JUMAT LEGI, 10 FEBRUARI 2017 13 JUMADIL AWAL 1950 JE
NO 072 TH KE-71 TERBIT 16 HAL Rp 3.000
Keraton-Pakualaman Bentuk Tim Gabungan
JOGJA, BERNAS - Kasultanan Keraton Yogyakarta dan Kadipaten Pakulaman membentuk tim untuk penyusunan dan penyempurnaan sesuai amanat Undang-Undang No.13 tahun 2012 khususnya pasal 43. Salah satu tugasnya adalah menyusun aturan tentang mekanisme suksesi raja atau adipati yang bertahta. "Telah dibentuk tim yang terdiri dari lima orang baik dari Kasultanan maupun dari Pakulaman," ujar Didik Purwadi, Asisten Keistimewaan Setda DIY, dalam rapat Pansus Pengawasan Pelaksanaan UUK DIY di DPRD DIY, Kamis (9/2). Pembentukan tim tersebut tak lepas dari munculnya aspirasi warga saat publik hearing yang meminta Keraton dan Pakualaman segera menyusun dan menyempurnakan aturan internal. Aturan tersebut juga menyangkut mekanisme suksesi raja atau adipati yang bertahta. Menurut Didik, Pemda DIY telah memfasilitasi dengan menggelar rapat koordinasi Keistimewaan, Rabu pekan lalu. Pertemuan itu melibatkan sejumlah lembaga terkait yakni Asisten Keistimewaan,
Dinas Kebudayaan, Dinas Pertanahan dan Tata Ruang serta Kasultanan dan Kadipaten. "Rapat itu khusus menyikapi Pasal 43 UUK DIY," ucapnya. Menurut Didik, atas tahapan itu, hasil pada rapat pertama Keistimewaan ada beberapa hal yang sudah disepakati. Salah satunya adalah Keraton dan Pura Pakulaman membentuk tim penyusun yang terdiri lima orang yang bertugas menyempurnakan peraturan seperti amanat di dalam Pasal 43 UUK DIY. Hasil rapat koordinasi itu juga memetakan perihal kewenangan dalam melaksanakan amanat pasal 43 UUK. Menurutnya Pemda DIY hanya akan bekerja apa yang menjadi kewenangannya, namun ada hal-hal yang menjadi kewenangan Keraton dan Pakualaman. "Yang terkait dengan perintah langsung kepada Keraton dan Pakualaman maka Pemda DIY tidak ingin mencampuri urusan sama sekali. Kita bisanya memberikan fasilitasi bilamana diperlukan," katanya. Selama tim bekerja, Pemda DIY tidak ingin mencampuri urusan itu. Setelah ke hal 7
Bernas Hari Ini - Wisatawan Merasa Dipuncak Awan - Jogja Air Show Digelar di Denggung - Jalan Rusak Masih Bertebaran - Distribusi Blangko KTP Molor
Hal 9 Hal 11 Hal 12 Hal 14
KAMPANYE PILKADA
Tanah PAG Jadi Rebutan Ahli Waris IRWANSYAH PUTRA/ANTARA
KULONPROGO, BERNAS – Setelah keturunan Paku Buwono X mengajukan gugatan atas kepemilikan lahan Paku Alaman Ground (PAG) yang terkena proyek bandara Kulonprogo, kini muncul gugatan intervensi untuk obyek yang sama. Penggugat intervensi ini juga mengaku keturunan Paku Buwono X yang mengkalim punya bukti kepemilikan yang sah atas tanah PAG.
