RANCANGAN AKTUALISASI
OPTIMALISASI PELAYANAN LABORATORIUM PKG (PENDIDIKAN DAN
KONSULTASI GIZI) JURUSAN GIZI POLTEKKES KEMENKES BANJARMASIN
TAHUN 2022
Disusun oleh : Serli Dwi Nurhayati
NIP. 199609102022032005
Angkatan 3 Golongan 7
BALAI PELATIHAN KESEHATAN CIKARANG
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 2022
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI
OPTIMALISASI PELAYANAN LABORATORIUM PKG (PENDIDIKAN DAN
KONSULTASI GIZI) JURUSAN GIZI POLTEKKES KEMENKES BANJARMASIN
TAHUN 2022
Telah diseminarkan pada Hari, tanggal 2022 di
Menyetujui, Coach
Alfred Ariyanto, S.Si, Apt, M.Si NIP. 197716122006041001
Penguji
Mentor
Dr. H. M. Irfai’I, S.ST.,MT NIP. 196808041991031003
Dedi Supriadi, SAP, M.M NIP. 196503271986031005
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas Berkah dan
Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan rancangan aktualisasi ini.
Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabat.
Penulisan rancangan aktualisasi ini diajukan sebagai salah satu syarat dalm kegiatan
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Adapun judul yang penulis ajukan adalah
“
Optimalisasi Pelayanan Laboratorium PKG (Pendidikan dan Konsultasi Gizi)
Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Banjarmasin “
Dalam penulisan dan penyusunan rancangan aktualisasi ini tidak terlepas dari
bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini tak lupa
penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Dr. H.M. Irfa’I, S.ST, MT selaku Mentor sekaligus Wakil Direktur III di Poltekkes
Kemenkes Banjarmasin
2. Alfred Ariyanto, S.Si, Apt, M.Si selaku Coach dalam kegiatan aktualisasi
3. Rijanti Abdurachim, DCN., M.Kes selaku Ketua Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Banjarmasin
4. Arie Haryanti, SST selaku Penanggung Jawab Laboratorium Jurusan Gizi Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan Banjarmasin
5. Seluruh teman-teman CPNS Kementerian Kesehatan Tahun 2022 khususnya di Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banjarmasin yang telah bersama-sama
berjuang
6. Rekan-rekan Golongan III Angkatan 7 Kelompok C yang turut mensukseskan kegiatan pelatihan ini
7. Semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya laporan rancangan aktualisasi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih terdapat banyak kekurangan.
Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dari berbagai pihak untuk mencapai hasil yang
lebih baik. Penulis juga berharap agar rancangan aktualisasi ini dapat dijadikan tindak lanjut aktualisasi dan dapat bermanfaat bagi kita semua.
Banjarbaru, Juli 2022
Penulis
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemerintah Indonesia saat ini terus melakukan perbaikan birokrasi pemerintahan
melalui penataan sistemManajemen Sumber Daya Manusia (SDM). Hal yang dilakukan salah
satunya dengan mengeluarkan UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
menyebutkan bahwa Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah.
Pegawai ASN terdiri dari Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintahan Dengan Perjanjian
Kerja yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diberikan tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan. ASN sebagai pelaksana kebijakan publik harus memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas serta mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan seperti yang disebutkan dalam Pasal 11 UU Nomor 5 Tahun 2014.
Untuk menjadi ASN yang profesional maka diperlukan sebuah penyelenggaraan
pelatihan yang inovatif dan terintegrasi, yaitu penyelenggaraan pelatihan yang memadukan pembelajaran klasikal dan nonklasikal di tempat pelatihan dan di tempat kerja. Berdasarkan Peraturan Lembaga Administrasi Negara Negara Republik Indonesia No 12 Tahun 2018
Pelatihan Dasar CPNS bertujuan untuk mengembangkan kompetensi CPNS yang dilakukan secara terintegrasi. Kompetensi sebagaimana dimaksud diukur berdasarkan kemampuan mengenai nilai-nilai dasar yang perlu diinternalisasikan dalam setiap individu ASN.
Hadirnya nilai dasar BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif) bagi ASN serta employer branding ASN “Bangga Melayani Bangsa”, menjadi budaya kerja baru yang dibangun dan diperkuat di seluruh lingkungan ASN. Sehingga ASN benar-benar akan mampu bertanggung jawab menjalankan amanah untuk melayani bangsa sebagai ikhtiar terbaik untuk terus meningkatkan martabat bangsa dan menjaga kehormatan Negara, institusi, serta pribadi ASN. Dengan memegang teguh nilai BerAKHLAK dalam melaksanakan tugasnya, maka ASN dapat mendorong terciptanya birokrasi yang semakin dinamis untuk mendukung pembangunan Indonesia.
Dengan adanya sistem baru yaitu Reformasi Birokrasi maka ada beberapa hal
perubahan dalam sistem jabatan seorang ASN salah satu diantaranya yaitu Jabatan
Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP). Tugas seorang PLP dalam melaksanakan tanggung jawabnya seperti yang terkandung dalam Permenpan RB nomor 7 Tahun 2019 pasal 5, salah satunya yaitu diharapkan dapat mendukung Pengembangan kegiatan Laboratorium.
