LAPORAN SEMINAR RANCANGAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN 8
PEMBUATAN STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL NEONATAL EARLY WARNING SCORE (NEWS) DAN DIGITALISASI FORMULIR BERBASIS GOOGLEFORM
DI RUANG NEONATOLOGI ANTHURIUM
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR. HASAN SADIKIN TAHUN 2022
Disusun Oleh:
SHIDDIQOH MAR’ATUSH SHOLIHAH
NIP 199302022022032001
BAPELKES CIKARANG
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2022
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI
PEMBUATAN STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL NEONATAL EARLY WARNING SCORE (NEWS) DAN DIGITALISASI FORMULIR BERBASIS GOOGLE FORM
DI RUANG NEONATOLOGI ANTHURIUM
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR. HASAN SADIKIN TAHUN 2022
Telah diseminarkan
Tanggal 27 Juli 2022, di Bapelkes Cikarang
Coach
Ahmad Wajedi, S.Pd., M.Kes
Mentor
Fatrisia Madina, S.Kp., MM
196911121989031002 19630309198832003 Penguji
Verawati Lenny, SKM., MM., MKM NIP. 197706112005012001
2
Kata Pengantar
Segala Puji dan Syukur bagi Allah SWT, atas Rahmat dan Karunia-Nya lah sehingga penulis mampu menyelesaikan “Laporan Rancangan Aktualisasi Pembuatan Standar Prosedur Operasional Neonatal Early Warning Score (NEWS) dan Digitalisasi Formulir Berbasis Google Form” ini dengan baik. Penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan laporan ini, yaitu:
1. Plt. Direktur Utama RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dr. Yana Akhmad, Sp.PD.,MMRS. Yang telah memberikan dukungan dan semangat kepada seluruh CPNS Tahun 2021 sehingga kami dapat melaksanakannya dengan baik.
2. Kepala Bidang Keperawatan sekaligus sebagai Mentor, Ibu Fatrisia Madina, S.Kp., MM. yang telah banyak memberikan semangat, dukungan, serta bimbingannya kepada penulis dalam melaksanakan pelatihan dasar CPNS Golongan III ini.
3. Kepala Bapelkes Cikarang, Bapak Suherman, M.Kes.
4. Ketua penyelenggara pelatihan dasar CPNS Golongan III Kemenkes RI Tahun 2022 sekaligus sebagai penguji, Ibu Verawati Lenny, SKM, MKM., atas bimbingan dan dukungannya kepada penulis.
5. Bapak Ahmad Wajedi, S.Pd., MKes., selaku Coach yang telah memberikan dukungan motivasi, bimbingan, serta semangat kepada penulis.
6. Bapak dan Ibu panitia Pelatihan Dasar CPNS golongan III Kemenkes 2022 Bapelkes Cikarang
7. Suami, anak, dan orangtua tercinta, yang telah memberikan izin, serta mendukung sepenuhnya penulis dalam melaksanakan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Kemenkes RI Tahun 2022 ini.
8. Seluruh teman-teman peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Kemenkes RI 2022.
Laporan ini masih jauh dari kata sempurna, penulis menyadari terdapat banyak kesalahan di dalamnya. Akhir kata, semoga laporan ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis, umumnya bagi semua pembaca.
Penyusun, Shiddiqoh Mar’atush Sholihah, S.Kep., Ners
3
4 DAFTAR ISI Kata Pengantar 3 Daftar Isi 4 Daftar Tabel ............................................................................................................. 5 Daftar Gambar ......................................................................................................... 6 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 7 1.2. Tujuan Aktualisasi 9 1.2.1 Tujuan Umum 9 1.2.2 Tujuan Khusus 9 1.3 Manfaat Aktualisasi 9 1.3.1 Manfaat Bagi Penulis 9 1.3.2 Manfaat Bagi Instansi .............................................................................. 9 1.3.3 Bagi Masyarakat ...................................................................................... 10 BAB II PROFIL INSTANSI 2.1 Visi dan Misi ...................................................................................................... 11 2.2 Nilai-nilai Organisasi 11 2.3 Tugas Organisasi 11 2.3.1 Tugas 11 2.3.2 Fungsi 11 2.4 Uraian/Rincian Tugas Peserta 12 BAB III Analisis Dalam Pelaksanaan Tugas dan Fungsi 3.1 Identifikasi dan Analisis Isu Aktual 14 3.1.1 Analisis dan Penetapan Core Isu ............................................................. 16 3.1.2 Analisis Penyebab Isu .............................................................................. 18 3.2 Keterkaitan Penyebab Isu dengan Kedudukan dan Peran PNS untuk Mendukung Terwujudnya Smart Governance 18 3.3 Alternatif Pemecahan Masalah Sebagai Gagasan Kreatif 19 BAB IV Rancangan Aktualisasi 4.1 Rancangan Aktualisasi Nilai-nilai dasar PNS 21
5 4.1.1 Unit Kerja 21 4.1.2 Identifikasi Isu 21 4.1.3 Isu yang diangkat 21 4.1.4 Gagasan Kreatif Pemecahan Isu .............................................................. 21 4.2 Penjadwalan ..................................................................................................... 27 4.3 Para Pihak yang terlibat dan perannya dalam Aktualisasi 28
6 DAFTAR TABEL Tabel 1. Hasil Penetapan Isu dengan Model APKL 17 Tabel 2. Tabel Penapisan Gagasan 20 Tabel 3. Rencana Kegiatan dan Tahapan Kegiatan Aktualisasi ................................... 22 Tabel 4. Para Pihak dan Perannya dalam Aktualisasi .................................................. 28
7 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung 13 Gambar 2. Diagram Fishbone .............................................................................................. 18
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Undang-Undang no. 5 Tahun 2014, ASN atau Aparatur Sipil Negara adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. ASN memiliki peran dan fungsi yang sama yaitu sebagai pelaksana kebijakan publik, sebagai pelayan publik, dan sebagai perekat dan pemersatu bangsa.
