPemerintahKabinet
IndonesiaMaju2020-2024:
Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia
Dalam mencapai visi misi tersebut, RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
menggunakan Lean Hospital sebagai strategi untuk membangun budaya organisasi dengan cara mengintegrasikan sistem yang terdiri dari pengembangan manusia, filosofi, teknik dan pendekatan manajemen.
2.1.3.BudayaKerja
a. Motto
Kesehatan Anda Menjadi Prioritas Kami
b. Tata Nilai
PAMINGPIN PITUIN
Kepemimpinan, Profesional, Inovatif, Tulus, Unggul, Integritas
5
2.1.4.StrukturOrganisasi
6
Gambar 1 Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung
2.2.ProfilInstalasiGiziRSUPDr.HasanSadikinBandung
7
Gambar 2 Struktur Organisasi Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Instalasi Gizi merupakan wadah yang mengelola pelayanan gizi secara efektif, efisien dan kualitas yang optimal meliputi kegiatan penyediaan, pengelolaan dan penyaluran makanan, terapi gizi dan konseling gizi, pendidikan dan latihan penggerakan dan pengendalian sarana dan tenaga dalam rangka peningkatan kualitas layanan. Berdasarkan Permenkes RI no 1673/Menkes/PER/XII/2005 mengenai Struktur Organisasi dan Tata Kerja SOTK RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung, Instalasi Gizi adalah unit non struktural dalam Direktorat Perencanaan
Organisasi dan Umum yang menyediakan fasilitas dan menyelenggrakan kegiatan pelayanan gizi yang meliputi penyediaan makanan, terapi gizi, dan konseling gizi.
Instalasi Gizi di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung terbagi menjadi 5 Sub
Instalasi, diantaranya :
1. Sub Instalasi Administrasi, Sumber Daya Manusia dan Pendidikan dan Pelatihan dan Perbekalan
2. Sub Instalasi Perencanaan, Evaluasi dan Litbang Gizi
3. Sub Instalasi Pengolahan dan Penyaluran Makanan
4. Sub Instalasi Mutu dan Pelayanan Makanan
5. Sub Instalasi Asuhan Gizi
Adapun fungsi dari Instalasi Gizi diantaranya adalah
a. Menyelenggarakan pengadaan, pengolahan, dan penyaluran makanan
b. Melaksanakan pelayanan Asuhan Gizi pada pasien rawat inap dan rawat jalan
c. Menyelenggarakan pendidikan dan penyuluhan gizi
d. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan gizi terapan
e. Menyelenggarakan kegiatan administrasi pelayanangizi
Kegiatan aktualisasi kali ini, difokuskan pada Sub Instalasi Asuhan Gizi.
Adapun tugas pokok dari Sub Instalasi Asuhan Gizi ini meliputi
a. Merencanakan atau menghadiri pertemuan tim asuhan gizi (Nutrition supportteam) atau pertemuan lain yangterkait
b. Merencanakan pengembangan pelayanan asuhan gizi rawat inap dan rawat jalan
c. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan pendidikan gizi bagi klien
d. Melaksanakan skrining gizi bagi pasien baru
e. Melaksanakan pelayanan asuhan gizi dengan metoda proses asuhan gizi terstandar meliputi pengkajian gizi, penetapan diagnosis gizi, perencanaan intervensigizidan melakukanmonitoringdanevaluasigiziuntuk kepuasan pelanggan dalam ketepatan diet dan daya terima pasien.
f. Melakukan kunjungan(visite)bersama ke pasien
8
g. Melakukan pendidikan gizi bagi dokter, perawat dan tenaga lain terkait
h. Melaksanakan penjagaan mutu pelayanan asuhan gizi
i. Merencanakan dan melaksanakan pertemuan ilmiah internal, instalasi gizi.
j. Merencanakan dan mengevaluasi pola tarif asuhan gizi.
k. Melakukan pencatatan dan pelaporan kegiatan asuhan gizi
2.3.KonselingGizi
Konseling gizi merupakan salah satu bagian dari pendidikan gizi yang bertujuan membantu masyarakat, kelompok atau individu untuk menyadari dan mampu mengatasi masalah kesehatan dan gizi yang dialaminya. Menurut Supariasa (2012), konseling merupakan suatu proses komunikasi dua arah/interpersonal antara konselor dan klienuntuk membantu klien dalam mengenali, menyadari dan akhirnya mampu mengambil keputusan yang tepat dalam mengatasi masalah gizi yang dihadapinya. Konselor adalah ahli gizi yang bekerja membantu klien mengenali, menyadari, mendorong dan mencarikan dan memilih solusi pemecahan masalah klien yang akhirnya klien mampu menentukan keputusan yang tepat dalam mengatasi masalahnya (Sukratini dkk, 2018).
Tujuan konseling gizi yaitu membantu klien dalam mengidentifikasi dan menganalisis masalah serta memberikan alternatif pemecahan masalah sehingga akhirnya klien mampu menentukan keputusan dalam memecahkan atau mengatasi masalahnya. Proses konseling yaitu diawali dengan proses menggali informasi. Dalam hal ini konselor harus mempunyai keterampilan mendengarkan, mempelajari dan membangun percaya diri agar klien mampu mengambil keputusan dalam mengatasi masalahnya sendiri. Kedudukan dalam konseling yaitu kedudukan antara konselor dengan klien adalah horizontal/ sejajar yaitu posisi konselor dapat sebagai pemberi dan penerima pesan. Demikian juga klien dapat berperan sebagai pemberi dan penerima pesan (Sukratini dkk., 2018).
Pendekatan konseling gizi yaitu ada dua, yaitu pendekatan berbasis teori dan berbasisstrategi.Konselinggizidenganpendekatanberbasisteoriyaitudenganmemberikan penjelasan prinsip gizi, syarat diet, maupun hal lainnya yang dijelaskan kepada klien untuk perubahan perilaku. Sedangkan, untuk konseling gizi berbasis strategi yaitu dengan memberikan saran secara praktikal yang perlu dilakukan oleh klien dalam perubahan perilakunya, misalnya menentukan goal, cara penyelesaian bila klien relapse, dukungan sosial, manajemen stress, dan sebagainya (American Dietetics Association, 2018).
9
2.4.NilaiDasarASN
2.4.1.BerorientasiPelayanan
Berorientasi pelayanan yaitu sebagai nilai dan menjadi dasar pembentukan budaya pelayanan, namun tentu tidak mudah dapat dilaksanakantanpadilandasiolehperubahanpolapikirASN,didukungdengan semangat penyederhanaan birokrasi yang berupa penyederhanaan sistem, penyederhanaan proses bisnis dan juga transformasi menuju pelayanan berbasis digital.