Politeknik Kesehatan Kemenkes Banjarmasin merupakan perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan di bidang kesehatan. Proses pendidikan membutuhkan sarana dan prasarana yang memadai termasuk laboratorium. Proses pendidikan yang didukung oleh sarana dan prasarana laboratorium yang memadai akan menghasilkan sumber daya manusia yang professional dan unggul, baik untuk mahasiswa maupun dosen. Laboratorium merupakan komponen pendukung yang harus selalu diperbaiki dan ditingkatkan secara sistematis, berkelanjutan serta dipergunakan sebagai salah satu komponen penjamin mutu pendidikan tinggi, maka dari itu perlu disusun standar yang mampu menciptakan proses pembelajaran dengan baik untuk mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran. Standar laboratorium perguruan tinggi ini menetapkan dasar pengelolaan laboratorium perguruan tinggi yang mampu memfasilitasi proses pembelajaran serta berperan dalam meningkatkan iklim/atmosfer akademik.
Salah satu strategi yang dilakukan untuk terpenuhinya Standar Laboratorium
Pendidikan Gizi tahun 2019 yang sesuai Visi Misi Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan
Kemenkes Banjarmasin yaitu laboratorium seharusnya dapat memberikan pelayanan atau
memfasilitasi penelitian gizi dan pengabdian masyarakat seperti halnya dipaparkan bahwa Laboratorium memberikan layanan kepada mahasiswa, dosen, instruktur, dan pengguna eksternal (masyarakat) dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Berdasarkan observasi penulis munggunakan metode wawancara dengan
Penanggungjawab Laboratorium di Jurusan Gizi, bahwa Laboratorium PKG (Pendidikan dan Konsultasi Gizi) melayani untuk pendidikan dan pembelajaran mahasiswa jurusan gizi dan belum melakukan pelayanan terhadap mahsiswa luar jurusan gizi di poltekkes kemenkes banjarmasin dan juga masyarakat.
Dengan latar belakang di atas maka penulis mengangkat isu “Belum Optimalnya
Pelayanan Laboratorium PKG (Pendidikan dan Konsultasi Gizi) Jurusan Gizi Poltekkes
Kemenkes Banjarmasin tahun 2022” agar isu tersebut dapat terselesaikan dan mendukung
perkembangan laboratorium jurusan gizi sehingga sesuai dengan visi misi jurusan gizi dan visi misi Politeknik Kemenkes Banjarmasin maka penulis memberikan gagasan kreatif yaitu
“Optimalisasi Pelayanan Laboratorium PKG Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Banjarmasin
tahun 2022” kemudian menguraikannya kedalam beberapa kegiatan serta tahapan kegiatan. Oleh karena itu, CPNS diharapkan mampu menginternalisasi, menerapkan dan mengaktualisasi serta membuatnya menjadi kebiasaan (habituasi) sesuai materi yang sudah diajarkan.
1.2 Tujuan Aktualisasi
a. Tujuan Umum
Pelatihan Dasar Calon PNS diselenggarakan untuk membentuk ASN profesional yang berkarakter yaitu ASN yang karakternya dibentuk oleh wawasan dan sikap perilaku bela negara, mampu menghadapi segala bentuk isu kontemporer, nilainilai dasar ASN BerAKHLAK, menjadi SMART ASN, dan Manajemen ASN dalam bentuk pengetahuan tentang kedudukan, peran serta kode etik ASN dalam NKRI, serta menguasai bidang tugasnya sehingga mampu melaksanakan tugas dan perannya secara profesional sebagai pelayan masyarakat.
b. Tujuan Khusus
Pelaksanaan kegiatan pengembangan kegiatan laboratorium di Laboratorium PKG
(Pendididkan dan Konsultasi Gizi) Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Banjarmasin
dilaksanankan untuk menunjang tercapainya laboratorium sesuai standar laboratorium dengan kegiatan inovasi berupa pelayanan laboratorium untuk eksternal jurusan gizi dan kegiatan promosi laboratorium.
1.3 Manfaat Aktualisasi
a. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan dan wawasan khususnya tentang nilai-nilai BerAKHLAK
(Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adapdtif, dan Kolaboratif), serta dapat mengaktualisasikan nilai-nilai tersebut dalam pekerjaan sehari-hari di unit kerja masing-masing.
1.4
b. Bagi Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Banjarmasin
Menciptakan pegawai yang memiliki nilai BerAKHLAK sehingga suasana kerja menjadi lebih kondusif dan harmonis. Selain itu dapat memberikan bahan masukan dan usulan untuk melakukan perbaikan serta inovasi ke arah yang lebih baik, khususnya tentang aktualisasi nilai-nilai BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adapdtif, dan Kolaboratif).
c. Bagi Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang
Sebagai referensi kegiatan rancangan aktuaslisasi yang dapat membantu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pembacanya serta dapat menambah bahan kepustakaan Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang untuk meningkatkan mutu program pendidikan Calon Pegawai Negeri Sipil angkatan selanjutnya.