ASN memiliki kewajiban untuk mengembangkan diri dan bertanggung jawab atas kinerjanya secara professional. Untuk itu, sebelum diangkat menjadi seorang PNS yang profesional, Calon PNS berkewajiban untuk menjalani masa percobaan selama 1 tahun dengan mengikuti pendidikan dan pelatihan terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.
Dalam melaksanaan pelatihan dasar CPNS ini, masing-masing CPNS dituntut untuk mengaktualisasikan gagasan-gagasan atau inovasi dalam rangka memberikan kontribusi serta penguatan kompetensi bidang di satuan kerjanya masing-masing yang sesuai dengan tugas dan fungsinya, serta harus selaras dengan nilai BerAKHLAK dalam mengimplementasikannya, yaitu berorientasi pada pelayanan yang artinya ASN harus responsif dalam melaksanakan pelayanan publik, akuntabel yakni bertanggung jawab dan tuntas dalam melaksanakan tugasnya, kompeten atau ahli di bidangnya dan memberikan kinerja yang terbaik, harmonis seperti peduli dan menghargai perbedaan di manapun berada, loyal atau setia dan berdedikasi tinggi serta menjaga nama baik instansinya, adaptif atau kemauan untuk berubah serta proaktif, serta kolaboratif atau
bersinergi dengan seluruh stake holder untuk menghasilkan nilai tambah
Kementerian Kesehatan RI saat ini sedang dalam proses transformasi Kesehatan demi mencapai visi yang sejalan dengan visi Presiden, yaitu “mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri, dan berkeadilan”. Dalam transformasi ini terdapat 6 pilar utama yaitu tranformasi layanan primer, layanan rujukan, sistem ketahanan
8
BAB I
Kesehatan, sistem pembiayaan Kesehatan, SDM Kesehatan, serta teknologi Kesehatan.
Dalam menjalankan sistem transformasi kesehatan ini, pemerintah memerlukan dukungan dan atau partisipasi dari setiap organisasi Kesehatan di Indonesia serta harus memiliki visi yang sama. Salah satunya adalah rumah sakit.
Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Salah satu rumah sakit yang langsung berada
dibawah Kementerian Kesehatan RI adalah RSUP Dr. Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.
RSHS merupakan rumah sakit kelas A dan menjadi rujukan tertinggi atau Top Referral Hospital di Jawa Barat. RSHS memiliki tugas dan fungsi yang sejalan dengan pemerintah
yaitu menyelenggarakan pelayanan Kesehatan perseorangan secara paripurna.
Sebagai perawat, dalam menjalankan pelayanan keperawatan agar mencapai paripurna, harus memberikan pelayanan yang bermutu, holistik, dan memuaskan bagi pasien dan keluarganya. Agar mencapai pelayanan yang bermutu, sebagai ASN harus kompeten dan proaktif ketika melihat kondisi atau situasi yang seharusnya dikaji ulang, diperbaiki atau bahkan dikembangkan dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan.
Saat ini, penulis sedang berdinas di ruang Neonatologi Anthurium RSUP Dr
Hasan Sadikin Bandung. Penulis melakukan kajian situasi selama kurang lebih 1 bulan
dan menemukan kondisi bahwa lembar observasi penilaian klinis pada bayi baru lahir
(selain pasien high care) masih menggunakan penilaian klinis pada anak, yaitu Pediatric Early Warning Score (PEWS), sedangkan penilaian klinis pada bayi seharusnya sudah
menggunakan Neonatal Early Warning Score (NEWS). PEWS dan NEWS memiliki parameter yang berbeda sehingga akan mempengaruhi hasil akhir dalam menentukan tindakan selanjutnya. Dalam membuat penilaian / observasi yang baru, harus didahului
dengan pembuatan standar prosedur operasional (SPO) sebagai dasar dalam pembuatannya, serta penggunaan teknologi untuk memfasilitasi pembuatan lembar observasi secara digital.
Maka dari itu, penulis mengidentifikasi gagasan sebagai solusi penyelesaian isu
tersebut dengan judul “PEMBUATAN STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL NEONATAL
EARLY WARNING SCORE (NEWS) DAN DIGITALISASI FORMULIR BERBASIS GOOGLE FORM”
9
1.2 Tujuan Aktualisasi
1.2.1 Tujuan umum
Tujuan umum dari kegiatan ini ialah menjadi PNS yang professional dan berkarakter dengan menerapkan nilai-nilai dasar PNS BerAKHLAK yaitu berorientasi pada pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif.
1.2.2
Melakukan kegiatan aktualisasi atas gagasan kreatif yang diusulkan atas isu permasalahan yang ada di unit kerja dengan harapan memperbaiki pelayanan keperawatan menjadi lebih berkualitas, lebih tepat, dan inovatif di ruang Neonatologi Anthurium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Penulis
Kegiatan aktualisasi ini sangat bermanfaat bagi penulis karena sebagai perawat dapat menjalankan tugas dan fungsinya yang berlandaskan nilai-nilai dasar BerAKHLAK seperti berorientasi pada pelayanan yang berkualitas, kompeten memberikan kinerja yang terbaik, komitmen dan berkontribusi untuk instansi, serta inovatif dalam memberikan pelayanan keperawatan.
1.3.2 Bagi Organisasi / Instansi
Kegiatan aktualisasi ini diharapkan dapat menjadi salah satu wujud nyata penerapan nilai-nilai ASN serta wujud dalam melaksanakan tugas dan fungsi ASN, terutama sebagai profesi perawat dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan perseorangan secara paripurna di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
1.3.3 Bagi Masyarakat
Kegiatan aktualisasi ini diharapkan dapat bermanfaat khususnya bagi keluarga pasien karena akan menunjang penatalaksanaan asuhan keperawatan yang tepat dan cepat serta informatif.
10
Tujuan khusus
BAB II
PROFIL INSTANSI
2.1 Visi dan Misi
Visi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung sesuai dengan visi pemerintah Kabinet
Maju yaitu Terwujudnya Indonesia Maju yang berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong. Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung adalah peningkatan kualitas manusia Indonesia.
2.2 Nilai-nilai Organisasi
Tata Nilai Filosofis RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung “PAMINGPIN PITUIN” yang artinya Kepemimpinan, Profesional, Inovatif, Tulus, Unggul, Integritas Janji pelayanan kesehatan di RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung yaitu, SIGAP yang bermakna:
- Senyum-Sapa-Salam-Sopan-Santun (5S)
- Inovatif dalam berkarya
- Gelorakan Semangat Pelayanan Prima
- Amanah Menjaga Keselamatan Pasien
- Peduli, Perhatian dan Perasaan
2.3 Tugas Organisasi
Tugas dan Fungsi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yaitu:
2.3.1 Tugas : Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Perseorangan secara Paripurna
2.3.2 Fungsi :
- Penyusunan Rencana, Program dan Anggaran
- Pengelolaan Pelayanan Medis dan Penunjang Medis
- Pengelolaan Pelayanan Keperawatan
- Pengelolaan Pelayanan Non Medis
- Pengelolaan Pendidikan dan Pelatihan di bidang Pelayanan Kesehatan
- Pengelolaan Penelitian, Pengembangan dan Penapisan Teknologi di bidang pelayanan Kesehatan
- Pengelolaan keuangan dan barang milik negara
11
- Pengelolaan layanan pengadaan barang/jasa
- Pengelolaan sumber daya manusia
- Pelaksanaan urusan hukum, organisasi dan hubungan masyarakat
- Pelaksanaan Kerja Sama
- Pengelolaan Sistem Informasi
- Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan
- Pelaksanaan Urusan Administarasi Rumah Sakit
2.4 Uraian/Rincian Tugas Peserta
Tugas perawat sesuai PERMENPAN RB No. 35 Tahun 2019 yaitu melakukan kegiatan Pelayanan Keperawatan yang meliputi asuhan keperawatan, dan pengelolaan keperawatan.
Selain tugas utama, adapun tugas tambahan yang disesuaikan dengan unit kerja di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, yaitu:
- Terlaksannya kepatuhan penggunaan rekam medis elektronik (RME) di ruangan
- Terpenuhinya asuhan keperawatan pre dan post central di ruangan
- Terlaksananya evaluasi dan monitoring kepatuhan sensus harian
- Terlaksananya pelatihan service oleh petugas nakes dan non nakes di ruangan
- Terlaksananya pelaporan waktu tunggu operasi (WTO) sesuai target di ruangan
- Terpenuhinya pelaksanaan kepatuhan pengisian daftar tilik pre operasi di ruangan
- Tersusunnya pelaporan kepatuhan visite DPJP online di ruangan
- Terpenuhinya kepatuhan pelaksanaan protokol kesehatan di ruangan
- Terpenuhinya kepatuhan pengantaran pasien rawat inap ke kamar operasi sebelum jam 7.00
- Tersusunnya kepatuhan pelaporan data AKND di ruangan
- Terlaksananya koordinasi dan pelaksanaan pencegahan kejadian infeksi daerah operasi di ruangan
12
- Terpenuhinya monitoring hemodinamik pasien neonatus sesuai PEWS, down score dan kondisi klinik di ruangan neonatus.
