Gie dan Pemuda Masa Kini

Page 1

Inspirasi Bisnis dan Pribadi Bertumbuh

JUMAT LEGI, 28 OKTOBER 2016 26 SURA 1950 JE

NO 284 TH KE-70 TERBIT 16 HAL Rp 3.000

Pemilih Pemula Tak Tertarik Pilkada JOGJA, BERNAS -- Pemilihan kepala daerah (pilkada) di DIY ternyata tidak banyak menarik minat dari para pemilih pemula di kota ini. Para pelajar dan mahasiswa yang sudah memiliki hak pilih, bersikap pesimis terhadap pilkada, termasuk para calon pasangan bupati/walikota yang diusung partai politik (parpol),

Berdasarkan survei yang dilakukan Clinic for Community Empowerment Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada Oktober 2016, sekitar 73,24 persen dari 482 sampel

pemilih pemula di kabupaten/kota Yogyakarta bahkan tidak tahu atau mengenal calon kepala daerah yang maju dalam pilkada. Ketidaktahuan atau ketidakpedulian itu dikarenakan

mereka tidak tertarik dan tidak peduli serta tidak menikmati pesta demokrasi tersebut. “Para pemilih pemula ini juga beranggapan para pemimpin sekarang ini lebih pragmatis, arogan dan hanya ingin menang dalam pilkada. Mereka tidak ada yang sesuai dengan harapan para generasi muda,” ungkap Dr Hadi Suyono SPSi MSi, Direktur Clinic for

Community Empowerment Fakultas Psikologi UAD, di kampus setempat, Kamis (27/10). Menurut Hadi, apatisme semacam itu dikhawatirkan akan memunculkan pemilih yang tidak rasional. Para pemilih pemula hanya mengikuti proses pilkada karena desakan keluarga atau lingkungan. ke hal 7

KERETA WISATA

SRI WIDODO/HARIAN BERNAS

PROTES – Spanduk penolakan yang dipasang di mulut jalan Dusun Kroco, Kulonprogo. Warga menolak rencana pembangunan Kantor Pemda Kulonprogo Terpadu.

Terancam Tergusur Kantor Pemda, Warga Resah

KULONPROGO, BERNAS -- Warga pedukuhan Kroco, Desa Sendangsari dan pedukuhan Blumbang, Desa Karangsari resah setelah mendapatkan sosialisasi rencana pembangunan kantor

Lokomotif uap B 2503 menarik dua gerbong wisata saat melintasi jalur rel di Stasiun Bedono, Jambu, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Kamis (27/10). PT Kereta Api Indonesia (KAI) mengoperasikan kembali kereta uap wisata yang melintasi jalur Ambarawa-Bedono setelah dinonaktifkan selama tiga tahun. Jalur yang dilalui kereta berusia 114 tahun tersebut merupakan satu dari tiga jalur rel bergerigi yang tersisa di dunia, selain di India dan Swiss.

Pemda Terpadu di wilayahnya. Sosialisasi rencana pembangunan kantor Pemda Terpadu dilakukan Rabu (26/10) pagi, kemudian malam harinya warga menggelar aksi penolakan. ke hal 7

Bernas Hari Ini - Warga Harus Berani Laporkan Pungli

Hal 3

- UMKM Dominasi Amnesti Pajak

Hal 5

- PSIM vs Perssu Terancam Tanpa Penonton

Hal 8

- Kantor Kecamatan Tempati Bekas Balai RK Hal 10 ADITYA PRADANA PUTRA/ANTARA

Netralitas PNS Diuji pada Pilwalkot JOGJA, BERNAS -- Menghadapi Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota (Pilwalkot) Yogyakarta, netralitas aparatur sipil negara (ASN) menjadi pertaruhan. Terlebih dua calon baik Haryadi Suyuti maupun Imam Priyono merupakan calon petahana yang sudah akrab dengan lingkungan PNS. Pesan tentang netralitas PNS ini muncul dalam acara pisah sambut Walikota Haryadi Suyuti dan Wakil Walikota Imam Priyoni dengan Pelaksana tugas (Plt) Walikota Sulistyo di Balaikota Yogyakarta, Kamis (27/10). “Kami minta agar semua PNS bersikap netral,” ujar ‎Sulistyo. Ia mengatakan tugas Plt Walikota untuk memastikan netralitas PNS selama Pilwalkot nanti. Menurut dia, netralitas PNS merupakan suatu kewajiban yang harus dijalankan. “Sudah secara tegas ada aturannya, mulai dari UU, PP hingga Surat Edaran Gubernur yang meminta netralitas PNS,” katanya. Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Setda DIY itu menambahkan, kehadirannya sebagai Plt juga untuk memastikan urusan pemerintahan

