BATIK FEBRUARI 2014

Page 1

THE Inflight Magazine of Batik Air

FEBRUARI 2014

Bawomataluo Warisan di Bukit Matahari

B lack & White

Terpikat Tenun Ikat Alor

MEMBER OF

(i)


(ii)


(1)


contents februari 2014

10

14 TRAVEL Bawomataluo

20 TRAVEL Terpikat Tenun Ikat Alor

28 TRAVEL Lorong Buangkok

34 DESTINATION Imigran Tanpa Pasport

42 DESTINATION Menyambut si “Kuda Kayu”

46 FASHION Black & White

54 ART Seabad Maestro Lukis S. Sudjojono

54

ART

BON APPETIT

(2)

70


regular

46

04 MANAGEMENT 06

COCKPIT’S NOTE

08

SPOT DESTINATION

62 AUTOMOTIVE Generasi ke-6 si Kuda Poni

70

BON APPETIT Classic & Authentic Italian Restaurant

72

BON APPETIT Collaboration Western & Eastern Foods

74

34 14

BON APPETIT Romantic, Delicious, & Comfortable Place

76

HOT STUFF

79

WELCOME ABOARD

86 ENTERTAINMENT (3)


DIREKTUR UTAMA

Capt. Achmad Luthfie

DIREKTUR OPERASIONAL

Capt. Adi Widjajanto

DIREKTUR TEKNIK

Rudi Hartono

COVER HIT

DIREKTUR KEUANGAN

BLACK & WHITE

Yunita Sastrasanjaya

FOTO ARBAIN RAMBEY

DIREKTUR NIAGA

Achmad Hasan

DIREKTUR UMUM

Edward Sirait

GM SALES & MARKETING

Rudy Lumingkewas

CONTRIBUTORS AFRIADI HIKMAL

Inflight Magazine of Batik Air

Publisher & Editor In Chief

Makhfudz Sappe

Wartawan yang berbasis di Jakarta, Indonesia. Mengambil fotografi sebagai freelance. Memulai fotografi komersial pada 1996, kemudian berkecimpung di beberapa tabloid pada akhir 90an sebelum menjadi kepala fotografer di majalah ‘Behind the screen’. Pada tahun 2008 bergabung di koran the Jakarta Globe.

Editor

Ristiyono, A. Gener Wakulu, Solichin M. Awi, Priyanto Sismadi Marketing

Edy Sunarto, Fransiska Ririn Tri Astuti, G. Hardianto, Aman Sugandhi (Surabaya), Qurratu Ainie Partono (Surabaya), Fernandito Haka (Bali), Yurison Suryantara (Bali). Art Director

Gerald Manuel

YUYUN YANWAR

Lulusan teknik sipil asal Makasar yang tinggal di Jogjakarta ini menekuni dunia wildlife photography sejak 2011. Foto-fotonya banyak digunakan untuk kepentingan pendataan satwa-satwa liar oleh para komunitas pengamat burung dan satwa liar seperti Raptor Indonesia (RAIN), Monitoring Burung Pantai Indonesia(MoBuPi), Indonesia Wildlife Photography dan Be Wildlife Photography.

Designer & Illustrator

Riman Saputra N., Richard Archie F.M., Muhammad Saleh Hanif Finance

Ade Kristanti Published By

PT Bentang Media Nusantara Advertising

Tel.: +62 (21) 98494404 Fax.: +62(21)3151668 Email: batikair.magazine@gmail.com hotline 0821 10 88 22 00

CHECK OUR DIGITAL COPY @

www.issuu.com/batikair.magazine

(4)

DAMMER SARAGIH

Sebelum menekuni dunia fotografi pria kelahiran Palangka Raya ini sempat berkarir sebagai digital artist di eVox imaging di Los Angeles. Sejak tahun 2005 serius berkosentrasi pada foto korporasi yang memberinya kesempatan bepergian ke banyak tempat.Aktif menulis catatan perjalanan di berbagai media.

TOTO SANTIKO BUDI

Fotografer lepas, tinggal di Jakarta. Mengawali karir di Surabaya, tahun 2000. Sebagai staf foto Harian Radar Surabaya. Tahun 2005 bergabung dengan Jiwa Foto Agency Jakarta. Sejumlah karyanya pernah dimuat media lokal maupun Internasional, seperti koran Tempo, National Geographic Indonesia dan Destin Asia.


(5)


{ Cockpit’s Note }

SEMOGA SUKSES DI “TAHUN KUDA KAYU” Penumpang yang berbahagia, Pertama izinkan kami mengucapkan ‘’Selamat Tahun Baru Imlek 2565” bagi Anda yang merayakannya. Semoga di “Tahun Kuda Kayu” ini kesuksesan senantiasa mengisi hari-hari kita. Awal tahun ini Lion Air Group telah membuka Maintenance, Repair & Overhaul (MRO) di Batam Aero Technic yang berlokasi di Bandara Hang Nadim Batam. Beroperasinya MRO ini tentu akan memperlancar sekaligus mempermudah perawatan semua armada pesawat Lion Air Group. Dengan pesawat selalu terjaga perawatannya, kami berharap penumpang sekalian merasa aman dan nyaman terbang bersama kami. Pembukaan Batam Aero Technic ini merupakan salah satu komitmen kami untuk terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan kepada penumpang sekalian. Selain itu juga kami terus menambah armada pesawat baru, membuka rute baru, serta menambah frekuensi terbang pada rute yang sudah ada. Kami berharap perjalanan penumpang sekalian semakin mudah. Selamat menikmati penerbangan Anda. Salam, Capt. Achmad Luthfie

(6)


Save this number Save your life

Siloam Hospitals Bali Jl. Sunset Road No.818, Kuta, Badung, Bali

(7)


{ Spot Destination }

(8)


In The Morning Light

Suasana pagi yang begitu tenteram dalam saputan cahaya mentari kuning keemasan semakin dramatis saat diabadikan dalam bidikan kamera. Bebukitan indah bak diselimuti permadani hijau sangat menawan. Inilah pemandangan indah area Bukit Teletubies di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Disebut Bukit Teletubies karena pemandangannya mirip dengan bukit di film anak-anak berjudul Teletubies. Foto Lie Tjhai Jean

(9)


{ Spot Destination }

(10)


Danau Killarney, Irlandia Danau Killarney terletak di daerah Kerry. Tiga danau utama Killarney menempati sebuah lembah yang luas membentang ke selatan diantara pegunungan. Tiga danau dan pegunungan yang mengelilinginya, semua ada dalam wilayah Taman Nasional Killarney. Foto Rosihan

(11)


{ Spot Destination }

Di Ketinggian Kawah Ijen Langkah-langkah mantap menyusuri sepanjang bibir Kawah Ijen dikala mentari pagi mulai menghangatkan badan. Pemandangan indah terhampar sepanjang mata memandang. Tebing curam dasar kawah hingga puncak gunung disaput awan sungguh memesona. Foto Ristiyono

(12)


(13)


{ Travel }

(14)


Bawomataluo Warisan di Bukit Matahari Teks & FOTO Afriadi Hikmal

(15)


Bawomataluo adalah salah satu desa di Kecamatan Fanayama, Kabupaten Nias Selatan, Provinsi Sumatera Utara. Desa ini berada pada ketinggian di atas 324 meter dari permukaan laut.

D

esa Bawomataluo, yang berarti ‘’Bukit Matahari’’, diperkirakan didirikan antara 1830-1840 dan merupakan perkampungan dengan deretan rumah adat tradisional (Omo Hada) khas Nias Selatan. Terdapat 137 Omo Hada yang masih utuh dengan sebuah Omo Sebua (rumah adat besar/rumah raja di tengah-tengahnya) di desa itu. Menempuh perjalanan sekitar tiga jam dengan menyusuri lebih banyak wilayah pantai dari Bandara Binaka ke arah selatan, kita bisa menemukan desa adat yang sudah berusia ratusan tahun dan sekarang manjadi warisan budaya dunia yang telah diusulkan UNESCO sejak 2009 tersebut. Pada 2012, desa yang dihuni 1.310 kepala keluarga (KK) ini dianugerahi sebagai salah satu ‘’Wonder of the World from Indonesia’’ oleh The Real Wonder of the World Foundation. Untuk memasuki kawasan Desa Bawomatulo yang dikenal dengan tradisi “Lompat Batu”-nya ini, kita melewati 77 anak tangga (awalnya 80 anak tangga namun berkurang akibat longsor). Sapaan khas ‘’Ya’ahowu...!!!” yang dalam terjemahan bebasnya bahasa Indonesia berarti ‘’semoga diberkati’’ akan menyapa siapa pun yang datang di desa yang juga memiliki seni tari Fataele, seni tari khas Nias Selatan.

(16)

Tak jauh dari anak tangga terakhir gerbang Bawomataluo, kita bisa menyaksikan deretan rumah adat tradisional di kiri-kanan jalan. Di tengah desa kita akan melihat sebuah batu setinggi 2,15 meter yang menjadi tempat untuk lompat batu (Fahombo atau Hombo Batu dalam bahasa Nias) . Fahombo, Hombo Batu atau dalam bahasa Indonesia ‘’Lompat Batu’’, adalah olahraga tradisional Suku Nias. Olahraga yang sebelumnya merupakan ritual pendewasaan Suku Nias ini dulu banyak dilakukan di Pulau Nias dan kini menjadi objek wisata tradisional unik yang terkenal hingga seluruh dunia. Di Nias Selatan tradisi Lompat Batu selalu dipertunjukkan bersamaan dengan Tari Fataele. Hal tersebut karena tari Fataele lahir berbarengan dengan tradisi Hombo Batu. Dahulu kala Suku Nias sering berperang antarkampung. Biasanya pemicu perang adalah perebutan lahan, bahkan merebut kampung orang lain. Zaman dulu setiap kampung di Nias dipimpin seorang kepala suku yang disebut Si’ulu (berarti bangsawan). Kemungkinan setiap kepala suku di setiap desa merupakan keturunan bangsawan. Uniknya, seiring perkembangan zaman, sistem kepemimpinan ini masih tetap ada di setiap kampung.


(17)


Untuk memertahankan kekuasaan dan kampungnya dari serangan penduduk kampung lain, setiap Si’ulu berinisiatif mengumpulkan pemuda desa untuk dilatih berperang. Jenis latihan yang diberikan oleh Si’ulu adalah kemampuan Lompat Batu “Hombo Batu” para pemuda karena pada saat itu masing-masing kampung membentengi wilayahnya dengan batu atau bambu setinggi 2 meter. Oleh karena itu, tradisi lompat batu pun lahir dan dilakukan sebagai sebuah persiapan sebelum berperang. Jika mereka mampu menaklukkan tumpukan batu yang berbentuk prisma dengan lebar 90 cm dan panjang 60 cm tanpa menyentuh puncaknya, mereka dinggap mampu membela dan memertahankan kampungnya. Jadi secara tidak langsung tradisi Lompat Batu terlahir dari konflik perang antarkampung. (18)

