08 adv riau bangkit 30112012

Page 1

8 METRO RIAU JUMAT, 30 NOVEMBER 2012

WAKIL Gubri, HR Mambang Mit didampingi Kadisdik Riau, HM Wardan menyerahkan bantuan pendidikan kepada siswa berprestasi. Pemberian bantuan ini, bentuk komitmen Pemprov Riau dalam meningkatkan pelajar berprestasi.

Perlu Dukungan Semua Pihak

MENGUNJUNGI museum merupakan salah satu kegiatan positif yang bisa dilakukan para remaja dan pelajar, untuk mengisi waktu di luar sekolah. DUKUNGAN semua pihak sangat diperlukan dalam mengatasi keberadaan geng motor dan aksi balapan liar dikalangan remaja dan pelajar saat ini. Mulai pihak orangtua, sekolah, pemerintah, aparat kepolisian, maupun masyarakat perlu bersatu padu dalam masalah ini. Kondisi geng motor ini berawal dari kegiatan anak remaja yang berkumpul satu sama lain. Lantaran tidak ada kegiatan, mereka mulai dengan adu balap motor liar di jalanan. Aksi balap motor liar ini, akhirnya berkembang dan menjurus kearah tindakan kriminalitas, sehingga prilaku mereka ini meresahkan masyarakat. Menyikapi keadaan ini, Sekdaprov Riau, Wan Syamsiryus, menegaskan beberapa waktu lalu, agar persoalan geng motor itu dapat segera diatasi dan ditanggulangi agar tidak berkelanjutan. Pihak sekolah juga diminta untuk meningkatkan pengawasan terhadap peserta didiknya, mengingat memang sebagian besar anggota geng motor tersebut adalah pelajar. Penegasan Sekdaprov Riau itu, mendapat respon langsung dari Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau, HM Wardan. Ia meminta seluruh sekolah untuk dapat melakukan pengawasan yang lebih ketat lagi terhadap peserta didiknya. Solusi yang dapat dilakukan dengan sikap represif, yakni melakukan penyitaan motor yang digunakan, disaat mereka tertangkap sedang melakukan balapan liar. Tak hanya itu, juga perlu sikap preventif atau pencegahan, dengan cara melakukan identifikasi pada setiap geng motor yang digunakan remaja dan pelajar tersebut. Namun begitu, antisipasi lain yang

bisa dilakukan adalah menfasilitasi penyaluran keinginan mereka dengan membuat sebuah perlombaan yang legal, seperti kompetisi-kompetisi balap pemula dan sebagainya. Jika hal ini ditangani dengan baik, tentunya kegiatan balap yang dilakukan kalangan remaja dan pelajar tersebut akan dapat membuahkan prestasi. Untuk menyalurkan bakat mereka tersebut, pembangunan sirkuit perlu dipikirkan. Sebab selama ini, karena belum adanya sarana pendukung seperti sirkuit untuk balap, membuat para remaja dan pelajar itu akhirnya menyalurkan bakat mereka di jalan raya, sebagai upaya menunjukan ketangkasannya dalam berkendaraan. Akibat keberadaan geng motor tersebut, yang biasanya aksi mereka lakukan itu pada malam hari, membuat masyarakat enggan keluar rumah, karena takut dan khawatir menjadi korban kebrutalan geng tersebut. Kendati begitu, tentunya setiap persoalan pasti ada jawabannya. Semua berpulang kepada pihak terkait, agar secara bersama-sama mengatasinya. Apalagi, pihak kepolisian dalam mengatasi persoalan ini perlu ditangani secara tegas. Seperti, mengungkap pelaku utama dari tindak kejahatan dari geng motor itu. Dan sejumlah pengungkapan dan penangkapan terhadap ketua geng motor ini sudah dilakukan. Tapi dengan cepat tanggapnya pihak kepolisian dan telah menangkap beberapa ketua geng motor saat ini, situasi sudah semakin baik dan kondusif. Diharapkan semua, masalah ini tidak terulang dan terjadi lagi kedepannya. (adv)

KALANGAN remaja dan pelajar membutuhkan fasilitas sarana pendukung untuk menyalurkan bakat dan minat mereka. Program Car Free Day yang dilakukan Pemprov Riau, menjadi satu salah solusi hal itu.