Sikap pelayanan bagi ASN berarti pengabdian yang tulus terhadap bidang kerja dan yang paling utama adalah kebanggan atas pekerjaan. Oleh karena itu, budaya pelayanan dalam birokrasi pemerintahan akan sangat ditentukan oleh sikap pelayanan yang ditunjukkan oleh ASN.
Terdapat 3 unsur penting dalam pelayanan publik khususnya dalam konteks ASN, yaitu :
a. Penyelenggara pelayanan publik yaitu ASN/Birokrasi
b. Penerima layanan yaitu masyarakat, stakeholder, atau sektor privat
c. Kepuasanyangdiberikandan/atauditerimaolehpenerimalayanan Dalam Pasal 10 UU ASN, pegawai ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayanan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa. Untuk menjalankan fungsi tersebut, pegawai ASN bertugas untuk :
a. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundnagan;
b. Memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas;
c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia
2.4.2.Akuntabel
Akuntabilitas merupakan kewajiban seseorang untuk bertanggung jawab kepada seseorang/organisasi yang memberikan amanat. Amanah seorang ASN menurut SE Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Nomor 20 Tahun 2021 adalah menjamin terwujudnya perilaku yang sesuai dengan Core Value ASN BerAkhlak. Dalam konteks akuntabilitas, perilaku tersebut adalah :
a. Kemampuan melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin, dan berintegritas tinggi.
10
b. Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang miliki negara bertanggung jawab, efektif, dan efisien.
c. Kemampuanmenggunakankewenanganjabatannyadenganberintegritas tinggi.
Akuntabilitas dan integritas adalah dua konsep yangdiakui oleh banyak pihak menjadi landasan dasar dari sebuah administrasi negara. Kedua prinsip tersebut harus dipegang teguh oleh semua unsur pemerintahan dalam memberikan layanan kepada masyarakat. Sehingga, akuntabilitas dan integritas ASN akan memberikan dampak sistemik bila bisa dipegang teguh oleh semua unsur. Melalui kepemimpinan, transparansi, integritas, tanggung jawab, keadilan, kepercayaan, keseimbangan, kejelasan, dan konsistensi dapat membangun lingkungan kerja ASN yang akuntabel.
2.4.3.Kompeten
Kompeten memiliki definisi berupa terus belajar dan mengembangkan kapabilitas. Kode etik dari nilai kompeten yaitu meningkatkan kompetensi diri dalam menghadapitantanganyangselaluberubah,membantuoranglainuntukbelajar,dan melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik. Sehingga, kata kunci dalam nilai konpeten yaitu kinerja terbaik, sukses, keberhasilan, learningagility, dan ahli di bidangnya.
2.4.4.Harmonis
Harmonis memiliki defisini berupa saling peduli dan menghargai perbedaan. Kode etik dari harmonis yaitu menghargai setiap orang dengan latar belakang yang berbeda, suka menolong orang lain, dan membantu membentuk lingkungan kerja yang kondusif. Kata kunci dari nilai harmonis yaitu peduli,diversity, dan selaras.
2.4.5.Loyal
Loyal memiliki defisini berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara. Kode etik dari nilai loyal yaitu :
- Memegang teguh ideologi Pancasila, UUD 1945, setia pada NKRI, serta Pemerintahan yang sah.
- Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan, instansi, dan negara.
- Menjaga rahasia jabatan dan negara.
Kata kunci dari nilai loyal yaitu komitmen, dedikasi, kontribusi, nasionalisme, dan pengabdian.
2.4.6.Adaptif
Adaptif yaitu terus berinovasi dan antusias dalam menggerakkan ataupun menghadapi perubahan. Kode etik nilai adaptif yaitu cepat menyesuaikan diri dalam
11
menjawab perubahan, terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas, serta bertindak proaktif. Kaca kuncidari nilaiadaptif yaituinovasi, antusias denganadanya perubahan, serta proaktif.
2.4.7.Kolaboratif
Kolaboratif yaitu membangun kerjasama yang sinergis. Kode etik nilai kolaboratif yaitu memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi, Saling terbuka untuk kerjasama dalam menghasilkan nilai tambah, serta menggerakkanpemanfaatanberbagaisumberdayaterkaitpencapaianbersama.Kata kuncinilaikolaboratifyaitukesediaanbekerjasamadansinergiuntukhasilyanglebih baik.
2.5.SmartASNdanManajemenASN
2.5.1.SamrtASN
Literasi Digital : Literasi digital adalah pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan media digital, alat-alat komunikasi, atau jaringan dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan, membuat informasi, dan memanfaatkannya secara sehat, bijak, cerdas, cermat, tepat, dan patuh hukum sesuai dengan kegunaannya dalam rangka membina komunikasi dan interaksi dalam kehidupan sehari-hari diharapkan pengguna yang memiliki kecakapan literasi digital yang bagus yaitu tidak hanya soal mengoperasikan alat, melainkan juga mampu bermedia digital dengan penuh tanggung jawab.
Kompetensi literasi digital tidak hanya dari kecakapan menggunakan media digital misalnyamenggunakansoftwaremaupunhardwaredenganbaik(digitalskill), namun budaya menggunakan digital seperti membaca, menguraikan, memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan dengan pemanfaatan teknologi (digital culture), etis menggunakan media digital (digital ethics), dan aman menggunakan media digital dengan meningkatkan kesadaran perlindungan data pribadi dan keamanannya (digital safety).
Etika bermedia digital yaitu kita harus melakukan control diri dalam menghadapi perbedaan dalam menggunakan media digital sehingga media digital bisa digunakan secara positif (tidak menyebar hoax,tidak melanggar hak cipta, tidak menggunakan kata2 vulgar dsb). Cakap bermedia digital berarti kita harus mampu dalam menggunakan media digital dengan baik misal dalam menggunakan PC, HP, search engine, menggunakan dompet digital, maupun aplikasi chat. Aman bermedia dgital yaitu kita harus memahami bagaimana kita melindungi data kita, empati
12
terhadap pengguna lain(melindungi data orang lain/orivasinya),serta mampudalam melakukanperlindungandatadiri.Budayabermediadigitalyaitupenggunaaninternet yg benar sesuai kecakapan yang berlandaskan Pancasila dan bhinneka tunggal ika. Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika merupakan panduan kehidupan berbangsa,bernegara dan berbudaya di Indonesia,dan Internalisasi nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan berbudaya,berbangsa,dan bernegara. Dalam berkonten harus menghargai beragam budaya yang ada.
2.5.2.ManajemenASN
Manajmene ASN Adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik KKN. Fungsi dan Tugas ASN : pelaksana kebijakan public (melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh pejabat Pembina kepegawaian sesuai ketentuan peraturan undang-undang yang berlaku), pelayan public (memberikan pelayanan public yang professional dan berkualitas), perekat dan pemersatu bangsa (mempererat persatuan dan kesatuan NKRI).
Hak PNS (Gaji, cuti, tunjangan, jaminan pensiun dan hari tua, perlindungan, danpengembangankompetensi)BedanyadenganPPPKyaitumenurutUUno5tahun 2014miripdenganPNSuntukhaknyanamuntidakadajaminanpensiundanharitua. Kewajiban ASN :
• Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa,
• Setia pada pancasila, UUD 1945, NKRI
• Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang
• Menaati peraturan perundang-undangan
• Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan, dan Tindakan kepada Setiap orang, baik di dalam maupun luar kedinasan
• Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab
• Menyimpanrahasiajabatandanhanyamengemukakanrahasiajabatansesuai ketentuan perundang-undangan
• Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah NKRI
Sistem merit (dilatar belakangi perlunya keterkaitan pengelolaan SDM dan tujuan organisasi, tingkat disiplin, etos kerja, budaya kerja ASN masih rendah, struktur kepegawaian, kualitas, kuantitas, dan distribusi belum ideal, serta praktik spoil system dan inkompetensi system rekrutmen dan seleksi pegawai). Sistem merit
13
adalah Kebijakan dan manajemen ASN yang berdasarkan kualifikasi, kompetensi dan kinerja secara adil dan wajar. Manfaat bagi organisasi yaitu mendukung keberadaan penerapan prinsip akuntabilitas, dapat mengarahkan SDM untuk dapat mempertanggung jawabkan tugas dan fungsinya, serta instansi penerintah mendapatkan pegawai yang tepat untuk mencapai visi misinya). Manfaat bagi pegawai yaitu menjamin keadilan dan ruang terbuka bagi karir pegawai, memiliki kesempatan yang sama untuk meningkatkan kualitas diri. Dasar hukum manajemen ASN yaitu UU Nomor 5 tahun 2014 tentang ASN, Manajemen PNS diatur mulai pasal 55 UU ASN.
2.6.ProfilPeserta
Nama : Savitri Pramesti Santoso, S.Gz, RD
NIP : 199711012022032006
Jabatan/Golongan: Nutrisionis Ahli Pertama / IIIa
Unit Kerja. : Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Instansi : Kementerian Kesehatan
Tempat Tugas. : Nutrisionis Ruang Neonatologi Anturium
Adapun Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) saya sebagai Nutrisionis :
a. Melaksanakan verifikasi hasil skrining gizi bagi pasien baru
b. Melaksanakan pelayanan asuhan gizi dengan metoda proses asuhan gizi terstandar meliputi pengkajian gizi, penetapan diagnosis gizi, perencanaan intervensi gizi dan melakukan monitoring dan evaluasi gizi
c. Mengecek ketepatan diet pasien
d. Melakukan konseling gizi dan dietetik
e. Melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan asuhan gizi rawat inap/rawat jalan
f. Mengikuti pertemuan rutin nutrisionis
g. Melakukan pencatatan dan pelaporan kinerja asuhan gizi
14
BABIII RANCANGANAKTUALISASI
3.1.IdentifikasiIsu
Pelayanan gizi merupakan suatu upaya memperbaiki, meningkatkan gizi makanan, dietetik masyarakat, kelompok, individu atau klien yang merupakan suatu rangkaian kegiatan yang meliputi pengumpulan, pengolahan, analisis, simpulan, anjuran,implementasidanevaluasigizi,makanandandietetikdalamrangkamencapai status kesehatan optimal dalam kondisi sehat atau sakit (Kementerian Kesehatan RI, 2013). Sehingga, identifikasi isu yang diangkat yaitu sebagai berikut.
Tabel 1 Identifikasi Isu
Permasalahan
yangTerjadi
Belum optimalnya
proses konseling gizi
pasien bayi baru lahir
(neonatus) di Ruang
AnturiumRSHS tahun
2022
KondisiSaatIni Kondisiyang
diharapkan
Kegiatan
TupoksiJabatan
Berdasarkan
pengamatan selama 2
(dua) bulan, keluarga
bayi tidak ada kunjungan
ke ruang
Anturium
selama pandemi, sehingga sulit untuk
berkomunikasi dengan
keluarganya dan hanya
menghubungi via Whatsapp untuk
konseling gizi. Pemberian
konseling yaitu melalui
chat dengan informasi
yang minim.Sebenarnya, dalam penyampaian via chat juga disertakan foto
leaflet fisik namun hanya
Proses konseling
gizi lebih optimal
dan bisa dilakukan
kepada semua
pasien baru
(keluarga bayi)
dengan alat
peraga/media
yang menarik dan informatif
sehingga hasil
konseling bisa
dilakukandirumah
oleh keluarga bayi
Melakukan
konseling gizi dan dietetik
15
Belum adanya
keseragaman alur
asuhan gizi pada
neonatus oleh
nutrisionis di Ruang
Anturium tahun 2022
gizi ibu menyusui dan
belum ada tentang gizi
bayi 0-6 bulan dan
manajemen ASI.
Berdasarkan
pengamatan selama 2
(dua) bulan, nutrisionis
belum memiliki prosedur
yang jelas dalam
melakukan asuhan gizi
pada neonatus sehingga
ada perbedaan persepsi
saat melakukan asuhan
gizi dan saat ini hanya
tersedia SOP asuhan gizi
secara umum dan
Pedoman Asuhan Gizi
Terstandar, tetapi belum
ada alur pengerjaannya.
Proses asuhan gizi
bisa memliki
prosedur yang
rigid pada
neonatus agar ahli
gizi lain dapat
melakukan asuhan
gizi secara
berkualitas.