Pendidikan dan pelatihan Latsar Golongan VII diselanggarakan dari tanggal 25 April
hingga 15 September 2022 yang terdiri dari 4 tahap, yaitu:
a) Tanggal 25 April – 21 Mei 2022 melaksanakan tahap MOOC di tempat tugas masing-masing.
b) Tanggal 24 Juni – 25 Juli 2022 melaksanakan Distance Learning melalui Zoom meeting.
c) Tanggal 27 Juli – 1 September 2022 melasanakan kegiatan aktualisasi di Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Banjarmasin .
d) Tanggal 7 – 15 September 2022 merupakan masa kegiatan klasikal berupa evaluasi aktualisasi di Bapelkes Cikarang.
Diakhir masa pelatihan, peserta akan melakukan aktualisasi yang dimulai dari penetapan isu di satuan kerja dan menetapkan kegiatan yang akan dilakukan dalam rangka upaya pemecahan isu. Pada kesempatan ini, penulis akan memilih satu isu prioritas di Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Banjarmasin sebagai tempat kedinasan penulis. Dalam penetapan gagasan pemecahan isu dan kegiatannya tersebut, maka penulis akan melakukan internalisasi nilai-nilai dasar BerAKHLAK didalamnya.
BAB II
GAMBARAN ORGANISASI DAN PROFIL PESERTA
2.1 Gambaran Organisasi
Gambar 2.1 Foto Kampus Poltekkes Kemenkes Banjarmasin
a. Sejarah Singkat Poltekkes
Poltekkes Kemenkes Banjarmasin pada awalnya dibentuk dari penggabungan
4 (empat) institusi pendidikan tinggi kesehatan yang berada di Provinsi Kalimantan
Selatan, antara lain; 1) Akademi Kesehatan Lingkungan, 2) Akademi Keperawatan, 3)
Akademi Kebidanan, dan4) Akademi Gizi. Penggabungan tersebut dimaksudkan untuk memenuhi efesiensi dan efektifitas pengelolaan dan peningkatan mutu lulusan dalam menghadapi tantangan permasalahan kesehatan yang semakin kompleks, juga sebagai upaya menghadapi era global yang menuntut kualitias dan kuantitas sumber daya manusia di bidang kesehatan.
Penggabungan dari 4 (empat) akademi pendidikan kesehatan tersebut
mengandung konsekuensi adanya perubahan dari akademi menjadi jurusan-jurusan di bawah institusi Poltekkes Kemenkes Banjarmasin. Penggabungan ke empat
akademi berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial
RI Nomor: 298/MenkesKesos/SK/IV/2001 tanggal 16 April 2001 tentang Organisasi dan tata Kerja Politeknik Kesehatan. Berdasarkan Surat Keputusan tersebut status
pembentukan kelembagaan Poltekkes Kemenkes Banjarmasin di bawah tanggung jawab Departemen Kesehatan RI.
Dasar pemikiran pendirian Poltekkes Kemenkes Banjarmasin adalah
meningkatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka kebutuhan
masyarakat di bidang pelayanan kesehatan juga semakin meningkat. Perkembangan
tersebut berhubungan dengan orientasi pelayanan kesehatan secara umum dan khusus, maka perlu disiapkan upaya-upaya antara lain melalui peningkatan kualitas
SDM yang bermutu, untuk itu diperlukan pendidikan yang professional melalui
penyelenggaraan pendidikan tenaga kesehatan yaitu Jenjang Pendidikan Tinggi
Diploma (JPT-D). Tujuan Pendirian Poltekkes Kemenkes Banjarmasin adalah untuk
menghasilkan tenaga kesehatan yang terampil, professional dan bermutu dengan
jumlah yang cukup dalam rangka menunjang upaya pelayanan kesehatan.
Sejalan dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat pada tahun 2005
Poltekkes Banjarmasin bertambah 2 (dua) jenis pendidikan, yaitu; Jurusan Analis
Kesehatan dan Jurusan Keperawatan Gigi, berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor: HK.03.2.4.1.04465 tahun 2005.
Pada tahun 2008 Poltekkes Banjarmasin berubah nama menjadi Poltekkes
Depkes Banjarmasin berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI, Nomor:
OT.02.03/I/4/03440.1, tanggal 1 Juli 2008 yang mempunyai 6 (enam) Jurusan, yaitu:
1) Jurusan Kesehatan Lingkungan;
2) Jurusan Keperawatan;
3) Jurusan Kebidanan;
4) Jurusan Gizi;
5) Jurusan Analis Kesehatan; dan
6) Jurusan Keperawatan Gigi.
2.2 Kedudukan Poltekkes Kemenkes Banjarmasin
Tahapan dan skala prioritas pembangunan SDM RPJMN Tahap IV Tahun 20202024 adalah “Mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil dan Makmurmelaluipercepatanpembangunandiberbagaibidangdenganmenekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitifdiberbagaiwilayahyangdidukungolehSDMberkualitasdanberdaya saing”
Poltekkes Kemenkes Banjarmasin merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis
(UPT) dari Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Kesehatan (Badan PPSDM Kesehatan) Kementerian Kesehatan RI dengan koordinasi
dengan Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan (Pusdik SDMK). Poltekkes
Kemenkes Banjarmasin memegang peran penting dalam mengemban amanah pendidikan nasional dengan menghasilkan lulusan dan produk ilmu pengetahuan dan teknologi bidang kesehatan yang mampu bersaing secara nasional maupun internasional.
