PERANCANGAN KOTA
“DIPONEGORO REVITALIZATION” penggal jalan diponegoro/perempatan tugu-pingit
dosen pengampu Ir. Lucia Asdra Rudwiarti , M Phil. Ph.D.
aditya 110113867
tandean 110113880
vincent 110113991
james 110114023
billy 110114111
DESKRIPSI sejarah . batas lokasi . building codes
DIPONEGORO REVITALIZATION
DESKRIPSI
Jalan Diponegoro
Sejarah Singkat. Filosofi berawal perang diponegoro yang berlangsung pada tahun 1824-1830 yang terjadi didaerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Hal tersebut melibatkan belanda dengan penduduk pribumi yang dipimpin oleh pangeran diponegoro. Perang tersebut disebabkan oleh pihak belanda yang membangun jalan dari Yogyakarta ke Magelang yang melewati makan pangeran diponegoro, dan menyebabkan banyak korban pribumi.
Letak lokasi jl diponegoro ini berdekatan dengan tugu yogyakarta yang menjadi salah satu monumen bersejarah di Yogykarta. Disepanjang jalan diponegoro terdapat beberapa perempatan jl. Bumijo, jl.asem gede, sampai pada perempatan jl magelang(utara), tentara pelajar(selatan) dan kyai mojo(barat). Pada sisi selatan jl diponegoro terdapat Tugu Yogyakarta yang menyimpan banyak makna dan sejarah dari kota Yogyakarta. Tugu ini berada pada perempatan jl.Mangkubumi, jendral sudirman, jalan A.M Sangaji dan jalan diponegoro.
perancangan kota
penggal jalan diponegoro
3
DIPONEGORO REVITALIZATION
DESKRIPSI Figure Ground Analysis. (Trancik, R., 1986) Pasar Kranggan.
Bank Danamon.
Tugu Yogyakarta.
Amaris Hotel Yogyakarta.
Puskesmas Jetis. 0
100
200
500
Batas-Batas UTARA Kelurahan Cokrodiningratan Kawasan Pertokoan Jalan A. M. Sangaji Jalan Magelang SELATAN Kelurahan Gowongan Kelurahan Bumijo Jalan Tentara Pelajar Jalan Bumijo Jalan Margo Utomo
JL. PANGERAN DIPONEGORO
TIMUR Jalan Jenderal Sudirman Tugu Yogyakarta BARAT Jalan Kyai Mojo N
Peta Kecamatan Jetis 0
100
200
500
perancangan kota
penggal jalan diponegoro
4
DIPONEGORO REVITALIZATION
DESKRIPSI Building Codes.
Kecamatan Jetis, Yogyakarta
Jl. Diponegoro terletak di Kecamatan Jetis, Kelurahan Bumijio, Kota Yogyakarta. Ditinjau berdasarkan Peraturan Daerah Kota Yogyakarta mengenai Rencana Fungsi Pusat Permukiman Kota Yogyakarta , Jalan Diponegoro merupakan kawasan penyangga alam budaya perdagangan dan jasa dengan intensitas pemanfaatan ruang agak tinggi(ruas). Secara nyata, hampir semua bangunan yang berada di sepanjang Jalan Diponegoro baik di sisi ruas utara maupun selatan adalah bangunan
RENCANA PEMBANGUNAN RUANG TERBUKA HIJAU
daerah hijau
perancangan kota
penggal jalan diponegoro
5
IDENTIFIKASI berdasarkan bentuk (by form) menurut Image of the City (Lynch, K., 1960)
DIPONEGORO REVITALIZATION
IDENTIFIKASI
urban space identification: Path
berdasarkan bentuk by form
Image of the City (Lynch, K., 1960) Jl. A. M Sangaji
Jl. Magelang
Jl. Asem Gede
Path Jalan Pangeran Diponegoro erupakan path yangsangat permeable karena adanya pertemuan jalan-jalan arteri mulai dari Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Mangkubumi, Jalan A. M. Sangaji, Jalan Magelang, Jalan Kyai Mojo dan Jalan Tentara Pelajar.
Jl. Kyai Mojo
Jl. Tentara Pelajar
Jl. Bumijo Jl. Jend. Sudirman
N 0
100
200
500
Jl. Margo Utomo
Jalan Diponegoro juga disambung oleh jalan kolektor masing-masing satu di sisi utara (Jalan Asem Gede) dan sisi selatan (Jalan Bumijo). Selain itu terdapat banyak jalan lokal di bagian selatan jalan yang terhubung dengan Jalan Mangkubumi dan Jalan Tentara Pelajar.