Tradisi Lompat Batu diwariskan turun-termurun di setiap keluarga dari ayah kepada anak lelakinya. Namun tidak semua pemuda Nias sanggup melakukannya meski sudah berlatih sedari kecil. Masyarakat Nias percaya, selain latihan ada unsur magis dari roh leluhur agar seseorang bisa melompati batu dengan sempurna. Dulu untuk merayakan kelulusan pemuda dari ujian tersebut, Si’ulu akan mengadakan pesta dengan memotong babi, diikuti dengan pengumuman kepada warga kampung mengenai pasukan Fataele yang sudah terbentuk. Pasukan Fataele tidak hanya untuk keperluan pertahanan kampung tapi juga untuk kegiatan adat seperti upacara kematian anggota keluarga Si’ulu hingga penyambutan tamu kehormatan. Sampai saat ini fungsi dari pasukan Fataele masih sama,


kecuali fungsi aslinya yaitu sebagai prajurit pertahanan kampung karena konflik perebutan lahan dan kampung sudah tidak ada lagi. Dalam menarikan tarian ini, penari mengenakan pakaian warnawarni terdiri atas hitam, kuning, dan merah dilengkapi mahkota di kepala. Layaknya ksatria dalam peperangan, penari juga membawa tameng, pedang, dan tombak sebagai alat pertahanan dari serangan musuh. Tameng yang digunakan terbuat dari kayu, bebentuk seperti daun pisang di tangan kiri untuk menangkis serangan musuh. Sedangkan pedang atau tombak di tangan kanan berfungsi melawan serangan musuh. Keduanya merupakan senjata utama yang digunakan ksatria Nias untuk berperang. Prosesi tarian dipimpin seorang komando layaknya prosesi dalam perang yang dipimpin seorang

panglima. Kemudian ia mengomando penari untuk membentuk formasi berjajar panjang yang terdiri atas empat jajar. Gerakan Tari Faluaya sangat dinamis, hentakan kaki diiringi musik, serta gerakan mengayunkan tombak dan pedang menggambarkan semangat dari para pejuang dalam memertahankan kampung mereka dari serangan musuh.Tidak hanya itu, suara yang dikelurkan para penari juga merupakan ekspresi ketangkasan dan kepahlawanan para ksatria. Lompat Batu merupakan ritual yang menjadi ciri khas suku di Pulau Nias. Namun seni Tari Faluaya atau Tari Fataele hanya terdapat di Nias Selatan. Di Nias Selatan ada dua desa adat yang dikenal, yaitu Bawomataluo dan Hillamaetaniha. Namun hanya di Desa Bawomataluo kita dapat menyaksikan Lompat Batu dan Tari Fataele. Untuk memperkenalkan tradisi tersebut, kini pihak terkait mulai

berupaya ‘’menjual’’ Bawomataluo ke khalayak umum melalui Bawomataluo Expo yang digelar setiap pertengahan tahun sejak 2012. Bawomataluo merupakan salah satu bukti sejarah kejayaan leluhur masyarakat Nias masa lampau dan monumen hidup kebudayaan Nias yang tersisa. Setelah merasakan atmosfer berbeda di Bukit Matahari, kita dapat menyejukkan diri dengan berenang di Pantai Sorake yang bisa ditempuh dalam waktu hanya setengah jam. Pantai ini dikenal juga dengan ombaknya yang tinggi sehingga mengundang para surfer berdatangan. Tak salah jika Pantai Sorake merupakan tujuan kedua para surfer dunia setelah Hawaii. Sebelum meninggalkan Nias Selatan, ada baiknya pula melihat kemegahan warisan budaya berupa arca peninggalan megalit di Desa Tetegewo. (19)


{ Travel }

Terpikat Tenun Ikat Alor Di balik kecantikan warna dan keunikan motif tenun ikat alor, terselip cerita tentang kegigihan. Teks & FOTO teguh sudarisman

(20)


(kiri) Bermacam motif kain tenun ikat alor. (atas) Motif petola yang hanya boleh dipakai pejabat tertinggi. (bawah) Motif tombak, merah untuk menumbuhkan semangat berperang

J

alanan aspal masih basah oleh bekas air hujan begitu saya dan Yus meninggalkan Hotel Kenari di pusat Kota Kalabahi. Hujan menunda satu jam keberangkatan kami yang seharusnya pada pukul 07.00 pagi. Toh ada untungnya juga karena kini udara menjadi sejuk dan teduh. Mendung kelabu masih menggelayut di atas kepala. Kalau hari cerah, sepagi ini kami sudah akan dipanggang matahari Pulau Alor yang panas menyengat hingga pukul 16.00. Yus yang memboncengkan saya melajukan motornya ke barat. Kami hendak menuju daerah Sumur Tupan di Desa Alor Besar untuk melihat pembuatan tenun ikat alor di rumah Ibu Sariat Libana. Ia dikenal sebagai pelopor penggunaan serat dan pewarna alam untuk kain-kain tenun alor yang dibuatnya. Lokasinya di sisi utara pulau. Jadi dari Kalabahi kami mesti ke barat dulu, lalu ke utara, dan membelok ke timur lagi karena belum ada jalan pintas menuju desa itu. Dua hari lalu, dalam rangkaian SwarnaFest 2013 — Festival Serat dan Pewarna Alam— yang dipusatkan di rumah dinas Bupati Alor, kami juga mengadakan kunjungan ke rumah Ibu Sariat. Berhubung banyak tamu yang datang, saya tak sempat belajar banyak tentang proses pembuatan

tenun ikat alor itu. Jadi pagi ini saya akan ke sana lagi sekalian mengambil pesanan syal tenun saya yang belum selesai, yang dikerjakan Mbak Mariati, adik Ibu Sariat. Di kiri kami sepanjang jalan kini diwarnai pemandangan laut Teluk Mutiara, diselingi rimbun pohon-pohon mangga, asam, dan pohon kenari yang besar menjulang. Alor memang dikenal sebagai Nusa Kenari meski jumlah pohon kenari sepertinya kalah banyak dengan pohon mangga. Bentuk Pulau Alor di bagian dekat Kalabahi –Ibu Kota Kabupaten Alor– memang unik karena lautnya menjorok hingga jauh sekali ke timur, membentuk sebuah teluk yang panjang. Teluk ini dalam sehingga kapal-kapal feri Pelni maupun kapal angkutan barang bisa berlabuh di Kota Kalabahi. Bukit-bukit di seberang teluk ini masih Pulau Alor dan sekarang bagian puncak-puncaknya masih diselimuti kabut. Begitu jalan hendak membelok ke utara, di ujung jalan terlihat sebuah pantai berpasir krem dengan kerumunan ibu-ibu yang menyambut sebuah perahu yang hendak merapat. Ternyata ini pantai Desa Alor Kecil. Di depan pantai ini membentang selat yang sempit, dengan Pulau Pura dan Pulau Pantar yang memanjang di belakangnya. Di sisi utara terlihat Pulau Ternate –dulu penduduknya (21)


Pantai Desa Alor Kecil dengan latar belakang Pulau Ternate dan Pulau Buaya

berasal dari Pulau Ternate, Maluku Utara– dan di samping timurnya Pulau Buaya. Tiga lelaki dari perahu itu segera mengeluarkan emberember berisi penuh ikan berukuran dua jari, yang berbadan langsing berwarna keperakan. ‘’Ini namanya ikan belo-belo,” kata Yus. Nanti ikan-ikan ini akan dibawa ke Pasar Kalabahi. Kemarin pagi kami ke Pantai Batu Putih tak jauh dari bandara dan di sana para nelayan membawa banyak sekali ikan tongkol. Sungguh mengagumkan laut di sekeliling Pulau Alor ini. Hari masih mendung dan kami melanjutkan perjalanan ke utara. Masih perlu waktu 30 menit sebelum kami akhirnya sampai di jalan raya dengan spanduk SwarnaFest belum dicopot, yang menjadi penanda rumah Ibu Sariat. Kalau memandang dari rumah ibu ini, tepat di utara sana ada Pulau Buaya, berbentuk seperti buaya sedang mengambang di permukaan air. Bagian kepalanya berdekatan dengan Pulau Ternate. Mbak Mariati sedang mengerjakan syal saya yang berwarna kuning pucat, di ruang tengah rumah depan. Ia selonjor saja di ubin dengan alat tenunnya, hanya beralas plastik. ”Maaf ya, belum selesai. Semalam mati lampu, jadi nggak bisa kerja,” tuturnya. “Oh, santai saja,” saya (22)

menenangkan. Saya lihat syalnya sudah hampir selesai dan saya juga masih akan lama di sini. Ibu Sariat ada di belakang rumah, sedang mengulikulik mangkuk plastik berisi teripang yang baru ia peroleh tadi pagi hasil mencari di pantai. Ia menaruh mangkuk itu di deretan contoh bahan-bahan pewarna alam lain. Hewan laut berlendir itu mulai mengeluarkan isi perut dan juga cairan berwarna hitam. ‘’Ini namanya tripang tongkol,’’ tutur ibu beranak enam ini. ‘’Nanti zat warna yang dihasilkan ini kalau dipakai untuk mewarnai benang hasilnya bukan hitam tapi abu-abu.’’ Menurutnya, tripang ada bermacam-macam. Selain tripang tongkol, ada juga tripang nenas, tripang demong, tripang susu, dan tripang teitrake. Warna yang dihasilkan mulai dari kuning, merah, hingga cokelat. Kadang suaminya ikut membantu mencari tripang ini. ‘’Kalau cumi-cumi, warna yang dihasilkan abu-abu kebiruan. Sementara kalau rumput laut, warnanya hijau kalem,” tambahnya. Wow, pintar sekali ibu ini. Ibu Sariat mengaku, ia baru memanfaatkan hewan dan tanaman laut ini mulai 2013 dan baru menghasilkan tujuh jenis warna. Namun sejak kecil –menenun sejak usia 5 tahun– ia selalu menggunakan zat warna alami tumbuhan


(atas) Bahan pewarna alam, dari tripang sampai tanah liat. (kiri) Kapas, sumber serat alam di halaman rumah. (kanan) Benang yang sudah berwarna siap ditenun.

dan tidak pernah tertarik memakai benang maupun pewarna sintetis seperti yang dilakukan para penenun lain. Di lingkungan rumah ini, sebenanya banyak sekali penenun. Namun sebagian besar mereka menenun ‘’kain songket’’, istilah yang dipakai untuk tenun dari benang dan pewarna sintetis. Jadi benangnya, dengan warna-warna tertentu, sudah tersedia, tinggal ditenun saja. Proses ini jauh lebih mudah dan lebih cepat namun harga kain tenunnya juga lebih murah. Satu kain syal berukuran 180 x 20 cm harganya paling Rp 50 ribu. Sedangkan syal ukuran sama dari benang dan pewarna alami harganya bisa Rp 150

ribu. Begitu juga sarung berukuran 130 x 140 cm dari benang dan pewarna sintetis harganya sekitar Rp 200-250 ribu, sementara sarung-sarung buatan Ibu Sariat harganya mencapai Rp 1,5-2 juta. ‘’Harga kain tenun saya lebih mahal karena prosesnya lebih lama. Dari mulai mencari bahan pewarna, memintal kapas menjadi benang, mencelup, hingga menenunnya, prosesnya bisa satu bulan,’’ tutur perempuan pengunyah sirih ini. ‘’Kadang untuk mendapatkan warna yang pas, kami harus sampai empat kali merebus benang ke dalam bahan pewarna.’’ (23)


Umumnya motif-motif kain tenun alor berupa hewan laut seperti kura-kura, kepiting, cumi-cumi, udang, tripang, ikan, namun juga ada naga, gajah, moko (nekara khas Pulau Alor), dan tempat sirih.

(24)

Tradisi Keluarga Mengapa Ibu Sariat memertahankan penggunaan benang dan pewarna alami? Tak lain karena ia berusaha memertahankan tradisi warisan leluhur keluarga, yang turun-temurun memakai pewarna alami. Dulu jumlah pewarna alaminya hanya sedikit, kurang dari 10 macam. Tapi dengan keuletannya, ia kini bisa menghasilkan lebih dari 100 jenis warna alami. ‘’Bagaimana caranya supaya tahu batang atau kulit atau daun tumbuhan bisa dipakai sebagai zat warna?’’ tanya saya. ‘’Ya… kami coba satu per satu.Yang bisa menghasilkan warna kami pakai, yang tidak bisa ya kami cari lagi yang lain.’’ Dari hasil coba-ralat itu, Ibu Sariat tahu bahwa pohon tongke –sejenis pohon bakau– bisa menghasilkan tiga macam warna: cokelat, merah, dan pink. Cara mendapatkan warna pink ternyata dengan memasak batang bayu itu dengan larutan kapur. Warna pink muda juga bisa diperoleh dari kayu pen atau kayu hong. Kayu pen ini dipakai para nelayan untuk membuat perahu. ‘’Kayu pen itu warnanya kuning tapi kalau direndam warna yang dihasilkan pink tua. Kalau merebusnya dengan air kapur warnanya menjadi pink muda. Orang-orang kadang tidak tahu, dikiranya kalau warna kayunya kuning maka warna yang dihasilkan


juga kuning. Kalau ingin warna kuning mesti memakai kayu duri yang lebih berat, yang kulitnya tajam-tajam.’’ Ibu Sariat mengajak saya ke kebun yang ada di samping rumah. Setiap jengkal kebun ini ditumbuhi berbagai tanaman. Ada indigo yang daunnya menghasilkan warna biru tua, ada mint, kelotong, dan lamtoro yang menghasilkan warna hijau berbedabeda. Buah pisang susu yang masih mentah, yang warnanya putih, ternyata menghasilkan warna cokelat keruh. Kulit buah jambu mede dan kacang merah menghasilkan warna cokelat yang bagus. Sedangkan buah mengkudu menghasilkan warna kuning. Daun jati, jeruk nipis, bahkan tanah liat juga bisa ia pakai sebagai bahan pewarna! Ibu Sariat mencabut sebatang tanaman singkong, lalu menjelaskan, ‘’Air rebusan singkong ini bisa menjadi lem sehingga benang kapas menjadi lebih kuat.’’ Ia lalu memotek batang sebuah pohon bakung di sampingnya, yang segera saja mengeluarkan banyak sekali getah berwarna putih. Ternyata kalau di Alor, tanaman pagar ini disebut ‘’kolom susu’’. ‘’Getah ini bisa membersihkan kapas sekaligus membuatnya ulet. Daunnya menghasilkan warna hijau yang bagus sekali.’’ Wah, wah, hebat sekali ibu ini! Pandangan saya lalu terantuk pada sebuah pohon yang daun dan bunganya mirip pohon waru kalau di