Poltekkes Kemenkes Banjarmasin berkedudukan di Kota Banjarbaru Provinsi
Kalimantan Selatan tepatnya pada Jalan H. Mistar Cokrokusumo No. 1A, Banjarbaru
yang terdiri dari 6 (enam) Jurusan yaitu:
1) Keperawatan (Diploma III & Sarjana Terapan)
2) Keperawatan Gigi (Diploma III & Sarjana Terapan)
3) Gizi (Diploma III & Sarjana Terapan)
4) Kesehatan Lingkungan (Diploma III & Sarjana Terapan)
5) Kebidanan (Diploma III & Sarjana Terapan)
6) Analis Kesehatan (Diploma III & Sarjana Terapan)
Sampai akhir Tahun 2019, Poltekkes Kemenkes Banjarmasin telah mencapai
pertumbuhan dan perkembangan yang sangat baik. Poltekkes Kemenkes Banjarmasin
berhasil menjadi Poltekkes Kemenkes Kelas II dalam jajaran Poltekkes Kemenkes
seluruh Indonesia yang berjumlah 38 (tiga puluh delapan). Poltekkes Kemenkes
Banjarmasin merupakan Poltekkes Non-BLU. Keberadaan Poltekkes Kemenkes
Banjarmasin di Kalimantan sangat berpengaruh khususnya peran dalam penyediaan
Sumber Daya Manusia Kesehatan yang dibutuhkan oleh Provinsi Kalimantan Selatan.
Poltekkes Kemenkes Banjarmasin mempunyai standar mutu untuk
meningkatkan kualitas mutu pelayanan pendidikan guna mencetak tenaga kesehatan
yang profesional, unggul, dan bermoral agar mempunyai daya saing baik lokal, nasional, maupun internasional. Salah satu upaya untuk mencapai hal tersebut
dilakukan Audit External dari Lembaga Akreditasi Mandiri Pendidikan Tinggi Kesehatan
(LAM-PTKes) dan Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Tinggi (BAN-PT). Berkat kerja
keras dari seluruh civitas akademika saat ini seluruh prodi di Poltekkes Kemenkes
Banjarmasin telah terakreditasi B sejak tanggal 20 Desember 2018 sampai dengan 20
Desember 2023.
Poltekkes Kemenkes Banjarmasin sebagai institusi pendidikan tinggi, menyelenggarakan kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Poltekkes Kemenkes Banjarmasin berkomitmen
menyelenggarakan Tri Dharma Perguruan Tinggi sesuai dengan Visi Misi dan berprinsip pada Nilai Dasar yang dianut oleh Poltekkes Kemenkes Banjarmasin.
2.3 Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Nilai-Nilai Organisasi Poltekkes Kemenkes
Banjarmasin
a. Visi Poltekkes Kemenkes Banjarmasin
Visi Poltekkes Kemenkes Banjarmasin adalah “sebagai pusat pendidikan kesehatan yang bermoral, profesional dan unggul”. Dalam Visi Poltekkes Kemenkes Banjarmasin terdapat 3 (tiga) kata kunci yaitu bermoral, profesional, dan unggul.
3 (tiga) kata kunci tersebut memiliki definisi operasional sebagai berikut:
1) Bermoral
Bermakna pengelolaan Poltekkes Kemenkes Banjarmasin sesuai dengan norma profesi, organisasi agama dan budaya.
2) Profesional
Bermakna pengelolaan Poltekkes Kemenkes Banjarmasin berdasarkan standar pendidikan tinggi (SN Dikti dan regulasi lain yang terkait), berorientasi kepada mahasiswa, mitra kerja dan masyarakat.
3) Unggul
Bermakna Poltekkes Kemenkes Banjarmasin memiliki kelebihan dalam aspek tertentu, menjadi institusi terkemuka, menjadi rujukan pendidikan sejenis yang bertaraf nasional dan internasional.
b. Misi Poltekkes Kemenkes Banjarmasin
Untuk mencapai visinya, Poltekkes Kemenkes Banjarmasin menetapkan misi
sebagai berikut:
1) Menyelenggaran pendidikan yang bermoral, profesional dan unggul
2) Menyelenggarakan penelitian yang unggul untuk meningkatkan mutu pendidikan kesehatan
3) Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat dan pelatihan bidang kesehatan berdasarkan keilmuan, hasil penelitian dan berorientasi kepada kebutuhan masyarakat
4) Membangun civitas academica berdasarkan budaya organisasi
5) Memperkuat sistem manajemen pendidikan yang profesional dan akuntabel
6) Membangun jejaring kerjasama lintas program dan sektor, baik nasional maupun internasional.
c. Tujuan Poltekkes Kemenkes Banjarmasin
Masing-masing misi memiliki tujuan yang merupakan panduan arah implementasi visi-misi, yaitu:
1) Menghasilkan tenaga kesehatan yang bermoral, profesional, dan unggul sehingga mampu bersaing di tingkat Nasional dan Internasional
2) Menghasilkan karya ilmiah inovatif yang unggul dan bermanfaat untuk peningkatan mutu pendidikan Kesehatan
3) Menghasilkan karya, metode, atau model pengabdian/pelayanan kepada masyarakat untuk mewujudkan masyarakat yang mandiri, dan berperilaku hidup sehat.