Peta Kecamatan Jetis (Figure Ground & Peta RTRW Jetis )
perancangan kota
penggal jalan diponegoro
7
DIPONEGORO REVITALIZATION
IDENTIFIKASI
urban space identification: Edge
berdasarkan bentuk by form
Image of the City (Lynch, K., 1960)
Edge Area tepian/edge jalan Diponegoro didominasi oleh bangunan-bangunan komersial modern.
N 0
100
200
500
Peta Kecamatan Jetis (Figure Ground & Peta RTRW Jetis )
perancangan kota
penggal jalan diponegoro
8
DIPONEGORO REVITALIZATION
IDENTIFIKASI
urban space identification: District
berdasarkan bentuk by form
Image of the City (Lynch, K., 1960)
Kelurahan
Cokrodiningratan
Kelurahan
Bumijo
District Kelurahan
Gowongan 0
100
200
500
N
Jalan Diponegoro berada di dalam kecamatan Jetis, menjadi perbatasan antara kelurahan Bumijo, kelurahan Cokrodiningratan dan kelurahan Gowongan.
Peta Kecamatan Jetis (Figure Ground & Peta RTRW Jetis )
perancangan kota
penggal jalan diponegoro
9
DIPONEGORO REVITALIZATION
IDENTIFIKASI
urban space identification: Nodes
berdasarkan bentuk by form
Image of the City (Lynch, K., 1960) Jl. A. M Sangaji
Jl. Magelang
Jl. Asem Gede
Nodes Terdapat perempatan jalan dan pertigaan pada Jalan Diponegoro.
Jl. Kyai Mojo
Perempatan jalan yang cukup besar berada di sebelah timur dengan landmark Tugu Yogyakarta di bagian tengahnya. Perempatan ini merupakan pertemuan aksis imajiner Yogyakarta.
Jl. Tentara Pelajar
Jl. Bumijo Jl. Jend. Sudirman
N 0
100
200
500
Perempatan jalan di sebelah barat dikenal dengan perempatan pingit. Perempatan yang merupakan pertemuan jalan Magelang dan Jalan Kyai Mojo ini merupakan perempatan yang cukup ramai.
Jl. Margo Utomo
Di kedua perempatan ini terdapat lampu lalu lintas.
Peta Kecamatan Jetis (Figure Ground & Peta RTRW Jetis )
perancangan kota
penggal jalan diponegoro
10
DIPONEGORO REVITALIZATION
IDENTIFIKASI
urban space identification: Landmark
berdasarkan bentuk by form
Image of the City (Lynch, K., 1960)
Landmark
Tugu Yogyakarta merupakan sebuah monumen yang sering dipakai sebagai lambang dari kota Yogyakarta. Tugu berada di tengah axis imajiner kota Yogyakarta, mempertemukan Jalan Malioboro & Margo Utomo (ke arah Keraton/Selatan) dan Jalan A. M. Sangaji (ke arah utara). Sebagai ikon kota, tugu Yogyakarta selalu menjadi magnet bagi pengunjung lokal dan internasional. Hal ini memacu perkembangan sosial & ekonomi wilayah di sekitarnya.
N 0
100
200
500
perancangan kota
penggal jalan diponegoro
11
IDENTIFIKASI & ANALISIS berdasarkan fungsi (by function) menurut Urban Design Process (Shirvani, H., 1985)
IDENTIFIKASI & ANALISIS berdasarkan fungsi by function
DIPONEGORO REVITALIZATION
urban space identification & analysis: Land Use Urban Design Process (Shirvani, H., 1985)
FIGURE GROUND keymap
penggal jalan diponegoro
LAND USE DETAIL
detail tata guna lahan -jumlah bangunan komersial : ± 62 buah pemerintahan : ± 1 buah
-luasan bangunan komersial : ± 15317.31m² pemerintahan : ± 1120m²
keterangan bangunan komersial bangunan pemerintahan
0
100
200 perancangan kota
500 penggal jalan diponegoro
13
DIPONEGORO REVITALIZATION
IDENTIFIKASI & ANALISIS
urban space identification & analysis: Land Use
berdasarkan fungsi by function
Urban Design Process (Shirvani, H., 1985) 6 9
keymap
8
5
4
3
2
1
7
penggal jalan diponegoro 1
1
1
1
1
1
0
visualisasi 1
2
8
100
200
500
3
4
5
6
7
9
10
11
12
13
14
6.Pandan Leaf Bakery 7.Kantor Esia 8.Kencana Studio Fotografi 9.Pertokoan 10.Pertokoan bank
11.Pegadaian 12.Kantor Kecamatan 13.Kompleks Bank 14.Dealer Honda
1
keterangan 1.Monumen Tugu Yogyakarta 2.Dealer Suzuki Indojaya Tugu 3.Klinik Bersalin Amanah 4.Pasa Kranggan 5.Amanda Brownies
perancangan kota
penggal jalan diponegoro
14
DIPONEGORO REVITALIZATION
IDENTIFIKASI & ANALISIS
urban space identification & analysis: Land Use
berdasarkan fungsi by function
Urban Design Process (Shirvani, H., 1985)
COMPONENT VISUAL IDENTIFICATION Peruntukan Lahan Makro, yaitu rencana alokasi penggunaan dan pemanfaatan lahan pada suatu wilayah tertentu yang juga disebut sebagai tata guna lahan. Peruntukan ini bersifat mutlak karena telah diatur pada ketentuan dalam rencana tata ruang wilayah(Permen PU No.6,2007:15)
Land use decisions establish the relationship between circulation/ parking and density of activities, uses within urban arean. There are different areas within an urban setting with different capacities for intensity, access, parking, transportation system availability and finally, demand for individual uses( Shirvani,1985:8).
