2 minute read

Sosialisasi Biennale

Pada bulan Februari, kami dari Yayasan Biennale Jogja mengadakan sosialisasi pertama di Cemeti - Institut untuk Seni dan Masyarakat. Kesempatan kali ini kami gunakan untuk memaparkan titik berangkat dari tim kurator untuk Biennale Jogja Equator #5 yang berfokus pada Asia Tenggara. “Pinggiran” kemudian dipilih sebagai satu kerangka berpikir yang tidak hanya terbatas pada konteks wilayah. Selain itu, pada sosialisasi ini kami juga melakukan syukuran menyambut terselenggaranya Biennale Jogja Equator #5 dan juga kerjasama dengan Cemeti - Institut untuk Seni dan Masyarakat melalui program terbarunya Rimpang Nusantara.

Foto: Dokumentasi Cemeti - Institut untuk Seni dan Masyarakat

Advertisement

Di dalam proses persiapan Biennale Equator #5, 2019 dan Rimpang Nusantara/ Rizhomatic Archipelago 2019 – 2021, program terbaru Cemeti-Institut untuk Seni dan Masyarakat, kami bertemu di satu titik gagasan untuk membicarakan narasi “pinggiran”. Kami pun bersepakat merancang rangkaian proyek bersama yang berisi seri diskusi (tertutup & terbuka), penelitian, publikasi, dan presentasi dalam berbagai ragam format di sepanjang tahun 2019. Terminologi pinggiran memang agak sulit dipisahkan dengan lokasi tertentu, yang secara sosial, ekonomi-politik, dan geografis berada di luar dari struktur kekuasaan yang hegemonik. Hanya saja, kita perlu menempatkannya secara tepat, menghindari kesan umum tentang wilayah tertentu dari sudut pandang pusat yang tengah melihat atau membaca Liyan. Pinggiran muncul, tetapi yang memunculkan kekuatan hegemonik global. Dalam hal ini, pinggiran sekadar diposisikan sebagai objek. Sudut pandang semacam itu, male-gaze perspective, seringkali gagal dalam menempatkan kondisi atau praktek hidup pinggiran. Kami meyakini, ada lapislapis lain yang berlangsung di sana. Lalu, bagaimana agar lapislapis lain itu hadir? Bentuk praktek pinggiran seperti apa yang telah dan akan kita sasar?

Menjelajahi “narasi pinggiran”, kami merasa penting membuka dialog dengan individu/komunitas/organisasi yang telah atau sedang bekerja membangun relasi dan kerjasama di seputar wilayah atau wacana “pinggiran”. Oleh karena itulah, kami merancang forum diskusi tertutup, mengundang kawan-kawan

PERCAKAPAN TENTANG NARASI PINGGIRAN

Proyek Kemitraan antara: Cemeti-Institut untuk Seni dan Masyarakat & Biennale Equator

untuk saling berbagi pengalaman dan praktek. Lebih jauh lagi secara bersama-sama kita akan mengelaborasi pandangan dan gagasan mengenai hubungan antara seni dan masyarakat dalam dalam konteks praktek kerja di kawasan “pinggiran”.

This article is from: