Edukasi Senam Nifas Pd Pasien Post Partum Dgn Media Leaflet & Video Di Ruang Alamanda

Page 1

LAPORAN SEMINAR RANCANGAN AKTUALISASI

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN 6

OPTIMALISASI EDUKASI SENAM NIFAS PADA PASIEN POST

PARTUM DENGAN MEDIA LEAFLET DAN VIDEO

DI RUANG ALAMANDA

RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG

Disusun Oleh:

Widi Fitriani

NIP. 199503042022032003

BAPELKES CIKARANG

KEMETERIAN KESEHATAN RI

2022

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI

OPTIMALISASI EDUKASI SENAM NIFAS PADA PASIEN POST PARTUM DENGAN

MEDIA LEAFLET DAN VIDEO DI RUANG ALAMANDA

RSUP. Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG

Telah diseminarkan

Tanggal 14 Juli 2022, Bapelkes Cikarang

Cikarang, 13 Juli 2022

Mentor

Oded Sumarna, S.Kep.,

NIP. 196911121997031001

Coach

dr. Dina Indriyanti, MKM. NIP. 1972031620021220003

Penguji

Verawati Lenny, SKM., MKM

NIP. 197706112005012001

Ners., M.Kep
ii
DAFTRAR ISI LEMBAR PERNGESAHAN RANCANGAN AKTUALISASI.................................... ii DAFTAR ISI..............................................................................................iii KATA PENGANTAR .................................................................................... v DAFTAR TABEL.........................................................................................vi DAFTAR GAMBAR.....................................................................................vii BAB I. PENDAHULUAN...............................................................................1 A. Latar Belakang...............................................................................1 B. Tujuan...........................................................................................3 C. Manfaat ........................................................................................4 BAB II. GAMBARAN UMUM DAN PROFIL PESERTA .......................................5 A. Profil Instansi.................................................................................5 B. Profil Peserta .................................................................................9 BAB III. RANCANGAN AKTUALISASI ......................................................... 15 A. Identifikasi Isu dan Deskripsi Isu................................................... 15 B. Isu yang Diangkat / CoreIssue.....................................................22 C. Analisis Penyebab Masalah............................................................ 24 D. Gagasan Pemecahan Isu............................................................... 36 E. Matriks Rancangan Aktualisasi....................................................... 37 F. Jadwal Rencana Kegiatan.............................................................. 51 G. Peran Para Pihak Terkait............................................................... 51 Daftar Pustaka........................................................................................ 53 iii

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan rancangan aktualisasi yang berjudul "Optimalisasi Edukasi Senam Nifas pada Paien PostPartumdengan Media Leafletdan Video di Ruang Alamanda RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung" di Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang guna memenuhi salah satu syarat menyelesaikan Latihan Dasar CPNS Golongan III

Angkatan 6.

Dalam penyusunan laporan ini, penulis mendapatkan saran, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih pada kepada:

1. dr. Azhar Jaya, S.KM, MARS, selaku Plt. Direktur Utama RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

2. Drs. Suherman, M.Kes, selaku Kepala Bapelkes Cikarang

3. Fatrisia Madina, S.Kp., MM selaku Koordinator Bidang Keperawatan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

4. dr. Dina Indriyanti, MKM., selaku Coach dari Bapelkes Cikarang yang selalu memberikan ilmu, arahan, maşukan, dan bimbingan selama proses penyusunan rancangan aktualisasi ini.

5. Oded Sumarna, S.Kep., Ners., M.Kep., selaku mentor RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yang telah memberikan maşukan dan arahan sehingga rancangan aktualisasi ini dapat diselesaikan dengan baik.

6. Verawati Lenny, SKM., MKM, selaku Ketua Pelaksana Latsar CPNS Kemenkes sekaligus selaku Penguji Seminar Rancangan Aktualisasi dan seluruh Panitia Bapelkes Cikarang, yang telah memberikan ilmunya selama kegiatan Pelatihan Dasar CPNS Kemenkes RI

7. Windy Natasya, S.Kep., Ners., M.Kep., Sp. Kep. Mat., selaku Kepala Ruangan Alamanda RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yang banyak memberikan arahan dan saran.

8. Seluruh rekan – rekan peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III khususnya Angkatan 6 kelompok B atas inspirasi, bantuan, dan kekompakannya.

9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah terlibat dalam proses penyusunan rancangan aktualisasi ini.

Penulis menyadari dalam laporan rancangan aktualisasi ini masih banyak kekurangan. Untuk itu penulis berharap kepada semua pihak agar memberikan saran dan juga kritik yang membangun untuk penyempurnaan rancangan aktualisasi ini. Semoga rancangan aktualisasi ini dapat memberikan manfaat dan dapat diterapkan di lingkungan kerja dengan sebaikbaiknya, serta dapat dikembangkan lebih lanjut.

KATA PENGANTAR
iv

Cikarang, 13 Juli 2022

Penulis

Widi Fitriani, S.Kep., Ners NIP. 199503042022032003

Tabel 2.1 Sasaran Kinerja Pegawai (SKP).................................................. 11 Tabel 3.1 Identitifikasi Isu ....................................................................... 15 Tabel 3.2 Analisis Isu berdasarkan Kriteria APKL........................................ 23 Tabel 3.3 Kriteria Nilai APKL .................................................................... 24 Tabel 3.4 Gagasan Penyelesaian Isu ........................................................ 36 Tabel 3.5 Matriks Internalisasi Nilai-nilai BerAKHLAK ................................. 37 Tabel 3.6 Timeline Kegiatan Aktualisasi .................................................... 51 Tabel 3.7 Para Pihak Terkait ................................................................... 51 v
DAFTAR TABEL

Gambar 2.1 Struktur Oganisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung .................6

Gambar 2.2 Struktur Organigram Ruang Alamanda .....................................7

Gambar 3.1 Diagram Data Wawancara Pasien mengenai Edukasi Mobilisasi 17

Gambar 3.2 Diagram Data Perawat yang Melakukan Edukasi Mobilisasisi ....17

Gambar 3.3 Lembar Edukasi Pasien .........................................................18

Gambar 3.4 Diagram Hasil Wawancara Pengetahuan Senam Nifas .............19

Gambar 3.5 Lembar Edukasi Pasien .........................................................19

Gambar 3.6 Diagram Wawancara Perawat yang melakukan Edukasi Senam Nifas....................................................................................19

Gambar 3.7 Jadwal Dinas Perawat Ruang Alamanda .................................20

Gambar 3.8 Edukasi Pasien Pulang pada EMR ...........................................21

Gambar 3.9 Diagram Pengetahuan Paien mengenai Perawatan Bayi Baru Lahir 21

Gambar 3.10 Diagram Data Rekamedis yang tidak terdapat dokumentasi edukasi perawatan bayi baru lahir ........................................22

Gambar 3.11 Diagram Fishbone ..............................................................35

DAFTAR GAMBAR
vi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aparatur sipil negara (ASN) terdiri atas profesi pegawai negeri sipil (PNS) dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) yang di angkat berdasarkan peraturan perundang-undangan. Aparatur sipil negara adalah bagian dari sumber daya manusia yang wajib ada karena dibutuhkan dalam menjalankan fungsi negara dengan menempatkan pada tugas fungsi dan perannya masing-masing, sebagai fungsi dan tugas

utama dari ASN berkewajiban dalam melaksanakan kebijakan publik, sebagai pelayanan publik serta menjadi perekat dan pemersatu bangsa.

Pembinaan PNS melalui jalur pelatihan sesuai dengan UU No. 5 tahun 2014

tentang ASN dan merujuk pada pasal 63 ayat 3 dan ayat 4. Dalam UU No. 5 tahun 2014

disebutkan bahwa calon PNS wajib menjalani masa percobaan yang dilaksanakan melalui proses pendidikan dan pelatihan terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat, dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.

Pelatihan dasar ini diharapkan dapat membentuk kemampuan ASN dalam bersikap dan bertindak professional dan berkarakter dalam mengelola tantangan dan masalah keragaman sosiokultural dengan menggunakan perseptif manajemen ASN dan Smart ASN dalam mewujudkan SMARTGovernanceyang didasari nilai-nilai dasar ASN berdasarkan kedudukan dan peran ASN dalam negara kesatuan republik Indonesia pada setiap pelaksanaan tugas jabatannya sebagai pekayanan masyarakat.

Upaya peningkatan pelayanan masyarakat salah satunya pada bidang Kesehatan yang berkualitas didukung dengan adanya sumber daya manusia Kesehatan yang professional, untuk itu Kementrian Kesehatan RI telah menetapkan 27 (duapuluh tujuh) jabatan fungsional Kesehatan yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak yang penuh untu kmelakukan tugas dan fungsinya sesuai dengan profesinya masingmasing. Jabatan fungsional adalah jabatan karier yang hanya dapat diduduki oleh seseorang yang telah berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil. Salah satu jabatan fungsional tersebut adalah jabatan fungsional perawat.

Perawat adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan pelayanan keperawatan kepada masyarakat pada sarana pelayanan Kesehatan.

Sebagai CPNS perawat yang bertugas di pelayanan rumah sakit wajib mengikuti pelatihan dasar CPNS, dengan tujuan untuk mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS yaitu Ber-Orientasi Pelayanan, Akuntabel, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif (BerAKHLAK). Untuk mewujudkan semua nilai tersebut penulis membuat rancangan kegiatan yang mengandung unsur BerAKHLAK dalam pelaksanaannya. Selain itu penulis juga mencari isu yang ada di tempat kerja agar isu tersebut dapat diselesaikan sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan Kesehatan yang diberikan.

Ruang Alamanda merupakan ruang perawatan inap khusus untuk kasus obstetri dan gynecology. Ruang Alamanda terbagi menjadi 3 bagian, yaitu Ruang HCU Alamanda, Ruang Alamanda A khusus untuk pasien-pasien dengan kasus-kasus masalah kehamilan dan Ruang Alamanda B khusus untuk pasien-pasien dengan kasus penyakit reproduksi. Permasalahan yang muncul pada saat setelah melahirkan diantaranya yaitu gangguan masa nifas. Gangguan masa nifas salah satunya yaitu proses pemulihan kondisi fisik ibu postpartum yaitu proses involusi uterus. Pada ibu postpartuminvolusi uterus merupakan proses yang sangat penting karena ibu memerlukan perawatan yang khusus, bantuan dan pengawasan demi pulihnya kesehatan seperti sebelum hamil. Salah satu indikator dalam proses involusi adalah tinggi fundus uteri. Involusi uterus adalah

perubahanyangmerupakanproseskembalinyaalatkandunganatauuterusdanjalanlahir setelah bayi lahir hingga mencapai keadaan sebelum hamil yang dipengaruhi oleh

mobilisasidansenammasanifas.Saatmasanifasparaibudiharuskanuntukmelakukan senamnifasatausenamsetelahmelahirkan.Senaminidilakukansejakharipertama setelahmelahirkanhinggaharikesepuluh.

Kecepatan involusi uterus dipengaruhi oleh usia ibu, jumlah anak yang dilahirkan (paritas), menyusui eksklusif, mobilisasi dini, senam nifas, dan menyusui dini. Menurut hasil penelitian yang dilakukan ooleh InkeMalahayati,RibkaNovaSartikaSembiring denganjudulPerbandinganEfektifitasMobilisasiDinidanSenamNifasTerhadapInvolusi UteruspadaIbu Post Partum Normaldi BidanPraktekMandiri(BPM)KotaPematang SiantardidapatkankesimpulanbahwaSenam nifas lebih efektif menurunkan tinggi fundus uteri dibandingkan mobilisasi dini. Proses involusi uteri lebih cepat pada kelompok senam nifas dibandingkan dengan kelompok mobilisasi dini. Hal ini dapat dilihat pada perbedaan rerata penurunan tinggi fundus uteri pada hari ketiga dan ketujuh yaitu 1,91 cm dan 2,16 cm. Pada hari ke-7 tinggi fundus uteri sekitar 5-6 cm dari atas simfisis. Kondisi ini menunjukkan senam nifas lebih efektif pada involusi uteri dibandingkan dengan mobilisasi dini yang dapat dievaluasi melalui penurunan tinggi fundus uteri.

2

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan melalui metode observasi pada tanggal 36 Juli 2022 di Ruang Alamanda A RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, didapatkan data sebanyak 11 dari 11 pasien postpartum(100%) mengatakan tidak mengetahui tentang senam nifas, didukung dengan data pada Buku Rekam Medis, yaitu sebanyak 11 dari 11 rekam medis (100%) tidak terdokumentasikannya edukasi tentang senam nifas pada lembar edukasi pasien, kemudian sebanyak 6 dari 6 perawat (100%) mengatakan belum pernah memberikan edukasi senam nifas karena tidak adanya media yang mendukung, seperti leaflet ataupun video serta diakibatkan oleh beban kerja yang tinggi dengan rasio

8:1. Kemudian sebanyak 3 dari 3 pasien dengan rencana pulang (100%) tidak teredukasi tentang senam nifas pada saat pasien akan pulang (discharge planning), karena perawat hanya mengedukasi mengenai tanggal kontrol rawat jalan dan obat pulang saja. Dari penjelasan latar belakang di atas, maka dianggap penting untuk menyelesaikan masalah mengenai Belum Optimalnnya Edukasi Senam Nifas pada Pasien PostPartumdi Ruang Alamanda Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung.

1. Tujuan Umum

Penulis mampu menyusun rancangan aktualisasi tentang optimalisasi edukasi senam nifas pada pasien postpartum dengan media leaflet dan video di Ruang Alamanda RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, atas dasar pemahaman mata pelatihan manajemen ASN dan Smart ASN untuk mewujudkan ASN yang professional dan berkarakter, yang dilandasi dengan nilai-nilai dasar ber-AKLHAK. Adapun nilai-nilai BerAKHLAK tersebut, diantaranya:

1. Berorientasi pelayanan

Berorientasi pelayanan adalah komitmen memberikan pelayanan prima demi kepuasan masyarakat

2. Akuntabel

Akuntabel adalah bertanggungjawab atas kepercayaan yang diberikan

3. Kompeten

Kompeten adalah terus belajar dan mengembangkan kapabilitas

4. Harmonis

Harmonis adalah saling peduli dan menghargai perbedaan

5. Loyal

Loyal adalah berdedikasi dan mengutamakan kepentingan Bangsa dan Negara

3
B. Tujuan

6. Adaptif

Adaptif adalah terus berinovasi dan antusias dalam menggerakan ataupun menghadapi perubahan

7. Kolaboratif

Kolaboratif adalah membangun kerja sama yang sinergis.

2. Tujuan Khusus:

Melakukan optimalisasi edukasi senam nifas pada pasien postpartumdengan media leafletdan video di Ruang Alamanda RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

C. Manfaat

Manfaat penulisan rancangan aktualisasi ini yaitu:

1. Manfaat Bagi Penulis

Penulis dapat mengaplikasikan nilai-nilai dasar ASN, Manajemen ASN dan Smart ASN, serta aktualisasi untuk menjadi ASN yang professional dan berkarakter sehingga dapat memberi pelayanan yang baik dalam meningkatkan kepuasan masyarakat dalam pelayanan.

2. Manfaat Bagi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Sebagai data acuan instansi untuk meningkatkan pelayanan rumah sakit guna mencapai visi misi, peningkatan mutu pelayanan, dan mewujudkan citra lembaga yang baik di mata masyarakat serta mampu bersaing dengan instansi serupa baik secara nasional maupun internasional. Bagi Ruang Alamanda, gagasan yang telah dibuat bisa dipakai untuk meningkatkan pelayanan rumah sakit.

3. Manfaat Bagi masyarakat

Memberikan jaminan kesehatan bagi pasien dan meningkatkan kepuasan masyarakat terhadap pelayanan di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

4

BAB II

GAMBARAN UMUM DAN PROFIL PESERTA

A. Profil Instansi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

1. Sejarah

Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung diresmikan pada tahun 1923 dengan nama Met Algemeene Bandoengsche Ziekenhui sebagai rumah sakit pemerintahan belanda pada saat itu. Pada Tahun 1948, Rumah Sakit Hasan Sadikin dikelola oleh pemerintah Kotapraja Bandung dan berubah nama menjadi Rumah Sakit Rantja Badak. Pada tahun 1967, Rumah Sakit Rantja Badak berubah nama menjadi

Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin hingga sekarang menjadi Rumah Sakit Umum Pusat Dr Hasan Sadikin.

Rumah Sakit Umum Pusat Dr Hasan Sadikin Bandung merupakan rumah sakit vertikal utama yang dapat diartikan sebagai rumah sakit rujukan tertinggi di Provinsi

Jawa Barat berdasarkan Surat Keputusan Menteri No HK.02.02/MENKES/390/2014

tentang Pedoman Penetapan RS Rujukan Nasional. Sebagai rumah sakit rujukan tertinggi, RSHS dituntut untuk memiliki layanan yang lebih dibandingkan dengan rumah sakit kelas B atau C. Layanan tersebut meliputi, Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, dan Fasilitas Pemeriksaan Penunjang yang lengkap.

Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung memiliki luas 87.200 m2 yang beralamat di Jl. Pasteur No. 38 RSHS memiliki kapasitas 975 tempat tidur. Layanan unggulan terdiri atas Kedokteran Nuklir, Pelayanan Jantung Terpadu, Pelayanan Onkologi Terpadu, Pelayanan Infeksi, Bedah Minimal Invasif, Transplantasi Ginjal. Selain itu, Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung juga memiliki layanan dokter spesialis dan subspesialis yang diharapkan dapat membantu RSHS dalam memberikan pelayanan kepada pasien secara tepat dan cepat.

2. Visi Organisasi

Rumah Sakit Umum Pusat Dr Hasan Sadikin memiliki visi yaitu, “Terwujudnya Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian, berlandaskan gotong royong”.

3. Misi Organisasi

Rumah Sakit Umum Pusat Dr Hasan Sadikin memiliki misi yaitu, “Memujudkan kualitas hidup manusia indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera”.

5

4. Nilai-Nilai Organisasi

Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin memiliki nilai-nilai yaitu, “PAMINGPIN PITUIN” yang merupakan singkatan dari Kepemimpinan, Profesional, Inovatif, Tulus, Unggul, Integritas”.

5. Struktur Organisasi pada Satuan Kerja

Rumah Sakit Umum Pusat Dr Hasan Sadikin memiliki Struktur Organisasi yaitu:

Gambar 2.1 Struktur Oganisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

6

6. Profil Ruang Alamanda

a. Profil Ruangan

Salah satu jenis pelayanan yang terdapat di RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung adalah pelayanan rawat inap. Sarana pelayanan rawat inap (hospitalization) di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, dibedakan menjadi ruang rawat inap Kelas I, II, III, VIP, High Care, Intensif, Isolasi, dan rawat inap khusus atau non kelas. Untuk pelayanan kelas I, II, dan III dilakukan di beberapa ruang perawatan baik perawatan medical, surgical, obstetric dan ginekologi, dan anak. Ruang Alamanda A sendiri merupakan ruang rawat inap khusus kasus-kasus masalah kehamilan yang memiliki kelas I, II, dan III, dengan kapasitas tempat tidur 23 (kelas I: 4 tempat tidur; kelas II: 6 tempat tidur; dan kelas III: 13 tempat tidur). Sebagian besar pasien yang dirawat merupakan pasien dengan gangguan kehamilan. Jumlah Sumber Daya Manusia

(SDM) yang terdapat di ruang Alamanda A 28 orang, yang terdiri dari 17 orang tenaga bidan, 7 orang tenaga perawat, 1 orang tenaga penata jasa, dan 3 orang tenaga pekarya.

b. Struktur Organigram

Adapun struktur organisasi Ruang Alamanda adalah sebagai berikut:

Gambar 2.2 Struktur Organigram Ruang Alamanda

Kepala Ruangan

Wakil Kepala Ruangan

TU/Administrasi

Katim 1

HCU Alamanda

Katim 2

Alamanda A

Katim 3

Alamanda B

1
Staff Staff Staff

B. Profil Peserta dan Uraian Tugas Peserta

1. Profil Peserta

Nama : Widi Fitriani, S.Kep., Ners.

NIP : 199503042022032003

Pangkat Golongan : Penata Muda, Golongan III/b

Unit Kerja : Ruang Alamanda

RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Jabatan : Perawat Ahli Pertama

Instansi : Kementerian Kesehatan RI

Saat ini, saya merupakan peserta Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di lingkungan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia di bawah

Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan dengan instansi Rumah Sakit

Umum Pusat Dr Hasan Sadikin Kota Bandung terhitung mulai tanggal 3

Maret 2022 sebagai Perawat Ahli Pertama di bawah Bidang Keperawatan dan sekarang bekerja di unit kerja Ruang Rawat Inap Alamanda.

2. Uraian Tugas Peserta

Penulis merupakan peserta Latsar CPNS Tahun 2022 dengan jabatan sebagai Perawat Ahli Pertama. Tugas Jabatan Fungsional Perawat Ahli

Pertama menurut PERMENPAN RB No.35 Tahun 2019 meliputi:

1. melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu

2. melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada keluarga

3. melakukan pengkajian keperawatan dasar pada masyarakat

4. memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjut

5. melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan

6. melaksanakan manajemen surveilans hais sebagai upaya pengawasan risiko infeksi dalam upaya preventif dalam pelayanan keperawatan

7. melakukan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaan standar pada pasien/ petugas/ pengunjung sebagai upaya pencegahan infeksi

8. melakukan investigasi dan deteksi dini kejadian luar biasa yang berdampak pada pelayanan kesehatan

9. mengajarkan teknik kontrol infeksi pada keluarga dengan penyakit menular

2

10. merumuskan diagnosis keperawatan pada individu

11. membuat prioritas diagnosis keperawatan dan masalah keperawatan

12. menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu (merumuskan, menetapkan tindakan)

13. menyusun rencana tindakan keperawatan pada keluarga (merumuskan, menetapkan tindakan)

14. melakukan tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat/ bencana/ kritikal;

15. melakukan tindakan terapi komplementer/ holistik

16. melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan pada tahap pre/ intra/ post operasi

17. memberikan dukungan/ fasilitasi kebutuhan spiritual pada kondisi kehilangan/ berduka/ menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan

18. melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi

19. melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan eliminasi

20. melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan mobilisasi

21. melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur

22. melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri

23. melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan pengaturan suhu tubuh

24. melakukan stimulasi tumbuh kembang pada individu

25. memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu

26. melaksanakan case finding/ deteksi dini/ penemuan kasus baru pada individu

27. melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada individu

28. melakukan pendidikan kesehatan pada individu pasien

29. melakukan pendidikan kesehatan pada kelompok

30. melakukan peningkatan/ penguatan kemampuan sukarelawan dalam meningkatkan masalah kesehatan masyarakat

31. melakukan pendidikan kesehatan pada masyarakat

32. melakukan pemenuhan kebutuhan oksigenisasi kompleks

33. melakukan terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi

34. melakukan terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi sensorik

3

35. melakukan komunikasi dengan klien yang mengalami hambatan komunikasi

36. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks pada area medikal bedah

37. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area anak

38. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area maternitas

39. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area komunitas

40. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area jiwa

41. melakukan perawatan luka

42. melakukan pemantauan atau penilaian kondisi pasien selama dilakukan tindakan keperawatan spesifik sesuai kasus dan kondisi pasien

43. melakukan konsultasi keperawatan dan kolaborasi dengan dokter

44. melakukan rehabilitasi mental spiritual pada individu

45. melakukan penatalaksanaan manajemen gejala

46. melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu

47. melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan keperawatan sebagai ketua tim/ perawat primer

48. melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan

49. melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan antar shift/ unit/ fasilitas kesehatan

50. melakukan pemberian penugasan perawat dalam rangka melakukan fungsi ketenagaan perawat

51. melakukan preseptorship dan mentorship

Dalam pelaksanaan aktualisasi, penulis mengacu kepada Sasaran

Kinerja Pegawai (SKP) Jabatan Fungsional Keperawatan Ahli Pertama

Instalasi Rawat Inap di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, meliputi:

Tabel 2.1 Sasaran Kinerja Pegawai (SKP)

No. Rencana Kinerja Kegiatan yang terkait

1. Terlaksananya pengantaran pasien

rawat inap ke kamar operasi tepat

waktu

Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan pada tahap pre/ intra/ post operasi

4

2. Terpenuhinya kepatuhan penggunaan rekam medis elektronik (EMR) di Instalasi Rawat Inap

Melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan

3. Terpenuhinya laporan sensus harian Melaksanakan fungsi pengarahan

pelaksanaan pelayanan keperawatan

sebagai ketua tim/ perawat

Melakukan pemberian penugasan

perawat dalam rangka melakukan

fungsi ketenagaan perawat

Melaksanakan case finding/ deteksi dini/ penemuan kasus baru pada individu

4. Terlaksananya asuhan keperawatan pre dan post operasi

Melakukan pengkajian keperawatan

lanjutan pada individu

Memberikan konsultasi data pengkajian

keperawatan dasar/ lanjutan

Merumuskan diagnosis keperawatan

pada individu

Membuat prioritas diagnosa

keperawatan dan masalah keperawatan

Menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu (merumuskan, menetapkan) tindakan

Melakukan komunikasi terapeutik dalam

pemberian asuhan keperawatan

5. Tersedianya laporan data kejadian infeksi daerah operasi di Instalasi Rawat Inap

Melakukan intervensi keperawatan

spesifik yang kompleks pada area

medical bedah

Memfasilitasi adaptasi dalam

hospitalisasi pada individu

Melakukan tindakan keperawatan pada

kondisi gawat darurat/ bencana/ kritikal

Memberikan dukungan/ fasilitasi

kebutuhan spiritual pada kondisi

5

kehilangan, berduka, atau menjelang

ajal dalam pelayanan keperawatan

Melakukan tindakan keperawatan

pemenuhan kebutuhan nutrisi

Melakukan tindakan keperawatan

pemenuhan kebutuhan eliminasi

Melakukan tindakan keperawatan

pemenuhan kebutuhan mobilisasi

Melakukan tindakan keperawatan

pemenuhan kebutuhan istirahat dan

tidur

Melakukan tindakan keperawatan

pemenuhan kebutuhan kebersihan diri

Melakukan tindakan keperawatan

pemenuhan kebutuhan rasa nyaman

dan pengaturan suhu

Melakukan pemenuhan kebutuhan

oksigenasi kompleks

Melakukan komunikasi dengan klien

dengan hambatan komunikasi

Melakukan pemantauan atau penilain

kondisi pasien selama dilakukan

tindakan keperawatan spesifik sesuai

kasus dan kondisi pasien

Melakukan evaluasi tindakan

keperawatan pada individu

Melakukan penatalaksanaan

manajemen gejala

Melakukan perawatan luka

Melakukan support kepatuhan terhadap

intervensi kesehatan pada individu

Melaksanakan manajemen surveilans

Hais sebagai upaya pengawasan resiko

6
6. Tercapainya skor waktu tunggu operasi elektif (WTO) sesuai target

7. Terselenggaranya monitoring dan evaluasi kepatuhan visite DPJP online

8. Terlaksananya kepatuhan pelaksanaan protokol Kesehatan

infeksi dalam upaya preventif pada pelayanan keperawatan

Melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan antar shift/ unit/ fasillitas Kesehatan

Melakukan konsultasi keperawatan dan kolaborasi dengan dokter

Melakukan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaan standar pada pasien/ petugas/ pengunjung sebagai upaya pencegahan infeksi

Melakukan pendidikan kesehatan pada individu

7

BAB III RANCANGAN AKTUALISASI

A. Identifikasi dan Deskripsi

1. Identifikasi Isu

Berikut adalah tabel identifikasi isu dan keterkaitannya dengan

substansi mata pelatihan:

Table 3.1 Identifikasi Isu

Isu Dampak apabila isu tidak ditangani Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan

Kurang optimalnya edukasi tentang

pentingnya mobilisasi

pada pasien postopSectio

Caesareadi Ruang

Alamanda RSUP. Dr. Hasan Sadikin Bandung

 Resiko peningkatan infeksi nosokomial

 Memperpanjang

lama waktu

perawatan

 Menurunnya mutu

Rumah Sakit

 Munurunnya angka kepuasan pasien terhadap pelayanan

 Manajemen ASN

Sebagai seorang perawat seharusnya dapat

melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab dan dapat memberikan informasi/edukasi secara benar kepada pasien dan keluarga sebagai wujud nilai akuntabel.