Unsur Prinsip-prinsip penataan struktur penataan lahan: 1) Secara fungsional, meliputi penataan: a. Keragaman tata guna yang seimbang, saling menunjang( compatible) dan terintegrasi b. Poladistribusi jenis peruntukan yang mendorong terciptanya interaksi aktivitas c. Pengaturan pengelolaan area peruntukan d. Pengaturan kepadatan pengembangan kawasan dengan pertimbangan 2) Secara fisik, meliputi: a. Estetika, karakter, dan citra kawasan b. Skala ruang yang manusiawi dan berorientasi pada pejalan khaki serta aktivitas yang diwadahi 3) Dari sisi lingkungan, meliputi: a. Keseimbangan kawasan perencanaan dengan sekitar b. Keseimbangan peruntukan lahan dengan daya dukung lingkungan c. kelestarian ekologis kawasan (Permen PU No.6, 2007:16-18)
Kualitas
- Regional identity - Linkages to surroundings - Local character - Morphology - Natural features - Socio- economic profile - Uses and activities - Visual analysis - Leisure activities - Existing buildings
- Permeability - Legibility - Richness - Variety - Make connections - Place for people
Kriteria -Types of uses to be permitted within area - The functional relationship that should exist between different downtown areas -The maximum of floor area that can be occupied by each permited use -The scale of new development The types of development incentives that are appropriate and the extent to which they can be used in specified downtown areas.
land use analysis. Elements land use
Strenght -Terletak di dekat Tugu yang merupakan salah satu destinasi utama para wisatawan domestik maupun interlokal -Merupakan daerah pedagangan jasa yang sangat ramai
Weakness -Tata guna lahan yang kurang sesuai dengan kawasan penyangga alam dan budaya, perdagangan dan jasa
Opportunities -Menjadi destinasi utama akan daerah perdagangan dan jasa di daeah sekitar tugu Yogyakarta
perancangan kota
Threats -Daerah menjadi terlalu padat dan ramai tanpa didukungnya dengan tata atur jalan yang benar eperti halnya sirkulasi dan parkir
penggal jalan diponegoro
15
DIPONEGORO REVITALIZATION
IDENTIFIKASI & ANALISIS
urban space identification & analysis: Activity Support berdasarkan fungsi Urban Design Process (Shirvani, H., 1985) by function ACTIVITY SUPPORT SPOT at street level 7
keymap
penggal jalan diponegoro
8
9
6
10
5
4
3
2
1
visualisasi 1
2
3
4
5
6
7
81
9
10
0
100
200 perancangan kota
500 penggal jalan diponegoro
16
IDENTIFIKASI & ANALISIS berdasarkan fungsi by function
DIPONEGORO REVITALIZATION
urban space identification & analysis: Activity Support Urban Design Process (Shirvani, H., 1985)
Unsur Activity support includes all the uses and activities that hep strenghten urban public spaces, for activities, and physica spaces have always been complementary to each other. Activity support does not include only the provision of pedestrian ways or plazas, but also consideration of the major functional and use elements of the city that generate activities. These may include department stores, recreational parks, a civic center, a public library, an others (Shirvani, 1958:37) The integration of indoor with outdoor with outdoor activities is also an imporant dimension of activity support planning. Coordinations with the built environments entails, for example, pedestrian-level access and attractions.In term of physical design, this goal dictates windows, clearly designated entryways, and such spesific land uses as retailing and food service (Shirvani, 1958:39)
Kualitas
- Regional identity - Linkages to surroundings - Local character - Morphology - Natural features - Socio- economic profile - Uses and activities - Visual analysis - Property
- Permeability - Legibility - Variety
Kriteria -Positive with surroundings area
activity support analysis. Elements land use
Strenght -Membuat kawasan semakin hidup dan ramai dengan adanya activity support at street level, seperti pedagang kaki lima, dan warungwarung angkringan
Weakness -Activity support at street level tidak teratur dan kurang diatur bentuk dari pedagang kai lima -Activity support yang banyak menimbulkan sampah(contoh:pedagang kaki lima)
Opportunities -Dapat mendukung perekonomian kawasan Jalan Diponegoro
perancangan kota
Threats Activity at street level dapat menjadi bumerang bagi toko-toko utama, seperti pada pedagang khaki lima yang menutupi fasad dari toko utama
penggal jalan diponegoro
17
DIPONEGORO REVITALIZATION
IDENTIFIKASI & ANALISIS berdasarkan fungsi by function
urban space identification & analysis: Building Form & Massing Urban Design Process (Shirvani, H., 1985)
Skala dan proporsi : Bentuk dan massa bangunan berdasarkan ketinggian bangunan yang tidak teratur terlihat dari skyline yang
FOTO PERBEDAAN WARNA TEKSTUR ,DAN Pada sepanjang jalan diponegoro terdapat perbedaan tekstur dan material Bentuk bangunan : banyak terdapat pertokoan , gedung pemerintahan, bank, ruko pasar dan banguan fasilitas lainnya. Ketinggian bangunan berkisar dari 5
perancangan kota
penggal jalan diponegoro
18
DIPONEGORO REVITALIZATION
IDENTIFIKASI & ANALISIS berdasarkan fungsi by function
urban space identification & analysis: Open Space Pasar Kranggan.
Urban Design Process (Shirvani, H., 1985)
Tugu Yogyakarta.
SISI BARAT
SISI UTARA
OPEN
SISI SELATAN Bank Danamon.
SISI TIMUR
Amaris Hotel Yogyakarta.
Puskesmas Jetis.
0
100
200
Open space merupakan salah satu ruang yang berfungsi dalam aktivitas bersama dan juga sebagai kehidupan manusia. Ruang terbuka tersebut didominasi oleh lingkungan alami dalam bentuk taman, lapangan maupun area konservasi lingkungan hijau. Pada daerah perkotaan ruang membentuk area/kawasan secara luas dan bersifat terbuka. Menurut buku Hamid Shirvani, Urban Design Process 1985 hal 27 , open space memegang arti yang berbeda yang menyangkut daerah lansekap. Hal tersebut terdapat elemen lansekap yang terdiri dari elemen keras(hardscape) dan elemen lunak (softscape). hardscape tersebut meliputi roads(jalan), sidewalks(pinggir jalan pejalan kaki/trotoar ) ,dan juga elemen lunak seperti tanaman dan air. Namun pada ruang terbuka biasanya berupa lapangan jalan, taman (park ) dan sebagainya.
500
KETERAN OPEN SPACE ROAD
perancangan kota
penggal jalan diponegoro
19
IDENTIFIKASI & ANALISIS berdasarkan fungsi by function
DIPONEGORO REVITALIZATION
urban space identification & analysis: Circulation & Parking Urban Design Process (Shirvani, H., 1985) Jalan Asem Gede KELAS JALAN : KOLEKTOR SEKUNDER FUNGSI JALAN : JALAN DUA ARAH
Jalan Diponegoro
DATA
Jalan Bumijo KELAS JALAN : KOLEKTOR SEKUNDER FUNGSI JALAN : JALAN DUA ARAH PARKING 0
100
perancangan kota
200
500
penggal jalan diponegoro
20
IDENTIFIKASI & ANALISIS berdasarkan fungsi by function
DIPONEGORO REVITALIZATION
urban space identification & analysis: Circulation & Parking Urban Design Process (Shirvani, H., 1985)
Sirkulasi dan parkir merupakan elemen yang mempengaruhi pola pergerakan dan kegiatan lingkungan disekitarnya. Sirkulasi berupa jalan mengatur pola pergerakan, dan mengarahkan fasilitas umum seperti angkutan kota. Sedangkan parkir merupakan fasilitas yang menjadi akses untuk pengedara berhenti dan mengakses bangunan. Parkir juga merupakan faktor yang menentukan dampakvisual pada koridor kota. JALAN DIPONEGORO KELAS JALAN : ARTERI
JALAN ASEM GEDE KELAS JALAN : KOLEKTOR
JALAN BUMIJO KELAS JALAN : KOLEKTOR
Permasalahan yang terjadi adalah banyaknya bangunan yang tidak memiliki garis sepadan yang sesuai dengan peraturan. Keadaan ini menimbulkan penyempitan jalan akibat munculnya ruang parkir yang terjadi pada depan bangunan. Hal ini menjadi serius karena keadaan jalan yang ramai namun tidak didukung oleh fasilitas yang memadahi. Begitu juga pada parkir, ruang yang muncul secara liar ini menimbulkan dampak yang negatif baik pada aspek visual maupun sirkulasi.
0
100
200
perancangan kota
500
penggal jalan diponegoro
21
DIPONEGORO REVITALIZATION
IDENTIFIKASI & ANALISIS
urban space identification & analysis: Pedestrian Way
berdasarkan fungsi by function
Urban Design Process (Shirvani, H., 1985) 1
2
5
3 6
4
7
8
DATA PEDESTRIAN 0
1
5
2
6
3
6
100
200
500
4
7
perancangan kota
penggal jalan diponegoro
22
DIPONEGORO REVITALIZATION
IDENTIFIKASI & ANALISIS
urban space identification & analysis: Pedestrian Way
berdasarkan fungsi by function
Urban Design Process (Shirvani, H., 1985)
1
2
5
3 6
4
7
8
PEDESTRIAN 0
Beberapa daerah pedestrian pada site memiliki luas yang besar, sehingga dapat digunakan sebagai ruang terbuka/publik kota yang fungsional.
100
200
500
Permasalahan yang terjadi adalah penggunaan pedestrian sebagai akses juga difungsikan menjadi daerah parkir, sehingga menimbulkan kepadatan dan kesulitan bagi pejalan kaki untuk mekakses jalan.
perancangan kota
penggal jalan diponegoro
23
IDENTIFIKASI & ANALISIS berdasarkan fungsi by function
DIPONEGORO REVITALIZATION
urban space identification & analysis: Signage Urban Design Process (Shirvani, H., 1985)
Identification zone by the special character Direct and Indirect communication, attempts to suit sign to the functional and physical context The Urban Design Process , Hamid Shirvani pg 43. “The Special Character Of An Area” Ÿ Specifying business identity, location, and the goods and services provided is the “direct” purpose of signs. – The Urban Design Process , Hamid Shirvani pg 42.
JL. PANGERAN DIPONEGORO
Pasar Kranggan
Tugu Bangunan Pemerintah
Tugu A. Free-standing signs B. Traffic Directional sign
Special Canopy Sign
Pasar Kranggan
Bangunan Pemerintah
A. Public Service and accessory Signs B. Business Identification Sign C. Building Directory Sign
Projecting Signs
Window Signs
Building identification Signs
perancangan kota
penggal jalan diponegoro
24
IDENTIFIKASI & ANALISIS berdasarkan fungsi by function
Problem : Conflicting Information Confusing Unavailable Obscure Public Similarity- stressing
DIPONEGORO REVITALIZATION
urban space identification & analysis: Signage Urban Design Process (Shirvani, H., 1985) ” Well-designed signs contribute to the character of a building’s facade while enlivening the streetscape, in addition to communicating information about goods and services of individual businesses “ ( Long Beach,1980: 25 )
perancangan kota
penggal jalan diponegoro
25
IDENTIFIKASI & ANALISIS berdasarkan fungsi by function
DIPONEGORO REVITALIZATION
urban space identification & analysis: Preservation Urban Design Process (Shirvani, H., 1985)
PRESERVATION ELEMEN PERANCANGAN RUANG KOTA (Hamid Shirvani, 1985) Menpreservasi sebuah bangunan atau kawasan akan membawa berbagai keuntungan kepada lingkungan dari segi kultur, ekonomi dan sosial.
Sesuatu yang mengandung “Cultural Benefit & Economic Benefit” akan di butuhkan preservasi:
Pasar Kranggan
Tugu
Cultural Benefit : historic resources that offer educational “sense of attachment”.
JL. PANGERAN DIPONEGORO
Bangunan Pemerintah
Economic Benifit : provide an important stimulus in property value, increase in retail sales and commercial rents Tugu
Pasar Kranggan Economic Benifit : ž
ž
Pengembangan perekonomian yang pesat di daerah ini dapat terlihat jelas, dengan adanya Pasar Kranggan, salah satu pasar tradisional yang cukup besar dan terkenal di Yogyakarta. Pasar Kranggan merupakan salah satu pasar tradisional di Yogyakarta yang berada di tengah kota. Lokasi pasar ini berdekatan dengan Tugu Yogyakarta. Pasar tradisional ini telah berkembang dan ditujukan untuk mengakomodir perdagangan ponsel/selular, yang hendak dijadikan salah satu pusat perdagangan IT Yogyakarta.
Pasar Kranggan
Bangunan Pemerintah
Tugu Yogyakarta Cultural Benefit : Monumen Tugu Yogyakarta adalah Landmark dan ikon dari Kota Yogyakarta. Tugu adalah salah satu pembentuk citra kota Yogyakarta. Tugu Yogyakarta menjadi salah satu tolak ukur di dalam menentukan penetapan ketinggian bangunan sekitarnya yang tidak boleh melebihi batas ketinggian dari Tugu Yogyakarta tersebut.
perancangan kota
penggal jalan diponegoro
26
KONSEP PERANCANGAN
KONSEP DESAIN
KONSEP DESAIN BICYCLE PARKING LOT
TO UNDERGROUND PARKING LOT
TO UNDERGROUND PARKING LOT
TAMAN DIPONEGORO
Area parkir sepeda diberikan untuk mengajak lebih banyak pengguna jalan menggunakan sepeda daripada kendaraan bermotor.
