Newsletter edisi 01

Page 1


REDAKSIONAL

Selamat datang di tahun orong-orong!

newsletter BLURG!NEWSLETTER1STISSUEJAN2018


Kehidupan sosial kita ini, baik disadari maupun tidak, memang secara alamiah mengkonstruksi momentum tahun baru menjadi dekat dengan halhal klise yang terkadang memuakkan. Meskipun begitu, kita masih tetap saja terlena dengan artikel-artikel motivasi yang kita anggap sebagai katalis untuk apapun itu yang seper tinya selalu berserakan di daftar resolusi tahun baru. Seberapapun kekecewaan yang dihasilkan oleh tahun sebelumnya akan perlahan menguap bersamaan dengan tumbuhnya benih-benih semangat baru. Sudah seperti menjadi lagu wajib bagi kita untuk terus berbenah dan merencanakan apa-apa saja yang ingin diraih dalam 365 hari kedepan. Pada pembuka tahun anjing tanah ini, Blurg! menandainya dengan terbitnya newsletter pertama kami ini. Mungkin ini terkesan cukup aneh bagi yang familiar dengan media cetak kami sebelumnya

yang berupa majalah. Umumnya awal tahun selalu identik dengan inovasi baru, namun kali ini Blurg! malah menerbitkan sebuah media cetak yang jauh lebih ramping dari 4 edisi sebelumnya. Bersamaan dengan menyambut tahun ini, kami melakukan banyak refleksi dan pembenahan. Kami menyadari bahwa kesenian harus mampu dikabarkan dalam frekuensi yang lebih luas dari sekedar para pelakunya saja dan kami percaya, dengan mengedepankan media-media yang lebih mudah didistribusikan akan turut mendukung misi kami dalam mengabarkan kesenian yang harapannya dapat meraih atensi lebih dari beragam lapisan masyarakat. Dengan tampil lebih ramping, newsletter ini (semoga saja) sekaligus dapat menjadi pemacu optimisme kami untuk resolusi kami di tahun anjing tanah ini. Selamat membaca dan salam budaya!

oleh: R. Digas Paranggeni

01


EVENT

BLURG!NEWSLETTER1STISSUEJAN2018


Pop Up Podomoro 2017: Tutup dan Sambut Tahun Baru Acara tahunan Pop Up Podomoro untuk kedua kalinya digelar di Kedai Kebun Forum. Acara ini diprakarsai oleh seniman Agung Kurniawan dan menggandeng Jogja Records Store Club untuk mewujudkannya. Pop Up Market yang mengambil namanya dari salah satu toko rilisan fisik legendaris pada era 80 hingga 90-an ini direncanakan untuk digelar selama tiga minggu. Pop Up Podomoro menyajikan bazar rilisan musik yang lebih banyak dibanding dengan tahun sebelumnya, yaitu: Demajors x Toko musik Luwes, Lim unlow n oise, Alt arAp okalips , Otakotor Records x Yogya musik store, Rilisan Fisik, Pengerat shop, DoggyHouse Records, Jajan Musik, Yes No Shop, Thief shop, Loyal Desire, Rara xKaset, Mindblasting Netlabel, Retro Active dan LKLJJN. Selain pop up toko musik, selama tanggal 22 Desember hingga 13 Januari juga terdapat tiga pameran rilisan fisik, yaitu: Kaset Dagelan, pameran 20th Shaggy Dog dan berbagai rilisan album dari Death Vomit. Digelar juga lokakarya dan diskusi buku, di antaranya diskusi bedah buku Pekak oleh Indra Menus,

workshop handmade stuff dari Folksy, workshop video presentation dari Videobattle dan workshop photography oleh Jogjastage. Tidak ketinggalan pula hiburan musik dari Otakkotor Records yang menyajikan konser tunggal band Riverstone serta rangkaian tur dari musisi noise asal Norwegia, Harald Fetveit. Acara pembukaan telah dihelat pada 22 Desember kemarin dengan menampilkan Dunianudia dan Halokabe. Pada acara pembukaan tersebut, digelar lapak pembacaan tarot dari Rugun Sirait dan pembuatan sketsa wajah tidak mirip dari Goyang Ketombe di teras depan Kedai Kebun Forum. Dengan periode acara yang lebih lama dari tahun lalu, panitia berharap segmen masyarakat yang datang lebih luas dan lebih ramai. Untuk teman-teman yang belum sempat datang ke Pop Up Podomoro dan berencana untuk datang, acara ini diadakan hingga 13 Januari 2017 (kecuali hari Selasa) mulai pukul 11.00 WIB – 22.00 WIB, bertempat di Kedai Kebun Forum, Jl. Tirtodipuran No.3, Mantrijeron, Yogyakarta.