Melaksanakan
pelayanan asuhan
gizi dengan
metoda proses
asuhan gizi
terstandar meliputi
pengkajian gizi, penetapan
diagnosis gizi, perencanaan
intervensi gizi dan melakukan
monitoring dan evaluasi gizi
Belum ada formulir
digitalisasi
pemberian susu pada
bayi di Ruang
AnturiumRSHStahun
2022
Berdasarkan
pengamatan selama 2
(dua) bulan, dalam
pemberian susu oleh
dokter dan verifikasi ahli
gizi hanya via kertas
formulir pemesanan susu
sehingga rentan terselip
danpelaporanperubahan
susu via telepon dan
diperbaiki di kertas
tersebut. Hal ini rentan
Proses
pengecekan dan
rekap susu bayi
bisa terlacak
dengan digitalisasi
untuk
meningkatkan
ketepatan
pemberian susu
pada bayi.
Mengecek
ketepatan
diet pasien
16
untukterselipdanmudah
mengalami kesalahan
pemberian susu karena
belum ada data
digitalisasi. Namun, kondisi di dapur susu belumtersediakomputer.
Berdasarkan identifikasi isu yang sesuai tugas dan fungsi sebagai nutrisionis, didapatkan beberapa isu diantaranya belum optimalnya proses konseling gizi pasien
bayi baru lahir (neonatus), belum adanya keseragaman alur asuhan gizi pada
neonatus oleh nutrisionis, dan belum ada formulir digitalisasi pemberian susu pada
bayi
AdapunberbagaidampakdarihasilidentifikasiisusesuaiSKPsertaketerkaitan
dengan Smart ASN dan Manajemen ASN adalah sebagai berikut.
Tabel 2 Dampak Isu dan Keterkaitan dengan SmartASN dan Manajemen ASN
No Isu Dampak Keterkaitandengan
1. Belum optimalnya proses
konseling gizi pasien bayi baru lahir (neonatus) di Ruang Anturium RSHS tahun 2022
1. Pemahaman keluarga bayi
terkait manajemen ASI dan gizi untuk bayi 0-6 Bulan tidak merata.
2. Rendahnyamotivasikeluarga bayi dalam memberikan ASI
pada awal kelahiran bayi
3. Sehingga, bila pengetahuan dan motivasi keluarga bayi
rendah mengenai gizi pada
bayi 0-6 bulan dan
Manajemen ASN : Sebagai pelayan publik dan memberikan konseling kepada pasien secara optimal
Smart ASN : perlu adanya media digital yang membantu dalam proses konseling
17
SmartASNdan ManajemenASN
2. Belum adanya keseragaman alur asuhan gizi pada neonatus oleh nutrisionis di Ruang Anturium tahun 2022
manajemenASImakapraktik
ASI eksklusif rendah
1. Terjadi perbedaan persepsi dalammelakukanasuhangizi dari mulai pengkajian gizi, diagnosis gizi, intervensi gizi, sampai rencana monitoring dan evaluasi gizi.
2. Nantinya, bila ada ahli gizi lain yang menangani bayi akan berbeda persepsi penanganannya karena
belum adanya prosedur standar asuhan gizi pada bayi.
Manajemen ASN : Sebagai pelayan publik perlu untuk memberikan pelayanan secara seragam dalam memberikan asuhan gizi
Smart ASN : Perlunya aluryangjelasdansecara profesional memberikan asuhan gizi pada bayi.
3. Belum ada formulir digitalisasi pemberian susu pada bayi di Ruang
AnturiumRSHStahun2022
1. Terjadi kesulitan saat mengecek dan merekap penggunaan susu yang diberikan. (mudah terselip)
2. Terjadinya kesalahan pemberian susu karena hanya diganti/dicoret di kertas formulir sehingga mudah salah dalam membaca.
Manajemen ASN : Sebagai pelayan publik perlu untuk memenuhi kebutuhan pasien dan melaksanakan tugas dengan cermat
Smart ASN : perlu adanya teknologi dalam memenuhi ketepatan diet pasien
18
3.2.DeskripsiIsu
1. Belum optimalnya proses konseling gizi pasien bayi baru lahir (neonatus)diRuangAnturiumRSHStahun2022
Kegiatan nutrisionis yaitu melakukan pelayanan gizi salah satunya berupa konseling gizi di rawat inap maupun rawat jalan. Konseling gizi yang diberikan kepada keluarga bayi yaitu mengenai gizi bayi 0-6 bulan dan manajemen ASI. Namun, karena tidak ada jam kunjungan bayi, maka sulit dalam melakukan konseling gizi. Kegiatan konseling dilakukan via Whatsapp, tetapi informasi yang diberikan kurang rinci sehingga sulit dalam menyampaikankonselingkepadakeluargabayi.Apalagi,keluargabayiberasal dari Bandung dan luar kota serta ada yang bekerja, sehingga konseling manajemenASIharusdiberikansecararincidanmenariksehinggapraktikASI eksklusif bisa optimal dan dapat diterapkan di rumah karena pada usia tersebut merupakan masa keemasan pertumbuhan dan perkembangan bayi. Sebenarnya, dalam penyampaian via chat juga disertakan foto leaflet fisik namun hanya gizi ibu menyusui dan belum ada tentang gizi bayi 0-6 bulan dan manajemen ASI.
2. Belum adanya keseragaman alur asuhan gizi pada neonatus oleh nutrisionisdiRuangAnturiumtahun2022
Nutrisionis yang melakukan asuhan gizi pada bayi baru lahir yaitu ada dua orang. Namun, ada ahli gizi lainnya yang bekerja di rawat inap maupun rawat jalan yang pasiennya yaitu anak dan dewasa. Untuk prosedur asuhan gizi yang ada yaitu untuk kondisi pasien dewasa. Prosedur asuhan gizi pada bayi ada sedikit perbedaan dari mulai skrining gizi dengan formyang berbeda
(namunsaatinibelumadasehinggasementarasemuabayidikerjakanasuhan gizinya), penentuan status gizi sesuai usia gestasi, lalu pemantauan asupan bayi dan mengihitung asupan bayi dengan volume cairan secara bertahap, dan perhitungan kebutuhan gizi bayi. Sehingga, ahli gizi yang belum pernah mengerjakan asuhan gizi bayi bila sewaktu-waktu di-rollingakan sulit dalam melakukannya. saat ini hanya tersedia SOP asuhan gizi secara umum dan Pedoman Asuhan Gizi Terstandar, tetapi belum ada alur pengerjaannya.