2 gerbang masuk dan 2 gerbang keluar disediakan untuk menakses area parkir basement. Area parkir basement dapat menampung 74 ruang parkir mobil dan 304 sepeda motor.
Pedestrian Gate digunakan untuk keluar dari ruang Area open space didesain untuk menjadi pusat parkir bawah tanah dan juga sebagai fasilitas kegiatan rekreasi warga sekitar Jalan Diponegoro. penyebrangan jalan. Gate dapat ditemukan tiap 4075m.
N
KEYMAP
0
100
200
500 HALTE TRANSJOGJA
MAIN CONCEPT Permasalahan utama Jalan Diponegoro setelah proses identifikasi adalah permasalahan pada sirkulasi. Sirkulasi kendaraan bermasalah dengan adanya parkir mobil dan motor ilegal di bagian trotoar utara maupun selatan Jalan Diponegoro. Permasalahan ini diatasi dengan memberikan kantung parkir berupa underground parking lot di bawah sepanjang jalan Malioboro. Berkurangnya area parkir mobil akan memberikan ruang-ruang baru yang akan dimaksimalkan sebagai ruang pejalan kaki, mendukung activity support seperti angkringan dan pedagang kaki lima. Konsep kemudian disempurnakan dengan pengolahan Open Space yang tersedia sebagai ruang beraktivitas bersama, terutama bagi anak-anak dan remaja.
BIKEWAY Pedestrian Gate digunakan untuk keluar dari ruang parkir bawah tanah dan juga sebagai fasilitas penyebrangan jalan. Gate dapat ditemukan tiap 40-75m.
REDESIGNED PEDESTRIAN WAY Pedestrian Gate digunakan untuk keluar dari ruang parkir bawah tanah dan juga sebagai fasilitas penyebrangan jalan. Gate dapat ditemukan tiap 40-75m.
29
UNDERGROUND PARKING LOT
CIRCULATION DESIGN CONCEPT
N
KEYMAP
30
DIPONEGORO REVITALIZATION
CIRCULATION DESIGN CONCEPT
UNDERGROUND PARKING
0
50
100
N
200
500
ENTRANCE GATE Entrance Gate berada sekitar 50 meter dari Perempatan Tugu dan sekitar 60 meter Perempatan Pingit. Jarak ini diharapkan mencegah terjadinya kemacetan di area pintu masuk menuju parkir basement.
VEHICLE PARKING 74 area parkir mobil dan 304 area parkir sepeda motor disediakan di area parkir basement yang dilengkapi dengan parking sensor sehingga sisa parkir terlihat di panel di atas sebelum memasuki area basement.
19,5
CROSSING AREA
VEHICLE CIRCULATION Sirkulasi kendaraan di basement merupakan sirkulasi bebas dua arah berupa kendaraan roda empat dan roda dua. Area parkir merupakan fasilitas yang disediakan khusus untuk area Jalan Diponegoro.
N
perancangan kota
penggal jalan diponegoro
31
min350
400
400
250
CIRCULATION DESIGN CONCEPT
300
Clear Pedestrian Way
100
Bikeway Street Furniture Vegetation Bike Parking Underground Gate
600
4 RUAS JALAN (2 RUAS JALAN UNTUK 1 ARAH)
600
100
min350
Bikeway
Clear Pedestrian Way Street Furniture Vegetation Bike Parking Underground Gate
perancangan kota
penggal jalan diponegoro
32
PEDESTRIAN WAY REDESIGN BIKEWAY BIKE PARKING LOT
CIRCULATION DESIGN CONCEPT
N
KEYMAP
33
CIRCULATION DESIGN CONCEPT PERSPECTIVE VIEW
Zebra Cross Salah satu penanda jalan yang digunakan untuk membantu pejalan kaki menyeberag jalan. Pemberian zebra cross karena keadaan jalan diponegoro yang ramai.
Bench Pemberian kursi pada koridor ko ta d i ka re n a ka n d e s a i n menjadikan sirkulasi pejalan khaki sebagai alur pergerakan utama. Sehingga dibutuhkan furniture untuk mendukung kegiatan pejalan kaki.
Bike Park Selain pejalan khaki desain juga mendukung penggunaan sepeda, sehingga pengadaan tempat parkir sepeda menjadi esensial.
Commercial Board Commercial Board seper pada desain merupakan respon yang diberikan untuk mengatasi keadaan commercial board yang liar dan dak teratur pada keadaan eksis ng.