 SMART ASN

Sebagai seorang perawat seharusnya dapat memberikan pelayanan publik dengan professional dan memiliki jiwa hospitality yang tinggi dalam memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga.

Belum optimalnya edukasi

senam nifas pada pasien

postpartumdi Ruang

Alamanda RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

 Memperpanjang waktu perawatan yang lebih

lama

 Menurunkan angka kepuasan pasien

terhadap pelayanan kesehatan.

 Manajemen ASN

Seorang perawat dituntut memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas termasuk

pemberian edukasi senam nifas pada pasien post partum sesuai dengan SOP terbaru untuk meningkatkan

8

Kurangnya pengetahuan

tentang perawatan bayi baru lahir pada saat rawat gabung pada ibu pasca melahirkan

 Tingkat kepuasan pasien menurun

 Redahnya pemberian asi eksklusif pada bayi

 Menurunkan mutu pelayanan RS

pelayanan kesehatan.

 SMART ASN

Perawat dituntut untuk memberikan edukasi secara kreatif menggunakan media digital untuk mempermudah informasi yang akan disampaian, hal ini merupakan aplikasi dari nilai SMART ASN yaitu adaptid, serta menguasai IT dan Bahasa asing.

 Manajemen ASN

Seorang perawat dituntut memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas untuk melakukan pengkajian yang komprehensif

 SMART ASN

Perawat dituntut dalam melakukan pengkajian yang komprehensif, meliputi biopsikososio kultural dan spiritual dan dapat melakukan edukasi dengan baik sebagai wujud nilai berjiwa hospitality.

Berdasarkan dampak dari setiap isu diatas dan dengan metode environtmental scanning serta brain storming dengan kepala ruangan, maka ditemukan isu-isu berikut, diantaranya:

1. Kurang optimalnya edukasi tentang pentingnya mobilisasi pada pasien postopSectioCaesareadi Ruang Alamanda RSUP. Dr. Hasan Sadikin Bandung

Berdasarkan hasil observasi selama 3 hari di Ruang Alamanda RSUP

Dr. Hasan Sadikin, terhitung sejak tanggal 3-6 Juli 2022 penulis menemukan kurang optimalnya edukasi tentang pentingnya mobilisasi

9

pada pasien postopsectioncaesarea, ditandai dengan hasil wawancara dengan pasien menunjukkan bahwa sebanyak 72,7% pasien (8 dari 11 pasien post op SC) mengatakan belum mendapatkan edukasi mengenai bagian tubuh yang harus digerakkan (mobilisasi).

Gambar 3.1 Diagram Data Wawancara Pasien mengenai edukasi post op SC

27.30%

72.70%

Sebanyak 66,7% perawat (4 dari 6 perawat) mengatakan hanya memberikan memberikan edukasi secara lisan, dengan cara menganjurkan untuk miring kanan dan miring kiri saja dan juga tidak didukung dengan media yang mempermudah mobilisasi.

Gambar 3.2 Diagram Data Perawat yang melakukan edukasi mobilisasi pada pasien post op SC

33.20%

66.70%

10
Tidak teredukasi Teredukasi Perawat yang mengedukasi perawat yang tidak mengedukasi

Sebanyak 54,5% (6 dari 11 rekamedis) tidak terdokumentasikannya edukasi mobilisasi pada pasien post op section caesarea di lembar edukasi pasien.

Gambar 3.3 Lembar Edukasi Pasien

Dampak yang ditimbulkan dari kurang optimalnya edukasi tentang mobilisasi pada pasien akan mengakibatkan waktu perawatan yang lebih lama karena ibu postpartum harus segera beradaptasi dengan peran barunya sebagai ibu dan melakukan perawatan pada bayinya sehingga terhindar dari baby blues pasca melahirkan. Selain itu, dapat terjadi r esiko peningkataninfeksi nosokomial, m enurunnya mutu Rumah Sakit dan m enurunnya angka kepuasan pasien terhadap pelayanan Rumah Sakit.

2. Belum optimalnya edukasi senam nifas pada pasien post partum di Ruang Alamanda RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Berdasarkan hasil observasi selama 3 hari di Ruang Alamanda RSUP

Dr. Hasan Sadikin, terhitung sejak tanggal 3-6 Juli 2022 penulis menemukan isu belum optimalnya edukasi senam nifas pada pasienpost partum di Ruang Alamanda, dari hasil wawancara didapatkan data sebanyak 11 dari 11 pasien post partum (100%) mengatakan tidak mengetahui tentang senam nifas.

11

Gambar 3.4 Diagram Hasil Wawancara Pengetahuan Pasien Post Partum menegnai Senam Nifas

Data pada Buku Rekam Medis, yaitu sebanyak 11 dari 11 rekam medis (100%) tidak terdokumentasikannya edukasi tentang senam nifas pada lembar edukasi pasien, Gambar 3.5 Lembar Edukasi Pasien

Kemudian sebanyak 6 dari 6 perawat (100%) mengatakan belum pernah memberikan edukasi senam nifas karena tidak adanya media yang mendukung, seperti leaflet ataupun video,

Gambar 3.6 Hasil Wawancara kepada Perawat yang meberikan Edukasi Senam Nifas

Perawat yang mengedukasi Perawat yang tidak mengedukasi

12
0% 100%
Mengetahui Tidak Mengetahui 0% 100%

Penyebab lain yaitu beban kerja yang tinggi dengan rasio 8:1, dimana rata-rata setiap dinas ada 3 orang bidan atau perawat yang jaga dengan total keseluruhan pasien jika full bed, Ruang Alamanda A sebanyak 23 bed, berikut jadwal terlampir perawat Ruang Alamanda, Gambar 3.7 Jadwal Dinas Perawat Ruang Alamanda

Kemudian sebanyak 3 dari 3 pasien dengan rencana pulang (100%)

Kemudian sebanyak 11 dari 11 pasien (100%)t idak teredukasi tentang senam nifas pada saat pasien akan pulang (discharge planning), karena perawat hanya mengedukasi mengenai tanggal kontrol rawat jalan dan obat pulang saja,

13

Gambar 3.8 Edukasi Pasien Pulang pada EMR

Edukasi senam nifas sangat bermanfaat untuk pemuihan fisik pasien setelahirkan, ini berfungsi untuk memulihkan kembali kondisi otot-otot di area perut dan panggul, meningkatkan energi dan stamina, membantu menurunkan berat badan, dan dapat mengurangi stress serta mencegah depresi pasca melahirkan. Dampak apabila edukasi tidak diberikan dapat menurunkan angka kepuasan pasien terhadap pelayanan di Rumah Sakit serta memerpanjang waktu perawatan.

3. Kurangnya pengetahuan tentang perawatan bayi baru lahir pada saat rawat gabung pada ibu pasca melahirkan

Berdasarkan hasil observasi selama 3 hari di Ruang Alamanda RSUP Dr. Hasan Sadikin, terhitung sejak tanggal 3-6 Juli 2022, penulis menemukan isu kurangnya pengetahuan tentang perawatan bayi baru lahir pada saat rawat gabung pada ibu pasca melahirkan ditadai dengan hasil wawancara kepada pasien sebanyak 42,8% pasien (3 dari 7 pasien) mengatakan belum mengetahui cara perawatan bayi baru lahir seperti memberikan ASI Eksklusif,

Gambar 3.9 Diagram Pengetahuan Pasien mengenai Perawatan Bayi Baru Lahir

14
Paien yang mengetahui Pasien yang belum mengetahui

Sebanyak 57,1% (4 dari 7 rekamedis) tidak terdapat dokumentasi edukasi cara perawatan bayi baru lahir baik dalam form edukasi pasien maupun dalam form discharge planning.

Ibu post partum harus bisa berdaptasi dengan peran barunya sehingga dapat merawat bayinya dengan baik. Adaptasi psikologis seorang ibu pasca melahirkan harus tetap diperhatikan untuk menghindari terjadinya baby blues atau depresi pasca melahirkan. Ini menjadi tugas penting bagi seorang perawat dalam meberikan edukasi serta dukungan keluarga pun sangat membantu dalam proses ini.