oleh: Dida Khalida

03


“Shopping List” Rantique Talenta Estetika @rantic

BLURG!NEWSLETTER1STISSUEJAN2018


REVIEW: FILEM

Mysterious Skin (2004) Sutradara Gregg Araki Tanggal Rilis 24 Juni 2005 Dibintangi Oleh Brady Corbet, Joseph Gordon-Levitt, Elisabeth Sue Durasi 1 Jam 45 menit

Mysterious Skin merupakan filem besutan sutradara Asia-Amerika Gregg Araki yang menceritakan tentang dua orang remaja yang mengalami kekerasan seksual saat masih kecil. Neil McCormick (Joseph Gordon-Levitt) dan Brian Lackey (Bardy Corbet), adalah korban kekerasan seksual yang dilakukan oleh pelatih baseball-nya saat mereka masih menjadi punggawa tim junior baseball di sebuah kota bernama Hutchinson. Filem ini mempunyai dua cerita dengan dua sudut pandang yang berbeda dari Neil dan Brian. Dalam filem ini kita difokuskan oleh cerita dari Neil McCormick dan Brian Lackey dengan pengalaman masa kecil yang tidak biasa, Neil dan Brian pernah

melakukan hubungan seksual dengan pelatih baseball-nya. Filem ini menggambarkan permasalahan yang dialami oleh anakanak dengan pengalaman masa kecil yang tidak biasa. Kekerasan seksual di masa kecil mereka masih membekas hingga mereka beranjak dewasa dan memiliki pengaruh yang sangat besar di kehidupan mereka nantinya. Mysterious Skin tayang pertama kali di ajang Venice International Film Festival ke 61. Filem ini juga mendapatkan berbagai macam penghargaan, antara lain: Bergen International Film Festival tahun 2004, Polished Apple Award tahun 2006 dan Icelandic Queer Film Festival tahun 2006.

oleh: Kevin Aldrianza

05


HAPPEN!

Melepaslandaskan Kebahagiaan ke Awang-awang

Beberapa dari kita mungkin pernah dibuat sebal oleh perjalanan udara. Sebut saja berbagai alasan seperti mahalnya harga tiket penerbangan, pesawat delay, kekhawatiran kita terhadap isu-isu keamanan dan terlebih lagi, rasa bosan yang harus kita hadapi selama melakukan perjalanan udara. Sukar rasanya (paling tidak bagi penulis), untuk dengan sukarela menginjakkan kaki ke dalam sebuah pesawat terbang.

BLURG!NEWSLETTER1STISSUEJAN2018


Akan tetapi, seniman dan koreografer Q i n m i n L i u m e m ilih u n tu k ti da k tinggal diam dengan berbagai macam ketidaknyamanan yang dia rasakan saat melakukan perjalanan dengan menggunakan jasa salah satu maskapai penerbangan. Berdasarkan pengalaman terbangnya yang kurang menyenangkan saat ia melakukan perjalanan udara menuju kampung halamannya, Qinmin Liu memulai proyek seni/bisnis maskapai penerbangannya sendiri yang diberi nama Angelhaha Airline berdasarkan semangat “Fly with Angelhaha, Fly with Happiness.� Angelhaha Airlines memulai jasa penerbangannya pada Desember 2017, menuju berbagai macam acara kesenian di berbagai belahan dunia, dimulai dengan penerbangan per tamanya dari New York menuju Miami (Ar t Basel). Setelah itu, Angelhaha Airlines berencana untuk terbang menuju San Francisco (Untitled) pada bulan Januari, New York (Armory Show) pada bulan Maret, serta menuju Art Basel di Hongkong pada bulan Maret dan Swiss pada bulan Juni mendatang.

Sebagai CEO, representatif maskapai dan kepala pramugarinya sendiri, Qinmin Liu menjanjikan dedikasi dirinya untuk para penumpangnya. Tidak hanya itu, makanan, minuman dan segala macam fasilitas Angelhaha Airlines akan disediakan berdasarkan standar artistik dari Qinmin Liu sendiri. Terlepas dari namanya, Angelhaha Airlines tidak sepenuhnya tepat untuk dibilang sebagai sebuah maskapai penerbangan. Paling tidak, sebuah maskapai penerbangan konvensional. Suasana penerbangan “maskapai� Angelhaha Airlines dibuat sedemikian mungkin untuk Qinmin Liu melakukan pertunjukannya, di mana para penumpang akan berperan sebagai penontonnya. Qinmin Liu menggambarkan Angelhaha Airlines sebagai proyek seni impiannya, di mana dia berharap dapat mengeksplorasi sebuah ruang yang baru untuk melakukan art performance dan memulai suatu proyek seni yang menurutnya dapat mendefinisikan ulang fungsi dari sebuah karya seni.