Cegah Kenakalan Pelajar dengan Beragam Ekskul PEMERINTAH Provinsi Riau serius dan komit dalam menangani persoalan pemuda dan remaja. Lewat Satuan Kerja (Satker) yang dibentuknya, mulai dari Dinas Pendidikan, Dinas Pemuda dan Olahraga, hingga instansi lain, seperti lembaga menangani masalah seni, Pemprov Riau tidak hanya menangani berbagai permasalahan yang dihadapi pemuda dan remaja, namun terus meningkatkan kualitas dari para generasi muda ini. Dinas Pendidikan dengan fungsinya, selain menciptakan pelajar yang baik dan berprestasi, pihaknya juga mengarahkan kemampuan, bakat, serta minat para siswa pada berbagai kegiatan ekstra kurikuler (ekskul) di masing-masing sekolah. Upaya ini dilakukan, agar tidak lagi ada ruang mereka melakukan kenakalan seperti tawuran ataupun geng motor, yang berimbas pada keresahan lingkungan dan rusaknya masa depan. Makanya, diharapkan lewat beragam ekstra kurikuler tersebut, mereka dapat berlomba-lomba meningkatkan prestasi sesuai bakat dan kemampuannya masing-masing. “Banyak pelajar berprestasi yang dihasilkan dari sejumlah sekolah, karena memang sistem pendidikan kita sudah mengarah kepada peningkatan yang cukup baik. Tidak hanya prestasi tingkat nasional saja, tapi juga internasional. Demikian juga bidang ekstra kurikuler yang dilaksanakan pihak sekolah dan pelaksanaannya usai proses belajar,” ungkap Wakil Gubernur Riau, HR Mambang Mit, kepada wartawan, beberapa waktu lalu. Sebagai bentuk dukungan itu, Dinas Pendidikan melalui program yang sudah menjadi agenda tahunannya melaksanakan berbagai lomba, baik dibidang akademis maupun non akademis (ekstra kurikuler). Adapun program itu, diantaranya Olimpiade Sains Nasional (OSN) yang merupakan ajang dibidang akademik, Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) dan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) meru-

pakan lomba dibidang ekstra kurikuler. “Melalui ajang lomba yang kita lakukan ini, hendaknya dapat membentuk generasi yang cerdas komprehensif, produktif, inovatif, dan sehat dalam berinteraksi sosial. Selain meningkatkan generasi unggul dalam beragam prestasi, lewat lomba tersebut dapat menciptakan pelajar yang baik dan bebas dari kenakalan,” terang Kepala Dinas Pendidikan Riau, HM Wardan, beberapa waktu lalu. Peranan sarana dan prasarana pendukung, turut menjadi perhatian Pemprov Riau, agar kegiatan ekstra kurikuler yang dilaksanakan para pelajar di sekolahnya masing-masing dapat menelurkan prestasi dibidangnya. Tentunya, dalam melengkapi sarana dan prasarana tersebut, perlu adanya dengan berbagai pihak, baik tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi, maupun Pusat. Tak hanya itu, dukungan dari pihak swasta juga sangat diharapkan, sehingga dengan adanya kelengkapan sarana pendukung itu, dapat memudahkan dan menambah motivasi kalangan pelajar untuk berlatih dalam meraih prestasi. Dibalik itu semua, ada hal yang sangat penting, dimana semua pihak harus memahami tentang remaja, sesuai dengan umur dan masa mereka. Yang jelas, remaja terus mengalami kepribadian dinamis dan mudah menyerap apa saja yang mereka lihat dan rasakan di sekelilingnya. Oleh karena itu, Mambang mengatakan bahwa hal ini harus dilakukan pembinaan secara komprehensif dengan melibat-

kan pihak terkait. Mulai dari rumah, pihak sekolah, maupun masyarakat sekitarnya. Ketika mereka di rumah, peranan orangtua menjadi sangat penting dalam membentuk moral anak. Begitu juga di sekolah, peranan guru turut mempengaruhi prilaku mereka. Termasuk dalam kemasyarakatan, peran tokoh masyarakat, tokoh agama juga terbilang penting. Saat siswa di sekolah, mereka tidak hanya sebatas belajar saja. Namun diluar pembelajaran, pihak sekolah dapat menuntun para anak didiknya agar dapat mengikuti kegiatan yang bermanfaat untuk diri mereka, seperti lewat kegiatan ekstra kurikuler. “Saat ini, beragam ekstra kurikuler disediakan pihak sekolah. Mulai dari kegiatan olahraga, seni, maupun keagamaan. Dengan banyak kegiatan tersebut, maka siswa dapat memilih bidang mana yang menjadi minat maupun bakat dari mereka itu,” tambah Wardan. Selain itu, terang Wardan, pembinaan keimanan melalui guru agama setiap pelajar juga perlu menjadi perhatian yang serius dikemudian hari, agar akhlak mulia mereka semakin bertambah seiring berjalannya waktu. Dalam membentuk kepribadian anak yang baik, hubungan harmonis antar keluarga sangat diperlukan, mengingat dari segi usia mereka masih dalam pengawasan orangtua. Keberadaan orangtua di sini tidak hanya wajib mendidik saja, tetapi juga melakukan pengawasan semua aktivitas anak, baik di dalam maupun di luar rumah. Apabila hubungan harmonis antar keluarga sudah terpupuk dengan baik, maka apapun masalah, bagaimanapun keadaannya, semuanya bisa dibicarakan, termasuk situasi yang ada di luar rumah. Jika bekal didikan dari keluarga maupun sekolah dapat diikuti oleh remaja dan pelajar ini, maka membuat mereka tidak gampang terpengaruh pada hal-hal negatif dalam kehidupannya. (adv)