B. Isu yang Diangkat/Core Issue

Berdasarkan isu aktual yang telah teridentifikasi, selanjutnya dilakukan proses pemilihan isu dengan analisis kriteria Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan Kelayakan (APKL). Teknik APKL yang dibuat adalah Teknik yang digunakan untuk menentukan kelayakan suatu masalah dengan memperhatikan empat factor, yaitu:

1. Aktual (A), artinya isu tersebut masih dibicarakan atau belum terselesaikan hingga masa sekarang;

2. Problematik (P), yaitu isu yang menyimpang dari harapan yang standar, ketentuan yang menimbulkan kegelisahan yang perlu segera dicari penyebab dan pemecahannya;

3. Kekhalayakan (K), yaitu isu yang diangkat secara langsung menyangkut hajat hidup orang banyak dan bukan hanya untuk kepentingan seseorang atau sekelompok kecil orang;

15
42.90% 57.10%
Gambar 3.10 Diagram Data Rekammedis yang tidak terdapat dokumentasi edukasi perawatan bayi baru lahir terdokumentasikan tidak terdokumentasikan

4. Layak (L), yaitu isu yang masuk akal (logis), pantas, realistis dan dapat dibahas sesuai dengan tugas, hak, wewenang dan tanggung jawab hingga akhirnya diangkat menjadi isu prioritas.

Isu-isu yang berhasil diidentifikasi kemudian akan divalidasi terlebih

dahulu menggunakan perangkat APKL, Perangkat evaluasi APKL memvalidasi isu berdasarkan empat item, yaitu:

1. Aktual (A), artinya isu tersebut benar-benar terjadi dan sangat hangat

2. Problematik (P), artinya memiliki dimensi masalah yang kompleks

3. Kekhalayakan (K), artinya menyangkut hajat hidup orang banyak

4. Layak (L), artinya masuk akal dan realistis, serta relevan untuk dicarikan solusinya.

Berikut di bawah ini merupakan hasil penetapan isu dengan metode

APKL:

Tabel 3.2 Analisis Isu Berdasarkan Kriteria APKL

1. Kurang optimalnya edukasi tentang

mobilisasi pada pasien post

Ruang Alamanda

2. Belum optimalnya edukasi senam nifas

post partum di Ruang

3. Kurangnya pengetahuan tentang

bayi baru lahir pada saat

16
No. ISU A P K L Jumlah Prioritas
pentingnya
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung 3 4 5 4 16 2
opSectioCaesareadi
pada
Alamanda RSUP
Sadikin Bandung 5 4 4 5 18 1
pasien
Dr. Hasan
perawatan
rawat gabung
melahirkan di
Alamanda
Dr. Hasan Sadikin Bandung 3 3 5 4 15 3
pada ibu pasca
Ruang
RSUP

Berikut ini adalah tabel kriteria nilai APKL:

Tabel 3.3 Kriteria Nilai APKL

Nilai Kriteria Makna Kriteria

5 Sangat Aktual Benar-benar terjadi dengan fakta dan data yang lengkap serta sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat

4 Aktual Benar-benar terjadi dengan fakta dan data yang kurang lengkap serta sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat

3 Cukup Aktual Belum tentu terjadi namun sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat

2 Kurang Aktual Belum tentu terjadi dan tidak sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat

1 TIdak Aktual Tidak terjadi dan tidak dibicarakan dalam masyarakat

Sesuai hasil Analisa dengan metode APKL, dan setelah berdiskusi

dengan Kepala Ruangan dan juga dengan Mentor, maka dipilihlah isu mengenai “Belum optimalnya edukasi senam pada pasien postpartumdi

Ruang Alamanda RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung”.

17

C. Analisis Penyebab Isu

1. Kondisi saat ini

Edukasi pada pasien di ruang Alamanda dan pada saat discharge planning masih belum optimal karena tidak adanya media untuk mempermudah dalam memberikan edukasi senam nifas pada pasien postpartum.

2. Rumusan Isu

Belum optimalnya edukasi senam nifas pada pasien postpasrtum di Ruang Alamanda RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

3. Penyebab Isu

Tidak adanya media untuk dilakukan edukasi senam nifas pada pasien post partumdi Ruang Alamanda RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

4. Dampak jika masalah tidak diselesaikan

Edukasi senam nifas sangat bermanfaat untuk pemuihan fisik pasien setelahirkan, ini berfungsi untuk memulihkan Kembali kondisi oto-otot di area perut dan panggul, meningkatkan energi dan stamina, membantu menurunkan berat badan, dan dapat mengurangi stress dan mencegah depresi pasca melahirkan. Bila edukasi tidak dilakukan, akan menurunkan kualitas pelayanan terhadap pasien, sehingga kepuasan pasien pun menurun.

5. Kondisi yang diharapkan

Pengoptimalan edukasi mengenai senamnifasdengan bantuan media seperti leafletdan video sehingga pada saat perawatan di rumah sakit, ibupostpartumdapat melakukan senam nifas di atas tempat tidur, juga pada saat pulang ke rumah, pasien dapat mengaplikasikan lewat media yang telah diberikan.

18

Gambar 3.11 Diagram Fishbone tentang belum optimalnya edukasi senam nifas pada pasienpostpartumdi Ruang

Alamanda RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Surrounding System

Sebanyak 11 dari 11 pasien postpartum(100%) tidak

mengetahui dan melakukan

senam nifas

 11 dari 11 rekamedis (100%) tidak ada dokumentasi edukasi senam nifas, edukasi yang tertulis pada lembar edukasi pasien hanya mengenai cuci tangan, batuk efektif, penggunaan gelang identitas dan tata tertib ruangan pada saat menerima pasien baru

 3 dari 3 pasien dengan rencana pulang (100%) tidak teredukasi pada saat discharge planning, karena saat discharge planning hanya dijelaskan mengenai jadwal control rawat jalan dan obat pulang saja

 Beban kerja perawat atau bidan di ruang Alamanda cukup tinggi dengan rasio 8:1

Sebanyak 6 dari 6 perawat (100%) mengatakan

belum pernah melakukan

edukasi senam nifas pada pasien postpartum

 Tidak ada media tentang edukasi senam nifas

 Belum adanya SOP senam nifas

 Tidak ada ruangan khusus untuk melakuka edukasi pada saat discharge planning

Belum optimalnya edukasi senam nifas pada pasien post partum di Ruang

Alamanda RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Skills

Suppliers

19

Berdasarkan diagram fishbone di atas, diputuskan bahwa penyebab isu sudah sangat mendukung sehingga penulis mempunyai gagasan alternatif yaitu pembuatan media leafletdan video senam nifas.

D. Gagasan Pemecahan Isu

Gagasan pemecahan isu yang dilakukan bersumber dari SKP (Sasaran Kinerja Pegawai), perintah atasan, dan inovasi dengan mengaplikasikan nilai-nilai dasar ASN

BerAKHLAK (BerOrientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif), prinsip Manajemen ASN dan SMART ASN serta diitegrasikan dengan nilainilai dan visi misi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

Unit Kerja: Ruang Alamanda RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Isu yang diangkat: Belum optimalnya edukasi senam nifas pada pasienpostpartumdi Ruang Alamanda RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Gagasan Pemecahan Isu: Optimalisasi edukasi senam nifas pada pasienpostpartum dengan media leaflet dan video di Ruang Alamanda RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Table 3.4 Gagasan Penyelesaian Isu

No. Alternatif Penyelesaian Isu

1. Penyampaian koordinasi dan konsultasi terkait gagasan kreatif yang akan diaktualisasikan SKP

2. Analisis kebutuhan, pengumpulan informasi, data serta referensi terkait edukasi senam nifas SKP

3. Pembuatan draft SOP senam nifas postpartum SKP

3. Pembuatan media leafletdan video tentang edukasi senam nifas inovasi

4. Sosialisasi draft SOP dan pengunaan media edukasi senam nifas pada perawat SKP

5. Implementasi edukasi senam nifas SKP

6. Evaluasi kegiatan SKP

20
Keterangan

E.

Rancangan kegiatan aktualisasi dibuat dengan mengaplikasikan nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK (Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif) sebagai berikut:

Output/Evidence

Keterkaitan dengan

Substansi Mata

Pelatihan

Kontribusi terhadap

Visi dan Misi

Organisasi

Penguatan Nilai

Organisasi

1. Penyampaian

koordinasi dan

konsultasi terkait

gagasan kreatif yang akan di aktualisasikan

waktu untuk

bertemu dengan

Mentor, Pengawas

dan Kepala Ruangan

Terlaksananya

kordinasi dan konsultasi

Melakukan kerjasama

dengan teman sejawat, lintas profesi, lintas unit

Penyampaian

gagasan aktualisasi

dapat menguatkan

persetujuan untuk

jawal pertemuan

Evidence/bukti:

lembar konsultasi, chat wahatsapp

Saya akan membuat janji

untuk bertemu dengan

Mentor dan Kepala

Ruangan dengan ramah

dan sikap menghormati

sesuai dengan norma dan etika yang berlaku

(Berorientasi

Pelayanan) serta

bertanggung jawab atas

kontrak waktu yang telah

disepakati (akuntabel)

sampai dengan atasan, hal ini bertujuan untuk

menyelesaikan tugas

dan tanggungjawab

dan terintegrasi

merupakan wujud

implementasi dari Visi:

“Terwujudnya

Indonesia Maju yang

Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian

Berlandaskan Gotong

Royong”

nilai-nilai organisasi

Rumah Sakit yaitu

professional sesuai

dengan tugas dan

fungsi perawat.

Selain itu

menguatkan nilai

inovatif yaitu

menghasilkan

sesuatu yang baru.

21
Matriks Rancangan Aktualisasi Table 3.5 Matriks Internalisasi Nilai-nilai BerAKHLAK No. Kegiatan Tahap Kegiatan 1. Melakukan kontrak 1. mendapatkan

2. Menyampaikan rancangan kegiatan aktualisasi

2.mendapatkan

dukungan dalam

melaksanakan

aktualisasi

Evidence/bukti:

Lembar

konsultasi/bimbingan, Foto saat bimbingan

Saya akan bertindak pro

aktif (adaptif) dalam

melakukan konsultasi

untuk menyampaikan

rancangan kegiatan

aktualisasi dengan

melakukan tugas dengan

kualitas terbaik sesuai

kompetensi yang saya

miliki. (kompeten)

3. Meninta persetujuan, saran dan masukan untuk rancangan kegiatan aktualisasi

3. mendapatkan

persertujuan Mentor

dan Kepala Ruangan

evidence/bukti:

Lembar konsultasi, foto pada saat

berdiskusi

Saya menyampaikan

gagasan, menerima saran

dan masukan

(harmonis) dengan cara

bermusywarah

(kolaboratif) hingga

gagasan disepakati dan

disetujui oleh mentor dan

kepala ruangan serta

mengahrgai setiap

masukan yang diberikan

dan juga memegang

22

teguh kebijakan di Rumah

Sakit. (Loyal)

Dampak bila tidak menerapkan nilai ASN BerAKHLAK: Koordinasi dan konsultasi dengan pihak terkait merupakan kegiatan awal yang akan menentukan keberhasilan kegiatan selanjutnya. Apabila tidak ada kerjasama antara pihak terkait maka akan terjadi mis komunikasi dan menghambat tahap kegiatan berikutnya. Nilai-nilai adaptif, kolaboratif, kompeten dan akuntabel menjadi poin utama karena keterikatan dengan pihak-pihak penting pengambil keputusan di unit kerja terkait.

Tersedianya bahan

Sesuai dengan visi

Penguatan nilai

kebutuhan, pengumpulan

informasi, data

serta referensi

terkait edukasi

senam nifas

referensi berupa data

dan materi meneganai

edukasi senam ninfas

konsep leaflet dan video yang akan dibuat

rumah sakit yaitu

terwujudnya Indonesia

yang maju, berdaulat, mandiri, berkepribadian, berlandaskan gotong

royong dan misi rumah

sakit yaitu

Rimah Sakit yang

tercermin pada

kegiatan ini adalah

inovatif, karena

meningkatkan

kemampuan

kraetivitas dalam

pemecahan

1.

1.

Saya akan

meningkatkan kualitas

masalah yang

terbaru mengenai

senam nifas

literatur terbaru yang mendukung

dalam pebuatan

leaflet dan video

Evidence/bukti:

mengumpulkan dan mencari literature

berbasis teknologi

(adaptif) dengan

mencantumkan sumber

yang jelas sehingga

manusia indonesia

ditemui di lingkungan kerja.

23
2. Analisis mencari literature mendapatkan

hasil pencarian materi dengan

Kepala Ruangan dan teman sejawat

dokumentasi (foto, SOP jika ada) informasi dapat dipertanggungjawabkan.

(Akuntabel)

edukasi senam nifas

Evidence/bukti:

Jurnal, SOP jika ada

Kemudian saya akan mengumpulkan materi

yang dibutuhkan dengan

cekatan (berorientasi pelayanan), sesuai

dengan komptensi yang

saya miliki serta (kompeten)

kegiatan diskusi

untuk penentuan materi

Evidence/bukti:

dokumentasi (foto pada saat

melakukan

konsultasi atau chat whatsapp pada saat

Lalu saya

mengkonsultasikan (kolaboratif) dengan

kepala ruangan dan mentor terkait materi yang dikumpulkan serta kesusaian media edukasi.

(adaptif)

24
2. mengumpulkan materi 2. mendapat materi 3. mengkonsultasikan 3. terlaksananya

4. menentukan materi edukasi yang digunakan

melakukan konsultasi)

4. mendapatkan

persetujuan menegenai materi edukasi yang

disampaikan.

Evidence/bukti:

dokumentasi (foto lembar bimbingan

yang memuat saran

dan masukan

Saya akan menghargai

(harmonis) menerima

saran atau masukan dari

mentor dan kepala

ruangan apabila ada

referensi terkait materi

edukasi senam nifas. (kolaboratif)

Dampak bila tidak menerapkan nilai ASN BerAKHLAK: apabila kegiatan ini dilakukan, maka pencarian informasi, data dan lietratur bersifat tidak valid dan tidak dipercaya, hal ini mengakibatkan kerugian terhadap pasien karena informasi yang diberikan tidak dapat dipercaya sehingga dapat menurunkan kualitas pelayanan di Rumah Sakit.

Terlaksananya

SOP Senam Nifas

pembuatan draft SOP

Senam Nifas

Sesaui dengan visi

rumah sakit yaitu

Penguatan nilai

rumah sakit sesuai

25
3. Pembuatan draft

1. Menyusun materi

yang disepakati

untuk pembuatan

draft SOP

1. Tersusunnya materi

untuk pembuatan

draft SOP

Evidence/bukti: file konsep SOP

Senam NIfas

Saya akan Menyusun materi yang telah

disepakati untuk membuat draft SOP

dengan penuh tanggung

jawab (akuntabel) dan komptensi yang saya

miliki. (kompeten)

terwujudnya Indonesia

yang maju, berdaulat, mandiri, berkepribadian, berlandaskan gotong

royong dan sesuai

dengan misi rumah

sakit, yaitu

meningkatkan kualitas

manusia Indonesia.

dengan nilai

Pamingpin Pituin,

yaaitu:

Profesional: nilai

yang berorientasi

pada pencapaian

kinerja melalui

perjalanan

kemitraan.

Inovatif:: nilai yang

menggambarkan

keinginan untuk

menghasilkan

sesuatu yang baru

serta senantiasa

melakukan

perbaikan secara berkesinambungan.

Integritas: nilai

menggambarkan

kejujuran, Amanah

dan menjunjung

etika yang tinggi

26

2. Meminta persetujuan

pembuatan draft SOP

sesuai alur birokrasi

Rumah Sakit, diantaranya:

• Pokja PAP

• Koordinator

Pelayanan

Keperawatan

• Komite

• Keperawatan

Kepala Instalasi

rawat inap

2.terlaksananya

koordinasi sesuai alur

yang telah

ditentukan

evidence/bukti:

draft SOP yang akan

diajukan, tanda

tangan sesuai pihak

yang terkait,

dokumentasi foto

Saya akan meminta

persetujuan pembuatan

draft SOP sesuai alur

yang telah ditentukan

dengan pro aktif, ramah

dan cekatan (berorientasi

pelayanan) serta

bertanggung jawab

(akuntabel) dan menerima segala

masukan atau saran yang

diberikan (harmonis)

dalam menjalankan tugas.

Dampak bila tidak menerapkan nilai

ASN BerAKHLAK: apabila kegiatan ini tidak dilakukan, maka pembuatan SPO tidak akan berjalan dengan baik dan benar sesuai dengan alur yang telah ditentukan.

4. Pembuatan media

leaflet dan video

tentang edukasi

senam ninfas

Terlaksananya

pembuatan media

leaflet dan video

tentang senam nifas

Sesuai dengan visi dan

misi RSUP Dr. Hasan

Sadikin Bandung yaitu

“peningkatan kualitas

manusia Indonesia”,

kegiatan ini mempunyai

Inovasi:

Kegiatan ini

berorientasi pada

wawasan yang

terbuka dan

gagasan untuk

27

1. membuat konsep

atau desai leaflet

dan video edukasi senam nifas

1. Mendapatkan konsep dan desain

Evidence/bukti: File desain leaflet, file konsep video

Saya akan mencari

konsep dan model yang

menarik dengan Bahasa yang mudah dipahami

oleh pasien. (berorientasi

pelayanan, adaptif)

makna untuk selalu

melakukan koordinasi

dan evaluasi terhadap

program yang

dilakukan guna

mencapai tujuan

organisasi

menghasilkan

sesuatu yang baru.

Professional:

Kegiatan ini

dilaksanakan

dengan penuh

2.

Mendapat masukan

Saya akan menggunakan

tanggung jawab

konsep/desain

leafletdan video yang telah dibuat

kepada kepala ruangan dan mentor

dan saran untuk

konsep/desain

Evidence/bukti:

Foto saat konsultasi, lembar konsultasi, hasil desain yang

dikonsultasikan

kemampuan saya dalam

membuat desain serta

menerima masukan dan

saran dari kepala ruangan

dan mentor untuk lebih baik.