19
3. Belum ada formulir digitalisasi pemberian susu pada bayi di Ruang
AnturiumRSHStahun2022
Proses penentuan danpemesanansusu oleh dokterdan dicek olehahli gizi dengan menggunakan kertas formulir pemesanan susu di ruangan level, HCU infeksi, dan HCU non infeksi. Formulir tersebut menjadi acuan oleh petugas penyaji susu untuk menyiapkan susu untuk bayi sesuai frekuensi pemberian dan volumenya. Namun, bila ada pergantian volume susu, frekuensi pemberian, atau jenis susunya hanya diganti di kertas tersebut sehingga terkadang petugas dapat luput sehingga terjadi kesalahan pemberian volume susu, frekuensi, maupun jenis susunya. Selain itu, sulit untuk melakukan perekapan penggunaan susu yang digunakan karena masih manual dalam penulisan pemesanan susu. Namun, kondisi di dapur susu belum tersedia komputer.
3.3.PenetapanCoreIsu
Analisis Urgency, Seriousness, Growth adalah salah satu metode skoring untuk menyusun urutan prioritas isu yang harus diselesaikan. Tahap ini yaitu masing-masing masalah dinilai resiko dan dampaknya. Jika telah didapat nilai skor maka dapat ditentukan masalahnya. Pembobotannya dari skor 1-5 dan nilai tertinggi menjadi prioritas masalah (Kotler,1997 dalam Santoso, 2017).
a. Urgency : Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dan dihubungkan dengan waktu yang tersedia serta seberapa keras tekananwaktuuntukmemecahkanmasalahyangmenyebabkanisu tadi.
b. Seriousness : Seberapa sering isu tersebut perlu dibahas dan dihubungkan dengan akibat yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu tersebut atau akibat bila isu tersebut tidak dipecahkan.
20
c. Growth Seberapa kemungkinan isu tersebut menjadi berkembang
dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan makin memburuk bila dibiarkan
Dengan menggunakan metode USG, tiga isu yang telah teridentifikasi dilakukan analisis dan kemudian diperoleh hasil :
1 Belum optimalnya proses konseling gizi pasien bayi baru lahir (neonatus) di Ruang
Anturium RSHS tahun 2022
2 Belumadanyakeseragamanalurasuhangizi pada neonatus oleh nutrisionis di Ruang
Anturium tahun 2022
3 Belum ada digitalisasi formulir pemberian susu pada bayi di Ruang Anturium RSHS
tahun 2022
5 4 5 14 1
4 4 4 12 3
4 4 5 13 2
Berdasarkan hasil penapisan isu menggunakan teknik USG, maka isu yang menjadi prioritas adalah “Belum optimalnya proses konseling gizi pasien bayi baru lahir (neonatus) di Ruang Anturium RSHS tahun 2022”.
3.4.PenyebabIsudenganDiagramFishbone
Diagram Tulang Ikan (fishbonediagram) atau diagram sebab-akibat adalah suatu diagram yang menunjukkan hubungan sebab-akibat yang membantu mengidentifikasi penyebab dari suatu masalah yang selanjutnya dapat diambil suatu tindakankorektif.Diagramtersebutdapat digunakanuntukmenganalisisfaktor-faktor penyebab dan karakteristik kegagalan tertinggi. Faktor-faktor yang berpengaruh terjadinyakegagalanatauhambatantersebutsecaraumumterbagimenjadi6(enam) macam yaitu; Alat (Machines), Cara Kerja (Methodhs), Manusia (Personnel), Pengukuran(Measurements), Bahan(Material), danLingkungan(Environment)(Sakti dkk., 2020). Berikut penyebab isu dengan menggunakan diagram fishbone.
21
IsuInstansi U S G
Peringkat
No
Total
Manusia Lingkungan
Terbatasnya waktu dalam konseling gizi namun harus mengerjakan asuhangizi pasien lain
Keluarga bayi ada yang berada di luar kota sehingga penyampaian via chat dengan info yang minim
Keluarga bayi tidak ada jam kunjungan ke ruang anturium
Tidak adanya jam kunjungan keluargabayidiruang anturium semenjak pandemi
Kurangnya kemampuan tenaga gizi untuk membuat media digital dalam membantu proses konseling
Keluarga memiliki kesibukan bekerja sehingga sulit ditemui
Belum optimal konseling via Whatsapp dalam menyampaikan manajemen
ASI dan gizi bayi 0-6 bulan
Terbatasnya penyampaian kepada keluarga bayi terkait tidak ada kunjungan bayi
Belum optimalnya media leaflet yang ada karena masih banyak tulisan sehingga kurang menarikdalam penyampaiannya
Belum adanya media konseling yang menerangkan gizi bayi 0-6 bulan dan manajemen ASI
Belum optimalnya proses konseling gizi pasien bayi baru lahir (neonatus) di Ruang Anturium
RSHS tahun 2022
Belum adanya evaluasi konseling sehingga belum diketahui hasil pemahaman konseling
Metode Alat
Terbatasnya media leaflet fisik di ruang bayi
Gambar 3 Diagram FishboneIsu Terpilih
22
3.5.GagasanPemecahanIsu
Adapun gagasan kreatif dalam penyelesaian isu ini terkait belum optimalnya proses konseling gizi pasien bayi baru lahir (neonatus) di ruang anturium RSHS tahun
2022yaitudengan “Optimalisasi Proses Konseling Gizi pada Neonatus dengan
Pembuatan Media Digital”. Gagasan tersebut menerapkan nilai-nilai dasar ASN yaitu BerAKHLAK (Berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif) serta menerapkan Smart ASN dan Manajemen ASN.
3.6.MatriksRencanaAktualisasi
Unit : Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Identifikasi Isu : Belum optimalnya proses konseling gizi pasien bayi baru lahir (neonatus) di Ruang Anturium RSHS tahun 2022
Gagasan Pemecahan : Optimalisasi Proses Konseling Gizi pada Neonatus dengan Pembuatan Media Digital
Kegiatan yang dilakukan dalam pembuatan media digital video untuk konseling gizi pada keluarga bayi, meliputi :
1. Pengkajiankebutuhanterkaitmateriuntukmedia konselingGiziBayi0-6bulan dan Manajemen ASI
2. Penyampaian hasil rangkuman materi untuk media konseling Gizi Bayi 0-6 bulan dan Manajemen ASI
3. Pembuatan video untuk konseling Gizi Bayi 0-6 bulan dan Manajemen ASI
4. Pelaksanaan sosialisasi video untuk konseling Gizi Bayi 0-6 bulan dan Manajemen ASI
5. Pelaksanaan evaluasi video konseling Gizi Bayi 0-6 bulan dan Manajemen ASI
Adapun tabel matriks terkait rancangan aktualisasi berdasarkan nilai dasar ASN
BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaborarif).