Jawa. Tapi ini batangnya lebih kecil dan lebih pendek. Ternyata ini adalah pohon kapas. Dengan tinggi 1-2 meter pun, pohon ini sudah dipenuhi gerumbulgerumbul kapas yang keluar saat kantong buahnya yang tua pecah. Saat sudah keluar kapas ini, keluarga Bu Sariat tinggal memunguti saja, lalu menggilingnya dengan alat seperti pemipih adonan tepung agar bijinya terpisah. Kapas yang sudah bersih dari biji ini lalu ditarik perlahan-lahan sambil dipilin dengan bantuan jari kaki sehingga berubah menjadi benang. Bagaimana kalau kapas yang ditarik itu putus? Ibu Sahari Karim, adik ipar Ibu Sariat, menunjukkan caranya. Bagian-bagian yang putus itu saling direkatkan lagi, dipilin-pilin, lalu ditarik lagi, dan bentuknya tetap benang. Sangat sederhana. Benang ini dibuat dalam dua versi. Yang benang halus dan kecil untuk menghasilkan kain halus, yang disukai orang Indonesia. Benang yang kasar dan berukuran dua kali lebih besar dipakai untuk menghasilkan kain yang agak kasar, yang disukai orang Jepang. Untuk kain panjang standar ukuran 240 x 60 cm, biasanya dibutuhkan benang seberat 600 gram. Benang lalu dicelup dengan bahan pewarna, dikeringkan, baru kemudian siap ditenun. Nah, kadang proses pencelupannya itu yang harus berkali-kali supaya warnanya mantap.

(25)


Para penenun di Desa Alor Besar menjajakan hasil karyanya.

‘’Bagaimana supaya warna itu tidak luntur saat kain dicuci?’’ tanya saya. Caranya ternyata juga gampang, yakni dengan menambahkan air teh saat mencelup benang. Saya dibawa ke salah satu ruang di rumah depan, yang ternyata menjadi gudang kapas, alat-alat penenun, dan benang-benang yang sudah diwarnai. Menurut Ibu Sariat, untuk satu kain kadang membutuhkan sampai 10 benang dengan warna berbeda. Beberapa koleksi kain tenun ikatnya juga disimpan di dalam lemari, tak jauh dari tempat Mariati menenun. Umumnya motif-motif kain tenun alor berupa hewan laut seperti kura-kura, kepiting, cumi-cumi, udang, tripang, ikan, namun juga ada naga, gajah, moko (nekara khas Pulau Alor), dan tempat sirih. Salah satu koleksi Ibu Sariat yang paling awal adalah sebuah kain bermotif gajah yang sebagian besar berwarna biru kusam, warna khas indigo. Terlihat kedua gajah di kain itu saling memunggungi, alias salah satu dibuat terbalik. ‘’Kain ini usianya sudah 50 tahun dan motif gajahnya salah tapi tetap saya simpan sebagai kenangkenangan.’’ (26)

Ada lagi kain Ibu Sahari yang bermotif bunga pelinta, dengan pola-pola jajaran genjang yang sangat rumit. Yang membuat saya sangat heran, bagaimana orang dahulu bisa membuatnya? Lalu ada kain motif petola (pohon beringin) yang hanya boleh dipakai oleh pejabat tertinggi di suatu daerah saat ada perayaan adat. Panjang kainnya bisa sampai 9 meter. Kain tenun lainnya yang bermotif tombak dan didominasi warna merah, dulu dipakai Suku Matukang – suku asal Ibu Sariat– saat mereka hendak berperang, untuk menumbuhkan semangat. Syal yang ditenun Mariati, yang bermotif ikan, telah selesai. Ukurannya 180 x 25 cm. Saya cek warnanya, ternyata syal yang kelihatannya sederhana ini membutuhkan benang dengan delapan warna berbeda. Saya membeli satu syal lagi yang lebih lebar yang warnanya abu-abu tua dengan bahan pewarna cumi-cumi. Bau lautnya masih terasa begitu kain itu saya cium. Ternyata harga dua syal ini cuma Rp 200 ribu. Dalam perjalanan pulang ke Kalabahi, di pikiran saya berkecamuk pertanyaan: apakah harga dua syal yang Rp 200 ribu itu cukup pantas untuk kegigihan, kerja keras, dan kesabaran selama sebulan?


(27)


{ Travel }

Lorong Buangkok Kesahajaan Tersisa di Negeri Singa Teks & FOTO dammer saragih

(28)


K

ampung Lorong Buangkok sejatinya bukan destinasi wisata di Singapura. Maka untuk mencarinya pun sesulit mendapatkan infonya di aneka brosur yang dijejali produk pelancongan terkini. Pun kebanyakan warga tak mengerti (peduli) keberadaan tempat yang dijuluki sebagai The Last Surviving Kampong ini. ‘’Kampong Buangkok? Don’t know lah.’’ Jawaban bernada acuh tak acuh itu kerap saya terima setiap bertanya kepada warga setempat.

Padahal lokasi Kampung Lorong Buangkok hanya berjarak sekitar 14 km ke arah timur laut dari pusat kota. Minimnya sumber referensi membuatnya tak mudah digapai. Tak ada stasiun MRT terdekat. Moda pilihan hanya bus atau taksi jika ingin lebih cepat. Berbekal rasa penasaran wujud kampung masa lalu yang tersisa itu, saya bertekad menapak jalan ke sana dan menjejaknya meski sempat tersasar beberapa kali setelah turun dari bus SMRT No 103 yang saya naiki dari Serangon Bus Interchange.

‘’It’s not far from here.You just across the small bridge over there.You will get the kampong (Tak jauh dari sini. Cukup menyeberang jembatan kecil di sebelah sana, Anda akan tiba di kampung itu),’’ ujar seorang petugas minimarket berlogat Asia Selatan di sebuah pom bensin di samping Sungai Tongkang. Ternyata lokasi sungai itu persis membelakangi Kampung Lorong Buangkok itu. Sebuah jalan kecil dikelilingi rimbun pepohonan menyambut saya di tengah terik matahari. Inilah kampung terakhir (29)


Deretan rumah kayu dengan atap seng, pohon rindang berjejer bersama kesahajaan. Sesekali melintas hewan peliharaan seperti ayam, kucing dan anjing kampung. Sesuatu yang sangat sulit ditemukan di negeri Singapura. Kampung Lorong Buangkok seolah menjadi antithesis dari Singapura modern.

(30)

yang tersisa, yang sempat menyeruak menjadi pemberitaan The NewYork Times hingga Lonely Planet beberapa tahun silam. Diskusi di antara kelompok peduli cagar budaya tentang kampung itu serasa tidak pernah terhenti. Potongan jejak sejarah tersisa yang menggambarkan pulau ini dulu tak lebih dari kumpulan kampung kecil. Impitan kebutuhan hunian modern membuat kampung ini sempat memantik kontroversi kala hendak digusur pemerintah setempat. Di sekeliling kampung seluas hanya 12.281 meter persegi (kira-kira hanya tiga kali luas lapangan sepak bola) ini sudah berdiri sejumlah menara apartemen. Banyak yang bilang

kemusnahannya tinggal menunggu waktu. Jika benar, sebuah kepingan terakhir sejarah tidak lama lagi bakal terhapus. Sisi Lain Singapura ‘’Assalaamu’alaikum,’’ sapa seorang pria etnis Melayu berusia separuh baya ketika berpapasan dengan saya di mulut kampung. Sebuah sapaan hangat menyambut saya. Langsung saya jawab, ‘’Wa’alaikum salaam.’’ Kemudian tanpa ragu saya menyodorkan tangan dan memperkenalkan diri dari Indonesia. Lelaki yang mengaku hendak berangkat beranjangsana itu begitu berbaik hati karena masih bersedia melayani ajakan berbincang saya selama beberapa saat.


Dari lelaki itu saya tahu kampung yang berdiri sejak 1956 ini dihuni oleh hanya 28 keluarga. Mereka terdiri dari etnis Tionghoa (10 keluarga) dan Melayu (8 keluarga). Tampak mereka sangat menikmati kehidupan santai dan bersahaja ala kampung. Sebuah sisi lain dari kehidupan Singapura yang serbagemerlap. Kedua kaki saya melangkah ke dalam kampung dengan menyusuri jalan kecil tanpa aspal yang mungkin juga becek saat hujan. Saya merasa seperti melangkah menembus lorong waktu. Belum ada sejam yang lalu saya menikmati sejumlah fasilitas modern di Singapura, sekarang seperti terlempar ke puluhan tahun silam ketika kesederhanaan di masa

lalu masih terasa di negara pulau ini. Sangat kontras dengan kehidupan di luar sana. Deretan rumah kayu beratap seng dan pohon rindang berjejer menyembulkan kesahajaan. Sesekali melintas hewan peliharaan seperti ayam, kucing, dan anjing kampung. Sesuatu yang sangat sulit ditemukan di negeri Singapura. Namun Kampung Lorong Buangkok seolah menjadi antitesis dari Singapura modern.‘’Di sini kita saling mengenal satu sama lain. Di sini ada gotong royong,’’ ujar lelaki yang saya temui di beranda kampung tadi. Saya sempat bertanya mengapa mereka masih bertahan menetap di sini. Tak terbayang ketika kelak buldoser menggilas seluruh rumah

di sini. Berakhir sudah keberadaan saksi bisu pamungkas ini. ‘’Barangkali Indonesia masih beruntung karena masih punya banyak kampung,” saya menggumam dalam hati. Saya menyusuri setiap sudut kampung, mengamati kehidupannya, yang sebenarnya tidak jauh beda dengan suasana kampung di Indonesia. Beberapa kali saya berpapasan dengan rombongan kecil anak sekolah yang sepertinya sedang mengikuti study tour. Wajah-wajah anak generasi modern itu terlihat heran namun antusias. Sepertinya mereka menemukan ‘’dunia’’ baru. Barangkali mereka tak pernah menemukan suasana kampung yang, bagi orang Indonesia, sudah biasa. (31)


Jemuran tali menjuntai di halaman. Rumah tanpa pagar yang tampak hangat dan terbuka. Pohon jambu dan aneka sayuran di kebun hingga tumpukan rongsokan yang dibiarkan begitu saja di pekarangan. Penghuninya pun tampak santai dan menikmati simple life tanpa harus tergesa-gesa seperti umumnya penduduk di luar sana. Meski suasana cukup sunyi, saya bisa merasakan kebahagiaan dalam kesederhanaan yang melekat. Sesekali saya melihat penghuni asyik ngobrol di teras rumah. Kehangatan terasa menyapa. Jauh dari kesan individualis. Seorang ibu paruh baya malah sempat (32)

menawarkan rambutan dan mengajak saya mengobrol. ‘’Indonesia? Banyak kampong juga macam ni, ya?’’ ujarnya sembari tersenyum. Dari sorot wajahnya tak ada kesan merendahkan. Di pikiran ibu itu barangkali sama dengan saya. Kampung ini memang hanya sebuah kampung. Tapi ia merupakan potret identitas yang terus tergerus dan bakal dilupakan zaman. Menjelang siang saya mengakhiri kunjungan selama hampir dua jam mengitari setiap sudut kampung dan sekadar menyapa warga yang saya jumpai. Dua jam yang cukup untuk

mentransfer benak saya jauh ke masa di mana di negeri pulau ini dulu masyarakatnya hidup begitu simpel. Tak lama kemudian bus SMRT tiba tepat waktu sesuai jadwal yang tertulis di halte seberang sungai. Bus berpendingin itu membawa saya kembali ke peradaban modern. Mengunjungi Lorong Buangkok cukup membawa saya mengenal sisi lain Singapura. Anda pun tak salah mengunjunginya. Negeri ini tak hanya Patung Merlion, Esplanade, Universal Studio, Sentosa Island, Marina Bay, dugem di Zouk atau belanja sampai drop di Orchard Road.


(33)


{ Destination }

Biru Laut (Bar Tailed Godwit)

(34)


Imigran

Tanpa Pasport Teks & FOTO yuyun yanwar

(35)


Burung kuntul besar (Great Egret) dan burung Kuntul Kecil (little Egret)

(36)


I

ndonesia, negeri yang tidak hanya kaya budaya dan keindahan alam tetapi juga faunanya, termasuk berbagai jenis burung. Selain yang menetap, burung migran juga merupakan kekayaan pengisi alam Indonesia nan elok. Selain segelintir orang yang berkecimpung dalam dunia penelitian, fotografer wildlife, serta mereka yang aktif berkecimpung di dalamnya, barangkali belum banyak yang tahu peristiwa migrasi para burung seperti raptor, burung pantai, burung air, dan lain-lain. Padahal fenomena alam yang luar biasa ini terjadi dua kali setiap tahun. Burung-burung  migran membentuk sebuah kelompok besar beranggota ratusan hingga ribuan ekor. Mereka bermigrasi dari daerah asal ke wilayah tujuan dengan jarak tempuh bisa mencapai ribuan kilometer, bahkan melintas batas negara dan benua. Jalur migrasi yang ditempuh itu lazim disebut flyway (jalur terbang). Selain bagian jalur itu, wilayah Indonesia juga menjadi salah satu daerah tujuan migrasi. Kala sisi utara bumi mulai mengalami musim dingin (Oktober), kawanan burung bermigrasi menuju sisi selatan bumi. Begitu sebaliknya saat Maret tiba ketika burung-burung itu memanfaatkan Indonesia yang beriklim tropis dan hangat untuk mencari makan serta bertahan hidup. Wisatawan mancanegara tidak melewatkan fenomena alam itu untuk menikmati birds watching di beberapa wilayah flyway yang ada di Indonesia. Salah satunya di daerah-daerah pesisir Pantai Bali, seperti di Pulau Serangan. Di pulau itu bisa disaksikan (pengunjung juga berkesempatan mengabadikan) ratusan, bahkan ribuan, burung migran mencari makan beberapa hari sebelum melanjutkan perjalanan ke tujuan migrasi. Beberapa mungkin saja tinggal di situ hingga musim dingin di daerah asal selesai. Mari bersama menjaga kekayaan ini dengan tidak memburu, apalagi menangkapnya. Biarlah mereka bebas dan tetap tampak indah di alamnya.

(37)


(38)


searah jarum jam: Cangak Australia, (White-faced Heron), Dara Laut Kecil (Little tern Sternula albifrons), Kumpulan Dara Laut dan Gajahan, Cerek Jawa (Javan Plover), Trinil Pantai (Common Sandpiper)

(39)


Gagang Bayam Timur (White Headed Stilt)

(40)


(41)


{ Destination }

Menyambut

si “Kuda Kayu� Sembahyang di klenteng menyambut Imlek maupun Cap Go Meh terasa tidak lengkap tanpa lilin dan hio merah. Teks & FOTO teguh sudarisman

S

aat ke klenteng menjelang Hari Raya Imlek dan melihat orang bersembahyang di tengah kepulan asap lilin dan hio, pernahkah terpikir dari mana asalnya lilin-lilin raksasa dan hio-hio merah yang ditancamkan maupun digantung melingkar-lingkar seperti obat nyamuk itu? Salah satu jawaban ternyata ada di CV Sumber Karya Hidup di Kampung Melayu, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang. Can Yau Seng, atau yang lebih akrab dipanggil Ko Aseng, sejak 2005 memproduksi

(42)

perlengkapan utama untuk ibadah etnis Tionghoa ini. Karyawannya, baik laki-laki maupun perempuan, sibuk membuat lilin dan hio dari berbagai jenis dan ukuran. Untuk lilin, mulai dari ukuran paling kecil 1 tail, ½ kati, 1 kati, 10 kati, hingga yang paling besar 1.000 kati. Sedangkan untuk hio, mulai dari hio batang atau hio belimbing yang berukuran panjang 42 sampai 90 cm, serta hio melingkar atau hio obat nyamuk. Menjelang Imlek, permintaan lilin-lilin dan hio-hio ini meningkat pesat.


Seorang pekerja di pabrik lilin klenteng Sumber Karya Hidup, Kampung Melayu, Teluk Naga, Tangerang, tengah membetulkan benang pada lilin yang tengah dicetak

(43)


(44)


searah jarum jam: Proses awal pembuatan lilin besar; Hio belimbing berwarna merah menyala dan sudah kering; Proses pengeringan plastik pembungkus yang sudah disablon; Melakukan finishing pada lilin-lilin yang besar.

Di pabrik berlantai ubin dan berdinding setengah terbuka ini, bahan baku lilin —yakni parafin, stearic, lilin bekas dari klenteng, dan zat pewarna merah— dilelehkan dalam tungku berbahan bakar kayu. Setelah 3-4 jam lilin akan mencair, lalu dituangkan ke dalam cetakan-cetakan sesuai ukuran yang hendak dibuat. Yang paling menarik tentu mencetak lilin berukuran 1.000 kati berdiameter 50 cm dan tinggi di atas 2 meter. Cetakannya menjulang seperti silo-silo di pabrik yang besar. Untuk memadat kembali dan kering diperlukan waktu delapan hari. Meski dinyalakan terus selama 12 jam sehari, lilin raksasa ini baru akan habis dalam lima bulan. Maklum, berat sepasang lilin ini saja bisa mencapai 5 kuintal. Setelah kering, lilin dibungkus plastik sablon berwarna merah menyala dan bisa ditulisi puisi maupun nama si pemesan. ‘’Puisinya dalam huruf China, bisa berisi doa supaya tambah rezeki, panjang jodoh, ketenangan pikiran, dan sebagainya,” ujar Ko Aseng menuturkan. Sedangkan bahan hio terdiri atas serbuk kayu gergajian, air, lem khusus, bahan pengharum, serta pewarna. Setelah diadon menjadi pasta, campuran bahan-bahan ini dibentuk menjadi hio belimbing atau hio lingkar. Hio belimbing dikeringkan dengan digantung di langit-langit pabrik memakai penjepit jemuran. Sedangkan hio obat nyamuk ditaruh di atas tampah lalu dikeringkan di bawah sinar matahari di halaman samping. Setelah kering, baru hio-hio dicelupkan dalam pewarna merah dan dijemur lagi sampai kering. Baru kemudian hio dibungkus dengan kemasan plastik.

Lilin dan hio-hio ini tidak dijual langsung ke konsumen melainkan memenuhi pesanan para distributor besar. Para distributor inilah yang kemudian mendistribusikannya ke berbagai kota di Jawa hingga Pulau Bangka dan Belitung. Untuk lilin, harganya berdasarkan ukuran kati. Dari Ko Aseng, satu kati seharga Rp 8 ribu untuk lilin berbahan campuran dengan lilin bekas. Sedangkan yang dibuat dari parafin murni Rp 14 ribu. Jadi kalau lilin 1.000 kati harganya Rp 8 juta atau Rp 14 juta. Namun karena membeli lilin ini harus sepasang, harganya pun menjadi Rp 16 juta—Rp 28 juta. Sedangkan harga hio berdasarkan ukuran maupun jenisnya. Awalnya Ko Aseng hanya membuat lilin. Tapi karena kebutuhan lilin ini hanya ramai di musim menjelang Imlek, tenaga kerja pun banyak mubazir alias menganggur. Maka pada 2008 Ko Aseng mulai juga memproduksi hio yang relatif dipakai terus untuk sembahyang di klenteng maupun di rumah, baik menjelang Imlek maupun hari-hari biasa. Ternyata keduanya bisa berjalan bersama dan kontinyu. Cuma pabrik ini tidak membuat kertas sembahyang yang berwarna kuning. ‘’Dulu pernah membuat tapi kalah bersaing dengan industri kertas yang membuat produk dari hulu ke hilir. Jadi saya hentikan,” kenang Ko Aseng. Menyambut ‘’Tahun Kuda Kayu’’ kali ini, Ko Aseng dan 15 karyawannya bisa tersenyum gembira karena jumlah pesanan melonjak hingga tiga kali lipat dari hari-hari biasa. Terlebih proses produksi mereka aman-aman saja karena daerah ini tidak didera banjir seperti di Jakarta. (45)


{ Fashion }

B W

&

(46)

lack hite


(47)


(48)


(49)


(50)


(51)


Arbain Rambey Fotografer jurnalistik yang suka berkreasi foto menggunakan lighting, tidak pernah berhenti untuk belajar memotret. Mendalami dunia fotografi profesional sejak 1988 dan saat ini sebagai fotografer Harian Kompas. Berbagai penghargaan dunia fotografi telah diraihnya dan berbagai pameran foto baik tunggal maupun bersama di dalam dan luar negeri. Karya tunggalnya berupa buku foto : Indonesia, Mist of Time, diterbitkan Waterous & Co, London, 2005. Kali ini ditemani Wisnu Priambudi dari primaimaging membuat konsep portraiture dan still life fine art dengan menggunakan kamera Phase One Achromatic 260 (60 mp) yang cocok untuk foto portraiture black and white dan fine art photography. (52)


(53)


{ Art }

(54)


Seabad Maestro Lukis S. Sudjojono (1913-2013) ‘’Kesenian tidak boeat seboeket la fine fleur e la nation dan orang jang agak berasa haloes sadja, akan tetapi boeat perbaikan manoesia dalam masyarakat.’’ – S. Sudjojono (1913-1985) Teks & FOTO toto santiko budi

S

eandainya pelukis Indonesia S. Sudjojono saat ini masih hidup, tentu 100 tahun lebih usianya. Ia lahir di Kisaran, Sumatera Utara, pada Mei 1913. Namanya senantiasa harum dikenang di dunia seni rupa Indonesia. Tak mengherankan bila sepanjang tahun lalu sejumlah acara dihelat di Jakarta untuk memperingati seabad ‘’kehadirannya’’ di dunia. Almarhum tentu tak asing bagi siapa pun yang mengakrabi dunia seni lukis Tanah Air, utamanya yang mengikuti perkembangan sejarah seni rupa. Lukisannya banyak diburu dan dimiliki kolektor dan penggemar seni. Karyanya juga menghiasi banyak dinding istana dan gedung agung di negeri ini. Sayang, saat pameran tahun lalu panitia tidak berhasil meminjam karya-karya Pak Djon yang ada di istana.

Terlahir dengan nama Sindoedarsono Soedjojono, ia salah satu maestro lukis Tanah Air. Kiprah, karya, dan prestasinya semasa hidup membuatnya menempati posisi penting dalam perkembangan dan sejarah seni rupa Tanah Air. Pak Djon bahkan disebut-sebut sebagai Bapak Seni Rupa Indonesia Modern. Salah satu acara memperingati seabad S. Sudjojono adalah pameran utama bertajuk ‘’Seabad S. Sudjojono: Seni, Hidup dan Peninggalan’’. Pameran pada pengujung 2013 ini digelar di sebuah ruang kosong yang luas di Lantai 6 Gedung Pakarti Centre, CSIS (Center for Strategic and International Studies) di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Meskipun dihelat di tempat yang terbilang tak biasa, toh pameran ini senantiasa ramai dihadiri pengunjung. (55)


Kiprah, karya, dan prestasinya semasa hidup membuatnya menempati posisi penting dalam perkembangan dan sejarah seni rupa Tanah Air. Pak Djon bahkan disebut-sebut sebagai Bapak Seni Rupa Indonesia Modern.

(56)


Salah satu faktor pemikat pengunjung adalah banyaknya program pendukung yang menarik selama pameran berlangsung, seperti demo membuat patung, lokakarya melukis, membuat sketsa, membuat komik, dan pemutaran film. Program-program tersebut ternyata mampu menarik pengunjungpengunjung belia (dari sejumlah sekolah dan kampus) untuk datang. Panitia juga menyediakan tur pameran, khususnya untuk pengunjung yang datang dalam rombongan. Selain ramah dan hangat dalam memandu, petugas pemandu yang sebagian besar mahasiswa itu juga dibekali pengetahuan cukup mendalam tentang Pak Djon dan kisah proses kreatifnya atas sejumlah lukisan

yang dipamerkan. Semua disampaikan secara menarik dalam bahasa dan gaya khas anak muda zaman sekarang. Ini penting dilakukan demi ‘’mengenalkan’’ sosok seniman besar yang pernah dimiliki bangsa ini kepada generasi muda era digital. Menyelami Pak Djon Dua polisi berseragam tampak duduk di kursi. Posisi mereka berseberangan dengan meja penerima tamu. Meski duduk rileks, tak urung kehadiran petugas berseragam tersebut segera menyita pandangan siapa pun yang hendak memasuki ruang pameran. Sebuah pemandangan yang jarang terlihat, pameran lukisan dijaga polisi. Yang langsung terasa, keberadaan polisi di lokasi pameran (57)


(58)


Dalam berkarya, Pak Djon menuangkan betul filosofi ‘’jiwa ketok’’-nya. Sebuah jiwa yang tampak alias jujur. Subjek yang ia lukis tidak dibagus baguskan.

ini pun menyiratkan pesan begitu penting dan berharganya nilai karyakarya yang dipamerkan. Penulis pun merasa beruntung di lokasi ini bertemu kurator pameran, Santy Saptari. Mendampingi penulis berkeliling menyaksikan lukisanlukisan itu, Santy bercerita banyak tentang Pak Djon, karya-karyanya, serta tantangan yang dihadapi Santy dalam proses kurasi. Pada hari yang sama, penulis juga sempat bertemu Germania Menangdjuang, salah seorang putri mendiang Pak Djon. Pameran utama dari rangkaian sejumlah acara memperingati seabad sang pelukis ini memajang 40 buah lukisan yang mayoritas dibuat dengan cat minyak pada kanvas dalam berbagai ukuran. Ada juga 50 coretan sketsa pada kertas. Memorabilia dan benda-benda pribadi yang dipakai pelukis semasa hidup juga dihadirkan, seperti alat lukis, sepatu, pakaian, sarung, topi, kacamata, foto-foto, dan pipa cangklong. Hadir pula dalam pameran ini suratsurat serta puisi penuh romantika yang ditujukan Pak Djon kepada sang istri. Tidak ketinggalan rekaman audio dan video tentang sang maestro. Melihat dan menikmati satu demi satu karya sang pelukis, bisa disimpulkan betapa Pak Djon seorang seniman yang sangat kreatif dan gemar bereksperimen. Pelukis yang ikut membidani lahirnya Persatuan Ahli Gambar Indonesia(Persagi) pada 1938 ini terlihat beberapa kali mengubah gaya lukisannya. Keunikan lain dari karyanya adalah kerapnya ia membubuhkan

kata-kata atau kalimat menyertai objek lukisnya yang beragam. Karya-karya Pak Djon yang dipamerkan bertahun pembuatan 1935 hingga 1985. Lukisan pertama yang dibuat bertajuk ‘’Ibuku’’ (pastel pada kertas). Lukisan potret ini ia buat pada 1935. Selain sosok sang ibu, pameran ini juga banyak menampilkan sejumlah lukisan potret dengan subjek Rose Pandanwangi, sang istri, anak-anaknya, serta sejumlah potret dirinya. Dalam berkarya, Pak Djon menuangkan betul filosofi ‘’jiwa ketok’’nya. Sebuah jiwa yang tampak alias jujur. Subjek yang ia lukis tidak dibagus baguskan. Tema-tema yang ia pilih pun sebagian besar bersumber dari realitas yang terjadi di masyarakat. Saat para seniman Tanah Air terbuai dan beramai-ramai melukis dengan tema keindahan alam Nusantara nan permai, pegunungan, hamparan sawah nan hijau atau kuning keemasan ladang jelang panen (dikenal dengan istilah gaya lukisan Mooi Indie), Sudjojono muda justru tampil beda. Ia membuat lukisan-lukisan tentang berbagai aspek perang dan revolusi yang memang sedang terjadi di negeri ini kala itu. Lahirlah beberapa lukisan, seperti ‘’Seko (Prambanan)’’ dan ‘’Ngaso’’. Lukisan ‘’Refugees (1957)’’ merupakan salah satu karyanya yang melegenda. Pak Djon bukannya antilukisan berobjek pemandangan alam. Ia juga terinspirasi dengan keindahan dan kesuburan alam Indonesia. Meski melukis panorama, Pak Djon tetap berpegang pada prinsipnya akan jiwa yang ketok. Ia tidak melukis

alam molek nan kosong. Ia selalu menambahkan elemen manusia yang tengah berakivitas di dalamnya. Salah satu karya penting putra pasutri Sindoedarmo dan Marijem ini adalah sebuah lukisan berukuran besar yang tak biasa (3 x 10 meter). Lukisan yang dipesan Gubernur DKI Jakarta masa itu, Ali Sadikin, untuk dipajang di Museum Sejarah Jakarta tersebut berjudul ‘’Pertempuran antara Sultan Agung dan Jan Pieterszoon Coen’’. Pengerjaan lukisan ini memerlukan waktu tujuh bulan. Pak Djon pun harus melakukan riset dan studi literatur yang luar biasa. Saat berpameran di Belanda, Sudjojono pun menyempatkan diri meriset soal pertempuran ini di perpustakaan Negeri Kincir Angin tersebut. Sayang karya itu tidak bisa turut dipajang dalam ruang pameran kali ini karena ukurannya yang besar dan kondisi fisik lukisan itu sendiri. Sebagai gantinya, pengunjung bisa menyaksikan sebagian hasil riset Pak Djon terkait proses penciptaan lukisan tersebut. Sketsa mendetail tentang figur tokoh-tokoh yang akan dilukis maupun adegan pertempuran klasik tersebut dipamerkan pada ruangan tersendiri, di seberang ruang pamer utama. Pada periode 1965-1980-an terjadi perubahan dalam gaya lukisan Pak Djon. Ia banyak mengangkat beragam tema dalam lukisannya, mulai dari kejadian sehari-hari yang dialami hingga isu-isu sosial dalam masyarakat. Lahirlah karya-karya

(59)


seperti ‘’Bis Kota’’, ‘’Ada Orkes’’, dan ‘’Djakarta Pagi-pagi’’. Pada periode itu terlihat Pak Djon meninggalkan gaya realisnya dengan menyodorkan gaya komikal dan karikatural. Banyak tema kritik sosial tajam ia buat di periode ini meski tidak ditampilkan secara keras, melainkan justru jenaka dalam gaya satir. ‘’Kepala Gombal’’, salah satu karya Pak Djon pada periode ini, merefleksikan kekesalannya atas pemadaman listrik. Dari sejumlah karya yang dipamerkan —baik lukisan, sketsa, maupun benda-benda memorabilia pribadi— terbaca jelas pula Pak Djon adalah seorang yang dekat dengan keluarganya. Ia bahkan sering mengajak keluarganya ikut serta menemaninya melukis, utamanya kala melukis pemandangan. ‘’Ketika akan berangkat melukis kapal di Cilincing, Jakarta Utara, bapak mengajak saya,’’ tutur Germania, putri Pak Djon. Ingar-bingar perayaan seabad S. Sudjojono di Indonesia memang (60)

telah usai pada akhir tahun lalu. Melalui lukisan dan benda-benda lain yang dipamerkan, publik pun tahu Sudjojono adalah seniman kreatif yang selalu berkeskperimen, kritikus seni, guru, organisatoris, dan sosok suami/ ayah yang hangat di keluarganya.Yang masih ingin menikmati karya-karya sang maestro ini, masih ada kesempatan menyaksikannya hingga 1 Maret 2014

di Nanyang Technological University Arts, Design and Media (NTU ADM) Gallery Singapore. Pihak keluarga juga tengah menyiapkan berdirinya semacam museum S. Sujojono di Bali View, Cirendeu, Tangerang Selatan. Kelak pengunjung dan peminat seni bakal bisa setiap saat menikmati karyakarya Pak Djon.


(61)


{ Automotive }

Generasi ke-6 si

(62)

Kuda Poni


(63)


Ford akhirnya merilis Mustang edisi tahun 2015. Inilah generasi keenam yang didesain untuk pasar internasional, tidak mengikuti selera Amerika. Bahkan lebih “European exotic” ketimbang “American muscle”. Teks A GENER WAKULU - Foto dok. ford

(64)

L

ima puluh tahun usai Ford pertama kali menampilkan Mustang pada New York World’s Fair, manufaktur mobil asal AS itu telah melakukan desain ulang secara total pada mobil yang membetot perhatian para pencinta mobil legendaris dan “berotot” di seluruh dunia: Ford Mustang, generasi keenam. Model ini akan dijual sebagai Mustang model tahun 2015. Bentuknya lebih rendah, lebih sedap dilihat, dan lebih lebar ketimbang Mustang yang sekarang. Perbedaaan yang penting dicatat: Inilah Mustang pertama yang diproduksi untuk pasar luar Amerika –berbarengan dengan ikhtiar Ford merubah ikon Amerika menjadi berbendera global. Mustang mutakhir ini tampaknya tidak ragu menanggalkan pengaruh lama dari lima generasi sebelumnya agar sesuai dengan cita rasa modern. Selain


itu, Mustang terbaru ini juga dijejali sederet teknologi terbaru, termasuk mesin EcoBoost turbo 4-silinder. Kalau Anda terbiasa melihat ke belakang pada lima generasi Mustang sebelumnya, maka model 2015 akan membuat Anda shock. Tidak seperti proses desain generasi kelima, yang berusaha mengakomodasi sinyal gaya yang spesifik dari era 1960-an, para desainer generasi keenam lebih bebas menafsirkan definisi gaya tradisional Mustang. Dengan dasar itu hadirlah konsep Mustang baru ini: panjang, tudung berpahat, dan dek belakang yang pendek. Dengan framework dasar seperti itu, mereka menciptakan penampakan yang kontemporer, dengan tujuan menciptakan daya tarik bagi pasar global yang lebih luas. Dengan kata lain, Mustang ini adalah Mustang “internasional”, memang bukan didesain untuk konsumen Amerika saja.

Hal itu juga membawa konsekuensi, orang Amerika yang sudah hafal di luar kepala gaya desain Mustang, tidak mudah dengan cepat mengenalinya. Sementara, bagi Mustang, ini adalah upaya tampil lebih modern. Dengan demikian, lenyaplah lampu depan yang lebar pada model generasi kelima yang ditempatkan di belakang hidung tipisnya, digantikan yang lebih sempit. Banyak yang bilang “mata” Mustang kali ini lebih “sinis”, cenderung melirik. Kalau dikatakan ada gaya ”Evo” di situ, orang sulit menepisnya. Yang dimaksud adalah, banyak yang melihat persamaan gaya dengan Mitsubishi seri Evolution. Kabinnya dibentuk dari kaca depan yang landai yang melebur ke garis atap yang rendah. Dari situ “terjun” ke dek belakang yang pendek. Ford menyebut model ini sebagai “return of Mustang fastback”. Pada praktiknya, (65)


desain ini memberi Mustang profil yang lebih sebagai “European exotic” ketimbang “American muscle”. “Apa yang Anda lihat adalah sebuah Mustang yang dibuat lebih rendah, sekaligus lebih lebar, yang lebih memiliki ‘tongkrongan hewan’,” jelas Dave Pericak, Mustang Chief Engineer. Pericak melanjutkan, “Lebih agresif dan sportif ketimbang sebelumnya, namun membawa semua heritage model ini dan menginterpretasikannya dalam cara yang benar-benar modern.” Namun, bagi pemerhati Mustang, tidak semua ciri khas hilang. Bagian belakang adalah elemen yang paling familiar. Contohnya lampu belakang triple-bar, mirip dengan generasi kelima. Meski begitu, tampilan lampu belakang menonjolkan efek tiga dimensinya. Agak ke bawah, terdapat knalpot ganda. Sebagai “kuda poni” Amerika, di balik perubahan gayanya, Mustang juga menyajikan mesin dan chassis yang sudah direvisi. Fort menyebutnya sebagai “most nimble pony ever”. “Kami sudah menetapkan standar yang tinggi (66)

bagi Mustang. Tujuan kami bergerak lebih tinggi dan lebih jauh lagi dengan mobil ini,” tambah Pericak lagi. Untuk mencapat tujuan itu, pada Mustang 2015 disematkan sistem suspensi depan dan belakang yang sama sekali baru. Pada bagian belakang ada kabar bagus, dengan dipasangnya suspensi integral-link independent yang amat mendukung pengemudi. Baik geometri, per, peredam dan bushing-nya sudah disetel spesifik untuk high-performance muscle car. Di bagian depan, sistem double-ball-joint MacPherson menjadi rumah bagi roda, sedangkan subfram perimeter baru menyajikan dasar bagi kontrol roda yang lebih baik. Sementara, untuk ruang mesin sejatinya ada tiga pilihan yang memberi tenaga bagi rodanya yang ekstra gesit. Ada dua “pemain lama”, yakni mesin V6 dan V8. Namun Ford mengklaim kedua mesin itu telah di-upgrade dari versi mesin-mesin untuk tahun 2014. Yang dimaksud adalah mesin V8 (GT) berkapasitas 5.000 cc dengan tenaga 420 hp dan mesin V6 berkapasitas 3.700 cc bertenaga 305 hp.