KEYMAP
Pedestrian Ways Desain pejalan kaki yang didukung dengan furniture dan luas jalan yang memadahi sehingga dapat mengeskpersikan ruang kota yang TraďŹƒc Light sehat. Salah satu furniture yang terdapat pada sisi jalan, bertujuan untuk mengatur sirkulasi kendaraan agar sirkulasi dak macat.
perancangan kota
penggal jalan diponegoro
34
CIRCULATION DESIGN CONCEPT PERSPECTIVE VIEW
Parking Lot Sign
Commercial Board
Pedestrian Ways
Desain pejalan kaki yang didukung dengan furniture dan luas jalan yang memadahi sehingga dapat mengeskpersikan ruang kota yang sehat.
Bench
Basement Park Entrance Fokus desain dari re-design jalan diponegoro adalah pemberian parkir bawah tanah untuk menghemat r u a n g j a l a n s e h i n g ga s i r ku l a s i kendaraan dapat berjalan lancar dan dak bermasalah.
Salah satu penanda jalan yang bertujuan memperjelas pintu masuk menuju basement/tempat parkir yang menjadi fokus dari re-design jalan diponegoro.
Basement Entrance (For Pedestrian)
Sirkulasi yang ditujukan untuk pejalan khaki agar dapat mengakses ruang basement yang digunakan untuk Vegeta on #2 parkir atau jalur penyebrangan. Desain menggunakan tanaman yang terletak diantara pedestrian dan sirkulasi kendaraan sebagai penanda untuk pemisahan sirkulasi keduanya. Selain itu tanaman juga digunakan untuk memperindah koridor kota.
KEYMAP
Pemberian kursi pada koridor kota dikarenakan desain menjadikan sirkulasi pejalan kaki sebagai alur pergerakan utama. Sehingga dibutuhkan furniture untuk mendukung kegiatan pejalan kaki.
Commercial Board seper pada desain merupakan respon yang diberikan untuk mengatasi keadaan commercial board yang liar dan dak teratur pada keadaan eksis ng.
perancangan kota
penggal jalan diponegoro
35
CIRCULATION DESIGN CONCEPT PERSPECTIVE VIEW
KEYMAP
Pedestrian Ways D e s a i n p e j a l a n ka k i ya n g didukung dengan furniture dan luas jalan yang memadahi sehingga dapat membentuk eskpersi ruang kota yang sehat.
Bike Park Selain pejalan khaki desain juga mendukung penggunaan sepeda, sehingga pengadaan tempat parkir sepeda menjadi esensial.
Vegeta on Tanaman hijau merupakan salah satu furniture yang berada dikoridor kota, hal ini bertujuan untuk membantu mengurangi polusi yang dihasilkan oleh kendaraan dan juga dapat berfungsi sebagai shading. Commercial Board Commercial Board seper pada desain merupakan respon yang diberikan untuk mengatasi keadaan commercial board yang liar dan dak teratur pada keadaan eksis ng.
Pedestrian Ways Basement Entrance Desain pejalan khaki yang didukung (For Pedestrian People) dengan furniture dan luas jalan Sirkulasi yang ditujukan untuk yang memadahi sehingga dapat pejalan khaki agar dapat mengakses mengeskpersikan ruang kota yang ruang basement yang digunakan sehat. untuk parkir atau jalur penyebrangan. TraďŹƒc Sign Salah satu penanda jalan yang bertujuan memperjelas pintu masuk menuju basement/tempat parkir yang menjadi fokus dari redesign jalan diponegoro.
perancangan kota
penggal jalan diponegoro
36
CIRCULATION DESIGN CONCEPT PERSPECTIVE VIEW
KEYMAP
Traffic Sign Salah satu penanda jalan yang bertujuan memperjelas pintu masuk menuju basement / tempat parkir yang menjadi fo k u s d a r i r e d e s i g n j a l a n diponegoro.
Vegeta on Tanaman hijau merupakan salah satu furniture yang berada dikoridor Pedestrian Ways kota, hal ini bertujuan untuk Desain pejalan kaki yang membantu mengurangi polusi yang didukung dengan furniture dan dihasilkan oleh kendaraan dan juga luas jalan yang memadahi dapat berfungsi sebagai shading. sehingga dapat memberikan eskpersi ruang kota yang sehat.
Basement Entrance (For Pedestrian) Sirkulasi yang ditujukan untuk pejalan kaki agar dapat mengakses ruang basement yang digunakan untuk parkir atau jalur penyebrangan. Material yang digunakan: Ÿ Rangka : Hollow Ÿ Kaca : E-low
Traffic Sign Salah satu penanda jalan yang bertujuan memperjelas pintu masuk menuju basement/tempat parkir yang menjadi fokus dari redesign jalan diponegoro.