oleh: korporatvampir

07


REVIEW: MUSIK

King Gizzard & The Lizard Wizard:

Polygondwan Selain milik Ayam Api, tahun 2017 juga milik Kadal Penyihir dan temannya, Si Raja Tenggorokan alias King Gizzard & The Lizard Wizard. Unit psych-rock asal Melbourne ini seakan menolak tinggal di zona nyaman dan terus menjelajahi ambang batas kapasitas mereka. Etos kerja tersebut berhasil mengubah status mereka dari band guyonan yang dulunya menggunakan iPhone sebagai media rekam hingga menjadi salah satu band rock yang paling diperhitungkan saat ini.

Gizz — sapaan singkat mereka — saat ini terus mencuri perhatian dunia lewat produktifitasnya, terutama di tahun 2017. Bermain dengan format dua orang penabuh drum, mempelajari dan memainkan instrumen baru di setiap tahunnya, merilis tiga belas album dalam kurun waktu enam tahun, membuat label rekaman sendiri — Flightless Records — dan juga menjadi headliner di festival musik garapan mereka sendiri — GizzFest — adalah beberapa alasan kuat mengapa mereka layak diberikan sorot paling terang saat ini. Puncaknya ketika Gizz mengumumkan bahwa mereka akan merilis lima buah album dalam kurun

BLURG!NEWSLETTER1STISSUEJAN2018


waktu setahun di 2017. Gagasan gila yang terlahir saat mereka baru saja pulang dari tur Nonagon Infinity di tahun sebelumnya. Beberapa skeptis, beberapa menganggap hal ini sebagai guyonan , sisanya antusias setengah mati dibuatnya. Pentalogi album Gizz di 2017 diawali oleh rilisnya Flying Microtonal Banana di bulan Februari lalu. Disusul album gelap narasi tiga babak tentang kematian

naland dalam Murder of the Universe pada bulan Juli. Berikutnya, album jazz hasil kolaborasi dengan Mild High Club berjudul Sketches of Brunswick East di bulan Agustus dan kemudian muncul album ke-empat, Polygondwanaland yang rilis di pertengahan November lalu. Satu album sisanya dijadwalkan rilis di penghujung tahun 2017. Semua album ditulis dan dirilis di sela jadwal tur mereka yang padat. Albumalbum tersebut sempat memunculkan perdebatan di sekte pendengar setia Gizz yang dibuat bimbang dalam menentukan mana satu album yang lebih baik diantara yang lain. Perdebatan tersebut akhirnya menemukan ujungnya setelah album

Polygondwanaland muncul. Hampir semua sepakat album ini adalah yang terbaik dari katalog pentalogi tersebut, dan bahkan album terbaik Gizz selama ini. Polygondwanaland menghadirkan intisari dari berbagai hal yang mereka pernah buat sebelumnya layaknya sebuah rangkuman. Te m a n-te m a n a k a n d is a m b u t dengan perpaduan indah antara melodi bernuansa abad pertengahan yang dihadirkan oleh permainan seruling & synthesizer tone lawas dengan beat dan irama progresif yang ketat terjaga, kelamnya riff doom metal yang sesekali muncul untuk menakuti, dilengkapi dengan nyanyian ala biarawan penjaga kastil yang mengiang-ngiang. Album ini adalah sebuah contoh pernikahan sempurna antara kedisiplinan tinggi dengan kreativitas yang liar. Polygondwanaland dibagi menjadi 4 babak penuturan; Crumbling Castle, Polygondwanaland, Horology, dan Tetrachromacy. Masing-masing babak dituturkan lewat 3 lagu, terkecuali untuk babak Crumbling Castle, yang dituturkan oleh satu lagu dengan judul yang sama. Menurut Stu Mackenzie — sang frontman dan otak utama di Gizz — masing-masing babak tersebut memiliki plot cerita yang berbeda-beda meski masih terdapat benang merah di antaranya, bahkan dengan album Gizz lainnya.

09


REDAKSIONAL

Album ini adalah sebuah hadiah dari King Gizzard & The Lizard Wizard untuk peradaban seni dan budaya, atau setidaknya untuk kebangkitan genre prog-rock. Mereka mendistribusikan album ini secara gratis di situs resminya dan juga di Bandcamp. Data album yang sakral seperti artwork, template CD dan vinyl juga turut dibagikan. Gizz membebaskan pendengarnya untuk mengunduh, menggandakan dan mencetaknya ke dalam berbagai format sesuka dan sebebas mereka. “We do not own this record. You do. Go forth, share, enjoy.” terang mereka di situs resminya. Berbagai netlabel menyambut kabar ini dengan antusias, mereka berlomba-lomba untuk membuat rilisan Polygondwanaland ala mereka sendiri. Tak sedikit juga label-label baru yang lahir untuk ikut menyemarakkan