Struktur organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dapat dilihat pada gambar berikut:
13
Gambar 1 Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
BAB III
ANALISIS ISU DALAM PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1 Identifikasi dan analisis isu aktual
Dalam penetapan isu, dilakukan environmental scanning dimana isu diidentifikasi melalui proses observasi secara langsung serta analisis tugas dan fungsi pokok pegawai di unit kerja. Dalam mengangkat sebuah isu juga harus dianalisis dengan
mencari tahu fakta dan datanya secara nyata
Isu-isu yang diangkat di ruang Neonatologi Anthurium RSUP Dr. Hasan Sadikin adalah sebagai berikut:
1. Belum adanya sarana penilaian terhadap kepuasan pelayanan di ruang
Neonatologi Anthurium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai perawat, untuk mencapai pelayanan yang prima dibutuhkan inovasi serta kritik dan saran yang membangun demi peningkatan mutu pelayanan. Penilaian kepuasan pelayanan biasanya dilakukan
oleh komite mutu namun hanya dilaksanakan 6 bulan sekali dan hanya mengambil sampel saja, tidak semua keluarga pasien bisa menyampaikan penilaian tersebut. Diharapkan dengan adanya sarana penilaian terhadap kepuasan pelayanan pasien, mampu memberikan inovasi dan kreativitas dalam melaksanakan pelayanan yang sesuai dengan kedudukan dan fungsi kita sebagai ASN.
2. Belum optimalnya penilaian Early Warning Score (EWS) pada bayi baru lahir di ruang Neonatologi Anthurium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung 2022. Ruang
Neonatologi Anthurium terbagi menjadi 3 ruangan yang terdiri dari level 1 yaitu untuk bayi baru lahir dengan kondisi stabil dan tidak sedang menjalani pengobatan antibiotik, kemudian ada ruang HCU Non infeksi untuk bayi baru lahir dengan kondisi sedang menjalani terapi atau yang membutuhkan observasi lebih intensif, dan ada ruang HCU infeksi dimana bayi yang dirawat dengan penyakit infeksi. Saat ini, di ruang level 1 Neonatologi Anthurium RSUP Dr. Hasan Sadikin
14
Bandung dalam menilai kondisi klinis pada bayi baru lahir masih menggunakan
format / lembar Pediatric Early Warning Score (PEWS).
Pentingnya observasi klinis dengan tepat pada bayi baru lahir ialah sebagai identifikasi dini untuk menentukan tindakan selanjutnya secara cepat, tepat, dan cekatan sesuai nilai dasar berorientasi pada pelayanan. Terdapat banyak perbedaan antara NEWS dan PEWS, yaitu:
- Paediatric Early Warning Score (PEWS)
Instrumen ini dibentuk berdasarkan tiga komponen klinis yaitu komponen neurologis, kardiovaskular, dan respirasi.5-7 Pasien yang memerlukan pemindahan perawatan ke ruang intensif memiliki skor PEWS abnormal sejak
24 jam pertama perawatan dan secara signifikan dapat muncul lebih awal. Implementasi PEWS untuk mengidentifikasi perburukan klinis pasien anak sejak
awal dan diharapkan dapat membantu petugas klinis mengambil keputusan sejak dini demi luaran pasien yang optimal. Adapun parameter PEWS yaitu Frekuensi Pernapasan, Alat bantu O2, Saturasi Oksigen, Nadi, Warna kulit, Tekanan darah sistolik, dan Perilaku
- Newborn/Neonatal Early Warning Score (NEWS)
Neonatal Early Warning Score (NEWS) merupakan sistem identifikasi dari
pencatatan tanda vital dan terdapat rentang angka penilaian terhadap hasil yang berada diluar batas normal, kemudian total penjumlahan dari masingmasing penilaian akan memberikan identifikasi sejauh mana kondisi perburukan klinis yang terjadi pada neonatal. Parameter yang digunakan dalam NEWS ini adalah laju nafas, denyut jantung, saturasi oksigen, suhu tubuh, dan usaha nafas (Assessment, 2015) atau tingkat kesadaran (Roland et al., 2010)
Dampak jika masalah tidak diselesaikan: Penilaian skoring resiko yang tidak tepat pada bayi baru lahir akan berpengaruh terhadap angka morbiditas dan mortalitas serta lamanya perawatan intensif.
Kondisi yang diharapkan : Diharapkan tersedianya sarana penilaian skoring
resiko yang tepat pada bayi baru lahir menggunakan Neonatal Early Warning Score (EWS) karena akan menunjang penatalaksanaan asuhan yang tepat dan cepat sehingga dapat mempengaruhi dalam penurunan angka morbiditas,
15
mortalitas dan lama perawatan, serta mendukung peningkatan mutu layanan kesehatan anak terutama neonatal.