Pilihan ketiga adalah mesin 4-silinder berkapasitas 2.300cc. Ini yang menarik. Kemungkinan besar para fans kasual Mustang agak “ngeri” dengan kehadiran mesin 4-silinder. Hal itu bisa dipahami karena citra Mustang adalah mesin berar yang berotot, setidaknya 6-silinder. Namun Ford berusaha menyodorkan gagasan cerdas yang strategis. Meski cuma 4-silinder, mesin turbocharged yang ditawarkan ini berlabel EcoBoost. Benefitnya, pertama, memiliki output yang sama dengan mesin V6 bertenaga 305 hp. Selain itu, mesin ini dijanjikan sebagai terobosan hemat energi, cocok untuk penggunaan seharihari. Ford memperkirakan tenaga mesin versi yang lebih kecil ini lebih dari 405 hp dan torsi 405 Nm. “Mesin EcoBoost ini bisa mengikuti harapan pengendaranya, dengan kurva torsi yang lebar. Hal itu bermanfaat saat ingin mendahului mobil di depan atau jika harus cepat-cepat di jalanan berkelok. Sebagai mitra dari mesin adalah sistem transmisi. Pada Mustang 2015 terdapat dua pilihan transmisi. Dasarnya

adalah transmisi manual Getrag. Transmisi ini, diklaim Ford, memiliki shifting alias perpindahan gear yang lebih halus. Termasuk, posisi tuas transmisi yang lebih bagus dan tranmsisi Select-Shift 6-speed otomatis yang memberi pilihan untuk para pemilik Mustang. Mustang boleh saja berasal dari masa di mana “horsepower” dan “kapasitas” menjadi terminologi penting dalam teknologi mobil. Namun generasi keenam merepresentasikan Mustang modern masuk ke dalam teknologi mobil modern. Hal tersebut juga mencakup koneksi SYNC dengan AppLink, sistem keselamatan untuk pengemudi remaja MyKey, dan tersedianya Blind Spot Information System. Ford berencana memperlebar jangkauan wilayah peluncuran Mustang ini ke 110 negara, termasuk pasarpasar baru di Eropa dan Asia. Dorongan ini berarti diproduksinya untuk pertama kali model Mustang original factory-built bersetir kanan untuk pasar Inggris, Australia, dan Jepang. (67)


(68)


(69)


{ Bon Appetit }

Classic &

Authentic

Italian Restaurant Teks Fernandito - Foto Grand Aston Bali Beach Resort

(70)


G

rand Aston Bali Beach Resort hotel bintang lima yang terletak di kawasan Tanjung Benoa ini memiliki fasilitas empat restaurant yang satu diantaranya Giorgio Italian Restaurant. Resto yang terletak di lantai dua pada bagian kanan depan hotel ini terdiri dari dua area dining; indoor dan outdoor. Konsep klasik Italy yang ingin ditonjolkan oleh resto ini dengan berkiblat dari kawasan Piedmont, Lombardy dan Toscana dapat terlihat dari design interior area indoor dan lighting serta diperkuat setingan meja-kursi dengan design klasik. Resto yang buka saat makan malam ini sangat direkomen untuk Anda coba. Atmosfer Italy semakin terasa kuat saat membuka daftar menu makanan yang ditawarkan, keaslian menu dan rasa dapat Anda buktikan sendiri dimulai dari menu Anti Pasto diantaranya Carpaccio Di Manzo, Melanzane Alla Griglia con Ancora Proprietario dan Giorgio Platter yang terdiri dari Buffalo Mozzarella with Pesto, Prosciutto with Melon, Grilled Eggplant, Vitello Tonato dan Marinated Artichoke. Seperti menu pada umumnya resto ini juga menyajikan menu pembuka, untuk Insalata atau Salad direkomen Caprese, Ruccola dan Frutti Di Mare. Sedangkan untuk Zuppe atau menu soup direkomen Minestrone, Crema Di Funghi dan Di Vongole.

Menjadi lebih menarik untuk dicoba saat melihat menu Homemade Pasta yang diantaranya Gamberi Fusilli alla Creama, Beef Ravioli, Ravioli Al Frutti Di Mare, Tagliolini Nera Polpa di Grancio, Tagliatelle Al Gamberi dan Tortellini Prosciutto e Funghi. Aroma masakan Italy dari semi open kitchen resto ini benar-benar membuat penasaran untuk segera mencoba dan memesan Secondi Di Carne E Pesce atau menu utama yang direkomen seperti Contro Filleto Alla Il Mio, Filetto Di Salmone Alla Griglia, Manzo Alla Saltimbocca, Tuna Alla Griglia dan chef rekomen Quail Straordinaria. Masih sanggup untuk mencoba menu penutup, Dolce atau Dessert yang seluruhnya resep Italy seperti; Tortino Caldo Al Cioccolato Fuso, Zabaglione Con Fragole, Coppa Amarena, Trilogy of Crème Brulee, Tiramisu dan Strawberry Cheese Cake. Melengkapi semua menu yang tersaji tersedia juga pilihan wine lokal dan impor di wine cellar yang terlihat lumayan besar. Dengan iringan musik jazz akustik menambah nilai lebih resto ini bagi Anda yang membutuhkan tempat makan dengan suasana romantis. Bon Appetit! Grand Aston Bali Beach Resort Jl. Pratama 68X, Tanjung Benoa, Nusa Dua - Bali T : +62-361-773577 F : +62-361-774954 W: www.GrandAstonBali.com

(71)


{ Bon Appetit }

Collaboration

western & eastern foods (72)

G

rand Aston Yogyakarta, hotel bintang lima yang lebih mengarah ke hotel bisnis dan city hotel dengan target group meeting ini tentu dilengkapi berbagai fasilitas seperti restaurant, meeting room, swimming pool, spa, fitness center dan convention center. Dari dua fasilitas restaurant yang dapat anda coba dari hotel ini, salah satunya Saffron Restaurant yang terletak di lantai dasar tepatnya di belakang area lobby utama. Saffron Restaurant menjadi rekomendasi untuk dicoba karena variasi dan rasa makanan yang benar-benar diperhatikan oleh chef beserta teamnya, memiliki rasa otentik seperti makanan tersebut berasal. Konsep resto perpaduan barat dan timur dapat terlihat dari interior, ornamen kayu dan logam serta pemilihan dan penataan


meja-kursi. Area resto terbagi dua; bagian dalam dengan kapasitas untuk seratus orang dan bagian luar dengan kapasitas untuk 50 orang. Resto ini buka dari jam 06.30 WIB sampai dengan menjelang tengah malam atau dengan kata lain melayani breakfast, lunch dan dinner. Menu-menu yang tersaji sangat bervariasi sesuai dari konsep resto ini perpaduan barat dan timur. Beberapa menu yang layak Anda coba dari menu appetizer; Exotic Seafood Salad dan Boccocini of Mozzarella, untuk menu soup; Minestrone Alla Genovese dan Tomato Soup. Masuk di menu utama yang direkomen, untuk Eastern Food seperti; Grand Aston Fried Rice, Ayam Kampung Bakar Madu, Oxtail Soup Kedondong dan King Prawn Rendang. Sedangkan untuk Western Food seperti; Pave of Salmon, Ox-rib Texas, Mini Chateaubraind dan Parmesan Breaded Chicken.

Jika Anda masih sanggup untuk melanjutkan culinary journey dengan menyantap menu penutup direkomen untuk dicoba; Valrhona Jivara 55% Viena Cake, Parfait Walnut served in Strawberry Coulis dan Valrhona Hot Chocolate Fondant. Menu penutup ini akan lebih tepatnya dipadukan dengan secangkir Cappuccino atau American Latte dijamin sensasi dan kepuasan menyantap makanan di resto akan membuat Anda datang kembali. Bon Appetit! Teks Fernandito - Foto Grand Aston yogyakarta

Grand Aston Yogyakarta Jl. Urip Sumoharjo No. 37 Yogyakarta 55222 T : +62-274-566999 F : +62-274-553999 W: www.GrandAstonYogyakarta.com

(73)


{ Bon Appetit }

Romantic,

Delicious & Comfortable Place (74)


M

engunjungi Metis Restaurant and Gallery saat anda berada di Bali untuk wisata kuliner atau sekedar bersantai sangat direkomen. Terlebih di bulan February yang dikenal dengan bulan kasih sayang ini, karena resto ini bernuansa homey dan terasa romantis. Menempati area yang lumayan luas dengan udara segar dan pemandangan sawah serta tidak jauh dari pantai, resto ini menjadi favorit bagi penggemar menu makanan dari Perancis yang dipadukan dengan menu Asia. Bangunan besar resto ini terbagi menjadi beberapa bagian. Bagian depan untuk gallery berisi koleksi bendabenda seni, memasuki ruang selanjutnya yang terbagi menjadi dua bagian indoor dan outdoor untuk resto dan lounge serta dibagian atas gallery terdapat function room yang sering digunakan untuk private event. Resto yang dibuka dan melayani lunch dan dinner ini, memiliki beberapa menu andalan mulai dari menu starter seperti: Yellow Fin Tuna Tartare with Sesame Oil, Kalamata

Olive Tapenade, Les Escargots, Salmon Roe, Crème Fraiche Blinis and Condiments. Untuk Main Course; Black pepper Steak, Home Made French Fries dan Traditional Beef Stroganoff and Steamed Rice. Khusus penggemar ‘Foie Gras’ tersaji dalam menu khusus, yang terbagi menjadi menu cold diantaranya; Terrine of Foie Gras, Apple Cloves Compote, Morello Cherry Sauce, Crispy Foie Gras and Yellow Tuna Sushi Roll, Trilogy of Foie Gras. Sedangkan untuk menu Hot antara lain; Pan Seared Foie Gras, Staar Fruit Confit, Seared Poached Foie Gras, Chicken Dashi Broth, Our Legendary pan Seared Hot Foie Gras. Khusus untuk lunch, resto ini memiliki promo paket menu yang setiap harinya berbeda. Bon Appetit! Teks Fernandito - Foto metis restaurant and gallery

Metis Restaurant and Gallery Jl. Petitenget No. 6 Kerobokan Kelod, Kuta - Bali 80361 T : +62-361-4737888 W: www.metisbali.com

(75)


{ Hot Stuff }

Greubel Forsey GMT Platinum

Petunjuk Waktu Premium Greubel Forsey GMT berkolaborasi dengan tourbillion yang menampilkan dual time zonedanworld time display, menciptakan sebuah jam tangan travel premium pertama kalinya. Greubel Forsey GMT dilengkapi tourbillion 24 detik yang condong pada 25째. Di bagian samping tourbillion terdapat bola yang mempresentasikan bumi, menunjukkan siang atau malam dari setiap titik di dunia. Zona waktu kedua diatur bertahap dalam satu jam oleh tombol yang ada di angka10 pada case. Di bagian belakang terdapat world time disc yang menunjukkan waktu dalam 24 jam di beberapa negara dan bergerak bersama-sama dengan bola dunia di bagian depan. GMT Platinum memiliki dial hitam dengan dimensi case 43,5 mm lebar dan 16,14 mm tinggi. (76)


Jet Capsule Yacht

Kapal Kaum Urban

www.jetcapsule.com

Jet Capsule mempunyai kapsul yang menyerupai kubah, membuatnya unik dan tampak seperti kapal selam. Perahu kecil yang dirancang oleh Pierpaolo Lazzarini ini bukan untuk menjelajahi kedalaman laut, tetapi sebagai sebuah perahu kecil yang akan membawa dan menyebrangi lautan dari pulau satu kepulau lainnya. Jet Capsule yang terbuat dari fiberglass ini dilengkapi mesin diesel Yanmar 325-hp, serta Hamilton water jet hingga mudah bermanuver. Perahu yang memiliki dimensi 23x13 meter dan sembilan tempat duduk (termasuk pengemudi) ini dapat melaju dengan kecepatan maksimum hingga 25 knot dan 18 knot pada kondisi beban maksimum. Untuk interior, Jet Capsule menawarkan empat layout berbeda, yaitu empty (kabin kosong), taxi (dipenuhi kursi untuk perjalanan jauh maupun dekat), comfort (satu sofa panjang di setiap sisi yang dapat berubah menjadi tempat tidur untuk tiga orang), dan living (dua sofa yang dapat berubah menjadi dua tempat tidur, dapur, dan kamar mandi).