Isi Kegiatan Positif di Sekolah KEGIATAN positif sedang gencar-gencarnya dilakukan pihak sekolah saat ini. Mulai dari mengikuti organisasi keagamaan dan pengajian hingga mengikuti kegiatan olahraga dan seni. Kegiatan positif yang diadakan pihak sekolah, untuk menghindari para pelajar berbuat hal yang tidak berguna, seperti nongkrong di pinggir jalan, kebut-kebutan, bolos sekolah dan lainnya. Jika seorang pelajar sudah mengikuti kegiatan positif, waktunya akan tersita dengan kegiatan itu. Menurut Kepala Dinas Pendidikan Riau, HM Wardan, beberapa kegiatan positif pelajar sepulang sekolah yang bisa diterapkan oleh pihak sekolah, diantaranya menambah kegiatan ekstra kulikuler yang menarik minat siswa, mengadakan kegiatan outbond yang berguna untuk pembinaan karakter siswa. Lalu, terang Wardan, menerapkan program sekolah berasrama, meningkatkan pelatihan ketrampilan atau entrepreneurship di sekolah maupun di luar sekolah. Atau menghidupkan kebiasaan shalat berjamaah sepulang sekolah untuk meningkatkan kebersamaan. Saat ini, pihak sekolah memberikan beragam bidang olahraga dalam kegiatan positif yang bisa ikuti para pelajar. Seperti voli, futsal, karate, silat, basket, dan lainnya. Jika mereka kurang berminat dibidang olahraga, juga ada kegiatan dibidang seni, musik, vokal group, rebana, theather, dan sebagainya. Begitu ada juga kegiatan Pramuka, Palang Merah Remaja (PMR), dan lainnya. Selain itu, ada juga bidang keagamaan. “Melakukan aktivitas yang bermanfaat seperti ini, tentu bisa menjadi salah satu alternatif untuk mengalihkan perhatian dari

kegiatan yang merugikan. Para pelajar pun sepatutnya menyadari melakukan hal positif yang bermanfaat bagi orang lain, tentunya jauh lebih baik daripada memenangkan ego sendiri,” papar Wardan. Ia mengharapkan para pelajar di Riau dapat menjadi pelajar yang berprestasi. Pelajar yang menjadi panutan dan menjadi kebanggaan. Pelajar yang bisa menjaga nama baik sekolah, daerah bangsa dan Negara. Salah satu kegiatan positif, seperti gerakan Pramuka, memiliki banyak manfaat bagi pelajar khususnya dalam membentuk karakter yang disiplin dan bertanggung jawab. Sebab Pramuka telah diajarkan bagaimana mereka dalam memanfaatkan waktu serta saat sedang mengemban suatu tugas. Selain itu, pelajar yang mengikuti gerakan pramuka juga

akan lebih mencintai alam dan lingkungan sekitarnya. Selain itu, mereka juga belajar cara merawat alam sekitar dan juga lingkungan hidup melalui kegiatan maupun acara-acara kepramukaan, misalnya dengan mengikuti acara reboisasi. Kegiatan pramuka juga dapat meningkatkan kreativitas, sehingga mereka lulus sekolah nantinya, sudah dapat berguna untuk masyarakat dan juga berguna untuk keluarga. Ketika remaja mengikuti kepramukaan maka akan ada ajang kreativitas maupun usaha mandiri atau berwirausaha, seperti pada Lomba Pentalaga. “Dengan acara tersebut, maka kita berfikir bagaimana cara memulai usaha, mengembangkan usaha dan juga mengelola usaha tersebut dengan baik, sehingga kelak kita bisa berguna di tengah masyarakat,” sebutnya. (adv)

KEGIATAN ekstra kurikuler di sekolah dapat mencegah kenalan siswa. (ist)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.