3. Belum optimalnya pelaksanaan handover / serah terima pasien di ruang
Neonatologi Anthurium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Di dalam tugas dan fungsinya sebagai perawat, hand over / serah terima pasien merupakan hal yang penting karena melibatkan catatan perkembangan perawatan pasien yang berkelanjutan. Namun seringkali terjadi di lapangan pelaksanaan handover / serah terima pasien tidak dilakukan oleh perawat yang bertanggung jawab atas pasien tersebut, melainkan terkadang dititipkan ke perawat lain, sehingga dampaknya akan beresiko terjadi keluputan/miss dalam serah terima pasien meskipun catatan-catatan tersebut tertulis di kertas namun tetap akan beresiko tercecer dan hilang. Kondisi yang diharapkan adalah optimalisasi pelaksanaan hand over / serah terima pasien berbasis digital google drive dimana setiap perawat yang bertanggung jawab terhadap pasien mengisi catatan perkembangan keperawatan secara online dan bisa melalui device masingmasing. Dengan begitu catatan perawat akan terintegrasi di dalam google drive dan bisa diakses dimanapun tanpa beresiko hilang atau tercecer. Ini merupakan salah satu inovasi digitalisasi dalam transformasi pelayanan Kesehatan menuju smart governance.
3.1.1 Analisis dan Penetapan Core Isu
Berdasarkan isu yang telah diidentifikasi, selanjutnya dilakukan proses pemilahan/ penapisan isu menggunakan Teknik APKL, yakni teknik untuk menilai kualitas isu dengan cara menilai isu yang divalidasi berdasarkan 4 item,
1. Aktual (A), artinya isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat
2. Problematik (P), artinya isu tersebut memiliki dimensi masalah yang kompleks sehingga perlu dicarikan segera solusinya.
3. Kekhalayakan (K), artinya isu tersebut diangkat secara langsung menyangkut hajat hidup orang banyak.
16
4. Layak (L), Isu yang masuk akal dan realistis serta relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.
Berikut dibawah ini merupakan hasil penetapan isu dengan metode APKL
Tabel 1. Hasil Penetapan Isu dengan Metode APKL
No ISU
1 Belum adanya sarana penilaian terhadap
kepuasan pelayanan di ruang Neonatologi
Anthurium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022.
2 Belum optimalnya penilaian EWS pada bayi baru
lahir di ruang Neonatologi Anthurium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022.
3 Belum optimalnya pelaksanaan handover / serah
terima pasien di ruang Neonatologi Anthurium
4 5 5 19
Prioritas
5 4 5 4 18
Pada saat memilih isu, masalah prioritas, sampai dengan gagasan kreatif
peserta melakukan brainstorming dan berkonsultasi dengan mentor dan kepala ruangan, serta melakukan literature review dari berbagai sumber baik jurnal, maupun kepustakaan lainnya.
Setelah dilakukan penapisan isu dengan metode APKL, maka terpilihlah isu yang
kedua yaitu Belum optimalnya penilaian EWS pada bayi baru lahir di ruang Neonatologi
Anthurium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
17
A P K L Jumlah
3
5 4 4 4 17
1
5
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022 2
3.1.2 Analisis Penyebab Isu
Gambar 2 Diagram Fishbone
Surroundings System
Belum ada penilaian
klinis khusus bayi baru lahir di ruang
level 1
Belum semua perawat di ruangan mengetahui
penilaian klinis pada
bayi baru lahir
Penilaian klinis bayi baru lahir di level 1 masih
menggunakan
penilaian untuk
anak
Belum adanya SPO
penilaian klinis bayi baru lahir
Belum adanya formulir
penilaian klinis bayi baru lahir
Belum optimalnya
penilaian EWS pada bayi baru lahir di ruang Neonatologi
Anthurium RSUP Dr. Hasan Sadikin
Skills
Suppliers
3.2 Keterkaitan Penyebab Isu dengan Kedudukan dan Peran PNS untuk Mendukung
Terwujudnya Smart Governance
Setelah dipetakan penyebab dari isu utama yang terpilih di atas, didapatkan
bahwa ada beberapa penyebab yang perlu diupayakan penyelesaiannya dengan
gagasan-gagasan kreatif dan inovatif yang bisa dilaksanakan di ruang Neonatologi
Anthurium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, yaitu:
- Di dalam poin Surroundings, di ruangan Anthurium di level 1 belum adanya
penilaian klinis pada bayi baru lahir. Sebagai ASN, kita harus mampu memberikan
pelayanan yang tepat manfaat pada pasien, Gagasan yang bisa dilakukan adalah
pengadaan formulir NEWS di ruangan Anthurium.
18
- Pada poin skills, belum semua perawat di ruangan mengetahui penilaian klinis pada bayi baru lahir. Pentingnya pengembangan ilmu pengetahuan pada perawat untuk mendukung serta memfasilitasi dalam peningkatan pelayanan keperawatan di ruangan. Gagasan yang bisa dilakukan adalah dengan membuat video edukasi kepada perawat di ruang Anthurium tentang cara penilaian klinis pada bayi baru lahir.