4) Mewujudkan tata kelola pendidikan yang profesional, akuntabel, transparan, efektif, efisien, menggunakan teknologi mutakhir dan terintegrasi
5) Mewujudkan kerjasama Nasional dan Internasional yang profitabel untuk mendukung penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi
6) Mewujudkan kerjasama Nasional dan Internasional yang profitabel untuk mendukung penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi
d. Nilai Dasar Poltekkes Kemenkes Banjarmasin
Nilai Dasar yang dianut oleh Poltekkes Kemenkes Banjarmasin yaitu:
1) Moral Bahwa Poltekkes Kemenkes Banjarmasin, seluruh civitas academica beriman, bertakwa, ramah, menjunjung tata krama dan sopan satun terhadap sesama pegawai, mahasiswa, mitra kerja dan masyarakat
2) Profesional Bahwa Poltekkes Kemenkes Banjarmasin menyelenggarakan manajemen yang berfokus pada mahasiswa dalam bentuk pembelajaran, bimbingan konseling, pengembangan soft skill mahasiswa, penegakan disiplin dan etos kerja yang tinggi, mematuhi standar dan etos kerja yang tinggi, mematuhi standar dan etika profesi.
3) Unggul Bahwa Poltekkes Kemenkes Banjarmasin memiliki manajemen dan output yang lebih baik dibandingkan institusi sejenis, sebagai tempat rujukan, benchmark dan percontohan baik tingkat nasional maupun internasional.
e. Sasaran Poltekkes Kemenkes Banjarmasin
1) Terselenggaranya peningkatan kemampuan SDM (Dosen dan Tenaga Kependidikan)
2) Tersedianya kurikulum yang baik.
3) Terbentuknya beberapa prodi baru.
4) Terselenggaranya penelitian oleh sivitas akademika.
5) Terselenggaranya penelitian kompetitif mahasiswa.
6) Terselenggaranya kegiatan dharmabakti oleh sivitas akademika.
7) Terbangunnya harnonisasi intern sivitas akademika.
8) Terbangunnya harmonisasi antara sivitas akademika dan lingkungan.
9) Terbangunnya organisasi dan manajemen yang baik.
10)Terselenggaranya kerjasama bidang pendidikan dan kesehatan Nasional dan Internasional.
2.4 Tugas Pokok dan Fungsi Poltekkes Kemenkes Banjarmasin
a. Tugas Pokok
Sesuai dengan peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor:
1988/MENKES/PER/IX/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Politeknik
Kesehatan dan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor :
HK.03.05/I.2/03086/2012 Tanggal 26 April 2012 tentang Petunjuk Teknis
Organisasi dan Tata Laksana Politeknik Kesehatan. Poltekkes Kemenkes
Banjarmasin mempunyai tugas melaksanakan Pendidikan vokasi dalam bidang
kesehatan pada jejang program Diploma III dan atau program Diploma IV/S1
Terapan/Sarjana Sains Terapan, serta program lain sesuai peraturan perundangundangan.
b. Fungsi
Untuk melaksanakan tugas pokoknya Poltekkes Kemenkes Banjarmasin memiliki fungsi sebagai berikut:
1) Pelaksanaan pengembangan pendidikan dalam bidang Kesehatan
2) Pelaksanaan penelitian di bidang pendidikan dan Kesehatan
3) Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan bidang yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya
4) Pelaksanaan pembinaan civitas akademika.
5) Pelaksanaan kegiatan pelayanan administratif.
2.5 Struktur Organisasi
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Poltekkes Kemenkes Banjarmasin
Berdasarkan struktur organisasi tersebut Jabatan Pranata Laboratorium Pendidikan berada pada jabatan fungsional yang ada di Poltekkes Kemenkes Banjarmasin dimana ditempatkan pada berbagai Jurusan sesuai dengan kompetensinya. Jabatan Fungsional
Pranata Laboratorium Pendidikan adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk melakukan pengelolaan Laboratorium Pendidikan. Tugas Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan yaitu melaksanakan
kegiatan pengelolaan Laboratorium yang meliputi perencanaan,pengoperasian peralatan dan penggunaan bahan, pemeliharaan/perawatan peralatan dan bahan, pengevaluasian sistem kerja
dan pengembangan kegiatan Laboratorium. (PermenpanRB No.7 tahun 2019).
2.6 Profil Jurusan Gizi
Terdiri dari Prodi Diploma Tiga dan Diploma Empat (Sarjana Terapan)
a. Visi Jurusan Gizi
Sebagai pusat pendidikan Gizi yang Bermoral, Profesional dan Unggul.
Bermoral : Pengelolaan Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Banjarmasin sesuai dengan norma agama, budaya, profesi, dan organisasi
Profesional : Pengelolaan Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Banjarmasin, berdasarkan standar pendidikan tinggi, berorientasi kepada mahasiswa, mitra kerja dan masyarakat.
Unggul: Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Banjarmasin memiliki kelebihan dalam aspek pengentasan masalah masalah gizi, melalui pengembanganpanganlokal dan pendekatan keluarga.
b. Misi Jurusan Gizi
1. Menyelenggarakan pendidikan gizi yang bermoral, proifesional, dan unggul.
2. Menyelenggarakan penelitian gizi yang unggul untuk meningkatkan mutu pendidikan kesehatan.
3. Menyelenggarakan pendidikan kepada masyarakat bidang kesehatan dengan pendekatan ilmu gizi dan berorientasi kepada kebutuhan masyarakat.
4. Membangun civitasacademicaberdasarkan budaya organisasi.
c.
5. Memperkuat sistem manajemen pendidikan yang profesional dan akuntabel.
6. Membangun jejaring kerjasama lintas program dan sektor secara nasional.
2.7 Nilai-nilai Dasar PNS (BerAKHLAK)
a. Berorientasi Pelayanan
Definisi pelayanan publik sebagaimana tercantum dalam UU Pelayanan Publik
adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
Terdapat tiga unsur penting dalam pelayanan publik khususnya dalam konteks ASN, yaitu: 1) penyelenggara pelayanan publik yaitu ASN/Birokrasi, 2) penerima layanan yaitu masyarakat, stakeholders, atau sektor privat, dan 3) kepuasan yang diberikan dan/atau diterima oleh penerima layanan.
Dalam Pasal 10 UU ASN, pegawai ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta sebagai perekat dan pemersatu bangsa. Untuk menjalankan fungsi tersebut, pegawai ASN bertugas untuk:
1) Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
2) Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas; dan
3) Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai salah satu strategi transformasi pengelolaan ASN menuju pemerintahan berkelas dunia (WorldClassGovernment), Pemerintah telah meluncurkan CoreValues(Nilai-Nilai Dasar) ASN BerAKHLAK dan Employer Branding (Bangga Melayani Bangsa). Core Values ASN BerAKHLAK
merupakan akronim dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif. Core Values tersebut seharusnya dapat dipahami dan dimaknai sepenuhnya oleh seluruh ASN serta dapat diimplementasikan dalam
pelaksanaan tugas dan kehidupan sehari-hari. Oleh karena tugas pelayanan publik
yang sangat erat kaitannya dengan pegawai ASN, sangatlah penting untuk
memastikan bahwa ASN mengedepankan nilai Berorientasi Pelayanan dalam
pelaksanaan tugasnya, yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berkomitmen
memberikan pelayanan prima demi kepuasan masyaraka. Berorientasi pelayanan
memiliki tiga kata kunci yaitu Responsif, Kualitas dan Kepuasan. Serta dengan
Panduan Perilaku yaitu:
1) Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat
2) Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan serta
3) Melakukan perbaikan tiada henti. (Modul Berorientasi Pelayanan, 2022)
b. Akuntabel
Dalam konteks ASN Akuntabel adalah kewajiban untuk mempertanggungjawabkan segala tindak dan tanduknya sebagai pelayan publik kepada atasan, lembaga pembina, dan lebih luasnya kepada publik (Matsiliza dan Zonke, 2017).
Didalam Akuntabel, terdapat kata kunci berupa Integritas, Konsisten, Dapat dipercaya dan Transparan. Akuntabel merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab dari amanah yang dipercayakan kepadanya. Amanah seorang ASN menurut SE Meneteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 adalah menjamin terwujudnya perilaku yang sesuai dengan Core Values ASN BerAKHLAK. Dengan panduan perilaku tersebut adalah:
1) Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi
2) Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien
3) Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya dengan berintegritas tinggi (Modul Akuntabel, 2022)
c. Kompeten
Prinsip pengelolaan ASN yaitu berbasis merit, yakni seluruh aspek pengelolaan ASN harus memenuhi kesesuaian kualifikasi, kompetensi, dan kinerja, termasuk tidak boleh ada perlakuan yang diskriminatif, seperti hubungan agama, kesukuan atau aspek-aspek primodial lainnya yang bersifat subyektif.
Dalam berkinerja yang BerAkhlak sesuai prinsip Undang-Undang ASN Nomor 5
Tahun 2014 ditegaskan bahwa ASN merupakan jabatan profesional, yang harus berbasis pada kesesuaian kualifikasi, kompetensi, dan berkinerja serta patuh pada
kode etik profesinya. Sebagaimana diuraikan dalam penjelasan Peraturan Pemerintah
Nomor 30 tahun 2019 tentang Penilaian Kinerja PNS, bahwa salah satu pertimbangan pembentukan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat Undang-Undang ASN adalah untuk mewujudkan ASN profesional, kompeten dan kompetitif, sebagai bagian dari reformasi birokrasi. ASN sebagai profesi memiliki kewajiban mengelola dan mengembangkan dirinya dan wajib mempertanggungjawabkan kinerjanya dan menerapkan prinsip merit dalam pelaksanaan manajemen ASN.