23
Tabel 3 Matriks Rancangan Aktualisasi
No. Kegiatan Tahapan Output/Hasil KeterkaitanSubstansiMata
Pelatihan
KontribusiVisi
Misi Penguatan Nilai
Organisasi
1 Pengkajian
kebutuhan terkait
materi untuk
media konseling
Gizi Bayi 0-6
bulan dan
Manajemen ASI
Membuatkuesioner
menganalisis
kebutuhan
keluarga bayi
Mengkaji
pengetahuan awal
keluarga bayi
dengan kuesioner
Mengkaji dan mengintrepetasi
hasil kajian
Lembar
kuesioner yang
telah dibuat
• Saya membuat formulir untuk
menganalisis kebutuhan keluarga
bayi termasuk memahami dan
memenuhi kebutuhan
Terlibatnya
keluarga bayi dalam
penyusunan
rancangan
Dengan
mengumpulkan
opini keluarga
bayi dalam
Data hasil pretest pengetahuan
keluarga bayi
Hasil analisis dan interpretasi
kebutuhan
keluarga bayi
terkait konseling
bayi
masyarakat (Berorientasi
Pelayanan).
• Saya membagikan formulirdengan
tanpa melihat latar belakang
atau membedakan keluarga
bayi(Harmonis).
• Selanjutnya, menganalisa hasil
formulir dan menyampaikan hasil
analisa data dalam bentuk
grafik/tabel sesuai data yang
pelayanan
menunjukkan
gotong royong
antar tenaga
kesehatan dan keluarga bayi
merupakan bentuk
kontribusi untuk
terwujudnya
Indonesia maju
pelayanan yang
diberikan, menunjukkan
petugas
kesehatan
memahami dan memenuhi
kebutuhan
keluarga bayi
merupakan
Menyusun draft
didapat tanpa direkayasa
yang berdaulat,
bentuk perilaku
konseling Gizi
materi yang Draft materi
merupakan bentuk
mandiri, dan
Tulus
24
disampaikan di video konseling gizi
bayi 0-6 bulan dan
manajemen ASI
Bayi 0-6 bulan
dan Manajemen
ASI
melaksanakan tugas dengan
jujur,bertanggungjawab,dan
cermat(Akuntabel).
• Saya menyusun draft materi dari
referensi seperti jurnal, guideline, maupun buku elektronik yaitu
bentuk melaksanakan tugas
dengan kualitas terbaik
(Kompeten)
• SayamengkajidanMenyusundraft
materi menggunakan bahasa
Indonesia yang baik sebagai rasa
Nasionalisme(Loyal)
• Saya Menyusun draft materi, menganalisis kebutuhan keluarga
bayi terkait konseling gizi yaitu
sebagai upaya Inovasi di institusi(Adaptif)
• Saya membangun relasi dengan
keluarga bayi untuk mengetahui
berkepribadian
berlandaskan
gotong royong (Visi RSHS)
Mengumpulkan, mengolah, dan menganalisa
Upaya memberikan
pelayanan yang
terbaik berdasarkan
pada fakta yang
ditemukan di
lapangan, merupakan bentuk
kontribusi untuk
mewujudkan
kualitas hidup
manusia Indonesia
yang maju, tinggi, dan sejahtera. (Misi RSHS)
data, kemudian menjadikan
landasan dalam pembuatan
video. Hal ini merupakan
bentuk perilaku
Integritas
25
2 Penyampaian
hasil rangkuman
materi untuk
media konseling
Gizi Bayi 0-6
bulan dan
Manajemen ASI
Membuat janji
pertemuan dengan
mentor dan Ka Si
Asuhan Gizi untuk
konsultasi draft
hasil materi yang
telah dibuat
Melakukan
konsultasi dengan
mentor dan Ka Si
Asuhan Gizi
tentang draft hasil
telaah materi
konseling
pengetahuan terkait informasi
konseling sebagaisinergiuntuk
hasil yang lebih baik
(Kolaboratif)
Jadwal dan
tempat untuk
bertemu dengan
mentor dan Ka
Si Asuhan Gizi
dengan bukti
chatWhatsapp
Memperoleh
masukan dan
arahan dengan
hasil lembar
konsultasi dan
foto saat
konsultasi
• Saya hadir tepat waktu saat
melakukan janji dengan mentor
dan Ka Si Asuhan Gizi yaitu sikap disiplin(Akuntabel).
• Konsultasi dengan mentor dan Ka
SiAsuhanGizimengenaidrafthasil
telaah materi dan ide video yaitu
bentuk melaksanakan tugas
dengan kualitas terbaik
(Kompeten).
• Konsultasi ini dilakukan dengan
menjunjung tinggi sopan santun
dan saling menghormati
merupakan bentuk perilaku
Berlandaskan
gotongroyongantar
tenaga kesehatan
untukmeningkatkan
kesehatan pasien, merupakan bentuk
kontribusi untuk
terwujudnya
Indonesia maju
yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan
Melakukan koordinasi
dengan unit lain, merupakan
bentuk perilaku
Profesional
26
Melakukan
koordinasi dengan
Unit Promkes RSHS
Mendapat
dukungan dari
unit Promkes dan foto
pertemuan
membangun lingkungan kerja yangkondusif(Harmonis).
• Padasaatkonsultasiyaitumeminta
saran kepada mentor serta Ka Si
Asuhan Gizi serta mematuhi
sarannya merupakan bentuk
perilaku patuh kepada
pimpinan sepanjang tidak
bertentangan dengan hukum danetika(Loyal).
• Saya melakukan koordinasi dan
meminta saran dengan Unit
Promkes untuk menghasilkan
media video yang lebih baik
merupakan bentuk perilaku
memberi kesempatan
berbagai pihak untuk berkontribusi(Kolaboratif).
• Saya menyampaikan inovasi
kepada mentor dan Ka Si Asuhan
gotong royong (Visi RSHS)
27
3
Pembuatan video
untuk konseling
Gizi Bayi 0-6
bulan dan
Manajemen ASI
Menyusun naskah
video konseling gizi
bayi 0-6 bulan dan
manajemen ASI
Melakukan
pencarian gambar yang mendukung
media video
Draft naskah video
Gizi sebagai bentuk perbaikan
tiada henti terhadap proses
konseling pada keluarga bayi (Berorientasipelayanan)
• Sayamelakukankonsultasidengan
mentor,KaSiAsuhanGizi,danunit
Promkes sebagai Tindakan
proaktif terhadap perbaikan
proses konseling gizi keluarga bayi
(Adaptif)
• Saya menyusun naskah video
dengan baik dan rinci, menarik, tidak misleading sebagai bentuk
inovasi dan mengembangkan
Terlibat langsung
dalam proses
pembuatan video
menunjukkan
Menyusun
naskah video
Hasil rekaman video
kreativitas(Adaptif).