(kompeten, adaptif, kolaboratif)

dan secara kompeten

evidence/bukti:

leaflet senam nifas

video senam nifas

Dalam membuat leaflet dan video, saya akn

mencantumkan semua

referensi materi yang

dipakai (akuntabel)

28
mengkonsultasikikan 3. membuat media leaflet dan video 3.leaflet dan video selesai dibuat

4. mengkonsultasikan

hasil leaflet dan video kepada kepala

ruangan, mentor dan bagian promkes

Rumah Sakit

5. evaluasi kesesuaian

isi dari materi yang

dibuat dalam leaflet dan video

4.mendapatkan

persetujuan untuk

publish media

evidence/bukti:

foto kegiatan, lembar

konsultasi dan himbingan, lembar feedback

5.kesamaan isi konten

antara materi yang

dibuat dan media

Saya akan berkoordinasi

dengan semua pihak

yang terkait agar media

yang saya buat dapat

dipublish dan diakses

oleh banyak orang

terutama oleh pasien.

(Loyal, Kolaboratif)

Saya akan mengevaluasi

hasil materi dengan media yang dibuat

dengan melakukan

evidence/bukti:

draft SOP, Leaflet dan video

perbaikan tiada henti

(berorientasi

pelayanan) dan melaksanakan tugas

dengan kualitas terbaik. (kompeten)

Dampak bila tidak menerapkan nilai ASN BerAKHLAK: apabila kegiatan ini tidak dilakukan, maka pembuatan media tidak sesuai dengan

perkembangan dan teknologi alias kuno.

5. Sosialisasi

penggunan media

Terlaksananya

kegiatan sosialisasi

Sosialisasi yang

dilakukan kepada

semua perawat

Nilai Pamingpin

Pituin: Integritas

29
1. Melakukan 1. Mendapatkan jadwal, konsep dan Saya akan melakukan kegiatan sosialisasi

leafletdan video

senam nifas koordinasi dengan

kepala ruangan

terkait jadwal, susunan acara dan konsep kegiatan sosialisasi

2. Melakukan koordinasi bagian TU untuk membuat

undangan sosialisasi, dan koordinasi

mengenai tempat kegiatan

susunan acara sosialiasai disepakati

Evidence/bukti: Dokumentasi

Lembar p ersetujuan, Draft susunan acara sosialisasi, Referensi bahan tayang

2.Undangan dan tempat sosialisasi tersedia

Evidence/bukti: Undangan, Perizinan kegiatan, Surat peminjaman ruangan/fasilitas

3.Materi

tayang sosialisasi tersedia

Evidence/bukti: Materi sosialisasi,PPT sosialisasi, Daftar hadir

dengan berkoordinasi (Kolaboratif) dengan

kepala ruangan, perawat ruangan dengan

mempertimbangkan

arahan/masukan dari

semua pihak (Harmonis)

Saya akan melakukan sosialisasi secara langsung dan dengan memanfaatkan teknologi (Adapatif)

diruangan bertujuan

agar semua perawat

dapat melakukan

kegiatan tersebut

secara bersama-sama

dan digunakan

seterusnya agar tujuan

dapat tercapai, hal

tersebut sesuai dengan

Visi “Terwujudnya

Indonesia Maju yang

Berdaulat, Mandiri dan

Berkepribadian

Berlandaskan Gotong

Royong”

Menggambarkan

kejujuran, amanah dan menjungjung

etika dalam

menjalankan tugas

Unggul

Keinginan untuk

menjadi yang

terbaik dan

menghasilkan

kualitas prima.

Profesional

Nilai yang

berorientasi pada

Saya akan menyampaikan sosialisasi dengan

bahasa sopan dan mudah dipahami (Berorientasi Pelayanan)

pencapaian kinerja

melalui penjalinan kemitraan.

30
3. Membuat materi dan bahan tayang sosialisasi dan bahan 4. Melakukan kegiatan 4.Perawat ruangan hadir mengikuti Saya akan terbuka (Kompeten) saat

sosialisasi kegiatan

Evidence/bukti: Dokumentasi foto, Daftar hadir

mendapatkan pertanyaan dan masukan saat kegiatan sosialisasi (Harmonis)

5. Evaluasi pelaksanaan kegiatan sosialisasi

5.Perawat mendukung dan dapat

mempraktekan kegiatan edukasi senam nifas

mengggunakan media leaflet dan video

Evidence/bukti: Feedback, Lembar evaluasi

Saya akan melakukan kegiatan sosialisasi

sesuai dengan jadwal yang telah disepakati (Akuntabel, Loyal)

Saya akan jujur dan bertanggungjawab dalam menggunakan

fasilitas saat kegiatan sosialisasi (Akuntabel)

Dampak bila tidak menerapkan nilai ASN BerAKHLAK: kegiatan sosialisasi akan melibatkan banyak pihak yang nantinya turut membantu

dalam keberlangsungan kegiatan, maka dari itu apabila dalam kegiatan ini tidak diterapkan nilai BerAKHLAK maka kegiatan akan berlangsung sementara dan tujuan tidak dapat tercapai.

Terlaksananya

kegiatan edukasi

senam nifas

1.

kegiaatan edukasi

senam nifas

Saya akan melakukan kegiatan dengan

menerapkan 5S

Kegiatan pelaksanaan edukasi

manajemen

kecemasan dengan

memanfaatkan media digital dilakukan untuk

Nilai Pamingpin

Pituin: Integritas Menggambarkan kejujuran, amanah dan

31
6. Implementasi 1. Menyampaikan materi melalui media Leaflet dan video terdapat di ruangan

leaflet dan video

Evidence/bukti:

Leaflet dan video edukasi senam nifas

(Berorientasi pelayanan)

meningkatka status

Kesehatan pasien

pre operasi. Hal ini

sejalan dengan Misi

menjungjung

etika dalam

2.

file melalui wa grup atau link youtube

2.Soft file video dan link terdapat di komputer dan handphone ruangan serta berada di channel youtube promkes RSHS

Evidence/bukti: Video

Link video Soft file leaflet

Saya akan mempertimbangkan

latar belakang pasien sehingga

menggunakan bahasa

yang mudah

dimengerti (Berorientasi pelayanan, Adaptif)

Saya akan mengembangkan

kapabilitas (Kompeten) bersama teman sejawat, bekerjasama dalam

melakukan kegiatan edukasi manajemen

kecemasan (Kolaboratif) harmonis)

“Peningkatan

Kualitas Manusia

Indonesia yang

Tinggi, Maju dan Sejahtera”.

menjalankan tugas Tulus

Keinginan untuk memberi tanpa pamrih, proaktif, dan responsif

Unggul

Keinginan untuk

menjadi yang

terbaik dan menghasilkan

kualitas prima dalam pelayanan

dilaksanakan oleh

perawat ruangan

Evidence/bukti:

Dokumentasi

kegiatan

Saya akan melakukan pendampingan dan pengarahan pada perawat diruangan (Kompeten)

32
Menyampaikan soft 3. Melakukan pendampingan kegiatan edukasi senam nifas 3. Kegiatan edukasi senam nifas dapat

4.

Form edukasi pasien terisi

4.Pasien

memahami senam nifas

Evidence/bukti:

Form/link evaluasi

Saya akan terbuka

menerima pertanyaan dan masukan dari pasien (Adaptif, Kompeten)

Dampak bila tidak menerapkan nilai ASN BerAKHLAK: apabila kegiatan ini tidak didasari nilai BerAKHLAK maka penyampaian materi edukasi

pada pasien tidak optimal sehingga mungkin saja menyebabkan waktu perawatan yang lebih lama.

Terlaksananya evaluasi kegiatan

melakukan evaluasi

dengan menghargai

setiap kritik dan saran

Nilai Pamingpin

Pituin:

Integritas

edukasi selama 7 hari

Evidence/bukti: Viewer video, Form edukasi, Lembar evaluasi

Saya akan melakukan evaluasi dengan cermat dan teliti dengan melihat lembar edukasi pasien di rekam medis dan menilai jumlah view pada video (Akuntabel, Kompeten)

Saya akan mendata jumlah pasien dengan melihat rekap hasil

serta melakukan

perbaikan tiada henti

merupakan wujud dari

pelaksanaan pelayanan

prima sesuai Misi

“Peningkatan Kualitas

Manusia Indonesia

yang Tinggi, Maju dan

Sejahtera”.

Menggambarkan

kejujuran, amanah dan menjungjung etika dalam menjalankan

tugas

Unggul Keinginan untuk menjadi yang terbaik dan menghasilkan

kualitas prima dalam pelayanan

33
Melakukan evaluasi dapat 7. Evaluasi pelaksanaan Kegiatan 1. Melakukan rekap hasil kegiatan 1. Mendapat hasil rekap data pasien 2. Melakukan analisis hasil implementasi 2.Mendapatkan hasil analisis dari implementasi

kegiatan Evidence/bukti: data jumlah pasien yang diberi edukasi, form pengisian lembar edukasi, data pengetahuan pasien

pengkajian selama kegiatan aktualisasi berlangsung (Kompeten)

Tulus Keinginan untuk memberi tanpa pamrih, proaktif, dan responsif

Evidence/bukti: Dokumentasi foto

Saya akan jujur dan bertanggung jawab memaparkan hasil evaluasi kegiatan (Akuntabel, Loyal) Saya akan merahasiakan identitas responden dalam evaluasi (Loyal)

Evidence/bukti: form feedback

Saya akan menerima kritik dan saran, dan membuat rencana tindak lanjut dengan melakukan perbaikan secara terus-menerus

(Berorientasi Pelayanan, Harmonis, Adaptif)

34
3. Melakukan penyampaian hasil implementasi kepada kepala ruangan 3. Hasil implementasi dapat disampaikan 4. Meminta testimoni dari perawat 4. Terdapat testimoni dari perawat

5. Membuat laporan pelaksanaan kegiatan

5. Laporan kegiatan aktualisasi dapat dibuat

Evidence/bukti: Draft laporan aktualisasi

Saya akan membuat

laporan kegiatan

aktualisasi sesuai dengan

kondisi sebenarnya

(Akunntabel)

Dampak bila tidak menerapkan nilai ASN BerAKHLAK: kegiatan evaluasi merupakan kegiatan akhir yang perlu menjungjung tinggi nilai

BerAKHLAK. Bila nilai ini tidak diterapkan, maka hasil evaluasi bersifat tidak dapat di pertanggungjawabkan akibatnya rencana tindak lanjut akan

terhambat dan perbaikan juga tidak dapat dilakukan secara maksimal.