Kata kunci dalam kompeten adalah Kinerja terbaik, Sukses, Keberhasilan, LearningAgility, dan Ahli dibidangnya. Berikut adalah perilaku yang termasuk dalam konteks berperilaku Kompeten;
1) Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah
2) Membantu Orang Lain Belajar, dan
3) Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik. (Modul Kompeten, 2022)
d. Harmonis
Dalam Kamus Mariam Webster Harmonis (Harmonious) diartikaan sebagai having a pleasing mixture of notes. Sinonim dari kata harmonious antara lain canorous, euphonic, euphonious, harmonizing, melodious, musical, symphonic, symphonious, tuneful. Keberagaman bangsa Indonesia selain memberikan banyak manfaat juga menjadi sebuah tantangan bahkan ancaman, karena dengan kebhinekaan tersebut mudah menimbulkan perbedaan pendapat dan lepas kendali, mudah tumbuhnya perasaan kedaerah yang amat sempit yang sewaktu bisa menjadi ledakan yang akan mengancam integrasi nasional atau persatuan dan kesatuan bangsa.
Membangun budaya harmonis tempat kerja yang harmonis sangat penting dalam suatu organisasi. Suasana tempat kerja yang positif dan kondusif juga berdampak bagi berbagai bentuk organisasi. Identifikasi potensi disharmonis dan analisis strategi dalam mewujudkan susasana harmonis harus dapat diterapkan dalam kehidupan ASN di lingkungan bekerja dan bermasyarakat.
Adapun kata kunci dari nilai harmonis adalah Peduli, Perbedaan, dan Selaras. Berikut adalah perilaku yang termasuk dalam konteks berperilaku Harmonis;
1) Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya
2) Suka menolong orang lain, dan
3) Membangun lingkungan kerja yang kondusif. (Modul Harmonis, 2022)
e. Loyal
Secara etimologis, istilah “loyal” diadaptasi dari bahasa Prancis yaitu “Loial” yang artinya mutu dari sikap setia. Bagi seorang Pegawai Negeri Sipil, kata loyal dapat
dimaknai sebagai kesetiaan, paling tidak terhadap cita-cita organisasi, dan lebih-lebih
kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Terdapat beberapa ciri/karakteristik yang dapat digunakan oleh organisasi untuk mengukur loyalitas
pegawainya, antara lain:
1) Taat pada Peraturan
2) Bekerja dengan Integritas
3) Tanggung Jawab pada Organisasi
4) Kemauan untuk Bekerja Sama
5) Rasa Memiliki yang Tinggi
6) Hubungan Antar Pribadi
7) Kesukaan Terhadap Pekerjaan
8) Keberanian Mengutarakan Ketidaksetujuan
9) Menjadi teladan bagi Pegawai lain
Loyal, merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN yang
dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan
bangsa dan negara, dengan panduan perilaku:
1) Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah
2) Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara; serta
3) Menjaga rahasia jabatan dan Negara.
Adapun kata-kata kunci yang dapat digunakan untuk mengaktualisasikan
panduan perilaku loyal tersebut di atas diantaranya adalah komitmen, dedikasi, kontribusi, nasionalisme dan pengabdian, yang dapat disingkat menjadi
“kodekonasab”. secara umum, untuk menciptakan dan membangun rasa setia (loyal)
pegawai terhadap organisasi, hendaknya beberapa hal berikut dilakukan:
membangun rasa kecintaaan dan memiliki, meningkatkan kesejahteraan, memenuhi
kebutuhan rohani, memberikan kesempatan peningkatan karir dan melakukan evaluasi secara berkala.(Modul Loyal, 2022)
f. Adaptif
Pada level organisasi, karakter adaptif diperlukan untuk memastikan keberlangsungan organisasi dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Penerapan
budaya adaptif dalam organisasi memerlukan beberapa hal, seperti di antaranya
tujuan organisasi, tingkat kepercayaan, perilaku tanggung jawab, unsur kepemimpinan dan lainnya. Dan budaya adaptif sebagai budaya ASN merupakan
kampanye untuk membangun karakter adaptif pada diri ASN sebagai individu yang menggerakkan organisasi untuk mencapai tujuannya. Kata kunci dalam nilai adaptif
adalah Inovasi, Antusias terhadap perubahan, dan Proaktif.
Perilaku adaptif merupakan tuntutan yang harus dipenuhi dalam mencapai
tujuan – baik individu maupun organisasi – dalam situasi apa pun. Salah satu tantangan membangun atau mewujudkan individua dan organisasi adaptif tersebut adalah situasi VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity). Hadapi Volatility dengan Vision, hadapi Uncertainty dengan Understanding, hadapi Complexitydengan Clarity, dan hadapi Ambiguitydengan Agility. Organisasi adaptif
yaitu organisasi yang memiliki kemampuan untuk merespon perubahan lingkungan dan mengikuti harapan stakeholder dengan cepat dan fleksibel. Berikut adalah perilaku yang termasuk dalam konteks berperilaku Adaptif;
1) Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan
2) Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas, dan
3) Bertindak proaktif. (Modul Adaptif, 2022)
g. Kolaboratif
Ansel dan Gash (2007:544) membangun enam kriteria penting untuk kolaborasi
yaitu: 1) forum yang diprakarsai oleh lembaga publik atau lembaga; 2) peserta dalam forum termasuk aktor nonstate; 3) peserta terlibat langsung dalam pengambilan keputusan dan bukan hanya '„dikonsultasikan‟ oleh agensi publik; 4) forum secara resmi diatur dan bertemu secara kolektif; 5) forum ini bertujuan untuk membuat
keputusan dengan konsensus (bahkan jika konsensus tidak tercapai dalam praktik), dan 6) fokus kolaborasi adalah kebijakan publik atau manajemen.