• Saat melakukan editing video dan menggunakan gambar-gambar
dari internet, maka saya
kemandirian, merupakan bentuk
kontribusi untuk
terwujudnya
dengan cermat, teliti, dan berinovasi
mengembangkan kreativitas untuk
menghasilkan
28
Melakukan editing
video dengan
aplikasi
Video yang siap
disosialisasikan
ke nutrisionis
mencantumkan referensi gambar
dan materi saya yaitu bentuk
melaksanakan tugas dengan
jujur, bertanggung jawab, cermat, dan berintegritas tinggi(Akuntabel).
• Sayamelakukaneditingvideoyang
disusun secara ringkas, menarik, danmudahdipahamiolehkeluarga
bayi Hal ini merupakan bentuk
perilaku melaksanakan tugas
dengan kualitas terbaik (Kompeten).
• Sayamembuatnaskahuntukvideo
yaitu menggunakan Bahasa
Indonesia sebagai bentuk
Nasionalisme(Loyal)
• Saya melakukan penyusunan
naskah video dari materi yang
dibutuhkan oleh keluarga bayi
Indonesia maju
yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian
berlandaskan gotong royong (Visi
RSHS) Penggunaan
teknologi untuk
membantu proses
pelayanan, merupakan bentuk
kontribusi untuk
mewujudkan
kualitas hidup
manusia Indonesia
yang maju, tinggi, dan sejahtera, (Misi
RSHS)
hasil yang
terbaik. Hal ini merupakan bentuk perilaku
Inovatif dan Unggul
29
4 Pelaksanaan
sosialisasi video
untuk konseling
Melakukan
koordinasi dengan
mentor dan Ka Si
sebagaibentuk Kepedulian untuk
meningkatkan praktek ASI
eksklusif (Harmonis)
• Saya membuat naskah video,
mengedit dengan gambar-gambar
yang menarik untuk membantu
proses konseling gizi sebagai sifat
solutif demi kepuasankeluarga
bayi terkait informasi yang
diberikan (Berorientasi
Pelayanan)
• Saya membuat naskah yaitu
berdasarkanhasilkonsultasimateri
dengan mentor,KaSiAsuhanGizi, dan unit promkes sebagai bentuk
kesediaan bekerja sama
(Kolaboratif)
Mendapat hasil
koordinasi untuk
kesepakatan
• Saya membuat undangan
sosialisasi dengan cermat dan
teliti, serta hadir sesuai dengan
Sosialisasi kepada
nutrisionis dalam
rangka peningkatan
Melakukan koordinasi dengan tenaga
30
Gizi Bayi 0-6
bulan dan
Manajemen ASI
Asuhan Gizi untuk
sosialisasi video jadwal dengan mentor dan Ka
Si Asuhan Gizi
waktu sosialisasi yang ditentukan.
datang tepat waktu menunjukkan
sikap disiplin(Akuntabel).
pelayanan
merupakan bentuk
kontribusi untuk
kesehatan lain, merupakan
bentuk perilaku
Membuat undangan sosialisasi
Terdapat
peserta
nutrisionis yang
bersedia hadir
• Saya melakukan sosialisasi kepada
nutrisionis dengan sopan, santun, saling menghormati dan tanpa
diskrimasi, merupakan bentuk
terwujudnya
Melakukan
sosialisasi terkait
video Gizi Bayi 0-6
bulan dan
Manajemen ASI
Mendapat
masukan dan dukungan dari
nutrisionis
lainnya dan ada
bukti notulensi
dan daftar hadir
perilaku menghargai setiap
orang apapun latar
belakangnya dan membangun
lingkungan kerja yang
kondusif (Harmonis).
• Saat proses sosialisasi terjadi
diskusi untuk dapat memberikan
Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian
berlandaskan
gotong royong (Visi
RSHS)
Profesional Dari hasil
sosialisasi
tersebut, melakukan
perbaikan untuk
menghasilkan
video yang lebih
baik. Hal ini
merupakan
Melakukan
finalisasi video dari
hasil masukan saat
sosialisasi
Video sudah
disetujui dan siap untuk
disosialisasikan
kepada keluarga
bayi
saran agar menghasilkan video
konseling yang lebih baik, merupakan bentuk perilaku
memberi kesempatan kepada
berbagai pihak untuk
berkontribusi(Kolaboratif).
bentuk perilaku
Inovatif
31
• Dari hasil sosialisasi tersebut, saya segeramelakukanperbaikanuntuk
menghasilkan video yang lebih
baik. Hal ini merupakan bentuk
perilaku melakukan perbaikan
tiada henti (Berorientasi
Pelayanan)
• Sayamenyelenggarakan sosialisasi
terkait hasil video kepada ahli gizi
untuk berbagi ilmu dan nantinya
ilmu mengenai konseling gizi ini
akan digunakan ahli gizi lain (Kompeten)
• Saya melakukan sosialisasi hasil
video sebagai bentuk inovasi
memperbaiki proses konseling
gizi keluarga bayi (Adaptif)
• Saya melakukan sosialisasi yaitu
menghargai kontribusi ahli gizi
lain yang memberikan pendapat,
32
5 Pelaksanaan
evaluasi video
konseling Gizi
Bayi 0-6 bulan
dan Manajemen
ASI
Menyusun daftar
pertanyaan pre post test
Daftar
pertanyaan pre post test telah
dibuat
saran, dan masukan terkait video
konseling gizi bayi (Loyal)
• Saya membuat formulir pre post
test dengan ringkas dan mudah
dipahami merupakan bentuk
perilaku melaksanakan tugas
Konseling gizi gizi
bayi 0-6 bulan dan
manajemen ASI
dalam rangka
Memberikan
konseling
kepada keluarga
Melakukan
konseling dengan
video Gizi Bayi 0-6
bulan dan
Manajemen ASI ke
keluarga bayi
Mengkaji dan
menganalisis
tingkat
pemahaman
keluarga bayi
terkait hasil
Keluarga bayi
memahami
terkait video
konseling
dengan kualitas terbaik
(Kompeten).