Gugatan intervensi ini diajukan oleh tiga orang, yakni BRAY Koes Siti Marlia, M Munier Tjakraningrat, dan M Malikul
Adil Tjakraningrat. Gugatan intervensi ini telah diajukan ke Pengadilan Negeri Wates dengan perkara perdata No 195/
mat dalam mengenali warga di lingkungan Tempat Pemungutan Suara (TPS). "Petugas TPS nanti harus memastikan kalau yang datang memilih itu warga yang tinggal disekitar TPS berdasarkan DPT (daftar pemilih tetap)," tegasnya. Hasil pemetaan Bawaslu DIY mengungkapkan separo dari jumlah TPS khususnya di Kota Yogyakarta rawan terjadi kesalahan administrasi. "Ada sekitar 400-an TPS," lanjutnya. Menurut Najib banyak TPS di Kota Yogyakarta yang rawan terjadi pelanggaran karena dimungkinkan petugas KPPS menyalahi prosedur atau memang petugas tidak memahami prosedur."Juga bagi kaum difabel rawan tidak memilih karena tidak memiliki akses untuk mencoblos," katanya. Sedangkan untuk pemetaan kerawanan di Pilkada Kulonprogo, Bawaslu mengungkapkan adanya potensi politik uang di sejumlah TPS. "Ini tidak bisa kami sebutkan TPS mana saja. Tapi kami akan intai terus," ujarnya. Ketua KPU DIY, Hamdan Kurniawan, mengatakan setiap
ke hal 7
EMBONG SALAMPESSY/ANTARA
HARI PERS NASIONAL - Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat, Margiono (kiri), selaku penangung jawab Hari Pers Nasional (HPN) 2017 menyerahkan penghargaan Karya Besar Jurnalistik kepada Karni Ilyas (kedua kanan), Kepeloporan Pers kepada Peter F Gontha (kedua kiri) dan penghargaan Press Card Number One kepada Wahyu Mulyadi (kanan) di Ambon, Maluku, Kamis (9/2). JAKARTA, BERNAS - Wakil Ketua MPR RI Tauf ik Kurniawan mengharapkan pers dapat menjadi jembatan yang mencerahkan dan mencerdaskan bangsa di tengah suasana politik Indonesia yang sedang hangat saat ini.
"Suasana politik saat ini sedang hangat menjelang berbagai perhelatan dan kontestasi Pilkada serentak 2017," kata Taufik melalui pernyataan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Kamis (9/2). Taufik mengatakan hal itu
keturunan langsung dan ahli waris sah dari BRAY Moersoedarinah alias Ratu Hemas. Radi juga menegaskan jika kliennya memiliki bukti kuat kepemilikan lahan tersebut berdasarkan Akta Eigendom Nomor 674 Verponding Nomor 1511. Menurut Radi, berdasar akta tersebut menjadikan lahan terkait ke hal 7
Pdt.G/2016/PN.Wat pada Rabu (8/2) lalu. Ketiganya mengaku keturunan PB X, ahli waris sah dari BRAY Moersoedarinah yang merupakan permaisuri Paku Buwono X. Radi Sujadi, kuasa hukum penggugat intervensi, mengatakan gugatan diajukan karena kliennya merupakan
Bawaslu DIY Waspadai Pers Jadi Jembatan Pemilih Ganda Mencerdaskan Bangsa
JOGJA, BERNAS -Pelaksanaan Pilkada serentak di Kulonprogo dan Kota Yogyakarta makin dekat. Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) DIY mewaspadai munculnya calon pemilih ganda karena memiliki lebih dari satu Kartu Tanda Penduduk (KTP). Ketua Bawaslu DIY, Mumahammad Najib, mengatakan sebagai lembaga pengawas pemilu pihaknya terus memantau perkembangan dengan tujuan prosesi Pilkada berjalan tanpa pelanggaran. Termasuk isu terkait adanya pemilih ganda, pihaknya mengaku telah berkoordinasi langsung dengan Biro Tapem DIY ataupun Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Kulonprogo atau Kota Yogyakarta. "Kami sudah pastikan dengan instansi terkait bahwa tidak ada KTP ganda. Namun begitu kami tetap waspada," kata Najib dalam Diskusi Patriarkisme Politik Di Pilkada 2017 di KPU DIY, Kamis (9/2). Pihaknya meminta kepada penyelenggara pemungutan suara seperti KPPS untuk cer-
Warga menghadiri kampanye akbar pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Aceh Besar nomor urut dua, Saifuddin Yahya (Pak Cek)-Juanda Djamal yang diusung Partai Aceh di lapangan Bola Kaki Neuhen, Kecamatan Masjid Raya, Kabupaten Aceh Besar, Kamis (9/2). Selain Partai Aceh pasangan Saifuddin Yahya (Pak Cek)Juanda Djamal juga mendapat dukungan dari partai nasional Gerindra, PKS, Demokrat dan PPP.