tetap berjalan dan menciptakan ketertiban keamanan kenyamanan masyarakat. “Termasuk mengawal Pilwalkot dan memastikan masyarakat tetap tenang,” katanya. Hal yang sama juga disampaikan Haryadi dan Imam Priyono. “Saya minta para PNS di Pemkot Jogja bisa berdiri tegak menjalankan aturan, termasuk menjaga netralitas selama Pilwalkot nanti,” ujar Haryadi. Menurut dia, sudah ada aturan beserta sanksi yang akan didapat PNS jika tidak netral selama pelaksanaan Pilwalkot. “Saya minta PNS fokus saja pada ketugasanya, untuk kemajuan Kota dan warga Kota Jogja,” pesannya. Wakil Walikota Jogja Imam Priyono meminta PNS supaya tidak mengunggah ke media sosial konten yang berbau dukungan ke salah satu paslon. “Seperti di Facebook menulis minum kopi itu bermanfaat atau berbudaya, itu sudah mengarah,” ujarnya. Bermanfaat merupakan singkatan dari Bersama Imam dan Fadli. Sedangkan berbudaya, sering digunakan pasangan Haryadi dan Heroe Poerwadi. Selain itu, Imam juga me-

ngaku sudah melakukan konsultasi dengan Kementerian Dalam Negeri, terkait cuti di luar tanggungan negara. Selain Kepala Daerah yang harus cuti, Imam mengatakan seharusnya isteri juga harus mundur dari jabatannya saat ini. Dirinya mencontohkan isterinya, Suryani, sudah mundur dari jabatan Wakil Ketua PKK Kota Jogja. “Isteri pak Haryadi juga harus tidak aktif, melepaskan jabatannya,” katanya. Divisi Pencegahan Dan Hubungan Antar Lembaga Panwas Kota Yogyakarta, Iwan Ferdian Susanto, mengatakan posisi ASN dalam proses peyelenggaraan Pilkada harus netral dan tidak berpihak. Ketentuan tersebut tercantum dengan jelas dalam Surat Edaran bernomor B/2355/M.PANRB/07/2015 yang menegaskan Netralitas ASN dan Larangan Penggunaan Aset Pemerintah dalam Pemilihan Kepala Daerah Serentak. Lebih lanjut ia menjelaskan larangan ASN memberikan dukungan kepada calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dalam pilkada juga termuat dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 Pasal 70 ayat (b) dan UU Nomor 5 Tahun

2014 tentang Netralitas ASN. Ketentuan lebih jelas tentang netralitas ASN dan sanksinya terdapat dalam Pasal 4, angka 15 Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS. “Setiap pelanggaran yang

dilakukan oleh ASN terkait netralitas akan dijatuhi tindakan tegas dan ancaman jenis hukuman berupa sanksi disiplin berat berupa pemberhentian tidak dengan hormat sebagaiASN/PNS,” katanya. (age)

Sultan : Jaga Netralitas PNS JOGJA, BERNAS -Asisten Sekda Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemda DIY, Sulistyo, secara resmi dilantik sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Walikota Yogyakarta menggantikan Haryadi Suyuti, selaku Walikota Yogya yang baru habis masa jabatannya pada 20 Desember 2016 ini. Pelantikan dilakukan oleh Gubernur DIY, Sultan Hamengku Buwono X, di Kepatihan, Kamis (27/10). Gubernur mengharapkan Plt Walikota Yogyakarta bisa menjalankan tugas kepala daerah di saat masa cuti pilkada ini. Apalagi, Sultan menganggap bahwa ada beberapa pekerjaan penting yang harus dilakukan

Plt Walikota, diantaranya memfasilitasi pemilihan walikota serta memastikan netralitas Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kota Yogyakarta. “Pelaksana tugas juga memiliki kewajiban untuk mempersiapkan persyaratan administrasi guna pencairan anggaran pilwalkot, Rp 14,9 miliar. Tak hanya itu, paling penting juga mampu menjaga netralitas PNS sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku,” kata Sultan. Sulistyo mengaku siap menerima jabatan sebagai Plt Walikota Yogyakarta. Ia mengaku siap mengikuti semua peraturan ke hal 7