perayaan indahnya berbagi ini. Alhasil, teman-teman akan banyak menemukan rilisan fisik album ini dengan berbagai macam versi, yang justru membuat album ini makin terasa spesial. Gaung Gizz dan segala euforia ini dapat diprediksi akan terus terasa sampai setidaknya beberapa tahun kedepan. Yang pasti kita tidak bisa menebak langkah apa lagi yang akan mereka buat, pintu mana lagi — selain “Nonagon Infinty” — yang akan mereka dobrak dan batas mana lagi yang akan mereka tembus.

Just sit back and enjoy this ultimate show. *Sampai tulisan ini dibuat, album kelima dan terakhir King Gizzard & The Lizard Wizard di tahun 2017 belum dirilis.

oleh: Kanosena BLURG!NEWSLETTER1STISSUEJAN2018


11


“Fool” Yessiow @doodleyessiow

BLURG!NEWSLETTER1STISSUEJAN2018


“Rain” Annisa Rizkiana @autonica

13


PILIHAN WARGA

Setiap bulan, kami turun ke jalan dan menemui warga dari berbagai lapisan masyarakat untuk menanyakan apa saja yang perlu dikonsumsi oleh para pembaca. THE ROOM (2003) Filem “The greatest bad movie ever, the worst great movie ever. Cocok disetel ketika butuh senam rahang.” - Digas, Satpam Merapi View Katering Raw/Eat Kuliner “Makanannya enak, Mbak’e nggak kebanyakan fa-fi-fu”

- korporatdewo, Pengusaha Karaoke Syariah VideoPong (http://videopong.net) Webpage “Situs dengan persediaan video paling asik untuk macam-macam keperluan. Mulai dari untuk bahan visual jockey, teaser iklan rokok, bahan halu dan lain-lain. Kekurangannya adalah harus daftar menjadi anggota Video Pong dulu baru bisa menikmati full experience-nya.” - Kevin Parikesit, Pemerhati Budidaya Ikan Ghuabhus

BLURG!NEWSLETTER1STISSUEJAN2018


Scenic Simpsons (@scenic_simpsons) Akun Instagram “Akun instagram berisi potongan-potongan shot cantik di serial The Simpsons. Cocok dikonsumsi untuk teman-teman fotografer, sineas, kartunis, penggemar Simpsons, komunitas Tumblr Jawa Tengah dan pecinta e s t e t i k a.” - Adi Selancar Jaya, Musisi Langganan DC Cafe Qasidah Memes for All Occasions (https://facebook.com/qasidahmemes) Facebook Fan Page “Bentuk keseimbangan Hablum Minalloh Wa Hablum Minannas” - Dida Khalida, Konsultan Perkebunan Buah Naga I Am a Hero (Kengo Hanazawa) Komik “Sensasi zombie apokaliptik yang dikemas dramatis dengan ending yang agak kurang ajar” - Donisingo, Peserta Uji Nyali Season 8 Episode 22 Angkringan Mas Iwan Kuliner “Angkringan tapi jualan chinese food, kwetiauwnya mantap. Ada fotonya mbak Dian Sastro pas berkunjung ke situ pake rok nanggung, kayaknya sih waktu doi masih jadi dara. Sayangnya, tempat ini akan ditutup tanggal 10 Januari, menurut Mas Iwan.” - Nden Zieta, Cosplayer 12 Years a Slave

15


REDAKSIONAL

BLURG!NEWSLETTER1STISSUEJAN2018


General Manager R. Digas Paranggeni Editor korporatvampir Mega Nur Anggraeni Project Manager Doni Y.H Singadikrama Creative Director Kanosena Hartadi Public Relation Dida Khalida Marketing Rangga Eka Sakti Web Master Fandy Achmad Social Media Strategist Angga Y. Saputra Video Content Director Kevin Aldrianza

Editor korporatvampir Production Manager Doni Y.H. Singadikrama Writer Dida Khalida Kevin Aldrianza korporatvampir Kanosena Hartadi Illustrator Doni Y.H Singadikrama Cover R. Digas Paranggeni Layouter R. Digas Paranggeni Contributing Artist Annisa Rizkiana Rahmasar /@autonica Rantique Talenta Estetika /@rantic Yessiow /@doodleyessiow

Alamat Redaksi: 5A Taman Bermain & Belajar Jl. Damai no 5A, Mudal, Sariharjo Ngaglik, Sleman (55581)

blurgproject@gmail.com 082329071277

Risograph printing by

WWW.BLURGMAGZ.COM @blurgproject @galeri.blurg



Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.