- Pada poin system, penilaian klinis bayi baru lahir di level 1 masih menggunakan penilaian untuk anak, padahal ketepatan dalam penilaian klinis bayi baru lahir diharapkan dapat membantu petugas klinis mengambil keputusan sejak dini demi luaran pasien yang optimal dan dapat mengurangi masa rawat. Gagasan yang dapat dilakukan adalah dengan diterapkan peraturan penilaian klinis untuk bayi baru lahir.
- Untuk Supplier, Belum adanya SPO penilaian klinis bayi baru lahir dan belum adanya formulir penilaian klinis bayi baru lahir, gagasan yang dapat dibuat adalah dengan membuat SPO dan formulir penilaian klinis pada bayi baru lahir berbasis digital sebagai upaya melaksanakan perbaikan pelayanan menjadi lebih berkualitas dengan sentuhan digital sebagai bentuk inovasi yang adaptif terhadap transformasi pelayanan kesehatan saat ini
3.3 Alternatif Pemecahan Masalah sebagai Gagasan Kreatif
Dengan adanya beberapa gagasan alternatif yang dihadirkan, penting untuk melakukan penilaian kembali untuk menentukan gagasan yang akan dilaksanakan dalam waktu yang sudah disediakan dalam masa aktualisasi yang sudah ditentukan, sehingga gagasan bukan hanya wacana namun mampu laksana. Untuk pemilahan gagasan utama, digunakan teknik penapisan dengan teknik USG agar dapat terlihat tingkat urgensi, keseriusan juga perkembangan isu yang bisa diselesaikan oleh gagasan terpilih.
Berikut adalah tabel penapisan gagasan untuk menentukan prioritas gagasan utama.
19
Tabel 2. Tabel Penapisan Gagasan
lahir berbasis digital sebagai
upaya melaksanakan
perbaikan pelayanan menjadi
lebih berkualitas dengan
sentuhan digital sebagai
bentuk inovasi yang adaptif
terhadap transformasi
pelayanan Kesehatan saat ini
Hasil dari penilaian gagasan utama di atas, terpilih gagasan yang akan
dilaksanakan adalah dengan membuat SPO dan formulir penilaian klinis pada bayi baru
lahir berbasis digital sebagai upaya melaksanakan perbaikan pelayanan menjadi lebih
berkualitas dengan sentuhan digital sebagai bentuk inovasi yang adaptif terhadap
transformasi pelayanan Kesehatan saat ini
20
No. Urgency Seriousness Growth Total Prioritas
2 3 3 8 4
1. Menyediakan fasilitas dengan pengadaan formulir NEWS berbasis kertas di ruangan Anthurium.
4 5 4 13 2
2. Membuat video edukasi kepada perawat di ruang Anthurium tentang cara penilaian klinis pada bayi baru lahir.
4 3 3 10 3
3. Penerapan peraturan penilaian klinis untuk bayi baru lahir.
4. Membuat SPO dan formulir penilaian klinis pada bayi baru
5 5 5 15 1
BAB IV
RANCANGAN AKTUALISASI
4.1 Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar PNS
4.1.1 Unit Kerja
Ruang Neonatologi Anthurium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
4.1.2 Identifikasi Isu
1. Belum adanya sarana penilaian terhadap kepuasan pelayanan di ruang
Neonatologi Anthurium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022.
2. Belum optimalnya penilaian Early Warning Score (EWS) pada bayi baru lahir di ruang Neonatologi Anthurium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung 2022.
3. Belum optimalnya pelaksanaan handover / serah terima pasien di ruang
Neonatologi Anthurium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
4.1.3 Isu yang Diangkat
Belum optimalnya penilaian EWS pada bayi baru lahir di ruang Neonatologi
Anthurium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung 2022
4.1.4 Gagasan Kreatif Pemecahan Isu
Membuat Standar Prosedur Operasional Neonatal Early Warning Score (NEWS) dan digitalisasi formulir Neonatal Early Warning Score (NEWS) melalui pembuatan media google form
21
No Kegiatan Tahapan kegiatan Output/Evidence
1 Persiapan rancangan aktualisasi yang telah
diseminarkan
1. Melakukan revisi rancangan aktualisasi
Keterkaitan dengan Substansi Mata
Pelatihan Agenda 2
Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi Penguatan Nilai Organisasi
2. Melakukan konsultasi kepada mentor, kepala ruangan, serta coach
3. Melakukan fiksasi
rancangan dan acc mentor
- Lembar konsultasi
dengan kepala
ruangan dan mentor
- Laporan rancangan
aktualisasi yang telah
direvisi
- Foto kegiatan konsultasi
1. Saya akan segera melakukan perbaikan / revisi rancangan
aktualisasi dengan penuh tanggung
jawab (akuntabel)
2. Saya akan melakukan konsultasi
dengan sopan santun (berorientasi layanan)
Melakukan revisi
rancangan aktualisasi
dalam rangka perubahan
yang lebih baik sejalan
dengan misi RSHS dalam
mewujudkan
peningkatan kualitas
manusia Indonesia
Sesuai dengan nilai
RSHS “PAMINGPIN
PITUIN”, yakni
profesional dalam
melaksanakan
kinerjanya untuk memberikan pelayanan yang terbaik.
2 Pembuatan
rancangan draft SPO
Neonatal Early
Warning Score (NEWS)
1. Melakukan pencarian informasi
melalui jurnal, panduan
kepustakaan lainnya
untuk merancang
SPO Neonatal Early
- Dokumentasi saat
melakukan konsultasi
- Draft SPO
3. Saya akan melakukan fiksasi
rancangan untuk mendapatkan acc (akuntabel)
1. Saya akan melakukan literatur
review untuk menambah wawasan
dalam membuat SPO (kompeten)
Pembuatan rancangan
SPO untuk memperbaiki
pelayanan menjadi lebih
berkualitas sejalan
dengan misi RSHS dalam
mewujudkan
peningkatan kualitas
manusia
Menguatkan nilai-nilai RSHS yaitu
PAMINGPIN PITUIN (Kepemimpinan, profesional, inovatif , tulus, unggul, integritas)
22
Tabel 3 . Rencana Kegiatan dan Tahapan Kegiatan Aktualisasi
3 Pembuatan formulir
Neonatal Early Warning Score
(NEWS) berbasis digital
Warning Score (NEWS)
2. Melakukan penyusunan dokumen SPO
Neonatal Early Warning Score (NEWS)
3. Melakukan konsultasi, masukan dari kepala ruangan, mentor, dan unit terkait
1. Persiapan
pencarian format
formulir baku
dengan menelaah jurnal, serta
kepustakaan lain.
2. Membuat formulir
Neonatal Early Warning Score
(NEWS) berbentuk digital
2. Saya akan menyusun draft SPO
dengan penuh tanggung jawab, dan menuntaskannya (akuntabel)
3. Saya akan melakukan bimbingan
dan konsultasi terhadap dokumen
SPO yang sudah dibuat (kolaboratif)
- Draft Formulir digital
- Dokumentasi
konsultasi draft formulir
1. Saya akan melakukan literature
review untuk mendapakan sumber
yang akurat dalam pembuatan
formulir (kompeten)
2. Saya akan membuat formulir
Neonatal Early Warning Score
(NEWS) sebagai upaya
melaksanakan perbaikan pelayanan
menjadi lebih berkualitas dengan
Pembuatan formulir
NEWS dalam bentuk
digital merupakan
terobosan inovasi yang
sejalan dengan visi RSHS
yang juga merupakan visi
Kabinet Indonesia maju
yaitu Terwujudnya
Indonesia Maju Yang
Berdaulat, Mandiri, dan
Berkepribadian,
Menguatkan nilai-nilai
RSHS yaitu
PAMINGPIN PITUIN (Kepemimpinan, profesional, inovatif , tulus, unggul , integritas)
23
4 Pengesahan dokumen SPO Neonatal Early Warning Score (NEWS)
3. Melakukan konsultasi formulir yang dirancang
sentuhan digital sebagai bentuk
inovasi terhadap transformasi
pelayanan Kesehatan saat ini. (adaptif)
3. Saya akan melakukan konsultasi
untuk masukan dan perbaikan formulir (kolaboratif)
Berlandaskan Gotong
Royong
1. Mempersiapkan dokumen yang
akan dilakukan pengesahan
2. Melakukan koordinasi dengan komite keperawatan, kepala instansi
rawat inap, pokja
PAP, dan
koordinator bidang
keperawatan yang
berwenang dalam
melakukan
- Bukti koordinasi
berupa foto atau
screenshot - Dokumen SPO yang
sudah
ditandatangani
1. Saya akan menyiapkan dokumen
yang akan dilakukan pengesahan
dengan sebaik-baiknya (akuntabel)
2. Saya akan berkoordinasi secara
sopan, berkolaborasi, dan bersinergi
menemui berbagai pihak yang
terlibat dalam pengesahan
dokumen untuk meminta masukan
kritik dan saran atas penyusunan
dokumen SPO (kolaboratif)
Kegiatan pengesahan
dokumen SPO
merupakan salah satu
kegiatan untuk
menunjang
terlaksananya SPO
sebagai bentuk
peningkatan kualitas
pelayanan yang sejalan
dengan misi RSHS dalam
mewujudkan
peningkatan kualitas
manusia Indonesia
Menguatkan nilai-nilai
RSHS yaitu
PAMINGPIN PITUIN (Kepemimpinan, profesional, inovatif, tulus, unggul, integritas)
24
5 Uji Coba dokumen
SPO Neonatal Early
Warning Score
(NEWS)
pengesahan
dokumen SPO
3. Meminta
persetujuan
penyusunan
dokumen SPO
Neonatal Early Warning Score
(NEWS)kepada
komite
keperawatan, kepala instansi
rawat inap, pokja
PAP, dan
koordinator bidang
keperawatan
1. Mempersiapkan
SPO untuk
dilakukan uji coba
2. Melakukan
koordinasi dengan
mentor dan kepala