Bench Pemberian kursi pada koridor kota dikarenakan desain menjadikan sirkulasi pejalan khaki sebagai alur pergerakan utama. Sehingga dibutuhkan furniture untuk mendukung kegiatan pejalan kaki.
Pedestrian Ways Desain pejalan khaki yang didukung dengan furniture dan luas jalan yang memadahi sehingga dapat mengeskpersikan ruang kota yang sehat.
perancangan kota
penggal jalan diponegoro
37
TAMAN DIPONEGORO
OPEN SPACE & ACTIVITY SUPPORT DESIGN CONCEPT
N
KEYMAP
38
DIPONEGORO REVITALIZATION
OPEN SPACE CONCEPT RUANG HIJAU - TAMAN DIPONEGORO
Entrance
Entrance
N
0
50
100
200
Diponegoro Park
Lost Space into Public Space
Sebuah taman yang menjadi wadah dari kegiatan dan tempat bersosialisasi masyarakat disekitar jalan Diponegoro. Taman ini dilengkapi dengan fasilitas pendukung seper lapangan olah raga dan taman bermain anak sebagai a rac on sehingga ruang yang tadinya kosong/hilang dapat difungsikan secara maksimal dan menjadi sarana pendukung koridor kota.
Dalam koridor kota dijalan diponegoro masih terdapat banyak ruang yang belum digunakan ataupun belum maksimal. Maka untuk mengatasi permasalahan tersebut dan untuk menjawab kebutuhan masyarakat kelompok mengajukan usulan ruang terbuka hijau yang mampu memberikan wadah untuk bersosialisasi. Maka dari itu ruang ma yang terdapat disekitar jalan diponegoro dimanfaatkan untuk ruang sosialisasi yang efek f berupa taman.
perancangan kota
penggal jalan diponegoro
39
DIPONEGORO REVITALIZATION
OPEN SPACE CONCEPT RUANG HIJAU - TAMAN DIPONEGORO
2 1
3
Mempunyai 3 Fasilitas :
Konsep Desain Ruang Hijau
1. Taman Main Anak-Anak 2. Taman Olahraga 3. Lapangan Basket
1. Mempunyai sirkulasi dan pla orm yang berbentuk berlengkung-lengkung sehingga terlihat fun and friendly. 2. Mempunyai banyak tumbuhan pepohonan yang rimbun sehingga dapat difungsikan sebagai shading alami. 3. Mempunyai banyak ruang yang terbagi sehingga mampuh mengundang berbagai kelompok pengguna.
perancangan kota
penggal jalan diponegoro
40
DIPONEGORO REVITALIZATION
OPEN SPACE CONCEPT RUANG HIJAU - TAMAN DIPONEGORO
Lapangan Olahraga : Salah satu faktor yang mempengaruhi a rac on adalah pengguna, maka dari itu pen ng untuk mengadakan fasilitas yang dapat digunakan oleh semua orang. Lapangan olahraga yang memiliki fasilitas yang menarik dapat menjadi jawabannya, selain untuk berolahraga tempat ini dapat digunakan untuk bermain oleh anak-anak kecil namun juga dapat digunakan untuk bersosialisasi orangorang tua yang ingin berolahraga ringan. Maka dari itu fasilitas ini menjadi sebuah daya tarik yang dapat memaksimalkan fungsi taman kota.
Lapangan Basket : Sebuah ruang publik sebaiknya memiliki sebuah a rac on yang baik sehingga dapat menarik perha an dan mewadahi kegiatan pelaku disekitarnya. A rac on berupa lapangan basket dipilih karena dapat menjadi wadah berak ďŹ tas bagi pelaku disemua umur, hal ini dibuk kan karena kegiatan basket dapat dilakukan semua orang. Sehingga dengan adanya sebuah a rac on yang dapat mewadahi berbagai kegiatan seper berolah raga dan bersosialisai dapat membantu ruang ktoa menjadi lebih hidup dan fungsional.
Permainan Anak : Salah satu a rac on yang dimiliki oleh taman kota adalah taman bermain anak. Pemilihan fasilitas ini didasari dari kepadatan ruang kota yang padat sehingga anak-anak dak memiliki ruang untuk berak ďŹ tas secara aman dan nyaman, maka dari itu taman kota yang menjadi daerah publik kota sebaiknya didukung dengan area yang mewadahi kegiatan anak. Selain mewadahi kegiatan anak fasilitas ini juga menjadi sebuah ruang bersosialisasi warga (orang tua yang mengantar anak) sehingga dapat membuat ruang kota menjadi hidup dan harmonis.
perancangan kota
penggal jalan diponegoro
41
“DIPONEGORO REVITALIZATION”