35

E. Jadwal Rencana Kegiatan

Judul aktualisasi : optimalisasi edukasi tentang senamnifaspada pasien post partumdengan media leaflet dan video di Ruang Alamanda

RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Waktu Pelaksanaan : 15 Juli-22 Agustus 2022

Tabel 3.6 Timeline Kegiatan Aktualisasi

No. Kegiatan Juli Agustus

1 2 3 4 1 2 3 4

1. Penyampaian koordinasi dan konsultasi terkait gagasan kreatif yang akan diaktualisasikan

2. Analisis kebutuhan, pengumpulan informasi, data serta referensi terkait edukasi senam nifas

3. Pembuatan draft SOP senam nifas post partum

4. Pembuatan media leafletdan video tentang edukasi senam nifas

5. Sosialisasi draft SOP dan pengunaan media edukasi senam nifas pada perawat

6. Implementasi edukasi senam nifas

7. Evaluasi Kegiatan

F. Peran Para Pihak Yang Terkait

Tabel 3.7 Para Pihak Yang Terkait

No. Pihak terkait Peran

1. Mentor Memberikan dukungan, saran dan masukan

2. Coach Memberikan arahan dan masukan mengenai keterkaitan dengan agenda mata pelatihan

3. Bidang Keperawatan Memberikan arahan untuk alur pembuatan SOP

36

4. Kepala Ruangan Alamanda Memberikan bantuan dan masukan terkait kebutuhan di ruangan

5. Perawat Ruang Alamanda Memberikan dukungan dan partisipasi dalam kegiatan sosialisasi dan implementasi kegiatan

6. Bagian promkes Membantu menerbitkan Leaflet dan video mengenai senam nifas

37

Seminar Rancangan Aktualisasi

OPTIMALISASI

EDUKASI

SENAM NIFAS PADA PASIEN

POST PARTUM DENGAN MEDIA LEAFLET DAN VIDEO

DI RUANG ALAMANDA

RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG

LATSAR CPNS KEMENKES GOLONGAN 3 ANGKATAN 6

BAPELKES CIKARANG

TAHUN 2022

MENTOR:

Oded Sumarna, S.Kep., Ners., M.Kep

COACH: dr. Dina Indriyanti, MKM.

Nama : Widi Fitriani, S.Kep., Ners

NIP : 199503042022032002

Jabatan : Perawat Ahli Pertama

Instansi : RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

profil peserta

FIL INSTANSI

VISI: “Terwujudnya Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian, berlandaskan gotong royong”.

MISI “Memujudkan kualitas hidup manusia indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera”.

NILAI-NILAIORGANISASI

RS PEMERINTAH RUJUKAN UTAMA

RS PENDIDIKAN

RS TIPE A

“PAMINGPIN PITUIN” yang merupakan singkatan dari Kepemimpinan, Profesional, Inovatif, Tulus, Unggul, Integritas”.

UU No. 5 Th 2014

tentang ASN

LATAR BELAKANG

Pasal 63 ayat 3 & 4

Aktualisasi Core Value

BerAKHLAK

Permenpan RB No.35

Th 2019

Tugas jabatan fungsional

perawat ahli pertama

Studi

masalah setelah melahirkan

gangguan masa nifas, yaitu

pemulihan kondisi fisik ibu post partum, salah satunya dengan

senam nifas

Senam nifas lebih efektif

menurunkan tinggi fundus uteri

dibandingkan mobilisasi dini

11 dari 11 pasien post partum tidak tahu senam nifas

11 dari 11 rekamedis, tidak ada dokumentasi edukasi

senam nifas

6 dari 6 perawat tidak pernah melakukan edukasi

senam nifas

beban kerja dgn rasio 8:1

3 dari 3 pasien pulang tdk ada dokumentasi edukasi

senam nifas pada lembar discharge planning

P di R RSUP Dr.
evidence based
data

Belum Optimalnya Edukasi

Senam Nifas pada Pasien Post

Partum di Ruang Alamanda

RSUP Dr. Hasan Sadikin

Bandung

TUJUAN

TUJUAN KHUSUS

TUJUAN UMUM

MANFAAT

PENULIS INSTANSI

MASYARAKAT

TUGAS JABATAN FUNGSIONAL PERAWAT AHLI PERTAMA

PERMENPAN RB NO.35 TH 2019

Melakukan pendidikan kesehatan pada individu pasien

IDENTIFIKASI ISU

1, Kurang optimalnya edukasI mobilisasi pada pasien post op Sectio Caesarea di Ruang Alamanda

RSUP. Dr. Hasan Sadikin Bandung

2. Belum optimalnya edukasi senam nifas pada pasien post partum di Ruang Alamanda

RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

3. Kurangnya pengetahuan tentang perawatan bayi baru lahir pada saat rawat gabung pada ibu pasca melahirkan di Ruang Alamanda

RSUP Dr. Hasan Sadikin Bnadung

Kurang optimalnya edukasi

mobilisasi
dari 11 pasien post op SC
dari 6 perawat
dari 11 rekam medis
pada pasien post op SC 8
4
6

Belum optimalnya edukasi senam nifas pada pasien post partum

Kurangnya pengetahuan tentang perawatan

pada ibu pasca melahirkan
bayi baru lahir pada saat rawat gabung

Keterkaitan isu dengan Substansi Mata Pelatihan

Kurang optimalnya edukasi mobilisasi pada pasien post op SC

DAMPAK

Resiko peningkatan infeksi nosokomial

Memperpanjang lama waktu perawatan

·Menurunnya mutu Rumah Sakit

Menurunnya angka kepuasan pasienterhadap pelayanan

MANAJEMEN ASN

SMART ASN

Kurang pengetahuan tentang perawatan bayi baru lahir pada saat rawat gabung

· Tingkat kepuasan pasien menurun

· Redahnya pemberian asi eksklusif pada bayi

· Menurunkan mutu pelayanan RS

Belum optimalnya edukasi senam nifas pada pasien post partum

DAMPAK

Memperpanjang waktu perawatan yang lebih lama

Menurunkan angka kepuasan pasienterhadap pelayanan

kesehatan.

MANAJEMEN ASN

SMART ASN

MANAJEMEN ASN

SMAERT ASN

PENAPISA

MENGGUNAKAN TEKNIK APKL, SEBAGAI BERIKUT:

ANALISIS PENYEBAB ISU

ALTERNATIF PENYELESAIAN ISU

KONTRAK WAKTU

KEGIATAN

PENYAMPAIAN KOORDINASI DAN KONSULTASI TERKAIT GAGASAN KREATIF

MENYAMPAIKAN

GAGASAN

MEMINTA PERSETUJUAN

1
I SUMBER MENGUMPULKAN MATERI 02 MELAKUKAN DISKUSI 03 MENENTUKAN MATERI EDUKASI 04 KEGIATAN 2

an 3

PEMBUATAN DRAFT

SOP SENAM NIFAS

MENYUSUN MATERI DRAFT SOP

MEMINTA PERSETUJUAN

PEMBUATAN DRAFT SOP

Diskusi konsep

Membuat desain

Membuat media

Mengkonsultasikan hasil & meminta persetujuan

DAN VIDEO
KEGIATAN
PEMBUATAN MEDIA LEAFLET
EDUKASI SENAM NIFAS
4

KEGIATAN 5

Sosialisasi penggunaan media edukasi senam nifas

Melakukan koordinasi

Koordinasi dengan TU

Membuat bahan tayang

Kegiatan sosialisasi kepada perawat

Evaluasi kegiatan Sosialisasi

KEGIATAN 6

Implementasi Kegiatan Edukasi

Senam Nifas pada pasien post partum

Menyampaikan media edukasi

Menyampaikan soft file materi edukasi

Melakukan pendampingan

Evaluasi kegiatan implementasi

EVALUASI KEGIATAN

Melakukan rekap data

7

Melakukan Analisis

Menyampaikan Hasil

Menyusun dan membuat Laporan Kegiatan

KEGIATAN

TIMELINE KEGIATAN 15 Juli sd. 22 Agustus

COACH

Para pihak yang terkait

PROMKES

PERAWAT

RUANG ALAMANDA

MENTOR BIDANG KEPERAWATAN KEPALA RUANGAN

Terimakasih

Atas Perhatiannya

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.