Anies Tertarik Pendekatan Penataan Kali Code JOGJA, BERNAS - Calon gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengaku tertarik dengan model pendekatan penataan permukiman warga yang tinggal di sepanjang bantaran Kali Code, Kota Yogyakarta. “Ini adalah contoh bagaimana penataan warga di kampung kumuh di daerah aliran sungai dilakukan dengan niat mengubah nasib menjadi lebih baik, bukan semata-mata menegakkan aturan,” kata Anies saat mengunjungi permukiman warga di bantaran Kali Code, Kota Yogyakarta, Kamis (27/10). Ia mengatakan penataan permukiman Kali Code Yogyakarta tidak terlepas dari jasa seorang tokoh masyarakat setempat, Romo Mangun Wijaya yang pada tahun 1980-an menginisiasi perubahan kawasan kampung kumuh di Kali Code menjadi sabuk hijau. “Itulah sebabnya kami selalu mengatakan kita perlu menata ulang, bukan semata-mata soal menegakkan aturan dan prinsip ini yang dipegang wali kota dan Gubernur (DIY). Ini yang menginspirasi,” kata dia. Meski demikian, Anies menyadari

BAGUS KURNIAWAN/DETIK TRAVEL

KALI CODE –Kawasan pemukiman di pinggir kali Code. Kawasan ini menjadi model penataan kawasan kumuh menjadi sabuk hijau.

metode penataan Kali Code tidak serta merta dapat diterapkan sepenuhnya

di daerah lain, termasuk untuk DKI Jakarta. Setiap daerah, menurut Anies,

memiliki persoalan yang berbeda sehingga membutuhkan solusi yang berbeda pula. “Tentu di Jakarta persoalannya berbeda tidak bisa dengan solusi yang sama persis,” ujar mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu. Kondisi persoalan penataan sungai di Jakarta dengan Yogyakarta , menurut dia, tidak bisa disamakan. Ia mencontohkan, di Jakarta terdapat persoalan penyempitan lebar sungai dari seharusnya 8 meter menjadi 1,5 meter, sedangkan di Yogyakarta problem itu tidak ada dalam penataan sungai sehingga kebijakan relokasi tidak diperlukan. “Jadi saya tidak pernah berjanji hanya akan menata, tetapi yang penting adalah semua orientasinya menata dengan dialog dan semangatnya mencari solusi yang membahagiakan semuanya,” tegasnya. Perwakilan Komunitas Kali Code, Ariyanto, mengatakan Kali Code yang dulu masuk katagori lingkungan kumuh telah berubah menjadi sabuk hijau. Kawasan itu, menurut dia, juga telah menjadi percontohan untuk penataan kampung kumuh di berbagai daerah lain seperti Malang dan Ambon. ke hal 7

Ma araman

Gagal Wisuda W

isuda adalah saat yang paling dinantinantikan semua mahasiswa. Hari yang membanggakan itu sangat ditunggu karena merupakan akhir dari perjuangan kuliah selama bertahun-tahun. Tidak heran jika wisuda sering dirayakan dengan pesta bersama teman dan keluarga. Kebahagiaan ini pula yang dirasakan Awal, 21 tahu, seorang mahasiswa salah satu universitas negeri di Yogyakarta yang pada Sabtu silam “seharusnya” diwisuda. Mahasiswa asal Kalimantan Barat ini sengaja tidak mengundang orang tuanya lantaran kesehatan orang tua semata wayangnya yang sedang tidak baik. Ia memilih mengundang adiknya yang kuliah di Surabaya sebagai saksi di hari bahagia itu. Si adik tiba di Yogyakarta pada hari Jumat sore. Saking gembiranya karena lama tak jumpa, mereka berdua menghabiskan malam bahagia itu sambil bermain PES hingga dini hari. Karena lelah habis perjalanan jauh dan lelah begadang sambil bermain PES, keduanya tertidur pulas. Pagi harinya, Awal terbangun dari tidur dengan kepanikan luar biasa. Spontan ia berteriak panik saat melihat jam dinding di kamarnya menunjuk pukul 10.30 WIB. Awal pantas panik karena pagi itu seharusnya ia berada di kampus sebelum pukul 08.00 WIB untuk mengikuti upacara wisuda. Mau nekat berangkat ke kampus jelas nggak mungkin. Sebab, upacara wisuda pasti sudah hampir rampung. Awal hanya bisa terduduk lemas. Bayangan menerima gulungan berisi ijazah serta pemindahan kucir topi wisuda, lenyap seketika. Ia hanya bisa membayangkan teman-temannya tertawa bahagia saat diwisuda. Sementara sang adik hanya bisa terdiam menyaksikan kakaknya gagal diwisuda.(jay)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.