ruangan untuk
meminta izin
3. Saya akan meminta persetujuan
dengan ramah, sopan dan beretika (berorientasi pada pelayanan)
- Screenshot bukti
koordinasi dengan
mentor dan kepala
ruangan - Dokumentasi foto
uji coba SPO
kepada perawat
1. Saya akan menyiapkan dengan
matang SPO yang akan dilakukan uji
coba (akuntabel)
2. Saya akan meminta izin dengan
sopan untuk melakukan uji coba
dokumen SPO kepada perawat di ruangan, serta melakukan
koordinasi Bersama kepala ruangan
Kegiatan uji coba
dokumen merupakan
kegiatan validitas
sebelum SPO dapat
dilaksanakan di ruangan, ini sejalan dengan visi
Pemerintah Kabinet
Maju yang juga
Menguatkan nilai-nilai
RSHS yaitu
PAMINGPIN PITUIN (Kepemimpinan, profesional, inovatif , tulus, unggul, integritas)
25
dilakukan uji coba SPO kepada
perawat di ruangan
3. Melakukan uji coba SPO
- Absensi kegiatan uji coba SPO dan mentor (berorientasi pelayanan)
merupakan visi RSHS
yaitu Terwujudnya
Indonesia Maju Yang
Berdaulat, Mandiri, dan
6 Sosialisasi SPO dan formulir
1. Membuat bahan tayang sosialisasi
2. Melakukan konsultasi dan meminta izin sosialisasi kepada mentor dan kepala ruangan
3. Melaksanakan sosialisasi kepada perawat
- Bahan tayang
sosialisasi SPO
- Dokumentasi pelaksanaan
konsultasi dan sosialisasi SPO
- Testimoni dari
perawat pelaksana
- Kritik dan saran
3. Saya akan melakukan uji coba SPO
Bersama kepala ruangan dan perawat untuk dilakukan validitas (kompeten)
1. Saya akan menyiapkan bahan tayang
dengan baik (kompeten)
2. Saya akan melakukan konsultasi dan koordinasi serta meminta izin kepada
mentor sebelum melaksanakan sosialisasi (kolaboratif)
3. Saya akan melakukan sosialisasi SPO
dan formulir kepada perawat, akan dilakukan dengan penuh tanggung
jawab, inovatif, serta kreatif (akuntabel)
Berkepribadian,
Berlandaskan Gotong
Royong
Kegiatan sosialisasi SPO
dan formulir NEWS
kepada perawat di ruangan merupakan
salah satu bentuk
edukasi yang sejalan
dengan misi RSHS dalam mewujudkan
peningkatan kualitas
manusia Indonesia
Menguatkan nilai-nilai
RSHS yaitu
PAMINGPIN PITUIN (Kepemimpinan, profesional, inovatif , tulus, unggul, integritas)
4. Melakukan evaluasi sosialisasi SPO
4. Saya akan melakukan evaluasi
berdasarkan hasil uji coba SPO demi
perbaikan kedepannya (kolaboratif)
26
Rancangan aktualisasi akan dilaksanakan di ruang Neonatologi Anthurium
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Waktu pelaksanaan akan dimulai pada tanggal 28
Juli 2022 sampai dengan 2 September 2022 dengan alokasi waktu kegiatan sebagai
berikut:
1 Persiapan
yang telah diseminarkan
2 Penyusunan dokumen SPO
3 Pembuatan formulir digital
4 Pengesahan SPO
5 Uji coba SPO
6 Sosialisasi SPO
27
4.2 Penjadwalan
Tahapan Kegiatan Bulan Ket./ Tanggal Kegiatan Juli 2022 Agustus 2022 September 2022 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4
Tabel 4. Jadwal Kegiatan dan Tahapan Kegiatan Aktualisasi
No Kegiatan/
rancangan aktualisasi
Penulis mengidentifikasi pihak-pihak yang terlibat serta peran masing-masing dalam kegiatan aktualisasi adalah sebagai berikut:
No Para Pihak Peran dalam aktualisasi Keterangan
1 Mentor Memberikan masukan, bimbingan terkait rancangan SPO
2 Kepala Ruangan Anthurium Memberikan masukan terkait rancangan SPO di ruangan dan pelaksanaannya
3 Coach Memberikan masukan, bimbingan terkait rancangan SPO
4 Perawat Anthurium Pelaksana rancangan SPO dan pengisian google form NEWS
5 Komite keperawatan, Kepala instalasi Rawat Inap, Pokja PAP, Bidang
Pelayanan Keperawatan
Mengesahkan dokumen SPO
Neonatal Early Warning Score (NEWS)
28
4.3 Para Pihak yang Terlibat dan Perannya dalam Aktualisasi
Tabel 5. Para Pihak dan Perannya dalam Aktualisasi