• Saya memberikan konseling
dengan media video dan
membagikan kuesioner dengan
bersikap ramah, sopan,santun,
meningkatkan
pengetahuan dan motivasi keluarga
bayiagarkebutuhan
gizipasienterpenuhi
dan dapat
bayi tanpa pamrih
merupakan
bentuk perilaku
Tulus
Data tingkat
pemahaman
keluarga
sebelum dan
sesudah
konseling serta
dan tanpa diskrimasi pada
keluarga bayi (Berorientasi
pelayanan)
• Selanjutnya, menganalisa
kuesioner dengan teliti dan detail
serta menyampaikan hasil analisa
data dalam bentuk grafik/tabel
memenuhi kejar
tumbuh, asupan
tercukupi, dan manajemen ASI
yang lebih baik
Mengumpulkan, mengolah, dan menganalisa
data, kemudian dijadikan
evaluasi. Hal ini merupakan
33
konseling dengan
pre post test diinterpretasikan
ke grafik/tabel
sesuai data yang didapat apa
adanya tanpa adanya perubahan, merupakan bentuk perilaku
melaksanakan tugas dengan
jujur,bertanggungjawab,dan cermat(Akuntabel).
• Saya membuat formulir pre post test menggunakan Bahasa
Indonesia sebagai bentuk
Nasionalisme(Loyal)
• Saya membagikan formulir pre
post test konseling gizi bila ada
yang kurang paham terkait
pengisiannya, maka saya
membantu keluarga bayi
terkait cara pengisiannya (Harmonis)
• Saya membagikan pre post test
kepada keluarga bayi sebagai
bentuk proaktif untuk
merupakan bentuk
kontribusi untuk
mewujudkan
kualitas hidup
manusia Indonesia
yang maju, tinggi, dan sejahtera. (Misi RSHS)
bentuk perilaku
Integritas
Melakukan evaluasi
hasil rancangan
aktualisasi secara
mandiri guna
meningkatkan
pelayanan public di bidang kesehatan, merupakan
kontribusi terhadap
terwujudnya
Indonesia maju
34
mengevaluasi perubahan
pemahaman keluarga bayi
sehingga bisa mempraktekkan gizi
bayi0-6bulandanmanajemenASI
di rumah (Adaptif)
• Saya mengkaji data pre post test
keluarga bayi bersama ahli gizi
ruang bayi yang nantinya
menggunakan media konseling
sebagai bentuk terbuka untuk
bekerjasama menghasilkan
nilaitambah(Kolaboratif).
yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan
gotong royong (Visi RSHS)
35
BABIV RENCANAJADWALKEGIATANAKTUALISASI
Gagasan Pemecahan : Optimalisasi Proses Konseling Gizi pada Neonatus
dengan Pembuatan Media Digital
Waktu Pelaksanaan : 22 Juni-27 Juli 2022
Tempat Pelaksanaan. : Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
1 Pengkajian kebutuhan terkait materi
untuk media konseling Gizi Bayi 0-6
bulan dan Manajemen ASI
2 Penyampaian hasil rangkuman materi
untuk media konseling Gizi Bayi 0-6
bulan dan Manajemen ASI
3 Pembuatan video untuk konseling Gizi
Bayi 0-6 bulan dan Manajemen ASI
4 Pelaksanaan sosialisasi video untuk
konseling Gizi Bayi 0-6 bulan dan Manajemen ASI
5 Pelaksanaan evaluasi video konseling
Gizi Bayi 0-6 bulan dan Manajemen ASI
36
Tabel 4 Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi No
Kegiatan Juni Juli
Minggu IV Minggu I Minggu II Minggu III Minggu IV
DAFTARPUSTAKA
Alfaridh, AY., Azizah, AN., Ramadhaningtyas, A., Maghfiroh, DF., Emizia, Amaria, H., dkk.PeningkatanKesadarandanPengetahuantentangASIEksklusifpadaRemajadan
Ibu dengan Penyuluhan serta Pembentukan Kader Melalui Komunitas “CITALIA”.
JurnalPengabdianKesehatanMasyarakat, 2021, 1(2):119-127
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. 2020.
Tantangan dan Peluang Tren Digital Bagi ASN Milenial.
https://menpan.go.id/site/berita-terkini/tantangan-dan-peluang-tren-digital-bagiasn-milenial
Kementerian Kesehatan RI. 2020. Pokok-PokokRenstraKemenkes2020-2024
Kementerian Kesehatan RI. 2021. LaporanKinerjaKementerianKesehatanTahun
2020
Kementerian Kesehatan RI. 2013.PedomanPelayananGiziRumahSakit.
Lembaga Administrasi Negara. 2021. ModulBerorientasiPelayananPelatihanDasar
CalonPegawaiNegaraSipil
Lembaga Administrasi Negara.2021.ModulKompetenPelatihanDasarCalonPegawai
NegaraSipil
Lembaga Administrasi Negara.2021. ModulLoyalPelatihanDasarCalonPegawai NegaraSipil
Lembaga Administrasi Negara.2021. ModulAdaptifPelatihanDasarCalonPegawai
NegaraSipil
Lembaga Administrasi Negara.2021.ModulAkuntabelPelatihanDasarCalonPegawai NegaraSipil
Lembaga Administrasi Negara.2021.ModulSmartASNPelatihanDasarCalonPegawai NegaraSipil
Lembaga Administrasi Negara.2017. ModulManajemenASNPelatihanDasarCalon
PegawaiNegaraSipil
LembagaAdministrasiNegara.2021.ModulKolaboratifPelatihanDasarCalonPegawai NegaraSipil
37
Nurhikmah. 2019. “SMART ASN” Menuju Pelayanan Publik Berkelas Dunia. https://bpsdmd.ntbprov.go.id/smart-asn-menuju-pelayanan-publik-berkelas-dunianurhikmah-widyaiswara-bpsdmd-ntb/
Sakti, YK., Sari, IA., dan Zuhroh, D. AnalisisFaktor-FaktorPenyebabTerhambatnya PerkembanganUMKMSentraIkanBulak(SIB)KenjerandenganPendekatanMetode FishboneDiagram. Seminar Nasional Hasil Penelitian 2020 IBI DARMAJAYA
Simanjuntak, RR., Kartasurya, MI., Rosidi, A. Pengaruh Pesan Gizi Singkat dan Pendidikan Gizi terhadap Praktik Makan Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum
Daerah Salatiga. JurnalGiziIndonesia, 2016, 4(2):120-124
Santoso,AC.2017.StrategiPemasarandenganmengurangiKomplainKonsumenpada UKMSKD. Prosiding Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu & Call for Papers Unisbank ke-3 (Sendi_U3) 2017.
38