Adapun kata kunci dalam nilai kolaboratif yaitu Kesediaan bekerjasama dan Sinergi untuk hasil yang lebih baik. Berikut adalah perilaku yang termasuk dalam
konteks berperilaku Kolaboratif;
1) Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi
2) Terbuka dalam bekerjasama untuk menghasilkan nilai tambah, dan
3) Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan bersama. (Modul Kolaboratif, 2022)
2.8 Kedudukan dan Peran PNS dalam Mewujudkan Smart Governance
a. SMART ASN
Berdasarkan arahan bapak presiden pada poin pembangunan SDM dan persiapan kebutuhan SDM talenta digital, Literasi digital berfungsi untuk meningkatkan kemampuan kognitif sumber daya manusia di Indonesia agar
keterampilannya tidak sebatas mengoperasikan gawai. Kerangka kerja literasi digital untuk kurikulum terdiri daridigitalskill,digitalculture,digitalethics,dandigitalsafety.
Kerangka kurikulum literasi digital digunakan sebagai metode pengukuran tingkat
kompetensi kognitif dan afektif masyarakat dalam menguasai teknologi digital.
Digitalskill merupakan Kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK serta sistem operasi digital dalam kehidupan sehari-hari. Digital culture merupakan Kemampuan individu dalam membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan
kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari dan digitalisasi kebudayaan melalui pemanfaatan TIK.
Digital ethics merupakan Kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette)dalam kehidupan sehari-hari.
Digitalsafety merupakan Kemampuan User dalam mengenali, mempolakan, menerapkan, menganalisis, menimbang dan meningkatkan kesadaran pelindungan data pribadi dan keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari.
Seorang pengguna yang memiliki kecakapan literasi digital yang bagus tidak
hanya mampu mengoperasikan alat, melainkan juga mampu bermedia digital dengan penuh tanggung jawab.
Dunia digital saat ini telah menjadi bagian dari keseharian kita. Berbagai fasilitas dan aplikasi yang tersedia pada gawai sering kita gunakan untuk mencari informasi bahkan solusi dari permasalahan kita sehari-hari. Pola kebiasaan baru untuk belajar
dan bekerja dari rumah secara daring ikut membentuk perilaku kita berinternet.
Literasi Digital menjadi kemampuan wajib yang harus dimiliki oleh masyarakat untuk saling melindungi hak digital setiap warga Negara. (Modul SMART ASN, 2021)
b. Manajemen ASN
Manajemen ASN terdiri dari Manjemen PNS dan Manajemen PPPK. Manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan, pangkat dan jabatan, pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensiun dan hari tua, dan perlindungan. Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan; pengadaan; penilaian kinerja; penggajian dan tunjangan; pengembangan kompetensi; pemberian penghargaan; disiplin; pemutusan hubungan perjanjian kerja; dan perlindungan.
Korps profesi Pegawai ASN Republik Indonesia memiliki tujuan: menjaga kode etik profesi dan standar pelayanan profesi ASN; dan mewujudkan jiwa korps ASN sebagai pemersatu bangsa. Untuk menjamin efisiensi, efektivitas, dan akurasi pengambilan keputusan dalam Manajemen ASN diperlukan Sistem Informasi ASN.
Sistem Informasi ASN diselenggarakan secara nasional dan terintegrasi antar Instansi Pemerintah. Sengketa Pegawai ASN diselesaikan melalui upaya administratif. Upaya administratif terdiri dari keberatan dan banding administrative. (Modul Manajemen ASN, 2017)
2.9 Profil Peserta
Nama : Serli Dwi Nurhayati
Tempat tanggal lahir : Lamongan, 10 September 1996
Pendidikan terakhir : DIV Jurusan Gizi
NIP : 199609102022032005
Pangkat/Golongan : Penata Muda/III.a
Jabatan : Pranata Laboratorium Pendidikan Ahli Pertama
Unit Kerja : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin
Instansi : Kementerian Kesehatan
2.10 Tugas Pokok dan Tugas Fungsi
Berdasarkan Permenpan RB No. 7 tahun 2019 pasal 5, Tugas jabatan fungsional pranata laboratorium Pendidikan dan mengacu pada kegiatan yang terdapat di dalam
Sasaran Kerja Pegawai (SKP) yaitu :
Unsur : Pengelolaan Laboratorium
Sub Unsur :
1. Perancangan Kegiatan Laboratorium
2. Pengoperasian peralatan dan penggunaan bahan
3. Pemeliharaan/perawatan peralatan dan bahan
4. Pengevaluasian sistem kerja laboratorium
5. Pengembangan kegiatan laboratorium