Samsung 55F8000

Televisi Masa Kini Televisi ini memiliki prosesor khusus untuk menghadirkan fitur pintarnya. Bingkainya tipis hitam membuatnya seakan-akan tidak berbingkai saat dalam kondisi mati.
 Standnya pun minimalis, menimbulkan kesan TV seakan melayang. Penggunaan prosesor quadcore dan port USB 1A mampu mempercepat proses fitur pintarnya seperti Smart Hub, Smart Interaction, serta kecepatan membaca hard disk eksternal dan USB menjadi lebih baik. Selain itu kualitas gambar, warna, serta gerakan yang ditampilkan lebih halus, berkat backlight scanning yang lebih baik. Opsi pengaturan gambar yang diberikan cukup banyak mulai dari tingkat kecerahan hingga tingkat warna gelap dan pengurang efek patah-patah. Samsung 55F8000 juga dilengkapi fitur Voice Control, Motion Control,4 port HDMI dan 3 port USB. (77)


Lenovo A740

Xperia Z1 Compact

Lenovo kembali memperkenalkan anggota keluarga AIO PC terbaru yang dinamai A740 dengan ketebalan layar hanya 4 mm. Lenovo A740 memiliki layar sentuh 27 inci – dilengkapi teknologi In-Plane Switching (IPS) yang memungkinkan pengguna bisa melihat layar dari berbagai sudut, dan dengan tampilan tetap jernih, serta warna akurat. Lenovo masih mempertahankan desain bodi aluminium dengan layar yang bisa diatur sudutnya. Lenovo A740 dipersenjatai prosesor Intel Core i7, Intel Haswell RAM 8GB, NvidiaGeForce GTX, ruang penyimpanan 1TB, portUSB 3.0, HDMI, WiFi, NFC, Bluetooth 4.0, pembaca kartu memori. Lenovo ini juga memiliki beragam fitur menarik seperti TV Tuner, Lenovo Motion Control, Voice Control, speaker JBL dan teknologi Dolby Home Theater. Lenovo A740 rencananya akan mulai dipasarkan dibulanJuni 2014 dengan harga mulai dari Rp18 jutaan.

Sony akhirnya memperkenalkan Xperia Z1 Compact yang merupakan Xperia Z1 versi mini dengan layar4,3 inci. Sony Xperia Z1 Compact mengalami penurunan spesifikasi dari Xperia Z1, terutama pada ukuran layar dan baterai. Tak hanya mewarisi spesifikasi dari Xperia Z1, telepon pintar ini dibekali bahan alumunium dan kualitas rancang bangun yang setara dengan sang kakak. Selain itu, Xperia Z1 Compact memiliki sertifikasi ketahanan terhadap debu dan air yang dimiliki Xperia Z1, dengan standar IP58. Sony akan memasarkan Xperia Z1 Compact mulai bulan Februari. Dan kini kehadirannya sudah ditunggu para penggemar telepon pintar, khususnya produk Sony.

Denon Cocoon DSD-501 Selain mengandalkan AirPlay sebagai penghubung ke perangkat iOS, speaker berdesain unik ini memiliki koneksi WiFi sehingga dapat menghubungkannya ke gadget lain berbasis Android atau Windows tanpa menggunakan kabel. Dock ini juga dilengkapi port Ethernet, port jack audio 3.5 mm, dua buah tweeter berukuran 40 mm, sepasang woofer berdiameter 100 mm, amplifier Class D berkekuatan 4x25 watt, dan docking retractable untuk menancapkan iPod/ iPhone yang dapat bersembunyi saat tidak digunakan. Bagian dock juga dilengkapi panel OLED yang menampilkan info lagu yang sedang diputar dan semua tombol navigasinya menggunakan soft button di bagian atas. Jika bosan mendengarkan koleksi lagu dari perangkat gadget Android atau iOS, Denon Cocoon DSD-501 menyediakan fitur Internet. Speaker ini hadir dalam 2 pilihan warna hitam dan putih dengan harga sekitar US$ 406. (78)


WELCOME ABOARD lion air group f leet safety information exercises route map entertainment on board

(79)


LION AIR GROUP FLEET

Boeing 747 - 400 Total 2 units 506 seats ECONOMY

Boeing 737 - 900 ER & 737 - 800 NG 88 UNITS IN SERVICE 737-900 ER 215 seats ECONOMY 737-800 NG 189 seats economy

Boeing 737 - 900 ER 6 units IN SERVICE 168 seats economy 12 seats business

Boeing 737 - 900 ER 6 units IN SERVICE 168 seats economy 12 seats business

ATR 72-600 3 Units

Boeing 737 - 900 ER 2 units IN SERVICE 215 seats economy

ATR 72-500 & 72-600 27 units 72 seats

(80)


Penting Untuk Kenyamanan & Keselamatan Penerbangan Anda KARTU PETUNJUK KESELAMATAN

MATIKAN PONSEL Segera matikan ponsel sebelum memasuki pesawat terbang. Perlu diketahui bahwa untuk menjalankan beberapa fungsi pesawat modern ini banyak sekali tergantung pada gelombang radio. Termasuk diantaranya komunikasi dengan menara kontrol, navigasi dan pengaturan udara di dalam kabin. Gelombang radio yang keluar dari ponsel Anda dapat memengaruhi berbagai fungsi ini. Ponsel dapat diaktifkan kembali setelah berada gedung terminal.

MEROKOK Peraturan pemerintah melarang kegiatan merokok selama dalam penerbangan. Terdapat detector asap di semua toilet dan akan dikenakan sanksi bagi yang melanggar peraturan.

BARANG BERBAHAYA LAINNYA Barang-barang yang tidak bisa dibawa masuk ke kabin diantaranya senjata tajam, senjata api, korek api, petasan, tabung gas, baterai dan material lain yang mengandung magnet.

PERHATIKAN PERAGAAN PETUNJUK KESELAMATAN Ada baiknya Anda memperhatikan peragaan petunjuk keselamatan penerbangan yang dilakukan oleh cabin crew yang bertugas. Ini akan mempermudah bagi Anda untuk mengingat dan menggunakannya jika terjadi keadaan darurat.

BACA KARTU PETUNJUK KESELAMATAN DENGAN CERMAT Selain memperhatikan peragaan petunjuk keselamatan oleh cabin crew, luangkan waktu barang sejenak untuk membaca dengan cermat kartu petunjuk keselamatan penerbangan yang terdapat di kantong kursi depan Anda

PERANGKAT ELEKTRONIK Untuk laptop dan PDA boleh digunakan setelah lampu tanda sabuk pengaman dimatikan dan perangkat elektronik tersebut dengan menggunakan flight mode. Saat pesawat akan mendarat dan lampu tanda sabuk pengaman dinyalakan, maka semua perangkat tersebut harus dimatikan.

LAGs (Liquids, Aerosols and Gels) Ini penting untuk Anda ketahui dimana barangbarang bawaan Anda harus dibatasi jumlahnya yang bisa dibawa ke kabin. Barang-barang tersebut berupa cairan, aerosol dan gel, parfum, hairspray, pasta gigi, deodorant dan sebagainya. Sesuai standar keamanan penerbangan barangbarang tersebut boleh dibawa dengan jumlah per item 100 ml dan total seluruh item maksimal 1 liter. Semua barang tersebut harus dimasukkan ke dalam kantong plastik transparan.

BADAN KEMBALI RILEKS Saat Anda duduk dengan posisi tegak yang cukup lama tentu badan Anda akan terasa pegal dan kaku. Agar badan kembali terasa segar dan santai beberapa gerakan ini dapat Anda lakukan sambil duduk di kursi pesawat.

Jika bepergian bersama putraputri Anda yang berumur 4-10 tahun silahkan minta majalah CUBBO ke cabin crew. Majalah CUBBO adalah inflight magazine anak-anak yang akan menemani penerbangan putra-putri Anda.

DVT (Deep Vein Thrombosis) adalah bekuan darah yang terbentuk di vena dalam, biasanya di kaki bagian bawah. Ini bisa terjadi karena duduk tanpa bergerak untuk jangka waktu yang cukup lama. Pembekuan darah ini bisa berkembang dan menimbulkan kondisi yang sangat serius. Karena itu, lakukanlah gerakan-gerakan sederhana seperti yang dijelaskan di atas untuk mengurangi resiko DVT sambil duduk di kursi pesawat. Perlu diketahui juga bahwa selama penerbangan udara dalam kabin sangat kering sehingga mudah sekali menimbulkan dehidrasi. Karena itu konsumsilah air minum yang cukup banyak untuk menjaga Anda agar tidak mengalami dehidrasi.

(81)


info

“Barang Terlarang” di Dalam Pesawat By: SSQ Team Lion Air

P

ernahkah anda mengalami kejadian di saat hendak melakukan perjalanan menggunakan pesawat terbang, pisau lipat Swiss anda disita oleh petugas keamanan bandara? Atau anda harus merelakan parfum yang anda beli sebagai oleh-oleh berpindah ke tangan petugas keamanan? Atau Anda mungkin berpikir, mengapa harus terjadi demikian? Lewat artikel ini, kami akan berbagi informasi mengenai barang-barang dan zat yang tidak diperbolehkan atau dibatasi pada penerbangan komersial. Dalam dunia penerbangan komersial, ada dua istilah untuk barangbarang yang dilarang masuk ke pesawat komersial, yaitu “Dangerous Goods” dan “Security Item”. Untuk lebih jelasnya silakan anda simak penjelasan di bawah ini. Dangerous Goods Dangerous goods (DG) didefinisikan sebagai bahan atau benda yang dapat membahayakan pesawat dan/atau penumpangnya jika dibawa, sehingga dilarang atau hanya boleh dibawa dengan memperhatikan kemasan, jumlah, posisi penyimpanan, perlakuan terhadap benda lain, atau kategori penerbangan tertentu (cargo). Berdasarkan peraturan International Civil Aviation Organization (ICAO Organisasi Penerbangan Sipil Internasional) Annex 18 dan Surat Keputusan Kementrian Perhubungan Indonesia, Dangerous Goods dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:

(82)