Ma araman
menyikapi peringatan Hari Pers Nasional (HPN) tahun 2017 yang puncak acaranya diselenggarakan di Ambon, Kamis (9/2). Menurut Taufik, sejak era reformasi bergulir sekitar dua dasa warsa lalu, pers merupakan salah satu pilar penting dalam kebangkitan kehidupan berbangsa dan bernegara, khususnya kesadaran terhadap nilai-nilai demokrasi. Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini menegaskan, pers telah menjadi bagian dari pembangunan dan konsolidasi demokrasi, bahkan telah menjadi salah satu pilar demokrasi itu sendiri. "Pers memiliki peran penting dalam menentukan kualitas demokrasi di Indonesia," katanya. Menurut Taufik, di tengah suasana politik yang sedang hangat menjelang berbagai perhelatan dan kontestasi Pilkada serentak saat ini, diharapkan pers dapat menjadi jembatan informasi yang mencerahkan dan mencerdaskan. Saat ini, kata Taufik, bangsa Indonesia sedang dilanda ramainya berita dan informasi ke hal 7
Hantu Palsu
M
ati listrik yang melanda Sleman pada Rabu (8/2) silam membuat kesan tersendiri bagi Yudha, 17 tahun. Meski sudah terbiasa menghadapi listrik mati, namun kali ini benar-benar luar biasa. Saat aliran listrik padam, pelajar SMA itu sedang mengambil makan di ruang makan. Kebetulan rak piring berada dekat dengan dapur dan sumur. Berbekal lilin sebagai sumber penerangan, Yudha bergegas ke rak piring. Namun, sebelum berhasil ngambil piring, ia kebelet buang air kecil. Kebetulan juga kamar mandi dan toilet tak jauh dari dapur dan sumur. Ia pun memberanikan diri kencing di toilet, masih dengan lilin sebagai sumber penerangan. Ketika sedang kencing, tiba-tiba ada yang memanggil namanya. Yudha pun ketakutan. Seluruh badannya merinding. Apalagi, ketika ia menoleh ke belakang, ada sesosok berbentuk manusia. Yudha makin panik. Tanpa sadar, kencingnya pun ke mana-mana, termasuk kena “hantu” itu. Ternyata, “hantu” itu tak lain adalah sepupu Yudha. "Sialan, kamu Yud! Kena badan nih! Untung gak kena muka!," kata sepupu Yudha uring-uringan. Rasa takut mendadak hilang. Yudha malah tertawa ngakak karena kejadian tak terduga itu.(jay)
Angkringan Jadi Tempat Transaksi PSK JOGJA, BERNAS – Warung angkringan selama ini menjadi tempat paling nyaman untuk makan-minum serta bersosialisasi. Namun, belakangan ini para Pekerja Seks Komersial (PSK) juga mulai memanfaatkan angkringan untuk transaksi seks. Kasus tersebut ditemukan petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DIY saat merazia kegiatan prostitusi di Kampung Mrican, Giwangan, Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Rabu (8/2) malam. Dalam razia itu pertugas berhasil menjaring 14 PSK bersama seorang lelaki pelanggannya. Kepala Bidang Penegakan Perda Satpol PP DIY, Suhartini, menyebutkan razia tersebut sebagai bentuk penegakan Perda DIY No.18/1954 tentang pelacuran di tempat umum. Operasi dilakukan sejak pukul 23.30 WIB, Rabu (8/2), hingga pukul 00.30 WIB, Kamis (9/2) dini hari. Selama sejam terjaring 15 orang dari beberapa titik di kampung tersebut. "Ada14 orang perempuan yang diduga kuat sebagai PSK dan seorang hidung belang yang telah transaksi tapi
belum masuk kamar. Kesemuanya kita amankan," kata Suhartini, Kamis (9/2). Menurutnya, kampung Mrican sebenarnya telah mendeklarasikan diri sebagai kampung bebas prostitusi. Namun, faktanya tindakan prostitusi masih
ILUSTRASI RONNEE
berlangsung dari pinggiran kampung yang tak jauh dari Terminal Giwangan. "Mereka memanfaatkan angkringan dan warung untuk transaksi. Jika telah terjadi kesepakatan, mereka lantas menuju kamar yang ada di belakang angkringan,"
katanya. Suhartini mengungkapkan, para PSK ini menggunakan modus dengan bepurapura nongkrong menjadi pelanggan di angkringan. Di saat bersamaan, para lelaki hidung belang berdatangan ke angkringan tersebut kemudian terjadi transaksi. "Mereka mangkal di angkringan atau warung yang di belakangnya tersedia kamar," katanya. Menurut Hartini dari pengakuan para PSK terungkap bahwa untuk sekali kencan mereka mematok tarif sebesar Rp50.000 . Itu pun harus dikurangi Rp10.000 untuk membayar sewa kamar rumah warga tersebut. Dalam sehari, para PSK melayani setidaknya dua pria hidung belang. Para PSK tersebut berasal tak hanya dari lokal DIY tapi juga dari berbagai daerah luar DIY. "Justru mayoritas berasal dari luar DIY," kata Suhartini. Menurut Suhartini, sebagian besar para PSK itu berusia di bawah 30 tahun. Permasalahan ekonomi dan keluarga melatarbelakangi mereka terjun ke praktik prostitusi. ke hal 7
www.
cetak.harianbernas.com/24391