1. Diperbolehkan untuk diangkut melalui Udara Yaitu jenis barang berbahaya yang dapat diangkut dengan mengikuti persyaratan atau proses tertentu, yaitu sudah diklasifikasikan oleh orang yang berwenang dan bersertifikat, dikemas sesuai dengan klasifikasinya, diberi marka dan label, serta disertai dengan dokumen resmi. Beberapa benda yang termasuk benda dengan kategori ini adalah: Minuman beralkohol. Minuman harus berada dalam kemasan tersegel maksimum 1 liter per kemasan, kadar alkohol yang diperbolehkan 24% - 70%, dan maksimal satu orang hanya boleh membawa 5 liter. Obat semprot, parfum, hairspray, pasta, dan gel. Maksimum satu penumpang hanya boleh membawa barang ini ke dalam kabin sebanyak 1 liter dengan kemasan masing-masing 100 ml. Sementara tidak ada batasan jika disimpan di dalam bagasi. Alat bantu kesehatan, seperti tabung oksigen (max 5 kg), obat-obatan, atau baterai lithium yang digunakan untuk mengoperasikan alat bantu kesehatan dapat dibawa ke dalam kabin dengan menyertakan dokumen pendukung seperti surat keterangan dokter. 2. Tidak diperbolehkan diangkut melalui udara Yaitu bahan atau barang yang dapat meledak, menimbulkan reaksi yang membahayakan, menimbulkan api atau perubahan


panas yang membahayakan atau mengeluarkan emisi beracun, korosif, atau gas dan uap yang mudah terbakar pada kondisi normal dalam penerbangan. Contoh benda yang termasuk kategori ini adalah petasan, kembang api, tabung gas LPG, korek api gas, tabung pemadam kebakaran, cat, thinner, alcohol, bahan bakar minyak, butane fuel, dll. 3. Barang pengecualian yang dapat diangkut melalui udara Yaitu bahan atau barang berbahaya yang biasanya tidak diperbolehkan, namun diberikan perkecualian karena fungsinya, seperti peralatan penunjang kelaikan pesawat udara, perlengkapan pelayanan di pesawat udara (mis: parfum & aerosol), dry ice untuk pemberian layanan makanan & minuman di pesawat. Dangerous goods ini dibagi menjadi sembilan kelas, yaitu: Kelas 1: Explosive, yaitu semua bahan peledak dan sangat dilarang dalam penerbangan. Kelas 2: Flammable Gas, yaitu gas bertekanan,mudah terbakar. Kelas 3: Flammable Liquid, yaitu cairan yang mudah terbakar. Kelas 4: Flammable Solid, yaitu zat padat yang mudah terbakar. Kelas 5: Oxidizing Substances & Organic Peroxides, yaitu zat yang mudah menghasilkan oksigen sehingga dapat dengan mudah mengakibatkan kebakaran. Kelas 6: Toxic, yaitu zat padat / cair yang bila dihirup atau ditelan akan menyebabkan kematian. Kelas 7: Radioaktif, yaitu bahan/barang/benda yang memancarkan radiasi. Kelas 8: Corrosive, yaitu bahan yang dapat merusak jaringan kulit atau mempunyai tingkat korosif yang tinggi. Kelas 9: Miscelaneous, yaitu bahan padat atau cair yang mengganggu atau menyebabkan ketidaknyamanan. Security Item Security item adalah barang-barang yang dapat membahayakan keselamatan orang lain, sehingga pengangkutannya harus diatur. Untuk membawa security item ini diperlukan izin atau dokumen khusus, contohnya polisi yang membawa senjata api atau senjata tajam atau atlit panahan yang membawa anak panah dan busurnya. Security Item diklasifikasikan menjadi beberapa kategori, yaitu: 1. Senjata api dan perangkat lain yang dapat melontarkan proyektil yang mampu, atau tampak mampu, digunakan untuk mencederai secara serius yang disebabkan oleh pemakaian sebuah proyektil, antara lain: Semua jenis senjata api, seperti: pistol, revolver, senapan, shotguns Senjata mainan, replika senjata dan senjata api tiruan yang dapat disalah gunakan untuk mengelabui sebagai senjata nyata Komponen senjata api, termasuk teleskopis Senjata yang menggunakan tekanan angin, seperti pistol angin, senapan pelet, senapan angin dan senapan pelontar bola, Pistol suar dan pistol starter Senjata tradisional, seperti busur panah, tombak, ketapel, dll. 2. Perangkat yang dirancang khusus untuk membuat pingsan/ melumpuhkan, antara lain : Perangkat untuk melumpuhkan, seperti: senjata bius, pistol setrum (tasers) dan peralatan setrum,

Perangkat pelumpuh hewan (stunner) dan perangkat pembunuh hewan Bahan kimia, gas dan semprotan yang dapat melumpuhkan, seperti: semprotan merica, semprotan capsicum, gas air mata, semprotan asam dan semprotan pembasmi hewan 3. Benda dengan ujung atau sisi yang tajam yang dapat menyebabkan cedera serius karena dikhawatirkan dapat mencederai orang lain, seperti: kapak, silet, pisau lipat, cutter, pisau dengan panjang lebih dari 5 (lima) cm dari titik pegangan, dll. 4. Alat kerja yang dapat menyebabkan cedera serius atau mengancam keamanan penumpang dan/atau pesawat udara, misalnya: linggis, pencong, cangkul, bor, obeng, pahat, gergaji, dll. 5. Alat tumpul yang jika digunakan untuk memukul mampu menyebabkan cedera serius, antara lain: tongkat (tongkat pemukul, pemukul blackjacks, tongkat keamanan, tongkat hockey, golf, billiard, dll), racket, dan peralatan seni bela diri. 6. Bahan peledak, zat pembakar dan bahan atau zat lainnya yang mampu, dan dapat digunakan untuk menyebabkan cedera serius atau mengancam keamanan pesawat udara. Dengan pengetahuan ini diharapkan anda mampu memilah barangbarang yang akan anda bawa bepergian. Jangan sampai barang yang anda bawa pulang sebagai oleh-oleh malah disita petugas karena tidak sesuai dengan regulasi yang ada. Beberapa kecelakaan yang disebabkan oleh Dangerous goods dan Security Item Asiana Boeing 747-400F, pada 28 Juli 2011, dilaporkan terbakar 50 menit setelah take off dari Incheon, Korea Selatan. Investigasi mengindikasikan bahwa ada barang dangerous goods yang dibawa, termasuk baterai lithium ion. Pada 3 September 2010, sebuah Boeing 747-400F terbang dari Dubai International Airport menuju Cologne, Jerman. Pesawat kemudian terbakar dan jatuh di selatan Dubai International airport. Pesawat DC10 milik FedEx terbakar setelah landing di Newburgh, USA karena terbakar pada cargo compartment. Pesawat DC8 yang dioperasikan oleh UPS hancur pada 5 September 2013 karena kebakaran yang berasal dari salah satu cargo container. Pesawat DC93 terbakar pada 11 Mei 1996. Api berasal dari dangerous goods yang berada di cargo. Pesawat kemudian jatuh di Florida Everglades, USA. Empat pesawat, American Airlines no penerbangan 11 dan 77, dan United Airlines no penerbangan 175 dan 93 dibajak orang bersenjata sehingga dua dari pesawat tersebut ditabrakkan ke gedung World Trade Centre, satu pesawat ditabrakkan ke gedung Pentagon, dan satu lainnya jatuh di Pennsylvania, USA.

(83)


ROUTE MAP LION GROUP

(84)


(85)


ENTERTAINMENT ON BOARD

THE WOLVERINE 126 min - Action | Adventure | Fantasy “The Wolverine” menceritakan tentang kisah sang mutan saat berada di Jepang. Di tempat tersebut Wolverine bertemu dengan sosok misterius dari masa lalunya. Pertempuran pun tak terhindarkan di antara keduanya dan akhirnya membuat hidup Wolverine berubah untuk selamanya. Sutradara: James Mangold Pemain: Hugh Jackman, Hiroyuki Sanada, Will Yun Lee Rated: PG-13

MAN OF STEEL

PACIFIC RIM

EPIC

143 min - Action | Adventure| Fantasy

131 min - Action | Adventure| Sci-Fi

102 min - Animation | Adventure | Family

Pikiran Clark dipenuhi pertanyaan, mengapa ia di

“Pacific Rim” mengisahkan tentang monster raksasa

Mary Katherine tanpa sengaja ‘terlempar’ ke sebuah

Bumi. Ia kemudian menyadari adanya kemampuan

maha dahsyat bernama Kaiju yang bangkit dari lautan.

dunia di tengah hutan yang misterius. Dalam dunia

super dalam dirinya. Saat bumi berada dalam

Perang besar pun dimulai. Untuk mengalahkan monster

tersebut sedang terjadi peperangan antara penduduk

keadaan bahaya, Clark tak hanya dituntut menjadi

Kaiju, mereka harus menggunakan senjata canggih

dengan kelompok jahat. Mary memutuskan bersatu

pahlawan tetapi juga bisa menyelamatkan orang-orang

berbentuk robot yang disebut “Jaegers”. Mereka

membantu penduduk berperang untuk menyelamatkan

yang dicintainya.

berjuang dan menjadi satu-satunya harapan bagi

dunia mereka dan sekaligus dunia manusia.

jutaan umat manusia dari teror monster tersebut. Sutradara: Zack Snyder

Sutradara: Chris Wedge

Pemain:Henry Cavill, Amy Adams, Michael

Sutradara: Guillermo del Toro

Pemain: Colin Farrell, Josh Hutcherson, Amanda

Shannon, Russell Crowe, Diane Lane, Kevin Costner

Pemain:Charlie Hunnam, Idris Elba, Rinko Kikuchi

Seyfried, Beyonce Knowles

Rated: PG-13

Rated: PG-13

Rated: PG

(86)


THE HEAT

5 CM

PERAHU KERTAS

117 min - Action | Comedy | Crime

126 min - Drama | Adventure

111 min - Drama

Dua polisi berbeda kepribadian yang terpaksa harus

Genta, Arial, Zafran, Riani dan Ian adalah lima remaja

Perahu Kertas mengisahkan pasang surut hubungan

bekerja sama. Sarah adalah petugas investigasi dengan

yang telah menjalin persahabatan belasan tahun

Kugy dan Keenan. Kugy bercita-cita menjadi penulis

reputasi kerja sangat baik dan juga angkuh. Satu lagi

lamanya. Setelah tiga bulan berpisah, mereka kembali

dongeng dan punya kebiasaaan membuat perahu

Shannon dikenal sebagai petugas kepolisian terbaik yang

bertemu dan melakukan perjalanan penuh impian dan

kertas lalu dilarungkannya di sungai. Keenan, pelukis

dimiliki kesatuannya namun terkenal bermulut “kotor”,

tantangan demi mengibarkan sang saka merah putih di

muda berbakat, dipaksa kuliah di Fakultas Ekonomi.

emosional dan sering nekad dalam menangkap penjahat

puncak tertinggi Jawa.

Dan berbagai hal pun menghalangi cinta mereka.

paling berbahaya sekalipun. Sutradara: Rizal Mantovani

Sutradara: Hanung Bramantyo

Sutradara: Paul Feig

Pemain: Herjunot Ali, Raline Shah, Fedi Nuril, Pevita

Pemain: Maudy Ayunda, Adipati Dolken, Sylvia

Pemain: Sandra Bullock, Melissa McCarthy

Pearce, Igor Saykoji, Denny Sumargo

Fully, Reza Rahadian

Rated: R

Rated: PG

Rated: PG-13

BOSS

YEH JAWAANI HAI DEEWANI

143 min - Action | Comedy | Drama

160 min - Drama | Romance | Musical

Boss adalah seorang gangster yang baik hati, dia

Berkisah tentang kehidupan dua insan, Bunny dan

membantu dan melindungi rakyat miskin dari mafia.

Naina, melalui mereka diperlihatkan bagaimana

Ayah Boss juga turut membantunya. Namun kebaikan

ambisi, mimpi, emosi, cinta dan patah hati yang

yang dia lakukan tidak mudah, seorang inspektur polisi

dilalui generasi muda saat ini. Keduanya berpisah,

yang kejam memiliki pemikiran berseberangan dengan

kemudian bertemu lagi setelah beberapa tahun, di

cara yang dilakukan oleh Boss. Tapi pada akhirnya

sebuah pesta pernikahan.

Boss dan polisi itu mulai berkerja sama. Sutradara: Ayan Mukerji Sutradara: Anthony D’Souza

Pemain: Ranbir Kapoor, Deepika Padukone, Aditya

Pemain: Akshay Kumar, Mithun Chakraborty, Shiv Pandit

Roy Kapur, Kalki Koechlin

Rated: R

Rated: R

Bagi Anda yang ingin menikmati fasilitas entertainment dalam kabin jangan lupa membawa earphone yang biasa digunakan untuk Blackberry maupun smartphone lainnya dengan jack audio berukuran 3,5 mm. Atau silahkan membelinya dengan menghubungi awak kabin.

(87)


(88)


(89)


(90)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.